53 BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis

advertisement
BAB VI
ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam
manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan
perusahaan. Pada umumnya lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan
internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan ekternal terdiri dari lingkungan
jauh dan lingkungan industri
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
Kekuatan perusahaan merupakan sumberdaya, keterampilan atau
keunggulan relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani
perusahaan. Kelemahan perusahaan adalah keterbatasan atau kekurangan
sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang serius menghambat kinerja
efektif perusahaan. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal PT
Kaliduren Estates Perkebunan Tugu/Cimenteng adalah faktor sumberdaya
manusia, faktor pemasaran dan distribusi, faktor keuangan dan akuntansi, faktor
produksi, faktor penelitian dan pengembangan. Kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh PT Kaliduren Estates Perkebunan Tugu/Cimenteng digunakan untuk
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang berasal dari lingkungan
eksternal perusahaan. Berikut ini akan dibahas mengenai faktor-faktor internal
dari PT Kaliduren Estates Perkebunan Tugu/ Cimenteng.
6.1.1. Manajemen
Untuk menganalisis fungsi manajemen perusahaan PT Kaliduren Estates,
terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji, yaitu aspek perencanaan,
pengorganisasian, pemberian motivasi,pengelolaan staf,dan aspek pengendalian.
1. Perencanaan
Perusaahan PT Kaliduren Estates telah memeiliki perencanaan tertulis baik
untuk jangka panjang,jangka menengah, maupun jangka pendek. Hal ini terlihat
dari adanya visi,misi,dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis,jelas
dan spesifik. Adanya perencanaan yang tertulis tersebut memudahkan perusahaan
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh PT Kaliduren Estates.
53
Perencanaan jangka pendek dalam selalu memenuhi permintaan konsumen tepat
waktu merupakan hal yang selalu dilaksanakan perusahaan. Untuk perencanaan
jangka menengah dan jangka panjang perusahaan melakukan perencanaan yang
telah sesuai dengan visi perusahaan yaitu pemimpin perusahaan agribisnis yang
menyediakan produk berkualitas tinggi dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian bertujuan untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan
mendefinisikan hubungan pekerjaan dan prioritas. Didalam struktur organisasi, PT
Kaliduren Estates Perkebunan Tugu/Cimenteng dipimpin oleh pemimpin kebun.
Pemimpin kebun mempunyai wewenang untuk melakukan seluruh kegiatan
produksi perusahaan terutama dalam merencanakan strategi, pengambilan
keputusan,
pengawasan
terhadap
jalannya
produksi
perkebunan
secara
keseluruhan. Sedangkan untuk bagian pemasaran dan keuangan PT Kaliduren
Estates melakukan pengambilan keputusan dan pengawasan melalui kantor pusat
yang berada di Jakarta. Dalam menjalankan operasionalisasi perusahaan
melakukan pendekatan top down, dimana seluruh perencanaan dan keputusan
tentang perusahaan berada ditangan pimpinan perusahaan yang berada pada
perkebunan maupun kantor pusat. Karyawan melakasanakan hal hal yang
diputuskan oleh pimpinan sesuai bagiannya masing-masing.
3. Pemotivasian
Pemimpin memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan
perusahaan. Pemimpin juga bertindak sebagai motivator dengan memberikan
motivasi kepada seluruh karyawan yang bekerja dalam organisasi agar para
karyawan termotivasi untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan bersama
perusahaan. Pemberian motivasi dilakukan oleh pemimpin kebun dan pimpinan
kantor pusat melalui komunikasi yang baik dengan karyawan, sehingga
terciptanya kedekatan antara pemimpin perusahaan dengan karyawannya. Salah
satu tindakan yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam pemberian
motivasi kepada karyawannya ialah dengan melakukan olahraga bersama di GOR
dalam lingkungan perkebunan. Olahraga bersama ini dimaksudkan selain untuk
mendekatkan karyawan dengan para pimpinan juga berguna sebagai ajang
54
bertukar pikiran dan nasihat. Pemberian motivasi terhadap karyawan penting
dilakukan karena terkait dengan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan
sehingga para karyawan tersebut tetap merasa nyaman selama bekerja. 4. Pengelolaan staf
Pengelolaan staf dalam sebuah perusahaan terkait dengan budaya kerja
yang diterapkan oleh perusahaan tertentu. Budaya kerja dalam kumpulan
nilai,harapan, serta kebiasaan masing masing orang yang ada di perusahaan
tersebut pada umumnya tetap dipertahankan dari masa ke masa. Pada PT
Kaliduren Estates menetapkan budaya kekeluargaan namun tetap dalam koridor
yang professional. Oleh karena itu, komunikasi yang terjalin antara pimpinan
perusahaan dan para karyawannya menunjukan keakraban. kondisi ini
memudahkan pimpinan dalam memberi wewenang tugas kepada karyawan, selain
itu
para
karyawan
dapat
menyampaikan
sesuatu
kepada
pimpinan
perusahaan/pimpinan kebun yang terkait pekerjaannya dengan mudah. Walaupun
pengelolaan staf pada Perkebunan Tugu/Cimenteng PT Kaliduren Estates
bernuansa kekeluargaan, namun tetap ada etika dan profesionalitas yang harus
dijaga oleh setiap karyawan.
5. Pengendaliaan
Pengendalian
yang
dilakukan
oleh
Perkebunan
Tugu/Cimenteng
diutamakan dalam proses produksinya yaitu mulai dari proses pembibitan sampai
bahan baku lump dari perkebunan karet pemasok. Selain itu proses produksi
crumb rubber juga mendapat perhatian dari segi pengendalian, hal ini dilakukan
oleh kepala tanaman dan kepala pabrik PT Kaliduren Estates. Hal ini dikarenakan
perusahaan memproduksi produk Crumb Rubber yang sudah mempunyai standar
tersendiri yaitu SIR ,sehingga pengawasan dan pengendalian terhadap mutu bahan
baku dari pemasok serta selama proses produksi sangat diperhatikan. Proses
pengawasan oleh laboratorium dilakukan oleh kepala laboratorium dengan
mengambil uji sampel setiap bahan crumb rubber yang diproduksi sebelum
dikirim kepada konsumen. Proses grading produk crumb rubber juga dilakukan di
dalam laboratorium dengan melakukan serangkaian tes,hal ini juga dilakukan
untuk mengertahui produk crumb rubber mana yang gagal produksi atau off
grade.
55
Selain dalam proses produksi pengendalian juga dilakukan pada bagian
manajeman Sumber Daya Manusia (SDM), Keuangan, dan Pemasaran. Untuk
bagian SDM, Manajer SDM selalu memperhatikan kinerja karyawan dan kerja
tim, jika karyawan melakukan keteledoran atau melanggar peraturan maka akan
dikenakan sanksi. Keuangan juga terdapat pengendalian dari pihak internal dan
eksternal perusahaan. Untuk bagian internal keuangan perusahaan selalu diawasi
penggunaannya agar tidak terjadi penyimpangan, sedangkan pengendalian
eksternal perusahaan memakai jasa auditor eksternal untuk melakuakn audit
terhadap perusahaan. Begitu pula dengan bagian pemasaran selalu berada dalam
pengendalian manajer pemasaran agar produk dapat sampai kepada konsumen
dengan tepat waktu.
6.1.2. Sumberdaya Manusia
Berdasarkan sifat hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan,
karyawan di PT Kaliduren Estates dibedakan menjadi karyawan tetap dan tidak
tetap. Karyawan tetap ialah karyawan yang bekerja pada perusahaan dalam jangka
waktu yang tidak ditentukan. Karyawan tidak tetap ialah karyawan yang bekerja
untuk perusahaan dalam waktu yang ditentukan. Karyawan tidak tetap terdiri dari
karyawan bulanan, karyawan harian tetap dan karyawan harian lepas. Pembedaan
jenjang karyawan ini didasarkan atas waktu lama bekerja serta prestasi yang
dihasilkan oleh setiap karyawan. Jenjang pembedaan karyawan mulai dari rendah
sampai tinggi secara berurutan ialah karyawan harian lepas, karyawan harian
tetap, karyawan bulanan, dan staff.
Perkebunan Tugu/Cimenteng atau PT Kaliduren Estates memiliki staff
sebanyak 8 orang yang terdiri dari satu pimpinan kebun dan tujuh karyawan
lainnya yang merupakan staff pada kantor induk perkebunan dan kepala bagian
setiap divisi pada Perkebunan Tugu/Cimenteng. Sedangkan untuk karyawan tidak
tetap sebanyak 1272 orang. Karyawan tidak tetap yaitu karyawan bulanan ialah
para pengawas perkebunan/afdeling dari setiap kebun, staff pada bagian kantor
tanaman dan pabrik serta mandor kebun. Karyawan harian tetap ialah pengawas
pabrik, pengawas langsung pada perkebunan yang terdiri dari pengawas langsung
kebun teh, karet, dan kopi serta tenaga keamanan pada perkebunan
56
Tugu/Cimenteng. Pegawai harian lepas ialah pekerja yang bertugas untuk
pemetikan teh dan penyadapan karet serta pekerja pabrik bagian produksi
pengolahan karet. Klasifikasi dan jumlah karyawan disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16.Klasifikasi dan Jumlah Karyawan Perkebunan Tugu/Cimenteng
PT. Kaliduren Estates Tahun 2009
No.
1
2
3
4
Klasifikasi karyawan
Staff
Karyawan Bulanan
Karyawan Harian Tetap
Karyawan Harian Lepas
Jumlah
Jumlah
8
29
77
1166
1280
Sumber: Bagian HRD PT Kaliduren Estates (2009)
Tenaga kerja di PT Kaliduren Estates atau Perkebunan Cimenteng
memiliki rata-rata jam kerja 8 jam per hari yang dimulai pukul 08.00-16.00 WIB.
