03-S3-2014-NBN_ANALISIS_KEBIJAKAN

advertisement
ANALISIS
KEBIJAKAN
KESEHATAN
Noer bahry noor
KEBIJAKAN (POLICY) ADALAH SUATU
ATURAN TERTULIS HASIL KEPUTUSAN
FORMAL ORGANISASI, YANG
MENGATUR NILAI DAN PERILAKU
SELURUH KOMPONEN DALAM
ORGANISASI, YANG BERSIFAT
MENGIKAT UNTUK MENCAPAI SUATU
TATA NILAI BARU
(UNITED NATIONS, 1975)
Noer bahry noor
PEMBUATAN KEBIJAKAN
ADALAH PROSES
POLITIK DAN PROSES
ORGANISASI YANG
AMAT PANJANG DAN
BERTAHAP
(CHARLES
LINDBLOM, 1968
)
Noer bahry noor
• TERTULIS DAN BERDASARKAN
PROSES SERTA KEPUTUSAN FORMAL
ORGANISASI
• HARUS RELEVAN DENGAN TUJUAN
ORGANISASI DAN DIPAHAMI OLEH
SEMUA ANGGOTA ORGANISASI YANG
TERLIBAT
Noer bahry noor
• DINYATAKAN DALAM KALIMAT
TERTULIS YANG DAPAT
DIMENGERTI OLEH SELURUH
ANGGOTA
• HARUS JELAS MASA BERLAKUNYA
DAN MENYATU DENGAN AKTIVITAS
DI MASA DEPAN
Noer bahry noor
Œ
• KEBIJAKAN HARUS
BERSIFAT TERBUKA
(UNTUK PERUBAHAN)
TETAPI HARUS JUGA
BERSIFAT STABIL
Noer bahry noor
Œ
• KEBIJAKAN HARUS DAPAT
DITERAPKAN DAN BERSIFAT RASIONAL
• BERSIFAT TERBUKA UNTUK
DIINTEPRETASIKAN OLEH PARA
PELAKU DAN JUGA DAPAT DITERAPKAN
PADA BERBAGAI SITUASI
Noer bahry noor
VISI
ORGANISASI &
MASYARAKAT
FONDASI:
S
T
R
A
S
T
R
A
T
S
T
R
A
T
E
G
I
BASIS
STRATEGI
INFRASTRUKTUR ORGANISASI
VISI – MISI – STRATEGI – POLICY
KEPEMIMPINAN – KOMITMEN – KESADARAN
BUDAYA ORGANISASI – PENATAAN SISTEM
MANAJEMEN PERUBAHAN DAN INFORMASI
Noer bahry noor
KEBIJAKAN MAKRO:

UNDANG-UNDANG

PERATURAN PEMERINTAH (PP)

KEPUTUSAN PRESIDEN (KEPPRES)

KEPUTUSAN MENTERI (KEPMEN)
KEBIJAKAN MIKRO:

