ANALISIS PERBANDINGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

advertisement
ANALISIS PERBANDINGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN
MEDAN LISTRIK PADA SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA
TINGGI 500 kV
Herdyno Anggarifkyandi1), Ir. Yuningtyastuti, MT2), Karnoto, ST., MT.3)
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
*) E-mail : [email protected]
Abstrak
Pemakaian Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (
SUTET ) perlu memperhatikan timbulnya medan listrik yang dapat mempengaruhi ruang bebas di bawah saluran
transmisi pada SUTET 500 kV. Besar medan listrik yang ditimbulkan dapat di ukur dan di hitung agar nilai medan
listrik tersebut tetap di bawah nilai standart ambang batas yang telah ditentukan oleh BSN yang diacu oleh PT.
PLN ( persero) sebesar 5 kV / m dan standar yang dikeluarkan oleh WHO sebesar 10 kV / m. Metode untuk
menghitung medan listrik menggunakan Koefisien Potensial Maxwell dilakukan untuk studi pada Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV. Selanjutnya dari hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan,
dapat diketahui nilai besar medan listrik di bawah saluran Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET ) 500
kV yaitu nilai pengukuran terbesar dan terkcil pada lokasi SUTET jalur Ungaran – Krian 1 adalah 4,94 kV / m dan
0,35 kV / m serta nilai perhitungan terbesar dan terkecil adalah 6,55 kV / m dan 1,278 kV / m. Berdasarkan dari
hasil perbandingan yang dilakukan untuk hasil perhitungan dan pengukuran penentuan nilai permitivitas yang tepat
sangatlah penting. Nilai permitivitas udara setempat yang menjadi isolator sangat tergantung pada pengaruh
tekanan udara, kondisi cuaca, komposisi gas dalam udara, dan temparatur atau suhu sekitar. Selain itu tinggi
andongan terendah terhadap tanah juga mempengaruhi besarnya medan listrik yang ditimbulkan.
Kata kunci : SUTET, medan listrik, saluran transmisi, lingkungan sekitar.
Abstract
The use of high voltage transmission line (SUTT) and extra high voltage transmission line(SUTET) the emergence
of the electric field which can affect the free space under the transmission line 500 kV. The Large of electric field
can be measured and calculated that the value of the electric field remains below the value threshold standard
which is determined by the BSN in referred by PT . PLN ( Persero ) at 5 kV / m and also standard releablked by
WHO at 10 kV / m . Method to calculate the electric field is the coefficient of Maxwell Potential it is carried out
foreExtra high voltage transmission line( SUTET ) 500 kV. From the results of measurements and calculations have
been carried out , itis obtained the value electric field in under ektra high voltage transmission line 500 kV. The
value greatest and smallest measurrement value for Ungaran – Krian 1 transmission line 500 kV is 4.94 kV / m and
0.35 kV / m and the greatest and smalllest value calculation is 6,55 kV / m and 1,278 kV / m. Based on the
comparison result between the of permitivity is very significant to determine properly. Permitivity of air as insolator
depends on athmospheric pressure ambient, climate, gas composition within air, and ambient temperature.
Futhermore, the distance between the lowest sag and ground also influence the value of electric field.
Keywords : SUTET, Electric Field, Transmision Line, the surrounding environment.
1.
PENDAHULUAN
Saluran transmisi merupakan salah satu
komponen sistem tenaga listrik yang perlu
dikembangkan
seiring
dengan
pembangunan
pembangkit yang baru untuk keperluan penyaluran
energi listrik dari pembangkit maupun gardu induk.
Pada saluran transmisi udara SUTET 500 kV tersebut
menghasilkan tegangan yang cukup besar, sehingga
1
Mahasiswa Teknik Elektro UNDIP
Dosen Teknik Elektro UNDIP
2
menimbulkan medan listrik yang cukup besar pada
saluran transmisi sepanjang SUTET 500kV. Medan
listrik yang ditimbulkan SUTET 500 kV yang cukup
besar hal ini menyebabkan mempengaruhi lingkungan
sekitar saluran transmisi SUTET 500 kV. Medan listrik
yang ditimbulkan oleh SUTET 500 kV mempunyai nilai
ambang batas yang telah di anjurkan[9]. Nilai ambang
batas ini lah yang kemudian di perbandingkan dengan
nilai pengukuran yang telah dilakukan, sehingga dapat
diketahui apakah di ruang bebas tersebut, nilai dari
medan listrik yang ditimbulkan melebihi nilai ambang
batas yang telah ditentukan. Gangguan – gangguan yang
mempengaruhi lingkungan sekitar saluran transmisi
akan terjadi jika nilai medan listrik yang ditimbulkan
oleh saluran transmisi SUTET 500 kV melebihi nilai
ambang batas yang telah dianjurkan, seperti Prof. Dr. dr.
