12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Belajar Sebagian besar

advertisement
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Belajar
Sebagian besar dari proses perkembangan berlangsung melalui proses
belajar, belajar yang disadari atau tidak, sederhana maupun kompleks, belajar
sendiri atau dengan adanya fasilitator yaitu guru, atau dari buku dan media
elektronik. Pembelajaran dilakukan dilingkungan sekolah, lingkungan
keluarga atau lingkungan masyarakat. Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan yang terjadi pada seseorang dan umumnya pembelajaran yang
menuju kearah yang lebih baik. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ciriciri dari kegiatan belajar adalah belajar merupakan aktivitas yang dapat
menghasilkan perubahan dalam diri seseorang , baik secara aktual maupun
potensial. (Sukmadinata & Syaodih, 2005).
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Seseorang telah
dianggap belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah
laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami
siswa dalam hal perubahan pemahaman, keterampilan, sikap, dan kemampuan
(Slameto, 2010). Belajar tersebut bukan merupakan tujuan, tetapi suatu proses
untuk mencapai sebuah tujuan. Siswa dikatakan telah belajar apabila terjadi
perubahan tingkah laku pada salah satu aspek. Aspek tersebut adalah
pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional,
12
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
13
hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap (Hamalik, 2001).
Belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat
abilitas yang lain. Perubahan abilitas tersebut meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor (Bloom. 1975 dalam Sardiman, 2007)..
Menurut Gagne dalam Suprijono (2009) belajar adalah perubahan
disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seorang secara alamiah.
Dari pengertian-pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut diperoleh
melalui proses adaptasi dalam kepribadian manusia secara alamiah dan
ditampakkan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain.
2.2 Hakekat Pembelajaran
Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara perbuatan
mempelajari. Menurut aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan
atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan
memahami sesuatu yang sedang dipelajari (Hamdani, 2011). Sedangkan
menurut Suprijono (2009) pembelajaran adalah dialog interaktif yang
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
14
berpusat pada peserta didik. Pembelajaran merupakan proses organik dan
konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Berdasarkan uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu interaksi antara guru dan peserta didik untuk membentuk tingkah
laku yang diinginkan serta dapat mempermudah dalam proses belajarnya.
Isjoni (2011) menyatakan pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh
siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan
upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan
belajar yang dilkukan siswa.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta
dapat berlaku kapanpun dan di manapun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun konotasi yang berbeda.
Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar
dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang
ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap
(aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya
interaksi antara guru dengan peserta didik.
Hakekat
pembelajaran
belajar
menurut
teori
konstruktivisme
merupakan suatu tekhnik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk
membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
15
yang telah ada dalam diri mereka masing-masing. Kegiatan pembelajaran
yang berpijak pada teori belajar konstruktivisme ini sudah banyak digunakan.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi
siswa.
2.3 Hakekat Pembelajaran Biologi
Biologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Biologi berasal dari kata “Bios” yang berarti hidup, dan “logos’ yang
berarti ilmu. Jadi biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk
hidup.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
usaha sengaja, terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh
pengalaman yang bermakna (BSNP, 2006). Pembelajaran biologi di sekolah
menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta proses pengembangan lebih
lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Penting sekali bagi
setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar
dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang
tepat dan serasi bagi siswa (Hamalik, 2010).
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
16
Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan
dengan ilmu-ilmu yang lain. Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan
yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya dari berbagai aspek
persoalan dan tingkat organisasinya. Produk keilmuan biologi berwujud
kumpulan fakta- fakta maupun konsep-konsep sebagai hasil dari proses
keilmuan biologi (Sudjoko,2001).
Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk
menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan
sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut. Biologi sebagai ilmu dapat
diidentifikasikan melalui
objek, benda alam, persoalan/gejala
yang
ditunjukkan oleh alam, serta proses keilmuan dalam menemukan konsepkonsep biologi.
Proses pembelajaran biologi merupakan penciptaan situasi dan kondisi
yang kondusif sehingga terjadi interaksi antara subjek didik dengan objek
belajarnya yang berupa makhluk hidup dan segala aspek kehidupannya.
Melalui interaksi antara subjek didik dengan objek belajar dapat
menyebabkan perkembangan proses mental dan sensori motorik yang optimal
pada diri siswa.
