Biaya Pasokan Baja Tulangan Berdasarkan Teknik Lots Sizing

advertisement
Biaya Pasokan Baja Tulangan Berdasarkan Teknik Lots Sizing (Taufan Satria Bijaksana)
BIAYA PASOKAN BAJA TULANGAN BERDASARKAN TEKNIK LOTS SIZING
oleh:
Taufan Satria Bijaksana
NIM : 15008049
(Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil)
Abstrak
Pasokan material merupakan faktor kunci dalam kelancaran pelaksanaan konstruksi
yang secara langsung akan mempengaruhi kualitas dari proyek konstruksi secara keseluruhan.
Teknik pemesanan pasokan material bertujuan untuk mengoptimalkan biaya pemesanan dan
biaya simpan dari material, teknik pemesanan ini dinamakan lot sizing.
Kebutuhan volume pasokan baja tulangan pada proyek konstruksi sangat besar
mengingat waktu konstruksi yang singkat namun terbatas oleh lahan penyimpanan dilokasi
proyek, tantangannya adalah bagaimana mengelola pasokan baja tulangan supaya saat
dibutuhkan material tersebut ada dan tidak berlama - lama berada pada lokasi penyimpanan
proyek. Fakta bahwa pemesanan pasokan baja tulangan yang optimal dapat menghindarkan
terjadinya keterlambatan pasokan. Mengetahui Teknik Lots Sizing yang paling efektif
diterapkan untuk pasokan baja tulangan, bertujuan untuk mengoptimalkan biaya pemesanan
dan biaya simpan dari material serta mengetahui volume pemesanan pasokan baja tulangan perperiode yang tepat dan optimal.
Hasil yang diperoleh dari analisi data dapat menghasilkan alternatif jadwal pemesanan
agar pasokan baja tulangan pada proyek lebih optimal sehingga material tersebut ada saat
dibutuhkan dan tidak berlama-lama tersimpan dalam gudang proyek. Dengan membuat jadwal
pemesanan baja tulangan berdasarkan metode lots sizing sehingga dapat mengoptimalkan biaya
konstruksi dengan memilih biaya total pasokan baja tulangan paling minimum.
Kata kunci: Biaya Pasokan Baja Tulangan, Lot Sizing, Perencanaan Kebutuhan Material.
1.Pendahuluan.
Kebutuhan volume pasokan baja tulangan
pada pembangunan Hotel Pullman Bandung
sangat besar mengingat waktu konstruksi
yang singkat, tantangannya adalah bagaimana
mengelola pasokan baja tulangan supaya saat
dibutuhkan material tersebut ada dan tidak
berlama - lama berada pada lokasi
penyimpanan proyek. Sehingga dirasa perlu
melakukan penerapan mengenai teknik
pemesanan pasokan material (lot sizing)
dalam pemesanan baja tulangan. Pemesanan
pasokan baja tulangan yang tepat dan optimal
berguna untuk mengurangi penumpukan
meterial dilokasi proyek sehingga akan
mengurangi biaya penyimpanan. Fakta bahwa
pemesanan pasokan baja tulangan yang
optimal dapat menghindarkan terjadinya
keterlambatan
pasokan.
Terlambatnya
pasokan baja tulangan dapat menghambat
jadwal dan waktu penyeleseian proyek
sehingga menambah biaya keseluruhan
proyek konstruksi.
Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
Mendapatkan rencana jadwal pemesanan baja
tulangan pada Proyek Gedung Hotel Pullman
Bandung, dengan cara menghitung volume
pemesanan pasokan baja tulangan per-periode
menggunakan pendekatan 6 metode lots
sizing. Serta mengetahui Teknik Lots Sizing
yang paling efektif diterapkan untuk pasokan
baja tulangan, dengan membandingkan
rencana total biaya pasokan baja tulangan
paling minimum. Metode Penelitiannya
dengan cara wawancara dan pengisian
kuisioner penelitian.
2.Teknik Lots Sizing
Teknik pemesanan seperti ini bertujuan untuk
meminimalkan biaya pemesanan dan biaya
simpan dari material, teknik pemesanan ini
dinamakan lot sizing. Dalam perhitungan lot
sizing, tersedia berbagai teknik yang terbagi
dalam dua kelompok besar, yaitu model lot
sizing dinamis dan statis. Penggunaanya
tergantung dari kondisi permintaan /
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung
Biaya Pasokan Baja Tulangan Berdasarkan Teknik Lots Sizing (Taufan Satria Bijaksana)
pengorderan (planned order release). Bila
permintaan bersifat konstan maka model lot
sizing dinamis yang digunakan. Pada studi
kasus perencanaan kebutuhan baja tulangan
ada 6 metode pendekatan lots sizing yang bisa
diterapkan. Sebelumnya kita hitung total
kebutuhan baja tulangan pada studi kasus
pembangunan hotel pullman ini, setelah
dihitung berdasarkan standar desain tulangan
kolom, balok dan pelat didapat total volume
baja tulangan sebesar 1.459.067,46 kg dengan
diameter tulangan D10, D13, D22, D25 dan
D32.
dengan Rumus √
3.