Waktu tersebut berlaku untuk bagian kantor adm,keuangan,HRD serta bagian
produksi/pabrik serta Lab. Sedangkan untuk pekerja kebun yaitu kebun kopi,teh,
dan karet dimulai pada pukul 06.00-14.00 WIB. Adapun untuk pekerja teh
pekerjaan mereka ialah pemetikan teh sedangkan untuk karet yaitu penyadapan
karet. Dalam satu minggu terdapat enam hari kerja yaitu Senin-Sabtu, hal ini
berlaku untuk kantor. Adapun untuk bagian perkebunan dan bagian produksi hari
kerja ialah Senin-Minggu namun diliburkan pada hari Jumat.
Sistem penggajian pada PT Kaliduren Estates atau Perkebunan
Tugu/Cimenteng adalah bulanan. Walaupun pekerja dibedakan berdasarkan
karyawan harian tetap atau lepas namun sistem penggajian tetap dilakukan rutin
secara bulanan. Hal ini dilakukan sesuai dengan kebijakan perusahaan dalam
pengelolaannya. Fasilitas yang diberikan perusahaan pada karyawan tetap sampai
karyawan harian tetap berupa rumah tinggal, asuransi kesehatan keluarga,
tunjangan transportasi. Untuk karyawan harian lepas yang rata-rata merupakan
penduduk desa sekitar fasilitas kesehatan diberikan secara penuh berupa
penggantian biaya obat pada rumah sakit rujukan perusahaan.
Tenaga kerja pada PT Kaliduren Estates memiliki kualifikasi pendidikan
yang bermacam-macam. Untuk karyawan tetap yang terdiri dari pimpinan kebun
serta kepala bagian dan staff rata-rata pendidikan mereka ialah SMA-S1. Untuk
57
jenjang pendidikan karyawan harian tetap serta lepas ialah SD-SMA. Kebutuhan
akan tenaga kerja pada perkebunan Tugu/Cimenteng sudah memenuhi kriteria
dalam aspek sumber daya manusianya. Pekerja lapangan atau pekerja yang
bekerja pada kebun sudah memiliki pengalaman yang baik dalam hal perkebunan
karet., begitu pula dengan karyawan yang bekerja pada bagian kantor ataupun
administrasi.
Untuk sistem reward and punishment kepada para karyawannya,
perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri. Untuk sistem reward perusahan
tidak memberikannya dalam pemberian materi namun memberikan penilaian
dalam kinerja dan prestasi karyawan tersebut. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kenaikan jabatan ataupun promosi yang akan didapat oleh karyawan. Kebijakan
ini merupakan sistem yang lebih baik dibandingkan dengan hanya pemberian
materi yang akan habis dalam waktu yang singkat. Punishment diberikan kepada
karyawan yang melanggar disiplin dan aturan perusahaan. Punishment tersebut
diberikan sesuai kesalahan yang dilakukan karyawan mulai dari tingkat rendahberat dengan hukuman berupa teguran lisan hingga pemecatan terhadap karyawan
tersebut.
6.1.3 Produksi dan Operasi
6.1.3.1 Kegiatan Produksi Bahan Baku
Kegiatan Produksi karet Perkebunan Tugu/Cimenteng ialah kegiatan
pembibitan, pemeliharaan tanaman dan kegiatan penyadapan serta pengolahan
karet alam menjadi crumb rubber. Deskripsi dari masing-masing kegiatan ialah
sebagai berikut :
1. Pembibitan
Kegiatan pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit unggul yang
mampu berproduksi secara optimal. Pembibitan yang dilakukan oleh
Perkebunan Tugu/Cimenteng meliputi pembibitan tanaman karet dari biji dan
okulasi. Kegiatan pembibitan sendiri dimulai dari kegiatan pengencambahan,
persemaian, penanaman dalam polybag dan penanaman kebun entries. Bibit
yang dipakai oleh perkebunan Tugu/Cimenteng merupakan klon klon yang
sudah mengalami persilangan seperti BPM24, PB260, PB255.
58
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan pada seluruh tanaman karet baik yang
TBM ataupun TM. Kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiangan,
pengendalian hama penyakit, kontrol terhadap kualitas pohon, penilaian
kualitas sadap.
3. Pemanenan/ Penyadapan
Kegiatan penyadapan dimulai pada pukul 05.00-08.00 WIB yang
dilanjutkan dengan pengumpulan lateks segar pada pukul 10.00-11.00 WIB.
Hal ini berlaku disetiap kebun karet TM yaitu kebun Cikuda dan Cimenteng.
Hasil dari pengumpulan lateks segar tersebut kemudian dibawa ke pabrik
pengolahan di perkebunan Tugu yang selanjutnya akan mengolah hasil lateks
tersebut. Sistem sadap yang dilakukan ialah sistem sadap dari atas dan
kebawah (1/2 Lingkaran).
Perkebunan karet yang dimiliki oleh PT Kaliduren Estates berada pada
ketinggian yang tidak sesuai dengan topografi karet secara normal. Ketinggian
perkebunan karet yang normal ialah 0-400m dpl. Sedangkan untuk perkebunan
karet Tugu/Cimenteng berada pada ketinggian 650-800m dpl. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap pohon karet yang tumbuh tidak sesuai dengan semestinya.
Pohon karet yang berada pada perkebunan Tugu/Cimenteng tumbuh lebih lambat
dan penyadapannya menjadi lebih lama dari seharusnya. Pohon karet normal
dapat disadap dalam waktu 4 tahun setelah ditanam, namun pada perkebunan
Tugu/Cimenteng pohon karet baru dapat disadap pada waktu 6 tahun.
6.1.3.2 Kegiatan Pengolahan Getah Karet
Perkebunan Tugu/Cimenteng melakukan pengolahan lateks menjadi
crumb rubber dengan memanfaatkan dua pabrik yang berbeda lokasi 300 m.
Pabrik pertama ialah pabrik pengolahan lump menjadi compo, sedangkan pabrik
kedua merupakan pabrik pengolahan compo menjadi produk akhir yaitu crumb
rubber. Pabrik pertama berukuran 30x20 m2 yang terdiri atas dua lantai. Lantai
pertama dilakukan sebagai bagian produksi lump menjadi compo, peralatan yang
terdapat pada lantai pertama ialah 3 mesin penggilingan, 4 bak koagulasi
berukuran 70x 300x 40 cm, lift compo, dan timbangan. Sedangkan pada lantai
kedua merupakan tempat pengeringan compo dan gudang sebelum compo tersebut
59
diolah dipabrik kedua. Pada lantai dua terdapat puluhan tiang untuk menjemur
compo tersebut. Untuk penjemuran compo sendiri menghabiskan 7-10 hari
tergantung cuaca dan banyaknya angin sebelum siap untuk diolah.
Pabrik kedua merupakan pabrik utama yaitu pabrik yang mengolah compo
tersebut menjadi crumb rubber. Pabrik utama ini berukuran 50x30 m2 satu lantai
yang dibagi menjadi kantor pabrik dan pabrik itu sendiri. Adapun peralatan yang
terdapat pada pabrik utama ini ialah mesin penggiling, mesin peremah (pisau
schreder), mesin pengeringan (dryer), mesin penimbang, mesin pengepresan, dan
mesin pengepakan. Peralatan tersebut
merupakan
mesin
modern yang
dioperasikan oleh karyawan yang bertanggung jawab pada masing masing mesin.
Crumb rubber yang dihasilkan oleh perkebunan Tugu/Cimenteng ialah SIR 10,
SIR 20, SIR 50 dan Off Grade. Masing masing produk tersebut sudah melalui uji
laboratorium
sebelum
akhirnya
produk
dikirim
kepada
konsumen.Cara
pengolahan dari lateks menjadi crumb rubber ialah sebagai berikut :
1. Pengolahan Lateks Menjadi Compo
Proses pengolahan lateks menjadi compo diawali dengan penerimaan
lateks segar dari perkebunan Tugu/Cimenteng sendiri ataupun lump dari
perkebunan pemasok. Lateks yang segar akan masuk ke dalam bak koagulasi
sampai lateks tersebut menjadi lump yang siap diolah.Proses koagulasi tersebut
berlangsung alami tanpa menambahkan zat kimia apapun. Lump yang sudah
siap dioalah akan dimasukan ke dalam tiga mesin penggiling yang dioperasikan
oleh seorang pekerja pada masing-masing mesin. Setelah lump tersebut
digiling tujuh sampai delapan kali dalam mesin penggiling maka terbentuklah
compo yang siap untuk dikeringkan. Sebelum compo dikeringkan,compo
tersebut akan ditimbang terlebih dahulu sebagai pencatatan oleh pabrik. Compo
yang telah ditimbang kemudian dibawa oleh lift compo ke lantai dua untuk
dikeringkan. Proses pengeringan tersebut menghabiskan waktu selama 7-10
hari. Lamanya proses pengeringan ini tergantung dengan kondisi cuaca dan
angin.Setelah proses pengeringan selesai compo yang dihasilkan diuji oleh
laboratorium untuk mengetahui kualitas SIR yang terdapat pada compo
tersebut. Setelah kualitas SIR diketahui maka compo tersebut akan
dikelompokan di gudang berdasarkan kualitas SIR 10 SIR 20 SIR 50 ataupun
60
Off Grade. Sebagian compo berkualitas Off Grade akan diblending atau
dicampur dengan kualitas SIR yang lebih baik untuk menaikan kualitas compo
off grade. Contoh pemblendingan ini ialah compo kualitas Off Grade akan
diblending dengan SIR 20 untuk mendapatkan compo berkualitas SIR 10.
