SOSIOLOGI KOMUNIKASI BAB I : Filsafat Sosiologi Komunikasi A. Filsafat Sosial, Sosiologi Modern, Dan Komuikasi o Sebelum Yunani Kuno ( Sebelum + 600 SM ) Manusia memiliki persoalan besar dengan kesadaran dan bahasanya, kesadaran manusia memiliki persoalan dengan pikiran manusia, di mana dalam fisika modern dikatakan bahwa pikiran manusia memiliki tangan dalam dunia objektif manusia. Bahwa pikiran manusia bekerja berdasarkan kesadaranya terhadap alam semesta yang ada, sementara kesadaran manusia memiliki hubungan yang sangat terbatas dengan realitas yang subjektifs dan realitas objektif. o Yunani Kuno ( +600 SM ) Pada periodisasi sekitar 600 +SM periode ini ditandai oleh pergeseran pemikiran dari mitos ke logos. Penjelasan-penjelasan mistik yang berdasarkan kepercayaan tradisional tentang gejala-gejala alam bergeser pada penjalasan logis yang berdasarkan rasio. o Abad Pertengahan ( 300 SM – 1300 M ) Menurut Adian ( 2002 : 9 ), pemikiran filsuf pada abad ini kehilangan otoniminya. Pemikiran abad pertengahan bercirikan teosentris (berpusat pada kebenaran wahyu tuhan). Kebenaran utama adalah kebenaran teologis yang termaktub dalam wahyu tuhan. Manusia tidak mampu mencapai pengetahuan sejati tanpa ilmunisasi kebenaran ilahi. Singkatnya, o Filsafat Modern ( Abad 17-19 ) Menurut Adian ( 2002 ), yaitu aliran filsafat yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan hanya didapatkan dari pengalaman lewat pengamatan empiris bukan sematamata penalaran deduksi Kant mengatakan bahwa, rasio dan empiris adalah sama-sama sumber pengetahuan di mana kesan –kesan empiris dikonstruksikan oleh rasio manusia melalui kategori-kategori menjadi pengetahuan. o Positivisme ( abad ke 20 ) August Comte ( 1798-1857 ) positivisme mendominasi wacana ilmu pengetahuan pada awal abad 20-an dengan menetapkan criteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh manusia maupun alam untuk disebut sebagai ilmu yang benar. Criteria adalah eksplanatoris dan prediktif. Demi terpenuhnya criteria-kriteria tersebut, maka ilmu-ilmu harus memiliki pandangan dunia positivistic sebagai berikut : Pertama objektif, teoriteori tentang semesta haruslah bebas nilai. Kedua fenomenalisme, ilmu pengetahuan hanya membecarakan tentang semesta yang yang tramati. Ketiga reduksionisme semesta di reduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamati. Keempat naturalisme, alam semesta adalah objek-objek yang bergerak secara mekanis seperti bekerjanya jam. o Alam Simbolis Metode positivistic mengansumsi bahwa objek-objek alam maupun manusia bergerak secara deterministic mekanis. Manusia lebih dari sekedar benda mati yang bergerak semaja-mata berdasarkan stimulant dan respons, rangsangan dan reaksi, sebab dan akibat ( behaviorisme ). Manusia menurut Ernest Cassirer adalah mahkluk yag memiliki substratu simbolis dalam benaknya hingga mampu memberikan jarak antara rangsangan dan tanggapan. Distansiasi ( refleksi ) tersebut melahirkan apa yang disebut sistem-sistem simbolis, seperti ilmu pengetahuan, seni, religi, dan bahasa ( Adian, 2002: 13 ). o Posmodernisme Posmodedernisme sesungguhnya merupskan termonologi untuk mewakili suatu pergeseran wacana diberbagai bidang, seperti seni. Posmodernisme tidak bisa dikonseptualisasikan dalam satu defenisi yang jelas dan terpilih karena segala sesuatu yang berbau menyatukan justru diharamkan oleh posmodernis. Posmodernisme menurut Lyotard adalah periode dimana ketidak percayaan pada narasi-narasi raksasa yang sifatnya universal dan esensialis semakin gencar. B. Sosiologi Modern Orang yang pertama menggunakan istilah sosiologi adalah August Comte (17981857). Mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui masyarakat, ilmu pengetahuan, individu atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang sejarahnya. Pertama, tahap teologis yang menjadi teologis yang menjadi menerangkan segala sesuatu, bukanlah para dewa. Dengan demikian pandangan terhadap ciptaan tuhan mengalami degradasi kekuasaan dihadapan manusia, Ketiga, pada tahun 1800 dunia memasuki tahap positivistikyang ditandai oleh keyakinan terhadap sains. C. Lahirnya Sosiologi Komunikasi Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Mrx, di mana Maxr sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman, gagasan awal tentang Maxr tidak pernah lepas dari pemikiran, Dengan demikian sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran August Comte, dan Robret K Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi. Bab II Ruang Lingkup dan Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan maklhuk Tuhan lainnya. Manusia juga diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikira dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai individu dan makhluk sosial. Disamping itu, semua manusia dengan akal pikirannya mampu mengembangkan kemampuan tertingginya sebagai manusia disamping sebagai mahkluk individual, makhluk sosial, juga sebagai makhluk spiritual. Sehubungan dengan itu beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep tentang sosiologi, comunity, communication, telematika, merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan study-study integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus jika sebagai ruang lingkup dalam study-study sosiologi komunikasi. Sosiologi Menurut Hasan Shadily sosiologi kemasyarakatan yang mempelajari adalah manusia ilmu sebagai masyarakat anggota atau ilmu golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta kesenianya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupanya.(1993:2). Pitirin Sorokin (Soekanto, 2003 : 19), mengumakakan sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari : Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial.(misalnya: hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dan politik) Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial (misalnya : gejala geografis, biologis) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial. Community Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relatif sama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainya. Hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, peneliaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dan masyarakat. Teknologi Telematika Menurut Oxfort (1995), teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar. Communication Onong Uchayana mengatakan komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran merupakan gagasan informasi, opini, dan lain-lai yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa merupakan keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kamarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Uchyana,2002:11) Sosiologi komunikasi Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992:471),sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok. Menurut Soekanto sosiologi komunikasi juga ada kaitanya dengan Public Speaking yaitu bagaimana seseorang berbicara kepada public Menurut McQuail (1994: 6) adalah komunikasi yang berlangsung pada timgkat masyarakat luas. Menurut Effendy (2001 : 6-9), komunikasi ditinjau dari