kecenderungan baru teori evolusi

advertisement
Standar Kompetensi
:
4. Memahami teori evaluasi serta implikasinya pada salingtemas.
Kompetensi Dasar
:
4.3 Mendiskripsikan kecenderungan baru tentang teori evolusi
Materi Pokok
: kecenderungan baru teori evolusi dan implikasinya
terhadap kehidupan masyarakat.
Eksplorasi
Semua orang di dunia yang pernah merasakan bangku sekolah atau hanya mengetahui
lewat buku pelajaran, artikel, majalah, dan lainnya. Pasti pernah mendengar yang namanya
Teori Evolusi, yaitu suatu teori yang berkaitan dengan ilmu kehidupan. Pencetus teori
tersebut adalah Charles Robert Darwin yang berasal dari Inggris di pertengahan abad ke-19.
Kebanyakan masyarakat mungkin hanya mengenal Teori Evolusi sebagai salah satu
dari konsep biologi dan merupakan ilmu pengetahuan netral yang tidak memberikan
pengaruh apapun terhadap keseharian kehidupan manusia. Padahal yang terkandung dalam
teori tersebut lebih dari sekedar konsep biologi, karena yang diajarkan dalam teori tersebut
memberikan pengaruh terhadap pemikiran-pemikiran yang muncul setelah adanya teori
tersebut.
Teori evolusi sebagai ilmu historis yang integratif, masih banyak mempunyai banyak
kelemahan, sehingga dimungkinkan terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli.
Pertentangan teori evolusi belum akan berakhir sampai sekarang. Kontroversi teori evolusi
adalah karena teori dianggap bertentangan dengan agama. Evolusi dianggap akan
mengesampingkan atau bahkan mereduksi ajaran agama.
Evolusi dan agama adalah dua hal yang berbeda dalam menjelaskan tentang
kehidupan. Secara filosifis kebenaran agama adalah mutak atau absolut sedangkan kebenaran
evolusi adalah kebanaran ilmu yang relatif. Artinya teori evolusi belum tentu dibenarkan
tanpa koreksi secara terus-menerus dan juga tidak dapat ditolak secara apriori tanpa
memahami esensi evolusi.
Handout Teori Evolusi Molekuler
110
111
Titik Persamaan dan Perbedaan baik ilmu, filsafat ataupun agama bertujuan sekurangkurangnya berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran. Namun titik perbedaannya
terletak pada sumbernya, ilmu dan filsafat berumur pada ra’yu (akal, budi, rasio, reason,
nous, vede, vertand, vernunft) manusia. Sedangkan agama bersumberkan pada wahyu.
Disamping itu ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset,
research), pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian. Filasafat
menghampiri kebenaran dengan explorasi akal budi secara radikal (mengakar); tidak merasa
terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri bernama logika. Manusia
mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan mempertanyakan
berbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif (berlaku sampai dengan saat
ini), kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan
secara empiris, riset dan eksperimental). Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat
kedua-duanya nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolut) karena
agama adalah wahyu yang diturunkan Allah, baik ilmu maupun filsafat dimulai dengan sikap
sanksi dan tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya atau iman
(Anshari, 1996).
Pengenalan konsep
Sejak dipopulerkan oleh Darwin satu setengah abad yang lalu, konsep evolusi telah
berkembang menjadi konsep yang kompleks. Sebagai salah satu pemikiran yang paling
mengguncang dunia, gagasan tentang evolusi mendapat tantangan hebat, di samping
penganut yang kuat. Namun bagaimanapun juga, pemahaman yang benar mengenai apa yang
dimaksud dengan evolusi, dan beberapa istilah serta konsep yang terkait, perlu sekali dimiliki
oleh siapa saja sebelum ia memutuskan untuk mengikuti atau menentangnya.
Secara umum istilah ‘evolusi’ berarti A gradual process in which something changes
into a different and usually more complex or better form. Yang diterjemahkan menjadi
perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan
(sedikit demi sedikit). Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi makhluk
hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa yang mengalami
perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya dalam kata ‘evolusi’ terkandung
makna proses perubahan. Dengan demikian, evolusi adalah peristiwa atau kejadian.
