HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL PADA TRIMESTER KETIGA DENGAN ANTROPOMETRI BAYI BARU LAHIR DI RSPAD GATOT SOEBROTO DITKESAD Laporan penelitian ini ditulis sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH Ulfa Rosliana Putri 1111103000080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya, peneliti diberikan kesehatan, ilmu, kesabaran, dan kekuatan untuk belajar dan menyelesaikan penelitian berjudul Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil pada Trimester Ketiga dengan Pengukuran Antropometri Bayi Baru Lahir di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) di Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa bahwa penelitian ini dapat diselesaikan dengan bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, Sp.And selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta wakil dan staf. 2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Jono Ulomo, Sp.PK selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan banyak waktu, pikiran, dan tenaga untuk penyelesaian penelitian ini. 4. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes dan Mery Nitalia, Sp.PK selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penyelesaian penelitian ini. 5. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab modul Riset yang tidak berhenti memotivasi peneliti untuk menyelesaikan penelitian. 6. Kepala RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan wakil yang telah memberikan izin untuk penelitian ini. v 7. Ibu Romlah dan rekan-rekannya di bagian kesekretariatan RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yang telah membantu dalam pengurusan pengambilan data. 8. Ibu Satria Gobel yang telah membantu dalam proses perizinan pengambilan data di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. 9. Ibu Rini selaku Kepala Bagian Administrasi dan Informasi Medis RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dan staf yang telah membantu dalam proses pengambilan data. 10. Ayahanda tercinta Drs. H. Nabrih, MM dan ibunda terkasih Lia Maimunah, S.Hi atas dukungan moral, materi, curahan kasih sayang yang tiada henti, dan semua doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT yang ditujukan untuk peneliti agar peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan sempurna, menyelesaikan studi tepat waktu dan senantiasa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. 11. Sahabat “KANVAS”, Syifa Maulida, Puspita, Getha, Diba, Nikken, Nissa, Johan, dan Rasyad yang senantiasa memberikan semangat dan doa yang tulus untuk penyelesaian penelitian ini. 12. Teman-teman mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011 yang saling membantu, menyemangati, dan terus berjuang untuk kesejawatan. 13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya rekan-rekan mahasiswa/i. Ciputat, September 2014 Peneliti vi ABSTRAK Ulfa Rosliana Putri. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil pada Trimester Ketiga dengan Antropometri Bayi Baru Lahir di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. 2014. Anemia merupakan masalah masyarakat global. Di Indonesia, anemia pada kehamilan mencapai 44,3%. Sedangkan pada DKI Jakarta, angka anemia mencapai 27,6%. Dampak anemia pada kehamilan antara lain adalah intrauterine growth restriction (IUGR) yang dapat diukur secara objektif dengan pengukuran antropometri. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada 30 orang ibu hamil dan 30 orang bayi baru lahir. Pengumpulan data diperoleh dari rekam medis yang telah diseleksi dengan kriteria inklusi dan eksklusi di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Data kemudian diuji normalitasnya, lalu dianalisa menggunakan uji Pearson bila data normal atau Spearman bila data tidak normal. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir dengan arah hubungan negatif (p=0,025), dan tidak memiliki hubungan yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu pada trimester ketiga dengan panjang badan lahir (p=0,248) dan lingkar kepala lahir (p=0,123). Kata kunci : kadar hemoglobin, ibu hamil, bayi baru lahir, antropometri ABSTRACT Ulfa Rosliana Putri. Medical Education Study Programme. Correlation between Maternal Hemoglobin Concentration on Third Trimester and Anthropometry on Newborn Babies at RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. 2014. Anemia is a global community problem. In Indonesia, anemia in pregnancy reach into 44,3%. Meanwhile in Jakarta, anemia reach into 27,6%. One of anemia effect is intrauterine growth restriction (IUGR) that could be measured objectively by anthropometry. This analytical and cross sectional study use 30 pregnant womans and 30 newborn babies. Data was collected from medical record from RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad that have been selected by inclusion and exclusion criterias. The data were tested for normality, then analyzed using Pearson test when data were normal, or Spearman test when data weren’t normal. This study shows there’s a significant negative correlation between maternal hemoglobin concentration on the third trimester and newborn birthweight (p=0,025). There are no significant correlations between maternal hemoglobin concentration on the third trimester to newborn birthlength (p=0,248) and newborn head circumference (p=0,123). Keyword: hemoglobin concentration, pregnant woman, newborn babies, anthropometry vii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................ v ABSTRAK................................................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................. viii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2 1.3 Hipotesis ................................................................................ 2 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 3 1.4.1 Tujuan Umum ............................................................ 3 1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 4 2.1 Landasan Teori ..................................................................... 4 2.1.1 Perubahan Hematologis pada Ibu Hamil ..................... 4 2.1.2 Eritropoiesis ............................................................... 7 2.1.3 Eritrosit ...................................................................... 8 2.1.4 Anemia pada Kehamilan ............................................. 8 2.1.5 Pertumbuhan Janin...................................................... 15 2.1.6 Restriksi Pertumbuhan Janin ....................................... 15 2.2 Kerangka Teori ...................................................................... 21 2.3 Kerangka Konsep .................................................................. 22 viii BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................. 23 3.1 Desain Penelitian .................................................................. 23 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 23 3.3 Populasi dan Sampel .............................................................. 23 3.3.1 Populasi Penelitian ..................................................... 23 3.3.2 Sampel Penelitian ...................................................... 24 3.4 Cara Kerja Penelitian ............................................................ 25 3.5 Variabel Penelitian ................................................................ 25 3.6 Manajemen Data .................................................................... 26 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................... 26 3.6.2 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................... 26 3.7 Definisi Operasional............................................................... 26 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 28 4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 28 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ....................................... 28 4.1.2 Analisa Univariat ....................................................... 29 4.1.3 Uji Normalitas Data ................................................... 31 4.1.4 Analisis Bivariat ........................................................ 32 4.2 Pembahasan ........................................................................... 35 4.2.1 Deskripsi Subjek Penelitian ........................................ 