3. Biaya Set Up dan Biaya Simpan
Biaya Set Up Baja tulangan adalah seluruh
biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor
hingga baja tulangan tersebut siap di cor.
Biaya set up ini terdiri dari biaya pembelian
baja tulangan, biaya pengiriman baja
tulangan, biaya sewa alat bar cutter, biaya
sewa alat bar bender, biaya instalasi baja
tulangan, dan biaya pengangkutan dari gudang
proyek menuju tempat atau titik konstruksi.
Biaya Set Up baja tulangan yang dikeluarkan
sebesar Rp. 7.434.245,- per ton. Biaya simpan
adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
penyimpanan baja tulangan.Biaya simpan
yang dikeluarkan untuk baja tulangan adalah
Rp 36.944 per Ton per periode. Hasil
perhitungan biaya simpan dan biaya set up
baja tulangan akan digunakan untuk
perhitungan teknik lots sizing pendekatan 6
metode.
4.
4. 6 Metode Pendekatan Lot Sizing
1. Metode Lot For Lot, metode ini mencoba
untuk meniadakan ongkos simpan barang,
dengan memesan sejumlah barang yang
dibutuhkan dan barang yang dipesan
tersebut diatur sehingga akan datang tepat
pada saat yang dibutuhkan. Berapapun
barang besi beton yang dipesan akan
dipenuhi supplier.
Total Biaya jika metode ini digunakan
dalam perencanaan kebutuhan material
baja tulangan pada studi kasus adalah
sebesar Rp. 10.875.138.817,2. Metode EOQ (Economic order quantity)
adalah jumlah pesanan yang dapat
meminimumkan total biaya persediaan,
pembelian yang optimal, didapat jumlah
pemesanan yang ekonomis. Cari EOQ
5.
6.
. R adalah rata-rata
kebutuhan volume baja tulangan per
minggu, C adalah biaya set up dan H
adalah biaya simpan. Total Biaya jika
metode ini digunakan dalam perencanaan
kebutuhan material baja tulangan pada
studi
kasus
adalah
sebesar
Rp.
10.882.468.376,Metode Least Total Cost (LTC),
Perhitungan Metode ini menggunakan
prinsip bahwa biaya inventori total
minimum akan dicapai pada saat biaya
simpan dan biaya set up berimbang.
Perhitungan dihentikan saat biaya simpan
≤ biaya set up. Total Biaya jika metode ini
digunakan dalam perencanaan kebutuhan
material baja tulangan pada studi kasus
adalah sebesar Rp. 10.880.069.161,Metode EPP, pada prinsipnya metode EPP
sama dengan metode LTC hanya saja
langkah
yang
dilakukan
bukan
menjumlahkan
ongkos
simpan
kumulatifnya
tetapi
barang-period
kumulatifnya. Ukuran lot dipilih bila
barang period kumulatif ini mendekati
barang period ekonomis. Indikator untuk
mencapai tujuan keseimbangan tersebut
adalah suatu faktor yang disebut Economic
Part Period ( EPP ) yang didefinisikan
sebagai berikut.
EPP = , A adalah biaya set up (Rp./Ton),
h adalah biaya simpan ( Rp./Ton/periode).
Total Biaya jika metode ini digunakan
dalam perencanaan kebutuhan material
baja tulangan pada studi kasus adalah
sebesar Rp. 10.880.069.161,Pendekatan Period Order Quantity
menggunakan Economic Order Quantity
(EOQ) sebagai dasar penentuan waktu
antar pemesanan. Didapat waktu antar
pemesanan per dua minggu periode. Total
Biaya jika metode ini digunakan dalam
perencanaan kebutuhan material baja
tulangan pada studi kasus adalah sebesar
Rp.10.875.138.817,Metode Silver Meal (SM). Pada metode
Silver-Meal menggunakan satuan ongkos
per periode yang terkecil sebagai ukuran
kriteria kinerjanya. Total Biaya jika
metode ini digunakan dalam perencanaan
kebutuhan material baja tulangan pada
studi
kasus
adalah
sebesar
Rp.
