pendidikan agama islam - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
POKOK BAHASAN :
Islam di Indonesia
Fakultas
Program Studi
FEB
Manajemen
2015
1
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
33012
Didin Hikmah, SE, MM
Abstract
Kompetensi
Materi ini membahas tentang
eksistensi umat islam di indonesia,
sejarah masuknya islam ke
Indonesia, proses masuknya islam
ke Indonesia, Peran organisasi
keagamaan seperti NU,
Muhammadiyah dan peran pemuda
islam di indonesia
Mahasiswa mampu dan memahami
eksistensi umat islam di indonesia,
sejarah masuknya islam ke
Indonesia, proses masuknya islam
ke Indonesia, Peran organisasi
keagamaan seperti NU,
Muhammadiyah dan peran pemuda
islam di indonesia
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
ISLAM DI INDONESIA
A. Eksistensi Islam di Indonesia
Umat Islam Indonesia sebagai komponen mayoritas bangsa, mempunyai peran
dan tanggung jawab yang besar bagi tercapainya cita-cita nasional masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sehubungan dengan misi yang mulia ini, umat Islam bertanggung jawab penuh
terhadap pengembangan dan penataan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tanggung jawab seperti itu, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
posisinya sebagai kaum muslimin dan warga negara Indonesia.
Umat Islam Inndonesia perlu menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari
nation Indonesia. Sementara kenyataan menunjukkan bahwa sebagai suatu bangsa,
Indonesia mempunyai heterogonitas tertinggi secara fisik (negara kepulauan); maupun
dalam soal keragaman suku, bahasa daerah, adat istiadat, dan bahkan agama.
Kenyataan ini bukan saja merupakan sesuatu yang sudah given, tapi merupakan
pertimbangan utama bagi umat Islam dalam merealisasikan ide-ide dan karya
nasionalnya di berbagai bidang. Dengan demikian, demi perkembangan, pertumbuhan
dan masa depan Indonesia sendiri, umat Islam sebagai mayoritas diharapkan
memberikan kontribusi dan tanggung jawabnya secara maksimal, sesuai dengan posisi
dan perannya.
Untuk bisa memenuhi harapan tersebut, umat Islam Indonesia perlu memiliki
kesadaran sejarah (historical conciusness); yakni kesadaran bahwa segala sesuatu
mengenai tatanan hidup manusia ada sangkut pautnya dengan perbedaan zaman dan
tempat. Ini menuntut pemahaman yang benar dan utuh (kaffah) terhadap keluasan
ajaran-ajaran Islam, di samping kecerdasan dan kearifan yang tinggi untuk membaca
tanda-tanda dan perubahan zaman. Selain itu diperlukan juga wawasan yang
kontekstual dalam memadukan gagasan keislaman dan keindonesian. Dengan kata
lain, umat Islam Indonesia dituntut untuk “menterjemahkan” Islam untuk dan dalam
setting Indonesia.
2015
2
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
B. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Saat islam untuk pertama kalinya datang ke Indonesia, pada waktu itu berbagai
kepercayaan dan agama seperti Budha, Hindu, dinamisme dan anisme sudah banyak
dianut oleh bangsa Indonesia. Bahkan disebagian besar wilayah Indonesia sudah
berdiri kerajaan-kerajaan yang menganut agama Budha dan Hindu. Contohnya,
kerajaan Sriwijaya di Sumatera, kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, Kerajaan Taruma
Negara di Jawa Barat dan masih banyak kerajaan yang lainnya. Akan tetapi, Islam
datang ke wilayah-wilayah itu bisa diterima dengan baik, sebab Islam datang dengan
cara yang baik pula, mereka pembawa ajaran Islam datang dengan prinsip-prinsip
persamaan antar manusia, perdamaian, ketentraman, serta menghilangkan kasta dan
perbudakan yang sebelumnya sering terjadi di wilayah itu. Sehingga, tidak ada paksaan
dari masyarakat di sana saat diajak untuk mengucapkan dua kalimah syahadat, mereka
melakukannya dengan senang hati.
