screening bakteri penghambat untuk bakteri penyebab

advertisement
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 81-86
81
SCREENING BAKTERI PENGHAMBAT UNTUK BAKTERI PENYEBAB
PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU DARI PERAIRAN BANTEN
DAN LAMPUNG
Ariani Hatmanti1*), Ruyitno Nuchsin1, dan Julinasari Dewi2
1. Poklit Biologi Oseanografi, Puslit Oseanografi, LIPI, Jakarta Utara 14430, Indonesia
2. Balai Besar Budidaya Laut DKP, Teluk Hurun, Lampung 35451, Indonesia
*)
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian mengenai screening bakteri penghambat untuk bakteri patogen pada budidaya ikan kerapu telah dilakukan
selama tahun 2005 di Laboratorium Mikrobiologi Laut Puslit Oseanografi LIPI. Pada penelitian ini telah dilakukan uji
tantang terhadap satu strain dan dua isolat bakteri patogen yang terdapat pada budidaya ikan kerapu yaitu Vibrio
harveyii, 9.2/Luka/TSA dan 8.2/Luka/TSA. Uji tantang dilakukan menggunakan metode kertas cakram. Hasil penelitian
menunjukkan dari 39 isolat bakteri penghambat dari Banten dan 27 isolat bakteri penghambat dari Lampung hanya dua
isolat yang mampu menekan pertumbuhan 3 isolat bakteri patogen tersebut, yaitu 9L/AL-4/ KNG/BLC/BOKN/BJN
(unidentified) dan 5L/AL-4/KNG/BJN (unidentified). Kedua isolat tersebut diisolasi dari perairan Bojonegara, Banten.
Abstract
Screening for Inhibitor Bakteri for Pathogenic Bacteria in Groupers Culture in Banten and Lampung Waters. A
research about screening of inhibitor bacteria for pathogenic bacteria in grouper culture was done during 2005 in
Marine Microbiology Laboratory, Research Center for Oceanography LIPI. Inhibition test was done using paper disc
method for three isolates of pathogenic bacteria in his research, they were: Vibrio harveyii, 9.2/Luka/TSA and
8.2/Luka/TSA. The result shows that from 39 isolates of inhibitor bacteria from Banten and 27 isolates of inhibitor
bacteria from Lampung only two isolates showed inhibition effect to the growth of three isolates of pathogenic bacteria.
found inhibit the three strains of pathogenic bacteria mentioned above. The two isolates of inhibitor bacteria were
9L/AL-4/KNG/BLC/BOKN/BJN and 5L/AL-4/KNG/BJN, which were isolated from Bojonegara, Banten.
Keywords: cultured groupers, Banten, Lampung, inhibitor bacteria, pathogenic bacteria, paper disc
Balai Instalasi Perikanan Laut Bojonegara yang kini
melebur ke Departemen Pertanian RI.
1. Pendahuluan
Ikan kerapu adalah salah satu jenis ikan karang yang
sudah berhasil dibudidayakan. Ikan ini mempunyai nilai
komersial yang tinggi karena rasa dagingnya yang enak.
Permasalahan yang sering dialami petani budidaya ikan
kerapu ini ialah penyakit. Salah satunya adalah penyakit
yang disebabkan oleh kehadiran bakteri patogen seperti
Vibrio harveyi [1]. Menurut Shickney [2], penyakit
yang disebabkan oleh bakteri yang sering menyerang
ikan kerapu adalah Vibrio sp., Aeromonas sp.,
Pseudomonas sp., Streptococcus sp., Pasteurella sp. dan
Mycobacterium sp. [3] menyatakan bahwa cara yang
sering dilakukan untuk membasmi bakteri patogen ialah
dengan menggunakan antibiotik, namun penggunaan
antibiotik ternyata dapat menimbulkan efek samping
yaitu dapat menjadikan bakteri patogen menjadi
resisten [4]. Oleh karena itu perlu dilakukan pencarian
metode lain yang aman bagi biota dan lingkungannya.
Propinsi Lampung sudah dikenal sebagai daerah yang
mempunyai banyak lokasi budidaya ikan kerapu.
Sehingga daerah ini mampu mensuplai ikan kerapu ke
berbagai daerah dan memenuhi permintaan luar negeri.
