English

advertisement
KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU DAN BIASA DI KABUPATEN
SUBANG
DIVERSITY OF ENDOPHYTIC BACTERIA FROM CULTIVARS OF
PINEAPPLE (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU AND BIASA IN
SUBANG
Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih
Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI.
ABSTRAK
Proses pematangan pada buah ditandai dengan adanya perubahan karakteristik buah
meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Perubahan karakteristik buah tersebut salah
satunya dipengaruhi oleh bakteri endofit yang dapat hidup berasosiasi dalam jaringan
tanaman yang mampu menghasilkan enzim dan hormon tertentu sehingga dapat
mengubah sifat kimia yang akan mempengaruhi sifat fisik suatu buah. Penelitian
mengenai bakteri endofit pada buah telah banyak dilakukan, namun bakteri endofit
pada buah nanas belum diidentifikasi. Buah nanas kultivar Simadu dan Biasa
merupakan buah nanas yang banyak dikonsumsi masyarakat dan diolah sebagai bahan
baku industri makanan yang berasal dari Kabupaten Subang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keragaman jenis bakteri endofit pada kultivar nanas Simadu dan
Biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan
Identifikasi bakteri dengan menggunakan karakterisasi morfologi, pewarnaan Gram
dan uji biokimiawi. Isolasi bakteri dari kedua kultivar dilakukan dengan teknik
pengenceran, yaitu pada seri pengenceran ke- 10-2, 10-3, dan 10-4. Bakteri-bakteri yang
ditemukan pada kultivar Simadu diduga mempunyai kemiripan dengan jenis Bacillus
sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, Pediococcus sp, Acinetobacter sp,
Lactobacillus sp, Gluconobacter sp dan Acetobacter sp. Sedangkan pada kultivar
Biasa ditemukan bakteri yang diduga mempunyai kemiripan dengan jenis Bacillus sp,
Pseudomonas sp, Enterobacter sp, Pediococcus sp, Acetobacter sp dan Micrococcus
sp. Perbedaan keragaman bakteri pada kedua kultivar tersebut diikuti dengan
perbedaan hasil uji organoleptik bahwa warna, rasa, aroma dan tekstur pada nanas
Simadu lebih baik dibandingkan dengan nanas Biasa. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perbedaan bakteri endofit yang terdapat pada setiap kultivar diduga
mempengaruhi karakteristik buah nanas (warna, rasa, aroma dan tekstur).
Kata kunci : Nanas, Bakteri Endofit, Karakteristik buah
ABSTRACT
The fruit ripening process is characterized by a change in fruit characteristics include
color, aroma, texture and flavor. Changes in the characteristics of the fruit is
influenced by endophytic bacteria that can live associated in the cell plant that can
produce a particular enzymes and hormones that can alter the chemical properties that
will affect the physical properties of the fruit. Research on endophytic bacteria on the
_______________________
1 Penulis Penanggung Jawab
Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih
KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU
DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG
fruit has a lot to do, but endophytic bacteria on pineapple fruit has not been identified.
Pineapple cultivars Simadu and Biasa is widely consumed by people as fresh fruit and
processed fruit from Subang district. This study aims to determine the endophytic
bacteria from pineapple cultivars Simadu and Biasa from Subang. The method used in
this research is descriptive method, by using the characterization of morphology,
Gram staining and biochemical tests. Isolation of bacteria from pineapple Simadu and
Biasa cultivars were conducted by dilution technique, namely the serial-dilution to 102
, 10-3, and 10-4. The bacteria found in Simadu cultivar alleged resemblance to the
type of Bacillus sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, Pediococcus sp, Acinetobacter
sp, Gluconobacter sp and Acetobacter sp. While the Biasa cultivar alleged
resemblance to the type of Bacillus sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, sp
Pediococcus, Acetobacter sp and Micrococcus sp. Differences in the composition of
the bacteria in both cultivars followed by organoleptic test results that the difference
of color, texture and flavor at Simadu cultivar superior compared to Biasa cultivar. It
shows that there are differences in endophytic bacteria on each cultivar is thought to
affect the characteristics of pineapple fruit (color, texture and flavor).