Kalau bicara tentang kapan islam mulai datang dan masuk ke Indonesia,
menurut para ahli sejarah, islam masuk ke Indonesia pada abad ke tujuh masehi atau
abad pertama hijriyah. Namun dari sumber lain, ada yang menyebutkan bahwa Islam
sudah mulai masuk ke Indonesia saat para pedagang dari Arab mulai singgah dan
memasuki wilayah Indonesa. Waktu itu saat masih pemerintahan sahabat nabi,
Khulafaur Rasyidin.
C. Proses Masuknya Islam di Indonesia
Berbeda dengan agama lain yang datang ke Indonesia dengan cara
penindasan, peperangan dan pemaksaan. Islam masuk ke Indonesia dengan cara
perdamaian, para pembawa ajaran agama Islam pada waktu itu dengan sabar dan gigih
menjelaskan tentang ajaran Islam pada penduduk setempat. Mereka pun tidak
memaksa penduduk setempat untuk memeluk agama Islam. Karena, dalam ajaran
islam itu tidak ada paksaan, Para ulama berpegang teguh pada prinsip salah satu ayat
Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 256.
Adapaun cara dan proses masuknya islam di Indonesia melalui beberapa cara, antara
lain sebagai berikut.
1. Perdagangan
2015
3
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Islam masuk ke Indonesia salah satunya lewat dengan cara perdagangan. Hal ini bisa
terjadi, karena orang-orang Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu berhubungan
dengan orang arab dalam hal perdagangan. Mereka sudah sangat dekat antara satu
sama lain. Jadi, saat pedagang arab mulai menyebarkan pemahaman agama Islam,
para orang melayu pun mudah untuk menerimanya.
Lambat tapi pasti, orang Melayu mulai banyak masuk ajaran Islam. Pengaruh Islam
semakin kuat pada waktu itu setelah berdirinya kerajaan Islam Malaka dan kerajaan
Samudra Pasai di Aceh. Maka makin ramailah para pedangang Arab serta ulama yang
datang ke Indonesia. Disamping mereka berdagang untuk mencari keuntungan duniawi,
mereka juga sambil berdakwah untuk menambah amal mereka. Berbisnis sambil
berdakwah, dunia dapat akhirat juga dapat.
2. Kultural
Maksud dengan kultural ini, penyebaran pemahaman Islam di Indonesia menggunakan
media kebudayaan. Contohnya yang dilakukan oleh para wali songo di pulau Jawa.
Sunan Kali Jaga pada waktu itu berdakwah dengan mengembangkan kesenian wayang
kulit, dia mengisi pementasan wayang yang biasanya isinya itu bertema ajaran Hindu,
dia ganti dengan ajaran Islam. Kemudian ada juga Sunan Muria berdakwah dengan
mengembangkan Gamelannya. Sedangkan Sunan Giri berdakwah dengan cara
membuat banyak sekali mainan anak-anak seperti cublak Suweng, Jalungan, Jamuran
dan lain sebagainya. Para Sunan ini cerdik sekali, mereka membawa pemahaman
ajaran Islam dengan menggunakan bahasa yang sering digunakan oleh kaumnya.
Kebetulan pada waktu itu masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mereka sangat
menyukai kesenian-kesenian itu.
3. Pendidikan
Salah satu cara efektif memasukan pemahaman ajaran Islam pada waktu itu dengan
melalui pendidikan, dan pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling strategis
untuk melakukannya. Kebanyakan para da’i dan mubalig dalam menyebarkan Islam ke
seluruh penjuru Indonesia, mereka itu keluaran dari pesantren. Contohnya Datuk
Ribandang yang merupakan keluaran dari pesantren milik Sunan Giri, dia adalah
seorang yang mengislamkan kerajaan Gowa Tolla di Kalimantan timur. Selain Datuk
Ribandang, banyak santri-santri Sunan Giri yang menyebar ke pulau-pulau yang ada di
2015
4
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Indonesia seperti Kangan, Haruku, Madura, Bawean hingga Nusa Tenggara. Sampai
saat ini, pesantren masih menjadi strategi yang efektif untuk menyebarkan ajaran Islam
ke seluruh indonesia.
4. Kekuasaan Politik
Penyebaran Islam di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan para Sultan.
Contohnya di pulau Jawa, Kesultanan Demak merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung penyebaran agama Islam. Ada juga di pulau Sulawesi yaitu Raja Gowa-Tolla
yang menjadi pelindung bagi para da’i menyebarkan ajaran Islam di sana. Para Sultan
dan Raja saling berkomunikasi, tolong menolong dalam melindungi perkembangan
dakwah Islam di Indonesia. Kekompakkan para sultan ini juga menjadi cikal bakal
lahirnya negara Indonesia.
D. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia
1. Perkembangan Islam di Sumatera
Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan dimasukinya pemahaman
ajaran islam daerah Pasai di Aceh Utara dan pantai barat Sumatera, di kedua wilayah
tersebut masing-masing berdiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan
Islam Perak dan Samudera Pasai.
2. Perkembangan Islam di Jawa
Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat Islam, cikal
kedatangan Islam ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun ke tujuh
masehi atau abad pertama Hijriyah yaitu pada tahun 674 M – 675 M. Salah satu
sahabat nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan yang pernah singgah di Kerajaan Kalingga di
Jawa. Waktu itu dia menyamar sebagai pedagang. Mungkin pada waktu itu Muawiyah
baru penjajakan saja, namun proses dakwahnya tetap berlangsung dan diteruskan oleh
para da’i yang berasal dari Kerajaan Pasai dan Malaka. Karena pada waktu itu jalur
perhubungan antara Pasai dengan Jawa begitu pesat.
3. Perkembangan Islam di Kalimantan
Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam masuk ke sana
melalui tiga jalur. Jalur yang pertama adalah melalui Kerajaan Islam Pasai dan Perlak.
Jalur kedua Islam disebarkan oleh para da’i dari tanah jawa. Mereka melakukan
2015
5
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
ekspedisi ke pulau Kalimantan sejak Kerajaan Demak berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan
Demak mengirimkan banyak sekali da’i ke luar pulau Jawa, salah satunya ke pulau
Kalimantan. Jalur ketiga melalu kedatangan para da’i yang berasal dari tanah Sulawesi.
Salah satu da’i yang terkenal pada waktu itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan
Tunggang Parangan.
4. Perkembangan Islam di Maluku
Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak ayal hal ini menjadi
daya tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya pedagang muslim dari Jawa,
Malaka, Sumatera dan Manca Negara. Dengan kedatangan para pedagang muslim ini,
menyebabkan perkembangan Islam di Kepulauan Maluku ini menyebar dengan cepat.
tepatnya sekitar pertengahan abad ke 15 atau tahun 1440 Islam mulai masuk ke
Maluku.
Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam. Namun menurut
sejarawan Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang benar-benar muslim adalah
Zaenal Abidin. Setelah raja Ternate masuk Islam, hal ini semakin mempercepat
perkembangan Islam di Maluku dan mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku
yang mulai menerima paham ajaran Islam. Namun dari sekian kerajaan Islam yang ada
di Maluku, yang paling terkenal adalah Kerajaan Ternate dan Tidore.
Setelah Islam masuk dan berkembang cepat di Maluku, Islam juga mulai masuk ke
Irian. Para raja-raja Islam dari Maluku, da’i dan pedagang yang menyiarkan ajaran
Islam ke Irian. Wilayah-wilayah di Irian Jaya yang dimasuki Islam yaitu: Jalawati, Musi,
Pulau Gebi dan Pulau Waigio.
E. Teori Masuknya Islam ke Indonesia
Ada beberapa teori masuknya islam ke Indonesia. Berikut teori-teorinya.
1. Teori Mekah
Dalam teori ini, dikatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung
dari Arab atau Mekah yang berlangsung pada abad pertama tahun hijriyah atau ke 7 M.
Haji Abdul Karim Amrullah (Hamka) adalah tokoh yang memperknalkan teori ini. Beliau
merupakan ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Beliau melontarkan pendapatnya ini
pada tahun 1958 ketika menyampaikan orasi di Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN)
2015
6
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
di Yogyakarta. Beliau menolak seluruh pendapat yang menyatakan bahwa Islam mulai
masuk ke Indonesia secara tidak langsung melalui Arab. Beliau bercerita bahan
argumentasinya yang dijadikan bahan rujukannnya berasal dari sumber Arab dan
sumber lokal Indonesia. Menurutnya, motivasi awal kedatangan bangsa Arab dilandasi
oleh motivasi semangat menyebarkan agama Islam, bukan dilandasi faktor ekonomi.
