Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 ANALISA PERFORMANSI DESTILASI AIR LAUT TENAGA SURYA MENGGUNAKAN PENYERAP RADIASI SURYA TIPE BERGELOMBANG YANG BERBAHAN DASAR CAMPURAN SEMEN DENGAN PASIR Ketut Astawa1), Made Sucipta2), I Gusti Ngurah Suryana3) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana-Badung, Indonesia (80364) e-mail: [email protected] Abstrak Air merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan manusia terutama air tawar yang bersih dan sehat. Kekurangan akan air bersih banyak menimpa masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai. Sebagian besar sumber air yang didapat merupakan air laut. Sehingga untuk mendapatkan air bersih perlu adanya pemrosesan atau pengolahan air laut menjadi air tawar dan air bersih. Pada sistem destilasi air laut tenaga surya ini, plat penyerap sangat berperan penting karena berfungsi sebagai penyerap sinar radiasi matahari dan mengkonversikannya menjadi energi panas. Pada penelitian ini akan dibuat suatu rancang bangun destilasi air laut tenaga surya menggunakan penyerap tipe bergelombang dan penyerap tipe datar sebagai pembandingnya dengan dimensi 1m x 1m. Mengingat didalam air laut terdapat kandungan garam yang mempunyai sifat korosi, maka bahan penyerap yang akan digunakan pada penelitian ini terbuat dari campuran semen dengan pasir, dengan tujuan untuk menghindari terjadinya korosi pada penyerap sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Pengujian dilakukan dari pukul 09.00 wita sampai dengan pukul 17.00 wita. Hasil pengujian menunjukkan penyerap radiasi tipe bergelombang lebih banyak menghasilkan kondensat yaitu sebesar 1250 ml, dengan efisiensi destilasi tertinggi yaitu mencapai 13,91%. Sedangkan penyerap radiasi tipe datar hanya bisa menghasilkan s ebesar 795 ml dengan efisiensi destilasi tertinggi mencapai 9,86%. Kata kunci : Destilasi, Tenaga Surya, Penyerap Radiasi Tipe Gelombang 1. Pendahuluan Air merupakan sumber kehidupan. Air merupakan kebutuhan yang paling penting dalam kehidupan manusia terutama air tawar yang bersih dan sehat. Kesulitan mendapatkan air bersih dan layak pakai menjadi permasalahan yang mulai muncul dibanyak tempat yang salah satunya menimpa masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai dimana sumber air yang tersedia adalah keebanyakan air laut. Sehingga untuk mendapatkan air bersih dari sumber air laut yang tersedia perlu adanya pemrosesan atau pengolahan air laut menjadi air tawar dan air bersih, yang salah satunya adalah dengan cara distilasi. Distilasi pada prinsipnya adalah merupakan cara untuk mendapatkan air bersih melalui proses penyulingan air kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan panas, penguapan, dan pengembunan. Sumber energy yang dipergunakan dalam proses distilasi air laut ini adalah energy matahari. Pada sistem destilasi air laut tenaga surya, plat penyerap sangat berperan penting karena berfungsi sebagai penyerap intensitas radiasi matahari dan mengkonversikannya menjadi energi panas. Fluida yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut, maka bahan dasar dari plat penyerap radiasi yang digunakan berupa campuran semen dengan pasir guna menghindari adanya korosi pada plat penyerap. Pada umumnya plat penyerap radiasi yang digunakan