Pengantar A. Orientasi Kesehatan Mental Kesehatan mental kini telah menjadi perhatian khalayak ramai. Sasaran dalam kesehatan mental ini tentunya masyarakat umum. Tentunya telah banyak peneliti yang meneliti tentang konsep kesehatan mental ini. Dengan demikian pengertian kesehatan mental menjadi beragam. Ada yang berpendapat kesehatan mental berarti kondisi optimal baik fisik, intelektual, emosi, sepanjang hal itu sama dengan keadaan orang lain. Sebagian juga berpendapat kesehatan mental berarti terbebas dari penyakit atau cacat terutama dalam kondisi mental ataupun psikologis, dan masih banyak pendapat lainnya. Kesehatan mental bukanlah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, kesehatan mental ini terdiri dari banyak bidang ilmu baik yang secara langsung membidangi kesehatan ataupun tidak. Dibalik berbagai konsep kesehatan mental beberapa ahli menemukan orientasi umum dan pola wawasan mental. Salah satu yang mengembangkan orientasi umum dan pola wawasan mental ini adalah Saparinah Sadli. Beliau mengemukakan tiga macam orientasi besar dalam kesehatan mental. Pertamaorientasi klasik, orientasi penyesuaian diri dan yang terakhir adalah orientasi pengembangan potensi. Pertama beliau mengemukakan tentang orientasi klasik. Orientasi klasik menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari”. Dalam definisi ini, orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran. Kedua Saparinah Sadli mengemukakan, orientasi penyesuaian diri. Orientasi penyesuaian diri adalah “seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangakan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya”. Definisi diatas berarti, orang dikatan sehat apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Terakhir beliau megemukakan tentang orientasi pengembangan potensi. Orientasi pengembangan potensi menurut beliau adalah “seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Definisi diatas berarti orang dikatakan sehat apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat diluar sana. Dengan demikian kita dapat membedakan pengertian dari apa yang dimaksud dengan orientasi klasik, orientasi penyesesuaian diri dan yang terakhir orientasi pengembangan potensi. B. Konsep Sehat Berabad – abad yang lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Sehingga, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondid=si yang tidak sehat yang harus dicegah. Banyak versi yang mengungkapkan definisi sehat. Diantaranya : 1) Menurut WHO. Sehat adalah keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. 2) Menurut Parson. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif. 3) Menurut Undang – undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992. Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 4) Menurut Hurrelmann. Sehat merupakan ungkapan yang menunjukkan kondisi perasaan yang baik pada seseorang, baik yang bersifat subjektif maupun objektif. Dari beberapa pengertian di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa sehat merupakan suatu keadaan atau kondisi seseorang yang normal atau stabil, baik pada fisik, mental maupun sosial. Adapun ciri – ciri individu yang normal atau sehat (Warga, 1983), diantaranya : 1. Bertingkah laku menurut norma – norma sosial yang diakui. 2. Mampu mengolah emosi 3. Mampu mengaktualkan potensi –potensi yang dimiliki. 4. Dapat mengikuti kebiasaan – kebiasaan sosial. 5. Dapat mengenali resiko dan setiap perbuatan dan kemampuan tersebut digunakan untuk menuntun tingkah lakunya. 6. Mampu menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang. 7. Mampu belajar dari pengalaman. 8. Biasanya gembira. Dimensi sehat terbagi atas 4 kategori, yaitu sebagai berikut : 1) Fisik. Yaitu tubuh atau raga yang sehat dan bebas dari penyakit 2) Mental. Maksudnya adalah seseorang yang memiliki motivasi, perasaan, dan pemikiran yang kuat dalam menjalani kehidupannya alias dapat mengontrol dirinya agar tetap stabil. 3) Sosial. Maksudnya adalah seseorang yang selalu mampu menyesuaikan diri pada setiap lingkungan sosial di sekitarnya. 