BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran

advertisement
BAB 3
METODA PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
3.1.1
Jenis Penelitian
Penelitian Studi kasus dan lapangan merupakan suatu penelitian
terhadap masalah – masalah yang terdapat pada sampel penelitian dan
dianalisis secara mendalam berdasarkan karakteristik masalah yang
berkaitan dengan latar belakang dan kondisi, serta situasi tertentu untuk
menentukan alternatif solusi masalah bagi pengelola perusahaan. Dari
pengertian tersebut, desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
Studi kasus dan lapangan karena penelitian ini dirancang untuk
menganalisis pengaruh dari variabel Working Capital to Total Asset,
Retained Earnings to Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to
Total Asset, Book Value of Equity to Book Value of Debt terhadap tingkat
financial distress pada suatu perusahaan baik secara parsial maupun secara
simultan dengan menggunakan analisa Altman Z”-Score.
3.1.2
Gambaran dari Objek Penelitian
1. PT Bakrie Telecom Tbk.
PT Bakrie Telecom Tbk (IDX: BTEL) adalah perusahaan operator
telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia. Bakrie Telecom memiliki
produk layanan dengan nama produk Esia, Wifone, Wimode, dan BConnect.
31
32
PT. Bakrie Telecom terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Februari 2006
dengan simbol BTEL.
Perusahaan ini sebelumnya dikenal dengan nama PT Radio Telepon
Indonesia (Ratelindo), yang didirikan pada bulan Agustus 1993, sebagai
anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat berbasis Extended
Time Division Multiple Access (ETDMA). Pada bulan September 2003, PT
Ratelindo berubah nama menjadi PT Bakrie Telecom, yang kemudian
bermigrasi ke CDMA, dan memulai menawarkan produk Esia. Pada
awalnya jaringan Esia hanya dapat dinikmati di Jakarta, Banten dan Jawa
Barat, tetapi hingga akhir 2007 telah menjangkau 26 kota di seluruh
Indonesia dan terus berkembang ke kota-kota lainnya.
2. PT. Smartfren Telecom Tbk
PT Smartfren Telecom Tbk pernah dikenali sebagai Mobile-8 (PT
Mobile-8 Telecom Tbk)) adalah operator penyedia jasa telekomunikasi
berbasis teknologi CDMA yang memiliki lisensi selular dan mobilitas
terbatas (Fixed Wireless Access/FWA), serta memiliki cakupan jaringan
CDMA. Smartfren menggunakan teknologi EV-DO (jaringan mobile
broadband yang setara dengan 3G) pertama di Indonesia.
Pada tanggal 29 November 2006, PT Smarfren Telecom terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Produk yang dikeluarkan oleh smartfren adalah Kartu
Smart, Kartu Fren, Kartu Hepi, Kartu Smartfren Kwik, Kartu Smartfren
33
Lokal Plus, Kartu Smartfren (Smart) Extra, Kartu Smartfren (Fren) Extra,
Kartu Smartfren Social, dan lain sebagainya.
3. PT. Indosat Tbk
Pada 19 Oktober 1994,
PT. Indosat didaftarkan ganda oleh
pemerintah Indonesia (Dual Listed Company) pada Bursa Efek Indonesia
(BEI; ISAT) dan Bursa Efek New York, Amerika Serikat (NYSE; IIT). PT
Indosat merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan
jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna
telepon genggam dengan pilihan pra bayar maupun pasca bayar dengan
merek jual Matrix, Mentari, dan Im3. Jasa lainnya yang disediakan oleh PT.
Indosat yaitu saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap (fixed)
termasuk sambungan langsung internasional IDD (International Direct
Dialing), serta jasa nirkabel berbasis CDMA dengan merek dagang StarOne.
Di samping itu, PT. Indosat juga menyediakan layanan multimedia, internet,
dan komunikasi data (MIDI = Multimedia, Internet & Data Communication
Service).
4. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom
Indonesia atau Telkom (IDX: TLKM, LSE: TKID, NYSE: TLK) adalah
salah satu perusahaan yang menyediakan informasi dan komunikasi. Di
samping itu, telkom juga merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat
34
ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh
Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga
menjadi salah satu pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan,
termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum
Perdana saham Telkom. Dan sejak saat itu saham Telkom tercatat dan
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
(BES) (keduanya sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa
Saham New York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom
juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah
saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham. Salah satu
produk yang ditawarkan Telkom kepada masyarakat yaitu Flexi. Produk
Flexi merupakan salah satu layanan telepon, data dan internet berbasis fixed
wireless CDMA.
5. PT. XL Axiata
PT XL Axiata Tbk (dahulunya PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau
disingkat
dengan
XL
merupakan
sebuah
perusahaan
operator
telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama
yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL memiliki dua
lini produk GSM, yaitu XL Prabayar ( ProXL, XL bebas, dan XL Jempol )
35
dan XL Pascabayar (Xplor). Di samping itu, XL juga menyediakan layanan
korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP.
.Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk XL.
Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya, XL menjadi perusahaan
publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).
Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh Axiata Group
Berhad (“Axiata”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,6%)
dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat
International Indonesia Ltd. (13,3%). XL pada saat ini merupakan penyedia
layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di
seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi
bisnis bagi pelanggan korporat
3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan
sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi dan diambil melalui cara – cara tertentu.
Pada dasarnya, teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Non
Probability Sampling, dimana teknik pengambilan sampel ini tidak
36
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota dari populasi untuk dipilih menjadi sampel. Secara spesifik, penulis
menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan sampel pada
penelitian ini. Kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
1. Perusahaan telekomunikasi yang konsisten terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mulai tahun 2006 hingga tahun 2012.
2. Perusahaan telekomunikasi yang pernah mengalami modal kerja negatif
pada periode 2006 – 2012.
3. Perusahaan telekomunikasi yang mengalami penurunan pendapatan
operasional dalam tahun 2006 - 2012
Dari 11 perusahaan telekomunikasi yang merupakan populasi dari
penelitian, maka perusahaan yang sesuai dengan ketiga kriteria tersebut dan
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 perusahaan
telekomunikasi, antara lain :
a.
PT. Bakrie Telecom Tbk (BTEL)
b.
PT. Smartfren Telecom Tbk(FREN)
c.
PT. Indosat Tbk (ISAT)
d.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom (TLKM)
e.
PT. XL Axiata (EXCL)
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis yaitu data dokumenter
(Documentary Data), dimana data ini memuat apa dan kapan suatu kejadian
37
atau transaksi pembelian dan pejualan yang dilakukan oleh perusahaan
telekomunikasi selama tahun 2006 hingga tahun 2012.
3.3.2 Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder,
dimana data penelitian ini diperoleh oleh penulis secara tidak langsung
melainkan melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan yaitu
berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2006 sampai dengan 2012.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan
tahun 2006 – 2012 diperoleh oleh penulis melalui Website Bursa Efek
Indonesia (www.idx.co.id) dan juga didukung dari Galeri Investasi BEI
STIESIA Surabaya. Di samping itu, penulis juga menggunakan teknik
kepustakaan dalam mengumpulkan data sekunder, dimana penulis
mempelajari dan mengkaji sumber bacaan yang berupa buku pustaka, artikel
yang berkaitan tentang objek yang diteliti, jurnal penelitian, penelitian
terdahulu dan sumber lainnya yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio
keuangan pada metode Altman Z”-score. Variabel tersebut antara lain :
38
1. Net working Capital to Total Asset (WC/TA)
Pada penelitian ini rasio ini diperoleh dengan cara membagi modal
kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih didefinisikan sebagai
selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya.
2. Retained Earning to Total Asset (RE/TA)
Rasio yang merupakan perbandingan antara laba ditahan yang
dimiliki perusahaan dengan total aset yang dimilikinya.
3. Earning Before Interest and Taxes to Total Asset (EBIT/TA)
Merupakan rasio laba usaha sebelum terbebani dengan pembayaran
bunga dan beban pajak dibagi dengan total aset perusahaan
4. Book Value of Equity to Book Value of Debt (BVE/BVD)
Rasio ini merupakan komposisi perbandingan antara nilai buku
modal dengan nilai buku kewajiban perusahaan.