Demikian juga halnya dengan Banten. Namun akhirakhir ini budidaya ikan kerapu di Banten tidak
berkembang bahkan menjadi berkurang akibat kualitas
perairannya yang semakin menurun. Banyaknya petani
budidaya ikan kerapu di kedua daerah tersebut tidak
terlepas dari keberadaan Balai Budidaya Laut,
Departemen Kelautan dan Perikanan Lampung dan
81
82
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 81-86
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sifat
antagonisme antarbakteri atau antar komunitas
bakteri [5].
Terdapat beberapa tahapan untuk mendapatkan bakteri
penghambat yang mampu menekan perkembangan
bakteri pathogen yang diawali dengan uji tantang antara
kandidat bakteri penghambat dengan bakteri patogen
hasil isolasi yang diperoleh dari lokasi budidaya ikan
kerapu. Selanjutnya dilakukan uji postulat Koch yaitu
menguji kembali bakteri patogen hasil isolasi yang
berasal dari ikan kerapu yang sakit ke ikan kerapu yang
sehat. Tahapan berikutnya ialah adalah mencari
formulasi jumlah bakteri penghambat yang mampu
menekan pertumbuhan bakeri patogen pada budidaya
ikan kerapu dalam skala laboratorium .
Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi strainstrain kandidat bakteri penghambat dan strain-strain
bakteri patogen yang menyerang budidaya ikan kerapu
serta melakukan uji-uji seperti yang telah disebutkan di
atas guna mendapatkan isolat-isolat kandidat bakteri
penghambat yang mampu menekan atau menghambat
pertumbuhan bakteri-bakteri patogen yang umumnya
menyerang budidaya ikan kerapu.
2. Metode Penelitian
Isolasi bakteri kandidat penghambat pada air
tempat budidaya ikan kerapu. Sampel air diambil
menggunakan botol sampel volume 300 ml pada bakbak tempat budidaya ikan kerapu sehat dan sakit serta di
perairan lokasi tempat pembesaran budidaya ikan
kerapu. Segera setelah pengambilan, sampel air
diencerkan hingga 10-3 menggunakan air laut steril.
Sampel yang telah diencerkan dari 10-1 hingga 10-3,
masing-masing diambil 1 ml dan diletakkan dalam
cawan petri steril, kemudian ditambahkan media Marine
Agar (MA), selanjutnya diinkubasikan pada suhu ruang
selama 6 hari. Koloni yang tumbuh dan berkisar antara
30 hingga 300 koloni dihitung jumlahnya berdasarkan
kenampakan (jenis) koloni yang berbeda. Masingmasing jenis koloni yang berbeda kemudian dimurnikan
sebagai kandidat bakteri penghambat.
Isolasi bakteri kandidat penghambat pada contoh
ikan kerapu sehat, kerapu sakit dan sedimen. Bagian
ikan kerapu sehat yang dianalisis adalah daging, insang
dan isi perutnya, sedangkan pada ikan kerapu sakit
adalah bagian tubuh yang terkena penyakit, insang dan
isi perutnya. Bagian-bagian tersebut masing-masing
diambil lebih kurang 1 gram, kemudian digerus dengan
mortar dan dimasukkan ke dalam 9 ml air laut steril dan
selanjutnya diencerkan hingga 10-3. Pengerjaan sampel
selanjutnya sama dengan yang dilakukan pada sampel
air. Dilakukan prosedur yang sama pula untuk sampel
sedimen.
Isolasi bakteri pathogen pada air tempat budidaya
ikan kerapu. Sampel air diambil menggunakan botol
sampel bervolume 300 ml pada bak-bak tempat
budidaya ikan kerapu sehat dan sakit serta di perairan
lokasi tempat pembesaran budidaya ikan kerapu. Segera
setelah pengambilan, contoh air ditanam dalam media
TCBS agar sebanyak 0,5 ml untuk golongan bakteri
patogen Vibrio [6] dan pre-enrichment cair untuk
bakteri patogen non Vibrio. Semua sampel
diinkubasikan dalam suhu 35oC selama 24 jam . Koloni
yang tumbuh dalam media TCBS kemudian dicatat
jumlah dan warna koloninya, selanjutnya dimurnikan
untuk diidentifikasi. Sampel pada media preenrichment
cair kemudian dipindahkan ke media selenith cair dan
diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam.
Selanjutnya digoreskan ke media XLD agar dan koloni
yang tumbuh kemudian dimurnikan dan selanjutnya
dilakukan uji kimia [7].