komponenya, bentuknya, sifatnya,metodenya, tekniknya, moelnya, bidangnya,dan sistemnya. Komponen Komunikasi a) Komunikasi (communication) b) Pesan (message) c) Media (media) d) Komunikan (communicant) Proses Komunikasi a) Proses secara primer b) Proses secara sekunder Bentuk Komunikasi a) Komunikasi Personal b) Komunikasi Kelompok Sifat Komunikasi a) Tatap muka b) Bermedia c) Verbal d) Nonverbal B. Ranah, Kompleksitas, dan Objek Sosiologi Komunikasi Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok masyarakat, dan sistem dunia. Di mana ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain, seperti teknologi telematika, komunikasi, proses dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan. Saat ini, kendali arah perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh pesatnya perkembangan dunia teknologi komunikasiyang kemudian secara simultan mempengaruhi ranah-ranah sosial dan budaya masyarakat di setiap lapisan masyarakat. Dengan demikian, maka luasan objek kajian sosiologi komunikasi juga ikut dipengaruhi oleh perkembangan ranah-ranah sosial-budaya dan teknologi media itu dengan segala aspek yang mengikutinya. BAB III Struktur dan Proses Sosial August Comtes mengatakan sosiologi mengkaji masyarakat dari sosial Statics (statika sosial atau struktur sosial) comte berpendapat bahwa setiap masyarakat meiliki dua sistem kehidupan yang berbeda. Sosial statics meliputi struktur sosial masyarakat berupa kelompok dan lembagalembaga sosial lapisan serta kekuasaan. Sedangkan sosial dinamics sebagai fungsi-fungsi masyarakat yang telibat dalam proses sosial perubahan sosial atau bentuk abstrak interaksi sosial. Struktur Masyarakat a Kelompok Sosial Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri sejak ia dilahirkan. Naluri i ni yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara relatif kecil yang hidup secara guyub. Kelompok Formal Sekunder Kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder dan bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan tujuan yang tegas serta dibentuk berdasarkan tujuan yang jelas pula kelompok sosial formal sekunder memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok. Setiap anggota memiliki hub timbale balik. Setiap anggota menyadari factor-faktor kebersamaan. b Lembaga (Pranata) Sosial Sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses sosial di dalam masyarakat. Wujud konkret pranata sosial adalah aturan, norma adat istiadat dan semacamnya yang mengatur kebutuhan masyrakat. c Stratifikasi Sosial Struktur sosial yangberlapis-lapis di dalam masyarakat. Menurut Pitrim Sorokim yang dikutip dari Soekanto, Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk dan masyarakat kedalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. d Mobilitas Sosial Secara umum ada tiga jenis mobilitas sosial, yaitu gerak sosial yang meningkat (sosial climbing), gerak social menurun (social sinking), dan gerak social horizontal. Ketiga jenis mobilitas sosial ini dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja sesuai dengan bagaimana seseorang mengespresikan seseorang secara timbal balik. Proses dan Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara orang perorangan antara kelompok-kelompok, manusia maupun antara orangperorangan dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Kontak Sosial Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima bentuk o Dalam bentuk proses sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orangperorangan. o Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok masyarakatatau sebaliknya. o Antara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya dalam sebuah komunitas. o Antara orang-perorangan dengan masyarakat global dunia internasional o Antara orang-perorangan kelompok masyarakat maupun global dimana kontak sosial terjadi. Komunikasi Dalam komunikasi ada 3 unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi. o Sumber informasi o Saluran media o Penerima informasi Setelah 3 unsur ini, yang terpenting dalam komunikasi aktifitas melakukan informasi yang disampaikan sumber informasi dan pemaknaan yang dibuat oleh audience terhadap informasi bersifat subyektif dan kontekstual. Proses-Proses Interaksi Sosial Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto *2002: 71-104), menjelaskan bahwa ada dua golongan proses sosial sebagai akibat dari interaksi sosial, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif. Proses Asosiasif a. Kerja sama adalah usaha antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Ada beberapa bentuk kerja sama : o Gotong Royong dan kerja bakti o Coalition b. Accomodation adalah proses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses social yang menunjukkan pada suatu keadaan yang seimbang dalam interaksi social antara individu dan antar kelompok di dalam masyarakat. Kedua adalah menuju pada suatu proses yang sedang berlangsung.di mana accomodation menampakkan suatu proses yang untuk meredakan suatu pertentangan yang terjadi di masyarakat. c. Bentuk-bentuk accomodation adalah sebagai berikut : o Coercion yaitu bentuk accommodation yang terjadi karena adanya paksaan maupun kekerasan secara fisik atau psikologis. o Mediation yaitu accommodation yang dilakukan melalui penyelesaian olehpihak yang ketiga yang netral. o Toleration bentuk accommodation secara tidak formal dan dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menghindari diri dari pertikaian. Proses Disosiatif Merupakan proses perlawanan yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses sosial di antara mereka pada suatu masyarakat. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi, dan konflik. o Persaingan (competition) adalah proses sosial, di mana individu atau kelompk-kelompok berjuang dan bersaing untuk mencari keuntungan. o Controvertion adalah proses social yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontroversi adalah proses social dimana terjadi pertentangan pada tataran konsep dan wacana. o Conflick adalah proses social di mana individu ataupun kelompok menyadari memiliki perbedaan-perbedaan. BAB IV Proses Komunikasi dalam Masyarakat Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada komplektisitas masyarakat itu sendiri.Semakin masyarakat itu kaya dengan kebudayaanya, maka semakin rumit prosesproses sosial yang dihasilkanya. Serta tergantung pula pada adanya pengaruh dan khalayaknya, baik secara individu, kelompok, ataupun masyarakat luas. Sedangkan substansi bentuk atau wujud komunikasi di tentukan oleh: Pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi (komunikator dan khalayak) Cara yang ditempuh Kepentingan atau tujuan komunikasi Ruang lingkup yang melakukanya Saluran yang digunakan Isi pesan yang disampaikan Sehubungan dengan itu, maka kegiatan komunikasi dalam asyarakatdapat berupa komunikasi tatap muka yang terjadi pada komunikasi interpersonal dan kelompok serta kegiatan komunikasi yang terjadi pada komunikasi masa. A. Komunikasi Langsung Pada komunikasi langsung (tatap muka) baik antara individu dengan individu, atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat, maka pengaruh hubungan individu (interpersonal) termasuk di dalam pemahaman komunikasi ini. Persyaratan yang harus ada dalam komunikasi tatap muka adalah antara komunikator dengan komunikanya harus bertemu dan prosesnya dipengaruhi oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak. Persyaratan”harus langsung bertemu”dalam komunikasi itu karena masing-masing pihak dapat memperoleh ompan balik dari proses komunikasi yang sedang terjadi. B. Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsure-unsur pentingdalam komunikasi massa adalah : Komunikator Komunikator dalam media massa adalah : o Pihak yang mengandalakan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi maka informasi inidengan cepat ditangkap oleh publik. o Komunikasi dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan dan solusi –solusi dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. o Konukator yang berperan sebagai sumber pemberadaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu. Media Massa Nedia komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara missal dan dapat diadakan oleh masyarakat secara missal pula. Informasi (pesan) massa Informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara missal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi missal adalah milik public, bukan ditujukan pada individu masing-masing. Gatekeeper Penyeleksi informasi, sebagaimana diketahui bahwa komunikai massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa. Mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan tersebut. Khalayak (public) Massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. Umpan balik Umpan balik dalam media massa berbeda dengan umpan balik dalam komunikasi antar pribadi. Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda. Sedangkan umpan balik dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. o Kosep Massa a) Terdiri dari masyarakat dalam jumlah yang besar. b) Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan lainya. c) Sebagaian besar anggota massa memiliki negatif image terhadap pemberitaan media massa.komunikasi massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas. o Proses Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki proses berbeda dengan komunikasi tatap muka. Karena sifat komunikasi massa yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1992,33), proses komunikasi massa terlihat berproses dalam nentuk : a) Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. b) Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. c) Proses komunikasi massa berlangsung secara asemetris diantara komunikator dan komunikan. d) Proses komunikasi massa juga berlangsung interpersonal (nonpribadi) dan tanpa nama. e) Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubunganhubungan kebutuhan (market( dimasyarakat. . o Audensi Massa Sifat dari audien massa umpamanya : a) Terdiri dari jumlah yang besar, pendengar radio, telvisi. b) Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari berbagai tempat. c) Pada mulanya audiensi massa tidak interaktif. d) Terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang sangat heterogen.. e) Tidak terorganisit dan bergerak sendiri. o Budaya Massa Sifat- sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana proses komunikasi berlangsung. Dengan demikian, maka budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter : a) Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer. b) Budaya massa juga merakyat. c) Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa seperti produk prmberitaan diperuntukan massa. d) Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populersebagai sumber budaya massa. o Fungsi Komunikasi Massa a) Fungsi Pengawasan Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktifitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun persuasif. b) Fungsi Sosial Learning Fungsi dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan=pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. c) Fungsi Penyampaian Informasi. Komunikasi yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. d) Fungsi Transformasi Budaya Funsi informatif adalah fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-funsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya.seperti perdagangan, agama, hukum, militer. e) Hiburan Transformasi budaya yang dilakukan oleh komunikasi massa mengikut sertakan fungsi hiburan ini sebagai bagaian penting dalam fungsi komunikasi massa. Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya. Dengan demikian, maka fungsi hiburan dan komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainya dalam proses komunikasi massa. o Komunikasi Massa sebagai Sistem Sosial Kata sistem berasal dari yunani, yaitu sistemaartinya sehimpunan dari bgian atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan (Narwoko dan Suyanto, 2004 : 123). Dimasyarakat sistem digunakan untuk beberapa pengertian sebagai berikut : a) Sistem digunakan sebagai gagasan atau ide yang tersusun. b) Sistem yang merujuk pada pengertian sebuah kesatuan. c) Sistem ditujukan untuk menyebutkan sebuah metode. Talcot Parson membagi karaktersistem sosial menjadi dua: a) Karakter himpunan, sistem dari beberapa komponen yang terdapat dalam kehidupan masyarakat keseharian. b) Karakter ekuilibrium, sistem merupakan sebuah kehidupan yang seimbang diatur oleh norma dan aturan dalam masyarakat tersebut (Ritzer dan Goodman,2003 : 240). Hal-hal yang dapat dimanfaatkan dari teori sistem adalah : a) Sistem sebagai suatu teori dapat digunakanuntuk semua ilmu-ilmu sosial b) Teori sistem tertarik pada keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial. c) Teri sistem bersifat inheren dan integratif (Ritzer dan Goodman, 2003:238). Komunikasi massa sebagai sistem sosial memiliki komponen-komponen penting yaitu : a) Narasumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa. b) Public yang mengonsumsi media massa. c) Media massa meliputi, organisasinya, sumber daya manusia. d) Aturan hukum dan perundang-undangan.institusi samping yang tumbuh untuk memberi kontribusi terhadap kegiatan komunikasi massa. e) Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa. f) Unsur-unsur penunjang lain yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan komunikasi massa. C. Peran Media Massa Media massa adalah institusi yang berperan sebai agent of change yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalh paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya berperan : a) Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu peranya sebagai media edukasi. b) Media massa juga menjadi informasi yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyrakat. c) Media massa sebagai media hiburan, sebagai agent of change yaitu mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. BAB V MENYUSUL BAB V BAB VI Perkembangan Teknologi Media dan Komunikai Massa A.Perkembangan Teknologi Media Riwayat Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan Riwayat pekembangan komunikasi antar manusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) dalam (Nasution.1989: 15), ada empat titik penentu yang utama dalam sejarag komunikasi manusia, yaitu : Ditemukanya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-katatertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya. Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televise hingga satelit. Dari empat titik ini kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan manusiayang membedakanya dengan mahkluk lainya yaitu : Manusia mampu berkomunikasi dengan manusia laindengan menggunakan bahasa dan simbol-simbol visual lainya. Manusia mampu menafsirkan bahasa dan simbol-simbol berdasarkan persepsi dirinya maupun berdasarkan persepsi orang lain. Manusia mampu belajat menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan dan menggunakan alat (teknologi) yang diperlukan dalam mengatasi lingkunganya. Perkembangan Komunikasi dan Teknologi Komunikasi Rogers mengelompokkan teknologi komunikasi dalam beberapa era, tulis cetak, media telekomunikasi interaktif, maka Haag dkk,(2000, dalam kadir 2003} 14).membagi teknologi komunikasi informasi menjadi 6 kelompok : Teknologi masukan (input technology)) Teknologi keluaran (output technology) Teknologi perangkat lunak (software technology) Teknologi penyimpan (storage technology) Teknologi telekomunikasi (telecommunication technology) Mesin pemroses (processing machine) atau lebih dikenal dengan CPU Sementara itu. Sayling Wen (2002 : 15-18) membagi media komunikasi menjadi tiga bagian yaitu : Media komunikasi Antarpribadi perkembangan awal pada media komunikasi antar pribadi : suara, grafik, teks, musik, animasi, video. Media Penyimpanan jenis-jenis media penyimpanan : buku dan kertas, kamera, alat perekam kaset, kamera flim proyektor, pita perekam video, disk optigal. Disket dan hard disk, flash disk. Media Transmisi melalui : komunikasi, penyiaran, jaringan. Empat Era Perkembangan Komputerisasi Pada tahun 1951 komputer elektronik pertama berhasil secara komersial dirancang dengan nama UNIVAC oleh Ekert dan Mauchly. Pada tahun 1959. IBM 401. dipasarkan yang menggantikan mesin-mesin mekanis di sektor perdagangan dan industri. Namun pada tahun 1958. komputer transitor kokoh menggantikan tabung-tabung hampa udara sudah dirancang oleh Seymor Cray untuk Control Data Coorporation, teknologi ini adalah pelapor generasi prosesor komputer yang kuat dengan ukuran yang jauh lebih kecil dan kecepatan yang lebih tinggi. Perkembangan teknologi komputer yang sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Berbagai ahli berpendapat bahwa salah satu penyebab utama terjadinya era globalisasi yang datangnya lebih cepat dari dugaan semua pihak adalah karena perkembangan pesat teknologi informasi. Implementasi iternet, electronick commerce, electronick data inter change,vitual office,telemedicine, dan sebagainya telah menerobos batas-batas fisik Negara. Era Komputerisasi Era Teknologi Informasi Era Sistem Informasi Era Informasi Globalisasi Media Masa Depan dan Platform Teknologi komunikasi Teknologi komunikasi membutuhkan platform pengembangan yang jelas dimasa depan. Seperti dijelaskan didepan bahwa saat ini perkembangan teknologi telematika berada pada situasi anomi. Di mana tidak ada platform yang jelas arah kita membutuhkan platform media. Menurut Sayling Wen (2001) Platform media masa depan adalah : Jaringan nirkabel ber-banddwith lebar Komputer notebook multimedia Komputer jaringan nirkabel multimedia genggam. B. Adopsi Inovasi dan Sikap Masyarakat Terhadap Media Perubahan sosial selalu dipengaruhi oleh hal-hal baru di masyarakat yang menciptakan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya dalam sistem sosial. Maka menurut (Hawley, 1978: 787 dalam Sztompka, 2004: 3) bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem sosial sebagai suatu kesatuan. Sesuatu yang baru menyebabkan perubahan dalam masyarakat itu selalu berhubungan dengan difusi inovasi, di mana perubahan dipacu oleh penyebaran suatu pengetahuan yang baru. Dengan demikian, dalam proses difusi inovasi terjadi kegiatan mengomunikasikan pengetahuan baru di masyrakat. Rogers (1983, 10) mengatakan bahwa, ada empat unsur hal yang selalu ada dalam difusi inovasi, yaitu : Inovasi Saluran Komunikasi Waktu Sistem Sosial Keempat unsur ini berlangsung dalam sistem yang simultan, di mana masingmasing sistem itu berhubungan satu dengan lainya selama proses difusi inovasi itu berlangsung. BAB VII Masyarakat Cyber A. Cybercommunity Masyarakat Global dan Pembentukan Cybercommunity Community-masyrakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (territorial) tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikai, memiliki symbol-simbol dan aturan tertentu serta system hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki system stratifikasi, sadar sebagai bagaian dari anggota masyarakat tersebut serta relative dapat menghidupi dirinya sendiri. Masyarakat Maya; Sisi Lain Kehidupan Masyrakat Manusia Masyarakat maya adalah sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih maju dari dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra, dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta. Namun ketika teknologi manusia mampu mengungkapkan misteri pengetahuan itu, maka manusia mampu menciptakan ruang kehidupan baru bagi manusia dalam dunia hiper-realitas. Proses- Proses Social dan Interaksi Social Kelompok Social Maya Kebudayaan dan Masyarakat Maya Pranata dan Kontrol Sosial Masyarakat Maya. Stratifikasi Sosial, kekuasaan dan Kepemimpinan Masyarakat Maya. Hyper-Reality: Sisi Lain Masyarakat Maya Kemampuan teknologi media elektronika memungkinkan perancang Agenda Setting media dapat menciptakan realitas dengan menggunakan satu model produksi yang oleh Jean Braudrilard (Pillang, 1998;228) disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpa asal-usul atau realitas awal, hal ini disebutnya (Hyper- Reality). Simulasi adalah territorial (ruang) pengetahuan yang diskontruksikan oleh media informasi melalui pencitraan media, dimana manusia mendiami suatu realitas yang perbedaan antara nyata dan fantasi. B. Aplikasi Cyber dalam Kehidupan Masyarakat Egovernment dan E-commerce, dan Varian ”E” Lainya E-government adalah sebuah konsep yang lebih luas dari E-office. Ketika kelompok-kelompok kecil telah hadir dalam dunia maya. E-commerce dalam konsep yang lebih luas telah berkembang dalam banyak bidang komersial, perbankan, dan usahausaha ritel sudah memulai kegiatan ini dengan sangat sukses. Konsep “e” yang sedang dikembangkan di Indonesia mencakup konsep-konsep : government to government atau govrnment to bussines, goverbment to community, bussines to bussines, maupun government to bussines to community, konsep-konsep tersebut memungkinkan terjadi komunikasi dua arah ataupun tiga arah. Dengan demikian, transparansi, efesiensi, dan pengawasan di antara mereka dapat terlaksana dengan baik. Cyberlaw Sebagai Konsekuensi Cybercrime Cyberlaw adalah perangkat hukum positif yang digunakan mengontrol akselerasi kehidupan dalam cybercommunity, cyberlaw memiliki dua sisi pengendalian masyarakat : Secara genektik dan efektif menghukum setiap pelanggaran hukum dalam cybercommunity. Cybercommunity merupakan sisi lain dari kehidupan masyarakat nyata, sehingga