berupa plat tipe datar. Pada proses distilasi ini buat suatu rancang bangun destilasi air laut tenaga surya yang menggunakan penyerap radiasi surya tipe bergelombang yang dibandingkan dengan penyerap radiasi tipe datar. Luas bidang penyerapan panas plat penyerap tipe bergelombang ini lebih besar dari pada luas penyerapan panas plat tipe datar, sehingga performansi dari destilasi air laut tenaga surya ini diharapkan lebih maksimal. TM-42 | 263 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 2. Landasan Teori 2.1 Destilasi Tenaga Surya Teknologi penyulingan air untuk mendapatkan air tawar dari air kotor atau air laut intinya adalah menguapkan air laut dengan cara dipanaskan, yang kemudian uap air tersebut diembunkan sehingga didapatkan air tawar. Sumber panas yang dipergunakan berasal dari energi yang beragam yaitu: minyak, gas, listrik, surya/matahari, dan lainnya. (Sugeng Abdullah, 2005). Radiasi Matahari Input Air Laut Sistem Destilasi Output Air Bersih Gambar 2.1. Proses Kerja Destilasi Tenaga Surya 2.2 Kesetimbangan Energi Efisiensi alat destilasi air energi panas yang dihasilkan oleh yang digunakan dalam proses pengembunan. Untuk mengetahui pada alat destilasi. IT Pantulan merupakan perbandingan dari energi berguna dengan plat penyerap. Energi berguna merupakan energi panas penguapan dan energi panas yang digunakan saat efisiensi alat destilasi kita tinjau kesetimbangan energi qr,o Tc qc,o Tsv Ta qc,1 qc,w qr,1 Tw Tp qk Gambar 2.2. Diagram aliran energi Keterangan gambar: IT = Intensitas matahari (W/m 2 ). qr,1 = Laju perpindahan panas radiasi dari kolektor kepermukaan dalam kaca (Watt). qc,1 = Laju perpindahan panas konveksi dari uap air kepermukaan dalam kaca (Watt). qc,w = Laju perpindahan panas konveksi dari air ke uap air (Watt). qk = Laju perpindahan panas konduksi dari kolektor kedinding luar (Watt). qr,o = Laju perpindahan panas radiasi dari kaca ke lingkungan (Watt). qc,o = Laju perpindahan panas konveksi dari permukaan kaca ke lingkungan (Watt). Ta = Temperatur lingkungan (o C). Tw = Temperatur air (o C). Tc = Temperatur permukaan kaca (o C). TM-42 | 264 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 Tsv = Temperatur uap air (o C). Tp = Temperatur plat penyerap (o C). Kesetimbangan energi dari sistem adalah sebagai berikut: qc,w + qr,1 + qc,1 + (α .IT .Ac) + (α .IT ) = qk + qc,o + qr,o (1) 2.3 Energi Berguna Energi berguna merupakan energi panas yang dihasilkan plat penyerap radiasi untuk memanaskan air laut yang berada di atasnya selama proses. Besarnya energi berguna dapat digunakan persamaan sebagai berikut: Q u = Qin - Qout Q u = (α .IT .Ac .τ) – [UL .Ac .(Tp – Ta)] (2) dimana: IT = Intensitas matahari (W/m2 ) Ac = Luas plat penyerap (m2 ) α = Koefisien absorptivitas plat penyerap τ = Koefisien transmisivitas cover / kaca UL = Koefisien kerugian panas total (W/m2 .o C) Tp = Temperatur plat penyerap (o C) Ta = Temperatur lingkungan (o C) 2.4 Energi Berguna Destilasi Energi berguna destilasi merupakan energi yang dibutuhkan untuk penguapan air laut yang menjadi produk air bersih selama proses. Untuk persamaan energi berguna destilasi dapat dilihat sebagai berikut: mk h fg Qu d (3) t dimana: mk = produk air bersih per hari (kg) hfg = panas laten penguapan (kJ/kg) t = lama pengujian (s) 2.5 