analisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing, tingkat risiko

advertisement
ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS, MARKET
TIMING, TINGKAT RISIKO, UMUR REKSA DANA DAN
UKURAN REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA
DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI
KOLEKTIF
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
SAURAHMAN
NIM : 1111081000019
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2015 M
ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS, MARKET TIMING,
TINGKAT RESIKO, UMUR REKSA DANA DAN UKURAN REKSA
DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA CAMPURAN
BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
SAURAHMAN
NIM : 1111081000019
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB
NIP : 19741127 200112 1 002
Amalia, SE., MSM
NIP : 19740821 200901 2 005
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H/2015 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 9 Maret 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Saurahman
: 1111081000019
: Manajemen
: Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing,
Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa
Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2015
1. Ali Rama, SE., M. Ec
NIP :
(
2. Deni Pandu Nugraha, M. Sc
NIP :
(
3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM
NIP : 19741003 200312 2 001
(
)
Ketua
)
Sekretaris
)
Penguji Ahli
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 26 Mei 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Saurahman
: 1111081000019
: Manajemen
: Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing,
Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa
Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 April 2015
1. Dr. Amilin, SE,Ak, M.Si
NIP : 19730615 200501 1 009
(
2. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM
NIP : 19780307 201101 2 003
(
3. Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si
NIP : 19731221 200501 2 002
(
4. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB
NIP : 1974127 200112 1 002
(
5. Amalia, SE., MSM
NIP : 19740821 200901 2 005
(
)
Ketua
)
Sekretaris
)
Penguji Ahli
)
Pembimbing I
)
Pembimbing II
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
: Saurahman
: 1111081000019
: Ekonomi dan Bisnis
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 29 April 2015
Saurahman
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Saurahman
2. Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta/ 23 Maret 1993
3. Jenis Kelamin
: Laki - Laki
4. Agama
: Islam
5. Tempat Tinggal Sekarang
: Jl. Tanah Seratus No. 18 Rt 02/12,
Ciledug, Tangerang
II.
6. No Handphone/
: 087885025717
7. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1. 1999-2005
: SD Negeri 4 Sudimara Jaya Ciledug
2. 2005-2008
: SMP PGRI 1 Karang Tengah
3. 2008-2011
: SMA Negeri 3 Tangerang
4. 2011-2015
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
III.
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Menjadi anggota Karate FORKI Karang Tengah
2. Menjadi anggota KOPMA UIN
3. Menjadi anggota HMI Kafeis di cabang Ciputat (UIN Jakarta)
v
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze how stock selection, market
timing ability, risk level, fund age and fund size influence mutual fund
performance. Performance of mutual fund itself measured by using the Treynor
index. The data used in this research are monthly data on Net Asset Value (NAV),
SBI, IHSG, yearly data of prospectus of 10 discretionary mutual fund that were
sampled during this research report from 2010-2013.
The data were analyzed using multiple linear regression. As a research
methodology, i used assumption classic test, there are normality test,
multicolinearity test , heteroscedasticity test, and autocorrelation test also i used
F test and t test to examine research’s hypothesis. The result of the F test shows
that the stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size
have influence simultaneously. The t-test result is that stock selection, risk level,
fund age and fund size have an influence toward discretionary mutual fund’s
performance, while market timing ability does not have an influence toward
discretionary mutual fund’s performance.
Keyword : stock selection, market timing ability, risk level, fund age, fund size,
mutual fund’s performance
vi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana pemilihan
sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa
dana terhadap kinerja reksadana campuran. Kinerja reksa dana itu sendiri diukur
dengan menggunakan indeks Treynor. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data bulanan Nilai Aktiva Bersih (NAB), data bulanan SBI, data bulanan
IHSG, dan data tahunan dari prospektus 10 reksa dana campuran yang dijadikan
sampel dengan periode penelitian selama tahun 2010 – 2013.
Data dari penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier
berganda. Metode penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji
normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi selain
itu, saya juga menggunakan uji F dan uji t untuk menguji hipotesis penelitian.
Hasil dari uji F yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilihan sekuritas, market
timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja reksa dana campuran. Hasil dari uji t menyatakan
bahwa pemilihan sekuritas, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana
memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran sedangkan market
timing ability tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran.
Kata Kunci: Pemillihan Sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur
reksa dana, ukuran reksa dana, kinerja reksa dana campuran
vii
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilliahirabbi alamiin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
”Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur
Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksadana
Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”. Shalawat serta salam tidak
lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para
sahabatnya yang telah membawa Agama Islam sebagai Rahmatan lilalamin.
Tujuan utama dari penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada :
1. Kedua orang tua yang saya hormati Bapak Muchlis dan Ibu Ambarwati
atas segala dukungan dan doa-doa yang tak henti-hentinya kepada Illahi
Rabbi Allah SWT. Serta kedua saudara saya Hendra Adiansyah dan Rama
Primadyaz Silva yang selalu memberikan dukungan tiada habisnya.
2. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
3. Ibu Ir. Muniaty Aisyah, MM., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
4. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku pembimbing I, terima
kasih untuk semua waktu dan masukannya, untuk semua motivasi dan
solusi dalam penelitian ini.
viii
5. Ibu Amalia, SE. MSM selaku Pembimbing II, terima kasih atas waktu dan
masukannya dan selalu memberikan motivasi dan solusi dalam penelitian.
6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.
7. Seluruh staf Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan yang maksimal.
8. Para sahabat seperjuangan Manajemen, terima kasih untuk semua
dukungan dan waktu yang telah kita lalui selama ini.
9. Pihak-pihak lain yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
turut membantu terselesaikannya Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak.
Jakarta, 27 Maret 2015
Saurahman
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...........................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..........................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..........................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................
v
ABSTRACT ..................................................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13
A. Landasan Teori .................................................................................. 13
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 49
x
C. Pengaruh Variabel Indepeden Terhadap Variabel Dependen ........... 53
D. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 58
E. Hipotesis ............................................................................................ 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 60
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 60
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 60
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 63
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 64
1. Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 64
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 64
a. Uji Normalitas ...................................................................... 64
b. Uji Multikolinieritas............................................................. 65
c. Uji Heteroskedastisitas......................................................... 66
d. Uji Autokorelasi .................................................................. 67
3. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 69
4. Uji Hipotesis ............................................................................. 69
a. Uji Simultan (Uji F) ............................................................ 70
b. Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 71
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 71
1. Variabel Terikat ........................................................................ 71
2. Variabel Bebas .......................................................................... 73
a. Pemilihan Sekuritas ............................................................ 74
b. Market Timing Ability ......................................................... 75
c. Tingkat Risiko ..................................................................... 76
d. Umur Reksa Dana ............................................................... 77
e. Ukuran Reksa Dana ............................................................. 77
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 80
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 80
B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 81
xi
1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 81
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 83
a. Uji Normalitas ....................................................................... 83
b. Uji Multikolinieritas .............................................................. 86
c. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 86
d. Uji Autokorelasi .................................................................... 89
3. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 91
4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 92
a. Uji Simultan (Uji F) .............................................................. 92
b. Uji Parsial (Uji t) ................................................................... 93
5. Interpretasi Hasil ......................................................................... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 100
A. Kesimpulan ....................................................................................... 100
B. Implikasi ............................................................................................ 101
C. Saran .................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 104
LAMPIRAN ................................................................................................. 107
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 1.1
Keterangan
Halaman
Perkembangan NAB dan UP Reksa
Dana di Indonesia Tahun 2008-2013 ................................
4
Tabel 2.1
Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya .............................. 22
Tabel 2.2
Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio ........................... 25
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu ............................................................ 49
Tabel 3.1
Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ................................. 61
Tabel 3.2
Sampel Reksa Dana Campuran ........................................... 62
Tabel 3.3
Definisi Operasinal Variabel Penelitian .............................. 78
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 81
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ............................... 84
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas .................................................. 86
Tabel 4.4
Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park ............................ 88
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson ........................... 89
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi Melalui Run Test ..................................... 90
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................... 91
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji F) ................................................... 92
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji t) ........................................................ 94
xiii
DAFTAR GRAFIK
Nomor
Grafik 4.1
Keterangan
Halaman
Hasil Uji Normalitas Menggunakan
Normal P-P Plot ................................................................. 85
Grafik 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui
scatter plot ......................................................................... 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1
Mekanisme Kerja Reksa Dana ................................ 32
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran ................................................ 58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran 1
Keterangan
Halaman
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran
Periode Penelitian 2010 – 2013 ............................... 107
Lampiran 2
Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana
Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 ............. 109
Lampiran 3
Return IHSG Periode Penelitian ( Januari
2010 – Desember 2013) .......................................... 111
Lampiran 4
Treynor Measure Periode Penelitian 2010
– 2013 ...................................................................... 113
Lampiran 5
Hasil Olahan SPSS .................................................. 117
Lampiran 6
Tabel Durbin-Watson ............................................. 122
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan investasi di dalam beberapa tahun ini banyak investor
yang tidak memiliki banyak waktu dalam mengelola dananya untuk investasi.
Hal ini tidak terlepas dari terdapatnya berbagai kendala seperti minimnya
pengetahuan investasi pada suatu instrumen tertentu, maupun tidak memiliki
waktu untuk melakukan pengelolaan investasi secara personal. Hal ini
bukanlah masalah yang besar bagi para investor untuk menghalangi
melakukan investasi karena para calon investor dapat memberikan
kepercayaan kepada manajer investasi untuk mengelola dana yang mereka
miliki.
Investasi merupakan usaha bagi pemilik modal dalam meningkatkan
kekayaannya sehingga kebutuhan akan investasi sangat umum sekarang ini.
Setiap investor selalu mengharapkan keuntungan yang besar dari investasi
yang dilakukannya. Namun,setiap keuntungan selalu disertai dengan risiko.
Jadi, semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka akan semakin tinggi
pula risiko yang harus dihadapi. Oleh karena itu, setiap investor perlu
memperhatikan aspek risiko dan return dari setiap investasi yang akan
dilakukannya. Untuk mengurangi risiko suatu investasi, investor dapat
melakukan diversifikasi pada beberapa instrumen investasi.
1
Keinginan
masyarakat
untuk
meningkatkan
penghasilan
agar
kesejahteraan hidupnya semakin meningkat merupakan alasan utama bagi
masyarakat untuk berinvestasi. Investasi adalah salah satu bentuk dari
pengendalian keuangan untuk berjaga akan kebutuhan yang akan datang atau
untuk memperoleh laba maksimal dari uang yang kita miliki. Investasi sektor
riil atau mendirikan sebuah usaha adalah salah satu bentuk investasi yang
memiliki keuntungan besar, namun juga memiliki risiko yang cukup besar.
Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang
perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan
usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga
ekonomi maupun keuangan. Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa
lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan
non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga
keuangan non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi
para pemilik modal.
Reksa dana merupakan solusi untuk mengatasi tingginya biaya
investasi langsung di pasar modal bagi investor yang memiliki modal yang
relatif kecil. Selain itu, adanya reksa dana juga akan mendorong pertisipasi
masyarakat untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dilihat dari sisi
keamanannya, reksa dana tentu merupakan investasi yang terbilang aman
mengingat dasar hukum pendiriannya melalui peraturan perundangan yang
jelas. Sedangkan, dari sisi bisnis, reksa dana juga sangat menguntungkan. Bila
2
bicara soal return, setiap pelaku bisnis tentu mempertimbangkan tingkat
pengembalian ini sebagai faktor dalam pemilihan reksa dana.
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka (Darmadji,
2001: 147). Jadi reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas
(Darmadji, 2001: 147). Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal
Indonesia (Darmadji, 2001: 147).
Terdapat tiga unsur penting dalam reksa dana, yaitu pertama, adanya
dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam
portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi
(Darmadji, 2001: 148). Portofolio efek itu sendiri adalah kumpulan surat
berharga seperti saham, obligasi, SBI, deposito berjangka, surat berharga
pemerintah, dan surat berharga pasar uang. Oleh karena itu reksa dana
merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai
instrumen investasi yang tersedia di pasar (Prasetya, 2010: 1).
Reksa dana mulai diperdagangkan di Indonesia sejak tahun 1995
dengan diterbitkan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal.
Adanya kemudahan investasi membuat perkembangan reksa dana semakin
pesat sampai tahun 1997. Pengertian reksadana menurut undang-undang pasar
3
modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, Reksa Dana adalah wadah yang
digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi.
Tabel 1.1
Perkembangan NAB dan UP Reksa Dana di Indonesia
Tahun 2008-2013
No.
Tahun
1
2
3
4
5
6
Total
2008
2009
2010
2011
2012
2013
IDR
Total NAB
73.259.964.417.955,25
109.050.523.922.678,70
93.113.000.389.068,65
163.124.028.249.957,91
182.567.875.953.169,78
185.206.340.958.430,28
807.230.733.891.285,00
Jumlah Unit
60.837.794.453,64
69.708.202.522,26
58.335.573.927,48
98.519.792.701,06
112.799.247.919,70
119.751.985.769,16
519.952.597.293,30
Sumber : www.ojk.go.id
Seperti yang tertera pada tabel 1.1 di atas, jumlah Nilai Aktiva Bersih
(NAB) beserta jumlah unit yang dihasilkan oleh keseluruhan jenis reksa dana
di Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tidak
terlepas dari perhatian masyarakat kepada reksa dana sebagai peluang
investasi yang menarik. Karena reksa dana mampu memberikan return yang
lebih tinggi dibandingkan pasar apabila investor memilih reksa dana secara
tepat sesuai dengan tujuan investasinya.
Pertumbuhan reksa dana di Indonesia semakin berkembang pesat
hingga saat ini. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya perekonomian di
Indonesia selepas masa krisis di tahun 2008. Dengan semakin berkembangnya
instrumen reksa dana, maka masalah yang dihadapi oleh investor adalah
bagaimana cara memilih alternatif reksa dana terbaik yang ada berdasarkan
4
kinerja portofolionya. Hal yang menjadi fokus utama disini adalah apakah
portofolio yang telah diberikan oleh manajer investasi dapat memberikan
perkiraan tingkat imbal hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pengukuran
kinerja reksa dana beserta faktor yang mempengaruhi kinerja dari reksa dana
itu sendiri merupakan hal utama yang dibahas di dalam penelitian ini.
Pertumbuhan reksa dana campuran di tahun 2009 ini juga cukup besar,
meskipun masih berada dibawah reksa dana saham dan reksa dana pendapatan
tetap, namun lebih tinggi dari reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran
tetap berhasil mencetak pertumbuhan yang signifikan dengan mengandalkan
gabungan portofolio antara saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Reksa
dana campuran di awal 2009 ini berhasil mencetak pertumbuhan NAB sebesar
20% selama periode Januari sampai Mei 2009, dari Rp. 10,195 trilliun pada
bulan Januari menjadi Rp. 12,44 trilliun pada bulan Mei.
Terkait proyeksi kinerja indeks acuan yang masih optimis bertumbuh,
kinerja Reksa Dana pun secara rata-rata juga masih berpeluang tumbuh yang
tercermin pada proyeksi kinerja indeksnya masing-masing. Sepanjang 2013,
kinerja indeks Reksa Dana saham diperkirakan tumbuh sekitar 11%-15%.
