Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kompetensi Sumber Daya Manusia
2.1.1 Pengertian Kompetensi
Menurut Badan Kepegawaian Negara (2003) dalam Sudarmanto (2014:49)
mendefinisikan kompetensi sebagai:
“kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai
Negeri Sipil yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya,
sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.”
Menurut Watson Wyatt yang dikutip oleh Ahmad S. Ruky (2004:106)
mendefinisikan kompetensi sebagai:
“Kompetensi merupakan kombinasi dari keterampilan (skill),
pengetahuan (knowledge) dan perilaku yang dapat diamati dan
diterapkan secara kritis untuk suksesnya sebuah organisasi dan
prestasi kerja serta kontribusi pribadi karyawan terhadap
organisasinya.
Lalu menurut Boyatzis dalam Sudarmanto (2014:46) mendefinisikan
bahwa kompetensi adalah “ karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan
kinerja unggul dan atau efektif di dalam pekerjaan”.
Menurut Spencer and Spencer yang dikutip Moeheriono (2014:5)
mengartikan:
11
12
“A competency is an underlying characteristic of an individual
that is causually related to criterian referenced effective and or
superrior performance in a job or situatuion.”
“Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang
berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya
atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal
atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau
berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi
tertentu.”
Berdasarkan uraian di atas maka kompetensi merupakan karakteristik yang
dimiliki oleh seseorang baik dilihat dari segi keterampilan, perilaku, pengetahuan
sehingga seseorang tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
efektif dan efisien.
2.1.2 Pengertian Sumber Daya Manusia
Schultz dalam Moeheriono (2014:296) menjelaskan bahwa peningkatan
kesejahteraan pada perusahaan tidak tergantung pada tanah, peralatan, atau energi
saja atau sumber daya, melainkan pada kompetensi pengetahuan (knowledge) dari
para karyawannya.
Menurut Wiley (2002) dalam
Febriady Leonard Sembiring (2013)
mendefinisikan bahwa:
“Sumber Daya Manusia merupakan pilar penyangga utama
sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi
dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut.”
Menurut Rudolf Wennemar Matindas (2002:89) mendefinisikan Sumber
Daya Manusia sebagai:
"Satu kesatuan tenaga manusia yang dalam organisasi dan bukan
hanya sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Sebagai
kesatuan, sumber daya manusia harus dipandang sebagai suatu
sistem di mana tiap-tiap karyawan berfungsi untuk mencapai
tujuan organisasi. Sumber daya manusia diukur berdasarkan latar
belakang pendidikan yang diperoleh pegawai.”
13
Menurut Emilda Ihsanti (2014) mendefinisikan Kompetensi Sumber Daya
Manusia adalah
“kemampuan seseorang atau individu suatu organisasi
(kelembagaan) atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi
atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien.”
Dari uraian definisi Sumber Daya Manusia di atas dapat disimpulkan
bahwa Sumber Daya Manusia merupakan Salah satu sumber daya yang
membentuk satu kesatuan manusia yang ada di dalam sebuah organisasi yang
melaksanakan fungsi-fungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kompetensi sumber daya manusia juga dijelaskan oleh Suparno Suhaenah
(2001:27) yaitu kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau
memiliki keterampilan dan kecakapan yang diisyaratkan. Maksud di sini adalah
kecakapan, keterampilan, dan kebiasaan yang diperlukan seseorang dalam
kehidupannya baik sebagai pribadi ataupun karyawan (termasuk di dalamnya
pimpinan) (Nana Syaodih Sukmadinata, 2012:18). Nana Syaodih Sukmadinata
menjelaskan bahwa suatu kompetensi dengan tahap tinggi minimal mencakup
beberapa aspek yaitu: Pengetahuan, keterampilan, proses berpikir, penyesuaian
diri, sikap, dan nilai-nilai. Meskipun hal-hal tersebut sukar diamati atau diukur
tetapi manifestasinya atau penerapannya dalam berbagai situasi dapat diamati atau
diukur.
