keterkaitan antara tingkat pengetahuan tentang pola makan

advertisement
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY TERHADAP
PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS
(effect of romebeauty apple to decreased levels of blood sugar
in people with diabetes mellitus)
Abdul Muhith1, Indriani Setyowati2 *)
Abstrak
Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan dunia, dalam jangka
panjang komplikasi yang terjadi menyumbangkan peningkatan angka
mortalitas. Salah satu upaya untuk menurunkan atau mengontrol kadar gula
darah adalah dengan memberikan buah apel romebeauty. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian buah apel romebeauty
terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Jenis
penelitian ini adalah quasy-experiment dengan rancang bangun control time
series design. Variabel independen adalah buah apel romebeauty variabel
dependen adalah kadar gula darah penderita diabetes melitus variabel
intervening adalah jumlah kalori diet sesuai berat badan penderita diabetes
melitus. Pada penelitian ini populasinya adalah penderita diabetes melitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 42 orang.
Sampel berjumlah 18 responden diambil dengan teknik purposive sampling.
Data dikumpulkan langsung menggunakan lembar observasi kemudian
dianalisis menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian
didapatkan seluruh responden pada kelompok perlakuan sebelum pemberian
buah apel romebeauty mengalami kadar gula darah buruk yaitu 9 orang (100%)
dan setelah pemberian buah apel romebeauty kadar gula nya mengalami
penurunan menjadi sedang (100%), sedangkan pada kelompok kontrol sebelum
pemberian buah apel romebeauty mengalami kadar gula darah buruk yaitu 9
orang (100%) dan setelah pemberian buah apel romebeauty kadar gulanya tetap
buruk yaitu 7 orang (77,8%).
1)
2)
Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto
12
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
Hasil uji wilcoxon signed rank test pada kelompok perlakuan didapatkan nilai
kemaknaan p = 0,003 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang
artinya terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan
kadar gula darah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto. Pemberian buah apel romebeauty sebanyak 3 kali/hari
sebanyak 100 gr dapat menjadi solusi untuk pengendalian kadar gula darah dan
menurunkan kadar gula darah. Sehingga institusi pelayanan dan tenaga
kesehatan dapat memberikan health education untuk menggunakan buah apel
romebeauty dalam mengontrol kadar gula darah disamping penatalaksanaan
obat dan olah raga.
Kata kunci: apel romebeauty, kadar gula darah, diabetes melitus
A. PENDAHULUAN
Seiring kemajuan ekonomi yang terus meningkat, berubah pula
prilaku dan gaya hidup yang di jalani masyarakat, salah satunya fenomena
yang mengiringi kemajuan masyarakat adalah munculnya penyakit
diabetes melitus (Nurina, 2012). Penyakit diabetes melitus telah menjadi
masalah kesehatan dunia, prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat
secara drastis di negara-negara industri baru dan negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. Diabetes melitus merupakan penyakit
yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah yang lebih tinggi dari
batas normal diabetes melitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula
darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-obatan
(Laurentia, 2009). Ketaatan bagi penderita diabetes terhadap prinsip diet
gizi merupakan salah satu komponen utama keberhasilan pelaksanaan
penderita diabetes. Perubahan pola diet yang salah serba instant, tinggi
karbohidrat, rendah serat, tinggi lemak, banyak mengandung gula dan
protein, ditambah kurangnya olahraga dapat menyebabkan kenaikan kadar
glukosa darah (Ucik, 2009). Dengan kondisi kadar gula darah yang tinggi
dalam tubuh dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi
metabolik akut (diabetes ketoasidosis), mikrovaskuler yang kronis
(penyakit ginjal dan mata), neuropati (penyakit pada syaraf) dan
komplikasi makrovaskular yang mencakup infark miokard, stroke dan
penyakit vaskular perifer. Komplikasi yang terjadi menyumbangkan
peningkatan angka mortalitas yang di akibatkan oleh penyakit ini
(Suddarth, 2000).