Isolasi bakteri pathogen pada contoh ikan kerapu
sehat, kerapu sakit dan sediment. Bagian ikan kerapu
sehat yang dianalisis adalah daging, insang dan isi
perutnya, sedangkan pada ikan kerapu yang sakit, yang
dianalisis adalah bagian tubuh yang terkena penyakit,
insang dan isi perutnya. Bagian-bagian tersebut masingmasing diambil lebih kurang 1 gram, kemudian digerus
dengan mortar kemudian dimasukan ke dalam 9 ml air
laut steril. Pengerjaan selanjutnya sama dengan pada
sampel air. Dilakukan prosedur yang sama untuk sampel
sedimen.
Uji tantang. Uji tantang dilakukan untuk melihat
kemampuan
penghambatan
kandidat
bakteri
penghambat terhadap pertumbuhan bakteri patogen
hasil isolasi. Metoda yang digunakan adalah paper disc
[5, 8] (Gambar 1).
Biakan
bakteri
patogen
ditumbuhkan dalam media
cair dan diinkubasi selama 24
jam pada suhu kamar.
Kemudian disebarkan pada
permukaan
media
agar
menggunakan cotton bud.
Hasil (+) ditunjukkan
dengan adanya Zona
Hambatan.
Hasil
(-)
ditunjukkan
dengan tidak terdapatnya
Zona Hambatan.
Biakan
bakteri
kandidat
penghambat
ditumbuhkan
dalam
media
cair
dan
diinkubasi selama 24 jam pada
suhu kamar. Kemudian 0,05
ml biakan cair diteteskan pada
paper disc dan ditempatkan
pada permukaan media agar
cawan.
Gambar 1. Uji Tantang Menggunakan Paper Disc
83
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 81-86
Uji patogenitas (Postulat Koch). Uji patogenisitas
digunakan untuk mengkonfirmasi apakah bakteri
patogen yang berhasil diisolasi dari ikan kerapu yang
sakit mampu menginfeksi kembali kerapu yang sehat
dengan gejala yang sama. Uji ini dilakukan dalam
stoples kaca.
Uji daya hambat. Uji daya hambat dilakukan untuk
mengetahui formulasi jumlah bakteri penghambat yang
diperlukan agar bakteri patogen tidak mampu lagi
menginfeksi benih kerapu sehat. Uji ini dilakukan dalam
skala laboratorium menggunakan stoples kaca.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil pengambilan sampel di lapangan. Hasil analisis
jumlah koloni kandidat bakteri penghambat (bakteri
heterotrofik) dan jumlah perbedaan kenampakan koloni
kandidat bakteri penghambat pada ikan kerapu, air dan
sedimen di tempat budidaya (bak dan keramba jaring
apung) ikan kerapu di Lampung dicantumkan dalam
Tabel 1. Sedangkan penampakan gejala penyakit pada
ikan kerapu dan jenis-jenis bakteri patogen pada ikan
kerapu, air dan sedimen dicantumkan pada Tabel 2.
Hasil analisis jumlah koloni kandidat bakteri
penghambat dan jumlah kenampakan koloni bakteri
penghambat pada ikan kerapu, air dan sedimen di
sekitar tempat budidaya ikan kerapu di Banten
dicantumkan dalam Tabel 3. Sedangkan penampakan
gejala penyakit pada ikan kerapu dan jenis-jenis bakteri
penyakit pada ikan kerapu, air dan sedimen
dicantumkan pada Tabel 4.
Uji Patogenisitas (Postulat Koch). Telah dilakukan uji
postulat koch terhadap bakteri patogen dari Lampung
dan Banten. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
strain bakteri patogen Vibrio harveyi, 8.2/Luka/TSA dan
9.2/Luka/TSA mampu menginfeksi kembali ikan kerapu
sehat dengan gejala yang sama. Uji patogenisitas bakteri
patogen 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA telah
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi BBL
Lampung.
Vibrio harveyi, strain 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA,
dan tidak diperoleh strain yang mempunyai potensi
menghambat pertumbuhan ketiga bakteri pathogen
Tabel 1. Jumlah Koloni Bakteri Heterotrofik dan Jumlah
Kenampakan Koloni yang Berbeda pada Ikan
Kerapu, Sedimen dan Air di Lokasi Budidaya
Ikan Kerapu Lampung, Mei 2005
Jenis
Sampel
(x104/gr)
Kerapu
tikus
sehat
Kerapu
tikus
sakit
Kerapu
macan
sehat
Kerapu
macan
sakit
Air
Hasil Uji Tantang. Uji tantang (inhibition test)
dilakukan menggunakan paperdisc method (metode
kertas cakram). Hasil positif ditunjukkan dengan adanya
zona hambatan (clearzone, halo) di sekeliling kertas
cakram. Hasil negatif ditunjukkan dengan tidak
terdapatnya zona hambatan di sekeliling kertas cakram.
