BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Pengertian hubungan menurut kamus besar Bahasa Indonesia : 1. Keadaan berhubungan 2. Kontak 3. Sangkut paut 4. Ikatan Menurut penelitian dari ke empat pengertian tersebut yang paling sesuai dalam skripsi ini adalah: “Keadaan berhubungan” karena dalam skripsi ini akan dibahas rasio-rasio keuangan dalam hubungannya dengan perubahaan harga saham. 2.2 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Definisi akuntansi menurut Arens (2000:7) adalah: “Accounting is the process of recording, classifying and summarizing of economical event in logical manner for the purpose of providing financial information for decision making”. Sedangkan definisi akuntansi menurut Warren (2006:10) adalah: “ Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.” Menurut Ahmed Riahi Belkaoui (2000:38) , akuntansi adalah: “Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan di antara alternative tindakan yang ada.” Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan satu sama lainnya yang mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil usaha perusahaan dalam satu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan. 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan keuangan, berikut dikemukakan beberapa pengertian laporan keuangan adalah sebagai berikut: Menurut IAI dalam SAK (2002:2): “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Sedangkan Kieso dan Weygandt (2004:2) menyatakan: “Financial statement are the principal means throught which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statement provide the company’s history quantified in money terms. The financial statement most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (3) the statement of cash flows, and (4) the statement of owner’s or stockholder’s equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan informasi keuangan lainnya yang merupakan cerminan kinerja perusahaan pada periode tertentu dan merupakan alat untuk peramalan kemampuan perusahaan dalam aspek-aspek ekonominya di masa depan. 2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut IAI dalam SAK (2002:4) adalah: “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen”. Dengan membaca dan menganalisis laporan keuangan, para pemakai dapat mengevaluasi keadaan perusahaan secara financial sehingga dapat memprediksi prospek perusahaan di masa yang akan datang, apakah menguntungkan atau tidak. Informasi ini mencerminkan bagaimana perusahaan tersebut dalam melakukan usahanya secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Pada akhirnya informasi ini digunakan oleh pemakai sebagai acuan untuk mengambil keputusan yang tepat. 2.2.3 Pemakai Laporan Keuangan Para pemakai laporan keuangan antara lain meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Para pemakai tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Para pemakai laporan keuangan menurut IAI dalam SAK (2002:2) meliputi: 1. Investor Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menjual, atau menahan informasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai resiko yang melekat dari investasi yang mereka lakukan serta menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo. 4. Pemasok Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama jika mereka terlibat perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak, sehingga selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan. 2.2.4 Unsur-unsur Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteritik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Menurut IAI dalam SAK (2002:12) unsur laporan keuangan tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Unsur yang Berkaitan Secara Langsung dengan Pengukuran Posisi Keuangan. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan disebut juga neraca. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos-pos ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa di masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. b. Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember) Aktiva (kekayaan) disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban dan modal sendiri disajikan di sisi pasiva. Dengan demikian dalam neraca dapat dilihat bahwa: Kekayaan = Kewajiban + Modal sendiri. 2. Unsur yang berkaitan Secara Langsung dengan Pengukuran kinerja dalam Laporan Laba Rugi. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Unsur penghasilan dan beban dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. b. Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Laporan laba rugi biasanya juga disusun setiap akhir tahun (31 Desember). Apabila penghasilan lebih besar dari beban akan terjadi laba, sedangkan jika penghasilan lebih kecil dari beban maka perusahaan mengalami kerugian. Dengan demikian laporan laba rugi dapat diformulasikan bahwa: Laba = Penghasilan – Beban. Pengelompokan dari unsur-unsur laporan keuangan tersebut dengan maksud untuk menyajikan informasi dengan cara yang paling berguna dan memudahkan bagi pemakai untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi yang tepat. 2.2.