13
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
Prevalensi Diabetes tahun 2011 di Amerika Serikat sekitar 8,3%
dari 125,8 juta orang populasi, dan pada tahun 2010 sebanyak 1,9 juta
kasus baru di diagnosa diabetes. Sedangkan pada tahun 2007 diabetes
tercatat sebagai penyebab yang mendasari pada 71.382 sertifikat kematian
dan terdaftar sebagai faktor yang berkontribusi pada tambahan 160.022
sertifikat kematian. Ini berarti bahwa diabetes berkontribusi total 231.404
kematian di Amerika Serikat (ADA, 2011). Data dari WHO tahun 2009
menunjukkan Indonesia menempati urutan ke empat di dunia sebagai
negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak setelah India,
Cina, Jepang dan Brazil. Sedangkan menurut estimasi International
Diabetes Federation (IDF) tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia usia 20 tahun keatas menderita diabetes melitus
sebanyak 8,2 juta pada tahun 2020. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun
2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional diabetes melitus adalah 5,7
% dimana provinsi Jawa Timur merupakan yang mempunyai prevalensi
diabetes melitus diatas prevalensi nasional. Dan berdasarkan data dari
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012 terdapat 102.399 kasus
pasien diabetes melitus dengan rawat jalan dan 8.370 kasus pasien diabetes
melitus dengan rawat inap. Berdasarkan data puskesmas Sentinel yang
merupakan gardu pandang suatu pola dan trend penyakit di provinsi Jawa
Timur tahun 2008 - 2010 di dapatkan 3,61 % penderita diabetes melitus.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyebutkan total
penderita penyakit diabetes melitus tahun 2013 sebanyak 2.214 orang dari
1.123.239 penduduk Kabupaten Mojokerto. Dan pukesmas Puri merupakan
puskesmas dengan penderita diabetes melitus terbesar ketiga setelah
puskesmas Kemlagi dan puskesmas Jetis di kabupaten Mojokerto dengan
jumlah penderita sebesar 757 orang pada tahun 2013 yang sebelumnya
pada tahun 2012 sebesar 558 orang. Penyakit diabetes melitus di
puskesmas Puri juga menempati urutan ke tiga dalam 10 penyakit teratas
di puskesmas Puri tahun 2013, setelah ISPA dan hipertensi. Dan data
terbaru di puskesmas Puri menyebutkan pada bulan Januari tahun 2014
terdapat 42 penderita diabetes melitus.
Terdapat beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan
diabetes melitus yaitu keturunan (genetik), infeksi virus yang menyerang
pankreas sehingga menghentikan produksi hormon insulin, pola makan
yang salah (tinggi lemak dan gula, serat rendah), kegemukan, dan gaya
14
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
hidup yang tidak sehat (kurang aktivitas fisik, olah raga, kurang istrahat
dan stress). Dari Faktor pencetus tersebut hingga terjadinya diabetes
melitus ini bisa terjadi karena pankreas tidak dapat memproduksi hormon
insulin dalam jumlah yang cukup dan juga bisa karena hormon insulin
yang ada di dalam darah tidak dapat bekerja secara efektif, meskipun
jumlah insulin yang di produksi pankreas normal, malah mungkin lebih
banyak. Akibatnya glukosa yang ada di dalam makanan yang di makan
tidak dapat di ubah secara maksimal menjadi energi dan glikogen
(simpanan energi dalam otot dan hati). Pada keadaan seperti ini glukosa
yang masuk ke dalam sel menjadi sedikit sehingga sel-sel tubuh akan
kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa dalam darah akan
meningkat. Dari mekanisme diatas dapat menimbulakan gejala diabetes
diantaranya seperti kelelahan yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi,
sering buang air kecil (poliuri), sering merasa haus (polidipsi), cepat
merasa lapar (polifagi), serta penglihatan yang kabur (Nurjanah, 2007).
Peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus terjadi salah
satunya karena tidak menjalani pengelolaan diet dengan tepat. Diet pasien
diabetes melitus dengan peningkatan kandungan serat yang larut dalam
tubuh dapat memberikan efek kuat terhadap pengendalian kadar glukosa
darah (Syafitri, 2012).