Anies, M.Kes, PKK yang memberikan pendapat tentang
dampak bahaya dari medan listrik yang dihasilkan
terhadap lingkungan sekitar untuk gangguan kesehatan
terhadap lingkungan penduduk[12] serta Alit Swamardika
yang memberikan pendapat tentang dampak terhadap
gangguan peralatan elektronik[13] di sekitar saluran
transmisi SUTET 500 kV. Berdasarkan dari beberapa
peneliti di atas, penulis mencoba melakukan pengukuran
dan menghitung serta menganalisis dari medan listrik
pada saluran transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi ( SUTET ) 500 kV pada lokasi Ungaran – Krian
1.
2.
2.1
Gambar 2.1 Jarak antar penghantar pada saluran transmisi
Gambar 2.5 merupakan saluran transmisi
sirkuit tunggal konfigurasi flat terdiri dari tiga fasa yaitu
fasa A, B, C, dimana pada setiap fasa terdiri dari 4 buah
konduktor. Dalam hal ini fasa A disebut sebagai satu
muatan fasa A dan demikian hal nya untuk fasa B dan
fasa C.
Pada satu muatan fasa dapat dimodelkan
sebagai satu muatan fasa A yang terdiri dari 4 buah
konduktor sehingga dapat menentukan jari – jari
ekuivalen sesuai gambar 2.6 berikut :
METODE
Menara atau Tiang Transmisi
Menara atau tiang transmisi adalah suatu
bangunan penopang saluran transmisi, yang bisa berupa
menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dantiang
kayu. Tiang-tiang baja, beton atau kayu umumnya
digunakan pada saluran - saluran dengan tegangan kerja
relatif rendah ( dibawah 70 KV ) sedang untuk saluran
transmisi tegangan tinggi dan ekstra tinggi digunakan
menara baja.
Berdasarkan sistem tegangan, saluran transmisi
dibedakan menjadi :
a) Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 200kV-500kV
b) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
30kV-150kV
c) Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT)
30kV-150kV
2.2 Jarak Pisah antar Penghantar
Penghantar - penghantar perlu dipisahkan
antara fasa yang satu dengan yang lainya, hal ini
dilakukan untuk menghindari kemungkinan adanya
gangguan yang terjadi karena sentuhan antara fasa
dengan fasa atau fasa dengan penghantar
pentanahan, karena penghantar yang dipakai adalah
penghantar telanjang. Hal ini sesuai dengan
peraturan Mentamben No. 01 .P / 47 / 1992
menetapkan untuk penghantar dalam saluran yang
sama, jarak antar penghantar minimum adalah 12 m
seperti pada contoh gambar saluran transmisi berikut
:
Gambar 2.2 satu muatan fasa untuk menentukan jari – jari ekuivalen
Gambar 2.6 merupakan satu kesatuan untuk
setiap fasa nya, yang masing – masing terdiri dari 4
buah konduktor yang dilambangkan dengan n, dimana
pada setiap konduktor mempunyai jari – jari yang
dilambangkan dengan r, dan untuk R merupakan jarak
untuk setiap konduktor dari satu muatan fasa tersebut.
Maka didapatkan jari – jari ekuivalen ditentukan dengan
menggunakan persamaan[14]:
req = [r n ( R ) n-1 ] 1/n
(2.1)
dimana,
r = jari-jari sub-konduktor ( meter)
n = jumlah konduktor dalam tiap berkas
R = jarak konduktor dalam tiap berkas ( meter)
req = jari – jari ekuivalen pada satu muatan fasa ( meter )
2.4
Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah saluran yang berguna
untuk menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit
ke pusat beban atau dari pusat beban yang satu ke pusat
beban yang lain dengan tegangan yang lebih besar.
Klasifikasi saluran transmisi dibedakan
menjadi :
a. jenis arus
b. panjang saluran
c. tegangan kerja
konduktor bayangan
d. jumlah sirkit
e. pemasangannya.
