NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: SITI HANIAH NIM 111 11 117 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i ii KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:[email protected] Maslikhah, S. Ag., M.Si. Dosen IAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi : Saudara Siti Haniah Kepada Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Siti Haniah Nim : 111 11 117 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : Nilai-nilai Kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 11 September 2015 Maslikhah, S. Ag., M.Si. NIP. 19700529 200003 2001 iii SKRIPSI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG DISUSUN OLEH SITI HANIAH NIM: 111-11-117 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memebuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekertaris Penguji Penguji I Penguji II : Ghufron, M.Ag : Hj. Maslikhah, S.Ag.,M.Si : Drs. Mubasirun, M.Ag : Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Salatiga, 29 September 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd. NIP. 196701221 199903 1 002 iv KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:[email protected] PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Siti Haniah NIM : 111 11 117 Jurusan : Tarbiyah Progam studi : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, Agustus 2015 Yang menyatakan Siti Haniah NIM: 111 11 117 v MOTTO “Kedisiplinan itu tak semata diterapkan pada hal-hal besar, tapi juga dalam hal-hal kecil… ” (Anak Sejuta Bintang, 2012: 309). “Tetapkan tujuanmu berdasarkan bintang di langit, bukan pada kerlap-kerlip lampu kapal yang datang dan pergi” (Aburizal Bakrie mengutip Bradley, pidato penghargaan Achmad Bakrie 2011). “… Belum lagi guru-gurumu di sekolah yang menjadi bintang penerangmu seharihari. Mereka bintang yang menemani kamu menemukan sesuatu, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti” (Anak Sejuta Bintang, 2012: 396). vi PERSEMBAHAN Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan. Semua telah Kau tetapkan hidupku dalam tangan-Mu dalam takdir-Mu rencana indah yang telah Kau siapkan bagi masa depanku yang penuh harapan. Harapan kesuksesan terpangku di pundak sebagai janji kepada mereka… 1. Orang Tuaku yaitu Bapak (Muhammad Munir) dan Ibu (Fatonah), yang sejak ananda dilahirkan tak henti-hentinya memberikan yang terbaik kepada ananda walau dalam keadaan apapun, Ananda rasa, bagaimanapun caranya, ananda tidak mampu membalas semua kebaikan yang telah Bapak dan Ibu berikan. Senyuman Bapak dan Ibu selalu menjadi motivasi terkuat ananda berjuang di sini. Besar harapan ananda untuk dapat menjadi anak yang menjadi sebab keselamatan dan kebaikan Bapak dan Ibu di dunia dan akhirat. Ananda bersyukur mempunyai orang tua seperti Bapak dan Ibu. 2. Adikku (Nur Azizah) yang sangat kusayangi. Terima kasih telah menjadi penyemangat dan sumber inspirasi disaat menyelesaikan skripsi ini. Besar harapan, kakak dapat menjadi contoh yang baik sehingga mampu manjadi sosok yang jauh lebih hebat. vii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang” dapat terselesaikan. Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Siti Rukhayati, M.Ag. , selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 3. Maslikhah, S.Ag., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 4. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 5. Mujib Sahli, S.Ag., M.SI yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. . viii 7. Guru-guru ku dari RA sampai perguruan tinggi yang turut memberikan motivasi serta ilmu kepada penulis, sehingga penulis bisa mendapatkan sedikit pengetahuan. 8. Sahabat-sahabatku (Fitri Ikhmah, Nur Hidayah, Irwina Saftri, Siti Fatimah, Diyah Idhawati, Nur Jannah, Al Millatul Mizza), yang selalu memberikan do‟a dan semangat kepadaku. 9. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI C dan D angkatan tahun 2011, kelompok KKL, kelompok PPL, kelompok KKN, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Almamaterku tercintaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini. Salatiga, 8 September 2015 Penulis Siti Haniah NIM: 11111117 ix ABSTRAK Haniah. Siti. 2015. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing: Maslikhah, S.Ag., M.Si. Kata kunci: Nilai-nilai Kedisiplinan, Novel Anak Sejuta Bintang. Fakta di masyarakat tampaknya belum menunjukkan kalau disiplin sebagai budaya. Budaya yang justru berkembang adalah budaya melanggar aturan. Masih banyak disekolah-sekolah bahwa peserta didik yang tidak disiplin. Novel Anak Sejuta Bintang ini merupakan salah satu cara penyampaian penanamam nilai-nilai kedisiplinan sejak dini kepada anak-anak. Kedisiplinan itulah kiranya yang dapat menerangkan resep keberhasilan dari Aburizal Bakrie. Banyak kiranya manusia di dunia yang memiliki talenta, kompetensi, namun tidak memiliki disiplin. Disiplin menjadi distingsi yang menjadi penerang antara keberhasilan dan kegagalan. Maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:(1) Bagaimana nilainilai kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang?(2) Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh?(3) Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar?(4) Bagaimana implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan(library research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif analisismengenai (bibliographis), dengan menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis yaitu novelAnak Sejuta Bintang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini yang realitasnya tentang nilai-nilai kedisiplinan. Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi (content analysis) atau analisis dokumen, dan dari analisis tersebut ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang antara lain disiplin dalam menggunakan waktu, dalam belajar, dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.(2) Nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokohadalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.(3) Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar merupakan proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak dalam proses belajar menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. (4) Implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar yaitu mengembangkan pendidikan penyadaran, latihan pembiasaan, membangun karakter/kepribadian. x DAFTAR ISI SAMPUL ..................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ................................................................................. ii JUDUL ........................................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iv PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI.......................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... vi MOTTO ....................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii KATA PENGANTAR ................................................................................. x ABSTRAK ................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTARLAMPIRAN ................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................. 9 C. Tujuan Penelitian .................................................................... 9 D. Kegunaan Penelitian .............................................................. 10 E. Metode Penelitian ................................................................... 11 F. Penegasan Istilah 15 xi G. Sistematika Penulisan ............................................................ 17 BAB II KAJIAN TEORI A. Novel ..................................................................................... 19 1. Pengertian Novel ............................................................... 19 2. Novel sebagai Karya Ilmiah ............................................... 21 3. Jenis-jenis Novel ................................................................ 25 4. Unsur-unsur Novel ............................................................. 29 a. Unsur Intrinsik ............................................................ 30 b. Unsur Entrinsik ........................................................... 31 5. Tujuan Novel...................................................................... 43 6. Peran novel dalam membangun karakter ........................... 45 B. Nilai-nilai Kedisiplinan .......................................................... 46 1. Nilai ............................................................................ 46 a. Pengertian Nilai ................................................... 46 b. Macam-macam Nilai ............................................ 48 2. Kedisiplinan ................................................................ 50 a. Pengertian Kedisiplinan ....................................... 50 b. Macam-macam Kedisiplinan ............................... 53 c. Tujuan Kedisiplinan ............................................. 55 d. Fungsi Kedisiplinan ............................................. 56 e. Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan ................. 58 f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ........ 59 xii BAB III BIOGRAFI A. Biografi Pengarang................................................................. 61 1. Riwayat Hidup Pengarang ................................................ 61 2.Aktifitas Pengarang ........................................................... 61 3. Hasil Karya Pengarang ..................................................... 63 B. Biografi Novel ........................................................................ 73 1. Unsur Intrinsik Novel Anak Sejuta Bintang .................... 73 a. Tema ......................................................................... 73 b. Penokohan ................................................................ 73 c. Alur ........................................................................... 76 d. Sudut Pandang .......................................................... 78 e. Latar atau Setting ...................................................... 78 f. Amanat...................................................................... 79 2. Keunggulan Novel Anak Sejuta Bintang ......................... 80 C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang . 81 BAB IV ANALISIS DATA A. Nilai-nilai Kedisplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang.... 85 B. Nilai-nilai Kedisiplinan menurut Para Tokoh ........................ 89 C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Belajar ................................... 90 D. Implikasi Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang.................................................................................... xiii 98 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 101 B. Saran ....................................................................................... 103 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xiv xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kian maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang sebagai perwujudan rendahnya kedisiplinan diri. Pemicu utamanya diduga, adalah situasi dan kondisi keluarga yang negatif (Shochib, 1998). Saat ini, banyak orang tua yang berasumsi bahwa ketika mendengar kata “disiplin” yang tergambar dalam pikirannya adalah “keras, hukuman, dan penuh paksaan”. Padahal tidak demikian, mengajarkan kedisiplinan tidak identik dengan kekerasan. Dunia militer, menegakkan disiplin acap kali sering berkonotasi dengan pengertian-pengertian tersebut. Namun, dalam dunia mendidik anak, kedisiplinan justru diterapkan dengan cara fleksibel dan bermakna (Rahman, 2014: 62). Kedisplinan masih menjadi barang mewah di negeri ini. Padahal, disiplin adalah salah satu mutlak dalam menggapai kesuksesan, dalam menggapai citacita besar, dalam dunia pendidikan. Tanpa kedisiplinan yang tinggi, kualitas lembaga pendidikan akan kalah dari bangsa-bangsa lain yang menerapkan disiplin tinggi, seperti Malaysia, Australia, Cina, dan jepang ( Asmani, 2009: 87). Dilematis, jika orang tua tidak mengajarkan kedisiplinan disatu sisi dan pada satu sisi orang tua salah mengartikan kedisiplinan itu sendiri. Namun, sebagai orang tua ataupun pendidik haruslah tetap menegakkan disiplin (Rahman, 2014: 63). 1 Aburizal Bakrie yang berbasiskan dari keluarga entrepreneur, merupakan sosok yang telah terlatih disiplin sejak kecil. Aburizal Bakrie membagi ilmu tentang disiplinnya, Aburizal berpendapat bahwa: “Satu hal dari kecil, saya dididik menjadi seorang yang disiplin khususnya disiplin pada waktu, jadi dari kecil saya itu selalu diatur per setengah jam, satu hari dibagi menjadi setengah jam-setengah jam, setiap setengah jam saya selalu beraktifitas, itu saya lakukan dari SD, SMP, SMA, kemudian mahasiswa sampai sekarang juga begitu.” Kedisiplinan itulah kiranya yang dapat menerangkan resep keberhasilan dari Pria kelahiran Jakarta, 15 November 1946 ini. Banyak kiranya manusia di dunia yang memiliki talenta, kompetensi, namun tidak memiliki disiplin. Disiplin menjadi distingsi yang menjadi penerang antara keberhasilan dan kegagalan. Bahkan menurut sebuah buku manajemen, diperlukan 10.000 jam latihan secara intens untuk menjadi seorang yang ahli. Hal tersebut tentu saja berkorelasi dengan disiplin. Aburizal terbukti keberhasilannya dalam mengelola perusahaan dari berbagai varian produk, kiprah di kementerian, dalam berkeluarga, ataupun memimpin nakhoda Partai Golkar menuju pencapaiannya menjadi Suara Golkar, Suara Rakyat. Seperti dalam percakapan ketika Ical bersama ayahnya tentang kedisiplinan berikut ini: “Papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai Papa selalu bagus. Akhirnya, Atuk terus mengizinkan Papa untuk terus berjualan.” “Caranya bagaimana?”“Jualannya?”. “Bukan, bagi waktu, Pa…” “Harus disiplin. Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan kue, waktu main…”(Basral, 2012: 147). Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua karena mereka bertanggung jawab secara 2 kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak- anak. Upaya orang tua atau pendidik akan tercapai jika anak telah mampu mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral yang terinternalisasi (Shochib, 1998). Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Disiplin merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect, dan tidak ada dalam pikirannya kecuali hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya (Asmani, 2009: 88). Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, normanorma yang berlaku dalam pendidikan disekolah. Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua sebagai figur utama untuk memberikan contoh sikap disiplin oleh anak-anaknya. Guru sebagai figur teladan murid harus memberikan contoh yang baik dalam pergerakan disiplin ini. Ajaran Islam mengajarkan kepada umat islam untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam ibadah, belajar dan kegiatan lainnya sebagaimana dalam melaksanakan fardhu 'ain di dalam Islam yang berupa sholat lima waktu, puasa Ramadhan dan lain-lain semua itu sungguh merupakan suatu latihan atau yang sangat berarti untuk disiplin diri sendiri( self discipline). Perintah untuk disiplin secara implisit tertulis didalam firman Allah yaitu surat An-nisa‟ ayat 103: 3 Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring, kemudian apabila kamu terasa aman maka dirikanlah shalat itu (sebagimana biasa) sesungguhnya shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang yang beriman." (Q.S.An-Nisa: 103). Sayyidina Ali selalu memposisikan kedisiplinan diatas segalanya. Kedisiplinan adalah gerbang menuju sebuah kesuksesan. Sayyidina Ali selalu menerapkan kedisiplinan kepada anak-anaknya. Beliau selalu mengajarkan anakanaknya untuk shalat tepat waktu (Rahman, 2014: 61). Dradjat (1995: 47), bahwa shalat lima waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi. Shalat fardlu lima waktu dalam waktu-waktu tertentu dapat membentuk disiplin yang kuat pada seseorang. Ketaatan melaksanakan pada waktunya, menumbuhkan kebiasaan untuk selalu teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu yang ditentukan. Berdasarkan uraian diatas bahwa dengan menerapkan kebiasaan shalat tepat waktu akan tertanam disiplin diri. Pada akhirnya kebiasaan disiplin tersebut tidak hanya ketika melaksanakan shalat namun, implementasinya pada kehidupan sehari-hari seperti salah satunya disiplin dalam belajar. 4 Djamarah ( 2002: 10), menyatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Bahwa dalam belajar tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar. Istirahat yang kurang cukup, dan kurang tidur . Belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan (Djamarah, 2002: 13). Bahwa dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (Liang, 1977: 51). Pada awal proses belajar perlu adanya orang tua. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: (1) melatih, (2) membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilainilai berdasarkan acuan moral. Jika anak telah terlatih dan terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral maka (3) perlu adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya (Shochib, 1998: 21). Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh seorang mahasiswa. membaca atau mempelajari pengetahuan mengenai cara belajar yang baik dan tidak sukar. 5 Tetapi mengusahakan agar kecakapan itu benar-benar dimiliki dan harus digunakan sehari-hari dalam usaha belajarnya, hingga menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya. Kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan. Maka tidak ada lagi resep-resep yang harus selalu diperhatikan sewaktu belajar. Demikian pula unsur keteraturan dan disiplin tidak akan terasa lagi sebagai beban yang berat (Liang, 1977: 51). Kedisiplinan di sekolah merupakan salah satu aspek yang harus ada, karena, kedisiplinan merupakan suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan yang ada di sekolah. Adanya kedisiplinan akan memotivasi para siswanya untuk bersaing dengan cerdas dalam meraih prestasi. Dengan demikian, kedisiplinan di sekolah perlu diterapkan terutama pada pelaksanaan proses belajar mengajar, karena disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Karya sastra yang ada di Indonesia salah satunya adalah novel. Novel merupakan karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya. Nurgiantoro (2012), bahwa karya fiksi menceritakan kehidupan manusia dalam interaksi dengan lingkungan sesama, diri sendiri, dan interaksi pengarang dengan Tuhan. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab, sekaligus cerita yang memberikan hiburan pada pembaca. Secara etimologis, sastra juga berarti alat untuk mendidik. Lebih jauh, dikaitkan dengan pesan muatannya hampir secara keseluruhan karya sastra merupakan sarana-sarana etika. Memahami karya sastra pada gilirannya 6 merupakan pemahaman terhadap nasehat dan peraturan, larangan dan anjuran, kebenaran yang harus ditiru, jenis-jenis kejahatan yang harus ditolak, dan sebagainya (Ratna, 2005: 447). Relevansi karya sastra novel terhadap nilai-nilai kedisiplinan akan diperoleh manfaat berbagai pesan yang terkandung di dalamnya. Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku dalam pendidikan disekolah. Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua sebagai figur di dalam rumah serta guru sebagai figur teladan murid harus memberikan contoh yang baik dalam pergerakan disiplin. Persentase di kalangan masyarakat yang kebanyakan membeli novel adalah kalangan pelajar terutama pelajar remaja. Salah satu alasannya, cerita yang dilampirkan oleh pengarang hampir sama dengan kejadian yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebanyakan bercerita tentang cinta. Seharusnya anak membaca novel tidak hanya sekedar “menina bobokan”. Akan tetapi, bermanfaat serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti nilai-nilai kedisiplinan yang ada dalam novel. Novel Anak Sejuta Bintang merupakan novel biografis seorang pengusaha sekaligus politikus terkenal, Aburizal Bakrie. Novel Anak Sejuta Bintang ini menarik untuk dibaca. Menurut Dini sebagai sastrawan berpendapat sebagai berikut: 7 “Anak Sejuta Bintang adalah novel biografis yang sangat berguna, baik dibaca untuk dijadikan dasar cara pendidikan terhadap anak. Lebih-lebih dimasa tumbuh kembang anak tersebut.”( Basral, 2012). Penerbit Mizan sebuah media online mengungkapkan bahwa novel ini telah masuk kategori best seller yang terbit pada Januari 2012. Hal ini terbukti dengan larisnya novel tersebut di pasaran dengan angka penjualan hampir 10 ribu eksemplar bulan pertama. Ical (sapaan kecil Aburizal Bakrie) adalah tokoh utama dan pertama dalam novel tersebut. Ical merupakan anak sulung dari Ahmad Bakrie dan Roosniah. Ical juga seorang yang sangat patuh kepada kedua orang tuanya. Ical dan keluarganya tinggal di Emma Laan, Jakarta Timur. Ical memiliki tiga adik kandung yakni Odi, Nirwan, dan Indra. Ical juga tinggal bersama kerabatnya Hajja Rafiah dan Tati. Sejak kecil, Ical tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berkecukupan. Namun, hal itu tidak membuatnya menjadi anak yang manja. Justru ia sering mengalami kekalahan dan pernah pula mengalami penolakan. Kehadiran keluarganya yang selalu mendengarkan cerita dan keluhannya serta memberi semangat menghadapi hidup ini membuatnya menjadi pribadi yang kuat, disiplin dan pantang menyerah. Ical mulai digelari “Anak Sejuta Bintang” karena selalu menjadi juara kelas. Novel Anak Sejuta Bintang merupakan salah satu novel edukasi, yang dapat memotivasi tentang nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Terbukanya sebuah cara baru tentang cara orang tua serta guru dalam mengarahkan anak-anak supaya belajar mengenai kedisiplinan, yang diharapkan 8 dengan disiplin diri akan membuat hidup menjadi bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang. Novel Anak Sejuta Bintang sebagai kilas balik keberhasilan seorang tokoh pengusaha serta politikus. Realitas itu tidak dapat disangkal. Oleh karena itu, penelitian novel Anak Sejuta Bintang menjadi sangat menarik untuk diteliti. Maka peneliti tertarik membahas mengenai nilai-nilai kedisiplinan yang terdapat dalam novel Anak Sejuta Bintang dalam sebuah skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG ”, Sebagai inspirasi untuk membangkitkan motivasi kedisiplinan. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Didalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013: 302). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang? 2. Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh? 3. Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar? 4. Bagaimana implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah. 9 Perbedaannya terletak pada bentuk keilmuannya dalam rumusan masalah, kalimatnya berbentuk pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian berbentuk kalimat pernyataan (STAIN Salatiga, 2008:16). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang. 2. Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh. 3. Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar. 4. Untuk mengetahui implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar. D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter khususnya pada kedisiplinan belajar melalui pemanfaatan karya sastra. Serta untuk menambah wawasan tentang keberadaan karya sastra (novel) yang memuat tentang kedisiplinan. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3 yaitu sebagai berikut: a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah pembelajaran diri dalam memanfaatkan potensi yang ada sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. 10 b. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu tidak hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual namun juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat diambil dari karya sastra tersebut. c. Bagi civitas akademica, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang. E. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Djamarah, 2000: 19). Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahapan sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), Penelitian pustaka adalah sesuatu penelitian yang dilakukan diruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data dari perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah (Fathoni, 2011: 96). 11 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Deskripsi analisis ini mengenai bibliografis yaitu pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Moleong, 2005: 29). Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudian dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan. Penulis juga menggunakan pendekatan sastra dalam mengkaji subyek penelitian yaitu pendekatan pragmatis. Pendekatan pragmatis memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Pendekatan pragmatis memiliki manfaat terhadap fungsai-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan, dan penyebarluasannya, sehingga membertikan manfaat terhadap pembaca (Ratna, 2007: 71- 72). Pendekatan ini digunakan karena mempertimbangkan aspek kegunaan dan manfaat karya sastra (novel) yang dapat diperoleh pembaca. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, 12 surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan cara menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel, jurnal, majalah, maupun buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini yang realitasnya tentang nilai-nilai kedisiplinan. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:129). Penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah beberapa sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data terdiri dari dua macam yaitu sumber data primer dan sekunder, sebagai berikut: a. Sumber Data Primer Sumber data primer yaitu utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral yang diterbitkan oleh Expose pada tahun 2012. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa transkrip, wawancara, buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, website, multiplay, dan blog di internet yang berupa jurnal tentang nilai- nilai kedisiplinan. 13 4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48). Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksaanaan metode analisis isi adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi ilmiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumendokumen yang padat isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa komunikasi (Ratna, 2007: 49). Penelitian ini, penulis akan mengkaji isi novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan. Langkah-langkah yang peneliti gunakan dalam pengolahan data adalah: a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan. b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan. 14 c. Langkah Analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan. d. Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari Novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan. F. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu: 1. Nilai Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Poerwadarminto, 1982: 667). Manusia menganggap sesuatu bernilai karena ia merasa memerlukannya atau menghargainya. Melalui akal dan budinya manusia menilai dunia dan alam sekiranya untuk memperoleh kepuasan diri baik dalam arti memperoleh apa yang diperlukannya, apa yang menguntungkannya, atau apa yang menimbulkan kepuasan batinnya. Wujud atau bentuk kebudayaan sebagai pendukung nilai hidup/ kehidupan itu paling sedikit ada tiga macam, yaitu sebagai suatu komplieks dari ide-ide, pemikiran-pemikiran, gagasan, niali-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan sebagainya yang semua itu mencerminkan alam pikiran yang memancarkan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat pendukungnya ( Muslich, 2011: 19). 15 Berbagai pengertian serta pemikiran tentang nilai diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal- hal yang melekat pada sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk berguna bagi kehidupan manusia. 2. Kedisiplinan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), mendefinisikan bahwa disiplin adalah a) Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), b) Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib c) Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu. Kedisiplinan, yakni sikap dan perilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan dan peraturan (Zuchdi, 2013: 27). Arikunto (1993: 114), mengatakan disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikapdan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang berlaku,baik tertulis maupun yang tidak tertulis. Nilai-nilai kedisiplinan pada penelitian ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. 3. Novel 16 Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya. Burhan (1988: 3). Mendefinisikan novel merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu: pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi berupa bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkannya melalui penjelasan atau komentar, dialog maupun monolog, dan melalui perbuatan atau action (Aminuddin, 1991:66). G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran. Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan penelitian. 17 BAB II: KAJIAN TEORI Bab ini akan diuraikan mengenai: Definisi Novel, Novel sebagai sebuah Karya Ilmiah, Jenis-jenis Novel, Unsur-unsur Novel, Tujuan Novel, Definisi Nilai, Macam-macam Nilai, Definisi Kedisiplinan, Macam-macam Kedisiplinan, Tujuan Kedisiplinan, Fungsi Kedisiplinan, Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan. BAB III: BIOGRAFI Pada bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Pengarang, Riwayat Hidup Pengarang, Aktivitas Pengarang, Hasil Karya Pengarang, Biografi Novel, Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang BAB IV: ANALISIS DATA Bab ini akan disajikan pembahasan mengenai: Nilai-nilai kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang, Nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh. Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar, Implikasi nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang. BAB V: PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran. 18 BAB II KAJIAN TEORI A. Novel 1. Pengertian Novel Sebutan novel (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti „sebuah kisah atau sepotong berita‟ (Haryanta, 2012: 20). Abrams dalam Nurgiyantoro, novella diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk prosa (Jathee, 2013: 121). Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126). Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), bahwa novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Berikut ini adalah definisi novel menurut beberapa para ahli: a. Nurgiyantoro Novel merupakan karya yang bersifat realistis dan mengandung nilai psikologi yang mendalam, sehingga novel dapat berkembang dari sejarah, surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen, sedangkan roman atau romansa lebih bersifat puitis. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa novel dan romansa berada dalam kedudukan yang berbeda. 19 b. Jassin Novel sebagai suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengenai sesuatu episode. Mencermati pernyataan tersebut, pada kenyataannya banyak novel Indonesia yang digarap secara mendalam, baik itu penokohan maupun unsur-unsur intrinsik lain (Nurgiyantoro, 2012: 15- 16). c. Furqonul Aziez Novel merupakan sebuah genre sastra yang memiliki bentuk utama prosa, dengan panjang yang kurang lebih bisa mengisi satu atau dua volume kecil, yang menggambarkan kehidupan nyata dalam suatu plot yang cukup kompleks. d. Badudu dan Zain Novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan sehari-hari, tentang suka-duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya, dan sebagainya (Aziez , 2010: 2-7). e. Batos Novel merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu muda, menjadi tua, bergerak dari sebuah adegan yang lain dari suatu tempat ke tempat yang lain (Tarigan, 1995: 164). 20 Berdasarkan beberapa pengertian tentang novel di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan suatu karangan prosa yang didalamnya berisi rangkaian cerita yang mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. 2. Novel sebagai sebuah Karya Ilmiah Dalman (2012: 5), mendefinisikan bahwa karya ilmiah merupakan laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang tela dilakukan oleh seseorang atau sebuat tim dengan memenuji kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati, suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Triningsih (2008: 2), mengatakan bahwa karya ilmiah merupakan karangan yang menyajikan karya tulis yang menyajikan hasil pikiran, pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu yang disusun menurut metode tertentu secara sistematis. Pada hakikatnya, karya tulis ilmiah merupakan laporan tentang sesuatu hasil penelitian, baik dari penelitian kepustakaan (library research), laboratorium, atau penelitian di masyarakat (field research) (Agam, 2009: 16). Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui sistematika penulisan yang disepakati. Karya 21 tulis ilmiah, ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dipertanggungjawabkan secara empiris dan obkektif (Dalman , 2012: 7). Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa hasil kajian ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam karya tulis ilmiah. Gagasan-gagasan itu merupakan gambaran perkembangan ilmu pemgetahuan yang terekam dalam tulisan ilmiah. Pada umumnya perkembangan ilmu pengetahuan itu disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah (Kusmana, 2010: 4). Karya ilmiah mengunakan bahasa resmi aka bahasa dalam penulisan karya ilmiah haruslah mengikuti kaidah bahasa baku. Tidak dianjurkan bergaya metafora, hiperbol, ilusi, ironi, dan sebagainya, tetapi hendaknya bahasa yang sederhana dan lugas (Agam, 2009: 10). Menulis karya ilmiah isinya harus mengandung kajian pengetahuan ilmiah dengan menggunakan metode berfikir keilmuan dan membentuk tulisan keilmuan pula seperti logis dan empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan objektif (Dalman, 2012: 9). Suatu karangan yang menyajikan fakta umum, tetapi tidak disajikan dengan metodologi penulisan karya tulis ilmiah yang benar, maka karangan tersebut tidak dapat dikelompokkan ke dalam karangan ilmiah. Dengan demikian, karya tulis ilmiah merupakan karangan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta bersifat umum dan ditulis dengan metodologi 22 penulisan karya tulis ilmiah. Fakta umum yang dimaksudkan adalah fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah (Kusmana, 2010: 3). Karya tulis ilmiah adalah yang sedikitnya memenuhi tiga syarat, yakni: a) Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, b) Langkah pengerjaannya dijiwai serta menggunakan metode (berpikir) ilmiah, dan c) Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai sosok tulisan keilmuan (Dalman, 2012: 10). Aminuddin (1991: 66), mendefinisikan karya fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Karya fiksi merupakan suatu karya yang menyaran kepada cerita yang bersifat rekaan, yaitu cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata sehingga tidak perlu dicari kebenarannya, akan tetapi unsur penciptaannya merupakan pandangan si penulis dari kehidupan nyata disekitar lingkungan si penulis. Karya fiksi menceritakan kehidupan manusia dalam interaksi dengan lingkungan sesama, diri sendiri, dan interaksi pengarang dengan Tuhan. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab, sekaligus cerita yang memberikan hiburan pada pembaca. Apakah ada hubungannya antara novel dan karya ilmiah? Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah merupakan karya 23 tulis yang dapat dipercaya dan dapat dibuktikan kebenarannya sedangkan novel merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. Finoza dalam Dalman (2012: 6) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas tiga jenis, yaitu karangan ilmiah, karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan karangan nonilmiah, sebagai berikut: a) Karangan ilmiah Brotowidjoyo dalam Arifin (2000: 1), mengemukakan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain: makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi (Dalman, 2012: 6). b) Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer Merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca (Dalman, 2012:125). Yang tergolong karangan semi ilmiah, antara lain: artikel, editorial, opini, feuture, reportase (Dalman, 2012: 6). c) Karangan nonilmiah Merupakan yang tidak mengikuti kriteria penyajian fakta sert tidak mengikuti metodologi penulisan yang benar (Kusmana, 2010: 16). Yang tergolong ke dalam nonilmiah antara lain: anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama (Dalman, 2012: 6). 24 Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen. Pada umumnya setiap novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari dengan menitikberatkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak (Haryanta, 2012: 181). Novel sering dianggap bersinonim dengan fiksi (Jathee, 2013: 121). Novel termasuk karya non ilmiah bukan ilmiah karena novel tidak benarbenar terjadi dalam kehidupan nyata. Tetapi, novel dapat dikaji secara ilmiah apabila dalam novel tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan yang diteliti dengan menggunakan kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Nurgiyantoro dalam Jathee (2013: 121), Novel dapat mengemukakan sesuatu yang lebih bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. 3. Jenis-jenis Novel Terdapat beberapa jenis novel dalam sastra. Jenis novel mencerminkan keragaman tema dan kreativitas dari sastrawan yang tak lain adalah pengarang novel. Nurgiyantoro (2012: 16) membedakan novel menjadi novel serius dan novel popular, sebagai berikut: a. Novel Populer Berbicara tentang sastra populer, Kayam dalam Nurgiyantoro (2012:18) menyebutkan bahwa sastra populer adalah perekam kehidupan 25 dan tak banyak memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba kemungkinan. Sastra populer menyajikan kembali rekaan-rekaan kehidupan itu dengan harapan pembaca akan mengenal kembali pengalaman-pengalamannya sehingga merasa terhibur karena seseorang telah menceritakan pengalamannya dan bukan penafsiran tentang emosi itu. Oleh karena itu, sastra populer yang baik banyak mengundang pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya. Nurgiyantoro (2012: 18), juga menjelaskan bahwa novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Novel jenis ini menampilkan masalah yang aktual pada saat novel itu muncul. Pada umumnya, novel populer bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepet ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanyasekali lagi seiring dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya. Di sisi lain, novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena semata-mata menyampaikan cerita (Stanton dalam Nurgiyantoro 2005: 18-19). b. Novel Serius Novel serius atau yang lebih dikenal dengan sebutan novel sastra merupakan jenis karya sastra yang dianggap pantas dibicarakan dalam sejarah sastra yang bermunculan cenderung mengacu pada novel serius. Novel serius harus sanggup memberikan segala sesuatu yang serba 26 mungkin, hal itu yang disebut makna sastra yang sastra. Novel serius yang bertujuan untuk memberikan hiburan kepada pembaca, juga mempunyai tujuan memberikan pengalaman yang berharga dan mengajak pembaca untuk meresapi lebih sungguh-sungguh tentang masalah yang dikemukakan. Berbeda dengan novel populer yang selalu mengikuti selera pasar, novel sastra tidak bersifat mengabdi pada pembaca. Novel sastra cenderung menampilkan tema-tema yang lebih serius. Teks sastra sering mengemukakan sesuatu secara implisit sehingga hal ini bisa dianggap menyibukkan pembaca. Nurgiyantoro (2012:18). Kecenderungan yang muncul pada novel serius memicu sedikitnya pembaca yang berminat pada novel sastra ini. Meskipun demikian, hal ini tidak menyebabkan popularitas novel serius menurun. Justru novel ini mampu bertahan dari waktu ke waktu. Misalnya, roman Romeo Juliet karya William Shakespeare atau karya Sutan Takdir, Armin Pane, Sanusi Pane yang memunculkan polemik yang muncul pada dekade 30-an yang hingga saat ini masih dianggap relevan dan belum ketinggalan zaman (Nurgiyantoro, 2012: 21). Berdasarkan dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel serius adalah novel yang mengungkapkan sesuatu ciri khas yang baru daripada novel-novel yang telah dianggap biasa. 27 Lukas dan Faruk (1994:18-19), menjelaskan bahwa novel terdiri dari tiga jenis, yaitu novel idealis abstrak, novel romantisme keputusan, dan novel pendidikan, sebagai berikut: a. Novel idealisme abstrak Novel yang menampilkan tokoh yang masih ingin bersatu dengan dunia, novel itu masih memperlihatkan suatu idealisme. Akan tetapi karena persepsi tokoh itu tentang dunia bersifat subjektif, didasarkan pada kesadaran yang sempit, idealismenya menjadi abstrak. b. Novel romantisme keputusan Novel menampilkan kesadaran hero yang terlampau luas. Kesadaran lebih luas dari pada dunia sehingga menjadi berdiri sendiri dan terpisah dari dunia. Itulah sebabnya sang hero cenderung fasif dan cerita berkembang menjadi analisis psikologis semata-mata. c. Novel pendidikan Novel yang berada di antara kedua jenis tersebut. Novel ini, sang hero di satu pihak mempunyai interioritas, tetapi di lain pihak juga ingin bersatu dengan dunia, karena ada interaksi antara dirinya dengan dunia, hero itu mengalami kegagalan. Oleh karena mempunyai interioritas, ia menyadari sebab kegagalan itu (Faruk, 1994). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka novel dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu novel idealis abstrak, novel romantisme keputusan, dan novel pendidikan. 28 4. Unsur-unsur Novel a. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur-unsur (yang secara langsung) turut serta membangun cerita, kepaduan antara berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud (Haryanta, 2012: 280). Nurgiyantoro (2012: 23), mendefinisikan unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendirimu novel terdiri dari peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, alur, latar, sudut pandang penceritaan, atau gaya bahasa dan lain-lain (Haryanta, 2012: 280). 1) Tema Istilah tema menurut Scharbach berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat meletakkan suatu perangkat”, karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya (Aminuddin, 1991: 91). Aziez (2010: 75), mengemukakan bahwa tema merupakan gagasan utama yang dikembangkan dalam plot. Wiyanto (2012: 214), berpendapat bahwa tema adalah pokok pembicaraan yang mendasari cerita. Sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan yang digunakan pengarang dalam menyusun cerita (Haryanta, 2012: 270). Stanton dalam Nurgiyantoro (2012: 87), mengemukakan sejumlah kriteria yang 29 dapat diikuti untuk menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel yaitu sebagai berikut: a) Penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap detil cerita yang menonjol. b) Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifaat bertentangan dengan tiap detil cerita. c) Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan. d) Penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita. Tema disini biasanya adalah dasar atau inti dari sebuah cerita. Biasanya, tema ini masih dikelompokkan lagi menjadi lima bagian yaitu tema ketuhanan, tema sosial, tema organik, tema jasmaniyah, dan tema egoik, sebagai berikut: a) Tema ketuhanan, biasanya berkaitan dengan sisi religi atau tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hubungan seseorang dengan Tuhan. b) Tema sosial, menyangkut berbaagai hal diluar masalah pribadi, seperti politik, pendidikan, dan masih banyak lagi. 30 c) Tema organik berhubungan dengan moral atau kondisi psikis seseorang, seperti hubungan pria dan wanita, persahabatan, dan masih banyak lagi. d) Tema jasmaniah, cenderung berkaitan dengan sisi jasmani seseorang. e) Tema egoik, menyangkut reaksi-reaksi seseorang dalam menyikapi atau menentang pengaruh sosial (Nugroho, 2014:193194). Tema membantu untuk menghubungkan antara setting plot yang satu dengan yang lainnya, sehingga dihasilkan setting cerita yang menghubungkan kisah awal dan akhir cerita (Setiati, 2008: 89). Nurgiyantoro dalam Jathee (2013: 121), Segi tema, novel dapat menawarkan lebih dari satu tema. Tokoh-tokoh dalam novel biasanya juga ditampilkan secara lebih lengkap, misal berhubungan dengan ciriciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat, dan kebiasaan. Berdasarkan beberapa pengertian tentang tema di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide yang mendasari suatu cerita dalam karya fiksi yang diciptakannya. 2) Penokohan (perwatakan) Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut 31 penokohan (Aminuddin, 1991: 79). Nugroho ( 2014: 195), mengemukakan Penokohan adalah penggambaran watak (karakter) dari setiap tokoh yang dihadirkan dalam sebuah karangan fiksi. Menurut Wiyanto (2012: 216), Tokoh cerita satu dan yang lainnya tentu tidak sama. Sebab, masing-masing tokoh itu mempunyai watak. Pemberian watak pada tokoh itu dinamakan perwatakan. Para tokoh dalam sebuah novel yang baik itu yang menarik, menimbulkan rasa ingin tahu, konsisten, menyakinkan, kompleks, dan realistis (Aziez, 2010: 61). Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda. Penokohan ini bisa di bagi menjadi beberapa kategori, yaitu: a) Berdasarkan pembagian karakter yang memiliki peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, sebagai berikut: (1) Tokoh utama adalah seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita (2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena munculnya hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama (Aminuddin, 1991: 79-80). b) Berdasarkan sifatnya, penokohan ini dibagi menjadi tiga yaitu: tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh netral, sebagai berikut: 32 (1) Tokoh protagonis, tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai dengan pandangan pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca. (2) Tokoh antagonis, tokoh yang memiliki watak tidak disenangi pembaca karena memiliki watak yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pembaca (3) Tokoh Netral, tokoh yang bereksistensi demi cerita itu sendiri (Haryanta, 2012: 274-275). (4) Tokoh skeptic, tokoh dengan karakter memusuhi tokoh-tokoh dengan karakter baik. (5) Tokoh sidekick, tokoh yang dimunculkan sebagai penyeimbang munculnya tokoh skeptic. (6) Tokoh contagonist, tokoh pendukung dengan karakter yang bersebrangan dengan tokoh protagonis. (7) Tokoh guardian, tokoh ini berperan sebagai pelindung pemeran utama. (8) Tokoh reason, tokoh dengan karakter tenang dan selalu berpikiran logis. (9) Tokoh emotion, tokoh yang tidak bisa mengendalikan perasaannya dan berpikir tenang. 33 c) Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh si tokoh, penokohan bisa dikategorikan menjadi dua bagian yaitu: tokoh sederhana dan tokoh bulat, sebagai berikut: (1) Single Character (Tokoh sederhana), yaitu tokoh yang sederhana dan hanya memiliki satu karakter saja. (2) Multiple Character (Tokoh bulat), yaitu tokoh yang memiliki karakter lebih dari satu. Sebagai contoh adalah tokoh Robinhood, dimana memiliki kepribadian ganda sebagai seorang dermawan dan juga pencuri. d) Berdasarkan perkembangan kepribadian tokoh, penokohan dibagi menjadi dua macam yaitu: tokoh dinamis dan tokoh statis, sebagai berikut: (1) Tokoh dinamis, yaitu tokoh yang mengalami perkembangan dalam hal kepribadiannya. (2) Tokoh statis, yaitu tokoh yang mempunyai kepribadian tetap, tidak berkembang dari awal hingga akhir cerita (Nugroho. 2014: 197). Berdasarkan beberapa pengertian tentang penokohan di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah menggambarkan karakter dari setiap tokoh yang dihadirkan dalam sebuah karangan fiksi. 