MODUL PERKULIAHAN 5 HUBUNGAN INDUSTRIAL Pentingnya Serikat Pekerja Bagi Karyawan; Hubungan Antara SDM Dengan Serikat Pekerja; Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 05 Kode MK Disusun Oleh A81611EL Rizky Dwi Pradana, M.Si Abstract Kompetensi Pembahasan kali ini tentang Pentingnya Serikat Pekerja bagi Karyawan, Hubungan antara SDM dengan Serikat Pekerja, Dinamika permasalahan Serikat Pekerja melingkupi: Setelah perkuliahan ini mahasiswa diharapan dapat memahami pemeliharaan hubungan kerja dan serikat pekerja. 1. pengertian serikat pekerja 2. filosofi serikat pekerja 3. keamanan organisasi serikat pekerja (Union Security) 4. hubungan antara SDM dengan serikat pekerja 5. Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja 2013 1 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pentingnya Serikat Pekerja Bagi Karyawan; Hubungan Antara SDM Dengan Serikat Pekerja; Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja. A. Pengertian Serikat Pekerja Organisasi formal dari karyawan dibentuk untuk mewakili mereka dalam tawar-menawar dengan pihak manajemen. Organisasi tersebut melakukan negosiasi dalam hal kebijakan perusahaan secara umum dan mengenai kondisi kerja. Organisasi ini kemudian dikenal dengan istilah serikat buruh atau serikat pekerja. Menurut Suprihanto (1992) dalam Sri Haryani (2002), serikat pekerja merupakan serikat atau asosiasi para pekerja untuk jangka waktu yang panjang dan berlangsung terus-menerus. Tujuan dibentuknya serikat pekerja adalah untuk mengembangkan kerja sama dan tanggung jawab antar pekerja maupun antara pekerja dengan pengusaha. Tujuan serikat pekerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan yang bersifat internal maupun eksternal. Tujuan internal dalam rangka mengembangkan kerja sama dan tanggung jawab antar anggota serikat pekerja. Sedangkan tujuan eksternal dalam hubungannya dengan kerjasama dan tanggung jawab terhadap pengusaha maupun lingkungannya. Dalam prakteknya serikat pekerja ini akan mempengaruhi kebijakan perusahaan maupun kebijakan pemerintah. Dengan adanya serikat pekerja, maka kebijakan-kebijakan yang diambil perusahaan harus mempertimbangkan tenaga kerja. Dalam kegiatan sehari-hari, manajer tidak dapat menghindari pengaruh serikat pekerja. Pengaruh serikat pekerja ini nyata, mereka mempengaruhi sistem dan proses manajemen yang ada di perusahaan. Manajer perlu benar-benar memahami serikat pekerja, alasan mengapa seseorang bergabung dalam serikat pekerja, dan praktek-praktek serta kebijakan yang ada dalam serikat tersebut. Serikat pekerja merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manajer, terlepas apakah manajer menyukai hal ini atau tidak. Manajer harus mengelola dalam suatu iklim dimana serikat pekerja mempunyai pengaruh, kekuatan dan otoritas. Disamping itu, manajer harus memperkirakan reaksi serikat pekerja terhadap suatu kebijakan manajemen. Sebagai contoh, dalam hal kebijakan seleksi, promosi, transfer, keselamatan dan kesejahteraan 2013 2 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karyawan, pemecatan, pensiun, dan kompensasi ditentukan secara bersama-sama antara pihak perusahaan/manajemen dengan serikat pekerja. Kebijakan pemerintah dalam hal ketenagakerjaan juga mempertimbangkan masukan dari serikat pekerja. Misalnya dalam menentukan Upah Minimum Provinsi (UMP), besarnya UMP ditentukan secara bersama-sama antara pihak serikat pekerja, perusahaan/pengusaha, dan pemerintah. B. Filosofi Serikat Pekerja Mengapa seorang karyawan membentuk, bergabung, dan mendukung serikat pekerja ? serikat pekerja dan pemimpin-pemimpinnya pasti mempunyai penjelasan terhadap perilaku mereka, termasuk dalam membentuk, bergabung, dan mendukung serikat pekerja. Mereka percaya bahwa “dalam suatu kelompok/organisasi mereka menjadi kuat”, lebih kuat dari pada mereka berdiri sendiri. Dalam suatu kelompok mereka mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk berhubungan dengan pihak perusahaan dalam membahas isu-isu sosial maupun ekonomi. Mereka dapat menjelaskan organisasinya sebagai alat untuk mengembangkan demokrasi dalam hubungan kerja dan melindungi individu pekerja dari perlakuan semena-mena pihak pengusaha. Menurut Yader dalam Sri Haryani (2002) Setiap organisasi