KEPUTUSAN DIRJEN

“PERATURAN ORGANISASI”
Noer bahry noor
ADALAH KESENJANGAN (GAP)
ANTARA HARAPAN (TEORI, NORMA,
NILAI, TUJUAN ORGANISASI)
DENGAN KENYATAAN (HASIL
PROGRAM, HASIL KEGIATAN,
PERILAKU, KEADAAN NYATA) YANG
TERJADI PADA ORGANISASI
(MIKRO) MAUPUN PADA
MASYARAKAT (MAKRO)
Noer bahry noor
1. MASALAH PUBLIK SELALU KOMPLEK
2. MELIBATKAN BERBAGAI TATA NILAI
3. MELIBATKAN SEJUMLAH AKTOR
4. SELALU MENIMBULKAN TRADE OFF
5. SELALU ADA AREA YG TIDAK JELAS
Noer bahry noor
ADALAH MASALAH YANG MENJADI
KEPRIHATINAN, PERHATIAN
MAUPUN KEPEDULIAN (CONCERN)
SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT
(ATAU SEBAGIAN BESAR ANGGOTA
ORGANISASI), DAN MEMPENGARUHI
KEHIDUPAN DAN AKTIVITAS
MASYARAKAT LUAS.
Noer bahry noor
ANALYSIS, PREDICTIONS AND DECISION MAKING
PROBLEM
OR
PREDICTED
PROBLEM
PROBLEM ISSUES
CHARACTERISTIC
NEW VALUE
POLICY
POLICY CYCLE:
POLICY FORMULATION
POLICY IMPLEMENTATION
POLICY REVIEW
POLICY APPROACHES
POLICY ISSUES
BACKGROUND
CONSEQUENCES
BEHAVIOR CHANGE
UNEXPECTED BEHAVIOR
RESISTANCE NORM
BEHAVIOR
TYPE OF
RESISTANCE
INTENSITY
ACTORS
OBJECTIVES
ESSENCE OF VALUE
Noer bahry noor
Proses Pembuatan Kebijakan
Perumusan Masalah
Penyusunan Agenda
Peramalan
Formulasi Kebijakan
Rekomendasi
Adopsi Kebijakan
Monitoring
Implementasi Kebijakan
Penilaian
Penilai Kebijakan
Noer bahry noor
PENDEKATAN
Empiris
Valuatif
Normatif
PERTANYAAN UTAMA
Adakah dan akankah
ada (fakta)
Apa manfaatnya (nilai)
Apakah yang harus
diperbuat (aksi)
TIPE INFORMASI
Deskripsi dan
prediktif
Valuatif
Preskriptif
Noer bahry noor
Policy
stakeholders
Policy
Environment
Kriminalitas
Inflasi
Pengangguran
Diskriminasi
Gelandangan
Public policy
Analisis Kebijakan
Kelompok warga negara
Serikat Pekerja
Partai
Instansi
Penengakan hukum
Ekonomi
Kesejahteraan
Personil
Perkotaan
Noer bahry noor
Kinerja
Kebijakan
Evaluasi
Perumusan
Masalah
Hasil
Kebijakan
Pemantauan
Masalah
Kebijakan
Perumusan
Masalah
Peramalan
Masa depan
kebijakan
Rekomendasi
Aksi
Kebijakan
Noer bahry noor
1.
2.
3.
Analisis Kebijakan Prospektif
Analisis Kebijakan Retrospektif
Analisis Kebijakan yang
Terintegrasi
Noer bahry noor
RETROSPEKTIF (Ex Post) :
Apa yang terjadi dan
perbedaan apa yang dibuat
PENEMUAN MASALAH : Masalah
apa yang harus diatasi ?
PROSPEKTIF (EX Ante) :
Apa yang akan terjadi dan
apa yang harus dilakukan
PEMECAHAN MASALAH :
Apa solusi masalahnya ?
Noer bahry noor
1
POLICY FORMULATION
PROBLEM ISSUE
PROBLEM CHARACTERISTICS
APPROACH
OBJECTIVES
2.
POLICY IMPLEMENTATION
APPROACH
METHODS
3.
POLICY EVALUATION (POLICY REVIEW)
APPROACH
METHODS
RECOMENDATIONS
Noer bahryPTO
noor
1. KAJIAN MASALAH (ISU PUBLIK)
2. PREDIKSI KONSEKUENSI
PENGGUNAAN METODA PREDIKSI
3.
ELABORASI ALTERNATIF
KEBIJAKAN PENGGUNAAN METODA
CURAH PENDAPAT
4. PENENTUAN TUJUAN KEBIJAKAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Noer bahry noor
5.
PERUMUSAN RENCANA
KEBIJAKAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENETAPAN PENDEKATAN DAN
METODA
6. SOSIALISASI DRAFT KEBIJAKAN
7. MENETAPKAN KEBIJAKAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENETAPAN PENDEKATAN DAN
METODA
Noer bahry noor
1. PENENTUAN PENDEKATAN
PENETAPAN PENDEKATAN
PENETAPAN METODA
2. PENGENDALIAN IMPLEMENTASI
PENGGUNAAN METODA
3. PEMANTAUAN DAMPAK POSITIF
DAN NEGATIF
PEMANTAUAN RESISTENSI
PEMANTAUAN PERILAKU YANG
MUNCUL
Noer bahry noor
4. MENGATASI TIMBULNYA
DAMPAK
PENETAPAN PENDEKATAN DAN
METODA
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
