EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK MELALUI CITIZEN’S CHARTER (KONTRAK PELAYANAN) (STUDI DI PUSKESMAS BENDO KOTA BLITAR) Oleh: SULTRIANA LA ODE ( 04230049 ) Goverment Science Dibuat: 2008-09-12 , dengan 3 file(s). Keywords: Pelayanan publik, citizen’s charter, dan masyarakat. Pelayanan publik pada hakikatnya adalah upaya pemenuhan kebutuhan dasar dari hak-hak sipil setiap warga negara. Salah satu hak-hak dasar warga negara adalah kesehatan. Konsep pelayanan publik telah berkembang sedemikian pesat dari Old Public Administration yakni pemenuhan prosedur dan peraturan, serta pelaksanaan instruksi atasan yang menjadi fokus utama dalam memberikan layanan kepada masyarakat, selanjutnya konsep New Public Management (NPM) melalui pendekatan manajerialisme dengan memiliki cakupan fungsi-fungsi antara lain: perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengarahan, koordinasi, staffing, motivasi, dan pembuatan keputusan yang dirumuskan oleh elite politik, dan konsep New Public Service (NPS) yakni kepentingan publik tidak dirumuskan oleh elite politik yang tertera dalam aturan, peran pemerintah hanya melakukan negosiasi dan menggali berbagai kepentingan dari warga dan berbagai kelompok komunitas yang ada, sehingga birokrasi yang memberikan layanan harus bertanggung jawab kepada masyarakat secara keseluruhan Salah satu penerapan konsep pelayanan new public service dengan Citizen’s Charter (kontrak pelayanan) adalah Puskesmas Bendo Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar. Citizen’s charter menempatkan kepentingan pemerintah dan penyediaan layanan sebagai acuan utama dari praktik penyelenggaraan pelayanan. Puskesmas bagi sebagian masyarakat merupakan pelayanan publik yang sangat vital karena tidak semua warga masyarakat mampu membayar biaya untuk memeriksakan diri ke dokter swasta pada saat mereka sakit. Secara geografis, wilayah puskesmas lebih dekat dengan pemukiman masyarakat dan sangat bersentuhan langsung dengan pelayanan kepada warganya. Dengan demikian puskesmas masih menjadi tumpuan harapan satusatunya untuk mencari tempat kesembuhan bagi masyarakat. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni berupaya untuk memberikan gambaran secara utuh mengenai variable-variabel pelayanan di Puskesmas Bendo, yang berkaitan dengan karakteristik obyek yang diteliti atau fenomena pelayanan publik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana efektivitas pelayanan publik melalui citizen’s charter di Puskesmas Bendo. Dari hasil penelitian dapat diketahui, bahwa prosedur pelayanan di Puskesmas Bendo memudahkan pasien dalam mengakses informasi, waktu pelayanan yang dapat menjangkau layanan lebih banyak serta lamanya layanan dalam pengambilan tindakan, biaya pelayanan yang terjangkau masyarakat dengan adanya transparansi biaya, produk pelayanan yang semakin dikembangkan dari pelayanan medis dan pelayanan non-medis, sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan yakni dengan sistem informasi manajemen komputerisasi, serta mekanisme pengawasan melalui hak dan kewajiban dalam penerapan sanksi-sanksi bagi pengguna dan penyedia layanan. Namun, dalam menjalankan kontrak pelayanan tersebut ada beberapa sarana penunjang yang belum berjalan dengan optimal diantaranya adalah budaya pelayanan yang belum tersosialisasi dengan baik, sarana dan prasarana medis yang belum memadai, dan sikap masyarakat yang lebih mengedepankan haknya. Akan tetapi pihak Puskesmas dapat meminimalisir kendala tersebut dengan melakukan berbagai pelatihan untuk mengoptimalkan kontrak pelayanan serta melakukan evaluasi diinternal Puskesmas dan evaluasi citizen’s charter melalui forum citizen’s charter. Public service is an efford of fulfillment the primary needs of each civil society’s right. One of the fundamental right is health. The concept of public service have been developed by Old Public Administration, that is procedure and rule of fulfillment and also the implementation of superiors’ instruction which become the main focus in giving service to the societies. The concept of New Public Management (NPM) is done with used managerialism approach which the function are planning, organizing, monitoring, training, coordinating, staffing, motivating andmaking decision which was made by political elite, but the concept of New Public Service (NPS) that ispublic importance not made by political elite that was written the rule. In this case, the goverment role was just do negosiating and exploring in every necessity of societies and communities’ group, so that birocration who give the service must be responsible in the entire of society. One of the implementation of service’s concept, new public service by citizen’s chater is Puskesmas Bendo, Kecamatan Kepanjenkidul, Blitar. Citizen’s charter was put the government necessary and service’s supply as the main rule of the service’s implementation. Puskesmas for a few people is the important things in public service because not every people can pay the cost to get a healthy service in private hospital. Geographically, Puskesmas neaver than hospital with the society’s resident and can serve the society directly. So that Puskesmas still become that one of society’s hope in finding healthy service. The writer used descriptive methodology, with gave the illustration of service variables in Puskesmas Bendo, which had relationship with the object. The purpose of this study was to know now far the effectivity of public services through citizen’s charter in Puskesmas Bendo. The result of this study showed that the service procedure in Puskesmas Bendo made the patient easy to reach the information, the time of service can be pay by society and it was proved by cost transparation, service produc which more be developed from medical service to non-medical service, a good facitition with computerization managerial information system and also the monitoring mechanisme through right and obligation in implementing phunisment for the custumers service. But, in implementing citizen’s charter service there are some facilitation that not effective yet. These are the service culture that have not been good informed yet, medical facilitation which still less, and society’s response which more in their right that the obligation. Furthermore, the Puskesmas’ opponents can limit these obstacle by doing training to make citizen’s charter optimal and also evaluating the internal of Puskesmas through the citizen’s charter group.