KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG DIVERSITY OF ENDOPHYTIC BACTERIA FROM CULTIVARS OF PINEAPPLE (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU AND BIASA IN SUBANG Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi, FPMIPA UPI. ABSTRAK Proses pematangan pada buah ditandai dengan adanya perubahan karakteristik buah meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Perubahan karakteristik buah tersebut salah satunya dipengaruhi oleh bakteri endofit yang dapat hidup berasosiasi dalam jaringan tanaman yang mampu menghasilkan enzim dan hormon tertentu sehingga dapat mengubah sifat kimia yang akan mempengaruhi sifat fisik suatu buah. Penelitian mengenai bakteri endofit pada buah telah banyak dilakukan, namun bakteri endofit pada buah nanas belum diidentifikasi. Buah nanas kultivar Simadu dan Biasa merupakan buah nanas yang banyak dikonsumsi masyarakat dan diolah sebagai bahan baku industri makanan yang berasal dari Kabupaten Subang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis bakteri endofit pada kultivar nanas Simadu dan Biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan Identifikasi bakteri dengan menggunakan karakterisasi morfologi, pewarnaan Gram dan uji biokimiawi. Isolasi bakteri dari kedua kultivar dilakukan dengan teknik pengenceran, yaitu pada seri pengenceran ke- 10-2, 10-3, dan 10-4. Bakteri-bakteri yang ditemukan pada kultivar Simadu diduga mempunyai kemiripan dengan jenis Bacillus sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, Pediococcus sp, Acinetobacter sp, Lactobacillus sp, Gluconobacter sp dan Acetobacter sp. Sedangkan pada kultivar Biasa ditemukan bakteri yang diduga mempunyai kemiripan dengan jenis Bacillus sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, Pediococcus sp, Acetobacter sp dan Micrococcus sp. Perbedaan keragaman bakteri pada kedua kultivar tersebut diikuti dengan perbedaan hasil uji organoleptik bahwa warna, rasa, aroma dan tekstur pada nanas Simadu lebih baik dibandingkan dengan nanas Biasa. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan bakteri endofit yang terdapat pada setiap kultivar diduga mempengaruhi karakteristik buah nanas (warna, rasa, aroma dan tekstur). Kata kunci : Nanas, Bakteri Endofit, Karakteristik buah ABSTRACT The fruit ripening process is characterized by a change in fruit characteristics include color, aroma, texture and flavor. Changes in the characteristics of the fruit is influenced by endophytic bacteria that can live associated in the cell plant that can produce a particular enzymes and hormones that can alter the chemical properties that will affect the physical properties of the fruit. Research on endophytic bacteria on the _______________________ 1 Penulis Penanggung Jawab Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG fruit has a lot to do, but endophytic bacteria on pineapple fruit has not been identified. Pineapple cultivars Simadu and Biasa is widely consumed by people as fresh fruit and processed fruit from Subang district. This study aims to determine the endophytic bacteria from pineapple cultivars Simadu and Biasa from Subang. The method used in this research is descriptive method, by using the characterization of morphology, Gram staining and biochemical tests. Isolation of bacteria from pineapple Simadu and Biasa cultivars were conducted by dilution technique, namely the serial-dilution to 102 , 10-3, and 10-4. The bacteria found in Simadu cultivar alleged resemblance to the type of Bacillus sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, Pediococcus sp, Acinetobacter sp, Gluconobacter sp and Acetobacter sp. While the Biasa cultivar alleged resemblance to the type of Bacillus sp, Pseudomonas sp, Enterobacter sp, sp Pediococcus, Acetobacter sp and Micrococcus sp. Differences in the composition of the bacteria in both cultivars followed by organoleptic test results that the difference of color, texture and flavor at Simadu cultivar superior compared to Biasa cultivar. It shows that there are differences in endophytic bacteria on each cultivar is thought to affect the characteristics of pineapple fruit (color, texture and flavor). Keywords : Pineapple, Endophytic Bacteria, Fruit Characteristic Nanas (Ananas comosus L.Merr) merupakan salah satu buah tropis yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dengan produksi ketiga terbesar di dunia setelah pisang dan jeruk (Bartholomew et al, 2003). Nanas memiliki banyak kultivar yang bervariasi dalam ukuran tanaman, buah, warna dan rasa daging buah. Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah, nanas dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu: Spanish, Queen, Abacaxi, dan Cayenne. Kultivar nanas yang paling banyak ditanam di Indonesia adalah Cayenne dan Queen (Rukmana, 1995). Kultivar nanas Cayenne telah berkembang menjadi beberapa kultivar baru, diantaranya adalah kultivar nanas Simadu dan kultivar nanas Biasa. Kedua kultivar nanas tersebut telah banyak ditanam dan menyebar di daerah Kabupaten Subang. Buah nanas kultivar Simadu dan Biasa merupakan buah nanas yang banyak dikonsumsi masyarakat dan telah banyak dijadikan sebagai bahan baku untuk diolah dalam industri makanan. Perbedaan yang menonjol dari kedua kultivar tersebut dapat dilihat dari fisik endofit dan pengetahuan tentang keanekaragaman mikroba sangat penting terutama dalam memahami aktivitas metabolisme fungsional mikroba yang buahnya. Nanas Simadu mempunyai ukuran buah yang lebih besar dengan bentuk buah yang lonjong, sedangkan nanas Biasa mempunyai ukuran buah yang lebih kecil dengan bentuk buah yang bulat. Selama proses pematangan, pati diubah menjadi gula dan terjadi peningkatan jumlah asam-asam seperti asam sitrat yang menjadikan buah nanas memiliki perpaduan rasa antara gula dan asam. Pektin dan lignin sebagai komponen dari dinding sel dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana sehingga terjadi pelunakan jaringan buah (Irfandi, 2005). Proses pematangan buah sering dihubungkan dengan rangkaian perubahan yang dapat dilihat meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa (Sartika, 2010). Perubahan karakteristik buah tersebut salah satunya dipengaruhi oleh bakteri endofit yang dapat hidup berasosiasi dalam jaringan tanaman yang mampu menghasilkan enzim dan hormon tertentu sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman dan pematangan buah. Informasi mengenai bakteri menunjang karakteristik buah nanas. Namun sampai saat ini belum ada penelitian mengenai keragaman bakteri endofit pada buah nanas. Untuk itu dalam Formica Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014 penelitian ini telah dilakukan identifikasi dan karakterisasi bakteri endofit pada kultivar buah nanas karena masih banyak informasi mengenai bakteri endofit pada buah nanas yang belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis bakteri endofit pada kultivar nanas Simadu dan Biasa dan melihat hubungan antara karakteristik bakteri dengan kualitas buah nanas yang meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan dua kultivar nanas Simadu dan Biasa yang bakteri endofit hasil kukturnya diambil dari kedua nanas tersebut. Langkah pertama dalam penelitian ini, dimulai dengan pembuatan medium. Medium yang digunakan adalah medium untuk pembiakan bakterri dan uji biokimiawi. Medium tersebut antara lain medium Nutrient Agar (NA), medium kaldu laktosa, sukrosa dan dekstrosa, nitrate broth, agar pati, agar lipid, medium gelatin agar, medium kasein, urea broth, SIM agar, Simmon’s Citrat Agar, MR-VP Broth. Semua medium yang telah dibuat dan peralatan yang telah dipersiapkan untuk digunakan selama penelitian, disterilisasi untuk meminimalisir adanya kontaminasi selama 15-30 menit dengan menggunakan Autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 1,5 atm. Isolasi bakteri dari sampel berupa irisan daging buah dan kulit buah dari kedua kultivar nanas dilakukan dengan teknik pengenceran bertingkat. Selanjutnya karakterisasi dilakukan dengan menggunakan 18 uji biokimia yang mengacu pada Cappuccino & Sherman (2005). Identifikasi bakteri berpedoman