5. PENILAIAN DAN PREDIKSI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
Noer bahry noor
• STRUKTURAL
• MANAJERIAL
• BEHAVIORAL
• POLITIK & SOSIAL
Noer bahry noor
Struktural Approaches
Rancang bangun kebijakan dan
rancangan bangunan organisasi sedapat
mungkin dipertimbangkan secara
bersama.
Noer bahry noor
Struktur yang bersifat organis
nampaknya amat cocok untuk
situasi-situasi implementasi dimana
kita memerlukan merancang bangun
struktur-struktur yang mampu
melaksanakan suatu kebijakan yang
senantiasa berubah bila
dibandingkan dengan merancang
bangun suatu struktur khusus untuk
program yang sekali selesai
Noer bahry noor
Bentuk struktur yang sifatnya
kompromistis barangkali adalah
struktur matrik di mana
departemen-departemen vertikal
bersilangan dengan tim-tim proyek
antar departemen horizontal (atau
satuan-satuan tugas, kelompokkelompok program) yang dikepalai
oleh pimpinan proyek
Noer bahry noor
Kombinasi struktur yang bersifat
birokratik dan adhokrasi ini
mengandung kelemahan tertentu,
misalnya adanya kewenangan
ganda, tetapi bagaimanapun ia lebih
luwes bila dibanding strukturstruktur model mesin pemerintah
yang selama ini ada
Noer bahry noor
Langkah-langkah tahap implementasi
1.Merancang bangun (mendisasin)
program beserta perincian tugas
dan perumusan tujuan yang jelas,
penentuan ukuran prestasi kerja,
biaya dan waktu
Noer bahry noor
2.Melaksanakan program,
dengan mendayagunakan
struktur-struktur dan
personalia, dana dan sumbersumber, prosedur-prosedur
dan metode-metode yang
tepat
Noer bahry noor
3. Membangun sistem
penjadwalan, monitoring dan
sarana-sarana pengawasan
yang tepat guna menjamin
bahwa tindakan-tindakan
yang tepat dan benar dapat
segera dilaksanakan
Noer bahry noor
Pendekatan ini mengasumsikan
adanya tingkat kemampuan
pengawasan yang sangat tinggi
atas pelaksanaan dan hasil akhir
suatu program dan dianggap
terisolasi dari pengaruh
lingkungan
Noer bahry noor
Perilaku manusia beserta segala
sikapnya harus pula dipengaruhi
kalau kebijakan ingin dapat
diimplementasikan dengan baik.
Pendekatan prilaku diawali dengan
suatu kesadaran bahwa seringkali
terdapat penolakan terhadap
perubahan (resistance to change)
Noer bahry noor
Alternatif-alternatif yang tersedia
jarang sekali yang sesederhana
seperti menerima atau menolak,
dan sebenarnya terbentang
spektrum kemungkinan reaksi
sikap, mulai dari penerimaan aktif
hingga penerimaan pasif, acuh tak
acuh dan penolakan pasif hingga
penolakan aktif.
Noer bahry noor
Penyebab terjadinya penolakan terhadap
perubahan sehubungan dengan
implementasi kebijakan
Mungkin terdapat perasaan khawatir
terhadap perubahan itu sendiri, karena
perubahan berarti ketidakpastian
(uncertainty) dan pada sementara orang
terdapat daya toleransi yang amat rendah
terhadap situasi yang serba tidak pasti.
Noer bahry noor
Dampak ekonomis dari
perubahan dalam bentuk
penghasilan, keuntungan,
keamanan pekerjaan, masa
depan karir.
Noer bahry noor
Tidak mudah untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan baru,
menerima tanggung jawab baru
yang berbeda dengan
sebelumnya, memenuhi standar
yang tinggi, atau bekerja dengan
rekan kerja dalam suatu
lingkungan yang masih asing.
Noer bahry noor
Rasa khawatir yang terkait
dengan status/kedudukan
tertentu yang kini dimiliki
(Status fear) mengenai dampak
atau akibat perubahan tertentu
yang diusulkan, dan dampak
politis dari perubahan itu
mungkin akan ditentang dengan
keras
Noer bahry noor