3) Alur (Plot) 34 Alur adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab akibat (Haryanta, 2012: 12). Wiyanto (2012: 14), mengemukakan alur adalah rangkaian peristiwa yang sambung-menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat. Aziez (2010: 68) mendefinisikan alur adalah suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan terorganisasi. Istilah alur sama dengan istilah plot maupun struktur cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam (Aminuddin, 1991: 83). Sebuah cerita terdapat berbagai peristiwa. Akan tetapi, peristiwaperistiwa dalam cerita itu tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Rangkaian peristiwa itulah yang membentuk plot atau alur cerita (Wiyanto, 2012: 214). Pada dasarnya, jalinan peristiwa tersebut terdiri dari atas tiga hal yaitu: (a). perkenalan (introducing), (b). ermasalahan (konflik), dan (c). penyelesaian konflik (ending) (Nugroho, 2014: 194). Loban dkk. dalam Aminuddin (1991: 84), menggambarkan tahapan alur cerita seperti halnya gelombang. Gelombang itu berawal dari a) eksposisi, b) komplikasi atau intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi konflik hingga menjadi konflik, c) klimaks, Revelasi atau penyingkatan tabir suatu problema, dan d) Denouement 35 atau penyelesaian yang membahagiakan, yang dibedakan dengan catastrophe, yakni penyelesaian yangg menyedihkan; dan solution, yakni penyelesaian yang masih bersifat terbuka karena pembaca sendirilah yang dipersilahkan menyelesaikan lewat daya imajinasinya (Aminuddin, 1991: 83-84). Sedangkan untuk pemisahannya, terbagi menjadi tiga, yaitu: alur maju, alur mundur, dan alur campuran, sebagai berikut: a) Alur maju yaitu apabila peristiwa-peristiwa dalam cerita berurutan, baik berurutan waktu maupun berurutan kejadiannya. b) Alur mundur yaitu apabila peristiwa terakhir didahulukan kemudian bergerak ke peristiwa-peristiwa sebelumnya. c) Alur campuran yaitu apabila susunan peristiwanya ada yang maju dan ada yang mundur (Wiyanto, 2012: 215-216). Berdasarkan beberapa pengertian tentang alur di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang berurutan dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat. 4) Sudut pandang (Titik Pandang) Sudut pandang adalah cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Hariyanta, 2012: 256). Jathee (2013: 73), 36 berpendapat bahwa sudut pandang (point of view) dalam karya fiksi mempersoalkan: siapa yang menceritakan, atau: dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat. Boleh dibilang, sudut pandang merupakan sarana cerita yang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita. Tanggapan pembaca terhadap sebuah karya fiksi pun dipengaruhi sudut pandang. Wiyanto (2012: 217), mendefinisikan sudut pandang adalah posisi pencerita (pengarang) terhadap kisah yang diceritakannya. Terdapat beberapa macam sudut pandang, yaitu sebagai berikut: a) Sudut pandang orang pertama (1) Sudut pandang orang pertama sentral Tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. Kata ganti yang digunakannya adalah kata ganti orang pertama (saya, aku, kita). (2) Sudut pandang orang pertama sebagi pembantu Sudut pandang ini menampilkan “aku” hanya sebagai pembantu yang mengantarkan tokoh yang menjadi tumpuan cerita (Wiyanto, 2012: 217-218). b) Sudut pandang orang kedua Sudut pandang ini, penulis menempatkan pembaca sebagai karakter utama. Penulis sebagai narator, menjelaskan apa saja yang dilakukan, dirasakan, dan dipikirkan karakter utama 37 sekaligus pembaca. Sudut pandang ini menggunakan kata ganti orang kedua “kamu, kau, anda atau dikau.” (Sambu, 2013: 78) c) Sudut pandang orang ketiga (1) Sudut pandang orang ketiga serba tahu Pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya. Kata ganti yang digunakannya adalah kata ganti orang ketiga (dia, mereka, atau menyebutkan nama pelaku). (2) Sudut pandang orang ketiga terbatas Pengarang sebagai pengamat yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang menjadi tumpuan cerita. (Wiyanto, 2012: 217). d) Sudut pandang campuran Penulis menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke tokoh lainnya dengan sudut pandang yang berbeda-beda. “aku”, “kamu”, “kami”, “mereka”, dan atau “dia” (Sambu, 2013: 83). Berdasarkan beberapa pengertian tentang sudut pandang di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah menjelaskan apa saja yang dilakukan, dirasakan, dan dipikirkan karakter utama sekaligus pembaca. Sudut pandang ini menggunakan kata ganti. 5) Latar atau Setting 38 Peristiwa-peristiwa yang yang dialami tokoh-tokoh cerita terjadi di tempat tertentu, waktu tertentu, dan dalam suasana tertentu terjadinya peristiwa dalam cerita (Wiyanto, 2012: 216). Latar merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan ruang, waktu, dan situasi sosial terjadinya peristiwa dalam cerita. Nurgiyantoro (2012: 227), berpendapat bahwa unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berpijak pada pendapat tersebut, penganalisisan latar dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga unsur yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar atau setting adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Haryanta, 2012: 150). Latar atau setting berkaitan dengan elemen-elemen yang memberikan kesan abstrak tentang lingkungan, baik tempat maupun waktu, di mana para tokoh menjalankan perannya. Latar ini biasanya diwujudkan dengan menciptakan kondisi-kondisi yang melengkapi cerita. Baik dalam dimensi waktu maupun tempatnya, suatu latar bisa diciptakan dari tempat dan waktu imajiner ataupun faktual (Aziez, 2010: 74). Peristiwa-peristiwa dalam cerita fiksi juga selalu dilatarbelakangi oleh tempat, waktu, maupun situasi tertentu. Setting bukan hanya 39 berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi logis tetapi juga memiliki fungsi psikologis sehingga setting mampu menuansakan makna tertentu serta mampu menciptakan suasana-suasana tertentu yang menggerakkan emosi atau aspek kejiwaan pembacanya (Aminuddin, 1991: 67). Latar atau setting mencakup tiga hal, yaitu a) Setting tempat adalah tempat peristiwa itu terjadi, b) Setting waktu adalah kapan peristiwa itu terjadi, dan c) Setting susana adalah terjadi dalam suasana apa? Suasana ada dua macam yaitu: suasana batin dan suasana lahir. Suasana batin yaitu perasaan bahagia, sedih, tegang, cemas, marah, dan sebagainya yang dialami oleh para pelaku. Sedangkan yang termasuk suasana lahir ialah sepi (tak ada gerak), sunyi (tak ada suara), senyap (tak ada suara dan gerak) (Wiyanto, 2012: 216-217). Nurgiayantoro dalam Jathee (2014: 121-122), keadaan latar dapat dilukiskan secara lebih rinci sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, konkret, dan pasti. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa latar adalah peristiwa yang dialami para tokoh yang berkaitan tentang waktu, tempat, situasi sosial yang menciptakan kondisi-kondisi untuk melengkapi cerita. 6) Gaya Bahasa 40 Istilah gaya diangkat dari istilah style yang berasal dari bahasa Latin stilus dan mengandung arti leksikal “alat untuk menulis”, dalam karya sastra istilah gaya mengandung pengertian Cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 1991: 72). Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan. Gaya bahasa dapat menimbulkan perasaan tertentu, dapat menimbulkan reaksi tertentu, dan dapat menimbulkan tanggapan pikiran pembaca (Wiyanto, 2012: 218). Berdasarkan beberapa pengertian tentang gaya bahasa di atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. 7) Amanat Karya sastra selain berfugsi sebagai hiburan bagi pembacanya, juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain, pengarang selain ingin menghibur pembaca (penikmat) juga ingin mengajari pembaca. Ajaran yang ingin disampaikan itu dinamakan amanat. Wiyanto (2012: 218-219), mendefinisikan amanat adalah 41 unsur pendidikan, terutama pendidikan moral, yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. Unsur pendidikan ini tentu saja tidak disampaikan secara langsung. Pembaca karya sastra baru dapat mengetahui unsur pendidikannya setelah membaca seluruhnya. Berdasarkan beberapa pengertian tentang amanat di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya. b. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah usur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra (Haryanta, 2012: 280). Wiyanto, 2012:213), mendefinisikan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut mempengaruhi keberadaan prosa. Unsur itu meliputi faktor sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, latarbelakang kehidupan pengarang, dan tata nilai yang dianut masyarakat prosa itu ditulis Terdiri dari keadaan subjektivitas individu pengarang atau unsur biografi pengarang, unsur psikologi, baik psikologi, baik psikologi pembaca maupun penerapan psikologi dalam karya, keadaan lingkungan hidup suatu bangsa dan lain-lain. Meskipun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai 42 sesuatu yang penting (Nurgiyantoro, 2012: 24). Keadaan di lingkungan pengarang seperti ekonomi politik, dan sosial juga akan berpengaruh terhadap karya sastra, dan itu merupakan unsur ekstrinsik pula (Nurgiyantoro, 2012: 24). Berdasarkan beberapa pengertian tentang unsur ekstrinsik di atas dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik adalah usur-unsur yang berada di luar karya sastra, namun secara tidak langsung mempengaruhi prosa. 5. Tujuan Novel a. Menghibur. Bagi mereka yang menikmati novel, akan merasa terhibur atas sajian keindahan yang ada tersebut. Novel dapat dijadikan sebagai media informasi, edukasi, dakwah, dan sebagainya, namun semua itu harus disajikan dengan cara yang menghibur (Sambu, 2013: 9) b. Menyebarkan pengetahuan. Adanya novel, maka pemikiran yang dimiliki oleh orang lain bisa diketahui masyarakat. Sehingga masyarakat yang membaca novel bisa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat. c. Peningkatan Konsentrasi. Membaca karya novel berbeda dengan membaca sebuah cerpen atau dongeng, dan tempat untuk membaca novel juga disesuaikan dengan kondisinya dan hening, sebab membaca novel membutuhkan konsentrasi yang tinggi, si pembaca sendiri dipastikan akan menyelami kata demi kata, kalimat demi kalimat untuk diresapi dan akan dicari bagaimana sifat para tokoh-tokohnya. 43 d. Meningkatkan memori otak. Ketika membaca karya novel, maka didalamnya terdapat berbagai macam karakter, perwatakan, latar belakang, ambisi, nuansa dan sejarah sehingga akan menemukan jalan ceritanya. Otak ini akan selalu mengingat disetiap sudut cerita, perwatakan tokoh, sungguh luar biasa otak kita yang bisa mengingat apa yang kita baca dengan memori jangka pendeknya, serta dapat menstabilkan suasana hati. e. Meningkatkan kreativitas. Membaca lebih banyak karya novel mengakibatkan dapat membuka diri kita terhadap informasi-informasi yang baru serta lengkap, pembaca akan memperoleh ide-ide yang cemerlang yang lebih kreatif. Karena bagi pembaca karya novel, seuasi membaca novel biasanya (bagi yang berminat dan ingin menyusun novel) maka sedikit akan meniru atau mengubah cerita-cerita di dalam novel yang dia baca dan pada akhirnya akan menciptakan karya novel yang baru oleh si pembaca. f. Memberikan pengalaman emosional yang kuat kepada pembaca. Teknik menulis fiksi dengan baik, sekaligus bisa menyuguhkan pengalaman emosional yang kuat pada pembaca penting bagi seorang penulis novel. (Sambu, 2013: 12). g. Memberikan pengalaman untuk berkarya. Novel dapat memberikan pengalaman untuk berkarya karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni. 44 h. Merubah perwatakan si pembaca. Isi dari karya novel tersebut menceritakan kehidupan para tokoh-tokoh dengan sikap, sifat serta karakter yang dibuat berbeda oleh penulisnya, ada yang antagonis atau protagonist, indikasinya adalah bahwa sebuah novel bisa merubah dan memindahkan perwatakan kita yang antagonis ke protagonist atau sebaliknya. Apabila karya novel menyuguhkan cerita yang bagus maka si pembaca akan merasakan apa yang dialami oleh seorang tokoh dalam cerita tersebut secara biologis. 6. Peran novel dalam membangun karakter Menurut Haryadi Sastra dapat dilihat dari berbagai aspek. Dari aspek isi, jelas bahwa karya sastra sebagai karya imajinatif tidak lepas dari realitas. Karya sastra merupakan cermin zaman. Berbagai hal yang terjadi pada suatu waktu, baik positif maupun negatif direspon oleh pengarang. Dalam proses penciptaannya, pengarang akan melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat itu secara kritis, kemudian mereka mengungkapkannya dalam bentuk yang imajinatif. Fungsi sastra adalah dulce et utile, artinya indah dan bermanfaat. Dari aspek gubahan, sastra disusun dalam bentuk, yang apik dan menarik sehingga membuat orang senang membaca, mendengar, melihat, dan menikmatinya. Sementara itu, dari aspek isi ternyata karya sastra sangat bermanfaat. Terdapat nilai-nilai pendidikan moral yang berguna untuk menanamkan pendidikan karakter. 45 Pembelajaran sastra diarahkan pada tumbuhnya sikap apresiatif terhadap karya sastra, yaitu sikap menghargai karya sastra. Dalam pembelajaran sastra ditanamkan tentang pengetahuan karya sastra (kognitif), ditumbuhkan kecintaan terhadap karya sastra (afektif) , dan dilatih keterampilan menghasilkan karya sastra (psikomotor). Kegiatan apresiatif sastra dilakukan melalui kegiatan 1) reseptif seperti membaca dan mendengarkan karya sastra, menonton pementasan karya sastra, 2) produktif, seperti mengarang, bercerita, dan mementaskan karya sastra, 3) dokumentatif, misalnya mengumpulkan puisi, cerpen, membuat kliping tentang infomasi kegiatan sastra. Pada kegiatan apresiasi sastra pikiran, perasaan, dan kemampuan motorik dilatih dan dikembangkan. Melalui kegiatan semacam itu pikiran menjadi kritis, perasaan menjadi peka dan halus, memampuan motorik terlatih. Semua itu merupakan modal dasar yang sangat berarti dalam pengembangan pendidikan karakter (Haryadi, 1994). B. Nilai-nilai Kedisiplinan 1. Nilai a. Pengertian Nilai Nilai artinya harga, angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Haryanta, 2012: 178). Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan 46 (Poerwadarminto, 1999: 667). Thoha (1996: 61) mengartikan nilai sebagai berikut: “Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia idea, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki.” Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya. Maksudnya kualitas yang membangkitkan respon penghargaan. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat (Muhaimin, 1993:109-110). Manusia menganggap sesuatu bernilai karena ia merasa memerlukannya atau menghargainya. Dengan akal dan budinya manusia menilai dunia dan alam sekiranya untuk memperoleh kepuasan diri baik dalam arti memperoleh apa yang diperlukannya, apa yang menguntungkannya, atau apa yang menimbulkan kepuasan batinnya. Wujud atau bentuk kebudayaan sebagai pendukung nilai hidup/ kehidupan itu paling sedikit ada tiga macam, yaitu sebagai suatu komplieks dari ideide, pemikiran-pemikiran, gagasan, niali-nilai, norma-norma ,peraturanperaturana dan sebagainya yang semua itu mencerminkan alam pikiran yang memancarkan nilai- nilai pendukungnya ( Muslich, 2011: 19). 47 yang diyakini oleh masyarakat Berbagai pengertian serta pemikiran tentang nilai diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk berguna bagi kehidupan manusia. b. Macam-macam Nilai Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yang menyebabkan terhadap bermacam-macam nilai, antara lain: 1) Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: Nilai biologis, nilai cinta kasih, dan nilai harga diri. Kelima nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntunan kebutuhan. 2) Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (a) Nilai yang statik, seperti kognisi, emosi, dan psikomotor (b) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi berkuasa (Thoha, 1996: 63). Adapun macam-macam nilai menurut Spranger antara lain sebagai berikut: 1) Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional. Nilai keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama. 48 (2) Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran agama. (3) Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini dikontraskan dengan nilai seni. (4) Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasar perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepas dari berbagai pertimbangan material. (5) Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin timbul terhadap dirinya sendiri, baik itu berupa keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Nilai solidaritas ini dikontraskan dengan nilai kuasa. (6) Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik buruknya untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya. Berbagai macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang dominan pada masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni 49 dan nilai agama. Nilai yang dominan pada masyarakat modern ialah nilai keilmuan, nilai kuasa dan nilai ekonomi. Sebagai konsekuensi dari proses pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus, yang memungkinkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut. Pergeseran nilai keilmuan dan nilai ekonomi akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya jika menggunakan model dinamik-interaktif. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pembangunan yang memberikan prioritas ada pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi (Ali, 2010). 2. Kedisiplinan a. Pengertian Kedisiplinan Istilah disiplin berasal dari bahasa inggris “discipline” yang mengandung beberapa arti. Diantaranya ialah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku (Rahman, 2013: 64). Kedisiplinan berasal dari kata disiplin berawalan ke- dan berakhiran –an, yang berarti “tata tertib ketaatan kepada peraturan”; “latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”; kontrol terhadap kelakuan, baik oleh kekuasaan luar ataupun oleh individu itu sendiri (Purwadarminto, 1982: 254). 50 Arikunto (1993: 114), mengatakan disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Djamarah (2002: 12), mendefinisikan disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Dengan demikian disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuahan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana tidak berbuat sebagaimana lazimnya ( Prijodarminto,1994). Sukadji (2000), mengatakan bahwa kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas atau latihan yang dirancang karena dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu. Budiono (2006), berpendapat bahwa kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya 51 kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik. Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Ia merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect, dan tidak ada dalam pikirannya kecuali hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya (Asmani, 2009: 88), Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor sesorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan, dengan disiplinlah menghilangkan kekecewaan orang lain, dengan disiplinlah orang lain mengaguminya, dan sebagainya (Djamarah, 2002: 12). Ketika membangun tradisi disiplin yang baik, guru adalah figur panutan peserta didik. Kedisiplinan menjadi suatu keniscahayaan baginya untuk elahirkan anak- anak cerdas dan berprestasi (Asmani, 2009: 102). Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman- pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (Liang, 1977: 51). Berdisiplin selain akan membuat seseorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Hanya dengan 52 menggabungkan pengetahuan yang sempurna dan watak yang baik di dala m dirinya, barulah seseorang mahasiswa kelak dapat menjadi warga yang banyak berguna bagi masyarakat dan negara (Liang, 1977: 51). Arikunto (1993 :114), di dalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikapdan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang berlaku,baik tertulis maupun yang tidak tertulis. b. Macam-macam Kedisiplinan Macam-macam kedisiplinan yaitu disiplin dalam menggunakan waktu, dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai berikut: 1) Disiplin dalam Menggunakan Waktu 53 Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik. 2) Disiplin dalam Beribadah Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT (Asmani, 2009: 94-95). 3) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup. Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin. 54 Adapun macam-macam disiplin berdasarkan ruang ligkup berlakunya ketentuan atau peraturan yang harus dipatuhi, dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Disiplin diri Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi diri seseorang. Misalnya, disiplin belajar, disiplin bekerja, dan disiplin beribadah. 2) Disiplin sosial Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturanperaturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masarakat. Misalnya, disiplin lalu lintas, dan disiplin menghadiri rapat. 3) Disiplin nasional Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau ketentuanketentuan itu merupakan tata laku bangsa atau norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dipatuhi oleh seluruh rakyat. Misalnya, disiplin membayar pajak dan disiplin mengikuti upacara bendera (Mas‟udi, 2000: 88-89). c. Tujuan Kedisiplinan Rimm (2003: 47), mngemukakan bahwa tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal- hal yang baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung 55 kepada disiplin diri. Diharapakan, kelak disiplin diri akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang. Bernard dalam Shochib (98: 3), menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. Nizar ( 2009: 22), disiplin bisa membentuk kejiwaan pada anak untuk memahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat untuk melaksanakan peraturan, kapan pula harus mengesampingkan. Hurlock (1978: 82), mengatakan bahwa tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peranperan yang ditetapkan kelompok budaya, tetap individu itu diidentifikasikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah untuk mengembangkan anak terhadap kemampuan yang dimiliki, serta untuk memahami setiap perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya akan di tanggung sendiri konsekuensinya. d. Fungsi Kedisiplinan Hurlock (1978: 97), menyatakan bahwa disiplin mempunyai dua fungsi yaitu fungsi disiplin bermanfaat dan Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat sebagai berikut a. Fungsi disiplin yang bermanfaat adalah sebagai berikut: 1) Mengajarkan siswa bahwa setiap perilaku akan diikuti hukuman dan pujian. 56 2) Mengajarkan kepada siswa mengenai tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan kepada individu. 3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengendalian dan pengarahan diri sehingga memberi pengajaran dalam mengembangkan hati nurani mereka untuk dapat membimbing tindakan mereka. b. Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat adalah sebagai berikut. 1) Untuk menakut-nakuti siswa setiap tindakan dan perilaku yang mereka lakukan 2) Sebagai pelampiasan agresi seseorang dalam mendisiplinkan orang lain. Tu‟u (2004:38-44), menyatakan bahwa fungsi disiplin antara lain: a. Menata kehidupan bersama Disiplin mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Hubungan atara satu dengan yang lainnya akan menjadi baik dan lancar dengan adanya disiplin. b. Membangun kepribadian Lingkungan yang berdisiplin baik akan sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih kepribadian 57 Kepribadian yang tertib, teratur, taat, dan patuh perlu dibiasakan serta dilatih. d. Mencipta lingkungan kondusif Peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi disiplin mempunyai manfaat yaitu mengajarkan bahwa setiap perilaku selalu diikuti oleh hukuman maupun pujian. Selain disiplin memberi manfaat untuk mengembangkan pengendalian diri, serta berfungsi membangun serta melatih kepribadian seseorang. e. Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan Hurlock (1978: 84-92), menjelaskan bahwa disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang ditetapkan oleh kelompok sosial tertentu, sehingga dalam setiap kelompok sosial harus mempunyai empat unsur pokok disiplin, yaitu: 1) Peraturan sebagai pedoman perilaku, 2) Konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya, 3) Hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan 4) Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku 58 Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa unsurunsur disiplin ini berfungsi membentuk kedisiplinan siswa melalui peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi yang dibentuk dalam kelompok sosial tertentu seperti di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat. Keempat unsur disiplin tersebut sangat penting untuk diterapkan dalam kelompok sosial, salah satunya dengan memulainya terlebih dahulu di rumah dengan adanya penerapan kedisiplinan melalui empat unsur di atas dapat membantu pendidik dalam menanamkan sikap disiplin terhadap aegala hal dalam kehidupan sehari-hari. f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau hasil belajarnya. Permasalahan- permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut: 1) Kesadaran diri, Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terbentuknya disiplin. 2) Pengikut dan ketaatan 59 Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat. 3) Alat pendidikan Sebagai alat untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan diajarkan. 