serikat pekerja biasanya mempunyai filosofi yang berbeda-beda, namun secara umum filosofi organisasi serikat pekerja akan mencakup kebebasan individu (personal freedom), demokrasi, dan sistem perusahaan (enterprise system). Mereka mengkampayekan suau hubungan kerja yang ideal sesuai dengan filosofi mereka, baik kepada anggota organisasi serikat pekerja itu sendiri maupun ke pihak eksternal. C. Keamanan Organisasi Serikat Pekerja (Union Security) Meskipun sebagian besar organisasi serikat pekerja merasa aman mengenai keberadaan mereka, namun mereka menyadari perlunya memperkuat organisasi mereka. Mereka bertujuan melindungi organisasinya dengan mendapat dukungan dari anggota serikat dan memperkuat hubungannya dengan pihak perusahaan. 2013 3 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tingkat keamanan serikat pekerja dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Selain itu, serikat pekerja di satu negara dapat pula berbeda tingkat keamanannya dengan di negara lain. Dibawah ini akan dibahas tingkat keamanan serikat pekerja secara lebih rinci. 1. Anti Union Shop Pengusaha atau pemilik perusahaan sama sekali tidak mengakui serikat pekerja. Karena mereka tidak mengakui serikat pekerja, maka mereka menolak memberikan pekerjaan kepada calon karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja. Dalam pandangan mereka, serikat pekerja mempunyai kepentingan dan tujuan yang bertentangan dengan pengusaha. Dengan demikian apabila mereka menerima karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja, maka di kemudian hari pasti akan terjadi pertentangan dengan pengusaha. 2. Open Shop Pada tahap ini pengusaha masih tidak mengakui serikat pekerja sebagai wakil pekerja, namun tidak menolak calon yang menjadi anggota seriakt pekerja. Sebagai konsekuensinya, pengusaha langsung berhubungan dengan karyawan secara individual. Apabila dianalisis lebih jauh, maka sikap pengusaha sudah lebih lunak, terbukti mereka bersedia mempekerjakan karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja. Namun karena dalam hubungannya dengan pekerja dilakukan secara individual, maka sebetulnya bargaining power pekerja relatif lemah dibanding apabila diwakili oleh serikat pekerja. 3. Exclusive Bergaining Agent Serikat pekerja diakui sebagai satu-satunya wakil pekerja. Serikat pekerja bertanggung jawab atas perundingan-perundingan yang menyangkut kondisi kerja bagi semua karyawan, baik yang menjadi anggota serikat pekerja maupun yang tidak menjadi anggota serikat pekerja. 4. Preferential Shop Pengusaha memberikan prioritas kepada calon karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja. Contoh penerapan preferential shop adalah untuk pekerja tambang di Inggris. Calon pekerja tambang yang menjadi anggota serikat pekerja akan mendapat prioritas dibanding yang bukan anggota serikat pekerja. Pengusaha untuk pihak perusahaan lebih menyukai untuk mempekerjakan calon yang menjadi 2013 4 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id anggota serikat pekerja, karena biasanya mereka mempunyai keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang bukan anggota serikat pekerja. Disamping itu, mereka biasanya dapat menunjuk referensi yang dapat dimintai keterangan mengenai calon tersebut. 5. Maintenance of Membership Dalam jangka waktu persetujuan kerja, karyawan harus menjadi anggota serikat pekerja. Apabila sebelum diterima menjadi karyawan calon tersebut belum menjadi anggota serikat pekerja, maka setelah diterima mereka harus mendaftar menjadi anggota. Namun demikian, setelah jangka waktu persetujuan kerja berakhir, karyawan tersebut dapat terus menjadi anggota serikat pekerja atau mengundurkan diri tergantung pertimbangan karyawan yang bersangkutan. Maintenance of membership biasanya diterapkan untuk karyawan kontrak, dimana dalam jangka waktu kontrak mereka akan diwakili oleh serikat pekerja. Perusahaan tidak perlu berhubungan secara individual dengan karyawan tersebut. Apalagi kalau calon karyawannya berasal dari negara lain, yang menerapkan ketentuan-ketentuan yang berbeda. Misalnya, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, maka selama kontrak kerja tersebut TKI akan menjadi anggota serikat pekerja tertentu di Malaysia. Mengenai serikat pekerja seperti apa yang dimasuki oleh karyawan tersebut, biasanya adalah serikat pekerja yang dibentuk berdasar sektor usaha atau jenis industri. Misalnya serikat pekerja perkebunan. 