35 4.2.2 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Berat Badan Bayi Lahir ....... 36 4.2.3 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Panjang Badan Bayi Lahir .. 37 4.2.4 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Lingkar Kepala Bayi Lahir . 37 4.3 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 38 ix BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 39 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 39 5.2 Saran ..................................................................................... 40 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 41 LAMPIRAN ............................................................................................... 44 x DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kategori Anemia Ibu Hamil Menurut WHO ............................. 9 Tabel 2.2 Nilai Batas Anemia pada Perempuan ........................................ 9 Tabel 2.3 Penyebab Anemia pada Kehamilan .......................................... 11 Tabel 2.4 Klasifikasi Berat Lahir.............................................................. 16 Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 26 Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian ....................................... 28 Tabel 4.2 Karakteristik Variabel Penelitian .............................................. 29 Tabel 4.3 Uji Shapiro-Wilk ...................................................................... 31 Tabel 4.4 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil pada Trimester Ketiga dengan Berat Badan Bayi Lahir ..................................... 32 Tabel 4.5 Analisis Bivariat Kategorik antara Kadar Hemoglobin dengan Berat Badan Bayi Lahir ........................................................... 33 Tabel 4.6 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Panjang Badan Bayi Lahir ............................................ 33 Tabel 4.7 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil pada Trimester Ketiga dengan Lingkar Kepala Bayi Lahir ............................... 34 Tabel 4.8 Analisis Bivariat Kategorik antara Kadar Hemoglobin dengan Lingkar Kepala Lahir .............................................................. 35 xi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Perubahan total volume darah dan komponennya (sel darah merah dan plasma) selama kehamilan dan setelah melahirkan .. 5 Gambar 2.2 Anemia sebagai permasalahan kesehatan publik berdasarkan negara, kategori wanita hamil .................................................. 10 xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Formulir Data Pasien ............................................................... 44 Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian ................................................... 45 Lampiran 3 Surat Pemberian Izin Penelitian................................................. 46 Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup .............................................................. 47 xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah penurunan konsentrasi eritrosit atau hemoglobin dalam darah yang merupakan masalah masyarakat global baik di negara maju atau negara berkembang.1 Anemia juga memiliki dampak yang besar pada kesehatan masyarakat, maupun perkembangan sosial dan ekonomi. Menurut data publikasi World Health Organization (WHO) tahun 2008, secara global anemia mengenai 1,62 milyar orang, dengan insidensi tertinggi pada anak usia prasekolah (0-4,99 tahun) sebanyak 76,1% dan wanita hamil sebanyak 69,0%.2 Dalam publikasi WHO tersebut juga disebutkan, bahwa wanita hamil dikatakan anemia bila hemoglobin < 11,0 g/dL. Prevalensi anemia pada kehamilan tahun 1993-2005 di Asia Tenggara mencakup 48,2% populasi atau rata-rata 18,1 juta jiwa. Di Indonesia, anemia pada kehamilan mencapai 44,3% atau sebanyak 1.950.000 jiwa dengan kategori masalah kesehatan adalah berat.2 DKI Jakarta adalah salah satu dari 20 provinsi di Indonesia dengan prevalensi anemia pada perempuan tertinggi, yaitu sebesar 27,6% menurut SK Menkes dan 13,6% menurut Riskesdas.3 Anemia pada wanita hamil sendiri akan meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas perinatal. Selain itu, anemia pada wanita hamil juga mempengaruhi keadaan bayi baru lahir. Menurut studi yang dilakukan oleh Reeta Bora, dkk4, anemia pada wanita hamil terkait dengan usia gestasi yang rendah, berat badan lahir rendah, serta meningkatnya risiko lahir kecil untuk usia gestasinya. Studi lain oleh Telatar B, dkk5, menyatakan bahwa anemia maternal juga berpengaruh terhadap pengukuran antropometri (panjang lahir, berat lahir, lingkar kepala, dan lingkar dada). Terjadi perbedaan pada pengukuran antropometri dari ibu dengan anemia ringan dan ibu dengan anemia berat, pada ibu dengan anemia berat pengukuran antropometri bayi baru lahirnya lebih rendah daripada ibu dengan anemia ringan. 1 2 Pada pengukuran antropometri, menurut Gareth Hynes, dkk6, yang dinilai adalah berat badan lahir, panjang lahir, lingkar abdomen, lingkar dada, indeks ponderal, dan ketebalan lipatan kulit. Pengukuran antropometri merupakan suatu penilaian yang objektif untuk menentukan bayi tersebut termasuk kecil untuk usia gestasi, yang bias diakibatkan oleh intrauterine growth restriction (IUGR) atau prematur. IUGR dan prematur sendiri dapat disebabkan oleh berbagai hal, dan salah satunya anemia.6 Komplikasi yang dikemukakan oleh Palotto dan Kilbride7 dari IUGR pada masa anak-anak nanti adalah perawakan pendek, keterlambatan kognitif dengan pencapaian akademik yang berkurang, dan meningkatnya risiko untuk gangguan neurologis. Nilai hemoglobin (Hb) yang digunakan adalah Hb pada trimester ketiga. Menurut studi yang dilakukan oleh Madaan G, dkk8, bahwa nilai Hb trimester ketiga berpengaruh kepada nilai antropometri bayi baru lahir. Anemia pada kehamilan trimester ketiga dapat mengurangi nilai rata-rata berat bayi lahir, panjang badan lahir, lingkar kepala, dan lingkar dada.8 Selain itu, nilai Hb pada trimester ketiga adalah nilai yang paling sering diukur di Indonesia. Oleh karena uraian di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan pengukuran antropometri bayi baru lahir. 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan antropometri pada bayi baru lahir? 1.3 Hipotesis Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan antropometri pada bayi baru lahir. 3 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan antropometri pada bayi baru lahir. 1.4.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga di RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. b. Untuk mengetahui karakteristik antropometri bayi baru lahir di RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. c. Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir di RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. d. Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan panjang badan bayi lahir di RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. e. Untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan lingkar kepala bayi lahir di RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Sebagai masukan terhadap RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto untuk meningkatkan pelayanan pencegahan dan penatalaksanaan anemia pada ibu hamil. 1.5.2 Sebagai informasi untuk masyarakat, institusi, dan penelitian selanjutnya mengenai hubungan kadar hemoglobin ibu hamil terhadap pengukuran antropometri bayi baru lahir. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perubahan Hematologis pada Ibu Hamil Ketika hamil, maka akan terjadi banyak perubahan secara anatomi, fisiologis, maupun biokimia. Perubahan ini terjadi segera setelah fertilisasi. Perubahan pada kehamilan ini adalah sebagai respons terhadap rangsangan yang berasal dari janin dan plasenta. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan hematologis, meliputi perubahan pada volume darah, perubahan konsentrasi hemoglobin dan hematokrit, perubahan metabolisme zat besi, perubahan fungsi imunologis, perubahan proses koagulasi dan fibrinolisis, dan perubahan pada limpa.9 a. Volume Darah Pada saat hamil, akan terjadi peningkatan volume darah yang dimulai sejak trimester pertama. Peningkatan volume darah ini merupakan hasil dari peningkatan plasma dan eritrosit. Peningkatan volume darah ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah memenuhi kebutuhan metabolik yang meningkat akibat uterus yang membesar, menyediakan gizi untuk janin dan plasenta yang tumbuh dengan cepat, melindungi ibu dan janin dari efek buruk gangguan aliran balik vena pada posisi tegak atau terlentang, dan melindungi ibu dari efek merugikan saat kehilangan darah pada saat melahirkan.9 Menurut Cunningham, dkk9, volume darah ibu meningkat pesat pada trimester kedua. Seperti yang terlihat pada grafik yang tersaji di bawah ini. 4 5 Gambar 2.1 Perubahan total volume darah dan komponennya (sel darah merah dan plasma) selama kehamilan dan setelah melahirkan Sumber : Cunningham FG, dkk, 2010. Di dalam volume darah, termasuk diantaranya adalah konsentrasi hemoglobin dan hematokrit, yang sedikit berkurang pada saat kehamilan sebagai efek peningkatan volume darah atau hipervolemia.9 Penurunan konsentrasi hemoglobin tersebut disebut anemia dilusional. Anemia dilusional terjadi puncaknya yaitu pada trimester kedua kehamilan. Penurunan kadar hemoglobin yang terjadi sebesar 1-2 g/dL pada akhir trimester kedua dan mulai stabil ketika trimester ketiga saat volume plasma maternal mulai berkurang.9 b. Metabolisme Zat Besi Saat hamil, kebutuhan akan zat besi makin bertambah. Pada setiap 1000 mg zat besi yang dibutuhkan saat kehamilan,sekitar 300 mg zat besi akan dikirim secara aktif ke janin dan plasenta.9 Kebutuhan zat besi yang bertambah diakibatkan oleh eritropoiesis atau pembentukan eritrosit yang meningkat.9 6 c. Fungsi Imunologis Jumlah leukosit pada ibu hamil dapat meningkat sampai 5000-12000/L pada trimester akhir.10 Namun, menurut Krause9, fungsi kemotaksis dan perlekatan dari leukosit akan berkurang mulai dari trimester kedua. Tidak semua fungsi imunologis akan ditekan saat kehamilan. Sekresi interleukin (IL) 4, IL-6, dan IL-13 akan meningkat selama kehamilan. Selain itu, terjadi juga peningkatan jumlah immunoglobulin (Ig) A dan G pada mukus serviks. Menurut Kutteh dan Franklin9, perubahan pada mukus serviks tersebut merupakan akibat dari perubahan estrogen dan progesteron saat hamil sebagai proteksi terhadap janin. d. Koagulasi dan Fibrinolisis Pada kehamilan, fungsi koagulasi dan fibrinolisis meningkat. Terdapat peningkatan konsentrasi pada semua faktor pembekuan, kecuali faktor XI dan XIII, dan juga peningkatan kompleks fibrinogen berat-molekul-tinggi. Selain itu, terdapat penurunan sedikit pada jumlah trombosit (trombositopenia), yang terjadi akibat hemodilusi.9 e. Perubahan pada Limpa Pada akhir kehamilan, limpa akan membesar sampai 50% bila dibandingkan pada trimester pertama.9 7 2.1.2 Eritropoiesis Eritropoiesis adalah proses pembentukan sel darah merah baru di sumsum tulang. Eritropoiesis merupakan proses yang penting karena sel darah merah tidak dapat membelah.11 Pada anak-anak terdapat medulla ossium rubra yang dapat memproduksi sel darah. Ketika dewasa, medulla ossium rubra digantikan oleh medulla ossium flava yang mengandung lemak yang tidak mampu memproduksi sel darah. Tidak seluruh medulla ossium rubra digantikan oleh medulla ossium flava. Medulla ossium rubra masih dapat ditemukan pada tulang sternum, tulang rusuk, pelvis, dan bagian atas dari tulang panjang ekstremitas.12 Eritropoiesis diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh ginjal dan hepar, yaitu eritropoietin yang terinduksi pada kondisi hipoksia. Sel darah merah berasal dari pluripotent stem cell pada sumsum tulang. Eritropoietin akan menginduksi pembentukan sel induk prekursor eritrosit, pronormoblas, atau proeritroblas dari pluripotent stem cell. Eritropoietin juga akan mengatur kecepatan mitosis pluripotent stem cell menjadi proeritroblas.13 Proeritroblas memiliki struktur nuklear yang padat dengan lapisan sitoplasma yang tipis. 14 Proeritroblas yang terbentuk akan mengalami mengalami mitosis menjadi normoblas atau eritroblas basofilik. Normoblas memiliki karakteristik yang sama dengan proeritroblas, kecuali mereka memiliki nuklei yang lebih kecil. 14 Setelah itu, normoblas akan mengalami proses maturasi menjadi eritrosit. Proses tersebut terdiri dari reduksi progresif pada ukuran sel, akumulasi gradual hemoglobin, dan kehilangan inti sel.13 8 2.1.3 Eritrosit 2.1.3.1 Struktur Eritrosit Eritrosit adalah sel berbentuk diskus dengan bagian tengah yang rata dan tak berinti. Bentuk eritrosit yang unik ini membuat permukaan yang lebih luas untuk difusi oksigen dari plasma ke eritrosit. Selain itu, eritrosit juga bersifat lentur sehingga dapat melewati kapiler yang sempit dan oksigen dapat tersalurkan di tingkat jaringan.12 2.1.3.2 Hemoglobin Hemoglobin adalah struktur yang hanya ditemukan pada eritrosit. Hemoglobin memiliki dua bagian, yaitu globin dan heme. Globin merupakan protein yang dibuat dari rantai polipeptida, sedangkan heme mengandung empat buah zat besi. Setiap zat besi pada heme akan berikatan dengan oksigen. Oleh karena hemoglobin mengandung zat besi, maka warna eritrosit akan menjadi kemerahan dan akan menjadi kebiru-biruan ketika mengalami deoksigenasi.12 2.1.4 Anemia pada Kehamilan 2.1.4.1 Definisi Anemia Menurut Means dan Glader15, bahwa anemia secara fungsional adalah ketidakmampuan sel darah merah dalam mengangkut oksigen ke jaringan perifer. Penentuan anemia atau tidak dapat dinilai melalui tiga konsentrasi, yaitu hemoglobin (Hb) dengan satuan gram Hb per desiliter (g/dL) atau gram Hb per liter (g/L), hematokrit (Ht) dengan satuan persen atau desimal, dan konsentrasi sel darah merah dengan satuan sel per mikroliter (106 /L) atau sel per liter (1012/L). Pada umumnya, penentuan anemia paling sering dilakukan dengan pengukuran Hb karena mudah dan murah.2 9 2.1.4.2 Kriteria Anemia pada Kehamilan Penentuan anemia pada kehamilan berpatokan pada nilai Hb. Menurut WHO, ibu hamil dinyatakan anemia bila kadar Hb di bawah 11 g/dL atau hematokrit di bawah 33%.16 Tabel 2.1 Kategori anemia ibu hamil menurut WHO Kadar Hb pada ibu hamil Kategori 10-10,9 g/dL Anemia ringan 7,0-9,9 g/dL Anemia sedang di bawah 7,0 g/dL Anemia berat Sumber : Abdulmuthalib, 2010. Selain WHO, terdapat kategori anemia ibu hamil lain dari Centers for Disease Control (CDC). CDC membuat kriteria anemia pada ibu hamil berdasarkan kadar Hb pada tiap trimester. Tabel 2.2 Nilai batas anemia pada perempuan Status Kehamilan Hb (g/dL) Ht (%) Tidak Hamil 12 36 Kehamilan Trimester 1 11 33 Kehamilan Trimester 2 10,5 32 Kehamilan Trimester3 11 33 Sumber : Abdulmuthalib, 2010. 10 2.1.4.3 Epidemiologi Anemia pada Kehamilan Menurut WHO2, anemia mengenai 1,62 milyar orang. Prevalensi anemia global tertinggi adalah pada anak usia prasekolah (47,4%) dan wanita hamil pada urutan kedua (41,8%). Kejadian anemia pada wanita hamil di Asia Tenggara tahun 1993 sampai 2005 adalah tertinggi kedua setelah Afrika, yaitu dengan prevalensi 48,2% atau sebanyak 18,1 juta jiwa. Berdasarkan figur yang dibuat oleh WHO2, wanita hamil dengan anemia di Indonesia termasuk masalah kesehatan yang berat yaitu dengan proporsi sebesar 44,3% atau sebanyak 1.950.000 jiwa. Gambar 2.2 Anemia sebagai permasalahan kesehatan publik berdasarkan negara, kategori wanita hamil Sumber : de Benoist B, 2008. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 20073, rerata kadar Hb pada perempuan dewasa di DKI Jakarta adalah 12,6 g/dL. Tidak didapatkan rerata kadar Hb pada wanita hamil di DKI Jakarta. Namun, dari 278 responden wanita hamil yang diambil darahnya secara nasional, 68 orang (24,5%) 11 menderita anemia menurut acuan SK Menkes, berbeda dengan acuan Riskesdas yaitu 39 orang (14,0%) yang mengalami anemia. 2.1.4.4 Etiologi Anemia pada Kehamilan Penyebab anemia selama kehamilan dapat terjadi akibat herediter atau didapat.9 Tabel 2.3 Penyebab Anemia pada Kehamilan Didapat Anemia defisiensi zat besi Anemia akibat kehilangan darah akut Anemia akibat inflamasi atau keganasan Anemia megaloblastik Anemia hemolitik didapat Anemia aplastik atau hipoplastik Herediter Talasemia Hemoglobinopati sel sabit Hemoglobinopati lain Anemia hemolitik herediter Sumber : Cunningham FG, dkk, 2010. Namun, menurut Abdulmuthalib16, penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi, yaitu anemia defisiensi besi sebanyak 75%. Penyebab anemia pada kehamilan kedua yang tersering adalah anemia megaloblastik yang diakibatkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B 12. Berikut penyebab anemia pada kehamilan16: 12 a. Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi sering ditemukan di negara maju dan negara berkembang. Tanda-tanda dari anemia defisiensi besi adalah penurunan cadangan besi, penurunan konsentrasi besi serum, saturasi transferin yang rendah, dan penurunan kadar Hb dan Ht. 16 Kebutuhan zat besi wanita hamil meningkat karena adanya proses eritropoiesis untuk memenuhi kebutuhan zat besi janin.9 Menurut Lee dan Okam17, faktor risiko terjadinya anemia defisiensi besi adalah asupan nutrisi yang kurang dan diperberat dengan adanya faktor pengganggu absorpsi zat besi di sel epitel intestinal pada duodenum dan jejunum, seperti penggunaan antasida atau defisiensi mikronutrien lain, contohnya vitamin A, vitamin C, seng, dan tembaga. Manifestasi klinisnya adalah lelah, pucat, pusing, takikardia, dispnea, toleransi gerak badan yang rendah, dan hasil kerja di bawah optimal. b. Anemia defisiensi asam folat Defisiensi asam folat dan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia tipe megaloblastik. Anemia megaloblastik adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik.16 Bila terjadi defisiensi asam folat dan vitamin B12, maka sintesis DNA akan terhambat dan siklus sel juga diperlambat saat proses eritropoiesis. Sementara itu, pembentukan hemoglobin di sitoplasma akan terus berlangsung sehingga ukuran eritroblast akan membesar (megaloblast). c. Anemia aplastik Anemia aplastik adalah kelainan di mana sel punca multipoten mieloid ditekan menyebabkan kegagalan pada sumsum tulang dan 13 penurunan jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit (pansitopenia).17 Penyebab anemia aplastik umumnya idiopatik. Bila terjadi anemia aplastik pada wanita hamil, maka anemia aplastik akan terus terjadi berulang pada kehamilan berikutnya. Anemia aplastik akan membaik apabila setelah terminasi kehamilan.16 d. Anemia sel sabit Anemia sel sabit disebabkan oleh adanya mutasi rantai gen globin sehingga membentuk hemoglobin sabit (HbS).18 Pada wanita hamil dengan anemia sel sabit, disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan ante partum, prematuritas, dan kematian janin.16 2.1.4.5 Dampak Anemia pada Kehamilan Anemia pada wanita hamil memiliki dampak tersendiri terutama pada saat kelahiran. Contoh dampaknya adalah infeksi maternal, prematuritas, berat bayi lahir rendah, mortalitas, dan skor APGAR rendah. a. Infeksi maternal Menurut Hooton TM, dkk19, anemia pada wanita hamil dapat mengganggu proliferasi limfosit T dan B. Terganggunya proliferasi limfosit T dan B dapat menyebabkan penurunan aktivitas pada fagosit, neutrofil, dan sel natural killer. Selain itu, menurut Amici D, dkk19, infeksi maternal dapat meningkatkan risiko prematuritas. Pada pemeriksaan membran plasenta atau cairan amnion, terdapat banyak bakteri maupun sitokin inflamasi. 14 b. Prematuritas Kurki T, dkk,19 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa prematuritas adalah salah satu efek infeksi maternal. Mekanismenya adalah peningkatan sintesis corticotrophin-releasing hormone (CRH) akibat adanya infeksi. Peningkatan CRH akan mengakibatkan hipoksia jaringan yang dapat menginduksi stress maternal dan janin. Maka dari itu, prematuritas dapat menjadi efek langsung atau tidak langsung dari infeksi maternal. Menurut Lone, dkk,19 pada wanita hamil yang mengalami anemia berisiko 4 kali lebih tinggi mengalami kelahiran prematur daripada wanita hamil yang tidak anemia. c. Berat bayi lahir rendah Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lone, dkk,19 bahwa wanita hamil dengan anemia risiko berat bayi lahir rendah 2,2 kali lebih tinggi dibanding dengan wanita hamil tanpa anemia. Selain itu, peningkatan produksi CRH juga dapat menghambat pertumbuhan janin. Pada wanita dengan anemia berat (<8 g/dL), berat bayi lahir lebih rendah 200-400 g dibanding dengan wanita dengan kadar hemoglobin yang lebih tinggi (<10 g/dL).19 d. Mortalitas Anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko mortalitas perinatal. Kematian ini dapat diakibatkan oleh prematuritas dan sepsis. Risiko mortalitas perinatal pada wanita hamil dengan anemia 3,2 kali lebih besar risikonya daripada wanita hamil tanpa anemia. Di samping itu, pada wanita hamil dengan anemia juga meningkatkan risiko kematian janin intrauterin sebesar 2,5 kali lebih banyak daripada wanita hamil tanpa anemia.19 15 e. Skor Apgar rendah Risiko skor Apgar < 5 pada menit pertama dan < 7 pada menit ke lima pada wanita hamil dengan anemia lebih besar 2,1 kali daripada wanita hamil tanpa anemia.19 2.1.5 Pertumbuhan Janin Pertumbuhan janin manusia ditandai dengan pola pertumbuhan jaringan dan organ yang berurutan, diferensiasi, dan maturasi. Menurut Lin dan SantolayaForgas,9 pertumbuhan sel dibagi dalam tiga fase berurutan yaitu fase hiperplasia, hiperplasia dan hipertrofi, dan hipertrofi. Fase hiperplasia terjadi pada 16 minggu pertama gestasi. Setelah fase hiperplasia, akan terjadi proses hiperplasia dan hipertrofi hingga minggu ke 32 gestasi. Setelah minggu ke 32 gestasi, akan dilanjutkan dengan proses hipertrofi selular. Dari fase yang telah disebutkan, Williams, dkk9, menyatakan bahwa kecepatan pertumbuhan janin juga berbeda. Pada 15 minggu pertama kecepatannya adalah 5 g/hari, lalu 15- 20 g/hari pada minggu ke-24, dan 30-35 g/hari pada minggu ke-34.9 Pada awal kehidupan janin, yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhannya adalah genom janin. Namun pada akhir kehidupan janin, faktor lain seperti nutrisi, lingkungan, dan hormon akan berpengaruh. Contohnya adalah pengaruh banyak atau sedikitnya glukosa pada wanita hamil. Bila hiperglikemia maka akan menghasilkan bayi makrosomia, sedangkan kadar glukosa yang rendah sering terkait dengan restriksi pertumbuhan janin.9 2.1.6 Restriksi Pertumbuhan Janin Intrauterine growth restriction (IUGR) didefinisikan sebagai pertumbuhan janin di bawah normal.20 Pada bayi dengan berat bayi lahir rendah dan small-forgestational age (SGA) dianggap mengalami restriksi pertumbuhan janin. Lubchenco dan Battaglia9 mengatakan bahwa bayi dengan SGA adalah yang 16 memiliki berat lahir di bawah persentil 10 pada tiap usia gestasional. Namun, bayi dengan berat lahir di bawah persentil 10 tidak semuanya adalah proses patologis. Hal tersebut dapat terjadi akibat faktor biologis. Seeds9 mengusulkan bahwa SGA adalah bayi dengan berat lahir di bawah persentil 5, sedangkan McIntire, dkk9, pada tahun 1999 menyatakan bahwa hasil yang merugikan banyak terdapat pada bayi dengan berat lahir di bawah persentil 3. Banyak standar yang digunakan untuk menilai pertumbuhan janin. Namun pada umumnya adalah menggunakan berat lahir. Berat lahir diklasifikasikan sebagai berikut. Tabel 2.4 Klasifikasi berat lahir Kategori Berat lahir Berat lahir normal >2500 g Berat lahir rendah < 2500 g Berat lahir sangat rendah < 1500 g Berat lahir rendah ekstrim < 1000 g Sumber : MacDonald MG, dkk, 2005. Namun, penilaian hanya menggunakan berat lahir hanya menggambarkan sedikit tentang kecepatan pertumbuhan janin, contohnya pada bayi dengan prematuritas yang berat lahirnya di bawah normal karena usia gestasi yang pendek.20 Pada restriksi pertumbuhan janin, dikenal istilah simetris dan asimetris. Restriksi pertumbuhan simetris adalah pertumbuhan badan dan otak yang yang terbatas, sedangkan asimetris adalah pertumbuhan badan yang terbatas lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan kepala atau otak.20 Mekanisme restriksi pertumbuhan asimetris belum diketahui pasti, namun salah satu faktor yang berkontribusi adalah peningkatan aliran darah serebral relatif terhadap sirkulasi sistemik dan umbilikal.20 Terjadinya restriksi pertumbuhan janin ini disebabkan oleh beberapa faktor risiko menurut Cunningham, dkk9, yaitu: 17 a. Ibu yang lebih kecil Ibu yang lebih kecil akan memiliki bayi yang kecil juga. Jika berat ibu di bawah 100 pon atau sekitar 45 kg, risiko melahirkan bayi dengan SGA adalah dua kali lipat.9 b. Nutrisi maternal yang kurang Menurut Rode, dkk9, bahwa wanita dengan indeks massa tubuh ratarata atau rendah dengan kenaikan berat badan yang kurang saat hamil, dapat dikaitkan dngan kejadian restriksi pertumbuhan janin. Selain itu, Abrams dan Selvin9 juga mengatakan bahwa kenaikan