Keywords : Pineapple, Endophytic Bacteria, Fruit Characteristic
Nanas (Ananas comosus L.Merr)
merupakan salah satu buah tropis yang
memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi
dengan produksi ketiga terbesar di dunia
setelah pisang dan jeruk (Bartholomew et
al, 2003). Nanas memiliki banyak kultivar
yang bervariasi dalam ukuran tanaman,
buah, warna dan rasa daging buah.
Berdasarkan habitus tanaman, terutama
bentuk daun dan buah, nanas dapat
dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
Spanish, Queen, Abacaxi, dan Cayenne.
Kultivar nanas yang paling banyak ditanam
di Indonesia adalah Cayenne dan Queen
(Rukmana, 1995). Kultivar nanas Cayenne
telah berkembang menjadi beberapa
kultivar baru, diantaranya adalah kultivar
nanas Simadu dan kultivar nanas Biasa.
Kedua kultivar nanas tersebut telah banyak
ditanam dan menyebar di daerah
Kabupaten Subang. Buah nanas kultivar
Simadu dan Biasa merupakan buah nanas
yang banyak dikonsumsi masyarakat dan
telah banyak dijadikan sebagai bahan baku
untuk diolah dalam industri makanan.
Perbedaan yang menonjol dari kedua
kultivar tersebut dapat dilihat dari fisik
endofit
dan
pengetahuan
tentang
keanekaragaman mikroba sangat penting
terutama dalam memahami aktivitas
metabolisme fungsional mikroba yang
buahnya. Nanas Simadu mempunyai
ukuran buah yang lebih besar dengan
bentuk buah yang lonjong, sedangkan
nanas Biasa mempunyai ukuran buah yang
lebih kecil dengan bentuk buah yang bulat.
Selama proses pematangan, pati diubah
menjadi gula dan terjadi peningkatan
jumlah asam-asam seperti asam sitrat yang
menjadikan
buah
nanas
memiliki
perpaduan rasa antara gula dan asam.
Pektin dan lignin sebagai komponen dari
dinding sel dipecah menjadi molekul yang
lebih sederhana sehingga terjadi pelunakan
jaringan buah (Irfandi, 2005).
Proses pematangan buah sering
dihubungkan dengan rangkaian perubahan
yang dapat dilihat meliputi warna, aroma,
tekstur dan rasa (Sartika, 2010). Perubahan
karakteristik buah tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh bakteri endofit yang dapat
hidup berasosiasi dalam jaringan tanaman
yang mampu menghasilkan enzim dan
hormon tertentu sehingga dapat memacu
pertumbuhan tanaman dan pematangan
buah.
Informasi
mengenai
bakteri
menunjang karakteristik buah nanas.
Namun sampai saat ini belum ada
penelitian mengenai keragaman bakteri
endofit pada buah nanas. Untuk itu dalam
Formica Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014
penelitian ini telah dilakukan identifikasi
dan karakterisasi bakteri endofit pada
kultivar buah nanas karena masih banyak
informasi mengenai bakteri endofit pada
buah nanas yang belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keragaman jenis bakteri endofit pada
kultivar nanas Simadu dan Biasa dan
melihat hubungan antara karakteristik
bakteri dengan kualitas buah nanas yang
meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian deskriptif dengan menggunakan
dua kultivar nanas Simadu dan Biasa yang
bakteri endofit hasil kukturnya diambil dari
kedua nanas tersebut. Langkah pertama
dalam penelitian ini, dimulai dengan
pembuatan medium. Medium yang
digunakan
adalah
medium
untuk
pembiakan bakterri dan uji biokimiawi.
Medium tersebut antara lain medium
Nutrient Agar (NA), medium kaldu
laktosa, sukrosa dan dekstrosa, nitrate
broth, agar pati, agar lipid, medium gelatin
agar, medium kasein, urea broth, SIM
agar, Simmon’s Citrat Agar, MR-VP
Broth. Semua medium yang telah dibuat
dan peralatan yang telah dipersiapkan
untuk digunakan selama penelitian,
disterilisasi untuk meminimalisir adanya
kontaminasi selama 15-30 menit dengan
menggunakan Autoklaf pada suhu 1210C
dan tekanan 1,5 atm. Isolasi bakteri dari
sampel berupa irisan daging buah dan kulit
buah dari kedua kultivar nanas dilakukan
dengan teknik pengenceran bertingkat.