6. Agency Shop Semua karyawan baik anggota serikat pekerja maupun bukan anggota harus membayar iuran kepada serikat pekerja. Ketentuan ini dikeluarkan oleh serikat pekerja, dan diberitahukan kepada pihak karyawan maupun pihak perusahaan. Pemberitahuan kepada pihak karyawan dimaksudkan untuk memberitahukan adanya iuran yang harus dibayar ke serikat pekerja. Sedangkan pemberitahuan kepada pihak perusahaan dimaksudkan untuk mendapatkan kesediaan agar memotong sejumlah uang sebagai iuran. Dasar pemikiran serikat pekerja menarik iuran baik kepada anggota serikat pekerja maupun bukan anggota serikat pekerja karena serikat pekerja akan mewakili dalam perundingan-perundingan dengan pihak perusahaan. Perwakilan ini berlaku bagi 2013 5 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id karyawan yang menjadi anggota serikat pekerja maupun bukan anggota serikat pekerja. 7. Union Shop Semua karyawan harus menjadi anggota serikat pekerja. Pengusaha dapat mempekerjakan calon yang bukan anggota serikat pekerja, tetapi setelah diterima mereka harus menjadi anggota serikat pekerja. Situasi seperti ini membutuhkan kerja sama antara serikat pekerja dengan pihak pengusaha. Serikat pekerja menekankan bahwa semua karyawan menjadi anggota serikat pekerja. Pihak perusahaan mendukung dengan memberitahukan, menyarankan, atau mengharuskan agar karyawan yang belum menjadi anggota serikat pekerja mendaftarkan diri menjadi anggota. Union shop ini nampaknya memberikan manfaat atau kemudahan bagi serikat pekerjan maupun pengusaha. Namun demikian, cara seperti ini menghilangkan kebebasan karyawan untuk berserikat atau berkumpul. Karena prinsipnya bukan hanya membolehkan seseorang untuk tidak tergantung dalam serikat maupun tidak berkumpul. 8. Closed Shop Hanya anggota serikat pekerja yang diterima sebagai karyawan. Ketentuan seperti ini tentu saja memaksa orang untuk menjadi anggota serikat pekerja terlebih dahulu. Kesulitan yang dihadapi calon karyawan adalah, apabila seorang calon sudah menjadi anggota serikat pekerja tertentu, misalnya serikat pekerja perkebunan. Namun ternyata karyawan tersebut mendapat pekerjaan sebagai dosen, maka serikat pekerja perkebunan tidak sesuai lagi. Hal ini memaksa karyawan untuk berpindah keanggotaan serikat pekerja. 9. Check Off Pengusaha/perusahaan memotong upah pekerja sejumlah uang untuk disetorkan ke kas serikat pekerja sebagai iuran pekerja. Ketentuan ini memaksa pihak perusahaan untuk melakukan usaha untuk kepentingan serikat pekerja. Selain meminta kerja sama yang tinggi antara pihak serikat pekerja dengan pihak perusahaan, cara ini juga dapat mengurangi independensi serikat pekerja. Mengapa demikian ? karena 2013 6 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id meskipun uangnya bukan dari pos pengeluaran perusahaan, namun uang tersebut diterima melalui pihak perusahaan. D. Hubungan Antara SDM Dengan Serikat Pekerja SDM memiliki ciri khas yang berbeda dengan sumberdaya yang lain, memiliki sifat unik yaitu sifat manusia yang berbeda-beda satu dengan yang lain, memiliki pola pikir bukan benda mati. Kekhususan inilah yang menyebabkan perlu adanya perhatian yang spesifik terhadap sumberdaya ini. mengelola manusia tidak semudah mengelola benda mati yang dapat diletakkan, diatur sedemikian rupa sesuai kehendak manajer. Manusia perlu diperlakukan sebagai manusia seutuhnya dengan berbagai cara supaya masing-masing individu tersebut mau dan mampu melaksanakan pekerjaan, aturan dan perintah yang ada dalam organisasi tanpa menimbulkan dampak yang merugikan perusahaan maupun individu sebagai karyawan dalam perusahaan. Orang yang mengatur disebut manajer personalia/manajer sumberdaya manusia. Saat ini karyawan dituntut untuk memberikan daya saing bagi perusahaan dan menjadi tugas SDM mereka untuk membangun daya saing tersebut. Ini berarti ada ungrading atas peran SDM dari tradisional menuju SDM yang berdaya saing inovatif. Adanya perubahan organisasi menjadi datar, ramping dan tangkas (agile), serta tuntutan organisasi untuk memiliki karyawan