Handout Teori Evolusi Molekuler
112
Apakah kejadian atau peristiwa itu memang benar-benar terjadi? Untuk itu diperlukan
bukti. Begitu pula dengan evolusi. Jika evolusi (proses perubahan) itu memang terjadi, apa
buktinya? Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin menunjukkan
bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi.
Peristiwa evolusi tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai
‘bukti evolusi’ selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada sejumlah
gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat dijelaskan
dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang tentu pembuktian seperti itu
bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara dianggap benar selama belum ada
penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan suatu gejala secara lebih memuaskan.
Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan sebagai teori. Sebagai fakta, evolusi adalah
perubahan. Teori evolusi menjelaskan mekanisme perubahan itu. Teori Darwin hanyalah
salah satu dari beberapa teori evolusi yang pernah diajukan, dan sekarang telah banyak
mengalami penyempurnaan. Menentang teori Darwin belum tentu menentang teori evolusi
karena bisa juga berarti mengajukan teori evolusi lain yang lebih baik dari teori evolusi
Darwin. Menentang teori evolusi seyogyanya dilakukan dengan memberikan penjelasan
(teori) lain yang lebih dapat diterima mengenai berbagai fakta yang selama ini diyakini
sebagai bukti evolusi atau fakta yang selama ini dapat dijelaskan berdasarkan konsep evolusi.
Teori Darwin jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang
ditemukan pada perempatan pertama abad ke-20. Perdebatan mengenai mekanisme evolusi
terus berlanjut, dan Darwin tidak dapat menjelaskan sumber variasi terwariskan yang
diseleksi oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia beranggapan bahwa orang tua mewariskan
adaptasi yang diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian disebut sebagai
Lamarckisme.
Pada tahun 1880-an, eksperimen August Weismann mengindikasikan bahwa
perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarkisme berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu,
Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke
generasi yang lain. Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat
dapat diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun 1900-an,
ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan biometrikawan
meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.
Walaupun demikian, adalah penemuan kembali karya Gregor Mendel mengenai
genetika (yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace) oleh Hugo de Vries dan lainnya
Handout Teori Evolusi Molekuler
113
pada awal 1900-an yang memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi
terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan.
Seleksi alam menggunakan variasi tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifatsifat adaptasi yang terpantau pada organisme hidup. Walaupun Hugo de Vries dan
genetikawan pada awalnya sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika
dan riset selanjutnya pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan
lebih meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan.
Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam dengan karya Mendel
disatukan pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S. Haldane,
Sewall Wright, dan terutama Ronald Fisher, yang menyusun dasar-dasar genetika populasi.
Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan pewarisan Mendel menjadi
sintesis evolusi modern. Pada tahun 1940-an, identifikasi DNA sebagai bahan genetika oleh
Oswald Avery dkk. beserta publikasi struktur DNA oleh James Watson dan Francis Crick
pada tahun 1953, memberikan dasar fisik pewarisan ini. Sejak saat itu, genetika dan biologi
molekuler menjadi inti biologi evolusioner dan telah merevolusi filogenetika. Setelah itu
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pro kontra tentang teori
ini semakin meluas sesuai dengan ilmu dan keahlian yang didalami oleh para ilmuwan.
Beberapa kecenderungan baru teori evolusi akan dibahas di bawah ini!
A. Teori Evolusi Sintesis
Sekelompok ilmuwan yang bersikukuh mempertemukan Darwinisme dengan ilmu
genetika dengan segala cara berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan oleh “The
Geological Society of Amerika” atau Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika, pada tahun
1941. Setelah dilakukan pembicaraan panjang, mereka setuju untuk membuat penjelasan baru
tentang Darwinisme. Beberapa tahun setelah itu, beberapa ahli menghasilkan sebuah sintesis
yang merupakan hasil perpaduan dari berbagai bidang mereka menjadi sebuah teori evolusi
lain yang diperbaharui.