pada buku Bergey’s Manual Of Systematic Bacteriology Ninth Edition (1994). Tabel 1 Hasil Uji Aktivitas Biokimiawi dan Identifikasi 9 Isolat Bakteri dari Kultivar Nanas Simadu dan Nanas Biasa Tabel 2 Keragaman Bakteri dari Kultivar Nanas Simadu dan Nanas Biasa Nanas Simadu Nanas Biasa Bacillus sp. √ √ TifW2 Pseudomonas sp. √ √ 3 TifW3 Enterobacter sp. √ √ 4 TifW4 Pediococcus sp. √ √ 5 TifW5 Acinetobacter sp. √ - 6 TifW6 Lactobacillus sp. √ - 7 TifW7 Gluconobacter sp. √ - 8 TifW8 Acetobacter sp. √ √ 9 TifW9 Micrococcus sp. - √ No Isolat 1 TifW1 2 Genus yang diduga HASIL DAN PEMBAHASAN Morfologi dan Uji Biokimia Isolasi bakteri dari nanas Simadu dan nanas Biasa dalam medium kaldu nutrisi agar didapatkan banyak koloni Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG bakteri yang pertumbuhannya tergolong normal, dalam 1x24 jam didapatkan ratarata 114 koloni pada setiap biakan dalam satu cawan petri pada kultivar nanas Simadu dan rata-rata 96 koloni pada setiap biakan dalam satu cawan petri pada kultivar nanas Biasa. Hasil pengamatan morfologi koloni bakteri dari kedua kultivar menunjukkan bahwa dari nanas Simadu terdapat 8 isolat bakteri memiliki morfologi koloni yang berbeda, sedangkan dari nanas Biasa terdapat 6 isolat bakteri memiliki morfologi koloni yang berbeda (lihat Tabel 2). Namun dari kedua kultivar nanas tersebut terdapat lima koloni yang mempunyai ciri-ciri yang sama dari bentuk, warna, tepian, elevasi dan kepekatannya. Uji aktivitas biokimia ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki oleh 9 isolat bakteri yang telah diisolasi dari kultivar nanas Simadu dan nanas Biasa. Hasil uji biokimia dapat dilihat pada Tabel 1. Karakterisasi Bakteri dari Dua Kultivar Buah Nanas Berdasarkan Pewarnaan Gram dan KOH string test Pemeriksaan bakteri dengan pewarnaan Gram ini biasanya merupakan poin awal yang utama untuk klasifikasi, identifikasi dan karakterisasi bakteri (Hidayat, 2005). Bakteri yang berhasil diisolasi pada penelitian ini memiliki dua macam bentuk sel, yaitu bentuk batang (basil) dan bulat (coccus). Sinha et al (2012) menyatakan bahwa bakteri yang umum terdapat pada permukaan buah meliputi bakteri baik Gram positif maupun Gram negatif dengan struktur morfologi yang bervariasi seperti batang, bacillary rods sampai bulat. KOH string test pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguatkan hasil dari pewarnaan Gram yang sudah dilakukan. Hasil dari KOH string test menunjukkan 88,8% sama dengan hasil yang didapatkan pada pewarnaan Gram. Yaitu 8 dari 9 isolat menunjukkan hasil yang sama. Hidayat (2005), menyatakan bahwa bakteri Gram positif, yang memiliki kemampuan untuk tahan terhadap dekolorisasi dengan ethanol atau alkohol adalah ciri-ciri dari kebanyakan sel bakteri muda dari beberapa spesies, namun sejalan dengan usia pertumbuhan, sel-sel itu dapat kehilangan karakter Gram positif dan menjadi Gram negatif yang tidak memiliki ketahanan terhadap dekolorisasi dengan ethanol atau alkohol. Pada faktanya hal ini bergantung pada usia kultur sel dan besarnya daya dekolorisasi dari zat warna/larutan yang digunakan. Untuk menghindari kekurangan dari kemampuan zat warna yang difiksasi pada pewarnaan Gram, maka penentuan kelompok Gram positif dan Gram negatif diambil dari hasil KOH string test. Uji Organoleptik Pengujian organoleptik dilakukan saat sampel masih dalam kondisi segar. Penilaian organoleptik yang diamati adalah warna, aroma, rasa dan tekstur. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap tingkat kesukaan buah nanas dari dua kultivar yang berbeda, dipilih 15 orang sebagai panelis. Dari hasil pengujian organoleptik yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian besar peserta uji memilih nanas Simadu sebagai nanas yang lebih disukai karena memiliki karakteristik (warna, aroma, rasa dan tekstur) lebih unggul dibandingkan dengan nanas Biasa. Hal ini dapat dilihat dari nilai masingmasing setiap karakteristiknya. Pada karakteristik warna, nanas Simadu memiliki nilai uji sebesar 2,6 atau 86,6%, sedangkan pada nanas Biasa hanya