10.887.065.400,2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung
Biaya Pasokan Baja Tulangan Berdasarkan Teknik Lots Sizing (Taufan Satria Bijaksana)
(POQ). Teknik lots sizing dalam dunia
konstruksi belum populer sehingga perlu
sosialisasi dan pemahaman kepada pelaku
konstruksi.
5. Kesimpulan
Berikut adalah Jadwal Pemesanan Pasokan
Baja Tulangan yang dihitung berdasarkan 6
pendekatan metode lots sizing.
Minggu
ke0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tanggal
05 Desember 2011
12 Desember 2011
19 Desember 2011
26 Desember 2011
02 Januari 2012
09 Januari 2012
16 Januari 2012
23 Januari 2012
30 Januari 2012
06 Februari 2012
13 Februari 2012
20 Februari 2012
27 Februari 2012
05 Maret 2012
12 Maret 2012
19 Maret 2012
26 Maret 2012
02 April 2012
09 April 2012
16 April 2012
23 April 2012
Kebutuhan
Besi Beton
0
18.260,91
18.260,91
18.260,91
18.260,91
18.260,91
42.149,97
42.149,97
42.149,97
89.335,69
89.335,69
113.209,65
121.926,24
173.394,46
128.132,56
90.449,54
104.444,06
129.969,65
106.428,40
60.652,77
34.034,30
Lot For Lot
Economic Least Total Economic Part Period Order
(LFL)
Order Quantity Cost (LTC) Period (EPP)
Quantity
Silver Meal
25.000 kg
175.000 kg 100.000 kg
100.000 kg
50.000 kg 100.000 kg
25.000 kg
50.000 kg
25.000 kg
50.000 kg
50.000 kg
50.000 kg
75.000 kg
75.000 kg
125.000 kg
125.000 kg
175.000 kg
125.000 kg
75.000 kg
125.000 kg
125.000 kg
100.000 kg
75.000 kg
9.068 kg
75.000 kg
150.000 kg
150.000 kg
175.000 kg
150.000 kg
100.000 kg
175.000 kg
175.000 kg
175.000 kg
200.000 kg
250.000 kg
175.000 kg
175.000 kg 275.000 kg
175.000 kg
200.000 kg
175.000 kg
175.000 kg 225.000 kg
250.000 kg
225.000 kg
225.000 kg
275.000 kg
275.000 kg
275.000 kg
200.000 kg
200.000 kg
250.000 kg
225.000 kg
225.000 kg
259.068 kg
84.068 kg
84.068 kg
175.000 kg
Dari ke enam perhitungan yang dipakai hanya
satu metode lots sizing yang paling optimal
dipakai yaitu period order quantity (POQ).
Karena memiliki total biaya lebih rendah dari
total biaya kelima metode lainnya.
- Selisih total biaya period order quantity
(POQ) dengan metode Lot for Lot (LFL)
sebesar Rp. 880.147,-.
- Selisih total biaya period order quantity
(POQ) dengan metode Economic Order
Quantity (EOQ) sebesar Rp. 7.329.559,-.
- Selisih total biaya period order quantity
(POQ) dengan metode Least Total Cost
(LTC) sebesar Rp. 4.930.344,-.
- Selisih total biaya period order quantity
(POQ) dengan metode Economic Part
Period (EPP) sebesar Rp. 4.930.344,-.
- Selisih total biaya period order quantity
(POQ) dengan metode Silver Meal (SM)
sebesar Rp. 11.926.583,Enam metode lots sizing yang dipakai
memiliki output yang berbeda-beda sebab
cara perhitungannya berbeda, hanya pada
metode Least Total Cost (LTC) dan pada
metode Economic Part Period (EPP)
memiliki output yang sama karena memiliki
prinsip perhitungan yang sama.
Untuk Pasokan baja tulangan paling optimal
dengan
biaya
terendah
disarankan
menggunankan Period Order Quantity
59.068 kg
84.068 kg
6.Daftar Pustaka
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi
dan Operasi. Edisi Empat. Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Bahagia, Senator Nur. 2006. Sistem Inventori.
Bandung: Penerbit ITB.
Harlan, Dhemi. Materi Kuliah Sistem
Rekayasa. Bandung: ITB
H. P. Chandra,et.al. Jurnal Dimensi
Teknik Sipil, Vol 3 No 1, Maret 2001,
42-50. Aplikasi Material Requirement
Planning untuk mengendalikan
investasi Pengadaan Material.
Nasution, Amrinsyah. 2009. Analisis dan
Desain Struktur Beton Bertulang.
Bandung: Penerbit ITB
Nasution, Arman Hakim dan Yudha
Prasetyawan. 2008. Perencanaan &
Pengendalian Produksi. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Ristono, Agus. 2010. Manajemen Persediaan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
3
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung
Download