Salah satu upaya untuk menurunkan atau mengontrol kadar gula
dalam darah pada penderita diabetes melitus adalah dengan terapi non
farmakologis yaitu dengan cara memberikan buah apel romebeauty. Hal ini
telah dibuktikan melalui penelitian yang telah dilakukan oleh Harmayetty
dalam jurnal Manfaat Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan Kadar
Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus dikemukakan bahwa buah apel
merupakan buah yang mengandung serat, terutama serat larut air yang
mana di perlukan bagi pasien guna mengontrol kadar gula darah.
Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yang merupakan salah
satu jenis serat larut air yang kandungannya yaitu 24% dalam 100 gr
(Aditama, 2006). Didalam lambung, pektin membentuk gel dan gel
tersebut menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa di usus halus.
Akibat dari penurunan waktu penyerapan glukosa adalah kadar glukosa di
dalam darah meningkat secara perlahan. Peningkatan kadar glukosa darah
secara perlahan tersebut tidak merangsang insulin yang berlebihan
sehingga transpor glukosa ke membran sel lebih mudah masuk ke jaringan.
15
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar glukosa di
dalam darah turun (Smeltzer, 2001). Buah apel juga mempunyai indeks
glikemik yang rendah yaitu 41, hal ini berarti bahwa kadar gula yang
terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula
darah (Damayanti, 2013).
B.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian menggunakan design penelitian quasyexperiment yaitu suatu rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol
disamping kelompok. Kadar gula subyek diukur menggunkaan glukometer
dan lembar observasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Intervensi
yang di lakukan yakni dengan memberikan buah apel romebeauty 100 gr
sebanyak tiga kali sehari sesudah makan selama 7 hari. Teknik
pengambilan sampel dengan control time series design, hasil pengukuran
awal (pretest) dibandingkan dengan hasil pengukuran akhir (posttest)
dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Populasi yang
diteliti adalah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto sebanyak 42 orang. Jumlah sampel 18 responden
dengan kelompok perlakuan sebanyak 9 orang dan kelompok kontrol
sebanyak 9 orang. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel
independen yakni buah apel romebeauty, variabel dependen yakni kadar
gula darah penderita diabetes melitus dan variabel intervening yakni
jumlah kalori diet sesuai berat badan penderita diabetes melitus variabel
bebas Analisis data yang digunakan adalah uji wilcoxon signed rank test.
C. HASIL PENELITIAN
Hasil dari penelitian terhadap pengaruh pemberian buah apel
romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
melitus di Wilayah Kerja Pukesmas Puri Kabupaten Mojokerto adalah
sebagai berikut :
Pada pemberian buah apel romebeauty 100 gr sebanyak 3x/hari selama 7
hari, kadar gula darah pada kelompok perlakuan sebelum di berikan buah
apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu sebanyak 9 orang (100%) dan
setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari, kadar gula darah
responden semuanya turun menjadi sedang yaitu 9 orang (100%).
16
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
Sedangkan kadar gula darah pada kelompok kontrol sebelum di berikan
buah apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu sebanyak 9 orang (100%)
dan setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari, kadar gula
darah responden tetap buruk yaitu 7 orang (77,8%) dan yang menjadi
sedang 2 orang (22,2%).
D. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang penurunan kadar
gula darah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto.
1. Kadar gula darah penderita diabetes melitus sebelum Pemberian
buah apel romebeauty.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa keseluruhan
responden pada kelompok perlakuan mengalami diabetes dengan
kadar gula buruk yaitu 9 responden (100%) dan keseluruhan
responden pada kelompok kontrol mengalami diabetes dengan kadar
gula buruk yaitu 9 responden (100%)
Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia,
karena dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi
metabolik akut (diabetes ketoasidosis), mikrovaskuler yang kronis
(penyakit ginjal dan mata), neuropati (penyakit pada syaraf) dan
komplikasi makrovaskular yang mencakup infark miokard, stroke dan
penyakit vaskular perifer. Komplikasi yang terjadi menyumbangkan
peningkatan angka mortalitas yang di akibatkan oleh penyakit ini
(Suddarth, 2000). Menurut Hasdianah (2012) peningkatan kadar gula
mempunyai beberapa faktor pemicu, antara lain yakni penderita
diabetes melitus yang mengalami stres yang dapat merubah pola
makan hal ini menyebabkan terjadinya hiperglikemi atau peningkatan
kadar gula dalam darah. Penderita diabetes yang mengalami
kegemukan atau obesitas menyebabkan reseptor insulin pada target sel
di seluruh tubuh kurang sensitif dan jumlahnya berkurang sehingga
insulin dalam darah tidak dapat di manfaat kan untuk mengangkut
glukosa masuk kedalam sel dan menjadikan glukosa menumpuk di
dalam darah. Faktor asupan makan juga dapat meningkatkan kadar
gula darah yakni makanan yang serba instant, tinggi karbohidrat,
rendah serat, tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein.