4) Hukuman Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan (Tu‟u, 2004:48-49). 60 BAB III BIOGRAFI A. Biografi Pengarang 1. Riwayat Hidup Pengarang Akmal Nasery Basral merupakan seorang wartawan dan sastrawan Indonesia. Akmal Nasery Basral lahir di Jakarta, 28 April 1968 dari pasangan Basral Sutan Ma‟ruf dan Asmaniar yang berasal dari Minangkabau (Anak Sejuta Bintang, 2012: 405). Akmal lahir dari pasangan Basral Sutan Ma‟ruf (ayah) dan Asmaniar (ibu) yang berasal dari Minangkabau. Dari pernikahannya dengan Sylvia, Akmal dikaruniai tiga orang putri: Jihan, Aurora, dan Ayla. Saat ini tinggal di Cibubur, Bekasi. Akmal Nasery Basral menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 8 Jakarta, Akmal melanjutkan pendidikannya di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2. Aktivitas Pengarang Akmal Nasery Basral sebelum dikenal sebagai sastrawan, Akmal merupakan wartawan media cetak. Di dunia jurnalistik, ia memulai kariernya sejak tahun 1994. Sudah beragam media cetak yang dimasukinya, di 61 antaranya bekerja untuk majalah berita mingguan Gatra (1994-1998), Gamma (1999), sebelum bekerja di majalah Tempo (2004-sekarang). Akmal juga pendiri dan pemimpin redaksi majalah tren digital @-ha (2000-2001). Pada tahun 2002 Akmal sempat mendirikan dan menjadi pemimpin redaksi majalah musik MTV Trax. Namun, pada tahun 2010, Akmal meninggalkan dunia jurnalistik dan memfokuskan pikirannya pada dunia sastra, bahkan lebih jauh ia juga berkiprah di dunia perfilman dan musik. Akmal Nasery Basral sebagai sastrawan termasuk terlambat menerbitkan karya, baru pada usia 37 tahun. Akmal Nasery Basral di luar minatnya pada bidang jurnalistik dan sastra, juga dikenal sebagai pengamat musik dan film Indonesia. Akmal juga termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah Musik Indonesia. Ketika sosialisasi terhadap penghargaan utama bagi insan musik Indonesia ini dilakukan pada 1997, kalangan jurnalis diwakili oleh Akmal dan Bens Leo. Pada pergelaran AMI ke-10 (2006), Akmal ditunjuk sebagai ketua Tim Kategorisasi yang memformat ulang seluruh kategorisasi penghargaan. Di bidang perfilman Akmal menjadi satu dari lima juri inti Festival Film Jakarta ke-2 (2007), bersama Alberthiene Endah, Ami Wahyu, Mayong Suryo Laksono, dan Yan Widjaya. Akmal juga beraktifitas di akademi literasi dan penerbitan indonesia (ALINEA) IKAPI pusat, sebagai pengajar mata kuliah penulisan fiksi, dan dapat dihubungi melalui email: [email protected] atau twitter: @akmal_n_basral. 62 3. Hasil Karya Pengarang Akmal Nasery Basral sebagai seorang sastrawan telah menghasilkan beberapa karya sastra di antaranya: a. Cerita Pendek 1) Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006) yang termasuk dalam longlist Khatulistiwa Literay Award 2007. 2) Legenda Bandar Angin (2006) pada kumpulan cerpen yang berkisah tentang kehidupan anak seorang mantan tahanan politik di Pulau Buru, Maluku, itu dinobatkan sebagai cerpen terbaik harian Pikiran Rakyat (Jawa Barat). b. Novel 1) Novel Imperia (2005) Imperia adalah nama sebuah patung wanita setinggi 7-8 meter yang terletak Kontstanz, sebuah kota kecil di Jerman. Patung ini bukanlah patung pemimpin negeri atau pahlawan nasional Jerman, melainkan patung seorang pelacur Italia yang hidup pada abad ke 14 yang sedang menengadahkan keduabelah tangannya dimana pada masing-masing tangannya terdapat sebuah patung kecil yaitu patung Raja Sigmund di telapak kanan, dan Paus Martinus V di telapak kirinya. 63 Novel ini dimulai dengan kejadian dibunuhnya seorang pengacara muda terkenal Rangga Tohjaya secara mengenaskan oleh seorang pembunuh bayaran. Tak lama kemudian mayatnya ditemukan oleh penduduk setempat dengan luka tertembus peluru Quick Shock, peluru yang mematikan Novel ini juga bercerita tentang seorang wartawati muda (Wikan) yang baru saja diterima di sebuah majalah berita mingguan. Tugas pertama Wikan adalah meliput peluncuran album baru seorang Diva dunia musik yang bernama Melanie Capricia (MC). Bermula dari wawancara biasa menyangkut peluncuran album terbaru MC, tugas Wikan bertambah berat karena harus memburu MC yang menjadi tersangka utama terbunuhnya Rangga Tohjaya yang pernah menangani MC dalam kasus plagiarisme terbesar dalam sejarah industri musik Indonesia. Nilai-nilai yang dominan diusung novel pop yang sarat dengan literatur. Nama Imperia sebuah nama patung di kota kecil bernama Konstanz-Jerman. 2) Novel Nagabonar Jadi 2 (2007) Novel ini dibuka dengan menggambarkan perkebun kelapa sawit Nagabonar yang menghasilkan, sehingga Nagabonar mampu menyekolahkan anaknya (Bonaga) ke Inggris. Bonaga anak semata wayangnya kini menjadi pengusaha sukses itu akan menjemput 64 Nagabonar menuju Jakarta. Muncullah masalah ketika Bonaga mengutarakan maksud mengajak ayahnya ke Jakarta untuk menyampaikan keinginan untuk membangun resort mewah di tanah perkebunan kelapa sawit milik Nagabonar. Padahal di perkebunan tersebut ada makam tiga orang yang paling disayang Nagabonar, yakni; Emak Nagabonar, Kirana (istri Nagabonar) dan Bujang (sahabat Nagabonar). Tentu saja hal ini ditolak oleh Nagabonar. Inilah yang menjadi konflik utama dalam kisah Nagabonar jadi 2. Konflik lain adalah, kisah cinta Bonaga dan Monita. Mereka saling mencintai, namun karena latar belakang Bonaga yang dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ibu inilah yang mengakibatnkan Bonaga kesulitan menyatakan cintanya kepada Monita, Padahal Monita sangat menunggu kepastian cinta serta harapan-harapan yang diberikan oleh Bonaga kepadanya. Nilai-nilai dominan adalah nilai nasionalisme yang ditanamkan dalam kepribadian rakyat Indonesia. 3) Sang Pencerah (2010) Novel ini secara umum berusaha menyajikan kehidupan seharihari KH Ahmad Dahlan. Sisi manusia biasanya diungkap mulai dari hal-hal yang terbilang kecil hingga sederet dilema hidup yang menekan batinnya. Selain itu, novel ini juga berkisah mengenai pemikiran-pemikiran KH Ahmad Dahlan yang memang dikenal 65 sebagai pembaharu dan pendobrak tradisi. Pemikiran terdalam ini yang mengilhami judul buku ini, Sang pencerah. Ada banyak fragmen cerita di dalam buku ini. Termasuk saat KH Ahmad Dahlan masih kanakkanak hingga ia hidup sebagai manusia dewasa. Meski berbalut label novel, namun beberapa orang beranggapan bahwa buku ini serupa dengan biografi KH Ahmad Dahlan sebab ia memuat kejadiankejadian, kisah hidup dari sang pencerah ini. Itu artinya, meski Anda membaca novel namun kejadian yang dituliskan di dalamnya adalah nyata. Meski memang susah menakar sejarah dalah ranah fiksi, namun apa yang ditulis dalam novel ini tidak melenceng dari tatanan sejarah. Setting yang digunakan dalam novel ini juga cukup menarik sebab berlatarkan Yogyakarta pada masa kekuasaan Hamengkubuwono VII. Muhammad Darwis, tokoh utama dalam cerita ini, adalah nama sebenarnya dari KH Ahmad Dahlan. Ia lahir dan tumbuh dari keluarga biasa dan menjadi seseorang yang luar biasa. Ia menjadi pionir yang menggagas pemikiran bahwa islam itu mudah dan membebaskan. Bukan agama yang menyulitkan seperti yang dianut di Jawa kuno saat itu. Spirit keagamaan tokoh Darwis ini berpadu manis dengan jiwa nasionalisme yang ada di dalam dadanya. Nilai-nilai yang diusung adalah biografisme perjuangan Kiyai Haji Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah. Di sisi lain, novel ini dapat memberikan pencerahan mental spiritual pembaca. 66 Oleh karena itu, wajar jika dipandang oleh pengamat sastra dan religius sebagai karya master piece. 4) Presiden Prawiranegara (2011) Novel ini menceritakan tentang Syafarudin Prawiranegara atau sering disebut juga “kuding” dia mempunyai seorang istri yaitu Lily dan empat orang anak. Pada saat Pak syaf dijemput oleh Bung Hatta di kediamanya. Lalu lily heran “tak biasanya Bung hatta seperti ini” lilypun sebagai istri tak rela bahawa suaminya akan meninggalkan keluarganya beberapa saat, walaupun itu demi Negara. Sambil memberesakn pakaian suaminya lily terus bergumam, dengan sedikit rasa kesal kudingpun bicara “ kondisi negeri ini memang masih gawat, Bu”. Lalu lily menyodorkan pertanyaan kembali pada kuding, bukannya pemberontakan Madiun sudah bisa diatasi sejak bulan lalu. Pertanyaanpun terus dilontarkan oleh lily kepada kuding seolah-olah lily ingin menyatakan bahwa paling tidak saat ini sang suami bisa beristirahat sementara waktu dirumahnya. Kuding adalah seseorang yang berpendirian tegas. Ditambah dengan sifatnya yang mandiri tak mau membebani orang lain dan tak ingin dipengaruhi oleh orang lain. Selepas kepergian kuding ke sumatra “icha” anak perempuan pertama kuding selalu menanyakan kabar ayahnya kepada ibunya, tetapi ibunya tak tahu kapan pastinya kuding pulang. Malammalampun berlalu sangat cepat tanpa kehadiran seorang ayah di 67 keluarga itu membuat anak-anak semakin dekat dengan ibunya. Pada suatu hari lily pulang dari pasar dengan banyak sekali membawa buah sukun. Lily adalah seorang ibu yang luar biasa yang siap melakukan apa pun, termasuk mengesampikan gengsinya sebagai istri mentri, hanya semata-mata untuk mendapat tambahan rejeki yang halal untuk keperluan anak-anaknya. Di suatu kota tepatnya di Pariaman ada seorang pemuda yaitu “ kamil koto” tapi sering di sebut kamil. Dia sangat dikenal karena kenakalannya mengambil barang milik orang lain. Pada suatu hari dia mengambil jam kesayangann Ajo Sidi orang yang sangat di takuti di daerah itu. Namun nasib buruk menimpah kamil, anak buah Ajo Sidi mengetahui bahwa kamil lah yang mengambil jam itu. Lalu kamil dihajar habis-habisan oleh anak buah Ajo Sidi. Pada saat pingsan kamil diselamatkan oleh Residen Rasyid, memang pada saat itu kamil sedang beruntung setelah bertemu dengan Residen dia juga bertemu atau melihat wanita idamannya yaitu “Zahara”. Dan itulah awal mulanya kamil jatuh cinta dan ikut dengan Residen Rasyid. Presiden Bung Karno pernah berbicara jikalau presiden dan wakil presiden tertangkap atau terbunuh maka Mr. syafaruddin harus membuat pemerintahan darurat republik Indonesia (PDRI) itulah mandat dari presiden.Tapi ketik presiden dan wakil presiden terkena tahanan rumah pesan itu tidak sampai ke pak syaf karena kawat radio 68 sudah diblokade oleh belanda. Namun pada saat di halaban pak syaf dengan inisiatifnya mengusulkan pemerintahan darurat republik Indonesia (PDRI) dan itu di setujui oleh kawan-kawannya dan langsung membuat kabinet yang langsung di ketuai oleh ketua PDRI sendiri Mr. Syafaruddin Prawiranegara dan wakilnya Mr. Teuku Mohammad Hassan. Dengan berjalannya PDRI ini Indonesia masih bisa berjuang dan merdeka. Nilai-nilai yang diusung dalam novel tersebut mengungkapkan kisah 207 hari Syafruddin Prawiranegara memimpin Indonesia. 5) Batas (2011) Novel ini menceritakan tentang Jaleswari, dengan ambisi dan kepercayaan diri yang penuh, mengajukan diri untuk mengambil tanggung-jawab memperbaiki kinerja program CSR bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan. Dia menyanggupi masuk ke daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan dan menjanjikan dalam dua minggu ketidak-jelasan itu dapat diatasi. Ternyata suatu kehendak belum tentu sejalan dengan kenyataan. Daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan memiliki pola kehidupannya sendiri. Mereka memiliki titik-pandang yang berbeda dalam memaknai arti garis perbatasan. Konflik bathin terjadi ketika dia terperangkap pada masalah kemanusiaan yang jauh lebih menarik dan menyentuh perasaan dibanding data perusahaan yang sangat teoritis 69 dan terasa kering karena pada hakekatnya masalah rasa sangat relatif dan memiliki kebenaran yang berbeda. Jaleswari berada dalam tapal batas pilihan. Karisma hutan dan pola hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat. Jaleswari sangat memahami Adeus seorang guru yang dipercaya menjalankan program pendidikan, kini menjadi pribadi pendiam dan apatis, karena sistem pendidikan yang diinginkan perusahaan di Jakarta, tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk jadi tenaga kerja yang dijanjikan jadi kaya oleh penjual jasa bernama Otik. Salah satu korbannya adalah Ubuh, pekerja TKI yang melarikan diri dari negeri tetangga. Oleh masyarakat Dayak disana, Ubuh tak hanya beroleh perlindungan namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma. Tragedi kemanusiaan ini, merubah pemikiran Jaleswari. Semua peristiwa terjadi di depan matanya. Jiwanya goncang dan Panglima Dayak, kepala suku menuntunnya memahami "Bahasa Hutan" yang mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak dan sebaliknya malah menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan lingkungan kehidupannya. Langkah Jaleswari sangat membantu Arif 70 sebagai instrumen negara yang dalam penyamaran dan ditugaskan di wilayah perbatasan. Nilai-nilai yang diusung dalam novel batas karya Akmal Nasery Basral bahwa novel ini mengangkat pendidikan serta kehidupan masyarakat Dayak yang ada di perbatasan. Novel ini memberikan pengetahuan tentang penyimpangan-penyimpangan sosial diantaranya: Korupsi, kriminalitas, dan mental disorder (kekalutan, kekacauan, gangguan mental). 6) Novel Anak Sejuta Bintang (2012) Novel Anak Sejuta Bintang juga menjadi best seller, novel ini menceritakan tentang kisah masa kecil Aburizal Bakrie. Novel ini yang menjadi bahan penelitian ini. 7) Novel Napoleon dari Tanah Rencong (2014) Novel ini tentang kisah DI/TII Aceh di era 50-an, dan sebuah cerpen dalam bahasa inggris berjudul "swans of the rising sun" yang diterbitkan oleh project sunshine for japan, sebuah lembaga international nirlaba yang berpusat di Universitas Dortmund di Jerman, dan membuat antologi cerpen dari para penulis di 25 negara, akmal ditunjuk oleh panitia sebagai satu-satunya penulis yang mewakili indonesia. 71 Novel Biografisme tentang ulama-sastrawan Buya Hamka berjudul Tadarus Cinta Buya Pujangga yang diterbitkan di salamadani (2014). Nilai-nilai yang di usung mengenai kehidupan Hasan Saleh (19211992), seorang pemimpin pemberontakan DI/TII Aceh yang pecah tahun 1953. Kisah tokoh kunci dalam perjuangan sosial di Aceh ini sangat inspiratif dan sarat akan nilai patriotisme. novel ini memberi gambaran jelas mengapa Aceh memiliki tempat istimewa di Indonesia. c. Simfoni Untuk Negeri: Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra (nonfiksi). Simfoni untuk Negeri ini terdiri dari sepuluh bab yang membicarakan soal musik orkestra dengan Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra sebagai dua tokoh utamanya, baik dari segi sejarah, ragam jenis, maupun koneksi antara musik dengan perkembangan karakter suatu bangsa. Rilis pers yang diterima Rolling Stone, terbitnya Simfoni untuk Negeri didasari rasa cinta yang begitu dalam terhadap musik dan Indonesia, yang sekaligus merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap kemajuan dan keunggulan karya seni anak bangsa di dunia musik. Buku ini pertama kali diprakarsai oleh istri Indra Bakrie sendiri, Gabby Bakrie, dan ditulis oleh wartawan dan sastrawan, Akmal 72 Nasery Basral, yang sebelumnya dikenal atas buku Imperia, Sang Pencerah, dan Presiden Prawiranegara. Tujuan dari buku ini adalah untuk menghayati, menggali, dan mendokumentasikan nilai-nilai yang terkandung dalam musik orkestra, kemudian mencoba mewariskannya kepada generasi penerus agar musik orkestra meluas hingga seluruh lapisan masyarakat pencinta seni, khususnya seni musik. B. Biografi Novel 1. Unsur Intrinsik Novel Anak Sejuta Bintang Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Anak Sejuta Bintang antara lain sebagai berikut: a. Tema Tema yang diambil dalam novel Anak Sejuta Bintang yaitu peran serta orang tua dalam tumbuh kembang anak. Kemudian juga kasih sayang orang tua yang mengiringi perkembangan kehidupan seorang anak dalam membentuk karakter kepribadian yang baik, agar mempunyai kehidupan yang lebih baik. Di mana kedisiplinan yang diterapkan oleh keluarga tersebut. b. Penokohan 73 Tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang yang menonjol antara lain: Ical, Bakrie Roosniah, dianalisis dalam penelitian ini adalah Ical. Berikut tokoh-tokoh utama dalam novel Anak Sejuta Bintang yaitu: 1) Ical (Aburizal Bakrie) Tokoh Ical dalam novel Anak Sejuta Bintang digambarkan sebagai anak yang ceria, dermawan suka menolong, pintar, baik, penurut, berani, punya inisiatif, disiplin, berbakti kepada kedua orang tuanya. Selama di SD, hampir selalu jadi juara kelas, tapi ketika di kelas 6 Ical dikelas mendapat juara 2. “HARI PERTAMA masuk sekolah. Ical bangun lebih cepat dari biasanya. “(Basral, 2012: 95). “Sewaktu Mama ke kamar mengambil uang receh, Ical malah mengambil buah apel dan anggur di lemari es dan membagikan buah-buahan mahal itu kepada anak-anak yang kampung.”ujar Roosinah (Basral, 2012: 272). “…Ical kembali menjsdi juara kelas. Setelah tiga tahun berturutturut menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari “Anak Sejuta Bintang”…(Basral, 2012: 310). “Lima tahun kejayaan sebagai juara pertama….” “dan di tempa kedua…” Ibu Ari “Aburizal Bakrie” (Basral, 2012: 387). “Bintang yang paling terang dalam kehidupan Ical adalah papa dan mama. Karena cahaya cinta papa dan mama sehingga Ical bisa menemukan cahaya bintang-bintang lainnya” (Basral, 2012: 399). 2) Bakrie (Ayah Ical) Tokoh Bakrie dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah sosok ayah yang demokratis, bijak, yang selalu memberikan keteladanan dengan 74 mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anaknya tentang kedisiplinan, kerja keras, kejujuran, saling tolong-menolong, saling memberi. “Segala yang datang dari Allah, tutur Bakrie lagi,”niscaya kembali ke dalam dekapan cinta-Nya.” (Basral, 2012: 60). “Bakrie sangat menjunjung tinggi bentuk keluarga besar, sama sekali tidak keberatan ketika beberapa kerabatnya menunjukkan isyarat butuh tumpangan hidup di Jakarta.” ” (Basral, 2012:62). “Memberi sesuatu yang kita senangi kepada orang lain itu selalu membuat hati kita bahagia. Rezeki kita pasti akan bertambah jika kita bisa lebih ikhlas” (Basral, 2012: 132). “Anak laki2 itu harus sering diajak ngobrol supaya terbiasa mengemukakan pendapat ... Kalau tidak, mereka akan terbiasa menggunakan tangan untuk menyampaikan keinginan.” (Basral, 2012: 149). “Belum lagi guru-gurumu di sekolah yang menjadi bintang penerangmu sehari-hari. Mereka bintang yang menemani kamu menemukan sesuatu, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti” “ jangan lupakan guru mengajimu, Ustazah Rohmie…” (Basral, 2012: 396). 3) Roosinah Tokoh Roosinah dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah sosok ibu teladan yang selalu memberikan kedamaian dengan berbagai bentuk kepada keluarga kecilnya. Sosok yang sangat hangat, disiplin, tegas, serta penyayang. “Ya Allah, gumam Roosinah bersimbah air mata. Seluruh persendiannya lemas dan ngilu… “Sembuhkanlah anak-anakku.Ya Allah” (Basral, 2012:63). 75 “Niatmu baik, mau melindungi adik. Tapi lain kali hati-hati… (Baral, 2012: 88). “Selisih nilaimu dan Ingga tipis sekali, Cal, hanya beda satu angka,” ujar Roosinah bermaksud menunjukkan bahwa ia dengan ketatnya persaingan itu. …“Betul, Cal,” imbuh Roosinah. “Mama tidak kecewa.” (Basral, 2012: 388-389). “…Karena pasti hal itu akan membuat Mama bahagia, Bhwa seluruh disiplin dan ketegasan yang Mama ajarkan selama ini sudah mulai menunjukkan hasil” (Basral, 2012: 399). 4) Cik Nani (Ibu Guru di SD) Tokoh Cik Nani dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah sosok guru yang mengajar di sekolah, Cik Nani memiliki karakter pendidik yang sesuai dengan UU Sisdiknas Tahun 2013 dan PP Nomor 19 Tahun 2005 sebagai seorang pendidik yang dianggap mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional diantaranya yaitu: memiliki kompetensi pedagogik (menguasai kelas, kreatif dan inovatif), kompetensi profesional (berwawasan luas), kompetensi kepribadian (penuh kasih sayang, bijaksana dan adil), kompetensi sosial (peduli dan responsive), mendidik murid-muridnya dengan tegas, kedisiplinan, menanamkan kejujuran. “Hari ini, guru mereka sangat tegas, disiplin, dan tidak main-main. Setiap kesalahan akan mendapatkan hukuman (Basral, 2012:169). “Ada yang berani kedepan?”... “Sebelum pulang. Cik Nanik akan meminta kalian melihat baikbaik dua buah foto itu (Basral, 2012, 173). 76 Terdapat juga dalam novel tersebut merupakan tokoh tambahan, tokoh protagonis, tokoh sederhana, dan tokoh statis. c. Alur Alur yang digunakan dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus (Haryanta, 2012: 13). Artinya cerita yang disajikan di dalam novel tersebut disusun secara runtut dari tahap awal hingga tahap akhir atau berdasarkan urutan peristiwa. Pada tahun 1950, Ical di usianya sekitar tiga tahun lebih mempunyai seorang adik lagi selain Odi. Disaat yang bersamaan juga, Bakrie dan Roosniah merencanakan untuk membeli vila di Cipanas. Musibah menimpa keluarga tersebut. Kebahagiaan yang sedang dialami oleh keluarga Bakrie tidak berujung lama. Anak ketiga mereka yang diberi nama August Alamsjah meninggal setelah beberapa saat lahir. Pada awal November 1951. Roosniah kembali melahirkan seorang anak yang diberi nama Nirwan Dermawan Bakrie. Di tahun yang sama Ical memasuki Taman Kanak-Kanak Perwari. Pada tahun 1952, Ical masuk Sekolah Rakyat Perwari. Semasa sekolah di SR Perwari banyak kenangan yang memberikan pelajararan bagi Ical. Ketika ia belajar bermain bola kasti, Ical juga bermain sepak bola melawan anak-anak Gang Ampiun dengan skor telak 1-7, Ical juga belajar Judo sesuai dengan 77 saran ayahnya, agar nantinya Ical mampu menyelamatkan dirinya jika mendapat perlakuan tidak baik dari preman yang mulai banyak bermunculan di Jakarta. Pada 17 Agustus 1956 Ical dan kawan-kawan menjadi tim aubade pada upacara kemerdekaan. Mereka akan menyanyikan lagu-lagu perjuangan di hadapan Presiden Soekarno. Sepulang dari upacara tersebut, Ical ingin memiliki seragam layaknya Presiden Soekarno. Dan diam-diam merencanakan upacara di ciparay dekat vila keluarganya. Ical bekerja sama dengan sopir ayahnya dan penjaga vilanya. Mereka mengumpulkan anak-anak yang ada di Ciparay untuk mengikuti upacara tersebut. Upacara tersebut berlangsung dengan hikmat, disaksikan oleh masyarakat sekitar, serta Bakrie dan Roosniah yang secara diam-diam menyaksikan upacara tersebut. Mulai dari kelas satu hingga kelas lima Ical selalu mendapat peringkat pertama. Namun di perjuangan akhirnya Ical tidak mampu mempertahankan peringkatnya, ia menduduki peringkat kedua setelah sahabatnya Ingga, mengambil posisinya menjadi lulusan terbaik. Ical sangat sedih mengetahui hal itu. d. Sudut Pandang Novel Anak Sejuta Bintang menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal. Penulis menempatkan dirinya sebagai narator yang berada 78 di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita. Pada sudut pandang ini, narator menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya. “Ical yang mendapat kabar akan diajak ayahnya menonton Cap Lak Meh, langsung gelisah seharian karena terlalu gembira. Tiap sebentar ia melihat kepintu, bertanya,” Papa kok belum pulang, Ma?” (Basral, 2012: 35). e. Latar atau Setting Latar tempat pada novel Anak Sejuta Bintang Berpijak pada pendapat Nurgiyantoro (2007:227), penganalisisan latar dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga unsur yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat dalam novel Anak Sejuta Bintang sebagian besar berada di Jakarta dan Cipanas. “Setiba di Jakarta, selama tiga hari pertama, kondisi tubuh Ical dan Odi tak menunjukkan adanya penurunan stamina. Memasuki malam keempat, keduanya batuk-batuk lagi, meski tidak sekeras dan sesering sebelumnya. Selain itu, pada malam keempat, Odi sempat sekali menunjukkan sesak napas. Malam kelima sesak napas Odi hilang. Kali ini, justru Ical yang napas. Roosinah memutuskan memanggil Dokter Ghulam lagi untuk melakukan pemeriksaan. Tak ada saran agar menjalani rawat inap di rumah sakit. Selain lebih sering lagi menghirup udara segar pengunungan.” “Sejak itu, hampir setiap pekan Bakrie memboyong keluarganya bermalam di Cipanas.”(Basral, 2012: 90-91). “Cahaya Matahari pagi mulai memeluik Cipanas…” kampung Ciparay di belakang vila belum terlihat dengan jelas (Basral, 2012: 84). Latar waktu dalam novel Anak Sejuta Bintang kurang lebih terjadi selama delapan tahun, karena penceritaan waktu dalam nonel ini paling 79 dominan adalah latar tahun. Latar waktu tersebut dimulai sekitar tahun 1950-an sampai tahun 1958. “Kapan mulai sekolah, Ma?” tanya Ical sambil mencoba sebuah sepatu kulit yang menarik perhatiannya.“Nanti, sesudah tahun baru.” “Tahun barunya kapan?” “1952.”