Efisiensi Alat Destilasi Efisiensi alat destilasi merupakan perbandingan energi panas untuk menguapkan air laut yang menjadi produk air bersih terhadap besar radiasi matahari yang diterima oleh alat destilasi melalui plat penyerap radiasi matahari dalam selang waktu tertentu. Untuk perhitungan efisiensi alat destilasi air laut tenaga surya dapat digunakan persamaan: m h d k fg 100 0 0 . ( 4) Ac I T t dimana: mk = total massa air kondensat (kg) hfg = panas laten penguapan (kJ/kg) Ac = luas plat penyerap (m2 ) IT = intensitas radiasi matahari (W/m2 ) t = lama waktu pengujian (s) 2.6 Koefisien Kerugian Panas Total Proses perpindahan panas tidak semuanya dapat diubah menjadi energi lain, dan pada kolektor surya terjadi kerugian panas. Kerugian panas ini terjadi pada bagian atas, TM-42 | 265 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 bagian bawah, dan bagian samping. Pada umumnya kerugian panas bagian samping diabaikan karena luasan kontak perpindahan panas dari plat penyerap ke samping sangat kecil dibandingkan dengan luasan plat penyerap pada bagian atas/bawah. Untuk koefisien kerugian panas total dapat ditulis sebagai berikut: UL = Ut + Ub (5) dimana: UL = koefisien kerugian panas total (W/m2 .0 C) Ut = koefisien kerugian panas bagian atas (W/m2 .0 C) Ub = koefisien kerugian panas bagian bawah (W/m2 .0 C) 3 Metode Penelitian 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah pengujian eksperimental terhadap rancang bangun destilasi air laut tenaga surya untuk mendapatkan perbandingan unjuk kerjanya apabila menggunakan plat penyerap tipe datar dan menggunakan plat penyerap tipe bergelombang seperti yang terlihat pada gambar 3.1 dan gambar 3.2. Prinsip kerja alat destilasi air laut tenaga surya ini adalah air laut yang berada dalam reservoir akan dialirkan menuju basin (penampung air di dalam alat destilasi) melalui pipa penghubung. Air laut yang berada dalam basin akan dipanaskan oleh radiasi matahari melalui media plat penyerap yang berada pada dasar basin. Air laut akan mengalami penguapan dan kemudian akan mengalami pengembunan pada kaca penutup bagian bawah. Hasil pengembunan berupa kondensat akan mengalir mengikuti kemiringan kaca penutup dan masuk ke kanal (saluran kondensat) yang selanjutnya akan ditampung dalam penampung air bersih. Gambar 3.1. Alat destilasi air laut tenaga surya menggunakan plat penyerap radiasi tipe datar Gambar 3.2. Alat destilasi air laut tenaga surya menggunakan plat penyerap radiasi tipe bergelombang Keterangan Gambar: 1. Kaca penutup 2. Plat penyerap 3. Gelas Ukur 4. Kanal 5. Keran/katup 6. Pipa 7. Reservoir Air Laut 8. Isolasi 9. Basin TM-42 | 266 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 3.2 Diagram Alir Prosedur Penelitian MULAI Persiapan Alat Pengujian Pelaksanaan Pengujian Data Tc, Tsv, Tw, Tp, Ta, Tk, mk, I T Menghitung Energi Masuk Kolektor (Qin) Menghitung Energi Berguna Kolektor (Qu) Menghitung Energi Berguna Destilasi (Qu-d) Menghitung Efisiensi Alat Destilasi ηd Plot Grafik, Analisa Grafik Hasil dan Kesimpulan SELESAI Gambar 3.3. Diagram alir penelitian 4 Hasil dan Analisa Dari pengujian yang telah dilakukan, maka didapat data-data hasil pengujian dari alat destilasi air laut tenaga surya menggunakan penyerap radiasi surya tipe bergelombang dan tipe