MINGGU, 5 AGUSTUS 2012 FASILITAS GLENEAGLES: Sheida Farah, salah satu staff RS Gleneagles-Singapura menunjukkan fasilitas rumah sakit. Dengan peralatan modern dan kenyamanan tinggi diharapkan pasien nyaman selama menjalani perawatan. (11) Pencegahan Dini Kanker Payudara SM/Widodo Prasetyo Operasi Saluran Pencernaan dengan Bedah Laparoskopi Gleneagles Hospital Singapura menyelenggarakan seminar ’’Beating Gastrointestinal Diseases-Advances in Medical and Surgical Options’’ baru-baru ini. Dalam pertemuan ilmiah tersebut penggunaan teknologi kedokteran dalam penanganan penyakit yang berkaitan dengan saluran pencernaan manusia menjadi pokok bahasan yang menarik. Diantaranya yakni metode pemakaian laparoskopi dan bedah robot untuk penanganan penyakit yang ada hubungannya dengan pencernaan. S eperti diketahui, sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan adalah saluran yang dilalui bahan makanan, sedangkan kelenjar pencernaan merupakan bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Apabila saluran pencernaaan kita terganggu maka akan berakibat pada beberapa penyakit infeksi serius yakni hemoroid, batu ginjal, kanker perut, kanker kolorektal, serta hepatitis B dan C. Hal tersebut dibahas mendetail dalam seminar yang diadakan Gleneagles Hospital-Singapura pada 20-22 Juli lalu. Pada kesempatan tersebut sejumlah dokter ahli bedah, onkologi, dan dokter ahli gastro rumah sakit yang bernaung di bawah Parkway Health itu memaparkan hal-hal terkini seputar penyakit pencernaan dan penanganan pada pasien penderita. Salah satu pemateri yakni dokter Ng Kheng Hong. Ia adalah dokter yang rajin mengadakan penyelidikan tentang penggunaan bedah laparoskopi sayatan tunggal dalam berbagai prosedur bedah umum, seperti apendektomi, kolekistektomi, perbaikan hernia dan bedah kanker kolorektal. Dokter bedah umum dan konsultan kolorektal ini berpengalaman dalam pembedahan dengan bantuan robot di berbagai disiplin bedah. Dalam pertemuan ilmiah yang berlangsung di Hotel Regent itu, ia menyatakan meskipun banyak gangguan pencernaan bisa diobati dengan sukses dengan perubahan gaya hidup atau obat, dalam beberapa kondisi pada pasien kadang operasi masih diperlukan. Operasi atau bedah laparoskopi yang dibantu tangan atau sering disebut dengan istilah hand-assisted laparoscopic surgery adalah prosedur umum yang minimal invasif untuk mengobati penyakit pada saluran pencernaan. Menurutnya, tidak seperti operasi tradisional pada usus besar atau bagian lain dari usus dimana sayatan panjang di tengah-tengah perut, maka pada bedah laparoskopi hanya membutuhkan sayatan kecil sebesar lubang kunci di perut. Bedah laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil. Irisan 3-4 inci digunakan untuk memberikan akses tangan dokter bedah ke organ perut. Keuntungan dengan alat ini bagi orang yang menjalani prosedur tersebut yakni tidak mengalami rasa sakit dan jaringan parut setelah operasi, juga pemulihan lebih cepat. Bedah Robot Sementara bedah robot menawarkan semua keuntungan dari bedah kolorektal lubang kunci tradisional kepada pasien, seperti proses penyembuhan lebih cepat, tinggal di rumah sakit lebih singkat, komplikasi lebih sedikit, infeksi luka lebih kurang dan bekas luka yang lebih kecil. Menurutnya, pada bedah rektum, khususnya untuk kanker rektum bawah, sistem robot menawarkan banyak keuntungan daripada bedah lubang kunci tradisional. Kondisi rektum yang terletak di panggul sempit, maka melakukan operasi di daerah tersebut bisa cukup sulit. Maka dengan visualisasi, presisi, pengendalian dan kecekatan yang sangat baik, yang diberikan oleh sistem robot di panggul sempit, maka kerusakan syarafsyaraf kecil yang mengendalikan kandung kemih, usus besar dan organ seksual dapat dihindari. Dengan begitu, kemungkinan inkontinensia dan disfungsi seksual dapat diminimalisir setelah operasi untuk kanker rektum. Keunggulan lain, jaringan kanker dapat benarbenar dihapus tanpa kerusakan atau tumpahan, sehingga mengurangi kemungkinan kanker berulang