Para ilmuwan yang berperan serta dalam membangun teori baru ini termasuk ahli
genetika, yaitu G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst
Mayr dan Julian Huxley, ahli palaentologi George Gaylond Simpson dan Glenn L, serta ahli
genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright. Mutasi adalah kerusakan yang
terjadi untuk alasan yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk
hidup. Makhluk hidup yang mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tak lazim dan
menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari induknya.
Handout Teori Evolusi Molekuler
114
Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang asal usul variasi
menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi sesuai dengan teori Darwin,
sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskannya, tetapi hanya mencoba
menghindarinya dengan mengacu pada teori Lamarck. Kelompok The Geological Society of
America (Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika) menamai teori baru ini dan membuat
rumusan dengan menambahkan gagasan mutasi pada teori seleksi alam Darwin sebagai teori
evolusi sintesis. Dalam waktu singkat teori ini menjadi dikenal dengan nama neoDarwinisme. Namun, terdapat sebuah masalah besar. Memang benar bahwa mutasi
mengubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan
dampak merugikan bagi makhluk hidup bersangkutan.
Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat dan lemah, atau
berpenyakit dan kadang membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam
upaya untuk mendapatkan contoh mutasimutasi menguntungkan yang memperbaiki informasi
genetika pada makhluk hidup neo-Darwinisme melakukan banyak percobaan dan
pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan percobaan mutasi pada lalat buah dan
berbagai spesies lainnya. Namun, tak satu pun dari percobaan ini memperlihatkan mutasi
yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup.
Menurut para penganut neo-Darwinisme, saat ini permasalahan mutasi masih menjadi
kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai
satu-satunya sumber dari perubahan menguntungkan, tidak ada mutasi dalam bentuk apapun
yang teramati dan benar-benar menguntungkan yang memperbaiki informasi genetik. Satu
kebuntuan lain bagi neo-Darwinisme datang dari catatan fosil. Bahkan pada masa Darwin,
fosil telah menjadi rintangan yang penting bagi teori ini. Sementara Darwin sendiri mengakui
tak adanya fosil spesies peralihan. Dia juga meramalkan bahwa penelitian selanjutnya akan
menyediakan bukti atas bentuk peralihan yang hilang ini.
B. Teori Dalam Krisis
Teori Darwin pernah jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang
ditemukan pada perempatan pertama abad ke-20. Di saat gema buku Darwin tengah
berkumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum
penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke19, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran
ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan. Pada tahun
1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis menghempaskan
Handout Teori Evolusi Molekuler
115
teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah kerumitan luar biasa dari kehidupan dan
ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan Darwin.
Gambar 6.1 Berbagai contoh struktur yang rumit dalam sel: Kanan, ribosom, tempat
berlangsungnya pembuatan protein dalam sel. Kiri, sebuah nukleosom, yang membungkus
satuan-satuan DNA dalam kromosom. (Yahya, H., 2003)
Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul secara
kebetulan dalam kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi masih muda - seperti yang
dipaksakan kaum evolusionis kepada kita agar percaya. Dalam laboratorium tercanggih di
abad ini sekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino, yaitu satuan pembentuk
berbagai protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan sendirinya membentuk organelorganel di dalam sel seperti mitokondria, ribosom, membran sel, ataupun retikulum
endoplasma - apalagi membentuk sebuah sel yang utuh. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel
pertama terbentuk secara kebetulan melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang
sepenuhnya didasarkan pada daya khayal.
Seorang ahli biokimia Australia yang bernama Prof. Michael Denton menyanggah
teori Darwinisme. Menurut dia terdapat pertentangan mencolok ketika teori evolusi
dihadapkan dengan penemuan-penemuan ilmiah dalam berbagai bidang seperti asalusul
kehidupan, genetika populasi, anatomi perbandingan, ilmu fosil, dan biokimia. Menurut dia,
evolusi adalah sebuah teori yang sedang dilanda krisis.