Kinerja indeks Reksa Dana pendapatan tetap diperkirakan juga masih tetap
tumbuh meskipun sedikit konservatif sekitar 5.5%-7%. Untuk kinerja kinerja
indeks Reksa Dana campuran diperkirakan tumbuh sebesar 8.5%-11.5% atau
berada di antara kinerja jenis saham dan pendapatan tetap karena sifat basis
alokasi portofolio reksa dananya yang cenderung tersebar pada berbagai jenis
instrumen investasi, seperti Saham, Obligasi, dan Pasar Uang.
5
Mengandalkan gabungan portofolio antara saham, obligasi dan
instrumen pasar uang, reksa dana campuran memiliki tingkat risiko yang
relatif lebih kecil bila jika dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Return yang
ditawarkan cenderung lebih stabil sebanding dengan risiko yang kecil
sehingga sangat cocok untuk investor pemula dan konservatif.
Reksa dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor
menginginkan bentuk investasi yang terdiri dari efek ekuitas dan efek hutang.
Tingkat pengembalian dan risiko menerima risiko yang tinggi, reksa dana
campuran merupakan alternatif untuk reksa dana campuran berada ditengah –
tengah antara reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Untuk para
investor yang kurang berani untuk investasi pengganti reksa dana saham.
Reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek
hutang maupun equitas dengan proporsi alokasi aset yang lebih fleksibel
(Pratomo, 2001: 74). Perbandingan alokasi aset pada reksa dana campuran ini
tidak termasuk ke dalam kategori reksa dana saham dan reksa dana
pendapatan tetap yang telah memiliki alokasi aset yang telah ditetapkan. Dari
sisi pengelolaan investasi, fleksibilitas reksa dana campuran ini dapat
dimanfaatkan untuk berpindah - pindah pengalokasian aset dari saham ke
deposito ataupun obligasi atau sebaliknya tergantung pada keadaan pasar
dengan melakukan aktivitas trading atau disebut juga market timing ability.
Market timing memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil
investasi maupun untuk menurunkan risiko (Pratomo, 2001: 74). Kondisi
6
makro ekonomi Indonesia saat ini sangat stabil dan ini bisa dijadikan acuan
bagi para investor yang ingin berinvestasi di reksa dana campuran.
Manajer Investasi dalam mengelola dana antara reksa dana yang satu
dengan yang lainnnya berbeda-beda. Literatur investasi umumnya menyatakan
bahwa market timing sangat sulit dilakukan, sehingga manajer investasi lebih
sering mengandalkan kemampuan pemilihan saham untuk mendapatkan return
yang abnormal (superior). Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika
nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity
dan ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya
kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer
investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar
dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro,
2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk
Nitzsche (2012) dimana dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang
berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan
negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market
timing ability, 40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing dan
adanya penurunan antara 150 hingga 95 reksadana yang tidak memiliki
kemampuan market timing.
Pengukuran risiko dari reksa dana akan membantu investor dalam
menentukan jenis reksa dana yang akan diinvestasikan, sehingga investor
diharapkan dapat terhindar dari kerugian berinvestasi yang disebabkan oleh
kinerja yang buruk dari reksa dana serta Manajer Investasi dapat memberikan
7
return yang diharapkan oleh investor. Hal ini dikarenakan adanya faktor
eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Prasetya dan Bandi (2010) menyatakan bahwa tingkat risiko
memiliki pangaruh terhadap kinerja reksa dana, dimana semakin tinggi tingkat
risiko, semakin tinggi pula tingkat return yang diperoleh sehingga
meningkatkan kinerja reksa dana. Sedangkan menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa tingkat risiko
signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana.
Umur reksa dana, semakin tua umur reksa dana semakin baik
kinerjanya karena pengalaman yang dimiliki cukup untuk dapat dipercaya
sebagai instrumen dan pengelola dana investor sehingga memberikan return
yang diharapkan. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan
memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat
memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao,
2000, dalam Akbarini, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams
(2002) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh usia reksa dana dengan
kinerja reksa dana yang dimana tingkat pengembalian reksa dana usia lebih
muda cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia
yang lebih tua. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh See
dan Jusoh (2012) yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja reksa dana.
8
Ukuran reksa dana mencerminkan bahwa semakin besar aset yang
dikelola manajer investasi, maka makin efisien pengelolaan dananya dan
potensi imbal hasilnya juga makin baik. Semakin besar ukuran aset yang
dikelola akan memberikan fleksibilitas, meningkatkan bargaining power serta
memudahkan terciptanya economies of scale yang dapat berdampak pada
penurunan biaya sehingga akan berdampak positif terhadap kinerja (Chan et,
al., 2009). Besar kecilnya ukuran suatu reksa dana akan mempresentasikan
jumlah kapitalisasi pasar reksa dana. Dalam banyak penelitian yang dilakukan
untuk
menginvestigasi
pengaruh
ukuran
terhadap
excess
return
mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko
yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko
yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014:
118). Penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa
ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan
menurut Dalquist M. et, al., (2000) fund size tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja reksa dana.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan fokus utama
kegiatan yang dilakukan oleh manajer investasi dalam mengelola kinerja reksa
dana, terutama pada kebijakan pemilihan sekurirtas, market timing, tingkat
resiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana. Sehingga mendorong saya
sebagai penulis ingin membuat karya tulis berupa skripsi dengan judul
“Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Resiko,
9
Umur Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa
Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur
reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja
reksa dana campuran secara simultan.
2. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur
reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja
reksa dana campuran secara parsial.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah :
a. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability,
tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki
pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan.
b. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability,
tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki
pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial.
10
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat antara lain adalah :
a. Bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan
terhadap reksadana secara teoritis maupun dalam dunia nyata, serta
pengaplikasian pengetahuan yang selama ini didapat selama masa
perkuliahan.
b. Bagi investor dan calon investor
Hasil penilaian kinerja yang disajikan dalam penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan
bagi investor dalam menentukan pilihannya berinvestasi melalui
Reksadana.
c. Bagi Manajer Investasi
Hasil penelitian ini juga memberikan informasi kepada Manajer
Investasi bagaimana pengaruh variable – variable dalam penelitian ini
terhadap kinerja reksa dana campuran yang mereka kelola sehingga
Manajer Investasi dapat mengetahui langkah selanjutnya untuk
meningkatkan kinerja reksa dana campuran dengan meningkatkan
return dan memperkecil risiko.
11
d. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, sehingga dapat
dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya serta diharapkan
penelitian ini dapat melengkapi penelitian terdahulu.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investment is an area of finance focuses on the behavior of
financial markets and the pricing of securities. An investment manager’s
task, for example, may include valuing common stocks, selecting securities
for a pension fund, or measuring a portfolio’s performance (Fabozzi dan
Peterson, 2003: 3).
Investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain
dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan (Bodie,
2014: 1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil maupun aset finansial.
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan
return
dimasa-masa
yang
akan datang.
Keputusan
penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas
yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah, 2006: 4).
Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi
(Pratomo, 2001: 6), yaitu :
13
a. Adanya kebutuhan masa depan yang belum mampu untuk dipenuhi
sehingga uangnya diinvestasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan
return.
b. Adanya keinginan untuk menambah nilai aset, adanya kebutuhan
untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki.
c. Karena adanya inflasi.
Setiap investasi selain diharapkan memberikan return, juga
memberikan
risiko.
Dalam
konteks
manajemen
investasi,
risiko
merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang
diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai
secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti
semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2009: 73).
Berdasarkan teori portofolio oleh Markowitz (1927), portfolio
berkaitan dengan estimasi yang dilakukan investor terhadap ekspektasi
risiko dan return yang diberikan. Portofolio mengidentifikasi diversifikasi
sebagai cara untuk menyebar risiko (Bodie, 2014: 388). Diversifikasi
adalah portofolio yang mengkombinasikan aset dengan beragam instrumen
investasi untuk meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang
dihasilkan. Dengan adanya diversifikasi, portfolio akan lebih aman karena
risiko tersebar pada beragam instrumen investasi, dengan mengumpulkan
dana investor, perusahaan investasi memungkinkan investor memegang
sebagian kecil dari banyak sekuritas yang berbeda (Bodie, 2014: 97)..
Sehingga investor akan mendapatkan return seperti yang diharapkan. Cara
14
paling sederhana dan populer dalam menyesuaikan imbal hasil dengan
risiko portofolio adalah membandingkan tingkat hasil dengan dana
investasi lain yang memiliki karakteristik risiko serupa (Bodie, 2014: 361).
2. Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13).
Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber
pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen
keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas) (Nasarudin dan Surya,
2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus
memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang akan diperoleh dan risiko
yang mungkin terjadi. Para pelaku pasar (individu atau badan usaha) yang
memiliki kelebihan dana melakukan investasi dengan membeli surat
berharga yang ditawarkan oleh emiten di pasar modal. Sebaliknya, di
tempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana, menawarkan surat
berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar
modal sebagai emiten.
Investasi di pasar modal menurut Frank Fabozzi et.al., to seek
maximize the expected return, given some level of risk they are willing to
accept. Portfolio that satisfy this requirement are called efficient (or
optimal) portfolios (Nasarudin dan Surya, 2004: 12).
15
Menurut Anoraga dan Pakarti (2006: 54) instrumen pasar modal
sebagai “Semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di
bursa”. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang.
Instrumen yang paling umum diperjual belikan melalui Bursa Efek di
Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, rights, opsi, dan warran.
Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana
(supplier of fund) dengan menggunakan dana (user of fund) untuk tujuan
investasi jangka menengah (middle-term investment) dan panjang (longterm investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud
efek. Pemilik dana menyerahkan sujumlah dana dan penerima dana
(perusahaan terbuka) menyerahkan sejumlah dana dan pemilik dana
menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek (Nasarudin dan Surya,
2004: 10).
3. Reksa Dana
Mutual fund berasal dari kata fund dimana Giles (2003)
menyatakan “Fund is a pool of money contributed by range of investors
who may be individuals or companies or other organisations, which is
managed and invested as a whole, on behalf of those investors.”
(Manurung, 2007: 1)
Definisi reksa dana dari UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio
16
efek oleh Manajer Investasi. Pozen (1998) menyatakan bahwa “A mutual
fund is an investment company that pool money from shareholders and
invests in a diversified of securities.” (Manurung, 2007: 2)
Definisi yang telah diuraikan sebelumnya yang terdiri dari
beberapa pengertian dapat dilihat reksa dana mempunyai beberapa
karakteristik yaitu pertama, kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa
dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang
menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan
berbagai variasi. Kedua reksa dana dikelola oleh manajer investasi.
Manajer investasi yang sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan
untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam
(Badan Pengawasan Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan
berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai orang yang
mempunyai izin sebagai pengelola dana. Ketiga, diinvestasikan kepada
efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan
dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi
seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang
jangka panjang, obligasi dan efek saham maupun efek yang berisiko tinggi
seperi opsi, future, dan sebagainya. Manajer Investasi melakukan investasi
pada masing-masing instrument tersebut mempunyai besaran yang sering
disebut alokasi asset yang berbeda–beda sesuai dengan perhitungan
manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat
pengembalian yang diharapkan. Keempat reksa dana merupakan investasi
17
jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan jangka panjang
merupakan refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya reksa dana
melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti
obligasi dan saham. Dengan karakteristik ini reksa dana tidak dapat
dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan. Kelima, reksa
dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana
karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Risiko
reksa dana juga terkadang terjadi karena tidak kesengajaan, misalkan ada
dana tunai yang masuk ke reksa dana dan Manajer Investasinya sedang
rapat seharian dan lupa memasukan penempatan dana sehingga tingkat
pengembalian reksa dana turun. (Manurung, 2007: 2)
a. Jenis – Jenis Reksa Dana
1) Reksa Dana Menurut Bentuknya
Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1, berdasarkan bentuknya
reksa dana ada 2 jenis, yaitu :Reksadana Perseroan dan Reksadana
Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini samasama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada
berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar
modal maupun di pasar uang.
18
(a) Reksa Dana Perseroan (corporate type)
Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit
reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan
selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada
berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar
modal maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan
dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan
yang tertutup dan reksadana Perseroan terbuka (Darmadji, 2001:
149). Reksa Dana perseroan memiliki ciri–ciri sebagai berikut:
(1) Kekayaan Reksa Dana dikelola berdasarkan pada kontrak
antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang
telah ditunjuk.
(2) Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan pada kontrak
antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian.
(b) Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (contractual type)
Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit
penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi
wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah
yang
lebih
populer
dan
jumlahnya
semakin
bertambah
dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk Perseroan
19
(Darmadji, 2001: 149), sebagaimana diatur dalam Penjelasan
pasal 18 ayat (1) undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang
pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas pasar modal dan
lembaga keuangan, seluruh reksadana yang ada di Indonesia saat
ini berbentuk kontrak investasi kolektif. Reksa Dana bentuk ini
mempunyai ciri–ciri sebagai berikut :
(a) Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
(b) Manajer Investasi mengelola Reksa Dana berdasarkan
kontrak.
(c) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan
Bank Kustodian dilakukan berdasarkan kontrak yang telah
disepakati.
2) Reksa Dana Menurut Sifatnya
Seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 2, reksa dana memiliki dua sifat,
yaitu :
(a) Reksa Dana Bersifat Tertutup (Closed–End Fund)
Reksa Dana Tertutup (Closed-End Fund) merupakan
reksa dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan dan
menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban
untuk membeli saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara
20
menjual/mengalihkan saham/unit penyertaan yang dimilikinya
kepada investor lain yang berminat. Apabila pemilik saham
hendak menjual sahamnya, dal tersebut harus dilakukan
melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut
dicatatkan (Darmadji, 2001: 150).
(b) Reksa Dana Bersifat Terbuka (Open–End Fund)
Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) merupakan
Reksa Dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan atau
menawarkan
dan
menjualnya
kepada
investor
sampai
sejumlah kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
Reksa dana terbuka lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih
mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham reksa dana
tertutup. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali
saham/unit setiap saat. Manajer Investasi reksa dana melalui
Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per
saham/unit saat itu (Darmadji, 2001: 150).
21
Tabel 2.1
Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya
PT. Reksa Dana Tertutup
Menjual sahamnya pada penawaran umum
perdana sampai batas modal dasar
Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek
PT. Reksa Dana Terbuka
Menjual sahamnya secara terus-menerus
sepanjang ada pemodal yang membeli
Saham reksa dana tidak perlu dicatat di
bursa efek
Investor tidak dapat menjual kembali saham Investor dapat menjual kembali saham
yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi yang dimilikinya kepada reksa dana
kepada investor lain melalui bursa
Harga
jual/beli
saham
tergantung Harga jual/beli saham antara PT Reksa
penawaran dan permintaan antar investor di Dana dengan investor didasarkan atas
bursa
Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham
yang dihitung oleh Bank Kustodian
Sumber : Pratomo, 2001: 46
3) Reksa Dana Menurut Portofolio Investasi
Dilihat dari portofolio investasinya, dari sisi peraturan
Bapepam nomor IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian
nilai, Reksa Dana di Indonesia berdasarkan potofolio terdiri dari
empat kategori yaitu (Manurung, 2007: 298) :
(a) Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa dana ini didefinisikan sebagai reksa dana yang
melakukan investasi 100% pada efek pasar uang (Pratomo,
2001: 68). Reksadana yang investasinya ditanam pada efek
bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu
tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dari
pemelihara modal (Darmadji, 2001: 150).
