ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS, MARKET TIMING, TINGKAT RISIKO, UMUR REKSA DANA DAN UKURAN REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : SAURAHMAN NIM : 1111081000019 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M ANALISIS PENGARUH PEMILIHAN SEKURITAS, MARKET TIMING, TINGKAT RESIKO, UMUR REKSA DANA DAN UKURAN REKSA DANA TERHADAP KINERJA REKSA DANA CAMPURAN BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh SAURAHMAN NIM : 1111081000019 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB NIP : 19741127 200112 1 002 Amalia, SE., MSM NIP : 19740821 200901 2 005 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Senin, 9 Maret 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4. Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Saurahman : 1111081000019 : Manajemen : Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 7 April 2015 1. Ali Rama, SE., M. Ec NIP : ( 2. Deni Pandu Nugraha, M. Sc NIP : ( 3. Murdiyah Hayati, S.Kom., MM NIP : 19741003 200312 2 001 ( ) Ketua ) Sekretaris ) Penguji Ahli ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Senin, 26 Mei 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4. Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Saurahman : 1111081000019 : Manajemen : Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana Dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 7 April 2015 1. Dr. Amilin, SE,Ak, M.Si NIP : 19730615 200501 1 009 ( 2. Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM NIP : 19780307 201101 2 003 ( 3. Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si NIP : 19731221 200501 2 002 ( 4. Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB NIP : 1974127 200112 1 002 ( 5. Amalia, SE., MSM NIP : 19740821 200901 2 005 ( ) Ketua ) Sekretaris ) Penguji Ahli ) Pembimbing I ) Pembimbing II iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. 2. 3. 4. Nama NIM Fakultas Jurusan : Saurahman : 1111081000019 : Ekonomi dan Bisnis : Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 29 April 2015 Saurahman vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Saurahman 2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/ 23 Maret 1993 3. Jenis Kelamin : Laki - Laki 4. Agama : Islam 5. Tempat Tinggal Sekarang : Jl. Tanah Seratus No. 18 Rt 02/12, Ciledug, Tangerang II. 6. No Handphone/ : 087885025717 7. Email : [email protected] PENDIDIKAN FORMAL 1. 1999-2005 : SD Negeri 4 Sudimara Jaya Ciledug 2. 2005-2008 : SMP PGRI 1 Karang Tengah 3. 2008-2011 : SMA Negeri 3 Tangerang 4. 2011-2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Menjadi anggota Karate FORKI Karang Tengah 2. Menjadi anggota KOPMA UIN 3. Menjadi anggota HMI Kafeis di cabang Ciputat (UIN Jakarta) v ABSTRACT The purpose of this research is to analyze how stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size influence mutual fund performance. Performance of mutual fund itself measured by using the Treynor index. The data used in this research are monthly data on Net Asset Value (NAV), SBI, IHSG, yearly data of prospectus of 10 discretionary mutual fund that were sampled during this research report from 2010-2013. The data were analyzed using multiple linear regression. As a research methodology, i used assumption classic test, there are normality test, multicolinearity test , heteroscedasticity test, and autocorrelation test also i used F test and t test to examine research’s hypothesis. The result of the F test shows that the stock selection, market timing ability, risk level, fund age and fund size have influence simultaneously. The t-test result is that stock selection, risk level, fund age and fund size have an influence toward discretionary mutual fund’s performance, while market timing ability does not have an influence toward discretionary mutual fund’s performance. Keyword : stock selection, market timing ability, risk level, fund age, fund size, mutual fund’s performance vi ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksadana campuran. Kinerja reksa dana itu sendiri diukur dengan menggunakan indeks Treynor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Nilai Aktiva Bersih (NAB), data bulanan SBI, data bulanan IHSG, dan data tahunan dari prospektus 10 reksa dana campuran yang dijadikan sampel dengan periode penelitian selama tahun 2010 – 2013. Data dari penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi linier berganda. Metode penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi selain itu, saya juga menggunakan uji F dan uji t untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil dari uji F yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana berpengaruh secara simultan terhadap kinerja reksa dana campuran. Hasil dari uji t menyatakan bahwa pemilihan sekuritas, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran sedangkan market timing ability tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Kata Kunci: Pemillihan Sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana, ukuran reksa dana, kinerja reksa dana campuran vii KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulilliahirabbi alamiin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya yang telah membawa Agama Islam sebagai Rahmatan lilalamin. Tujuan utama dari penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada : 1. Kedua orang tua yang saya hormati Bapak Muchlis dan Ibu Ambarwati atas segala dukungan dan doa-doa yang tak henti-hentinya kepada Illahi Rabbi Allah SWT. Serta kedua saudara saya Hendra Adiansyah dan Rama Primadyaz Silva yang selalu memberikan dukungan tiada habisnya. 2. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 3. Ibu Ir. Muniaty Aisyah, MM., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta. 4. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku pembimbing I, terima kasih untuk semua waktu dan masukannya, untuk semua motivasi dan solusi dalam penelitian ini. viii 5. Ibu Amalia, SE. MSM selaku Pembimbing II, terima kasih atas waktu dan masukannya dan selalu memberikan motivasi dan solusi dalam penelitian. 6. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis. 7. Seluruh staf Keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan yang maksimal. 8. Para sahabat seperjuangan Manajemen, terima kasih untuk semua dukungan dan waktu yang telah kita lalui selama ini. 9. Pihak-pihak lain yang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Jakarta, 27 Maret 2015 Saurahman ix DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Penelitian ................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13 A. Landasan Teori .................................................................................. 13 B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 49 x C. Pengaruh Variabel Indepeden Terhadap Variabel Dependen ........... 53 D. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 58 E. Hipotesis ............................................................................................ 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 60 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 60 B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 60 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 63 D. Metode Analisis Data ......................................................................... 64 1. Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 64 2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 64 a. Uji Normalitas ...................................................................... 64 b. Uji Multikolinieritas............................................................. 65 c. Uji Heteroskedastisitas......................................................... 66 d. Uji Autokorelasi .................................................................. 67 3. Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 69 4. Uji Hipotesis ............................................................................. 69 a. Uji Simultan (Uji F) ............................................................ 70 b. Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 71 E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 71 1. Variabel Terikat ........................................................................ 71 2. Variabel Bebas .......................................................................... 73 a. Pemilihan Sekuritas ............................................................ 74 b. Market Timing Ability ......................................................... 75 c. Tingkat Risiko ..................................................................... 76 d. Umur Reksa Dana ............................................................... 77 e. Ukuran Reksa Dana ............................................................. 77 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 80 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 80 B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................................ 81 xi 1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 81 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 83 a. Uji Normalitas ....................................................................... 83 b. Uji Multikolinieritas .............................................................. 86 c. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 86 d. Uji Autokorelasi .................................................................... 89 3. Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 91 4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 92 a. Uji Simultan (Uji F) .............................................................. 92 b. Uji Parsial (Uji t) ................................................................... 93 5. Interpretasi Hasil ......................................................................... 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 100 A. Kesimpulan ....................................................................................... 100 B. Implikasi ............................................................................................ 101 C. Saran .................................................................................................. 102 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 104 LAMPIRAN ................................................................................................. 107 xii DAFTAR TABEL Nomor Tabel 1.1 Keterangan Halaman Perkembangan NAB dan UP Reksa Dana di Indonesia Tahun 2008-2013 ................................ 4 Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya .............................. 22 Tabel 2.2 Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio ........................... 25 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................ 49 Tabel 3.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian ................................. 61 Tabel 3.2 Sampel Reksa Dana Campuran ........................................... 62 Tabel 3.3 Definisi Operasinal Variabel Penelitian .............................. 78 Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 81 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ............................... 84 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................. 86 Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park ............................ 88 Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson ........................... 89 Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Melalui Run Test ..................................... 90 Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................... 91 Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ................................................... 92 Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial (Uji t) ........................................................ 94 xiii DAFTAR GRAFIK Nomor Grafik 4.1 Keterangan Halaman Hasil Uji Normalitas Menggunakan Normal P-P Plot ................................................................. 85 Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui scatter plot ......................................................................... 87 xiv DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana ................................ 32 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................ 58 xv DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1 Keterangan Halaman Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 ............................... 107 Lampiran 2 Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 ............. 109 Lampiran 3 Return IHSG Periode Penelitian ( Januari 2010 – Desember 2013) .......................................... 111 Lampiran 4 Treynor Measure Periode Penelitian 2010 – 2013 ...................................................................... 113 Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS .................................................. 117 Lampiran 6 Tabel Durbin-Watson ............................................. 122 xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan investasi di dalam beberapa tahun ini banyak investor yang tidak memiliki banyak waktu dalam mengelola dananya untuk investasi. Hal ini tidak terlepas dari terdapatnya berbagai kendala seperti minimnya pengetahuan investasi pada suatu instrumen tertentu, maupun tidak memiliki waktu untuk melakukan pengelolaan investasi secara personal. Hal ini bukanlah masalah yang besar bagi para investor untuk menghalangi melakukan investasi karena para calon investor dapat memberikan kepercayaan kepada manajer investasi untuk mengelola dana yang mereka miliki. Investasi merupakan usaha bagi pemilik modal dalam meningkatkan kekayaannya sehingga kebutuhan akan investasi sangat umum sekarang ini. Setiap investor selalu mengharapkan keuntungan yang besar dari investasi yang dilakukannya. Namun,setiap keuntungan selalu disertai dengan risiko. Jadi, semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka akan semakin tinggi pula risiko yang harus dihadapi. Oleh karena itu, setiap investor perlu memperhatikan aspek risiko dan return dari setiap investasi yang akan dilakukannya. Untuk mengurangi risiko suatu investasi, investor dapat melakukan diversifikasi pada beberapa instrumen investasi. 1 Keinginan masyarakat untuk meningkatkan penghasilan agar kesejahteraan hidupnya semakin meningkat merupakan alasan utama bagi masyarakat untuk berinvestasi. Investasi adalah salah satu bentuk dari pengendalian keuangan untuk berjaga akan kebutuhan yang akan datang atau untuk memperoleh laba maksimal dari uang yang kita miliki. Investasi sektor riil atau mendirikan sebuah usaha adalah salah satu bentuk investasi yang memiliki keuntungan besar, namun juga memiliki risiko yang cukup besar. Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang perorang yang bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan usaha. Badan usaha yang dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga ekonomi maupun keuangan. Lembaga keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan perbankan atau kegiatan non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan lembaga keuangan non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para pemilik modal. Reksa dana merupakan solusi untuk mengatasi tingginya biaya investasi langsung di pasar modal bagi investor yang memiliki modal yang relatif kecil. Selain itu, adanya reksa dana juga akan mendorong pertisipasi masyarakat untuk menanamkan modalnya di pasar modal. Dilihat dari sisi keamanannya, reksa dana tentu merupakan investasi yang terbilang aman mengingat dasar hukum pendiriannya melalui peraturan perundangan yang jelas. Sedangkan, dari sisi bisnis, reksa dana juga sangat menguntungkan. Bila 2 bicara soal return, setiap pelaku bisnis tentu mempertimbangkan tingkat pengembalian ini sebagai faktor dalam pemilihan reksa dana. Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka (Darmadji, 2001: 147). Jadi reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas (Darmadji, 2001: 147). Selain itu reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia (Darmadji, 2001: 147). Terdapat tiga unsur penting dalam reksa dana, yaitu pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi (Darmadji, 2001: 148). Portofolio efek itu sendiri adalah kumpulan surat berharga seperti saham, obligasi, SBI, deposito berjangka, surat berharga pemerintah, dan surat berharga pasar uang. Oleh karena itu reksa dana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar (Prasetya, 2010: 1). Reksa dana mulai diperdagangkan di Indonesia sejak tahun 1995 dengan diterbitkan Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Adanya kemudahan investasi membuat perkembangan reksa dana semakin pesat sampai tahun 1997. Pengertian reksadana menurut undang-undang pasar 3 modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27, Reksa Dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manager investasi. Tabel 1.1 Perkembangan NAB dan UP Reksa Dana di Indonesia Tahun 2008-2013 No. Tahun 1 2 3 4 5 6 Total 2008 2009 2010 2011 2012 2013 IDR Total NAB 73.259.964.417.955,25 109.050.523.922.678,70 93.113.000.389.068,65 163.124.028.249.957,91 182.567.875.953.169,78 185.206.340.958.430,28 807.230.733.891.285,00 Jumlah Unit 60.837.794.453,64 69.708.202.522,26 58.335.573.927,48 98.519.792.701,06 112.799.247.919,70 119.751.985.769,16 519.952.597.293,30 Sumber : www.ojk.go.id Seperti yang tertera pada tabel 1.1 di atas, jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) beserta jumlah unit yang dihasilkan oleh keseluruhan jenis reksa dana di Indonesia telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tidak terlepas dari perhatian masyarakat kepada reksa dana sebagai peluang investasi yang menarik. Karena reksa dana mampu memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan pasar apabila investor memilih reksa dana secara tepat sesuai dengan tujuan investasinya. Pertumbuhan reksa dana di Indonesia semakin berkembang pesat hingga saat ini. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya perekonomian di Indonesia selepas masa krisis di tahun 2008. Dengan semakin berkembangnya instrumen reksa dana, maka masalah yang dihadapi oleh investor adalah bagaimana cara memilih alternatif reksa dana terbaik yang ada berdasarkan 4 kinerja portofolionya. Hal yang menjadi fokus utama disini adalah apakah portofolio yang telah diberikan oleh manajer investasi dapat memberikan perkiraan tingkat imbal hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, pengukuran kinerja reksa dana beserta faktor yang mempengaruhi kinerja dari reksa dana itu sendiri merupakan hal utama yang dibahas di dalam penelitian ini. Pertumbuhan reksa dana campuran di tahun 2009 ini juga cukup besar, meskipun masih berada dibawah reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap, namun lebih tinggi dari reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran tetap berhasil mencetak pertumbuhan yang signifikan dengan mengandalkan gabungan portofolio antara saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Reksa dana campuran di awal 2009 ini berhasil mencetak pertumbuhan NAB sebesar 20% selama periode Januari sampai Mei 2009, dari Rp. 10,195 trilliun pada bulan Januari menjadi Rp. 12,44 trilliun pada bulan Mei. Terkait proyeksi kinerja indeks acuan yang masih optimis bertumbuh, kinerja Reksa Dana pun secara rata-rata juga masih berpeluang tumbuh yang tercermin pada proyeksi kinerja indeksnya masing-masing. Sepanjang 2013, kinerja indeks Reksa Dana saham diperkirakan tumbuh sekitar 11%-15%. Kinerja indeks Reksa Dana pendapatan tetap diperkirakan juga masih tetap tumbuh meskipun sedikit konservatif sekitar 5.5%-7%. Untuk kinerja kinerja indeks Reksa Dana campuran diperkirakan tumbuh sebesar 8.5%-11.5% atau berada di antara kinerja jenis saham dan pendapatan tetap karena sifat basis alokasi portofolio reksa dananya yang cenderung tersebar pada berbagai jenis instrumen investasi, seperti Saham, Obligasi, dan Pasar Uang. 5 Mengandalkan gabungan portofolio antara saham, obligasi dan instrumen pasar uang, reksa dana campuran memiliki tingkat risiko yang relatif lebih kecil bila jika dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Return yang ditawarkan cenderung lebih stabil sebanding dengan risiko yang kecil sehingga sangat cocok untuk investor pemula dan konservatif. Reksa dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor menginginkan bentuk investasi yang terdiri dari efek ekuitas dan efek hutang. Tingkat pengembalian dan risiko menerima risiko yang tinggi, reksa dana campuran merupakan alternatif untuk reksa dana campuran berada ditengah – tengah antara reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Untuk para investor yang kurang berani untuk investasi pengganti reksa dana saham. Reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun equitas dengan proporsi alokasi aset yang lebih fleksibel (Pratomo, 2001: 74). Perbandingan alokasi aset pada reksa dana campuran ini tidak termasuk ke dalam kategori reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap yang telah memiliki alokasi aset yang telah ditetapkan. Dari sisi pengelolaan investasi, fleksibilitas reksa dana campuran ini dapat dimanfaatkan untuk berpindah - pindah pengalokasian aset dari saham ke deposito ataupun obligasi atau sebaliknya tergantung pada keadaan pasar dengan melakukan aktivitas trading atau disebut juga market timing ability. Market timing memang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil investasi maupun untuk menurunkan risiko (Pratomo, 2001: 74). Kondisi 6 makro ekonomi Indonesia saat ini sangat stabil dan ini bisa dijadikan acuan bagi para investor yang ingin berinvestasi di reksa dana campuran. Manajer Investasi dalam mengelola dana antara reksa dana yang satu dengan yang lainnnya berbeda-beda. Literatur investasi umumnya menyatakan bahwa market timing sangat sulit dilakukan, sehingga manajer investasi lebih sering mengandalkan kemampuan pemilihan saham untuk mendapatkan return yang abnormal (superior). Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012) dimana dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market timing ability, 40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing dan adanya penurunan antara 150 hingga 95 reksadana yang tidak memiliki kemampuan market timing. Pengukuran risiko dari reksa dana akan membantu investor dalam menentukan jenis reksa dana yang akan diinvestasikan, sehingga investor diharapkan dapat terhindar dari kerugian berinvestasi yang disebabkan oleh kinerja yang buruk dari reksa dana serta Manajer Investasi dapat memberikan 7 return yang diharapkan oleh investor. Hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetya dan Bandi (2010) menyatakan bahwa tingkat risiko memiliki pangaruh terhadap kinerja reksa dana, dimana semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi pula tingkat return yang diperoleh sehingga meningkatkan kinerja reksa dana. Sedangkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa tingkat risiko signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Umur reksa dana, semakin tua umur reksa dana semakin baik kinerjanya karena pengalaman yang dimiliki cukup untuk dapat dipercaya sebagai instrumen dan pengelola dana investor sehingga memberikan return yang diharapkan. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams (2002) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh usia reksa dana dengan kinerja reksa dana yang dimana tingkat pengembalian reksa dana usia lebih muda cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia yang lebih tua. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh See dan Jusoh (2012) yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. 8 Ukuran reksa dana mencerminkan bahwa semakin besar aset yang dikelola manajer investasi, maka makin efisien pengelolaan dananya dan potensi imbal hasilnya juga makin baik. Semakin besar ukuran aset yang dikelola akan memberikan fleksibilitas, meningkatkan bargaining power serta memudahkan terciptanya economies of scale yang dapat berdampak pada penurunan biaya sehingga akan berdampak positif terhadap kinerja (Chan et, al., 2009). Besar kecilnya ukuran suatu reksa dana akan mempresentasikan jumlah kapitalisasi pasar reksa dana. Dalam banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 118). Penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) menyatakan bahwa ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan menurut Dalquist M. et, al., (2000) fund size tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan fokus utama kegiatan yang dilakukan oleh manajer investasi dalam mengelola kinerja reksa dana, terutama pada kebijakan pemilihan sekurirtas, market timing, tingkat resiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana. Sehingga mendorong saya sebagai penulis ingin membuat karya tulis berupa skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Resiko, 9 Umur Reksa Dana dan Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan. 2. Apakah pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan. b. Menganalisis pengaruh pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial. 10 2. Manfaat Penelitian Hasil dari dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain adalah : a. Bagi penulis Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap reksadana secara teoritis maupun dalam dunia nyata, serta pengaplikasian pengetahuan yang selama ini didapat selama masa perkuliahan. b. Bagi investor dan calon investor Hasil penilaian kinerja yang disajikan dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan pilihannya berinvestasi melalui Reksadana. c. Bagi Manajer Investasi Hasil penelitian ini juga memberikan informasi kepada Manajer Investasi bagaimana pengaruh variable – variable dalam penelitian ini terhadap kinerja reksa dana campuran yang mereka kelola sehingga Manajer Investasi dapat mengetahui langkah selanjutnya untuk meningkatkan kinerja reksa dana campuran dengan meningkatkan return dan memperkecil risiko. 11 d. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, sehingga dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya serta diharapkan penelitian ini dapat melengkapi penelitian terdahulu. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Investasi Investment is an area of finance focuses on the behavior of financial markets and the pricing of securities. An investment manager’s task, for example, may include valuing common stocks, selecting securities for a pension fund, or measuring a portfolio’s performance (Fabozzi dan Peterson, 2003: 3). Investasi adalah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dimasa depan (Bodie, 2014: 1). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil maupun aset finansial. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan return dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana (Sunariyah, 2006: 4). Ada tiga hal utama yang mendasari perlunya melakukan investasi (Pratomo, 2001: 6), yaitu : 13 a. Adanya kebutuhan masa depan yang belum mampu untuk dipenuhi sehingga uangnya diinvestasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan return. b. Adanya keinginan untuk menambah nilai aset, adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki. c. Karena adanya inflasi. Setiap investasi selain diharapkan memberikan return, juga memberikan risiko. Dalam konteks manajemen investasi, risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya (Halim, 2009: 73). Berdasarkan teori portofolio oleh Markowitz (1927), portfolio berkaitan dengan estimasi yang dilakukan investor terhadap ekspektasi risiko dan return yang diberikan. Portofolio mengidentifikasi diversifikasi sebagai cara untuk menyebar risiko (Bodie, 2014: 388). Diversifikasi adalah portofolio yang mengkombinasikan aset dengan beragam instrumen investasi untuk meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang dihasilkan. Dengan adanya diversifikasi, portfolio akan lebih aman karena risiko tersebar pada beragam instrumen investasi, dengan mengumpulkan dana investor, perusahaan investasi memungkinkan investor memegang sebagian kecil dari banyak sekuritas yang berbeda (Bodie, 2014: 97).. Sehingga investor akan mendapatkan return seperti yang diharapkan. Cara 14 paling sederhana dan populer dalam menyesuaikan imbal hasil dengan risiko portofolio adalah membandingkan tingkat hasil dengan dana investasi lain yang memiliki karakteristik risiko serupa (Bodie, 2014: 361). 2. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar yang memperjual-belikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri (Nasarudin dan Surya, 2004: 13). Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrumen-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas) (Nasarudin dan Surya, 2004: 14). Melakukan investasi di pasar modal setidaknya harus memperhatikan dua hal, yaitu: keuntungan yang akan diperoleh dan risiko yang mungkin terjadi. Para pelaku pasar (individu atau badan usaha) yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dengan membeli surat berharga yang ditawarkan oleh emiten di pasar modal. Sebaliknya, di tempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana, menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Investasi di pasar modal menurut Frank Fabozzi et.al., to seek maximize the expected return, given some level of risk they are willing to accept. Portfolio that satisfy this requirement are called efficient (or optimal) portfolios (Nasarudin dan Surya, 2004: 12). 15 Menurut Anoraga dan Pakarti (2006: 54) instrumen pasar modal sebagai “Semua surat-surat berharga (securities) yang diperdagangkan di bursa”. Instrumen pasar modal ini umumnya bersifat jangka panjang. Instrumen yang paling umum diperjual belikan melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, rights, opsi, dan warran. Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan menggunakan dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah (middle-term investment) dan panjang (longterm investment). Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Pemilik dana menyerahkan sujumlah dana dan penerima dana (perusahaan terbuka) menyerahkan sejumlah dana dan pemilik dana menyerahkan surat bukti kepemilikan berupa efek (Nasarudin dan Surya, 2004: 10). 3. Reksa Dana Mutual fund berasal dari kata fund dimana Giles (2003) menyatakan “Fund is a pool of money contributed by range of investors who may be individuals or companies or other organisations, which is managed and invested as a whole, on behalf of those investors.” (Manurung, 2007: 1) Definisi reksa dana dari UU No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio 16 efek oleh Manajer Investasi. Pozen (1998) menyatakan bahwa “A mutual fund is an investment company that pool money from shareholders and invests in a diversified of securities.” (Manurung, 2007: 2) Definisi yang telah diuraikan sebelumnya yang terdiri dari beberapa pengertian dapat dilihat reksa dana mempunyai beberapa karakteristik yaitu pertama, kumpulan dan pemilik, dimana pemilik reksa dana adalah berbagai pihak dari perorangan dan lembaga yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke reksa dana dengan berbagai variasi. Kedua reksa dana dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi yang sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan Pengawasan Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Perusahaan tersebut harus mempunyai orang yang mempunyai izin sebagai pengelola dana. Ketiga, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrument investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi seperti rekening Koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang, obligasi dan efek saham maupun efek yang berisiko tinggi seperi opsi, future, dan sebagainya. Manajer Investasi melakukan investasi pada masing-masing instrument tersebut mempunyai besaran yang sering disebut alokasi asset yang berbeda–beda sesuai dengan perhitungan manajer investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan. Keempat reksa dana merupakan investasi 17 jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan jangka panjang merupakan refleksi dari investasi reksa dana, karena umumnya reksa dana melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti obligasi dan saham. Dengan karakteristik ini reksa dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan. Kelima, reksa dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Risiko reksa dana juga terkadang terjadi karena tidak kesengajaan, misalkan ada dana tunai yang masuk ke reksa dana dan Manajer Investasinya sedang rapat seharian dan lupa memasukan penempatan dana sehingga tingkat pengembalian reksa dana turun. (Manurung, 2007: 2) a. Jenis – Jenis Reksa Dana 1) Reksa Dana Menurut Bentuknya Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 1, berdasarkan bentuknya reksa dana ada 2 jenis, yaitu :Reksadana Perseroan dan Reksadana Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini samasama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang. 18 (a) Reksa Dana Perseroan (corporate type) Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan yang tertutup dan reksadana Perseroan terbuka (Darmadji, 2001: 149). Reksa Dana perseroan memiliki ciri–ciri sebagai berikut: (1) Kekayaan Reksa Dana dikelola berdasarkan pada kontrak antara Direksi Perusahaan dengan Manajer Investasi yang telah ditunjuk. (2) Kekayaan Reksa Dana disimpan berdasarkan pada kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian. (b) Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif (contractual type) Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk Perseroan 19 (Darmadji, 2001: 149), sebagaimana diatur dalam Penjelasan pasal 18 ayat (1) undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan, seluruh reksadana yang ada di Indonesia saat ini berbentuk kontrak investasi kolektif. Reksa Dana bentuk ini mempunyai ciri–ciri sebagai berikut : (a) Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif (KIK). (b) Manajer Investasi mengelola Reksa Dana berdasarkan kontrak. (c) Penyimpanan kekayaan investasi kolektif yang dilakukan Bank Kustodian dilakukan berdasarkan kontrak yang telah disepakati. 