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen (variabel terikat) pada penelitian ini adalah
besarnya nilai dari Z”-Score sebagai indikator kategori perusahaan dalam
kondisi sehat atau mengalami financial distress.
3.5 Teknik Analisis Data
Pada dasarnya teknik analisis data digunakan untuk menyederhanakan
data yang telah diperoleh menjadi data yang tersusun secara sistematis
sehingga data tersebut lebih mudah untuk diinterpretasikan dengan metode
yang dipilih. Setelah data dikelompokan dengan menggunakan teknik
39
pengolahan data, maka data tersebut dianalisis dengan metode yang dipilih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Altman Z”Score. Adapun tahapan – tahapan analisis data dalam penelitian ini, antara
lain :
1.
Melakukan
interpretasi
atas
data
keuangan
perusahaan
dan
menghitung rasio keuangan yang digunakan sebagai variabel dalam
analisis Altman Z”-Score.
2.
Menghitung nilai Z”-Score periode tahun 2006 – 2012
pada
perusahaan yang dijadikan sebagai sampel penelitian berdasarkan data
laporan
keuangan
yang
dipublikasikan
dengan
menggunakan
instrument statistik yaitu SPSS.
3.
Mengklasifikasikan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan kriteria
nilai Z”-Score yang telah dihasilkan dengan titik cut-off yang telah
dibuat oleh Edward I. Altman. Kondisi ini dapat dilihat dari nilai Z”Score, jika :
a. Untuk nilai Z”-Score < 1,21 berarti perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan resikonya tinggi.
b. Untuk nilai Z”-Score antara 1,21 sampai 2,60, maka perusahaan
dianggap berada pada daerah rawan mengalami financial distress.
c. Untuk nilai Z”-Score > 2,60 menyatakan bahwa kondisi keuangan
pada perusahaan
berada
dalam
keadaan yang sangat sehat
sehingga kemungkinan terjadinya kebangkrutan sangat kecil.
40
4.
Melakukan uji hipótesis yaitu : Altman Z Score dipengaruhi oleh
Working Capital to Total Asset, Retained Earnings to Total Asset,
Earning Before Interest and Taxes to Total Asset dan Book Value of
Equity to Book Value of Debt, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Merumuskan hipotesis pada uji F :
1). H0 : ß1 , ß2 , ß3 , ß4 ..... ßj = 0, diduga secara simultan tidak ada
pengaruh Working Capital to Total Asset, Retained Earnings to
Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to Total Asset
dan Book Value of Equity to Book Value of Debt terhadap
Financial Distress.
H1 : ß1 , ß2 , ß3 , ß4 …..bj  0, diduga secara simultan ada
pengaruh Working Capital to Total Asset, Retained Earnings to
Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to Total Asset
dan Book Value of Equity to Book Value of Debt terhadap
Financial Distress.
2). Menentukan level of significant sebesar 5%
3). Menentukan kriteria uji F (uji stimultan) :
H0 : diterima bila probabilitas F > α
H1 : diterima bila probabilitas F < α
b). Merumuskan hipotesis kedua pada uji t :
41
1) H0 : ß1= 0, ß2 = 0 , ß3= 0 , ß4= 0 , diduga secara parsial tidak ada
pengaruh Working Capital to Total Asset, Retained Earnings
to Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to Total
Asset dan Book Value of Equity to Book Value of Debt
terhadap Financial Distress.
H1 : ß1
> 0,
ß2 > 0
,
ß3 >
0
, ß4 >
0
, diduga secara parsial ada
pengaruh Working Capital to Total Asset, Retained Earnings
to Total Asset, Earning Before Interest and Taxes to Total
Asset dan Book Value of Equity to Book Value of Debt
terhadap Financial Distress.
2) Menentukan level of significant sebesar 5 %.
3) Menentukan kriteria uji t (uji parsial) :
H0 : diterima bila probabilitas t > α
H1 : diterima bila probabilitas t < α
Download