17
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
Konsumsi makan yang berlebih dan tidak di imbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kenaikan
kadar glukosa darah. Pola hidup penderita diabetes yang tidak berolah
raga juga dapat memiliki resiko peningkatan kadar gula darah karena
dari olah raga itu sendiri berfungsi untuk membakar kalori yang
masuk ke dalam tubuh. Bila kalori tersebut tidak dapat di bakar akan
tertimbun didalam tubuh dan hal ini juga akan mengakibatkan kurang
sensitifnya reseptor insulin pada sel target dan menimbulkan
peningkatan kadar gula darah sama halnya seperti pada orang yang
kegemukan. Serta perawatan dari segala jenis residu obat-obatan yang
terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pancreas dan
mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi
hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin dan pada
akhirnya tidak ada yang mengangkut glukosa ke jaringan dan
menyebabkan glukosa menumpuk di dalam darah dan terjadi
peningkatan kadar gula darah.
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan sebelum
pemberian buah apel romebeauty di wilayah kerja puskesmas Puri
didapatkan bahwa faktor yang menyebabkan 9 responden pada
kelompok perlakuan dan 9 responden pada kelompok kontrol
mengalami kadar gula yang buruk sebelum diberikan buah apel
romebeauty yaitu faktor asupan makanan, tidak berolahraga dan tidak
mengkonsumsi obat diabetes. Faktor pertama adalah asupan makanan,
dimana konsumsi makanan responden tidak sesuai diit diabetes
melitus dan tidak terkontrol, tinggi karbohidrat, rendah serat, tinggi
lemak, banyak mengandung gula dan protein hal ini tidak di imbangi
dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dan menyebabkan
kenaikan kadar glukosa darah . Faktor kedua adalah olahraga,
diketahui bahwa keseluruhan responden tidak melakukan olahraga,
kalori akan tertimbun didalam tubuh dan mengakibatkan kurang
sensitifnya reseptor insulin pada sel target dan menimbulkan
peningkatan kadar gula darah. Dan faktor ketiga yang menyebabkan
kadar gula darah pada penderita diabetes melitus menjadi buruk pada
seluruh responden yaitu tidak mengkonsumsi obat anti diabetes. Dari
faktor-faktor tersebut didapatkan bahwa keseluruhan responden baik
pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol tidak
18
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
2.
melaksanakan management penatalaksanaan diabetes melitus yang
utama meliputi diit diabetes melitus, obat dan olah raga. Sehingga
menyebabkan keseluruhan responden (100%) kadar gula darahnya
buruk.
Kadar gula darah penderita diabetes melitus setelah pemberian
buah apel romebeauty.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa keseluruan
dari responden pada kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar
gula menjadi sedang yaitu 9 responden (100%) sedangkan sebagian
kecil dari responden pada kelompok kontrol mengalami penurunan
kadar gula menjadi sedang yaitu 2 responden (22,2%) dan hampir
keseluruhan dari responden dengan kadar gula yang masih buruk yaitu
7 responden (77,8%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Qomariyah
tahun 2012 membuktikan bahwa buah apel malang romebeauty yang
tinggi serat dapat menurun kan kadar gula darah. Dan menurut Sufrida
(2008) buah apel romebeauty memiliki aroma yang tidak tajam dan
rasanya segar karena cukup banyak mengandung air serta khasiat dan
nilai gizi yang baik sekali. Daging buah apel kaya akan kandungan
pektin yakni merupakan sejenis serat larut air dan hal ini terkenal
mampu menurunkan kadar gula dalam darah. Apel juga mengandung
berbagai jenis zat yang mampu mengatasi penyakit ringan maupun
berat.