2) Reksa Dana Menurut Sifatnya Seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 18 ayat 2, reksa dana memiliki dua sifat, yaitu : (a) Reksa Dana Bersifat Tertutup (Closed–End Fund) Reksa Dana Tertutup (Closed-End Fund) merupakan reksa dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli saham/unit penyertaan yang telah dijualnya. Investor hanya dapat menarik investasinya dengan cara 20 menjual/mengalihkan saham/unit penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain yang berminat. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, dal tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan (Darmadji, 2001: 150). (b) Reksa Dana Bersifat Terbuka (Open–End Fund) Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) merupakan Reksa Dana yang menerbitkan saham/unit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai sejumlah kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya. Reksa dana terbuka lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan dengan pasar dari pada saham reksa dana tertutup. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit setiap saat. Manajer Investasi reksa dana melalui Bank Kustodian wajib membelinya sesuai dengan NAB per saham/unit saat itu (Darmadji, 2001: 150). 21 Tabel 2.1 Jenis Reksa Dana berdasarkan Sifatnya PT. Reksa Dana Tertutup Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar Saham reksa dana dicatatkan di bursa efek PT. Reksa Dana Terbuka Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada pemodal yang membeli Saham reksa dana tidak perlu dicatat di bursa efek Investor tidak dapat menjual kembali saham Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana, tetapi yang dimilikinya kepada reksa dana kepada investor lain melalui bursa Harga jual/beli saham tergantung Harga jual/beli saham antara PT Reksa penawaran dan permintaan antar investor di Dana dengan investor didasarkan atas bursa Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian Sumber : Pratomo, 2001: 46 3) Reksa Dana Menurut Portofolio Investasi Dilihat dari portofolio investasinya, dari sisi peraturan Bapepam nomor IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian nilai, Reksa Dana di Indonesia berdasarkan potofolio terdiri dari empat kategori yaitu (Manurung, 2007: 298) : (a) Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) Reksa dana ini didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang (Pratomo, 2001: 68). Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo yang kurang dari satu tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dari pemelihara modal (Darmadji, 2001: 150). 22 Secara umum, instrumen atau efek yang masuk dalam kategori ini meliputi deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun (Pratomo, 2001: 68). (b) Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) Reksadana yang melakukan investasi sekurang- kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. (Darmadji, 2001: 151). Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, SBI, dan instrumen lain (Pratomo, 2001: 71). Reksa Dana Pendapatan Tetap merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3 tahun) dengan resiko menengah. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil (Darmadji, 2001: 151). (c) Reksa Dana Saham (Equity Funds) Reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas (Darmaji, 2001: 151). Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari jenis reksa dana 23 lainnya, namun menghasilkan tingkat pengembalian yang paling tinggi diantara reksa dana jenis lainnya. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga,efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen. (Pratomo, 2001: 72). (d) Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds) Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang (Darmadji, 2001: 151). Tidak seperti RDPU, RDPT dan RDS yang mempunyai batasan alokasi investasi yang boleh dilakukan, reksa dana campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek hutang maupun ekuitas dan porsi alokasi yang lebih fleksibel (Pratomo, 2001: 72). Reksa Dana campuran merupakan alternatif pilihan untuk investor untuk berinvestasi yang menginginkan berinvestasi yang sekaligus terdiri dari efek ekuitas dan efek utang. Tingkat pengembalian dan risiko Reksa Dana campuran berada ditengah–tengah antara Reksa Dana pendapatan tetap dan Reksa Dana saham. Untuk para investor yang kurang berani 24 menerima risiko yang tinggi, Reksa Dana campuran merupakan alternatif untuk investasi untuk pengganti Reksa Dana saham. Tabel 2.2 Jenis Reksa Dana berdasarkan Portofolio No. Klasifikasi 1 Reksa Dana Melakukan alokasi investasi 100% Pasar Uang dari keseluruhan dana yang dikelola di dalam instrument pasar uang Reksa Dana Melakukan investasi sekurangPasar kurangnya 80% dari dana yang Saham dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas Reksa Dana Melakukan investasi sekurangPendapatan kurangnya 80% dari dana yang Tetap dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang Reksa Dana Alokasi investasi pada efek ekuitas Campuran (saham) maupun efek utang (obligasi dan deposito) tanpa minimal alokasi dana. 2 3 4 Alokasi Investasi Tujuan Investasi Tingkat Risiko Rendah Liquiditas Mempertahanka n Modal Pertumbuhan Tinggi Harga Saham/ Up dalam Jangka Panjang Pendapatan Menengah Yang Stabil Pertumbuhan Menengah Harga dan – Pendapatan Tinggi Jangka Waktu < 1 Tahun > 5 Tahun 1 – 3 Tahun 3 – 5 Tahun Sumber : Pratomo, 2001: 68-79 4) Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas (Darmadji, 2001: 151): (a) Growth Fund Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Reksadana jenis ini biasanya mengalokasikan dananya pada saham. 25 (b) Income Fund Reksadana yang mengutamakan pendapatan konstan.Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang dan obligasi. (c) Safety Fund Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan.Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat hutang jangka pendek. b. Pengelolaan Reksadana Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan reksadana. Pertama adalah Manajer investasi. Manajer investasi merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor. Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi syarat – syarat yang diajukan (Pratomo, 2001: 42). Salah satunya adalah ada seorang direksi dan seorang staf perusahaan yang telah mendapat ijin perorangan sebagai wakil manajer investasi yang baru diperoleh setelah calon wakil manajer investai tersebut mengikuti ujian 26 yang diadakan oleh asosiasi standar profesi pasar modal. (Pratomo, 2001: 42). Manajer investasi memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai berikut (Darmadji, 2001: 155): 1) Kewajiban Manajer Investasi Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan Bapepam, antara lain (Darmadji, 2001: 155): (a) Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam portofolio reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam kebijakan investasi yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai dengan perundang undangan pasar modal. (b) Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksadana (peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1) (c) Menyampaikan hal yang sebenarnya kepada masyarakat menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola. (d) Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio reksadana dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai dengan peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada pukul 17.00 setiap hari kerja. 27 (e) Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi sendiri. (f) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan pemegang unit penyertaan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya. (g) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Manajer Investasi. (h) Terus-menerus meningkatkan sistem pengawasan intern dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan. (i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana. (j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2) Larangan Bagi Manajer Investasi Dalam menjalankan aktivitasnya, sesuai dengan peraturan Bapepam, Manajer Investasi dibatasi atau dilarang dalam beberapa hal yaitu (Darmadji, 2001: 156): 28 (a) Memilki saham/unit penyertaan untuk kepentingan dan atas nama pihak lain. (b) Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi dari perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara perdagangan efek. (c) Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer investasi yang bersangkutan. Atau pihak afiliasi untuk membeli atau menjual efek untuk reksadana. Apabila melanggar diancam dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 1 Miliar. (d) Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum (IPO), kecuali untuk efek pasar uang. (e) Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya. 3) Bank Kustodian Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank dalam bidang penyimpanan surat berharga serta administrasinya (Pratomo, 2001: 43). Bank kustodian meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau bank, registrasi dan pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah mendapat persetujuan 29 dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi dengan manajer investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa antara bank kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud dalam pasal 25 ayat (2) undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995. Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki kewajiban yang harus dipenuhi sebagai berikut (Darmadji, 2001: 156): (a) Melakukan pembukuan sesuai dengan pedoman akuntansi reksadana (peraturan bapepam nomor VIII.g.8). (b) Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya sendiri. (c) Menghitung nilai aktiva bersih (NAB)/unit penyertaan setip hari bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang termasuk dalam portofolio reksadana dan mengumumkannya. (d) Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan Bapepam nomor X.D.1. (e) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit penyertan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya. 30 (f) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Bank Kustodian. (g) Mendaftarkan/mencatatkan portofolio efek reksadana dalam daftar pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana. (h) Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern dengan mengevaluasi sistem prosedur kegiatan. (i) Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan reksadana. (j) Menjaga kerahasiaan pemegang unit penyertaan, kecuali diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Mekanisme Kerja Reksa Dana Mekanisme kerja yang terjadi dalam reksa dana, selain melibatkan Manajer Investasi, Bank Kustodian dan investor juga melibatkan pelaku (perantara) di pasar modal (broker, underwriter) serta di pasar uang (bank) serta pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam. Gambar 2.1 menjelaskan mekanisme kerja dalam reksa dana berbentuk KIK (Pratomo, 2001: 43). 31 Gambar 2.1 Mekanisme Kerja Reksa Dana LAPORAN BULANAN BAPEPAM PENGAWASAN 1 MANAJER INVESTOR INVESTASI 2 8 6 3 PERANTARA 5 7 10 4 PASAR MODAL & PASAR UANG 9 BANK KUSTODIAN REKSA DANA Sumber : Pratomo, 2001: 43 Keterangan: 1. Permohonan pembelian (investasi) atau penjualan kembali (pencairan) Unit Penyertaan. 2. Penyetoran dana pembelian unit penyertaan atau pembayaran hasil penjualan kembali. 3. Perintah transaksi investasi. 4. Eksekusi transaksi investasi. 5. Konfirmasi transaksi. 6. Perintah penyelesaian transaksi 7. Penyelesaian transaksi dan penyimpanan harta 32 8. Informasi Nilai Aktiva Bersih/Unit secara harian melalui media massa. 9. Laporan valuasi harian dan bulanan. 10. Laporan bulanan kepada Bapepam. d. Keuntungan dan Risiko Reksa Dana Dalam berinvestasi di Reksa Dana setiap investor mengharapkan return yang tinggi dan risiko yang kecil. Reksa Dana terus dicari oleh para investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain. Reksa Dana memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Di dalam Reksa dana terdapat resiko dan tidak terjaminya tingkat pengembalian. 1) Keuntungan Berinvestasi di Reksa Dana Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Beberapa keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara lain sebagai berikut (Sunariyah, 2006: 246): (a) Mendapat dividen dan bunga Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan berupa dividen, sedangkan bunga merupakan hasil investasi seperti deposito dan obligasi. 33 (b) Distribusi laba capital Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana yang dimiliki. (c) Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko karena kekayaan reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek, sehingga risikonya juga tersebar, tidak sebesar seseorang yang membeli dua jenis saham atau efek secara individual. (d) Biaya Rendah Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi maka akan menghasilkan biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi akan lebih rendah dibandingkan dengan investor individu yang melakukan transaksi sendiri pada bursa. (e) Harga reksa dana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke instrumen investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi pemodal selalu menguntungkan. 34 (f) Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham atau unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing – masing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Terbuka wajib membeli kembali saham/unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid. (g) Pengelolaan Portofolio yang Profesional Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh Manajer Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting mengingat pemodal individual pada umunya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisis efek serta mengakses informasi di pasar modal. 2) Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana Seperti halnya pada investasi lainnya, reksa dana disamping mempunyai beberapa keuntungan juga mempunyai beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan. Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda (Sunariyah, 2006: 251). Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula risikonya. Risiko yang terkandung dalam reksadana perlu mendapatkan pertimbangan para pemodal. Risiko tersebut antara lain (Sunariyah, 2006: 251) : 35 (a) Berkurangnya unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio reksa dana yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan. (b) Risiko likuiditas. Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang tunai bagi pembayaraan tersebut. (c) Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio reksadana. (d) Aset perusahaan tidak dilindungi. Aset perusahaan reksadana sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan pada bank kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting. (e) Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAV harian suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat. 36 (f) Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur. Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama kejujuran dalam hal informasi yang diberikan kepada masyarakat. Para calon pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya tentang kebijakan dan risiko-risiko investasi reksadana. (g) Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama didirikannya perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal reksadana, bukan untuk para pemegang saham tertentu/kelompok. Dalam rangka menghilangkan adanya risisko tersebut maka dibuat peraturan reksadana untuk memberikan sepenuhnya pada investor. e. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Kekayaan reksa dana dapat berupa kas, deposito, SBI, saham, obligasi, right dan efek lainya. Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa fee manajer investasi yang belum dibayar, fee broker yang belum dibayar serta pembelian efek yang belum dilunasi (Akbarini, 2004). 37 NAB mencerminkan keuntungan dan kerugian yang diterima investor dari portofolio yang dibentuk manajer investasi dalam reksadana, peningkatan NAB menunjukan bertambahnya nilai investasi pemegang unit penyertaan atau saham (Bodie, 2014). Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai investasi yang dimiliki para investor. Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap orang dapat menghitung tingkat pengembalian reksadana selama satu periode pengamatan. Dalam Bodie Keane (2014: 98) rumus untuk menghitung NAB reksadana adalah sebagai berikut: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 f. Pengukuran Kinerja Reksa Dana Banyaknya reksa dana yang beredar akan memaksa investor untuk menilai kinerja reksa dana sebelum melakukan investasi. Terdapat beberapa metode untuk menilai kinerja reksa dana mengingat bukan hanya tingkat return yang dilihat, namun juga tingkat risiko yang diambil untuk memperoleh return tersebut. Setiap metode yang digunakanpun memiliki kriteria yang berbeda satu sama lain. Metode pengukuran kinerja reksa dana antara lain : 38 1) Sharpe Ratio (Reward to Variability Ratio/RVAR) Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun 1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah salah satu metode pengukuran kinerja portofolio dengan memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko (risk premium) portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh standar deviasi ( ). Metode ini menghitung hasil dari pertukaran (trade off) volatilitas (total) (Bodie, 2014: 362). Premi risiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas risiko ( – Rf). Sedangkan standar deviasi merupakan risiko fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang dihasilkan selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio mengukur seberapa besar penambahan hasil investasi (kompensasi) yang diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin besar nilai Sharpe Ratio mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko yang diambil. Formulasi metode ini yaitu membagi risk premium dengan standar deviasi (Pratomo, 2001: 195) : 𝑆𝑅𝐷 = 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 𝜎 39 Dimana : = Nilai dari Sharpe Ratio = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu = Standar deviasi Reksa Dana untuk sub periode tertentu Investasi bebas risiko diasumsikan merupakan investasi pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Karena risiko yang muncul saat berinvestasi, reksa dana diharapkan memberikan return yang lebih besar dibandingkan kinerja investasi yang bebas risiko. Sedangkan standar deviasi merupakan risiko total dari suatu reksa dana. 2) Treynor Index (Reward to Volatility/RVOL) Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor pada tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini menggunakan konsep garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang 40 dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis atau beta ( ). Treynor Index mneghasilkan kelebihan imbal hasil (excess return) per unit risiko, namun menggunakan risiko sistematis dan bukan risiko total (Bodie, 2014: 362). Semakin besar nilai Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula kompensasi yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit fluktuasi pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan menggunakan metode pengukuran Treynor adalah (Pratomo, 2001: 196): 𝑇𝑅𝐷 = 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 𝛽 Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksa dana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun 41 peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe (Pratomo, 2001: 196). Portofolio reksa dana yang terdiversifikasi dengan baik akan mempunyai ranking yang sama untuk kedua jenis pengukuran. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran di atas menunjukkan perbedaan baik dan buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis (Pratomo, 2001: 197). 3) Jensen Alpha (Differential Return Measures) Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael C. Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan return portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return measures yang dilandasi oleh konsep CAPM. Metode Jensen adalah rata-rata imbal hasil portofolio di luar hasil prediksi CAPM, menggunakan beta-portofolio dan rata-rata imbal hasil pasar (Bodie, 2014: 362). Sama halnya dengan Treynor Index, metode ini juga menggunakan security market line sebagai patok duga. Metode Jensen Alpha sendiri dapat diukur dengan persamaan lain yang memiliki tujuan sama dalam mengukur kinerja reksa dana yaitu dengan rumus (Pratomo, 2001: 197): (𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 ) = 𝛼 + 𝛽(𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑃 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 ) 42 Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu = kinerja pasar β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Metode pengukuran alpha untuk periode waktu sampel adalah: 𝛼 = (𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 ) − 𝛽(𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑃 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 ) Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu = kinerja pasar β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Metode ini mengestimasikan return portofolio sebagai fungsi linear dari risiko sistematis, return nyata pada portfolio pasar, return bebas risiko dan random error. Metode pengukuran 43 Jensen Alpha menggunakan data return dan return bebas risiko setiap periode dari waktu ke waktu. Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha negatif dan signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang inferior. Nilai alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol, yang artinya kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio pasar. Berbeda dengan pengukuran pada metode Treynor yang menggunakan rata-rata kinerja untuk sub periode tertentu (misalnya bulanan atau tahunan), metode Jensen menggunakan data setiap periode (dalam hal ini mingguan) dari waktu ke waktu (time series) (Pratomo, 2001: 198). Hasil pengukuran Jensen dalam bentuk positif yang semakin tinggi menunjukkan kinerja reksa dana yang semakin baik. Informasi mengenai kinerja yang disertai pengukuran risiko lebih bermanfaat bagi investor, karena setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda-beda, sehingga dalam memilih reksa dana, investor tersebut dapat menyesuaikan dengan tingkat risiko yang dimilikinya (Pratomo, 2001: 198). g. Pemilihan Sekuritas Selectivity is an ability to pick stocks that outperform the overall stock market (Hirschey, 2008: 141). Menurut Corrado (2002: 44 56) security selection is selection of specific securities wihin a particular class. Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer investasi untuk memilih sekuritas yang tepat dalam portofolionya sehingga mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen inventasi menyatakan bahwa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari manajer investasi sangat diandalkan untuk mendapatkan return yang superior (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 11). h. Market Timing Ability Market timing is an investment style that atemps to buy into the stock market before a bull market move and sell before a bear market move (Hirschey, 2008: 141). Pengertian lebih lanjut market timing is an investment decision you must make is wheather you will try to buy and sell in anticipation of the future direction of the overall market (Corrado, 2002: 55). Market timing ability merupakan kemampuan Manajer Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio aset instrumen investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau 45 market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 12). Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Market timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer Investasi akan mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan portofolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan harga saham yang mungkin terjadi. Selain itu, adanya pengetahuan mengenai keadaan pasar yang sedang dalam keadaan bullish atau bearish akan membantu Manajer Investasi menjual dan membeli saham tepat waktu. i. Tingkat Risiko Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2009: 73). Ada beberapa aspek yang menyebabkan Reksa Dana berisiko yaitu Pertama, dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada 46 portofolio efek. Kedua, dengan adanya instrument yang bervariasi maka mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda–beda. Ketiga, di dalam Reksa Dana mempunyai arus kas yang berubah–ubah setiap saat. Keempat, risiko di dalam Reksa Dana juga dipengaruhi oleh keahlian manajer investasi dalam mengelola reksa dana (Manurung, 2007: 59). j. Umur Reksa Dana Umur dari reksa dana mengindikasikan kapan suatu reksa dana mulai diperdagangkan di pasar modal. Banyak investor yang lebih menyukai reksa dana yang berumur lebih lama. Reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Umur reksa dana mencerminkan pengalaman dari manajer investasinya di dalam mengelola reksa dana tersebut. Semakin lama umur suatu reksa dana, maka manajer investasinya semakin berpengalaman di dalam mengelola portofolio bila dibandingkan dengan reksa dana yang berumur lebih muda. Dalam berinvestasi reksadana sebaiknya memilih reksa dana yang dikeluarkan oleh manajer investasi yang memiliki pengalaman sekurangnya lima tahun, karena 5 tahun dianggap sebagai masa rata- 47 rata satu siklus industri di pasar modal (Cahyono, 2000, dalam Akbarini, 2004). k. Ukuran Reksa Dana Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146). Ada 2 macam pandangan investor dalam memandang besar kecilnya aset yang dikelola suatu reksa dana berkaitan dengan kinerjanya. Di satu sisi ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola aset yang kecil memiliki kinerja yang lebih baik karena kefleksibilitasan sering menjadi keunggulan bersaingnya, sebab manajer investasi dapat dengan cepat mengantisipasi perubahan pasar, dapat pindah dari satu saham ke saham lainnya dengan mudah. Di sisi lain, ada investor yang beranggapan reksa dana yang mengelola asset besar memiliki kinerja yang lebih baik, karena selain menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana juga 48 memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi (Chan et, al., 2009). B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 Tabel Penelitian Terdahulu No 1 2 Peneliti Judul Penelitian Michael V. “Analisis Panjaitan Kemampuan (2012) Stock Selection dan Market Timing Manajer Investasi Pada Reksa Dana Saham di Indonesia” Metode Analisis Hasil Metode Jensen Alpha, Metode Treynor-Mazuy dan Metode HenrikssonMerton Variabel: Kinerja Reksa Dana, Market Timing, Stock Selection, Return Portfolio dan Return Pasar Manajer Investasi di Indonesia kurang optimal atau kurang baik terhadap kemampuan stock selection maupun kemampuan market timing dalam kegiatan berinvestasi pada instrumen investasi sehingga tidak menambah value kinerja reksa dana saham. Yong Pui “Fund See, Characteristic Ruzita Jusoh s And Fund (2012) Performance: Evidence of Malaysian Mutual Funds” Model Jensen, Metode Regresi Linier Berganda Variabel: Kinerja reksa dana, Risk Ratio, Fund Size, Expense Ratio,Turnover ratio dan Fund Age Risiko signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Ukuran berpengaruh positif akan tetapi tidak signifikan. Biaya-biaya signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Turnover berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia reksa dana berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana 49 No 3 4 5 Peneliti Judul Penelitian Keith “Performance, Cuthbertson Stock Selection dan Dirk and Market Nitzsche Timing of the (2012) German Equity Mutual Fund Industry” Metode Analisis Hasil Metode False Discovery Rate, Metode 3F, Metode TreynorMazuy dan Metode HenrikssonMerton Variabel: Mutual Fund Performance, False Discovery Rate, Stock Selection Skill dan Market Timing Ability Dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection. Sedangkan pada market timing ability, 40-75 reksa dana memiliki kemampuan market timing dan adanya penurunan antara 150 hingga 95 reksadana yang tidak memiliki kemampuan market timing. Metode Asset Class Factor Model, Metode Treynor-Mazuy dan Metode Indeks Tunggal Variabel: Kinerja Reksa Dana Saham, Asset Allocation Policy, StockSelection Skill, Risk Level Dennis P. “Analisis Model Jensen dan dan Determinasi Model Gudikunst Manurung Kinerja Reksa Variabel: Kinerja (2004) Dana Reksa Dana, Pendapatan Bond Selection Tetap di Ability, Market Indonesia Timing, Rasio Periode 1999- Biaya, Total 2003” Aktiva Bersih, Umur Reksa Dana, Biaya Transaksi (Load Fee) Dan Perputaran Portofolio. Asset allocation policy berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Begitu juga dengan stock selection skill yang memiliki pengaruh yang positif signifikan. Untuk risk level, variabel ini berpengaruh positif dan signifikan pada kinerja reksa dana saham. Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) “Reksa Dana di Indonesia: Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham dan Tingkat Risiko” Dari hasil regresi 15 reksa dana yang tidak memiliki kemampuan bond selection ability dan market timing karakteristik reksa dana seperti rasio biaya, total aktiva bersih, biaya transaksi (load fee) dan perputaran portofolio, dari keempatnya yang berpengaruh secara signifikan terhadap tidak baiknya kinerja reksa dana tersebut, rasio biaya yang dikenakan oleh reksa dana memberikan kontribusi paling besar. 50 No 6 7 Peneliti Judul Penelitian Chen et, al., Does Fund (2004) Size Erode Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind, Paul (2000) “Performance and Characteristic s of Swedish Mutual Fund” Metode Analisis Hasil Model crosssectional regressions Variabel: kinerja reksa dana diukur terhadap Risk Ratio, Fund Size, Expenese Ratio, Turnover dan Fund Age Risiko signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. ukuran dana signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Biaya-biaya signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Turnover signifikan Berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Usia signifikan berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana. Turnover berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja reksa dana. expense ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja reksa dana. fund size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. Cash flow berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana yang memberikan kontribusi paling besar. Model Regresi Linier Berganda Variabel: Kinerja Reksa Dana, Turnover, Expense Ratio, Fund Size Dan Cash Flow Sumber : Berbagai jurnal dan tesis yang telah diolah Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak dari sampel yang digunakan serta metode dan periode yang diambil dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode perhitungan Treynor dengan 10 sampel reksa dana campuran selama periode 2010-2013. Sedangkan penelitian lain cenderung lebih banyak menggunakan reksa dana saham yang dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Michael V. Panjaitan (2012) pada 51 reksa dana saham 51 dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2009-2012 , sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yong Pui See dan Ruzita Jusoh (2012) menggunakan 69 reksa dana saham Malaysia dengan menggunakan metode Jensen selama periode 2005 sampai dengan 2009. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012) menggunakan 555 reksa dana saham Jerman dengan menggunakan metode False Discovery Rate, Metode Fama French Factor, Metode Treynor dan Henrikson-Merton selama periode pengamatan 1990 sampai dengan 2009, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) menggunakan 63 reksa dana saham dengan menggunakan metode Asset Class Factor, Single Index Model dan metode Treynor selama periode 2006 sampai 2008. Penelitian yang dilakukan Chen et, al., (2004) menggunakan metode Cross Sectional Regression dengan menggunakan 741 reksa dana saham di Amerika selama periode pengamatan 1962 sampai dengan 1999, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind (2000) menggunakan 80 reksa dana saham di Swedia dengan menggunakan model Jensen Alpha dan Cross Sectional Regression selama periode 1993 sampai dengan 1997. Selanjutnya perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan Manurung (2004) yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Dennis P dan Manurung menggunakan metode Jensen dan Model Gudikunst dengan menggunakan 15 reksa dana pendapatan tetap selama periode 1999 sampai dengan 2003. 52 C. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen 1. Pengaruh Pemilihan Sekuritas dan Market Timing Ability Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Manajer investasi didalam penyusunan portofolionya membutuhkan kemampuan dari pemilihan sekuritas dan market timing ability yang dapat dijadikan acuan bagi investor dalam pengambilan keputusan keputusan untuk berinvestasi didalam reksa dana. Pemilihan sekuritas dianggap memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja reksa dana campuran karena setiap instrumen yang dimasukkan kedalam portofolio akan dipilih dan dianalisa secara spesifik yang kemudian dimasukkan kedalam kelas-kelas aset tertentu (Corrado, 2002: 56). literatur manajemen inventasi menyatakan bahwa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan sehingga pemilihan sekuritas dari manajer invetasi sangat diandalkan untuk mendapatkan return yang superior (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 11). Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dari reksa dana. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) dengan metode perhitungan Asset Class Factor dan Treynor dengan 21 sampel reksa dana saham dalam periode 2006-2008. Market timing dinilai berkontribusi positif karena Manajer Investasi akan mampu memprediksi kapan waktu yang tepat untuk 53 menyesuaikan portfolio sahamnya sebagai antisipasi terhadap perubahan harga pasar. Selain itu, Manajer Investasi bertujuan untuk membeli sekuritas sebelum pergerakan pasar bullish dan menjual sekuritas sebelum pergerakan pasar bearish (Hirschey, 2008: 141). Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 12). Hasil penelitian dari Vincentius Panjaitan (2012) dengan metode perhitungan Jensen Alpha, Treyno-Mazuy dan Henrikson-Merton dengan sampel sebesar 51 reksa dana saham menunjukkan bahwa market timing ability berpengaruh positif dan cukup tinggi dengan adanya 31 dari 51 perusahaan reksa dana yang diteliti memiliki kemampuan tersebut selama periode 2009-2012. : Pemilihan Sekuritas memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. : Market Timing memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. 54 2. Pengaruh Tingkat Risiko Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Risiko merupakan ketidakpastian atas apa yang akan terjadi di masa depan. Sesuatu yang tidak pasti dapat menimbulkan akibat yang merugikan. Risiko terjadi apabila adanya perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat kembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2009: 73). Menurut Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) dengan metode perhitungan Asset Class Factor dan Treynor dengan 21 sampel reksa dana saham dalam periode 2006-2008, tingginya risiko yang diambil oleh Manajer Investasi menyebabkan tingginya return yang dihasilkan sehingga meningkatkan kinerja reksa dana saham, sesuai dengan hukum “high risk high return”. : Tingkat Risiko memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. 3. Pengaruh Umur Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Umur reksa dana dinilai memberikan kontribusi positif terhadap kinerja reksa dana campuran karena reksa dana yang memiliki umur yang lebih lama akan memiliki track record yang lebih panjang, maka dari itu akan dapat memberikan gambaran kinerja yang lebih baik kepada para investornya (Rao, 2000, dalam Akbarini, 2004). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams (2002) menyatakan bahwa adanya 55 pengaruh positif terhadap usia reksa dana dengan kinerja reksa dana saham, dengan metode perhitungan 4-factor-aseet pricing model serta sampel sebesar 506 reksa dana saham selama periode 1991-1998. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian reksa dana usia lebih muda cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia yang lebih tua. : Umur Reksa Dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. 4. Pengaruh Ukuran Reksa Dana Terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Ukuran reksa dana dinilai dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana campuran karena ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana. Untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146). Ukuran reksa dana yang besar memiliki kinerja yang lebih baik, karena selain menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana juga memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi (Chan et, al., 2009). 56 Penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) dengan sampel reksa dana saham selama periode 1962-1999 dengan model cross-sectional regressions dengan 741 reksa dana saham di Amerika selama periode 1962- 1999 yang menyatakan bahwa ukuran reksa dana memiliki pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. : Ukuran Reksa Dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. 57 D. Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Reksa Dana Campuran (2010-2013) Proses Olah Data Metode Treynor Pemilihan Sekuritas Metode Treynor Market Timing Single Index Model Tingkat Risiko Prospektus Reksa Dana Umur Reksa Dana Total Net Asset Ukuran Reksa Dana Metode Treynor Kinerja Reksa Dana Campuran Teknik Analisis Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis Koefisien Determinasi Uji F Uji t Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi Kesimpulan Implikasi Saran 58 E. Hipotesis Dari telaah literatur, tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka peneliti merumuskan kesimpulan sementara atau hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut: Pemilihan Sekuritas mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Market Timing mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Tingkat Risiko mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Umur Reksa Dana mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Ukuran Reksa Dana mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemilihan sekuritas ( ( ), market timing ( ) dan ukuran reksa dana ( ), tingkat risiko ( ), umur reksa dana ) terhadap kinerja reksadana campuran (Y) berbetuk kontrak investasi kolektif, sebagai variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian. Sepuluh produk reksadana yang dijadikan objek dalam penelitian ini merupakan sub kategori reksadana campuran yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan BAPEPAM sekarang ini. Serta diperdagangkan dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) periode Januari 2010 - Desember 2013. Penilaian dilakukan menggunakan laporan keuangan tahunan di dalam prospektus reksa dana untuk mengukur kinerja reksa dana campuran pada periode penelitian. B. Metode Penentuan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana campuran yang telah terdaftar dan dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dan BAPEPAM sekarang ini. Serta diperdagangkan dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) periode Januari 2010 - Desember 2013. Teknik yang 60 digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling guna mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana yang memiliki tanggal efektif sebelum periode penelitian yaitu tanggal 1 Januari 2010. 2. Reksa dana beroperasi secara aktif selama periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2013. 3. Reksa dana beroperasi secara aktif dalam bentuk reksa dana campuran. 4. Ketersediaan data yang dimiliki sesuai dengan periode penelitian. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh sebanyak 10 sampel reksa dana yang memenuhi kriteria setiap tahunnya. Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat dilihat melalui tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Rincian Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria Keseluruhan reksa dana campuran yang terdaftar di Bapepam sampai periode Desember 2013 Jumlah reksa dana campuran yang tidak aktif sampai periode Desember 2013 Keseluruhan reksa dana campuran yang aktif sampai periode Desember 2013 Reksa dana campuran tidak mempublikasikan prospektus reksa dana selama 4 tahun terakhir sampai akhir Desember 2013 Reksa dana campuran yang telah mempublikasikan prospektus reksa dana selama 4 tahun terakhir sampai akhir Desember 2013 Sumber: Data diolah Jumlah 301 124 177 167 10 61 Setelah melakukan pemilihan sampel, reksa dana campuran yang memenuhi kriteria sampel ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Sampel Reksa Dana Campuran Periode 2010-2013 No. 1 2 3 4 5 Reksa Dana Manajer Campuran Investasi Bahana PT. Bahana TCW Infrastruktur Investment Manajemen BNP Paribas PT. BNP Paribas Equitra Investment Partners BNP Paribas PT. BNP Paribas Spektra Investment Partners First State PT. First State Indonesia Invesments Muitistrategy Fund Indonesia Batavia Dana PT Batavia Dinamis Prosperindo Aset Manajemen 6 Sucorinvest Fund 7 Mandiri Aktif 8 Phillip Rupiah Balanced Fund Shroder Dana Terpadu II Bank Kustodian Standard Chartered Bank Deutsche Bank AG Tanggal Efektif 21 Mei 1997 Deutsche Bank AG 10 Juni 2005 HSBC 11 Agustus 2005 Deutsche Bank AG 29 Mei 2002 9 September 2005 Flexi PT. Sucorinvest PT Bank 5 Desember Asset Management CIMB Niaga 2006 Tbk Investa PT. Mandiri Deutsche 24 Maret 2005 Manajemen Bank AG Investasi PT. Phillip Asset Management 9 PT. Schroder Investment Management Indonesia 10 Schored Syariah PT. Schroder Balanced Fund Investment Management Indonesia Sumber: www.kontan-online.com PT Bank 1 September Permata Tbk. 2008 Deutsche 15 Mei 2006 Bank AG Deutsche Bank AG 22 April 2009 62 C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu dikumpulkan lagi. Data sekunder juga merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Bambang, 2002: 147). Data-data sekunder yang digunakan di peroleh dengan menggunakan metode kepustakaan dari berbagai literatur, majalah, dan situs dari internet (www.idx.co.id , www.bi.go.id , www.finance.yahoo.com, www.kontanonline, www.Bapepam.go.id, www.infovesta.com ) semuanya merupakan data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian. dikarenakan kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan Bambang, 2002: 150) Sifat datanya adalah runtut waktu (time series). Data yang diperlukan dalam penelitian ini : 1. Tingkat pengembalian (return), return portofolio (Rp) mengunakan Nilai Aktiva Bersih (NAB/unit). 2. Suku bunga bebas risiko diwakili SBI (Rf). 3. Data IHSG untuk periode Januari 2010 hingga Desember 2013. 4. Laporan keuangan tahunan di dalam prospektus reksa dana untuk memperoleh data terkait kinerja reksa dana. 63 D. Metode Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtois dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011: 19). 2. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik agar model regresi dapat menjadi suatu model yang representatif. Uji Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas data, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011: 160). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011: 160). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara 64 data observasi dengan distribusi normal (Ghozali, 2011: 160). Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011: 161). Uji normalitas melalui grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2011: 163), sehingga uji yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed), apabila nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka hal ini menandakan bahwa data residual terdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang tidak ada multikolonieritas adalah yang mempunyai nilai besaran korelasi antar variabel bebas lebih kecil dari 90%, VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 65 angka 10 dan mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau 10% (Ghozali, 2011: 105). c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual pengamatan satu pada pengamatan lain dalam model regresi. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139). Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode Scatterplot. Dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011: 139): 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 66 Uji heteroskedastisitas selanjutnya dapat dilakukan dengan Uji Park dengan melihat nilai dari Signifikansi dimana apabila hasil tampilan output SPSS memberikan koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang signifikan maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas dengan melihat nilai dari signifikansi dari seluruh variabel independen, apabila nilai dari signifikansi keseluruhan variabel independen lebih besar dari 0,05 maka hal ini menandakan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas. Hal ini konsisten dengan Uji Scatterplots (Ghozali, 2011: 142). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2011: 110). Menurut Ghozali (2011: 111) Untuk mendeteksi apakah terdapat autokorelasi di antara variabel-variabel independen, dapat dilihat dari angka D-W (Durbin Watson). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 67 1) Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2) Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3) Bila nilai D-W lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4) Bila nilai D-W terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau D-W terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2011: 111). Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random dengan melihat nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) apabila nilai dari Asymp. Sig. (2tailed) lebih besar dari 0,05 maka hal ini menandakan bahwa model regresi tidak mengalami masalah autokorelasi. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tdak (sistematis) (Ghozali, 2011: 120). 68 3. Koefisien Determinasi ( ) Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dimana nilai berkisar antara 0 - 1. Nilai yang kecil menjelaskan berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97). 4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh 2 atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Bambang, 2002: 202). Variabel independen yaitu pemilihan sekuritas ( reksa dana ( ), market timing ( ) dan ukuran reksa dana ( ), tingkat risiko ( ), umur ) terhadap kinerja reksadana campuran (Y) (Treynor measure). Dengan analisis regresi linier berganda dapat diketahui arah hubungan variabel independen pada variabel dependennya, apakah secara positif atau negatif. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : 69 𝑌 = 𝛼+𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝑏 𝑋 +𝜀 =Kinerja reksa dana campuran Dimana: =Konstanta (intercept) =Koefisien regresi =Kemampuan pemilihan saham =Market timing =Tingkat risiko = =Ukuran Reksa Dana =error term. Seluruh pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan SPSS versi Students. Dalam pengujian hipotesis, analisis dilakukan melalui: a. Uji Simultan (Uji F) Uji Statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011: 98). Uji F dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi F. Apabila nilai signifikansi F < nilai signifikansi maka 70 variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. b. Uji Parsial (Uji t) Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 98). Uji t dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi t pada tingkat yang digunakan, yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi t < 0,05, maka variable independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat (Dependen) Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Bambang, 2002: 63). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah kinerja reksa dana campuran yang dinotasikan dengan Y. Kinerja reksa dana dapat dicerminkan pada NAB yang dimiliki atau pada return yang diberikan kepada investor yang telah berinvestasi pada reksa dana. Reksa dana berkinerja baik apabila kinerja reksa dana jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja pasar yang akhirnya kinerja reksa dana tersebut memberikan return yang lebih besar dibandingkan 71 dengan return pasar. Pengukuran kinerja reksa dana dengan menggunakan metode pengukuran Treynor adalah (Pratomo, 2001: 196) : 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐷 − 𝐾𝑖𝑛𝑒𝑟𝑗𝑎𝑅𝐹 𝛽 𝑇𝑅𝐷 = Dimana: = Nilai dari rasio Treynor = rata-rata kinerja Reksa Dana sub periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu β = Slope persamaan garis hasil regresi linier Penjelasan rincin dari hasil rumusan diatas, didapat dari bebebapa tahapan yang tak dapat dipisahkan, yaitu: a. Mencari return masing-masing reksadana per bulan. Return reksadana dihitung dengan rumus: 𝑅𝐷 = Dimana : 𝑁𝐴𝐵𝑡 − 𝑁𝐴𝐵𝑡 𝑁𝐴𝐵𝑡 = Return Reksa dana = NAB perunit akhir bulan = NAB perunit akhir bulan sebelumnya b. Risk free merupakan investasi dengan bebas risiko yang diasumsikan dengan tingkat rata rata suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 72 pada suatu periode tertentu. Risk free dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: 𝑅𝐹 = Dimana 𝑆𝐵𝐼𝑡 − 𝑆𝐵𝐼𝑡 𝑆𝐵𝐼𝑡 = Risk free rate pada periode t : = SBI rate pada periode t = SBI rate pada periode t-1 c. Mencari nilai beta (β) dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini: 𝐸(𝑟𝑖 ) − 𝑟𝑓 = 𝛽𝑖 𝐸(𝑅𝑚 ) − 𝑅𝑓 Dimana : ( ) = Return reksa dana campuran = Risk free SBI 1 bulan ( ) =Indeks Harga Saham Gabungan 2. Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas atau bisa juga disebut variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Bambang, 2002: 63). Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut : 73 a. Pemilihan Sekuritas Alat ukur untuk menghitung pemilihan saham digunakan model Treynor dan Mazuy. Pemilihan sekuritas sebagai metode penghitungan dipresentasikan oleh α. Jika manajer investasi memiliki (α>0) berarti terdapat kemampuan stock selection yang baik, dan sebaliknya jika (α<0), artinya kemampuan stock selection-nya tidak baik. Berikut ini rumus Treynor dan Mazuy (Bodie, 2014: 374) 𝑅𝑝 − 𝑅𝑓 = 𝛼 + 𝛽 𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 + 𝑐(𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 ) + 𝜀𝑝 Dimana: =return portofolio reksa dana, =return untuk aset bebas risiko, =return dari pasar saham, =intercept yang merupakan indikasi stock selection dari manajer investasi, =koefisien regresi excess market return atau slope pada waktu pasar turun (bearish), = koefisien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market timing dari manajer investasi, dan = merupakan error term. 74 b. Market Timing Ability Market timing ability merupakan kemampuan Manajer Investasi dalam melakukan penyesuaian portofolio asset instrumen investasi dengan membeli atau menjual saham secara tepat waktu untuk mengantisipasi perubahan harga pasar. Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dan ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market (Gumilang dan Subiyantoro, 2008: 12). Dengan dimilikinya kemampuan tersebut, Manajer Investasi memiliki peluang untuk menghindar dari risiko sistematik yang dapat menurunkan nilai NAB reksa dana. Kemampuan ini berhubungan dengan realisasi portfolio di masa mendatang. Dalam menghitung kemampuan ini digunakan penghitungan dengan TreynorMazuy Model (1966). Dalam model ini, mewakili kemampuan Manajer Investasi melakukan market timing dan dikatakan memiliki kemampuan ini ketika bernilai positif. Penghitungan Treynor-Mazuy Model (Bodie, 2014: 374) : 𝑅𝑝 − 𝑅𝑓 = 𝛼 + 𝛽 𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 + 𝑐(𝑅𝑚 − 𝑅𝑓 ) + 𝜀𝑝 75 Dimana: =return portofolio reksa dana, =return untuk aset bebas risiko, =return dari pasar saham, =intercept yang merupakan indikasi stock selection dari manajer investasi, =koefisien regresi excess market return atau slope pada waktu pasar turun (bearish), = koefisien regresi yang merupakan indikasi kemampuan market timing dari manajer investasi, dan = merupakan error term. c. Tingkat Risiko (Risk Level) Beta portofolio (β) adalah risiko pasar yang memberikan gambaran hubungan antara return portofolio dengan return dari pembanding. Pengukuran risiko sistematis (beta) dilakukan dengan Metode Indeks Tunggal (Single Index Method) yang dikembangkan oleh William Sharpe. Sharpe mengembangkan model pasar yang merupakan bentuk hubungan antara tingkat keuntungan aset individual dengan tingkat keuntungan rata-rata pasar (indeks pasar). Adapun rumus menghitung beta sebagai berikut (Elton and Gruber, 2014: 128): 𝑅𝐷 = 𝛼 + 𝛽. 𝑅𝑚 + 𝜀 76 =return portofolio reksa dana pada periode t, dan Dimana: =return pasar pada periode t, =bagian dari tingkat keuntungan portofolio reksa dana yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar dan variabel ini merupakan variabel acak, =beta portofolio reksa dana, dan =error term. d. Umur Reksa Dana Menurut Akbarini (2004) umur reksa dana merupakan kategori yang berjenis numerik, di mana ia menunjukkan usia dari tiap reksa dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana tersebut efektif diperdagangkan. Asumsi yang ada menyatakan bahwa semakin tua umur reksa dana maka ia akan berkinerja lebih baik, karena manajer investasinya sudah lebih berpengalaman dibandingkan dengan yang berusia muda. e. Ukuran Reksa Dana Ukuran reksa dana merupakan presentasi dari jumlah kapitalisasi reksa dana, selain itu ukuran reksa dana merupakan suatu alat ukur dalam menentukan besar kecilnya reksa dana berdasarkan dana yang dikelolanya yang digambarkan oleh Total Net Asset. Dalam banyak penelitian yang dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh ukuran terhadap excess return mengindikasikan bahwa ukuran yang 77 lebih besar akan menyebabkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang lebih kecil (Elton and Gruber, 2014: 146). Kekayaan dari reksa dana yang didapatkan dari nilai aktiva bersihnya yang dimiliki reksa dana. Setelah nilai aktiva bersih diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk log agar nilainya tidak terlalu besar bila diabandingkan dengan variable lain, size dapat dirumuskan sebagai berikut : 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 − 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑆𝑖𝑧𝑒) = log 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Tabel 3.3 Definisi Operasinal Variabel Penelitian No Variabel Definisi Pengukuran 1 Kinerja Reksa dana Kemampuan Manajer investasi dalam memberikan return kepada investornya lebih besar dibandingkan return yang diberikan pasar 2 Pemilihan Saham Kemampuan − = + − + ( − ) + Manajer Investasi Ketika nilai positif maka Manajer Investasi dalam memilih memiliki kemampuan pemilihan saham saham yang tepat = − 78 No Variabel Definisi 3 Market Timing Ability Kemampuan − = + − + ( − ) + Manajer Investasi Ketika nilai positif maka Manajer Investasi dalam memprediksi memiliki kemampuan market timing pergerakan harga saham 4 Tingkat Risiko Perbedaan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian sebenarnya (actual return) Umur Reksa Dana Menunjukkan usia dari tiap reksa dana yang dihitung sejak tanggal reksa dana tersebut efektif diperdagangkan Kekayaan dari reksa dana yang didapatkan dari pengurangan total aktiva reksa dana terhadap kewajiban yang dimiliki reksa dana 6 Ukuran Reksa Dana Pengukuran = + . + Jumlah usia dari reksa dana ℎ= ( − ) = log ℎ Sumber : Berbagai jurnal dan tesis yang diolah 79 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksadana campuran berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) yang terdaftar di Bapepam. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dengan pooling data. Berdasarkan kriteria sampel diperoleh sampel penelitian sebanyak 10 reksadana per tahun periode Januari 2010 hingga Desember 2013 sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 40 reksadana. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Reksa dana yang memiliki tanggal efektif sebelum periode penelitian yaitu tanggal 1 Januari 2010. 2. Reksa dana beroperasi secara aktif selama periode 1 Januari 2010 – 31 Desember 2013. 3. Reksa dana beroperasi secara aktif dalam bentuk reksa dana campuran. 4. Ketersediaan data yang dimiliki sesuai dengan periode penelitian. 80 B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Uji Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi pemilihan sekuritas ( reksa dana ( ), market timing ( ) dan ukuran reksa dana ( ), tingkat risiko ( ), umur ) terhadap kinerja reksadana campuran (Y) berbetuk kontrak investasi kolektif. Hasil pengujian variabel secara deskrptif dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Pemilihan Sekuritas 40 ,10202000 ,025502651 Market Timing Ability 40 -10,57165250 4,610895582 Tingkat Risiko 40 ,12458251 ,019833639 Umur Reksa Dana 40 6,70000000 3,390786914 Ukuran Reksa Dana 40 11,28913858 ,605926737 Kinerja Reksa Dana 40 ,85079000 ,270519278 Valid N (listwise) 40 Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, maka dapat dijelaskan hasil dari statistik deskriptif sebagai berikut: a. N atau jumlah data pada setiap variabel yang valid (sah untuk diproses) yaitu sebesar 40. b. Variabel pemilihan sekuritas memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 0.10202000. Hal ini menunjukkan bahwa manajer investasi memiliki kemampuan didalam pemilihan portofolio yang tepat sesuai dengan kondisi pasar. 81 c. Variabel market timing ability memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar -10,57165250. Hal ini menunjukkan bahwa manajer investasi tidak memiliki kemampuan yang baik didalam menentukan kapan harus membeli dan menjual portofolio didalam kegiatan investasinya. d. Variabel tingkat risiko memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 0,12458251. hal ini menunjukkan bahwa risiko yang dimiliki oleh reksa dana campuran ini relatif kecil. Hal ini dikarenakan investor dalam reksa dana campuran ini lebih bersifat konservatif dan lebih memilih menghindari risiko yang besar. e. Variabel umur reksa dana memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 6,7000. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh reksa dana campuran ini cukup baik. Hal ini dikarenakan umur yang dimiliki oleh reksa dana cukup matang dalam mengelola portofolionya. f. Variabel ukuran reksa dana memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 11,28913858. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan yang dimiliki oleh reksa dana cukup besar, karena selain menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang besar terhadap reksa dana tingkat kekayaan reksa dana juga memiliki sumber daya yang mampu memberikan pelayanan lebih baik serta memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih kuat sehingga dapat menghasilkan return lebih tinggi 82 g. Variabel kinerja reksa dana memiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 0,85079000. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dimiliki oleh reksa dana campuran dapat dikatakan bagus karena mendekati nilai 1. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Probability Plot (P-Plot). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi yang normal, model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas melalui grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2011: 163), sehingga uji yang digunakan adalah uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. 83 Pengujian ulang dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test untuk masing-masing variabel. Untuk uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov test, akan dilihat dari nilai probabilitasnya, jika probabilitasnya > 0,05 data terdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi secara normal maka dilakukan transformasi data. (Ghozali, 2011 :164). Selengkapnya mengenai hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 40 a,b Most Extreme Differences Mean ,0000000 Std. Deviation ,03667716 Absolute ,063 Positive ,063 Negative -,054 Test Statistic ,063 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 c,d a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber : Data diolah 84 Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Normal P-P Plot Sumber : Data diolah Dari tabel 4.2 diatas dapat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,063 dan signifikan pada 0,200 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat diartikan H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. Sedangkan pada hasil grafik normal probability plot, dapat dilihat titik-titik distribusi normal membentuk satu garis lurus diagonal, sehingga hal ini menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pengambilan kesimpulan normalitas melalui grafik ini akan menimbulkan kerancuan, sehingga kesimpulan normalitas diambil melalui uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. 85 b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bisa kita dapatkan melalui tabel coefficients dengan melihat nilai collinearity statistics yang terdiri dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Suatu data lulus uji multikolinearitas apabila nilai tolerance berada pada nilai > 0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Pemilihan Sekuritas ,546 1,833 Market Timing Ability ,599 1,669 Tingkat Risiko ,473 2,114 Umur Reksa Dana ,648 1,542 Ukuran Reksa Dana ,985 1,015 (Constant) Sumber : Data diolah Dari tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu 86 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011: 139). Alat yang paling umum dalam menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot. Grafik yang lulus uji heteroskedastisitas adalah grafik yang tidak membentuk suatu pola tertentu dan tersebar pada nilai diatas dan dibawah 0. Selengkapnya mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini : Grafik 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Melalui scatter plot. Sumber : Data diolah 87 Dari grafik 4.2 diatas menunjukan tidak ada pola tertentu dan titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan model regresi dalam penelitian ini telah homokedastisitas atau bebas dari masalah heteroskedastisitas. Selain menggunakan scatter plot untuk pengujian heteroskedastisitas, peneliti juga menggunakan Uji Park untuk menghindari kerancuan yang diakibatkan pengambilan keputusan melalui grafik. Uji Park dapat dilakukan setelah kita mendapatkan nilai unstandardized residual yang telah dikuadratkan dan di logaritmakan, lalu meregresikan nilai tersebut menjadi variable dependen. Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Melalui Uji Park Coefficients Model 1 a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) -20,981 8,113 Pemilihan Sekuritas 21,756 17,702 Market Timing Ability -,057 Tingkat Risiko Beta T Sig. -2,586 ,014 ,271 1,229 ,228 ,093 -,128 -,607 ,548 36,470 24,447 ,353 1,492 ,145 Umur Reksa Dana ,169 ,122 ,280 1,384 ,175 Ukuran Reksa Dana ,423 ,555 ,125 ,762 ,451 Sumber : Data diolah Pada tabel 4.4, dapat kita lihat hasil uji Park melalui tabel coefficients dan nilai sig. Pada bagian sig dapat kita ketahui bahwa semua variabel independen tidak ada yang signifikan karena nilai 88 signifikansi berada diatas 0,05. Hal ini berarti model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi mempunyai tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011: 110). Salah satu alat untuk menguji nilai autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin-Watson pada tabel model summary bagian DurbinWatson. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Melalui Durbin-Watson b Model Summary Adjusted Model 1 R ,991 a R Std. Error of the R Square Square Estimate Durbin-Watson ,982 ,979 ,039281541 1,175 a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana Sumber : Data diolah Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai D-W sebesar 1,175 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan D-W hitung berada D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka 89 koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan Uji Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tdak (sistematis) (Ghozali, 2011: 120) Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Melalui Run Test Runs Test Unstandardized Residual a Test Value -,00133 Cases < Test Value 20 Cases >= Test Value 20 Total Cases 40 Number of Runs 16 Z -1,442 Asymp. Sig. (2-tailed) ,149 a. Median Sumber : Data diolah Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,149 atau lebih besar dari 0,05 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka model regresi tidak mengalami masalah autokorelasi. 90 3. Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien determinasi atau R2 dilakukan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel model summary di bagian R Square . Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi b Model Summary Adjusted Model 1 R ,991 a R Std. Error of the R Square Square Estimate Durbin-Watson ,982 ,979 ,039281541 1,175 a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana Sumber : Data diolah Pada tabel 4.7, dapat kita ketahui bahwa nilai R square sebesar 0,982. Hal ini dapat diartikan bahwa sebesar 98,2% variabel dependen (Kinerja Reksa Dana) dapat dijelaskan oleh variabel independennya (Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana, dan Ukuran Reksa Dana). Sedangkan sisanya, yaitu sebesar 1,8% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Hal ini menandakan telah tingginya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukan nilai sebesar 0,991 yang menandakan hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai R > 0,5. 91 4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F) Hasil uji statistik F digunakan untuk mengukur apakah semua variabel independen yang digunakan mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat siginifikansi (sig.) yang terdapat pada tabel ANOVA. Selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) a ANOVA Model 1 Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 2,802 5 ,560 363,125 ,000 Residual ,052 34 ,002 Total 2,854 39 b a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana b. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko Sumber : Data diolah Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai sig sebesar 0,000. Hal ini memberikan hasil yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemilihan Sekuritas, Market Timing, Tingkat Risiko, Umur Reksa Dana, dan Ukuran Reksa Dana secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. Hal ini dikarenakan nilai sig. 0,000 < alpha (α = 5 %) maka dapat disimpulkan 92 H0 ditolak dan variabel independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Uji Parsial (Uji t) Uji Parsial atau uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen secara individual atau secara parsial. Hasil persamaan regresi yang diperoleh dari hasil analisis dapat dituliskan sebagai berikut : 𝑌 = 0 244 + 7 284𝑋 − 4 949𝑋 + 0 014𝑋 + 0 030𝑋 + 𝜀 Signifikansi dari persamaan regresi diatas dapat diketahui dari nilai signifikansi yang terdapat dari tabel 4.9. Penjelasan dari model regresi dapat diketahui bahwa apabila nilai (Pemilihan Sekuritas) naik sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka nilai (Kinerja Reksa Dana) akan naik sebesar 7,284 kali. Selanjutnya apabila nilai (Tingkat Risiko) naik sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka nilai (Kinerja Reksa Dana) akan turun sebesar 4,949 kali. Selanjutnya apabila nilai (Umur Reksa Dana) naik sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka nilai (Kinerja Reksa Dana) akan naik sebesar 0,014 kali. Selanjutnya apabila nilai (Ukuran Reksa Dana) naik sebesar 1 satuan sedangkan variabel bebas lainnya tetap, maka nilai (Kinerja Reksa Dana) akan naik sebesar 0,030 kali. 93 Selengkapnya mengenai hasil uji t dapat diketahui melalui nilai sig t yang terdapat pada tabel coefficients melalui nilai t. Selengkapnya mengenai hasil uji t penelitian dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficients Model 1 a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error (Constant) ,244 ,153 Pemilihan Sekuritas 7,824 ,334 Market Timing Ability ,001 Tingkat Risiko Beta t Sig. 1,592 ,121 ,738 23,434 ,000 ,002 ,013 ,444 ,660 -4,949 ,461 -,363 -10,733 ,000 Umur Reksa Dana ,014 ,002 ,174 6,025 ,000 Ukuran Reksa Dana ,030 ,010 ,068 2,886 ,007 Sumber : Data diolah Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa pemilihan sekuritas berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari pemilihan sekuritas yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dari data di atas juga menunjukkan bahwa variabel market timing ability tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari market timing ability yaitu sebesar 0,660 atau lebih besar dari 0,05. Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa tingkat risiko berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai 94 signifikansi t dari tingkat risiko yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa umur reksa dana berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari umur reksa dana yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa ukuran reksa dana berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari ukuran reksa dana yaitu sebesar 0,007 atau lebih kecil dari 0,05. 5. Interpretasi Hasil a. Pengaruh Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Dari tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode perhitungan Treynor dengan 10 sampel penelitian reksa dana campuran selama periode 2010-2013 dapat diketahui bahwa pemilihan sekuritas berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel pemilihan sekuritas yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (a) atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan selectivity dari reksa dana. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) 95 dengan metode perhitungan Treynor dengan 21 sampel reksa dana saham dalam periode 2006-2008. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012) metode perhitungan Fama French Factor dan Treynor dari 555 reksa dana terdapat 6 reksa dana saham yang berkemampuan stock selection yang positif, 150 reksa dana berkemampuan negatif dan sisanya tanpa kemampuan stock selection selama periode 1990-2009. b. Pengaruh Market Timing terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Dari data di atas menunjukkan tidak semua variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari data diatas variabel market timing ability tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel market timing ability yaitu sebesar 0,660 atau lebih besar dari 0,05. Menurut Treynor dan Mazuy (1966) bahwa ketika nilai (c) atau market timing positif berarti menunjukan adanya kemampuan market timing, sedangkan hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa manajer investasi tidak memiliki kemampuan market timing. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Keith Cuthbertson dan Dirk Nitzsche (2012) dimana terdapat 150 reksadana yang tidak memiliki kemampuan market timing selama periode 1990-2009. Namun, penelitian yang dilakukan pada reksa dana saham oleh 96 Vincentius Panjaitan (2012) menunjukkan bahwa market timing ability berpengaruh positif dan cukup tinggi dengan adanya 31 dari 51 perusahaan reksa dana yang diteliti memiliki kemampuan tersebut selama periode 2009-2012 dengan menggunakan metode Jensen Alpha dan Treynor-Mazuy serta Henrikson-Merton. c. Pengaruh Tingkat Risiko terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa tingkat risiko berpengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel tingkat risiko yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) yang menyatakan bahwa tingkat risiko berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana dengan sampel reksa dana saham selama periode 19621999 dengan model cross-sectional regressions, serta penelitian yang dilakukan oleh Ginting Prasetya E.N dan Bandi (2010) yang menyatakan bahwa tingkat risiko berpengaruh signifikan secara positif terhadap kinerja reksa dana dengan metode perhitungan Treynor serta 21 sampel reksa dana saham dalam periode 2006-2008. 97 d. Pengaruh Umur Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa umur reksa dana berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel umur reksa dana yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Otten dan Bams (2002) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif terhadap usia reksa dana dengan kinerja reksa dana saham, dengan metode perhitungan 4-factor-aseet pricing model serta sampel sebesar 506 selama periode 1991-1998. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian reksa dana usia lebih muda cenderung lebih rendah dibandingkan dengan reksa dana dengan usia yang lebih tua. Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh See dan Jusoh (2012) yang menyatakan bahwa usia reksa dana tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana, dengan metode perhitungan Jensen serta sampel sebesar 69 reksa dana saham selama periode 2005-2009 . e. Pengaruh Ukuran Reksa Dana terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Dari data diatas dapat juga dilihat bahwa ukuran reksa dana berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi t dari variabel ukuran reksa dana yaitu sebesar 0,007 atau lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Chen et, al., (2004) dengan sampel reksa dana saham 98 selama periode 1962-1999 dengan model cross-sectional regressions yang menyatakan bahwa ukuran reksa dana memiliki pengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan menurut Dalquist M. et, al., (2000) dengan model cross-sectional regressions dengan sampel 126 reksa dana saham, 42 reksa dana pendapatan tetap dan 42 reksa dana pasar uang selama periode 1993-1997 yang menyatakan bahwa fund size berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksa dana. 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana, dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara simultan. Hal tersebut menunjukan bahwa pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana, dan ukuran reksa dana merupakan aktivitas yang sangat penting dalam mengukur kinerja reksadana campuran dan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi investor dalam menginvestasikan dananya di dalam instrumen reksa dana. 2. Pemilihan sekuritas, tingkat risiko, umur reksa dana, dan ukuran reksa dana memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial. Sedangkan market timing ability tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran secara parsial. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing reksa dana campuran di dalam penelitian ini memiliki kemampuan pemilihan sekuritas, namun tidak memiliki kemampuan market timing. 3. Hasil persamaan regresi dalam penelitian menunjukkan bahwa pemilihan sekuritas, umur reksa dana, dan ukuran reksa dana berpengaruh secara 100 4. positif terhadap kinerja reksa dana campuran, sedangkan tingkat risiko berpengaruh secara negatif terhadap kinerja reksa dana campuran. Hal ini dikarenakan investor didalam reksa dana campuran bersifat konservatif sehingga cenderung menghindari risiko yang menyebabkan apabila tingkat risiko yang ditawarkan tinggi mengakibatkan jumlah investor didalam reksa dana campuran menurun. . B. Implikasi Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi beberapa pihak diantaranya investor, Manajer investasi serta kalangan akademisi, peneliti serta pembaca lainnya. 1. Bagi investor, dalam menganalisis kinerja reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi perlu diingat bahwa pemilihan sekuritas, market timing ability, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. Oleh karena itu investor perlu memperhatikan kebijakan investasi yang berada didalam prospektus masing-masing reksadana agar dapat mengambil keputusan yang tepat sebelum melakukan investasi pada reksadana. 2. Manajer Investasi, sebagai pihak yang dipercaya mengelola dana dari para investor diharapkan bisa mengelola aset secara tepat agar memperoleh return yang diharapkan dengan tingkat risiko yang rendah. Hal ini menjadi penting karena para calon investor akan merespon dengan cepat apabila 101 kehandalan manajer investasi dalam melakukan pengalokasian aset dan pemilihan sekuritas dilakukan secara tepat. Sebagaimana diketahui dari hasil penelitian bahwa hanya market timing ability yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajer investasi untuk memperbaiki kinerjanya dalam mengelola portofolio reksa dana. 3. Bagi akademisi, peneliti serta pembaca diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja reksa dana berdasarkan pemilihan sekuritas, market timing, tingkat risiko, umur reksa dana dan ukuran reksa dana terhadap kinerja reksada campuran sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan. C. Saran Berdasarkan keterbatasan yang terdapat di dalam penelitian ini, maka saran bagi penelitian selanjutnya yaitu: 1. Bagi investor yang memiliki toleransi risiko yang tinggi demi mendapatkan return yang tinggi dianjurkan agar tidak memilih reksa dana campuran ini dan beralih kepada reksa dana saham yang memiliki tingkat pengembalian yang lebih tinggi. 2. Bagi investor yang pemula dan konservatif dianjurkan agar memilih reksa dana campuran, hal ini dikarenakan tingkat risiko yang ditawarkan oleh reksa dana campuran lebih rendah sehingga lebih cocok bagi investor yang mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih stabil. 102 3. Jumlah sampel penelitian perlu ditambah agar bisa didapat hasil penelitian yang lebih akurat. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian mengingat karakteristik dari reksa dana campuran bersifat long term investment. 5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode selain Treynor dalam mengukur kinerja reksa dana seperti metode Sharpe, Jensen dan sehingga kinerja dari beberapa model perhitungan kinerja dapat dibandingkan. 103 DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji dan Pakarti, Piji. 2006. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta. Akbarini, Mutia Dewi. “Analisis Atas Pengaruh Nilai Ativa Bersih, Umur Reksadana, Afiliasi dan Spesialisasi Manajer Investasi Terhadap Kinerja Reksadana Penelitian Empiris Periode Tahun 1999-2003”. Tesis. Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok. (Tidak dipublikasikan). 2004. Bodie, Kane, Marcus. 2014. Investment. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Buku 1 Bodie, Kane, Marcus. 2014. Investment. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat. Buku 2 Cuthbertson Keith, Nitzsche Dirk. “Performance, Stock Selection and Market Timing of The Germany Equity Mutual Fund Industry”. Journal of Empirical Finance 21, 86–101. 2013. Chan, Faff, Gallagher, dan Looi. “Fund Size, Transaction Cost, and Performance : Size Matters!”. Australian Journal of Management. ProQuest Asian Business & Reference pg. 73. 2009. Corrado Charles J. and Bradford D. Jordan. 2002. Fundamental of Investment : Valuation & Management 2 ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Chen, Hong, Huang, dan Kubik.“Does Fund Size Erode Mutual Fund Performance? The Role of Liquidity and Organization”.2004. Dahlquist, Magnus, Engstrom, Stefan dan Soderlind, Paul. “Performance and Characteristics of Swedish Mutual Fund”. Journal of Finance and Quantitative Analysis, Vol. 32. 2000. Darmadji, Tjiptono, Hendy M. F. 2001. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Dennis P. Jerry, Manurung. Adler H dan Nachrowi. “Analisis Determinasi Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode 19992003”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 2004. 104 Elton E. J., and M. J. Gruber. 2014. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis 9th ed. NewYork: John Wiley and Sons, Inc Frank J and Pamela P. Peterson. 2003. Financial management & Analysis 2 ed. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc. Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumilang T.F dan Subiyantoro H.”Reksadana Pendapatan Tetap di Indonesia: Analisis Market Timing dan Stock Selection - Periode 2006 – 2008”. 2008. Halim, Abdul. 2009. Analisis Kelayakan Investasi Bisnis : Kajian dari Aspek Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hirschey Mark and John Nofsinger. 