Compo yang siap untuk diolah akan dibawa kepabrik pengolahan setelah kadar
air yang terdapat didalamnya sebesar 80 persen.
2. Pengolahan Compo Menjadi Crumb Rubber
Proses pengolahan crumb rubber dimulai dengan penerimaan compo dari
pabrik compo sampai menjadi crumb rubber yang siap dikirim ke konsumen.
Pengolahan ini dibagi menjadi dua proses yaitu proses pengolahan basah dan
pengolahan kering. Kedua proses tersebut dapat dilihat pada Gambar diagram 8
dan Gambar diagram 9 alur proses pengolahan crumb rubber sebagai berikut.
Pengolahan Basah
Pemasok
Area Tunggu
Peremahan
Filling Screen
Penerimaan Bahan Olah
Analisa Bahan Olah
Penyimpanan Bahan Olah di
Pembukaan Gulungan
Hasil Remahan disedot Oleh Vortek Pump
Pengisian Bak
Remahan Masuk Pengeringan
Gambar 8. Diagram Pengolahan Basah Crumb Rubber
Proses pengolahan basah Crumb Rubber dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu :
1. Proses penerimaan awal
Proses ini dilakukan dengan penerimaan bahan olah (Compo) dari pabrik
pengolahan lateks menjadi compo. Compo tersebut kemudian akan
disimpan diarea tunggu penyimpanan bahan olah sebelum akan diproses
oleh mesin. Sebelum diolah lebih lanjut bahan olah (compo) tersebut akan
dianalisa oleh mandor pabrik untuk mengetahui apakah compo tersebut
sudah memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan perusahaan.
Pengecekan tersebut menyangkut kadar air dan kekeringan bahan olah
(compo) tersebut.
61
2. Pembukaan gulungan dan proses peremahan bahan olah
Pembukaan gulungan dan proses peremahan bahan olah (compo) akan
dilakukan oleh seorang pekerja pabrik dengan menggunakan mesin creper
dan mesin schreder. Mesin creper berfungsi untuk membuka gulungan
compo menjadi lembaran lembaran compo sebelum dimasukan kedalam
mesin schreder untuk diremah. Mesin schreder akan menggiling
lembaran-lembaran compo menjadi remahan remahan yang akan
dimasukan dan disedot oleh pompa vortex pump.
3. Pengisian trolly remahan
Setelah menjadi remahan compo dan masuk kedalam vortex pump,
remahan tersebut akan dimasukkan kedalam mesin filling screen untuk
memisahkan kadar air dari remahan. Remahan tersebut kemudian
dimasukkan kedalam bak trolly trolly yang digunakan untuk masuk
kedalam proses berikutnya yaitu proses pengeringan.
Pengolahan Kering
Mesin Dryer
Lolos Sortir
Pengambilan Bale Cake
Area Pemixingan
Pengeperesan
Sortir ke-2
Pengemasan &Packing
Sortir 1 Bale Cake
Penimbangan
Pengambilan Sampel Uji Lab
Pemberian Nomer Seri
Area Tunggu Hasil Uji Lab
Penggudangan
Penyimpanan
Pengiriman
Gambar 9. Diagram Pengolahan Kering Crumb Rubber
Setelah melalui proses basah Crumb Rubber akan masuk kedalam proses
pengolahan kering sebagai berikut :
1. Mesin dryer dan pemixingan
Bahan remahan compo yang telah dimasukan ke dalam trolly akan disortir
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah remahan tersebut sudah layak
untuk dilakukan pengeringan dan pemixingan. Jika bahan remahan compo
telah layak maka akan dimasukan kedalam mesin dryer atau mesin
pengeringan. Proses pengeringan tersebut berjalan otomatis dengan
dilakukan oleh satu operator mesin yang bertugas mengoperasikan mesin
tersebut agar suhu dan waktu sesuai dengan yang seharusnya. Proses
62
pengeringan menggunakan dua tahap temperatur/suhu. Suhu pertama yang
dipakai pada mesin dryer ini ialah 115’-122’ C dan suhu kedua ialah 100’120’ C. Waktu yang digunakan dalam satu kali proses drying ialah 8-15
menit. Jika proses telah selesai maka akan dihasilkan crumb rubber dalam
bentuk bale cake berbentuk kubus yang selanjutnya akan ditimbang dan
disortir.
2. Penimbangan SIR dan pengepresan/pengempaan
Bahan bale cake yang telah selesai melalui proses mesin dryer dan
pemixingan akan ditimbang pada timbangan elektronik. Bale cake tersebut
harus berbobot 35 kg sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Jika bobot tersebut lebih atau kurang maka bale cake akan
dipotong atau ditambahkan menggunakan pisau. Setelah didapatkan bale
cake berbobot 35 kg maka bale cake akan ditempa melalui mesin
pengempaan. Proses pengempaan ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk
bale cake yang berbentuk kubus sempurna sehingga siap untuk dikemas.
3. Sortasi dan uji laboratorium
Proses sortasi dilakukan dengan mencugkil kontaminan dan kotoran yang
melekat pada bale cake. Setelah kontaminan dibuang kemudian bale cake
akan dimasukan kedalam forming box dan siap diuji pada laboratorium
untuk diketahui mutu SIR yang dihasilkan. Uji laboratorium dilakukan
pada laboratorium Perkebunan Tugu/Cimenteng dengan mengambil
sampel secara acak pada tumpukan forming box nomer 9,18,27,dan 36.
Pengambilan sesuai urutan tersebut dimaksudkan agar sampel yang
diambil mewakili keseluruhan bale cake yang diproduksi.
4. Pengemasan produk jadi
Setelah melalui uji laboratorium dan diketahui kualitas SIR yang terdapat
pada Crumb Rubber tersebut,maka bale cake akan diberi nomer seri dan
dikemas sesuai dengan kelompok SIR yang ada. Pengemasan dilakukan
dengan menggunakan plastik bening dan direkatkan dengan menggunakan
alat perekat. Setiap forming box berisi 6 small bale disetiap lapisan/sap.
Satu forming box berisi 6 lapisan sehinga terdapat 36 small bale dalam
satu forming box. Proses akhir pengemasan ialah dengan menggunakan
63
shring wrape, pengemasan ini dilakukan untuk membuat kemasan bale
cake rapi dan rapat sehingga tidak ada kotoran yang masuk kedalam
produk crumb rubber.
Setelah melalui proses pengolahan basah dan kering maka produk crumb
rubber akan disimpan dalam gudang sampai dengan waktu pengiriman.
Pengiriman akan dilakukan jika kantor pusat di Jakarta telah menerima pesanan
dari konsumen. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan jasa distributor yang
telah bermitra dengan perusahaan.
Produk crumb rubber yang dihasilkan oleh PT Kaliduren Estates ialah
produk dengan SIR 10,SIR 20, SIR 50. Untuk mengetahui data produksi dari
Perkebunan Tugu/Cimenteng PT Kaliduren Estates dapat dilihat pada Tabel 17
berikut.
Tabel 17. Jumlah Produksi Crumb Rubber PT Kaliduren Estates Tahun
2006-2009 (dalam Kg)
Grade
SIR 3
SIR 5
SIR 10
SIR 20
SIR 50
Off Grade
Total
2006
45.360
36.800
252.209
348.905
299.047
982.321
2007
8995
819.486
1.134.630
66.670
267.009
2.296.796
2008
268.380
2.102.345
272.690
112.382
2.755.797
2009
1.106.119
1.121.045
60.060
27.187
2.314.411
Sumber : Data Bagian Produksi PT Kaliduren Estates (2009)
Dari data bagian produksi Perkebunan Tugu/Cimenteng dapat terlihat
peningkatan produksi dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Tahun 2006
perkebunan Tugu/Cimenteng masih sedikit berproduksi dikarenakan pabrik yang
masih baru serta karyawan yang belum mahir mengoperasikan mesin yang ada
Faktor baru dapat disadapnya pohon karet yang terdapat pada perkebunan
Tugu/Cimenteng juga mempengaruhi kecilnya produksi. Kualitas produk crumb
rubber yang dihasilkan masih terdapat SIR 3 dan SIR 5 yang kurang diminati
oleh konsumen. Namun tahun berikutnya kenaikan jumlah produksi hampir
mencapai 150 persen dikarenakan karyawan pabrik mulai mahir mengoperasikan
mesin dan kenaikan jumlah produk karet dari perkebunan Tugu/Cimenteng.
Kualitas SIR 3 pun mulai tidak diproduksi dan SIR 5 mulai menurun produksinya.
64
Hal tersebut berbanding terbalik dengan crumb rubber SIR 50 yang mulai dapat
diproduksi oleh pabrik. Kenaikan produksi juga meningkat pada tahun 2008
seiring produk SIR 50 yang mulai meningkat dan SIR 5 yang tidak diproduksi
kembali.Tahun berikutnya produksi mulai menurun akibat adanya krisis global
yang melanda sehingga kenaikan biaya produksi dan bahan baku tidak dapat
dihindari. Namun begitu kualitas dan kinerja produksi pabrik pengolahan crumb
rubber perkebunan Tugu/Cimenteng tidak berpengaruh secara signifikan.
Produk crumb rubber yang dihasilkan oleh perkebunan Tugu/Cimenteng
sudah mendapat lisensi SNI dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia. Produk yang berlabel SNI dalam bidang karet alam olahan
(crumb rubber) belum banyak dimiliki oleh perusahaan pengolah karet alam di
Sukabumi sehingga menjadi salah satu keunggulan produk crumb rubber yang
dihasilkan oleh PT Kaliduren Estates.
