pengembangan obat asli indonesia melalui pemanfaatan hasil riset

advertisement
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII
“Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di
Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”
Program Studi Pendidikan FKIP UNS
Surakarta, 14 Mei 2016
MAKALAH UTAMA
UTAMA
ISBN : 978-602-73159-1-4
PENGEMBANGAN OBAT ASLI INDONESIA MELALUI
PEMANFAATAN HASIL RISET KIMIA BAHAN ALAM
Bambang Cahyono1*
1Laboratorium
Kimia Organik, jurusan Kimia Fakultas Sains dan Matematika, Universitas
Diponegoro, Jl. Prof Soedarto, SH Semarang 50275
*Keperluan
korespondensi email: [email protected]
Ringkasan
Penggunaan tanaman untuk mengurangi rasa sakit atau menyembuhkan suatu penyakit telah
memiliki usia yang sama dengan umur manusia itu sendiri. Para peneliti saat ini telah mengakui
usaha aktif masyarakat tersebut dan secara terus menerus mengembangkannya sehingga
sesuai dengan peradaban manusia. Dalam pengobatan modern, pengetahuan yang sangat
spesifik mengenai interaksi molekul dari metabolisme sekunder yang diperoleh dari bahan
alam dengan target penyebab penyakit sangat erat hubungannya dengan pengembangan
kimia Organik Bahan Alam. Dalam artikel ini akan diberikan gambaran mengenai hasil-hasil
penelitian laboratorium dari tanaman Hyptis pectinata Poit, yang kemudian diaplikasikan untuk
penelitian obat tradisional.
O
OAc
O
OAc OAc
( I)
Indonesia, obat tradisional).
Hasil studi literatur menunjukkan bahwa senyawa hiptolida
adalah senyawa yang dapat diisolasi dari famili Lamiaceae
tersebut. Senyawa α,β- unsaturated-δ-lactone yang
pertama kali ditemukan oleh Gorter pada tahun 1920 ini,
telah disempurnakan struktur tiga dimensinya oleh Prof. Dr.
Sjamsul Arifin Achmad pada tahun 1997. Penemuan
struktur kimia seperti ini sangat penting artinya mengingat
akan menjadi titik tolak penelitian-penelitian lebih lanjut,
termasuk penelitian obat herba (obat bahan alam, obat asli
Penyediaan kembali senyawa hiptolida murni dan analisis strukturnya (UV, IR, MS dan NMR),
telah dilakukan kembali di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Diponegoro.
Langkah penyediaan senyawa biaoktif ini harus dilakukan mengingat senyawa hiptolida
tersebut tidak ditemukan dipasaran. Seperti halnya pengembangan obat herba di negaranegara lain, standardisasi obat tradisional yang menggunakan ekstrak tanaman akan
melibatkan kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap klaim tertentu.
Ketersediaan senyawa bioaktif dari suatu tanaman merupakan kegiatan yang sangat penting
agar obat herba dapat berkompetisi di Pasar Bebas.
Lokasi tempat tumbuh pada umumnya sangat mempengaruhi kandungan senyawa bioaktif dari
suatu tanaman. Penelitian komparasi minyak atsiri Hyptis pectinata yang diperoleh dari Padang
Peningkatan Profesionalisme Pendidik
dan Periset Sains Kimia di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
7
(sumatera Barat) dan Bandung (Jawa Barat) menunjukkan adanya perbedaan komposisi
utama penyusunnya. Pemisahan bagian-bagian tanaman serta cara pengeringan juga dapat
dijadikan topik penelitian yang dapat dikembangkan dalam masalah budidaya dan pasca
panen. Selanjutnya, hasil analisis pengaruh pelarut pada proses ekstraksi terhadap jumlah
hiptolida yang dapat dihasilkan menunjukkan bahwa etanol merupakan yang baik dibanding
dengan etil asetat, aseton dan heksana. Dengan bantuan kurva kalibrasi senyawa hasil isolasi,
jumlah hiptolida dengan pelarut etanol adalah 3.1%/g sampel. Uji toksisitas pendahuluan
dengan BSLT menunjukkan bahwa semua ekstrak tidak toksik. Esktrak etanol memiliki LC50
tertinggi, yakni 181ppm. Hiptolida dan ekstrak etanolat Hyptis pectinata Poit sangat prospektif
untuk dikembangkan menjadi bahan anti kanker. Dengan MTT essay, hiptolida dan ekstrak
masing-masing memiliki IC50 3.1 ppm dan 15.6ppm. Secara praklinis hiptolida dan ekstrak
etanolat menunjukkan adanya penurunkan massa tumor dan kadar VEGF, serta peningkatan
kadar IFN, dan kadar Granzim pada mencit C3H yang diinduksi tumor.
Usulan roadmap pengembangan obat asli Indonesia melalui pemanfaatan penelitian bahan
alam diberikan pada makalah ini. Pengembangan lebih lanjut terhadap hasil penelitian
laboratorium seperti ini melalui aplikasi paten dan inisiasi kearah komersialisasi, juga
didiskusikan pada bagian akhir artikel ini.
8
Peningkatan Profesionalisme Pendidik
dan Periset Sains Kimia di Era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Download