(Basral, 2012: 95). Latar sosial dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral mempunyai latar sosial gabungan dari dua kebudayaan yaitu Batak dan Lampung. Hal ini dikarenakan, Ahmad Bakrie ayah Ical berdarah Lampung, sedangkan Roosniah ibu Ical berdarah Batak, yang lahir di Pangkalan Berandan, Sumatra Utara. Walaupun berbeda daerah, akan tetapi keluarga Bakrie sama-sama berdarah Sumatra. “Wah, akhirnya ada juga teman dari Batak,” ujar Roosinah…(Basral, 2012: 121). f. Amanat Amanat dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral adalah bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan dan status. Namun, pola pikir yang benar dan tepat. Kedisiplinan, kerja keras, ketekunan dan ketelitian serta keuletan hidup. Berbakti kepada orang tua serta persahabatan. 2. Keunggulan Novel Anak Sejuta Bintang Novel Anak Sejuta Bintang sangat baik dalam memberikan gambaran kehidupan masa kecil Aburizal Bakrie. Novel ini sangat memberikan inspirasi bagi pembaca. Penggambaran keluarga yang 80 harmonis, sosok ayah yang selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan dengan pesan-pesan yang disampaikan pada anaknya, sosok ibu yang selalu memberikan kedamaian dengan berbagai bentuk pengertiannya, serta sosok anak yang selalu bersemangat mengerjakan sesuatu dengan penuh keyakinan membuat novel ini sangat menarik. Novel ini memberikan gambaran betapa besar pengaruh keluarga dalam perkembangan anak. Pola asuh orang tua dengan mengedepankan potensi Tuhan, alam, keluarga, dan lingkungan sangat membantu dalam tumbuh kembang anak. Penanaman nilai-nilai kehidupan pada anak melalui pendekatan musyawarah yang tidak terkesan menggurui, membuat anak dapat menerimanya dengan baik digambarkan dengan jelas dalam novel ini. Novel ini juga menggambarkan bagaimana sosok Ical menjadi anak yang senang berbagi dan menolong teman-temannya, hal itu Ical terapkan dari ajaran orang tuanya. Kisah ini patut menjadi contoh bagi para orang tua untuk mendidik anak-anaknya. C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang pada penelitian ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis 81 yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap nilai-nilai kedisiplinan yang terkandung dalam novel Anak Sejuta Bintang antara lain sebagai berilkut: 1. Disiplin dalam Menggunakan Waktu Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik. “Papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai Papa selalu bagus. Akhirnya, Atuk terus mengizinkan Papa untuk terus berjualan.” “Caranya bagaimana?”“Jualannya?”. “Bukan, bagi waktu, Pa…” “Harus disiplin. Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan kue, waktu main…”(Basral, 2012: 147). “Akhirnya jerit kegembiraan Ical ketika langkah ayahnya terdengar di depan pintu. “Hore Papa pulang…”. O, ya, Papa ganti baju dulu,” kata Bakrie. Beberapa saat kemudian, Bakrie yang sudah memakai pakaian santai segera berpamitan pada istrinya.” (Basral, 2012: 36). “Mulainya saja pukul sembilan, pasti selesainya bisa tengah malam. Bagaimana bisa ditonton anak umur tiga tahun?” sergah Bakrie. “Ayo, kita cari tontonan lain.” (Basral, 2012: 51). “Tibalah akhir pekan itu. Hari masih pagi ketika Bakrie membawa istri dan kedua anaknya berlibur di Cipanas, dekat istana presiden.” (Basral, 2012: 68). “HARI PERTAMA masuk sekolah. Ical bangun lebih cepat dari biasanya. “(Basral, 2012: 95). “Dulu mereka berpikir barang-barang itu tak berguna. Tapi Papa berpikiran lain. Karena sekolah dimulai jam delapan, maka sejak enam Papa sudah mencari kemiri dan gambir yang jatuh, lalu Papa kumpulkan. Papa melakukan itu sekitar satu jam setiap hari… “(Basral, 2012: 145). “LONCENG TANDA istirahat berbunyi. Cik Nani meletakkan arang kayu di tangannya ke atas meja, menepuk-nepukkan kedua 82 telapak tangan sehingga sisa-sisa arang terlepas, “Kalian boleh buka bawaan bekal makanan… (Basral, 2012: 168). “…Ical kembali menjsdi juara kelas. Setelah tiga tahun berturutturut menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari “Anak Sejuta Bintang”…(Basral, 2012: 310). 2. Disiplin dalam Beribadah Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT. “HARI MENJELANG sore. Sekitar pukul tiga. “Cal, bangun. Kamu harus belajar ngaji. Ustadznya sudah ada di luar.” (Basral, 2012: 192). “TIGA HARI kemudian, Ical harus belajar mengaji lagi.” (Basral, 2012: 194). “Sejak sore itu, Rohmie resmi menjadi guru ngaji Ical. Vina sepupu Ical yang seumuran, ikut belajar bersama. Begitupun dengan Odi. Bahkan, agar terlihat lebih banyak, Tatik ikut belajar mengaji” (Basral, 2012: 195). “Ramadhan tinggal sepekanlagi, Uztadzah Rohmie dengan sopan menyarankan agar Ical segera dilatih menjalankan puasa pertama,,,”(Basral, 2012: 261). “MALAM PERTAMA Ramadhan. Tarawih malam pertama memang selalu disesaki jamaah, Ical mengikuti rangkaian tarawih dengan khidmat”(Basral,2012: 264). “… Di depan masing-masing terletak kitab Al- Qur‟an… “Jangan tidur dulu, kita tadarus… “Ical ambil iair wudhu dulu Pa…”(Basral, 2012: 265). 83 “…Besok malam kita tadarus lagi,” ujar Bakrie.” Odi… tiap malam, Pa”?...”Betul…”selama bulan Ramadhan kita harus banyak beribadah…”(Basral, 2012: 266). “Seperti biasa, Bakrie bangkit dari tempat tidur… Subuh memang selalu waktu yang tepat untuk mengguyur tubuh … Bakrie mengemasi sajadah…” (Basral, 2012: 349). 3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah : a) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup b) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya c) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah d) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun e) Longgarnya peraturan yang ada Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin. 84 “Sebelum pulang, Cik Nani akan meminta kalian melihat baik-baik dua buah foto itu,” katanya sambil menunjuk kedua foto yang bergantung pada tembok di belakang dinding.”Yang ini foto Presiden Soekarno, atau biasa disebut Bung Karno. Satunya lagi, bapak dengan kaca mata besar itu, adalah Wakil Presiden Mohammad Hatta. Mengerti?” (Basral, 2012: 175). “17 Agustus 1956… Bakrie dan Roosinah tidak ingin berada terlalu dekat dari sisi lapangan… Bakrie sungguh-sungguh ingin menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Ical. Disana, Ical, sudah berdiri dengan gagah lengkap dengan gagah lengkap dengan busana kebesaran, putih-putih, peci hitam, kepala dalam posisi tegap… kemudian terdengarlah suara Ical membahana, tegas, berat, berwibawa…. „Merdeka‟… Saudara-saudara. Mari bekerja lebih giat. Berikan segala yang kita miliki untuk Ibu Pertiwi. Sekian pidato saya hari ini” (Basrsl, 2012: 356). BAB IV ANALISIS DATA 85 Nilai-nilai kedisiplinan yang terkandung dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasey Basral banyak ditunjukkan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog antar tokoh, dan juga respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Novel pada umumnya terdiri dari paragraf dan kalimat yang merupakan hasil dari ide-ide serta karya imajinasi yang dituangkan oleh pengarang. Interpretasi yang timbul akan berbeda-beda karena berbedanya kemampuan pembaca. Pesan yang akan disampaikan pengarang dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Untuk melihat pesan dibalik deskripsi cerita maka penulis menyampaikannya dalam bentuk potongan paragraf atau kalimat. Adapun penjabaran nilai-nilai kedisplinanan dalam novel Anak Sejuta Bintang akan penulis jabarkan sebagai berikut: A. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang pada penelitian ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dalam novel Anak Sejuta Bintang terdapat beberapa nilainilai kedisiplinan sebagai berikut: 1. Disiplin dalam Menggunakan Waktu 86 Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik. “Papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai Papa selalu bagus. Akhirnya, Atuk terus mengizinkan Papa untuk terus berjualan.” “Caranya bagaimana?”“Jualannya?”. “Bukan, bagi waktu, Pa…” “Harus disiplin. Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan kue, waktu main…”(Basral, 2012: 147). “Akhirnya jerit kegembiraan Ical ketika langkah ayahnya terdengar di depan pintu. “Hore Papa pulang…”. O, ya, Papa ganti baju dulu,” kata Bakrie. Beberapa saat kemudian, Bakrie yang sudah memakai pakaian santai segera berpamitan pada istrinya.” (Basral, 2012: 36). “Mulainya saja pukul sembilan, pasti selesainya bisa tengah malam. Bagaimana bisa ditonton anak umur tiga tahun?” sergah Bakrie. “Ayo, kita cari tontonan lain.” (Basral, 2012: 51). “Tibalah akhir pekan itu. Hari masih pagi ketika Bakrie membawa istri dan kedua anaknya berlibur di Cipanas, dekat istana presiden.” (Basral, 2012: 68). “HARI PERTAMA masuk sekolah. Ical bangun lebih cepat dari biasanya. “(Basral, 2012: 95). “Dulu mereka berpikir barang-barang itu tak berguna. Tapi Papa berpikiran lain. Karena sekolah dimulai jam delapan, maka sejak enam Papa sudah mencari kemiri dan gambir yang jatuh, lalu Papa kumpulkan. Papa melakukan itu sekitar satu jam setiap hari… “(Basral, 2012: 145). “LONCENG TANDA istirahat berbunyi. Cik Nani meletakkan arang kayu di tangannya ke atas meja, menepuk-nepukkan kedua telapak tangan sehingga sisa-sisa arang terlepas, “Kalian boleh buka bawaan bekal makanan… (Basral, 2012: 168). “…Ical kembali menjsdi juara kelas. Setelah tiga tahun berturut-turut menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari “Anak Sejuta Bintang”…(Basral, 2012: 310). 2. Disiplin dalam Beribadah 87 Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT. “HARI MENJELANG sore. Sekitar pukul tiga. “Cal, bangun. Kamu harus belajar ngaji. Ustadznya sudah ada di luar.” (Basral, 2012: 192). “TIGA HARI kemudian, Ical harus belajar mengaji lagi.” (Basral, 2012: 194). “Sejak sore itu, Rohmie resmi menjadi guru ngaji Ical. Vina sepupu Ical yang seumuran, ikut belajar bersama. Begitupun dengan Odi. Bahkan, agar terlihat lebih banyak, Tatik ikut belajar mengaji” (Basral, 2012: 195). “Ramadhan tinggal sepekanlagi, Uztadzah Rohmie dengan sopan menyarankan agar Ical segera dilatih menjalankan puasa pertama,,,”(Basral, 2012: 261). “MALAM PERTAMA Ramadhan. Tarawih malam pertama memang selalu disesaki jamaah, Ical mengikuti rangkaian tarawih dengan khidmat”(Basral,2012: 264). “… Di depan masing-masing terletak kitab Al- Qur‟an… “Jangan tidur dulu, kita tadarus… “Ical ambil iair wudhu dulu Pa…”(Basral, 2012: 265). “…Besok malam kita tadarus lagi,” ujar Bakrie.” Odi… tiap malam, Pa”?...”Betul…”selama bulan Ramadhan kita harus banyak beribadah…”(Basral, 2012: 266). “Seperti biasa, Bakrie bangkit dari tempat tidur… Subuh memang selalu waktu yang tepat untuk mengguyur tubuh … Bakrie mengemasi sajadah…” (Basral, 2012: 349). 3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 88 Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah : a) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup b) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya c) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah d) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun e) Longgarnya peraturan yang ada Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai. “Sebelum pulang, Cik Nani akan meminta kalian melihat baik-baik dua buah foto itu,” katanya sambil menunjuk kedua foto yang bergantung pada tembok di belakang dinding.”Yang ini foto Presiden Soekarno, atau biasa disebut Bung Karno. Satunya lagi, bapak dengan kaca mata besar itu, adalah Wakil Presiden Mohammad Hatta. Mengerti?” (Basral, 2012: 175). “17 Agustus 1956… Bakrie dan Roosinah tidak ingin berada terlalu dekat dari sisi lapangan… Bakrie sungguh-sungguh ingin menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Ical. Disana, Ical, sudah berdiri dengan gagah lengkap dengan gagah lengkap dengan busana kebesaran, putihputih, peci hitam, kepala dalam posisi tegap… kemudian terdengarlah suara Ical membahana, tegas, berat, berwibawa…. „Merdeka‟… Saudara89 saudara. Mari bekerja lebih giat. Berikan segala yang kita miliki untuk Ibu Pertiwi. Sekian pidato saya hari ini” (Basrsl, 2012: 356). B. Nilai-nilai Kedisiplinan menurut Para Tokoh Disiplin atau tetib adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Pandangan ini disiplin sebagia suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini displin sebagai sikap yang taat terhadap sesuatu. Menurut pandangan ini disiplin sebagia sikap yang taat terhadap sesuatu aturan yang menjadi kesepakatan atau telah menjadi ketentuan (Depdiknas, 2007). Ekosiswoyo dan Rachman (2000), mendefinisikan kedisiplinan hakikatnya adalah sekumpulan tingkah laku individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Prijodarminto (1994), mengemukakan bahwa kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilainilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya. Sukadji (2000), mengatakan bahwa kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas atau latihan yang dirancang karena dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu. Budiono (2006), 90 berpendapat bahwa kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik. Santoso (2004) menyatakan bahwa kedisiplinan adalah sesuatu yang teratur, misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja secara teratur. Kedisiplinan berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan seseorang atau kelompok orang terhadap norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang melalui latihan dan pendidikan sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan. Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Ia merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect, dan tidak ada dalam pikirannya kecuali hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya. Nilai-nilai kedisplinan menurut para tokoh adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Belajar 1. Kedisiplinan dalam Belajar 91 a. Pengertian Disiplin Belajar Baharuddin (2010: 162), mendefinisikan bahwa belajar merupakan aktvitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Howard L. Kingsleny dalam Baharuddin (2010: 163), mendefinisikan belajar proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik dan latihan. Djamarah (2002: 10), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Bahwa dalam belajar, kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu bagaimana berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar. Istirahat yang kurang cukup, dan kurang tidur . Belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan (Djamarah, 2002: 13). Berikut adalah pendapat disiplin menurut para ahli: 1) James Drever 92 Disiplin sisi psikologis, adalah kemampuan mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang telah di atur dari luar atau norma yang sudah ada. Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan. 2) Pratt Fairshild Disiplin dari sisi sosiologi, terdiri dari dua bagian, yaitu disiplin dari dalam diri dan juga disiplin sosial. Keduanya saling berhubungan satu sama lain, sehingga seseorang yang mempunyai sikap disiplin merupakan orang-orang yang dapat mengarahkan perilaku dan perbuatannya berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku tertentu yang diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing. Pengaturan tingkah laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan pembelajaran. 3) John Macquarrie Disiplin dari segi etika, adalah suatu kemauan dan perbuatan seseorang dalam mematuhi seluruh peraturan yang telah terangkai dengan tujuan tertentu. 4) Suharsimi Arikunto Disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud 93 dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar (Arikunto, 1993: 114). 5) Syaiful Bahri Djamarah Menddefinisikan bahwa disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat Mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Maka disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuahan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya (Djamarah, 2002: 12). 6) Rachman dalam Tu‟u ( 2004: 32) Disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya Sehingga Muhibbin Syah (1997), berpendapat bahwa belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Penjelasan di atas menunjukkan adanya dua pandangan mengenai belajar, pertama menekankan pada pelatihan fisik. Kedua menekankan pada pelatihan pembentukan aspek psikis. Dan dapat digaris bawahi bahwa perubahan hasil tersebut bukan disebabkan oleh obat-obatan, hasil pertumbuhan atau kematangan, melainkan perubahan 94 tersebut terjadi akibat latihan dan pengalaman, misalnya perubahan pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku serta keterampilan. Apabila kedua istilah itu disatukan, dengan pertimbangan batasan masing-masing, maka disiplin belajar dapat dipandang sebagai kadar karakteristik dan keadaan serba teraturnya upaya seseorang dalam proses merubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan individu serta merubah aspek-aspek lainnya yang ada dalam individu yang sedang belajar. Sehingga dengan kata lain disiplin belajar adalah pengendalian sikap mental yang mengarah pada upaya menaati peraturan dan tata tertib yang ada dalam prses merubah kognitif, afektif dan psikomotor. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, kadang-kadang siswa berprilaku tidak disiplin, sehingga mendatangkan masalah bagi guru dan teman-temannya. Padahal guru tidak mengharapkan berhadapan dengan masalah-masalah ketidakdisiplinan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan masalah disiplin. Sutisna (1983), menjelaskan disiplin merupakan aspek esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi dalam arti, disiplin itu merupakan aspek yang penting atau urgen, 1) Disiplin mengatur dan mengarahkan pada pencapaian tujuan belajar. Disiplin merupakan suatu sikap mental yang didasarkan atas kesadaran dan keikhlasan seseorang untuk mematuhi peraturan. Sikap itu 95 akan mengarahkan dan mengatur segala aktivitas serta motivasi yang ditimbulkan kearah yang memungkinkan pencapaian tujuan secara efektif. Menurut pendapat Hasan Langgulung Kalau motivasi bergandengan dengan disiplin, itu berarti sudah tepat. Sebab yang pertama bergerak dengan cepat dan kuat, sedangkan yang kedua mengatur dan memelihara agar motivasi mempunyai arah dan tujuan tertentu. Jadi kegiatan belajar itu tidak cukup dengan aktivitas dan motivasi saja, melainkansiswa harus mengikuti secara layak tata perilaku yang diharapkan, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. 2) Disiplin Merupakan Asas dalam Cara Belajar Asas dalam belajar yang baik ialah disiplin. Disiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar, barulah seseorang mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat malasmalasan, keinginan mencari gampangnya saja, seseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguangangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan siswa. Gangguan itu hanya bisa diatasi kalau siswa mempunyai disiplin. Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seorang siswa mempunyai disiplin untuk menaati rencana kerja yang tertentu. Godaan-godaan yang dimaksud menangguhkan usaha belajar samapai sudah dekat waktu ujian, hanya bisa dapat dihalau ia mendisiplin dirinya. 96 Uraian di atas menunjukkan bahwa dengan disiplin seseorang akan dapat menghindari gangguan-gangguan dalam melaksanakan rencana belajar dengan teratur. Dan dengan disiplin pula seseorang akan terbiasa melakukan kegiatan belajar secara terarah pada pencapaian tujuan. 3) Disiplin Membentuk Keteraturan Disiplin akan menciptakan kemauan seseorang untuk belajar secara teratur, dalam arti kemampuan bekerja secara teratur dapat disebabkan oleh kebiasaan disiplin seseorang dalam bekerjanya. Jika dikaitkan dengan masalah-masalah perbuatan belajar dan juga perbuatan-perbuatan lainnya memerlukan aktivitas yang teratur, dilaksanakan setahap demi setahap sehingga pada akhirnya apa yang dicita-citakan dapat terwujud. Sikap itu juga akan mengarahkan dan mengatur segala bentuk aktivitas secara motivasi yang ditimbulkan ke arah pencapaian tujuan secara efektif. 4) Disiplin Membentuk Watak yang Baik Disiplin selai membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik, dan watak yang baik pada seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur yang diridhai oleh Allah SWT dan sangat diperlukan di masyarakat. Disiplin selain membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik. 97 Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa disiplin penting bagi berlangsungnya kegiatan belajar. Jenis disiplin yang harus dimiliki siswa adalah disiplin diri. Sudut pandang sosiologis dan psikologis disiplin diri adalah suatu proses perubahan atau proses belajar individu secara progresif untuk mengembangkan kebiasaan penguasaan diri serta mengakui tanggung jawab pribadi terhadap masyarakat. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau hasil belajarnya. Permasalahan- permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern yang berasal dari luar yaitu: 1) Teladan Teladan yang ditunjukkan guru-guru, kepala sekolah maupun atasan sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Dalam disiplin belajar, siswa akan lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan daripada dengan apa yang mereka dengar. 2) Lingkungan berdisiplin Seseorang yang berada di lingkungan berdisiplin tinggi akan membuatnya mempunyai disiplin tinggi pula. Salah satu ciri manusia adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan potensi adaptasi ini, ia dapat mempertahankan hidupnya. 98 3) Latihan Disiplin Seseorang dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan. Artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya dalam praktik kehidupan sehari-hari akan membentuk disiplin dalam diri siswa (Tu‟u, 2004:49-50). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah serangkaian perilaku seseorang yang menunjukan ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan, tata tertib serta norma kehidupan yang didorong oleh kesadaran dalam dirinya guna melaksanakan tujuan belajar yang diinginkan. 2. Nilai-nilai kedisiplinan Belajar Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar pada penelitian ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak dalam proses belajar menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. D. Implikasi Nilai-nilai Kedisiplinan terhadap Proses Belajar Pada saat ini dibuat daftar ketidakdisiplinan, hampir di setiap bidang kehidupan ini, tidak terlalu sulit untuk menunjukkan perilaku tidak disiplin. Fakta di masyarakat tampaknya belum menunjukkan kalau disiplin sebagai budaya. Budaya yang justru berkembang adalah budaya melanggar aturan. Masih banyak disekolah- sekolah bahwa peserta didik yang tidak disiplin. Hal ini dapat 99 di lihat dari prilaku peserta didik antara lain rendahnya kualitaskarakter kedisiplinan seperti adanya pelanggaran tata tertib sekolah seperti belum menyelesaikan tugas PR dengan tepat waktu, melunasi pembayaran sumbangan pendidikan sekolah (SPP) yang terlambat. Era globalisasi pada saat ini, memberikan banyak kemudahan tetapi juga memberikan dampak negatif kepada manusia. Sehingga kedisiplinan sebagai fondasi paling utama untuk memiliki karakter sebagai pribadi yang lebih baik agar tercapainya kesuksesan. Karena kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua sebagai figur utama untuk memberikan contoh sikap disiplin bagi anak-anaknya. Guru sebagai figur teladan bagi murid-muridnya diharuskan memberikan contoh yang baik dalam pergerakan disiplin. Novel Anak Sejuta Bintang ini merupakan salah satu cara penyampaian penanamam nilai-nilai kedisiplinan sejak dini kepada anak-anak. Kedisiplinan itulah kiranya yang dapat menerangkan resep keberhasilan dari Pria kelahiran Jakarta, 15 November 1946 ini. Banyak kiranya manusia di dunia yang memiliki talenta, kompetensi, namun tidak memiliki disiplin. Disiplin menjadi distingsi yang menjadi penerang antara keberhasilan dan kegagalan. Bahkan menurut sebuah buku manajemen, diperlukan 10.000 jam latihan secara intens untuk menjadi seorang yang ahli. Hal tersebut tentu saja berkorelasi dengan disiplin. 100 Aburizal terbukti dengan keberhasilannya dalam mengelola perusahaan dari berbagai varian produk, kiprah di kementerian, dalam berkeluarga, ataupun memimpin nakhoda Partai Golkar menuju pencapaiannya. Novel Anak Sejuta Bintang selain untuk menyampaikan bagaimana cara mendidik anak, menanamkan kedisiplinan kepada anak, namun juga menghadirkan tokoh-tokoh yang mempunyai karakter kepribadian yang patut diteladani. Karena kedisiplinan merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect untuk mendapatkan hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya. Kedisiplinan seorang anak merupakan fondasi sebagai generasi penerus bangsa selanjutnya. Sehingga sebagai generasi penerus bangsa selanjutnya haruslah memiiki karakter pribadi yang selalu menerapkan kedisiplinan dalam hal apapun. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dalam penelitian ini, maka terdapat implikasi atau hubungan saling keterkaitan antara nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar yaitu: 1. Mengembangkan pendidikan penyadaran. Artinya peserta didik disadarkan tentang peranan, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai pribadi yang harus menjalani kehidupannya. Dengan disiplin hidp akan jauh lebih teratur dan terarah. 2. Mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan manfaat disiplin bagi kehidupan pribadi serta manfaatnya untuk orang lain. 101 3. Latihan pembiasaan. Tidak perlu menggunakan kekerasan namun tetap tegas. Karena dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. 4. Sosialisasi tentang pentingnya disiplin serta manfaatnya bagi diri pribadi peserta didik/warga belajar dan orang yang disekitar mereka 5. Melalui kegiatan Membangun yang dapat karakter/kepribadian membangun karakter/kepribadian. dalam ini hal adalah dengan membangkitkan sikap percaya diri dalam diri sesorang agar lebih paham tentang dirinya sendiri. Ia diberikan penjelasan ataupu si fasilitator menggali dan mengungkap kelebihan ataupun semua potensi yang terdapat dalam diri peserta didik/warga belajar tersebut. 102 103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil analisis dalam penelitian novel Anak Sejuta Bintang mengenai nilainilai kedisiplinan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah novel edukasi. Novel ini mempunyai nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari yaitu yaitu disiplin dalam menggunakan waktu, dalam belajar, dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Karena disiplin adalah dasar perilaku seseorang yang sangat berpengaruh besar terhadap segala hal, baik urusan pribadi maupun kepentingan bersama. Untuk mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi dalam mengerjakan sesuatu, dibutuhkan latihan dengan kesadaran dari dalam diri akan pentingnya sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan bukan hanya pada saat berkerja, tetapi juga dalam berperilaku sehari-hari. 3. Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar pada penelitian ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak dalam proses belajar menjadi 104 tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. 4. Implikasi atau hubungan saling keterkaitan antara nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar yaitu mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan manfaat disiplin bagi kehidupan pribadi serta manfaatnya untuk orang lain, latihan pembiasaan, sosialisasi tentang pentingnya disiplin serta manfaatnya bagi diri pribadi peserta didik/warga belajar dan orang yang disekita mereka, serta dapat membangun karakter/kepribadian. Kedisiplinan sebagai fondasi paling utama untuk memiliki karakter sebagai peserta didik agar tercapainya kesuksesan. B. Saran Penelitian yang menggunakan studi literatur dengan pembahasan novel hendaknya pemilihan novel benar-benar diteliti dengan seksama. Penelitian novel disesuaikan dengan apa yang akan diteliti. Hal itu bertujuan untuk memudahkan dalam penelitian. Dalam skripsi ini penulis mencoba untuk menghubungi penulis novel Akmal Nasery Basral tetapi sama sekali tidak ada balasan. Saran bagi teman-teman yang menggunakan metode wawancara berkenaan dengan kajian novel hendaknya untuk menghubungi jauh-jauh hari dan mencari akses yang sebanyak-banyaknya. 105 LAMPIRAN SINOPSIS ANAK SEJUTA BINTANG Buku : Anak Sejuta Bintang perjalanan penuh cahaya Pengarang : Akmal Nasery Basral Jenis Novel : Fiksi Biografis Penerbit : Ekpose Cetakan : I Januari 2012 Jumlah Halaman : 405 halaman Harga Buku : Rp.63.000,00 Sinopsis : 1. Barongsai di Emma Laan Bagian ini menceritakan Ical yang masih berumur tiga tahun lebih, tahun 1950 bulan Februari. Pada masa itu di Jakarta terdapat barongsai yang memadati jalan. Semua orang akan memenuhi sisi kanan kiri jalan untuk melihat barongsai. Jalan tersebut dinamakan Emma Laan. Kepala barongsai adalah singa dalam legenda Tiongkok, di belakang barongsai tampak barisan cungge, tandu berhias kertas dan kain warna-warni, yang dipenuhi anak kecil berbusana bagai tokohtokoh dalam dongeng, seperti Panglima Perang Sie Jin Kui. 106 2. Elegy Angpau Kosong Roosniah bertemu dengan pimpinan rombongan barongsai yang Koh Ie Soen Tjiang, orang Tionghoa. Beliau menemani rombongan barongsai ke Glodok untuk ikut perayaan Cap Go Meh. Di setiap jalan, barongsai ini mengambil angpau yang diberikan dari orang yang berada di tepi jalan, tapi kadang ada yang iseng yakni memberi angpau kosong. 3. Malam Cap Lak Meh Bagian ini menceritakan Bakrie, Ical dan Hasan Gudang menghadiri Cap Lak Meh di lapangan Meester Cornelis. Hasan Gudang adalah karyawan yang menjaga gudang perusahaan Bakrie. Dalam acara tersebut, Bakrie bertemu dengan Ie Soen Tjiang, mereka berdialog dan ini cuplikan pembicaraan mereka: “Nah, sebelah kiri itu liong yang saya bantu, Pak.” kata Ie Soen Tjiang. “Hebat”! puji Bakrie dengan tulus. ”Selain pengusaha kayu yang berhasil, pak Soeen Tjiang juga terjun ke dunia seni.” “Bukan begitu, pak Bakeli. Habis, siapa lagi yan mau bantu kita punya seni budaya kalau bukan kita olang, Pak? “O, ya owe mau usul. Bagaimana kalau lumah saya yang Bapak sewa itu dibeli saja. Sepertinya bawa hokkie bagi bapak sekeluarga.” “Wah, mohon maaf, pak Semoga bapak tidak kecewa,” jawab Bakrie dengan suara pelan, nyaris berbisik, takut orang-orang di sekitarnya mendengar apa yang ia bicarakan. “Saat ini saya belum mampu. Setahun lalu saya nyaris bangkrut total.” “Ah, bangkelut?” seru I Soen Tjiang menampakkan mimik tak percaya. Bakrie mengangguk,” Tahun ini saya baru mulai merangkak lagi dari bawah. Dan itu tidak mudah, Pak. Apalagi kebutuhan keluarga makin bertambah. Kedua anak saya masih kecil. Ditambah ibunya Ical sedang hamil tua. Jangankan beli rumah, buat beli susu saja susahnya minta ampun, Pak. Bahkan Ical dan adiknya kadang-kadang minum air tajin. Karena itu saya baru bisa menyewa rumah Pak Soen Tjiang, belum berpikir untuk membelinya. “Sama sekali nggak kelihatan kalau bapak pelnah bangkelut.” “Itu karena saya dan istri tidak ingin orang lain tahu, pak,” jawab Bakrie sambil menghela napas dalam-dalam. ”Padahal kalau diungkapkan dengan air mata, sudah tidak ada lagi air mata yang bisa menetes dari pelupuk mata kami saking beratnya beban hidup kami. Belum lagi utang yang menumpuk dimana-mana.” “Tapi saya sudah bertekad, apa pun yang terjadi, saya harus bangkit dan lebih berhasil lagi dari sebelumnya, Pak “Jangan-jangan lumah saya yang bawa ciong bagi Pak Bakeli…” “Tenang, pak. Meski tak sedikit orang yang memercayai hal seperti itu, saya tidak berpikiran bahwa ada rumah yang bawa ciong atau hokkie”. “Bagi saya, semua tergantung pada ikhtiar orang yang ada di rumah itu dan kehendak 107 Tuhan. Saya malah bersyukur tinggal di rumah pak Soen Tjiang, yang belakangan saya tahu ternyata menyewakan banyak rumah lainnya di Emma Laan. Kenyataan itu menambah semangat saya untuk bekerja lebih giat, biar bisa sukses seperti Bapak.” “Amin,” saya pesen pak, kalau nanti pak Bakeli sukses lagi, bahkan jadi olang gedean, jangan lupa bantu olang-olang itu. Sebab olang-olang itu yang bikin pikilan dan hati kita jadi adem, pak.” “Insyaallah, pak. Nanti kalau saya punya kesempatan itu, pesan bapak akan saya lakukan.” “Anak ini masih kecil tapi sudah hebat, ucap Ie Sen Tjiang.” Anak yang mentalnya kuat sejak kecil, mau jadi apa saja pasti sukses. Tapi, bialpun pintel setinggi langit kalau mentalnya goyang mulu kayak gempa bumi, olang sepelti itu bakal nyusahin.” Dalam acara Cap Go Meh tersebut, Ical membeli onde-onde.“Hah! Filosofi onde-onde?” “Iya, pak. Onde-onde ini dibuat dari beras ketan dicampur selai buah, wijen, dan lain-lain. Disatukan dalam bentuk bulat. Maknanya, supaya satu keluarga yang terdiri dari beberapa orang juga selalu bulat dan menyatu, layaknya onde-onde. 4. Air mata Roosniah Manusia bisa merancang apa saja tentang masa depannya, tapi yang menentukan adalah kuasa lain, kuasa Tuhan Yang Maha segala. Kelahiran anak ketiga Bakrie, August Alamsah meninggal.” Yang tabah Ma. Kita hanya bisa berencana.” Roosniah tertegun. Mengangguk pasrah “Segala yang datang dari Allah,” tutur Bakrie lagi, niscaya kembali ke dalam dekapan cinta-Nya.” Setelah kejadian tersebut, Ical dan Odi sakit batuk, badannya panas. Mereka asma. 5. Dongeng yang Tak Selesai Bakrie mengajak liburan keluarga ke Cipanas, di dekat istana Presiden. Tujuannya untuk memberikan udara segar pada kedua anaknya. Sampai di villa milik Bakrie, Ical melihat anak seusianya yang membawa nampan. Mereka adalah anak-anak perkampungan Ciparay. Anak-anak ini membantu orang tua menjajakan penganan seperti pisang goreng, ketela rebus, talas bogor. “Ketika mereka sedang asyik tertawa, sekonyong-konyong Ical berdiri dan berteriak sambil menunjuk ke beranda,” itu orang yang lenyap tadi!” “Eh, si Milun!” seru Nasah dengan mimik agak marah. “sini!” “Ada apa mang?”tanya Milun kepada Nasah. Kamu tahu apa salahmu?Milun menggelengkan kepalanya. “Kamu sudah bikin geger Pak Bakrie sekeluarga karena ketakutan.” “Maap, Maang,”ujar Milun dengan wajah nyaris menangis. “Minta maap sana ke Pak Bakrie dan ibu!” kata Nasah masih terlihat jengkel. Baru saja Milun hendak berdiri, Roosniah berkata, sudahlah, Mang Nasah, Milun bilang tadi ia sakit perut, bukan mau menakut-nakuti kami.” 108 Akhirnya keluarga Bakrie membeli jajanan yang dibawa Milun. Pesta singkong goreng dan teh panas itu terjadi secara mendadak. Bakrie melarang istrinya membuka makanan kaleng yang mereka bawa dari Jakarta. “Milun, tegur Bakrie,” jangan berkecil hati. Tidak ada seseorang pun yang tiba-tiba saja menjadi kaya raya. Semua butuh perjuangan, keuletan, dan ketekunan. Jangan patah semangat, siapa tahu kelak kamu temukan resep membikin kue yang enak lalu kamu titipkan ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. “Setiap ada keinginan untuk maju, Allah pasti membantu,”tambah Bakrie. Malam harinya Bakrie menceritakanlegenda orion kepada kedua anaknya, tetapi belum sampai selesai anak-anakmya sudah tertidur pulas. Pagi harinya Bakrie mengajak sekeluarga melihat istana. Sebelum ke istana mereka menyantap sarapan pagi bubur. 6. Sang pemberani Bagian ini Ical mulai didaftarkan sekolah dan kabar yang menyenangkan yaitu Roosniah melahirkan seorang bayi lelaki yang diberi nama Nirwan Dermawan Bakrie. Kelahiran Nirwan membuat Ical dan Odi sangat senang dan membuat mereka kadang akur kadang bertengkar. “Ical!” seru Roosniah satu kali ketika melihat Odi kembali menangis. “Jangan terlalu kasar! Ingat, Odi itu adikmu!” “Iwan anak laki-laki, Ma,” Ical tak mau disalahkan.” Anak laki-laki main sama anak laki-laki.” “Terus Odi main sama siapa?” “Boneka”. Roosniah sangat kesal. Namun, dia coba mengendalikan diri sekuat tenaga. Dia menghembuskan napas panjang.” Ical dengar mama!, Odi memang anak perempuan yang suka main boneka, tapi tidak berarti anak lelaki seperti kau tidak boleh main boneka. Tapi Ical juga tidak boleh melarang Odi memegang dan mencium Iwan.” Tahun ajaran baru suda tiba. Roosniah membelikan sepatu baru untuk Ical. Saat tiba mulai sekolah, Ical sarapan pagi dengan telur mata sapi. “Makan dulu, Cal, nanti dingin.” Pinta Roosniah. Ical memandangi telur mata sapi di piringnya agak lama. Ia menggelengkan kepala. “tidak! telurnya aneh” suaranya nyaris tidak terlalu keras, tapi cukup nyaring terdengar di meja makan yang sedang hening. “aneh?” tanya Roosniah Mentah, katanya. “O, ini bukan mentah, nak, ini sengaja digoreng setengah matang. Kadang-kadang kuning telur mata sapi, tidak semuanya keras dan matang. Bakrie memberikan isyarat anggukan kepala kepada istrinya. “Tati”…coba bikin telur mata sapi lagi, tapi semuanya harus matang. Jangan ada yang seperti ini,” kata Roosniah menyodorkan piring berisi telur mata sapi milik Ical.”eh, jangan diambil, buat papa,” sahut Bakrie melirik anaknya.”bisa ya Cal?”. Ical diam saja, tak mengerti maksud ayahnya yang langsung menelan suapan pertama dengan mencampur nasi goreng dengan kuning telur yang dikeluhkan Ical.” Hmm., enaaak! Mulut Bakrie berdecap-decap. Mama harus 109 coba,” lanjutnya sambil menyorongkan satu sendok nasi goreng. “Mama masih…”kata Roosniahmembatalkan kalimatnya begitu melihat kedipan mata suaminya, sehingga dia membuka mulut dan menerima suapan itu.”Woow enak sekai!” Apalagi telur mata sapinya benar-benar gurih. 7. Balada murid-murid perwari Disini diceritakan teman-temannya Ical yakni Ingga adalah putra direktur BNI, Mr Abdul Karim. Maher putra dari Hamid Algadrie, tokoh PSI dan pendiri partai Arab Indonesia. Adian anak tunggal Borail Harahap. Sepulang sekolah, Roosniah bertemu dengan ibunya Ingga, “Nyonya Karim”. “Bakrie,” jawab Roosniah sembari mengulurkan tangan dengan mata berbinar-binar. Nyonya karim menyambut uluran tangan Roosniah dengan menjabatnya dengan erat dan hangat. Ketika ibu-ibu sedang asyik berkenalan dan bertukar sapa. Ical dan keempat temannya terlihat sedang serius bercengkerama. Mereka tertawa serempak. Mendengar celetukan Ingga, tiba-tiba dua hal melintas di benak Ical. Andeng-andeng dan Wiwik. Seloroh dan keberanian Wiwik mempertanyakan tahi lalat berukuran besar di pipi Cik Sul masih memengaruhi pikirannya. Sebenarnya, jauh di kedalaman hati, ia juga hendak menanyakan hal yang sama. Tetapi ia ragu-ragu, atau mungkin juga takut. Ya takut Cik Sul tersinggung.Dan karena itulah ia mengagumi keberanian Wiwik. “Teman-teman Ical mengajak Ical bermain bersama tetapi ia menolak dengan alasan dia punya adik bayi laki-laki. Temannya Ical, Adian mengejek Ical “mainnya masih sama bayi” Ical tidak senang dengan perkataan Adian. Orang tua ikut meleraikan percakapan mereka. “Adian tidak punya adik, bu Bakrie. Barangkali itu sebabnya ia kurang mengerti perasaan seorang kakak.” “Oh, kalo begitu, kapan-kapan Adian datang saja ke rumah Ical. Jadi, kamu juga bisa bermain-main dengan adik Ical yang perempuan atau laki-laki. Bolehkan Cal?” ujar Roosniah sambil menatap anaknya.” Roosniah berpamitan. Di mobil Roosniah mencoba bertanya pada Ical mengenai perkara yang barusan terjadi. “Di stasiun ini, sebelum kamu lahir, papamu pernah menjemput Om Hasjim Ning yang punya pabrik mobil itu. Mengapa ayahmu akrab dengan Om Hasjim?” Ical menggeleng. “Menjaga hubungan pertemanan, itu yang dilakukan oleh papamu.” “Kalau temannya jahat?‟ jangan dibalas.” 8. Nostalgia menggala Pagi-pagi di rumah Ical sudah kedatangan tamu, Om Soesilo.”Ical berjalan menuju ruang tamu dan segera duduk di pangkuan Bakrie. Ical terus menatap pemuda berseragam tentara yang duduk di depannya. Ia mendongak seolah bertanya siapa gerangan pemuda bersenyum hangat itu. Bakrie memeluk Ical seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan putranya, dan berkata dengan suara pelan. “Ayo, salaman sama Om Sosilo. Om ini hebat nak, mau sekolah ke Belanda. Semula Ical merasa ragu dan agak takut, tapi melihat anggukan kepala 110 ayahnya, ia segera turun dari pangkuan dan mengulurkan tangan dengan mata terus menatap seragam yang membalut tubuh pemuda itu. “Ical sudah sekolah?” tanyanya. Ical mengangguk.”Sudah Om.” “Kelas berapa?” Ical segera mengangkat jemari kanan, ujung ibu jari dan telunjuk bertautan seolah membentuk huruf “o”. hebat!” “om juga hebat sudah besar masih sekolah, kata Ical. Soesilo tertawa mendengar tutur Ical. Yang hebat itu papa Ical masih muda sudah punya perusahaan besar. Bakrie tertawa kecil. Kata mertua saya,‟ keuletan dan ketekunan pak Bakrie adalah teladan yang patut dicontoh anak muda seperti saya. “saya juga masih muda,” kata Bakrie,”belum empat puluh tahun.” Betul pak, semula saya pikir usia bapak diatas empat puluhan, jawab Soesilo sembari tersenyum,” ternyata masih sangat muda. “Berapa lama di Belanda?” rencananya mengikuti pendidikan kavaleri selama satu tahun di breda, pak.” Pangkatmu sekarang?” “letnan satu.” “umur? jalan dua puluh lima tahun, Pak.” Bagus Soes. Kau tahu Mertuamu itu sayang sekali padamu dan banyak cerita soal kepintaranmu. Sekarang setelah melihat kau yang gagah, pintar, dan hebat ini, saya yakin kau nanti akan jadi jenderal.” Amin. Sudah siap berangkat? Sudah Pak. Mohon doa bapak agar segala rencana saya disana dapat berjalan dengan mulus. Bakrie mengangguk. “Sekarang, apa yang aku bisa bantu?” tanya Bakrie. “O, tidak usah repot-repot, Pak.” “Sudah punya jas?” Sepertinya…,” ujar Soesilo mencari akal untuk menjawab sehalus mungkin. Sudah atau belum?” desak Bakrie. “ Kalau sudah punya , bagus. Kalau belum punya, kau harus punya. Menetap di Belanda tak cukup dengan seragam militer. Kau harus punya jas bagus untuk dipakai pada acara-acara resmi.” Belum punya, Pak,” sahut Soesilo malu-malu. “Tidak punya jas itu bukan punya dosa besar, Soes. Saya punya jas yang bagus untukmu.” Soesilo semakin salah tingkah. “aduh, saya jadi tidak enak, Pak. Saya ke sini buat silaturahmi dan mohon doaPak Bakrie, seperti saran mertua saya.” “Tidak apa-apa. Tolong-menolong itu sama pentingnya dengan keuletan dan ketekunan, Soes. Tolong menolong tanpa pandang bulu, asal-muasal, atau hubungan kekerabatan.” Bakrie masuk ke kamar dan tak lama berselang keluar sembari menenteng sebuah jas terbungkus semacam plastik. Alangkah girang hati Soesilo. Rasanya, sayalah perwira muda pertama yang punya jas mewah, „kata Soesilo. Bakrie masuk ke kamar dan tak lama berselang keluar sembari menenteng sebuah jas terbungkus semacam plastik. Alangkah girang hati Soesilo. Rasanya, sayalah perwira muda pertama yang punya jas mewah, „kata Soesilo. Bakrie tersenyum,” terkadang rezeki datang dengan cara tak terduga, letnan.” “Itu jas kesukaan papa, kan?” tanya Roosniah tidak lama setelah Soesilo pergi. Bakrie mengangguk.” Kenapa, Ma?” „Ya, tidak apa-apa,” jawab Roosniah. 111 “ Memberi sesuatu yang kita senangi kepada orang lain itu selalu membuat hati kita bahagia. Rezeki kita pasti akan bertambah jika kita bisa lebih ikhlas,‟ kata Bakrie sambil mengusap-usap rambut Ical yang juga memandanginya dengan tatapan tak mengerti. Roosniah mengangguk. Dia sangat memahami jalan pikiran suaminya. “Nanti papa pakai jas yang mana?” tanya Ical. Bakrie terkesima mendengar pertanyaan anaknya. Ia tersenyum, “memberi tidak berarti kita kehilangan, nak.” Ical merengut, “Hmm…, bukan jawaban yang tepat” “Bekerja lebih giat, dapat uang, terus beli jas baru,” jawab Bakrie Ical menggeleng-gelengkan kepala dan merenung sejenak. Tapi benar kanakkanaknya belum sanggup mencerna nasihat itu. Sudah sebulan murid-murid TK Perwari belajar di garasi rumah kepala kepolisian Negara. Ical sudah semakin akrab dengan teman-temannya sekelas, Ingga, Al, Rizal, Adian dan Maher. Mereka mempunyai sifat sendiri-sendiri. Rizal terlihat aktif di kelas, Al, Ingga, Ical murid penurut, jarang berulah, jarang mengusik teman-teman lain. Adian dan Maher sering mendapat panggilan mesra dari Cik Sul karena terlalu aktif di kelas. Mereka rajin mondar-mandir atau menggangu teman lainnya. Celetukan mereka juga sering terdengar. Tak heran jika teguran Cik Sul “Maher, coba dengarkan atau Adian duduk kembali di kursimu. Cik sul memberikan pengumuman bahwa kelas akan pindah lagi di rumah kediaman Mr Lukman Wiriadinata. Anak-anak kembali protes karena ruang kelasnya di garasi lagi. ”Dari garasi ke garasi,” seru Rizal. Cik sul memahami jalan pikiran anak-anaknya, mencoba menjelaskan bahwa gedung baru yang bertingkat belum jadi. Rizal menyahut,”ini sekolah hebat, sekolah anak orang kaya.” Kata siapa?” kata Wiwik. “Murid-muridnya diantar pakai mobil, jawab Rizal, tapi kelasnya di garasi…”ada yang tahu mengapa kelas kita selalu di garasi?” tanya Cik Sul. Kelas mendadak senyap, tak ada yang bersuara, tak ada yang mengacungkan tangan. Tatapan Cik Sul seolah ancaman yang membuat murid-murid gentar dan takut salah jawaban. Sekolah kita ini adalah milik perguruan, perwari namanya. Karena belum punya gedung sekolah sendiri, beberapa orang yang selama ini mendukung perwari menawarkan rumah mereka untuk ditempati sebagai ruang kelas. Tapi kalian tidak usah kecil hati. Ilmulah yang paling utama, bukan tempat. Paham?” meskipun belajar di garasi, selama kalian tetap semangat dan menikmatinya, kalian tetap bisa belajar dengan baik. Kelak, begitu masuk SR, kalian akan merasakan manfaatnya. Mengerti?‟ Menempati kelas baru ada siswa baru pula, yaitu Bibot. Pelajaran dimulai dengan menyanyi lagu sepedaku karya Pak Kasur. Kring-kring-kring ada speda Spedaku roda tiga Kudapat dari ayah Karea rajin bekerja 112 Tuk-tuk-tuk ada spatu Spatuku kulit lmbu Kudapat dari ibu Karena rajin membantu. Cik Sul yang selama ini sudah mengenal karakter para murid.”Ical ke depan, pimpin teman-teman menyanyikan lagu ini.‟ Selama ini Cik Sul selalu memperhatikan sikap Ical yang kurang bersemangat dalam permainan kata bernyanyi. Ical lebih suka berhitung atau permainan yang berkaitan dengan angka-angka. Ical juga tak pernah berinisiatif untuk maju ke depan kelas. Walaupun kawan-kawannya sudah berebut maju, Ical masih duduk tenang di kursinya. Ical kali ini diluar dugaan guru, Ical bangkit dan berjalan penuh percaya diri. Begitu lagu usai Ical menoleh ke arah pintu. Ia tersenyum pada ibunya. Tidak suka bukan berarti tidak bisa. Setelah istirahat, Cik Sul mengumumkan anak-anak mendapat sumbangan susu bubuk yang sudah siap minum. “kalian berbaris rapi. Masing-masing akan mendapatkan satu gelas untuk langsung diminum, bukan dibawa pulang. Selama ini tak pernah ada yang tahu rahasia kecil bahwa Adian yang terlihat pemberani di sekolah, sebetulnya sangat penakut terhadap segelas susu. Yang tahu rahasia itu hanya Lukman, paman kecilnya. Di rumah hal ini tidak menjadi masalah karena orang tuanya tidak marah tetapi berbeda jika di sekolah dia khawatir kalau Cik Sul marah dan teman yang lain meledek. Adian meminta Lukman untuk tidak jauh-jauh dari dirinya. Ketika gelas susu dibagikan, Adian langsung memberikan susu kepada Lukman. Hal ini diketahui oleh Bibot, “kalau kau mau nanti aku kasih.” Bibot menggeleng. Ia tak membenci susu tetapi kalau boleh memilih lebih baik tidak dibagi. Namun karena tak punya nyali seperti Adian dia menerima dengan pasrah dan lekas meminumnya. Lukman khusyuk berdoa,”Ya Allah semoga susu sering dibagikan. Doa Lukman membuat jengkel Adian. Dengan banyak donatur maka murid perwari sering minum susu. Akibatnya badan Lukman semakin gendut sedangkan badan Adian semakin ciut. Wiwik juga tidak suka susu, tetapi dia berbeda dengan Adian yang selalu menyerahkan jatah susunya kepada Lukman. Dia bertindak lebih berani dengan langsung membuang isi gelas ke sebuah pot tempat bunga-bunga ditanam. Bunga tersebut dirubungi semut karena rasa manis akibat sering disiram susu. “Wik, apa kau tidak takut kena marah kalau ketauan Cik Sul?, tanya Adian. Wiwik menggeleng, daripada aku minum lalu muntah dan harus masuk rumah sakit, pasti Cik Sul akan merasa bersalah. Mendengar jawaban itu, Adian mengangguk setuju. Suatu ketika dia mengikuti Wiwik, tetapi apes, dia ketauan oleh Cik Sul. “Kenapa susu itu kau buang Adian?, tanya Cik Sul. Biar semut-semut di pot tambah gemuk, Cik Sul. Katanya disambut gelak tawa anak-anak. Cik Sul pun berusaha sekuat tenaga agar tidak terpingkal-pingkal. Sebab kalau terjadi, bisa-bisa makin banyak murid yang meniru perbuatan Adian. Cik Sul berdehem keras untuk mengingatkan keinginan tertawa yang sudah terkumpul di kerongkongan. Ical bantu encik mengambil pot. “kalau begitu,‟kamu ambil pot lalu cari seekor semut 113 gemuk dan seekor semut yang kurus. ”Adian tunjukkan mana semut kurus tadi yang kau kasih minum susu! Tadi ada Cik, mungkin karena kekenyangan, semut itu pulang duluan. Kali ini Cik Sul tak bisa menahan geli. ”Kamu benar-benar tak pernah kehabisan akal, ya?” Bakrie bertanya pada Ical mengenai sekolah Ical.” Papa dengar kelasmu pindah lagi?” iya, jawab Ical yang sedang merapikan mainan. “tapi sering dikasih susu. “oh, bagus itu, biar badanmu kuat. Kamu sekarang enak, sekolah tidak capek. Pergi pulang naik mobil. Dulu papa jalan kaki jauh sekali. Sebelum sekolah harus jualan dulu, seperti Millun di vila Cipanas itu. Kenapa pa?” Tanya Ical. “waktu itu jalan menuju ke sekolah papa melewati hutan dan disamping kanan kiri jalan banyak pohon kemiri, gambir, atau kelapa yang jatuh. Karena sekolah dimulai jam delapan, maka sejak jam enam papa sudah mencari dan mengumpulkan buah yang jatuh tersebut. Papa simpan di rumah setelah terkumpul banyak papa jual ke pasar. Papa banyak uang dong…tidak juga, tak banyak yang mau beli hasil pungutan. Tapi papa senang karena bisa mendapatkan uang sendiri. Papa lakukan seumuran kamu sekarang, Cal. “uang hasil jualan itu buat apa pa?” “buat modal beli roti di Teluk Betung. Percuma dong papa menabung? Bakrie tersenyum, kalau dagangan laris, uang papa bertambah. “jadi papa beli roti di Teluk Betung, lalu dijual lagi disana?