22
Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam
kategori ini meliputi deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang
lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun (Pratomo,
2001: 68).
(b) Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana
yang
melakukan
investasi
sekurang-
kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam
bentuk efek bersifat utang. (Darmadji, 2001: 151). Efek bersifat
hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk
bunga, seperti deposito, obligasi syariah, SBI, dan instrumen
lain (Pratomo, 2001: 71). Reksa Dana Pendapatan Tetap
merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling
baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3
tahun) dengan resiko menengah. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil (Darmadji,
2001: 151).
(c) Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat
Ekuitas (Darmaji, 2001: 151). Karena investasinya dilakukan
pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari jenis reksa dana
23
lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang
paling tinggi diantara reksa dana jenis lainnya. Berbeda dengan
efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana
investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga,efek saham
umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa
capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain
hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain
berupa dividen. (Pratomo, 2001: 72).
(d) Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)
Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek
bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang (Darmadji, 2001: 151).
Tidak seperti RDPU, RDPT dan RDS yang mempunyai batasan
alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa dana campuran
dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun
ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel (Pratomo, 2001:
72). Reksa Dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk
investor untuk berinvestasi yang menginginkan berinvestasi
yang sekaligus terdiri dari efek ekuitas dan efek utang. Tingkat
pengembalian dan risiko Reksa Dana campuran berada
ditengah–tengah antara Reksa Dana pendapatan tetap dan
Reksa Dana saham. Untuk para investor yang kurang berani
24
menerima risiko yang tinggi, Reksa Dana campuran merupakan
alternatif untuk investasi untuk pengganti Reksa Dana saham.
Tabel 2.2
Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio
No.
Klasifikasi
1
Reksa Dana Melakukan alokasi investasi 100%
Pasar Uang dari keseluruhan dana yang dikelola
di dalam instrument pasar uang
Reksa Dana Melakukan investasi sekurangPasar
kurangnya 80% dari dana yang
Saham
dikelolanya dalam efek bersifat
ekuitas
Reksa Dana Melakukan investasi sekurangPendapatan kurangnya 80% dari dana yang
Tetap
dikelola (aktivanya) dalam bentuk
efek bersifat utang
Reksa Dana Alokasi investasi pada efek ekuitas
Campuran
(saham) maupun efek utang
(obligasi dan deposito) tanpa
minimal alokasi dana.
2
3
4
Alokasi Investasi
Tujuan Investasi
Tingkat
Risiko
Rendah
Liquiditas
Mempertahanka
n Modal
Pertumbuhan
Tinggi
Harga Saham/
Up
dalam
Jangka Panjang
Pendapatan
Menengah
Yang Stabil
Pertumbuhan
Menengah
Harga
dan –
Pendapatan
Tinggi
Jangka
Waktu
<
1
Tahun
>
5
Tahun
1 – 3
Tahun
3 – 5
Tahun
Sumber : Pratomo, 2001: 68-79
4) Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi
Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan
atas (Darmadji, 2001: 151):
(a) Growth Fund
Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar
pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya
mengalokasikan dananya pada saham.
25
(b) Income Fund
Reksadana
yang
mengutamakan
pendapatan
konstan.Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada
surat hutang dan obligasi.
(c) Safety Fund
Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada
pertumbuhan.Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan
danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat
deposito dan surat hutang jangka pendek.
b. Pengelolaan Reksadana
Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan
reksadana. Pertama adalah Manajer investasi. Manajer investasi
merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi
reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor.
Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi
syarat – syarat yang diajukan (Pratomo, 2001: 42). Salah satunya
adalah ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah
mendapat ijin perorangan sebagai wakil manajer investasi yang baru
diperoleh setelah calon wakil manajer investai tersebut mengikuti ujian
26
yang diadakan oleh asosiasi standar profesi pasar modal. (Pratomo,
2001: 42).
Manajer
investasi
memiliki
beberapa
hal
yang
harus
diperhatikan meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai
berikut (Darmadji, 2001: 155):
1) Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam
pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan
Bapepam, antara lain (Darmadji, 2001: 155):
(a) Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam
mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam
portofolio reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam
kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai
dengan perundang undangan pasar modal.
(b) Memperhatikan
dan
mematuhi
Pedoman
Pengelolaan
Reksadana (peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1)
(c) Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat
menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola.
(d) Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio
reksadana dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai
dengan peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada
pukul 17.00 setiap hari kerja.
27
(e) Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap
pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak,
kecuali semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi
sendiri.
(f) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas
sebaik
mungkin
semata-mata
untuk
kepentingan
pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggung jawab
penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan
kewajibannya.
(g) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan
Manajer Investasi.
(h) Terus-menerus
meningkatkan
sistem
pengawasan
intern
dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan.
(i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan pemegang unit
penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana.
(j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Larangan Bagi Manajer Investasi
Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan peraturan
Bapepam, Manajer Investasi dibatasi atau dilarang dalam beberapa
hal yaitu (Darmadji, 2001: 156):
28
(a) Memilki saham/unit penyertaan untuk kepentingan dan atas
nama pihak lain.
(b) Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi
dari perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal
manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara
perdagangan efek.
(c) Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung
maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer
investasi yang bersangkutan. Atau pihak afiliasi untuk membeli
atau menjual efek untuk reksadana. Apabila melanggar
diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
dan denda paling banyak Rp 1 Miliar.
(d) Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum (IPO),
kecuali untuk efek pasar uang.
(e) Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum
dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya.
3) Bank Kustodian
Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu
bank
dalam
bidang
penyimpanan
surat
berharga
serta
administrasinya (Pratomo, 2001: 43). Bank kustodian meliputi
penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan
pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah mendapat persetujuan
29
dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer
investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank
kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam
pasal 25 ayat (2) undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995.
Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut (Darmadji, 2001:
156):
(a) Melakukan pembukuan sesuai dengan pedoman akuntansi
reksadana (peraturan bapepam nomor VIII.g.8).
(b) Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya
sendiri.
(c) Menghitung nilai aktiva bersih (NAB)/unit penyertaan setip
hari bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang
termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya.
(d) Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi
sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan
Bapepam nomor X.D.1.
(e) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugas sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit
penyertan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas
kerugian
yang
timbul
karena
tidak
melaksanakan
kewajibannya.
30
(f) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan
Bank Kustodian.
(g) Mendaftarkan/mencatatkan portofolio efek reksadana dalam
daftar pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk
kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana.
(h) Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern
dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan.
(i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang
unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan
reksadana.
(j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
c. Mekanisme Kerja Reksa Dana
Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksa dana, selain
melibatkan Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor juga
melibatkan pelaku (perantara) di pasar modal (broker, underwriter)
serta di pasar uang (bank) serta pengawasan yang dilakukan oleh
Bapepam. Gambar 2.1 menjelaskan mekanisme kerja dalam reksa dana
berbentuk KIK (Pratomo, 2001: 43).
31
Gambar 2.1
Mekanisme Kerja Reksa Dana
LAPORAN BULANAN
BAPEPAM
PENGAWASAN
1
MANAJER
INVESTOR
INVESTASI
2
8
6
3
PERANTARA
5
7
10
4
PASAR MODAL
& PASAR UANG
9
BANK KUSTODIAN
REKSA DANA
Sumber : Pratomo, 2001: 43
Keterangan:
1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali
(pencairan) Unit Penyertaan.
2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran
hasil penjualan kembali.
3. Perintah transaksi investasi.
4. Eksekusi transaksi investasi.
5. Konfirmasi transaksi.
6. Perintah penyelesaian transaksi
7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta
32
8. Informasi Nilai Aktiva Bersih/Unit secara harian melalui media
massa.
9. Laporan valuasi harian dan bulanan.
10. Laporan bulanan kepada Bapepam.
d. Keuntungan dan Risiko Reksa Dana
Dalam
berinvestasi
di
Reksa
Dana
setiap
investor
mengharapkan return yang tinggi dan risiko yang kecil. Reksa Dana
terus dicari oleh para investor untuk mengganti investasi dari
instrumen lain. Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang
lebih tinggi dari deposito. Di dalam Reksa dana terdapat resiko dan
tidak terjaminya tingkat pengembalian.
1) Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana
Reksadana
memberikan
keuntungan
bagi
investor.
Beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara
lain sebagai berikut (Sunariyah, 2006: 246):
(a) Mendapat dividen dan bunga
Investasi
pada
saham
kemungkinan
memberikan
pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil
investasi seperti deposito dan obligasi.
33
(b) Distribusi laba capital
Merupakan
keuntungan
yang
dibayarkan
kepada
pemegang reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana
yang dimiliki.
(c) Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko
Diversifikasi
portofolio
suatu
reksadana
akan
mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan
pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar,
tidak sebesar seseorang yang membeli dua jenis saham atau
efek secara individual.
(d) Biaya Rendah
Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal
dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya
kemampuan
untuk
melakukan
investasi
maka
akan
menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi
akan lebih rendah dibandingkan dengan investor individu yang
melakukan transaksi sendiri pada bursa.
(e) Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham
di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan
secara umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke
instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga
agar investasi pemodal selalu menguntungkan.
34
(f) Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham
atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat
masing – masing reksadana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya. Terbuka wajib membeli kembali saham/unit
penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
(g) Pengelolaan Portofolio yang Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh
Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya
dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat
penting
mengingat
pemodal
individual
pada
umunya
mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat
melakukan riset secara langsung dalam menganalisis efek serta
mengakses informasi di pasar modal.
2) Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana
Seperti halnya pada investasi lainnya, reksa dana disamping
mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko
yang perlu dipertimbangkan. Risiko yang terkandung dalam setiap
tipe reksadana besarnya berbeda-beda (Sunariyah, 2006: 251).
Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula
risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu
mendapatkan pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara
lain (Sunariyah, 2006: 251) :
35
(a) Berkurangnya unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio
reksa dana yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan.
(b) Risiko likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian
besar unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi
secara bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang
tunai bagi pembayaraan tersebut.
(c) Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang
politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,
tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal
tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk
dalam portofolio reksadana.
(d) Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana
sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim
hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang
bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun
pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang
disimpan pada bank kustodian. Perlindungan terhadap aset
reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan
adalah sangat penting.
(e) Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat
sehingga NAV harian suatu saham reksadana tidak bisa
dihitung dengan akurat.
36
(f) Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak
jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana,
terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan kepada
masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan
informasi yang sejujurnya tentang kebijakan dan risiko-risiko
investasi reksadana.
(g) Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari
pemegang
saham
tertentu/kelompok.
Tujuan
utama
didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan
para pemodal reksadana, bukan untuk para pemegang saham
tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya
risisko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk
memberikan sepenuhnya pada investor.
e. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV)
merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari
nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana
dapat berupa kas, deposito, SBI, saham, obligasi, right dan efek lainya.
Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi
yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian
efek yang belum dilunasi (Akbarini, 2004).
37
NAB mencerminkan keuntungan dan kerugian yang diterima
investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi dalam
reksadana, peningkatan NAB menunjukan bertambahnya nilai
investasi pemegang unit penyertaan atau saham (Bodie, 2014).
Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai investasi
yang dimiliki para investor. Berdasarkan informasi NAB yang
transparan kepada umum, setiap orang dapat menghitung tingkat
pengembalian reksadana selama satu periode pengamatan. Dalam
Bodie Keane (2014: 98) rumus untuk menghitung NAB reksadana
adalah sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
f. Pengukuran Kinerja Reksa Dana
Banyaknya reksa dana yang beredar akan memaksa investor
untuk menilai kinerja reksa dana sebelum melakukan investasi.
Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat
bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko
yang diambil untuk memperoleh return tersebut. Setiap metode yang
digunakanpun memiliki kriteria yang berbeda satu sama lain. Metode
pengukuran kinerja reksa dana antara lain :
38
1) Sharpe Ratio (Reward to Variability Ratio/RVAR)
Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun
1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah
salah
satu
metode
pengukuran
kinerja
portofolio
dengan
memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada
konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga.
Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko (risk
premium) portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh
standar deviasi ( ). Metode ini menghitung hasil dari pertukaran
(trade off) volatilitas (total) (Bodie, 2014: 362).
Premi risiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata
kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi
bebas risiko (
– Rf). Sedangkan standar deviasi merupakan
risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang
dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio
mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi (kompensasi)
yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin
besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula
kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko
yang diambil. Formulasi metode ini yaitu membagi risk premium
dengan standar deviasi (Pratomo, 2001: 195) :
𝑆𝑅𝐷 =
𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹
𝜎
39
Dimana :
=
Nilai dari Sharpe Ratio
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu
= Standar deviasi Reksa Dana untuk sub periode tertentu
Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan investasi
pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karena risiko yang muncul
saat berinvestasi, reksa dana diharapkan memberikan return yang
lebih besar dibandingkan kinerja investasi yang bebas risiko.
Sedangkan standar deviasi merupakan risiko total dari suatu reksa
dana.
2) Treynor Index (Reward to Volatility/RVOL)
Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor
pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to
volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini
menggunakan konsep garis pasar sekuritas (security market line)
sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total
dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan
bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik
maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang
40
dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis
atau beta ( ). Treynor Index mneghasilkan kelebihan imbal hasil
(excess return) per unit risiko, namun menggunakan risiko
sistematis dan bukan risiko total (Bodie, 2014: 362). Semakin
besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula
kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit
fluktuasi
pasar.
Pengukuran
kinerja
reksa
dana
dengan
menggunakan metode pengukuran Treynor adalah (Pratomo, 2001:
196):
𝑇𝑅𝐷 =
𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹
𝛽
Dimana:
= Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu
β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor
bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang
berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan
mendapat
peringkat
yang
tinggi
untuk
Treynor
namun
41
peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe (Pratomo,
2001: 196).
Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik
akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis
pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas
menunjukkan perbedaan baik dan buruknya diversifikasi portofolio
tersebut relatif terhadap portofolio sejenis (Pratomo, 2001: 197).
3) Jensen Alpha (Differential Return Measures)
Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael
C. Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih
antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan
return portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return
measures yang dilandasi oleh konsep CAPM. Metode Jensen
adalah rata-rata imbal hasil portofolio di luar hasil prediksi CAPM,
menggunakan beta-portofolio dan rata-rata imbal hasil pasar
(Bodie, 2014: 362). Sama halnya dengan Treynor Index, metode ini
juga menggunakan security market line sebagai patok duga.
Metode Jensen Alpha sendiri dapat diukur dengan
persamaan lain yang memiliki tujuan sama dalam mengukur
kinerja reksa dana yaitu dengan rumus (Pratomo, 2001: 197):
(𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 ) = 𝛼 + 𝛽(𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑃 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 )
42
Dimana:
= Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu
= kinerja pasar
β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Metode pengukuran alpha untuk periode waktu sampel adalah:
𝛼 = (𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 ) − 𝛽(𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑃 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 )
Dimana:
= Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu
= kinerja pasar
β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Metode ini mengestimasikan return portofolio sebagai
fungsi linear dari risiko sistematis, return nyata pada portfolio
pasar, return bebas risiko dan random error. Metode pengukuran
43
Jensen Alpha menggunakan data return dan return bebas risiko
setiap periode dari waktu ke waktu.
Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan
kinerja portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha
negatif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang
inferior. Nilai alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol,
yang artinya kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio
pasar. Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang
menggunakan rata-rata kinerja untuk sub periode tertentu
(misalnya bulanan atau tahunan), metode Jensen menggunakan
data setiap periode (dalam hal ini mingguan) dari waktu ke waktu
(time series) (Pratomo, 2001: 198).
Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk
positif yang
semakin tinggi menunjukkan kinerja reksa dana yang semakin
baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko
lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki
toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih reksa
dana, investor tersebut dapat menyesuaikan dengan tingkat risiko
yang dimilikinya (Pratomo, 2001: 198).
g. Pemilihan Sekuritas
Selectivity is an ability to pick stocks that outperform the
overall stock market (Hirschey, 2008: 141). Menurut Corrado (2002:
44
56) security selection is selection of specific securities wihin a
particular class.
Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer investasi
untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portofolionya sehingga
mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen
inventasi menyatakan bahwa kemampuan market timing sangat sulit
dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari manajer investasi sangat
diandalkan untuk mendapatkan return yang superior (Gumilang dan
Subiyantoro, 2008: 11).
h. Market Timing Ability
Market timing is an investment style that atemps to buy into the
stock market before a bull market move and sell before a bear market
move (Hirschey, 2008: 141). Pengertian lebih lanjut market timing is
an investment decision you must make is wheather you will try to buy
and sell in anticipation of the future direction of the overall market
(Corrado, 2002: 55).
Market timing ability merupakan kemampuan Manajer
Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset instrumen
investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu
untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan
Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti
menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau
45
market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market
timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi
menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar
dibandingkan
dengan
excess
return
market
(Gumilang
dan
Subiyantoro, 2008: 12). Dengan dimilikinya kemampuan tersebut,
Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko
sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan
ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Market
timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer Investasi akan
mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan
portofolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan harga
saham yang mungkin terjadi. Selain itu, adanya pengetahuan mengenai
keadaan pasar yang sedang dalam keadaan bullish atau bearish akan
membantu Manajer Investasi menjual dan membeli saham tepat waktu.
i. Tingkat Risiko
Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di
masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang
merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat
kembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2009: 73).
Ada beberapa aspek yang menyebabkan Reksa Dana berisiko yaitu
Pertama, dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada
46
portofolio efek. Kedua, dengan adanya instrument yang bervariasi
maka mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda–beda. Ketiga, di
dalam Reksa Dana mempunyai arus kas yang berubah–ubah setiap
saat. Keempat, risiko di dalam Reksa Dana juga dipengaruhi oleh
keahlian manajer investasi dalam mengelola reksa dana (Manurung,
2007: 59).
j. Umur Reksa Dana
Umur dari reksa dana mengindikasikan kapan suatu reksa dana
mulai diperdagangkan di pasar modal. Banyak investor yang lebih
menyukai reksa dana yang berumur lebih lama. Reksa dana yang
memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih
panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang
lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004).
Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasinya
di dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu
reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman di
dalam mengelola portofolio bila dibandingkan dengan reksa dana yang
berumur lebih muda.
Dalam berinvestasi reksadana sebaiknya memilih reksa dana
yang dikeluarkan oleh manajer investasi yang memiliki pengalaman
sekurangnya lima tahun, karena 5 tahun dianggap sebagai masa rata-
47
rata satu siklus industri di pasar modal (Cahyono, 2000, dalam
Akbarini, 2004).
k. Ukuran Reksa Dana
Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah
kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu
alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan
dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam
banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh
ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang
lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan
akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146).
Ada 2 macam pandangan investor dalam memandang besar
kecilnya aset yang dikelola suatu reksa dana berkaitan dengan
kinerjanya. Di satu sisi ada investor yang beranggapan reksa dana yang
mengelola aset yang kecil memiliki kinerja yang lebih baik karena
kefleksibilitasan sering menjadi keunggulan bersaingnya, sebab
manajer investasi dapat dengan cepat mengantisipasi perubahan pasar,
dapat pindah dari satu saham ke saham lainnya dengan mudah. Di sisi
lain, ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola asset
besar memiliki kinerja yang lebih baik, karena selain menunjukkan
tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana juga
48
memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik
serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga
dapat menghasilkan return lebih tinggi (Chan et, al., 2009).
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Tabel Penelitian Terdahulu
No
1
2
Peneliti
Judul
Penelitian
Michael V. “Analisis
Panjaitan
Kemampuan
(2012)
Stock Selection
dan
Market
Timing
Manajer
Investasi Pada
Reksa Dana
Saham
di
Indonesia”
Metode Analisis
Hasil
Metode
Jensen
Alpha,
Metode
Treynor-Mazuy
dan
Metode
HenrikssonMerton
Variabel: Kinerja
Reksa
Dana,
Market Timing,
Stock Selection,
Return Portfolio
dan Return Pasar
Manajer
Investasi
di
Indonesia kurang optimal
atau kurang baik terhadap
kemampuan stock selection
maupun
kemampuan
market
timing
dalam
kegiatan berinvestasi pada
instrumen
investasi
sehingga tidak menambah
value kinerja reksa dana
saham.
Yong
Pui “Fund
See,
Characteristic
Ruzita Jusoh s And Fund
(2012)
Performance:
Evidence of
Malaysian
Mutual
Funds”
Model
Jensen,
Metode Regresi
Linier Berganda
Variabel: Kinerja
reksa dana, Risk
Ratio, Fund Size,
Expense
Ratio,Turnover
ratio dan Fund
Age
Risiko
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap kinerja reksa dana.
Ukuran berpengaruh positif
akan tetapi tidak signifikan.
Biaya-biaya
signifikan
berpengaruh
positif
terhadap kinerja reksa dana.
Turnover
berpengaruh
negatif terhadap kinerja
reksa dana. Usia reksa dana
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja reksa dana
49
No
3
4
5
Peneliti
Judul
Penelitian
Keith
“Performance,
Cuthbertson
Stock Selection
dan
Dirk and
Market
Nitzsche
Timing of the
(2012)
German
Equity Mutual
Fund
Industry”
Metode Analisis
Hasil
Metode
False
Discovery Rate,
Metode
3F,
Metode TreynorMazuy
dan
Metode
HenrikssonMerton
Variabel: Mutual
Fund
Performance,
False Discovery
Rate,
Stock
Selection Skill dan
Market
Timing
Ability
Dari 555 reksa dana
terdapat 6 reksa dana
saham yang berkemampuan
stock selection yang positif,
150
reksa
dana
berkemampuan negatif dan
sisanya tanpa kemampuan
stock selection. Sedangkan
pada market timing ability,
40-75 reksa dana memiliki
kemampuan market timing
dan adanya penurunan
antara 150 hingga 95
reksadana
yang
tidak
memiliki
kemampuan
market timing.
Metode
Asset
Class
Factor
Model, Metode
Treynor-Mazuy
dan
Metode
Indeks Tunggal
Variabel: Kinerja
Reksa
Dana
Saham,
Asset
Allocation Policy,
StockSelection
Skill, Risk Level
Dennis
P. “Analisis
Model Jensen dan
dan
Determinasi
Model Gudikunst
Manurung
Kinerja Reksa Variabel: Kinerja
(2004)
Dana
Reksa
Dana,
Pendapatan
Bond
Selection
Tetap
di Ability,
Market
Indonesia
Timing,
Rasio
Periode 1999- Biaya,
Total
2003”
Aktiva
Bersih,
Umur
Reksa
Dana,
Biaya
Transaksi (Load
Fee)
Dan
Perputaran
Portofolio.
Asset allocation policy
berpengaruh
positif
signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham. Begitu
juga dengan stock selection
skill
yang
memiliki
pengaruh
yang
positif
signifikan. Untuk risk level,
variabel ini berpengaruh
positif dan signifikan pada
kinerja reksa dana saham.
Ginting
Prasetya E.N
dan
Bandi
(2010)
“Reksa Dana
di Indonesia:
Analisis
Kebijakan
Alokasi Aset,
Pemilihan
Saham
dan
Tingkat
Risiko”
Dari hasil regresi 15 reksa
dana yang tidak memiliki
kemampuan bond selection
ability dan market timing
karakteristik reksa dana
seperti rasio biaya, total
aktiva
bersih,
biaya
transaksi (load fee) dan
perputaran portofolio, dari
keempatnya
yang
berpengaruh
secara
signifikan terhadap tidak
baiknya kinerja reksa dana
tersebut, rasio biaya yang
dikenakan oleh reksa dana
memberikan
kontribusi
paling besar.
50
No
6
7
Peneliti
Judul
Penelitian
Chen et, al., Does
Fund
(2004)
Size
Erode Mutual
Fund
Performance?
The
Role
of
Liquidity and
Organization
Dahlquist,
Magnus,
Engstrom,
Stefan dan
Soderlind,
Paul (2000)
“Performance
and
Characteristic
s of Swedish
Mutual Fund”
Metode Analisis
Hasil
Model
crosssectional
regressions
Variabel: kinerja
reksa dana diukur
terhadap Risk
Ratio, Fund Size,
Expenese Ratio,
Turnover
dan
Fund Age
Risiko
signifikan
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja reksa dana.
ukuran dana signifikan
berpengaruh
positif
terhadap kinerja reksa dana.
Biaya-biaya
signifikan
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja reksa dana.
Turnover
signifikan
Berpengaruh
negatif
terhadap kinerja reksa dana.
Usia
signifikan
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja reksa dana.
Turnover
berpengaruh
signifikan positif terhadap
kinerja reksa dana. expense
ratio
berpengaruh
signifikan negatif terhadap
kinerja reksa dana. fund
size berpengaruh negatif
tetapi
tidak
signifikan
terhadap kinerja reksa dana.
Cash flow berpengaruh
negatif
tetapi
tidak
signifikan terhadap kinerja
reksa
dana
yang
memberikan
kontribusi
paling besar.
Model
Regresi
Linier Berganda
Variabel:
Kinerja
Reksa
Dana, Turnover,
Expense
Ratio,
Fund Size Dan
Cash Flow
Sumber : Berbagai jurnal dan tesis yang telah diolah
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
terletak dari sampel yang digunakan serta metode dan periode yang
diambil dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
perhitungan Treynor dengan 10 sampel reksa dana campuran selama
periode 2010-2013. Sedangkan penelitian lain cenderung lebih banyak
menggunakan reksa dana saham yang dapat dilihat dari penelitian yang
dilakukan oleh Michael V. Panjaitan (2012) pada 51 reksa dana saham
51
dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2009-2012 , sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Yong Pui See dan Ruzita Jusoh (2012)
menggunakan 69 reksa dana saham Malaysia dengan menggunakan metode
Jensen selama periode 2005 sampai dengan 2009. Selanjutnya penelitian
yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012)
menggunakan 555 reksa dana saham Jerman dengan menggunakan metode
False Discovery Rate, Metode Fama French Factor, Metode Treynor dan
Henrikson-Merton selama periode pengamatan 1990 sampai dengan 2009,
selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi
(2010) menggunakan 63 reksa dana saham dengan menggunakan metode
Asset Class Factor, Single Index Model dan metode Treynor selama periode
2006 sampai 2008. Penelitian yang dilakukan Chen et, al., (2004)
menggunakan metode Cross Sectional Regression dengan menggunakan 741
reksa dana saham di Amerika selama periode pengamatan 1962 sampai
dengan 1999, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dahlquist, Magnus,
Engstrom, Stefan dan Soderlind (2000) menggunakan 80 reksa dana saham di
Swedia dengan menggunakan model Jensen Alpha dan Cross Sectional
Regression
selama periode 1993 sampai dengan 1997. Selanjutnya
perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan
Manurung (2004) yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan
Manurung menggunakan metode Jensen dan Model Gudikunst dengan
menggunakan 15 reksa dana pendapatan tetap selama periode 1999 sampai
dengan 2003.
52
C. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Pengaruh Pemilihan Sekuritas dan Market Timing Ability Terhadap
Kinerja Reksa Dana Campuran
Manajer
investasi
didalam
penyusunan
portofolionya
membutuhkan kemampuan dari pemilihan sekuritas dan market timing
ability yang dapat dijadikan acuan bagi investor dalam pengambilan
keputusan keputusan untuk berinvestasi didalam reksa dana.
Pemilihan sekuritas dianggap memberikan kontribusi yang positif
terhadap kinerja reksa dana campuran karena setiap instrumen yang
dimasukkan kedalam portofolio akan dipilih dan dianalisa secara spesifik
yang kemudian dimasukkan kedalam kelas-kelas aset tertentu (Corrado,
2002: 56). literatur manajemen inventasi menyatakan bahwa kemampuan
market timing sangat sulit dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari
manajer invetasi sangat diandalkan untuk mendapatkan return yang
superior (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 11).
Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau
alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dari reksa
dana. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) dengan metode perhitungan Asset
Class Factor dan Treynor dengan 21 sampel reksa dana saham dalam
periode 2006-2008.
Market timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer
Investasi akan mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk
53
menyesuaikan portfolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan
harga pasar. Selain itu, Manajer Investasi bertujuan untuk membeli
sekuritas sebelum pergerakan pasar bullish dan menjual sekuritas sebelum
pergerakan pasar bearish (Hirschey, 2008: 141).
Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau
alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika
nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan
market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi
menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar
dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro,
2008: 12). Hasil penelitian dari Vincentius Panjaitan (2012) dengan
metode perhitungan Jensen Alpha, Treyno-Mazuy dan Henrikson-Merton
dengan sampel sebesar 51 reksa dana saham menunjukkan bahwa market
timing ability berpengaruh positif dan cukup tinggi dengan adanya 31 dari
51 perusahaan reksa dana yang diteliti memiliki kemampuan tersebut
selama periode 2009-2012.
: Pemilihan Sekuritas memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa
dana campuran.
: Market Timing memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana
campuran.
54
2. Pengaruh Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran
Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di
masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang
merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat
kembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2009: 73).
Menurut Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) dengan metode
perhitungan Asset Class Factor dan Treynor dengan 21 sampel reksa dana
saham dalam periode 2006-2008, tingginya risiko yang diambil oleh
Manajer Investasi menyebabkan tingginya return yang dihasilkan
sehingga meningkatkan kinerja reksa dana saham, sesuai dengan hukum
“high risk high return”.
: Tingkat Risiko memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana
campuran.
3. Pengaruh Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana
Campuran
Umur reksa dana dinilai memberikan kontribusi positif terhadap
kinerja reksa dana campuran karena reksa dana yang memiliki umur yang
lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu
akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para
investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Otten dan Bams (2002) menyatakan bahwa adanya
55
pengaruh positif terhadap usia reksa dana dengan kinerja reksa dana
saham, dengan metode perhitungan 4-factor-aseet pricing model serta
sampel sebesar 506 reksa dana saham selama periode 1991-1998. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian reksa dana usia lebih muda
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia yang
lebih tua.
: Umur Reksa Dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa
dana campuran.
4. Pengaruh Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana
Campuran
Ukuran reksa dana dinilai dapat memberikan pengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana campuran karena ukuran reksa dana
merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana. Untuk
menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan
bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi
oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang
dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146).