Moeheriono (2014:297) menjelaskan bahwa human capital terdiri dari
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan (ability)
seseorang yang dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional. Dalam
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara (KKBKN) No. 46 A Tahun 2003
14
menjelaskan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga
Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
efektif dan efisien.
Menurut Boyatzis (1982) dalam Sudarmanto (2014:51) komponenkomponen kompetensi sumber daya manusia terdiri dari:
1. Motive (Dorongan); “ perhatian berulang terhadap pernyataan tujuan, atau
kondisi, yang muncul dalam bayangan yang mendorong, memerintahkan
atau menyeleksi perilaku individu. Motive juga termasuk pemikiranpemikiran yang berhubungan dengan pernyataan tujuan atau tema tertentu.
Motive ini hadir dalam level kesadaran dan ketaksadaran setiap orang.
Contoh dari motive ini adalah ; kebutuhan atau dorongan berprestasi,
kebutuhan atau dorongan berkuasa.
2. Traits (ciri, sifat, karakter pembawaan); merupakan pemikiran-pemikiran
dan aktivitas psikomotorik yang berhubungan dengan kategori umum dari
kejadian-kejadian. Contohnya adalah seseorang yang berani mengambil
risiko.
3. Self Image (citra diri); merupakan persepsi orang terhadap dirinya dan
evaluasi terhadap citranya tersebut.
4. Social role (peran sosial); merupakan persepsi orang terhadap seperangkat
norma sosial perilaku yang diterima dan dihargai oleh sekelompok sosial
atau organisasi yang memilikinya.
15
5. Skills (Keterampilan); merupakan kemampuan yang menunjukan sistem
atau urutan perilaku yang secara fungsional berhubungan dengan
pencapaian tujuan kinerja. Skill juga merupakan kapabilitas seseorang
secara fungsional dapat efektif atau tidak efektif dalam situasi pekerjaan.
Hasil dari skill adalah sesuatu yang dapat dilihat dan diukur.
Sedangkan, menurut Spencer (1993) dalam Sudarmanto (2014:53)
komponen-komponen kompetensi sumber daya manusia mencakup beberapa hal
berikut:
1. Motives adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau dikehendaki
seseorang
yang
menyebabkan
tindakan.
Motif
menggerakan,
mengarahkan, dan menyeleksi perilaku terhadap kegiatan atau tujuan
tertentu dan menjauh dari yang lain.
2. Traits
adalah
karakteristik-karakteristik
fisik
dan
respons-respons
konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi.
3. Self concept adalah sikap, nilai, dan citra diri seseorang.
4. Knowledge adalah pengetahuan atau informasi seseorang dalam bidang
spesifik tertentu.
5. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas fisik tertentu atau
tugas mental tertentu.
Komponen pembentukan kompetensi sumber daya manusia juga
diungkapkan oleh Parulian Hutapea dan Nurrianna Thoha (2008) yaitu:
16
1. Pengetahuan (knowledge) adalah Informasi yang dimiliki seorang pegawai
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang
yang digelutinya (tertentu).
2. Keterampilan (skill) adalah merupakan suatu upaya untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seorang
pegawai dengan baik dan maksimal.
3. Sikap (attitude) merupakan pola tingkah laku seorang pegawai di dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan
perusahaan.
Menurut Zwell (2000) dalam Sudarmanto (2014:53) terdapat 7 determinan
yang mempengaruhi atau membentuk kompetensi sumber daya manusia, yaitu:
1. Kepercayaan dan nilai
Kepercayaan dan nilai seseorang terhadap sesuatu sangat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Seseorang yang memiliki nilai dan
kepercayaan diri tidak kreatif dan inovatif cenderung tidak berpikir dan
bersikap untuk menemukan sesuatu yang baru dan menantang bagi
dirinya. Kepercayaan dan nilai seseorang dapat diubah. Maka demikian,
hal ini sangat sulit dan memakan waktu yang lama, karena nilai dan
kepercayaan sering klai telah menjadi karakter, pandangan, atau identitas
seseorang. Lingkungan sosial memiliki pengaruh besar terhadap
kepercayaan dan
nilai, dan budaya perusahaan memiliki dampak
signifikan terhadap aspek-aspek kompetensi. Kompetensi berakar pada
17
budaya organisasi. Budaya organisasi terbentuk dari aspek nilai dan
kepercayaan seseorang.