Selanjutnya karakterisasi dilakukan dengan
menggunakan 18 uji biokimia yang
mengacu pada Cappuccino & Sherman
(2005). Identifikasi bakteri berpedoman
pada buku Bergey’s Manual Of Systematic
Bacteriology Ninth Edition (1994).
Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas
Biokimiawi dan Identifikasi 9 Isolat
Bakteri dari Kultivar Nanas Simadu dan
Nanas Biasa
Tabel 2 Keragaman Bakteri dari Kultivar
Nanas Simadu dan Nanas Biasa
Nanas
Simadu
Nanas
Biasa
Bacillus sp.
√
√
TifW2
Pseudomonas sp.
√
√
3
TifW3
Enterobacter sp.
√
√
4
TifW4
Pediococcus sp.
√
√
5
TifW5
Acinetobacter sp.
√
-
6
TifW6
Lactobacillus sp.
√
-
7
TifW7
Gluconobacter sp.
√
-
8
TifW8
Acetobacter sp.
√
√
9
TifW9
Micrococcus sp.
-
√
No
Isolat
1
TifW1
2
Genus yang
diduga
HASIL DAN PEMBAHASAN
Morfologi dan Uji Biokimia
Isolasi bakteri dari nanas Simadu
dan nanas Biasa dalam medium kaldu
nutrisi agar didapatkan banyak koloni
Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih
KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU
DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG
bakteri yang pertumbuhannya tergolong
normal, dalam 1x24 jam didapatkan ratarata 114 koloni pada setiap biakan dalam
satu cawan petri pada kultivar nanas
Simadu dan rata-rata 96 koloni pada setiap
biakan dalam satu cawan petri pada
kultivar nanas Biasa. Hasil pengamatan
morfologi koloni bakteri dari kedua
kultivar menunjukkan bahwa dari nanas
Simadu terdapat 8 isolat bakteri memiliki
morfologi koloni yang berbeda, sedangkan
dari nanas Biasa terdapat 6 isolat bakteri
memiliki morfologi koloni yang berbeda
(lihat Tabel 2). Namun dari kedua kultivar
nanas tersebut terdapat lima koloni yang
mempunyai ciri-ciri yang sama dari
bentuk, warna, tepian, elevasi dan
kepekatannya.
Uji aktivitas biokimia ini dilakukan
untuk mengetahui karakteristik yang
dimiliki oleh 9 isolat bakteri yang telah
diisolasi dari kultivar nanas Simadu dan
nanas Biasa. Hasil uji biokimia dapat
dilihat pada Tabel 1.
Karakterisasi Bakteri dari Dua Kultivar
Buah Nanas Berdasarkan Pewarnaan
Gram dan KOH string test
Pemeriksaan
bakteri
dengan
pewarnaan Gram ini biasanya merupakan
poin awal yang utama untuk klasifikasi,
identifikasi dan karakterisasi bakteri
(Hidayat, 2005). Bakteri yang berhasil
diisolasi pada penelitian ini memiliki dua
macam bentuk sel, yaitu bentuk batang
(basil) dan bulat (coccus). Sinha et al
(2012) menyatakan bahwa bakteri yang
umum terdapat pada permukaan buah
meliputi bakteri baik Gram positif maupun
Gram negatif dengan struktur morfologi
yang bervariasi seperti batang, bacillary
rods sampai bulat.