secara fisik individu masyarakat cyber dapat dihukum menggunakan hukum-hukum positif yang ada di masyarakat. Prinsip-prinsip utama dalam cyberlaw adalah : Memberi rasa aman terhadap setiap warga masyarakat, baik cybercommunity maupun masyarakat dalam realitas nyata. Cyberlaw harus dapat memberi rasa keadilan untuk beraktifitas dalam masyarakat maya. Cyberlaw diharapkan dapat melindungi hak-hak intelektual maupun hak-hak materil lainya dari setiap warga cyber. Harapan terbesar adalah agar cyberlaw dapat memberi rasa jera terhadap pelaku-pelaku cybercrime dengan sanksi-sanksi hukuman yang dibenarkan dalam cybercommunity. BAB VIII Realitas Media dan Konstruksi Sosial Media Massa A. Diskursus Realitas Sosial Manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak diluar batas kontrol struktur dan pranata sosialnya di mana individu berasal. Manusia secara aktif dan kreatif mengembangkan dirinya melalui respons-respons terhadap stimulus dalam dunia kognitifnya. Karena itu, paradigma definisi social lebih tertarik terhadap apa yangada dalam pemikiran manusia tentang proses social, terutama para pengikut interaksi simbolis. Dalam proses social, individu manusia dipandang sebagai pencipta realitas social yang relative bebas di dalam dunia sosialnya. Akhirnya, dalam pandangan paradigma definisi social, realitas adalh hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi social terhadap dunia social disekelilingnya. Dunia social itu di maksud sebagai yang disebut oleh George Simmel (Vigger, 1993; 91) bahwa realitas dunia social itu berdiri sendiri di luar individu, yang menurut kesan kita bahwa realitas itu “ada” dalam diri sendiri dan hukum yang menguasainya. B.Konstruksi Sosial sebagai Ilmu dan Filsafat Asal mula konstruksi sosial dari filsafat konstruktivisme, yang di mulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut von Glasersfeld, pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini. Sejauh ini ada tiga macam konstrutivisme : Konstruktivisme radikal Hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran manusia. Kaum konstruktivisme mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Konstruktivisme realisme hipotesis Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari realitas yang mendekati realitas dan menuju pengetahuan yang hakiki. Konstruktivisme biasa ( suparno, 1997; 25) Mengambil semua konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam dirinya sendiri. Dari tiga macam konstruktivisme, terdapat kesamaan, di mana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitifindividu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang disekitarnya. Menurut Barger dan Luckmann ( 1990, xx, Nugroho; 1999, 123), pengetahuan yang dimaksud adalah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat, seperti konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari konstruksi sosial. C. Konstruksi Sosial Media Massa; Kiritik Terhadap Berger dan Luckmann Tahap Konstruksi Sosial Media Massa Menurut konstruksi sosial media massa; realitas iklan televisi dalam masyarakat kapitalistik (2000), teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann telah direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, sujektivasi, dan internalisasi. Dengan demikian, sifat dan kelebihan di media massa telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi sosial atas realitas yang berjalan lambat itu, substansi ”teori konstruksi sosial media massa” adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat sebaranya merata. Realitas yang berkontruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung opriori dan opini massa cenderung sinis. ”konstruksi sosial media massa” adalah mengurangi substansi kelemahan dan melengkapi ”konstruksi sosial atas realitas” dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan ”konstruksi sosial media massa” atas konstruksi sosial atas realitas”. Namun proses silmutan yang digambarkan diatas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Tahap menyiapkan materi konstruksi. Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa adalah tugas redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada disetiap media massa. Masing- masing media memilikidesk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan dengan tiga hal harta, tahta wanita. Ada tiga hal penting dalam menyiapkan materi konstruksi sosial yaitu : Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti media massa digunakan oleh kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan pelibatgandaan modal. Keberpihakan semu pada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai partisipasi pada masyarakat, namun ujungujungnya adalah juga untuk ”menjual berita” dan menaikan rating untuk kepentingan kapitalis. Keberpihakan pada kepentingan umum dalam arti visi pada setiap media massa. b. Tahap sebaran konstruksi. Sebaran konstruksi media massa dilakuakn melalui strategi media massa. Konsep konkret strategis sebaran media massa masing-masing media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model satu arah, di mana media menyodorkan informasi sementara konsumen media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsi informasi itu. Model satu arah ini terutama terjadi pada media cetak. Sedangkan media elektronik khususnya radio, bisa dilakukan dua arah, walaupun agenda setting konstruksi masih didominasi oleh media. Realitas Media; Realitas yang Diskontruksi oleh Media Massa Tahap Peta Analog Model ini di mana realitas sosial dikonstruksi oleh media berdasarkan sebuah model analogi sebagaimana suatu realitas itu terjadi secara rasional.sebuah contoh konstruksi realitas media massa menurut model ini yang dibangun oleh media massa untuk menganalogkan sebuah kejadian jatuhnya pesawat terbang Adam Air KI 574 yang melakuakan penerbangan pada tanggal 1 januari 2007 dengan rute Surabaya Manado. Jadi, realitas peta analog adalah suatu konstruksi realitas yang dibangun berdasarkan konstruksi sosial media massa, seperti sebuah analogi kejadian yang seharusnya terjadi,, bersifat rasional, dan dramatis. Model Refleksi Realitas Model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat. D.Realitas Sosial Bentukan Media Massa; Iklan Televisi. Pada beberapa iklan yang menonjol dalam pencitraan, diperolehbeberapa kategorisasi penggunaan pencitraan dalam iklan televisi sebgai berikut : E.Bahasa sebagai Realitas Sosial Iklan Ferdinan de Sausure menunjukkan hakikat bahasa adalah sistem tanda. Sistem ini terdiri dari penanda ( bunyi yang kita dengar, tuturkan atau huruf-huruf yang kita baca atau tulis serta tertanda atau makna. Sistem bahasa ini digunakan secara maksimal dalam iklan televisi. Iklan televisi menggunakan kedua pesan (verbal dan visual)atau tanda bahasa (simbol). Ketika akan menciptakan realitas benda (barang), maka bahasa dapat digunakan untuk penggambaran realitas itu. Bahasa juga dipahami sebagai wacana di mana iklan itu dilihat sebagai seni. Artinya iklan merupakan seni bagaimana orang menggunakan bahasa untuk menawarkan sesuatu, karena itu ada dua unsur penting. Iklan itu berbisnis. Iklan itu seni. Sebagai alat bisnis, maka