STRATEGI IKLAN

advertisement
STRATEGI PESAN IKLAN
Creative writing
Strategi Iklan
 Strategi
memegang
peranan
vital
dalam
penentuan
keberhasilan iklan. Strategi merupakan dasar membangun
merek, strategi menjaga agar periklanan dan elemen
pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun
kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi
mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi elemen penting
untuk keberhasilan (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar
dari rancangan sebuah sebuah kampanye periklanan yang
dirumuskan dalam 5W + 1H yaitu:
 What
: apa tujuan iklan ?
 Who
: siapa khalayak yang akan dijangkau?
 When
: kapan iklan dipasang ?
 Where
: di mana iklan dipasang ?
 Why
: mengapa harus demikian ?
 How
: bagaimana bentuk iklannya ?
 Tujuan dari strategi adalah usaha untuk menciptakan
iklan yang efektif, oleh karena itu selain rumusan
pertanyaan 5W + 1H maka pengetahuan yang cukup
tentang produk, persaingan pasar atau kompetitor dan
analisis mendalam tentang konsumen merupakan kunci
pokok yang harus diketahui oleh pemasar sebelum
merumuskan sebuah strategi
Marketing Brief
 Hal
yang paling pertama sebelum strategi dirumuskan adalah
pengetahuan tentang produk. Informasi mengenai produk atau jasa yang
akan diiklankan, termuat dalam marketing brief yang dibuat oleh klien
(Madjadikara, 2004).
Informasi tersebut biasanya meliputi :
- Brand
Merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah merek baru atau
merek yang telah lama ada di pasar
- Product knowledge
Penjelasan singkat tentang fitur yang terkandung dalam produk
 Diferensiasi
Keunggulan yang membedakannya dengan kompetitor
 Target Audience
Yaitu segmentasi yang dimaksud oleh suatu produk yang akan
diiklankan. Kelompok mana yang akan menjadi target market
suatu produk tersebut. Ketahui TA, pahami betul bagaimana
mereka berpikir, bertindak, berperilaku. Amati pola
pergaulan mereka. Dengarkan bagaimana mereka berbicara.
Apa yang membuat mereka tertarik untuk mendengar. Benda
serta warna apa yang bisa membuat mereka menolehkan
mata. Kesempatan kita untuk bisa memenangkan perhatian
konsumen adalah dalam hitungan detik!
 Analisis SWOT
Tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis suatu
produk yang dibandingkan dengan produk pesaing, serta kondisi
dan kecendrungan pasar.
 Kompetitor
Produk apa yang menjadi kompetitor dari produk yang akan
diiklankan. Dari situ bisa dilihat apa saja yang menjadi kelebihan
dan kekurangan dari produk yang akan diiklankan dan produk
kompetitornya. juga bisa melihat seperti apa iklan terakhir dari
kompetitor tersebut.
Creative Brief
 Strategi didefinisikan dengan jelas untuk menstimulasi tujuan
yang besar yang tertuang dalam rangkuman kreatif atau
creative brief yang dibuat untuk agensi dalam menciptakan
iklan. Rangkuman kreatif merupakan jembatan strategi
dengan kreatifitas periklanan, rangkuman kreatif mewakili
situasi sekarang, kompetisi, kondisi pasar dan pertimbangan
media. Rangkuman itu menjadi strategi hidup dan
memberikan pandangan penting bagi tim kreatif untuk
menetapkan strategi dan menentukan ide penjualan utama,
yang akan menjadi tema pusat kampanye periklanan.
Hal-hal yang biasanya terdapat dalam sebuah
rangkuman kreatif atau creative brief
 1. Tujuan
Aspek pertama yang paling penting sebelum merumuskan
strategi periklanan adalah sebuah sasaran atau tujuan. Tujuan
itu tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh klien dalam
kampanye. Misalnya, membangun kesadaran pada suatu
merek, mengkomunikasikan informasi, membuat perilaku
atau membangun persepsi.
 2. Nyatakan masalah pemasarannya
Masalah biasanya ditemukan setelah dilakukan analisis SWOT.
