BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Good Corporate Governance merupakan sistem tata kelola yang diterapkan
pada suatu perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan
keagenan atau konflik keagenan. Sebagaimana dinyatakan dalam teori keagenan,
pendelegasian kewenangan untuk mengelola perusahaan yang diberikan oleh pemilik
kepada agen atau manajemen ternyata dapat menimbulkan adanya konflik
kepentingan (conflict of interest) pada manajemen. Dalam hal ini, agen, meskipun
sebagai “wakil” dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku
dalam mengelola perusahaan justru berisiko untuk tidak mengutamakan kepentingan
dari pemilik. Namun, lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Apalagi sebagai
agen memiliki akses kunci atas seluruh informasi di perusahaan dan kemungkinan
besar pemilik (principal) belum tentu juga mengetahui informasi tersebut.
Kasus-kasus besar yang terjadi di dunia nyata telah menjadi bukti adanya
permasalahan keagenan (principal agent problem), seperti misalnya kasus Enron dan
Worldcom. Adanya kasus-kasus tersebut semakin mendorong dan menyadarkan
pentingnya pengelolaan perusahaan yang baik, sehingga Kongres U.S. menerapkan
Sarbanes-Oxley Act (SOX) pada tahun 2002 untuk melindungi kepentingan
pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan. (Anand, 2008:24).
1
Good Corporate Governance dapat dipahami secara sederhana, yaitu dengan
menjabarkan terlebih dahulu kata-kata pembentuknya, yaitu Corporate dan
Governance. Corporate dapat didefinisikan sebagai suatu entitas yang terdiri atas
elemen-elemen seperti dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, internal audit
dan personel-personel lain yang terstruktur dan bekerja bersama-sama mengikuti
peraturan dan pedoman (guidelines) yang ada untuk mencapai tujuan utama dari
entitas atau perusahaan. Governance dapat didefinisikan sebagai pengelolaan.
Berdasarkan penjabaran kedua kata tersebut, maka dapat dipahami bahwa
yang menjadi inti dari Good Corporate Governance adalah suatu sistem tata kelola
yang diterapkan pada level atas suatu entitas atau perusahaan yang terdiri atas
elemen-elemen yang bekerja bersama-sama berdasarkan peraturan dan pedoman
(guidelines) yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga tercipta
akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan (stakeholders) bukan
hanya kepada pemilik atau pemegang saham (stockholders) saja.
Agar Good Corporate Governance dapat tercapai, maka perusahaan harus
menerapkan prinsip-prinsip yang menjadi inti dari Good Corporate Governance
dalam pengelolaan perusahaan. Prinsip-prinsip yang menjadi inti dari Good
Corporate Governance dijabarkan oleh KNKG (Komite Nasional Kebijakan
Governance) sebagai berikut, yaitu: transparansi (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency),
kewajaran dan kesetaraan (fairness).
2
Pentingnya Good Corporate Governance telah menjadi isu yang menjadi
pembahasan di Indonesia sejak akhir tahun 1997, yang disebabkan oleh krisis yang
terjadi di Asia Timur yang juga memiliki dampak yang sama terhadap kawasan Asia
Tenggara. Krisis tersebut juga turut berakibat buruk bagi perekonomian Indonesia,
yang pada akhirnya juga turut mempengaruhi perusahaan-perusahaan yang ada di
Indonesia. Iskander dan Chamlou (2000) dalam Hidayah (2008: 53) menyatakan
krisis ekonomi yang terjadi di Asia Tenggara dan negara lain salah satu faktor
penyebabnya selain faktor ekonomi makro adalah disebabkan karena Good Corporate
Governance (GCG) yang lemah, seperti belum kuatnya hukum yang diterapkan,
standar akuntansi dan pemeriksaan keuangan (auditing) yang diterapkan secara
lemah, pasar modal yang belum memiliki regulasi yang baik, pengawasan komisaris
yang kurang efektif, dan terabaikannya hak minoritas.
Pengenalan konsep Corporate Governance di Indonesia secara resmi
dilakukan pada tahun 1999 ketika pemerintah membentuk Komite Nasional tentang
Corporate Governance, yang menghasilkan kode Corporate Governance yang
kemudian direvisi pada tahun 2006. Kode ini kemudian menjadi referensi bagi
perusahaan di Indonesia termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam
menjalankan aktivitas bisnis mereka. (Kamal, 2011:146).