setelah operasi. Dengan bedah robot, ahli bedah tetap mengendalikan operasi secara penuh. Praktik bedah robot yakni ahli bedah menggunakan beberapa tangan robot yang sangat kecil untuk melakukan pembedahan. Lengan robot yang berfungsi hampir seperti tangan manusia sangat fleksibel. Selain itu, tangan robot tidak memiliki tremor fisiologis seperti pada tangan manusia. Dengan penggunaan tangantangan robot yang sangat kecil, fleksibel dan mantap, seorang ahli bedah dapat melakukan pembedahan yang sangat rumit dengan presisi yang tak tertandingi. Selain itu, sistem robot menawarkan penglihatan 3 dimensi (3D). Hal ini tidak tersedia di dalam bedah lubang kunci tradisional. Adanya teknologi 3 dimensi dengan pembesaran yang lebih tinggi dan efek visual definisi tinggi dari sistem kamera robot, maka identifikasi dan pemeliharaan syaraf-syaraf kecil yang penting dan pembuluh darah dapat dicapai dengan mudah selama pembedahan kompleks. Tak ayal lagi, dengan visualisasi yang sangat baik dan akurasi tingkat tinggi, pembedahan dapat dilakukan dengan komplikasi minimal. (Widodo Prasetyo--11) PAYUDARA sangatlah penting bagi perempuan, Mempertahankan dengan baik dan menjaga agar tetap sehat tentunya penting. Utamanya menghindari masalah yang bisa mempengaruhi payudara. Salah satu yang jadi momok adalah munculnya kanker payudara. Di Indonesia, penyakit ini pembunuh perempuan nomor dua setelah kanker leher rahim. Apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari jeratannya? DR. dr. Selamat Budijitno, M.Si.Med, SpB(K)Onk, dokter mitra spesialis bedah tumor RS Telogorejo Semarang, menyebut, keganasan kanker payudara dimulai dari sel-sel di payudara. Yang perlu mendapat perhatian penyakit ini memang menyerang wanita, tetapi terjadi juga pada pria. ''Biasanya meskipun di tubuhnya tumbuh kanker, penderita tidak merasakan sakit apapun. Tetapi jika ada benjolan pada payudara ataupun berubah bentuk / ukuran, kulit berubah hingga seperti kulit jeruk, perubahan warna kulit hingga kemerahan, hal ini harus jadi perhatian utama,'' terangnya. Biasanya bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit, kulit payudara terasa seperti terbakar dan mengeluarkan darah atau cairan lain, padahal tidak menyusui. Gejala lain, muncul borok (ulkus) pada payudara dan berbau busuk serta mudah berdarah. Semakin lama borok menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,” tambah dr. Selamat yang biasa disapa dr. Uud. Penyebab Menurutnya, jika bicara masalah penyebab bisa multi faktor, usia biasanya di atas 30 tahun (sekarang, di bawah 20 tahun juga sudah ditemukan penyakit ini), riwayat keluarga ada yang menderita terutama kanker payudara, haid pertama terlalu muda (sebelum 12 tahun) atau menopause di atas umur 50 tahun. ''Risiko lainnya adalah wanita yang tidak menyusui, hamil anak pertama di atas usia 35 tahun, sering terkena radiasi (ada riwayat pengobatan dengan menggunakan X-ray), pola makan dengan konsumsi lemak berlebi- han, kegemukan, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang, stress dan faktor genetik,''terangnya. Proses pengobatannya, disesuaikan dengan stadium yang ditemukan saat itu, bisa berupa operasi atau pembedahan, kemoterapi, radioterapi, hormonal terapi, targeting terapi, serta imunoterapi. Terapi yang dilakukan merupakan gabungan dari beberapa terapi tersebut sesuai dengan stadium pada saat ditemukan. Untuk pencegahannya, yang perlu diperhatikan adalah penderita harus dapat mengendalikan faktor-faktor risiko, dan melakukan gaya hidup yang sehat. Kunci untuk pencegahan kanker adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, sebelum kanker tersebut memiliki kesempatan untuk menyebar. Salah satu penyebab kematian yang tinggi akibat penyakit ini disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk mendeteksi gejala-gejala yang ada secara dini. Umumnya setelah sampai pada keluhan-keluhan yang berat, penderita baru berkonsultasi ke dokter yang sering kali sudah dalam stadium lanjut. Sehingga apabila penyakit