yang sangat terlatih dan berkemampuan tinggi, mendorong para manajer untuk melakukan perubahan dalam aktivitas dan kebijakan praktik manajemen sumberdaya manusia kerah strategik. Kesimpulan yang paling penting adalah sistem SDM dan kapabilitas internal organisasi yang lain harus dikelola dengan cara yang sama dengan strategi organisasi. Dengan kata lain, mereka menekankan kegunaan kesesuaian dengan strategik. Lebih lanjut, sikap kerjasama harus dikembangkan pada kedua belah pihak (serikat pekerja-manajemen) agar organisasi dapat berjalan dengan lancer dan tercapai pemenuhan kepentingan yang saling menguntungkan, artinya harus ada sikap pro-aktif dari departemen SDM. Kemudian, dalam melakukan manajemen sumber daya manusia (MSDM) juga dapat meningkatkan kerjasama antara perusahaan dan serikat karyawan melalui : konsultasi awal membahas masalah-masalah sebelum menjadi masalah bersifat formal, perhatian terhadap masalah dan kesejahteraan karyawan, panitia-panitia kelompok memungkinkan kedua belah pihak yang mencari penyelesaian berbagai masalah yang sering timbul, program latihan dan pihak ketiga. 2013 7 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hubungan manajemen dengan serikat pekerja setidaknya memformalkan hubungan antar karyawan dan adanya perlakuan yang sama antar karyawan yang tergabung dalam serikat pekerja. Berikut ini merupakan sistem Manajemen dengan Serikat Pekerja : Perlindungan tindakan legal Perlindungan tindakan legal Pemerintah Aktivitas Serikat Pekerja Aktifitas Manajemen Kesempatan Kerja Serikat Pekerja Manajemen Kinerja Kerja yang Efektif Kontrak Manajemen-Serikat Pekerja E. Dinamika Permasalahan Serikat Pekerja Serikat pekerja sering disebut juga dengan union. Serikat pekerja merupakan suatu organisasi yang umumnya terdiri dari kaum pekerja di mana tujuan utamanya adalah untuk menegosiasikan upah dan kondisi pekerjaan bagi para anggotanya. Saat ini peran union mengalami penurunan secara terus-menerus. Secara empiris, sebesar 30% penurunan disebabkan oleh perubahan struktur komposisi tenaga kerja sektoral. Pertumbuhan kesempatan kerja yang pesat justru terjadi pada sektor di mana serikat pekerja tidak populer daripada sektor-sektor yang para pekerjanya lebih suka berkoloni dalam serikat pekerja seperti sektor 2013 8 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id industri pengolahan. Sementara itu minat para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja semakin menurun. Penurunan ini menyumbang sebesar 70% penurunan serikat pekerja. Faktor yang menyebabkan penurunan peran serikat pekerja antara lain : 1. Kebijakan pemerintah yang menentapkan standar upah minimum dengan sendirinya akan mengurangi peran serikat pekerja. Upah minimum sering dianggap sebagai jaring pengamanan yang dapat memenuhi kebutuhan minimal pekerja. Meskipun demikian, masih terdapat debat mengenai efektivitas upah minimum dalam mensejahterakan pekerja. Meskinpun demikian, adanya upah minimum dapat mengurangi proses negosiasi antara pekerja dengan perusahaan karena besaran upah sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga memiliki kekuatan mengikat bagi kedua belah pihak. 2. Persepsi negatif dari masyarakat terhadap serikat pekerja. Di kalangan masyarakat yang sering terdapat konotasi negatif terhadap serikat pekerja misalnya cenderung diidentikkan dengan aliran kekiri-kirian, sering melakukan protes dan demonstrasi bahkan pemogokan kerja. Aktivitas ini merupakan salah satu bentuk pengungkapan aspirasi para pekerja terhadap ketidakpuasan yang mereka rasakan terutama mengenai tingkat upah dan jaminan kesejahteraan pekerja. 3. Peran manajemen perusahaan yang lebih agresif dalam menekan serikat pekerja dengan mempersempit ruang geraknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Di samping itu terdapat kecenderungan peningkatan kebijakan perusahaan yang semakin menguntungkan terhadap pekerja misalnya berbagai jaminan sosial, asuransi, kesehatan dan pendidikan bagi pekerja dan anggota keluarganya. Mulai munculnya kontrak-kontrak kerja yang lebih bersifat individual daripada kelompok juga seakan tidak perlu peran dari serikat pekerja. Dengan demikian, negosiasi antara pekerja dengan perusahaan juga dilakukan secara perorangan daripada secara kelompok. Seiring dengan perkembangan waktu, proses negosiasi dan tawar menawar antara pekerja dengan perusahaan terus mengalami perubahan. Saat ini proses tersebut lebih bersifat desentralistik di mana pada periode-periode sebelumnya. Tawar menawar yang sebelumnya dilakukan secara kolektif antara serikat pekerja dengan perusahaan sudah mulai ditinggalkan. Pekerja secara individual bernegosiasi dan melakukan tawar menawar dengan perusahaan secara langsung tanpa perantara serikat pekerja. 