Ukuran reksa dana yang besar memiliki kinerja yang lebih baik,
karena selain menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang besar
terhadap reksa dana juga memiliki sumber daya yang mampu memberikan
pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih
kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi (Chan et, al., 2009).
56
Penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) dengan sampel reksa
dana saham selama periode 1962-1999 dengan model cross-sectional
regressions dengan 741 reksa dana saham di Amerika selama periode 1962-
1999 yang menyatakan bahwa ukuran reksa dana memiliki pengaruh
positif terhadap kinerja reksa dana.
: Ukuran Reksa Dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa
dana campuran.
57
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Reksa Dana Campuran (2010-2013)
Proses Olah Data
Metode Treynor
Pemilihan Sekuritas
Metode Treynor
Market Timing
Single Index Model
Tingkat Risiko
Prospektus Reksa Dana
Umur Reksa Dana
Total Net Asset
Ukuran Reksa Dana
Metode Treynor
Kinerja Reksa Dana
Campuran
Teknik Analisis
Statistik
Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Uji Hipotesis
Koefisien
Determinasi
Uji F
Uji t
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Autokorelasi
Kesimpulan
Implikasi
Saran
58
E. Hipotesis
Dari telaah literatur, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka
peneliti merumuskan kesimpulan sementara atau hipotesis untuk penelitian ini
sebagai berikut:
Pemilihan Sekuritas mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa
dana campuran.
Market Timing mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana
campuran.
Tingkat Risiko mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana
campuran.
Umur Reksa Dana mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana
campuran.
Ukuran Reksa Dana mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa
dana campuran.
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemilihan
sekuritas (
(
), market timing (
) dan ukuran reksa dana (
), tingkat risiko (
), umur reksa dana
) terhadap kinerja reksadana campuran (Y)
berbetuk kontrak investasi kolektif, sebagai variabel-variabel dalam penelitian.
Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data yang berhubungan langsung
dengan objek penelitian. Sepuluh produk reksadana yang dijadikan objek
dalam penelitian ini merupakan sub kategori reksadana campuran yang telah
terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan BAPEPAM
sekarang ini. Serta diperdagangkan dalam Indonesia Stock Exchange (IDX)
periode Januari 2010 - Desember 2013.
Penilaian dilakukan menggunakan laporan keuangan tahunan di dalam
prospektus reksa dana untuk mengukur kinerja reksa dana campuran pada
periode penelitian.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana
campuran yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan
dan BAPEPAM sekarang ini. Serta diperdagangkan dalam Indonesia Stock
Exchange (IDX) periode Januari 2010 - Desember 2013. Teknik yang
60
digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling
guna mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah sebagai berikut:
1. Reksa dana yang memiliki tanggal efektif sebelum periode penelitian yaitu
tanggal 1 Januari 2010.
2. Reksa dana beroperasi secara aktif selama periode 1 Januari 2010 – 31
Desember 2013.
3. Reksa dana beroperasi secara aktif dalam bentuk reksa dana campuran.
4. Ketersediaan data yang dimiliki sesuai dengan periode penelitian.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh
sebanyak 10 sampel reksa dana yang memenuhi kriteria setiap tahunnya.
Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat dilihat
melalui tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rincian Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria
Keseluruhan reksa dana campuran yang terdaftar di Bapepam
sampai periode Desember 2013
Jumlah reksa dana campuran yang tidak aktif sampai periode
Desember 2013
Keseluruhan reksa dana campuran yang aktif sampai periode
Desember 2013
Reksa dana campuran tidak mempublikasikan prospektus reksa
dana selama 4 tahun terakhir sampai akhir Desember 2013
Reksa dana campuran yang telah mempublikasikan prospektus
reksa dana selama 4 tahun terakhir sampai akhir Desember 2013
Sumber: Data diolah
Jumlah
301
124
177
167
10
61
Setelah melakukan pemilihan sampel, reksa dana campuran yang
memenuhi kriteria sampel ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Sampel Reksa Dana Campuran
Periode 2010-2013
No.
1
2
3
4
5
Reksa
Dana Manajer
Campuran
Investasi
Bahana
PT. Bahana TCW
Infrastruktur
Investment
Manajemen
BNP
Paribas PT. BNP Paribas
Equitra
Investment
Partners
BNP
Paribas PT. BNP Paribas
Spektra
Investment
Partners
First
State PT. First State
Indonesia
Invesments
Muitistrategy Fund Indonesia
Batavia
Dana PT
Batavia
Dinamis
Prosperindo Aset
Manajemen
6
Sucorinvest
Fund
7
Mandiri
Aktif
8
Phillip
Rupiah
Balanced Fund
Shroder
Dana
Terpadu II
Bank
Kustodian
Standard
Chartered
Bank
Deutsche
Bank AG
Tanggal
Efektif
21 Mei 1997
Deutsche
Bank AG
10 Juni 2005
HSBC
11
Agustus
2005
Deutsche
Bank AG
29 Mei 2002
9 September
2005
Flexi PT.
Sucorinvest PT
Bank 5 Desember
Asset Management CIMB Niaga 2006
Tbk
Investa PT.
Mandiri Deutsche
24 Maret 2005
Manajemen
Bank AG
Investasi
PT. Phillip Asset
Management
9
PT.
Schroder
Investment
Management
Indonesia
10
Schored
Syariah PT.
Schroder
Balanced Fund
Investment
Management
Indonesia
Sumber: www.kontan-online.com
PT
Bank 1 September
Permata Tbk. 2008
Deutsche
15 Mei 2006
Bank AG
Deutsche
Bank AG
22 April 2009
62
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu
dikumpulkan lagi. Data sekunder juga merupakan data yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain) (Indriantoro dan Bambang, 2002: 147).
Data-data sekunder yang digunakan di peroleh dengan menggunakan
metode kepustakaan dari berbagai literatur, majalah, dan situs dari internet
(www.idx.co.id , www.bi.go.id , www.finance.yahoo.com, www.kontanonline, www.Bapepam.go.id, www.infovesta.com
) semuanya merupakan
data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian. dikarenakan
kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder
(Indriantoro dan Bambang, 2002: 150) Sifat datanya adalah runtut waktu (time
series). Data yang diperlukan dalam penelitian ini :
1. Tingkat pengembalian (return), return portofolio (Rp) mengunakan
Nilai Aktiva Bersih (NAB/unit).
2. Suku bunga bebas risiko diwakili SBI (Rf).
3. Data IHSG untuk periode Januari 2010 hingga Desember 2013.
4. Laporan keuangan tahunan di dalam prospektus reksa dana untuk
memperoleh data terkait kinerja reksa dana.
63
D. Metode Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtois dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2011: 19).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda, perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik agar model regresi dapat menjadi suatu
model yang representatif. Uji Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang
harus dipenuhi dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik
yang digunakan adalah uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji
heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi
normal (Ghozali, 2011: 160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik
dan uji statistik (Ghozali, 2011: 160).
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual
adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara
64
data observasi dengan distribusi normal (Ghozali, 2011: 160). Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011: 161).
Uji normalitas melalui grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal statistik bisa
sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik (Ghozali, 2011: 163), sehingga uji yang digunakan
adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai dari
Asymp. Sig. (2-tailed), apabila nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
besar dari 0,05 maka hal ini menandakan bahwa data residual
terdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Model regresi yang tidak ada multikolonieritas
adalah yang mempunyai nilai besaran korelasi antar variabel bebas
lebih kecil dari 90%, VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari
65
angka 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau 10%
(Ghozali, 2011: 105).
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana terjadi
ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu pada pengamatan
lain dalam model regresi. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139).
Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode
Scatterplot. Dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2011: 139):
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
66
Uji heteroskedastisitas selanjutnya dapat dilakukan dengan Uji
Park dengan melihat nilai dari Signifikansi dimana apabila hasil
tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel
independen tidak ada yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas dengan melihat nilai
dari signifikansi dari seluruh variabel independen, apabila nilai dari
signifikansi keseluruhan variabel independen lebih besar dari 0,05
maka hal ini menandakan bahwa model regresi tidak mengalami
masalah heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan Uji Scatterplots
(Ghozali, 2011: 142).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: 110).
Menurut Ghozali (2011: 111) Untuk mendeteksi apakah
terdapat autokorelasi di antara variabel-variabel independen, dapat
dilihat dari angka D-W (Durbin Watson). Dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
67
1) Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
2) Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower
bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada
nol, berarti ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai D-W lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi
negatif.
4) Bila nilai D-W terletak di antara batas atas (du) dan batas
bawah (dl) atau D-W terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2011: 111).
Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random dengan melihat
nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) apabila nilai dari Asymp. Sig. (2tailed) lebih besar dari 0,05 maka hal ini menandakan bahwa model
regresi tidak mengalami masalah autokorelasi. Run test digunakan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tdak
(sistematis) (Ghozali, 2011: 120).
68
3. Koefisien Determinasi (
)
Koefisien determinasi (
) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Dimana nilai
berkisar antara 0 - 1. Nilai
yang kecil menjelaskan
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:
97).
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
model persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk menguji
pengaruh 2 atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen
dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier
(Indriantoro dan Bambang, 2002: 202). Variabel independen yaitu
pemilihan sekuritas (
reksa dana (
), market timing (
) dan ukuran reksa dana (
), tingkat risiko (
), umur
) terhadap kinerja reksadana
campuran (Y) (Treynor measure). Dengan analisis regresi linier berganda
dapat diketahui arah hubungan variabel independen pada variabel
dependennya, apakah secara positif atau negatif. Persamaan regresi dalam
penelitian ini adalah :
69
𝑌 = 𝛼+𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝜀
=Kinerja reksa dana campuran
Dimana:
=Konstanta (intercept)
=Koefisien regresi
=Kemampuan pemilihan saham
=Market timing
=Tingkat risiko
=
=Ukuran Reksa Dana
=error term.
Seluruh pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software
Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi Students. Dalam pengujian hipotesis,
analisis dilakukan melalui:
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji Statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat
(Ghozali, 2011: 98). Uji F dapat dilakukan dengan mengamati nilai
signifikansi F. Apabila nilai signifikansi F < nilai signifikansi
maka
70
variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependennya.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 98). Uji t
dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi t pada tingkat
yang digunakan, yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi t < 0,05, maka
variable independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependennya.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel
dependen
adalah
variabel
yang
dijelaskan
atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Bambang, 2002:
63). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah kinerja
reksa dana campuran yang dinotasikan dengan Y.
Kinerja reksa dana dapat dicerminkan pada NAB yang dimiliki
atau pada return yang diberikan kepada investor yang telah berinvestasi
pada reksa dana. Reksa dana berkinerja baik apabila kinerja reksa dana
jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja pasar yang akhirnya kinerja
reksa dana tersebut memberikan return yang lebih besar dibandingkan
71
dengan return pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan menggunakan
metode pengukuran Treynor adalah (Pratomo, 2001: 196) :
𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹
𝛽
𝑇𝑅𝐷 =
Dimana:
= Nilai dari rasio Treynor
= rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu
= rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode
tertentu
β = Slope persamaan garis hasil regresi linier
Penjelasan rincin dari hasil rumusan diatas, didapat dari bebebapa
tahapan yang tak dapat dipisahkan, yaitu:
a. Mencari return masing-masing reksadana per bulan. Return reksadana
dihitung dengan rumus:
𝑅𝐷 =
Dimana
:
𝑁𝐴𝐵𝑡 − 𝑁𝐴𝐵𝑡
𝑁𝐴𝐵𝑡
= Return Reksa dana
= NAB perunit akhir bulan
= NAB perunit akhir bulan sebelumnya
b. Risk free merupakan investasi dengan bebas risiko yang diasumsikan
dengan tingkat rata rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
72
pada suatu periode tertentu. Risk free dapat diketahui dengan cara
sebagai berikut:
𝑅𝐹 =
Dimana
𝑆𝐵𝐼𝑡 − 𝑆𝐵𝐼𝑡
𝑆𝐵𝐼𝑡
= Risk free rate pada periode t
:
= SBI rate pada periode t
= SBI rate pada periode t-1
c. Mencari nilai beta (β) dengan menggunakan rumus seperti dibawah
ini:
𝐸(𝑟𝑖 ) − 𝑟𝑓 = 𝛽𝑖 𝐸(𝑅𝑚 ) − 𝑅𝑓
Dimana
:
( )
= Return reksa dana campuran
= Risk free SBI 1 bulan
(
)
=Indeks Harga Saham Gabungan
2. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas atau bisa juga disebut variabel independen adalah
variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain
(Indriantoro dan Bambang, 2002: 63). Dalam penelitian ini, yang menjadi
variabel independen adalah sebagai berikut :
73
a. Pemilihan Sekuritas
Alat ukur untuk menghitung pemilihan saham digunakan
model Treynor dan Mazuy. Pemilihan sekuritas sebagai metode
penghitungan dipresentasikan oleh α. Jika manajer investasi memiliki
(α>0) berarti terdapat kemampuan stock selection yang baik, dan
sebaliknya jika (α<0), artinya kemampuan stock selection-nya tidak
baik. Berikut ini rumus Treynor dan Mazuy (Bodie, 2014: 374)
𝑅𝑝 − 𝑅𝑓 = 𝛼 + 𝛽 𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 + 𝑐(𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 ) + 𝜀𝑝
Dimana:
=return portofolio reksa dana,
=return untuk aset bebas risiko,
=return dari pasar saham,
=intercept yang merupakan indikasi stock selection dari
manajer investasi,
=koefisien regresi excess market return atau slope pada
waktu pasar turun (bearish),
=
koefisien
regresi
yang
merupakan
indikasi
kemampuan market timing dari manajer investasi, dan
= merupakan error term.
