WAWASAN BUDAYA NUSANTARA MUSEUM PURBAKALA

advertisement
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA
MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Wawasan Budaya Nusantara
Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn
Program Studi Televisi Dan Film
Jurusan Seni Media Rekam
Oleh :
Risti Yuliana
:14148110
Helvana Dewi Y
:14148143
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2015
A. Latar Belakang Berdirinya Museum Purbakala Sangiran
Museum
Purbakala
Sangiran adalah
museum arkeolog
yang
terletak
di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini berdekatan dengan
area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia
UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km² meliputi tiga kecamatan di Sragen
(Gemolong, Kalijambe,
dan Plupuh)
serta Kecamatan
Gondangrejo yang
masuk
wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs Sangiran berada di dalam kawasan Kubah Sangiran
yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km dari kota Solo).
Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi obyek wisata yang menarik juga
merupakan arena penelitian tentang kehidupan pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia,
bahkan dunia.Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola
kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan
seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula,
untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus erectus (salah satu
spesies dalam taxon Homo erectus) oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald.
Lebih menarik lagi, di area situs Sangiran ini pula jejak tinggalan berumur 2 juta tahun
hingga 200.000 tahun masih dapat ditemukan hingga kini. Relatif utuh pula. Sehingga para
ahli dapat merangkai sebuah benang merah sebuah sejarah yang pernah terjadi di Sangiran
secara berurutan.
Lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun merupakan lapisan lahar volkanik paling tua di sangiran
hasil aktivitas erupsi gunung lawu purba. Diatas lapisan tanah yang tidak mengundang fosil
ini dibangun museum manusia purba sangiran. Dan pada pintu awal masuk dalam musem ini
akan ada pengertian dari
B. Pergerakan Manusia
Dalam musem yang kami amati terdapat banya fosil dari peninggalan zaman purba
tersebut dan terdapat tipe-tipe yang ada yaitu :
-
Homo sapiens
Sejak 100.000 tahun silam spesies ini telah berkembang dengan pesat dengan kemampuan
yang dimilikinya ia mampu menciptakan peradaban dan teknologi tinggi.
Cro- magnon
Manusia cro-magnon adalah seniman ulung pertama meninggalkan warisan kaya dalam
bentuk lukisan gua,pahatan dan patung ukir.
-
Homo erectus
Homo erectus adalah manusia penjelajah pertama di dunia. Homo erectus mampu menyebar
ke berbagai belahan dunia dan beradaptasi dengan baik di iklim plestosen.
-
Homo habilis
Homo habilis adalah merupakan jenis pertama yang memiliki kebudayaan merupakan mampu
menciptakan alat-alat yaitu dengan teknik yang sederhana di lembah olduvai. Kebudayaan
mereka pun dikenal dengan kebudayaan didowan.
Australopthecus boisei dan australopithecus robustus
Australopthecus boisei dan australopithecus robustus adalah dua jenis Australopthecus
bertipe kekar perbedaan tipe kekar dan ramping (australopithecus africanus ) ini merupakan
penyusaiaan terhadapa makanan yang berbeda tipe kekar diperkirakan sebagai vegetarian
sejati yang menggantungkan makanan sepenuhnya kebada tubuh tumbuhan dan daun-daunan
keras yang memerlukan kompone penghancur dan penggiling yang kuat. Ciri yang menonjol
adalah pada bagian tengah atap tengkorak ditemukan igir yang memanjang kebelakang ini
merupakan pertautan otot pengunyah dengan tulang pariental.
C. Migrasi Perpindahan Manusia
Pertengahan kala plestosen akhir menjadi saksi perubahan penting perubahan penting
kepulauaan Asia Tenggara dengan kedatangan manusia secara ragawi dapat dikatakan
sebagaimana manusia modern mereka berasal dari Afrika dan migrasi hingga nusantara
sekitar 75.000 tahun lalu. Sejak itulah manusia modern terus bermigrasi ke timur untuk
menghuni benua Australia ( 50.000 tahun lalu) Papua Nugini (90.000 tahun lalu ) dan
kepulauaan Melanesia (35.000 tahun lalu) yang sebelumnya tidak mampu dicapai oleh homo
erctus. Jejak-jejak hunian awal homo saplens telah ditemukan cukup luas di Asia Tenggara
diantaranya di Long Song Rien ( Thailand ) Gua Taboh (Palawan, Filiphind) Gua Niah
(Sarawak) Song Terus dan Gua Broholo (Gunung Sewu , Jawa) Leang Burong dan Leang
Sakapao (Sulawesi Selatan) dan Gua Golo (Maluku Utara).