iklan menjual sesuatu dan sebagai seni, maka iklan itu sebuah karya kreativitas yang menjadi cerminsuatu masyarakat di mana iklan itu berada. F.Sumber Nilai Acuan Konstruksi Sosial Media Massa Umumnya nilai dikonstruksikan oleh media massa adalah nilai yang bersumber dari redaktur dan para desk media massa, media massa adalah replikasi dari masyarakat disekitarnya, artinya replikasi itu diwakilkan oleh nilai-nilai dan norma yang ada pada redaktur dan para desk media massa tertentu. Nilai-nilai lain yang menjadi acuan konstruksi sosial media massa adalah perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Sebagaimana disadari, bahwa perubahan sosial di masyarakat identikdengan gagasan kemodernan, gagasan kemodernan itu identik dengan kebaratan. Artinya selama perubahan itu datangnya dari barat, maka perubahan itu diterima karena dianggap modern. BAB IX Paradigma Keilmuan dan Teori Komunikasi A. Basis Sosial dan Paradigma Komunikasi Perkembangan dunia komunikasi di indonesia dipengaruhi oleh tiga paradigma besar : Paradigma teori konvensional, paradigma yang dianianut oleh para ilmuwan komunikasi yang secara keilmuanya mengembangkan teorinya secara linier. Paradigma kritis dan prespektif komunikasi, yaitu paradigma komunikasi yang dianut oleh para sarjana yang awalnya belum mempelajari teori komunikasi, kemudian secara serius mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut perspektif komunikasi yang dilihatnya. Paradigma teknologi media, paradigma ini lahir dari para peminat teknologi telematika, terutama oleh para sarjana teknologi informasi. B. Jenis Pengetahuan dan Paradigma Lain dalam Komunikasi Menurut Stephen W. Littlejohn (2002: 11 dalam Sandjaja, 2005) sebagai salah satu ilmu pengetahuan sosial, ilmu komunikasi adalah ” communication as a sosial science, communication involves understanding how people behave in creating, exchanging, and interpreting masseges. Consequently, communication inquiry combines both scientific and humanistic methods” jadi, komunikasi adalah suatu ilmu pengetahuan social yang memiliki ciri-ciri, berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana orang berprilaku dalam menciptakan, mempertukarkan, serta menginterprestasikan pesan-pesan Pandangan Humanistik Para humanis sering merasakan ingin tau terhadap pernyataan bahwa ada suatu dunia kekal untuk ditemukan. Pengetahuan humanistik teristimewa cocok terhadap problem seni, pengalaman pribadi, dan nilai-nilai. Pandangan Sosial Science Dari berbagai pandangan para ahli (Berger&Chaffe, 1987; Littlejohn, 2002) secara umum, ilmu komunikasi mempunyai tiga karakteristik, yaitu: Pertama, ilmu komunikasi merupakan ilmu social yang bersifat multidisipliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu komunikasi tidak hanya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritis-akademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai kalangan prakitisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan dalam proses produksi system tanda dan lambang merupakan salah satu objek kajian utama. C. Pendekatan Keilmuan dalam Komunikasi Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi, yaitu pendekatan non-ilmiah atau Uscientific dan pendekatan ilmiah atau scientific. Pendekatan Unscientific Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi, yaitu pendekatan non-ilmiah atau Uscientific dan pendekatan ilmiah atau scientific. o Secara kebetulan o Secara trial and error o Melalui otorisasi seseorang o Wahyu Pendekatan Scientific Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan kritik-rasional dan/atau Scientific Research. Ada dua proses yang digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang pertama dinamakan “berpikir kritis-rasional” dan cara yang kedua “penelitian ilmiah”.. D. Teori hubungan antarpribadi a) memahami hubungan antarpribadi b) teori-teori pengembangan hubungan Self disclosure, proses pengungkapan diri pribadi seseorang kepada orang lain atau sebaliknya. Social penetration, proses dimana orang saling mengenal satu dengan yang lainny. Procces view, menganggap bahwa kualitas dan sifat hubungan dapat diperkirakan hanya dengan menggunakan atribut masing-masing sebagai individu dan kombinasi antara atribut-atribut tadi. Social exchange, teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan, dimana hubungan itu mempengaruhi kontribusi orang lain. E. Teori dan model komuikasi kelompok o Pengertian komunikasi kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. o Karakteristik komunikasi kelompok Karakteristik komunikasi dalam kelompok ditentukan melalui dua hal, yaitu norma dan peran. Norma adalah kesepakatan dan perjanjian tentang bagaimana orang – orang dalam suatu kelompok berhubungan dan berprilaku satu dengan yang lainnya. Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dengan kewajiban dengan baik maka dia telah menjalankan suatu peran. o Fungsi komunikasi kelompok Hubungan social Pendidikan Fungsi persuasi Fungsi problem solving Fungsi terapi o Tipe kelompok Ronald B. Adler dan George Rodman (Sendjaja, 2002: 314), membagi kelompok dalam tiga tipe, yaitu kelompok belajar ( learning group), kelompok pertumbuhan (Growth group), kelompok pemecahan masalah (problem solving group). E. Teori dan model komunikasi organisasi Komunikasi organisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi dimana terjadi jaringan pesan satu sama lain yang saling bergantung satu sama lain. Fungsi komunikasi dalam organisasi ada empat, yaitu: fungsi normatif, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak dan tepat waktu. fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan yang berlaku didalam suatu organisasi. fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi tidak selalu membawa hasil yang baik, maka banyak pimpinan yang lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memerintah. fungsi integrative, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik. F. Teori efek komunikasi massa Stimulus respon, merupakan dasar dari teori jarum hipodermik. Jarum hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa di ibaratkan sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti apa yang diharapkan. Stimulus respon mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan distribusikan secara sistematis dan dalam skala luas, sehingga secara serempak dapat diterima orang banyak. Komunikasi dua tahap, memiliki asumsi sebagai berikut: a) individu tidak terisolasi dari kehidupan social tetapi merupakan anggota dari kelompok social dalam berinteraksi dengan orang lain. b) respon dan reaksi terhadap pesan dari media tidak terjadi secara langsung dan segera tetapi melalui perantara. Difusi inovasi, ada 5 tahap dalam difusis inovasi yaitu: 1) pengetahuan 2) persuasi 3) keputusan 4) pelaksanann 5) konfirmasi. Teori agenda setting, jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggap nya penting. Jadi, apa yang dianggap penting oleh media massa juga dianggap penting oleh masyarakat Teori dependensi efek komunikasi massa, teori pada dasarnya merupakan suatu pendekatan struktur social yang berangkat dari gagasan mengenai