ini sudah sampai stadium lanjut, akan sulit untuk disembuhkan. ìUntuk itulah pemeriksaan awal untuk mengetahui diagnosis seperti pemeriksaan fisik, USG payudara, mammografi, biopsy ataupun pemeriksaan penunjang lain seperti rontgen dada, USG abdomen, skrining tulang, dan pemeriksaan ”tumor marker” serum darah sangatlah penting dilaksanakan,''terangnya. Pemeriksaan klinis oleh dokter bedah onkologi secara rutin sangatlah diperlukan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, dan skrining dengan pemeriksaan mammografi, terutama untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dilakukan secara rutin setiap 1-2 tahun, sedangkan untuk umur lebih dari 50 tahun secara rutin sekali/tahun. ''Yang juga tak kalah pentingnya adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Jika dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada stadium dini. SADARI dilakukan minimal sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang masih menstruasi, dilakukan pada 7-10 hari sesudah hari pertama menstruasi, sedangkan pada wanita yang sudah menopause bisa dilakukan kapan saja secara rutin tiap bulannya,'' ungkap dr. Selamat. Ya, pemeriksaan dini adalah kuncinya. Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat mengunjungi Klinik Spesialis Bedah Tumor Graha Rawat Jalan Lt. 3 RS Telogorejo Semarang (024) 8448448 / 8446000 / 8446444 ext. 6300 / 6319 atau hubungi HOTLINE SERVICE 24 JAM RS Telogorejo 081 6666 340.(Dela) Laparoskopi untuk Batu Empedu PENYAKIT lain yang masih terkait dengan saluran pencernaan adalah batu empedu. Hal ini dipaparkan oleh dokter Ravishankar Diddapur dalam pertemuan itu. Dia menjelaskan, Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis. Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan di luar empedu. Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya. Pemeriksaan terbaik untuk menemukan batu empedu adalah dengan pemeriksaan USG dan kolesistografi. Jika kandung empedu tidak berfungsi, zat kontras tidak akan tampak di dalam kandung empedu. Jika kandung empedu berfungsi, maka batas luar dari kandung empedu akan tampak pada foto rontgen. Pemeriksaan lainnya yang bisa memberikan informasi tambahan untuk membuat diagnosis yang pasti adalah CT scan. Jika batu kandung empedu menyebabkan serangan nyeri berulang meskipun telah dilakukan perubahan pola makan, maka dianjurkan untuk menjalani pengangkatan kandung empedu (kolesistektomi). Angkat Pengangkatan kandung empedu tidak menyebabkan kekurangan zat gizi dan setelah pembedahan tidak perlu dilakukan pembatasan makanan. Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 1990, dan sekarang ini sekitar 90% kolesistektomi dilakukan dengan teknik laparoskopi. Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Jenis pembedahan ini memiliki beberapa keuntungan, mengurangi rasa tidak nyaman pascapembedahan dan memperpendek masa perawatan di rumah sakit. Batu saluran empedu bisa menyebabkan masalah yang serius, karena itu harus dikeluarkan baik melalui pembedahan perut maupun melalui suatu prosedur yang disebut endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP). Operasi laparoskopi kini telah dipraktikkan rumah sakit di Singapura yang tergabung dalam Parkwayhealth. Di negeri berlambang kepala singa itu ada 4 rumah sakit Parkwayhealth, yakni Mount Elizabeth Hospital, Gleneagles Hospital, Parkway East dan yang terbaru adalah Mount Elizabeth No-vena Hospital, sedangkan untuk kantor perwakilan resmi di Semarang di jalan Erlangga Tengah 18C. Meskipun operasi konvensional masih banyak digunakan, laparoskopi merupakan opsi lain yang bisa dipilih oleh pasien, utamanya yang menginginkan hampanya rasa sakit dan pulih lebih cepat. (Widodo Prasetyo-11) KEMAJUAN MEDIS: Suasana seminar ’’Beating Gastrointestinal Diseases-Advances in Medical and Surgical Options’’di Hotel Regent Singapura 20 Juli lalu. Kemajuan dunia medis Singapura dalam penanganan terhadap pasien penyakit pencernaan menjadi bahasan yang menarik. (11) SM/Widodo Prasetyo