74
b. Market Timing Ability
Market timing ability merupakan kemampuan Manajer
Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio asset instrumen
investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu
untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan
Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti
menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau
market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market
timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi
menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar
dibandingkan
dengan
excess
return
market
(Gumilang
dan
Subiyantoro, 2008: 12). Dengan dimilikinya kemampuan tersebut,
Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko
sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan
ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Dalam
menghitung kemampuan ini digunakan penghitungan dengan TreynorMazuy Model (1966). Dalam model ini,
mewakili kemampuan
Manajer Investasi melakukan market timing dan dikatakan memiliki
kemampuan ini ketika bernilai positif. Penghitungan Treynor-Mazuy
Model (Bodie, 2014: 374) :
𝑅𝑝 − 𝑅𝑓 = 𝛼 + 𝛽 𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 + 𝑐(𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 ) + 𝜀𝑝
75
Dimana:
=return portofolio reksa dana,
=return untuk aset bebas risiko,
=return dari pasar saham,
=intercept yang merupakan indikasi stock selection dari
manajer investasi,
=koefisien regresi excess market return atau slope pada
waktu pasar turun (bearish),
=
koefisien
regresi
yang
merupakan
indikasi
kemampuan market timing dari manajer investasi, dan
= merupakan error term.
c. Tingkat Risiko (Risk Level)
Beta portofolio (β) adalah risiko pasar yang memberikan
gambaran hubungan antara return portofolio dengan return dari
pembanding. Pengukuran risiko sistematis (beta) dilakukan dengan
Metode Indeks Tunggal (Single Index Method) yang dikembangkan
oleh William Sharpe. Sharpe mengembangkan model pasar yang
merupakan bentuk hubungan antara tingkat keuntungan aset individual
dengan tingkat keuntungan rata-rata pasar (indeks pasar). Adapun
rumus menghitung beta sebagai berikut (Elton and Gruber, 2014: 128):
𝑅𝐷 = 𝛼 + 𝛽. 𝑅𝑚 + 𝜀
76
=return portofolio reksa dana pada periode t, dan
Dimana:
=return pasar pada periode t,
=bagian dari tingkat keuntungan portofolio reksa dana
yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar dan variabel
ini merupakan variabel acak,
=beta portofolio reksa dana, dan
=error term.
d. Umur Reksa Dana
Menurut Akbarini (2004) umur reksa dana merupakan kategori
yang berjenis numerik, di mana ia menunjukkan usia dari tiap reksa
dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana tersebut efektif
diperdagangkan. Asumsi yang ada menyatakan bahwa semakin tua
umur reksa dana maka ia akan berkinerja lebih baik, karena manajer
investasinya sudah lebih berpengalaman dibandingkan dengan yang
berusia muda.
e. Ukuran Reksa Dana
Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah
kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu
alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan
dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam
banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh
ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang
77
lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan
akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146). Kekayaan
dari reksa dana yang didapatkan dari nilai aktiva bersihnya
yang
dimiliki reksa dana. Setelah nilai aktiva bersih diperoleh kemudian
diubah ke dalam bentuk log agar nilainya tidak terlalu besar bila
diabandingkan dengan variable lain, size dapat dirumuskan sebagai
berikut :
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 − 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑆𝑖𝑧𝑒) = log 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Tabel 3.3
Definisi Operasinal Variabel Penelitian
No
Variabel
Definisi
Pengukuran
1
Kinerja
Reksa
dana
Kemampuan
Manajer investasi
dalam memberikan
return
kepada
investornya lebih
besar dibandingkan
return
yang
diberikan pasar
2
Pemilihan
Saham
Kemampuan
−
= +
−
+ (
− ) +
Manajer Investasi Ketika nilai
positif maka Manajer Investasi
dalam
memilih memiliki kemampuan pemilihan saham
saham yang tepat
=
−
78
No
Variabel
Definisi
3
Market
Timing
Ability
Kemampuan
−
= +
−
+ (
− ) +
Manajer Investasi Ketika nilai
positif maka Manajer Investasi
dalam memprediksi memiliki kemampuan market timing
pergerakan harga
saham
4
Tingkat
Risiko
Perbedaan antara
tingkat
pengembalian yang
diharapkan
(expected return)
dengan
tingkat
pengembalian
sebenarnya (actual
return)
Umur
Reksa
Dana
Menunjukkan usia
dari tiap reksa dana
yang dihitung sejak
tanggal reksa dana
tersebut
efektif
diperdagangkan
Kekayaan
dari
reksa dana yang
didapatkan
dari
pengurangan total
aktiva reksa dana
terhadap kewajiban
yang dimiliki reksa
dana
6
Ukuran
Reksa
Dana
Pengukuran
=
+ .
+
Jumlah usia dari reksa dana
ℎ=
(
−
) = log
ℎ
Sumber : Berbagai jurnal dan tesis yang diolah
79
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksadana
campuran berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) yang terdaftar di
Bapepam. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling
dengan pooling data. Berdasarkan kriteria sampel diperoleh sampel penelitian
sebanyak 10 reksadana per tahun periode Januari 2010 hingga Desember 2013
sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 40 reksadana. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Reksa dana yang memiliki tanggal efektif sebelum periode
penelitian yaitu tanggal 1 Januari 2010.
2. Reksa dana beroperasi secara aktif selama periode 1 Januari 2010 –
31 Desember 2013.
3. Reksa dana beroperasi secara aktif dalam bentuk reksa dana
campuran.
4. Ketersediaan data yang dimiliki sesuai dengan periode penelitian.
80
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi
pemilihan sekuritas (
reksa dana (
), market timing (
) dan ukuran reksa dana (
), tingkat risiko (
), umur
) terhadap kinerja reksadana
campuran (Y) berbetuk kontrak investasi kolektif. Hasil pengujian variabel
secara deskrptif dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Pemilihan Sekuritas
40
,10202000
,025502651
Market Timing Ability
40
-10,57165250
4,610895582
Tingkat Risiko
40
,12458251
,019833639
Umur Reksa Dana
40
6,70000000
3,390786914
Ukuran Reksa Dana
40
11,28913858
,605926737
Kinerja Reksa Dana
40
,85079000
,270519278
Valid N (listwise)
40
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, maka dapat dijelaskan hasil dari
statistik deskriptif sebagai berikut:
a. N atau jumlah data pada setiap variabel yang valid (sah untuk
diproses) yaitu sebesar 40.
b. Variabel pemilihan sekuritas memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
0.10202000. Hal ini menunjukkan bahwa manajer investasi memiliki
kemampuan didalam pemilihan portofolio yang tepat sesuai dengan
kondisi pasar.
81
c.
Variabel market timing ability memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
-10,57165250. Hal ini menunjukkan bahwa manajer investasi tidak
memiliki kemampuan yang baik didalam menentukan kapan harus
membeli dan menjual portofolio didalam kegiatan investasinya.
d. Variabel tingkat risiko
memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
0,12458251. hal ini menunjukkan bahwa risiko yang dimiliki oleh
reksa dana campuran ini relatif kecil. Hal ini dikarenakan investor
dalam reksa dana campuran ini lebih bersifat konservatif dan lebih
memilih menghindari risiko yang besar.
e.
Variabel umur reksa dana memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
6,7000. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh
reksa dana campuran ini cukup baik. Hal ini dikarenakan umur yang
dimiliki
oleh
reksa
dana
cukup
matang
dalam
mengelola
portofolionya.
f.
Variabel ukuran reksa dana memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
11,28913858. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan yang dimiliki
oleh reksa dana cukup besar, karena selain menunjukkan tingkat
kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana tingkat kekayaan
reksa dana juga memiliki sumber daya yang mampu memberikan
pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang
lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi
82
g. Variabel kinerja reksa dana memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar
0,85079000. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dimiliki oleh
reksa dana campuran dapat dikatakan bagus karena mendekati nilai 1.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam
model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan
adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan metode
Probability Plot (P-Plot). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi yang normal, model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.
Uji normalitas melalui grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal statistik bisa
sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
dengan uji statistik (Ghozali, 2011: 163), sehingga uji yang digunakan
adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
83
Pengujian
ulang
dengan
menggunakan
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov test untuk masing-masing variabel. Untuk uji
One-Sample Kolmogorov-Smirnov test, akan dilihat dari nilai
probabilitasnya, jika probabilitasnya > 0,05 data terdistribusi normal.
Apabila data tidak berdistribusi secara normal maka dilakukan
transformasi data. (Ghozali, 2011 :164). Selengkapnya mengenai hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
40
a,b
Most Extreme Differences
Mean
,0000000
Std. Deviation
,03667716
Absolute
,063
Positive
,063
Negative
-,054
Test Statistic
,063
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data diolah
84
Grafik 4.1
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Normal P-P Plot
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.2 diatas dapat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 0,063 dan signifikan pada 0,200 atau lebih besar dari 0,05. Hal
ini dapat diartikan H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi
normal.
Sedangkan pada hasil grafik normal probability plot, dapat
dilihat titik-titik distribusi normal membentuk satu garis lurus
diagonal, sehingga hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara
normal. Pengambilan kesimpulan normalitas melalui grafik ini akan
menimbulkan kerancuan, sehingga kesimpulan normalitas diambil
melalui uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov.
85
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bisa kita dapatkan melalui tabel
coefficients dengan melihat nilai collinearity statistics yang terdiri dari
nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Suatu data
lulus uji multikolinearitas apabila nilai tolerance berada pada nilai >
0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
Pemilihan Sekuritas
,546
1,833
Market Timing Ability
,599
1,669
Tingkat Risiko
,473
2,114
Umur Reksa Dana
,648
1,542
Ukuran Reksa Dana
,985
1,015
(Constant)
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa semua variabel
independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan VIF (Variance
Inflation Factor) < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
86
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah
model
yang
Homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139).
Alat yang paling umum dalam menguji heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik scatter plot. Grafik yang lulus uji
heteroskedastisitas adalah grafik yang tidak membentuk suatu pola
tertentu dan tersebar pada nilai diatas dan dibawah 0. Selengkapnya
mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik
4.2 di bawah ini :
Grafik 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui scatter plot.
Sumber : Data diolah
87
Dari grafik 4.2 diatas menunjukan tidak ada pola tertentu dan
titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan model
regresi dalam penelitian ini telah homokedastisitas atau bebas dari
masalah heteroskedastisitas.
Selain
menggunakan
scatter
plot
untuk
pengujian
heteroskedastisitas, peneliti juga menggunakan Uji Park untuk
menghindari kerancuan yang diakibatkan pengambilan keputusan
melalui grafik. Uji Park dapat dilakukan setelah kita mendapatkan nilai
unstandardized residual yang telah dikuadratkan dan di logaritmakan,
lalu meregresikan nilai tersebut menjadi variable dependen.
Tabel 4.4
Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park
Coefficients
Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-20,981
8,113
Pemilihan Sekuritas
21,756
17,702
Market Timing Ability
-,057
Tingkat Risiko
Beta
T
Sig.
-2,586
,014
,271
1,229
,228
,093
-,128
-,607
,548
36,470
24,447
,353
1,492
,145
Umur Reksa Dana
,169
,122
,280
1,384
,175
Ukuran Reksa Dana
,423
,555
,125
,762
,451
Sumber : Data diolah
Pada tabel 4.4, dapat kita lihat hasil uji Park melalui tabel
coefficients dan nilai sig. Pada bagian sig dapat kita ketahui bahwa
semua variabel independen tidak ada yang signifikan karena nilai
88
signifikansi berada diatas 0,05. Hal ini berarti model regresi tidak
mengalami heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi mempunyai tujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011: 110).
Salah satu alat untuk menguji nilai autokorelasi adalah dengan melihat
nilai Durbin-Watson pada tabel model summary bagian DurbinWatson.
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson
b
Model Summary
Adjusted
Model
1
R
,991
a
R Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
,982
,979
,039281541
1,175
a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas,
Market Timing Ability, Tingkat Risiko
b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
Sumber : Data diolah
Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai D-W sebesar
1,175 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan D-W hitung berada
D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka
89
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi
positif.
Untuk mengatasi hal ini maka digunakan Uji Run test sebagai
bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar
residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa
residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tdak (sistematis)
(Ghozali, 2011: 120)
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi Melalui Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value
-,00133
Cases < Test Value
20
Cases >= Test Value
20
Total Cases
40
Number of Runs
16
Z
-1,442
Asymp. Sig. (2-tailed)
,149
a. Median
Sumber : Data diolah
Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) sebesar 0,149 atau lebih besar dari 0,05 berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan maka model regresi tidak mengalami masalah
autokorelasi.
90
3. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi atau R2 dilakukan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan variabel independen untuk menjelaskan
variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel
model summary di bagian R Square .
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Adjusted
Model
1
R
,991
a
R Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
Durbin-Watson
,982
,979
,039281541
1,175
a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market
Timing Ability, Tingkat Risiko
b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
Sumber : Data diolah
Pada tabel 4.7, dapat kita ketahui bahwa nilai R square sebesar
0,982. Hal ini dapat diartikan bahwa sebesar 98,2% variabel dependen
(Kinerja Reksa Dana) dapat dijelaskan oleh variabel independennya
(Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana,
dan Ukuran Reksa Dana). Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 1,8% dapat
dijelaskan oleh variabel lainnya. Hal ini menandakan telah tingginya
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukan nilai sebesar 0,991 yang
menandakan hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen adalah kuat karena memiliki nilai R > 0,5.
91
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Hasil uji statistik F digunakan untuk mengukur apakah semua
variabel independen yang digunakan mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Signifikansi
model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat siginifikansi
(sig.) yang terdapat pada tabel ANOVA. Selengkapnya mengenai hasil
uji F penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji F)
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
2,802
5
,560
363,125
,000
Residual
,052
34
,002
Total
2,854
39
b
a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
b. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market
Timing Ability, Tingkat Risiko
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai sig sebesar 0,000. Hal
ini memberikan hasil yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur
Reksa Dana, dan Ukuran Reksa Dana secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. Hal ini
dikarenakan nilai sig. 0,000 < alpha (α = 5 %) maka dapat disimpulkan
92
H0 ditolak dan variabel independen secara signifikan berpengaruh
terhadap variabel dependen.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji Parsial atau uji t dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen
secara individual atau secara parsial. Hasil persamaan regresi yang
diperoleh dari hasil analisis dapat dituliskan sebagai berikut :
𝑌 = 0 244 + 7 284𝑋 − 4 949𝑋 + 0 014𝑋 + 0 030𝑋 + 𝜀
Signifikansi dari persamaan regresi diatas dapat diketahui dari
nilai signifikansi yang terdapat dari tabel 4.9. Penjelasan dari model
regresi dapat diketahui bahwa apabila nilai
(Pemilihan Sekuritas)
naik sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka
nilai
(Kinerja Reksa Dana) akan naik sebesar 7,284 kali. Selanjutnya
apabila nilai
(Tingkat Risiko) naik sebesar 1 satuan sedangkan
variabel bebas lainnya tetap, maka nilai
(Kinerja Reksa Dana) akan
turun sebesar 4,949 kali. Selanjutnya apabila nilai
(Umur Reksa
Dana) naik sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap,
maka nilai
(Kinerja Reksa Dana) akan naik sebesar 0,014 kali.
Selanjutnya apabila nilai
(Ukuran Reksa Dana) naik sebesar 1
satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka nilai
(Kinerja
Reksa Dana) akan naik sebesar 0,030 kali.
93
Selengkapnya mengenai hasil uji t dapat diketahui melalui nilai
sig t yang terdapat pada tabel coefficients melalui nilai t. Selengkapnya
mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficients
Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
,244
,153
Pemilihan Sekuritas
7,824
,334
Market Timing Ability
,001
Tingkat Risiko
Beta
t
Sig.
1,592
,121
,738
23,434
,000
,002
,013
,444
,660
-4,949
,461
-,363
-10,733
,000
Umur Reksa Dana
,014
,002
,174
6,025
,000
Ukuran Reksa Dana
,030
,010
,068
2,886
,007
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa pemilihan sekuritas
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi t dari pemilihan sekuritas yaitu sebesar 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05.
Dari data di atas juga menunjukkan bahwa variabel market
timing ability tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari market timing ability yaitu
sebesar 0,660 atau lebih besar dari 0,05.
Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa tingkat risiko
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
94
signifikansi t dari tingkat risiko yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil
dari 0,05.
Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa umur reksa dana
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi t dari umur reksa dana yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil
dari 0,05.
Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa ukuran reksa dana
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi t dari ukuran reksa dana yaitu sebesar 0,007 atau lebih
kecil dari 0,05.