6.1.4 Keuangan
Pendirian sebuah perusahaan, diperlukan sejumlah modal. Modal tidak
hanya berupa uang tapi juga bentuk investasi lainnya seperti lahan,bangunan,dan
alat alat proses produksi. PT Kaliduren Estates saat ini menggunakan modal dari
perusahaan induk PT.JA.Wattie dan sebagian pemegang saham. Pemegang saham
pada PT Kaliduren Estates ialah PT.Jaya Agra Wattie, PT.Aji Lebur Seketi,
PT.Sinar Kasih Abadi. Total modal dari pemegang saham PT Kaliduren Estates
mencapai Rp. 1.390.800.000. Berdasarkan hasil wawancara dengan perusahaan,
PT Kaliduren Estates tidak melakukan pinjaman ke lembaga keuangan/bank. Hal
ini disebabkan karena jika terjadi adanya kekurangan dalam modal PT Kaliduren
Estates
maka
induk
perusahaan yaitu PT.JA Wattie akan
membantu
pendanaannya.
Kondisi keuangan PT Kaliduren Estates saat ini tergolong cukup baik.
Kondisi keuangan yang baik ini diharapkan oleh perusahaan agar perusahaan
dapat tetap hidup dan berkembang. Keuangan perusahaan berjalan dengan baik
dikarenakan
perusahaan
mendapatkan
pendapatan
dari
konsumen
yang
membayarkan tagihannya tepat waktu. Pembayaran oleh PT Kaliduren Estates
kepada para pemasok dan mitra perusahaanpun juga tepat waktu. Keuangan yang
dikelola secara profesional oleh perusahaan dan dibantu dengan melakukan
65
pencatatan keuangan yang baik menjadi salah satu kekuatan perusahaan dalam
bidang keuangan dan administrasi. Salah satu pencatatan yang modern dilakukan
oleh perusahaan dengan penggunaan Program Navision by Microsoft.
Aset tetap yang digunakan dalam melakukan kegiatan operasional
perusahaan PT Kaliduren Estates merupakan asset milik sendiri. Aset tetep
tersebut diantaranya ialah lahan perkebunan, bangunan kantor, bangunan pabrik,
mesin mesin pada pabrik pengolahan karet, dan lain-lain.
6.1.5 Pemasaran
Pemasaran
merupakan
proses
mendefinisikan,
mengantisipasi,
menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan barang
dan jasa. Pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga,
distribusi, dan promosi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masingmasing bauran pemasaran pada Perkebunan Tugu/Cimenteng PT Kaliduren
Estates :
1. Produk
Produk yang dihasilkan oleh Perkebunan Tugu/Cimenteng PT Kaliduren
Estates ialah produk karet alam olahan setengah jadi yaitu crumb rubber.
Crumb rubber merupakan hasil olahan dari lateks gumpalan (lump) yang telah
diolah pada pabrik pengolahan crumb rubber yang menjadi bahan baku pada
pembuatan produk berbahan dasar karet seperti ban,sepatu,sabuk pengangkut,
pipa karet,dan lain lain. Produk crumb rubber yang dihasilkan oleh perusahaan
PT Kaliduren Estates ialah produk yang memiliki kualitas/mutu SIR 10,SIR
20,dan SIR 50. Perbedaan SIR ini didasarkan atas kadar kotoran, kadar abu,
dan plastisitas dari masing-masing crumb rubber yang dihasilkan. PT
Kaliduren Estates selalu mengutamakan kualitas crumb rubber yang
dihasilkan.
Produk crumb rubber yang telah memasuki pasar internasional dengan
diekspor ke negara seperti Jepang dan Singapura,menuntut perusahaan selalu
menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Selain itu,
faktor kualitas bahan baku lump yang diperoleh dari pemasok ataupun dari
kebun sendiri juga sangat mempengaruhi kualitas crumb rubber yang
dihasilkan. Oleh sebab itu perusahaan melakukan pengawasan yang ketat
66
terhadap kualitas bahan baku. Dalam proses produksi perusahaan juga
melakukan pengawasan yang ketat terutama dalam hal sortasi dan peremahan
bahan baku. Pengujian laboratorium terhadap produk crumb rubber yang
diproduksi merupakan salah satu usaha perusahaan dalam menjaga kualitas
produk yang dihasilkan. Salah satu keunggulan PT Kaliduren Estates lainnya
dalam hal produk ini ialah produk crumb rubber yang dihasilkan sudah
mendapatkan lisensi SNI dari Departemen Perdagangan Republik Indonesia.
2. Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur dari bauran pemasaran yang
menghasilkan
penerimaan
bagi
perusahaan
sedangkan
yang
lainnya
menimbulkan biaya. Harga juga dapat menunjukan posisi perusahaan dalam
persaingan. Menurut Umar (2008), penetapan harga yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan, pada umumnya didasarkan oleh empat pendekatan, yaitu
(1) Berdasarkan biaya,yaitu dengan memberikan atau menambahkan suatu
`mark up` baku untuk labanya; (2) Analisis pulang pokok, yaitu penggunaan
konsep bagan pulang-pokok yang menunjukan total biaya dan jumlah
pendapatan yang diharapkan pada beberapa tingkat volume penjualan sehingga
titik potong antara kedua kurva merupakan volume kurang pokok; (3)
Berdasarkan persepsi pembeli, yaitu melakukan survey untuk harga barang
yang sama oleh beberapa penjual yang ditanyakan langsung kepada konsumen;
(4) Berdasarkan persaingan, yaitu penetapan harga dilakukan setelah meneliti
harga yang ditetapkan oleh para pesaing dekatnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer pemasaran perusahaan
penetapan harga crumb rubber pada PT Kaliduren Estates didasarkan atas
harga pada pasar dunia dari SICOM (Singapura Market) Dan TOCOM (Tokyo
Market). Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin menjual produknya sesuai
dengan harga yang bersaing pada lingkup area dalam negeri dan luar negeri
pada pasaran produk olahan karet crumb rubber, sehingga PT Kaliduren
Estates dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.
Saat ini, penetapan harga untuk crumb rubber untuk SIR 20 dan SIR 10
ialah Rp 22.500/Kg dan untuk SIR 50 adalah Rp 21.000/Kg. Harga tersebut
merupakan harga rata-rata dari perhitungan perusahaan dikarenakan harga
67
crumb rubber pada SICOM dan TOCOM terus mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Penetapan biaya yang diberikan kepada setiap konsumen ialah
sama, dan yang membedakan ialah biaya ongkos kirim. Besarnya biaya ongkos
kirim yang ditetapkan perusahaan tergantung dari dekat/jauhnya perusahaan
mengirim produk tersebut.
3. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang
yang dipasarkannya kepada konsumen. PT Kaliduren Estates menggunakan
jasa distributor yaitu jasa transporter/ekspedisi dan dari induk perusahaan yaitu
PT.JA.Wattie. Berikut merupakan penjelasan mengenai jalur distribusi pada
PT Kaliduren Estates melalui Gambar 10.
Perkebunan
Tugu/Cimenteng
Jasa Transportir/
Ekspedisi
Konsumen
Gambar 10. Saluran Distribusi Produk PT Kaliduren Estates
Dari Gambar 10 dapat diketahui bahwa saluran distribusi produk pada PT
Kaliduren Estates hanya terdapat satu saluran distribusi. Pola distribusi ialah
Perkebunan Tugu/Cimenteng akan mendapat pesanan untuk konsumen dari
bagian pemasaran perusahaan yang berada di Jakarta. Kebun Tugu/Cimenteng
akan mengirimkan produk crumb rubber kepada konsumen dengan menggunakan
jasa transportir baik kepada konsumen dalam negeri dan luar negeri.
Konsumen dari produk crumb rubber PT Kaliduren Estates merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan produk turunan karet yaitu
ban dan trading. Trading ialah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan penyedia segala macam produk industri. Perusahaan konsumen dari
produk PT Kaliduren Estates ini berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Untuk
mengetahui konsumen dari produk crumb rubber PT.Kaliduren Estatetes dapat
dilihat pada Tabel 18.
68
Tabel 18. Konsumen Crumb Rubber PT Kaliduren Estates Tahun 2009
Nama Konsumen
PT.Bersatu Abadi
PT Bitung Gunasejahtera
PT Sarana Karindo
CV. Wira Jaya
PT.Wilson Tunggal Perkasa
Taishin Co. Ltd.
TONG TEIK Pte. Ltd
Daerah Konsumen
Jakarta
Lebak,Banten
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jepang
Singapura
Sumber: Bagian Pemasaran PT Kaliduren Estates,2009
Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa konsumen dari PT Kaliduren Estates
untuk produk crumb rubber berasal dari dalam negeri terutama Jakarta, sedangkan
untuk konsumen luar negeri perusahaan mempunyai konsumen yang berasal dari
Jepang dan Singapura.Untuk konsumen dalam negeri perusahaan menggunakan
truk untuk mengangkut barang kepada konsumen, sedangkan untuk konsumen
dari luar negeri menggunakan jasa kapal laut.
4. Promosi
Menurut Umar (2008), pemasaran tidak hanya membicarakan produk,
harga produk, dan pendistribusian produk, tetapi juga mengkomunikasikan produk
ini kepada masayarakat agar produk dikenal dan akhirnya melakukan pembelian
terhadap produk tersebut. Dalam memasarkan produk crumb rubber, PT
Kaliduren Estates tidak mempunyai strategi promosi yang spesifik yang dilakukan
oleh perusahaan. Perusahaan hanya menggunakan konsumen tetap yang loyal
dengan PT Kaliduren Estates yang meyakini produk crumb rubber yang
dihasilkan memiliki keunggulan terutama kualitas yang lebih baik dibanding
pesaing dan sesuai dengan keinginan konsumen.
