nilai-nilai kedisiplinan dalam novel anak sejuta bintang skripsi

advertisement
NILAI-NILAI KEDISIPLINAN
DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SITI HANIAH
NIM 111 11 117
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
i
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]
Maslikhah, S. Ag., M.Si.
Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar
Hal
: Naskah skripsi
: Saudara Siti Haniah
Kepada
Yth. Rektor IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: Siti Haniah
Nim
: 111 11 117
Fakultas
: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul
: Nilai-nilai Kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta
Bintang.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 11 September 2015
Maslikhah, S. Ag., M.Si.
NIP. 19700529 200003 2001
iii
SKRIPSI
NILAI-NILAI KEDISIPLINAN
DALAM NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG
DISUSUN OLEH
SITI HANIAH
NIM: 111-11-117
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan
memebuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
Sekertaris Penguji
Penguji I
Penguji II
: Ghufron, M.Ag
: Hj. Maslikhah, S.Ag.,M.Si
: Drs. Mubasirun, M.Ag
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.




Salatiga, 29 September 2015
Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
NIP. 196701221 199903 1 002
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website:www.iainsalatiga.ac.idEmail:[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Siti Haniah
NIM
: 111 11 117
Jurusan
: Tarbiyah
Progam studi
: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Agustus 2015
Yang menyatakan
Siti Haniah
NIM: 111 11 117
v
MOTTO
“Kedisiplinan itu tak semata diterapkan pada hal-hal besar,
tapi juga dalam hal-hal kecil… ” (Anak Sejuta Bintang, 2012: 309).
“Tetapkan tujuanmu berdasarkan bintang di langit, bukan pada kerlap-kerlip lampu
kapal yang datang dan pergi” (Aburizal Bakrie mengutip Bradley, pidato
penghargaan Achmad Bakrie 2011).
“… Belum lagi guru-gurumu di sekolah yang menjadi bintang penerangmu seharihari. Mereka bintang yang menemani kamu menemukan sesuatu, dari yang semula
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti”
(Anak Sejuta Bintang, 2012: 396).
vi
PERSEMBAHAN
Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah
tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup
justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan
pengorbanan. Semua telah Kau tetapkan hidupku dalam tangan-Mu dalam takdir-Mu
rencana indah yang telah Kau siapkan bagi masa depanku yang penuh harapan.
Harapan kesuksesan terpangku di pundak sebagai janji kepada mereka…
1. Orang Tuaku yaitu Bapak (Muhammad Munir) dan Ibu (Fatonah), yang sejak
ananda dilahirkan tak henti-hentinya memberikan yang terbaik kepada ananda
walau dalam keadaan apapun, Ananda rasa, bagaimanapun caranya, ananda
tidak mampu membalas semua kebaikan yang telah Bapak dan Ibu berikan.
Senyuman Bapak dan Ibu selalu menjadi motivasi terkuat ananda berjuang di
sini. Besar harapan ananda untuk dapat menjadi anak yang menjadi sebab
keselamatan dan kebaikan Bapak dan Ibu di dunia dan akhirat. Ananda
bersyukur mempunyai orang tua seperti Bapak dan Ibu.
2. Adikku (Nur Azizah) yang sangat kusayangi. Terima kasih telah menjadi
penyemangat dan sumber inspirasi disaat menyelesaikan skripsi ini. Besar
harapan, kakak dapat menjadi contoh yang baik sehingga mampu manjadi
sosok yang jauh lebih hebat.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai
Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang” dapat terselesaikan.
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang
telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Siti Rukhayati, M.Ag. , selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
3. Maslikhah, S.Ag., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik.
5. Mujib Sahli, S.Ag., M.SI yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi
penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian skripsi ini. .
viii
7. Guru-guru ku dari RA sampai perguruan tinggi yang turut memberikan motivasi
serta ilmu kepada penulis, sehingga penulis bisa mendapatkan sedikit
pengetahuan.
8. Sahabat-sahabatku (Fitri Ikhmah, Nur Hidayah, Irwina Saftri, Siti Fatimah, Diyah
Idhawati, Nur Jannah, Al Millatul Mizza), yang selalu memberikan do‟a dan
semangat kepadaku.
9. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI C dan D angkatan tahun 2011,
kelompok KKL, kelompok PPL, kelompok KKN, dan semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Almamaterku tercintaInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 8 September 2015
Penulis
Siti Haniah
NIM: 11111117
ix
ABSTRAK
Haniah. Siti. 2015. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen
Pembimbing: Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Kata kunci: Nilai-nilai Kedisiplinan, Novel Anak Sejuta Bintang.