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut IAI dalam SAK (2002:7) disebutkan empat karakteristik utama laporan keuangan, yaitu: 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pamakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3. Keandalan (Reliable) Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang lulus (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan depat disajikan. 4. Dapat dibandingkan. Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat jika memiliki karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. 2.3 Analisis Laporan keuangan Menganalisis laporan keuangan berarti menggali labih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar maka informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi, dan analisis trend, akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Disinilah arti pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan. 2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan mencakup perangkat kerja dan teknik yang memungkinkan para analis memeriksa laporan keuangan masa lalu dan saat sekarang, sehingga performa dan posisi keuangan perusahaan dapat dievaluasi dan risiko serta potensi di masa depan dapat diestimasi. Menurut Mahmud Hanafi dkk (2005:5), analisis laporan keuangan yaitu: “Analisis laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.” Menurut Horngren dkk (2006:536), analisis laporan keuangan adalah: “Financial statement analysis involves using financial data to assess some aspect of a company’s performance.” Pengertian analisis laporan keuangan menurut Sofyan Harahap (2002:189) adalah sebagai berikut: “Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memahami hubungan-hubungan yang terdapat dalam laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungankecenderungannya. 2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:195) adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit). 3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). 6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: 1) Dapat menilai prestasi perusahaan. 2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a. Posisi keuangan (Aset, Kewajiban, dan Modal). b. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya). c. Likuiditas. d. Solvabilitas. e. Aktivitas. f. Rentabilitas atau Profitabilitas. g. Indikator Pasar Modal. 4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu. 5) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana. 7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal. 9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. 10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang. Dari sudut lain tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein (1998:3) adalah sebagai berikut: 1. Screening Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger. 2. Foercasting. Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. 3. Diagnosis Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain. 4. Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi, dan lain-lain. Sehingga dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan analisis laporan keuangan maka informasi yang dihasilkan dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan. 2.3.3 Teknik-Teknik Dasar Analisis Laporan Keuangan Menurut Kieso, Weygantd, dan Kimmel (2002:781) menyebutkan beberapa teknik dasar dalam analisis laporan keuangan, yaitu: “1. Horizontal analysis, evaluates a series of financial statement data over a period of time. 2. Vertical analysis, evaluates financial statement data by expressing each item in a financial statement as a percent of a base amount. 3. Rasio analysis, expresses the relationship among selected items of financial statement data”. Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan: Analisis horizontal, sering juga disebut trend analysis, adalah teknik untuk mengevaluasi deretan data laporan keuangan selama kurun waktu tertentu. Tujuannya untuk menentukan penurunan atau peningkatan yang telah terjadi. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos tertentu yang sama tetapi dua titik waktu atau lebih yang berbeda secara mendatar. Analisis vertikal, sering juga disebut common size analysis, adalah suatu teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang mengekspresikan tiap item dalam laporan keuangan sebagai presentase dari jumlah dasarnya. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan suatu pos tertentu atau kelompok dari berbagai pos tertentu dengan totalitasnya secara keseluruhan secara tegak lurus dan hanya meliputi satu titik waktu saja. Analisis rasio, menggambarkan hubungan antara item tertentu dalam data laporan keuangan. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk presentase, tingkat (rate), atau proporsi sederhana. Analisis rasio digunakan untuk perbandingan dalam satu perusahaan, antar perusahaan, atau perbandingan dengan rata-rata industri. Teknik analisis manapun yang digunakan merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan, dan setiap teknik analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2.4 Analisis Rasio Keuangan Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan perlu beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering dipakai adalah rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan matematis antara satu jumlah dengan jumlah yang lain, penggunaan alat analisis berupa rasio dapat menjelaskan baik atau buruk kinerja keuangan perusahaan terutama bila angka rasio ini dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. 