Gambar mengenai uji tantang terdapat pada Gambar 2.
Hasil uji tantang dari 27 isolat bakteri heterotrofik yang
diperoleh dari perairan Lampung, diperoleh bahwa 9
isolat mampu menghambat pertumbuhan beberapa
bakteri patogen. Kemudian dilakukan screening kembali
terhadap 3 bakteri patogen yang paling mematikan yaitu
Sedimen
269
Jumlah
Jenis
koloni
3
14
4
142
2
2
1
33
3
163
1
162
2
238
2
3
1
21
3
3
2
46
2
69
1
3
2
12
3
50
6
241
6
Jumlah
Koloni
Tempat
sampling
KJA BBL
Bak kerapu
sehat BBL
KJA BBL
KJA Tanjung
Putus
Bak
pemeliharaan
kerapu sehat
BBL
KJA BBL
Bak
pemeliharaan
kerapu sakit
BBL
KJA Tanjung
Putus
KJA BBL
Perairan
disekitar KJA
BBL
Bak
pemeliharaan
kerapu macan
BBL
Bak
pemeliharaan
kerapu tikus
sakit BBL
Bak
pemeliharaan
kerapu tikus
sehat
Perairan
sekitar KJA
Tanjung
Putus
KJA BBL
Perairan
disekitar KJA
BBL
Perairan sekitar
KJA Tanjung
Putus
Ket.
3 ekor
3 ekor
3 ekor
2 ekor
3 ekor
3 ekor
3 ekor
3 ekor
1 sampel
2 sampel
1 sampel
1 sampel
1 sampel
3 sampel
1 sampel
2 sampel
2 sampel
84
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 81-86
Tabel 2. Jenis-Jenis Bakteri Patogen yang Diisolasi dari Air, Sedimen dan Ikan Kerapu di Balai Budidaya Laut (BBL)
Lampung, Mei 2005
Stasiun
Lokasi
Budidaya
KJA BBL
Keramba Jaring Apung
di BBL
BBL 1
BBL 2
B/KM
Jenis Bakteri Patogen
Ikan kerapu
Kerapu Macan Sakit (Citrobacter spp.
Pseudomonas spp.)
Kerapu Tikus Sehat (Aeromonas spp.
Citrobacter spp. Vibrio spp.)
Kerapu Tikus Sakit (Citrobacter spp.)
Perairan Teluk Hurun BBL
Bak Kerapu Macan
Air
Sedimen
Pseudomonas spp.
Pseudomonas spp.
Proteus spp.
-
-
Pseudomonas spp.
-
-
Vibrio alginolyticus
Citrobacter spp.
-
Kerapu Macan Sehat (Pseudo monas spp.)
Kerapu Macan Sakit (Citrobacter spp.)
B/KT.SKT Bak Kerapu Tikus Sakit Kerapu Tikus Sakit (Pseudo monas spp.) Pseudo monas spp.
-
B/KT.SHT Bak Kerapu Tikus Sehat
-
KJA 1
KJA 2
Kerapu Macan Sakit (Pseudo monas spp.
Shigella spp.
Shigella spp. Citrobacter spp.)
Vibrio spp.
Keramba Jaring Apung di Kerapu Tikus Sakit (Pseudo monas spp.) Pseudo monas spp.
Tanjung Putus
Proteus spp.
KJA 3
-
A
B
C
Gambar 2. A. Zona Hambatan (hasil +) yang Ditunjukkan
oleh Bakteri Penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/
BOKN/BJN) & (5L/AL-4/KNG/BJN) terhadap
Bakteri Patogen (9.2/Luka/TSA); B. Zona
Hambatan (hasil +) yang ditunjukkan oleh
Bakteri Penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/
BOKN/BJN)
dan
(5L/AL-4/KNG/BJN)
terhadap Bakteri Patogen (Vibrio harveyi); C.
Zona Hambatan (hasil +) yang Ditunjukkan
oleh Bakteri Penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/
BOKN/BJN) & (5L/AL-4/KNG/BJN) terhadap
bakteri patogen (8.2/Luka/TSA)
Pseudo monas spp.