Fakta di masyarakat tampaknya belum menunjukkan kalau disiplin sebagai
budaya. Budaya yang justru berkembang adalah budaya melanggar aturan. Masih
banyak disekolah-sekolah bahwa peserta didik yang tidak disiplin. Novel Anak Sejuta
Bintang ini merupakan salah satu cara penyampaian penanamam nilai-nilai
kedisiplinan sejak dini kepada anak-anak. Kedisiplinan itulah kiranya yang dapat
menerangkan resep keberhasilan dari Aburizal Bakrie. Banyak kiranya manusia di
dunia yang memiliki talenta, kompetensi, namun tidak memiliki disiplin. Disiplin
menjadi distingsi yang menjadi penerang antara keberhasilan dan kegagalan. Maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:(1) Bagaimana nilainilai kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang?(2) Bagaimana nilai-nilai
kedisiplinan menurut para tokoh?(3) Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan dalam
belajar?(4) Bagaimana implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan(library research), sedangkan
dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif analisismengenai
(bibliographis), dengan menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis
yaitu novelAnak Sejuta Bintang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
dokumentasi guna menjadi referensi dalam penyusunan skripsi ini yang realitasnya
tentang nilai-nilai kedisiplinan. Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah
analisis isi (content analysis) atau analisis dokumen, dan dari analisis tersebut ditarik
kesimpulan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel
Anak Sejuta Bintang antara lain disiplin dalam menggunakan waktu, dalam belajar,
dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.(2) Nilai-nilai
kedisiplinan menurut para tokohadalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu
anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang
berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.(3) Nilai-nilai
kedisiplinan dalam belajar merupakan proses mengubah perilaku kebiasaan individu
anak dalam proses belajar menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan
ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. (4)
Implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar yaitu mengembangkan
pendidikan penyadaran, latihan pembiasaan, membangun karakter/kepribadian.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL .....................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................
ii
JUDUL ........................................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iv
PENGESAHAN NASKAH SKRIPSI..........................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................
vi
MOTTO .......................................................................................................
vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTARLAMPIRAN .................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah..................................................................
9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
9
D. Kegunaan Penelitian ..............................................................
10
E. Metode Penelitian ...................................................................
11
F. Penegasan Istilah
15
xi
G. Sistematika Penulisan ............................................................
17
BAB II KAJIAN TEORI
A. Novel .....................................................................................
19
1. Pengertian Novel ...............................................................
19
2. Novel sebagai Karya Ilmiah ...............................................
21
3. Jenis-jenis Novel ................................................................
25
4. Unsur-unsur Novel .............................................................
29
a.
Unsur Intrinsik ............................................................
30
b.
Unsur Entrinsik ...........................................................
31
5. Tujuan Novel......................................................................
43
6. Peran novel dalam membangun karakter ...........................
45
B. Nilai-nilai Kedisiplinan ..........................................................
46
1. Nilai ............................................................................
46
a. Pengertian Nilai ...................................................
46
b. Macam-macam Nilai ............................................
48
2. Kedisiplinan ................................................................
50
a. Pengertian Kedisiplinan .......................................
50
b. Macam-macam Kedisiplinan ...............................
53
c. Tujuan Kedisiplinan .............................................
55
d. Fungsi Kedisiplinan .............................................
56
e. Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan .................
58
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ........
59
xii
BAB III BIOGRAFI
A. Biografi Pengarang.................................................................
61
1. Riwayat Hidup Pengarang ................................................
61
2.Aktifitas Pengarang ...........................................................
61
3. Hasil Karya Pengarang .....................................................
63
B. Biografi Novel ........................................................................
73
1. Unsur Intrinsik Novel Anak Sejuta Bintang ....................
73
a.
Tema .........................................................................
73
b.
Penokohan ................................................................
73
c.
Alur ...........................................................................
76
d.
Sudut Pandang ..........................................................
78
e.
Latar atau Setting ......................................................
78
f.
Amanat......................................................................
79
2. Keunggulan Novel Anak Sejuta Bintang .........................
80
C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang .
81
BAB IV ANALISIS DATA
A. Nilai-nilai Kedisplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang....
85
B. Nilai-nilai Kedisiplinan menurut Para Tokoh ........................
89
C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Belajar ...................................
90
D. Implikasi Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta
Bintang....................................................................................
xiii
98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
101
B. Saran .......................................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kian maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat dipandang
sebagai perwujudan rendahnya kedisiplinan diri. Pemicu utamanya diduga,
adalah situasi dan kondisi keluarga yang negatif (Shochib, 1998). Saat ini,
banyak orang tua yang berasumsi bahwa ketika mendengar kata “disiplin” yang
tergambar dalam pikirannya adalah “keras, hukuman, dan penuh paksaan”.