2.4.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Menurut Munawir (1995:37): “Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut”. Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:297): “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa rasio keuangan adalah angkaangka yang dihasilkan dari perbandingan pos-pos tertentu dengan pos-pos lainnya yang ada dalam laporan keuangan dan juga merupakan hubungan matematis antara satu kuantitas dengan kuantitas lainnya. Rasio keuangan menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos-pos tersebut dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah future oriented, oleh karena itu penganalisis harus mampu menyesuaikan faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tergantung kepada kemampuan penganalisis dalam menginterpretasikan data keuangan perusahaan yang bersangkutan. 2.4.2 Keunggulan Analisis Rasio Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Keunggulan analisis rasio tersebut dijelaskan oleh Sofyan Syafri Harahap (2002:298), yaitu: a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score). e. Menstandarisir size perusahaan. f. Lebih mudah membandingkan perusahaan secara periodik atau “time series”. g. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh analisis rasio tersebut di atas maka teknik ini sangat lazim dan salah satu cara analisis yang paling banyak digunakan oleh para analisis keuangan karena sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. 2.4.3 Keterbatasan Analisis Rasio Selain keunggulan dari analisis rasio, Sofyan Syafri Harahap (2002:298) juga menjelaskan tentang keterbatasan dari analisis rasio, antara lain: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti ini: a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjectif. b. Nilai yang terkandung dalam keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan dapat menimbulkan kesalahan. Dengan keterbatasan tersebut maka analisis keuangan dengan menggunakan analisis rasio harus digunakan dengan hati-hati oleh seorang analis. 2.4.4 Tipe Rasio Perbandingan Analisis rasio tidak semata-mata menggunakan data yang ada di neraca dan laporan rugi laba dan dimasukkan ke berbagai rumus perhitungan, namun yang lebih penting adalah membaca dan mengerti hasil analisis rasio tersebut. Menurut Dewi Astuti (2004:29) ada tiga tipe pembandingan hasil analisis rasio keuangan, yaitu: 1. Analisis Cross-Sectional Analisis cross-sectional adalah membandingkan hasil analisis rasio keuangan suatu perusahaan sejenis dalam industri yang sama. Biasanya yang menjadi perusahaan pembanding adalah perusahaan pesaingnya, atau bisa juga hasil analisis rasio keuangan perusahaan dibandingkan dengan nilai rasio rata-rata industrinya. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri dapat diketahi apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansial berada di atas rata-rata industri, berada pada rata-rata atau terletak di bawah rata-rata. 2. Analisis Time-Series Analisis time series adalah mengevaluasi kinerja perusahaan dengan cara membandingkan hasil analisis rasio keuangan pada periode yang satu dengan hasil analisis rasio keuangan pada periode yang lain dalam perusahaan yang sama. Dengan cara pembandingan tersebut akan dapat diketahui perubahanperubahan rasio tersebut dari tahun ke tahun. 3. Analisis Gabungan Analisis gabungan adalah gabungan antara analisis cross- sectional dan analisis time series. Dengan membandingkan rasio finansial suatu perusahaan dengan rasio finansial dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis atau rasio rata-rata industri atau dengan mengadakan analisis historis dari perusahaan yang bersangkutan selama beberapa periode, penganalisis dapat membuat penilaian atau pendapat yang lebih realistis. 2.4.5 Jenis-jenis Rasio Keuangan Pada dasarnya jenis rasio keuangan sangat beragam. Karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Serangkaian rasio yang dipilih tergantung dari alasan para analis dalam melakukan analisis rasio keuangan yang menurut mereka cocok untuk memahami perusahaan. Menurut Martona dan Agus Harjito (2002:53), rasio keuangan terdiri dari: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), terdiri dari: a. Current Ratio b. Quick Ratio 2. Rasio Leverage (Leverage Ratio), terdiri dari: a. Debt to Total Assets b. Debt to Equity Ratio 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), terdiri dari: a. Inventory Turnover b. Total Assets Turnover 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), terdiri dari: a. Net Profit Margin Ratio b. Return on Investment c. Return on Equity Rasio-rasio keuangan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio likuiditas terdiri dari: a. Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajibankewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio dikatakan aman jika berada di atas satu (1), atau dengan kata lain aktiva lancar harus lebih besar dari jumlah hutang lancar. Rumusnya adalah: Current Ratio = Current Assets Current Liabilities b. Quick Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid untuk mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Rasio ini sering juga disebut Acid Test Ratio. Rumusnya adalah: Quick Ratio = Current Assets - Inventory Current Liabilities 2. Rasio Leverage (Leverage Ratio) Rasio leverage atau rasio solvabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila dilikuidasi. Atau rasio solvabilitas yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana pihak luar), sehingga dapat menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditur). Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang. Rasio leverage terdiri dari: a. Debt to Total Assets Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar rasionya lebih aman (solvable). Rumusnya adalah: Total Liabilities Total Assets Debt to Total Assets = b. Debt to Equity Ratio Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar. Bagi pihak luar, semakin kecil rasio ini semakin baik. Tetapi bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar. Rumusnya adalah: Debt to Equity = Total Liabilities Owner's Equity 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Rasio aktivitas terdiri dari: a. Inventory Turnover Rasio ini menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat. Rumusnya adalah: Inventory Turnover = Cost Of Goods Sold Inventory b. Total Assets Turnover Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Rumusnya adalah: Sales Total Assets Total Assets Turnover= 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitablitas terdiri dari: a. Net Profit Margin Rasio ini menunjukkan berapa besar keuntungan bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Rumusnya adalah: Net Profit Sales Net Profit Margin = b. Return on Investment (ROI) Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik. Rumusnya adalah: Net Profit Total Assets Return on Investment = c. Return on Equity Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih bagi pemegang saham. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik. Rusmusnya adalah: Return on Equity = Net Profit Owner's Equity 2.4.5.1 Analisis DuPont Penjualan Laba Setelah Pajak % Laba Bersih Return On Investment (ROI) Dikurangi Sama dengan Total Biaya: Dibagi Dikali Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasi + Beban Bunga Pajak Penghasilan + Penjualan Penjualan Aktiva Lancar: Total Asset Turnover Dibagi oleh Kas + Surat Berharga + Piutang Dagang Total Assets Ditambah Nilai Buku Aktiva Tetap + Persediaan Analisis DuPont menganggap penting angka Return on Investment (ROI) sehingga analisis DuPont ini dimulai dari perhitungan ROI yang terdiri dari: Persentasi Laba Bersih x Asset Turnover Persentase laba bersih diambil dari laporan laba/rugi, sedangkan Asset Turnover diambil dari Neraca. Disini tampak sekali Analisis DuPont ingin menganalisa laporan keuangan secara integratif (terpadu). Perhitungan komponen tersebut adalah sebagai berikut: Persentase laba bersih dihitung dari: Laba Setelah Pajak Penjualan Sedangkan laba setelah pajak dihitung dari: Penjualan – (Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasi + Bunga + Pajak Penghasilan) Penguraian pos-pos seperti ini akan dapat lebih memahami sumber dari rasiorasio yang dihitung. Asset Turnover dihitung sebagai berikut: Penjualan Total Asset Total Asset dihitung dari: Total Aktiva Lancar + Aktiva Tetap Aktiva Lancar terdiri dari: Kas + Surat Berharga + Piutang Dagang + Persediaan Penguraian komponen laporan keuangan menjadi komponen kecil sampai pada pos-pos individual akan membantu memberikan gambaran lebih lenkap bagi analis. 2.5 Saham 2.5.1 Pengertian Saham Menurut Asril Sitompul (2000:164): “Saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Bukti kepemilikan ini terdapat dalam dua bentuk yaitu saham yang dikeluarkan atas nama pemiliknya disebut saham atas nama dan saham yang tidak mencantumkan nama pemiliknya disebut saham atas unjuk”. Menurut Martono dan Agus Harjito (2002:230): “Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT (perseroan Terbatas)”. Menurut Lie Charlie (2008:7), adalah: “Saham atau sero yang dalam bahasa Inggris disebut share atau stock adalah satuan yang menunjukkan kepemilikan suatu pihak atas sebuah perusahaan.” Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:5), pengertian saham adalah: “Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.” Menurut IAI dalam SAK (2004:21), pengertian saham adalah: “Saham adalah instrumen ekuitas yang memiliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak instrumen-instrumen ekuitas lainnya”. Jadi dapat dijelaskan bahwa saham adalah surat bukti keikutsertaan dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan, hal ini berarti jika seorang investor membeli saham, maka iapun menjadi pemilik perusahaan tersebut, dimana proporsi kepemilikannya sesuai dengan jumlah kepemilikan saham yang dipunyai oleh pemegang saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. 