PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM LEARNING Etfin Nofiani 09210179 [email protected] Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa saat ini belajar dengan menggunakan metode pengajaran yang bervariasi akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar menulis puisi. Untuk mewujudkan keinginan penulis tersebut, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Quantum Learning”. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X dalam pembelajaran menulis puisi sebelum menggunakan quantum learning? 2) Apakah pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan quantum learning efektif diterapkan pada siswa kelas X? 3) Adakah perbedaan yang signifikan pada siswa kelas X sebelum dan sesudah menggunakan quantum learning?. Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas X tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 79. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas X-2 dengan jumlah siswa sebanyak 24. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu mengungkapkan atau menuliskan permasalahan yang aktual serta berusaha memaparkan suatu gejala peristiwa atau kejadian yang terjadi apa adanya. Metode ini digunakan secara sistematis dan terencana yaitu untuk mengetahui keefektifan quantum learning dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi. Langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah memberikan tes awal berupa menulis puisi dengan tema pemandangan alam tanpa menggunakan quantum learning. Selanjutnya setelah pemberian materi mengenai puisi lalu diadakan tes akhir dengan jenis tes yang sama tetapi menggunakan quantum learning. Quantum learning yang digunakan oleh penulis ketika mengajar ternyata dapat memberikan rasa ketertarikan siswa untuk menulis puisi. Ternyata dalam hal ini terjadi proses perkembangan yang memberikan pengalaman berpikir pada siswa untuk berimajinasi dan menuangkannya tanpa adanya suatu beban. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa presentase nilai tes awal siswa yang tidak menggunakan quantum learning pada kategori sangat baik tidak ada. Kategori baik sebanyak 35%, kategori cukup sebanyak 40%, dan kategori kurang 25%. Sedangkan presentase nilai tes akhir dengan menggunakan quantum learning kategori sangat baiknya sebanyak 41,67%, kategori baik sebanyak 37,5%, kategori cukup sebanyak 20,83% dan kategori kurang tidak ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa quantum learning dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran menulis puisi karena pembelajaran ini efektif dan dapat meningkatkan motivasi siswa. Kata Kunci : puisi, teknik TANDUR, quantum learning terdapat dalam tema puisi dekat dengan kejadian di sekitar kita. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika menulis puisi merupakan tolak ukur kemampuan siswa dalam belajar mengapresiasikan puisi yakni memahami puisi, peka terhadap puisi dan sikap positif terhadap puisi. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sastra harus dapat menyiratkan hal-hal yang baik dan indah. Aspek kebaikan dan keindahan dalam sastra belum lengkap kalau tidak dikaitkan dengan kebenaran. Oleh karena itu, batasan yang didasarkan pada etimologis, sastra sebagai karangan yang indah belum berkenan di hati pecinta dan pencipta sastra (Sunendar dan Supinah, 1993: 1). Dalam dunia pendidikan, sastra termasuk salah satu bahan pengajaran yang paling penting untuk diajarkan. Pengajaran sastra mempunyai peranan yang membentuk sikap dan wawasan pengajar dan pembelajar yang kreatif. Untuk dapat mencapai pengajaran yang kreatif, tentunya guru harus berusaha mencari suatu prosedur pengembangan pengajaran yang lebih baik menggunakan aneka metode dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi dalam suasana kreatif adalah menggunakan metode quantum learning yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran menulis puisi, tidak dibenarkan jika guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Penulis menggunakan quantum learning sebagai metode pembelajaran yang diharapkan efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi. Dalam kurikulum KTSP 2006, siswa dituntut untuk menghasilkan sebuah karya sastra. Membuat puisi merupakan salah satu karya sastra yang dapat diajarkan kepada siswa karena peristiwa yang biasa 1 2 KAJIAN TEORI DAN METODE 1. Kajian Teori A. Ikhwal Pembelajaran Menulis Puisi dan Quantum Learning. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk menerapkan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode inilah yang digunakan oleh guru supaya proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 5) mengemukakan bahwa belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Pengertian dan Ragam Puisi Sampai sekarang orang tidak dapat mendefinisikan setepat-tepatnya tentang puisi, oleh karena itu perlu diketahui perkiraan pengertian-pengertian puisi. Waluyo (1995: 23) dengan mengutip pendapatnya Slamet Muljana menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Selanjutnya James Reeves menyatakan bahwa puisi adalah ekspesi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat (Waluyo, 1995: 23). Kemudian Clive Sansom mengungkapkan bahwa puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional (Waluyo, 1995: 23). Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif, disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin. Menurut Waluyo (1995: 72-79) metode puisi terdiri dari: diksi, pengimajian, kata konkret, majas dan tipografi. Sedangkan hakikat puisi terdiri dari: tema, nada, perasaan, dan amanat (Waluyo, 1995: 107130). Menurut Waluyo (1995: 135-144) ragam puisi terdiri dari: a. Puisi Naratif, Lirik dan Deskriptif b. Puisi Kamar dan Puisi Auditorium c. Puisi Fisikal, Platonik dan Metafisikal d. Puisi Subyektif dan Puisi Obyektif e. Puisi Konkret f. Puisi Diafan dan Prismatis g. Puisi Parnasian dan Puisi Inspiratif h. Stansa Jenis puisi yang akan diteliti yaitu puisi baru. Puisi baru adalah puisi yang bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dari segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Ciri-ciri puisi baru yaitu bentuknya rapi dan simetris, mempunyai persajakan akhir (yang teratur), banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain, dan sebagian besar puisi empat seuntai. 3. Pengertian Quantum Learning Menurut DePorter dan Hernacki (2000: 14) pembelajaran kuantum (Quantum Learning) adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.Quantum learning ini dapat dilakukan dengan banyak cara yang tujuan pokoknya pada pemberian sugestif pada siswa. Sehingga dengan sugesti itu siswa diharapkan memperoleh ketenangan baik secara fisik maupun psikis dalam pembelajaran bahasa. Penggunaan instrumen musik yang mampu mengenangkan dan membangkitkan daya imajinasi siswa dapat digunakan dalam metode ini. Kehadiran musik tersebut diharapkan mampu membawa siswa pada situasi yang mendukung siswa untuk berimajinasi dan berkreasi dalam mengungkapkan pikiran-pikiran dan perasaan ke dalam sebuah puisi. 4. Langkah-Langkah PembelajaranQuantum Learning Adapun langkah-langkah dalam menerapkan teknik TANDUR dalam pembelajaran menulis puisi adalah sebagai berikut: 1) Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberikan motivasi bahwa belajar menulis adalah mudah dan bermanfaat. Adapun manfaat yang siswa dapat dari menulis yaitu membantu kecakapan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, dan menjadi manusia kreatif. 2) Guru melakukan tanya jawab sekilas mengenai pengertian puisi dan unsur 3 3) 4) 5) 6) pembangun puisi (struktur fisik dan struktur batin puisi). Setelah praktik membuat puisi, guru mengarahkan semua siswa untuk mengenal konsep puisi dan menamai bagian-bagian puisi yang telah mereka tulis, terutama mengenal unsur pembangun puisi. Langkah berikutnya yaitu mendemonstrasi-kan hasil karya mereka dengan memberi kesempatan bagi siswa untuk membacakan puisinya di depan kelas. Guru mengulang kembali materi yang telah disampaikan dan menanyakan apakah siswa tersebut sudah paham dengan apa yang baru saja dipelajari. Selanjutnya yaitu merayakan apa yang sudah dilakukan dengan memberikan penghargaan pada siswa dengan memilih puisi terbaik. Adapun reward pada siswa berupa tepuk tangan, memberikan pujian dan mengacungkan jempol. 5. Quantum Learning sebagai alternatif untuk Mengajarkan Kompetensi Dasar Menulis Puisi Proses pembelajaran bahasa Indonesia akan terasa sangat menyenangkan jika menggunakan metode dan teknik yang cocok. Dalam teknik TANDUR ini, musik klasik dianggap berperan besar. Manfaat dari musik klasik dalam teknik ini adalah sebagai berikut: 1) Memberikan rasa tenang kepada siswa. 2) Membantu siswa untuk berkonsentrasi. 