Dalam bukunya Evolution: A Theory in Crisis (1985) yang artinya evolusi sebuah
teori dalam krisis, Denton menguji teori ini ditinjau dari berbagai cabang ilmu dan
menyimpulkan bahwa teori seleksi alam sangatlah jauh dalam memberikan penjelasan bagi
kehidupan di bumi. Tujuan Denton dalam mengajukan sanggahannya bukanlah untuk
menunjukkan kebenaran dari pandangan lain, tetapi hanya membandingkan Darwinisme
dengan fakta-fakta ilmiah. Selama dua dasawarsa terakhir, banyak evolusionis lain
menerbitkan karya-karya penting yang mempertanyakan keabsahan teori evolusi Darwin.
Handout Teori Evolusi Molekuler
116
C. Teori Harun Yahya
Salah satu tokoh yang kontra dengan Darwinisme dan teorinya adalah Adnan Oktar
atau yang dikenal dengan nama Harun Yahya. Beliau adalah seorang da’i dan ilmuwan
terkemuka asal Turki yang memiliki nama asli Adnan Oktar, yang lahir pada tahun 1956 di
Ankara. Dalam karyanya yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, Harun Yahya
mengungkapkan bantahan-bantahannya terhadap teori evolusi yang dicetuskan oleh Darwin
diatas.
Dalam karya Adnan Oktar yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, menjelaskan,
bahwa apapun yang diciptakan atau ada di dunia ini, bukanlah merupakan sebuah kebetulan
belaka. Pada tulisan awal saya, saya menjelaskan tentang bagaimana para ahli evolusi
menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup memiliki satu nenek moyang yang sama.
Dalam ulasannya, Harun Yahya memaparkan kesalahan Darwin mengenai sel. Darwin
menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup bermula dari sel prokariotik. Tapi, apa yang
dilihat oleh Darwin adalah, penampakkan prokariotik dari mikroskop yang tidak secanggih
mikroskop pada masa kini. Lebih singkatnya, Darwin melihat dari lensa mikroskop yang
tidak secanggih sekarang. Pada zaman Darwin, mikroskop hanya mampu melihat sel sebagai
sesuatu yang sangat sederhana. Tapi, pada era mikroskop abad ini, sel terlihat sebagai sebuah
komponen yang rumit, yang tentu kerumitannya ada secara serempak dan tidak melalui tahap
evolusi, apalagi kebetulan.
Gambar 6.2 sel prokariotik (Yahya, H., 2003)
Harun Yahya merupakan pihak yang menentang Teori Evolusi dari sudut pandang
yang berbeda. Pihak tersebut adalah kelompok agamawan (creationist) yang menolak Teori
Evolusi dari sudut pandang ajaran agama. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok yang
menganut paham kreasionisme. Paham kreasionisme adalah suatu paham yang meyakini
Handout Teori Evolusi Molekuler
117
bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh Tuhan, secara terpisah (tidak ada
kesamaan leluhur, atau bahwa satu jenis makhluk hidup tidak diturunkan dari jenis makhluk
hidup lain).
Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan yang berasal dari benda mati
bertentangan
dengan
hukum
dasar
biologi.
Dalam
hal
ini,
Harun
Yahya
memberikan gambaran bahwa sel hidup merupakan hasil pembelahan dari sel hidup juga dan
bukan dari pembelahan sel mati. Harun Yahya membantah gagasan yang menyatakan bahwa
kehidupan muncul dari kehidupan sebelumnya. Gagasan tersebut mengandung arti bahwa
makhluk hidup yang pertama kali muncul di bumi berasal dari kehidupan yang ada
sebelumnya. Harun Yahya mengungkapkan pendapatnya dari sudut pandang berbeda yang
menyatakan bahwa di alam semesta ini ada pencipta (creator) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satu bantahan Harun Yahya tersebut merupakan bagian dari pendapatnya dalam
meruntuhkan Teori Evolusi Darwin.