Penggunakan teknologi dalam bidang pemasaran seperti e-commerce atau
iklan elektronik belum digunakan perusahaan.Penggunaan internet sebagai media
yang potensial untuk mempromosikan perusahaan belum terlalu maksimal
dilakukan oleh PT Kaliduren Estates. Begitu pula dengan pemasangan iklan di
media,tentunya jika ini dilakukan akan membantu perusahaan dalam mengenalkan
produknya kepada masyarakat dan konsumen potensial lainnya. Hal ini menjadi
salah satu kekurangan perusahaan yang harus dicermati dan dicari solusinya.
69
6.1.6 Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan dapat merupakan keunggulan bersaing,
karena memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang
ditingkatkan baik model, fungsi, manfaat yang dapat diperoleh sehingga dapat
dipasarkan.
2) Penelitian dan pengembangan juga ditujukan untuk meningkatkan efisiensi
proses opersional perusahaan sehingga mampu mencapai keunggulan biaya
yang dapat memperbaiki kebijakan laba atau marjin laba.
PT Kaliduren Estates Perkebunan Tugu/Cimenteng mempunyai bagian
khusus untuk penelitian dan pengembangan perusahaan. Fasilitas yang dimiliki
oleh Perkebunan Tugu/Cimenteng ialah laboratorium hayati dan crumb rubber.
Laboratorium tersebut dipimpin oleh seorang kepala laboratorium yang bertugas
untuk melakukan riset terhadap budidaya tanaman dan pengolahan karet alam.
Peralatan yang dimiliki oleh laboratorium tersebut modern karena sudah
dioperasikan oleh mesin dan tenaga ahli yang sudah berpengalaman. Mesin yang
dimiliki oleh laboratorium tersebut antara lain pemeriksa kadar abu, bansena lat,
labmill, desikator, muffle, dan oven dengan suhu yang berbeda.
Laboratorium tersebut selain menjadi pusat riset bagi perkebunan
Tugu/Cimenteng juga menjadi laboratorium uji terhadap produk yang dihasilkan
oleh pabrik crumb rubber untuk diketahui kualitas SIR nya. Adanya fasilitas
penelitian dan pengembangan pada Perkebunan Tugu/Cimenteng menjadi
keunggulan tersendiri dibandingkan dengan perkebunan sejenis lainnya.
Perkebunan lain diluar PT Kaliduren Estates yang belum memiliki laboratorium
uji crumb rubber ,sering melakukan uji produk mereka di laboratorium
perkebunan Tugu/Cimenteng. Hal ini juga menjadi salah satu faktor terpercayanya
fasilitas penelitian dan pengembangan pada PT Kaliduren Estates.
Secara
keseluruhan faktor kekuatan dan kelemahan PT Kaliduren Estates dapat dilihat
pada Tabel 19.
70
Tabel 19. Faktor Internal PT Kaliduren Estates
Kekuatan
Perusahaan memiliki saluran distribusi
yang baik dan efektif biaya
Perusahaan menghasilkan produk yang
baik dan berlabel SNI
Pelanggan yang memiliki loyalitas
terhadap perusahaan
Perkebunan Tugu/Cimenteng
menerapkan sistem pencatatan dan
keuangan uang yang sangat baik
Adanya fasilitas laboratorium dan R&D
Teknologi produksi pada pabrik
pengolahan karet sudah modern
Modal perusahaan yang cukup besar
Perkebunan Tugu/Cimenteng memiliki
tenaga kerja yang terampil dan
berpengalaman
Kelemahan
Lokasi perkebunan yang tidak strategis
berakibat pada produk karet yang
dihasilkan
Kurang adanya promosi dan iklan
dalam bidang pemasaran
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari analisis lingkungan operasional,
faktor lingkungan eksternal tersebut tidak dapat dipengaruhi perusahaan secara
langsung. Analisis faktor eksternal usaha bertujuan untuk mengembangkan daftar
peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari usaha
tersebut. Untuk menganalisis faktor eksternal, harus diketahui terlebih dahulu
informasi tentang kondisi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintah, hukum, dan teknologi.
Lingkungan eksternal terdiri dari
faktor makro dan faktor lingkungan industri.
6.2.1. Faktor Makro
Faktor lingkungan makro perusahaan sering disebut dengan faktor
lingkungan jauh perusahaan.
Faktor lingkungan makro terdiri dari faktor
ekonomi, politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang dapat mempengaruhi
perusahaan.
6.2.1.1. Ekonomi
Aspek ekonomi merupakan aspek terpenting dalam mempengaruhi
pemasaran produk karet olahan. Dengan melihat indikator-indikator ekonomi,
71
perusahaan dapat memperkirakan pengaruh yang terjadi terhadap perusahaan dan
dapat menentukan kebijakan yang tepat bagi perkembangan perusahaan. Menurut
Umar (2008) beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
ekonomi suatu negara antara lain siklus bisnis,ketersediaan energi, inflasi, suku
bunga, investasi, harga produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja
Variabel-variabel yang mempengaruhi faktor ekonomi diantaranya adalah adanya
nilai tukar mata uang (kurs) Rupiah terhadap dollar,kenaikan harga karet alam,
serta harga BBM yang saat ini stabil.
1.
Harga BBM yang stabil
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memiliki pengaruh sangat besar
terhadap perkembangan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan harga BBM
mempengaruhi biaya operasional yang digunakan oleh perusahaan dan harga jual
produk. Kebijakan penurunan harga BBM pada tanggal 15 Januari 2009 untuk
jenis premium dari Rp. 5000,00 per liter menjadi Rp. 4500 per liter setelah
sebelumnya pemerintah telah menurunkan sebanyak dua kali penurunan,
berdampak pada penurunan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Data
perkembangan harga BBM dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
Tabel 20. Perkembangan Harga BBM Indonesia Tahun 2008-2009
No.
1
2
3
4
5
6
7
Terhitung Mulai
Tanggal
24/05/2008
01/12/2008
15/12/2008
01/01/2009
15/01/2009
01/02/2009
15/02/2009
Harga BBM (Rp/liter)
Minyak
Minyak Solar
Tanah
6.000
2.500
5.500
5.500
2.500
5.500
5.000
2.500
4.800
5.000
2.500
4.800
4.500
2.500
4.500
4.500
2.500
4.500
4.500
2.500
4.500
Premium
Sumber : PT. Pertamina (2009)
Pada Tabel 20 terlihat bahwa harga premium yang menjadi bahan bakar
mobil yang digunakan sebagai alat transportasi bagi kegiatan operasional
perusahaan mengalami penurunan harga menjadi Rp. 4.500,00. Penurunan harga
premium ini berdampak pada berkurangnya biaya distribusi dari pabrik
perkebunan Tugu/Cimenteng kepada konsumen.
Selain itu, turunnya harga
72
premium juga berdampak kepada penurunan biaya produksi pabrik yang
menggunakan bahan bakar solar untuk produksi, serta akan menghemat biaya
produksi yang harus dikeluarkan perusahaan.
2.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar (kurs)
Nilai kurs rupiah terhadap nilai tukar dollar sangat berpengaruh terhadap
harga jual produk jika produk tersebut diekspor. Jika kurs Rupiah mengalami
penguatan terhadap nilai tukar Dollar Amerika Serikat seperti saat ini maka PT
Kaliduren Estates mendapat ancaman dari segi jumlah permintaan produk crumb
rubber yang lebih kecil dari konsumen luar negeri. Nilai tukar Rupiah terhadap
Dollar dalam periode 2009-2010 dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.
Tabel 21. Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar 2009-2010 ( Dalam Rp/$)
Bulan/ Tahun
Jan 2009
Mei 2009
Sep 2009
Des 2009
Jan 2010
Mei 2010
Kurs Jual
11.412
10.392
9.729
9.447
9.412
9.226
Kurs Beli
11.298
10.288
9.633
9.353
9.318
9.134
Sumber : Bank Indonesia (2010)
Dari Tabel 22 diatas dapat terlihat bahwa dari Bulan Mei 2009 sampai
dengan Mei 2010 nilai tukar Rupiah terhadap Dollar bertahan di sekitar jumlah
9000an Rupiah/US$ dan mengalami penguatan. Hal ini akan berdampak pada
harga didalam negeri yang akan lebih mahal dibandingkan harga crumb rubber di
Negara lain yang memiliki nilai Dollar lebih lemah, sehingga konsumen PT
Kaliduren Estates yang berasal dari Jepang dan Singapura akan menurunkan
permintaannya terhadap produk perusahaan. Hal itu dikarenakan produk crumb
rubber yang dibayarkan oleh konsumen dari luar negeri tersebut menggunakan
mata uang Dollar. Bahkan tidak menutup kemungkinan perusahaan akan
kehilangan konsumen yang telah loyal saat ini dan beralih kepada perusahaan di
luar Negara Indonesia. Penguatan nilai Rupiah terhadap Dollar berbanding
terbalik dengan semakin meningkatnya harga karet alam dunia yang dapat dilihat
pada Tabel 22 berikut ini.
73
Tabel 22. Harga Karet Alam Dunia Tahun 2006-2010 (US$/Poundsterling)
Bulan/ Tahun
Mei 2006
Mei 2007
Mei 2008
Mei 2009
Mei 2010
Harga Karet Alam
111,80
106,75
139,05
76,39
166,91
Sumber: International Monetary Fund (2010)
Dari Tabel 22 diatas dapat terlihat bahwa harga karet alam dunia terus
mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar 111,80 $/£ hingga 2010 yang
mencapai 166,91 $/£ meskipun pada tahun 2009 sempat mengalami penurunan.