Struktur-struktur kian birokratik
Berkurangnya rasa akrab
Berkurangnya otonomi pribadi
atau otonomi organisasi.
Noer bahry noor
1. Informasi yang lengkap mengenai
perubahan-perubahan yang
diusulkan atau diharapkan harus
dapat disediakan dari semenjak awal
2. Musyawarah yang ekstensif dengan
pihak-pihak yang akan dipengaruhi
oleh perubahan
Noer bahry noor
3. Dilibatkan dalam
pengambilan keputusan
4. Keterusterangan mengenai
permasalahan dan segala
akibat yang bakal terjadi
Noer bahry noor
5. Melibatkan pemimpinpemimpin informal
6. Mendorong keberanian
orang-orang untuk
menyatakan rasa
khawatirnya yang kerapkali
menjadi alasan bagi sikap
penolakan mereka
Noer bahry noor
Politik lebih mengacu pada polapola kekuasaan dan pengaruh di
antara dan di dalam lingkungan
organisasi.
Tidak/kurang memperhitungkan
realita-realita kekuasaan maka
mustahil kebijakan tersebut dapat
berhasil
Noer bahry noor
Keberhasilan suatu kebijakan
pada akhirnya akan tergantung
pada kesediaan dan kemampuan
kelompok-kelompok yang
dominan/berpengaruh
(atau koalisi dari kelompok
kelompok ini) untuk memaksakan
kehendaknya.
Noer bahry noor
ADALAH PERILAKU (PEMIKIRAN, NIAT,
SIKAP, MAUPUN TINDAKAN), YANG
DISADARI (DISENGAJA) ATAUPUN TAK
DISADARI (TAK DISENGAJA), YANG
SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK
LANGSUNG, MENENTANG TERHADAP
KEBIJAKAN (SEBAGIAN ISI KEBIJAKAN
ATAU KESELURUHAN MATERI
KEBIJAKAN)
Noer bahry noor
1. MENGANCAM EKSISTENSI
2. MENGANCAM SUMBER EKONOMI
3. KURANG INFORMASI
4. KETIDAKMAMPUAN
5. KEPENTINGAN KELOMPOK
6. POLITIK
Noer bahry noor
1. PENENTUAN
PENDEKATAN
PENETAPAN PENDEKATAN
2. PENGKAJIAN POLICY
FORMULATION
PROSES PENYUSUNAN
AKTOR YANG TERLIBAT
PROSES SOSIALISASI
Noer bahry noor
3. PENGKAJIAN DAMPAK
POSITIF DAN NEGATIF
• PENGKAJIAN MASALAH
YANG TIMBUL
• PENGKAJIAN RESISTENSI
• PENGKAJIAN PERILAKU
YANG MUNCUL
Noer bahry noor
4.MENILAI HASIL YANG
SUDAH TERCAPAI
TATA NILAI DAN PERILAKU
5. KEBIJAKAN PENILAIAN
DAN PREDIKSI
KEBERHASILAN
Noer bahry noor
ADALAH PERILAKU (PEMIKIRAN, SIKAP,
NIAT, DAN TINDAKAN) SESEORANG
MAUPUN SEKELOMPOK ORANG, YANG
BERSIFAT POSITIF (BAIK) ATAUPUN
NEGATIF (KURANG BAIK) YANG TIMBUL
AKIBAT ADANYA PENETAPAN SUATU
KEBIJAKAN, YANG TERJADI PADA
INDIVIDU YANG TERKAIT LANGSUNG
MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN
KEBIJAKAN
Noer bahryPTO
noor
1. Sarat dengan persoalan perilaku
2. Berkaitan dengan substansi dan
tindakan ‘berbahaya’
3. Perlu adanya sistem yang jelas
dan rinci
4. Perlu ada persyaratan,
pengawasan, dan sangsi
PERLU ADA KEBIJAKAN & PERATURAN
Noer bahry noor
1. Bersumber pada isu publik
2. Pemahaman masalah secara
komprehensif
3. Ketajaman proses prediksi
4. Pengambilan keputusan yang
melibatkan semua fihak
5. Spesifik tetapi akomodatif
6. Secara periodik direview
Noer bahry noor
Noer bahry noor
No
Kebijakan
Catatan
1
SK Menkes No. 032/ Birhup/1972 tentang
Rujukan Kesehatan
Penyelenggaraan Sistem Rujukan
Tidak sesuai dengan perkembangan saat
ini, terutama karena rujukan tidak
berjalan
2
Permenkes No. 244/1990 tentang
