Simbol Silsilah Keluarga

advertisement
SIMBOL SILSILAH KELUARGA
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan
2. Menjelaskan Hukum Mendel I
3. Menjelaskan Hukum Mendel II
GENETIKA
Genetika ialah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemindahan informasi dari satu sel ke sel lain dan pewarisan sifat (hereditas) dari induk
ke anaknya.
A. Istilah-istilah yang perlu diketahui untuk memahami Genetika
1. Parental (Induk P)
Parental berarti Induk atau orang tua
2. Filial (Turunan F)
Filial adalah keturunan (generasi) yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan Parental.
F1 adalah keturunan pertama
F2 adalah keturunan kedua
F3 adalah keturunan ketiga dan seterusnya
3. Dominan
Dominan adalah sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang atinya dalam suatu
perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
Gen Dominan adalah gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang
merupakan pasangan alelanya, sifat dominan disimbolkan dengan huruf besar.
4. Resesif
Resesif adalah sifat-sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam
suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan (ditutupi) oleh sifat pasangannya.
Gen Resesif adalah gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan
pasangan alelanya. Sifat resesif disimbolkan dengan huruf kecil.
5. Genotipe
Genotipe adalah bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu
yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe
6. Fenotipe
Fenotipe adalah sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat
dilihat atau diamati. Contoh : warna bunga merah, rasa buah manis, batang pohon tinggi,
warna
bulu coklat.
Fenotipe merupakan gabungan antara genotype dan lingkungan.
7. Alel
Alela adalah anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen
tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
8. Homozigot
Homozigot adalah pasangan kedua alel atau gen-gen yang sama.
Contoh : Homozigot dominan : BB, AA, TT
Homozigot resesif : bb, aa , tt
9. Heterozigot
Heterozigot adalah pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama
Contoh : Bb, Aa, Tt
10. Pembastaran
Pembastaran adalah perkawinan antara kedua individu yang mempunyai sifat beda.
Hobrida adalah keturunan hasil penyerbukan silang dengan sifat-sifat yang berbeda
Monhibrida : hibrida yang memiliki satu sifat beda
Dihibrida : hibrida yang memiliki dia sifat beda
Polihibrida : hibrida yang memiliki banyak sifat
B. HUKUM MENDEL I
Hukum Mendel I (Hukum Segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel) yaitu pada
pembentukan sel gamet, 2 gen yang berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua sel anak
secara bebas.
Monohibrid
Mendel melakukan penyilangan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda
(monohibrida) yaitu antara kapri berbatang tinggi dengan kapri berbatang rendah, sifat
tinggi dominan terhadap rendah.
P :
TT (tinggi)
X
tt (rendah)
G :
T
t
F1 :
Tt (tinggi)
X
Tt (tinggi)
G
T,t
T,t
F2
T
t
T
TT
t
Rasio fenotipe :
Rasio genotype:
Tt
Tt
tt
Tinggi : rendah = 3 : 1
TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
Backcross
Backcross adalah menyilangkan atau mengawinkan individu hasil hibrid (F1) dengan
salah satu induknya
Tujuan backcross adalah untuk mencari genotip orang tua
1) Tt (tinggi)
X
T
TT (tinggi dari induk)
T
t
TT
Tt
Hasil backcross maka 100% tinggi
2) Tt (tinggi)
X
t
tt (rendah dari induk)
T
t
Tt
tt
Hasil rasio fenotip backcross : tinggi : rendah = 1 : 1
Testcross
Testcross adalah perkawinan antara F1 dengan salah satu induk yang resesif
Tujuannya : untuk mengetahui apakah suatu individu bergenotip homozigot (galur
murni)
atau homozigot
 Jika hasil testcross menunjukkan perbandingan fenotip keturunannya 1 : 1 , maka
dapat disimpulkan bahwa individu yang diuji tersebut adalah bukan galur murni
(heterozigot)
 Jika hasil testcross 100% berfenotip sama berarti homozigot.