Padahal tidak demikian, mengajarkan kedisiplinan tidak identik dengan
kekerasan. Dunia militer, menegakkan disiplin acap kali sering berkonotasi
dengan pengertian-pengertian tersebut. Namun, dalam dunia mendidik anak,
kedisiplinan justru diterapkan dengan cara fleksibel dan bermakna (Rahman,
2014: 62).
Kedisplinan masih menjadi barang mewah di negeri ini. Padahal, disiplin
adalah salah satu mutlak dalam menggapai kesuksesan, dalam menggapai citacita besar, dalam dunia pendidikan. Tanpa kedisiplinan yang tinggi, kualitas
lembaga pendidikan akan kalah dari bangsa-bangsa lain yang menerapkan
disiplin tinggi, seperti Malaysia, Australia, Cina, dan jepang ( Asmani, 2009: 87).
Dilematis, jika orang tua tidak mengajarkan kedisiplinan disatu sisi dan pada satu
sisi orang tua salah mengartikan kedisiplinan itu sendiri. Namun, sebagai orang
tua ataupun pendidik haruslah tetap menegakkan disiplin (Rahman, 2014: 63).
1
Aburizal Bakrie yang berbasiskan dari keluarga entrepreneur, merupakan
sosok yang telah terlatih disiplin sejak kecil. Aburizal Bakrie membagi ilmu
tentang disiplinnya, Aburizal berpendapat bahwa:
“Satu hal dari kecil, saya dididik menjadi seorang yang disiplin khususnya
disiplin pada waktu, jadi dari kecil saya itu selalu diatur per setengah jam,
satu hari dibagi menjadi setengah jam-setengah jam, setiap setengah jam
saya selalu beraktifitas, itu saya lakukan dari SD, SMP, SMA, kemudian
mahasiswa sampai sekarang juga begitu.”
Kedisiplinan itulah kiranya yang dapat menerangkan resep keberhasilan dari
Pria kelahiran Jakarta, 15 November 1946 ini. Banyak kiranya manusia di dunia
yang memiliki talenta, kompetensi, namun tidak memiliki disiplin. Disiplin
menjadi distingsi yang menjadi penerang antara keberhasilan dan kegagalan.
Bahkan menurut sebuah buku manajemen, diperlukan 10.000 jam latihan secara
intens untuk menjadi seorang yang ahli. Hal tersebut tentu saja berkorelasi
dengan disiplin. Aburizal terbukti keberhasilannya dalam mengelola perusahaan
dari berbagai varian produk, kiprah di kementerian, dalam berkeluarga, ataupun
memimpin nakhoda Partai Golkar menuju pencapaiannya menjadi Suara Golkar,
Suara Rakyat. Seperti dalam percakapan ketika Ical bersama ayahnya tentang
kedisiplinan berikut ini:
“Papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai Papa selalu bagus. Akhirnya,
Atuk terus mengizinkan Papa untuk terus berjualan.” “Caranya
bagaimana?”“Jualannya?”. “Bukan, bagi waktu, Pa…” “Harus disiplin.
Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan kue,
waktu main…”(Basral, 2012: 147).
Disiplin diri merupakan aspek utama dan esensial pada pendidikan dalam
keluarga yang diemban oleh orang tua karena mereka bertanggung jawab secara
2
kodrati dalam meletakkan dasar-dasar dan fondasinya kepada anak- anak. Upaya
orang tua atau pendidik akan tercapai jika anak telah mampu mengontrol
perilakunya sendiri dengan acuan dari nilai-nilai moral yang terinternalisasi
(Shochib, 1998).
Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Disiplin
merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal
malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect, dan tidak ada
dalam pikirannya kecuali hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya
(Asmani, 2009: 88). Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang
mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, normanorma yang berlaku dalam pendidikan disekolah. Membangun kesadaran hidup
disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua sebagai figur utama untuk
memberikan contoh sikap disiplin oleh anak-anaknya. Guru sebagai figur teladan
murid harus memberikan contoh yang baik dalam pergerakan disiplin ini.
Ajaran Islam mengajarkan kepada umat islam untuk menerapkan disiplin
dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam ibadah, belajar dan kegiatan
lainnya sebagaimana dalam melaksanakan fardhu 'ain di dalam Islam yang
berupa sholat lima waktu, puasa Ramadhan dan lain-lain semua itu sungguh
merupakan suatu latihan atau yang sangat berarti untuk disiplin diri sendiri( self
discipline). Perintah untuk disiplin secara implisit tertulis didalam firman Allah
yaitu surat An-nisa‟ ayat 103:
3
         
         
  
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah
Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring,
kemudian apabila kamu terasa aman maka dirikanlah shalat itu
(sebagimana biasa) sesungguhnya shalat itu kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang yang beriman." (Q.S.An-Nisa:
103).