berat badan yang kurang pada trimester kedua memiliki korelasi dengan berat lahir yang rendah. Nutrisi maternal yang kurang ini disebabkan suplementasi mikronutrien yang kurang. c. Deprivasi sosial Gaya hidup seperti merokok dan konsumsi alkohol juga dapat menghasilkan bayi yang kecil.9 d. Infeksi maternal dan fetal Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan spirokaeta terlibat pada 5% kasus restriksi pertumbuhan janin. Infeksi yang paling banyak terlibat adalah rubela dan sitomegalovirus. Mekanisme infeksi menyebabkan restriksi pertumbuhan janin berbeda-beda, tergantung pada agen infeksinya.9 18 e. Malformasi kongenital Semakin berat malformasi yang dialami, maka kecenderungan janin mengalami SGA menjadi lebih besar.9 Malformasi kongenital dapat dipengaruhi oleh faktor diabetes maternal, hipertiroidisme maternal, faktor sosioekonomi, genetik, infeksi seperti sifilis atau rubela, nutrisi maternal, dan faktor lingkungan.21 f. Obat-obatan dengan efek teratogenik dan berefek pada janin Contoh obat dengan efek restriksi pertumbuhan janin adalah agen antikonvulsan, agen antineoplastik, dan agen imunosupresan.9 g. Penyakit vaskular Contoh penyakit vaskular yang sering berkaitan dengan restriksi pertumbuhan janin adalah superimposed preeclampsia dan penyakit vaskular kronik. Menurut Gainer9, preeklampsia dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan janin terutama bila onsetnya terjadi sebelum minggu ke 37 gestasi. h. Penyakit ginjal Penyakit ginjal yang dapat menyebabkan restriksi pertumbuhan janin adalah gagal ginjal kronik dan neuropati kronik. Gagal ginjal kronik biasanya berhubungan dengan hipertensi dan penyakit vaskular. 9 i. Diabetes pregestasional Restriksi pertumbuhan janin pada wanita dengan diabetes dapat berkaitan dengan malformasi atau penyakit vaskular.9 19 j. Hipoksia kronik Kondisi yang berkaitan dengan hipoksia uteroplasental kronik adalah preeklampsia, hipertensi kronik, asma, merokok, dan ketinggian daratan yang tinggi. Ketika terpapar dengan lingkungan hipoksia secara kronik, janin cenderung memiliki berat lahir yang kurang.9 k. Anemia Anemia yang paling banyak pada wanita hamil adalah disebabkan oleh anemia defisiensi besi. Menurut Kidanto, dkk9, menyatakan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah meningkat seiring dengan meningkatnya anemia pada kehamilan. Menurutnya, anemia maternal akan mempengaruhi vaskularisasi plasenta. Namun, pada kebayakan kasus, anemia maternal tidak menyebabkan restriksi pertumbuhan janin, kecuali anemia sel sabit dan anemia yang diturunkan lainnya.9 l. Abnormalitas plasenta dan korda Abnormalitas plasenta dan korda yang dapat mempengaruhi restriksi pertumbuhan janin adalah solusio plasenta, infark ekstensif, korioangioma, plasenta previa, dan trombosis arteri umbilikal.9 Abnormalitas plasenta dan korda mengurangi aliran darah uteroplasenta, sehingga dikaitkan dengan restriksi pertumbuhan janin.9 m. Infertilitas Menurut Zhu, dkk9, tahun 2007 mengatakan bahwa wanita hamil dengan riwayat infertilitas, maka risiko bayi dengan SGA akan meningkat. Studi lain oleh Vikstroem J, dkk22, menyebutkan bahwa wanita dengan infertilitas 2,7 kali lebih berisiko untuk melahirkan bayi dengan SGA. 20 n. Kehamilan ekstrauterin Bila plasenta terimplantasi di luar uterus, maka janin akan mengalami restriksi pertumbuhan.9 o. Sindrom antibodi antifosfolipid Mekanisme bahwa sindrom antibodi antifosfolipid dapat menyebabkan restriksi pertumbuhan janin adalah melalui agregasi trombosit maternal dan trombosis plasenta. Menurut Levine, dkk9, bahwa wanita hamil dengan sindrom ini akan mengalami onset awal preeklampsia dan kematian janin. p. Genetik Beberapa studi telah mempelajari bagaimana hubungan polimorfisme genetik janin atau maternal dengan bayi yang mengalami restriksi pertumbuhan. SHMT1(1420)T Engel, dalam dkk9, menyatakan mempengaruhi bahwa level terdapat homosistein, peran sehingga 9 menghasilkan bayi dengan SGA. Stonek, dkk , juga mengidentifikasi MTHFR C677T sebagai penanda restriksi pertumbuhan. q. Janin multipel Kehamilan dengan dua janin atau lebih memiliki kemungkinan kurangnya pertumbuhan pada satu atau lebih janin yang lain dibanding kehamilan tunggal.9 21 2.2 Kerangka Teori Ibu hamil trimester 3 Perubahan hematologis Plasma darah hipervolemia Volume darah ↑ Faktor internal (herediter) Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit berkurang anemia Faktor eksternal (didapat) Suplai oksigen ke jaringan (vaskularisasi plasenta ) Pasokan oksigen untuk pertumbuhan janin Restriksi pertumbuhan janin Panjang badan Berat badan Lingkar kepala 22 2.3 Kerangka Konsep Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui gambaran bagaimana hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester tiga dengan pengukuran antropometri bayi baru lahir. Pengukuran antropometri bayi baru lahir Kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga - Berat badan lahir - Panjang badan lahir - Lingkar kepala lahir Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.3 Kerangka konsep penelitian hubungan kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan pengukuran antropometri bayi baru lahir. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan cross sectional berdasarkan hasil rekam medis ibu yang melahirkan di RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, dengan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2014 sampai Maret 2014 di Bagian Administrasi Pasien dan Informasi Medis RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, Jakarta Pusat. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang melahirkan bayi di Bagian Obstetri dan Ginekologi di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, Jakarta Pusat. Kriteria inklusi populasi penelitian adalah: 1. Wanita dengan usia 20-40 tahun, 2. Kehamilan trimester tiga (minggu ke 28 sampai minggu ke 40), 3. Melahirkan bayi aterm (minggu ke 37 sampai minggu ke 40 kehamilan), 4. Memiliki data kadar Hb saat trimester ketiga kehamilan, dan 5. Terdapat data pengukuran antropometri bayi baru lahir berupa berat lahir, panjang lahir, dan lingkar kepala. 23 24 Sedangkan kriteria eksklusi adalah: 1. Mengandung janin multipel, 2. Ibu perokok dan peminum alkohol, 3. Terdapat riwayat kelahiran preterm, dan 4. Terdapat komplikasi obstetri atau penyakit medis selain anemia seperti hipertensi, diabetes melitus, riwayat TORCH (Toxoplasma gondii, virus rubela, sitomegalovirus, dan virus herpes simpleks), penyakit ginjal dan jantung. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah anggota dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara consecutive sampling, yaitu dengan mengambil data yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang berurutan dalam kurun waktu tertentu hingga memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.23 Rumus yang digunakan adalah rumus penghitungan besar sampel analitik korelatif yaitu: Keterangan: n = besar sampel Zα = deviat baku normal untuk α; karena α=0,05, maka Zα=1,96 Z = deviat baku normal untuk ; power yang sering digunakan= 80%, maka Z=0,842 r = perkiraan koefisien korelasi, dari kepustakaan 25 Nilai perkiraan koefisien korelasi yang berbeda pada tiap variabel terikat (pengukuran antropometri), menghasilkan jumlah sampel yang berbeda juga, yaitu: a. Korelasi kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi baru lahir dengan r=0,11 24. Maka jumlah sampel berdasarkan rumus adalah 30 sampel. b. Korelasi kadar Hb ibu hamil dengan panjang bayi baru lahir, r=0,1324. Maka jumlah sampel berdasarkan rumus adalah 26 sampel. c. Korelasi kadar Hb ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir, r=0,1424. Maka jumlah sampel berdasarkan rumus adalah 24 sampel. Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 30 orang. 3.4 Cara Kerja Penelitian 1. Melakukan persiapan penelitian di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Mengurus perizinan untuk pengambilan data di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad, Jakarta Pusat. 3. Mengambil data di Bagian Administrasi Pasien dan Informasi Medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad, Jakarta Pusat. Data yang telah diambil kemudian dipilih kembali yang memenuhi kriteria inklusi. 4. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis secara univariat, bivariat numerik, dan bivariat kategorik. 