2013 9 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Teori Dampak Serikat Pekerja Terhadap Non-Upah Dampak serikat pekerja terhadap non-upah antara lain dapat dijelaskan dengan Teori Exit-Voice oleh Hirschman. Menurut teori ini, respon pekerja dalam mensikapi perbedaan kondisi antara yang diharapkan dan aktualnya adalah dengan melalui keluar (exit) atau bersuara (voice mechanism). Serikat pekerja dianggap merupakan salah satu mekanisme bersuara untuk mewakili kepentingan para pekerja. Makanisme bersuara kolektif kadang diperlukan dengan alasan : 1. Bersuara secara kolektif mirip dengan sifat barang publik. Pada kasus barang publik, dengan bersuara secara kolektif maka social marginal benefit lebih besar daripada private marginal cost dan lebih besar daripada private marginal benefit. 2. Bersuara secara individual dapat membahayakan posisi individu pekerja tersebut. Ada kemungkinan pekerja tersebut akan dipecat dari tempat kerjanya karena dianggap menentang kebijakan perusahaan. Sebagai implikasinya : 1. Pada perusahaan yang tanpa serikat pekerja, perusahaan akan merespon suara dari pekerja marginal (marginal worker) yang biasanya adalah pekerja yunior. 2. Pada perusahaan yang terdapat serikat pekerja, perusahaan akan merespon suara dari union yang biasanya merupakan pekerja infra-marginal atau pekerja senior. Serikat pekerja juga memiliki dampak terhadap produktivitas, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif serikat pekerja terhadap tingkat produktivitas adalah : 1. Lebih banyak suara atau aspirasi akan dapat mengurangi tingkat keluarnya pekerja sehingga akan mengurangi biaya perpindahan (turnover). Seorang pekerja yang pindah dari suatu perusahaan dianggap sebagai biaya karena perusahaan telah kehilangan biaya untuk informasi, merekrut, menguji, dan melatih pekerja tersebut. Disamping itu perusahaan juga menanggung opportunity cost. 2. Serikat pekerja dapat menyalurkan kepentingan dan aspirasi secara kolektif sehingga meningkatkan kerjasama di antara pekerja. 3. Meningkatkan kualitas komunikasi antara pekerja dengan perusahaan. Adapun dampak negatif dari serikat pekerja terhadap produktivitas adalah : 1. Upah yang tinggi akan menurunkan tingkat kesempatan kerja sehingga menyebabkan inefisiensi. 2013 10 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Aturan kerja menjadi sangat kaku sehingga membatasi tingkat substabilitas faktor produksi. 3. Sering memicu munculnya protes seperti pemogokan kerja. Secara empiris serikat pekerja telah meningkatkan produktivitas kerja sampai 15% 30% di Amerika Serikat. Sedangkan survey empiris yang dilakukan terhadap manager di Australia, serikat pekerja justru menurunkan produktivitas pekerja. Terdapat perbedaan sistem serikat pekerja antara Amerika Serikat dengan Australia. Di Amerika Serikat, basis serikat pekerja adalah pada tingkat industri, sedang di Australia adalah serikat pekerja berbasis pada mata pekerjaan. 2013 11 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 2013 • Dra. Sumarsih, Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM), Hand out Untuk Pelatihan Kewirausahaan mahasiswa UNY, tanpa tahun. • Muafi, Pengaruh Strategic Human Capital Terhadap Kinerja Entrepreneurial Pada Organisasi Sektor Publik, Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP) Vol. 6 No. 2, Februari 2010. UPN “Veteran” Yogyakarta. • http://eprints.dinus.ac.id/14523/1/[Materi]_BAB_13_HUBUNGAN_KARYAWAN.pdf diakses pada 22 Maret 2016. • Rokhedi Priyo Santoso, Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2012. • Sri Haryani, Hubungan Industrial Di Indonesia, Yogyakarto: UPP AMP YKPN, 2002. 12 Hubungan Industrial Rizky Dwi Pradana, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id