Dengan kemungkinan akan terus naiknya harga karet alam dunia, ini menjadi
ancaman bagi PT Kaliduren Estates, dikarenakan konsumen asing yang telah
mengimpor produk crumb rubber dari PT Kaliduren Estates akan lebih memilih
perusahaan lain yang menawarkan produk crumb rubber dengan harga yang lebih
murah dalam nilai Dollar. Tentunya ini merupakan potensi kerugian bagi
perusahaan dalam meningkatkan keuntungannya disaat harga karet alam dunia
meningkat.
6.2.1.2 Faktor Lingkungan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan mempunyai dampak
besar pada produk, pasar, dan pelanggan.
demografi
dan
lingkungan
tersebut
Kecenderungan, sosial budaya,
membentuk
cara
hidup
dan
cara
mengkonsumsi. Keadaan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan suatu daerah,
diantaranya pertumbuhan penduduk,perubahan gaya hidup masyarakat yang
memandang kendaraan bermotor sebagai kebutuhan , Rusaknya hutan disekitar
perkebunan dapat menjadi variabel yang mempengaruhi PT Kaliduren Estates
1.
Pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan kendaraan bermotor
Semakin meningkatnya penduduk Indonesia menjadi peluang perusahaan
dalam pengembangan usaha perusahaan dengan mendapatkan konsumen
konsumen baru dan pasar baru. Pertumbuhan penduduk Indonesia dapat dilihat
pada Tabel 23 berikut ini.
74
Tabel 23. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 2006-2009
Tahun
2006
2007
2008
2009
Penduduk (Ribu jiwa)
222.747
225.642
228.563
231.470
Laju Pertumbuhan (persen)
1,30
1,28
1,29
Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
Dari Tabel 23 dapat diketahui bahwa pertumbuhan jumlah penduduk
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatan laju
pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2008 hingga tahun 2009
adalah sebesar 1,29 persen. Peningkatan jumlah penduduk ini tersebut
menyebabkan peningkatan konsumsi terhadap produk kendaraan bermotor.
Gaya hidup masyarakat yang memandang kendaraan bermotor menjadi
salah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari akan berimbas pada
peningkatan permintaan kendaraan bermotor. Peningkatan permintaan tersebut
akan meningkatkan pula permintaan ban untuk kendaraan bermotor tersebut. Ban
yang merupakan produk turunan dari hasil karet alam olahan menjadi salah satu
komponen penting bagi produsen kendaraan bermotor di Indonesia. Jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel
24.
Tabel 24. Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia Tahun 2005- 2008
Tahun
2005
2006
2007
2008
Mobil
5.494.034
6.615.104
8.864.961
9.859.926
Bis
1.184.918
1.511.129
2.103.423
2.583.170
Truk
2.920.828
3.541.800
4.845.937
5.146.674
Motor
28.556.498
33.413.222
41.955.128
47.683.681
Jumlah
38.156.278
45.081.255
57.769.449
65.273.451
Sumber : Kepolisian Republik Indonesia (2008)
Dari Tabel 24 diatas menunjukan peningkatan yang sangat signifikan
terhadap pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun ketahun.
Peningkatan tersebut meliputi semua jenis kendaraan mulai dari mobil
penumpang,bis,truk,dan sepeda motor. Jumlah yang terus meningkat merupakan
peluang bagi PT Kaliduren Estates yang memproduksi karet alam olahan untuk
diolah menjadi ban, ban merupakan komponen yang penting bagi kendaraan
75
bermotor. PT Kaliduren Estates dapat melihat ini sebagai peluang untuk
meningkatkan skala usaha perusahaan.
2.
Semakin rusaknya hutan disekitar areal perkebunan
Hutan merupakan penyangga ekosistem alam dan berpengaruh terhadap
perkebunan karet secara langsung. Jika hutan terganggu maka pertumbuhan karet
perkebunan Tugu/Cimenteng akan terganggu pula. Kerusakan hutan secara umum
di Jawa Barat saat ini sangat mengganggu bagi kelestarian alam dan ekosistem di
sekitar perkebunan. Daftar jenis kerusakan dan gangguan hutan di Jawa Barat
dapat dilihat pada Tabel 25 berikut.
Tabel 25. Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan di Jawa Barat Periode 2004-2005
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Gangguan
Pemukiman Liar
Perambahan
Peladangan Liar
Pencurian Hasil Hutan
Bencana Alam
Perburuan Liar
Penggembalaan Liar
Kebakaran Hutan
PETI
Satuan
KK
Ha
Ha
Btg
Ha
Kasus
Ha
Ha
Ha
2004
607,60
1.628,43
11.673,32
123
11
116
1249,45
99
2005
777,00
2.018,19
8.979
23,57
124,20
935,04
7,50
Sumber : Dinas Kehutanan Jawa Barat (2005)
Dari Tabel 25 diatas dapat terlihat bahwa masih terdapat kerusakan hutan
di Jawa Barat baik dari segi gangguan seperti perburuan liar, kebakaran hutan,
ataupun masih adanya pemukiman liar di hutan yang sebenarnya termasuk
kawasan hutan konservasi atau Kawasan Taman Nasional. Jumlah kerusakan atau
gangguan dari tahun 2004 sampai 2005 bervariasi, terdapat jumlah gangguan yang
mengalami penurunan seperti pencurian hasil hutan,kebakaran hutan, dan
kebakaran hutan. Namun, terdapat pula gangguan yang mengalami peningkatan
seperti perambahan hutan, penggembalaan liar. dan pemukiman liar. Hal ini
merupakan ancaman yang harus dihindari perusahaan PT Kaliduren Estates yang
terletak di daerah Sukabumi, Jawa Barat agar tidak mengalami kerugian dimasa
yang akan datang.
76
6.2.1.3 Aspek Politik, Hukum, dan Pemerintahan
Pemerintah sebagai lembaga formal memegang peran penting dalam
pengembangan berbagai macam usaha yang ada. Pemerintah merupakan pemberi
subsidi, pembuat kebijakan dan pelanggan dari berbagai organisasi. Di negara
berkembang seperti Indonesia, lingkungan politik memiliki pengaruh riil terhadap
keberhasilan dan kegagalan melalui peluang dan ancaman usaha yang
ditimbulkan. Oleh karena itu, faktor politik, pemerintah dan hukum dapat
berpengaruh terhadap keputusan penyusunan strategi perusahaan.
Berikut ini
merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap
perkembangan industri perkebunan, adalah :
1.
Kebijakan Pemerintah Daerah tentang Pajak Produksi Hasil Perkebunan
Peraturan-peraturan tentang Pajak Produksi Hasil Perkebunan jumlahnya
bervariasi sesuai dengan ketentuan masing-masing Pemda. Penetapan jumlah
pajak produksi hasil perkebunan karet dapat merangsang pengembangan bisnis
karet alam olahan ataupun menjadi penghambat. Selain Perda tentang pajak,
beberapa perda lainnya yang berdampak negatif terhadap bisnis karet alam ialah
retribusi pemakaian jalan. Contoh contoh Perda yang berdampak negatif terhadap
perkebunan karet ialah
•
Peraturan Daerah Kab. Deli Serdang No.27 Th.2000 tentang pajak
produksi hasil tanaman Perkebunan Negara/Daerah, Swasta, dan
perkebunan rakyat di Kab. Deli Serdang. Pajak yang dikenakan ialah
untuk karet sebesar Rp.6/Kg, coklat Rp.5/Kg, Kelapa Sawit Rp.5/Kg.
Perda ini mengenakan pajak atas produksi tertentu oleh tingkat
pemerintahan daerah akan merintangi arus sumber daya ekonomi antar
daerah maupun ekspor impor. Pada prinsipnya hasil produksi pertanian
maupun perkebunan telah diperhitungkan dalam pengenaan PBB sehingga
pajak tersebut tumpang tindih dengan pajak Pusat.
•
Peraturan Daerah Kabupaten Trenggamus No.3 Tahun 2000 tentang
Retribusi Pembinaan Asosiasi Pedagang Pengumpul Hasil Perkebunan.
Pajak yang dikenakan ialah karet Rp.25/Kg, kopi Rp.10/Kg, Lada
Rp.50/Kg,dan kakao Rp 10/Kg. Pembinaan terhadap pedagang pengumpul
hasil perkebunan merupakan urusan pemerintahan yang seyogyanya
77
dibiayai dari penerimaan umum pungutan terhadap asosiasi pedagang
pengumpul hasil perkebunan bukan bersifat pajak sebab tidak ada jasa
yang disediakan oleh pemerintah daerah yang memberikan manfaat bagi
pedagang dan masyarakat secara umum. Pungutan daerah terhadap
asosiasi yang dikenakan atas pengangkutan hasil perkebunan keluar daerah
mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang bertentangan dengan kebijakan
nasional.
•
Peraturan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan No.25 Tahun 2000 tentang
Retribusi Membawa hasil perkebunan keluar Daerah Kabupaten Bengkulu
Selatan. Pajak yang dikenakan ialah Karet Rp.5000/Kg, Kopi Rp.
7500/Kg, Lada Hitam Rp. 10.000/Kg, Cengkeh Rp.7500/Kg, Durian Rp.
4.000/Kg, dan Pisang Rp. 4.000/Kg. Pengenaan pungutan terhadap setiap
hasil perkebunan keluar daerah tidak seharusnya dikenakan retribusi,
sebab tidak ada jsa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Kegiatan
membawa hasil perkebunan keluar daerah juga tidak memerlukan
pengendalian dan pengawasan dari Pemerintah Daerah karena tidak ada
aspek kepentingan umum yang dilindungi. Selain itu pungutan daerah
terhadap pengangkutan hasil perkebunan keluar daerah Kabupaten/Kota
akan merintangi arus perdagangan antar daerah.
