PENGARUH SISTEM AKUNTANSI INSTANSI, KOMPETENSI KARYAWAN, DAN PELATIHAN KARYAWAN TERHADAP KUALITAS PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN PADA KEMENTERIAN PERDAGANGAN Ariansyah/NPM: 0911031086/081997306969/ [email protected] Pembimbing I: Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt Pembimbing II: Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. ABSTRACT The study has a purpose to analyse the effect of institute accounting system, training and employee’s competencies concerning quality of accountability of financial report in the Ministry of Trade. In the previous study was only used two variables which were institute accounting system and employee’s competencies with primer data based on employee’s perception in The National Ministry of Education in North Sumatra. As development in previous study, in this case is added one additional variable which is the employees training. The population in this study were all employees of the Ministry of Trade. Sample selection techniques was using judgment sampling. All data in this study were obtained from quistionnaires by respondents which are functional official, echelon III and echelon IV were 72 persons who work in finance department. For hypothesis testing in this study was used multiple linear regression. Result of this study indicate that variable of institute accounting system and employee’s competencies had no significant effect concerning the quality of financial reporting accountability. Meanwhile for variable of employees training had positive and significant effect concerning the quality of financial reporting accountability. It was indicating that employees training could improve employees comprehension of creating good financial report. Key words : Institute accounting system, employee’s competencies, employee training, the quality of financial reporting accountability 1. PENDAHULUAN Instansi Pemerintah adalah penyelenggara pemerintahan, dan sebagai pengguna anggaran negara wajib untuk melakukan pengelolaan keuangan dalam mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan suatu perencanaan yang ditetapkan oleh masing-masing instansi dan penerapan sistem pertanggungjawaban tersebut harus tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dapat berlangsung bersih dan bertanggungjawab. Standar Akuntansi Pemerintahan disusun oleh suatu komite yang independen dan ditetapkan dalam suatu Peraturan Pemerintah (PP No. 71 tahun 2010) yang mengatakan bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Penyusunan laporan keuangan yang berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan informasi keuangan yang berkualitas bagi pengguna laporan keuangan di dalam rangka menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik. Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menjelaskan agar informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah pusat dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu perlu diselenggarakannya sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang bertujuan menjaga asset Pemerintah Pusat dan instansi melalui pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang kosisten dan menyediakan informasi keuangan yang akurat dan tepat waktu. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/2011, Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). SA-BUN adalah Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan sedangkan SAI memproses data transaksi keuangan, barang, dan transaksi lain yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga. Dalam praktiknya, tujuan dari sistem pengelolaan keuangan di lingkungan kementerian/kelembagaan itu sendiri adalah untuk memahami inti dari lingkup pengelolaan keuangan pada unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi kementerian/kelembagaan, memahami siklus keuangan kelembagaan, memahami jenis laporan keuangan kelembagaan serta memahami proses pertanggungjawaban keuangan kelembagaan. Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN yang berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), laporan keuangan kementerian/kelembagaan dapat diuji keandalannya dengan laporan keuangan yang dihasilkan oleh satker melalui proses rekonsiliasi. Penerapan SAI pada Kementerian Perdagangan Jakarta selama ini sebenarnya berjalan dengan cukup baik, akan tetapi masih seringkali terjadi kendala. Kendala yang terjadi adalah masih adanya satuan kerja (satker) sebagai pengguna anggaran yang terlambat menyampaikan laporan keuangan oleh satker ke KPPN. Hal ini dipengaruhi juga oleh sumber daya manusia yang kurang efektif dan efisien. Kebutuhan akan tenaga kerja dengan tingkat produktivitas tinggi berbanding lurus dengan perkembangan kualitas SDM yang diperlukan bagi semua pihak, baik pada sektor swasta maupun sektor pemerintahan. Hal ini terjadi karena peranan SDM sendiri bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Sumber Daya Manusia