9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu manusia, dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang
mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
2. Tingkatan Pengetahuan.
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk mengingat kembali suatu yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
di ketahui, dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
10
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih ada dalam suatu organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun informasi
dari informasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau
objek (Notoatmodjo, 2003).
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara tradisional
Meliputi : Cara coba-coba (Trial and Error), berdasarkan kekuasaan
atau otoritas, melalui pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran.
b. Cara modern
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara metode penelitian ilmiah,
yang bersifat sistematis, logis, dan ilmiah (Notoatmodjo, 2005).
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.
a. Umur
Lukman (2008), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang
maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan
tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
11
ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur. Dari uraian diatas maka
dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.
b. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran
bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup. Primipara
adalah wanita yang pernah hamil sekali dengan janin mencapai titik
mampu bertahan hidup. Skundipara adalah wanita yang pernah hamil
dua kali dengan janin mencapai titik mampu bertahan hidup. Multipara
adalah wanita yang pernah hamil lebih dari dua kali dengan janin
mencapai titik mampu bertahan hidup (Varney, 2006). Notoadmodjo
(2007) mengemukakan, bahwa terdapat kecenderungan pengetahuan
ibu yang berparitas tinggi lebih baik dari pengetahuan ibu yang
berparitas rendah.
c. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kejadian atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut
pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan
yang diperoleh,
pada umumnya
semakin
tinggi
pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya (Lukman,
2008).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
5. Pengetahuan tentang Gizi
Penyediaan makanan bagi ibu hamil dan keluarga umumnya
merupakan tanggung jawab seorang ibu, yang meliputi pemilihan,
pembelian, dan pengolahan makanan untuk seluruh anggota keluarga,
sehingga dengan semakin meningkatnya pengetahuan gizi yang dimiliki
ibu diharapkan semakin tinggi pula kemampuan ibu dalam memilih dan
merencanakan makanan dengan ragam dan kombinasi yang tepat sesuai
dengan syarat-syarat gizi. Pengetahuan ibu tentang bahan makanan akan
mempengaruhi perilaku pemilihan makanan dan ketidaktahuan dapat
menyebabkan kesalahan pemilihan pengolahan makanan (Notoatmodjo
dan Solita, 2005).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil berkaitan erat dengan
tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi. Tingkat pengetahuan gizi
ibu adalah kemampuan seorang ibu dalam memahami konsep dan prinsip
serta informasi yang berhubungan dengan gizi. Tingkat pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh pengalaman, faktor pendidikan, lingkungan,
sosial, sarana dan prasarana maupun derajat penyuluhan yang diperoleh
(Kismoyo, 2005).
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan
konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan
pengetahuan gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang
bernilai gizi baik dan seimbang bagi dirinya sendiri, janin dan keluarga.
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
Pengetahuan gizi yang baik dapat membantu seseorang belajar bagaimana
menyimpan, mengolah serta menggunakan bahan makanan yang
berkualitas untuk dikonsumsi (Wahyuni, 2008). Pengetahuan yang kurang
menyebabkan bahan makanan bergizi yang tersedia tidak dikonsumsi
secara optimal. Pemilihan bahan makanan dan pola makan yang salah
cukup berperan dalam terjadinya anemia (Depkes RI, 2003).
B. Status Gizi Ibu Hamil
1. Pengertian
Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujutan dari nutrient dalam bentuk variabel
tertentu (Supariasa dkk, 2001). Sedangkan menurut Almatsier (2001)
status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan pengetahuan gizi buruk,
baik dan lebih.
Status gizi ibu hamil di pengaruhi terhadap faktor resiko, diet,
pengukuran antropometrik dan biokimia. Penilaian tentang asupan pangan
dapat di peroleh melalui ingatan 24 jam (Arisman, 2004). Maka gizi ibu
yang kurang baik perlu di perbaiki keadaan gizinya atau yang obesitas
mendekati yang normal, yang di lakukan sebelum hamil. Sehingga mereka
mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan bayi yang sehat,
serta untuk mempertahankan kesehatannya sendiri.
Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor
genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
gizi ibu pada waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh
status gizi ibu pada waktu konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi
dipengaruhi oleh:
a. Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu
c. Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak yang pertama
d. Paritas dan usia kehamilan pertama.
Status gizi pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan kesehatan
dan status gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan sosial dan
ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan pangan, dan pemah
tidaknya terjangkit penyakit infeksi. Status gizi ibu akan mempengaruhi
status gizi janin dan berat lahir. Penilaian status gizi dan perubahan
fisiologis selama hamil dapat digunakan untuk memperkirakan laju
pertumbuhan janin, misalnya berat badan rendah sebelum konsepsi serta
pertambahan berat badan yang tidak adekuat (Arisman, 2004).
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan atau
pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan
sebagainya. Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan
hidup dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi
kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
ditandai dengan berat dan tinggi badan yang kurang optimal (Supariasa,
2001).
2. Kebutuhan gizi ibu hamil
Kebutuhan gizi ibu hamil menurut Arisman (2004) adalah: Cukup
kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta.
a. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh
tetapi bukan lemak.
b. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat badan
selama hamil.
c. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan
amal dan berhasil, melahirkan bayi
dengan potensi fisik dan mental yang baik.
d. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi
yang tidak diinginkan seperti mual dan muntah.
e. Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyulit yang terjadi
selama kehamilan misalnya diabetes militus, hipertensi, dll.
f. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik (gizi seimbang).
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,
namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 84.000 kalori selama
masa kurang lebih 280 hari. Hal ini perlu tambahan ekstra sebanyak
kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada
jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan
lainnya. Dibawah ini table Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang/hari
yang dianjurkan bagi ibu hamil.
3. Pengaruh keadaan gizi terhadap proses kehamilan
Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi status
gizi ibu sebelum dan selama kehamilan.
a. Gizi pra hamil (Prenatal).
Konsep perinatal menjamin bahwa ibu dalam status gizi baik untuk
terjadinya konsepsi selama masa kehamilan, bekerja dan setelah
melahirkan mengalami sedikit komplikasi kehamilan, sedikit bayi
premature dan ibu yang sehat menghasilkan bayi yang sehat.
b. Gizi Pranatal
Wanita yang diitnya kurang atau sangat kurang selama hamil
mempunyai kemungkinan besar bayi yang tidak sehat seperti
premature, gangguan kongenital, bayi lahir mati. Wanita hamil kurang
gizi kemungkinan akan melahirkan bayi yang premature dan kecil.
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
4. Akibat kekurangan gizi pada ibu hamil
Bila
ibu
mengalami
kekurangan
gizi
selama
hamil
akan
menimbulkan masalah, baik pada ibu, janin dan terhadap proses persalinan
yaitu:
a. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal dan mudah terkena infeksi.
b. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur),
perdarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu
hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus pada
bayi, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) (Soetjiningsih, 2000).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
5. Cara penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting baik yang bersifat
subjektif maupun yang bersifat objektif. Sedangkan status gizi janin
ditentukan pengetahuan gizi ibu sebelum dan selama dalam kehamilan dan
keadaan ini dipengaruhi oleh status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi
oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan dan gizi ibu, paritas dan
jarak kehamilan jika yang dikandung bukan merupakan anak yang pertama
(Arisman, 2004).
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu penilaian
status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian
yaitu : klinis, biokimia dan biofisik, antropometri (Rahmah, 2010).
a. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Umumnya untuk survei klinis secara cepat (Supariasa, 2002).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat (rapid
clinical surveys) tkita-tkita klinis umum dari kekurangan salah satu
atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat
status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda
(sign) dan gejala (sympton) atau riwayat penyakit (Supariasa, 2002).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
b. Biokimia
Yaitu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang
lebih parah lagi (Supariasa, 2002).
c. Biofisik
Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dan jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu
seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes).
Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap (Supariasa, 2002).
d. Pengukuran Antropometri
Pengertian istilah “nutritional anthropometry” mula-mula
muncul dalam “Body measurements and Human Nutrition” yang ditulis
oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe
(1966) sebagai, pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi
besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajad nutrisi yang
berbeda (Narendra, 2010).
1) Jenis parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan
dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran
tunggal dari tubuh manusia, antara lain : umur, berat badan dan
tinggi badan.
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
a) Umur
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status
gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status
gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi
badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Jadi perhitungan umur adalah dalam
bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan
(Depkes, 2004).
b) Berat Badan
Berat
badan
merupakan
salah
satu
ukuran
yang
memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh.
Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik
karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang
menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U
(Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam
melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan,
yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini.
Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan
satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur,
tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan
situasi gizi dari waktu ke waktu (Narendra, 2010).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
c) Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi
badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama
yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam
bentuk Indeks TB/U (Tinggi Badan menurut Umur), atau juga
indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang
dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan
biasanya hanya dilakukan setahun sekali. (Depkes RI, 2004).
2) Syarat Pengukuran Antropometri (Narendra, 2010):
a) Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku,
beberapa kali secara berkala misalnya berat badan anak diukur
tanpa baju, mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang
pemeriksa pada papan pengukur (infantometer), tinggi badan anak
diatas 2 tahun dengan berdiri diukur dengan stadiometer.
b) Baku yang dianjurkan adalah buku NCHS secara Internasional
untuk anak usia 0-18 tahun yang dibedakan menurut jender lakilaki dan wanita.
c) Tebal kulit di ukur dengan alat Skinfold caliper pada kulit lengan,
subskapula
dan
daerah
pinggul.,
penting
untuk
menilai
kegemukan. Memerlukan latihan karena sukar melakukannya dan
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
alatnyapun mahal (Harpenden Caliper). Penggunaan dan
interpretasinya yang terlebih penting.
d) Body Mass Index (BMI) adalah Quetelet’s index, yang telah
dipakai secara luas, yaitu berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi
badan (m2). BMI mulai disosialisasikan untuk penilaian obesitas
pada anak dalam kurva persentil juga.
3) Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian
status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks
antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam
negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan
(TB) digunakan baku HARVARD (Rahma, 2010).
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu
berat badan dan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
a) Berat Badan menurut Umur
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak. Berat badan adalah
parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal,
berat
badan
berkembang
mengikuti
pertambahan
umur.
Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan
yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
normal. Berdasarkan karakteristik berat badan maka indeks berat
badan/umur digunakan sebagai salah satu cara mengukur status
gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil maka berat
badan/umur lebih menggambarkan status gizi seseorang. BB/U
dapat dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak
pada semua kelompok umur. BB sensitif terhadap perubahanperubahan kecil, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif
murah, mudah dan tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga
(Supariasa, 2002).
b) Tinggi Badan menurut Umur
Tinggi
badan
merupakan
antropometri
yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan
normal, tinggi badan tubuh seiring dengan pertambahan umur.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relative
kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
yang pendek. Pengaruh definisi gizi terhadap tinggi badan akan
nampak dalam waktu yang relatif lama (Supariasa, 2002).
c) Berat Badan menurut Tinggi Badan
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan
searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecapatan
tertentu. indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk
menilai status gizi saat kini (sekarang) (Supariasa, 2002).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai langkah
pertama dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil
penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nampak
nyata. Penilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak
menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan
sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari
anemia gizi. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan
gejala kurang gizi. Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan atau
yang berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah,
tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.
Untuk penilaian secara antropometri sudah menjadi pengetahuan
umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat erat berhubungan dengan
status gizi. Atas dasar-dasar ini ukuran-ukuran antropometri diakui
sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status
gizi untuk negara-negara berkembang. Indikator yang sering
digunakan khususnya untuk penentuan status gizi ibu hamil
dipelayanan dasar adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
(LILA).