‟ tidak. biasanya papa titipkan ke sopir bis tujuan Menggala atau Kalianda. Untungnya kecil,hanya satu sen tapi ada rasa puas yang sangat besar karena para sopir melihat papa bukan sebagai anak kecil lagi. “mereka tidak membohongi papa?” O tidak, mereka jujur. Mereka bayar semua. “Atuk tidak marah?‟ “Mengapa atuk harus marah?” karena papa dagang melulu, jarang belajar. Awalnya atuk tidak senang, atuk bilang papa tidak perlu melakukan itu karena takut nilai sekolah papa jadi hancur. Tapi papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai papa selalu bagus. Akhirnya atuk mengizinkan papa untuk terus berjualan. “caranya bagaimana, pa?” jualannya?” bukan, bagi waktu, pa…” harus disiplin. Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan kue, waku main…”hah, papa masih sempat main?‟ seru Ical terkejut. O jelas, kalau sendirian terus, dari mana bisa punya teman?‟ kamu kenal Om Soehoed, itu teman papa dari kecil. Kami, papa dan Om Soehod dikenal paling hebat di kelas. Kami berdua murid kesayangan tuan guru Hussar. “Ical belum bisa. Susah!” kalau kamu berusaha dan rajin berlatih, pasti bisa. Roosniah muncul, aduh ini ayah dan anak kalau sudah mengobrol berdua, lupa segalanya. “Anak laki-laki itu harus sering diajak ngobrol supaya terbiasa mengemukakan pendapat,” ujar Bakrie. “kalau tidak mereka akan terbiasa menggunakan tangan untuk menyampaikan pendapat. 9. Selamat tinggal kelas garasi Episode ini, Ical berulang tahun. Banyak teman yang hadir dan bahkan Cik Sul turut hadir pula. Cik Sul memberikan pengumuman bahwa bulan desember 114 anak-anak sudah selesai sekolah di TK Perwari dan mulai masuk ke Sekolah Rakyat. Seperti biasa akan digelar pesta perpisahan. Pesta perpisahan dihadiri oleh murid-murid TK dan SR Perwari di Schouwburg gedung kesenian Jakara. Ibu Sumargono kepala SD Perwari berpidato bahwa anak-anak akan menempati gedung baru tingkat, sekolah paling megah di Jakarta. Sepulang acara perpisahan Bakrie mengajak keluarganya ke pasar Senen. Mereka mengunjungi toko peci ternama milik Idris Halim, Si Raja peci. Setelah menemukan peci pilihannya, Bakrie segera mencari peci yang cocok untuk Ical, tapi Ical menolak, “buat apa beli peci, pa?” dan benda lain yang sangat Ical dambakan yaitu sepeda. “nak bentar lagi kamu masuk sekolah rakyat. Nanti kamu butuh peci untuk shalat atau mengaji, bujuk Roosniah “Ma, teman-teman Ical sudah punya sepeda. Semuanya, kecuali aku.” Akhirnya Ical membeli sepeda dan peci. Tiba di took tjong &co, ical tertegun melihat banyak sepeda dengan berbagai model dan warna yang memikat hati. “pilihlah sepeda yang sesuai dengan kebutuhanmu,”jad wab Bakrie. “maksud papa?” “jangan memilih sesuatu hanya karena kamu suka. Boleh jadi kamu senang, tapi kalau sepeda itu terlalu besar tetap saja tidak berguna. Akhirya ical memilih Raleigh. Setelah itu bakrie mengajak makan di padangsche buffet karena merasa lapar. Roosniah merasa masih kenyang dan hanya ingin makan es krim. “makan es krim enaknya sama odi, pa,” kta Ical.” Nanti odi ngambek kalau idak diajak. Pulang saja pa. icalmau main sepeda. “makan di rumah saja, “sahut Roosniah setuju.”tidak apa-apa kan pa? “tidak apa-apa,”jawab bakrie Ical mulai masuk SD Perwari. Pertama kali masuk kelas satu, anak-anak harus membuat barisan dan dipimpin oleh cik nani. Mereka masuk satu persatu ke dalam kelas dengan rapi dan menyanyikan naik kerta api. Pertama masuk sekolah, Ical ditegur oleh Cik Nani, hal itu disebabkan karena Ical asyik mengobrol dengan temannya, Rizal. Saat diabsen Ical tidak mendengarkan sehingga ketika dipangil dia tidak tahu. “sekali lagi kalian bicara dalam kelas dan tak mendengarkan kata-kata Encik, kalian akan dihukum berdiri di depan kelas dengan satu kaki. Mau?” tidak Cik, jawab Ical dan Rizal serempak. Setelah mengabsen, Cik Nani mengharapkan anak-anak untuk berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tiba-tiba “Aduh, jerit seorang perempuan karena tidak bisa bangkit dari tempat duduknya.”Kenapa krisni?” Tanya Cik Nani sambil mendekat kearah meja Krisni. Ada yang mengkat rambut saya di bangku Cik. “Danu?”Lembu?”Cik Nani menatap dengan tajam anak-anak yang ada di belakang Krisni. bukan Cik jawab Danu dan Lembu. Kalau bukan kalian, mengapa rambut Krisni bisa tersangkut begini?” Tanya Cik Nani. 115 Lembu menyeringai, nyangkut sendiri, Cik,”kalian berdua ke depan berdiri kaki kiri diangkat, tangan kiri kalian angkat melintasi kepala dan memegang telinga kanan. Setelah usai menyanyi, “Sekarang kalian boleh kembali ke bangku masing-masing. Tetapi kalau kalian melakukan lagi, hukuman bisa lebih berat lagi.” “Mengerti?” mengerti Cik Anak-anak yang lain juga mengerti bahwa hari ini guru mereka sangat tegas, disiplin, dan tidak main-main. Setiap kesalahan akan mendapat hukuman. Istirahat tiba, anak-anak dipersilakan untuk memakan bekal yang dibawa. Ical dan teman-temanya makan di bawah pohon beringin.” Siapa sih tadi yang mengikaat rambut krisni di kursi?” ksihan dia kesakitan. Anu dan Lembu hanya senyum simpul. Yang penting tidak celaka. “jadi kamu yang ngikat. Tanya wiwik. Yang penting tidak celaka. “jadi kamu yang ngikat. Tanya wiwik. Berdua?‟”sndirian?” . loh kenapa danu tadi mau ikut dihukum?‟ tnya ical.” Kasihan lembu cal. Dihukum berdua saja kami harus angkat satu kaki. Kalau lembu dihukum sndirian. Berarti du kakinya harus diangkat, jatuh dong?” semua teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Wiwik iku. Kalau lembu dihukum sndirian. Berarti du kakinya harus diangkat, jatuh dong?” semua teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Tibatiba Wiwik menunjuk ke arah blakang pohon beringin membritahukan ical bahwa dibelakang pohon ada orang.” Lihat dua anak kecil itu nggak?” ical melihat dua anak laki-laki sumuran odi sedang mengintip ke halaman sekolah. Wajah mereka dekil, tangan memegang kawar pagar. “kelihatannya mereka lapar, kita kasih makan saja. Ujar Ical. Sebelum berlanjut, bel tanda masuk berbunyi. 10. Romansa bola kasti Agenda sekolah hari itu adalah bermain kasti. Ical merasa kesakitan karena ada bagian tubuh yang terkena lemparan bola kasti. Saat pulang Ical mengelus perutnya yang masih sakit. Jayadi, sopir Ical yang bertelanjang kaki itu sudah menunggu didepan pagar sekolah dan menyampaikan bahwa ibunya tidak bisa ikut menjemput, Ical merasa lega karena setidaknya bisa menyembunyikan sisa perih di perutnyadari tatapan ibunya yang penuh tanda tanyanya. Kenapa den?” Tanya Jayadi. “Tadi kena gebog bola waktu main kasti bang, kata Ical. Tapi jangan kasih tahu mama ya, Hari menjelang sore, sekitar pukul tiga Ical dibangunkan dari tidur untuk belajar mengaji. “Kamu harus belajar mengaji. Ustadnya udah ada di luar.” Belajar apa?” Tanya Ical. Belajar membaca Al-Quran. Berhubung tidak bangun, akhirnya Tati melaporkan kepada Roosniah yang segera masuk kamar. “Cal bangun, sambil menepuk lembut pipi Ical. Guru ngajimu itu disuruh papa.” Kamu bangun dulu, jangan malas-malasan. Segera ambil wudhu, pakai sarung dan nanti keluar ngaji. “Iya, ma.” 116 Guru ngaji Ical bernama Rojak. Setelah Ical memperhatikan, ternyata selain membawa Al-Quran tipis, Ustad Rojak juga membawa sebatang lidi panjang. Ical memberikan isyarat agar ibunya menanyakan untuk apa lidi itu dibawa. “Lidi itu untuk apa, ustad?‟ Tanya Roosniah. “Oh, ini kebiasan aye, bu. Kalo ade murid yang males, biasenya aye jepret tangannya. Setelah dijepret, murid jadi rajin. Begiu males lagi, aye jepret lagi. Rajin lagi… Giliran males lagi…‟makanye aye dipanggil Ustad Jepret. Ical merasa ketakutan dan akhirnya itu menjadi pertemuan pertama sekaligus terakhir Ical dengan Ustad Jepret. Tiga hari kemudian Ical harus belajar mengaji. Ia menolak bujukan ibunya. ”Gurunya beda, bukan Ustad Jepret lagi,” kata Roosniah. Ical mau dan menemui Ustadzah Rohime. “Ustadzah Rohime ini Ustadzah jepret juga?‟tanya Roosniah. Ustazah rohime keheranan. “tu kayak ustad jepret yang suka ngajar anakanak mengaji pakai sebatang lidi buat mukul anak-anak?” Astaghfirullahhal‟adzim, itu sih orang dulu yang ngajar ngaji kayak gitu. Kalau saya sih kagak. Pan sekarang jaman modern, bu.” Sejak itu rohime resmi menjadi guru ngaji Ical. Di sekolah ical semaki dekat dengan teman-temanya, terutama rizal, ingga, dan al. ketiganya memiliki karakter yang berbeda. Diantara keigaa itu, rizal yang paaling banyak bicara. Ia juga terkenl sangat mementingkan kebersihan. Setiaap pagi, setiba ddi sekolah waangi sbun suaah bisaa tercium dari kejaauhan. Teman sebangku ical ini sangat ramah kepada siapa saja. Ingga tidak terlalu banyak bicara, cenderung santai, dan jenis raang yang tidak berantakan. Sedangkan al paling pendiam dan sukaa memperhatikaan segala sesuatu dengan cermat. Rizal, Ingga, Ical, dan Al adalah murid-murid yang pintar. Karena keakraban mereka disebut empat sekawan. Keluarga Bakrie akan pindah rumah. Di rumah yang baru itu Ical bermain sepeda dengan Taty dan Odi. Mereka dikejar oleh anjing dan terjadi kecelakaan. Mereka jatuh dari sepeda. Ada orang yang menolong. Anjingnya sudah pergi, pria itu mengangkat sepeda yang menimpa Ical. Pria itu ternyata penjaga rumah Mr Smit orang Amerika. Pria itu bernama Hamdi dan Herman. Kedua orang itu mengantar Ical ke rumah. “Ya Allah kenapa Cal?‟ kami dikejar anjing lalu terjatuh. Kaki Icalterjepit jari-jari sepeda, bapak ini menolong, kata Tetty seraya menunjuk Herman. “Astaghfirullahal‟azim… “Lukanya agak dalam, ujar Herman. Sebaiknya langsung dibawa ke dokter. Bu, takut infeksi. “Terima kasih atas bantuan bapak, ujar Roosniah. Sama-sama bu, kami permisi dulu, keduanya berpamitan. Sekali lagi terima kasih Pak Herman, Pak Hamdi. Keesokan harinya kecelakaan Ical beredar di SR Perwari. Teman-teman kelasnya datang membesuk. 11. Akhirnya Al pergi. Ical masuk sekolah dan saat itu ada permainan kasti dia dan Al tidak ikut karena Al terserang flu. Mereka mengobrol gimana kakimu Cal?” kalau aku dokter aku akan megobati kakimu sampai sembuh. Terimaksih Al, kamu 117 memang sahabat yang baik. Kamu juga. Sayang kita harus berpisah, tapi kalau nanti papa kerja di Jakarta lagi, atau papamu pindah ke Medan bisa aja kita ketemu lagi. “Cal…” Lembu melambaikan tangannya, sini ada apa?‟ kamu harus lihat, Cal hebat. Nih lihat, ujar Lembu sambil menyodorkan sebilah logam pipih pisau. Untuk apa kau bawa itu, tanya Kushariyanto. Aku bukan bawa pisau, aku bikin pisau ini. Untuk apa? tanya Kushariyanto. Jaga diri. “Awas ada guru, dengan lihai Lembu memapah Ical. Jaga diri buat apa?‟ ada preman di dekat rumahku yang suka mengadu ayam dan mabuk-mabukan. Beberapa hari lalu preman itu menodong dan merampas uangku. “kau tidak lari?‟ tidak, jawab Lembu. Berteriak minta tolong? preman itu menodongkan pisau ke perutku percuma aku lapor ke polisi, mana ada yang percaya sam seumuran kita. Terus apa gunanya pisau itu? Kau mau berkelahi?‟kalau perlu preman itu mati. Nanti kau ditangkap polisi dan dimasukkan penjara. Tidak apa-apa banyak pejuang yang masuk penjara karena bunuh orang. Tapi yang mereka bunuh itu musuh. Preman itu juga musuh. Aku yakin sebelumnya sudah banyak yang ia todong, tapi tidak ada yang berani melawan pembicaraan sudah berakhir karena Ical dijemput bang Jayadi, sopir keluarga Ical.”Aku pulang dulu, kata Ical cepat sembuh. Di rumah Ical menceritakan kejadian Lembu terhadap orang tuanya. “Kamu jangan ikut-ikutan. Nanti kalau ada apa-apa dan kamu terbawa-bawa semua jadi repot. Ical mengangguk, iya pa Ical gak ikut-ikutan kok. Melihat kondisi Jakarta yang tidak aman akhirnya Bakrie menginginkan Ical untuk ikut bela diri. Kapan Ical mulai latihan?” “yeah masih lama, kata Ical kecewa. Ical maunya sekarang. Cal!” ujar Roosniah dengan lembut dan tegas. Latihan bela diri itu butuh tulang dan otot yang kuat. Iya ma tapi janji ya pa?‟ Insya Allah. Insya Allah yang pasti dong paa, Bakrie menatap Ical dengan lembut. ”Kita tidak boleh memastikan sesuatu, Cal nabi Muhammad mengajari kita mengatakaan Insya Allah. Artinya? Jika Allah mengizinkan. Sebagai manusia, kita hanya bisa merencanakan yang bisa memastikan semuanya cuma Allah. Tapi Insyaa Allah yang pasti kan pa? Pengumuman pembagian rapot. Cik nani mengumumkan bahwa juara pertama adalah Ical. “sudah aku tebak, kata Al. kamu yang bakal jadi juara, cal selamat. Terimakasih Al, aku senang tapi juga sedih karena kamu pindah. 12. Kabar sedih dari Maher Sepulang dari liburan selama dua hari di villa Cipanas, Bakrie berencana mengajak keluarga untuk makan malam di Des Indes. “des indes?” tanya Roosniah iya, kenapa?” itu hotel mahal, pa. kata roosniah. Ada angin apa tibatiba papa mengajak kami makan di hotel mewah? Papa dapat proyek baru?” “Bukan ma, anggap saja syukuran atas hasil cemerlang yang diraih Ical,”kata Bakrie. Perjalanan pulang ke rumah, “coba lihat!” kata Bakrie sambil menepikan mobil dan menunjuk sebuah kanal. “perhatikan betapa masih banyak orang yang 118 hidup serba kekurangan.” “ibu-ibu itu mandi, pa?” tanya Odi. Iya. “air kali itu kotor, pa kok mereka mau?” tanya Ical. Mereka tidak takut sakit?” “Kalau ditanya apakah mereka mau atau tidak, pastilah mereka tidak mau mandi di kanal, Cal. Masalahnya, tidak semua orang Jakarta punya rumah dengan kamar mandi yang sehat. “Mereka menangkap apa sih pa?”papa kurang tahu. Nah coba lihat yang itu, kata Bakrie menunjuk seorang anak yang mengangkat tangannya “Kelihatannya ia mengikat kaki binatang dengan tali dan memainkannya seperti yoyo. “Kata ustazah Rohime, kita tidak boleh menyakiti binatang,” ujar Ical. “nanti di akhirat, binatang itu dibikin tuhan jadi raksasa, terus orang yang suka adu binatang justru yang jadi orang-orang yang diadu sama binatang raksasa itu. Benar gak pa?” “Mungkin saja. Tapi maksud ustazah Rohime itu adalah bahwa binatang itu makhluk Allah juga. Jadi tidak boleh disakiti seenaknya. Saat makan malam Ical bertemu dengan Maher, anak Hamid Algadrie. Saat itu Maher dan keluarga. Bakrie makan malam disitu. Maher langsung menemui Ical begitu menghampiri pak Hamid. “Ada apa Her?” “Lembu meninggal.” Ical terperanjat. “meninggal? ”kapan? “dua hari lalu, menjelang maghrib, ditabrak kereta.” Lembu sedang membuat beberapa pisau paku sebagai persiapan menghadapi preman-preman. Preman itu harus dihentikan, kata Lembu. Ical pikir Lembu ada benarnya, jika tak ada yang berani melawan, preman itu terus merajalela. Dan sebelum Lembu berhasil memenuhi harapannya, maut sudah merenggut nyawanya. 13. Terperangkap piutang 1954, tahun ajaran baru telah tiba. Ibu Sumargono, memberikan wejangan kepada peserta upacara. Anak-anak kelas dua diampu oleh Cik Darmasti. Sebagai pembuka ajaran baru, akan diadakan pertandingan sepak bola antarkelas. “Lawan kita siapa Cik?” “Lawan kalian adalah anak-anak kelas empat.” “gak adil, masak anak-anak kelas dua lawan anak kelas empat. Gerutu Maher. “Dengar, seperti yang encik bilang tadi, pertandingan antarkelas ini hanya untuk mempererat kekeluargaan antarsiswa Perwari. Kalau kalian kalah, itu hal biasa. Lumrah, karena kalian lebih kecil. Tapi kalau kalian menang, itu luar biasa.” Sekarang kalian pilih, mau jadi biasa-biasa saja atau luar biasa?” luar biasa, cik…”bagus itu baru murid perwari. Murid perwari harus punya semangat untuk jadi orangorang luar biasa. “Untuk jadi orang luar biasa, tak bisa dengan persiapan biasa, untuk jadi luar biasa harus dengan persiapan luar biasa. Karena persiapan biasa hanya bagi orang-orang biasa. Sedangkan kalian ingin menjadi orang luar biasa. “Kalau sudah latihan, ternyata masih kalah, bagaimana itu cik?,”Tanya Bibot. Ya, namanya juga usaha, dengan persiapan yang bagus, kalaupun nanti hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita masih tetap puas karena kita sudah berusaha.” Hasil latihan sepakbola tim kelas dua menang dengan skor 4-2. 119 Saat istirahat anak-anak bermain kelereng baik perempuan maupun lakilaki. Damiyanti Rooseno, murid baru pindahan SR Cilacap merasa heran karena kelereng merupakan permainan laki-laki tetapi perempuan pun bisa ikut main. Teman-teman Ical semuanya kalah dalam bermain kelereng. sendiri yang menang. Kawan-kawan Ical dengan wajah memelas meminjam kelereng milik Ical agar bisa bermain lagi. Tak tega mendengar rengekan mereka Ical memberikan kelereng tersebut kepada kawan-kawannya. kelereng itu?” “Kasihan mereka, lagi pula ini dengan teman sendiri. Tidak apa-apa, kata Ical. “aneh.”gumam Danu. “apa yang aneh?” cara berpikirmu,” ujar Danu. “terlalu baik pada orang lain.”siapa bilang?, protes ical. Membantu teman itu bukan hal yang aneh. Tapi harus!. Suatu ketika Ical kalah dan meminjan seperti teman-teman lakukan.tetapi tak ada satu pun orang yang meminjaminya. Saat kemrahan ical sudah di ubbunubun, Ical menendangi kelereng. Danu berusaha untuk meneangkan ical” sekarang kau tahu cara orang lain berpikir? 14. Petaka tujuh Satu Kemenangan sepak bola Tim kelas 2 menjadi perbincangan semua warga sekolah. Ibu Sumargono berencana untuk mencarikan tandingan lawan untuk anak-anak perwari. Akhirnya pertandingan akan dimulai antara SR Perwari dan Gang Ampiun. Mental anak Perwari ambrol melihat anak-anak Gang Ampiun karena melihat tubuh yang kuat. Alhasil Perwari dipukul mundur dengan skor 71. Kemenganan diraih oleh Perwari. Kekalahan tersebut bagi SR Perwari sangat menyakitkan. Mereka hilang percaya diri. Semuanya terpukul. Ibu kepala sekolah berusaha untuk menyemangati mereka,tetap saja mereka tak bisa melupakan kegagalan itu. Cik Darmasti berusaha menghibur mereka, “Kekalahan bukan akhir segalanya. Ada banyak hal yang bisa kalian pelajari dari sepak bola, sepak bola lebih dari sekadar menjebol jala lawan. Kalian harus tahu kapan saat yang tepat untuk menyerang, kapan masanya bertahan dan menyusun serangan. Guru meminta menyanyi untuk menghibur kekalahan pertandingan sepak bola. Cik Darmasti mempersilakan anak yang mau maju menyanyi. Siapa lagi kalau bukan Kushariyanto. Dia memang suka menyanyi, ia juga berani tampil ketika murid lain sibuk menghindar. Tetapi, sebenarnya ia juga sangat pemalu dan mudah gugup. Kabarnya seperti yang pernah ia sampaikan kepada teman sebangkuya. Ia rajin ke depan karena hasrat besar untuk melawan kegugupan itu. Sebenarnya suaranya merdu dan enak didengar. Tapi bukan itu yang membuat Ia kerap ditertawai. Selain penggugup, juga karena ia tak pernah menyanyikan lagu selain hela-hela rotane dan selalu memilin-milin jemari. Seperti biasa walaupun diejek oleh teman-temannya, ia tak menjawab apa-apa dan tak bereaksi apa-apa selain muka yang merah. Ia berusaha untuk menahan diri, menyabar-nyabarkan hati, dan mengelus-elus dada. 120 15. Sensei Ferry Hanya orang besar yang bisa menerima kekalahan dan menjadikannya cermin yang memantul-mantulkan kemenangan, kata Cik Darmasti. Hari itu Ical latihn judo bersama ayahya. Ical protes kepada ayahnya, “apa hebatnya, pa? terlalu lambat. Ical membayangkan kalau judoku seperti barongsai yang pernah ia lihat. Barongsai yang bisa melayang terbang, memukul menendang dengan cekatan,dsb. “Nanti kau akan tahu, bahwa Sensei Ferry itu orang yang cerdas. Ingat, tanpa kecerdasan, apa pun bela diriyang dimiliki seseorang bisa sangat berbahaya. Tetapi di tangan orang yang berpengetahuan dan berbudi tinggi, bela diri bukan lagi cara menyerang dan menyakiti orang lain, melainkan untuk mengenali diri sendiri dan Tuhan yang meminjamkan kekuatan kepada kita. Itu sebabnya, menjelang selesai latihan, judoku melakukan mokuso, penghormatan kepada Tuhan. 16. Manis-manis alpukat Pelajaran telah usai dan tiba-tiba Wiwik berteriak lantang meminta temantemannya untuk menulis nama, alamat, dan nomor telepon. “buat apa?” Tanya Ingga. “tak kenl maka tak sayang” jawab Wiwik. Kemudin ibu Sumargono masuk bersama anak baru. Anak baru tersebut membuat semua anak perempuan terkesima karena ketampanannya. Terutama Wiwik. Anak baru tersebut bernama Ade Kadiman putra Raden Kadiman.Wiwik berubah menjadi lebih feminis semenjak kedatangan Ade Kadiman. Pelajaran matematika diampu oleh Cik Darmasti. Beliau meminta Ical untuk mengerjakan soal matematika di depan papan tulis. Ical maju dan tidak perlu banyak waktu untuk mengerjakan tugas tersebut dan segera kembali di kursi. Cik Darmasti yang menunduk, mengira Ical tidak bisa. Jangan mudah menyerah Cal. Kalau kau tidak sama sekali, coba pikirkan bagaimana caranya. Anak-anak langsung tertawa. Kenapa kalian tertawa. Itu Cik jawabannya sudah ada di papan tulis. Cik darmasti mengecek jawaban Ical. Jawabanmu benar Ical. 17. Gara-gara anak kampong Ustazah Rohime meminta ibunya Ical agar Ical segera dilatih menjalankan puasa pertama. Dua hari menjelang ramadhan Ical diajak keliling Jakarta. Ical meliht banyak anak yang mandi di bantaran sungai. Kita harus keramas juga pa? tanya Ical. Keramas bukan kewajiban menjelang puasa melainkan simbol membersihkan diri dari ujung kepala sampai ujung kaki, sebelum memasuki bulan suci. Berarti boleh tidak keramas dong… kata Ical lagi. “tidak apa-apa selama kamu yakin rambutmu bersih. Tapi kalau kamu tidak yakin lebih baik keramas supaya badan dan pikiranmu lebih segar. Artinya, yang harus diutamakan itu keyakinan, baru kebersihannya. Malam pertama ramadhan. Masjid luber hingga ke halaman. Tarawih malam pertama perlahan-lahan akan menyusut seiring dengan bertambahnya 121 bilangan ramadhan. Ical mengikuti seluruh rangkaian tarawih dengan khidmat. Tak banyak bicara, tak banyak bertanya. Padahal banyak hal yang ingin dia tanyakan kepada ayahnya. Tapi ia mencoba menahan diri. Ia tidak ingin mengganggu ketakziman orang lain beribadah. Ia juga tak mau mengusik keseriusan ayahnya. Sabar itu ibadah. Selain ibadah shalat tarawih, ia juga sedang berusaha menjalani ibadah lain yaitu belajar bersabar. Ical pulang dari masjid dan mengucapkan salam serta mencium tangan ibunya. Kemudian segera berlari ke kamar tidurnya. Ical panggil ayahnya. Ada apa pa?‟ Bakrie tersenyum dengan lembut, jangan tidur dulu, kita tadarus. Ical ambil wudhu dulu. Sambil bergegas ke kamar mandi. Ritual tadarus itu usai. Bakrie mengusap kepala kedua anaknya. Dia bangga anak-anaknya sudah bisa mengaji. “besok malam kita tadarus lagi, ujar Bakrie. Odi menatap ayahnya, Tiap malam pa?‟ betul, kata Bakrie. Selama bulan ramadhan kita harus banyak ibadah. Bagaimana dengan bulan yang lain pa, Tanya Odi. Bulan lain juga harus banyak beribadah, bulan ini spesial bulan khusus, jadi harus lebih banyak. Betul pa, tukas Odi, guru ngaji juga bilang begitu kita harus rajin ibadah. Sebelas bulan itu untuk cari duit, satu bulan itu buat ibadah. 18. Satu jam bersama piet hitam Keluarga Bakrie diundang sebuah radio. Ical ditanya tentang liburan yang disuka.”udaranya dingin di Cipanas, kalau malam langitnya bagus, banyak bintang.” “wah pasti sangat indah. Tapi bagaimana kalau dari bintang-bintang itu muncul Zwrte Pietyang sedang mencari anak-anak nakal yang kemudian akan dikurung olehnya selama liburan?”apakah Ical tidak takut?” “tidak om karena tidak nakal? Iya om Ical rajin belajar dan ngaji. Tahun ajaran baru, di kelas dua Ical mendapat juara pertama, juara kedua adalah Ingga. Naik kelas tiga, diampu oleh Cik Setiani. Seperti biasa, kelas diawali dengan menyanyi. “siapa yang berani maju pertama kali. Kushariyanto mengacungkan tangan. Dia maju, sebelum dia menyanyi. Guru menanyai Kushariyanto “kamu mau menyanyikan lagu apa, Kus?” Wiwik langsung menjawab. Serempak anak-anak tertawa. “ssst, diam!lihat!, suara Dami yang melengking tinggi menghentikan tawa mereka. Kushariyanto menangis tersedusedu sambil berlari keluar elas. Cik Stiani belari mengejar. “Cik Setiani datang,”desis Adian sambil berlari ke tempat duduknya. Seluruh murid langsung merapikan tempat duduknya. Cik Setiani muncul tak ada raut senyum, tak raut marah, suaranya tetap lembut, tetap terdengar semakin menakutkan. Dewi arkowati ikut encik ke ruangan guru. Ajaran baru ada murid baru bernama Raymond. Saat ibu Sumargono kembali berencana menggelar pertandingan persahabaatan antara sr perwari melawan kesbelasan anak-anak gang ampiun, Raymond terpilih untuk ikut bertanding. Baanyak pihak yang menolakprtandingan tersebut karena dulu kalah 7-1. Tetapi keputusan kepala sekolah sudah bulat. Tak ada kamus menyerah atau 122 putus asa dalam hidup sumargono. Baginya pengalaman selalu adalah guru yang terbaik. Jika kesebelasan kita terbiasa menang, kita tidak akan pernah siap menerima kekalahan. Begitu alasannya, dulu tahun lalu. Dengan melawan tim yang lebih tangguh, pemain kita akan belajar lebih banyak, begitu alasannya hari ini, tahun ini. Pada akhir pertandingan kiper tim SR Perwari yang sepanjang pertandingan bekerja keras terpaksa memungut bola yang bersarang gawangnya sebanyak tiga kali. Ical dimainkan sebentar oleh pelatih, ia bermain cukup bagus. Aku masih harus banyak belajar, tekad Ical di dalam hati. Akhirnya skor akhir dalah 1-3. SR perwari kalah, tetapi tidak begitu memalukan bila dibanding dengan tahun lalu 1-7. Hasil tahun ini lebih baik, artinya ada kemajuan. Saat perkemahan dilakukan, Raymond berkata:”kepanduan disini terlalu banyak nyanyi-nyanyi, bukan melatih kepandaian lapangan seperti di Belanda. Adian dan Danu tersinggung mendengar celetukan Raymond, tapi mereka berusaha menahan diri. Rizal heran melihat ulah Raymond yang selalu membanding-bandingkan Indonesia dengan Belanda, Ia ingin menyanggah pendapat Raymond, tapi Ia memilih menutup mulut. “kepanduan itu bukan ajang bagi murid untuk bersenang-senang, melainkan untuk menolong orang. “persiapan payah”‟ masak hal semacam ini sekecil ini saja panitia lupa, jangan-jangn mereka dulu tidak pernah jadi pandu. Pantas di sepak bola juga kalah telak! Bisanya cuma ngomong!” kalau tak ada saya, percuma perwari disebut sekolah top. Sama anak kampung saja kalah. Bikin malu!” Adian mulai panas muak melihat kepongahan Raymond. “anak-anak cengeng, pulang saja netek lagi ke ibu kalian!” kata Raymond lagi. Amarah Adian tak berbendung lagi, Ia lalu melompat merenggut kerah baju Raymond. “sekali lagi kau ngomong…” apa?” jawab Raymond, “kau mau bertarung?”