Penanda Kedelai Toleran Aluminium

advertisement
MANFAAT COVER CROPS TERHADAP EROSI
DAN KESUBURAN TANAH
Dahlia Simanjuntak)* J. Matanari **)
*) Dosen Kopertis Wil. I Medan) Dpk Fak Pertanian UNIKA St Thomas
**)
Dosen Fak. Pertanian UNIKA St. Thomas
ABSTRAK
Tanaman kacangan merupakan tanaman penutup tanah (cover crops) yang
sangat berguna untuk mencegah erosi dan melindungi tanah dari sinar
matahari yang terlalu terik dan juga dapat melindungi permukaan tanah dari
air hujan dan mengurangi erosi terutama pada tanaman yang permukaannya
miring, curam atau bergelombang sehingga mengurangi kehilangan unsur hara
akibat pencucian, serta dapat berfungsi untuk mengembalikan unsur hara
yang tercuci dari lapisan dalam dan permukaan tanah.
Dengan gugurnya daun maupun batang kacang-kacangan yang telah mati
akan memberikan kandungan nitrogen yang tinggi, sehingga dapat menstimulir
pekembangan serta kehidupan mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
Selain itu juga pada akar-akar tanaman kacangan terdapat nodul yang
mengandung bakteri rhizobium yang berfungsi megikat udara sehingga dapat
menambah unsur hara tanah.
Tanaman kacangan yang telah menutup tanah juga dapat menekan
pertumbuhan gulma sehingga biaya untuk pengendalian gulma dapat
ditekan.
Dari beberapa spesies tanaman kacangan dilihat dari fungsi penutup tanah
serta sifat-sifat agronomisnya maka yang paling baik digunakan untuk
PENDAHULUAN
Erosi adalah merupakan proses dimana
tanah dan mineral dilepaskan dan
diangkut oleh air, angin dan gaya berat.
Menurut Arsyad (1983) mekanisme erosi
merupakan kombinasi dari dua subproses yaitu:
42
1. Penghancuran struktur tanah menjadi
butir-butir primer oleh energi tumbuk
butir-butir hujan yang jatuh emnimpa
tanah dan peredaman oleh air yang
tergenang (proses dispersi).
2. Pengangkutan
butir-butir
primer
tanah tersebut oleh air yang mengalir
di permukaan tanah.
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
Semakin besar kajadian sub-proses
tersebut
dialami
oleh
permukaan
sebidang tanah tertentu, maka semakin
besar volume tanah yang terangkut
ketempat lain atau dengan perkataan
lain laju erosi tinggi.
Masalah kesuburan tanah erat kaitannya
dengan erosi yang terjadi pada lahan
perkebunan, misalnya perkebunan karet
dimana tofografinya berbukti sehingga
mengakibatkan kesuburan fisik dan kimia
tanah menurun, komposisi air dan udara
rendah. Keadaan ini merupakan kondisi
yang tidak baik untuk pertumbuhan
tanaman.
Berbagai usaha dan metode telah
dicoba dan diterapkan untuk mencegah
atau mengurangi kedua sub-proses
tersebut dalam rangka mencegah atau
mengurangi erosi tanah.
Menurut Arsyad (1983), ada tiga macam
metode pengendalian erosi yaitu:
Metode Vegetatif, Metode Mekanik, dan
Metode Kimia.
Di antara ketiga metode tersebut,
metode vegetatif secara langsung
dapat mencegah ataupun mengurangi
penghancuran struktur tanah oleh butirbutir hujan, serta menahan atau
mengurangi kecepatan dan volume
aliran permukaan (Cox dan Atkins, 1979).
Dalam pelaksanaan metode vegetatif,
antara lain dilakukan dengan cara
penanaman tumbuhan atau tanaman
yang menutupi tanah terus menerus,
dan juga melalui pemanfaatan sisa-sisa
tanaman atau tumbuhan (Residue
Management)
untuk
menutupi
permukaan tanah.
Dari hasil penelitian ternyata jenis
kacangan lebih baik dari rumput
alamiah lainnya karena selain berfungsi
melindungi permukaan tanah dari
hempasan air hujan juga dapat
memelihara
dan
meningkatkan
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN
kesuburan
tanah
serta
menekan
pertumbuhan gulma terutama alangalang (Ronoprawiro, et at, 1984).
Beberapa jenis Cover Corps kacangan.