memliki nilai uji sebesar 1,4 atau 46,6%. Irfandi (2005) menyatakan bahwa nanas yang berkualitas baik adalah yang mempunyai warna daging buah orange atau kuning. Penampakan dari luar yaitu terjadinya perubahan warna dimana klorofil terdegradasi dan meningkatnya pigmen karoten sehingga membuat warna dari nanas lebih kuat. Hal ini menunjukan Formica Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014 nanas Simadu lebih unggul 1,2 atau 40% dari nanas Biasa, dan dapat disimpulkan bahwa karakteristik warna pada nanas Simadu jauh lebih baik. Kemudian pada karakteristik aroma, nanas Simadu memiliki nilai uji sebesar 2 atau 66,6%, sedangkan pada nanas biasa memiliki nilai uji sebesar 1,8 atau 60%, perbedaan nilai uji karakteristik aroma ini tidak terlalu signifikan, ini dapat kita lihat bahwa nanas Simadu unggul 0,2 atau 6,6% dari nanas Biasa. Buah nanas dengan kematangan yang optimal memiliki aroma yang kuat dan buah nanas dengan aroma yang harum lebih disukai masyarakat baik untuk konsumsi langsung maupun untuk buah olahan (Yanti & Irfandi, 2005). Pada karakteristik rasa, nanas Simadu memiliki nilai uji sebesar 2,6 atau 86,6%, sedangkan pada nanas Biasa memiliki nilai uji sebesar 2,4 atau 80%. Bisa kita lihat bahwa nanas Simadu lebih unggul 0,2 atau 6,6% dari nanas Biasa. Angka yang lebih besar pada segi rasa menunjukkan bahwa rasa pada nanas tersebut lebih manis. Hal ini menunjukkan bahwa nanas Simadu memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan nanas Biasa, meskipun hasil yang diperoleh tidak signifikan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat (2008) mengemukakan bahwa kultivar Smooth Cayenne yang dibudidayakan di Kabupaten Subang telah dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian karena memiliki rasa yang manis dan kandungan airnya lebih tinggi. Kemudian pada karakteristik yang terakhir yaitu karakteristik tekstur, nanas Simadu memiliki nilai uji sebesar 2,3 atau 76,6%, sedangkan pada nanas biasa memiliki nilai uji sebesar 2,0 atau 66,6%. Bisa kita lihat bahwa nanas Simadu lebih unggul 0,3 atau 10% dari nanas Biasa, hal ini juga menunjukan bahwa nanas Simadu memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan dengan nanas Biasa. Karakteristik warna, aroma, rasa, dan tekstur pada buah nanas menentukan kualitas dari buah itu sendiri. Warna kuat dan tidak pada buah nanas adalah sebagai indikator kematangan nanas. Aroma nanas dengan kematangan yang optimal juga lebih kuat dibandingkan dengan nanas yang belum matang. Pada dasarnya, rasa manis dan asam pada buah nanas samasama memiliki nilai jual. Hanya saja yang membedakan adalah buah nanas dengan rasa manis lebih banyak dikonsumsi sebagai buah segar atau konsumsi langsung, sedangkan buah nanas dengan rasa asam yang lebih dominan, lebih banyak dikonsumsi sebagai buah olahan seperti bahan baku untuk selai, dodol, sirup, dan produk olahan lainnya. Karakteristik Buah dengan Keragaman Bakteri Semua bakteri yang tumbuh pada makanan bersifat heterotropik, yaitu membutuhkan zat organik untuk pertumbuhannya. Dalam metabolismenya bakteri heterotropik menggunakan protein, karbohidrat, lemak dan komponen makanan lainnya sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya. Beberapa bakteri dapat mengoksidasi karbohidrat secara lengkap menjadi CO2 dan H2O, atau memecahnya menjadi asam, alkohol, aldehida atau keton. Bakteri juga dapat memecah protein yang terdapat di dalam makanan menjadi polipeptida, asam amino, amonia, dan amin. Beberapa spesies tertentu dapat memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Jika tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat menyebabkan berbagai perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita-rasa bahan pangan tersebut. Perubahan yang dapat terlihat dari luar misalnya perubahan warna, pembentukan gas, bau asam, bau alkohol, bau busuk, dan berbagai perubahan lainnya. Hasil identifikasi bakteri yang diisolasi dari dua kultivar nanas terpilih (Simadu dan Biasa), menunjukkan bahwa 9 isolat berbeda yang dibedakan berdasarkan