KOH string test pada penelitian ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
menguatkan hasil dari pewarnaan Gram
yang sudah dilakukan. Hasil dari KOH
string test menunjukkan 88,8% sama
dengan hasil yang didapatkan pada
pewarnaan Gram. Yaitu 8 dari 9 isolat
menunjukkan hasil yang sama. Hidayat
(2005), menyatakan bahwa bakteri Gram
positif, yang memiliki kemampuan untuk
tahan terhadap dekolorisasi dengan ethanol
atau alkohol adalah ciri-ciri dari
kebanyakan sel bakteri muda dari beberapa
spesies, namun sejalan dengan usia
pertumbuhan, sel-sel itu dapat kehilangan
karakter Gram positif dan menjadi Gram
negatif yang tidak memiliki ketahanan
terhadap dekolorisasi dengan ethanol atau
alkohol. Pada faktanya hal ini bergantung
pada usia kultur sel dan besarnya daya
dekolorisasi dari zat warna/larutan yang
digunakan. Untuk menghindari kekurangan
dari kemampuan zat warna yang difiksasi
pada pewarnaan Gram, maka penentuan
kelompok Gram positif dan Gram negatif
diambil dari hasil KOH string test.
Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik dilakukan
saat sampel masih dalam kondisi segar.
Penilaian organoleptik yang diamati adalah
warna, aroma, rasa dan tekstur. Untuk
mengetahui respon masyarakat terhadap
tingkat kesukaan buah nanas dari dua
kultivar yang berbeda, dipilih 15 orang
sebagai panelis. Dari hasil pengujian
organoleptik yang telah dilakukan, dapat
dilihat bahwa sebagian besar peserta uji
memilih nanas Simadu sebagai nanas yang
lebih disukai karena memiliki karakteristik
(warna, aroma, rasa dan tekstur) lebih
unggul dibandingkan dengan nanas Biasa.
Hal ini dapat dilihat dari nilai masingmasing setiap karakteristiknya. Pada
karakteristik warna, nanas Simadu
memiliki nilai uji sebesar 2,6 atau 86,6%,
sedangkan pada nanas Biasa hanya
memliki nilai uji sebesar 1,4 atau 46,6%.
Irfandi (2005) menyatakan bahwa nanas
yang berkualitas baik adalah yang
mempunyai warna daging buah orange
atau kuning. Penampakan dari luar yaitu
terjadinya perubahan warna dimana
klorofil terdegradasi dan meningkatnya
pigmen karoten sehingga membuat warna
dari nanas lebih kuat. Hal ini menunjukan
Formica Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014
nanas Simadu lebih unggul 1,2 atau 40%
dari nanas Biasa, dan dapat disimpulkan
bahwa karakteristik warna pada nanas
Simadu jauh lebih baik.
Kemudian
pada
karakteristik
aroma, nanas Simadu memiliki nilai uji
sebesar 2 atau 66,6%, sedangkan pada
nanas biasa memiliki nilai uji sebesar 1,8
atau 60%, perbedaan nilai uji karakteristik
aroma ini tidak terlalu signifikan, ini dapat
kita lihat bahwa nanas Simadu unggul 0,2
atau 6,6% dari nanas Biasa. Buah nanas
dengan kematangan yang optimal memiliki
aroma yang kuat dan buah nanas dengan
aroma yang harum lebih disukai
masyarakat baik untuk konsumsi langsung
maupun untuk buah olahan (Yanti &
Irfandi, 2005). Pada karakteristik rasa,
nanas Simadu memiliki nilai uji sebesar
2,6 atau 86,6%, sedangkan pada nanas
Biasa memiliki nilai uji sebesar 2,4 atau
80%. Bisa kita lihat bahwa nanas Simadu
lebih unggul 0,2 atau 6,6% dari nanas
Biasa. Angka yang lebih besar pada segi
rasa menunjukkan bahwa rasa pada nanas
tersebut lebih manis. Hal ini menunjukkan
bahwa nanas Simadu memiliki rasa yang
lebih manis dibandingkan dengan nanas
Biasa, meskipun hasil yang diperoleh tidak
signifikan. Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Propinsi Jawa Barat (2008)
mengemukakan bahwa kultivar Smooth
Cayenne
yang
dibudidayakan
di
Kabupaten Subang telah dilepas sebagai
varietas unggul oleh Menteri Pertanian
karena memiliki rasa yang manis dan
kandungan airnya lebih tinggi. Kemudian
pada karakteristik yang terakhir yaitu
karakteristik tekstur, nanas Simadu
memiliki nilai uji sebesar 2,3 atau 76,6%,
sedangkan pada nanas biasa memiliki nilai
uji sebesar 2,0 atau 66,6%. Bisa kita lihat
bahwa nanas Simadu lebih unggul 0,3 atau
10% dari nanas Biasa, hal ini juga
menunjukan
bahwa
nanas
Simadu
memiliki tekstur yang lebih halus
dibandingkan dengan nanas Biasa.