sifat suatu masyarkat modern, dimana media massa dianggap sebagai system informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan. Spiral of silent, teori ini menjelaskan bahwa menjelaskan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut terletak dalam suatu proses saling mempengaruhi. G. Empat teori pers Dalam Four Theories of the Press (Siebert, Peterson, dan Schramm, 1956, Saverin dan Tankard, Jr. 2005:373), membagi pers di dunia dalam 4 kategori: otoriter, liberal, tanggung. BAB X PENELITIAN KOMUNIKASI A. Proses dan Fokus Penelitian Komunikasi 1. Proses penelitian Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat ingin tahu yang ada dalam hidup ilmuwan. Dimana proses penelitian ilmiah itu meliputi hal-hal berikut: (a) penentuan masalah dan judul penelitian, (b) perumusan permasalahan penelitian, (c) penelusuran teoritikal, (d) penyusunan desain penelitian, (e) penyusunan instrumen penelitian, (f) penentuan sumber data, populasi dan sampel, (g) penentuan metode pengumpulan data, (h) pengumpulan data, (i) mengolah dan menganalisis data, (j) membahas hasil penelitian, (k) penulisan laporan penelitian. Keseluruhan proses tersebut terbagi dalam beberapa kategori pekerjaan penelitian, yaitu: (a) penentuan rancangan-rancangan penelitian, (b) penentuan problem teori yang akan digunakan, (c) menentukan problem aplikasi lapangan. 2. Fokus penelitian Yang dimaksud dengan fokus penelitian komunikasi menurut kajian mikro komunikasi adalah: pertama, dimulai dari komponen komunikator yang merupakan sumber informasi guna menyampaikan pesan dalam proses komunikasi. Kedua, komponen pesan yang dikirim oleh komunikator ke komunikan. Ketiga, komponen media komunikasi yang digunakan oleh komunikator untuk sampainya pesan pada komunikan. Keempat, komponen komunikan dalam proses komunikasi. Kelima, komponen efek atau dampak dari keseluruhan proses komunikasi. Sedangkan berdasarkan komponen makronya yaitu berhubungan dengan kajian-kajian komunikasi dalam perspektif yang lebih luas serta bersentuhan dengan bidang-bidang lain yang memungkinkan kajian komunikasi diperbesar dan membuka diri terhadap bidang-bidang sosial lainnya serta memungkinkan lahirnya kajian-kajian baru dalam studi-studi komunikasi dalam rangka “membesarkan” disiplin ilmu komunikasi. B. Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Kualitatif Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan ini adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu. Sasaran kajian ini adalah pola-pola yang berlaku sebagai prinsip-prinsip umum yang hidup dalam masyarakat. Pendekatan kualitatif mencakup berbagai metodologi yang fokusnya menggunakan pendekatan interpretatif dan naturalistic tehadap pokok kajiannya. a. Desain penelitian kualitatif Hal-hal umum yang perlu dipahami dalam membuat desain penelitian komunikasi dengan format kualitatif adalah: a. Rumusan masalah: mempunyai karakteristik tidak terukur, menganggap teori yang ada mempunyai kemungkinan tidak cocok, tidak akurat, tidak betul dan cenderung bias, berusaha mengeksplorasi fenomena dan membangun teori baru. b. Peranan peneliti: penelitian kualitatif merupakan penelitian interpretatif sehingga bias, nilai, dan prasangka peneliti dinyatakan secara emplisit dalam laporan penelitian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengumpulan data adalah: (a) identifikasi batasan-batasan pengumpulan data, (b) membuat alasan pemilihan prosedur pengumpulan data. Sedangkan Model desain penelitian komunikasi kualitatif: a. Desain Deskriptif-Kualitatif Format ini banyak memiliki kesamaan dengan deskriptif-kuantitatif, karena itu desain deskriptif-kualitatif bisa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau desain kualitatif semu. Artinya desain ini belum benar-benar kualitatif karena bentuknya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya. b. Desain Kualitatif-Verifikatif Format ini merupakan upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian yang akan dilakukan, karena itu format desain penelitiannya secara total berbeda dengan format penelitian kuantitatif. c. Desain Grounded Research Format ini dikonstruksi agar peneliti dapat mengembangkan semua pengetahuan dan teorinya setelah mengetahui permasalahannya di lapangan. d. Analisis kualitatif Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan untuk mencari data dalam arti frekuensi, akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di permukaan itu, dengan demikian maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut. 2. Pendekatan Kuantitatif a. Format desain penelitian Kuantitatif Pada bab pendahuluan berisi: (1) judul penelitian, (2) latar belakang masalah, (3) masalah penelitian, (4) tujuan penelitian, (5) tinjauan pustaka, (6) hipotesis (kalau diperlukan). Pada bab kedua tentang metode penelitian: (1) populasi penelitian, (2) sampel dan teknik sampling, (3) metode pengumpulan data, (4) metode dan rancangan analisis data statistika. Pada bab terakhir yaitu bab pembahasan dan laporan penelitian: (1) rancangan analisis data dan pengujian hipotesis penelitian, (2) rancangan pembahasan hasil penelitian, (3) rancangan laporan penelitian. b. Analisis kuantitatif Analisis kuantitatif menekankan pada empat hal yang dicari dari hubunganhubungan variabel penelitian, yaitu persoalan hubungan, pengaruh, perbedaan, dan identifikasi. C. Metode Penelitian Pada pendekatan kualitatif, lebih cenderung menggunakan analisis-analisis isi kualitatif dan rumpunnya, seperti framming analysis, discourses analysis, hermeneutik, analisis struktur, analisis isi media, dan varian-varian metode kritis. Sedangkan pendekatan kuantitatif dalam komunikasi lebih banyak menggunakan metode pengumpulan data, seperti angket, wawancara, dokumentasi. BAB XI EFEK MEDIA MASSA A. Efek Media Yang Terencana Efek media massa yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang cepat tetapi juga bisa terjadi dalam waktu ynag lama. Contoh dari dua tipologi efek media massa ini (tipologi terencana dalam waktu pendek dan dalam waktu lama) adalah sederet pemberitaan media tentang penggunaan formalin dalam makanan. Beirta ini bisa jadi propaganda, bisa jadi kampanye media, bahkan bisa pula menjadi agenda setting, namun dilakukan dalam waktu pendek, efeknya terhadap masyarakat adalah bahwa masyarakat menjadi sangat terpukul karena selama ini tak menyadarai bahwa makanan itu mengandung formalin, masyarakat takut mangkomsumsi, akibatnya produsen bangkrut. B. Efek Media Yang Tidak Terencana Efek media massa yang terjadi tak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi yaitu terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu lama. Yang terjadi dalam waktu cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mangagetkan masyarakat. Contohnya reaksi terhadap majalah tempo oleh seorang pengusaha dijakarta sehingga sampai ke pengadilan. Namun dalam waktu lama tanpa disadari nya, pembaeritaan-pemberitaan itu akan menciptakan “jalan keluar” yang tak dikehendaki oleh dirinya sendiri, apabila ia mengalami masalah yang sama dengan apa yang dilihatnya di televisi, jadi efek media massa ini telah menciptakan “peta analog” sehingga apabila orang itu terkena musibah maka akan dengan gampang saja ia menggunakan racun nyamuk untuk mengakhiri hidupnya BAB XII MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN MEDIA MASSA A. Mistisme dan tahayul Mistik dan tahayul seperti yang disajikan di media massa di pahami oleh masyarakat sebagai mistik dan tahayul dalam konsep masyarakat yaitu sarat dengan suasana misteri, kengerian, mencekam, horor, dll. Kebiasaan menonton tayangan mistik ini selain merupakan sebuah petualangan batin seseorang juga sebuah budaya masyarakat yang dilakukan di hampir semua masyarakat. 