Menurut Julianto (2010) Biologi sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan observasi dan
eksperimen. Dengan demikian belajar Biologi tidak cukup hanya dengan
menghafal fakta dan konsep yang sudah jadi, tetapi dituntut pula menemukan
fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut melalui observasi dan eksperimen.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
17
Menurut Sastrodinoto (1985), tujuan mempelajari biologi yaitu
mengembangkan cara berpikir ilmiah melalui suatu penelitian dan percobaan,
mengembangkan pengetahuan praktis dan metode biologi untuk memecahkan
masalah kehidupan individu dan sosial, merangsang studi lanjut dibidang
bilogi, serta membangkitkan pengertian dan rasa sayang terhadap makhluk
hidup. Oleh karena itu pembelajaran biologi merupakan suatu hasil dari
serangkaian kegiatan untuk mengembangkan pengetahuan, konsep, dan fakta
tentang alam sekitar yang diperoleh berdasarkan pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah. (Depdikbud, 2003).
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajarn kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi
pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk memaksimalkan tujuan belajar
(Depdiknas, 2003). Bern dkk.(2001) mengemukakan dalam cooperatif
learning merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran
yang mengunakan kelompok belajar kecil yaitu siswa bekerja bersama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi
pembelajaran dimana siswa bekerja dan belajar secara berkelompok dalam
dalam jumlah kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5
orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Unsur-unsur dasar pembelajaarn kooperatif
menurut Ibrahim dkk
(2000) adalah sebagai berikut:
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
18
1) Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “sehidup sepenanggungan
bersama”.
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,
sepertimiliknya sendiri.
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memilikitujuan yang sama.
4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang
akan jugadikenakan untuk semua anggota kelompok.
6) Siswa
akan
berbagi
kepemimpinan
dan
mereka
membutuhkan
keterampilan untukbelajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yangditangani dalam kelompok kooperatif.
Ciri–ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim,dkk (2000) adalah sebagai
berikut :
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materibelajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan heterogen
(tinggi,sedang dan rendah).
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda-beda.
4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
19
Keberhasilan dalam kelompok tergantung pada kemampuan dan
aktivitas anggota kelompok baik secara individu maupun secara kelompok
(Slavin, 1995). Sehubungan dengan pengengertian tersebut , Jhonson (1994)
menegaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok
kecil 2 sampai 5 orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa
bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota
lainnya dalam kelompok.
2.5 Pengertian Model Pembelajaran GI (Group Investigation)
Model pembelajaran adalah bingkai dari pendekatan, strategi, metode,
tekhnik, dan taktik di mana model meripakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir serta disajikan khas oleh guru. Model
pembelajaran ialah
pola
yang digunakan
sebagai
pedoman
dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Menurut Arends dalam Suprijono,
(2009) Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,
termasuk di dalamya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu bentuk
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas
siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
20
melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa
dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang
baik
dalam
berkomunikasi
maupun
dalam
keterampilan
proses
kelompok. Model pembelajaran Group Investigation dapat melatih siswa
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara
aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran
(Rusman, 2011).
Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini
memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan
konstruktivistik,
democraticteaching,
dan
kelompok
belajar
kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran
dengan model Group Investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses
pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik
melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang
dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan,
menjunjung
memperhatikan
keadilan,
menerapkan
keberagaman
peserta
persamaan
didik
kesempatan,
(Trianto,
dan
2010). Group
Investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa
dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
21
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan
proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah
sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene
lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara
individual.
2.6 Sintak – sintak Pembelajaran GI (Group Investigation)
Sintak-sintak
atau
langkah-langkah
penerapan
desain
pembelajaran Group Investigation, (Slavin, 1995), dapat dikemukakan
sebagai berikut :
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah
umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa
selanjutnya
diorganisasikan
menjadi
kelompok-kelompok
yang
berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2
hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar
khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan
subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada
langkah 2. pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
22
keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah 3 dan merencanakan agar dapat diringkaskan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
2.7 Pengertian dan Indikator Aktivitas Ilmiah
Aktivitas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pribadi
dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas terdiri dari berbagai macam, ada
aktivitas belajar, aktivitas olahraga, aktivitas kerja, aktivitas ibadah ataupun
aktivitas dalam keluarga. Menurut Poerwadamita (1991) mengatakan bahwa
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
23
“aktivitas adalah keaktifan, kegiatan, kesibukan kerja atau salah satu kegiatan
kerja yang dilaksanakan ditiap bagian kerja diperusahaan”.