2. Keahlian/keterampilan
Aspek ini memegang peranan sangat penting dalam membentuk
kompetensi. Pengembangan keahlian khusus yang berhubungan dengan
kompetensi dapat berdampak pada budaya perusahaan dan kompetensi
individu.
3. Pengalaman
Pengalaman merupakan elemen penting dalam membentuk penguasaan
kompetensi seseorang terhadap tugas. Seseorang dengan jumlah
pengalaman tertentu dalam mengorganisir orang dalam organisasi yang
kompleks akan berbeda penguasaan potensi manajerialnya dibandingkan
dengan seseorang yang tidak mempunyai pengalaman. Akumulasi
pengetahuan dan pengalaman menyatu dalam diri orang akan menjadikan
seseorang memiliki kompetensi yang tidak disadari dalam dirinya, atau
akan terbentuk dalam sikap dan perilaku seseorang.
4. Karakteristik personal
Karakteristik
kepribadian
seseorang
turut
berpengaruh
terhadap
kompetensi seseorang. Kompetensi seseorang dalam manajemen konflik
dan negosiasi dari orang yang memiliki sifat penyebar. Kompetensi
membangung hubungan dan komunikasi dengan tim kerja dari orang yang
memiliki sifat introvert akan berbeda dengan orang yang memiliki sifat
18
ekstrovert. Karakteristik kepribadian betapapun dapat diubah, tetapi
cenderung lebih sulit.
5. Motivasi
Motivasi seseorang terhadap suatu pekerjaan atau aktivitas akan
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Motivasi merupakan faktor
kompetensi yang sangat penting. Motivasi merupakan faktor kompetensi
yang sangat penting. Motivasi merupakan faktor yang cenderung dapat
diubah. Dorongan, penghargaan, pengakuan, dan perhatian terhadap
individu dapat berpengaruh terhadap motivasi seseorang.
6. Isu-isu emosional
Hambatan dan blok-blok emosional sering kali dapat membatasi
penguasaan komptensi. Ketakutan membuat kesalahan, perasaan malu,
perasaan tidak suka, selalu berpikir negatif terhadap seseorang,
pengalaman masa lalu yang selalu negatif sangat berpengaruh terhadap
penguasaan kompetensi seseorang. Hal-hal tersebut pada dasarnya dapat
diubah dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif, terapi, dan
mendorong seseorang agar mengatasi hambatan dan blok-blok tersebut.
7. Kapasitas Intelektual
Kapasitas Intelektual seseorang berpengaruh terhadap penguasaan
kompetensi. Kompetensi tergantung pada kemampuan kognitif, seperti
berpikir konseptual dan berpikir analitis. Perbedaan kemampuan berpikir
konseptual dan berpikir analitis antara satu sama lain akan membedakan
19
kompetensi
seseorang dalam pengambilan keputusan,
kompetensi
perencanaan, dan lain-lain.
Kompetensi merupakan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang baik
dilihat dari segi keterampilan, perilaku, pengetahuan sehingga seseorang tersebut
dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien, dengan
karakteristik (Sumber: Keputusan Badan Kepegawaian Negara No. 46 A Tahun
2003):
1. Keterampilan (Skill)
a) Kemampuan untuk melaksanakan tugas.
b) Bertanggung jawab pada tugas yang diberikan.
2. Pengetahuan (Knowledge)
a) Pendidikan formal.
b) Pendidikan dan pelatihan.
c) Pengalaman kerja.