Menentukan Medan Listrik pada
Saluran Transmisi[4]
2.5
Besar medan listrik pada saluran transmisi dapat
dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu
pengukuran medan listrik secara langsung dengan
menggunakan alat ukur medan listrik dan cara
perhitungan dengan menggunakan data – data yang ada
pada saluran transmisi tersebut.
Berdasarkan Gambar 2.8 yang merupakan
berkonfigurasi flat sirkuit tunggal dengan muatan
bayangan , maka dapat dimodelkan pada muatan saluran
transmisi tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar
Gambar 2.5 saluran transmisi sirkuit tunggal konfigurasi flat
2.5.1
Cara pengukuran langsung
Cara pengukuran langsung untuk medan listrik
pada saluran transmisi seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut :
Gambar 2.3 Cara pengukuran secara langsung pada Saluran
Transmisi
Cara pengukuran secara langsung dilakukan
menggunakan alat ukur pada ruang aman tepat dibawah
saluran transmisi sehingga menunjukkan nilai tertinggi
yang ditimbulkan oleh medan listrik pada saluran
transmisi tersebut agar sesuai dengan nilai ambang batas
medan listrik yang masih dapat diterima bagi
lingkungan.
2.5.2 Cara Menetukan dengan Perhitungan
Koefisien Potensial Maxwell
Untuk menentukan medan listrik juga dapat
dilakukan secara perhitungan, dengan menggunakan
data – data yang ada pada saluran transmisi yang ada.
Dalam hal ini penulis melakukan perhitungan medan
listrik pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) 500 kV sirkuti tunggal konfigurasi flat dengan
menggunkan rumus koefisien potensial maxwell. Jenis
konfigurasi flat yang digunakan di modelkan pada
gambar berikut :
Gambar 2.4 Hantaran udara konfigurasi flat tunggal dengan
Berdasarkan gambar 2.9 tersebut digunakan
untuk mencari nilai koefisien potensial maxwell pada
saluran transmisi sirkuit tunggal konfigurasi flat, dimana
pada muatan Q1 yang terdapat jari – jari ekuivalen (req)
pada setiap fasa muatan tersebut dan terdapat tinggi dari
fasa muatan menuju tanah yang dilambangkan H, dan
jarak untuk setiap fasa muatan yang dilambangkan oleh
D, kemudian jarak untuk fasa muatan menuju ke fasa
muatan bayangan pada fasa berikutnya misalnya pada
fasa muatan Q1 menuju fasa muatan Q2 dilambangkan
oleh D’ dimana untuk fasa muatan yang lain atau arah
sebaliknya juga dilambangkan huruf dan nilai tegangan
yang sama. Pada setiap fasa muatan juga terdapat nilai
kapasitif terhadap bumi yang dilambangkan oleh C.
Berdasarkan gambar 2.8 maka nilai koefisien potensial