Kewajiban untuk mengimplementasikan Good Corporate Governance pada
Badan Usaha Milik Negara mulai diterapkan sejak tanggal 31 Juli 2002, yaitu dengan
Surat Edaran Meneg BUMN Nomor 117/M-MBU/2002. Kesadaran akan pentingnya
penerapan GCG di Indonesia terus dikembangkan dan ditindaklanjuti. Hingga pada
3
tahun 2011, dikeluarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada BUMN, yang direvisi pada beberapa pasal dengan Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-09/MBU/2012. Berdasarkan peraturan
tersebut, tertuang bahwa Perusahaan Badan Usaha Milik Negara harus menerapkan
asas transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), kemandirian (independency), serta kewajaran (fairness). Nilai-nilai
ini sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance yang dikemukakan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Terkait dengan regulasi tersebut, telah menjadi kewajiban bagi setiap BUMN
untuk menerapkan Good Corporate Governance. Husnan (2000: 6) menyatakan
bahwa tipe perusahaan (BUMN) mempunyai kekhususan dalam arti pemiliknya tidak
dapat mengontrol perusahaan secara langsung karena pemilik hanya diwakili oleh
pejabat yang ditunjuk (misal menteri). Kesepakatan yang terjadi adalah antara wakil
pemilik (agen) dengan manajemen (yang juga agen). Penerapan peraturan terkait
Good Corporate Governance merupakan langkah untuk dapat mengoptimalkan
kinerja BUMN di Indonesia, mengingat peranan BUMN yang sangat penting untuk
dapat mendukung perekonomian Indonesia.
Untuk dapat mencapai Good Corporate Governance di BUMN, perlu adanya
sinergi seluruh elemen dalam perusahaan dari Dewan Komisaris, Direksi, Komite
Audit, Auditor Internal, hingga seluruh karyawan perusahaan. Agar dapat
memastikan tercapainya Good Corporate Governance tentu perusahaan harus dapat
4
memastikan berfungsinya seluruh elemen tersebut secara efektif dan efisien. Secara
lebih spesifik, yang akan lebih ditekankan pada penelitian ini adalah pada salah satu
elemen yaitu fungsi audit internal. Hal ini dikarenakan auditor internal merupakan
salah satu elemen dalam perusahaan yang memiliki peran yang sangat penting yaitu
turut memastikan pencapaian tujuan perusahaan, yang sejalan dengan tujuan dari
penerapan Good Corporate Governance. Dalam pencapaian tujuan perusahaan,
auditor internal dapat mengawasi adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi
di perusahaan dan berperan sebagai effector untuk memastikan tiap fungsi perusahaan
telah mengambil langkah korektif dan antisipatif agar perusahaan tetap dapat
mencapai tujuan.
Auditor internal sebagai bagian dari manajemen sekaligus mitra manajemen
untuk melakukan evaluasi dan perbaikan kinerja manajemen. Hal ini sesuai dengan
fungsi utama dari audit internal untuk memberikan keyakinan memadai (assurance)
dan konsultasi (consulting) pada perusahaan, sebagaimana disebutkan dalam definisi
IIA (Institute of Internal Auditors). Dalam hal ini, auditor internal membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan yang sistematis dan
berdisiplin dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko,
pengendalian dan proses tata kelola (governance process).
Sebagaimana dinyatakan dalam artikel yang dikeluarkan oleh KPMG pada
tahun 2003 yang berjudul Internal Audit’s Role in Corporate Governance, dinyatakan
bahwa peranan kunci auditor internal adalah memastikan pengawasan yang memadai
atas pengendalian internal (internal control). Dengan melakukan hal tersebut, maka
5
akan membentuk komponen integral dalam kerangka kerja Corporate Governance
perusahaan. Dapat dikatakan secara umum bahwa fungsi audit internal adalah sebagai
salah satu komponen kontrol dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
PT Jasa Raharja merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di
Indonesia, yang bergerak di bidang asuransi sosial. Saat ini, kepemilikan perusahaan
100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara. Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, PT Jasa Raharja harus mematuhi
pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) sebagaimana yang
terdapat dalam Peraturan Menteri BUMN. Penerapan Good Corporate Governance di
PT Jasa Raharja dapat dikatakan sangat baik hal ini terlihat bukan hanya dari
pencapaian hasil penilaian dari penilai independen yang diungkapkan dalam laporan
tahunan namun juga dari penghargaan-penghargaan yang diterima oleh perusahaan.
PT Jasa Raharja telah menerima penghargaan dari berbagai pihak terkait pencapaian
kinerja perusahaan yang sangat baik, yang dapat dicapai melalui penerapan Good
Corporate Governance.
Penghargaan-penghargaan yang diterima oleh PT Jasa Raharja antara lain
secara berturut-turut sejak tahun 2011 hingga 2013 memperoleh penghargaan sebagai
BUMN Terbaik 2012 Bidang Sektor Keuangan Sektor Akuntansi dari Majalah
Investor, Peringkat ke-3 Kategori BUMN Keuangan Non-Listed Annual Report
Award dari Otoritas Jasa Keuangan tahun 2013, The Most Reliable Improvement
Social pada Insurance Award 2013 dari Harian Bisnis Indonesia, The Best of State
6
Own Enterprise Inhouse Magazine (InMA) 2013 dari Serikat Perusahaan Pers serta
BUMN yang telah dapat menerapkan Good Corporate Governance dengan sangat
baik menurut Kementerian BUMN.