Kerja ilmiah didefinisikan sebagai usaha sistematik untuk mendapatkan
jawaban atas masalah atau pertanyaan (Dawson, 2006). Schermerhon & John
(1998) mendefinisikan kinerja ilmiah sebagai kuantitas dan kualitas
pencapaian tugas-tugas ilmiah, baik yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok. Ditinjau dari proses pelaksanaan percobaan, kinerja ilmiah siswa
dinilai dari prosedur dan teknis yang telah ditempuhnya dalam menyelesaikan
percobaan. Penilaian berdasarkan proses ini tidak melihat hasil kerja siswa,
namun lebih ditekankan pada “bagaimana” seseorang siswa menyelesaikan
pekerjaannya secara teliti dan dapat dipertanggungjawabkan. Selama
prosedur dan teknis yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang
digariskan, maka dapat disimpulkan bahwa kinerjanya cukup baik. Jika
ditinjau dari kontekstualnya penilaian kinerja ilmiah siswa dapat juga dilihat
dari aspek kontekstualnya, yakni kemampuannya sendiri.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas kerja ilmiah
adalah kegiatan atau keaktifan yang sistematis untuk menemukan suatu
jawaban atau pertanyaan dengan langkah kerja ilmiah.
Semo dkk (2013) menyebutkan indikator aktivitas kerja ilmiah dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain :
1. Merumuskan masalah
Saat proses pembelajaran siswa menemukan suatu permasalahan berupa
topik khusus yang kan dipelajari. Proses merumuskan masalah bisa
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
24
melalui pengamatan yang dilakukan di lingkungan baik secara langsung
maupun tidak langsung(melalui gambar atau video).
2. Siswa menunjukkan hipotesis dalam pembelajaran Biologi
Dari permasalan yang ada siswa menduga jawaban sementara atau dugaan
sementara. Dugaan sementara terkait materi pembelajaran biologi bisa
berupa sebab, akibat, cara penanggulangan, atau pengertian.
3. Menguji hipotesis
dalam kegiatan menguji hipotesis siswa melaksanakan kerja ilmiah sesuai
prosedur atau petunjuk yang telah diberikan oleh peneliti. Siswa mencari
jawaban dari dugaan sementara sebelumnya.
4.
Membuat kesimpulan
Dalam kegiatan menyimpulkan siswa menginterpretasikan hasil kegiatan
kerja ilmiah kelompok dalam diskusi baik melalui lisan maupun tulisan.
Melalui tulisan dilakukan dalam proses diskusi kelompok sehingga
didapatkan kesepakatan bersama dalam menjawab permasalahan yang ada.
Melalui lisan dilakukan setelah proses diskusi kelompok dan proses
pembelajaran dikelas siswa bisa membuat kesimpulan dari proses diskusi
dan proses pembelajaran dikelas.
5. Menyampaikan kesimpulan (Mengkomunikasikan)
Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan setelah siswa selesai melakukan
diskusi
kelompok
yang
selanjutnya
hasil
diskusi
kelompok
di
presentasikan didepan kelas. Proses mengkomunikasikan dilakukan siswa
secara lisan didepan kelas.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
25
2.8 Pengertian dan Indikator Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan,
kesediaan,seseorang untuk memberikan respon/tanggapan/tingkah laku secara
ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat (hokum) ilmu pengetahuan yang telah
diakui kebenarannya. Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk
memecahkan masalah, menilai ide dan informasi utnuk membuat keputusan.
Pengembangan keputusan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dan
dievalusai secara objektif. Diperlukan juga sikap kritis berdasarkan bukti yang
relevan. Orang yang melakukan prosedur ini dikatakan memiliki sikap ilmiah.
Sikap ilmiah memilikiperan penting dalam mengembangkan kecakapan
ilmiah.
Dalam pembelajaran sikap ilmiah siswa sangat diperlukan sikap rasa
ingin tahu, bekerja sama secara terbuka, bekerja keras, bertanggung jawab,
kepedulian, kedisiplinan dan kejujuran. Ini dikarenakan dengan sikap ilmiah
tersebut pembelajaran akan berjalan dengan baik, sehingga mencapai tujuan
pembelajaran dan hasil belajar yang diinginkan, dimana siswa diharapkan
mampu aktif dan kreatif dalam pembelajaran.
“Scientist” atau ilmuwan mempelajari gejala-gejala alam melalui
observasi, eksperimentasi dan analisis yang rasional. Ia menggunakan sikapsikap tertentu (Scientific attitudes). Sikap-sikap tersebut antara lain :
a. Jujur
Seorang ilmuwan wajib melaporakan hasil pengamatan secara objektif.