Jenis kacangan yang banyak ditanam
sebagai cover corps (penutup tanah)
antara
lain
adalah:
Centrocema
Pubescens,
Benth,
Calopogonium
Mucunoides,
Desv,
Pueraria
Phseoloide,Roxb,
Calopogonium
Caeruleum, Centracema Plumieri (Trup.
ex Pers), Benth, Psophocarpus Palustris,
Desv, dan Pueraria Thunbergiama (S. &
Z), Benth
Menurut Ronoprawira, et al (1984) ada
beberapa
kriteria
penilaian
yang
digunakan terhadap spesies kacangan
sebagai
penutup
tanah:
Mudah
diperbanyak melalui biji stek; Dapat
menutup tanah dengan sempurna
dalam waktu yang relatif singkat,
sehingga tanah terlindung dari erosi;
Menghasilkan banyak bahan organik
dan
serasah
yang
berasal
dari
pelapukan batang dan daun sehingga
memperbaiki kesuburan fisik, kimia dan
biologis tanah; Dapat mengikat nitrogen
bebas dari udara, sehingga mengurangi
persaingan antara kacangan dan
tanaman utama dalam penyerapan
nitrogen tanah. Selanjutnya nitrogen
yang diikat dari udara akan dilepaskan
kembali ke dalam tanah dalam bentuk
yang tersedia bagi tanaman utama;
kacangan mempunyai sistem perakaran
yang dalam, sehingga dapat menyerap
unsur hara dari lapisan tanah yang lebih
dalam
kemudian
memindahkannya
kelapisan atas dengan gugurnya daundaun
ataupun
batang
sehingga
memperkaya lapisan permukaan tanah
akan unsur.
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
43
MANFAAT KACANGAN TERHADAP EROSI
DAN KESUBURAN TANAH
Untuk mendapatkan hasil terhadap
tanaman
utama
khususnya
untuk
tanaman perkebunan yang optimum
perlu adanya usaha untuk menciptakan
kelestarian
lingkungan
untuk
pertumbuhan yang maksimal, apakah
berupa
pemupukan,
pengendalian
hama
penyakit,
gulma
serta
pengawetan tanah dan lain sebagainya
(Ronoprawira, 1984 dan Sutijo, 1986).
Penanaman tanaman penutup tanah
kacangan disela-sela pertanaman karet
merupakan
suatu
usaha
yang
mempunyai manfaat luas terhadap
tanaman
perkebunan,
khususnya
tanaman karet (Mangoensoekarjo, 1983)
diantaranya:
1. EROSI
Erosi merupakan peristiwa pindahnya
atau tersangkutnya tanah ataupun
bagian-bagian tanah dari suatu tempat
ke tempat lain oleh media alam seperti
air dan angin. Pada lahan pertanian
kekuatan
erosi
pada
dasarnya
dipengaruhi oleh kemiringan lahan,
panjang lereng, jumlah curah hujan dan
intensitas curah hujan, kredibilitas tanah,
pengolahan
tanah
dan
tanaman
penutup tanah (Arsyad, 1983 dan Sutijo,
1986).
Curah hujan yang lebih besar dari
Evapotranspirasi maka potensi untuk
terjadinya erosi akan semakin besar, hal
ini akan menyebabkan kelestarian
lingkungan terganggu (Sutijo, 1986).
Dengan adanya tanaman yang hidup di
atas permukaan tanah akan dapat
memperbaiki kemampuan tanah dalam
hal menyerap air serta memperkecil
kekuatan merusak oleh butir-butir hujan
yang jatuh beserta aliran air di atas
permukaan tanah (Aryad, 1983).
44
Adanya
tanaman
penutup
tanah
kacangan pada lahan perkebunan
maka permukaan tanah akan terlindung
dari hempasan air hujan dan pengikisan
bahan organik dipermukaan. Tanpa
adanya tanaman penutup tanah maka
air hujan langsung jatuh dipermukaan
sehingga
menghancurkan
agregatagregat tanah menjadi butir-butir kecil
yang akan menutup pori-pori tanah dan
menghalangi proses peresapan air hujan
oleh tanah.
Kedaan
tersebut
tidak
diinginkan
walaupun pada lahan yang datar
disebabkan
sebahagian
air
hujan
tertahan di atas permukaan tanah dan
selanjutnya
hilang
melalui
proses
evaporasi, dengan demikian maka
udara dan air yang masuk ke dalam
tanah akan berkurang.