Perkebunan Tugu/Cimenteng PT Kaliduren Estates sampai saat ini tidak
mendapatkan masalah atas adanya Perda tersebut diatas dikarenakan tidak adanya
pajak khusus oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi yang memungut hasil
perkebunan. Namun adanya pungutan-pungutan liar pada saat pendistribusian
produk kedaerah konsumen oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab
merupakan ancaman yang patut diwaspadai oleh perusahaan. Begitu juga dengan
pemungutan pajak produksi perkebunan oleh Pemda setempat, perusahaan tetap
harus waspada yang mungkin berdampak negatif terhadap perusahaan.
2.
Adanya Stabilitas Politik dan Keamanan
Situasi politik yang kondusif dan keamanan secara nasional yang kondusif
sangat berpengaruh terhadap industri karet alam. Dengan keadaan kondisi
perpolitikan yang baik akan mendorong kepercayaan publik terhadap pemerintah
sehingga pihak asing tidak ragu untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan
78
asal Indonesia. PT Kaliduren Estates merupakan perusahaan yang melakukan
kerjasama dengan pihak asing yaitu konsumen yang berasal dari Jepang dan
Singapura. Dengan adanya kepercayaan terhadap iklim dunia usaha dalam negeri
akan semakin meningkatkan loyalitas konsumen perusahaan yang berasal dari luar
negeri. Kepastian keamanan dalam negeri juga berpengaruh sama dengan
stabilitas politik.
Keamanan sekitar perusahaan sendiri yaitu perkebunan Tugu/Cimenteng
sangat stabil terbukti dengan tidak adanya pencurian produk tanaman perkebunan
baik itu teh ataupun karet. Kerjasama dengan masyarakat sekitar dan kemitraan
dengan tokoh masyarakat menjadi pagar tersendiri bagi perusahaan sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian akibat faktor keamanan.
6.2.1.4 Aspek Teknologi
Perubahan teknologi akan memberikan dampak bagi perusahaan.
Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus
dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.
Kemajuan teknologi dapat
mempengaruhi produk, pasar, pemasok, distribusi, dan proses manufaktur.
Kemajuan teknologi dalam bidang produksi, teknologi informasi,
teknologi pemasaran serta transaksi keuangan merupakan peluang peluang yang
menjadi faktor eksternal yang berpengaruh terhadap setiap perusahaan termasuk
PT. Kaliduren Estates. Perkembangan teknologi produksi sudah dimiliki oleh PT.
Kaliduren Estates dengan penggunaan mesin mesin modern serta tenaga tenaga
ahli yang mahir menggunakannya. Mesin mesin seperti mesin penggiling, mesin
peremah, mesin pengering, serta timbangan elektronik ialah peralatan yang
dimiliki oleh Perkebunan Tugu/Cimenteng yang masih sedikit digunakan oleh
perusahaan pengolahan karet alam lainnya. Fasilitas laboratorium dan
pengembangan juga termasuk teknologi perusahaan yang menjadi peluang untuk
lebih dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Perkembangan teknologi pemasaran dan transaksi keuangan juga
berpengaruh terhadap bidang usaha perkebunan Tugu/Cimenteng. Pemasaran
yang menggunakan jasa online atau disebut e-commerce menjadi peluang bagi
perusahaan agar produk perusahaan dapat lebih dikenal. PT Kaliduren Estates saat
ini belum menerapkan strategi promosi yang khusus dan hanya mengandalkan
79
konsumen yang sudah loyal terhadap perusahaan. Namun begitu jika perusahaan
menggunakan fasilitas teknologi pemasaran tentunya akn lebih mengembangkan
perusahaan. Transaksi keuangan dengan sistem online juga menjadi peluang
perusahaan agar lebih efisien dan efektif biaya. Pembayaran konsumen melalui
sistem online
kepada perusahaan akan lebih efektif dibandingkan dengan
konsumen yang datang langsung kepada perusahaan.
6.2.2 Aspek Lingkungan Industri
Pokok perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan
dengan lingkungannya. Aspek utama dari lingkungan perusahaan adalah industriindustri di mana perusahaan bersaing. Struktur industri mempunyai pengaruh
yang kuat dalam menentukan aturan persaingan.
Kekuatan-kekuatan di luar
industri penting terutama karena kekuatan-kekuatan luar dapat mempengaruhi
semua perusahaan yang ada dalam suatu industri, sehingga solusinya terletak pada
kemampuan yang berlainan di antara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan
untuk menanggulanginya. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung
pada lima kekuatan persaingan pokok yaitu kekuatan tawar-menawar pemasok,
ancaman pendatang baru, kekuatan tawar-menawar pembeli, ancaman produk
substitusi, dan persaingan antara perusahaan dalam industri.
6.2.2.1 Persaingan dengan Perusahaan Sejenis
Dalam era globalisasi ini berbagai hambatan perdagangan antar Negara
mulai dikurangi secara bertahap untuk mewujudkan terciptanya psar bebas. Hal
ini juga terjadi dalam industri karet alam. Dengan dikuranginya berbagai
hambatan perdagangan ini dibeberapa Negara konsumen utama dan Negara
produsen karet alam, masing-masing telah menciptakan suasana persaingan yang
semakin kompetitif dalam rangka meraih pasar yang lebih besar. Dengan adanya
globalisasi ini maka produsen dari Negara lain dapat memperluas ekspansi pasar
ke Indonesia.
Perkebunan Tugu/Cimenteng sendiri tidak lepas dari persaingan dengan
perusahaan sejenis khususnya perusahaan pengolahan karet alam. Disekitar
Perkebunan Tugu/Cimenteng terdapat beberapa perkebunan karet yang bergerak
dalam usaha pengolahan karet alam. Perkebunan tersebut ialah Perkebunan
80
Wangun, Perkebunan Surangga, dan Perkebunan Bojong Asih. Masing masing
perkebunan tersebut juga bergerak dalam usaha pengolahan karet alam, namun
kualitas hasil karet alam olahan perkebunan pesaing Perkebunan Tugu/Cimenteng
tidaklah sebaik produk yang dihasilkan oleh PT Kaliduren Estates. Hal ini
dibuktikan dengan fasilitas produksi yang dimiliki para pesaing PT Kaliduren
Estates tidak menggunakan teknologi modern seperti yang dilakukan pada
Perkebunan Tugu/Cimenteng. Fasilitas laboratorium untuk pengujian kualitas
produk crumb rubber belum dimiliki oleh perkebunan Perkebunan Wangun,
Perkebunan Surangga, dan Perkebunan Bojong Asih. Produk crumb rubber yang
dihasilkan oleh para pesaing Perkebunan Tugu/Cimenteng terkadang diuji pada
laboratorium milik PT. Kaliduren Estates. Ini membuktikan produk hasil karet
alam olahan yang dihasilkan oleh PT. Kaliduren Estates cukup unggul
dibandingkan dengan pesaing yang berada didaerah Sukabumi, Jawa Barat.
Keunggulan perusahaan pada daerah Sukabumi tersebut tentunya akan
mendapatkan pesaing yang setara jika sudah masuk skala nasional. Perusahaan
pengolahan karet alam olahan yang memiliki skala usaha yang sama, kualitas
produk yang berlabel SNI, dan harga yang sama. Para pesaing tersebut ialah
perusahaan swasta ataupun perusahaan perkebunan milik Negara yang sudah
berskala nasional.
Tingkat persaingan diantara perusahaan pengolahan karet alam dapat
diatasi oleh perusahaan, jika strategi yang dijalankan memiliki keunggulan
kompetitif. Pada umumnya, persaingan yang diperebutkan adalah posisi di pasar
dan market share, penguasaan saluran distribusi, pemasok, dan lainnya.
Keunggulan dari crumb rubber yang diproduksi oleh PT Kaliduren Estates yaitu
produk yang diolah dipabrik yang modern dan lulus uji laboratorium, proses
distribusi yang memperhatikan kualitas produk, dan telah berlabel SNI dari
Deperindag RI. Keunggulan produk tersebut merupakan cara untuk mengatasi
persaingan yang kompetitif.
Persaingan yang semakin meningkat juga disebabkan oleh produk yang
dihasilkan oleh pesaing memiliki kualitas yang sama ataupun lebih baik dari
perusahaan. Persaingan juga akan menyebabkan akan meningginya biaya,
hambatan keluar yang besar serta bentuk persaingan lainnya. Persaingan dalam
81
industri inilah ancaman yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam
menetapkan rencana jangka panjangnya.
6.2.2.2 Ancaman Pedatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat
persaingan yang akan dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika
semakin banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri ,maka akan
terjadi perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman
pendatang baru dapat mengimplikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup
tinggi. Besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung hambatan yang ada,
untuk memasuki industri dan reaksi dari pesaing yang sudah ada, yang dapat
diperkirakan oleh pendatang baru.
Hambatan untuk masuk bagi pendatang baru dalam industri pengolahan
karet alam ialah tinggi sehingga ancaman pendatang baru cukup rendah. Hal ini
dikarenakan dibutuhkan skala ekonomis yang beroperasi pada skala usaha yang
besar. Setiap perusahaan yang bergerak pada bidang pengolahan industri karet
harus dapat melakukan produksi semaksimal mungkin agar dapat tetap bersaing
dengan perusahaan sejenis.