Penghargaan yang telah diterima PT Jasa Raharja menunjukkan prestasi
perusahaan dalam penerapan Good Corporate Governance. Secara teori, penerapan
Good Corporate Governance tampak sederhana dengan mengatur pengelolaan
perusahaan dengan menerbitkan peraturan-peraturan sehingga banyak perusahaan
yang terjebak dengan penerapan Good Corporate Governance sebatas pada
peraturan-peraturan tanpa adanya implementasi yang berarti. Dengan mendasarkan
pada prestasi yang telah diraih oleh PT Jasa Raharja maka perlu dievaluasi secara
lebih mendalam apakah PT Jasa Raharja telah benar-benar dapat menerapakan Good
Corporate Governance atau hanya sebatas pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan
oleh perusahaan tanpa diimplementasikan dengan baik.
Berdasarkan penjabaran tersebut, penulis tertarik untuk meneliti mengenai
penerapan praktik Good Corporate Governance di PT Jasa Raharja serta mengetahui
peran auditor internal dalam penerapan Good Corporate Governance sehingga judul
penelitian skripsi ini adalah: “Peran Auditor Internal dalam Penerapan Good
Corporate Governance : Studi pada PT Jasa Raharja.”
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah mengenai “Peran
7
Auditor Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance pada PT Jasa
Raharja”, yaitu:
a) Bagaimana penerapan Good Corporate Governance pada PT Jasa Raharja
serta upaya pelaksanaannya?
b) Bagaimana peran auditor internal dalam mendukung penerapan Good
Corporate Governance pada PT Jasa Raharja?
1.3.
Batasan Masalah
Penelitian ini hanya akan membahas mengenai bagaimana penerapan Good
Corporate Governance pada salah satu BUMN di Indonesia yaitu PT Jasa Raharja
serta peranan auditor internal dalam penerapan Good Corporate Governance pada
perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan penelitian yaitu lingkup
penelitian hanya pada unit analisis penelitian yaitu PT Jasa Raharja pada kantor pusat
di Jakarta dengan populasi seluruh staff divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan
staff divisi teraudit oleh SPI (auditee) .
1.4.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian yang dilakukan memiliki 3
tujuan, yaitu:
a) Untuk
mengevaluasi
penerapan
prinsip-prinsip
Good
Corporate
Governance pada salah satu BUMN di Indonesia yaitu PT Jasa Raharja
8
b) Untuk mengevaluasi peran Auditor Internal dalam penerapan prinsipprinsip Good Corporate Governance di PT Jasa Raharja
c) Untuk mengetahui kontribusi Auditor Internal PT Jasa Raharja dalam
penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance
1.5.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa
pihak, antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan
informasi
tentang
proses
penerapan
Good
Corporate
Governance di Indonesia, secara lebih spesifik untuk perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu juga memberikan informasi tentang
apakah fungsi audit internal dapat mempengaruhi penerapan Good Corporate
Governance pada suatu perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat
digunakan untuk menambah literatur untuk penelitian-penelitian di masa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses
penerapan Good Corporate Governance seperti pemerintah dan perusahaanperusahaan agar mengetahui sampai sejauh mana penerapan Good Corporate
Governance khususnya pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga
dapat melakukan perbaikan-perbaikan (improvement) pada sistem yang ada
9
agar Good Corporate Governance dapat berjalan secara efektif. Selain itu,
dapat diketahui pengaruh faktor audit internal dalam penerapan Good
Corporate Governance sehingga diharapkan dapat diambil langkah-langkah
untuk meningkatkan penerapan Good Corporate Governance, melalui fungsi
audit internal tersebut.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam
penyusunan skripsi ini.
BAB II: TINJAUAN LITERATUR
Bab ini akan membahas mengenai konsep dan teori yang berkaitan dengan
Good Corporate Governance dan Audit Internal.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
jenis dan sumber data yang akan digunakan, teknik pengumpulan data, dan metode
analisis data. Selain itu, bab ini juga menguraikan profil perusahaan yang terdiri atas
sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, bidang dan jenis usaha, serta struktur
organisasi perusahaan.
10
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang penerapan Good Corporate Governance
perusahaan serta peran dan kontribusi auditor internal dalam penerapan Good
Corporate Governance.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis menjabarkan kesimpulan dari hasil analisis dan
pembahasan berdasarkan uraian bab 4, yang diharapkan dapat menjawab perumusan
masalah yang telah dibahas pada bab 1. Pada bab ini, penulis juga memberikan saran
berdasarkan hasil penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya.
11
Download