Dalam karyanya, Harun Yahya mengungkapkan bahwa Teori Evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin merupakan gagasan yang tidak ilmiah. Ada beberapa hal yang
dijadikan dasar bagi Harun Yahya untuk membantah Teori Evolusi Darwin. Yang pertama,
masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa Darwin dan Lamarck
untuk menjelaskan fenomena asal usul kehidupan. Ilmu genetika dan biokimia pada masa
Darwin belum ada sehingga mempersempit penjelasan Darwin tentang evolusi dari sudut
pandang genetika dan biokimia. Yang kedua, komposisi dan susunan unsur genetik pada
makhluk hidup yang sangat rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi
kehidupan. Menurut Harun Yahya, kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik tersebut
merupakan hasil rancangan Sang Pencipta alam semesta ini.
Harun Yahya juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan bukti evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin, salah satunya dari catatan fosil. Dari berbagai fosil yang
ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang dapat dijadikan
sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan anatomi menunjukkan bahwa
spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang
sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.
Mengenai seleksi alam, Harun Yahya mengungkapkan bahwa tidak pernah ada satu
spesies pun yang mampu menghasilkan spesies lain melalui mekanisme seleksi alam. Sebagai
contoh, masih ingatkah kalian tentang evolusi kupu-kupu Biston betularia di Inggris?
Menurut Harun Yahya, terbentuknya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap yang
terjadi pada pada awal revolusi industri di Inggris sebenarnya tidak ada. Cerita sebenarnya
Handout Teori Evolusi Molekuler
118
adalah pada awalnya warna kulit batang pohon di Inggris benar-benar terang. Oleh karena itu,
kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada pohon-pohon tersebut mudah terlihat oleh
burung-burung pemangsa, sehingga mereka memiliki kemungkinan hidup yang rendah. Lima
puluh tahun kemudian akibat polusi, warna kulit kayu menjadi lebih gelap dan saat itu kupukupu berwarna cerah menjadi mudah diburu. Akibatnya, jumlah kupu-kupu berwarna cerah
berkurang, sementara populasi kupu-kupu berwarna gelap meningkat karena tidak mudah
terlihat oleh pemangsa.
Dalam kasus ini, Harun Yahya menganggap bahwa tidak terjadi perubahan warna
sayap kupu-kupu yang diturunkan. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah jumlah kupu-kupu
yang berwarna cerah telah banyak dimangsa oleh burung-burung pemangsa, sehingga jumlah
kupu-kupu berwarna cerah lebih sedikit dibanding kupu-kupu yang berwarna lebih gelap.
Salah satu pokok pikiran Teori Evolusi yang juga tak luput dari bantahan Harun
Yahya adalah tentang mutasi. Di dalam pandangan evolusi Darwin, mutasi dikatakan sebagai
proses yang memunculkan spesies baru yang berbeda dari tetuanya. Harun Yahya menentang
pandangan yang menyatakan bahwa mutasi dapat bersifat menguntungkan, tetapi pada
kenyataannnya setiap mutasi bersifat membahayakan. Harun Yahya memberikan beberapa
contoh akibat merugikan yang ditimbulkan karena mutasi, perhatikan gambar berikut:
Gambar 6.3
Harun Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi tidak dapat dijadikan
bukti pendukung evolusi:
1. Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak dan
akan merusak susunan dan komposisi materi genetik.
2. Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat merubah
atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.
Handout Teori Evolusi Molekuler
119
3.
Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel
reproduksi organisme.
Mutasi didefinisikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul
DNA, yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis.
Pemutusan atau penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau
reaksi kimiawi. Setiap mutasi adalah “kecelakaan” dan merusak nukleotida-nukleotida yang
membangun DNA atau mengubah posisinya. Hampir selalu, mutasi menyebabkan kerusakan
dan perubahan yang sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebut.
D. Implikasi teori evolusi dalam masyarakat
Teori Evolusi ternyata memberikan dampak dan pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan sehari-hari kita sebagai umat manusia. Semenjak penerbitan buku Darwin “The
Origin of Species”, evolusi mendapatkan banyak kritik dan menjadi tema yang kontroversial.