Hipotesis Mendel :
a. Sifat-sifat organism dikendalikan oleh sepasang factor keturunan (gen) satu dari induk
jantan dan lainnnya dari induk betina
b. Tiap pasangan factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya
c. Satu dari pasangan alel bersifat dominan akan menutup alel yang resesif
d. Pasangan factor keturunan akan memisah secara bebas
C. HUKUM MENDEL II
Hukum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda satu dengan
yang lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka penurunan sifat yang satu tisak
tergantung pada sifat yang lain.
Dihibrida
Contoh : Penyilangan dengan dua sifat beda antara kacang kapri bulat kuning dengan
kacang kapri keriput hijau.
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau
P :
G :
F1 :
G :
BK
Bk
bK
bk
BBKK (bulat kuning) X bbkk (keriput hijau)
BK
bk
BbKk (bulat kuning)
BK , Bk , bK , bk
BK
Bk
bK
bk
BBKK
(bulat kuning)
BBKk
(bulat kuning)
BbKK
(bulat kuning)
BbKk
(bulat kuning)
BBKk
(bulat kuning)
BBkk
(bulat hijau)
BbKk
(bulat kuning)
Bbkk
(bulat hijau)
BBKK
(bulat kuning)
BbKk
(bulat kuning)
bbKK
(keriput kuning)
bbKk
(keriput kuning)
BbKk
(bulat kuning)
Bbkk
(bulat hijau)
bbKk
(keriput kuning)
bbkk
(keriput hijau)
Rasio fenotip : bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau =
9 : 3 : 3 1
Trihibrida
Contoh : Penyilangan kapri dengan 3 sifat beda yaitu tinggi batang, warna kulit biji, bentuk
Biji
T:
t :
K:
k:
B:
b:
P:
G:
F1
G:
gen untuk sifat tinggi batang, dominan terhadap rendah
gen untuk sifat rendah
gen untuk sifat warna kuning, dominan terhadap hijau
gen untuk sifat warna hijau
gen untuk sifat bentuk biji bulat, dominan terhadap keriput
gen untuk sifat biji keriput
TTKKBB (tinggi,kuning,bulat) X ttkkbb (rendah, hijau, keriput)
TKB
tkb
TtKkBb (tinggi,kuning,bulat)
TKB , TKb , TkB , Tkb , tKB , tKb , tkB , tkb
Rasio fenotip F2 :
Tinggi kuning bulat : tinggi kuning keriput : tinggi hijau bulat : tinggi hijau keriput
: rendah kuning bulat : rendah kuning keriput : rendah hijau bulat : rendah hijau
keriput = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
Hubungan antara sifat beda dan jumlah kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2
untuk fenotip dan genotip
Jumlah sifat
beda
Jumlah macam
gamet
Jumlah macam
kemungkinan
genotip F2
Kemungkinan
fenotip F2
Rasio fenotip F2
Jumlah individu
F2
1
21 : 2
3
2
3:1
4
2
22 : 4
9
4
9:3:3:1
16
3
23 : 8
27
8
27:9:9:9:3:3:3:1
64
N
2n
3n
2n
4n
D. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL
1. Sifat Intermediat (semidominan atau kodominan)
Intermediat adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana sifat dominan tidak
mampu menutupi sifat resesif, tetapimenampakkan sifat diantara keduanya. Hal ini
disebabkan beberapa gen yang tidak dominan dan juga tidak resesif.
