MODUL PERKULIAHAN PLASTISITAS OTAK MODUL 8 Perkembangan Sistem Saraf Kerusakan Otak Neuroplastisitas Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Abstract Plastisitas Otak 2014 8 BIOPSIKOLOGI Firman Alamsyah AB, MA Tatap Muka 09 Kode MK Disusun Oleh 61045 Firman Alamsyah AB, MA Kompetensi Mampu menyebutkan, mengidentifikasi, menjelaskan, menjabarkan dan membedakan konsep-konsep dalam plastisitas otak meliputi perkembangan system saraf, kerusakan otak dan neuroplastisitas Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id A. PERKEMBANGAN SISTEM SARAF System saraf adalah organ hidup yang plastis (dapat berubah), yang tumbuh dan berkembang secara terus menerut dalam merespons program-program genetiknya dan dalam interaksinya dengan lingkungannya. Focus dalam hal ini pada proses neurodevelopment (perkembangan neural) yang mengagumkan, mulai dengan sebuah sel telur yang dibuahi dan diakhiri dengan sebuah otak dewasa fungsional, yang mencakup tiga poin kunci yaitu: 1. Kompleksitas dan keluarbiasaan perkembangan neural 2. Peran penting yang dimainkan oleh pengalaman dalam perkembangan neural 3. Berbagai konsekuensi mengerikan jika perkembangan neural tidak berjalan semestinya. Pada proses awal, terdapat sebuah zygote (zigot) yaitu sebuah sel yang terbentuk oleh amalgamasi (penggabungan) sebuah ovum dan sebuah sperma. Zigot membelah menjadi dua anak sel, kemudian terbelah menjai empat, keempatnya membelah menjadi delapan dan seterusnya sampai organism (makhluk hidup) yang matang terbentuk. Terdapat tiga hal selain multiplikasi sel harus terjadi, yaitu: 1) Sel-sel harus terdiferensiasi, sebagian harus menjadi sel-sel otot, sebagian harus menjadi neuron-neuron multipolar, sebagian harus menjadi sel-sel glial dan seterusnya. 2) Sel-sel harus menuju ke tempat-tempat yang tepat dan menyelaraskan diri dengan sel-sel di sekitarnya untuk membentuk struktur-struktur tertentu. 3) Sel-sel harus menjalin hubungan fungsional yang tepat-guna dengan selsel lain. Fase-fase Perkembangan Neural Neuron-neuron yang sedang berkembang memenuhi ketiga hal itu melalui lima fase yaitu: 1. INDUKSI PELAT NEURAL Perkembangan pelat neural tampaknya merupakan tahap utama pertama dari perkembangan neural semua vertebrata. Tiga minggu setelah konsepsi, jaringan yang dipersiapkan untuk berkembang menjadi system saraf manusia menjadi sesuatu yang dapat ditengarai sebagai 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id neural plate (pelat neural) yaitu secarik kecil jaringan ektodermal di permukaan dorsal embrio yang sedang berkembang. Perkembangan pelat neural tampaknya diinduksi oleh sinyal-sinyal kimiawi dari sebuah daerah lapisan mesoderm yang mendasarinya yaitu sebuah daerah yang sebagai konsekuensinya disebut sebagai organizer (pengorganisasi). Sel-sel pelat neural sering disebut sebagai sel-sel batang embrionik. Gambar berikut mengilustasikan bahwa pelat neural melipat untuk membentuk neural groove (lekuk neural) dan setelah itu bibir-bibir lekuk neural berfungsi untuk membentuk neural tube (tuba neural). Bagian dalam tuba neural akhirnya menjadi cerebral ventricles (ventrikel serebral) dan spinal canals (kanal spinal). 40 hari setelah konsepsi, tiga pembengkakan terlihat di ujung anterior tuba neural manusia, pembengkakan-pembengkakan ini pada akhirnya berkembang menjadi otak depan, otak tengah dan otak belakang. 2. PROLIFERASI NEURAL Bibir-bibir lekuk neural begitu telah berfusi untuk menciptakan tuba neural, sel-sel pipa itu mulai berproliferasi (peningkatan jumlahnya berlipat ganda). Proliferasi neural tidak terjadi secara simultan atau merata di semua bagian tuba. Sebagian besar pembelahan dalam tuba neural terjadi di zona ventrikuler yaitu daerah yang berdekatan dengan ventrikel (bagian tengah tuba yang dipenuhi cairan). Pada setiap spesies, sel-sel di berbagai bagian tuba neural berproliferasi dengan sekuensi tertentu yang menentukan pola pembengkakan dan lipatan yang membuat otak setiap anggota spesies itu memiliki bentuk yang khas. Pola proliferasi yang kompleks itu sebagian dikontrol oleh sinyal-sinyal kimiawi yang berasal dari dua daerah pengorganisasi dalam tuba neural yaitu: 1) Floor plate (pelat lantai) di sepanjang garis tengah permukaan anterior tuba 2) Roof plate (pelat atap) disepanjang garis tengah permukaan dorsal tuba. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. MIGRASI DAN AGREGASI A. Migrasi Sel-sel yang telah tercipra melalui pembelahan sel di zona ventrikuler tuba neural, mereka bermigrasi ke lokasi target yang tepat. Selama periode migrasi tersebut, sel-sel masih tetap dalam bentuk belum matang, belum memiliki proses-proses (akson dan dendrite) yang merupakan cirri-ciri neuron matang. Migrasi sel dalam tuba neural yang sedang berkembang dianggap memiliki dua jenis yaitu: a) Migrasi radial; berjalan dalam garis lurus dari zona ventrikuler ke luar ke arah dinding luar pipa b) Migrasi tangensial; terjadi di sudut kanan migrasi radial, artinya parallel dengan dinding-dinding pipa. Terdapat dua metode bagaimana sel-sel yang sedang berkembang bermigrasi yaitu: 1) Translokasi somal Sebuah ekstensi tumbuh dari sel yang sedang berkembang itu dengan migrasi umum, ekstensi tersebut tampaknya untuk mengeksplorasi lingkungan terdekat untuk mendapatkan isyarat-isyarat atraktif dan repulsive selama ia tumbuh. Kemudian badan sel tersebut akan bergerak masuk ke dalam dan mengikuti proses ekstensi dan proses-proses trailing (penarikan) yang diretraksi (ditarik kembali). 2) Migrasi yang dimediasi-glia. Begitu periode proliferasi neural berjalan dan dindingdinding tuba neural menebal, sebuah jaringan temporer sel-sel glial yang disebut dengan sel-sel gllial radial, tampak dalam tuba neural yang sedang berkembang. Pada titik ini, sebagian besar sel yang terlibat dalam migrasi radial melakukan migrasi tersebut dengan bergerak di sepanjang jaringan glial radial. B. Agregasi Agregasi adalah suatu struktur-struktur system saraf yang terbentuk setelah neuron-neuron yang sedang berkembang itu bermigrasi dan menyeleraskan diri dengan neuron-neuron yang sedang berkembang lainnya yang telah bermigrasi ke daerah yang sama. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Baik migrasi dan agregasi diduga dimediasi oleh cell-adhesion molecules (CAM) yaitu molekul-molekul adhesi-sel yang berlokasi di permukaan neuron dan sel-sel lainnya dan mempumyai kemampuan untuk mengenali molekul-molekul di sel-sel lain dan menempel padanya. Eliminasi terhadap hanya salah satu tipe CAM pada seekor knockout mouse ditemukan memiliki efek buruk pada perkembangan otak. Temuan tersebut menunjukkan bahwa anomalitas fungsi CAM mungkin merupakan factor penyebab beberapa gangguan neurologis. 4. PERTUMBUHAN AKSON dan PEMBENTUKAN SINAPSIS A. Pertumbuhan Akson Tak lama neuron bermigrasi ke posisi yang tepat, akson dan dendrite mulai tumbuh darinya. Agar system neuron berfungsi, proyeksi-proyeksi ini harus tumbuh hingga target tepat. Di setiap ujung akson atau dendrite yang sedang tumbuh terdapat sebuah struktur mirip amoeba yang disebut dengan growth cone (kerucut pertumbuhan) yang mengulur dan meretraksi ekstensi sitoplasmik mirip jari yang disebut dengan filopodia, seakan-akan mencari-cari rute yang tepat. Molekul-molekul pemandu bukan satu-satunya sinyal yang memandu akson-akson yang sedang tumbuh ke targetnya. Sinyalsinyal lain datang dari akson-akson yang sedang tumbuh yang letaknya berdekatan. Pioneer growth cone (kerucut pertumbuhan pioneer) merupaka kerucut pertumbuhan pertama yang menempuh rute tertentu dalam system saraf yang sedang berkembang, diduga mengikuti jejak yang tepat melalui interaksi dengan molekul-molekul di sepanjang rute tersebut. Setelah itu kerucut-kerucut pertumbuhan berikutnya menempuh rute yang sama mengikuti rute yang dirintis oleh para pioneer. Kecenderungan akson-akson yang sedang berkembang untuk tumbuh di sepanjang jalur-jalur yang dibentuk oleh akson-akson sebelumnya disebut dengan fasikulasi. B. Pembentukan Sinapsis Begitu akson-akson telah mencapai tempat-tempat yang diinginkan, mereka harus membangun sebuah pola sinapsis yang tepat. Sebuah neuron dapat menumbuhkan sendiri sebuah akson. Tetapi dibutuhkan aktivitas terkoordinasi pada, paling tidak, dua neuron untuk menciptakan sebuah sinapsis di antara mereka. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Penemuan mutakhir yang paling menarik mungkin adalah tentang sinaptogenesis (pembentukan sinapsis-sinapsis baru) adalah ia bergantung pada keberadaan sel-sel glial khususnya astrocytes. Kebanyakan penelitian mutakhur tentang sinaptogensisi difokuskan pada mengelusidasi sinyal-sinyal yang harus dipertukarkan di antara neuron-neuron presinaptik dan post-sinaptik agar sinapsis terbentuk. Salah satu komplikasi yang dihadapi penelitian ini adalah promiskuitas yang ditunjukkan oleh neuron-neuron yang sedang berkembang ketika tiba saat sinaptogenesis. 5. KEMATIAN NEURON dan PENYUSUNAN ULANG SINAPSIS A. Kematian Neuron Kematian neuron adalah bagian normal dan penting dalam perkembangan neural. Perkembangan semacam itu tampaknya bekerja berdasarkan prinisp survival of the fittest: lebih banyak neuron – sekitar 50% lebih – yang dihasilan daripada yang dibutuhkan, dan hanya yang terkuat yang menang. Kematian skala besar terjadi secara bergelombang di berbagai bagian otak di sepanjang perkembangan dan setelah dewasa. Neuron-neuron yang berkembang tampaknya mati karena gagal bersaing mendapatkan bahanbahan kimia yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup yang dipasok oleh targetnya. Kematian sel pasif disebut necrosis (nekrosis) dan kematian sel aktif disebut apoptosis. Apoptosis lebih aman daripada nekrosis. Akan tetapi apoptosis juga memiliki sisi gelap. Jika program-program genetic untuk kematian sel apoptotic terblokir, konsekuensinya bisa berupa kanker; jika program-program tersebut diaktifkan dengan tidak semestinya, maka konsekuensinya dapat berupa penyakit neurodegeneratif. B. Penyusunan Ulang Sinapsis Selama periode kematian sel, neuron-neuron yang telah membentuk koneksi yang tidak tepatlah yang kemungkinan besar akan mati. Ketika mereka mati, ruang yang mereka tinggalkan dalam keadaan kosong di membrane post-sinaptik diisi oleh terminalterminal akson yang bertunas dari neuron-neuron yang bertahan hidup. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jadi kematian sel mengakibatkan penataan ulang massif koneksi-koneksi sinaptik. Fase penataan ulang sinapsis ini cenderung difokuskan pada output masing-masing neuron di sel-sel post-sinaptik yang jumlahnya lebih kecil, sehingga meningkatkan selektivitas transmisi. B. KERUSAKAN OTAK Studi tentang kerusakan otak manusia memiliki dua maksud yaitu: 1. Meningkatkan pemahaman tentang otak sehat 2. Dasar pengembangan penanganan-penanganan baru Penyebab Kerusakan Otak Terdapat beberapa penyebab kerusakan otak yaitu: 1. TUMOR OTAK Tumor atau neoplasma (pertumbuhan baru) adalah massa sel yang tumbuh secara independen dari seluruh bagian tubuh lainnya. Dengan kata lain tumor adalah kanker. Sekitar 20% tumor ditemukan pada otak manusia adalah meningiomas yaitu tumor yang tumbuh di antara meninges, tiga selaput yang menutupi sistem saraf pusat (SSP).Terdapat 3 jenis tumor pada otak manusia yaitu: 1) Benign tumors (tumor jinak) yaitu tumor yang dapat diangkat melalui operasi dengan resiko kecil pada pertumbuhan lebih lanjut dalam tubuh. Tumor jinak meliputi semua meningiomas yang merupakan encapsuled tumors yaitu tumor yang tumbuh dalam selaputnya sendiri. Akibatnya, mereka sangat mudah diidentifikasi di CT-scan, mereka dapat mempengaruhi fungsi otak hanya dengan tekanan yang diakibatkan pada jaringan di sekitarnya. 2) Malignant tumors (tumor ganas) - Infiltrating tumors- (tumor yang menginfiltrasi) adalah tumor yang tumbuh menyebar melalui jaringan sekitarnya. Selain meningioma, sebagian besar tumor otak bersifat menginfiltasi. Tumor ini sulit dibuang sepenuhnya dan setiap jaringan yang bersifat kanker yang tertinggal setelah operasi akan terus tumbuh. 