4) Ekonomi. Maksudnya adalah produktivitas seseorang dalam hidupnya. C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental Gangguan Mental Tidk Dianggap Sebagai Penyakit Tahun 1600 dan Sebelumnya Masyarakat saat itu menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena mereka dimasuki oleh roh – roh yang ada di sekitarnya. Tahun 1692 Orang yang bergangguan mental pada saat itu sering dianggap terkena sihir / guna – guna atau dirasuki setan. Gangguan Mental Dianggap Sebagai Sakit Tahun 1724 Pendeta Cotton Mather (1663 1728) mematahkan takhayul yang berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini, pendekatan secara medis mulai dikenalkan, uaitu dengan memberikan penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh. Tahun 1812 Pada masa ini tumbuh kepercayaan bahwa penanganan di rumah sakit jiwa merupakan hal yang benar dan cara ilmiah menyembuhkan kegilaan. Tahun 1908 Pada masa ini menyebarkan visi mengenai gerakan kesehatan mental. Clifford Beers mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Hygine yang kemudian berubah menjadi Komite Nasional untuk Mental Hygine yang merupakan pendahulu Asosiasi Kesehatan Mental Nasional sekarang ini. Tahun 1920-an Komite Nasional untuk Mental Hygiene membantu penelitian-penelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatment yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental. Tahun 1950 Dibentuk National Association of Mental Health (NAMH) yang merupakan merger dari tiga organisasi, yaitu National Commite for Mental Hygiene, National Mental Health Foundation, dan Psychiatric Foundation. Tahun 1960-an Obat-obat antipsikotik konvensional digunakan pertama kali untuk mengontrol simtom-simtom yang positif (nyata) pada penderita psikosis, yang memberikan ukuran yang nyata dan penting karena membuat pasien tenang. Gangguan Mental Dianggap Sebagai bukan Sakit Tahun 1961 “Sakit mental” sebenarnya tidaklah betul-betul “sakit”, tetapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan (Thomas Szasz) Tahun 1970 Mulainya deinstitusionalisasi missal akibat kurangnya prgram-program bagi pasien yang telah keluar dari rumah sakit untuk rehabilitas dan reintegrasi kembali ke masyarakat. Tahun 1980 Munculnya perawatan yang terencana, yaitu dengan opname di rumah sakit dalam jangka waktu yang pendek dan treatmen masyarakat menjadi standar bagi perawatan penyakit mental. Melawan Diskriminasi Terhadap Gangguan Mental Tahun 1990 NMHA memainkan peran penting dalam memunculkan Disabilities Act. Yang melindungi warga Amerika yang secara mental dan fisik disable dari diskriminasi pada beberapa wilayah. Tahun 1994 Obat antipsikotik atipikal yang pertama diperkenalkan. Teori Kepribadian Sehat A. Aliran Psikoanalisa Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiranpikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang. Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari. Alam Tidak Sadar Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional. Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut. Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation). Alam Bawah Sadar Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain. Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat. Alam Sadar Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar. Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar. B. Aliran Behavioristik Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu: 1. Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu 2. Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif à dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkungan. Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah: 1. Ivan Pavlov 2. Edward Lee Thorndike 3. John B. Watson 4. B.F. Skinner C. Aliran Humanistik Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya. Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi behavorisme mendehumanisasi manusia. Humanistik Psikologi Humanistik memandang mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilainilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi: 1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs) 2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs) 3) Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs) 4) Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs) 5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs) Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu: a) Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia. b) Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis. c) Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan. d) Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80). D. Pendapat Fromm Pendapat Erich Fromm : Menurut Fromm, kepribadian yang sehat adalah dia yang mampu hidup dan mampu bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan masyarakat, juga adanya hubungan solidaritas yang penuh cinta dan tanggung jawab serta tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan yang lainnya. Penyesuaian diri : (Konsep Penyesuaian Diri) Penyesuaian diri Penyesuaian diri adalah adaptasi yang lebih mengarah ke dalam arti fisk, fisiologis dan biologis. Penyesuaian diri dimaknai dipandang sebagai penguasaan artinya kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasi respon dengan cara cara tertentu sehingga konflik dan frustasi bisa di hindarkan. Penyesuaian diri merupakan syarat terpenting bagi individu untuk memiliki kesehatan mental/jiwa. Banyak orang yang menderita dan tidak dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan nya karena sulit menyesuaikan diri. Salah satu penyebab depresi karena ketidakmampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Konsep penyesuaian diri sebenarnya adalah makna dari pendidikan yang di jalani seseorang yang akhirnya akan mengarah pada penyesuaian diri individu itu sendiri dengan kebutuhan kebutuhan yang ada di masyarakat itu sendiri. Karena individu yang terlahir ke dunia tidak mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri maka dari itu perlu ada nya pendidikan sebagai sarana dan proses belajar agar bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Proses penyesuaian diri pada diri individu bersifat sepanjang hayat dan banyak mengalami tekanan dan rintangan, kepribadian yang sehat ialah individu yang mampu menyesuaikan diri secara baik dengan diri sendiri maupun dengan lingkungan sekitar individu itu. Pertumbuhan personal Pertumbuhan personal adalah perubahan secara fisk sebagai hasil dari proses pematangan fungsi fungsi fisik yang normal pada waktu yang normal juga.pertumbuhan terjadi secara terus menerus. a. menekankan pertumbuhan penyesuaian diri dan pertumbuhan penyesuaian dan pertumbuhan diri menekankan pada perubahan yang ingin di lakukan individu itu sendiri terhadap dirinya sendiri. Perubahan yang dimaksud ialah perubahan fisiologis dari hasil kematangan fungsi fungsi fisik yang berlangsung secara normal dan sesuai dengan tahapan usia seseorang tentunya dengan waktu yang normal. b. variasi dalam pertumbuhan dalam pertumbuhan variasi yang dapat terjadi sangat beragam tidak semua individu mampu untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tingkatan usia. Yang di lihat dari pertumbuhan fisik dan pertumbuhan sosial nya? Mengapa demikian? Disebabkan adanya rintangan-rintangan yang mengakibatkan ketidakberhasilan individu tersebut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan , rintangan itu ada dari dalam diri maupun di luar diri individu untuk sendiri.. c. kondisi kondisi untuk bertumbuh kondisi jasmani itu seperti pembawa atau konstruksi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang di wariskan, sejarah perkembangan nya secara instrinsik erat dengan susunan atau konstruksi tubuh. Kondisi jasmani serta kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan dirinya. Menurut carl roger ada aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan : - Keikhlasan kempampuan untuk menyadari perasaan individu sendiri atau menyadari kenyataan - Menghormati keterpisahan orang lain - Keinginan terus menerus untuk berempati terhadap orang lain Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal : 1. faktor biologis Setiap orang memiliki fisik, watak, kepribadian yang berbeda-beda. 2. faktor geografis Faktor yang paling mempengaruhi adalah lingkungan , karena dimana kita bergaul maka di situlah kepribadian akan terbentuk secara baik atau buruk . itu semua tergantung lingkungan nya. 3. faktor budaya Kebudayaan juga sedikit banyak mempengaruhi kepribadian seseorang namun tidak mutlak jika kebudayaan nya sama maka kepribadian tiap tiap individu juga sama. d. fenomologi pertumbuhan memandang manusia dalam “dunia kehidupan” yang telah di interpretasikan dengan cara subyektif . dimana setiap orang mengalami dunia nya dengan caranya sendiri (pengalaman yang di dapatkan).Stres Menurut kamus besar psikologi stres di definisi kan sebagai tekanan baik secara fisik maupun psikologisnya. Stres di alami oleh setiap orang namun tingkatan stres nya berbeda beda , ada stres yang ringan dan berat. Stres yang terlalu kuat dan lama waktunya merupakan stres yang jelek. Stres di sebabkan peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari hari misalnta stres karena tuntutan belajar, polusi udara dan stres dalam bekerja dan terjadi secara berulang-ulang sehingga menimbulkan tekanan di dalam diri. Dampak stres tersebut yang harus di kurangi , jika stres yang ringan maka akan mudah menanggulanginya jika stres nya pada tingkatan yang tinggi maka bisa tidak mungkin seseorang tersebut akan mengalami depresi. Dimana depresi merupakan efek dari stres yang tidak segera di tanggulangi. Efek dari stres itu bermacam-macam tergantung dari tingkatan nya. Kita banyak melihat orang yang tadinya ceria menjadi pendiam dan murung bisa di duga orang tersebut mengalami stres yang berat . efek yang terjadi di antaranya ialah : Stres berdampak pada kesehatan psikologi seseorang , stres membuat seseorang merasa terancam jika berada di suatu tempat. Dampaknya terhadap kesehatan tentunya kesehatan dan pengontrolan emosi berkurang karena rasa tertekan nya lebih banyak jika mengalami stres berat dalam artian stres yang berkepanjangan dan dalam jangka waktu yang lama misalnya trauma karena suatu peristiwa sehingga orang tersebut tidak ingin melakukan hal tersebut lagi. Mudah emosi dan mudah tersinggung juga adalah salah satu efek dari stres , namun stres bagi orang yang sedang menderita stres ringan bisa di tanggulangi dengan menggap stres sebagai tantangan . bahkan ada yang dalam keadaan stres dapat membuat kreasi dan berfikir kreatif. General Adaption Syndrom Menurut Hans Selya Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress disebut sebagai general adaption syndrome. terbagi menjadi 3 fase yaitu : - Alam reaction (reaksi peringatan) Pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik (perubahan). Apabila ada rasa cemas atau takut makan akan menghasilkan hormon yang mempercepat katabolisme sehingga menghasilkan energi yang dapat mempercepat kerja jantung (adrenalin) - The tage of resistance ( reaksi pertahanan) Reaksi tubuh terhadap perubahab telah melewati tahap dari kemampuan tubuh. Pada keadaan ini timbul gejala gejala psikis dan somatis . respon ini disebut coping mechanism . coping berguna untuk menghadapi masalah misalnya rasa kecewa di ganti dengan humoris. - Stage of exhaustion Pada fase ini gelaja psikosomatik terlihat sangat jelas . individu akan menangalami gangguan ssperti gangguan pencernaan, mual, diare dan gatal gatal.kadang gangguan yang muncul tidak nafsu makan. Menurut hans selya stres terbagi dalam 3 tingkatan : A . eustress Respon ringan yang dapat menimbulkan rasa bahagia , senang , menantangg dan menggairahkan.tekanan yang terjadi bersifat Positif. B . distress Respon yang buruk terhadap stres . menyakitkan sehungga tidak mampu di atasi. C . optimal stres atau neustress Merupakan respon stres yang seimbang untuk menghadapi masalah dan menjadi lebih memacu seperti meningkatkan prestasi dan bekerja. Faktor faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stres Stres timbul karena keadaan sosial , lingkungan yang mendukung secara potensial stres itu akan timbul pada seseorang. Penyebab stres : 1. traumatik terhadap suatu peristiwa Trauma di sini adalah kejadian yang pernah di alami seseorang kemudian terjadi hal yang tidak di inginkan misalnya mengalami kecelakaan dalam menjalankan kendaraan . bisa aja rasa trauma muncul . traumanya pada saat ingin menjalankan kendaraan ada rasa takut karena ingat kejadian kecelakaan yang pernah di alaminya. 2. tekanan yang berlebihan Tekanan yang di maksud adalah tuntutan secara sosial dari lingkungan bersosialisasi dan lingkungan keluarga . tuntunan yang mampu untuk di penuhi tidak akan menimbulkan tekanan namun jika tuntutan yang tidak bisa di penuhi akan masuk ke alam bawah sadar dan terekam dan menjadi satu tekanan pada diri seseorang maka jika tekanan tersebut tidak di tanggulangi akan menimbulkan stres yang awalnya bersifat ringan maka jika semakin bertambah tekanan nya akan menjadi stres berat. 3. kurang pemenuhan kebutuhan seseorang pemenuhan kebutuhan untuk seorang anak itu penting karena untuk berpotensi berhasil maka anak harus mendapat pemenuhan secara potensial dari orang tua nya. Orang tua yang bersikap baik dan penuh kasih sayang terhadap anaknya maka akan mengurangi akan muncul nya stres terhadap anak anak. Anak yang kebutuhan nya tidak terpenuhi akan menimbulkan kecemasan yang menyebabkan anak tersebut memperlihatkan tingkah laku yang tidak lazim kepada lingkungan nya. Anak akan merasa sendirian dan akan mengisolasi dirinya dari lingkungan, tidak mau bersosialisasi sehingga menimbulkan sifat permusuhan terhadap lingkungannya. Tipe tipe stres psikologi A. Tekanan Tekanan terjadi karena ada nya tuntutan untu mencapai suatu tujuan . secara umum tekanan berguna untuk