datar sebagai pembandingnya, seperti yang ditunjukan tabel di bawah. Tabel 4.1. Hasil Pengujian Tipe Datar Jenis Plat: Datar Waktu Tc No (Wita) (0 C) 1 09.00 43 2 09.30 45 3 10.00 45 4 10.30 38 5 11.00 50 6 11.30 48 7 12.00 51 8 12.30 49 9 13.00 51 Tsv (0 C) 35 38 37 37 39 41 43 39 47 Tw (0 C) 28 30 31 32 34 38 41 42 46 Tp (0 C) 39 34 31 30 36 39 42 45 47 Ta (0 C) 33 35 33 32 34 34 35 30 30 Tk (0 C) 0 0 0 0 34 34 34 31 30 mk (g) 0 0 0 0 5 10 20 60 15 mk (g) 0 0 0 0 5 15 35 95 110 IT (mV) 8,3 7,8 7,8 12,3 12,0 13,3 13,5 12,7 12,2 Keterangan Cuaca Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah TM-42 | 267 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 Jenis Plat: Datar Waktu Tc No (Wita) (0 C) 10 13.30 53 11 14.00 50 12 14.30 52 13 15.00 45 14 15.30 43 15 16.00 38 16 16.30 37 17 17.00 34 Tsv (0 C) 49 48 50 47 47 47 45 42 Tw (0 C) 48 51 52 49 47 46 44 42 Tp (0 C) 48 48 49 45 43 43 42 36 Ta (0 C) 32 35 35 30 30 28 27 27 Tk (0 C) 29 32 31 29 29 29 29 29 mk (g) 65 50 85 70 65 40 75 50 mk (g) 175 225 310 380 445 485 560 610 IT (mV) 11,4 10,6 10,2 8,2 7,2 6,0 4,3 3,3 Keterangan Cuaca Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Tabel 4.2. Data Hasil Pengujian Tipe Gelombang Jenis Plat: Gelombang Waktu Tc No (Wita) (0 C) 1 09.00 36 2 09.30 40 3 10.00 36 4 10.30 39 5 11.00 44 6 11.30 43 7 12.00 44 8 12.30 39 9 13.00 45 10 13.30 49 11 14.00 50 12 14.30 49 13 15.00 45 14 15.30 43 15 16.00 37 16 16.30 34 17 17.00 34 Tsv (0 C) 37 35 32 32 40 38 40 40 35 40 43 43 39 37 36 35 35 Tw (0 C) 30 33 33 37 41 42 44 43 45 51 54 56 48 45 44 43 43 Tp (0 C) 37 35 33 36 42 43 46 46 47 52 55 57 53 45 44 44 40 Ta (0 C) 33 35 33 32 34 34 35 30 30 32 35 35 30 30 28 27 27 Tk (0 C) 0 0 0 0 35 34 34 31 30 29 32 31 29 29 29 29 29 mk (g) 0 0 0 0 30 10 50 60 80 65 75 130 105 130 105 130 95 mk (g) 0 0 0 0 30 40 90 150 230 295 370 500 605 735 840 970 1065 IT (mV) 8,3 7,8 7,8 12,3 12,0 13,3 13,5 12,7 12,2 11,4 10,6 10,2 8,2 7,2 6,0 4,3 3,3 Keterangan Cuaca Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah 1200 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 800 600 400 200 17.00 16.30 16.00 15.30 15.00 14.30 14.00 13.30 13.00 12.30 12.00 11.30 11.00 10.30 10.00 09.30 0 09.00 Qu (Watt) 1000 Intensitas Radiasi Matahari (W/m2) Dengan menggunakan persamaan-persamaan yang dijelaskan pada landasan teori maka hasil perhitungannya dapat dibuatkan grafik seperti dibawah ini: Waktu (Wita) Qu Plat Datar Qu Plat Gelombang IT Gambar 4.1. Garfik Perbandingan Energi Berguna Pada Kolektor Terhadap Intensitas Radiasi Matahari TM-42 | 268 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 1200 1000 800 600 400 200 0 Intensitas Radiasi Matahari (W/m2) Qu-d (Watt) Dari grafik energi berguna (Q u) tersebut terlihat bahwa energi berguna pada plat gelombang lebih besar dibandingkan dengan plat datar. Itu disebabkan karena pengaruh dari energi yang masuk ke kolektor. Dari teori menyatakan bahwa dalam energi masuk kolektor terdapat fungsi dari luasan plat penyerap yang dimana dalam pengujian ini luasan plat penyerap pada tipe gelombang lebih besar dibandingkan dengan luasan plat penyerap pada tipe datar. Jadi dengan semakin luas plat penyerap maka energi berguna juga semakin besar. Selain itu, intensitas radiasi matahari juga mempengaruhi energi