5. Menarik kesimpulan dan pelaporan terhadap penelitian yang telah dilakukan. 3.5 Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga. 2. Variabel terikat : pengukuran antropometri bayi baru lahir. 26 3.6 Manajemen Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, data kadar hemoglobin ibu hamil dan data pengukuran antropometri diambil dari rekam medis periode November 2013 sampai dengan Februari 2014 di Bagian Administrasi Pasien dan Informasi Medis RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad, Jakarta Pusat. 3.6.2 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Program for Social Science (SPSS) for Windows versi 16,0. Karakteristik subjek penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Analisis bivariat numerik menggunakan uji normalitas data terlebih dahulu. Bila uji normalitas data menunjukkan distribusi data normal, maka digunakan uji Pearson. Bila uji normalitas data menunjukkan distribusi data tidak normal, maka digunakan uji Spearman. Kedua uji tersebut dilakukan untuk mengetahui korelasi antara kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan pengukuran antropometri bayi baru lahir. Selain itu, dilakukan analisis bivariat kategorik menggunakan uji Kolgomorov-Smirnov. 3.7 Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi operasional No Variabel Definisi Skala 1 Hemoglobin Hemoglobin (Hb) yang mengandung zat besi, adalah protein Numerik berfungsi mengangkut oksigen dalam eritrosit. Kadarnya diukur berdasarkan jumlah hemoglobin dalam gram per 100 ml darah. 27 Menurut WHO, ibu hamil dikatakan anemia bila kadar Hb ≤ 11,0 g/dL. Kategori anemia menjadi dibagi 3 kembali yaitu anemia ringan (10-10,9 g/dL), anemia sedang (7,0-9,9 g/dL), dan anemia berat ( di bawah 7,0 g/dL). 2 Antropometri Pengukuran dimensi tubuh bayi Numerik bayi baru baru lahir. Pengukuran yang lahir sering dilakukan adalah berat badan, lingkar kepala, dan panjang badan. 3 Berat lahir bayi Berat bayi lahir adalah berat Numerik bayi yang ditimbang dalam 1 jam pertama setelah bayi lahir. Berat bayi lahir diukur dalam satuan gram. Berat bayi lahir dikatakan rendah apabila < 2500 g.25 4 Lingkar Lingkar kepala lahir normal Numerik kepala adalah antara 33 cm sampai 38 cm.25 5 Panjang Panjang badan adalah panjang Numerik badan badan bayi yang diukur ketika keadaan ekstensi. Rata-rata panjang badan lahir normal adalah 48 cm – 53 cm.26 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Data penelitian diambil dari data sekunder pasien yang melahirkan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto yang tercatat dari bulan November 2013 sampai dengan Februari 2014. Pasien yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Karakteristik dasar pasien dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian Karakteristik Kategori Mean Standar Deviasi Median(Min- Jumlah Persentase (%) Max) Usia (tahun) Paritas Jenis Persalinan 20-25 9 30.0 26-30 10 33.3 31-35 6 20.0 36-40 5 16.7 Nulipara 9 30.0 Primipara 13 43.3 Nulipara 8 26.7 SC 21 70.0 Spontan 9 30.0 0 0.00 5 16.7 7 23.3 ≥ 11,0 (normal) 18 60.0 Laki-Laki 17 56.7 13 43.3 1 3.3 29 96.7 Kadar Hb < 7,0 (Anemia Trimester 3 berat) 29.035.02 11.391.65 (g/dL) 7,0-9,9 (Anemia sedang) 10-10,9 (anemia ringan) Jenis kelamin bayi lahir Perempuan Berat Badan <2500 g (Berat Bayi Lahir (g) bayi lahir rendah) 3210359.4 ≥2500 g (Normal) 28 29 Lanjutan Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian Karakteristik Kategori Mean Standar Deviasi Median (Min- Jumlah Persentase (%) 0 0.0 30 100.0 3 10.0 27 90.0 Max) Panjang Badan < 48 cm 50(48-53) Bayi Lahir (cm) ≥ 48 cm Lingkar Kepala < 33 cm 34.331.6 Bayi Lahir ≥ 33 cm Pada karakteristik dasar subjek penelitian, deskripsi variabel bergantung pada distribusi data. Bila distribusi data normal, maka disajikan dalam nilai rerata dan simpang baku. Bila distribusi data tidak normal, maka disajikan dalam nilai median, disertai nilai minimum dan maksimum.27 4.1.2 Analisis Univariat Analisis univariat adalah bentuk analisis terhadap tiap variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen dalam bentuk distribusi dan persentase dari tiap variabel. Hasil analisis univariat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Karakteristik Variabel Penelitian Variabel Kategori Mean Median(Min- Standar Max) Jumlah Persentase (%) 0 0.00 5 16.7 7 23.3 18 60.0 Deviasi Kadar Hb < 7,0 (Anemia 11.39 Trimester 3 berat) 1.65 7,0-9,9 (Anemia sedang) 10-10,9 (Anemia ringan) ≥ 11,0 (normal) 30 Lanjutan Tabel 4.2 Karakteristik Variabel Penelitian Variabel Kategori Mean Median(Min- Standar Max) Jumlah Persentase (%) Deviasi Berat Badan <2500 g (Berat 3210 Bayi Lahir bayi lahir rendah) 359.4 ≥2500 g (Normal) Panjang Badan < 48 cm 50(48-53) 1 3.3 29 96.7 0 0.00 30 100.00 Bayi Lahir ≥ 48 cm Lingkar Kepala < 33 cm 34.331.6 3 10.0 27 90.0 Bayi Lahir ≥ 33cm Dalam penelitian ini, kadar hemoglobin ibu pada trimester ketiga sebagai variabel independen, dibagi menjadi empat kategori, yaitu Hb kurang dari 7,0 g/dL (anemia berat) sebanyak 0 orang (0,0 %), Hb 7,0 sampai 9,9 g/dL (anemia sedang) sebanyak 5 orang (16,7 %), Hb 10 sampai 9,9 g/dL (anemia ringan) sebanyak 7 orang (23,3 %), dan Hb ≥ 11 g/dL (normal) sebanyak 18 orang (60,0 %). Sebaran kadar hemoglobin ibu pada trimester ketiga didominasi oleh kelompok dengan Hb normal berjumlah 18 orang (60,0 %). Berat badan bayi lahir dibagi menjadi dua kategori, yaitu berat kurang dari 2500 g (berat bayi lahir rendah) sebanyak 1 orang, dan berat ≥ 2500 g (berat bayi lahir normal) sebanyak 29 orang. Sebaran berat badan bayi lahir didominasi oleh kelompok dengan berat bayi lahir normal, yang berjumlah 29 orang (96,7%). Panjang badan bayi lahir dibagi menjadi dua kategori, yaitu panjang badan < 48 cm dan panjang badan ≥ 48 cm (normal). Tidak ada sebaran data pada bayi dengan panjang badan < 48 cm. Semua data yang diperoleh adalah kelompok dengan panjang badan ≥ 48 cm sebanyak 30 orang (100%). Lingkar kepala bayi lahir dibagi menjadi dua kategori, yaitu lingkar kepala bayi < 33 cm (mikrosefali) sebanyak 3 orang (10,0%), dan lingkar kepala bayi ≥ 33 cm (normal) sebanyak 27 orang (90,0%). Sebaran data lingkar kepala 31 bayi lahir didominasi oleh kelompok dengan lingkar kepala bayi ≥ 33cm (normal) sebanyak 27 orang (90,0%). 4.1.3 Uji Normalitas Data Sebelum data numerik dimasukkan ke dalam uji statistik korelatif, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data.27 Uji normalias data yang digunakan adalah uji normalitas data metode analitis Shapiro-Wilk. Metode analitis digunakan dengan alasan lebih sensitif, dan uji Shapiro-Wilk digunakan karena sampel pada penelitian ini ≤ 50 sampel.27 Hasil uji Shapiro-Wilk dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Uji Shapiro-Wilk Variabel Nilai p uji Shapiro-Wilk Kadar Hemoglobin Ibu 0.99 Hamil trimester ketiga Berat badan bayi lahir 0.61 Panjang badan bayi 0.01 lahir Lingkar kepala lahir 0.26 Ketentuan uji Shapiro-Wilk adalah bila nilai p > 0,05, maka distribusi data dikatakan normal. Pada hasil uji Shapiro-Wilk didapatkan bahwa kadar hemoglobin (nilai p = 0,99), berat bayi lahir (nilai p = 0,61), dan lingkar kepala lahir (nilai p = 0,26) memiliki distribusi data yang normal. Bila distribusi data normal, maka untuk uji statistik korelatif dapat menggunakan uji parametrik Pearson. Pada variabel panjang badan bayi lahir (nilai p = 0,01) didapatkan nilai p < 0,05, maka uji statistik korelatif yang digunakan adalah uji nonparametrik Spearman. 32 4.1.4 Analisis Bivariat 4.1.4.1 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Berat Badan Bayi Lahir Tabel 4.4 Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Berat Badan Bayi Lahir Berat badan bayi lahir Kadar Hb r -0.408 p 0.025 n 30 *Uji Pearson Uji yang digunakan adalah uji Pearson. Nilai korelasi (r) menunjukkan adanya korelasi sedang antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dan berat badan bayi lahir, dengan arah korelasi negatif. Hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 menunjukkan terdapat korelasi yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dan berat badan bayi lahir. Selain dilakukan uji Pearson, dilakukan uji statistik bivariat kategorik dengan uji kemaknaan statistik Kolgomorov-Smirnov. Kategori kadar hemoglobin yang digunakan adalah berdasarkan kategori WHO. Pada kategori anemia berat tidak dilakukan analisis bivariat kategorik karena frekuensinya 0,0 %. Hasil analisis bivariat kategorik dapat dilihat pada tabel berikut. 