maxwell ( P ) akan didapatkan :
a.
Untuk koefisien potensial maxwell dengan satu
muatan bayangan
2𝐻
V = 𝑟 𝐸 . 𝑑𝑟
𝑒𝑞
=
=
V=
=
2𝐻 𝑄
𝑟𝑒𝑞 2𝜋𝜀 0 𝑟
𝑄
2𝜋𝜀 0
𝑄
2𝜋𝜀 0
𝑄
2𝜋𝜀 0
=
2𝐻 𝑑𝑟
𝑄
2𝜋𝜀 0 𝑟𝑒𝑞 𝑟
=
2𝐻
𝑄
ln 𝑟
2𝜋𝜀 0 𝑟𝑒𝑞
(ln 2𝐻 − ln 𝑟𝑒𝑞 )
ln
2𝐻
𝑟𝑒𝑞
.𝑃
(2.2)
Berdasarkan persamaan 2.2 koefisien potensial maxwell
dengan satu muatan bayangan akan dinyatakan adalah :
P = ln (2H
)
(2.3)
req
b. dan untuk koefisien potensial maxwell antara kawaat
dengan muatan bayangan pada kawat lain adalah :
𝐷
V1 dan V2 = 𝑟 𝐸 . 𝑑𝑟
𝑒𝑞
=
=
𝐷 −𝑄
𝑟𝑒𝑞 2𝜋𝜀 0 𝑟
−𝑄
2𝜋𝜀 0
dr =
𝐷 𝑑𝑟
−𝑄
2𝜋𝜀 0 𝑟𝑒𝑞 𝑟
(ln 𝐷 − ln 𝑟𝑒𝑞 )
=
𝐷
−𝑄
2𝜋𝜀 0 𝑟𝑒𝑞
ln 𝑟
V1 =
−𝑄
𝐷
ln
2𝜋𝜀 0
V = V 1 + V2
𝑄
𝐷′
=
ln +
2𝜋𝜀 0
𝑄
=
2𝜋𝜀 0
V=
V=
𝑄
− ln
𝐷′
ln
2𝜋𝜀 0
𝑟𝑒𝑞
−𝑄
ln
2𝜋𝜀 0
𝐷
𝑟𝑒𝑞
𝐷
𝑟𝑒𝑞
)
𝐷′
𝑟 𝑒𝑞
𝐷
𝑟 𝑒𝑞
ln
2𝜋𝜀 0
𝑄
𝑟𝑒𝑞
𝐷′
(ln
2.6 Medan Listrik
Medan listrik merupakan daerah atau ruang
disekitar benda yang bermuatan listrik dimana sebuah
benda bermuatan lainnya diletakkan pada daerah itu
masih mengalami gaya elektrostatis. untuk menentukan
hasil gradien tegangan permukaan pada permukaan
tanah oleh tiap muatan konduktor pada saluran transmisi
SUTET 500 kV yang sesuai dengan gambar berikut :
(2.4)
𝑟𝑒𝑞
=
𝐷
𝑄
2𝜋𝜀 0
.𝑃
(2.5)
Berdasarkan persamaan 2.6 koefisien potensial
maxwell antara kawaat dengan muatan
bayangan pada kawat lain akan dinyatakan
adalah :
P = ln (D’
)
(2.6)
D
dimana:
H
= tinggi konduktor x diatas tanah ( meter)
Req
= jari-jari ekuivalen konduktor x ( meter)
D
= jarak konduktor x dan konduktor y ( meter)
D’
= jarak antara konduktor x dengan bayangan
konduktor y ( meter).
Jika didapatkan koefisien potensial maxwell sesuai pada
persamaan 2.3 dan 2.7, kemudian dinyatakan beda
potensial masing-masing penghantar adalah:
V1 =
.
Vn =
Atau
V1 =
.
Vn =
𝑄1
2𝜋𝜀 0
ln
2𝐻1
𝑟1
+
𝑄2
2𝜋𝜀 0
ln
𝐷′ 12
𝐷12
+........+
𝑄𝑛
2𝜋𝜀 0
ln
𝐷′ 1𝑛
2𝜋𝜀 0
𝑄1
2𝜋𝜀 0
𝑄1
2𝜋𝜀 0
ln
𝐷′ 𝑛 1
𝐷𝑛 1
𝑃11 +
𝑃𝑛1 +
+
𝑄2
2𝜋𝜀 0
𝑄2
2𝜋𝜀 0
𝑄2
2𝜋𝜀 0
ln
𝐷′ 𝑛 2
𝐷𝑛 2
+..........+
𝑃12 +........+
𝑄𝑛
2𝜋𝜀 0
𝑃𝑛2 +..........+
𝑄𝑛
2𝜋𝜀 0
ln
𝐷𝑛𝑛
𝑃
2𝜋𝜀 0 𝑛𝑛
Pn1 Pn2 ………. Pnn
Dan
Evn
=
Q
2 𝜋 𝜀𝑜
𝐿 +(−𝐻)
×(
−𝐻
𝐿2 + 𝐻 2
Q1
Q2
(2.9)
Qn
atau secara umum dinyatakan :
[V] = [P] [Q]
(2.10)
Berdasarkan persamaan 2.11 akan didapatkan nilai
muatan yaitu persamaan adalah :
[Q] = [P]-1 [V]
(2.11)
dimana:
V = potensial ( Volt)
P = matriks koefisien Maxwell
Q = muatan atau rapat muatan ( Coulomb)
−
𝐿 +𝐻
𝐻
𝐿2 + 𝐻 2
)
(2.16)
Maka untuk nilai total medan listrik persamaan nya
adalah
E = (Ehx2 + Evx2 )
𝑄𝑛
2𝜋𝜀 0
Vn
𝐷′ 𝑛𝑛
𝑃1𝑛 (2.8)
Atau dalam bentuk matriks adalah :
V1
P11 P12 ………P1n
V2
P21 P22 ………P2n
1
=
.