 3. Target Audience
Identifikasi audience sasaran dengan segmen yang sempit
berdasarkan faktor demografi, geografis, psikologis, perilaku
konsumen dan pola berpikir dan bertindak.Yang harus jadi
pertimbangan adalah, semakin luas target Audience maka
pesan akan semakin lemah.
 4. Keuntungan kunci atau ide pesan utama
Satu ide tunggal yang akan selalu diingat target setelah
melihat iklan. Ide penjualan utama atau tema kampanye
berdasarkan keuntungan kunci.
 5. Alasan konsumen untuk percaya
Benefit yang berbeda dari kompetitor yang juga mengatakan
hal yang sama dalam ide penjualan utama atau tema
kampanyenya, atau sebuah pernyataan yang bertujuan tunggal
dari sudut pandang konsumen yang menunjukkan mengapa
konsumen membeli atau tidak membeli produk atau merek
tersebut.
 6. Gaya / tone
Daya tarik yang digunakan untuk mewakili kepribadian
merek. Ciri khas komunikasi yang disampaikan harus bisa
membawa atau mewakili pesan periklanan.
 7. Dampak yang diharapkan
Pengaruh yang diharapkan melalui periklanan dari khalayak
sasaran dan bagaimana iklan ini dapat meyakinkan konsumen.
Hal yang paling sulit adalah justru hal yang paling
sederhana dari proses pembuatan iklan itu sendiri. Yaitu,
Pesan!
 Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan komunikan
akan pesan yang disampaikan oleh komunikator menjadi dasar
penilaian akan keberhasilan suatu proses komunikasi
( Effendi, 1981 )
 Jadi penetapan strategi pesan periklanan merupakan suatu
keputusan strategis yang mampu menjamin sukses atau
gagalnya suatu iklan.
 Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan adalah
keuntungan kunci konsumen atau ide inti sebagai
jantung strategi pesan iklan.
Kampanye iklan yang efektif sangat berperan besar
dalam pencapaian pangsa pikiran (mind share) dan
pangsa pasar (market share). Kampanye iklan yang
efektif merupakan kampanye periklanan yang
didasarkan pada satu tema besar saja. Tema besar ini
dikenal sebagai what to say-nya sebuah iklan atau
inti dari pesan yang ingin dikomunikasikan kepada
audiens.
 Kampanye iklan didasarkan hanya pada satu tema besar saja
karena keterbatasan daya ingat manusia. Setiap hari pikiran
konsumen dibombardir oleh puluhan bahkan mungkin
ratusan iklan. Dengan menggunakan satu tema maka
kemungkinan akan diingatnya pesan suatu iklan oleh
konsumen akan jauh lebih besar daripada menggunakan
beberapa tema. Secara empiris hampir semua kampanye
periklanan yang hanya didasarkan pada satu tema selalu sukses
dijalankan, semua advertising campaigns telah membuktikan
keberhasilannya dengan hanya menggunakan satu tema utama
saja (Durianto, dkk, 2003).
 Menetapkan satu tema utama dalam membuat iklan berarti
mengkomunikasikan satu hal yang kita anggap penting. Untuk
menentukan tema yang tepat, diperlukan suatu analisis terhadap
produk secara cermat, mendalam dan konprehensif yang terkait
dengan keadaan atau fitur produk, harga, sasaran pasar, tingkat
persaingan, aspek demografis, dan unsur lainnya yang terkait
(Wibowo, 2003).
 Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis sebuah produk
untuk menemukan pesan apa (what to say) yang ingin disampaikan
kepada konsumen. Pemilihan strategi yang terbaik adalah
tergantung dari produk, kompetitor dan target market.
Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori strategi
kreatif yang sering digunakan untuk menentukan pesan
atau tema utama yang diangkat dalam sebuah kampanye,
yaitu :
 Produk benefit / feature oriented
 Brand image oriented
 Positioning oriented
Produk benefit / feature oriented
Kreatifitas
pesan
keistimewaan
iklan
khusus
berfokus
produk
pada
penonjolan
(Widyatama,
2005)
keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh kompetitor lain
dan merupakan sesuatu yang dicari-cari, menjadi ciri khas
dan dijadikan alasan bagi konsumen untuk mengguanakan
produk tersebut.