3) Metastatic tumors (tumor metastatik). Metastatis mengacu pada penyebaran penyakit dari salah satu organ ke organ lainnya. Banyak tumor otak metastatik yang bermula sebagai kanker paru2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id paru. Sekitar 10% tumor otak tidak bermula di otak. Mereka tumbuh dari potongan infiltrating tumor yang dibawa ke otak oleh aliran darah dari bagian tubuh lainnya. Jelas bahwa peluang untuk sembuh dari kanker yang sudah menyerang dua tempat atau lebih sangat kecil, itu pun kalau ada. 2. GANGGUAN SEREBROVASKULER : STROKE Stroke adalah gangguan serebrovaskuler yang onset-nya tiba-tiba yang menyebabkan kerusakan otak. Di AS, stroke adalah penyebab kematian tertinggi ketiga dan merupakan penyebab paling sering untuk disabilitas pada orang dewasa. Konsekuensi yang sering dijumpai dari stroke adalah anemia, afasia (kesulitan berbicara), kelumpuhan dan koma. Terdapat dua tipe utama stroke yaitu akibat dari: 1) Pendarahan serebral/ pendarahan di otak (Cerebral Hemorrhage). Pendarahan serebral terjadi ketika sebuah pembuluh darah serebral pecah dan darah mengalir ke jaringan neural di sekitarnya dan merusaknya. Bursting aneuryms (aneurisma yang pecah) adalah penyebab lazim pendarahan intraserebral. Aneuryms adalah dilasi (pembesaran) patologis seperti balon yang terbentuk di dinding arteri di titik tempat elastisitas dinding arteri yang defektif. Aneurisma dapat bersifat congenital (ada pada saat lahir) atau dapat diakibatkan oleh paparan racun atau infeksi vaskuler. Individu-individu yang memiliki aneurisma seharusnya berusaha sebisa mungkin menghindari tekanan darah tinggi atau aktivitas berat. 2) Iskemia serebral (Cerebral Ischemia) Iskemia serebral atau iskemia di otak adalah disrupsi pasokan darah ke sebuah daerah di otak. Terdapat ketiga penyebab utama iskemia serebral yaitu: a) Thrombosis (trombosis) yaitu sebuah sumbatan yang disebut thrombus (trombus) terbentuk dan memblokir aliran darah di tempat pembentukannya. Sebuah trombus dapat terdiri dari bekuan darah, lemak, minyak, gelembung udara, sel-sel tumor atau kombinasinya. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b) Embolisme Embolisme serupa dengan trombosis, kecuali bahwa sumbatan itu, disebut dengan embolus dibawa oleh darah dari pembuluh yang lebih besar, tempat embolus terbentuk, ke pembuluh yang lebih kecil, tempat embolus kemudian tersangkut, esensinya, sebuah embolus adalah sebuah trombus yang sudah berjalan ke suatu tempat. c) Arteriosklerosis Pada arterisklerosis, dinding pembuluh darah menebal dan salurannya menyempit. Biasanya sebagai akibat penumpukan lemak, penyempitan ini pada akhirnya dapat menghasilkan penyumbatan total pembuluh darah. Banyak kerusakan yang dihasilkan iskemia serebral yang hanya membutuhkan waktu satu atau dua hari untuk berkembang penuh dan secara paradoksikal, sebagian neurotransmitter otak itu sendiri berperan kunci dalam perkembangannya. Banyak kerusakan otak yang terkait dengan stroke adalah konsekuensi pelepasan eksesif neurotransmitter asam amino eksitatorik dalam glutamat tertentu, neurotransmitter eksitatorik yang paling menonjol di otak. Kerusakan otak yang diinduksiiskemia memiliki 3 properti penting yaitu: 1) Ia membutuhkan waktu untuk berkembang 2) Kerusakan otak yang diinduksi-iskemia tidak terjadi merata di seluruh bagian otak; yang paling rentan adalah neuronneuron di daerah-daerah tertentu di hipokampus 3) Mekanisme-mekanisme kerusakan yang diinduksi-iskemia agak bervariasi dari struktur ke struktur dalam otak, dan paling tidak di beberapa daerah astrosit telah ter-implikasi 3. CLOSED HEAD INJURIES Closed head injuries (cedera kepala tertutup) adalah cedera otak yang dihasilkan oleh benturan yang tidak memenetrasi tulang tengkorak. Contusions (kontusi) adalah cedera kepala tertutup yang melibatkan kerusakan pada sistem sirkulasi serebral. Kerusakan semacam itu menghasilkan pendarahan dalam yang mengakibatkan hematoma yaitu kumpulan darah yang menggumpal terlokalisasi di salah satu organ atau jaringan; dengan kata lain adalah sebuah memar. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Contreceup injuries adalah benturan yang menyebabkan otak menabrak bagian dalam tulang tengkorak di sisi kepala yang berlawanan. Jika ada gangguan kesadaran setelah benturan di kepala dan tidak ada bukti kekacauan atau kerusakan struktural lainnya, maka diagnosisnya adalah concussion (konkusi). Konkusi lazim diasumsikan membawa disrupsi temporer pada fungsi serebral normal tanpa kerusakan jangka panjang. Akan tetapi, punch-drunk syndrome atau dementia (demensia/ deteriorasi) menunjukkan sebaliknya yaitu kemunduran intelektual secara umum dan parut serebral yang mengalami konkusi berulang-ulang. Jika tidak ada kerusakan yang terkait dengan sebuah konkusi tunggal, efek dari banyak konkusi tidak dapat dijumlahkan untuk dapat menghasilkan kerusakan berat. 4. INFEKSI OTAK Invasi otak oleh mikroorganisme disebut infeksi otak dan inflamasi yang diakibatkannya disebut dengan encephalitis (ensefalitis). Terdapat dua tipe infeksi otak yang sering dijumpai yaitu: 1) Infeksi bakterial Ketika bakteri menginfeksi otak, mereka seringkali menyebabkan pembentukan cerebral abscess (abses serebral) – kantung nanah di otak - . Mereka juga sering menyerang dan menginflamasi menings, menciptakan gangguan yang dikenal dengan meningitis yang fatal, yang menimpa 25% orang dewasa. Penisilin dan mengeliminasi antibiotika infeksinya, lainnya tetapi kadang-kadang tidak dapat dapat memulihkan kerusakan otak yang sudah terjadi. Salah satu infeksi otak bakterial yang sering terdengar adalah syphilis (sifilis). Bakteri sifilis ditularkan dari individu yang terinfeksi ke individu yang belum terinfeksi melalui kontak dengan luka di kelamin. Bakteri yang menginfeksi kemudian memasuki tahap dormant (tidur/ tidak aktif) selama beberapa tahun sebelum menjadi virulen dan menyerang banyak bagian tubuh, termasuk otak. Sindroma kegilaan dan demensia yang diakibatkan oleh infeksi sifilis disebut general paresis (paresis umum). 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Infeksi viral Terdapat dua tipe infeksi viral pada sistem saraf yaitu: a) Yang memiliki afinitas tertentu untuk jaringan neural Contohnya adalah virus rabies yang biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang “menggila”. Meskipun efek virus rabies pada otak sangat mematikan, virus itu biasanya tidak menyerang otak dalam waktu paling sedikit sebulan setelah ia dikontraksikan, sehinngga memberi waktu untuk vaksinasi preventif. b) Yang menyerang jaringan neural tetapi tidak memiliki afinitas yang lebih besar untuknya dibanding untuk jaringan-jaringan lainnya. Contohnya adalah virus momps (gondong) dan herpes. Meskipun virus-virus ini kadang-kadang meyebar ke otak, mereka biasanya menyerang jaringan-jaringan tubuh lainnya. 5. NEUROTOKSIN Sistem saraf dapat dirusak oleh paparan salah satu diantara beragam bahan kimia beracun, yang dapat memasuki sirkulasi umum dari traktus gastrointestinal, dari paru-paru atau melalui kulit. Sebagai contoh, logamlogam berat seperti merkuri dan timah dapat terakumulasi di otak dan merusaknya secara permanen dan menghasilkan toxic psychosis (psikosis toksik), kegilaan kronis yang disebabkan oleh neurotoksin. Kadang-kadang, obat-obatan yang digunakan untuk menangani berbagai gangguan neurologis terbukti memiliki efek toksik. Sebagai conroh, beberapa obat antipsikotik yang diintroduksikan pada awal 1950an menimbulkan efek-efek distressing (distres adalah stres negatif, eustres adalag stres positif). Beberapa neurotoksin bersifat endogen (dihasilkan oleh tubuh pasien itu sendiri). Sebagai contoh, tubuh dapat menghasilkan antibodi yang menyerang komponen-komponen tertentu sistem saraf. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 6. FAKTOR-FAKTOR GENETIK Sel-sel manusia normal memiliki 23 pasang kromosom. Akan tetapi, kadang-kadang kecelakaan saat pembelahan sel terjadi, dam sel telur yang dibuahi menjadi sebuah kromosom abnormal atau kromosomkromosom normal yang jumlahnya abnormal. Ketika sel telur yang telah dibuahi membelah dan membelah lagi, anomali kromosomal ini terduplikasi di setiap sel tubuh. Kebanyakan penyakit neuropsikologis dengan asal muasal genetik disebabkan oleh gen-gen resesif abnormal yang diteruskan dari orangtua kepada anaknya. Down syndrome (sindroma Down) adalah gangguan genetik yang bukan disebabkan oleh gen yang cacat, tetapi oleh sebuah kecelakaan genetik, yang terjadi pada sekitar 0,15% kelahiran. Penyebab lazimnya adalah kecelakaan yang terjadi selama ovulasi. Probabilitas melahirkan bayi dengan sindroma Down meningkat dengan semakkin tuanya umur Ibu. KEMATIAN SEL TERPROGRAM Neuron dan sel-sel lainnya memiliki program genetik untuk menghancurkan dirinya sendiri melalui proses yang disebut apoptosis. Apoptosis memainkan peran kritis dalam perkembangan awal dengan mengeliminasi neuron-neuron ekstra dan berperan dalam kerusakan otak. Bahkan keenam penyebab kerusakan otak: tumor, gangguan serebrovaskuler, cedera otak-tertutup, infeksi, toksin dan faktor genetik; menghasilkan kerusakan neural, sebagian dengan mengaktifkan program apoptosik destruksi-sel. Apoptosis sebuah neuron berlangsung secara gradual, dimulai dengan penciutan badan sel. Setelah itu ketika bagian-bagian neuron itu mati, puing-puing yang dihasilkannya dibungkus dalam vesikel. Akibatnya tidak ada inflamasi dan kerusakan pada sel-sel yang berdekatan dipertahankan pada tingkat minimum. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENYAKIT NEUROPSIKOLOGIS Terdapat lima penyakit yang berhubungan dengan kerusakan otak yaitu: 1. Epilepsi Gejala primer epilepsi adalah epileptic seizure, tetapi tidak semua orang yang mengalami seizure (kejang-kejang) dianggap mengidap epilepsi. Diagnosis epilepsi diterapkan hanya pada pasien-pasien yang seizure-nya ditimbulkan oleh disfungsi otak kronis mereka sendiri. Kira-kira 1% populasi pernah didiagnosis epileptik di titik tertentu sepanjang hidupnya. Terdapat banyak penyebab epilepsi. Bahkan semua penyebab kerusakan otak: virus, neurotoksin, tumor, dan pukulan di kepala; dapat menyebabkan epilepsi dan lebih dari 70 gen cacat telah dikaitkan dengannya. Banyak kasus epilepsi yang tampaknya berhubungan dengan cacat di sinapsis inhibitorik yang menyebabkan sejumlah besar neuron menembak secara bertubi-tubi. Diagnosis epilepsi banyak berstandar pada bukti-bukti dari elekroensefalofragi (EEG). 2. Penyakit Parkinson Penyakit Parkinson adalah gangguan gerakan di usia paruh baya dan tua yang menimpa sekitar 0,5% populasi. Ia kira-kira 2,5 kali lebih banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Gejala awal penyakit Parkinson sangat ringan –mungkin tidak lebih dari kaku-kaku atau tremor ringan di jarijemari- tetapi tingkat keparahannya meningkat secara tak terhindarkan seiring pertumbuhan umur. Gejala paling lazim gangguan yang sudah berkembang penuh adalah tremor yang nyata selama tidak aktif tetapi tidak selama gerakan yang disengaja atau tidur, rigiditas muskuler (kaku otot), kesulitan untuk memulai gerakan, gerakan lamban dan wajah seperti topeng. Rasa sakit dan depresi seringkali berkembang sebelum gejala-gejala motoriknya menjadi berat. Penyakit Parkinson tampaknya tidak memiliki penyebab tunggal: cacat gen,infeksi otak, stroke, tumor, cedera otak traumatis dan neurotoksin semuanya telah terimplikasi di kasus-kasus tertentu. Akan tetapi, di kebanyakan kasus, tidak ada penyebab yang jelas, dan tidak ada riwayat keluarga untuk gangguan itu. 3. Penyakit Huntington Penyakit Huntington adalah sebuah gangguan motorik progresif pada usia paruh baya dan usia lanjut, dan jarang terjadi (1 diantara 10.000), memiliki basis genetik dan berhubungan dengan demensia berat. Tanda- 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tanda motorik