yang kompeten merupakan aset penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dari itu, kompetensi terhadap kualitas pertanggungjawaban dari setiap satker sangat diperlukan guna memacu laporan keuangan kementerian lebih berkualitas. Pentingnya program pelatihan karyawan menjadi sebuah kewajiban dan kebutuhan bagi organisasi yang ingin meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman karyawan mereka di semua tingkatan organisasi. Maka, sebuah organisasi harus bisa mengelompokkan yang mana menjadi kebutuhan dari organisasi, individu, model dan jenis pelatihan serta departemen mana yang akan dilatih agar dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Amin (2011) yang selanjutnya menjadi acuan pada penelitian ini. Sebagai bagian dari pengembangan penelitian sebelumnya, peneliti menambahkan satu variabel tambahan, yaitu pelatihana karyawan. Diharapkan penelitian ini dapat lebih lanjut meneliti pengaruh variabel independen yaitu, SAI, kompetensi karyawan, dan pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan di instansi pemerintah lain. 2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Public Choice Theory dan Contingency Theory Public choice theory adalah teori yang dominan ketika siap untuk mereformasi pemerintah (Boston et al, 1996). Public choice theory juga dapat diartikan bahwa teori pilihan publik itu melihat bagaimana, apa, dan untuk siapa pemerintah mengambil keputusan yang terkait dengan kepentingan masyarakat dan kebijakan yang diperlukan (Samuelson dan Nordhaus, 1995 dalam Dewi, 2012). Untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang bisa digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan, maka digunakan sebuah teori yang dapat mendukungnya yaitu teori kontijensi (Otley, 1995 dalam Muchlis 2009). Menurut Otley (1995) sistem pengendalian dipengaruhi oleh konteks dimana mereka beroperasi dan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan organisasi itu sendiri. Pengertian Sistem Akuntansi Instansi Sistem akuntansi instansi merupakan sistem akuntansi yang dilaksanakan oleh Departemen/Kementerian Negara/Lembaga. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/2011, definisi sistem akuntansi instansi adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pengertian Kompetensi Kompetensi dapat diartikan sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan pegawai mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya (Boulter et al. dalam Rosidah, 2003: 11). Selain itu, kompetensi bisa juga diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan keadaan di dalam pekerjaannya. Kompetensi yang dimiliki oleh seseorang bisa dilihat dari tingkat kreativitas yang dimilikinya serta berbagai inovasi-inovasi yang diciptakan serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Pengalaman dan pengetahuan seseorang memegang peranan penting pula dalam menngetahui seberapa kompeten mereka dalam menyelesaikan tugas mereka. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka, pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu SDM dalam dunia kerja (Dessler, 2009). sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabat nanti. Pelatihan sangat erat kaitannya dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan yang saat ini sedang dilakukan. Pelatihan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan serta kemampuan yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaan. Pelatihan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan peforma kerja dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Pengertian Kualitas Laporan Keuangan Laporan keuangan kementerian/lembaga merupakan gabungan dari laporan keuangan organisasi yang berada di bawah kementerian/kelembagaan yang kegunaanya adalah untuk membandingkan realisasi pendapatan, transfer, belanja dan pembiayaan dengan anggaran yang sudah ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 dijelaskan bahwa karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Adapun karakteristik kualitatif laporan keuangan yang merupakan prasyarat normatif agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Pengaruh Sistem Akuntansi Instansi terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Penyelenggaraan SAI sebagai sistem akuntansi sangat diperlukan ketika akan membuat laporan keuangan instansi untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Dengan adanya sistem akuntansi instansi, diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan bisa lebih baik. Definisi kualitas SAI mengacu pada tingkat di mana seseorang pemakai sistem merasa terpuaskan oleh informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi formal. Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi yang baik dapat memberikan pemahaman yang baik pula mengenai inti dari lingkup pengelolaan keuangan pada unit-unit kerja di bawah organisasi kementerian/kelembagaan . Tujuan umum dari laporan keuangan adalah menyajikan informasi posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan keuangan bisa dikatakan baik dan berkualitas bila telah memenuhi kriteria sesuai dengan aturan sistem yang formal. Hal ini erat kaitannya dengan keterandalan pada sistem akuntansi yang digunakan serta ketepatan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan laporan yang baik. H1: Sistem Akuntansi Instansi berpengaruh positif terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Kompetensi merujuk pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sesorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan yang lebih profesional. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati (2006) dalam Sutaryo (2011) bahwa kompetensi SDM merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesiapan dan efektifitas implementasi sistem akuntansi keuangan daerah di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Kompetensi seseorang dapat dilihat dari tingkat kinerja yang dimiliknya serta inovasi-inovasi yang diciptakan dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Keberhasilan laporan pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan SAI yang dilakukan oleh satuan kerja ditentukan dari pemahaman pembuat laporan keuangan dalam menggunakan sistem akuntansi instansi yang sudah terkomputerisasi. Dari uraian tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh kompetensi terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. H2: Kompetensi berpengaruh positif terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pengaruh Pelatihan Karyawan terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Silberman (2006) dalam Dewi (2012) mengatakan bahwa teori analisis kebutuhan pelatihan (training needs analysis) merupakan serangkaian kegiatan terstruktur untuk menganalisa kebutuan pelatihan. Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan untuk menganalisa kebutuhan pelatihan yang di dalamnya terdapat usaha-usaha yang sistematis untuk mengumpulkan informasi di dalam permasalahan kinerja organisasi dan mengoreksi kekurangan kinerja. Pelatihan dalam desain, implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti adanya sistem baru memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat mengartikulasi hubungan antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk bisa dimengerti, menerima dan merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir dalam proses implementasi (Shield, 1995 dalam Dewi, 2012). Melalui sebuah pelatihan, perilaku kerja seorang/kelompok pegawai dapat meningkatkan kinerja organisasi (Ivancevich, 2008). Dari uraian tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. H3: Pelatihan karyawan berpengaruh positif terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan 3. METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kemeterian Perdagangan. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di bagian keuangan yang terdiri dari sebelas satker. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel atas dasar pertimbangan. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada pertimbangan (judgment sampling) bahwa yang melakukan konsolidasi laporan keuangan adalah karyawan yang bekerja di bagian keuangan. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 orang karyawan. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode survei melalui penyebaran kuesioner. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hubungan kausal secara empiris pengaruh sistem akuntansi instansi, kompetensi, dan pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjwaban laporan keuangan. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji variabel-variabel penelitian melalui pembentukan model analisis dengan prosedur statistik yang kemudian diambil interpretasi sebagai dasar dalam pengambilan kesimpulan. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen, yaitu SAI, kompetensi karyawan, dan pelatihan pegawai. Sedangkan variabel dependenya adalah kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Sistem Akuntansi Instansi adalah serangkaian prosedur akuntansi yang dilaksanakan di tingkat Kementerian Negara/Lembaga sebagai bentuk pertanggungjawaban keuangan. Untuk mengetahui kualitas suatu SAI itu baik salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengukur kualitas informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem akuntansi formal. Tingkat dimana seorang pemakai sistem akuntansi merasa terpuaskan oleh informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi formal menjadi acuan kualitas pada sistem akuntansi instansi. Sebagai dasar penyusunan dalam menyusunan kuesioner penelitian, variabel operasionalnya adalah persepsi manfaat SAI. Persepsi manfaat sistem akuntansi maksudnya adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa menggunakan SAI bisa meningkatkan pertanggungjwaban pada laporan keuangan. Untuk jumlah pertanyaan pada pengukuran item persepsi