Strategi pesan ~benefit product
(Rosser Reeves) “ Unique Selling Proposition ”
atau USP .Tiga komponennya yaitu :
 1. Iklan harus membuat suatu dalil kepada
konsumen.
Masing-Masing iklan harus berkata kepada konsumen akan
manfaat spesifik yang diberikan produk
2.Dalil
tidak
dimiliki
atau
tidak
ditawarkan
kompetitor manapun
Dalil harus unik, baik suatu keunikan merek maupun suatu
klaim yang tidak dibuat iklan lain. Suatu Dalil Penjualan Unik
harus mampu menjawab pertanyaan “Mengapa konsumen
membeli produkmu sebagai ganti produk pesaingmu ?”
 3.Dalil
harus
sangat
kuat
sehingga
mampu
menggerakkan konsumen
Kunci untuk memelihara fokus USP adalah pengulangan.
Reeves menggabungkan USP dan pengulangan pesan untuk
keberhasilan iklan yang mampu menggerakkan konsumen
Dasar untuk memilih strategi USP ini adalah
(Durianto, dkk, 2003) :
 Produk yang diiklankan adalah produk untuk kategori baru
(tapi bukan merek baru).
 Benefit produk yang utama belum semua terpakai atau belum
dikomunikasikan oleh kompetitor.
 Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan substansial di
mata konsumen.
Dalam perkembangannya strategi benefit product ini
kemudian memiliki kelemahan dan mulai ditinggalkan,
kemajuan teknologi membuat perusahaan dapat membuat
produk yang sama yang juga memiliki keunikan dan
keistimewaan yang sama dengan kualitas sama. Oleh karena
itu semakin sulit bagi konsumen untuk menemukan USP
(Ries & Jack Trout, 2002).
Brand image oriented
 Merek atau produk diproyeksikan atau dikaitkan pada suatu
citra dan kepribadian tertentu melalui kampanye periklanan,
pencitraan ini berorientasi pada simbol kehidupan
(Widyatama, 2005). Gagasan utamanya adalah agar
konsumen dapat menikmati keuntungan secara psikologis dan
emosional dari sebuah produk yang digunakan (selain
keuntungan fisik yang ada).
 Aliran ini dipelopori oleh David Ogilvy dari Ogilvy &
Mather pada dekade 1960-an. latar belakang lahirnya aliran
ini karena produk yang ada hampir tidak memiliki
keunggulan yang berbeda atau unik, maka diciptakanlah
image, citra atau personality tertentu untuk membedakannya
dengan catatan tidak mengubah image tersebut dalam kurun
waktu yang lama (Durianto, dkk, 2003).
 Acuan penggunaan strategi brand image oriented adalah
jika produk bersifat paritas atau produk sejenis yang telah
memenuhi pasar dari berbagai merek, sementara merek
satu dengan yang lainnya tidak memiliki perbedaan
substansial dengan kompetitor.
 Iklan-iklan pada masa sekarang umumnya hadir dengan
bentuk-bentuk pencitraan dalam rangka untuk
membangun sebuah citra merek yang positif dimata
konsumen. Bentuk-bentuk pencitraan tersebut
merupakan sebuah langkah dari strategi pesan, yang
disebut dengan strategi citra merek atau brand image.
 Dalam strategi citra merek terdapat bentuk
strategi yaitu strategi differensiasi. Maksudnya
adalah sampai di mana produk atau brand tersebut
mampu membangun image khusus, unik, atau
berbeda pada masyarakat konsumen
 Differensiasi sebuah merek untuk memaksimalkan
efektifitas sebuah iklan harus dibangun melalui gaya
periklanan yang konsisten. Menurut David Aaker (Dalam
: Sutherland & Alice K, 2005), Sebuah strategi merek
yang konsisten dan ditopang oleh sebuah simbol yang
kuat mampu menghasilkan keuntungan besar dalam
melaksanakan program komunikasi
Citra merek sebagai strategi differensiasi menurut David
Ogilvy (Dalam : Lwin & Aitchison, 2005) adalah:
 Konsumen membeli manfaat fisik dan psikologis, bukan
sekedar membeli sebuah produk.