Selain hambatan dari segi skala ekonomis, modal yang dibutuhkan untuk
masuk industri karet alam sangat besar. Hal ini sangat menyulitkan bagi
perusahaan yang ingin memasuki industri karet alam. Modal yang besar terutama
dalam hal pembukaan lahan, perawatan tanaman dan pembangunan pabrik
pengolahan karet alam.Akses ke saluran distribusi juga menjadi salah satu faktor
yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang akan masuk kedalam industri
pengolahan karet alam. Perusahaan yang telah mapan mempunyai saluran
distribusi sendiri untuk pemasaran produknya sehingga perusahaan yang baru
akan sulit memasuki saluran yang ada dan harus membangun saluran distribusi
sendiri yang mengeluarkan biaya cukup besar.Hal-hal tersebut dapat mengurangi
minat dari perusahaan baru untuk masuk dalam industri karet, selain itu yang
menjadi penghalang bagi para pendatang baru ialah dibutuhkannya sumberdaya
yang berpengalaman.
82
6.2.2.3 Ancaman Produk Substitusi
Produk subsitusi merupakan produk pengganti atau dapat dikatakan
produk yang berbeda, tetapi sifatnya menggantikan dengan apa yang dibuat dan
dipasarkan oleh perusahaan serta memenuhi kebutuhan yang sama. Keberadaan
produk subsitusi merupakan suatu ancaman bagi produk yang dihasilkan suatu
perusahaan terutama dapat mengakibatkan penurunan penjualan.
Dalam industri ban, karet alam dan karet sintesis dapat bersifat sebagai
barang komplementer ataupun barang substitusi. Karena kedua jenis karet ini
adalah bahan baku dalam pembuatan ban yang memiliki kegunaan dan kelebihan
masing-masing, dan sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat menghasilkan
ban dengan bahan baku murni dari karet sintesis. Karet alam dan karet sintesis
bersifat substitusi jika perusahaan ban akan menggunakan salah satu jenis
karetnya lebih besar dalam hal presentae daripada komposisi normal yang
disebabkan oleh perubahan harga relatif kedua jenis karet tersebut.
Minyak mentah ialah bahan baku utama dalam pembuatan karet sintesis,
sehinga perubahan harga minyak dunia mempengaruhi tingkat harga karet
sintesis. Jika harga minyak dunia meningkat maka harga harga karet sintesis akan
meningkat pula, namun jika harga minyak dunia menurun maka harga karet
sintesis akan menurun. Jika harga karet sintesis menurun lebih besar dibandingkan
harga karet alam maka perusahaan ban akan menggunakan karet sintesis lebih
besar dibandingkan karet alam dalam kapasitas normal pembuatannya. Harga
minyak dunia saat ini cenderung menurun. Penurunan harga minyak dunia
tersebut dapat dilihat pada Tabel 26 dibawah ini.
Tabel 26. Rataan Harga Minyak Mentah Dunia Tahun 2006-2010
(Dalam US$ per 1 Barel)
Bulan/ Tahun
Mei 2006
Mei 2007
Mei 2008
Mei 2009
Mei 2010
Harga
70,19
67,48
123,94
57,94
76,25
Sumber : International Monetary Fund (2010)
83
Tabel 26 memperlihatkan bahwa sejak tahun 2006 sampai dengan 2010
harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan dan penurunan. Namun tahun
2009 harga minyak mentah dunia mengalami penurunan yang cukup drastis
dibandingkan tahun 2008 sebesar 53 persen. Walaupun pada bulan Mei 2010
harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan menjadi 76,25 US$/barel namun
harga ini mengalami penurunan dari bulan sebelumnya yaitu bulan april yang
mencapai harga 84,98 US$/barel. Penurunan harga minyak mentah dunia
menyebabkan biaya produksi karet sintesis menurun dari tahun ke tahun sejak
tahun 2006. Penurunan harga karet sintesis ini menyebabkan para perusahaan ban
akan menggunakan karet alam dengan presentase yang lebih kecil dibandingkan
dengan karet sintestis. Hal ini terlihat dari tabel konsumsi karet alam dan karet
sintesis dunia berikut ini.
Tabel 27. Konsumsi Karet Alam dan Karet Sintesis Dunia Tahun 2006-2009
(dalam ribu ton)
Tahun
2006
2007
2008
2009
Karet Alam
9.500
10.144
10.173
9.390
Karet Sintesis
10.650
13.264
12.603
12.087
% Karet Sintesis
52.85
56,66
55,33
56,28
Sumber : International Rubber Study Group (2009)
Dari Tabel 27 diatas dapat terlihat bahwa konsumsi karet sintesis semenjak
tahun 2006 hingga tahun 2009 mengalami peningkatan, walaupun sempat
mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 1,33 persen dibanding tahun 2007.
Penurunan konsumsi karet sintesis pada tahun 2008 disebabkan oleh naiknya
harga minyak mentah dunia menjadi 123,94 US$/barel. Penurunan harga minyak
mentah dunia pada tahun 2009 kembali meningkatkan persentase penggunaan
karet sintesis sebesar 56,28 persen dibandingkan karet alam.
PT. Kaliduren Estates harus mewaspadai ancaman dari produk substitusi
tersebut yaitu produk karet sintesis.Faktor penurunan harga karet sintesis juga
akan menyebabkan permintaan terhadap karet alam akan menurun sehingga
konsumen pengguna karet alam akan beralih ke produk substitusi.
84
6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pembeli memiliki kekuatan untuk bersaing dengan industri pemasok
dengan cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi,
dan pelayanan yang lebih baik serta berperan sebagai pesaing satu sama lain.
Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli dalam industri tergantung pada
sejumlah karakteristik situasi pasar dan pada kepentingan relatif pembeliannya
pada industri yang bersangkutan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Misalnya, apabila produk yang dijual tersebut bersifat homogen (sama) dalam
suatu industri, tidak memiliki diversifikasi produk, dan pembeli tidak terlalu
membutuhkan produk tersebut, maka kekuatan tawar-menawar pembeli lebih
tinggi daripada perusahaan. Hal ini disebabkan pembeli dapat beralih ke
perusahaan lain dalam industri yang sama, yang memiliki kualitas produk yang
lebih baik.
PT. Kaliduren Estates sudah memiliki pelanggan yang tetap dan memiliki
loyalitas yang baik. Persaingan antar perusahaan pengolahan karet alam tentunya
berlomba lomba menghasilkan produk yang terbaik, namun begitu hubungan yang
baik dengan pelanggan PT Kaliduren Estates sangatlah membantu perusahaan
agar konsumen tidak beralih kepada perusahaan lain. Cara mempertahankan
loyalitas pelanggan pada perusahaan ialah perusahaan menghasilkan produk yang
diinginkan konsumen. Kualitas diutamakan agar konsumen merasa puas dengan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Melihat konsumen yang loyal terhadap
perusahaan, prospek untuk mendapatkan pelanggan baru yang sama loyalnya
dengan konsumen sebelumnya sangat besar,hal ini dikarenakan kualitas produk
PT Kaliduren Estates sudah baik. Sehingga konsumen akan memilih kualitas baik
dengan harga yang bersaing.
6.2.2.5 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Perkebunan Tugu/Cimenteng selain memasok bahan baku lateks dan lump
dari kebun sendiri, juga melakukan kerjasama dan kemitraan dengan pemasok.
Perkebunan karet yang memasok bahan baku berasal dari perkebunan milik rakyat
sekitar perusahaan ataupun perkebunan diluar Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan
data terakhir dari perkebunan Tugu/Cimenteng tahun 2009 kebun yang berasal
dari luar kabupaten Sukabumi ialah kebun Bayah, Kaliminggir, Biting, tugusari,
85
Ciseru.Kebun-kebun tersebut tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pemasok
dibutuhkan karena perkebunan Tugu/Cimenteng belum dapat memaksimalkan
pohon karet sendiri akibat faktor penyadapan pohon yang terlambat dan
sedikitnya lateks dan lump yang dihasilkan.
Pemasok memiliki kekuatan tawar-menawar yang rendah karena PT
Kaliduren Estates tidak bergantung hanya pada satu perkebunan tetapi juga pada
perkebunan lainnya. Artinya jika bahan baku lump dan lateks yang dibeli dari satu
perkebunan kurang memenuhi standar, baik dari segi harga, kualitas, maupun
kuantitas, maka perusahaan dapat membeli dari perkebunan yang lebih baik. PT
Kaliduren Estates memiliki pengalaman dan jaringan yang luas dalam bidang
perkebunan karet alam. Hubungan yang baik dengan para pemasok serta
kemampuan pemasok dalam memenuhi permintaan perkebunan Tugu/Cimenteng
menjadi peluang bagi perusahaan untuk memaksimalkan biaya yang efektif dan
efisien.
Secara keseluruhan PT Kaliduren Estates memiliki faktor-faktor peluang
dan ancaman yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan dan masih memiliki ancaman yang harus diatasi perusahaan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Faktor Eksternal PT Kaliduren Estates
Peluang
Harga BBM yang saat ini stabil
Ancaman
Nilai tukar mata uang (kurs) Rupiah
terhadap dollar
Meningkatnya pertumbuhan penduduk Turunnya harga minyak dunia
Indonesia
disertai
gaya
hidup
masyarakat
terhadap
kebutuhan
kendaraan bermotor
Adanya stabilitas politik dan keamanan Semakin rusaknya hutan disekitar areal
perkebunan
Perkembangan kemajuan dalam bidang Kebijakan
Perda
tentang
Pajak
teknologi produksi, pemasaran, serta Produksi Hasil Perkebunan
transaksi keuangan
Hambatan masuk perusahaan baru ke Persaingan dengan perusahaan sejenis
dalam industri besar
Kekuatan tawar menawar pemasok Produk substitusi yaitu karet sintesis
terhadap perusahaan rendah
86
Download