ARSITEKTUR MESIR KUNO: STRUKTUR PIRAMIDA CHEOPS/KHUFU Bangunan untuk Dewanya yaitu kuil Bangunan makam untuk Firaun /Raja yang sudah meninggal Bangunan rumah tinggal untuk orang hidup berdasarkan strata (tingkatan kasta): istana, rumah bangsawan, rumah rakyat biasa. Piramida dibangun untuk menunjukkan kekuasaan tertinggi Pharaoh saat itu, semakin tinggi bangunan piramid maka semakin tinggi pula kekuasaan Pharaoh yang memerintah pada masa tersebut. Piramida juga menggambarkan strata masyrakat Mesir pada zaman itu dengan kedudukan paling atas adalah Pharaoh/Firaun (raja), yang kedua adalah pemuka agama dan bangsawan, yang ketiga adalah pedangang, seniman, penjaga toko, dan ahli tulis, sedangkan yang keempat adalah petani dan penggembala dan tingkatan paling rendah adalah budak. Piramida adalah tempat peristirahatan terakhir bagi Firaun. Piramida dibangun dengan lubang yang sangat sempit memanjang dari dalam ke permukaan luar piramida yang bertujuan mengangkat jiwa Firaun ke surga. Dengan kata lain, piramida dianggap sebagai bahtera yang membawa firaun ke langit atau surga. Pada bagian atas piramida terdapat sebuah lubang. Lubang ini menghadap ke arah matahari terbit. Hal ini tentu dimaklumi karena bangsa Mesir kuno menganggap dewa Ra (Matahari) sebagai dewa tertinggi. Sisi miring dari piramida itu menurut bangsa Mesir bisa memantulkan sinar matahari agar jatuh tepat ditempat jasad raja dikubur atau berada. Hal ini dimaksudkan agar arwah sang raja dapat mendaki ke angkasa dan bersatu dengan Sang Pencipta. Piramida ini terbuat dari batu yang disusun batu – batu ini diperkirakan memiliki berat rata – rata 2,5 ton. Pembangunan Piramida ini dilakukan dari bawah ke atas. Bentuk dasar nya segi empat dengan mengerucut di bagian atas sehingga susunan berat bangunan tersebut tertata rapi dari bawah ke atas. Susunan material yang semakin ke atas semakin sedikit membuat beratnya semakin ke atas semakin ringan. Posisi dasar yang lebih berat membuatnya mampu menopang bangunan dengan lebih kuat. Rasio antara tinggi piramida dengan perimeter dasarnya adalah persis 3,14 atau kita kenal juga dengan sebutan Phi. Melalui penelitian, dalam pembangunan piramida ini ditemukan sistem presisi yang memungkinkan orang Mesir membangun titik puncak piramida yang terakhir, tertinggi, dan dengan presisi yang akurat. Sepanjang si arsitek tahu dimensi utama piramida, dia dapat memproyeksi bangunan seperti pada bangunan modern, tetapi dengan metode pembangunan dan pengukuran ala Mesir kuno . Piramida khufu memiliki kesejajaran dengan empat arah mata angin pada kompas. Ini artinya empat sisinya menghadap ke arah utara, timur, selatan dan barat. Ketidaksesuaian dengan utara hanya sekitar 1/12 derajat. Herodotus, yang sempat singgah di Mesir sekitar 450 SM. Dalam catatannya ia menyebut-nyebut “mesinmesin” digunakan untuk menaikkan bongkahan batu, kalau diasumsikan mungkin yang dimaksud adalah semacam mesin derek. Masalahnya, Herodotus datang 2000 tahun setelah piramida Khufu berdiri, jadi tidak menyaksikan langsung proses pembangunannya. 300 tahun kemudian, seorang penulis dari pulau Sisilia, Italia, yang bernama Diodorus menyebutkan: “Konstruksinya dibuat dengan gundukan tanah”. Mungkin yang dimaksud “gundukan tanah” adalah bongkahan batu itu dibawa melalui jalan layang menanjak. Sempat pula muncul teori “mahluk asing” yang membangun piramida tersebut dengan dasar pemikirannya bahwa peradaban bangsa Mesir kala itu tidak memungkinkan untuk membangun struktur bangunan super besar yang menakjubkan seperti itu. John Romer, penulis buku “The Great Pyramid: Ancient Egypt Revisited”, menyebutkan pembangunan piramida Khufu ini melibatkan sekitar 100.000 budak pekerja