Karakteristik warna, aroma, rasa, dan
tekstur pada buah nanas menentukan
kualitas dari buah itu sendiri. Warna kuat
dan tidak pada buah nanas adalah sebagai
indikator kematangan nanas. Aroma nanas
dengan kematangan yang optimal juga
lebih kuat dibandingkan dengan nanas
yang belum matang. Pada dasarnya, rasa
manis dan asam pada buah nanas samasama memiliki nilai jual. Hanya saja yang
membedakan adalah buah nanas dengan
rasa manis lebih banyak dikonsumsi
sebagai buah segar atau konsumsi
langsung, sedangkan buah nanas dengan
rasa asam yang lebih dominan, lebih
banyak dikonsumsi sebagai buah olahan
seperti bahan baku untuk selai, dodol,
sirup, dan produk olahan lainnya.
Karakteristik Buah dengan Keragaman
Bakteri
Semua bakteri yang tumbuh pada
makanan bersifat heterotropik, yaitu
membutuhkan
zat
organik
untuk
pertumbuhannya. Dalam metabolismenya
bakteri heterotropik menggunakan protein,
karbohidrat, lemak dan komponen
makanan lainnya sebagai sumber karbon
dan energi untuk pertumbuhannya.
Beberapa bakteri dapat mengoksidasi
karbohidrat secara lengkap menjadi CO2
dan H2O, atau memecahnya menjadi asam,
alkohol, aldehida atau keton. Bakteri juga
dapat memecah protein yang terdapat di
dalam makanan menjadi polipeptida, asam
amino, amonia, dan amin. Beberapa
spesies tertentu dapat memecah lemak
menjadi gliserol dan asam lemak. Jika
tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada
penampakan maupun komposisi kimia dan
cita-rasa bahan pangan tersebut. Perubahan
yang dapat terlihat dari luar misalnya
perubahan warna, pembentukan gas, bau
asam, bau alkohol, bau busuk, dan
berbagai perubahan lainnya.
Hasil identifikasi bakteri yang
diisolasi dari dua kultivar nanas terpilih
(Simadu dan Biasa), menunjukkan bahwa
9 isolat berbeda yang dibedakan
berdasarkan morfologi koloninya, diduga
Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih
KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU
DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG
merupakan genus yang berbeda pula. Dari
ke-9 genus yang telah diidentifikasi,
didapatkan lima genus yang sama-sama
terdapat pada nanas Simadu dan nanas
Biasa. Genus tersebut diduga merupakan
genus
Bacillus,
Pseudomonas,
Enterobacter,
Pediococcus,
dan
Acetobacter. Sedangkan 4 isolat dengan
genus yang berbeda lainnya hanya
didapatkan pada salah satu kultivar nanas
Simadu atau nanas Biasa.
Pada isolasi biakan bakteri dari
nanas Simadu didapatkan isolat TifW5,
TifW6 dan TifW7 yang tidak ditemukan
pada isolasi biakan bakteri nanas Biasa.
Isolat tersebut diduga merupakan genus
Acinetobacter,
Lactobacillus,
dan
Gluconobacter. Sedangkan pada isolasi
biakan bakteri nanas Biasa terdapat isolat
TifW9 yang tidak ditemukan pada isolasi
bakteri dari nanas Simadu. Isolat tersebut
diduga merupakan genus Micrococcus.
Perbedaan keragaman bakteri dari dua
kultivar nanas (Simadu dan Biasa) dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan bahwa
diduga dari kultivar nanas Simadu terdapat
bakteri spesifik yang tidak ditemukan pada
nanas Biasa, begitu juga pada kultivar
nanas Biasa diduga terdapat bakteri
spesifik yang tidak ditemukan pada nanas
Simadu. Dalam mikrobiologi pangan,
pengelompokan bakteri berdasarkan sifat
pertumbuhannya pada makanan lebih
penting
daripada
pengelompokan
berdasarkan sifat-sifat lainnya. Dengan
pengelompokan
ini
mudah
diduga
perubahan-perubahan yang akan terjadi
pada makanan jika suatu bakteri yang
termasuk dalam suatu kelompok tumbuh
pada makanan (Lie, 1995).