Menurut pandangannya pula, jalur perdagangan antara Arab dengan Indonesia suda
ada dan brlangsung jauh sebelum tarik masehi.
Dalam hal ini, teori HAMKA merupakan penolakan terhadap Teori Gujarat yang dia
anggap banyak kelemahannya. Dia malah curiga terhadap penulis teori Gujarat yang
berasal dari barat, mereka cenderung memojokkan Islam di Indonesia. HAMKA
berpendapat,
penulis barat
melakukan
upaya
yang sangat
sistematik untuk
menghilangkan dan meniadakan keyakinan negeri-negeri Melayu tentang hubungan
rohani yang akur dan erat antara mereka dengan bangsa Arab. Dalam pandangannya
juga, HAMKA berpendapat sebenarnya orang-orang Islam di Indonesia memeluk islam
berkat orang Arab, bukan hanya lewat perdagangan saja. Pandangan dan pendapat
HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang dikeluarkan oleh A.H Johns yang
menyatakan bahwa para pengembara lah (musafir) yang pertama kali melakukan
penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Biasanya kaum sufi mengembara dari satu
tempat ke tempat lainnya untuk mendirikan perguruan tarekat.
2. Teori Gujarat
Teori Gujarat berpendapat bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia terjadi pada
abad ke 13 M atau abad ke 7 H dan berasal dari Gujarat. Tokoh yang memperkenalkan
teori ini kebanyakan sarjana yang berasal dari belanda. Seorang Sarjana belanda yang
pertama megeluarkan teori ini bernama J. Pijnapel dari Universitas Leiden. Dalam
pandangannya, bangsa Arab yang bermazhab Syafie sudah tinggal di Gujarat dan
Malabar sejak awal tahun Hijriyah. Akan tetapi, yang menyebarkan langsung Islam ke
Indonesia untuk pertama kalinya itu bukanlah bangsa Arab, melainkan para pedangang
Gujarat yang sudah memeluk Islam terlebih dahulu. Para pedagang islam itu berdagang
ke arah timur, salah satunya Indonesia. Dalam perkembangannya, teori Gujarat ini
diyakini dan disebarkan oleh seorang tokoh terkemuka Belanda, yaitu Snouck
Hurgronje. Dalam pendapatnya, Islam lebih dahulu menyebar dan berkembang di kota2015
7
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
kota India. Selanjutnya, orang-orang Gujarat yang lebih dahulu membuka hubungan
perdagangan dengan orang Indonesia dibanding pedagang Arab.
Kemudian teori Gujarat juga lebih dikembangkan oleh J.P. Moquetta pada tahun 1912.
Dia memberikan alasan dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang meninggal pada
tanggal 17 Dzulhijjah 831 H atau sekitar tahun 1297 M di Pasai, Aceh. Menurut dia,
makam Maualan Malik Ibrahim yang meninggal pada tahun 1419 di Gresik dan batu
nisam di pasai, semuanya mempunyai bentuk yang sama dengan nisan yang ada di
Kambay, Gujarat. Akhirnya Moquetta berpendapat bahwa batu nisan itu adalah hasil
impor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh asli orang gujarat yang berada di
Indonesia, atau juga orang Indonesia yang sudah belajar kaligrafi khas Gujarat.
Argumentasi lainnya yaitu kesamaan mahzab Syafie yang dipercayai oleh orang muslim
di Indonesia dan Gujarat.
3. Teori Persia
Dalam teori ini berpendapat bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
persia (Sekarang Iran). Seorang sejarawan asal Banten yang bernama Hosein
Djajadiningrat adalah pencetus teori ini. Dalam paparannya, dia lebih menitikberatkan
analisisnya pada kesamaan tradisi dan budaya yang berkembang antara masyarakat
Indonesia dan Persia. Budaya dan tradisi itu diantaranya tradisi merayakan tanggal 10
Muharram atau sering disebut hari Asyuro. Hari ini merupakan hari suci kaum syiah
yang mayoritas berada di iran. Tradisi ini juga berkembang di daerah Pariaman,
Sumatera Barat. Selanjutnya tradisi lainnya adalah ajaran mistik yang mempunyai
banyak kesamaan. Kesamaan lainnya adalah umat Islam di Indonesia banyak yang
menganut mazhab Syafie, sama seperti kebanyakan muslim yang ada di Iran. Namun,
teori ini oleh banyak orang masih dianggap lemah karena kurang bisa meyakinkan.
