ANALISIS POTENSI SERAPAN KARBON PADA AREA KONSERVASI MANGROVE PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk PLANT 12 TARJUN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN Kerjasama Antara LEMBAGA PENELITIAN UNLAM dengan PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk PLANT 12 TARJUN KOTABARU BANJARMASIN 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Analisis Potensi Serapan Karbon Pada Area Konservasi Mangrove PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. - Plant 12, Tarjun Oleh : Dr. Ir. Hesty Heryani, IPM* dan Agung Nugroho, Ph.D* *Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Jl. Ahmad Yani KM 36, Banjarbaru 70714, Kalsel, Indonesia email : [email protected] Dalam konferensi tingkat dunia yang dilaksanakan di Bali Desember 2007, menempatkan hutan mangrove salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi dalam menekan perubahan iklim.Penyebab terjadinya pemanasan global disebabkan peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer. Gas Rumah Kaca yang penting diperhitungkan dalam pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2) karena memiliki kontribusi lebih dari 55% terhadap kandungan GRK. Dalam inventarisasi karbon hutan, carbon pool (kantung karbon) yang diperhitungkan setidaknyaada 4 (empat) kantung karbon (biomassa atas permukaan, biomassa bawah permukaan, bahan organik mati dan karbon organik tanah). Penelitian bertujuan mengukur potensi serapan karbon pada plot yang telah ditetapkan kemudian melakukan analisis menggunakan metode yang relevan berbasis data primer dan sekunder pada area konservasi mangrove PT. Indocemen Tunggal Prakarsa, Tbk Plant 12, Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasi studi dilaksanakan di Area Konservasi Mangrove, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. - Plant 12, Tarjun. Dengan mengambil titik sebanyak 10 plot pada luasan 88.592 m2 (8.8 ha). Metode yang digunakanmengacu pada Hitchcock dan McDonnell (1979). Perhitungan karbon pohonmenggunakanpersamaan Brown (1997), yaitu C (pohon) = 0,5 Y. Untuk perhitungan karbon serasah digunakan persamaan C (serasah) = 0,4 Y. Diameter pohon digunakan untuk menghitung biomassa dalam plot ukur, luas wilayah digunakan untuk menentukan jumlah plot ukur yang akan diukur dengan intensitas sampling 5%, dan berat basah total per umur pohon digunakan untuk menghitung biomassa yang akan digunakan untuk mengukur jumlah karbon per pohon. Untuk plot serasah pada setiap titik plot yang telah ditentukan secara acak diarea survei. Dengan melakukan plot pohon sebanyak 10 plot pada luasan 88.592 m2 (8.8 ha), dengan 8 plot berukuran 7m x 7m, serta 2 plot yang berukuran 25m x 25 m demikian juga pengukuran pada serasah juga sebanyak 10 plot berukuran 0.5m x 0.5m, ditemukan adanya 6 golongan yang terdapat pada area kajian. Ke enam golongan tersebut dominan merupakan kelompok mayor mengacu Tomlinson (1986) karena mampu membentuk tegakan murni dengan sendirinya. Nama dari jenis mangrove yang berhasil diidentifikasi adalah Rhizopora apiculata, Avicennia marina, Rhizopora mucronatta, Sonneratia alba, Bruguiera parviflora dan Aegiceras corniculatum. Hasil pengukuran Alometrik memberikan nilai koefisien korelasi pada selang 0,96340,9987. Hal ini dapat disimpulkan bahwa korelasi antara hasil pengukuran berat basah dan berat kering pada beberapa bagian tanaman, sangat kuat berkontribusi pada kemampuan menyerap karbon. Dengan kata lain secara kualitatif dan kuantitatif area konservasi hutan mangrove di PT.ITPP-12 Tarjun sangat berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan sangat berperan dalam penyediaan oksigen bagi kehidupan. Mengacu metodelogi yang digunakan dalam menentukan besarnya serapan pada area penelitian, hasil total serapan karbon adalah 148,35 ton dengan rincian bahwa serapan karbon pada pohon sebesar 119,36 ton dan serapan pada serasah sebesar 28,99 ton. Untuk rata-rata serapan karbon total adalah 16.85 ton/ha, yang mana untuk rata-rataserapan pohon adalah 13.56 ton/ha dan rata-rata serapan serasah adalah 3,29 ton/ha.Mengacu Tomlinson (1986), bahwa flora mangrove dalam 3 elemen yaitu mayor, minor dan asosiasi, tampaknya ditemukan pada plot 10. Kegiatan Tim saat melakukan Penelitian di lapangan di tunjukkan pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Tim Risetdan Tim PT. ITP P-12 Tarjun berposisi di Plot 10 dengan kondisi vegetasi yang lebih beragam.