 Periklanan harus menjadi investasi jangka panjang dalam
mengembangkan dan mempertahankan citra merek.
 Dalam paradigma pemasaran dan periklanan kontemporer,
realita merepresentasikan atribut produk atau jasa, sementara
citra lebih memproyeksikan value dari brand atau merek.
Iklan selalu kaya dengan pencitraan psikologis (Engel, 1994)
artinya iklan bukan hanya sebagai penyampai pesan tapi
sekaligus pembentuk citra. Image adalah segalanya, orang
membeli produk atau jasa lebih karena citranya bukan
manfaat.
Produk adalah citra yang menjadi ukuran personaliti
seseorang. Dan media pencitraan yang paling canggih saat ini
adalah periklanan.
Positioning oriented
 Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran,
yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak
pikiran calon konsumen (Al Ries & Jack Trout, 2002).
Konsep utama dalam strategi periklanan ini adalah
berorientasi pada kompetitor, khususnya yang merupakan
market leader. Selain itu orientasi positioning juga
berdasarkan pada keunggulan atribut, manfaat dan product
class atau posisi relatif terhadap kompetitor (Kartajaya,
2004).
 Pelopor aliran Positioning adalah Jack trout dan Al Ries,
menurut kedua tokoh periklanan ini, agar suatu merek
mudah diingat oleh konsumen produk harus “dikaitkan”
dengan market leader namun tanpa “head on attack” dengan
market leader tersebut (Madjadikara, 2004). Selain
berorientasi pada pesaing, positioning harus berorientasi pada
target market yang ingin dijangkau.
 Karena itu positioning harus membuat produk, jasa atau
perusahaan itu dipersepsikan berbeda, tak sekedar beda tapi
harus bisa memisahkan diri dari yang lain. Dan yang lebih
penting kalau bisa perbedaan itu disukai bahkan ditunggutunggu calon konsumen.
 Positioning adalah core-nya strategi periklanan. Strategi
sendiri adalah upaya untuk menghasilkan posisi yang unik dan
valuable di benak konsumen, oleh karena itu strategi
positioning hanya akan tepat diterapkan jika (Durianto, dkk,
2003) :
- Strategi USP dan Brand Image tidak relevan dengan kondisi
produknya.
- Adanya alasan untuk mengkaitkan suatu produk atau jasa
dengan market leader.
- Tidak melakukan head on attack dengan market leader.
 Dalam strategi positioning benak konsumenlah yang menjadi
medan perang. Positioning merupakan pernyataan yang bisa
menghasilkan keunggulan di benak orang yang ingin dituju.
Maka dalam menciptakan positioning ada empat acuan yang
harus diperhatikan (Kartajaya, 2004 : 14) yaitu :
- Positioning harus dipersepsi secara positif oleh konsumen
dan menjadi reason to buy.
- Positioning mencerminkan kekuatan dan keunggulan
kompetitif produk atau perusahaan
- Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan
mudah mendeferensiasikan diri dengan pesaing
- Berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahan.
HOW TO SAY ?
 Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah pesan
periklanan atau cara yang dilakukan untuk
mengkomunikasikan pesan iklan ( What to say ) kepada
audiens. Prinsip pertama kreatifitas dalam sebuah iklan adalah
bahwa kreatifitas tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak
ada. Kreatifitas membuka, memilih, kemudian mengatur
kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan
ide yang sudah ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa
kreatifitas adalah penggabungan ide-ide yang telah ada untuk
menciptakan sesuatu yang baru (Roman, Maas & Nisenholtz,
2005).
 Menciptakan iklan yang kreatif tidaklah mudah, karena karya iklan
merupakan hasil kolaborasi antara penulis naskah dengan pengarah
seni atau antara agen dan klien. (Roman, Maas & Nisenholtz,
2005). Oleh karena itu pada tahap brainstorming (pencarian ide
yang bebas) dalam sebuah kelompok semua ide ditampung untuk
kemudian dinilai ulang.
Biasanya saat brainstorming tim kreatif menggunakan strategi
tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi tersebut dengan cara
melantur, lanturan disengaja untuk tujuan tertentu dengan tetap
menjaga relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-jauhnya
namun merelevansikan sedekat-dekatnya (Hakim, 2005).