3. Sikap (Attitude)
a) Pola tingkah laku pegawai dalam melaksanakan tugas.
b) Tanggung jawab pegawai terhadap peraturan perusahaan.
2.2
Sistem Akuntansi Instansi
2.2.1 Pengertian Sistem
Menurut Jerry Fitzgrald et al (1981) dalam Lilis Puspitawati dan Sri Dewi
Anggadini (2011:1) mengungkapkan bahwa:
20
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.”
Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:1) sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Lalu, definisi sistem dijelaskan oleh Azhar Susanto dan La Midjan
(2003:2) yaitu suatu kumpulan dari komponen-komponen yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat disimpulkan Sistem
merupakan kumpulan dari beberapa komponen atau elemen yang berkumpul
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2.2
Pengertian Akuntansi
Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011:38) mendefinisikan
akuntansi sebagai:
“Proses yang terdiri dari identifikasi , pengukuran dan pelaporan
informasi ekonomi, dari informasi ekonomi yang dihasilkan oleh
akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan mengenai
kesatuan usaha yang bersangkutan.”
Lalu, definisi akuntansi dijelaskan pula oleh Azhar Susanto dan La Midjan
(2003:10) sebagai:
“Akuntansi adalah merupakan proses pencatatan, pengolahan,
peringkasan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu atas transaksi
keuangan yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi lain
serta penafsiran atas hasilnya.”
Menurut Indra Bastian (2010:3) mendefinisikan akuntansi sektor publik
adalah:
21
“mekanisme teknis dan analisis akuntansi yang diterapkan pada
pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara
dan
departemen-departemen
di
bawahnya,
pemerintah
daerah,BUMN, BUMD, LSM, dan yayasan sosial, maupun pada
proyek-proyek kerja sama sektor publik serta swasta.
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli,
akuntansi adalah pengukuran,penjabaran, atau pemberian kepastian informasi
yang membantu pihak-pihak berkepentingan untuk membuat alokasi sumber daya
di dalam perusahaan atau lembaga pemerintah.
2.2.3 Pengertian Sistem Akuntansi Instansi
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) adalah salah satu subsistem dari Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP). Menurut Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 171/PMK.05/2007Sistem Akuntansi Instansi yang selanjutnya disingkat
SAI adalah:
“Serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian
Negara/Lembaga.”
Sistem Akuntansi Instansi terdiri atas tiga subsistem berikut (Deddi
Nordiwan dan Hertianti, 2010:197):
1. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)
Subsistem dari SAI yang merupakan menghasilkan informasi
mengenai laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan
keuangan miliki kementerian/instansi.
2. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)
22
Subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling
berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka
menghasilkan informasi untuk menyusun neraca dan laporan Barang
Milik Negara serta laporan manajerian lainnya menurut ketentuan yang
berlaku.
3. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SABAPP)
Subsistem
dari SAI yang merupakan prosedur manual
terkomputerisasi,
mulai
dari
pengumpulan
data,
dan
pencatatan,
pengikhtisaran, sampai pada pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan atas transaksi keuangan pusat pada kementerian/lembaga
dan menteri keuangan sebagai pengguna anggaran.
Dalam
melaksanakan
Sistem
Akuntansi
Instansi,
Kementerian
Negara/Lembaga wajib membentuk Unit Akuntansi yang terdiri dari:
1. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B).
a) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran adalah unit akuntansi
instansi yang melakukan kegiatan akuntansi dan pelaporan tingkat
satuan kerja.
b) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang adalah Satuan Kerja/Kuasa
Pengguna Barang yang memiliki wewenang mengurus dan/atau
menggunakan Barang Milik Negara (BMN).
2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-Wilayah
(UAPPA/B-W).