. Danu berusaha untuk melerai keduanya. Lukman dan Ade Kadiman menarik Adian sedangkan Ical dan Ingga menarik Raymond. Danu maju. ”Sudah baikan lagi!” “kalau Encik tahu, kita semua bisa dihukum1” tukas Rizal. “kita cuma kemping semalam, jangan sampai acara berantakan.” “Kau mengancam aku?” Raymond memutar-mutar tinju kirinya di depan wajah Ical. Sambil lebih mendekatkan kepalannya sehingga oleh Adian terlihat seperti menoyor wajah Ical. Kemarahan Adian tak bisaditahan lagi. Ical menarik Adian dengan keras. Adian! Kau mau dikeluarkan dari sekolah?” “ia duluan yang nowel kau! Kenapa tidak kau banting dengan jurus judomu?” sudah Adian. Belajar bela diri bukan berarti harus memukul kawan!” Adian meludah ke tanah. Ray bukan kawan, Cal. Ia lawan. Setelah makan malam, Adian tak tahan mencurahkan kemarahan ketika mendapat giliran mencuci piring bersama Ical dan Rizal. Harusnya tadi belanda hitam itu kau hajar, Cal!” aku bukan petinju, Ia tidak menyerangku duluan. Aku lihat ia menyentuh wajahmu.” Ical tersenyum,” tidak!‟ “aku lihat sendiri.” Kau tidak marah?” “Ray sengaja memancing kita untuk marah.” “ah, kau penakut, 123 Cal buat apa belajar judo kalau tidak dipakai. “nanti aku coba bicara dengan Ray.” “gila!” Setelah acara selesai, Ical menatap bintang. Langit ragunan tidak kalah dengan langit di Cipanas. “orion memang bagus.” Ujar sebuah suara di sampingnya. Membuat Ical terkejut. “eh, Ray,‟ sahut Ical. “kau sedang menatap orion?” bukan, aku sedang menatap lintang.” Raymond terdiam, lintang?” ya orang barat seperti kamu waktu di Belanda menyebut orion. Kami menyebutnya lintag waluku. “lain ladang lain belalang.”artinya?”lain tempat lain nama”. Guruku di Belanda sudah mengajari nama-nama bintang, mengenali nama delapan puluh delapan konstelasi.” “Kumpulan bintang, aku heran kenapa disini tidak ada pelajaran bagaimana melihat bintang. Bagaimana Indonesia mau maju?” “disini bukan konsetelasi Ray, tapi rasi bintang, nah, apa hubungan antara kemajuan Indonesia dengan konstelasi mu itu?”ah, sudahlah,‟ ujar Raymond. Aku mau minta maaf atas kelakuanku tadi. Ical tertawa. “kenapa minta maaf kepadaku?” Karena dari kelakuanku tadi ke kamu, Adian jadi marah, Cal.” Kamu sudah minta maaf kepada Adian.”nggak akan. Anak itu sombong. Sok jago.”waktu melawan anakanak Gang Ampiun, ia jarang bagi bola meskipun aku sudah di depan dan berada dalam posoisi yang menguntungkan. Kalau Adian tidak egois, mungkin kita tidak kalah telak.” “Aku nggak perhatikan itu. Aku gak tahu.” “karena kamu nggak bisa main bola secara benar. Telinga Ical mendadak terasa panas. Berkali-kali Raymond mengeluarkan pernyataan yang sangat tak sedap didengar, memerahkan daun telinga. Sabarlah. “maaf, bukan aku menghina,” ujar Raymond, kalian semua main bola dengan ini sambil menunjuk kaki. Bukan dengan ini sambil menunjuk kepala. “Kenapa setiap bicara kau selalu menghina Ray?” aku tidak menghina, Cal,” aku bicara terus terang. Itu beda.” Tapi terus terangmu, caramu bikin orang tersinggung. “Yang tersinggung itu yang harus belajar lagi. 19. P.Ramlee dari Bengkulu Liburan ke Singapura betul-betul berkesan bagi Ical. Penduduknya sangat dhisiplin. Kedisiplinan itu tak semata diterapkan pada hal-hal besar, tapi juga dalam hal-hal kecil, yang bagi warga Jakarta sering dianggap remeh, semisal membuang sampah. Ical masih ingat, seorang bocah yang mengantogi plastik pembungkus makanan karena di dekatnya tak ada tong sampah, sebelum kemudian membuang plastik itu ke tempat sampah. Kisah-kisah pedagang Tionghoa, seperti diceritakan oleh ayahnya selama di Singapura. Bagai kitab terbuka yang memaparkan betapa hidup lebih dari sekadar kerja Keras dan semangat pantang menyerah. Manusia butuh ilmu dan pengalaman, butuh doa dan harapan. Dan kekayaan seseorang taklah ditakar dari seberapa banyak harta yang dimilikinya, tapi dari seberapa kekayaan itu bagi kehidupan keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Perjalanan ke singapura bukan semata riwayat membanggakan, sebab tak semua anak seusianya mampu ke luar negeri., 124 melainkan pengalaman berharga yang membuat mata ical semakin terbuka. Ical teringat pesan ayhnya,” orang yang tidak berpendidikan hidupnya hanya akan sibuk untuk mengejar-ngejar uang. Setelah tiga tahun berturut-turut menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari Anak Sejuta Bintang. Kelas 4 diasuh oleh Cik Suwarti,dan seperti biasa ada murid baru bernama Rudolf Sigarlaki dan Zulkarnain Hazairin. Tradisi guru di SR Perwari setiap ajaran baru pasti ada menyanyi, siapa yang mau menyumbangkan lagu? anak-anak serempak menjawab Kushariyanto, yang mempunyai nama menjawab, yang lain saja Cik. Dia tak berani, ia tidak mau pengalaman lalu terulang kembali, dipermalukan Wiwik. “Saya saja Cik, kata Ucok. Tak pernah terjadi sebelumnya seorang “Saya saja Cik, kata Ucok. Tak pernah terjadi sebelumnya seorang murid baru berani tampil. Biasanya murid baru lebih memilih diam.”Nah ini yang encik senang,” ujar Cik Suwarti.”Sebagai murid perwari, kalian tak usah malu-malu. Ucok punya nyali besar. Ayo tunjukkan kepada teman-teman barumu bagaimana seharusnya anak Indonesia yang pemberani dan penuh percaya diri. Ucok tampil sebagai pahlawan. Dia menjadi pusat perhatian teman-teman yang lain. Ucok mengajak teman-temannya untuk bermain kuda-kudaan. Teman-temannya diminta untuk menunggangi dia. Suasana semakin ramai, sehingga mengundang guru untuk datang, guru-guru mengira ada pertengkaran atau perkelahian. Ucok mendapat hukuman dari guru, berdiri di depan kelas dengan posisi satu kaki terangkat sementara satu tangan menyilang di atas kepala memegang telinga di sisi yang lain. Ucok suka dengan penyanyi P.Ramlee. Dia memotomg rambutnya seperti P.Ramlee. Tukang cukur bertanya, kalian dari SR mana tadi?‟ “perwari! wajah Raymond yang riang berubah galak. Tanya sekali lagi, aku ikat nanti di rel kereta depan sekolah. Pemberang kali kau ni, MOmon?” ujar ucok “orang tanya baikbaik malah kau hardik. Sudah tua orang tu, mungkin seusia pakcikmu. Itu sama saja kau hardik bapakmu sendiri. Kualat kau, kalau sudah dipanggang tuhan di kerak jahanam, baru nyesel minta ampun kau!”. Anak-anak terdiam. Selama ini tak ada yang berani menegur Raymond, murid yang merasa paling tahu, sekeras itu. Ucok pula satu-satunya yang tak memanggil anak itu dengan panggilan Ray, tapi Momon. Raymond pun tak marah. Pertandingan antar gang ampiun dan perwari digelar, dengan skor3-2 perwari kalah. Peran Ucok yamg sangt besar, membuat ia didaulat menjadi ketua tim sepak bola yang baru. 20. Bernyanyi di depan bung karno Anak-anak mempersiapkan pertunjukan untuk menyanyikan di depan bung karno 17 Agustus. Sejarah berulang Ical tetap menjadi juara kelas. Ada kabar yang sangat menggemparkan, Ucok tidak naik kelas. Tak ada seorang pun yang menyangka, mengingat Ucok adalah putra seorang mentri. Mustahil rasanya anak pejabat tinggi negara tidak naik kelas. Lebih tak masuk akal lagi bagi mereka ada 125 sekolah yang berani bersikap tegas, termasuk kepada jagoan sepak bolanya sendiri. Di mata Ical, Ucok bukanlah siswa yang malas belajar, meskipun tidak termasuk pelajar yang cerdas. Tetapi, Ucok memang beda. Kecewa dan sedih tak membayang sedikit pun di wajah Ucok. Seperti biasa, Ia bersikap wajar seolah tak terjadi apa, seolah tinggal kelas bukanlah peristiwa memalukan baginya. Menjelang pulang anak-anak berkumpul, mereka ingin tahu bagaimana sikap seseorang menteri jika anaknya tidak naik. “Ayahku tak marah, hanya menanyakan apakah aku masih sanggup sekolah atu tidak. Jawabanmu? tanya Rizal. Ucok menjawab dengan tegas, “sanggup” “tapi”, ujar Danu. Dari mana ayahmu tahu kau tidak naik kelas? Bukankah rapor baru dibagikan hari ini?” Ucok mennjawab, “Cemmana pula, aku sudah punya firasat taka akn naik, jadi aku ceritakan lebih dulu kepada ayahku supaya tak kecewa belakangan, “bagaimana tanggapan beliau? Tanya wiwik. beliau bilang kalau aku masih sanggup seklah, ikuti peratuan sekolah. Kalu sudah taksanggup tak usah sekolah. Ayahmu tidak…, ujar raymond masih tak pecaya pada penjelasan ucok yang terdengar sagat sederhana. Maksudku ayahmu tidak menggunakan pengaruhnya agar sekolah ini tetap menaikkanmu?” ucok tertawa kecil. “ kautak kenal ayahku, momon. Orang-prang bilang ia sngat tegas dalmpekerjaan, padahal mereka tak sepenuhnya benar karena di tengah keluarga, ayahku jauh lebih tegas. Banyak yang meragukan penjelasan ucok, tapi mereka tak mau bertanya lebih jauh karena khawatir ucok tersinggung atau sakit hati. 21. Upacara di Ciparay Ical mempunyai rencana besar yaitu mengumpulkan anak-anak Ciparay. Dia meminta bantuan Om Hasan gudang untuk mengumpulkan Milun dan anakanak kampung Ciparay. Ical meminta tolonng ibunya untuk menjahitkan sepasang seragam. Ibunya heran karena tak mengerti tujuan Ical tetapi Roosniah salut pada semangat anaknya yang merelakan celengan demi membeli kain dril berwarna putih. Sebenarnya Roosniah ingin bertanya untuk apa pakaian seragam itu tetapi dia tak ingin membuyarkan kebahagiaan anak sulung. 22. Tragedi demi Tragedi Al yang sewaktu kelas 1 pindah ke Medan, kelas 5 dia jadi murid SR Perwari lagi. “ waktu itu kau yang jadi juara kelas Cal…”kebetulan , Al, tukas Ical kata Ingga sejak itu kau tak pernah bisa ia kalahkan, kebetulan… Kebetulan itu terjadi cuma sekali Cal,” sela Al, “Kalau terjadi berkali-kali, itu bukan kebetulan namanya. Kau memang selalu berusaha menjadi yang terbaik.”Kalau itu memang betul. Aku ingin menjadi yang terbaik di segala hal. Baik pelajaran yang mengandalkan otak, maupun olahraga yang mengutamakan fisik.” Kelas 5 ini ada murid baru bernama Susanto, yang banyak digemari perempuan. Kelas 5 ada latihan renang di Zwembad Ijkman di dekat CBZ. Setelah tiga tahun berturut-turut tim sepak bola SR Perwari melawan tim anak126 anak Gang Ampiun dan tidak pernah menang. Akhirnya seluruh tim dan guru menyadari mereka tak perlu mempermalukan diri untuk keempat kalinya. Menyadari keterbatasan diri jauh lebih baik ketimbang memelihara harapan yang terlalu tinggi. Mereka memutuskan untuk melakukan pertandingan persahabatan dengan sesama SR saja. Mereka meyakini bahwa ketidakberhasilan seseorang di satu bidang bukan berarti orang tersebut pasti akan gagal juga di bidang lain. Permainan kasti berlangsung dengan pertengkaran antara Susanto dengan Raymond. Adian mencoba membela Raymond. Pertengkaran tersebut dilerai oleh Danu. Danu berlari mencoba memisahkan, tetapi Adian yang sedang marah membentak. “mundur, Nu. Jangan ikut-ikutan. “biarkan mereka satu lawan satu, ujar Danu yang menarik tangan Raymond. Kalau kau mau mengeroyok Susanto, aku menghentikanmu, ancamnya dalam posisi judo. Ical terkejut melihat Danu memiliki kemampuan judo yng selama ini tak pernah diungkapkan kepada teman-temannya. Raymond marah “brengsek, ternyata kau malah membela Susanto,” ujar Raymond sambil pasang kuda-kuda bertinju “kupikir kau temanku.” “aku tidak membela Susanto, aku tidak mau Ia diperlakukan tidak adil.” 23. Jangan berdiri di tempat gelap Memasuki kelas 6 dipandu oleh Ibu Ari, sang kepala sekolah sekaligus menjadi wali kelas mereka. Ujian akhir sudah berlangsung. Saatnya pengumuman. Wajah Ical sangat gembira karena akan memberikan hadiah yang sangat berharga bagi orang tuanya. Selama ini Ical sangat bahagia bisa memberikan kebanggaan kepada orang tuanya, dengan prestasi gemilang selalu menempati peringkat pertama selama lima tahun berturut-turut. “Dan sekarang saya akan umumkan nama murid yang memperoleh nilai tertinggi sekaligus menempati peringkat pertama, ujar Ibu Ari. “Degup jantung Ical semakin cepat.” Ananda yang berbahagia itu adalah …” Abu Rizal Bakrie!seru Danu dan Raymond dari pojok ruangan. “Ibu Ari tersenyum, saya ulang sekali lagi, ananda yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi dan meraih peringkat pertama adalah Lingga Kusuma Karim. Anak-anak kelas 6 langsung bertatapan satu sama lain. Seolah tak percaya lagi pada pendengaran mereka. Ingga sendiri sampai ternganga. Benarkah semua terjadi? “Dikedalaman hati Ical sedang berlangsung pertarungan batin.”Dan di tempat kedua, Ibu Ari mengedarkan pandangan dan menemukan wajah Ical.”Aburizal Bakrie”. “Cal namamu dipanggil!”bisik Roosniah dengan mata berbinar bahagia. Bakrie menepuk-nepuk bahu Ical dengan bangga.”Hebat kamu Cal!” Rasarasanya Ical ingin hilang seketika atau melenyapkan diri atau apa saja yang bisa membuatnya jauh dari tatapan keheranan teman-temannya. Ia ingin berlari. Lima tahun kejayaan sebagai juara pertama mendadak tak berbekas apa-apa. Dalam perjalanan pulang Ical tidak banyak bicara, ia merenung dan mencoba mengingat-ingat peristiwa apakah gerangan yang membuat dia gagal mempertahankan kejayaan lima tahun. 127 Sebelum berpisah dengan Ingga, Ical sudah mengucapkan selamat dengan hati yang sangat tulus, yang tampak masih belum percaya dengan hasil mengejutkan, yang membuat Ical kecewa luarbiasa adalah karena ia tergelincir di saat-saat akhir. “Selisih nilaimu dan Ingga tipis sekali, Cal, hanya beda satu angka, “ujar Roosniah bermaksud menunjukkan bahwa ia bangga dengan ketatnya persaingan itu. Ya hanya beda satu angka! Jerit Ical di dalam hati. Tapi mengapa bukan dirinya yang berhasil mendapatkan satu angka lebih besar dari Ingga? Bakrie melirik Ical yang sedang melamun. “posisi kedua dalam ujian akhir itu sama sekali bukan hal yang jelek.” Lanjut Bakrie karena mengerti penyebab kegundahan putra sulungnya. Paling menyedihkan ialah karena ia gagal pada langkah terakhir, langkah yang paling menentukan. Ical merasakan kelelahan memberati mata dan pikiran. Ia bersaha mengusir kesedihan di dalam hati, tapi ia seperti seorang tabib yang tak bisa menyembuhkan penyakit sendiri. “Ical minta maaf karena telah mengecewakan papa dan mama.” Katanya dengan mata berkaca-kaca. “Siapa bilang papa dan mama kecewa?” sahut Bakrie. “papa tahu kamu sudah belajar keras, mma sering menceriakan keuletan dan ketekunanmu. Kamu sudah beruaha sekuat daya, itulah yang sesungguhnya membanggakan hati papa.” “Betul Cal,” imbuh Roosniah.”Mama tidak kecewa.” Ingat nak, ada kekuatan di luar diri kita yang lebih menentukan,”kata Bakrie “Sekarang papa mau tanya. Ical mau hadiah lulus liburan kemana?” Ical tak menjawab. Setiba di rumah Ical mengurung diri di dalam kamar. Ical baru keluar setelah malam tiba. Ical renungi peristiwa menyedihkan yang baru saja terjadi. Bertahun-tahun sejak kelas1 hingga kelas 5 Ia berhasil mempertahankan posisi sebagai murid dengan nilai tertinggi di SR Perwari. Namun pada tahun terakhir yang paling menentukan Ical justru kehilangan, sungguh Icaltak pernah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi takdir aneh yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya: menjadi orang kedua. Tidak ada kesalahan, katanya ada diri sendiri, kau sudah mengerjakan segalanya dengan benar. Ical merasa telah belajar dengan pola teratur, dhisiplin menjaga stamina, hingga latihan mengerjakan soal yang ia karang sendiri tetapi semua itu belumlah cukup. Ia kalah, ia takluk, justru di akhir perburuan. “Tidak semua yang kita inginkan bisa kita raih” Ical diajak keluarga berlibur ke Cipanas. Setelah shalat berjamaah Ical diajak menghirup udara segar di villa Cipanas. “sewaktu kamu berumur dua tahun, Cal perusahaan Bakrie dan Brothers bangkrut. Habis. Uang tak ada, utang segunung. Semua orang menganggap perusahaan ini sudah tidak ada. Mati. Papa juga sempat berpikiran seperti itu.” “Tapi kemudian papa berpikir kalau papa yang berpikir perusahaan ini akan mati, maka perusahaan ini pasti akan mati betulan. Jadi papa mulai lagi 128 semuanya dari nol besar. Berat sekali tapi Alhamdulillah sekarang kamu lihat sendiri papa bisa menghidupi keluarga kita.” “Papa tidak melarang kamu sedih karena hasil ujian. Sedih itu lumrah. Tetapi sedih yang secukupnya saja. Menjadi juara dua itu bukan hal yang buruk. Kalau diibaratkan perusahaan, kondisi keuanganmu tidak minus seperti papa bangkrut.” “Jangan samapai kesedihan itu membuat Ical jauh dari adik-adik, mengurung diri. Ical harus mennjukkan bahwa sabagai anak tertua, sebagai kakak sulung, ical bias menjadi contoh ketegaran bagi adik-adik. Ical sudah tahu arti nama Aburizal? “Nama itu gabungan dari Abu dan Rizal. Kata Abu itu dalam bahasa Arab berarti bapak, yang maksudnya sebagi pelindung, pemimpin. Sedangkan Rizal dalam bahasa Arab artinya laki-laki.” Papa juga mengambil dari nama pahlawan Filipina, Jose Rizal, yang sangat pemberani itu. “Jadi dengan namamu itu, papa dan mama ingin Ical menjadi pemimpin yang pemberani, pemimpin yang berjiwa pelindung, tak akan membiarkan dirinya dikuasai kesedihan trus menerus. Bukan kesedihan yang menguasai dirinya, tapi dirinya yang harus bisa menguasai kesedihan. Sedih itu boleh, manusiawi, tapi jangan terlalu lama. Kalau kita anggap suasana gembira itu seperti siang hari yang cerah dan terang, maka kesedihan adalah suasana gelap. Kita tak boleh terlalu lama berada dalam gelap, Cal. Kamu tahu mengapa?” “Karena kalau kita berdiri terlalu lama di dalam gelap, bayangan kita pun akan pergi meninggalkan kita.” Belum lagi guru-gurumu di sekolah yang menjadi bintang penerangmu sehari-hari. Mereka dalah bintang yang menemani kamu menemukan sesuatu dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.‟ Jangan lupakan guru ngajimu, karena kerja kerasnya kamu bisa memahami betapa indahnya cahaya ilahi jika sudah menerangi hati. 129 DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV Sinar Baru. Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Muhammad dkk. 2010. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Dididik). http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-nilai-dan-macammacam-nilai.html (online) diakses 21 juli 2015). Arifin, E Zaenal. 2000. Dasar-dasar Pennulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: PT Puri Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. . 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogakarta: DIVA Press. Aziez, Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia. Baharuddin. 2010: Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA. Basral, Akmal Nasery. 2012. Anak Sejuta Bintang perjalanan panjang penuh cahaya. Bandung: Expose. Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Daradjat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Semarang: PT. Toha Putra. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. 130 , 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Fannani, Zainudin. 1 November 1991. Hakikat Disiplin. Buletin An-Nada, hlm. 1 Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra, http://nesaci.com/jenis-dan-pengertiannovel (Online) diakses 8 Juni 2015). Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi penelitian & teknik penyusunan skripsi. Jakarta: Rineka Cipta. Gie, The Liang. 1977. Cara Belajar yang Menyenangkan (Sebuah Buku Pegangan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Haryadi. 1994. Sastra Melayu. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Haryanta, Agung Tri, 2012: Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: PT Aksarra Sinergi Media. Hurlock, Elizabeth B. 1991. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Jathee, Imperial. 2013. 13 Poin Menulis Cerita Pendek. Yogyakarta: ANDI. . 2014. Gampang Menjadi Penulis Fiksi Cyber di Kolom Fiksiana Kompasiana. Yogyakarta: ANDI Kusmana, Suherti. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Rosda Karya. Lewis, Ramon. 2004. The Discipline Dilemma (Dilema Kedisiplinan; kontrol, manajemen, pengaruh). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trustmedia. Maurice J. Elias, Steven E. Tobias, dan Brian S. Friedlander; penerjemah, Ary Nilandari. 2004. Cara- cara efektif mengasah EQ remaja: mengasuh dengan cinta, canda, dan disiplin. Bandung: Kaifa. Mardalis. 1995. Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Jakarta : Bumi Aksara. 131 Mas‟udi, Asy. 2000. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, (http://gardapengetahuan.blogspot.com/2013/10/pengertian-disiplin-belajar.html, diakses 21 Juli 2015). Muhaimin, Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis Dan Karangka Dasar Operasionalnya), Semarang: Tringenga Karya. Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Muhibbin, Syah. 1997 Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. . 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: menjawab tantangan krisis multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara. Moleong,Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nizar, Imam Ahmad Ibnu. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini. Jogjakarta: DIVA Press Nugroho, Ipnu Rinto. 2014. Menjadi Penulis Kreatif.\. Yogyakarta: Notebook. Nurgiantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN SALATIGA. 2008 Prijodarminto, Soegeng. 1994, Disiplin : kiat menuju sukses (Online), (http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2114584-faktor-yang mempengaruhi-disiplin-belajar/#ixzz1Lkl9U3lf, diakses 21 Juli 2015). Poerwodarminto. 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rachman, Maman. 1991. Disiplin Siswa Di Sekolah. (http://id.shvoong.com/socialsciences/psychology/2114584-faktor-yang-mempengaruhi-disiplinbelajar/#ixzz1LZTeAZef, diakses 21 Juli 2015). 132 Rahman, Masykur Arif. 2013. Kesalahan-kesalahan guru saat mengajar. Jogjakarta: Laksana. Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sambu, Gari Rakai. 2013. Langkah awal menjadi penulis fiksi. Yogyakarta: Media Pressindo. Tarigan, Henri Guntur.1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Angkasa. Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tulus Tu‟u, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo, Jakarta. Wiyanto, Asul. 2012. Kitab Bahasa untuk SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Umum. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press. https://aersmile159.wordpress.com/e-learning/pengertian-dan-hakikat-disiplin-belajar https://evolia.wordpress.com/2007/05/12/nagabonar-jadi-2/ http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-sang-pencerah.html http://tafakur-virgo.blogspot.com/2012/02/analisis-presiden-prawiranegara 133 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Siti Haniah Nim : 111-11-117 Tempat / Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 21 April 1993 Alamat : Candiwesi RT 02 RW 04, Kel. Bugel, Kec. Sidorejo, Salatiga Nama Ayah : Muhammad Munir Nama Ibu : Fatonah Nama Adik : Nur Azizah Agama : Islam Pendidikan : 1. Raudhatul Athfal Masyithoh LULUS Tahun 1999 2. SD BUGEL 01 Salatiga LULUS Tahun 2005 3. SMP N 5 Salatiga LULUS Tahun 2008 4. MAN SURUH LULUS Tahun 2011 Salatiga, 23 September 2015 Penulis 134 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Sinopsis Novel Anak Sejuta Bintang Lampiran 2 Nota Pembimbing Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 4 Daftar Nilai SKK Lampiran 5 Riwayat Hidup Penulis 135 136 137 138 139 140 141