Pada tanah miring yang tidak dapat
meresap kedalam tanah akan mengalir
dipermukaan tanah (Ronoprawira, et al,
1984). Pengikisan terhadap butiranbutiran tanah yang dilaluinya dengan
adanya akar-akar tanaman penutup
tanah akan menyebabkan agregatagregat tanah lahan menjadi stabil, hal
ini disebabkan akar-akar akan mengikat
butir-butir tanah dan dengan menutupi
permukaan tanah yang rapat oleh tajuk
tanaman akan meperlambat aliran air
serta dapat mencegah terjadinya
pengumpulan air secara cepat (Arsyad,
1983)
Menurut Chin Siew (1997), Penanaman
tanaman penutup tanah kacangan
pada
tanaman
karet
mempunyai
manfaat melindungi permukaan tanah
dari air hujan dan mengurangi erosi
terutama pada lahan yang permukaan
tanahnya
miring,
curam
atau
bergelombang sehingga mengurangi
kehilangan unsur hara akibat pencucian.
Dengan perakaran yang dalam dapat
juga berfungsi mengembalikan unsur
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
hara yang tercuci dari lapisan yang
dalam ke permukaan tanah.
Menurut Hong (1976) dan Sarief (1985),
penutup tanah sangat berguna untuk
mencegah erosi dan melindungi tanah
dari sinar matahari yang terlalu terik.
Pada Tabel-1 dapat dilihat besarnya
pengaruh penutup tanah terhadap
pencegahan
erosi
yang
diukur
berdasarkan banyak endapan tanah
pada teras-teras di sekitar tempat
percobaan di Malaysia.
Tabel-1: Pengaruh Penutup Tanah dalam
Mengurangi Erosi
Penutup Tanah
Calopogonium
Pueraria
Cratalaria
Tephrosia
Rumputrumputan
Bera
Endapan
Tanah
dalam teras
(cm)
5.64
11.07
15.69
14.02
12.64
19.04
Sumber: Chien Siew Lock, 1977
Dari Tabel-1 dapat dilihat bahwa
Calopogonium, paling rendah endapan
tanah dalam teras, hal ini menandakan
bahwa erosi sangat rendah dan Pada
Bera Erosi tertinggi.
2. KESUBURAN TANAH
Selain tanaman penutupan tanah
berfungsi dalam menghalangi aliran air
hujan di permukaan tanah, juga
melindungi bahan organik dari sinar
matahari
langsung
menurunkan
temperatur tanah dan memperbaiki
kesuburan tanah (Ronoprawiro, et al,
1984).
Daun-daun yang gugur maupun batang
kacangan yang telah mati mengandung
nitrogen yang cukup tinggi. Hal ini
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN
menstimulir
perkembangan
serta
kehidupan mikroorganisme yang ada di
dalam tanah. Meningkatnya aktivitas
mikroorganisme
tanah
akan
mempercepat pembusukan bagianbagian tanaman yang ada di dalam
tanah, selanjutnya unsur-unsur hara
dalam organ tanaman tersebut menjadi
tersedia bagi tanaman (Sarief, 1985).
Penambahan bahan organik ke dalam
tanah dengan gugurnya daun-daun
atau bagian-bagian tanaman lainnya
dari tanaman penutup tanah kacangan
juga terdapat nodule-nodule pada
akarnya. Di dalam nodule akar hidup
bakteri Rhizobium yang bersimbiose
dengan tanaman inang. Bakteri ini
berfungsi mengikat unsur nitrogen dari
udara dan melepaskannya kembali ke
dalam tanah dalam bentuk yang
tersedia bagi tanaman (Chin Siew Lock,
1977, dan Sarief, 1985).
Laju fixasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium
tersebut barvariasi menurut tahap atau
fase pertumbuhan tanaman inangnya
dimana aktifitas pengikatan N2 - atmosfir
sampai tanaman berbunga berjalan
lambat dengan cepat setelah berbunga
dan kemudian menurun lagi setelah
pembentukan biji.
Distribusi N-Fixasi selama pertumbuhan
terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap awal
bintil akar akan menggunakan 30 – 50 %
dari N – fixasi; tahap kedua bintil akar
memberikan 80 – 90 % N – fixasi kepada
tanaman
inang;
tahap
terakhir
pengikatan N – atmosfir menurun dan
terjadi mobilitas nitrogen dari jaringan
vegetatif ke jaringan generatif (Pandey,
1979).
Selain
tanaman
penutup
tanah
kacangan bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobium yang dapat memfixasi N –
atmosfir juga dengan gugurnya daun
maupun
batang
tanaman
akan
menambah unsur hara ke dalam tanah.
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
45
baik dari keadaan sifat fisik, juga
memperbaiki
kemampuan
tanah
menyerap dan menahan air sehingga
menciptakan kondisi yang sangat baik
untuk
pertumbuhan
tanaman
(Ronoprawiro, et al, 1984).