Sayyidina
Ali
selalu
memposisikan kedisiplinan
diatas
segalanya.
Kedisiplinan adalah gerbang menuju sebuah kesuksesan. Sayyidina Ali selalu
menerapkan kedisiplinan kepada anak-anaknya. Beliau selalu mengajarkan anakanaknya untuk shalat tepat waktu (Rahman, 2014: 61). Dradjat (1995: 47),
bahwa shalat lima waktu merupakan latihan pembinaan disiplin pribadi. Shalat
fardlu lima waktu dalam waktu-waktu tertentu dapat membentuk disiplin yang
kuat pada seseorang. Ketaatan melaksanakan pada waktunya, menumbuhkan
kebiasaan untuk selalu teratur dan terus menerus melaksanakannya pada waktu
yang ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas bahwa dengan menerapkan kebiasaan shalat tepat
waktu akan tertanam disiplin diri. Pada akhirnya kebiasaan disiplin tersebut
tidak hanya ketika melaksanakan shalat namun, implementasinya pada kehidupan
sehari-hari seperti salah satunya disiplin dalam belajar.
4
Djamarah ( 2002: 10), menyatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang
kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Bahwa dalam
belajar tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan
kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah payah,
tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui.
Penyebabnya tidak lain karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang
bersemangat, tidak tahu bagaimana berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan
masalah pengaturan waktu dalam belajar. Istirahat yang kurang cukup, dan
kurang tidur .
Belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan semangat
menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan
(Djamarah, 2002: 13). Bahwa dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan
pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mungkin
mempunyai cara belajar yang baik. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk
bekerja secara teratur (Liang, 1977: 51).
Pada awal proses belajar perlu adanya orang tua. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara: (1) melatih, (2) membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilainilai berdasarkan acuan moral. Jika anak telah terlatih dan terbiasa berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai moral maka (3) perlu adanya kontrol orang tua untuk
mengembangkannya (Shochib, 1998: 21). Cara belajar yang baik adalah suatu
kecakapan yang dapat dimiliki oleh seorang mahasiswa. membaca atau
mempelajari pengetahuan mengenai cara belajar yang baik dan tidak sukar.
5
Tetapi mengusahakan agar kecakapan itu benar-benar dimiliki dan harus
digunakan sehari-hari dalam usaha belajarnya, hingga menjadi kebiasaan yang
melekat pada dirinya. Kalau cara belajar yang baik telah menjadi kebiasaan.
Maka tidak ada lagi resep-resep yang harus selalu diperhatikan sewaktu belajar.
Demikian pula unsur keteraturan dan disiplin tidak akan terasa lagi sebagai beban
yang berat (Liang, 1977: 51).
Kedisiplinan di sekolah merupakan salah satu aspek yang harus ada, karena,
kedisiplinan merupakan suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan
yang ada di sekolah. Adanya kedisiplinan akan memotivasi para siswanya untuk
bersaing dengan cerdas dalam meraih prestasi. Dengan demikian, kedisiplinan di
sekolah perlu diterapkan terutama pada pelaksanaan proses belajar mengajar,
karena disiplin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar.
Karya sastra yang ada di Indonesia salah satunya adalah novel. Novel
merupakan karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsiknya.
Nurgiantoro (2012), bahwa karya fiksi menceritakan kehidupan manusia dalam
interaksi dengan lingkungan sesama, diri sendiri, dan interaksi pengarang dengan
Tuhan. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung
jawab, sekaligus cerita yang memberikan hiburan pada pembaca.
Secara etimologis, sastra juga berarti alat untuk mendidik. Lebih jauh,
dikaitkan dengan pesan muatannya hampir secara keseluruhan karya sastra
merupakan sarana-sarana etika. Memahami karya sastra pada gilirannya
6
merupakan pemahaman terhadap nasehat dan peraturan, larangan dan anjuran,
kebenaran yang harus ditiru, jenis-jenis kejahatan yang harus ditolak, dan
sebagainya (Ratna, 2005: 447).
Relevansi karya sastra novel terhadap nilai-nilai kedisiplinan akan diperoleh
manfaat berbagai pesan yang terkandung di dalamnya. Kedisiplinan sebagai
suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap
peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku dalam pendidikan disekolah.
Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua
sebagai figur di dalam rumah serta guru sebagai figur teladan murid harus
memberikan contoh yang baik dalam pergerakan disiplin.