berguna pada kolektor. Waktu (Wita) Qu-d Plat Datar Qu-d Plat Gelombang IT Gambar 4.2. Garfik Perbandingan Energi Berguna Destilasi Terhadap Intensitas Radiasi Matahari Dari grafik energi berguna destilasi (Q u-d) yang ditunjukan dalam gambar 4.8 sampai gambar 4.10 diatas, terlihat energi berguna destilasi pada plat penyerap tipe gelombang lebih besar. Pada saat intensitas radiasi matahari menurun maka energi berguna pada destilasi mulai meningkat. Itu disebabkan pada saat intensitas menurun menyebabkan proses pengembunan menjadi cepat sehingga massa air kondensat yang dihasilkan pun menjadi besar. 12,55 Efisiensi Destilasi (% ) 14 12 8,48 10 Plat Datar Plat Gelombang 8 6 4 2 0 Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Efisiensi Destilasi TM-42 | 269 Seminar Nasional Mesin Dan Industri (SNMI8) 2013 Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November 2013 Efisiensi destilasi (ηd) merupakan kemampuan alat destilasi untuk menghasilkan produk destilasi yang berupa kondensat. Dari gambar 4.3 diatas terlihat efisiensi destilasi yang menggunakan plat penyerap tipe gelombang lebih besar, karena hasil produksi yang berupa kondensat pada plat penyerap tipe gelombang lebih banyak dibandingkan dengan tipe datar. Dengan intensitas radiasi matahari yang besar, maka uap air yang dihasilkan juga meningkat. Dengan meningkatnya intensitas radiasi matahari tersebut maka temperatur cover juga meningkat, sehingga proses pengembunan tidak dapat berjalan dengan baik karena pengembunan memerlukan media permukaan dengan temperatur ideal. Pada saat hari semakin sore dimana intensitas radiasi juga menurun akan menyebabkan temperatur cover juga menurun sehingga proses pengembunan pada saat itu juga meningkat. 5 Kesimpulan Dari hasil pengujian terhadap performansi destilasi air laut yang menggunakan kolektor surya tipe datar dan tipe bergelombang yang terbuat dari bahan campuran semen dan pasir dapat disimpulkan bahwa performansi destilasi air laut yang menggunakan tipe gelombang lebih tinggi dari tipe datar. Efisiensi destilasi pada plat penyerap tipe gelombang mencapai 12,55 %, dengan rata-rata produktivitas air tawar mencapai 1173 gram. Sedangkan pada plat penyerap tipe datar efisiensi destilasi mencapai 8,48 %, dengan rata-rata produktivitas air tawar mencapai 665 gram. Daftar Pustaka 1. Abdullah, Sugeng.(2005).Pemanfaatan Destilator Tenaga Surya (Solar Energy) Untuk Memproduksi Air Tawar Dari Air Laut, Laporan Penelitian Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Duffie and all. (1991). Solar Engineering of Thermal Processes, John Wiley & Sons, Inc, United State of America. 3. Holman, J. P. alih bahasa oleh Ir. E. Jasjfi M. Sc.(1997). Perpindahan Kalor, Erlangga, Jakarta. 4. Ismail, Nova R. (2010). Pengaruh Bentuk Cover Terhadap Produktivitas Dan Efisiensi Solar Still. Jurnal Teknologi Universitas Widyagama Malang Vol.3 No.1. P.70-74. 5. Jansen, T. J. alih bahasa oleh Prof. Wiranto Arismunandar. (1995). Teknologi Rekayasa Surya. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 6. Mulyanef., Marsal., Arman R., Sopian K. (2006). Sistem Destilasi Air Laut Tenaga Surya Menggunakan Kolektor Plat Datar Dengan Tipe Kaca Penutup Miring. Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta Padang. TM-42 | 270