manfaat sistem informasi berjumlah sembilan pertanyaan dengan membaginya ke dalam lima skala Likert dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Kompetensi Karyawan Kompetensi merupakan kemampuan seseorang saat menghadapi situasi di dalam pekerjaanya. Untuk itu, variabel operasional yang akan diteliti sebagai acuan dalam menyusun kuesioner penelitian adalah kinerja pekerjaan pengguna SAI. Pada tingkat satuan kerja, kinerja pekerjaan pengguna SAI sangat mempengaruhi keberhasilan seorang pemakai sistem akuntansi dalam pelaksanaan kerja yang di dalamnya melibatkan pengguna SAI. Untuk bisa menguasai pengoperasian sistem, tiap karyawan harus mempunyai kinerja yang baik dalam menggunakan SAI. Dengan begitu diharapkan pertanggungjawaban laporan keuangan dapat meningkat. Jumlah pertanyaan untuk mengukur ini berjumlah duabelas pertanyaan. Skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pelatihan Karyawan Pada penelitian ini, parameter yang digunakan pada variabel ini adalah apakah pelatihan yang diberikan untuk meningkatkan pekerjaan telah diberikan dengan cukup banyak pelatihan. Variabel ini juga menggunakan indikator lain seperti apakah setiap ada penerapan sistem baru selalu diberikan pelatihan terlebih dahulu, jenis pelatihan yang diberikan sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai pekerjaan, serta apakah dalam pelatihan yang dikirim adalah mereka yang bekerja sesuai dengan latar belakang pekerjaannya/mereka yang berkerja di bidangnya. Jumlah pertanyaan untuk mengukur variabel ini sebanyak empat pertanyaan. Sedangkan skala yang digunakan adalah dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Kualitas pertanggungjawaban mengarah pada level di mana kualitas laporan keuangan bisa terpenuhi oleh output dari laporan keuangan. Mengukur kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa karakteristik, diantaranya ketepatan waktu, keakuratan laporan, relevan dengan standar yang berlaku. Jumlah pertanyaan pada item pengukuran persepsi kualitas laporan keuangan ini berjumlah delapan pertanyaan dengan membaginya ke dalam lima skala Likert dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Teknik Analisis Data Pengujian instrumen dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas. Uji reliabilitas terhadap instrumen dilakukan dengan melihat Cronbach alpha untuk melihat konsistensi internal dan akurasi data akibat terjadinya perubahan bahasa. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kuesioner. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan persamaan: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Demografi Responden Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 72 responden , 31 (43,06%) responden adalah wanita dan 41 (56,94%) responden adalah pria. Usia responden terbanyak ada pada kisaran 30-39 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau 31,94% dari total responden. Sementara itu, untuk tingkat pendidikan responden mayoritas adalah S1, yaitu sebanyak 44 orang atau 61,11% dari total responden. Responden dalam penelitian adalah karyawan Kementerian Perdagangan yang ada di bagian keuangan yang terdiri dari 31 orang (43,06%) pejabat fungsional, 27 orang (37,50%) pejabat eselon IV, dan 14 orang (19,44%) pejabat eselon III. Kebanyakan dari mereka telah bekerja di Kementerian Perdagangan selama 20-29 tahun. Statistik Deskriptif Tabel 2 menunjukkan bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel sistem akuntansi instansi adalah 26, sedangkan skor tertinggi adalah 45 dengan rata-rata jumlah skor untuk variabel ini adalah 35,9444 yang menunjukkan bahwa rata-rata responden menyatakan bahwa mereka cukup memahami mengenai sistem akuntansi instansi yang ada di Kementerian Perdagangan. Variabel kompetensi pada tabel atas menunjukkan skor terendah adalah 26 dengan skor tertinggi adalah 56 dan rata-rata jumlah skor adalah 44,4583 yang artinya adalah responden cukup memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah dalam pekerjaan mereka. Variabel pelatihan menunjukkan skor minimum adalah 8, skor maximum adalah 19 dengan rata-rata variabel pelatihan menunjukkan skor 14,5000 yang dapat diartikan bahwa pelatihan di Kementerian Perdagangan cukup berjalan baik. Variabel kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan menunjukkan skor 18, dan 36 sebagai skor tertinggi variabel ini yang dapat diasumsikan bahwa responden lebih cenderung memilih jawaban sangat setuju. Nilai rata-rata pada variabel ini adalah 30,0417 yang menunjukkan bahwa responden rata-rata menjawab netral untuk kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan mereka . Pengujian Valditas Hasil Pengujian Validitas Loading Variabel Factor Keterangan Sistem Akuntansi Instansi 0,473-0,790 Valid Kompetensi Karyawan 0,561-0,863 Valid Pelatihan Karyawan 0,503-0,696 Valid Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keungan 0,470-0,822 Valid Sumber: data primer yang diolah, 