Persentase di kalangan masyarakat yang kebanyakan membeli novel adalah
kalangan pelajar terutama pelajar remaja. Salah satu alasannya, cerita yang
dilampirkan oleh pengarang hampir sama dengan kejadian yang mereka alami
dalam kehidupan sehari-hari, seperti kebanyakan bercerita tentang cinta.
Seharusnya anak membaca novel tidak hanya sekedar “menina bobokan”. Akan
tetapi, bermanfaat serta dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
seperti nilai-nilai kedisiplinan yang ada dalam novel.
Novel Anak Sejuta Bintang merupakan novel biografis seorang pengusaha
sekaligus politikus terkenal, Aburizal Bakrie. Novel Anak Sejuta Bintang ini
menarik untuk dibaca. Menurut Dini sebagai sastrawan berpendapat sebagai
berikut:
7
“Anak Sejuta Bintang adalah novel biografis yang sangat berguna, baik
dibaca untuk dijadikan dasar cara pendidikan terhadap anak. Lebih-lebih
dimasa tumbuh kembang anak tersebut.”( Basral, 2012).
Penerbit Mizan sebuah media online mengungkapkan bahwa novel ini telah
masuk kategori best seller yang terbit pada Januari 2012. Hal ini terbukti dengan
larisnya novel tersebut di pasaran dengan angka penjualan hampir 10 ribu
eksemplar bulan pertama.
Ical (sapaan kecil Aburizal Bakrie) adalah tokoh utama dan pertama dalam
novel tersebut. Ical merupakan anak sulung dari Ahmad Bakrie dan Roosniah.
Ical juga seorang yang sangat patuh kepada kedua orang tuanya. Ical
dan
keluarganya tinggal di Emma Laan, Jakarta Timur. Ical memiliki tiga adik
kandung yakni Odi, Nirwan, dan Indra. Ical juga tinggal bersama kerabatnya
Hajja Rafiah dan Tati. Sejak kecil, Ical tumbuh dalam lingkungan keluarga yang
berkecukupan. Namun, hal itu tidak membuatnya menjadi anak yang manja.
Justru ia sering mengalami kekalahan dan pernah pula mengalami penolakan.
Kehadiran keluarganya yang selalu mendengarkan cerita dan keluhannya serta
memberi semangat menghadapi hidup ini membuatnya menjadi pribadi yang
kuat, disiplin dan pantang menyerah. Ical mulai digelari “Anak Sejuta Bintang”
karena selalu menjadi juara kelas.
Novel Anak Sejuta Bintang merupakan salah satu novel edukasi, yang dapat
memotivasi tentang nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
Terbukanya sebuah cara baru tentang cara orang tua serta guru dalam
mengarahkan anak-anak supaya belajar mengenai kedisiplinan, yang diharapkan
8
dengan disiplin diri akan membuat hidup menjadi bahagia, berhasil, dan penuh
kasih sayang. Novel Anak Sejuta Bintang sebagai kilas balik keberhasilan
seorang tokoh pengusaha serta politikus. Realitas itu tidak dapat disangkal.
Oleh karena itu, penelitian novel Anak Sejuta Bintang menjadi sangat
menarik untuk diteliti. Maka peneliti tertarik membahas mengenai nilai-nilai
kedisiplinan yang terdapat dalam novel Anak Sejuta Bintang dalam sebuah
skripsi yang berjudul “NILAI-NILAI KEDISIPLINAN DALAM NOVEL
ANAK SEJUTA BINTANG ”, Sebagai inspirasi untuk membangkitkan
motivasi kedisiplinan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Didalamnya
tercakup
keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah (Maslikhah, 2013: 302). Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang?
2.
Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh?
3.
Bagaimana nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar?
4.
Bagaimana implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah.
9
Perbedaannya terletak pada bentuk keilmuannya dalam rumusan masalah,
kalimatnya berbentuk pertanyaan, maka dalam tujuan penelitian berbentuk
kalimat pernyataan (STAIN Salatiga, 2008:16). Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang.
2.
Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh.
3.
Untuk mengetahui nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar.
4.
Untuk mengetahui implikasi nilai-nilai kedisiplinan terhadap proses belajar.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi
pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter khususnya pada kedisiplinan
belajar melalui pemanfaatan karya sastra. Serta untuk menambah wawasan
tentang keberadaan karya sastra (novel) yang memuat tentang kedisiplinan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3
yaitu sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah pembelajaran
diri dalam memanfaatkan potensi yang ada sebagai bentuk rasa syukur
kepada Allah SWT.