Suatu alat yang sederhana dan mudah dikerjakan, telah dirancang
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Depkes RI Bogor untuk
memantau keadaan gizi dan kesehatan, sekaligus sebagai dasar untuk
memotivasi ibu hamil agar memeriksakan kesehatannya secara teratur
di puskesmas dan posyandu. Penggunaan kurva dan KMS ibu hamil
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
ialah berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan (TB), berat badan
(BB) per umur kehamilan ibu. Pada KMS garis kurva yang sesuai
dengan tinggi badan ditebalkan dengan pulpen dan titik berat badan
ibu dibubuhkan pada garis perpotongan dengan umur kehamilan.
Apabila titik perpotongan tersebut berada diatas garis kurva tebal,
berarti keadaan kehamilan itu baik, sebaliknya apabila titik tersebut
berada dibawah garis kurva tebal berarti keadaan kehamilan itu
memerlukan perhatian yang lebih khusus, misalnya dengan pemberian
pelayanan kesehatan dan gizi yang lebih baik sehingga terhindar dari
kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (Medika,
2000)
Berdasarkan pendapat di atas penilaian status gizi ibu hamil
dalam penelitian ini dilakukan secara antropometri dengan mengukur
Lingkar Lengan Atas (LILA). Hal ini paling sering dilakukan sebab
pengukuran berat badan menurut umur sulit dilakukan mengingat
pertambahan berat badan ibu, bukan hanya merupakan berat badan
sendiri, melainkan juga bayinya. Status gizi ibu dinilai baik bila
LILAnya 23,5 cm ke atas. Di bawah nilai tersebut, digolongkan risiko
KEK (Supariasa dkk, 2000).
1). Pengertian
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat
dilakukan oleh siapa saja.
2). Tujuan
Beberapa tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah
WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan
peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:
a). Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamilmaupun calon
ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR).
b). Meningkatkan
perhatian
dan
kesadaran
masyarakat
agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan
KEK.
c). Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d). Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya
perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
e). Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran
WUS yang menderita KEK.
3). Ambang Batas
Ambang Batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah
23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut
mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai risiko kematian,
gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan
anak.
4). Cara pengukuran LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah
ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, Yaitu:
a). Tetapkan posisi bahu dan siku
b). Letakkan pita antara bahu dan siku
c). Tentukan titik tengah lengan
d). Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
e). Pita jangan terlalu ketat 21
f). Pita jangan terlalu longgar
g). Cara pembacaan skala harus benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah
pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku
lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan
harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang dan kencang. Alat pengukur dalam keadaan
baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaanya sudah tidak rata.
5). Tindak lanjut pengukuran LILA
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari
23,5 cm dan lebih dari 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
cm berarti risiko KEK dan anjuran atau tindakan yang perlu
dilakukan adalah dengan makan cukup dengan pedoman umum
gizi seimbang, hidup sehat, tunda kehamilan, bila hamil segera
dirujuk sedini mungkin. Apabila hasil pengukuran >23,5 cm maka
anjuran yang diberikan adalah pertahankan kondisi kesehatan,
hidup sehat, bila hamil periksa kehamilan kepada petugas
kesehatan.
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3
penilaian yaitu : survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor
ekologi.
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
C. Kerangka Teori
Karakteristik Ibu
hamil :
a. Umur
b. Paritas
c. Pendidikan
Pengetahuan ibu
hamil tentang
gizi
Pola konsumsi
pangan
Status gizi ibu hamil
berdasarkan LILA
Gambar 2.1. Kerangka Teori
(Sumber: modifikasi teori dari Varney (2006), Notoatmodjo (2007), Lukman
(2008), Supariasa dkk, (2000), Notoatmodjo dan Solita (2005)).
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Pengetahuan gizi
Variabel Dependen
Status gizi
ibu hamil
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
E. Hipotesis
Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi ibu hamil di
Puskesmas Sokaraja I.
Hubungan Pengetahuan Tentang..., Juli Muji Lestari, Fak. Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Download