morfologi koloninya, diduga Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG merupakan genus yang berbeda pula. Dari ke-9 genus yang telah diidentifikasi, didapatkan lima genus yang sama-sama terdapat pada nanas Simadu dan nanas Biasa. Genus tersebut diduga merupakan genus Bacillus, Pseudomonas, Enterobacter, Pediococcus, dan Acetobacter. Sedangkan 4 isolat dengan genus yang berbeda lainnya hanya didapatkan pada salah satu kultivar nanas Simadu atau nanas Biasa. Pada isolasi biakan bakteri dari nanas Simadu didapatkan isolat TifW5, TifW6 dan TifW7 yang tidak ditemukan pada isolasi biakan bakteri nanas Biasa. Isolat tersebut diduga merupakan genus Acinetobacter, Lactobacillus, dan Gluconobacter. Sedangkan pada isolasi biakan bakteri nanas Biasa terdapat isolat TifW9 yang tidak ditemukan pada isolasi bakteri dari nanas Simadu. Isolat tersebut diduga merupakan genus Micrococcus. Perbedaan keragaman bakteri dari dua kultivar nanas (Simadu dan Biasa) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa diduga dari kultivar nanas Simadu terdapat bakteri spesifik yang tidak ditemukan pada nanas Biasa, begitu juga pada kultivar nanas Biasa diduga terdapat bakteri spesifik yang tidak ditemukan pada nanas Simadu. Dalam mikrobiologi pangan, pengelompokan bakteri berdasarkan sifat pertumbuhannya pada makanan lebih penting daripada pengelompokan berdasarkan sifat-sifat lainnya. Dengan pengelompokan ini mudah diduga perubahan-perubahan yang akan terjadi pada makanan jika suatu bakteri yang termasuk dalam suatu kelompok tumbuh pada makanan (Lie, 1995). Sembilan genus bakteri yang ditemukan pada kedua kultivar nanas (Simadu dan Biasa) merupakan bakteri nonpatogen yang banyak ditemukan pada buah, tanaman, tanah dan air. Bakteribakteri tersebut termasuk kelompok bakteri yang menguntungkan tanaman, seperti genus Pseudomonas dan Enterobacter yang dapat menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid) sebagai hormon pemicu pertumbuhan. Bakteri tersebut memberikan pengaruh positif karena dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Kemudian genus lainnya seperti genus Bacillus, Pediococcus, dan Acetobacter merupakan bakteri yang dapat tumbuh di kondisi dengan pH yang rendah. Ini berhubungan dengan lingkungan buah nanas yang mempunyai pH <4,4 yang merupakan lingkungan ekstrem bagi pertumbuhan bakteri. Genus Pediococcus dan Acetobacter merupakan bakteri penghasil asam, dan dapat mendegradasi ethanol menjadi asam asetat dan asamasam lainnya sehingga membuat lingkungan medium bagi pertumbuhannya menjadi asam dan memiliki pH yang rendah. Bakteri yang hanya ditemukan pada nanas Simadu antara lain Acinetobacter, Lactobacillus, dan Gluconobacter. Lactobacillus dapat memfermentasi gula menjadi asam laktat dan asam lain yang dapat membuat kondisi buah jadi asam. Biasanya buah yang masih muda memiliki kandungan asam yang lebih tinggi. Namun, jumlah asam akan berkurang dengan meningkatnya aktivitas metabolisme buah tersebut (Winarno dan Wirakartakusumah, 1981). Dari hasil uji organoleptik didapatkan bahwa nanas Simadu mempunya rasa yang lebih manis dibandingkan dengan nanas Biasa. Hal ini menunjukkan bahwa nanas Simadu mempunyai kandungan gula yang lebih tinggi dari nanas Biasa. Genus Gluconobacter termasuk kelompok bakteri yang dapat tumbuh dalam kondisi medium dengan gula tinggi. Buah nanas yang matang diketahui mempunyai rasa yang manis. Ripening (matang) sebagai periode dimana terjadi penguraian zat-zat organik selama penuaan sampai mencapai perkembangan sempurna dan mutu siap dikonsumsi, pada tahap ini mutu astetik seperti rasa, tekstur dan warna mencapai perkembangan yang maksimum (Winarno Formica Online, Volume 1, Nomor 1, Januari 2014 & Wirakartakusumah, 1981). Periode perkembangan setelah kematangan cenderung terjadi penurunan mutu buah, buah nanas yang telah melewati masa kematangan yang maksimum banyak memproduksi alkohol. Alkohol tersebut dapat dilihat dari aroma dan rasanya. Genus Acinetobacter dapat menghasilkan alkohol (lactone) dari asam laktat yang diduga menambah kandungan