2.5.2 Jenis-jenis Saham Menurut Asril Sitompul (2002:164) jenis saham terdiri atas: 1. Saham Biasa (Common Stocks) Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya tidak memiliki prioritas utama terhadap pembagian deviden, dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar. 2. Saham Preferen (Preffered Stocks) Saham preferen merupakan saham yang menempatkan pemiliknya memiliki prioritas utama terhadap pembagian deviden, dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Menurut Kamaruddin Ahmad (2003:74), saham terdiri dari: 1. Menurut Cara Peralihan a. Saham atas unjuk (Bearer Stocks). Tanpa identitas pemilik. b. Saham atas nama (Registered Stocks). 2. Menurut Hak Tagihan a. Saham Biasa (Common Stock) b. Saham Preferen 2.5.3 Karakteristik Saham Menurut Dyah R.Sulistyastuti (2002:2), karakteristik saham adalah: a. Berhak atas pendapatan perusahaan yang berupa deviden. b. Berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan penerbitnya dilikuidasi. c. Berhak mengeluarkan suara, hak pemegang saham mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). d. Tanggungjawab terbatas, maksudnya tanggungjawab pemegang saham atas perusahaan hanya sebatas nilai saham yang dimilikinya dan tidak memiliki tanggungjawab secara pribadi yang menjadikan harta pribadi menjadi jaminan. e. Hak memesan efek terlebih dahulu. 2.5.4 Harga Saham 2.5.4.1 Pengertian Harga Saham Menurut Agus Sartono (2001:41), harga saham adalah: “Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diterima.” Menurut Lie Charlie (2008:58), harga saham adalah: “Harga saham terdiri atas harga nominal dan harga penawaran.” Saham biasanya diperdagangkan di lantai bursa dengan harga pasar yang akan berbeda-beda pada tiap-tiap waktunya, hal ini akan berkaitan dengan nilai dari suatu saham tersebut. Menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:102) berbagai jenis nilai saham yaitu nominal, nilai buku, dan nilai intrinsik. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum dalam sertifikat saham dan pencantumannya berdasarkan keputusan dan dari hasil pemikiran perusahaan yang mempunyai saham tersebut. Jadi nilai nominal sudah ditentukan pada waktu saham itu diterbitkan. Nilai buku menunjukkan nilai bersih kekayaan perusahaan, artinya nilai buku merupakan hasil perhitungan dari total aktiva perusahaan yang dikurangkan dengan hutang serta saham preferen kemudian dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Nilai buku seringkali lebih tinggi daripada nilai nominalnya. Nilai intrinsik adalah nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang. Jika kemudian saham diperjualbelikan di pasar yaitu di bursa efek, maka diperoleh harga pasar. Harga ini sering disebut kurs saham. Harga pasar saham secara umum adalah harga saham yang dibentuk oleh kekuatan hukum permintaan dan penawaraan yaitu dimana saham banyak diminati oleh investor maka harganya akan cenderung naik, namun sebaliknya apabila saham kurang diminati maka harganya akan cenderung turun. Namun bagaimana saham tersebut diminati atau tidaknya maka akan tetap kepada faktor yang mempengaruhi harga saham secara teoritis. Menurut Weston dan Copeland (1995:183) mengatakan bahwa: “Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, mikro pasar, risiko saham, dividen, dan ingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan”. Apabila dihubungkan dengan nilai intrinsik saham maka menghasilkan dua kemungkinan kondisi harga pasar saham. Undervalued yaitu kondisi dimana harga pasar saham lebih rendah dibandingkan nilai intrinsiknya, maka para investor biasanya cenderung membeli saham perusahaan tersebut, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang bahwa harga saham tersebut akan naik. Overvalued yaitu kondisi dimana harga pasar saham lebih tinggi dibandingkan nilai intrinsiknya, maka para investor biasanya cenderung akan menjual sahamnya, dengan harapan dapat memperkecil tingkat risiko kerugian yang akan membebaninya pada masa yang akan datang. Menyangkut perubahan (fluktuasi) harga saham, sebaiknya dipahami terlebih dahulu kaitannya dengan analisis saham. Proses perubahan (fluktuasi) harga saham secara teoritis berawal dari aktivitas evaluasi para investor. Proses evaluaasi dilaksanakan dengan jalan mengestimasi harapan perolehan pendapatan dan risikonya guna menentukan nilai intrinsik saham menggunakan data yang paling akhir. Hasil yang diperoleh diperbandingkan dengan harga pasar yang terjadi untuk mengetahui wajar atau tidaknya harga saham tersebut. Dari penilaian kewajaran tersebut diambil keputusan membeli atau menjual saham. 