Gambar 2.12 menjelaskan untuk menghitung
medan listrik yang dihasilkan dari sebuah muatan
panjang (dalam hal ini adalah konduktor) oleh saluran
transmisi SUTET 500 kV sirkuit tunggal terdapat jarak
antar konduktor dan tinggi konduktor terhadap tanah
dalam setiap muatan fasa, sehingga medan listrik pada
suatu konduktor tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan adalah :
Q
1
1
Ehn
=
×𝐿( 2
2 − 2
2 )(2.15)
2 𝜋 𝜀𝑜
𝐷1𝑛
(2.7)
𝑄1
Gambar 2.6 medan listrik pada tanah yang disebabkan oleh sebuah
muatan panjang
½
(2.17)
dimana, Q = muatan konduktor x
L = jarak antara konduktor x dan titik pada
tanah
H = tinggi antara konduktor x dan titik pada
tanah
Eh = medan listrik horizontal
Ev = medan listrik vertikal
E = medan listrik
2.7 Flowchart Penelitian
Pada penelitian analisis pengaruh medan listrik
pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi ( SUTET )
500 kV ini dilakukan dengan cara seperti yang
ditunjukkan pada gambar flowchart sebagai berikut :
yaitu langkah pertama yaitu mencari jari-jari ekuivalen
dengan menggunakan persamaan 2.1 didapatkan hasil :
Tabel 3.1 hasil perhitungan jari – jari ekuivalen
Gambar 2.7 Flowchart Penelitian Medan Listrik
2.8 Data Pengukuran
Data pengukuran ini dilakukan oleh penulis di
dampingi oleh pihak PT. PLN APP Semarang untuk
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
( SUTET )
500 kV jalur Ungaran – Krian 1 sirkuit tunggal
konfigurasi flat untuk mengetahui Spesifikasi tower atau
menara, peralatan yang digunakan, dan nilai medan
listrik di 9 titik yang ditimbulkan oleh SUTET tersebut.
Tabel 2.1 Data Spesifikasi Tower atau Menara
3.2
Koefisien Potensial Maxwell
Langkah berikutnya dalam mencari Medan
Listrik di 9 titik SUTET 500 kV adalah dengan
menghitung konfigurasi flat dalam sirkuit tunggal
menggunakan Koefisien potensial maxwell berdasarkan
persamaan 2.7 dan atau 2.8 dan hasil Koefisien potensial
maxwell setelah di invers kan berdasarkan persamaan
2.9, kemudian setelah mendapatkan hasil invers dari
Koefisien potensial maxwell akan didapatkan nilai
muatan berdasarkan persamaan 2.11 akan didapatkan
hasil :
Tabel 2.2 Data Tinggi Andongan dan Tegangan pada semua lokasi
Tabel 3.2 Hasil perhitungan muatan Q di semua lokasi
Tabel 2.3 Data Hasil Pengukuran Medan Listrik 9 titik di semua
lokasi
3 Perhitungan dan Analisis
3.1 Perhitungan Medan Listrik di bawah
SUTET 500 kV.
Untuk menunjukan besar medan listrik pada tanah
dibawah jaringan transmisi, berikut adalah perhitungan
untuk mengetahui Medan Listrik pada SUTET 500 kV
Setelah hasil perhitungan muatan telah dihitung, maka
nilai medan listrik masing-masing kawat fasa (a, b, dan
c) dapat ditentukan. Dengan menggunakan persamaan
2.15 dan menggunakan data pengukuran pada tabel 3.3
nilai medan listrik pada saluran transmisi SUTET 500
kV didapatkan hasil rekapitulasi :
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan
Kondisi cuaca saat pengukuran juga berbeda – beda
pada beberapa lokasi misalnya cuaca mendung terjadi
pada saat pengukuran di lokasi 6 dan lokasi 9. Kondisi
cuaca mendung atau gerimis akan membuat perbedaan
kelembaban udara dan perbedaan suhu serta jumlah
komposisi gas dalam isolator udara. Namun hal – hal
diatas tidak tercatat secara detail akibat keterbatasan alat
yang tersedia.
3.3
Berdasarkan Hasil pengukuran dan Hasil
perhitungan seperti yang ditunjukkan pada tabel tabel
4.5 beserta gambar 4.2 dan gambar 4.3 , hasil
perbandingan untuk medan listrik Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi ( SUTET ) 500 kV sirkuit
tunggal konfigurasi flat untuk jalur Ungaran – Krian 1
yang dilakukan 9 titik pengujian untuk setiap lokasi.