2013 Pada lampiran Tabel 3 tampak bahwa nilai KMO MSA dalam instrumen penelitian lebih dari 0,5 yaitu sebesar 0,559. Dengan demikian maka penelitian ini dapat dilakukan uji analisis faktor. Sedangkan hasil pengujian validitas pada tabel di atas menunjukkan bahawa keempat variabel memiliki nilai loading factor di atas 0,4 dan dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan dalam instrumen ini adalah valid. Pengujian Reliabilitas Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Akuntansi Instansi Kompetensi Karyawan Pelatihan Karyawan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Sumber: data primer yang diolah, 2013 Cronbach’s Keterangan Alpha 0,822 Reliabel 0,867 Reliabel 0,653 Reliabel 0,846 Reliabel Hasil pengujian reliabilitas di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk keempat variabel di atas 0,60 yang dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak digunakan untuk mengukur variabel sistem akuntansi instansi, kompetensi karyawan, pelatihan karyawan, dan kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas yang ada pada lampiran tabel 5 memperlihatkan nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yang artinya bahwa asumsi normalitas terpenuhi. Begitu pula dengan gambar grafik normal plot yang dapat digambarkan yaitu mengikuti garis diagonalnya, yang menunjukkan asumsi normalitas terpenuhi. Tampilan histogram dan kurva normal yang berbentuk lonceng yang dapat diartikan bahwa data yang digunakan sudah terdistribusi dengan normal. Uji Multikolonieritas Hasil pengujian multikolonieritas pada lampiran tabel 6 menunjukkan bahwa nilai dari semua variabel independen adalah di atas 0,10 dan nilai VIF untuk semua variabel independen adalah kurang dari 10. Maka, kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa model regresi tersebut tidak mengalami problem multikolonieritas dan layak untuk dipakai. Uji Heteroskedastisitas Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas berarti varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Sebuah model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu model regresi mempunyai persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan lain. Gambar di atas memperlihatkan pola yang tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas maupun di bawah nilai nol pada sumbu Y dan dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak mengalami heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Hasil Pengujian Autokorelasi DurbinWatson 1,910 du (k=3) du<DW<4-du Keterangan 1,709 1,709<1,910<4-1,709 Tidak terjadi autokorelasi Menurut Ghozali (2005) suatu model dikatakan tidak terjadi gejala autokorelasi apabila du<DW<4-du. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan DurbinWatson. Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa nilai DW ada di antara du dan 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada model regresi. Pengujian Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pada lampiran tabel 8 dapat diketahui bahwa besarnya nilai adjusted R square sebesar 0,260 atau 26%. Hal ini berarti variabilitas variabel independen dalam penelitian ini, yakni sistem akuntansi instansi, kompetensi karyawan, dan pelatihan karyawan dapat menjelaskan variabel dependennya, yaitu kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan sebesar 26%. Sedangkan sisanya sebesar 74% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diuji dalam penelitian ini. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Lampiran tabel 9 menunjukkan bahwa nilai F hitung 9,332 dengan signifikansi 0,00 (di bawah 0,05). Hal ini berarti bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan atau dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi instansi, kompetensi karyawan, dan pelatihan karyawan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Pengujian Hipotesis Pengujian variabel sistem akuntansi instansi (SAI) menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,097 (di atas 0,05) atau dapat disimpulkan bahwa variabel ini tidak signifikan. Tabel 10 menunjukkan bahwa untuk variabel kompetensi karyawan yang dimasukkan ke dalam model regresi hasilnya adalah tidak signifikan dengan tingkat probabilitas 0,328 (di atas 0,05). Untuk variabel pelatihan karyawan yang dimasukkan ke dalam model regresi terlihat signifikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,00 (di bawah 0,05). Artinya, kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap pelatihan karyawan. Pembahasan Hipotesis 1 (H1): Pengaruh SAI terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa sistem akuntansi instansi berpengaruh positif terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel sistem akuntansi instansi memiliki nilai t hitung sebesar 1,684 pada tingkat signifikansi sebesar 0,097 (lihat tabel 10), sedangkan untuk nilai tabel df = 72 sebesar 1,99 (dapat dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,097 melebihi dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H1) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi instansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Sistem akuntansi instansi akan berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan apabila didukung dengan pengetahuan serta pengalaman dari karyawan itu sendiri di bidang akuntansi. Pengetahuan dan pengalaman yang mereka dapatkan mengenai SAI tersebut yang nantinya akan memberikan pengaruh pada kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Dengan demikian, kemampuan dari masing-masing karyawan dalam menguasai SAI itu yang nantinya akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Pada penelitian ini hanya membahas mengenai persepsi manfaat SAI yaitu sikap yang akan mempengaruhi perilaku seseorang termasuk kinerja seseorang dalam menggunakan sistem akuntansi instansi. Persepsi manfaat sistem akuntasi yang dimaksud adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa penggunaan SAI akan meningkatkan kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Pembahasan Hipotesis 2 (H2): Pengaruh kompetensi karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel kompetensi memiliki nilai t hitung sebesar -0,984 pada tingkat signifikansi sebesar 0,328 (lihat tabel 10), sedangkan untuk nilai tabel df = 72 sebesar 1,99 (dapat dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,328 melebihi dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H2) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kompetensi karyawan tidak berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa di Kementerian Perdagangan, karyawan yang berlatar belakang pendidikan akuntansi masih kurang memadai. Jabatan-jabatan di bagian keuangan umumnya ditempati oleh orang-orang yang berlatar belakang pendidikan non-akuntansi. Pembahasan Hipotesis 3 (H3): Pengaruh pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa pelatihan karyawan berpengaruh positif terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pelatihan karyawan memiliki nilai t hitung sebesar 4,921 pada tingkat signifikansi 0,00 (lihat tabel 10), sedangkan untuk t tabel df = 72 adalah 1,99 (bisa dilihat pada tabel distribusi t). Nilai signifikansi 0,00 kurang dari derajat kepercayaan (α) 0,05 sehingga hipotesis (H3) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka, pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu SDM dalam dunia kerja (Dessler, 2009). Dengan adanya pelatihan karyawan memungkinkan terjadinya peningkatan kecakapan dalam menyusun suatu laporan keuangan yang benar-benar mampu memberikan informasi yang tepat bagi para penggunanya. Pelatihan juga erat kaitannya dengan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang saat ini dikerjakan. Pelatihan sangat dibutuhkan sebagai upaya meningkatkan performa kerja dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem akuntansi, kompetensi karyawan dan pelatihan karyawan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Berdasarkan pengujian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka kesimpulan dapat diringkas sebagai berikut: (1) Sistem akuntansi instansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa hal yang mempengaruhi relevansi informasi yang merupakan indikator kualitas informasi adalah bukan dari sistem akuntansi instansi itu saja, tetapi harus didukung dengan pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing karyawan di Kementerian, (2) Kompetensi karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini terjadi karena Kementerian Perdagangan pernah sama sekali tidak melakukan perekrutan karyawan. Kebutuhan akan karyawan di bagian keuangan, dilakukan dengan merekrut karyawan yang jumlahnya berlebih di bagian lain. Sehingga, jabatan-jabatan di bagian keuangan umumnya ditempati oleh orang-orang yang berlatar belakang pendidikan non-akuntansi, (3) Pelatihan karyawan berpengaruh positif dansignifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan karyawan dianggap mampu membantu meningkatkan kecakapan dan pemahaman seseorang demi terciptanya laporan keuangan yang baik. Implikasi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada mereka yang bekerja di bagian keuangan bahwa pelatihan karyawan sangat penting dalam penyusunan laporan keuanga demi terciptanya laporan keuangan yang berkualitas dan bertanggung jawab. Hasil ini diharapkan mampu memotivasi penelitian berikutnya yang sejenis di masa yang akan datang. Keterbatasan Keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini dan mungkin berdampak pada hasil penelitian diantaranya: (1) Kuesioner yang diberikan kepada responden untuk mengukur kinerja mereka dimana umumnya, tiap respondennya menilai diri mereka sendiri. Sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan kemungkinan yang sangat mungkin terjadi (2) Model peneltian ini adalah survei tanpa dilengkapi dengan proses wawancara. Jawaban yang didapatkan belum tentu