Namun demikian, kontroversi ini padaumumnyaberkisar dalam implikasi dari teori evolusi di
bidang filsafat,sosial, dan agama. Di dalam komunitas ilmuan, teori evolusi telah di terima
secara luas dan tidak mendapat tentangan seperti yang sudah diprediksi oleh Darwin,
implikasi yang paling kontroversial adalah evolusi manusia.
Persamaan dan perbedaan pandangan para ahli tentang teori evolusi. Persamaannya
adalah spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau, yang
mengalami perubahan secara berlahan, sedangkan Perbedaanya adalah para ahli
mengemukakan pendapat yang berbeda tentang mekanisme/proses perubahan spesies yang
terjadi. Sedangkan menurut Pandangan masyarakat evolusi adalah perubahan manusia
menjadi kera. Masyarakat menganggap bahwa teori evolusi darwin bertentangan dengan
keimanan kepada Tuhan YME.
Banyak yang tidak menerima bahwa segala jenis makhluk hidup, termasuk manusia
berasal dari proses alam. Aliran yang sering dianggap berlawanan dengan teori evolusi adalah
penciptaan yang mempercayai bahwa makhluk hidup dan segala jenisnya diciptakan oleh
Tuhan secara terpisah. Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin,
namun sebenarnya biologi evolusi telah berakar sejak zaman aristoteles. Namun demikian,
Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti.
Sampai saat ini, teori Darwin tentang evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh
mayoritas masyarakat sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan teori evolusi.
Ernst Haeckel, seorang ahli Zoologi Jerman, yang sangat termotivasi oleh teori
evolusi Darwin. Ia meyakini bahwa Darwinisme dapat digunakan menjadi alat ideologis yang
Handout Teori Evolusi Molekuler
120
akan membentuk masa depan kemanusiaan dengan suatu reformasi sosial. Beberapa kalangan
filsuf, sosialis, dan agamawan juga beranggapan sama dengan Ernst Haeckel yang
mengkawatirkan bahwa dengan memahami konsep evolusi akan mengubah pemikiran
terhadap ideologi yang diyakini. Bahkan dampak yang lebih jauh menurut beberapa kalangan
dengan mempercayai teori evolusi berarti menentang eksistensi Tuhan. Semakin jelas
penentangan teori ini sejak diterbitkan buku tentang “Runtuhnya Teori Evolusi oleh Harun
Yahya”. Sedikit banyak publikasi buku tersebut mempengaruhi kontoversi terhadap teori
evolusi yang telah dikenalkan sebenarnya.
Teori evolusi juga dikawatirkan akan mempengaruhi pemahaman-pemahaman yang
dapat merusak moral dan mendatangkan sisi negatif yang dapat berdampak pada kehidupan
sehari-hari umat manusia. Tetapi jika kita renungkan kembali bahwa teori evolusi ini juga
dapat berdampak positif terhadap kehidupan masyarakat. Beberapa implikasi teori evolusi
yang terjadi dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1.
Prof. Dr Sangkat Marzuki seorang peneliti di Indonesia mengadakan penelitian tentang
asal-usul manusia Indonesia. Hasilnya adalah nenek moyang manusia Indonesia berasal
dari Afrika.
2.
Di beberapa wilayah di Indonesia, misalnya di Bali terdapat tempat penangkaran hewanhewan tentang seperti buaya, kura-kura, dan penyu, badak cula satu di Ujung Kulon dan
di Bengkulu dilakukan pula usaha pelestarian bunga Rafflesia arnoldi dan bunga
bangkai. Semua usaha ini dilakukan untuk menghindari kepunahan jenis hewan dan
tumbuhan sebagai akibat dari seleksi alam.
3.