Dalam kehidupan sehari-hari mungkin saja ia tidak jujur dari manusia lain,
tetapi dalam hal penelitian ia harus sejujur-jujurnya dalam melaporkan
penelitiannya.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
26
b. Terbuka
Seorang ilmuwan mempunyai pandangan luas, terbuka dan bebas dari
praduga. Ia tidak akan meremehkan suatu gagasan baru. Ia akan
menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum menerima/
menolaknya. Jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
c. Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa bahwa ia paling hebat. Ia bersedia
mengakui bahwa orang lain mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih
luas, atau mungkin saja pendapatnya bisa salah. Dalam belajar menambah
ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain, membandingkan
pendapatnya dengan pendapat orang lain, serta tidak memaksakan suatu
pendapat kepada orang lain.
d. Skeptis
Ilmuwan dalam mencari kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, dan
skeptis. Ia akan menyalidiki bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu
kesimpulan. Ia akan bersikap kritis untuk memperoleh data yang menjadi
dasar suatu kesimpulan tanpa didukung bukti-bukti yang kuat.
e. Optimis
Seorang ilmuwa selalu berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa
sesuatu itu tidak dapat dikerjakan, tetapi akan mengatakan “ Berikan saya
kesempatan untuk memikirkan dan mencoba mengerjakan “.
f. Pemberani
Ilmuwan sebagai pencari kebenaran harus berani melawan semua
kesalahan, penipuan, kepura-puraan, kemunafikan dan kebatilan yang akan
menghambat kemajuan.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
27
g. Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan ilmunya harus selalu kreatif agar terlihat
lebih menarik.
Tes sikap ilmiah yang dikembangkan oleh Harlen (1992) yaitu ada
dimendi pengelompoakan antara lain
1. Sikap ingin tahu
2. Sikap respek terhadap data fakta
3. Sikap penemuan dan kreatifiktas
4. Sikap berpikir terbuka dan kerjasama
5. Sikap ketekunan
6. Sikap peka terhadap lingkungan
Keterangan indikator sikap ilmiah yang diamati :
Sikap ilmiah
1. Rasa ingin tahu
1.
2.
3.
4.
2. Berpikir kritis
3. Berpikiran
terbuka
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Indikator
Melakukan kajian literatur dari berbagai sumber
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari
guru
Mengajukan pertanyaan kepada guru terkait materi
yang diajarkan
Antusias dalam mencari jawaban dari pertanyaan
guru atau teman
Melakukan diskusi untuk menguji hipotesis
Mengidentifikasi permasalahan yang ada.
Menganalisis permasalahan yang ada.
Memberikan tanggapan dari pertanyaan guru
Memberikan tanggapan dari pertanyaan siswa
Menyanggah jawaban dari kelompok lain
Mengajukan pertanyaan jika belum memahami
penjelasan guru dan teman
Menerima pendapat teman jika jawaban teman lebih
baik
Menghargai pendapat teman dalam proses diskusi
kelompok
Mau merubah pendapat jika data kurang akurat
Mau menerima informasi baru terkait materi yang
sedang diajarkan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
28
4. Kerjasama
5. Ketekunan
1. Berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran
2. Saling membantu tugas antar kelompok diskusi
3. Membagi tugas dalam menyelesaikan tugas diskusi
kelompok
4. Berbagi informasi mengenai permasalahan yang
sedang di diskusikan
5. Memecahkan permasalahan melalui proses diskusi
kelompok
1. Sungguh-sungguh dalam mendiskusikan
permasalahan yang ada pada LKS
2. Mencari berbagai informasi yang tepat dalam
mendiskusikan permasalahan yang ada pada LKS
3. Berusaha mengerjakan permasalahan diskusi dengan
referensi yang tepat dan jawaban yang akurat
4. Melaksanakan diskusi dengan tepat waktu
5. Mampu menyelesaikan semua tugas dengan baik
yang diberikan oleh guru
2.9 Hasil Penelitian yang Relevan
1. Handayani, dkk (2009) menyatakan bahwa model GI dapat meningkatkan
meningkatkan kemampuan kerja ilmiah dan hasil belajar kognitif biologi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Lawang.
2. Katharina (2013) menyatakan bahwa penerapan pembeljaran kooperatif
tipe Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Mulyati, FKIP UMP, 2015
Download