menggambarkan situasi yang sebenarnya. Saran Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian berikutnya yang sejenis diantaranya: (1) Diharapkan penelitian berikutnya menggunakan faktor-faktor yang lebih lengkap. Sangat disarankan untuk menambahkan faktor-faktor lain seperti sistem pengendalian internal atau pengorganisasian tim (2) Peningkatan nilai kinerja karyawan bisa lebih ditingkatkan lagi dengan memberikan pelatihan- Pemilihan karyawan dengan latar belakang pendidikan yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat, khususnya bagian keuangan, sangat dibutuhkan demi terciptanya kualitas laporan keuangan pelatihan yang lebih bervariasi lagi dan orang-orang yang dikirim ke pelatihan diharapkan sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka (3) Pemilihan karyawan dengan latar belakang pendidikan yang tepat untuk mengisi posisi yang tepat, khususnya bagian keuangan, sangat dibutuhkan demi terciptanya kualitas laporan keuangan yang bertanggungjawab. DAFTAR PUSTAKA Amin, Agus Muhardi. 2011, Pengaruh Kompetensi dan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit Pelaksan Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara, Tesis S2 Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Arif, Ishak dan Tanjung, Heri. 2003, Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta Asumantri, Jujun. 1990, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Sinar Harapan, Jakarta Baridwan, Zaki. 1998, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, BPFE, Yogyakarta Bloom, Benyamin S. 2003. Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7, Cognitive Domain Longman, New York Boston, J., Martin, Pallot, J. & Walsh, P. 1996, Public Management: The New Zealand Model, Oxford University Press, Auckland Catano, V.M. 1998, Competencies: A Review of Literature and Bibliography, Canadian Council of Human Resources Associations Choirunisah, Fariziah. 2008, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan yang Dihasilkan Sistem Akuntansi Instansi (Studi Kasus KPPN Malang), Universitas Gajah Mada Cracklin, M.C., J. & Carrol, A. 1998, The Competent Use of Competency-Based Strategies for Selection and Development Performance Improvement Quaterly, Volume II, number 3 (http://www.throughtspaceinc.com/pubs/compl/html) De Coster, D.T. dan Fertakis, J.P. 1986, Budget Induced Presure and It’s Relationship to Supervisor Behavior, Journal of Accounting Research, Autum hal 237-246 Deddi Nordiawan, et al. 2007, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta Dessler, Gary. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Index, Jakarta Dewi, Sofia. 2012, Pengaruh Dukungan Atasan, Kejelasan Tujuan, dan Pelatihan terhadap Persepsi Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Studi Kasus Unit Kerja Lembaga Pengadilan di Wilayah Lampung), Tesis S2 Program Pasacasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Lampung Masud, Fuad. 2004, Survei Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi, BP Universitas Diponegoro, Semarang Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Harhinto, Teguh. 2004, Pengaruh Keahlian dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Studi Empiris Pada KAP di Jawa Timur,Tesis Maksi: universitas Diponegoro, Semarang Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1992, Manajemen Perilaku Organisasi (terjemahan Agus Dharma), Jakarta, Erlangga Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo. 2008, Pengaruh Kapasitas Sumberdaya Manusia, PemanfaatanTeknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Hilir), SNA XI Pontianak Indriantoro dan Supomo. 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Aknutansi dan Manajemen, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Ivancevich, John, M, dkk. 2008, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid I dan II, Erlangga, Jakarta Lubis, Khairul Akhir. 2008, Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Refika Aditama, Bandung Muchlis, Munawar. 2009, Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Dalam Strategic Supply Relationship Dengan Kerjasama Sebagai Variabel Intervening, Tesis Program Studi Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang Mulyadi. 2008, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta Nurlaela, Siti dan Rahmawati. 2010, Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah di Subosukawonosraten, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto Ornstein, Allan C. & Prancis P. Hunkins. 1988, Competencies In The Work World, Prentice Hall of India Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-8/PB/2009 tentang Penambahan dan Perubahan Bagan Akun Standar Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER 65/PB/2010 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Peraturan Direktur Jenderal No. PER 69/PB/2006 tentang Pedoman Koreksi Kesalahan Laporan Keuangan Peraturan Menteri Keuangan No. 233/PMK.05/ 2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah PSAK No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Reksohadiprodjo, Sukarto dan Handoko, T.Hani. 2001, Organisasi Perusahaan, Penerbit BPFF, Yogyakarta Rivai, Verthazal. 