Vibrio algino lyticus
Pseudomonas spp.
tersebut. Kemudian dilakukan pula uji tantang dari 39
isolat bakteri heterotrofik yang diperoleh dari perairan
Banten. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 14
isolat mampu menghambat pertumbuhan beberapa
bakteri pathogen. Kemudian dilakukan screening
kembali terhadap 3 bakteri patogen yang paling
mematikan yaitu Vibrio harveyi, strain 8.2/Luka/TSA
dan 9.2/Luka/TSA, dan diperoleh hanya 2 isolat yang
mempunyai potensi menghambat pertumbuhan ketiga
bakteri pathogen tersebut, yaitu strain 9L/AL4
/KNG/BLC/BOKN/BJN dan 5L/AL-4/ KNG/BJN.
Uji daya hambat. Uji daya hambat telah dilakukan
terhadap bakteri penghambat (9L/AL-4/KNG/BLC/
BOKN/BJN) dan (5L/AL-4/KNG/BJN) dengan bakteri
patogen V. harveyi, 8.2/Luka/TSA dan 9.2/Luka/TSA
dalam stoples kaca. Namun hasilnya belum memuaskan.
Uji patogenitas dan uji daya hambat dalam reaktor
ditunjukkan oleh Gambar 3.
Probiotik dalam akuakultur tidak hanya diaplikasikan
sebagai pakan tambahan terutama karena mengingat
flora normal mikroba intestinum hewan akuatik
terbentuk akibat interaksi konstan dengan lingkungan
[9]. Moriarty [10], menambahkan bahwa probiotik juga
dapat ditambahkan pada tangki atau kolam dimana
hewan akuatik itu berada karena bakteri tersebut akan
memodifikasi komposisi bakteri pada air dan sedimen.
85
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 81-86
Tabel 3. Jumlah Koloni Bakteri Heterotrofik dan Jumlah
Kenampakan Koloni yang Berbeda pada Ikan
Kerapu, Sedimen dan Air di Lokasi Budidaya
Ikan Kerapu Banten, Juni 2005
Jenis
Sampel
Jumlah
Koloni
Kerapu
macan
sakit
(x104/gr)
228
Air
(x104/
ml )
Sedi
men
(x104/
gr)
Jumlah
jenis
koloni
4
37
2
2
1
8
3
3
1
17
3
1
1
94
1
3
3
5
2
2
1
1
1
91
2
6
29
20
11
59
13
142
17
25
2
1
3
2
2
2
3
2
3
35
3
Lokasi
KJA
Banten
Perairan
Teluk
Banten
Perairan
sekitar KJA
Banten
Perairan
Teluk
Banten
Perairan
sekitar KJA
Banten
Ketr.
6 ekor
9 sampel
2 sampel
8 sampel
2 sampel
Tabel 4. Jenis-Jenis Bakteri Patogen yang Diisolasi dari
Air, Sedimen dan Ikan Kerapu di Perairan
Teluk Banten, Juni 2005
Sta
Lokasi
siun Budidaya
Jenis Bakteri Patogen
Ikan
kerapu
Air
Sedimen
1
T. Banten
-
Pseudo
monas spp.
Shigella spp.
Pseudo
monas spp.
2
T. Banten
-
Hafnia spp.
Proteus spp.
Pseudo
monas spp.
Aeromonas spp.
3
T. Banten
-
Yersinia spp.
-
Pseudo
monas spp.
4
T. Banten
-
Pseudo
monas spp.
Citrobacter
spp.
5
T. Banten
-
Yersinia spp.
Pseudo
monas spp.
Aeromonas spp.
6
T. Banten
-
Yersinia spp.
Pseudo
monas spp.
Vibrio spp.
Pseudo
monas spp.
Salmonella
spp.
Proteus spp.
Hafnia spp.
Proteus spp.
Yersinia spp.
7
T. Banten
-
8
T. Banten
-
9
T. Banten
-
Fecal
coliform
Aeromonas spp.
Yersinia spp.
10
T. Banten
-
Hafnia spp.
Pseudo
monas spp.
Citrobacter spp.
Aeromonas spp.
-
Kerapu
Macan Sakit
(Aeromonas
spp.
Keramba
Pseudo
Citrobacter spp.
Citrobacter
Jaring
monas spp.
KJA
Proteus
spp.
Apung
Citrobacter
1
mirabilis
Proteus spp.
di
spp.
Pseudo
T. Banten
monas spp.
Proteus
mirabilis)
Gambar 3. Uji Patogenitas dan Uji Daya Hambat Di
Laboratorium
Mikrobiologi
Puslit
Oseanografi – LIPI
Kerapu
Macan
Sakit
Keramba
(Aeromonas
Jaring
KJA
spp.