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam membuat
lanturan lanturan untuk menciptakan iklan yang menarik
(Hakim, 2005) yaitu :
-Plesetan
Orang tertawa ketika mendengar plesetan karena
relevansinya. Relevansi dalam konteks ini mengacu pada kata
aslinya yang kemudian diplesetkan.
- Visual produk
penggantian sebuah visual dengan visual lainnya. Mengganti
secara keseluruhan, ukurannya atau salah satu elemen.
- Headline atau tipografi
Visual berbentuk susunan kata dari headline atau tipografi
yang memuat makna tertentu.
 Logo
menjadikan elemen logo sebagai sumber ide dalam
menyampaikan pesan periklanan.
- Makna ganda
sebuah simbol yang dihadirkan untuk mewakili dua benda
atau dua hal sekaligus.
- Tokoh sebagai endoser
penggunaan orang terutama yang menjadi publik figur dalam
penyampaian pesan.
- Sex
Mengarahkan fikiran konsumen pada hal-hal yang sensual.
- Fungsi produk
Memindahkan fungsi dari suatu produk pada hal yang bersifat
positif untuk menambah dramatisasi dari benefit produk
tersebut.
 Product Shoot
Pengambilan gambar berkonsentrasi pada produk
- Pendekatan Budaya
Penggunaan bentuk budaya lokal untuk menyampaikan pesan
penjualan
- Humor
Berhati-hatilah dalam menggunakan cara humor sebagai
pendekatan. menurut max sutherland iklan lucu akan mengurangi
unsur pesan yang penting, Fokus audience justru akan tertuju pada
“lucunya” dan bukan pada inti pesannya.Kata sutherland lagi, iklan
lucu hanya efektif jika persepsi orand terhadap pesan sudah
dianggap positif (Marketing, 02/IV/Februari 2004)
 Emotional Selling Proposition
Para peneliti iklan telah mengenal secara baik bahwa iklan yang
berpengaruh secara positif pada “perasaan dan emosi” target, dapat
sangat sukses untuk produk dan situasi tertentu. Oleh karena itu tren ke
depan iklan diarahkan pada emosi (Suyanto, 2004).
John Hegarty, seorang pakar periklanan dari biro iklan BBH
Amerika(dalam : www.pertamina.com/indonesia/head_office)
menyebutkan bahwa globalisasi membuat produk-produk memiliki
kualitas yang serupa. Sekarang industri lebih banyak bersaing dengan
menyentuh emosi dan gengsi konsumen. Artinya saat ini konsumen
membeli barang bukan hanya karena keunggulannya tapi lebih karena
produk tersebut membuat sang konsumen percaya, merasa yakin dan
kemudian jatuh cinta. Semakin besar konsumen tertarik pada emosi
semakin besar iklan mengatasi perbedaan-perbedaan kecil yang
terkandung dalam setiap produk (Batey, 2003)
 Brand ataupun produk dapat dipahami lebih jauh dengan
berfokus pada respons emosional yang dibangkitkan melalui
pesan-pesan periklanan, respons seperti ini dapat
dihubungkan secara erat dengan dorongan atau motif yang
disampaikan melalui pesan dan teknik eksekusi iklan (Engel,
1994).
Secara emosional, sebuah merek atau brand dapat dibuat
secara berbeda melalui gaya, sikap, cara berkomunikasi, cara
pemotretan atau visual dan jenis musik yang digunakan.
Perbedaan-perbedaan yang bersifat emosional inilah yang
sekarang menjadi strategi pesan periklanan bagi masing masing produk ( Lwin & Aitchison, 2005).
Emotional branding adalah hal yang utama untuk
mendifferensiasi keidentikan iklan yang sekarang sudah
melimpah ini (www.markplusnco.com/discussion_view).
Itulah yang dimaksud atau merupakan tujuan dari strategi
Emotional Selling Proposition.Yaitu Brand didefinisikan
sebagai ungkapan emosi atau perasaan yang timbul
terhadap sebuah produk, jasa, atau perusahaan melalui
kampanye periklanan. Intinya, brand bisa dirasakan
efeknya di benak masyarakat konsumen dalam bentuk
persepsi.