1. Macam-macam tayangan mistik dan tahayul Mistik-semi sains, yaitu flim mistik yang berhubungan dengan fiksi ilmiah.contoh nya manusia harimau, pertunjukkan dedy corbuzzer,dll. Mistik-fiksi, yaitu flim mistik hiburan yang tidak masuk akal, bersifat fiksi. Contohnya flim kartun Scooby doo. Mistik-horor, yaitu flim mistik yang lebih banyak mengeksploitasi dunia lain, seperti hubungan dengan jin, dll. 2. Bahaya tayangan mistik dan tahayul Bahaya terbesara dari tayangan misitk dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan perilaku. B. Pelecehan seksual dan pornomedia 1. Berawal dari wacana seks Yang menjadi objek porno selalu tubuh wanita. Ada dua kutub yang mejadi konflik dalam menilai tubuh perempuan. pertama, kelompok yang memuja tubuh sebagai objek seks serta merupakan sumber kebahagiaan. Kedua, kelompok yang menuduh seks sebagai objek maupun subjek dari sumber malapetaka bagi kaum perempuan itu sendiri. 2. Pergeseran konsep pornografi Dalam wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer, ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat di konseptualisasikan, seperti: Pornografi: gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia. Pornoteks: karya porno yang ditulis naskah cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai bentuk narasi, termasuk pula cerita porno dalam buku-buku komik. Pornosuara: kata-kata dan kalimat yang di ucapkan secara langsung maupun tidak langsung melakukan rayuan seksual, atau tentang tuturan objek seksual atau aktivitas seksual. Pornoaksi: penggambaran aksi gerakan, liukan tbuh yang dapat merangsang, yang di pertontonkan langsung dari seseorang kepada orang lain. Pornomedia: agenda media tentang porno dan penggunaan media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan porno tersebut inilah yang dimaksud dengan pornomedia. 3. Pengaruh pornomedia; kritik terhadap pornografi Substansi persoalan adalah pada pornomedia karena apapun tindakan porno yang dilakukan oleh masyarakat menjadi konteks dalam “kewilayahan domestic” namaun apabila tindakan porno itu ditayangkan di media massa, menjadi konsumsu public, maka pornomedia inilah yang sangat berbahaya, karena pornomedia mampu menciptakan kekuatan konstruksi social media massa itu. 4. Konstruksi social pornomedia Ketika media massa menggunakan pornomedia sebagai objek pemberitaan, maka informasi pemberitaan porno itu akan sangat terkontruksi sebagai pengetahuan di masyarakat. Proses kecepatan ini terjadi melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. C. Kekerasan perempuan di media massa 1. Citra kekerasan perempuan Seks di masyarakat selalu digambarkan sebagai kekuasaan laki-laki terhadap perempuan, seks merupakan bagian yang dominan dalam hubungan laki-laki dan perempuan, serta menempatkan perempuan sebagai sobordinasi, perempuan selalu menjadi objek dalam media. 2. Kekuasaan laki-laki atas perempuan Pemberitaan media massa juga tidak seimbang antara pemaknaan ruang public laki-laki dan ruang public perempuan. Ketika media massa menyangkut laki-laki, maka media massa menyorotinya sebagai ‘pahlawan-pahlawan’ karena masyarkat membutuhkan mereka. Namun ketika media massa menyorot perempuan, terkesan maknanya hanya sebagai pelengkap saja. D. Kekerasan dan sadisme Kekerasan media massa bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media televisi. Bentuk kekerasan dan sadisme media massa dengan modus yang sama disemua media massa, yaitu lebih menonjolkan kengerian dan keseraman dimana tujuan pemberitaan itu sendiri. E. Pembunuhan karakter Mengadili seseorang melalui media massa merupakan bentuk kekerasan terkadap orang lain. Sasaran mengadili seseorang melalui media massa adalah pembunuhan karakter seseorang agar supaya reputasi orang tersebut menjadi hancur. BAB XIII MASA DEPAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI A. Agenda Penting 1. Time and Space dan Stasiun Media Bergerak (Telapak Tangan) Pada kenyataannya bahwa perkembangan media penyiaran sedang bergeser dari stasiun tetap ke stasiun bergerak dalam “telapak tangan kita”. Teknologi lama tetang stasiun radio dan televisi mengacu pada sebuah bangun, ruang, dan tempat yang dibatasi dengan berbagai instalasi canggih dan rumit. Namun saat ini, teknologi seluler yang kita gunakan sedang mengarah ke sebuah stasiun siaran bergerak dalam genggaman kita. Setiap kejadian dapat kita siarkan dalam waktu itu juga ke siapa saja yang ingin kita siarkan. 2. New Media Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika menjadi sangat urgen terutama yang berhubungan dengan perkembangan media baru, karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana konstruksi media massa memberi konstribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. 3. Cyber dan Ruang Waktu Masalah perkembangan teknologi telematika dan dunia cyber, menjadi perhatian yang tak habis-habisnya diberikan untuk mengikuti dan membuka misteri ini. Seperti umpamanya, persoalan “ruang waktu”, persoalan cyber, dimana berdasarkan perkembangan akhir-akhir ini bahwa misteri “ruang waktu” dan cyber adalah dua misteri yang sesungguhnya memiliki kaitan satu dengan lainnya. Apabila secara tuntas misteri keduanya dapat dipecahkan, maka sebenarnya manusia memiliki ruang kehidupan baru yang tak terbatas. 4. Citra dan Konstruksi Sosial Media Massa Persoalan citra dalam konstruksi sosial media massa, sampai saat ini pun belum tuntas dan belum mampu membuka berbagai misteri keilmuan yang ada. Misteri citra berbeda dengan cyber, apabila misteri cyber ada pada konten telematika, sedangkan misteri citra media ada pada konten kognitif orang. B. Tenaga Pengajar dan Peneliti Tenaga pengajar dan peneliti di bidang komunikasi saat ini masig sangat terbatas yang ada di berbagai perguruan tinggi, akibatnya banyak pekerjaan penelitian yang seharusnya dilakukan menjadi terbengkalai. Sangat sedikit tenaga pengajar dan peneliti yang tersedia sesungguhnya menjadi masalah umum dalam dunia pendidikan tinggi, hal itu disebabkan karena begitu rendah apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap profesi pengajar dan peneliti, sementara orang-orang yang telah memilih pekerjaan ini sebagai profesi lebih banyak disebabkan karena pertimbangan ekonomi, sehingga bagaimanapun mereka harus memenuhi tujuan-tujuan hidup itu. RESUME Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Sosiologi Komunikasi” Disusun oleh: A. Fauzi Eko S. B06208045 Dosen Pembimbing Sonhaji Sholeh PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2010