10
b. Bagi dunia sastra, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan
menjadi bahan pertimbangan dalam membuat sebuah karya, yaitu tidak
hanya memuat tentang keindahan dan hiburan semata sebagai daya jual
namun juga memperhatikan isi dan memasukkan pesan-pesan yang dapat
diambil dari karya sastra tersebut.
c. Bagi civitas akademica, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu acuan untuk penelitian-penelitian yang relevan di masa yang
akan datang.
E. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Djamarah, 2000: 19). Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto,
2006: 160). Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat,
maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahapan sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research),
Penelitian pustaka adalah sesuatu penelitian
yang dilakukan diruang
perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data dari perpustakaan,
baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah
yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan
materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk
menyusun suatu laporan ilmiah (Fathoni, 2011: 96).
11
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis. Deskripsi analisis ini mengenai bibliografis yaitu pencarian berupa
fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara mencari, menganalisis,
membuat interpretasi serta melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian
yang dilakukan (Moleong, 2005: 29).
Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek utama analisis
yaitu dalam penelitian ini adalah novel yang kemudian dideskripsikan dengan
cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang
mengandung nilai-nilai kedisiplinan dengan menguraikan dan menganalisis
serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan.
Penulis juga menggunakan pendekatan sastra dalam mengkaji subyek
penelitian yaitu pendekatan pragmatis. Pendekatan pragmatis memberikan
perhatian utama terhadap peranan pembaca. Pendekatan pragmatis memiliki
manfaat
terhadap
fungsai-fungsi
karya
sastra
dalam
masyarakat,
perkembangan, dan penyebarluasannya, sehingga membertikan manfaat
terhadap pembaca (Ratna, 2007: 71- 72). Pendekatan ini digunakan karena
mempertimbangkan aspek kegunaan dan manfaat karya sastra (novel) yang
dapat diperoleh pembaca.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode
dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku,
12
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2006: 231).
Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan cara
menghimpun data dari berbagai literatur, baik artikel, jurnal, majalah, maupun
buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini guna menjadi
referensi dalam penyusunan skripsi ini yang realitasnya tentang nilai-nilai
kedisiplinan.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006:129). Penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan
adalah beberapa sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun
sumber data terdiri dari dua macam yaitu sumber data primer dan sekunder,
sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu utama yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery Basral yang
diterbitkan oleh Expose pada tahun 2012.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan dan
relevan dengan objek penelitian, baik itu berupa transkrip, wawancara,
buku, artikel di surat kabar, majalah, tabloid, website, multiplay, dan blog
di internet yang berupa jurnal tentang nilai- nilai kedisiplinan.
13
4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan
menganalisis
serta
memberikan
pemahaman
atas
teks-teks
yang
dideskripsikan. Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu
isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam
dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang
terkandung sebagai akibat komunikasi yang terjadi (Ratna, 2007: 48).
Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksaanaan metode analisis isi
adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam
metode kualitatif
memberikan perhatian pada situasi ilmiah, maka dasar penafsiran dalam
metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan.
Oleh karena itulah, metode analisis isi dilakukan dalam dokumendokumen yang padat isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi
komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam
peristiwa komunikasi (Ratna, 2007: 49). Penelitian ini, penulis akan
mengkaji isi novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai
kedisiplinan. Langkah-langkah yang peneliti gunakan dalam pengolahan
data adalah:
a.
Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Anak
Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.
b.
Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel
Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.
14
c.
Langkah Analisis, yaitu menganalisis penjelasan dari novel Anak
Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.
d.
Langkah mengambil kesimpulan, yaitu mengambil kesimpulan dari
Novel Anak Sejuta Bintang yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan.
F. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di
atas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang
terkandung dalam judul tersebut, yaitu:
1.
Nilai
Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan (Poerwadarminto, 1982: 667). Manusia menganggap sesuatu
bernilai karena ia merasa memerlukannya atau menghargainya. Melalui akal
dan budinya manusia menilai dunia dan alam sekiranya untuk memperoleh
kepuasan diri baik dalam arti memperoleh apa yang diperlukannya, apa yang
menguntungkannya, atau apa yang menimbulkan kepuasan batinnya.
Wujud atau bentuk kebudayaan sebagai pendukung nilai hidup/
kehidupan itu paling sedikit ada tiga macam, yaitu sebagai suatu komplieks
dari ide-ide, pemikiran-pemikiran, gagasan, niali-nilai, norma-norma,
peraturan-peraturan dan sebagainya yang semua itu mencerminkan alam
pikiran yang memancarkan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat
pendukungnya ( Muslich, 2011: 19).
15
Berbagai pengertian serta pemikiran tentang nilai diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal- hal yang melekat pada
sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk berguna bagi kehidupan manusia.
2.