23
a) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah adalah unit
akuntansi instansi yang melakukan
laporan,
kegiatan
penggabungan
baik keuangan maupun barang seluruh Unit Akuntansi
Kuasa Pengguna Anggaran yang berada dalam wilayah kerjanya.
b) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah adalah unit
akuntansi Barang Milik Negara (BMN) pada tingkat wilayah atau
unit kerja lain yang ditetapkan sebagai
Unit
Akuntansi
Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W) dan melakukan
kegiatan
penggabungan laporan BMN dari Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Barang, penanggung jawabnya adalah Kepala Kantor
Wilayah atau Kepala unit kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W.
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang- Eselon 1
(UAPPA/B-E1).
a) Unit Akutansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1 adalah unit
akuntansi instansi yang melakukan
laporan,
kegiatan
penggabungan
baik keuangan maupun barang seluruh Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah yang berada di wilayah
kerjanya serta Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran yang
langsung berada di bawahnya.
b) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang- Eselon 1 adalah unit
akuntansi Barang Milik Negara(BMN) pada tingkat eselon I yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran-wilayah,
dan
Unit
24
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang yang langsung berada di
bawahnya yang penanggung jawabnya adalah pejabat eselon I.
4. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)
a) Unit Akuntansi Pengguna Anggaran adalah unit akuntansi instansi
pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga (Pengguna Anggaran)
yang melakukan kegiatan
keuangan
penggabungan
laporan,
baik
maupun barang seluruh Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran – Eselon 1 yang berada di bawahnya.
b) Unit Akuntansi Pengguna Barang adalah unit akuntansi Barang Milik
Negara(BMN) pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan
Akuntansi
Pembantu
Pengguna
BMN
Anggaran-Eselon
dari
Unit
1,
yang
penanggung jawabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga.
Sistem Akuntansi Instansi adalah serangkaian prosedur manual dan
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran,
sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada
kementerian/lembaga, dengan karakteristik (Sumber: Peraturan Menteri Keuangan
No. 59 tahun 2005):
1. Proses verifikasi dokumen sumber
2. Input dokumen sumber
3. Cetak dan verifikasi RTH
4. Proses posting data
5. Verifkasi dan rekonsiliasi LK dan ADK dengan data KPPN
6. Pembuatan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
7. Pembuatan Catatan Atas Laporan Keuangan
25
8. Proses backup data
2.3
Kualitas Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut S. Munawir (2004:2) Laporan keuangan adalah:
“Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari
perusahaan tersebut.”
Sedangkan menurut Sofiyan Syafri Harahap (2002:7) mengemukakan
bahwa laporan keuangan merupakan:
“Pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi
bahan Informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan
dalam proses pengambilan keputusan dan juga menggambarkan
indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuan.”
Sedangkan, dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:2)
menjelaskan bahwa:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan,
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan atas laporan
keuangan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.”
Menurut Mardiasmo (2009:159) Laporan keuangan organisasi sektor
publik adalah :
“komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik.
adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan
akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi manajemen
sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah
satunya adalah informasi akuntansi yang berupa laporan
keuangan”.
26
Sedangkan, pengertian laporan keuangan pemerintah atau sektor publik
menurut Indra Bastian (2010:297) adalah “representasi posisi keuangan dari
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik”. Peraturan
Pemerintah RI No. 8 Tahun 2006 mengemukakan laporan keuangan pemerintah
adalah “bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara atau daerah
selama suatu periode”. Selanjutnya, definisi laporan keuangan menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, laporan keuangan merupakan laporan yang
terstuktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
suatu entitas pelaporan.
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan para ahli di atas laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menghasilakn
informasi akunansi bagi paraa pihak yang berkepentingan dan sebagai alat untuk
pengambilan keputusan.
Menurut Mardiasmo (2009:161), tujuan dan fungsi laporan keuangan
sektor publik adalah:
1. Kepatuhan dan Pengelolaan (Compliance and Stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna laporan keuangan dan pihak otorisasi penguasa bahwa
pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2. Akuntabilitas
dan
Pelaporan
retrospective reporting)
Retrospektif
(Accountability
and
27
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan
mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati trend antar
kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan
membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.
Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh
informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan
bagi mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya organisasi.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (Planning and authorization
information):
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan
kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang. Laporan keuangan
berfungsi untuk memberikan pendukung mengenai otorisasi penggunaan
dana.
4. Kelangsungan organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam
menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan
menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.
28
5. Hubungan Masyarakat (public relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah
dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat.
Laporan keuangan berfunsgi sebagai alat komunikasi dengan publik dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara
lebih mendalam.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah menjelaskan bahwa tujuan umum dari laporan keuangan
adalah:
“Menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi
anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan
perubahan ekuitas suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi
para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya”.
Sedangkan, menurut Indra Bastian ( 2010:297) menjelaskan bahwa tujuan
umum dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar
pemakai (wide range users) untuk membuat dan mengevaluasi keputusan
29
mengenai alokasi sumber daya yang dipakai suatu entitas dalam aktivitasnya guna
mencapai tujuan. Secara spesifik tujuan pelaporan keuangan pemerintah menurut
PP 71 tahun 2010 dalam standar akuntansi pemerintahan adalah :
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas pemerintahan.
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan
posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintahan.
3.
Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi.
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi anggarannya.
5. Menyediakan informasi mengenai cara etitas pelaporan mendanai
aktifitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
6. Menyediakan
informasi
mengenai
potensi
pemerintah
untuk
membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
7. Menyediakan
informasi
yang
berguna
untuk
mengevaluasi
kemampuan etitas pelaporan dalam mendanai aktifitasnya.
Menurut Mardiasmo (2009:172) para pengguna informasi laporan
keuangan pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas
biaya, harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan igin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin
30
mengetahui apakah pemerintah telah melakukan ketaatan fiskal dan
ketaatan pada peraturan perundang-undangan atas pengeluaranpengeluaran yang dilakukan.
3. Kreditor dan /investor membutuhkan informasi untuk menghitung
tingkat risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias
atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan
negara.
5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntanis sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja dan membandingkan
kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang
sejenis.
6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen
kompensasi.
2.3.2 Komponen Laporan Keuangan
Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER57/PB/2013 komponen Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
(LKKL) yang digunakan sebagai pertanggungjawaban keuangan Kementerian
Negara/Lembaga meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang disertai dengan Pernyataan Telah
Direviu yang ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern, dan Pernyataan
31
Tanggung Jawab yang ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai
Pengguna Anggaran.
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhtisar
sumber,
alokasi,
dan
pemakaian sumber daya
keuangan yang
dikelola oleh pemerintah, yang menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
2. Neraca
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
3. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan penjelasan naratif atau
rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran
dan Neraca. Selain itu, Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup
informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas
pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk
diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapanungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
2.3.3 Kualitas Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif
yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
32
tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki (PP 71 tahun 2010):
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan
memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu, dengan demikian, informasi laporan
keuangan
yang
relevan
dapat
dihubungkan
dengan
maksud
penggunaannya.
Informasi yang relevan:
1. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
2. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi dapat membantu pengguna untuk mempredikisi masa yang akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
3. Tepat Waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
33
4. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin,
mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang
termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur,
serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:
1. Penyajian Jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta perisitiwa
lainnya yag seharusnya disajikan secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.
2. Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yang disajikan dalam laporan keungan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,
hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3. Netralitas
34
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna
jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau
laporan
keuangan
entitas
pelaporan
lain
pada
umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksteranl. Perbandingan
secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal
dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan
akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang
diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
perubahan.
4. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna
untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
35
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan para ahli di atas laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menghasilakn
informasi akunansi bagi paraa pihak yang berkepentingan dan sebagai alat untuk
pengambilan keputusan, dengan karakteristik (sumber: Peraturan Pemerintah No.
71 Tahun 2010):
1.
2.
3.
4.