Menurut Al Ries dan Jack Trout ( dalam : Wirya, 1999)
pemasaran merupakan pertarungan persepsi dalam ingatan
konsumen. Siapa yang dapat menanamkan persepsi dengan
baik di benak konsumen maka dialah pemenangnya.
 Perumusan Strategi
Setelah strategi pesan ditentukan maka selanjutnya adalah
menciptakan sesuatu secara kreatif, maksudnya adalah
bagaimana cara menyampaikan sebuah pesan yang telah
ditentukan dengan gaya yang berbeda sehingga dapat menarik
perhatian sasaran. Gaya juga berfungsi sebagai pemicu
ingatan, pemancing untuk membuat orang ingat kembali.
Secara otomatis gaya merupakan asosiasi terhadap identitas
merek (Sutherland & Alice K, 2005).
 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat
perumusan kreatifitas iklan (Durianto, dkk, 2003) :
- Directed Creativity
Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan what to say yang telah
ditentukan. what to say ini adalah inti pesan yang ingin
disampaikan kepada sasaran, tertuang dalam strategi kreatif dalam
bentuk Creative Brief yang dibuat oleh tim kreatif.
- Brand Name Exposure
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand name dan
company brand name. Brand Name Exposure dianggap penting
karena bertujuan untuk mendapatkan brand awareness.
 - Positive Uniqueness
Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi yang positif.
Pertama-tama iklan harus efektif, kemudian kreatif. Iklan akan
menjadi sia-sia jika hanya sekedar kreatif tapi tidak efektif dan
menimbulkan asosiasi yang salah dibenak sasaran.
Pesan yang mudah diingat dengan baik adalah yang berkaitan
dengan asosiasi indra (Visual), konteks emosional (Cinta,
kebahagiaan dan keadilan), kualitas yang menonjol atau berbeda,
asosiasi yang intens, dan hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi
(Suyanto, 2004).
- Selectivity
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan kepada sasaran dan
endoser sebagai pembawa pesan dari iklan tersebut.
 Berdasarkan perumusan tersebut di atas maka sebuah pesan
periklanan yang disampaikan dengan gaya yang berbeda harus
memiliki nilai-nilai, yaitu (Hakim, 2005) :
- Simple
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering diartikan
sederhana, sebagai sesuatu yang dapat dimengerti dengan
sekali lihat, tidak banyak elemen tapi komunikatif.
- Unexpected
Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan memiliki
kemampuan untuk menempatkan diri dalam otak manusia
sehingga mudah diingat.
 - Persuasive
Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan menggerakkan konsumen
untuk dengan dengan brand dan tertarik untuk mencobanya.
- Relevant
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas maupun dari
produknya dan harus ada korelasi dengan positioning dan
personality brand.
- Entertaining
Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang lebih luas
berarti harus mampu mempermainkan emosi konsumen. Emosi
inilah yang akan mengangkat simpati konsumen terhadap produk
- Acceptable
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh karena itu
penerimaan mereka terhadap iklan harus diperhatikan.
MENEMUKAN IDE KREATIF
1. Convention
Analisislah kebiasaan ide iklan suatu produk di kategori yang
sama. Ditahapan ini kita berfikir inside the box. karena
sebelum kita berfikir outside the box kita harus tau dulu
seperti apa inside-nya baru kemudian mencari outside-nya
 2. Disturbtion
Ditahapan inilah kita baru berfikir out side the box, mencari
sesuatu yang di luar kebiasaan.Buat daftar ide sebanyakbanyaknya.
- Inkubasi: bagian dari ’stress’, hang ! Tips-nya: Harus keluar
dari masalah (refreshing) asal jangan terlalu lama. Diskusikan
dengan rekan kerja atau teman ‘Brainstorming’.
- Iluminasi: Tahap “AHA!” Atau “EUREKA!” Sebuah ide
Timbul dan memberikan semangat untuk melaksanakan Ide!
3. Kembali ke visi iklan (Brief yang di buat)
Dari daftar ide yang ditemukan, mana yang relevan dengan
visi iklan dan sesuai brief ?
Download