Contoh : Percobaan terhadap bunga Antherhinum mayus
P : MM (Merah) X mm (putih)
F1 : Mm (merah muda)
Apabila disilangkan dengan sesamanya maka akan dihasilkan F2 :
M
m
M
m
MM
(merah)
Mm
(merah muda)
Mm
(merah muda)
Mm
(putih)
Rasio fenotip : merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1
Rasio genotip: MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
2. Interaksi antargen
Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerjasama atau menghalang-halangi dalam
memperlihatkan fenotip
Bentuk jengger ayam ada empat yaitu :
1) Ercis atau biji (pea), dengan genotip rrP2) Mawar atau gerigi (rose), dengan genotip R-pp
3) Sumpel (walnut), dengan genotip R-P4) Belah atau tunggal (single), dengan genotip rrpp
Perkawinan ayam berjengger rose dengan pea didapatkan F1 yang semuanya bertipe
walnut.
P1 :
♀ RRpp
X
♂ rrPP
rose
pea
G
Rp
rP
F1
RrPp
Walnut
Gamet
RP , Rp , rP , rp
♂
RP
Rp
rP
rp
♀
RRPP
RRPp
RrPP
RrPp
RP
walnut
walnut
walnut
walnut
RRPp
RRpp
RrPp
Rrpp
Rp
walnut
rose
walnut
rose
RrPP
RrPp
rrPP
rrPp
rP
walnut
walnut
pea
pea
RrPp
Rrpp
rrPp
rrpp
rp
walnut
rose
pea
single
Perbadinngan fenotip F2 : walnut : rose : pea : single = 9 : 3 : 3 : 1
3. Kriptomeri (epistasis resesif)
Kriptomeri adalah peristiwa pembastaran, dimana suatu factor dominan tersembunyi
oleh suatu factor dominan lainnya dan baru tampak bila tidak bersama-sama dengan
factor penutup
Contoh : Penyilangan bunga Linaria maroccana berwarna merah (AAbb) dengan
putih (aaBB), maka hasilnya adalah bunga ungu (AaBb)
P1 :
♀ AAbb
X
♂ aaBB
merah
putih
G
Ab
aB
F1
AaBb
ungu
Gamet
AB , Ab , aB , ab
♂
AB
Ab
aB
ab
♀
AABB
AABb
AaBB
AaBb
AB
ungu
ungu
ungu
ungu
AABb
AAbb
AaBb
Aabb
Ab
ungu
merah
ungu
merah
AaBB
AaBb
aaBB
aaBb
aB
ungu
ungu
putih
putih
AaBb
Aabb
aaBb
aabb
ab
ungu
merah
putih
putih
Perbadinngan fenotip F2 : ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
4. Epistasis hipostasis
Epistasis-hipotasis adalah peristiwa dimana gen dominan menutupi gen dominan lain
yang bukan alelanya.
Contoh : Gandum berkulit biji warna hitam disilangkan dengan gandum berkulit biji
warna kuning
H = gen kulit biji warna hitam, epistasis terhadap K
h = gen kulit biji warna putih hipostasis terhadap K
K = gen kulit biji warna kuning, hipostasis(tertutup) terhadap H
k = gen kulit biji warna putih
♀ HHkk
hitam
Hk
P1 :
G
F1
X
♂ hhKK
kuning
hK
HhKk
hitam
Gamet
HK , Hk , hK , hk
♂
♀
HK
Hk
hK
hk
HK
Hk
hK
hk
HHKK
hitam
HHKk
hitam
HhKk
hitam
HhKk
hitam
HHKk
hitam
HHkk
hitam
HhKk
hitam
Hhkk
hitam
HhKK
hitam
HhKk
hitam
hhKK
kuning
hhKk
kuning
HhKk
hitam
Hhkk
hitam
hhKk
kuning
Hhkk
putih
Perbadinngan fenotip F2 : hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1
5. Polimeri
Adalah gen denngan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi mempengaruhi
bagian yang sama dari suatu organism
Contoh : Penyilangan gandum berwarna merah (M1M1M2M2) dengan gandum
berwarna putih (m1m1m2m2)
P1 :
♀ M1M1M2M2
X
♂ m1m1m2m2