Hampir pada semua lokasi hasil perhitungan dan hasil
pengukuran terjadi perbedaan. Pada Tabel 4.5, Nilai
permitivitas sangatlah menentukan besar medan listrik
yang timbul. Dibeberapa lokasi seperti lokasi 1, lokasi
2, lokasi 4 sampai lokasi 10 ketika nilai permitivitas
udara 𝜀 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 𝜀𝑟 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 + 𝜀0 hasil antara
pengukuran dan perhitungan tidak berbeda sangat jauh,
namun untuk beberapa lokasi yang lainnya seperti lokasi
3 dan lokasi 4 terjadi perbedaan yang cukup jauh anatar
nilai pengukuran dan nilai perhitungan. hal ini
menunjukkan nilai permitivitas udara yang dipilih
kurang sesuai. Terdapat beberapa kemungkinan yang
menyebabkan perbedaan ini diantaranya nilai
permitivitas udara sekitar tidaklah mendekati nilai
permitivitas udara kering pada tekanan 760 mmHg
(1atm). Pendekatan teoritik dengan mengubah nilai
permitivitas udara menjadi 𝜀 altrernatif yaitu sebesar =
1, 00059. Sedangkan hasil perhitungan besar medan
listrik pada lokasi 3 dan lokasi 4 secara pengukuran dan
perrhitungan tidak berbeda jauh. Hal –hal yang lain
diungkap juga mempengaruhi nilai 𝜀 dan medan listrik.
Namun dalam tugas akhir ini tidak dilakukan
pengukuran karena keterbatasan alat. Hal – hal tersebut
seperti temperatur atau suhu lingkungan sekitar ,
tekanan udara, komposisi gas dalam isolator udara.
Analisis Medan Listrik terhadap
Lingkungan Sekitar
Beberapa gejala yang dikemukakan berkaitan
dengan adanya medan listrik yang ditimbulkan oleh
jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi tersebut yang
merupakan fenonema normal, bukan merupakan
indikator kondisi yang membahayakan. Fenomena itu
antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan busur cahaya yang jelas
terlihat pada malam hari.
b. Suara mendesis yang juga jelas terdengar
pada malam hari.
c. Bulu / rambut berdiri, pada bagian badan
yang terpajan, akibat gaya tarik medan
listrik yang kecil.
d. Lampu neon dan tes – pen dapat menyala,
tetapi redup.
e. Kejutan lemah pada sentuhan pertama
terhadap
benda
–
benda
yang
menghantarkan listrik, misalnya atap seng,
pagar besi, kawat jemuran, badan mobil
dan sebagainya.
Untuk penanggulan dalam gangguan – gangguan medan
listrik yang ditimbulkan oleh SUTET yang
menyebabkan terjadi nya suatu penyakit, idelanya
SUTET tidak ada dalam daerah pemukiman, sebaiknya
melewati daerah – daerah yang kosong dari pemukiman.
Hal ini hanya dapat dilakukan dengan perancanaan
pembangunan yang melibatkan berbagai sektor, sesuai
dengan tata ruang daerah – daerah yang dilewati dan
tetap konsisten terhadap peruntukannya. Pendekatan
sosial juga dapat dilakukan dengan upaya
memberitahukan cara – cara agar medan listrik yang
ditimbulkan oleh SUTET dapat sangat dikurangi nilai
yang ditimbulkannya, sehingga kecil kemungkinan akan
berpengaruh pada lingkungan sekitar. Upaya untuk
mengurangi medan listrik yang ditimbulkan bagi
lingkungan sekitar SUTET adalah sebagai berikut[12] :
a. Mengusahakan agar rumah menggunakan
langit – langit ( platfon ).
b. Apabila atap rumah terbuat dari bahan
logam atau seng yang berfungsi sebagai
penghantar listrik, sebaiknya dilakukan
pentanahan.
c.
d.
e.
f.
Apabila atap rumah tidak berbahan logam,
misalnya genting, asbes atau sirap
usahakan untuk tidak dipergunakan
meletakkan bahan logam seperti antena
TV, talang seng, atau sebagainya.
Semua benda logam, misalnya kawat
jemuran, mobil, sepeda motor yang berada
dibawah SUTET, sebaiknya dialirkan ke
tanah agar netral kembali.