Sembilan genus bakteri yang
ditemukan pada kedua kultivar nanas
(Simadu dan Biasa) merupakan bakteri
nonpatogen yang banyak ditemukan pada
buah, tanaman, tanah dan air. Bakteribakteri tersebut termasuk kelompok bakteri
yang menguntungkan tanaman, seperti
genus Pseudomonas dan Enterobacter
yang dapat menghasilkan IAA (Indole
Acetic Acid) sebagai hormon pemicu
pertumbuhan. Bakteri tersebut memberikan
pengaruh
positif
karena
dapat
mempercepat
pertumbuhan
tanaman.
Kemudian genus lainnya seperti genus
Bacillus, Pediococcus, dan Acetobacter
merupakan bakteri yang dapat tumbuh di
kondisi dengan pH yang rendah. Ini
berhubungan dengan lingkungan buah
nanas yang mempunyai pH <4,4 yang
merupakan lingkungan ekstrem bagi
pertumbuhan bakteri. Genus Pediococcus
dan Acetobacter merupakan bakteri
penghasil asam, dan dapat mendegradasi
ethanol menjadi asam asetat dan asamasam
lainnya
sehingga
membuat
lingkungan medium bagi pertumbuhannya
menjadi asam dan memiliki pH yang
rendah.
Bakteri yang hanya ditemukan pada
nanas Simadu antara lain Acinetobacter,
Lactobacillus,
dan
Gluconobacter.
Lactobacillus dapat memfermentasi gula
menjadi asam laktat dan asam lain yang
dapat membuat kondisi buah jadi asam.
Biasanya buah yang masih muda memiliki
kandungan asam yang lebih tinggi. Namun,
jumlah asam akan berkurang dengan
meningkatnya aktivitas metabolisme buah
tersebut (Winarno dan Wirakartakusumah,
1981). Dari hasil uji organoleptik
didapatkan
bahwa
nanas
Simadu
mempunya rasa yang lebih manis
dibandingkan dengan nanas Biasa. Hal ini
menunjukkan bahwa nanas Simadu
mempunyai kandungan gula yang lebih
tinggi
dari
nanas
Biasa.
Genus
Gluconobacter termasuk kelompok bakteri
yang dapat tumbuh dalam kondisi medium
dengan gula tinggi. Buah nanas yang
matang diketahui mempunyai rasa yang
manis. Ripening (matang) sebagai periode
dimana terjadi penguraian zat-zat organik
selama
penuaan
sampai
mencapai
perkembangan sempurna dan mutu siap
dikonsumsi, pada tahap ini mutu astetik
seperti rasa, tekstur dan warna mencapai
perkembangan yang maksimum (Winarno
Formica Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014
& Wirakartakusumah, 1981). Periode
perkembangan
setelah
kematangan
cenderung terjadi penurunan mutu buah,
buah nanas yang telah melewati masa
kematangan yang maksimum banyak
memproduksi alkohol. Alkohol tersebut
dapat dilihat dari aroma dan rasanya.
Genus Acinetobacter dapat menghasilkan
alkohol (lactone) dari asam laktat yang
diduga menambah kandungan alkohol pada
nanas setelah periode kematangan.
Bakteri yang hanya ditemukan pada
nanas Biasa adalah genus Micrococcus.
Micrococcus merupakan salah satu bakteri
yang penting dalam mikrobiologi pangan
karena
kebanyakan
spesies
dapat
memfermentasi gula dengan memproduksi
sejumlah asam (Pelczar, 1977). Dari hasil
uji organoleptik, nanas Biasa diketahui
mempunyai rasa yang lebih asam dari
nanas Simadu. Asam yang dihasilkan oleh
metabolisme dari genus Micrococcus
tersebut diduga membuat lingkungan dari
buah nanas Biasa menjadi asam.