merah
putih
G
M1 M2
m1m2
F1
M1m1M2m2
merah
Gamet
M1M2 , M1m2 , m1M2 , m1m2
♂
M 1 M2
M1m2
m1M2
m1m2
♀
M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2
M1 M2
merah
merah
merah
merah
M1M1M2m2 M1m1m2m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2
M1m2
merah
merah
merah
merah
M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2
m1M2
merah
merah
merah
merah
M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2
m1m2
merah
merah
merah
putih
Perbadinngan fenotip F2 : merah : putih = 15 : 1
6. Gen-gen komplementer
Gen komplementer adalah interaksi antara dua gen dominan, jika terdapat bersamasama akan saling melengkapi sehingga muncul fenotip alelanya, bila salah satu tidak
ada, maka pemunculan sifat terhalang
Contoh : Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli
♀ rrBB
bisu tuli
rB
P1 :
G
F1
X
♂ RRbb
bisu tuli
Rb
RrBb
Normal
Gamet
RB , Rb , rB , rb
♂
♀
RB
Rb
rB
rb
RB
Rb
rB
rb
RRBB
normal
RRBb
normal
RrBB
normal
RrBb
normal
RRBb
normal
RRbb
bisu tuli
RrBb
normal
Rrbb
bisu tuli
RrBB
normal
RrBb
normal
rrBB
bisu tuli
rrBb
bisu tuli
RrBb
normal
Rrbb
bisu tuli
rrBb
bisu tuli
rrbb
bisu tuli
Perbadinngan fenotip F2 : normal : bisu tuli = 9 : 7
7. Gen dominan rangkap
Penyimpangan semu ini terjadi
karena terdapat dua gen dominan yang
mempengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Jika berada bersama-sama ,
fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen-gen dominan tersebut.
Sehingga perbandingan fenotipnya = 9 : 6 : 1
Contoh : Penyilangan tanaman berbuah bentuk oval dan bulat
♂ RRBB
oval
RB
P1 :
G
F1
X
♀ rrbb
bulat
rb
RrBb
oval
RB , Rb , rB , rb
Gamet
♂
♀
RB
Rb
rB
rb
RRBB
RRBb
RrBB
RrBb
oval
oval
oval
oval
RRBb
RRbb
RrBb
Rrbb
Rb
oval
lonjong
oval
lonjong
RrBB
RrBb
rrBB
rrBb
rB
oval
oval
lonjong lonjong
RrBb
Rrbb
rrBb
rrbb
rb
oval
lonjong lonjong
bulat
Perbadinngan fenotip F2 : oval : lonjong : bulat = 9 : 6 : 1
RB
8. Gen penghambat
Merupakan penyimpangan semu hokum mendel, karena terdapat dua gen dominan
yang jika bersama-sama pengaruhnya akan menghambat pengaruh salah satu gen
dominan tersebut , sehingga perbandingan fenotipnya = 13 : 3
Contoh : Persilangan ayam berbulu putih dengan ayam berbulu putih
C = gen yang menghasilkan warna
c = gen yang tidak menghasilkan warna
I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna (inhibitor)
i = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna
♀ CCII
Putih
CI
P1 :
G
F1
X
♂ ccii
putih
ci
CcIi
putih
Gamet
CI , Ci , cI , ci
♂
♀
CI
Ci
cI
ci
CCII
CCIi
CcII
CcIi
putih
putih
putih
putih
CCIi
CCii
CcIi
Ccii
Ci
putih
berwarna
putih
berwarna
CcII
CcIi
ccII
ccIi
cI
putih
putih
putih
putih
CcIi
Ccii
ccIi
Ccii
ci
putih
berwarna
putih
putih
Perbadinngan fenotip F2 : putih : berwarna = 13 : 3
CI
Pustaka
 Drs. Wildan Yatim, 1983, Genetika, Transito Bandung
 John W. Kimball 1983, Biologi Edidi kelima, Erlangga
 Dra. Pratiwi dkk, 1996, Biologi SMU Jilid 3 untuk kelas 3, Erlangga
Download