meningkatkan performa , mengintensif usaha dan mengubah tingkah laku. Tekanan seringkali kita temukan di kehidupan sehari namun dengan tingkatan yang berbeda-beda. Tekanan berasal dari dalam dan luar diri individual . dari dalam individu contohnya adalah sistem nilai. Dalam pencapaian tujuan seorang individu mengalami tekanan yang menimbulkan sumber sumber tegangan dalam diri individu. B. Frustasi Frustasi di jadikan sebagai penghambat untuk mencapai suatu tujuan. Frustasi merupakan suatu penghambat yang ada di antara individu . penghambat tersebut bisa berupa orang lain, objek di dalam lingkungan dan kurangnya kemampuan atau keterampilan yang di miliki oleh individu itu sendiri. Sumber sumber frustasi diantaranya : 1) kekuatan lingkungan yang membloking motif secara keseluruhan 2) ketidakmampuan pribadi yang membuat tidak mungkin mencapai tujuan 3) konflik antara dan diantara motif Faktor-faktor yang menyebabkan frustasi : - hambatan yang berasal dari dalam - hambatan yang berasal dari luar - tindakan yang di lakukan kurang tepat - hilangnya rangsangan memperkuat timbulnya kebutuhan. Frustasi pribadi Frustasi ini akibat tidak dapat mencapai tujuan pribadi karena kurangnya kemampuan dan banyak saingan yang kemampuan nya lebih di atas. Misalnya seorang anak yang ingin meraih prestasi akademik di bidang pelajaran namun kemampuan nya tidak dapat mencapai keinginan prestasi yang di capai standar saja sama dengan anak anak lain . Frustasi lingkungan Hambatan yang ada di lingkungan membuat sesesorang sulit mencapai tujuan nya. C. Konflik Konflik merupakan suatu dorongan dorongan yang tidak dapat di penuhi. Datangnya kebutuhan tersebut secara bersamaan pada saat yang sama . ada yang bersifat positif negatif,negatif negatif dan positif. Berdasarkan akibat yang akan timbul dari tindakan yang di lakukan seorang psikologi sosial terkenal, kurt lewin membedakan 4 macam konflik : • Konflik approach-approach Yaitu apabila dua kebutuhan atau lebih yang muncul secara bersamaan memiliki nilai positif bagi diri individu. • Konflik approach-avoidance Yaitu apabila dua kebutuhan atau lebih yang muncul secara bersamaan memiliki nilai yang positif dan negatif bagi diri individu. • Konflik avoidance-avoidance Yaitu apabila dua kebutuhan atau lebih yang muncul semuanya secara bersamaan memiliki nilai yang negatif bagi diri individu. • Konflik multiple approach-avoidance Yaitu apabila dua kebutuhan atau lebih yang muncul secara bersamaan memiliki nilai yang positif dan negatif bagi diri individu. Konflik bersifat subjektif namun tidak selalu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya di luar individu. Kuat lemahnya konflik bagi individu tergantung dari faktor sebagai berikut : 1) bobot kebutuhan yang timbul , bila kebutuhan yang timbul sangat penting maka konflik yang terjadi akan semakin kuat. 2) waktu tibanya intensif , makin jarak datang intensif nya makan semakin kuat akan timbulnya konflik. 3) konflik avoidance-avoidance lebih kuat dari pada konflik approach-approach terutama bila intesif nya makin dekat 4) besarnya intensif, semakin besar intensif akan semakin kuat konflik yang di rasakan. Konflik yang mendalam dan paling sulit di pecahkan di dalam masyarakat biasanya terjadi di sekitar motif motif(atkinson) berikut : 1) kemandirian lawan ketergantungan 2) keintiman lawan isolasi 3) kerjasama lawan persaingan 4) ekspresi impuls dan standar moral D. Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu . dengan kata lain kecemasan merupakan suatu keadaan yang tegang jika insting tidak di penuhi misalnya insting lapar , haus dan seks . fungsi dari kecemasan ialah untuk memperingatkan pribadi diri kita jika ada bahaya yang mengancam jiwa kita , itu dapat terjadi jika tidak melakukan hal-hal yang tepat. Kecemasan terbagi 3 terdiri dari : 1) kecemasan neurotik Bukan ketakutan terhadap insting itu sendiri melainkan ketakutan yang terjadi jika insting di puaskan. Kecemasan neurotik bukan kecemasan yang nyata tapi adalah kecemasan yang sebenarnya tidak akan terjadi hanya perasaan saja. 2) kecemasan moral Rasa takut akan suara hati. Jika kita melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan norma hati nya bilang itu adalah sesuatu yang salah dan tidak pantas untuk di lakukan. Orang yang mengalami kecemasan moral cenderung berkembang secara baik jika merasa bersalah dalam melakukan hal yang salah. 