Beberapa usaha mendapatkan bibit unggul tanaman dilakukan melalui proses seleksi dan
hibridisasi. Usaha ini dilakukan dengan cara mengkaji hubungan antara evolusi,
genetika, dan lingkungan. Tumbuhan hasil seleksi tersebut akan memiliki nilai ekonomis
karena hasilnya yang menguntungkan dan dapat menunjang kebutuhan manusia. Kita
dapat mengambil manfaat dari hal ini, yaitu melakukan budidaya tanaman, misalnya
suatu tanaman jenis mustrad alami yang diseleksi untuk menghasilkan tanaman brokoli,
kubis, kembang kol, dan lain-lain.
Jika kita kaji ulang tentang teori evolusi dan agama membutuhkan pembuktian
kebenarannya. Agama adalah sebuah kepercayaan, dan tidak dibutuhkan bukti untuk orang
mempercayainya. Kalau pun ada bukti, itu cukup untuk lebih meningkatkan keimanan
terhadap Agama yang diyakininya. Berbeda dengan Teori Evolusi, yang katanya ilmiah.
Sehingga sudah sepantasnya harus dapat diuji kebenarannya, dan terbukti. Para ilmuwan
dengan disiplin ilmu yang didalaminya sedang bekerja keras untuk melakukan penelitian.
Handout Teori Evolusi Molekuler
121
Hasil penelitian tersebut akan sedikit banyak membuktikan kebenaran teori evolusi. Untuk
mempelajari teori ini dengan tidak mempengaruhi moral dan ideologi secara negatif adalah
sebuah tantangan.
Aplikasi konsep
Kecenderungan baru teori evolusi telah dijelaskan pada tahap eksplorasi dan
pengenalan konsep, agar pemahamanmu tentang sejarah perkembangan teori evolusi semakin
jelas maka diskusikan dan jawablah pertanyaan pada tahap aplikasi di bawah ini!
1.
Meskipun sampai saat ini Teori Evolusi Darwin merupakan teori yang banyak
dipertentangkan, tetapi masih dianut oleh beberapa ahli. Bagaimana pendapatmu !
2.
Sekarang banyak pandangan baru tentang teori evolusi mulai dari mendel, sampai teori
penciptaan yang dikemukakan oleh Harun Yahya, menurut pendapat kalian apakah teori
evolusi menurut Darwin masih bisa dipertahankan?
3.
Carilah sebanyak-banyaknya bukti-bukti yang mendukung evolusi Darwin yang masih
dipergunakan oleh ilmuwan lain!
4.
Mengapa hewan yang dulu pernah ada, ada beberapa yang kini hanya fosilnya yang
dapat ditemukan?
5.
Peristiwa apa sajakah yang terjadi selama proses evolusi berlangsung?
6.
Bagaimana pendapat Darwin tentang proses evolusi pada manusia?
7.
Apakah perbedaan dalam membuktikan kebenaran ilmu, filsafat dan agama. Jelaskan
jawabanmu!
8.
Dalam perkembangan saat ini Teori Evolusi berada pada masa Evolusi Modern, yang
mana para ahli tidak hanya bekerja dengan data morfologi, anatomi, dan genetika dalam
mempelajari evolusi. Akan tetapi pada masa ini sudah menggunakan pendekatan
molekuler. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang pendekatan molekuler, berikan satu
contoh langkah-langkah penemuan bukti evolusi dan petunjuk kejadian evolusi melalui
pendekatan molekuler!
9.
Banyak kritikan tentang teori seleksi alam Darwin, khususnya pada mekanisme proses
seleksi alam, dimana Darwin tidak mampu menjelaksan bagaimanakah proses
mekanisme yg terjadi. Pada 6 tahun kemudian mekanisme seleksi alam baru terjawab
oleh percobaan Mendel. Bagaimanakah pendapat teori evolusi menurut Mendel?
10.
Setelah mempelajari tentang evolusi, coba kalian kemukakan pendapat kalian tentang
evolusi, seharusnya bagaimanakah konsep evolusi bila dikaitkan pada jaman sekarang?
Handout Teori Evolusi Molekuler
122
Handout Teori Evolusi Molekuler
Download