Jangan membuat jemuran yang atapnya
bebas sama sekali dari pepohonan. Buatlah
jemuran dari kayu, bamubu, tali plastik,
bukan dari kawat maupun tiang besi.
Tanamlah sebanyak mungkin pohon di
lahan kosong disekitar rumah.
Untuk mengatasi medan listrik pada lokasilokasi pengukuran pada Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) 500 kV jalur Ungaran – Krian 1 Maka
pada masing – masing lokasi seperti pada lokasi 1
dengan perbandingan yang dihasil dari pengukuran dan
perhitungan maka lebih baik jika pada lokasi 1
lingkungan sekitar SUTET tersebut mengupayakan
usaha yang dijelaskan oleh peneliti tersebut seperti
menanam pohon disekitar rumah, dan menggunakan
bahan – bahan yang tidak menghantar listrik pada
bagian atas dari rumah lingkungan sekitar. Untuk lokasi
2 nilai pengukuran lebih besar daripada nilai
perhitungan untuk mencegah kenaikan medan listrik jika
terjadi cuaca yang tidak terduga yang mengakibatkan
nilai medan listrik yang timbul menjadi lebih besar,
lebih baik lingkungan sekitar SUTET tersebut juga
membuat upaya yang dapat mecegah medan listrik
menjadi lebih besar. Untuk lokasi 3 dan lokasi 4 hasil
pengukuran yang dilakukan sudah sangat kecil
dikarenakan andongan yang tinggi sehingga medan
listrik yang timbul juga kecil begitu pula dengan
perhitungan yang di hasilkan maka medan listrik yang
dihasilkan pun juga kecil, namun untuk mencegah
medan listrik yang timbul juga besar karena gangguan
cuaca, lingkungan sekitar SUTET pun lebih baik
melakukan upaya yang dapat mengecilkan medan listrik
yang ditimbulkan. Untuk lokasi 5 hasil pengukuran
yang dihasilkan lebih besar daripada hasil perhitungan
medan listrik namun pada lokasi 5 tersebut tetap bisa
dikatakan daerah aman karena pada saat dilakukan
pengukuran medan listrik yang di timbulkan cukup
kecil. Namun untuk mencegah medan listrik yang
timbul juga besar karena gangguan cuaca, lingkungan
sekitar SUTET pun lebih baik melakukan upaya yang
dapat mengecilkan medan listrik yang ditimbulkan.
Untuk lokasi 6 dan lokasi 9 hasil pengukuran medan
listrik yang ditimbulkan cukup besar karena andongan
yang sangat rendah, maka pada lingkungan sekitar
lokasi 6 dan lokasi 9 sebaiknya melakukan upaya –
upaya agar dapat mengecilkan nilai medan listrik yang
ditimbulkan sehingga walaupun terjadi cuaca yang tidak
terduga nilai medan listrik yang ditimbulkan tidak
terlalu besar dan melebihi nilai ambang batas dari
WHO. Untuk lokasi 7 dengan perbandingan yang dihasil
dari pengukuran dan perhitungan, pengukuran yang
dilakukan lebih besar maka lebih baik jika pada lokasi 7
lingkungan sekitar SUTET tersebut mengupayakan
usaha yang dijelaskan oleh peneliti tersebut seperti
menanam pohon disekitar rumah, dan menggunakan
bahan – bahan yang tidak menghantar listrik pada
bagian atas dari rumah lingkungan sekitar. Untuk lokasi
8 dengan perbandingan yang dihasil dari pengukuran
dan perhitungan, pengukuran yang dilakukan lebih besar
maka lebih baik jika pada lokasi 8 lingkungan sekitar
SUTET tersebut mengupayakan usaha yang dijelaskan
oleh peneliti tersebut seperti menanam pohon disekitar
rumah, dan menggunakan bahan – bahan yang tidak
menghantar listrik pada bagian atas dari rumah
lingkungan sekitar. Untuk lokasi 10 dengan
perbandingan yang dihasil dari pengukuran dan
perhitungan, pengukuran yang dilakukan lebih besar
maka lebih baik jika pada lokasi 10 lingkungan sekitar
SUTET tersebut mengupayakan usaha yang dijelaskan
oleh peneliti tersebut seperti menanam pohon disekitar
rumah, dan menggunakan bahan – bahan yang tidak
menghantar listrik pada bagian atas dari rumah
lingkungan sekitar untuk mencegah medan listrik yang
timbul naik cukup besar akibat pengaruh cuaca yang
tidak terduga.