Kedisiplinan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), mendefinisikan bahwa disiplin
adalah a) Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), b)
Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib c) Bidang studi yang
memiliki objek dan sistem tertentu. Kedisiplinan, yakni sikap dan perilaku
yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap berbagai ketentuan
dan peraturan (Zuchdi, 2013: 27). Arikunto (1993: 114), mengatakan disiplin
merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang
terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh
orang-orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan adalah suatu sikapdan perilaku yang mencerminkan ketaatan
dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang berlaku,baik
tertulis maupun yang tidak tertulis.
Nilai-nilai kedisiplinan pada penelitian ini adalah proses mengubah
perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai
peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat,
dan alam sekitarnya.
3.
Novel
16
Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui berbagai unsur
instrinsiknya. Burhan (1988: 3). Mendefinisikan novel merupakan salah satu
bentuk karya sastra prosa fiksi, mengandung beberapa unsur pokok, yaitu:
pengarang atau narator, isi penciptaan, media penyampaian isi berupa
bahasa, dan elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang
membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi
lain, dalam rangka memaparkan isi, pengarang akan memaparkannya
melalui penjelasan atau komentar, dialog maupun monolog, dan melalui
perbuatan atau action (Aminuddin, 1991:66).
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul,
lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan
persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi,
halaman daftar lampiran.
Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab
yang rinciannya adalah sebagai berikut:
BAB I:
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
penegasan istilah, dan sistematika penulisan penelitian.
17
BAB II: KAJIAN TEORI
Bab ini akan diuraikan mengenai: Definisi Novel, Novel sebagai
sebuah Karya Ilmiah, Jenis-jenis Novel, Unsur-unsur Novel, Tujuan
Novel, Definisi Nilai, Macam-macam Nilai, Definisi Kedisiplinan,
Macam-macam
Kedisiplinan,
Tujuan
Kedisiplinan,
Fungsi
Kedisiplinan, Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan.
BAB III: BIOGRAFI
Pada bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Pengarang, Riwayat
Hidup Pengarang, Aktivitas Pengarang, Hasil Karya Pengarang,
Biografi Novel, Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta
Bintang
BAB IV: ANALISIS DATA
Bab ini akan disajikan pembahasan mengenai: Nilai-nilai kedisiplinan
dalam Novel Anak Sejuta Bintang, Nilai-nilai kedisiplinan menurut
para tokoh. Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar, Implikasi nilai-nilai
kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran-saran.
18
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Novel
1. Pengertian Novel
Sebutan novel (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Italia, novella yang
berarti „sebuah kisah atau sepotong berita‟ (Haryanta, 2012: 20). Abrams
dalam Nurgiyantoro, novella diartikan sebagai „cerita pendek dalam bentuk
prosa (Jathee, 2013: 121). Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis
dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita (Maslikhah, 2013:126).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), bahwa novel adalah karangan
prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku. Berikut ini adalah definisi novel menurut beberapa para ahli:
a. Nurgiyantoro
Novel merupakan karya yang bersifat realistis dan mengandung nilai
psikologi yang mendalam, sehingga novel dapat berkembang dari sejarah,
surat-surat, bentuk-bentuk nonfiksi atau dokumen-dokumen, sedangkan
roman atau romansa lebih bersifat puitis. Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa novel dan romansa berada dalam kedudukan yang
berbeda.
19
b. Jassin
Novel sebagai suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan
benda yang di sekitar kita, tidak mendalam, lebih banyak melukiskan satu
saat dari kehidupan seseorang dan lebih mengenai sesuatu episode.
Mencermati pernyataan tersebut, pada kenyataannya banyak novel
Indonesia yang digarap secara mendalam, baik itu penokohan maupun
unsur-unsur intrinsik lain (Nurgiyantoro, 2012: 15- 16).
c. Furqonul Aziez
Novel merupakan sebuah genre sastra yang memiliki bentuk utama
prosa, dengan panjang yang kurang lebih bisa mengisi satu atau dua
volume kecil, yang menggambarkan kehidupan nyata dalam suatu plot
yang cukup kompleks.
d. Badudu dan Zain
Novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang
menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam
kehidupan sehari-hari, tentang suka-duka, kasih dan benci, tentang watak
dan jiwanya, dan sebagainya (Aziez , 2010: 2-7).
e. Batos
Novel merupakan sebuah roman, pelaku-pelaku mulai dengan waktu
muda, menjadi tua, bergerak dari sebuah adegan yang lain dari suatu
tempat ke tempat yang lain (Tarigan, 1995: 164).