Apung
2
Citrobacter
di
spp.
T. Banten
Pseudomon
as spp.)
Pseudo
monas spp.
Salmonella spp.
86
MAKARA, SAINS, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 81-86
Tabel 5. Hasil
Uji
Tantang
Kandidat
Bakteri
Penghambat dari Perairan Lampung terhadap
Bakteri Pathogen
No
Candidate
penghambat
Daya hambat terhadap strain pathogen
(diameter, cm)
Vibrio
8.2/Luka/
9.2/Luka/
harveyi
TSA
TSA
LAMPUNG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Air/KT/Se/Al-4/
BAK/BKL/Krm
BBL1/L/AL-4/
THR/PTH/KRPT
/ Bsr
BBL1/L/AL-4/
∩/THR/ Krem/
Air/KM/AL-4/m
BAK/Cam/Krm /Blt
BBL1/L/AL-4/
THR/ Krem/∩
BBL1/L/AL-4/m
THR/Krem/ MRT
KT/L/AL-4/m
BAK/BBL/
Krem/RT/
BBL1/L/AL-4/BLT/
KRPT/ Krem/THR
BBL1/L/AL-4/
BLT/LCN/
KNG/THR
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,5
2
1,8
1,2
-
1,8
-
2,5
-
-
-
-
BANTEN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
KJA1/Sed/AL-4/
BJN/OrCok/
BKrg/Ckg
KJA2/KM/AL-4/
DLM/Krem/BD
KJA1/KM/AL-4/
Brk2/Krem/BD
2/Sed/AL-4/
BJN/Krem/BLC
4A/AL-4/BJN/
PTH/BLC
7A/AL-4/BJN/
KREM/∧
9L/AL-4/PTH/ BJN
4A/AL-4/BJN/
ORG/BLD
KJA1/KM/AL-4/
DLM/
PTH/
TBRTRN/BJN
-4
9L/AL /KNG/
BLC/BOKN/BJN
9L/AL-4/X/BJN
5L/AL-4/KNG/ BJN
2/Sed/AL-4/BJN/
KNG/ BLC
KJA1/Sed/AL-4/
BJN/ORG/BKrD
4. Kesimpulan
Dalam uji patogenitas diperoleh 3 strain bakteri yang
mampu menginfeksi kembali ikan kerapu sehat, yaitu
bakteri patogen Vibrio harveyi, 8.2/Luka/TSA dan
9.2/Luka/TSA. Dalam uji tantang diperoleh 2 isolat
bakteri berpotensi kuat menghambat pertumbuhan
bakteri patogen Vibrio harveyi, 8.2/Luka/TSA dan
bakteri patogen 9.2/Luka/TSA, yaitu bakteri
9L/AL-4/KNG/BLC/BOKN/BJN dan 5L/AL-4/KNG/BJN.
Uji pendahuluan formulasi bakteri penghambat agar
dapat mengendalikan perkembangan bakteri penyakit
pada ikan kerapu telah dilakukan namun belum
memperoleh hasil yang memuaskan.
Daftar Acuan
[1] O. Saeed, Aquaculture 136 (1995) 21.
[2] Zafran, Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11
(1) (2005) p. 16-23.
[3] R.R. Shickney, Encyclopedia of Aquaculture, John
Wiley and Sons, Inc., New York, 2000, p. 418.
[4] M.C.L. Baticados, J.D. Paclibare, in: M. Shariff,
R.P. Subasinghe, J.R. Arthur (eds.), Disease in
Asian Aquaculture I, Fish Health Section, Asian
Fisheries Society, Manila, Philippines, 1992, p.
531.
[5] M. Maeda, Bull. Natl. Res. Inst. Aquaculture,
Suppl 1 (1994) 71.
[6] WHO (World Health Organization), Guidelines for
health related monitoring of coastal water quality,
Copenhagen, 1977, p.165.
[7] G.I. Barrow, .C. Miller, Vibrio parahaemolyticus
and seafood, in: Microbiology in agriculture,
fisheries and food. Academic Press, London, 1976,
p. 181-195.
[8] B. Gomez-Gill, Ph.D. Thesis, Institute of
Aquaculture, University of Stirling, Stirling, 1998.
[9] A. Irianto, Probiotik Akuakultur, UGM Press,
Yogyakarta, Indonesia, 2003.
[10] D.J.W. Moriarty, Penaeid Aquaculture Ponds 164
(1998) 351-358.
Download