awal Penyakit Huntington adalah fidgetness (kegelisahan) yang meningkat. Saat penyakit berkembang, gerakan-gerakan tersentaksentak yang cepat dan kompleks di seluruh anggota badan (bukan otot-otot individual) mulai mendominasi. Akhirnya kemunduran motorik dan intelektual menjadi begitu parah sehingga penderitanya tidak mampu makan sendiri, tidak mampu mengontrol buang air besarnya sendiri atau tidak mampu mengenali anak-anaknya sendiri. Tidak ada obat untuknya, kematian biasanya terjadi sekitar 15 tahun setelah munculnya gejala-gejala pertama. Penyakit Huntington diteruskan dari generasi ke generasi oleh sebuah gen dominan. Gen dominan yang dimutasi pada Penyakit Huntington diidentifikasi dan dikarakterisasikan pada tahun 1993. Penyakit ini dinamakan dengan Huntington, dan proteian yang produksinya dikode disebut protein Huntington. 4. Multiple Sclerosis Multiple Sclerosis (MS) adalah sebuah penyakit progresif yang menyerang mielin akson-akson di sistem saraf pusat (SSP). Penyakit itu sangat menakutkan karena biasanya menyerang orang-orang muda saat mereka mulai memasuki masa dewasanya. Sclerosis berarti mengeras. Pertama, ada daerah-daerah degenerasi mikroskopik di selubung mielin, tetapi pada akhirnya kerusakan pada mielin itu begitu parahnya sehingga akson-akson yang terkait dengannya menjadi disfungsional. Akhirnya, banyak daerah jaringan parut yang keras berkembang di sistem saraf pusat (SSP). Gejala lazim sklerosis multipel lanjuy adalah gangguan visual, kelemahan otot, mati rasa, tremor dan ataxia (ataksia, kehilangan koordinasi motorik). Studi-studi epidemiologis (studi tentang berbagai macam faktor: diet, lokasi geografis, umur, jenis kelamin, dan ras; yang mempengaruhi distribusi suatu penyakit dalam populasi secara umum) tentang sklerosis multipel memberikan bukti adanya faktor-faktor lingkungan dan genetik pada etiologi (penyebab)-nya. Sklerosis multipel adalah gangguan auto-imun yaitu gangguan sistem imun tubuh menyerang bagian tubuh itu sendiri, seolah-olah adalah sebuah substansi asing. Dalam sklerosis multipel, mielin-lah fokus reaksi imun yang cacat itu. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Penyakit Alzheimer Penyakit Alzheimer adalaj penyebab paling lazim untuk demensia. Ia kadang-kadang tampak pada individu-individu yang baru berumur 40 tahun, tetapi kemungkinan perkembanganya semakin besar seiring dengan bertambahnya umur. Sekitar 10% dari populasi secara umum yang berumur di atas 65 tahun menderita penyakit ini, dan proporsinya sekitar 35% pada mereka yang berumur di atas 85 tahun. Penyakit Alzheimer bersifat progresif meliputi tahap-tahap berikut ini: 1) Tahap awal: sering kali ditandai oleh penurunan selektif ingatan. 2) Tahap pertangahan: ditandai oleh konfusi, iritabilitas, kecemasan dan deteriorasi (kemunduran) bicara 3) Tahap lanjut: pasien mengalami deteriorasi sampai ke titik bawah bahkan respon-respon sederhana seperti menelan dan mengontrol kandung kemih menjadi sulit. Penyakit Alzheimer adalah penyakit terminal. Oleh karena Penyakit Alzheimer bukan satu-satunya penyebab demensia, ia tidak dapat didiagnosis dengan pasti berdasarkan gejala-gejala perilakunya; diagnosis definitif Penyakit Alzheimer harus menunggu otopsi. Penyakit Alzheimer memiliki komponen genetik utama. Saat ini belum ada obat untuk Penyakit Alzheimer. Upaya penelitian masif yang dimaksudkan untuk mengembangkan obat dipicu oleh kombinasi dua faktor yaitu: a) Tingkat keparahan masalahnya b) Kemajuan besar tampaknya cukup visibel, karena Alzheimer adalah penyakit lanjut usia, jumlah kasusnya akan berkurang separuh bila penangannaya mampu memperlambat perkembangannya, bahkan bila hanya selama 5 tahun sekalipun. C. NEUROPLASTISITAS 1. Respon Neuroplastik terhadap Kerusakan Sistem Saraf Kerusakan pada sistem saraf dapat memicu empat respons neuroplastis yaitu: 1) Degenerasi Neural Degenerasi (deteriorasi) perkembangan dan neural penyakit adalah otak. komponen Sebuah metode lazim yang