3) kecemasan realitas Kecemasan akan dunia nyata , rasa takut akan bahaya nyata di luar sana. Kecemasan yang tidak dapat di tanggulangi di sebut traumatik. Kecemasan timbul bukan dari dalam diri melainkan berasal dari luar diri individu. Syntom-Syntom Responses Terhadap Stres Dalam setiap kehidupan manusia pasti akan mengalami stres , untuk itu individu memiliki mekanisme pertahanan diri berguna untuk mengurangi gejala gejala dari stres. Mekanisme pertahanan diri : 1.proyeksi Pengalihan perasaan yang di rasakan si individu untuk menutupi perasaan nya dan memberikan pernyataan yang harus nya untuk dirinya namun di berikan kepada orang lain agar tidak terlihat oleh orang lain. 2. reaksi formasi Penggatian stimulus yang menimbulkan kecemasan dengan stimulus yang tidak menimbulkan kecemasan. Mekanisme Pertahanan Diri - Proyeksi Adalah pengalihan perasaan kepada orang lain. Mekanisme yang digunakan untuk mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi ketakutan yang objek maka disebut objektif. Dalam proyeksi “ saya sayang kamu” menjadi “saya benci kamu”. - Pembentukan reaksi Tindakan defensif dengan cara mengganti impuls yang menimbulkan kecemasan dengan impuls yang tidak menimbulkan kecemasan. Misalnya benci di ganti dengan cinta.impuls yang asli tetap ada namun di tutupi dengan impuls yang tidak menimbulkan kecemasan. Strategi coping untuk mengatasi stres Proses yang di tempuh seseorang untuk menghadapi tuntutan yang menimbulkan stres dinamakan coping. Coping memilki 2 bentuk utama yaitu 1) strategi terfokus masalah Adalah upaya seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang telah terjadi sambil menemukan cara untuk mengubahnya. Strategi yang dapat di tempuh untuk memecahkan masalah yaitu menentukan masalahnya - mencari pemecahan alternatif - menimbang-nimbang alernatif dan memilih salah satunya dan mengimplementasikan. Dari penelitian yang telah di lakukan strategi terfokus masalah dapat mempersingkat waktu berlangsungnya depresi. 2) strategi terfous emosi Adalah adalah salah satu upaya untuk mencegah emosi negatif yang menguasai diri atau bisa untuk mencegah terjadinya masalah yang tidak dapat dikendalikan. Terdapat banyak cara untuk mengatasi emosi , sebagian peneliti telah menemukan beberapa cara atau strategi prilaku dan strategi kognitif. a) strategi perilaku Latihan fisik untuk beralih dari masalah contoh nya mengkonsumsi alkohol dan mencari dukungan emosi dari teman. b) strategi kognitif cara yang digunakan yaitu menyingkirkan sementara pikiran tentang masalah itu,salah satu nya dengan cara tidak mengingat/menguatirkan masalah itu dan menurunkan ancaman dengan mengubah situasi.Pendekatan problem solving terhadap stres dan cara meningkatkan toleransi stres Menurut siswanto dalam penjelasan nya tentang stres.metode yang di gunakan adalah metode biofeedback salah satunya. Metode biofeedback dengan cara menyadari bagian tubuh mana yang mengalami stres kemudian di latih untuk belajar menguasainya. Tehnik ini menggunakan alat feedback yang sedemikian rumit. Cara mudah nya jika ada hipnotis maka anda cukup menghipnotis diri anda sendiri kemudian memberikan sugesti untuk diri anda sendiri. Dalam menjalankan hipnotis harus di tempat yang nyaman dan tenang. Caranya adalah bangkitkan kembali hal hal yang membuat anda stres kemudian di cari tahu apa akar masalah , setelah itu bentuk lah sugesti dari pikiran anda.maka akan meningkatkan toleransi terhadap stres tersebut. Sumber : Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Fajar Media Press. Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto: Stain Press. Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. Riyadh, Saad. (2007). Jiwa Dalam Bimbingan Rasulullah. Depok: Gema Insani. Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 1. Jakarta: Kanisius. Siswanto. (2007). Kesehatan Mental, Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta: Salemba Humanika Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadrama Kputih.blogspot.com/2012/01/pengertian-stress-dan-general.html http://shakina-matahari.blogspot.com/2012/04/mengenal-stress.html Heru Basuki ,A,M , (2008). Psikologi umum. Jakarta:Universitas gunadarma Elia, Herman, (2002) . Psikologi umum. Jakarta: PT Prenhallindo http://rumusbelajar.blogspot.com/2012/12/pengertian-penyesuaian-diri.html http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/03/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan.html http://shakina-matahari.blogspot.com/2012/04/mengenal-stress.html http://febri93.wordpress.com/2013/03/30/penyesuaian-diri-dan-pertumbuhan-person