5. Interpretasi Hasil
a. Pengaruh Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksa Dana
Campuran
Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan
metode perhitungan Treynor dengan 10 sampel penelitian reksa dana
campuran selama periode 2010-2013 dapat diketahui bahwa pemilihan
sekuritas berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai signifikansi t dari variabel pemilihan sekuritas yaitu sebesar
0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Menurut Treynor dan Mazuy (1966)
bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya
kemampuan selectivity dari reksa dana. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010)
95
dengan metode perhitungan Treynor dengan 21 sampel reksa dana
saham dalam periode 2006-2008. Sedangkan menurut penelitian yang
dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012) metode
perhitungan Fama French Factor dan Treynor dari 555 reksa dana
terdapat 6 reksa dana saham yang berkemampuan stock selection yang
positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya tanpa
kemampuan stock selection selama periode 1990-2009.
b. Pengaruh
Market
Timing
terhadap
Kinerja
Reksa
Dana
Campuran
Dari data di atas menunjukkan tidak semua variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari data diatas
variabel market timing ability tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa
dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel market
timing ability yaitu sebesar 0,660 atau lebih besar dari 0,05. Menurut
Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (c) atau market timing
positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing,
sedangkan hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa manajer
investasi tidak memiliki kemampuan market timing. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan
Dirk Nitzsche (2012) dimana terdapat 150 reksadana yang tidak
memiliki kemampuan market timing selama periode 1990-2009.
Namun, penelitian yang dilakukan pada reksa dana saham oleh
96
Vincentius Panjaitan (2012) menunjukkan bahwa market timing ability
berpengaruh positif dan cukup tinggi dengan adanya 31 dari 51
perusahaan reksa dana yang diteliti memiliki kemampuan tersebut
selama periode 2009-2012 dengan menggunakan metode Jensen Alpha
dan Treynor-Mazuy serta Henrikson-Merton.
c. Pengaruh
Tingkat
Risiko
terhadap
Kinerja
Reksa
Dana
Campuran
Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa tingkat risiko
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel tingkat risiko yaitu
sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) yang
menyatakan bahwa tingkat risiko berpengaruh negatif terhadap kinerja
reksa dana dengan sampel reksa dana saham selama periode 19621999 dengan model cross-sectional regressions, serta penelitian yang
dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) yang
menyatakan bahwa tingkat risiko berpengaruh signifikan secara positif
terhadap kinerja reksa dana dengan metode perhitungan Treynor serta
21 sampel reksa dana saham dalam periode 2006-2008.
97
d. Pengaruh Umur Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana
Campuran
Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa umur reksa dana
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi t dari variabel umur reksa dana yaitu sebesar 0,000 atau
lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Otten dan Bams (2002) yang menyatakan bahwa
adanya pengaruh positif terhadap usia reksa dana dengan kinerja reksa
dana saham, dengan metode perhitungan 4-factor-aseet pricing model
serta sampel sebesar 506 selama periode 1991-1998. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian reksa dana usia lebih muda
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia
yang lebih tua. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh See dan Jusoh (2012) yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana, dengan metode perhitungan
Jensen serta sampel sebesar 69 reksa dana saham selama periode 2005-2009 .
e. Pengaruh Ukuran Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana
Campuran
Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa ukuran reksa dana
berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi t dari variabel ukuran reksa dana yaitu sebesar 0,007 atau
lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Chen et, al., (2004) dengan sampel reksa dana saham
98
selama periode 1962-1999 dengan model cross-sectional regressions
yang menyatakan bahwa ukuran reksa dana memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan menurut Dalquist M. et, al.,
(2000) dengan model cross-sectional regressions dengan sampel 126
reksa dana saham, 42 reksa dana pendapatan tetap dan 42 reksa dana
pasar uang selama periode 1993-1997 yang menyatakan bahwa fund
size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa
dana.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana,
dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana
campuran secara simultan. Hal tersebut menunjukan bahwa pemilihan
sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana, dan
ukuran reksa dana merupakan aktivitas yang sangat penting dalam
mengukur kinerja reksadana campuran dan dapat menjadi salah satu bahan
pertimbangan bagi investor dalam menginvestasikan dananya di dalam
instrumen reksa dana.
2. Pemilihan sekuritas, tingkat risiko, umur reksa dana, dan ukuran reksa
dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara
parsial. Sedangkan market timing ability tidak memiliki pengaruh terhadap
kinerja reksa dana campuran secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa
masing-masing reksa dana campuran di dalam penelitian ini memiliki
kemampuan pemilihan sekuritas, namun tidak memiliki kemampuan
market timing.
3. Hasil persamaan regresi dalam penelitian menunjukkan bahwa pemilihan
sekuritas, umur reksa dana, dan ukuran reksa dana berpengaruh secara
100
4. positif terhadap kinerja reksa dana campuran, sedangkan tingkat risiko
berpengaruh secara negatif terhadap kinerja reksa dana campuran. Hal ini
dikarenakan investor didalam reksa dana campuran bersifat konservatif
sehingga cenderung menghindari risiko yang menyebabkan apabila tingkat
risiko yang ditawarkan tinggi mengakibatkan jumlah investor didalam
reksa dana campuran menurun.
.
B. Implikasi
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi
beberapa pihak diantaranya investor, Manajer investasi serta kalangan
akademisi, peneliti serta pembaca lainnya.
1. Bagi investor, dalam menganalisis kinerja reksa dana yang dilakukan oleh
manajer investasi perlu diingat bahwa pemilihan sekuritas, market timing
ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana
campuran. Oleh karena itu investor perlu memperhatikan kebijakan
investasi yang berada didalam prospektus masing-masing reksadana agar
dapat mengambil keputusan yang tepat sebelum melakukan investasi pada
reksadana.
2. Manajer Investasi, sebagai pihak yang dipercaya mengelola dana dari para
investor diharapkan bisa mengelola aset secara tepat agar memperoleh
return yang diharapkan dengan tingkat risiko yang rendah. Hal ini menjadi
penting karena para calon investor akan merespon dengan cepat apabila
101
kehandalan manajer investasi dalam melakukan pengalokasian aset dan
pemilihan sekuritas dilakukan secara tepat. Sebagaimana diketahui dari
hasil penelitian bahwa hanya market timing ability yang tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. Hal ini dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi manajer investasi untuk memperbaiki
kinerjanya dalam mengelola portofolio reksa dana.
3. Bagi akademisi, peneliti serta pembaca diharapkan untuk dapat
melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja reksa
dana berdasarkan pemilihan sekuritas, market timing, tingkat risiko, umur
reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksada campuran
sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang terdapat di dalam penelitian ini,
maka saran bagi penelitian selanjutnya yaitu:
1. Bagi investor yang memiliki toleransi risiko yang tinggi demi
mendapatkan return yang tinggi dianjurkan agar tidak memilih reksa dana
campuran ini dan beralih kepada reksa dana saham yang memiliki tingkat
pengembalian yang lebih tinggi.
2. Bagi investor yang pemula dan konservatif dianjurkan agar memilih reksa
dana campuran, hal ini dikarenakan tingkat risiko yang ditawarkan oleh
reksa dana campuran lebih rendah sehingga lebih cocok bagi investor yang
mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih stabil.
102
3. Jumlah sampel penelitian perlu ditambah agar bisa didapat hasil penelitian
yang lebih akurat.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian
mengingat karakteristik dari reksa dana campuran bersifat long term
investment.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode selain
Treynor dalam mengukur kinerja reksa dana seperti metode Sharpe, Jensen
dan
sehingga kinerja dari beberapa model perhitungan kinerja dapat
dibandingkan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Akbarini, Mutia Dewi. “Analisis Atas Pengaruh Nilai Ativa Bersih, Umur
Reksadana, Afiliasi dan Spesialisasi Manajer Investasi Terhadap
Kinerja Reksadana Penelitian Empiris Periode Tahun 1999-2003”.
Tesis. Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok.
(Tidak dipublikasikan). 2004.
Bodie, Kane, Marcus. 2014. Investment. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
Buku 1
Bodie, Kane, Marcus. 2014. Investment. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
Buku 2
Cuthbertson Keith, Nitzsche Dirk. “Performance, Stock Selection and Market
Timing of The Germany Equity Mutual Fund Industry”. Journal of
Empirical Finance 21, 86–101. 2013.
Chan, Faff, Gallagher, dan Looi. “Fund Size, Transaction Cost, and
Performance : Size Matters!”. Australian Journal of Management.
ProQuest Asian Business & Reference pg. 73. 2009.
Corrado Charles J. and Bradford D. Jordan. 2002. Fundamental of Investment
: Valuation & Management 2 ed. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Chen, Hong, Huang, dan Kubik.“Does Fund Size Erode Mutual Fund
Performance? The Role of Liquidity and Organization”.2004.
Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind, Paul. “Performance and
Characteristics of Swedish Mutual Fund”. Journal of Finance and
Quantitative Analysis, Vol. 32. 2000.
Darmadji, Tjiptono, Hendy M. F. 2001. Pasar Modal di Indonesia :
Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Dennis P. Jerry, Manurung. Adler H dan Nachrowi. “Analisis Determinasi
Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode 19992003”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 2004.
104
Elton E. J., and M. J. Gruber. 2014. Modern Portfolio Theory and Investment
Analysis 9th ed. NewYork: John Wiley and Sons, Inc
Frank J and Pamela P. Peterson. 2003. Financial management & Analysis
2 ed. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM
SPSS19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumilang T.F dan Subiyantoro H.”Reksadana Pendapatan Tetap di
Indonesia: Analisis Market Timing dan Stock Selection - Periode
2006 – 2008”. 2008.
Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian dari Aspek
Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hirschey Mark and John Nofsinger. 2008. Investment Analysis and Behavior.
New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Indriantoro Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis :
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Manurung, Adler H. Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku. 2007,
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Nasarudin, M. Irsan dan Indra Surya. 2004. Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
Otten Roger and Bams Dennis. "European Mutual Fund Performance”.
European Financial Management, Vol .8, No. 1, 76-101. 2002.
Prasetya Ginting E.N dan Bandi. “Reksadana di Indonesia : Analisis
Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham dan Tingkat Risiko”.
Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Simposium Nasional
Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010.
Panjaitan M.V. “Analisis Kemampuan Stock Selection dan Market Timing
Manajer Investasi Pada Reksa Dana Saham di Indonesia”. 2012.
Pratomo, Eko Priyodan dan Nugraha Ubaidillah. 2001. Reksa Dana: Solusi
Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
105
See Yong Pui dan Jusoh Ruzita. “Fund Characteristics And Fund
Performance: Evidence Of Malaysian Mutual Funds”. International
Journal of Economics and Management Science Vol 1, No. 9,pp. 3143. 2012.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Undang-Undang Republik Indonesia. 1995. Undang-undang Pasar Modal
No.8 Tahun 1995 tentang Reksa Dana. Jakarta.
www.bi.go.id
www.idx.co.id
www.ojk.go.id
www.kontan-online.com
www.finance.yahoo.com
106
Lampiran 1
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian
2010 – 2013
No Tahun Nama Reksa Dana
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3 2013 BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3 2012 BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3 2011 BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3 2010 BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
107
Nilai Aktiva Bersih
(Rupiah)
7.869,22
3.085,38
1.195,17
3.158,49
3.456,17
6.897,72
3.053,08
1.265,33
3.345,93
2.984,96
6.315,72
2.963,01
1.195,04
3.067,02
2.793,61
6.624,53
2.939,05
1.187,28
2.854,15
2.808,75
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian
2010 – 2013
No Tahun Nama Reksa Dana
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
2013
8
Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2012 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2011 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2010 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
108
Nilai Aktiva Bersih
(Rupiah)
5.460,47
2.551,61
1.852,96
2.487,73
1.818,99