Relevan
a)
Memiliki manfaat umpan balik (feedback value).
b)
Memiliki manfaat prediktif (Perdictive value).
c)
Tepat Waktu.
d)
Lengkap.
Andal
a)
Penyajian jujur.
b)
Dapat diverifikasi.
c)
Netral.
Dapat dibandingkan
a)
Konsistensi.
b)
Dapat dibandingkan.
Dapat dipahami
a)
Dinyatakan dengan batas pemahaman para pengguna.
36
2.4
Kerangka Pemikiran
2.4.1 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Menurut Kadek Desiana Wati dkk (2014) Kompetensi Sumber Daya
Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan
yang dihasilkan. Kemudian menurut Emilda Ihsanti (2014) Kompetensi sumber
daya manusia dalam pengujian hipotesis mempunyai pengaruh signifikan positif
terhadap kualitas laoran keuangan SKPD kabupaten Lima Puluh Kota, semakin
berkompeten maka semakin berkualitas laporan keuangan yang dihasilkan.
Sedangkan, menurut Indra Kesuma dkk (2014) Kompeensi sumber daya manusia
berpengaruh terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah Kabupaten
Aceh Utara.
Hal tersebut didukung Teguh Wahyono (2004:12) yang menyatakan
bahwa informasi yang andal sebagai salah satu indikator berkualitasnya suatu
informasi, keterandalan di sini menyangkut sumber daya manusia yang
menghasilkannya. Teguh Wahyono menjelaskan lebih lanjut bahwa Sumber Daya
Manusia pengguna sistem dituntut untuk memiliki tingkat keahlian akuntansi
yang memadai atau paling tidak memiliki kemauan untuk terus belajar dn
mengasah akuntansi. Dijelaskan lebih lanjut oleh Teguh Wahyono bahwa
Kompetensi Sumber Daya Manusia sangat berperan dalam menghasilkan
informasi yang bernilai (andal).
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara kompetensi
sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan.
37
2.4.2 Pengaruh penerapan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan
Menurut Aulia Rahman dkk (2012) Penearpan Sistem Akuntansi Instansi
secara parsial berpengaruh terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi pada Satuan Kerja Pemerintah Aceh. Selanjutnya,
menurut Moni Gusfin Siahaan dan Fachrizamman (2013) Implementasi Sistem
Akuntansi Instansi mempunyai arah pengaruh negatif dan signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan. Sedangkan, menurut Ardan Abidin (2013) Penerapan
Sistem Akuntansi Instansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Gorontalo.
Hal tersebut didukung oleh Muhammad Gade (2000:83) yang menjelaskan
bahwa pemerintah harus mngembangkan Sistem Akuntansi Pemerintah, agar
pemerintah dapat menyjaikan informasi keuangan dengan lebih baik. Selanjutnya
Muhammad Gade menjelaskan dengan Sistem Akuntansi diharapkan proses
pengolahan data transaksi akan lebih cepat, lengkap, akurat, lebih tertib dan lebih
terpadu.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan sistem
akuntansi instansi terhadap kualitas laporan keuangan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dan teori maka kerangka pemikiran
dapat digambarkan sebagai berikut:
38
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Kompetensi Sumber Daya
Manusia (X1)
(Keputusan Badan
Kepegawaian Negara No. 46 A
Tahun 2003)
Kualitas Laporan
Keuangan (Y)
Penerapan Sistem Akuntansi
Instansi (X2)
(Peraturan Pemerintah
No. 71 Tahun 2010)
(Peraturan Menteri Keuangan
No. 59 tahun 2005)
2.5
Hipotesis Penelitian
Menurut Umma Sekaran (2007:135) Hipotesis dapat didefinisikan sebagai
hubungan yang diperkirakan secara logis antara dua variabel yang diungkapkan
dalam bentu pernyataan secara logis.
Ha
:Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan.
Ha
:Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) berpengaruh terhadap
kualitas laporan keuangan.
Download