alkohol pada nanas setelah periode kematangan. Bakteri yang hanya ditemukan pada nanas Biasa adalah genus Micrococcus. Micrococcus merupakan salah satu bakteri yang penting dalam mikrobiologi pangan karena kebanyakan spesies dapat memfermentasi gula dengan memproduksi sejumlah asam (Pelczar, 1977). Dari hasil uji organoleptik, nanas Biasa diketahui mempunyai rasa yang lebih asam dari nanas Simadu. Asam yang dihasilkan oleh metabolisme dari genus Micrococcus tersebut diduga membuat lingkungan dari buah nanas Biasa menjadi asam. KESIMPULAN Hasil pengamatan keragaman bakteri endofit pada kultivar nanas Simadu dan Biasa menunjukkan terdapat sembilan genus bakteri yang berbeda. Genus bakteri yang diduga sama-sama ditemukan pada kedua kultivar nanas (Simadu dan Biasa) antara lain Bacillus, Pseudomonas, Enterobacter, Pediococcus, dan Acetobacter. Diduga terdapat bakteri spesifik yang hanya ditemukan pada salah satu kultivar nanas saja. Pada kultivar Simadu ditemukan genus yang diduga Acinetobacter, Lactobacillus, dan Gluconobacter, yang mana bakteri tersebut tidak ditemukan pada kultivar Biasa. Sedangkan pada kultivar Biasa ditemukan genus yang diduga Micrococcus yang tidak ditemukan pada kultivar Simadu. Dilihat dari hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa nanas Simadu lebih disukai oleh masyarakat dan mempunyai nilai yang lebih unggul dari karakteristik rasa, aroma, warna dan tekstur, dimana rasa Simadu lebih manis, aromanya lebih kuat, warnanya lebih kuat, dan teksturnya lebih halus dibandingkan dengan nanas Biasa. Keragaman bakteri yang ditemukan pada masing-masing kultivar, diduga mempunyai hubungan dengan karakteristik yang dimiliki dari setiap kultivarnya. Bakteri spesifik yang terdapat pada setiap kultivar mempunyai kemampuan dan hasil metabolisme yang berbeda, sehingga diduga dapat mempengaruhi karakteristik dari masing-masing kultivar nanas tersebut. DAFTAR PUSTAKA Bartholomew, D, P., Paull, R, E., K, G, Rochbach. (2003). The Pineapple Botani Production and Uses. CABI Publishing. UK Cappuccino, J. G., Sherman, N. (2005). Microbiology : A Laboratory Manual, New York: The Benjamin Cummings Publishing Company. Inc. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propoinsi Jawa Barat. (2008). Standar Operasional Prosedur (SOP) Nenas Kabupaten Subang Revisi I. Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Bandung Hidayat, I, S. (2005). “Isolasi dan Karakterisasi Bakteri dari Tanah di Sekitar Karat Besi di Kota Bandung”. Skripsi Sarjana. FPMIPA UPI : Tidak diterbitkan. Hui, Y, H., Jozsef, B., Pilar, C., Todd, G., Jiwan, S., Nirmal, S. (2006). Handbook of Fruits and Fruit Processing. Blackwell Publishing. USA Indri Rahmithasuci, Topik Hidayat1, Widi Purwianingsih KERAGAMAN BAKTERI ENDOFIT PADA KULTIVAR NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) SIMADU DAN BIASA DI KABUPATEN SUBANG Irfandi. (2005). “Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)”. Skripsi Sarjana. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor: Diterbitkan Lie, S. (1995). Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat yang Bersifat Antimikroba Dari Pikel Ketimun dan Acar. Skripsi Sarjana pada FTP IPB Bogor: diterbitkan.[Online]Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123 456789/39954 [5 Juni 2013] Rukmana, R. (1995). Nenas Budidaya Dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. Sartika, R. (2010). “Pengaruh Suhu Dan Kelembaban Udara Terhadap ShelfLife dan Karakteristik Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Selama Penyimpanan”. [Online] Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/handle/123 456789/27548 [9 September 2013] Pelczar, M.J. 1977. Microbiology. Fourth Edition. New York: Mc Graw Hill. Sinha, N., Jiwan, S., Jozsef, B., James, W., Pilar, C. (2012). Handbook of Fruits and Fruit Processing Second Edition. Willey Blackwell. USA Pelczar, M.J., Chan, E.C.S. (1986). DasarDasar Mikrobiologi. UI Press, Jakarta. Winarno, F, G., Wirakartakusumah, M, A. (1981). Fisiologi lepas panen. Sastra Hudaya. Jakarta.