KESIMPULAN
Hasil
pengamatan
keragaman
bakteri endofit pada kultivar nanas Simadu
dan Biasa menunjukkan terdapat sembilan
genus bakteri yang berbeda. Genus bakteri
yang diduga sama-sama ditemukan pada
kedua kultivar nanas (Simadu dan Biasa)
antara lain Bacillus, Pseudomonas,
Enterobacter,
Pediococcus,
dan
Acetobacter. Diduga terdapat bakteri
spesifik yang hanya ditemukan pada salah
satu kultivar nanas saja. Pada kultivar
Simadu ditemukan genus yang diduga
Acinetobacter,
Lactobacillus,
dan
Gluconobacter, yang mana bakteri tersebut
tidak ditemukan pada kultivar Biasa.
Sedangkan pada kultivar Biasa ditemukan
genus yang diduga Micrococcus yang tidak
ditemukan pada kultivar Simadu. Dilihat
dari hasil uji organoleptik menunjukkan
bahwa nanas Simadu lebih disukai oleh
masyarakat dan mempunyai nilai yang
lebih unggul dari karakteristik rasa, aroma,
warna dan tekstur, dimana rasa Simadu
lebih manis, aromanya lebih kuat,
warnanya lebih kuat, dan teksturnya lebih
halus dibandingkan dengan nanas Biasa.
Keragaman bakteri yang ditemukan pada
masing-masing
kultivar,
diduga
mempunyai hubungan dengan karakteristik
yang dimiliki dari setiap kultivarnya.
Bakteri spesifik yang terdapat pada setiap
kultivar mempunyai kemampuan dan hasil
metabolisme yang berbeda, sehingga
diduga dapat mempengaruhi karakteristik
dari masing-masing kultivar nanas
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bartholomew, D, P., Paull, R, E., K, G,
Rochbach. (2003). The Pineapple
Botani Production and Uses. CABI
Publishing. UK
Cappuccino, J. G., Sherman, N. (2005).
Microbiology : A Laboratory
Manual, New York: The Benjamin
Cummings Publishing Company.
Inc.
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan
Propoinsi Jawa Barat. (2008).
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Nenas Kabupaten Subang Revisi I.
Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
Bandung
Hidayat, I, S. (2005). “Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri dari Tanah di
Sekitar Karat Besi di Kota
Bandung”. Skripsi Sarjana. FPMIPA
UPI : Tidak diterbitkan.
Hui, Y, H., Jozsef, B., Pilar, C., Todd, G.,
Jiwan, S., Nirmal, S. (2006).
Handbook of Fruits and Fruit
Processing. Blackwell Publishing.
USA
Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih
KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU
DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG
Irfandi. (2005). “Karakterisasi Morfologi
Lima Populasi Nanas (Ananas
comosus (L.) Merr.)”. Skripsi
Sarjana. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor: Diterbitkan
Lie, S. (1995). Isolasi dan Seleksi Bakteri
Asam
Laktat
yang
Bersifat
Antimikroba Dari Pikel Ketimun dan
Acar. Skripsi Sarjana pada FTP IPB
Bogor: diterbitkan.[Online]Tersedia:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123
456789/39954 [5 Juni 2013]
Rukmana, R. (1995). Nenas Budidaya Dan
Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta.
Sartika, R. (2010). “Pengaruh Suhu Dan
Kelembaban Udara Terhadap ShelfLife dan Karakteristik Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) Selama
Penyimpanan”. [Online] Tersedia:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123
456789/27548 [9 September 2013]
Pelczar, M.J. 1977. Microbiology. Fourth
Edition. New York: Mc Graw Hill.
Sinha, N., Jiwan, S., Jozsef, B., James, W.,
Pilar, C. (2012). Handbook of Fruits
and Fruit Processing Second
Edition. Willey Blackwell. USA
Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. (1986). DasarDasar Mikrobiologi. UI Press,
Jakarta.
Winarno, F, G., Wirakartakusumah, M, A.
(1981). Fisiologi lepas panen. Sastra
Hudaya. Jakarta.
Download