33 Tabel 4.5 Analisis Bivariat Kategorik antara Kadar Hemoglobin dan Berat Badan Bayi Lahir Berat Badan Bayi Lahir Normal Kadar Anemia Hb Sedang (7,0- Rendah p n % N % 5 100 0 0 7 100 0 0 17 94.4 1 5.6 29 96.7 1 3.3 1.00 9,9 g/dL) Anemia Ringan (10- 10,9 g/dL) Normal ( ≥ 11 g/dL) Total Pada uji kemaknaan statistik Kolmogorov-Smirnov untuk hubungan antara kadar Hb ibu hamil pada trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir didapatkan nilai p > 0,05. Maka, secara statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin dengan berat badan bayi lahir. 4.1.4.2 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dan Panjang Badan Bayi Lahir Tabel 4.7 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dan Panjang Badan Bayi Lahir Panjang badan bayi lahir Kadar Hb R -0.218 P 0.248 N 30 *Uji Spearman (Nonparametrik) 34 Uji yang digunakan adalah uji Spearman karena distribusi data yang tidak normal. Nilai korelasi (r) menunjukkan adanya korelasi lemah antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dan panjang badan bayi lahir, dengan arah korelasi negatif. Hasil uji statistik didapatkan nilai p > 0,05 menunjukkan terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dan panjang badan bayi lahir. Pada panjang badan lahir, tidak dilakukan analisis bivariat kategorik karena jumlah sel kurang dari 2 x 2 karena tidak didapatkan data panjang badan lahir yang rendah. Persyaratan analisis bivariat kategorik adalah jumlah sel minimal 2 x 2 atau lebih.27 4.1.4.3 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dan Lingkar Kepala Bayi Lahir Tabel 4.7 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dan Lingkar Kepala Bayi Lahir Lingkar kepala bayi lahir Kadar Hb r -0.288 p 0.123 n 30 *Uji Pearson Uji yang digunakan adalah uji Pearson. Nilai korelasi (r) menunjukkan adanya korelasi lemah antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dan lingkar kepala bayi lahir, dengan arah korelasi negatif. Hasil uji statistik didapatkan nilai p > 0,05 menunjukkan terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dan lingkar kepala bayi lahir. 35 Tabel 4.8 Analisis Bivariat Kategorik antara Kadar Hemoglobin dengan Lingkar Kepala Lahir Lingkar Kepala Bayi Lahir Normal Kadar Anemia Hb Sedang Rendah p n % N % 5 100 0 0 6 85.7 1 14.3 16 88.9 2 11.1 27 90.0 3 10.0 1.00 (7,0-9,9 g/dL) Anemia Ringan (1010,9 g/dL) Normal ( ≥ 11 g/dL) Total Pada analisis bivariat kategorik, didapatkan bahwa nilai p > 0,05. Maka, secara statistik kesimpulannya adalah ada hubungan yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan lingkar kepala bayi lahir. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional pada 30 pasien yang melahirkan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad dalam kurun waktu dari bulan November 2013 sampai bulan Februari 2014. Pasien-pasien tersebut telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Sebagian besar pasien berusia antara 26 sampai 30 tahun sebanyak 10 orang (33,3%) dan primipara 13 orang (43,3%). Jenis persalinan yang digunakan oleh pasien sebagian besar adalah 36 sectio caesaria sebanyak 21 orang (70%). Kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga didominasi oleh kelompok dengan Hb normal sebanyak 18 orang (60%). Jenis kelamin bayi lahir paling banyak adalah laki-laki sejumlah 17 orang (56,7%). Berat badan bayi lahir yang didapatkan ≥ 2500 g (normal) sebanyak 29 orang (96,7%). Panjang badan bayi lahir seluruhnya yang didapat adalah > 48 cm (100%). Lingkar kepala bayi lahir didapatkan paling banyak dengan lingkar kepala normal sebanyak 27 orang (90,0 %). 4.2.2 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada penelitian ini menunjukkan adanya korelasi negatif yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamilpada trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir. Korelasi negatif dapat diartikan bahwa semakin besar hemoglobin, maka semakin kecil berat badan bayi lahir yang didapatkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hassan NE, dkk24, yang juga menunjukkan adanya korelasi negatif antara hemoglobin ibu hamil dan berat badan bayi lahir. Bila dilihat dari hasil analisis bivariat kategorik, tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir. Hasil ini berbeda dengan studi yang dilakukan oleh Telatar B, dkk5 yang menyatakan adanya perbedaan efek antara anemia ringan, sedang, dan berat dengan berat badan bayi lahir. Namun, hal ini semakin menguatkan hasil uji Pearson yang didapatkan bahwa keadaan anemia tidak berhubungan dengan kejadian berat bayi lahir rendah. Sebaliknya, bila kadar hemoglobin semakin tinggi, maka berat badan bayi lahir yang didapatkan semakin kecil. Adanya perubahan fisiologis berupa peningkatan ekspansi plasma darah yang menyebabkan peningkatan volume darah, menjadi sangat penting untuk penyediaan gizi untuk janin dan plasenta yang tumbuh.9 Gizi yang diterima oleh janin dapat disimpan berupa lemak, yang bisa dinilai melalui berat badan lahir. Kegagalan ekspansi plasma darah yang ditunjukkan melalui tingginya hemoglobin 37 dan hematokrit menunjukkan hasil yang buruk pada pertumbuhan janin, terutama pada nilai Hb 13,3-17,0 g/dL.28 4.2.3 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Panjang Badan Bayi Lahir Pada penelitian ini didapatkan adanya korelasi negatif yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan panjang badan bayi lahir. Hasil analisis bivariat kategorik tidak bisa didapatkan karena tidak memenuhi persyaratan yang sebelumnya telah dibahas. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hassan NE, dkk24, yang didapatkan adanya korelasi negatif yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan panjang badan bayi lahir. Namun, hasil yang sama dengan penelitian ini didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Laflamme EM.29 Pada penelitiannya didapatkan bahwa hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan panjang badan bayi lahir memiliki p value > 0,05, yang berarti tidak ada korelasi yang bermakna antara kedua variabel tersebut. 29 Penelitian lain yang dilakukan oleh Yokoyama Y, dkk30, bahwa panjang badan bayi lahir paling dipengaruhi oleh usia kehamilan dan indeks massa tubuh maternal. Wanita yang memiliki indeks massa tubuh < 26,0 kg/m2 akan memiliki bayi dengan panjang badan 1,5 cm lebih panjang daripada wanita yang memiliki indeks massa tubuh < 19,8 kg/m2. Tidak adanya data panjang badan lahir < 48 cm berpengaruh pada hasil uji stastistik yang menunjukkan tidak adanya korelasi bermakna antara hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan panjang badan bayi lahir. 4.2.4 Hubungan antara Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester Ketiga dengan Lingkar Kepala Bayi Lahir Pada penelitian ini didapatkan korelasi negatif yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan lingkar kepala bayi lahir. Hasil yang sama juga didapatkan dari analisis bivariat kategorik, bahwa tidak ada hubungan bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan 38 lingkar kepala bayi lahir. Hasil yang sama juga didapatkan oleh Hutabarat MR31 melalui penelitiannya di RSUP Adam Malik Medan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi lahir. Studi oleh Telatar, dkk5, bahwa lingkar kepala bayi lahir dipengaruhi secara negatif oleh anemia maternal, yang berarti bahwa anemia berat memiliki hubungan yang lebih signifikan. Adanya perbedaan jumlah sampel dan karakteristik sampel maka didapatkan juga hasil penelitian yang bervariasi. 4.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain sebagai berikut: 1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder pasien, sehingga tidak dapat melihat kriteria inklusi atau eksklusi dengan tepat, hanya mengandalkan kelengkapan data sekunder. Kemungkinan bias akan sangat mungkin dimiliki. Selain itu, etiologi anemia pada kehamilan juga tidak diketahui pasti karena hanya mengandalkan kelengkapan data sekunder. 2. Asal Populasi Sampel yang diambil hanya dari satu rumah sakit sehingga tidak bisa membandingkan dengan populasi lain pada rumah sakit lainnya. 