selama 20 tahun, menggunakan lebih dari 2 juta buah bongkahan batu, dengan total berat semua batubatuan sekitar 5,5 juta ton. Franz Löhner menyuguhkan teori alternatif yang berbeda yaitu Rope Roll. teorinya cenderung dominan lebih banyak melibatkan teori penggunakan “derek” ketimbang “gundukan tanah” (Ramps). Ia berargumen penggunaan derek lebih bisa mengakomodasi kecepatan mengangkut bongkahan batu sekitar 1-2 menit dengan kecuraman tanjakan maksimal 52 derajat. Teori yang terbaru disuguhkan oleh tim peneliti dari Perancis yang dipimpin oleh Jean-Pierre Houdin. Terdapat keunggulan dari teori ini, misalnya saja sudah mulai melibatkan teknologi simulasi komputer 3D buatan perusahaan Dassault Systemes. Teori Houdin ini merupakan kombinasi antara jalan layang dan derek yang lebih dikenal dengan External and Internal Ramps. Teori External and Internal Ramp dari JeanPierre Houdin TAHAP AWAL: Dipilih area yang kira-kira bisa digunakan sebagai lahan untuk pondasi seluas 5,3 hektar (13 acre). Teori External and Internal Ramp dari Jean-Pierre Houdin Area yang dipilih harus pula memiliki sumber daya bebatuan yang bisa digunakan sebagai bahan untuk membangun piramida. Teori External and Internal Ramp dari Jean-Pierre Houdin Diyakini pula bahan bebatuan didatangkan dari luar area ini yang diangkut melalui transportasi perahu. Hal ini didasari keberadaan piramida Khufu berada di dekat sungai Nil di mana di ujung sungai ini bertemu dengan laut. Teori External and Internal Ramp dari Jean-Pierre Houdin 5 TAHUN: Jalur layang menanjak (external ramp) digunakan untuk menyusun lapisan pertama yang selesai dibangun sekitar 5 tahunan. Teori External and Internal Ramp dari Jean-Pierre Houdin External ramp ini terdiri dari dua jalur: jalur angkut dan jalur pulang. Nantinya bahan batu yang membangun external ramp ini akan dikanibalisasi untuk digunakan lapisan piramid berikutnya hingga ke puncak. yang mencapai ketinggian sekitar 43 meter. Jalan layang ini mempunyai dua jalur untuk jalur angkut dan angkat batu. 15 TAHUN: Grand Gallery dan King’s Chamber (tempat untuk jenazah Khufu) yang berada di tengahtengah piramida telah selesai dibangun. Tahap ini jalur layang dua jalur masih tetap digunakan. 20 TAHUN: External ramp setelah mulai dikanibalisasi setelah lapisan tengah selesai dibangun. Untuk mengangkut bongkahan batu mulai digunakan jalur lorong internal (internal ramp). Penggunaan jalur lorong spiral dengan kemiringan 6,3 derajat di setiap sisi ini, lebih efisien dalam menggunakan bahan batu dibandingkan bila harus dibangun jalan layang untuk mencapai hingga ke puncak piramida Di setiap sudut yang menjadi ujung jalur lorang internal, terdapat semacam derek pemutar untuk memutar balok batu 90 derajat agar bisa diangkut naik ke tingkat selanjutnya. 21 TAHUN: Setelah puncak piramida selesai diletakkan, selanjutnya semua lapisan piramida dilapisi atau dibalur oleh batu-batuan semacam batu kapur dengan kualitas tinggi agar tampak lebih halus. Internal ramp tidak dihancurkan melainkan tetap dipertahankan untuk memastikan struktur piramida tetap dalam proporsinya. Keunggulan teori Houdin (External and Internal Ramp) didukung oleh bukti hasil pemindaian Miicrogravimetry pada tahun 1980-an yang memperlihatkan adanya intensitas tertentu yang bentuknya menyerupai jalur lorong internal yang dikemukakan Houdin. Selain itu, ditemukan pula sebuah celah ruangan di sebuah sudut di piramida Khufu yang semakin memperkuat dugaan adanya penggunaan jalur lorong internal untuk mengangkut batu hingga ke puncak piramida. Bermula ketika salah seorang anggota tim dari Perancis pada tahun 1986 melihat seekor rubah gurun masuk ke sebuah lubang yang belum pernah teridentifikasi.