Hasil observasi yang telah di lakukan peneliti sesudah
pemberian buah apel romebeauty di Wilayah Kerja Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto didapatkan bahwa penurunan kadar gula darah
pada responden terjadi akibat penambahan serat pada buah apel
romebeauty yang di berikan 3x sehari sebanyak 100 gr selama 7 hari,
dimana dalam 100 gr buah apel romebeauty mengandung serat larut
air (pektin) sebanyak 24%. Dan disamping itu juga dengan
dilakukannya kontrol terhadap asupan makanan, dengan menghitung
jumlah kalori dan menentukan diit yang sesuai dengan jumlah kalori
dan 2 responden pada kelompok kontrol yang mengalami penurunan
kadar gula darah menjadi sedang di sebabkan oleh faktor asupan
makanannya yang mulai di kontrol sendiri dan di jaga oleh masingmasing individu tersebut yakni dengan mengatur asupan makannya
19
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
3.
yang rendah gula, rendah lemak dan sesuai dengan kalori yang mereka
butuhkan. Berbeda seperti yang sebelumnya dimana mereka makan
makanan yang sembarangan, jumlah yang berlebih dan tidak di takar
serta masih makan makanan yang manis.
Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon
signed rank test pada kadar gula darah kelompok perlakuan dengan
pemberian buah apel romebeauty, didapatkan p= 0,003<0,05 (α)
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima dan terdapat pengaruh pemberian
buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada
penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto. Dan berdasarkan hasil penelitian diatas
didapatkan bahwa responden pada kelompok perlakuan yang pada pre
test mengalami diabetes dengan kadar gula buruk sebanyak 9
responden dan mengalami penurunan saat post test menjadi sedang
yaitu 9 responden. Serta berdasarkan hasil penelitian didapatkan
bahwa responden pada kelompok kontrol yang pada pre test
mengalami diabetes dengan kadar gula buruk sebanyak 9 responden
dan mengalami penurunan saat post test menjadi sedang yaitu 2
responden sedangkan 7 responden tetap pada kadar gula yang buruk.
Komponen penting pada buah apel romebeauty adalah pektin,
yang merupakan salah satu jenis serat larut air yang kandungannya
yaitu 24% dalam 100 gr buah apel. Peningkatan kandungan serat
dalam diet dapat pula memperbaiki kadar glukosa darah sehingga
kebutuhan insulin dari luar dapat di kurangi dengan demikian buah
apel romebeauty menjadi alternatif dalam peningkatan asupan serat
khususnya serat larut air (Sufrida, 2008). Hal ini telah dibuktikan
melalui penelitian yang di lakukan oleh Nurul Qomariah pada tahun
2012 dengan pemberian jus apel malang romebeauty (150 gr) dan 150
ml air, 2x sehari pagi dan sore selama 7 hari setelah makan di
dapatkan bahwa sebelum di berikan jus apel batu malang, kadar gula
darah responden 100% dan sesudah di berikan jus apel batu malang
kadar gula darah responden 83,47%. Menurut Smeltzer (2001),
Mekanisme kerja serat terlarut pektin berhubungan dengan
pembentukan gel dalam traktus gastrointestinal. Gel ini akan
20
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
memperlambat pengosongan lambung serta gerakan makanan yang
melalui saluran cerna bagian atas dari perlambatan pengosongan
lambung ini menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa dan
kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan. Peningkatan
kadar glukosa darah secara perlahan tersebut tidak merangsang insulin
yang berlebihan sehingga transpor glukosa ke membran sel lebih
mudah masuk ke jaringan. Masuknya glukosa ke dalam jaringan
menyebabkan kadar glukosa di dalam darah turun.
Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan
adanya kesesuaian antara teori dengan fakta yang ada dimana buah
apel romebeauty dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes melitus yang diberikan 3x perhari sebanyak 100 gr, dimana
dalam 100 gr satu buah apel romebeauty mengandung 24% serat larut
air pektin. Dengan demikian buah apel romebeauty menjadi alternatif
dalam peningkatan asupan serat khususnya serat larut air untuk
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.