4. Teori Cina
Dalam teori ini berpendapat bahwa proses kedatangan Islam untuk pertama kalinya ke
Indonesia (Khususnya Jawa) itu berasal dari perantau Cina. Melalui perdagangan,
orang cina sudah berhubungan dengan penduduk Indonesia jauh sebelum Islam
dikenal di Indonesia. ketika masa Hindu – Budha, orang-orang cina ini sudah membaur
dengan masyarakat Indonesia. Dalam bukunya Arus Cina-Islam Sumanto Al-Qurtuby
mengatakan, menurut catatan masa Dinasti Tang pada tahun 618-960 M di daerah
2015
8
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Quanzhou, Zhang-zhao, Kanton dan pesisir cina bagian selatan, di sana sudah terdapat
sejumlah pemukimaan orang-orang Islam.
Bila dilihat dari beberapa catatan sumber dari dalam Indonesia maupun luar Indonesia,
memang teori Cina ini bisa diterima. Dalam beberapa sumber lokal ditulis bahwa raja
pertama Islam di jawa, yaitu Raden Patah dari Demak, adalah seorang keturunan Cina.
disebutkan Ibu sang raja berasal dari daerah Campa, yakni Cina bagian selatan (Kini
Vietnam). Hal ini diperkuat oleh Hikayat Hasannudin dan Sejarah Banten, dimana nama
dan gelar raja-raja demak itu ditulis dengan memakai istilah Cina, seperti “Jin
bun”, “Cek Ko po“, “Cu-cu’‘, “Cun Ch”, serta “Cek Ban Cun”. Bukti-bukti lainnya bisa
dilihat dari masjid-masjid tua yang mengandung nilai arsitektur Tiongkok yang dibangun
oleh bangsa Cina di berbagai wilayah di pulau Jawa.
Dari semua teori di atas, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan
tersendiri. Sampai saat ini, tidak ada yang tau percis teori mana yang memang benarbenar terjadi dan bisa dipercaya 100% kebenarannya.
F. Islam di Indonesia
Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh dunia. Pada
saat ini diperkirakan bahwa jumlah umat Muslim mencapai 207 juta orang, sebagian
besar menganut Islam aliran Suni. Jumlah yang besar ini mengimplikasikan bahwa
sekitar 13% dari umat Muslim di seluruh dunia tinggal di Indonesia dan juga
mengimplikasikan bahwa mayoritas populasi penduduk di Indonesia memeluk agama
Islam. Kendati mayoritas penduduk beragama Islam, negara ini bukanlah negara Islam
yang berdasarkan pada hukum-hukum Islam. Justru, Indonesia adalah sebuah negara
sekuler demokratik tetapi dengan pengaruh Islam yang kuat. Sejak awal berdirinya
negara ini, sudah ada banyak perdebatan politik mengenai dasar ideologi negara
Indonesia. Sejumlah kelompok Islam konservatif (termasuk sejumlah partai politik)
berpendapat bahwa Indonesia seharusnya menjadi sebuah negara Islam. Namun,
karena ada puluhan juta penduduk non-Muslim - apalagi mayoritas penduduk yang
menganut Islam di Indonesia bukan orang Muslim yang mempraktekkannya dengan
ketat (nominal Muslim) -, berdirinya sebuah negara Islam (sekaligus penerapan hukum
syariah) selalu dianggap sebagai pemicu perpecahan dan separatisme. Partai-partai
2015
9
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
politik yang mendukung pendirian negara Islam belum pernah sempat meraih suara
mayoritas penduduk sepanjang sejarah perpolitikan di Indonesia. Berdasarkan
pemilihan-pemilihan selama era Reformasi, partai-partai Islam konservatif justru
kehilangan dukungan dibandingkan partai-partai sekuler dan karena itu tampaknya kecil
kemungkinan bahwa Indonesia akan menjadi negara Islam di masa mendatang..
Proses Islamisasi di Indonesia (atau tepatnya di wilayah yang sekarang dikenal sebagai
Indonesia) telah berlangsung selama berabad-abad dan terus berlanjut hingga saat ini.