5.312,06
2.692,96
1.829,39
2.606,10
1.788,88
4.910,84
2.378,33
1.696,15
2.517,29
1.590,41
4.829,95
1.981,27
1.576,35
2.416,84
1.527,53
Lampiran 2
Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian
2010 – 2013
No
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Tahun
2013
2012
2011
2010
Nama Reksa Dana
Bahana Dana Infrastruktur
BNP Paribas Equitra
BNP Paribas Spektra
First State Indonesia Muitistrategy Fund
Mandiri Investa Aktif
Bahana Dana Infrastruktur
BNP Paribas Equitra
BNP Paribas Spektra
First State Indonesia Muitistrategy Fund
Mandiri Investa Aktif
Bahana Dana Infrastruktur
BNP Paribas Equitra
BNP Paribas Spektra
First State Indonesia Muitistrategy Fund
Mandiri Investa Aktif
Bahana Dana Infrastruktur
BNP Paribas Equitra
BNP Paribas Spektra
First State Indonesia Muitistrategy Fund
Mandiri Investa Aktif
109
Return Nilai Aktiva
Bersih (Tahun)
0,1408
0,0106
-0,0554
-0,0560
0,1579
0,0922
0,0304
0,0588
0,0909
0,0685
-0,0466
0,0082
0,0065
0,0746
-0,0054
1,1471
1,4591
-0,6241
0,2937
0,2657
Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian
2010 – 2013
No Tahun Nama Reksa Dana
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2013 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2012 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2011 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
6
Batavia Dana Dinamis
7
Sucorinvest Flexi Fund
8 2010 Phillip Rupiah Balanced Fund
9
Shroder Dana Terpadu II
10
Schored Syariah Balanced Fund
110
Return Nilai Aktiva
Bersih (Tahun)
0,0279
-0,0525
0,0129
-0,0466
0,0168
0,0817
0,1323
0,0786
0,0353
0,1248
0,0167
0,2004
0,0760
0,0416
0,0412
0,2773
0,1216
0,2167
0,2182
0,2276
Lampiran 3
Return IHSG
Periode Penelitian ( Januari 2010 – Desember 2013)
IHSG
Bulan
02-Des-13
01-Nov-13
01-Okt-13
02-Sep-13
01-Agu-13
01-Jul-13
03-Jun-13
01-Mei-13
01-Apr-13
01-Mar-13
01-Feb-13
02-Jan-13
03-Des-12
01-Nov-12
01-Okt-12
03-Sep-12
01-Agu-12
02-Jul-12
01-Jun-12
01-Mei-12
02-Apr-12
01-Mar-12
01-Feb-12
03-Jan-12
01-Des-11
01-Nov-11
03-Okt-11
02-Sep-11
01-Agu-11
01-Jul-11
01-Jun-11
02-Mei-11
Open
Close
4.269,08
4.473,73
4.314,96
4.196,72
4.618,96
4.757,18
5.053,54
5.020,20
4.927,12
4.798,49
4.458,60
4.322,58
4.277,19
4.331,75
4.249,69
4.052,89
4.129,81
3.976,71
3.820,38
4.181,09
4.121,82
3.985,03
3.941,78
3.808,69
3.715,44
3.790,11
3.548,12
3.841,73
4.131,73
3.888,20
3.837,18
3.819,80
4.274,18
4.256,44
4.510,63
4.316,18
4.195,09
4.610,38
4.818,90
5.068,63
5.034,07
4.940,99
4.795,79
4.453,70
4.316,69
4.276,14
4.350,29
4.262,56
4.060,33
4.142,34
3.955,58
3.832,82
4.180,73
4.121,55
3.985,21
3.941,69
3.821,99
3.715,08
3.790,85
3.549,03
3.841,73
4.130,80
3.888,57
3.836,97
111
Return (Bulan)
0,00119464
-0,04857021
0,04534689
0,02846509
-0,09176741
-0,03085862
-0,04643082
0,00964703
0,02170639
0,02969684
0,07562688
0,03033374
0,00923504
-0,01283777
0,02367231
0,05173345
-0,01682402
0,04165001
0,03538915
-0,08329646
0,01429223
0,03425821
0,01101787
0,03492014
0,02867763
-0,01979626
0,06841088
-0,07618963
-0,07018852
0,06239391
0,01339265
0,004495
Bulan
01-Apr-11
01-Mar-11
01-Feb-11
03-Jan-11
01-Des-10
01-Nov-10
01-Okt-10
01-Sep-10
02-Agu-10
01-Jul-10
01-Jun-10
03-Mei-10
01-Apr-10
01-Mar-10
01-Feb-10
04-Jan-10
IHSG
Open
3.679,05
3.470,63
3.411,08
3.704,44
3.530,93
3.635,52
3.501,20
3.081,49
3.070,28
2.912,88
2.796,66
2.971,75
2.777,70
2.548,83
2.610,59
2.533,95
112
Close
3.819,62
3.678,67
3.470,35
3.409,17
3.703,51
3.531,21
3.635,32
3.501,30
3.081,88
3.069,28
2.913,68
2.796,96
2.971,25
2.777,30
2.549,03
2.610,80
Return (Bulan)
0,03820823
0,05994301
0,01737573
-0,07970705
0,04887664
-0,02869191
0,03830687
0,13623604
0,00377816
0,05369257
0,04184277
-0,0588172
0,06967995
0,08963721
-0,02358088
0,03032814
Lampiran 4
Treynor Measure
Periode Penelitian 2010 – 2013
No
Tahun
Nama Reksa Dana
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3
2013
BNP Paribas Spektra
Treynor
Measure
(Tahun)
Beta
Pemilihan
Sekuritas
(Tahun)
1,3784
0,0886
0,1230
Market
Timing
Ability
(Tahun)
-15,6240
0,0995
0,1094
0,0995
-15,2670
0,3829
0,1681
0,0642
-14,2609
0,8478
0,1130
0,0964
-15,2062
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
0,8390
0,1136
0,0958
-15,1960
1
Bahana Dana Infrastruktur
1,3408
0,0907
0,1225
-15,4623
2
BNP Paribas Equitra
0,9292
0,1091
0,1020
-15,0626
0,4192
0,1628
0,0682
-14,0545
0,9218
0,1100
0,1020
-14,8021
0,7635
0,1213
0,0931
-14,4346
1,2446
0,0994
0,1232
-5,0254
0,8904
0,1177
0,1041
-4,8944
0,3942
0,1772
0,0684
-4,5305
0,8553
0,1206
0,1024
-4,7956
3
2012
BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3
2011
BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
0,7211
0,1318
0,0941
-4,6730
1
Bahana Dana Infrastruktur
1,3978
0,0911
0,1280
-11,9775
2
BNP Paribas Equitra
0,9768
0,1093
0,1071
-11,6023
0,4301
0,1654
0,0707
-10,7134
0,8997
0,1149
0,1036
-11,1451
0,8127
0,1217
0,0990
-10,7729
3
2010
BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
113
Treynor Measure
Periode Penelitian 2010 – 2013
6
Batavia Dana Dinamis
0,7554
0,1197
0,0909
Market
Timing
Ability
(Tahun)
-15,0911
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,7203
0,1226
0,0887
-15,0417
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,6661
0,1275
0,0853
-14,9579
Shroder Dana Terpadu II
0,5965
0,1347
0,0806
-14,8339
Schored Syariah Balanced Fund
0,9347
0,1076
0,1012
-15,2984
6
Batavia Dana Dinamis
0,7758
0,1208
0,0942
-14,1908
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,8323
0,1174
0,0982
-13,8720
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,7142
0,1282
0,0919
-13,0984
Shroder Dana Terpadu II
0,7919
0,1246
0,0990
-11,9800
Schored Syariah Balanced Fund
1,1607
0,1112
0,1293
-8,9285
6
Batavia Dana Dinamis
0,7256
0,1320
0,0948
-4,5850
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,7286
0,1327
0,0957
-4,4496
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,6760
0,1395
0,0932
-4,1931
Shroder Dana Terpadu II
0,8816
0,1257
0,1098
-3,7969
Schored Syariah Balanced Fund
0,9996
0,1336
0,1319
-2,2976
6
Batavia Dana Dinamis
0,8075
0,1233
0,0996
-10,3528
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,6100
0,1439
0,0875
-9,5206
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,6836
0,1397
0,0952
-8,5839
Shroder Dana Terpadu II
1,0122
0,1224
0,1236
-6,7699
Schored Syariah Balanced Fund
1,6101
0,1402
0,2229
-1,5237
No
Tahun
8
2013
9
10
8
2012
9
10
8
2011
9
10
8
9
10
2010
Treynor
Measure
(Tahun)
Beta
Pemilihan
Sekuritas
(Tahun)
Nama Reksa Dana
114
Treynor Measure
Periode Penelitian 2010 – 2013
1
Bahana Dana Infrastruktur
1,3784
0,0886
Umur
Reksa
Dana
(Tahun)
16
2
BNP Paribas Equitra
0,0995
0,1094
8
10,9982
BNP Paribas Spektra
0,3829
0,1681
8
11,1974
0,8478
0,1130
8
11,0117
0,8390
0,1136
8
11,5880
1,3408
0,0907
15
11,6422
0,9292
0,1091
7
11,4020
0,4192
0,1628
7
11,7248
No
Tahun
3
2013
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
2012
Tingkat
Risiko
(Tahun)
Nama Reksa Dana
4
3
Treynor
Measure
(Tahun)
BNP Paribas Spektra
Ukuran
Reksa
Dana
(Tahun)
11,3960
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
0,9218
0,1100
7
11,0748
5
Mandiri Investa Aktif
0,7635
0,1213
7
10,9663
1
Bahana Dana Infrastruktur
1,2446
0,0994
14
11,4396
2
BNP Paribas Equitra
0,8904
0,1177
6
11,7021
BNP Paribas Spektra
0,3942
0,1772
6
11,9734
0,8553
0,1206
6
11,3128
0,7211
0,1318
6
11,0403
1,3978
0,0911
13
11,5518
0,9768
0,1093
5
11,9093
0,4301
0,1654
5
12,0138
3
2011
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
5
Mandiri Investa Aktif
1
Bahana Dana Infrastruktur
2
BNP Paribas Equitra
3
2010
BNP Paribas Spektra
4
First State Indonesia Muitistrategy Fund
0,8997
0,1149
5
11,4044
5
Mandiri Investa Aktif
0,8127
0,1217
5
10,9920
115
Treynor Measure
Periode Penelitian 2010 – 2013
6
Batavia Dana Dinamis
0,7554
0,1197
Umur
Reksa
Dana
(Tahun)
11
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,7203
0,1226
7
11,0842
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,6661
0,1275
5
10,4657
Shroder Dana Terpadu II
0,5965
0,1347
7
12,1565
Schored Syariah Balanced Fund
0,9347
0,1076
4
11,8888
6
Batavia Dana Dinamis
0,7758
0,1208
10
10,3091
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,8323
0,1174
6
11,1037
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,7142
0,1282
4
10,4560
Shroder Dana Terpadu II
0,7919
0,1246
6
12,2945
Schored Syariah Balanced Fund
1,1607
0,1112
3
11,9009
6
Batavia Dana Dinamis
0,7256
0,1320
9
10,6265
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,7286
0,1327
5
10,8528
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,6760
0,1395
3
10,4680
Shroder Dana Terpadu II
0,8816
0,1257
5
12,3945
Schored Syariah Balanced Fund
0,9996
0,1336
2
11,2597
6
Batavia Dana Dinamis
0,8075
0,1233
8
10,6279
7
Sucorinvest Flexi Fund
0,6100
0,1439
4
10,4499
Phillip Rupiah Balanced Fund
0,6836
0,1397
2
10,4645
Shroder Dana Terpadu II
1,0122
0,1224
4
12,6844
Schored Syariah Balanced Fund
1,6101
0,1402
1
11,1939
No
Tahun
8
2013
9
10
8
2012
9
10
8
2011
9
10
8
9
10
2010
Treynor
Measure
(Tahun)
Tingkat
Risiko
(Tahun)
Nama Reksa Dana
116
Ukuran
Reksa
Dana
(Tahun)
10,5429
Lampiran 5
Hasil Olahan SPSS
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
a
Method
Ukuran Reksa
Dana, Umur
Reksa Dana,
Pemilihan
. Enter
Sekuritas,
Market Timing
Ability, Tingkat
Risiko
b
a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
b. All requested variables entered.
b
Model Summary
Model
1
R
,991
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
,982
,979
Durbin-Watson
,039281541
1,175
a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas,
Market Timing Ability, Tingkat Risiko
b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Residual
Total
df
Mean Square
2,802
5
,560
,052
34
,002
2,854
39
F
363,125
Sig.
,000
a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana
b. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market
Timing Ability, Tingkat Risiko
117
b
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
(Constant)
Pemilihan Sekuritas
,546
1,833
Market Timing Ability
,599
1,669
Tingkat Risiko
,473
2,114
Umur Reksa Dana
,648
1,542
Ukuran Reksa Dana
,985
1,015
Coefficients
Model
1
VIF
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
,244
,153
Pemilihan Sekuritas
7,824
,334
Market Timing Ability
,001
Beta
t
Sig.
1,592
,121
,738
23,434
,000
,002
,013
,444
,660
-4,949
,461
-,363
-10,733
,000
Umur Reksa Dana
,014
,002
,174
6,025
,000
Ukuran Reksa Dana
,030
,010
,068
2,886
,007
Tingkat Risiko
118
119
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
40
a,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000
,03667716
Absolute
,063
Positive
,063
Negative
-,054
Test Statistic
,063
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
120
c,d
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value
-,00133
Cases < Test Value
20
Cases >= Test Value
20
Total Cases
40
Number of Runs
16
Z
-1,442
Asymp. Sig. (2-tailed)
,149
a. Median
121
Lampiran 6
Tabel Durbin-Watson
Durbin-Watson d Statistic: Significance Point for
k=1
N
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
45
50
55
60
65
70
dL
0.6102
0.6996
0.7629
0.8243
0.8791
0.9273
0.9708
1.0097
1.0450
1.0770
1.1062
1.1330
1.1576
1.1804
1.2015
1.2212
1.2395
1.2567
1.2728
1.2879
1.3022
1.3157
1.3284
1.3405
1.3520
1.3630
1.3734
1.3834
1.3929
1.4019
1.4107
1.4190
1.4270
1.4347
1.4421
1.4493
1.4754
1.5035
1.5276
1.5485
1.5670
1.5834
and
k=2
dU
1.4002
1.3564
1.3324
1.3199
1.3197
1.3241
1.3314
1.3404
1.3503
1.3605
1.3709
1.3812
1.3913
1.4012
1.4107
1.4200
1.4289
1.4375
1.4458
1.4537
1.4614
1.4688
1.4759
1.4828
1.4894
1.4957
1.5019
1.5078
1.5136
1.5191
1.5245
1.5297
1.5348
1.5396
1.5444
1.5490
1.5660
1.5849
1.6014
1.6162
1.6294
1.6413
at 0.05 Level of Significance
k=3
k=4
k=5
dL
dU
dL
dU
dL
dU
dL
dU
0.4672
0.5591
0.6291
0.6972
0.7580
0.8122
0.8612
0.9054
0.9455
0.9820
1.0154
1.0461
1.0743
1.1004
1.1246
1.1471
1.1682
1.1878
1.2063
1.2236
1.2399
1.2553
1.2699
1.2837
1.2969
1.3093
1.3212
1.3325
1.3433
1.3537
1.3635
1.3730
1.3821
1.3908
1.3992
1.4298
1.4625
1.4903
1.5144
1.5355
1.5542
1.8964
1.7771
1.6993
1.6413
1.6044
1.5794
1.5621
1.5507
1.5432
1.5386
1.5361
1.5353
1.5355
1.5367
1.5385
1.5408
1.5435
1.5464
1.5495
1.5528
1.5562
1.5596
1.5631
1.5666
1.5701
1.5736
1.5770
1.5805
1.5838
1.5872
1.5904
1.5937
1.5969
1.6000
1.6031
1.6148
1.6283
1.6406
1.6518
1.6621
1.6715
0.3674
0.4548
0.5253
0.5948
0.6577
0.7147
0.7667
0.8140
0.8572
0.8968
0.9331
0.9666
0.9976
1.0262
1.0529
1.0778
1.1010
1.1228
1.1432
1.1624
1.1805
1.1976
1.2138
1.2292
1.2437
1.2576
1.2707
1.2833
1.2953
1.3068
1.3177
1.3283
1.3384
1.3480
1.3832
1.4206
1.4523
1.4797
1.5035
1.5245
2.2866
2.1282
2.0163
1.9280
1.8640
1.8159
1.7788
1.7501
1.7277
1.7101
1.6961
1.6851
1.6763
1.6694
1.6640
1.6597
1.6565
1.6540
1.6523
1.6510
1.6503
1.6499
1.6498
1.6500
1.6505
1.6511
1.6519
1.6528
1.6539
1.6550
1.6563
1.6575
1.6589
1.6603
1.6662
1.6739
1.6815
1.6889
1.6960
1.7028
0.2957
0.3760
0.4441
0.5120
0.5745
0.6321
0.6852
0.7340
0.7790
0.8204
0.8588
0.8943
0.9272
0.9578
0.9864
1.0131
1.0381
1.0616
1.0836
1.1044
1.1241
1.1426
1.1602
1.1769
1.1927
1.2078
1.2221
1.2358
1.2489
1.2614
1.2734
1.2848
1.2958
1.3357
1.3779
1.4136
1.4443
1.4709
1.4943
2.5881
2.4137
2.2833
2.1766
2.0943
2.0296
1.9774
1.9351
1.9005
1.8719
1.8482
1.8283
1.8116
1.7974
1.7855
1.7753
1.7666
1.7591
1.7527
1.7473
1.7426
1.7386
1.7352
1.7323
1.7298
1.7277
1.7259
1.7245
1.7233
1.7223
1.7215
1.7209
1.7205
1.7200
1.7214
1.7240
1.7274
1.7311
1.7351
0.2427
0.3155
0.3796
0.4445
0.5052
0.5620
0.6150
0.6641
0.7098
0.7523
0.7918
0.8286
0.8629
0.8949
0.9249
0.9530
0.9794
1.0042
1.0276
1.0497
1.0706
1.0904
1.1092
1.1270
1.1439
1.1601
1.1755
1.1901
1.2042
1.2176
1.2305
1.2428
1.2874
1.3346
1.3743
1.4083
1.4378
1.4637
2.8217
2.6446
2.5061
2.3897
2.2959
2.2198
2.1567
2.1041
2.0600
2.0226
1.9908
1.9635
1.9400
1.9196
1.9018
1.8863
1.8727
1.8608
1.8502
1.8409
1.8326
1.8252
1.8187
1.8128
1.8076
1.8029
1.7987
1.7950
1.7916
1.7886
1.7859
1.7835
1.7762
1.7708
1.7681
1.7671
1.7673
1.7683
Sumber : Ghozali, 2011: 433
122
Download