2008. Investment Analysis and Behavior. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Indriantoro Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Manurung, Adler H. Panduan Lengkap Reksa Dana Investasiku. 2007, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Nasarudin, M. Irsan dan Indra Surya. 2004. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Otten Roger and Bams Dennis. "European Mutual Fund Performance”. European Financial Management, Vol .8, No. 1, 76-101. 2002. Prasetya Ginting E.N dan Bandi. “Reksadana di Indonesia : Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham dan Tingkat Risiko”. Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010. Panjaitan M.V. “Analisis Kemampuan Stock Selection dan Market Timing Manajer Investasi Pada Reksa Dana Saham di Indonesia”. 2012. Pratomo, Eko Priyodan dan Nugraha Ubaidillah. 2001. Reksa Dana: Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 105 See Yong Pui dan Jusoh Ruzita. “Fund Characteristics And Fund Performance: Evidence Of Malaysian Mutual Funds”. International Journal of Economics and Management Science Vol 1, No. 9,pp. 3143. 2012. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Undang-Undang Republik Indonesia. 1995. Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 tentang Reksa Dana. Jakarta. www.bi.go.id www.idx.co.id www.ojk.go.id www.kontan-online.com www.finance.yahoo.com 106 Lampiran 1 Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 No Tahun Nama Reksa Dana 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2013 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2012 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2011 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2010 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 107 Nilai Aktiva Bersih (Rupiah) 7.869,22 3.085,38 1.195,17 3.158,49 3.456,17 6.897,72 3.053,08 1.265,33 3.345,93 2.984,96 6.315,72 2.963,01 1.195,04 3.067,02 2.793,61 6.624,53 2.939,05 1.187,28 2.854,15 2.808,75 Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 No Tahun Nama Reksa Dana 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 2013 8 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2012 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2011 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2010 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 108 Nilai Aktiva Bersih (Rupiah) 5.460,47 2.551,61 1.852,96 2.487,73 1.818,99 5.312,06 2.692,96 1.829,39 2.606,10 1.788,88 4.910,84 2.378,33 1.696,15 2.517,29 1.590,41 4.829,95 1.981,27 1.576,35 2.416,84 1.527,53 Lampiran 2 Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 No 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Tahun 2013 2012 2011 2010 Nama Reksa Dana Bahana Dana Infrastruktur BNP Paribas Equitra BNP Paribas Spektra First State Indonesia Muitistrategy Fund Mandiri Investa Aktif Bahana Dana Infrastruktur BNP Paribas Equitra BNP Paribas Spektra First State Indonesia Muitistrategy Fund Mandiri Investa Aktif Bahana Dana Infrastruktur BNP Paribas Equitra BNP Paribas Spektra First State Indonesia Muitistrategy Fund Mandiri Investa Aktif Bahana Dana Infrastruktur BNP Paribas Equitra BNP Paribas Spektra First State Indonesia Muitistrategy Fund Mandiri Investa Aktif 109 Return Nilai Aktiva Bersih (Tahun) 0,1408 0,0106 -0,0554 -0,0560 0,1579 0,0922 0,0304 0,0588 0,0909 0,0685 -0,0466 0,0082 0,0065 0,0746 -0,0054 1,1471 1,4591 -0,6241 0,2937 0,2657 Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Periode Penelitian 2010 – 2013 No Tahun Nama Reksa Dana 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2013 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2012 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2011 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 6 Batavia Dana Dinamis 7 Sucorinvest Flexi Fund 8 2010 Phillip Rupiah Balanced Fund 9 Shroder Dana Terpadu II 10 Schored Syariah Balanced Fund 110 Return Nilai Aktiva Bersih (Tahun) 0,0279 -0,0525 0,0129 -0,0466 0,0168 0,0817 0,1323 0,0786 0,0353 0,1248 0,0167 0,2004 0,0760 0,0416 0,0412 0,2773 0,1216 0,2167 0,2182 0,2276 Lampiran 3 Return IHSG Periode Penelitian ( Januari 2010 – Desember 2013) IHSG Bulan 02-Des-13 01-Nov-13 01-Okt-13 02-Sep-13 01-Agu-13 01-Jul-13 03-Jun-13 01-Mei-13 01-Apr-13 01-Mar-13 01-Feb-13 02-Jan-13 03-Des-12 01-Nov-12 01-Okt-12 03-Sep-12 01-Agu-12 02-Jul-12 01-Jun-12 01-Mei-12 02-Apr-12 01-Mar-12 01-Feb-12 03-Jan-12 01-Des-11 01-Nov-11 03-Okt-11 02-Sep-11 01-Agu-11 01-Jul-11 01-Jun-11 02-Mei-11 Open Close 4.269,08 4.473,73 4.314,96 4.196,72 4.618,96 4.757,18 5.053,54 5.020,20 4.927,12 4.798,49 4.458,60 4.322,58 4.277,19 4.331,75 4.249,69 4.052,89 4.129,81 3.976,71 3.820,38 4.181,09 4.121,82 3.985,03 3.941,78 3.808,69 3.715,44 3.790,11 3.548,12 3.841,73 4.131,73 3.888,20 3.837,18 3.819,80 4.274,18 4.256,44 4.510,63 4.316,18 4.195,09 4.610,38 4.818,90 5.068,63 5.034,07 4.940,99 4.795,79 4.453,70 4.316,69 4.276,14 4.350,29 4.262,56 4.060,33 4.142,34 3.955,58 3.832,82 4.180,73 4.121,55 3.985,21 3.941,69 3.821,99 3.715,08 3.790,85 3.549,03 3.841,73 4.130,80 3.888,57 3.836,97 111 Return (Bulan) 0,00119464 -0,04857021 0,04534689 0,02846509 -0,09176741 -0,03085862 -0,04643082 0,00964703 0,02170639 0,02969684 0,07562688 0,03033374 0,00923504 -0,01283777 0,02367231 0,05173345 -0,01682402 0,04165001 0,03538915 -0,08329646 0,01429223 0,03425821 0,01101787 0,03492014 0,02867763 -0,01979626 0,06841088 -0,07618963 -0,07018852 0,06239391 0,01339265 0,004495 Bulan 01-Apr-11 01-Mar-11 01-Feb-11 03-Jan-11 01-Des-10 01-Nov-10 01-Okt-10 01-Sep-10 02-Agu-10 01-Jul-10 01-Jun-10 03-Mei-10 01-Apr-10 01-Mar-10 01-Feb-10 04-Jan-10 IHSG Open 3.679,05 3.470,63 3.411,08 3.704,44 3.530,93 3.635,52 3.501,20 3.081,49 3.070,28 2.912,88 2.796,66 2.971,75 2.777,70 2.548,83 2.610,59 2.533,95 112 Close 3.819,62 3.678,67 3.470,35 3.409,17 3.703,51 3.531,21 3.635,32 3.501,30 3.081,88 3.069,28 2.913,68 2.796,96 2.971,25 2.777,30 2.549,03 2.610,80 Return (Bulan) 0,03820823 0,05994301 0,01737573 -0,07970705 0,04887664 -0,02869191 0,03830687 0,13623604 0,00377816 0,05369257 0,04184277 -0,0588172 0,06967995 0,08963721 -0,02358088 0,03032814 Lampiran 4 Treynor Measure Periode Penelitian 2010 – 2013 No Tahun Nama Reksa Dana 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2013 BNP Paribas Spektra Treynor Measure (Tahun) Beta Pemilihan Sekuritas (Tahun) 1,3784 0,0886 0,1230 Market Timing Ability (Tahun) -15,6240 0,0995 0,1094 0,0995 -15,2670 0,3829 0,1681 0,0642 -14,2609 0,8478 0,1130 0,0964 -15,2062 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 0,8390 0,1136 0,0958 -15,1960 1 Bahana Dana Infrastruktur 1,3408 0,0907 0,1225 -15,4623 2 BNP Paribas Equitra 0,9292 0,1091 0,1020 -15,0626 0,4192 0,1628 0,0682 -14,0545 0,9218 0,1100 0,1020 -14,8021 0,7635 0,1213 0,0931 -14,4346 1,2446 0,0994 0,1232 -5,0254 0,8904 0,1177 0,1041 -4,8944 0,3942 0,1772 0,0684 -4,5305 0,8553 0,1206 0,1024 -4,7956 3 2012 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2011 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 0,7211 0,1318 0,0941 -4,6730 1 Bahana Dana Infrastruktur 1,3978 0,0911 0,1280 -11,9775 2 BNP Paribas Equitra 0,9768 0,1093 0,1071 -11,6023 0,4301 0,1654 0,0707 -10,7134 0,8997 0,1149 0,1036 -11,1451 0,8127 0,1217 0,0990 -10,7729 3 2010 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 113 Treynor Measure Periode Penelitian 2010 – 2013 6 Batavia Dana Dinamis 0,7554 0,1197 0,0909 Market Timing Ability (Tahun) -15,0911 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,7203 0,1226 0,0887 -15,0417 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,6661 0,1275 0,0853 -14,9579 Shroder Dana Terpadu II 0,5965 0,1347 0,0806 -14,8339 Schored Syariah Balanced Fund 0,9347 0,1076 0,1012 -15,2984 6 Batavia Dana Dinamis 0,7758 0,1208 0,0942 -14,1908 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,8323 0,1174 0,0982 -13,8720 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,7142 0,1282 0,0919 -13,0984 Shroder Dana Terpadu II 0,7919 0,1246 0,0990 -11,9800 Schored Syariah Balanced Fund 1,1607 0,1112 0,1293 -8,9285 6 Batavia Dana Dinamis 0,7256 0,1320 0,0948 -4,5850 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,7286 0,1327 0,0957 -4,4496 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,6760 0,1395 0,0932 -4,1931 Shroder Dana Terpadu II 0,8816 0,1257 0,1098 -3,7969 Schored Syariah Balanced Fund 0,9996 0,1336 0,1319 -2,2976 6 Batavia Dana Dinamis 0,8075 0,1233 0,0996 -10,3528 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,6100 0,1439 0,0875 -9,5206 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,6836 0,1397 0,0952 -8,5839 Shroder Dana Terpadu II 1,0122 0,1224 0,1236 -6,7699 Schored Syariah Balanced Fund 1,6101 0,1402 0,2229 -1,5237 No Tahun 8 2013 9 10 8 2012 9 10 8 2011 9 10 8 9 10 2010 Treynor Measure (Tahun) Beta Pemilihan Sekuritas (Tahun) Nama Reksa Dana 114 Treynor Measure Periode Penelitian 2010 – 2013 1 Bahana Dana Infrastruktur 1,3784 0,0886 Umur Reksa Dana (Tahun) 16 2 BNP Paribas Equitra 0,0995 0,1094 8 10,9982 BNP Paribas Spektra 0,3829 0,1681 8 11,1974 0,8478 0,1130 8 11,0117 0,8390 0,1136 8 11,5880 1,3408 0,0907 15 11,6422 0,9292 0,1091 7 11,4020 0,4192 0,1628 7 11,7248 No Tahun 3 2013 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 2012 Tingkat Risiko (Tahun) Nama Reksa Dana 4 3 Treynor Measure (Tahun) BNP Paribas Spektra Ukuran Reksa Dana (Tahun) 11,3960 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 0,9218 0,1100 7 11,0748 5 Mandiri Investa Aktif 0,7635 0,1213 7 10,9663 1 Bahana Dana Infrastruktur 1,2446 0,0994 14 11,4396 2 BNP Paribas Equitra 0,8904 0,1177 6 11,7021 BNP Paribas Spektra 0,3942 0,1772 6 11,9734 0,8553 0,1206 6 11,3128 0,7211 0,1318 6 11,0403 1,3978 0,0911 13 11,5518 0,9768 0,1093 5 11,9093 0,4301 0,1654 5 12,0138 3 2011 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 5 Mandiri Investa Aktif 1 Bahana Dana Infrastruktur 2 BNP Paribas Equitra 3 2010 BNP Paribas Spektra 4 First State Indonesia Muitistrategy Fund 0,8997 0,1149 5 11,4044 5 Mandiri Investa Aktif 0,8127 0,1217 5 10,9920 115 Treynor Measure Periode Penelitian 2010 – 2013 6 Batavia Dana Dinamis 0,7554 0,1197 Umur Reksa Dana (Tahun) 11 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,7203 0,1226 7 11,0842 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,6661 0,1275 5 10,4657 Shroder Dana Terpadu II 0,5965 0,1347 7 12,1565 Schored Syariah Balanced Fund 0,9347 0,1076 4 11,8888 6 Batavia Dana Dinamis 0,7758 0,1208 10 10,3091 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,8323 0,1174 6 11,1037 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,7142 0,1282 4 10,4560 Shroder Dana Terpadu II 0,7919 0,1246 6 12,2945 Schored Syariah Balanced Fund 1,1607 0,1112 3 11,9009 6 Batavia Dana Dinamis 0,7256 0,1320 9 10,6265 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,7286 0,1327 5 10,8528 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,6760 0,1395 3 10,4680 Shroder Dana Terpadu II 0,8816 0,1257 5 12,3945 Schored Syariah Balanced Fund 0,9996 0,1336 2 11,2597 6 Batavia Dana Dinamis 0,8075 0,1233 8 10,6279 7 Sucorinvest Flexi Fund 0,6100 0,1439 4 10,4499 Phillip Rupiah Balanced Fund 0,6836 0,1397 2 10,4645 Shroder Dana Terpadu II 1,0122 0,1224 4 12,6844 Schored Syariah Balanced Fund 1,6101 0,1402 1 11,1939 No Tahun 8 2013 9 10 8 2012 9 10 8 2011 9 10 8 9 10 2010 Treynor Measure (Tahun) Tingkat Risiko (Tahun) Nama Reksa Dana 116 Ukuran Reksa Dana (Tahun) 10,5429 Lampiran 5 Hasil Olahan SPSS Variables Entered/Removed Model 1 Variables Variables Entered Removed a Method Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan . Enter Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko b a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana b. All requested variables entered. b Model Summary Model 1 R ,991 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a ,982 ,979 Durbin-Watson ,039281541 1,175 a. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko b. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana a ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression Residual Total df Mean Square 2,802 5 ,560 ,052 34 ,002 2,854 39 F 363,125 Sig. ,000 a. Dependent Variable: Kinerja Reksa Dana b. Predictors: (Constant), Ukuran Reksa Dana, Umur Reksa Dana, Pemilihan Sekuritas, Market Timing Ability, Tingkat Risiko 117 b Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance (Constant) Pemilihan Sekuritas ,546 1,833 Market Timing Ability ,599 1,669 Tingkat Risiko ,473 2,114 Umur Reksa Dana ,648 1,542 Ukuran Reksa Dana ,985 1,015 Coefficients Model 1 VIF Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error ,244 ,153 Pemilihan Sekuritas 7,824 ,334 Market Timing Ability ,001 Beta t Sig. 1,592 ,121 ,738 23,434 ,000 ,002 ,013 ,444 ,660 -4,949 ,461 -,363 -10,733 ,000 Umur Reksa Dana ,014 ,002 ,174 6,025 ,000 Ukuran Reksa Dana ,030 ,010 ,068 2,886 ,007 Tingkat Risiko 118 119 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 40 a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Differences ,0000000 ,03667716 Absolute ,063 Positive ,063 Negative -,054 Test Statistic ,063 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. 120 c,d Runs Test Unstandardized Residual a Test Value -,00133 Cases < Test Value 20 Cases >= Test Value 20 Total Cases 40 Number of Runs 16 Z -1,442 Asymp. Sig. (2-tailed) ,149 a. Median 121 Lampiran 6 Tabel Durbin-Watson Durbin-Watson d Statistic: Significance Point for k=1 N 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 45 50 55 60 65 70 dL 0.6102 0.6996 0.7629 0.8243 0.8791 0.9273 0.9708 1.0097 1.0450 1.0770 1.1062 1.1330 1.1576 1.1804 1.2015 1.2212 1.2395 1.2567 1.2728 1.2879 1.3022 1.3157 1.3284 1.3405 1.3520 1.3630 1.3734 1.3834 1.3929 1.4019 1.4107 1.4190 1.4270 1.4347 1.4421 1.4493 1.4754 1.5035 1.5276 1.5485 1.5670 1.5834 and k=2 dU 1.4002 1.3564 1.3324 1.3199 1.3197 1.3241 1.3314 1.3404 1.3503 1.3605 1.3709 1.3812 1.3913 1.4012 1.4107 1.4200 1.4289 1.4375 1.4458 1.4537 1.4614 1.4688 1.4759 1.4828 1.4894 1.4957 1.5019 1.5078 1.5136 1.5191 1.5245 1.5297 1.5348 1.5396 1.5444 1.5490 1.5660 1.5849 1.6014 1.6162 1.6294 1.6413 at 0.05 Level of Significance k=3 k=4 k=5 dL dU dL dU dL dU dL dU 0.4672 0.5591 0.6291 0.6972 0.7580 0.8122 0.8612 0.9054 0.9455 0.9820 1.0154 1.0461 1.0743 1.1004 1.1246 1.1471 1.1682 1.1878 1.2063 1.2236 1.2399 1.2553 1.2699 1.2837 1.2969 1.3093 1.3212 1.3325 1.3433 1.3537 1.3635 1.3730 1.3821 1.3908 1.3992 1.4298 1.4625 1.4903 1.5144 1.5355 1.5542 1.8964 1.7771 1.6993 1.6413 1.6044 1.5794 1.5621 1.5507 1.5432 1.5386 1.5361 1.5353 1.5355 1.5367 1.5385 1.5408 1.5435 1.5464 1.5495 1.5528 1.5562 1.5596 1.5631 1.5666 1.5701 1.5736 1.5770 1.5805 1.5838 1.5872 1.5904 1.5937 1.5969 1.6000 1.6031 1.6148 1.6283 1.6406 1.6518 1.6621 1.6715 0.3674 0.4548 0.5253 0.5948 0.6577 0.7147 0.7667 0.8140 0.8572 0.8968 0.9331 0.9666 0.9976 1.0262 1.0529 1.0778 1.1010 1.1228 1.1432 1.1624 1.1805 1.1976 1.2138 1.2292 1.2437 1.2576 1.2707 1.2833 1.2953 1.3068 1.3177 1.3283 1.3384 1.3480 1.3832 1.4206 1.4523 1.4797 1.5035 1.5245 2.2866 2.1282 2.0163 1.9280 1.8640 1.8159 1.7788 1.7501 1.7277 1.7101 1.6961 1.6851 1.6763 1.6694 1.6640 1.6597 1.6565 1.6540 1.6523 1.6510 1.6503 1.6499 1.6498 1.6500 1.6505 1.6511 1.6519 1.6528 1.6539 1.6550 1.6563 1.6575 1.6589 1.6603 1.6662 1.6739 1.6815 1.6889 1.6960 1.7028 0.2957 0.3760 0.4441 0.5120 0.5745 0.6321 0.6852 0.7340 0.7790 0.8204 0.8588 0.8943 0.9272 0.9578 0.9864 1.0131 1.0381 1.0616 1.0836 1.1044 1.1241 1.1426 1.1602 1.1769 1.1927 1.2078 1.2221 1.2358 1.2489 1.2614 1.2734 1.2848 1.2958 1.3357 1.3779 1.4136 1.4443 1.4709 1.4943 2.5881 2.4137 2.2833 2.1766 2.0943 2.0296 1.9774 1.9351 1.9005 1.8719 1.8482 1.8283 1.8116 1.7974 1.7855 1.7753 1.7666 1.7591 1.7527 1.7473 1.7426 1.7386 1.7352 1.7323 1.7298 1.7277 1.7259 1.7245 1.7233 1.7223 1.7215 1.7209 1.7205 1.7200 1.7214 1.7240 1.7274 1.7311 1.7351 0.2427 0.3155 0.3796 0.4445 0.5052 0.5620 0.6150 0.6641 0.7098 0.7523 0.7918 0.8286 0.8629 0.8949 0.9249 0.9530 0.9794 1.0042 1.0276 1.0497 1.0706 1.0904 1.1092 1.1270 1.1439 1.1601 1.1755 1.1901 1.2042 1.2176 1.2305 1.2428 1.2874 1.3346 1.3743 1.4083 1.4378 1.4637 2.8217 2.6446 2.5061 2.3897 2.2959 2.2198 2.1567 2.1041 2.0600 2.0226 1.9908 1.9635 1.9400 1.9196 1.9018 1.8863 1.8727 1.8608 1.8502 1.8409 1.8326 1.8252 1.8187 1.8128 1.8076 1.8029 1.7987 1.7950 1.7916 1.7886 1.7859 1.7835 1.7762 1.7708 1.7681 1.7671 1.7673 1.7683 Sumber : Ghozali, 2011: 433 122