2003, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Rizqi, Alief. 2006, Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Pada Perusahaan Kacang Atom Gajah Semarang, Program Akuntansi Diploma III Universitas Negeri Semarang, Semarang Rosidah. 2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja PT Cheil Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur, Tesis tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya Simamora, Bilson. 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sukmaningrum, Tantriani. 2012, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang), Program Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang Sutaryo. 2011, Nilai Laporan Keuangan Pemerintah Dengan E-Government System (http://suteryofe.staff.uns.ac.id/2011/06/20/nilai-laporan-keuanganpemerintah-dengan-e-government-system/) Undang-Undang APBN Republik Indonesia No. 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Xu, Hongjiang, Jeretta H.N., G. Daryl Nord, Binshan Lin. 2003, “Key Issue of Accounting Information Quality Management: Australian Case Studies”, Industrial Management Data System 103/7. 461-470 www.ineddeni.wordpress.com/2007/10/11/1-sample-t-test/ LAMPIRAN-LAMPIRAN (TABEL) TABEL 1. DEMOGRAFI (PROFIL RESPONDEN) Tabel 1 Profil Responden Demografi Jumlah Proporsi 31 41 43,06% 56,94% 21 23 16 12 29,17% 31,94% 22,22% 16,67% 8 8 44 12 11,11% 11,11% 61,11% 16,67% 31 14 27 43,06% 19,44% 37,50% 27 12 30 3 37,5% 16,67% 41,66% 4,17% Jenis Kelamin: Wanita Pria Usia: ≤ 29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun ≥ 50 tahun Tingkat Pendidikan: SLTA D3 S1 S2 Jabatan/eselon: Fungsional Eselon III Eselon IV Lama bekerja: ≤ 9 tahun 10-19 tahun 20-29 tahun ≥ 30 tahun TABEL 2. STATISTIK DESKRIPTIF Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian SAI Kompetensi Pelatihan Kualitas Valid N (listwise) N 72 72 Min 26,00 26,00 Max 45,00 56,00 Mean 35,9444 44,4583 Std. Deviation 3,63430 5,48477 72 72 72 8,00 18,00 19,00 36,00 14,5000 30,0417 2,10967 3,69025 TABEL 3. HASIL UJI VALIDITAS Tabel 3 Hasil Pengujian Validitas Loading Variabel Eigenvalue Factor Sistem Akuntansi Instansi 3,851 0,473-0,790 Kompetensi Karyawan 5,108 0,561-0,863 Pelatihan Karyawan 2,002 0,503-0,696 Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keungan 3,893 0,470-0,822 Keterangan Valid Valid Valid Valid TABEL 4. HASIL UJI RELIABILITAS Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Akuntansi Instansi Kompetensi Karyawan Pelatihan Karyawan Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Cronbach’s Keterangan Alpha 0,822 Reliabel 0,867 Reliabel 0,653 Reliabel 0,846 Reliabel TABEL 5. HASIL UJI NORMALITAS Tabel 5 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov Smirnov Test N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Unstandardized Residual 72 ,0000000 3,10585471 ,144 ,104 -,144 1,226 ,099 Gambar 1 Hasil Pengujian Normalitas TABEL 6. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS Tabel 6 Hasil Pengujian Multikolonieritas Variabel Tolerance VIF Keterangan Sistem Akuntansi Instansi 0,810 1,235 Tidak terjadi multikolonieritas Kompetensi karyawan 0,749 1,335 Tidak terjadi multikolonieritas Pelatihan karyawan 0,914 1,094 Tidak terjadi multikolonieritas TABEL 7. HASIL UJI AUTOKORELASI Tabel 7 Hasil Pengujian Autokorelasi DurbinWatson 1,910 du (k=3) du<DW<4-du Keterangan 1,709 1,709<1,910<4-1,709 Tidak terjadi autokorelasi TABEL 8. HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN DETERMINASI Tabel 8 Pengujian Koefisien Determinasi (Uji R2) Model 1 R .540a R Square ,292 Adjusted R Square ,260 Std. Error of the Estimate 3,17363 TABEL 9. HASIL UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F) Model 1 Tabel 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Sum of Mean Squares df Square F Regression 281,985 3 93,995 9,332 Residual Total 684,890 966,875 68 71 10,072 Sig. .000a TABEL 10. HASIL UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI STATISTIK t) Tabel 10 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Model 1 (Constant) sai kompetensi pelatihan Unstandardized Coefficients Std. B Error 13,222 4,469 Standardized Coefficients Beta t 2,959 Sig. ,004 ,194 -,078 ,115 ,079 ,191 -,116 1,684 -,984 ,097 ,328 ,919 ,187 ,525 4,921 ,000 TABEL 11. HASIL ANALISIS PENGEMBALIAN KUESIONER Tabel 11 Hasil Analisis Pengembalian Kuesioner No Keterangan 1 Populasi karyawan Kementerian Perdagangan yang bekerja di bidang keuangan 2 Kuesioner yang dikirim ke responden 3 4 5 6 Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali tetapi tidak lengkap Kuesioner yang kembali tetapi tidak memenuhi kriteria Kuesioner yang kembali dan memenuhi kriteria untuk dianalisis Jumlah 143 100 11 8 9 72