3. Jumlah Sampel Jumlah sampel yang sedikit berpengaruh pada hasil yang didapatkan, sehingga terdapat keterbatasan dalam menggambarkan hubungan kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan pengukuran antropometri bayi baru lahir. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada distribusi frekuensi sampel, diperoleh usia sampel paling banyak adalah 26-30 tahun sebanyak 10 orang (33,3%), dan karakteristik hemoglobin paling banyak adalah normal sebanyak 18 orang (60,0%). 2. Pada pengukuran antropometri bayi baru lahir, dari 30 sampel didapatkan berat badan bayi lahir normal sebanyak 29 orang (96,7%), panjang badan bayi lahir normal sebanyak 30 orang (100%), dan lingkar kepala bayi lahir normal sebanyak 27 orang (90 %). Untuk berat bayi lahir rendah didapatkan sebanyak 1 orang (3%) dan lingkar kepala lahir rendah didapatkan sebanyak 3 orang (10%). 3. Terdapat korelasi negatif yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir, dengan nilai p = 0,025 (p < 0,05). 4. Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan panjang badan bayi lahir, dengan nilai p = 0,248 (p > 0,05). 5. Terdapat korelasi yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester ketiga dengan lingkar kepala bayi lahir, dengan nilai p = 0,123 (p > 0,05). 6. Pada analisis bivariat kategorik, didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil pada trimester ketiga dengan berat badan bayi lahir, panjang badan bayi lahir, dan lingkar kepala bayi lahir (p > 0,05). 39 40 5.2 Saran 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kadar hemoglobin ibu trimester ketiga dengan pengukuran antropometri bayi baru lahir, dengan karakteristik subjek penelitian dan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga memungkinkan terlihatnya hubungan secara signifikan. 2. Untuk pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil berupa asuhan prenatal dan penyuluhan pentingnya menjaga kadar hemoglobin dalam upaya mencegah terjadinya bayi dengan ukuran lahir kecil. 3. Untuk tenaga medis dan pelayanan kesehatan agar mensosialisasikan pentingnya asuhan prenatal, agar lebih memahami pentingnya asuhan prenatal dan timbul inisiatif dari ibu hamil untuk melakukan asuhan prenatal. 4. Bagi masyarakat terutama ibu hamil, agar melakukan asuhan prenatal secara rutin untuk pemantauan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan dan mencegah dampak-dampak buruk bagi ibu dan janin yang sewaktu-waktu dapat terjadi. DAFTAR PUSTAKA 1. Dorland N. Kamus kedokteran Dorland edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. 2. de Benoist, McLean E, Egli I, Cogswell M, editor. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005 : WHO global database on anemia. Switzerland: WHO Press; 2008. 3. Kementrian Kesehatan. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008. 4. Bora R, Sable C, Wolfson J, et al. Prevalence of anemia in pregnant women and its effect on neonatal outcomes in Northeast India. Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine. 2013; 27(9): 887-91. 5. Telatar B, Comert S, Vitrinel A, Erginoz E, Akin Y. The effect of maternal anemia on anthropometric measurements of newborns. Saudi Med J. 2009;30(3):409-12. 6. Hynes G, Cooper C, Dennison E. Parental determinants of neonatal anthropometry. In: Preedy VR. , editor. Handbook of anthropometry: physical measures of human form in health and disease. New York: Springer; 2012. p.1033-43. 7. Palotto EK, Kilbride HW. Perinatal outcome and later implications of intrauterine growth restriction. Clin Obstet Gynecol. 2006; 49(2): 257-69. 8. Madaan G, Bhardwaj AK, Narang S, Sharma PD. Effects of third trimester maternal hemoglobin upon newborn anthropometry. J Nepal Paediatr Soc. 2013; 33(3): 186-9. 9. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Spong CY, editor. William Obstetrics, 23rd Edition. USA: The Mc-Graw Hill Companies; 2010. 10. Chandra S, Tripathi AK, Mishra S, Amzarul M, Vaish AK. Psychological changes in hematological parameters during pregnancy. Indian J Hematol Blood Transfus. 2012 Sep; 28(3): 144-6. 41 42 11. Flick AA, Kahn DA. Maternal physiology during pregnancy: introduction. In: DeCherney AH, editor. Current diagnosis and treatment obstetrics and gynecology, 10th edition. USA: The Mc-Graw Hill Companies; 2007. 12. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems, 7th edition. USA: Cengage Learning; 2010. p. 393-7. 13. Hattangadi SM, Wong Piu, Zhang L, Flygare J, Lodish HF. From stem cell to red cell: regulation of erythropoiesis at multiple levels by multiple proteins, RNAs and chromatin modifications. Blood Journal. 2011; 118(24): 6258-68. 14. Theml H, Diem H, Haferlach T. Color atlas of hematology: practical microscopic and clinical diagnosis. Germany: Thieme; 2004. p.30-2. 15. Greer JP, Foerster J, Lukens JN, editor. Wintrobe’s clinical hematology, 11th edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins Publisher;2003. 16. Abdulmuthalib. Kelainan hematologik. Dalam: Saifuddin AB, editor. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. p.775-80. 17. Lee AI, Okam MM. Anemia in pregnancy. Hematol Oncol Clin Am. 2011; 25: 241-59. 18. Aster J. Sistem hematopoietik dan limfoid. Dalam: Kumar V, Cotran RS, Robbins SL, editor. Buku ajar patologi Robbins edisi 7 volume 2. Alih bahasa: dr. Brahm U Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. p.443-66. 19. Lone FW, Qureshi RN, Emmanuel F. Maternal anemia and its impact on perinatal outcome in a tertiary care hospital in Pakistan. Eastern Mediterranean Health Journal. 2004; 10(6): 801-7. 20. MacDonald MG, SeshiaMM, Mullett MD, editor. Avery’s neonatology 6th edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2005. 21. Chung CS, Myrianthopoulus NC. Factor affecting risks of congenital malformations. Birth Defect Orig Artic Ser. 1975; 11(10): 1-22. 43 22. Vikstroem J, et al. Birth characteristics in a clinical sample of women seeking infertility treatment: a case-control study. BMJ Open. 2014; 4(3): 1-8. 23. Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis edisi keempat. Jakarta: CV Sagung Seto; 2011. p.88-100, 372. 24. Hassan NE, Shalaan AH, El-Masry SA. Relationship between maternal characteristics and neonatal birth size in Egypt. Eastern Mediterranean Health Journal.2011; 17(4): 281-9. 25. Sinclair C. Buku saku kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. p. 331-50. 26. Wong DL. Buku ajar keperawatan pediatrik Wong edisi 6 volume 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. p. 232-3. 27. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS edisi 5. Jakarta: Salemba Medika; 2013. p.168-79. 28. Amburgey OA, Ing E, Badger GJ, Bernstein IM. Maternal hemoglobin and its association with birth weight in newborns of mothers with preeclampsia. J Matern Fetal Neonatal Med. 2009; 22(9): 740-4. 29. Laflamme EM. Maternal hemoglobin concentration and pregnancy outcome: a study of the effects of elevation in El Alto, Bolivia. MJM. 2010; 13(1): 47-55. 30. Yokoyama Y, Sugimoto M, Ooki S. Analysis of factors affecting birthweight, birth length and head circumference : study of Japanese triplets. Twin Res Hum Genet. 2005; 8(6): 657-63. 31. Hutabarat MR. Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil dengan Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir di RSUP H. Adam Malik Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008. LAMPIRAN Lampiran 1 Formulir Data Pasien Data Ibu Nama No. RM Tanggal Lahir Usia gestasi Riwayat Kehamilan Jenis Persalinan Kadar Hb Usia Alamat Data Bayi Baru Lahir No. RM Jenis Kelamin Tanggal Lahir Antropometri Perempuan Laki-Laki Berat badan lahir Panjang badan lahir Lingkar kepala lahir 44 g cm cm G Minggu P A SC Spontan g/dL 45 Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian 46 Lampiran 3 Surat Pemberian Izin Penelitian di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad 47 Lampiran 4 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Ulfa Rosliana Putri Tempat, tanggal lahir : Bogor, 21April 1994 Alamat : Jl. Margonda Raya Gg. Beringin no. 7 RT 02 RW 08 Pondok Cina, Beji, Depok 16424 No. HP : +62 878 558 1796 Email : [email protected] Riwayat Pendidikan : 1. SD Muhammadiyah 3 Depok (1999-2005) 2. Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (2005-2008) 3. SMA Negeri 109 Jakarta (2008-2011) 4. PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-sekarang)