2.5.5 Perubahan harga Saham Perubahan harga saham di bursa ditentukan oleh pasar yang tergantung oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Saham yang ingin dimiliki adalah suatu saham perusahaan yang kinerja keuangannya baik, saham tersebut akan sangat diminati oleh para investor. Makin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin sedikit orang yang ingin membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung turun. Dalam jangka waktu panjang, kinerja keuangan emiten dan pergerakan harga saham umumnya akan bergerak searah. Perubahan harga saham menurut Jogiyanto (2003:383), adalah: “Perubahan harga saham merupakan kenaikan atau penurunan dari harga saham sebagai akibat dari adanya informasi baru yang mempengaruhi harga saham kemudian dibandingkan dengan harga saham setahun sebelumnya.” Harga dari surat berharga mencerminkan penilaian investor terhadap proyek laba perusahaan di masa mendatang, termasuk di dalamnya penilaiannya terhadap kualitas manajemen. Perubahan harga saham = H arg aSahamKe(n) − H arg aSahamKe(n − 1) x100% H arg aSahamKe(n − 1) Sumber: Jogiyanto, H.M, 2003, Teori Portofolio dan Investasi,Yogyakarta, BBFE 2.5.6 Penilaian Harga Saham Dalam penentuan harga saham, pada praktiknya mengacu pada beberapa pendekatan teori penilaian dimana dalam perkembangannya paralel dengan persepsi investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan yang terdaftar di lantai bursa. Investor akan memperhatikan apakah perusahaan emiten dalam keadaan kontinyu, bangkrut, atau dalam keadaan mengalami risiko dilikuidasi. Investor yang rasional akan selalu mempertimbangkan risiko usaha. Menurut Suad Husnan (20001:315) teknik analisis yang digunakan dalam penilaian harga saham ada dua, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. 1. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) Menurut Suad Husnan (2001:315): “Analisis Fundamental adalah teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara (i) mengestimasi nilai faktorfaktor fundamental yang memperngaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”. Analisis Fundamental mempelajari aspek-aspek fundamental seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan deviden, kekayaan, biaya, dan evaluasi menajemen perusahaan yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:113): “Analisis Fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut”. Analisis fundamental ini bertitik tolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk yang rasional karena mereka menganggap adanya hubungan antara kinerja perusahaan yang bersangkutan dengan harga saham, dalam arti jika kinerja perusahaan baik maka harga saham akan cenderung naik. Analisis terhadap rasio keuangan merupakan inti dari analisis fundamental atas prestasi keuangan suatu perusahaan. 2. Analisis Teknikal (Technical Analysis) Menurut Suad Husnan (2001:349) “Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah (ii) harga saham mencerminkan informasi yang relevan, (ii) informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga di waktu yang lalu, dan (iii) perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu, dan pola tersebut akan berulang”. Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:133): “Analisis teknikal merupakan suatu studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh di pasar saham dan implikasi yang ditimbulkannya pada harga saham”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa semua hal seperti kondisi ekonomi, politik, fundamental, dan lain-lain sudah tercermin pada harga pasar saham. Analisis teknikal merupakan pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang bisa dipakai meramalkan pergerakan harga saham di kemudian hari. Analisis teknikal pada dasarnya merupakan upaya untuk menentukan kapan akan membeli atau permintaan dan menjual atau penawaran saham. 2.5.7 Analisis Perkembangan Harga Saham Menurut Eugene Fama (1991:46), Analisis Perkembangan Harga Saham terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Analisis Fundamental adalah analisis yang berdasarkan pada faktorfaktor financial dan non finansial, seperti tingkat efisiensi pasar. Tingkat efisiensi pasar terbagi menjadi tiga tingkat hipotesis, yaitu: a. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak Form) Dalam hipotesis ini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, misalnya, merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu. Misalkan, ada bentuk musiman atas kinerja harga suatu saham yang menunjukkan bahwa harga saham akan naik menjelang tutup tahun (akhir tahun) dan kemudian turun pada awal tahun. b. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Semi Kuat (Semi Strong Form) Dalam hipotesis ini diasumsikan sebagai studi peristiwa (event studies), harga mencerminkan semua informasi publik yang relevan. Di samping merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar, termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan dan informasi tambahan (pelengkap) sebagaimana diwajibkan oleh peraturan akuntansi. Informasi yang tersedia di publik juga dapat berupa peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga dan/atau beta saham termasuk rating perusahaan. c. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat (Strong Form) Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan semua informasi yang ada, baik informasi publik (public information) maupun informasi pribadi (private information). Jadi, dalam hal ini, bentuk kuat mencakup semua informasi historis yang relevan dan juga informasi yang ada di publik yang relevan, disamping juga informasi yang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnya manajemen perusahaan, dewan direksi, dan kreditor. 2. Analisis Teknikal Analisis teknikal adalah analisis yang berdasakan pada pola pergerakan harga saham. 