Islam menjadi sebuah kekuatan yang berpengaruh melalui serangkaian gelombang
dalam berjalannya sejarah (yaitu perdagangan internasional, pendirian berbagai
kesultanan Islam yang berpengaruh, dan gerakan-gerakan sosial) yang akan dijelaskan
lebih lanjut dengan detail di bawah ini. Namun, penerapan agama Islam di Indonesia
pada saat ini memiliki karakter yang beragam karena setiap wilayah memiliki sejarah
tersendiri yang dipengaruhi oleh sebab-sebab yang unik dan berbeda-beda. Mulai dari
akhir abad ke-19 sampai saat ini, Indonesia - secara keseluruhan - memiliki sejarah
umum yang lebih seragam karena para penjajah (dan dilanjutkan oleh para pemimpin
nasionalis Indonesia) menetapkan dasar-dasar nasional di wilayahnya yang berbedabeda. Proses unifikasi ini juga membuat agama Islam di Indonesia - dalam proses yang
lambat - semakin kehilangan keanekaragamannya. Namun, hal ini bisa dipandang
sebagai perkembangan yang logis dalam proses Islamisasi di negara ini.
Pulau-pulau Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim:
1. Sumatra
2. Jawa
3. Kalimantan (daerah pesisir)
4. Sulawesi
5. Lombok
6. Sumbawa
7. Maluku Utara
Wilayah barat Indonesia yang padat penduduknya pada umumnya memiliki jumlah
penduduk Muslim yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah timur Indonesia.
2015
10
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Karena perdagangan memiliki peran yang signifikan dalam proses Islamisasi di
Indonesia, pulau-pulau yang lebih dekat dengan rute-rute perdagangan utama
menerima lebih banyak pengaruh Islam. Wilayah barat Indonesia, yang telah menjadi
bagian dari jalur perdagangan global sejak sejarah awal manusia, lebih banyak
menerima pengaruh-pengaruh Islam yang disebarkan melalui proses perdagangan, dan
karena itu mengalami proses kebangkitan dan kejatuhan kesultanan-kesultanan Islam
sejak abad ke-13. Hal ini terutama terjadi di wilayah sekitar Selat Malaka (yang terletak
di antara Malaysia dan Indonesia) yang dari dulu-dulu adalah salah satu jalur
perdagangan laut tersibuk di dunia.
Indonesia pada saat ini mengalami pertumbuhan makro ekonomi yang cepat: jumlah
penduduk kelas menengah bertambah dengan cepat dan hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan berkelanjutan produk domestik bruto per kapita (berarti penduduk semakin
banyak mengonsumsi produk dan jasa). Apalagi masyarakat Indonesia - seperti juga
dunia - semakin mengalami proses urbanisasi (sebuah proses yang berhubungan erat
dengan modernisasi dan industrialisasi). Maka penduduk Muslim, yang setara dengan
hampir
90%
dari
jumlah
total
penduduk
Indonesia,
juga
dipengaruhi
oleh
perkembangan-perkembangan ini. Di kota-kota besar (terutama di pulau Jawa yang
merupakan pulau paling padat penduduk di Indonesia) kelompok masyarakat ini
menunjukkan gaya hidup yang semakin konsumtif. Hal ini terutama berlaku untuk
komponen kelompok Muslim moderat yang berjumlah sangat besar. Mereka semakin
menerapkan gaya hidup perkotaan yang ‘modern’, yang didukung dengan alat-alat
elektronik dan gaya busana terbaru. Indikator-indikator penting seperti penjualan mobil
dan penggunaan internet serta telepon selular meningkat dengan sangat cepat di
tahun-tahun terakhir. Kaum muda dari kalangan menengah dan elit sering dapat dilihat
sedang bersantai di tempat-tempat seperti Starbucks di mal-mal mewah di kota-kota
besar.