Penelitian yang dilakukan peneliti sudah memperhatikan unsur-unsur
yang dapat dijadikan patokan supaya hasil penelitian tidak menjadi
bias yaitu dengan menghitung jumlah kalori dan di tambahkan dengan
buah apel romebeauty, dengan ini di harapkan pemberian buah apel
romebeauty tidak akan menambah kalori yang di makan oleh
penderita diabetes melitus. Dan pemberian buah apel romebeauty ini
diberikan sesuai dengan dosis yang tepat yaitu 3 kali sehari dengan
dosis 100 gr pada waktu setelah makan pagi, siang dan sore hari
selama 7 hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terutama pada
kelompok perlakuan yang di beri buah apel romebeauty dapat
disimpulkan bahwa mengkonsumsi buah apel romebeauty sebanyak
3x perhari dengan dosis 100 gr selama 7 hari dapat menjadi solusi
untuk pengendalian kadar gula darah dan menurunkan kadar gula
darah pada penderita diabetes melitus dengan rata-rata 96,8 mg/dl.
Namun harus di perhatikan bahwa untuk penurunan kadar gula darah
pada penderita diabetes melitus itu juga harus ditunjang dengan
penatalaksanaan yang komperhensif yaitu dengan diit diabetes
melitus, obat dan juga olah raga.
21
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
E.
PENUTUP
1. Simpulan
Disimpulkan bahwa kadar gula darah responden baik pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum pemberian buah
apel romebeauty seluruhnya buruk yaitu 18 orang. Setelah pemberian
buah apel romebeauty pada kelompok perlakuan seluruhnya turun
menjadi sedang yaitu 9 orang sedangkan pada kelompok kontrol kadar
gula darah hampir seluruhnya masih tetap buruk yaitu 7 orang. Dari
hasil uji statistik wilcoxon sign rank test di dapatkan bahwa ada
pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas
Puri kabupaten Mojokerto. Dengan demikian buah apel romebeauty
menjadi alternatif dan solusi dalam peningkatan asupan serat
khususnya serat larut air dan untuk menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes melitus dengan mengkonsumsi buah apel
romebeauty sebanyak 3x perhari dengan dosis 100 gr selama 7 hari.
2. Saran
a. Tenaga kesehatan dapat menggunakan buah apel romebeauty
untuk memperkuat teori tentang asupan diet tinggi serat yang
berasal dari buah apel romebeauty dalam menurunkan kadar gula
darah. Dan dapat mencari alternatif-alternatif pengobatan efektif
dan efisien terhadap diabetes melitus selain menggunakan buah
apel romebeauty mengingat penderita diabetes melitus terus
meningkat.
b. Dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan health
education tentang diet tinggi serat apel romebeauty dalam
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Muhith, Nasir A. (2011). Metodologi Penelitihan Kesehatan, Penerbit:
Nuha Medika, Yogyakarta.
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.
Rineka cipta
Damayanti, D. (2013). Sembuh Total Diabetes Melitus, Hipertensi, Asam Urat
Tanpa Obat. Yogyakarta: Pinang Merah.
22
MEDICA MAJAPAHIT
Vol 6. No. 2, Oktober 2014
Darmono. (2000). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. Jakarta:
Gaya Baru.
Dewi, Nurina Pratita. (2012). Hubungan Dukungan Pasangan Dan Health
Locus of Control Dengan Kepatuhan Dalam Menjalani Pengobatan
Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. Vol 1. No 1.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Tahun 2012.
Gibney, Michael J. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC
Harmayetty. (2008). Manfaat Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan
Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Ners. Vol 2. No 2:
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Hartini, Sri. (2009). Diabetes, Siapa Takut. Bandung. Qanita
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Malitus. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat, A, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan. Jakarta: ECG.
Lanywati, Endang. (2009). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis.
Yogyakarta. Kanius
Lestarina, Dini dkk. (2012). Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus tipe 2.
Politeknik Kesehatan Medan.
Mihardja, Laurent. (2009). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengendalian
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran
Indonesia. Vol 59. No 9: Jakarta.
Nurjanah, Nunung. (2007). Taklukkan Diabetes Dengan Terapi Jus. Jakarta:
Puspa Swara.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
23
Download