Ketentuan dan Tatacara Pemberian Ijin
Apotek
Diperbaiki, sebenarnya lebih lengkap
3
SK Menkes No. 347/1990 tentang Obat
Wajib Apotek
Perlu definisi obat dan kategori yang
lebih spesifik
Tidak ada aturan sangsi
4
UU Nomor 23/1992 tentang Kesehatan
Perlu ada kejelasan tentang tenaga
kesehatan di bidang kefarmasian
Pengertian lebih rinci ttg obat dan alat
kesehatan
5
Permenkes No. 922/1993 tentang
Ketentuan dan Tatacara Pemberian Ijin
Apotek
Diperbaiki pada tahun 2002
6
Permenkes No. 919/1993 tentang Kriteria
Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa
Resep
Rancu pd beberapa pasal
Noer bahry noor
No
Kebijakan
Catatan
7
SK Menkes No. 924/1993 tentang Obat
Wajib Apotek No.2
Tidak ada aturan sangsi
8
SK Menkes No. 925/1993 tentang Daftar
Perubahan Golongan Obat No.1
Hanya mengatur perubahan daftar obat
9
UU Nomor 23/1992 tentang Kesehatan
Kurang fokus dalam persoalan kefarmasian
10
Permenkes No. 922/1993 tentang
Ketentuan dan Tatacara Pemberian Ijin
Apotek
Tidak ada aturan tentang kompetensi dan
tatacara penetapan dan penyerahan obat
Kerahasiaan resep
11
Permenkes No. 919/1993 tentang Kriteria
Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep
Rancu pd beberapa pasal
12
SK Menkes No. 735/ Menkes/SK/VII/1995
Penyerahan secara nyata sebagian urusan
pemerintahan dalam bidang kesehatan
kepada propinsi dan kabupaten/kota
Perlu ditinjau kembali dengan keluarnya
UU No. 22/1999, agar sejalan dan konsisten
dengan prinsip desentralisasi
Noer bahry noor
No
Kebijakan
Catatan
13
SK Menkes No. 1332/Menkes/SK/VII/1995
Perubahan Atas Permenkes No. 922/1993
tentang Ketentuan dan Tatacara
Pemberian Ijin Apotek
Ada beberapa pasal pada Permenkes No.
922/1993 yang tidak lagi menjadi peraturan
di dalam SK Menkes No.
1332/Menkes/SK/VII/1995
14
UU Nomor 32/1996 tentang Tenaga
Kesehatan
Perlu ada kejelasan beberapa kategori
Apoteker
15
UU Nomor 5/1997 tentang Psikotropika
Ada kerancuan tentang fungsi setiap unsur
16
UU Nomor 22/1997 tentang Narkotika
Ada kekurangan dalam klasifikasi bhan
baku
Dan fungsi unsur
17
PP Nomor 72/1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Perlu ada lampiran rincian bahan yang lebih
lengkap
18
UU No. 8/1999 tentang Perlindungan
Konsumen
Dimungkinkan penggugatan terhadap
produsen barang dan jasa, serta petugas kes
secara pembuktian terbalik
Noer bahry noor
BIDANG
KERJA
INDUSTRI
FARMASI
APOTEK
INSTITUSI
PELAYANAN
KESEHATAN
KASTEMER
UTAMA
•
•
MASYARAKAT UMUM
KARYAWAN
PERUSAHAAN
PERILAKU
DOMINAN
•
•
PERLINDUNGAN
PENGAMANAN
PEMBELI
1. JAGA MUTU
2. PERLINDUNGAN
•
•
1. ‘PEER GROUP’
2. PERLINDUNGAN
PASIEN
DOKTER
Noer bahry noor
 TEORI
RASIONAL
KOMPREHENSIF
 BERDASAR PEMIKIRAN


RASONAL
PENDEKATAN KUANTITATIF
PENGEMBANGAN
ALTERNATIF
Noer bahry noor
 TEORI
INKREMENTAL
MENGHINDARI BANYAK
ALTERNATIF
 TIDAK ADA SATU
TINDAKAN YG PALING TEPAT
 KAJIAN FAKTOR YG
LANGSUNG

Noer bahry noor
 TEORI
NORMATIF
BERDASARKAN NILAI
NORMATIF
 TEORI
PENGAMATAN
TERPADU
UNTUK PERSOALAN YANG
SANGAT FUNDAMENTAL
Noer bahry noor
TERIMA
KASIH
Noer bahry noor
Download