G. Kedatangan Islam di Indonesia
Walaupun sulit untuk mengetahui secara persis perkembangan awal agama Islam di
kepulauan ini (karena kurangnya sumber informasi), cukup jelas bahwa perdagangan
2015
11
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
intenasional merupakan faktor yang sangat penting. Kemungkinan besar para
pedagang Muslim dari berbagai negara telah ada di wilayah maritim Asia Tenggara
sejak periode awal Islam. Sumber-sumber paling awal melaporkan bahwa sejumlah
penduduk asli telah memeluk agama Islam sejak awal abad ke-13; baru-batu nisan
mengindikasikan keberadaan sebuah kerajaan Muslim di Sumatra Utara pada tahun
1211. Mungkin kerajaaan-kerajaan lokal mengadopsi agama baru ini karena bisa
memberikan keuntungan-keuntungan tertentu dalam perdagangan dengan para
pedagang yang sebagian besar beragama Islam. Tidaklah jelas mengapa para
penduduk asli tampaknya baru memeluk agama Islam setelah berabad-abad agama ini
sudah dikenal di wilayah tersebut. Baru dari abad ke-15 dan selanjutnya, kerajaankerajaan dan kesultanan-kesultanan Islam menjadi kekuatan politik dominan di
kepulauan ini, meskipun mereka kemudian dikalahkan oleh para pendatang baru dari
Eropa (Portugis dan Belanda) di abad ke-16 dan abad ke-17.
H. Variasi Agama Islam di Indonesia
Kedatangan Islam di kepulauan ini memiliki dampak-dampak yang beragam bagi
komunitas-komunitas lokal tergantung pada konteks historis dan sosial dari wilayah
tempat kedatangannya. Di beberapa bagian dari kepulauan tersebut, kota-kota
bermunculan sebab para pedagang Muslim mendirikan tempat permukiman di sana. Di
wilayah-wilayah lain, Islam tidak pernah menjadi agama mayoritas, kemungkinan
karena letaknya jauh dari rute-rute perdagangan yang penting (seperti wilayah
Indonesia timur). Di wilayah-wilayah yang memiliki pengaruh kuat dari kebudayaan
animisme atau Hindu-Buddha, penyebaran agama Islam diblokir oleh kebudayaankebudayaan yang telah ada (seperti di wilayah Bali yang didominasi kebudayaan Hindu
sampai saat ini) atau bercampur dengan sistem-sistem kepercayaan (animisme) yang
sudah ada (contoh-contohnya masih bisa ditemukan di Jawa Tengah).
Sejak terbitnya buku (terkemuka) Clifford Geertz berjudul 'The Religion of Java'
(diterbitkan pada tahun 1960), para ilmuwan cenderung membagi komunitas Islam
Jawa
(kelompok
Muslim
terbesar
di
Indonesia)
di
dalam
dua
kelompok:
• Abangan; mereka adalah umat Muslim tradisionil yang berarti mereka masih
menerapkan dogma-dogma agama tradisional Jawa; yang mencampurkan ajaran Islam
2015
12
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
dengan agama Hindu, Buddha, dan animism. Anggota dari kelompok ini umumnya
bertempat tinggal atau berasal dari wilayah pedesaan.
• Santri; kelompok ini bisa disebut sebagai umat Muslim ortodoks. Mereka umumnya
bertempat tinggal atau berasal dari wilayah perkotaan dan lebih berorientasi pada
mesjid dan Al-Quran.
Geertz sebenarnya juga menyatakan ada kelompok ketiga, yaitu priyayi (kelompok
bangsawan tradisional), namun karena ini merupakan kelompok kelas sosial dan bukan
kelompok agama, maka kelompok priyayi ini tidak dimasukkan dalam pembagian
masyarakat di atas.
Penyebaran Islam di Indonesia seharusnya tidak dipandang sebagai proses yang cepat
dan berasal dari satu asal atau sumber saja, namun lebih tepat disebut sebagai proses
dari
berbagai
gelombang
Islamisasi
yang
berkaitan
dengan
perkembangan
internasional dalam dunia Islam; sebuah proses yang terus berlanjut hingga saat ini
(seperti yang telah dijelaskan di atas, para pedagang Muslim yang datang ke wilayah
kepulauan ini pada abad-abad pertama era Islam bisa dianggap sebagai gelombang
pertama). Dua gelombang reformasi penting yang bertujuan untuk mengembalikan
kemurnian Islam - seperti yang diterapkan pada masa Nabi Muhammad - adalah
gerakan Wahabi dan gerakan Salafi. Gerakan Wahabi datang dari Arab dan
memberikan pengaruh di wilayah kepulauan ini sejak awal abad ke-19. Gerakan Salafi
datang dari Mesir pada akhir abad ke-19. Kedua gerakan ini memiliki dampak yang kuat
dalam proses penyebaran agama Islam ortodoks di wilayah kepulauan ini.