digunakan luas untuk studi terkontrol tentang degenerasi neural 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id adalah dengan memotong akson-akson neuron. Terdapat dua macam degenerasi yaitu: a) Degenerasi anterograd Degenerasi segmen distal yaitu segmen akson yang dipotong di antara tempat pemotongan itu dan terminalterminal sinaptiknya. b) Degenerasi retrograd Degenerasi segmen proksimal yaitu segmen akson yang dipotong di antara tempat pemotongan itu dan badan sel. Kadang-kadang degenerasi menyebar dari neuron yang rusak ke neuron-neuron yang terhubung dengannya di sinapsis, ini disebut dengan degenerasi transneural. 2) Regenerasi Neural Regenerasi neural dikatakan terjadi jika neuron-neuron rusak yang tumbuh kembali. Ketika sebuah akson berdegenerasi, cabang-cabaf akson tumbuh ke luar dari akson-akson sehat yang berdekatan dan bersinapsis di tempat-tempat yang menjadi kosong akibat degenerasi akson; ini disebut dengan collateral sprouting (pertunasan kolateral). Tunas kolateral mungkin tumbuh ke luar dari cabang-cabang terminal akson atau nodus Ranvier di neuron-neuron yang berdekatan. 3) Re-Organisasi Neural Terdapat dua macam mekanisme diduga menjelaskan atas reorganisasi sirkuit-sirkuit neural yaitu: a) Penguatan penghubung yang sudah ada, mungkin melalui pelepasan dari hambatan, hal ini didukung secara tak langsung dari dua observasi yaitu: Reorganisasi sering terjadi terlalu cepat untuk dijelaskan oleh pertumbuhan neural Reorganisasi cepat itu tidak pernah melibatkan perubahan permukaan kortikal lebih dari 2 mm b) Penciptaan penghubung-penghubung baru melalui pertunasan kolateral, hal ini didukung secara tak langsung oleh observasi bahwa besarnya reorganisasi jangka panjang bisa terlalu besar untuk dijelaskan oleh perubahan pada penghubung yang sudah ada. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4) Pemulihan Fungsi Setelah Kerusakan Otak Pemulihan fungsi setelah kerusakan sistem saraf adalah sebuah fenomenon yang baru sedikit sekali dipahami. Fenomena neuroplastik diduga mendasari pemulihan fungsi, tetapi ternyata sangat sulit untuk memberikan bukti yang tak terbantahkan untuk asumsi ini. Pemulihan fungsi setelah kerusakan sistem saraf sulit untuk dipelajari karena dua alasan, yaitu: a) Sulit untuk melaksanakan eksperimen terkontrol terhadap populasi pasien yang mengalami kerusakan otak b) Kerusakan sistem saraf mungkin menimbulkan beragam perubahan kompensatorik yang dapat dengan mudah dikacaukan dengan pemulihan fungsi yang sesungguhnya. 2. Neuroplastisitas dan Penanganan Kerusakan Sistem Saraf Bagian ini mengungkapkan salah satu alasan kegemparan tentang fenomenon neuroplastisitas: untuk semua impian bahwa penemuan-penemuan mutakhir tentang neuroplastisitas dapat diterapkan pada penanganan kerusakan otak pada pasien manusia. Berikut ini terdapat empat subbagian yang mendeskripsikan penelitian beberapa pendekatan penanganan baru. Kebanyakan penelitian tersebut difokuskan pada model-model binatang, tetapi sebagian telah berkembang ke percobaan-percobaan klinis dengan pasien manusia. Beberapa pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: a) Mengurangi kerusakan otak dengan memblokir neurodegenerasi b) Membantu pemulihan dari kerusakan CNS dengan membantu regenerasi c) Membantu pemulihan dari kerusakan CNS dengan neurotransplantasi yang dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan yaitu: Mentransplantasikan jaringan fetal yang akan berkembang menjadi struktur yang sama Mentransplantasikan kultur batang sel yaitu sel-sel tunas (stem cells) d) Membantu pemulihan dari kerusakan CNS dengan latihan rehabilitatif. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Kalat, W. J. 2010. Biopsikologi. Penerbit Salemba Humanika. Edisi kesembilan. Jakarta Selatan. Pinel, P. J, J. 2012. Bopsikologi. Penerbit Pustaka Pelajar. Edisi ketujuh. Celeban Timur Yogyakarta. 2014 8 Biopsikologi Firman alamsyah AB, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id