3) Menemukan aspek-aspek kepribadian yang tersembunyi. B. Menulis Puisi sebagai Salah Satu Kompetensi Dasar dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tarigan (2008: 22) mendefinisikan “Menulis”, pertama, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Kedua, menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa menulis adalah mengekspresikan pikiran atau perasaan seseorang melalui bahasa tulis agar dapat dipahami oleh pembaca. 2. Metode Metode adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta cara tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu mengungkapkan atau menuliskan permasalahan yang aktual serta berusaha memaparkan suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi apa adanya. Metode ini digunakan secara sistematis dan terencana yaitu untuk mengetahui keefektifan quantum learning dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa pada siswa kelas X SMA. Jumlah seluruh siswa dari kelas X-1 sampai kelas X-3 yaitu 79 siswa. Kelas yang digunakan sebagai sampel yaitu kelas X-2 yang berjumlah 24 siswa. Dalam metode ini, penulis menggunakan desain tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) satu kelompok. Desain ini menempuh tiga langkah, yakni: (1) memberikan tes awal (pre-test) untuk mengukur variabel terikat sebelum perlakuan dilakukan, (2) memberikan perlakuan kepada para subjek, dan (3) memberikan tes lagi untuk mengukur variabel terikat setelah adanya perlakuan (post-test). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Pembelajaran Quantum Learning Menulis Puisi dengan 1. Hasil Data Tes Awal Kegiatan pertama untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang akan diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi yaitu dengan memberikan tes awal dengan menyuruh siswa untuk menulis puisi dengan tema yang sudah ditentukan yaitu pemandangan alam. Berikut ini adalah presentase hasil data tes awal siswa yang diikuti oleh 20 siswa. Untuk kategori sangat baik sebanyak 0%, kategori baik sebanyak 35%, kategori cukup sebanyak 40%, kategori kurang sebanyak 25%. Perhitungan ini diperoleh dengan membagi jumlah siswa yang memperoleh kategori skor dengan seluruh jumlah siswa yang mengikuti tes dikalikan 100%. 4 DAFTAR PUSTAKA 2. Hasil Data Tes Akhir Setelah peneliti mengadakan tes awal, kegiatan selanjutnya yaitu memberikan tes akhir yaitu pembelajaran dengan menggunakan quantum learning. Berikut ini adalah presentase hasil data tes akhir siswa yang diikuti oleh 24 siswa. Untuk kategori sangat baik sebanyak 41,67%, kategori baik sebanyak 37,5%, kategori cukup sebanyak 20,83%, kategori kurang sebanyak 0%. Perhitungan ini diperoleh dengan membagi jumlah siswa yang memperoleh kategori skor dengan seluruh jumlah siswa yang mengikuti tes dikalikan 100%. Tabel Hasil Tes Awal dan Tes Akhir No 1. 2. 3. 4. Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Tes Awal 0% 35% 40% 25% Tes Akhir 41,67% 37,5% 20,83% 0% SIMPULAN 1. Kemampuan siswa kelas X-2 dalam menulis puisi sebelum menggunakan quantum learning kurang begitu baik, berdasarkan data pre-test dalam proses belajar mengajar di kelas. Sedangkan dari data post-test dengan menggunakan quantum learning kemampuan siswa kelas X-2 sangat baik. 2. Dari hasil pengamatan berlangsungnya kegiatan proses belajar mengajar dengan menggunakan quantum learning ternyata sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi. Hasilnya siswa lebih merasa senang dan dapat mengeluarkan ide kreatif mereka dalam menulis puisi. 3. Dengan menggunakan quantum learning dalam pembelajaran menulis puisi, siswa mampu menulis puisi dengan suasana yang menyenangkan. Dengan menggunakan quantum learning juga memberikan motivasi pada siswa untuk lebih mengkreatifkan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. 4. Dari hasil analisis, nilai tes awal siswa yang tidak menggunakan quantum learning kategori sangat baik sebanyak 0%, kategori baik sebanyak 35%, kategori cukup 40%, dan kategori kurang sebanyak 25%. Sedangkan nilai tes akhir dengan menggunakan quantum learning dalam kategori sangat baik sebanyak 41,67%, kategori baik sebanyak 37,5%, kategori cukup sebanyak 20,83%, dan kategori kurang sebanyak 0%. DePorter, Bobby dan Mike Hernacki. 2000. Quantum Lerning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kalfa. Iskandarwassid dan Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya. Sunendar dan Supinah. 1993. Pendekatan Teori Sejarah dan Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pioner Jaya. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Aprsiasi Puisi. Jakarta: Erlangga