2.6 Tinjauan Atas Pasar Modal Indonesia Sebelum membahas mengenai pasar modal, terlebih dahulu akan diuraikan definisi dari beberapa hal penting yang sering disebutkan dalam pembahasan ini. Menurut Djoko Susanto dan Agus Sabardi (2002:137): 1. Efek Adalah suatu instrumen bukti kepemilikan yang dapat dipindahtangankan dalam bentuk surat berharga, saham, obligasi, bukti hutang, bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian baik bagi hasil, hak (right) untuk membeli saham, atau waran untuk pembelian di masa mendatang atau instrumen sejenis yang dapat dipertukarkan, diperjualbelikan. 2. Emiten Adalah pihak atau perusahaan yang menawarkan efeknya kepada masyarakat investor melalui penawaran umum. 3. Penawaran umum Adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tahun 1995 dan peraturan pelaksanaannya. Pasar modal sejak lama telah menjadi lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara. Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh berbagai lembaga, antara lain oleh pusat perdagangan sekuritas atau bursa efek (stock market), yang didalamnya terdapat berbagai lembaga seperti lembaga kliring dan lembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu sama lainnya. Di bursa efek, pembeli dan penjual efek yang terdaftar di bursa bertemu dan mengadakan transaksi jual beli efek 2.6.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Itjang (2003:39), pengertian pasar modal adalah: “Pasar modal merupakan tempat bertemunya para pembeli dan penjual dengan dua risiko, yaitu untung dan rugi.” Menurut Kamaruddin Ahmad (2003:17), pengertian pasar modal adalah: “Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.” Dari definisi di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar di mana para pembeli, penjual, dan peminjam bertemu, dimana transaksi yang terjadi diantara mereka adalah berupa pinjaman jangka panjang dan atau sahamsaham serta obligasi. Di pasar modal, perusahaan mengharapkan akan memperoleh modal dengan biaya murah melalui penjualan dari sahamnya. 2.6.2 Manfaat Pasar Modal Menurut Kamaruddin Ahmad (2003:55), manfaat pasar modal adalah sebagai berikut: 1. Bagi Dunia Usaha Melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana pinjaman maupun dana equity. Melalui pasar modal perusahaan dapat meningkatkan dana pinjaman dengan menjual obligasi atau sekuritas kredit. 2. Bagi Pemodal a. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. b. Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap ataupun bunga yang mengambang. c. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham. Mempunyai hak suara dalam RUPS bila diadakan bagi pemegang obligasi. d. Dapat dengan mudah mengganti instumen investasi. e. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk mengurangi resiko. 3. Bagi Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang seperti Akuntan Publik, Notaris, Konsultan Hukum juga secara tidak langsung memanfaatkan pasar modal melalui peranannya membantu calon-calon emiten yang akan go public seperti mengaudit laporan keuangan, mengubah anggaran dasar dan memberikan saran-saran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang hukum. 4. Bagi Pemerintah Pasar modal merupakan sarana yang paling tepat di dalam memobilisasi dana masyarakat yang handal guna membiayai dana pembangunan tersebut oleh sebab itu, melalui berbagai paket deregulasi dan debirokratisasi peranan pasar modal terus didorong perkembangannya. 2.7 Hubungan Rasio Keuangan dengan Harga Saham Tujuan investor melakukan analisis terhadap saham yang diminati untuk menjadi alternatif investasi adalah agar para investor tersebut mendapat gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang serta keuntungan yang akan diperoleh sehingga para investor tersebut dapat melakukan investasi pada perusahaan yang tepat. Salah satu perhatian investor dalam menganalisis saham yang diminatinya adalah harga saham itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu teknik penilaian harga saham yang sering digunakan oleh para analisis sekuritas adalah analisis fundamental. Menurut Sentanoe Kertonegoro (1995:113) “Analisis fundamental merupakan suatu studi yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih memahami sifat dasar dan karakteristik operasional perusahaan publik yang menerbitkan saham biasa tersebut”. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa setiap investasi adalah makhluk yang rasional dimana mereka menganggap adanya hubungan antara kinerja perusahaan dengan harga saham, dalam arti apabila kinerja perusahaan semakin baik maka harga saham juga akan naik. Data akuntansi sangat mempengaruhi harga saham, dan untuk memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan, kita harus mengevaluasi informasi akuntansi yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Dalam perhitungan analisis rasio digunakan data yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi. Analisis rasio keuangan ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu rasio likuiditas, rasio laverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Dalam bentuk rasio inilah investor dapat mengukur dan memberikan indikasi mengenai kinerja perusahaan. Apabila rasio-rasio keuangan tersebut juga baik, sehingga semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik, demikian pula sebaliknya.