Perkembangan penting lain di proses Islamisasi di Indonesia adalah pembukaan Kanal
Suez pada tahun 1869 yang mengimplikasikan - karena perjalanan ke Mekah menjadi
lebih mudah - adanya lebih banyak peziarah antara Indonesia dan Mekkah. Hal ini
menyebabkan semakin intensifnya komunikasi dengan pusat-pusat agama di Timur
Tengah.
Kendati begitu, gelombang-gelombang Islamisasi juga menyebabkan ketegangan dan
perpecahan di dalam komunitas Islam Indonesia karena tidak semua orang setuju
dengan kedatangan gerakan Islam ortodoks. Contohnya, perbedaan antara komunitas
modernis (santri) dan komunitas tradisionalis (abangan) disebabkan karena reaksi
komunitas tradisionalis melawan gerakan reformasi di abad ke-19. Perbedaan ini masih
2015
13
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
tampak dalam dua organisasi Islam yang paling berpengaruh di Indonesia pada saat ini.
Muhammadiyah, sebuah organisasi sosial yang didirikan pada tahun 1912 di Jawa,
mewakili komunitas Islam modernis yang menolak Islam Jawa yang mistis (tradisional).
Pada saat ini, kelompok ini memiliki sekitar 20 juta anggota. Sebagai reaksi atas
pendirian Muhammadiyah, para pemimpin tradisional Jawa mendirikan Nahdlatul Ulama
(NU) pada tahun 1926. Para anggota NU masih dipengaruhi oleh elemen-elemen mistis
sebelum kedatangan agama Islam. Para pemimpin NU juga cenderung lebih toleran
pada agama-agama lain. Jumlah anggotanya saat ini mencapai 35 juta orang.
I.
Islam Radikal di Indonesia
Pada dua dekade terakhir, pengaruh Islam semakin tampak jelas di jalan-jalan di
Indonesia dan telah mulai memainkan peran yang lebih penting dalam kehidupan
sehari-hari umat Muslim. Contohnya, jumlah wanita Indonesia yang menggunakan
jilbab telah meningkat secara signifikan, dan beribadah di mesjid semakin menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari. Namun, penting untuk memahami bahwa
perkembangan Islamisasi ini tidaklah sama dengan radikalisme Islam. Sebagian besar
umat Muslim di Indonesia memiliki toleransi tinggi pada agama-agama lain serta aliranaliran lain di dalam Islam. Hanya sekelompok kecil masyarakat di Indonesia yang setuju
dan/atau berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas radikal atau teroris. Meskipun
radikalisme Islam di Indonesia telah mendapat lebih banyak sorotan sejak penyerangan
11 September di New York (terutama setelah beberapa pemboman di Bali dan Jakarta
pada tahun 2000an), ini bukanlah fenomena baru di Indonesia. Insiden-insiden yang
melibatkan radikalisme Islam telah terjadi sebelumnya, seperti pemberontakanpemberontakan Darul Islam pada tahun 1950an, pemberontakan-pemberontakan
daerah pada akhir 1950an, pembantaian komunis pada tahun 1965-1966, pembajakan
pesawat pada tahun 1981, berbagai serangan pada gereja Kristen dan monumen
Buddha, dan serangan-serangan pada tempat-tempat yang dianggap haram (rumah
bordil, bar, dan tempat perjudian) pada beberapa dekade terakhir.
Daftra Pustaka
2015
14
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Huda, N. (2007). Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam Di Indonesia. (A. Q.
Shaleh, Ed.) Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Matta, A. (2014). Gelombang Ketiga Indonesia. (D. Krismatono, Ed.) Jakarta: The Future
Institute.
Sunanto, M. (2012). Sejarah Peradaban Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Suryanegara, A. M. (1996). Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam Di Indonesia. (R.
T. Hidayat, Ed.) Bandung: Mizan.
Suryanegara, A. M. (2012). Api Sejarah (Vol. 1). (A. Sahidin, Ed.) Bandung: Salamadani.
Srijanti, Purwanto SK, Wahyudi Pramono: Etika Membangun Masyarakat Islam Modern,
Graha Ilmu, 2009
2015
15
Pendidikan Agama Islam
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Didin Hikmah, SE, MM.
http://www.mercubuana.ac.id
Download