Kehidupan homo erectus di Sangiran
Periode 500.000 tahun yang lalu merupakan masa keemasan homo erectus di Sangiran.
Mereka hidup dilingkungan hutan terbuka diantara dua gunung api dengan aliran sungai dan
danau di sekitarnya serta aneka ragam fauna yang sangat raya. Mereka melakukan aktivitas
sehari-hari seperti membuat alat batu, berburu dan meramu.
Tipe homo erectus
Selama 1,5 juta tahun telah terjadi 3 tingkatan evolusi homo erectus di Jawa, sangiran telah
memberikan bukti tentang 2 tahap evolusi tipe paling tua yaitu homo erectus (1,5-1 juta tahun
yang lalu ) dan homo erectus tipik (0,9-0,3 juta tahun yang lalu). Satu tingkatan yang lebih
muda yaitu homo erectus progresif (0,2-0,1 juta tahun yang lalu) ditentukan di luar Sangiran
yaitu di Ngandong (Blora), sambungmacan (sragen) dan selopuro (ngawi).
Sangiran 17 merupakan temuan tengkorak manusia homo erectus yang paling lengkap karena
memiliki muka yang masih terkonservasi secara baik. Sangiran 17 ditemukan pada tahun
1969 oleh Mr. Towikromo disebut sebagai sangiran 17 sesuai dengan nomer seri penemuan,
fosil manusia purba ini merupakan homo erectus terbaik di Sangiran, karena terdiri atas atap
tengkorak, dasar tengkorak dan muka yang masih terkonservasi secra baik. Fosil tengkorak
ini merupakan satu-satunya fosil homo erectus di Asia yang masih memiliki muka pada saat
ditemukan, oleh karena itu aspek fisik bagian muka homo homo erectus asia hanya dapat di
cermati dari Sangiran 17. Fosil manusia purba ini merupakan salah satu dari dua homo
erectus di dunia yang ditemukan lengkap dengan mukanya fosil homo erectus lainnya
ditemukan di Afrika.
D. Asal – usul Nenek Moyang Indonesia
Ada beberapa teori tentang sejarah nenek moyang bangsa indonesia berasal. Hal ini berkaitan
dengan asal usul manusia purba di indonesia.
a. Teori Afrika
Teori ini menyatakan kalau nenek moyang umat manusia berasal dari benua
afrika kurang lebih pada tahun 200.000 SM, setelah mengalami proses evolusi mereka
kemudian menyebar ke seluruh benua yang ada di dunia. Proses penyebaran terjadi
sangat lambat di mulai tahun 200.000 SM - 60.000 SM, manusia menyebar ke seluruh
wilayah benua afrika kemudian pada tahun 60.000 SM manusia mulai menyebar ke
wilayah timur tengah, asia selatan, asia tenggara, sampai benua australia. Namun teori
ini
mempunyai
bukti-bukti
b.
yang
mendukungnya
sangatlah
terbatas.
Teori
Yunan
Teori ini menyatakan bahwa manusia purba di indonesia atau nenek moyang bangsa
ini berasal dari yunan bagian cina selatan. Teori ini berdasarkan adanya kesamaan
artefak dan bahasa melayu yang berkembang di nusantara serumpun dengan bahasa
yang ada di negara kamboja. dengan kata lain kemiripan bahasa melayu dengan bahsa
kamboja menandakan adanya pertalian dengan daratan yunan. Serta artefak kapak tua
yang di temukan di indonesia mempunyai kemiripan dengan kapak tua yang
ditemukan di daerah asia tengah.
Menurut teori ini datangnya orang yunan ke wilayah nusantara terdiri dari tiga gelombang
yaitu : perpindahan orang negrito, perpindahan orang proto melayu, dan perpindahan orang
melayu
deutro.
orang negrito, dipercaya sebagai penduduk paling awal di wilayah nusantara yaitu sejak 1000
SM, hal ini berdasarkan dari penemuan arkeologi di gua cha kelantan negara malaysia.
proto melayu, perpindahan terjadi antara tahun 2.500 SM, mempunyai perdaban yang lebih
maju dari orang negrito karena sudah mampu bercocok tanam.
melayu deutro, diperkirakan terjadi pada tahun 1.500 SM, mereka hidup di daerah pantai
serta mahir dalam berlayar.
c.
Teori
Nusantara
Teori ini menyatakan bahwa asal muasal nenek moyang bangsa nusantara berasal dari
wilayah nusantara itu sendiri. Jadi manusia purba yang kelak menjadi nenek moyang bangsa
indonesia berasal dari wilayah indonesia sendiri.
Download