4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pada tabel 4.4 didapatkan nilai
medan listrik terbesar diperoleh pada lokasi nomor 9
sebesar 6,55 kV / m, dan nilai medan listrik terkecil di
peroleh pada lokasi nomor 8 sebesar 1,278 kV / m. Hal
ini dipengaruhi adalah tinggi dari andongan, besar
tegangan, dan gangguan cuaca yang di lalui pada
saluran transmisi pada lokasi tersebut.
Nilai Permitivitas udara pada setiap lokasi yang
menjadi isolator sangat tergantung pada pengaruh
tekanan udara, kondisi cuaca, komposisi gas dalam
udara, dan temparatur atau suhu sekitar. Selain itu tinggi
andongan terendah terhadap tanah juga mempengaruhi
besarnya medan listrik yang ditimbulkan.
Gangguan – gangguan kesehatan yang dapat
terjadi akibat pengaruh dari medan listrik yang ada yaitu
potensi gangguan terhadap sistem darah, kardiovaskular,
reproduksi dan saraf, memerlukan waktu yang panjang
dan tidak dapat dirasakan atau diamati dalam waktu
pendek. Sedangkan potensi gangguan pada sistem
hormonal, psikologis dan hipersensitivitas, umumnya
dapat terjadi dalam waktu pendek.
Referensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Andry.”Perhitungan Kuat Medan Listrik di Bawah
Saluran Transmisi”. Tugas Akhir Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara. 2009
Jr.,William
H.
Hayt
dan
John
A.
Buck,”Elektromagnetika”,Edisi
ketujuh,
Diterjemahkan
oleh:
Irzam
Harmein.S.T,Jakarta:Erlangga,2006
Hutauruk,
T.S.,”Transmisi
Daya
Listrik”,Jakarta:Erlangga,1985.
Begamudre, R.D., ”Extra High Voltage AC
Transmission Engineering”, New Age Internasional,
New Delhi, 2006.
Freeman,
PJ.
“ELECTRIC
POWER
TRANSMISSION AND DISTRIBUTION”, London
1974.
Mentamben, “PERATURAN MENTAMBEN No.
01.P / 47 / MPE / 1992”, Deptamben, Jakarta 1992.
-----“SNI 04-6918-2002 : Ruang Bebas dan
Jarak Bebas Minimum pada Saluran Udara
Tegangan Tinggi ( SUTT ) dan Saluran Udara
TeganganEkstra Tinggi ( SUTET )”, BSN, Jakarta,
2002.
-----“SNI
04-6950-2003
:
Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) – Nilai ambang
batas medan listrik dan medan magnet”, BSN,
Jakarta, 2003.
Gonen, Turan, ”Electric Power Transmission System
Engineering : Analysis & Design”, John wiley and
Sons, inc.Toronto.1988.
Hardika, Iwan, ”Analisa Pengaruh Jarak Antar
Kawat dan Panjang Cross Arm Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV Terhadap Kuat
Medan Listrik”, Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro Semarang, 2012.
http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes, PKK, “MENGATASI
GANGGUAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
AKIBAT
RADIASI
ELEKTROMAGNETIK
DENGAN
MANAJEMEN
BERBASIS
LINGKUNGAN”, Pidato Pengukuhan Universitas
Diponegoro Semarang, 2007.
Swamardika,
Alit,”PENGARUH
RADIASI
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK TERHADAP
MANUSIA”, Universitas Udayana, Bali, 2009.
Nagrath, I. J. Dan Kothari, D. P. “Modern Power
System Analysis”, Tata McGraw – Hill Publishing
Company Limited, New Delhi.
BIODATA PENULIS
Herdyno
Anggarifkyandi
(L2F607029) 13 Maret 1989.
Menempuh pendidikan di SD
sampai SMA di Semarang.
Sekarang sedang menempuh
S1
di
Teknik
Elektro
Universitas
Diponegoro
Konsentrasi Teknik Tenaga
Listrik..
Menyetujui dan Mengesahkan,
Pembimbing I,
Ir. Yuningtyastuti, MT.
NIP. 19520926198303 2 001
Tanggal …………………...
Pembimbing II,
Karnoto, ST., MT.
NIP. 19690709 199702 1 001
Tanggal…………..................
Download