Tabel-2: Jumlah Hara yang Dikembalikan
ke dalam Tanah oleh Beberapa Jenis
Penutup Tanah Selama Lima Tahun
Penutup
Tanah
Hara
yang
dikembalikan
(kg/ha)
N
P
K
Mg
Leguminosa 253- 20- 9517395 30 147 30
Rerumputan 279335- 673
18 96
10
Alamiah
115- 3483131 11 157 20
Sumber: Watson, Wong Phui Weng, and R.
Nararayan, 1984
Pada Tabel-2 dapat dilihat jumlah hara
yang dikembalikan ke dalam tanah oleh
beberapa jenis penutup tanah selama
lima tahun pada tanaman karet yang
belum
menghasilkan.
Selanjutnya
penutup
tanah
leguminosa
mengembalikan jumlah hara tertinggi
dibandingkan dengan penutup tanah
lainnya.
Menurut Chin Siew Lock (1977), nitrogen
yang dihasilkan oleh penutup kacangan
melalui fixasi diperkirakan mencapai 200
– 300 kg/ha dalam setahun atau
equivalen dengan penambahan pupuk
amonium sulfat 3,5 – 4,3 ton.
Berdasarkan pada peranan penting dari
tanaman penutup tanah kacangan,
maka penanaman kacangan sebagai
penutup tanah merupakan langkah
yang tepat dalam usaha pemeliharaan
kebun terutama pada kebun yang
kurang subur, atau peremajaan dengan
jarak tanaman yang lebar.
Erosi merupakan suatu proses dimana
tanah dan mineral dilepaskan dan
diangkat oleh air, angin dan gaya berat,
sehingga
menyebabkan
turunnya
kesuburan fisik dan kimia tanah. Dalam
rangka mengurangi proses erosi usaha
penanaman penutup tanah kacangan
selain berfungsi untuk mencegah erosi
juga dapat berfungsi sebagai penyubur
tanah dan mengendalikan gulma.
Akar tanaman kacangan mengandung
nodule yang berisi bakteri Rhizobium
yang berfungsi mengikat nitrogen udara
sehingga dapat menambah unsur hara
nitrogen tanah. Jumlah nitrogen yang
dapat diikat oleh bakteri dan atmosfer
sebanyak 200 – 300 kg/ha dalam
setahun.
Dari
beberapa
spesies
tanaman kacangan yang dikemukakan,
dan dilihat dari fungsi penutup tanah
dan sifat-sifat agronomisnya maka yang
paling baik digunakan untuk mencegah
erosi dan meperbaiki kesuburan tanah
adalah Centrocema Pubescens dan
Peuraria Phaseoloides.
Perakaran tanaman penutup tanah
yang dalam dapat menyerap unsur hara
dari
lapisan
tanah
yang
dalam
kemudian memperkaya tanah lapisan
atas melalui bahan organik yang
dihasilkan. Selain itu juga tanaman
tersebut akan memperbaiki struktur
tanah dan mempertahankan sifat-sifat
46
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 1983. Pengawetan dan air.
Departemen
Ilmu-Ilmu
Tanah,
Fakultas Pertanian IPB, Bogor
Cox, G. W, and M. D Atkins, 1979.
Agricultural Ecology. An Analyis of
World Food Productions System.
W.H. Freeman and Company.
Chin Siew Lock,1977. Leguminous
Cover for Rubber Smallhodings.
Planter`s Bull 150:83-97
Hong, L.A, 1978. Evolution on The Use
of
Vegetative
Covers
for
Conservation
in
FELDA.
The
Malaysian Agric. J. Vol. 51. No. 4:
335-342
Mangoensoekarjo, S. 1983. Gulma
dan Cara Pengendaliannya Pada
Budidaya
Perkebunan.
JURNAL PENELITIAN BIDANG ILMU PERTANIAN
Departemen Pertanian, direktorat
jendral perkebunan. Jakarta
Pandey, S.N. 1979, Plant physiologi.
Vikas Publishing House PVT Ltd.
New Delhi.
Sutijo. D. 1986. Pengantar Produksi
Tanaman Agronomi. Kerjasama
Fakultas Pertanian UNILA – IPB
Bogor.
Sarief, E.S. 1985. Konservasi Tanah dan
Air. Pustaka Buana, Bandung.
Watson, G.A, Wong Phui Weng, and
R. Nararayan. 1984. Effects of
Cover Plants on Soil Nutrient Status
and on Growth of Hevea. III. A
Comperison
of
Legumineus
Creepers
With
Grasses
and
Mikania Cordata. J. Rubb. Res.
Inst. Malaya. 8 (12): 80-95
Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
47
Download