20
Berdasarkan beberapa pengertian tentang novel di atas yang dikemukakan
oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan suatu karangan
prosa yang didalamnya berisi rangkaian cerita yang mempunyai unsur
instrinsik dan ekstrinsik.
2. Novel sebagai sebuah Karya Ilmiah
Dalman (2012: 5), mendefinisikan bahwa karya ilmiah merupakan
laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan karya tulis yang isinya
berusaha memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang tela dilakukan
oleh seseorang atau sebuat tim dengan memenuji kaidah dan etika keilmuan
yang dikukuhkan dan ditaati, suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan
oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan sesuatu
hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Triningsih (2008: 2),
mengatakan bahwa karya ilmiah merupakan karangan yang menyajikan karya
tulis yang menyajikan hasil pikiran, pengamatan, tinjauan dalam bidang
tertentu yang disusun menurut metode tertentu secara sistematis.
Pada hakikatnya, karya tulis ilmiah merupakan laporan tentang sesuatu
hasil penelitian, baik dari penelitian kepustakaan (library research),
laboratorium, atau penelitian di masyarakat (field research) (Agam, 2009: 16).
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang
berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh
komunitas keilmuan melalui sistematika penulisan yang disepakati. Karya
21
tulis
ilmiah,
ciri-ciri
keilmiahan
dari
suatu
karya
harus
dipertanggungjawabkan secara empiris dan obkektif (Dalman , 2012: 7).
Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang
dituangkan dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa
hasil kajian ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam karya
tulis ilmiah. Gagasan-gagasan itu merupakan gambaran perkembangan ilmu
pemgetahuan
yang terekam
dalam
tulisan
ilmiah.
Pada
umumnya
perkembangan ilmu pengetahuan itu disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah
(Kusmana, 2010: 4).
Karya ilmiah mengunakan bahasa resmi aka bahasa dalam penulisan
karya ilmiah haruslah mengikuti kaidah bahasa baku. Tidak dianjurkan
bergaya metafora, hiperbol, ilusi, ironi, dan sebagainya, tetapi hendaknya
bahasa yang sederhana dan lugas (Agam, 2009: 10). Menulis karya ilmiah
isinya harus mengandung kajian pengetahuan ilmiah dengan menggunakan
metode berfikir keilmuan dan membentuk tulisan keilmuan pula seperti logis
dan empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan objektif (Dalman,
2012: 9).
Suatu karangan yang menyajikan fakta umum, tetapi tidak disajikan
dengan metodologi penulisan karya tulis ilmiah yang benar, maka karangan
tersebut tidak dapat dikelompokkan ke dalam karangan ilmiah. Dengan
demikian, karya tulis ilmiah merupakan karangan tentang ilmu pengetahuan
yang menyajikan fakta bersifat umum dan ditulis dengan metodologi
22
penulisan karya tulis ilmiah. Fakta umum yang dimaksudkan adalah fakta
yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah (Kusmana, 2010: 3). Karya
tulis ilmiah adalah yang sedikitnya memenuhi tiga syarat, yakni:
a) Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah,
b) Langkah pengerjaannya dijiwai serta menggunakan metode (berpikir)
ilmiah, dan
c) Sosok tampilannya sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai sosok
tulisan keilmuan (Dalman, 2012: 10).
Aminuddin (1991: 66), mendefinisikan karya fiksi adalah kisahan atau
cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta
tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Karya fiksi merupakan suatu
karya yang menyaran kepada cerita yang bersifat rekaan, yaitu cerita yang
tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata sehingga tidak perlu dicari
kebenarannya, akan tetapi unsur penciptaannya merupakan pandangan si
penulis dari kehidupan nyata disekitar lingkungan si penulis.
Karya fiksi
menceritakan kehidupan manusia dalam interaksi dengan lingkungan sesama,
diri sendiri, dan interaksi pengarang dengan Tuhan. Fiksi merupakan karya
imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab, sekaligus cerita yang
memberikan hiburan pada pembaca.
Apakah ada hubungannya antara novel dan karya ilmiah? Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah merupakan karya
23
tulis yang dapat dipercaya dan dapat dibuktikan kebenarannya sedangkan
novel merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Finoza dalam Dalman (2012: 6) mengklasifikasikan karangan menurut bobot
isinya atas tiga jenis, yaitu karangan ilmiah, karangan semi ilmiah atau ilmiah
populer, dan karangan nonilmiah, sebagai berikut:
a) Karangan ilmiah
Brotowidjoyo dalam Arifin (2000: 1), mengemukakan karangan
ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Yang
tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain: makalah, laporan, skripsi,
tesis, disertasi (Dalman, 2012: 6).
b) Karangan semi ilmiah atau ilmiah populer
Merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa
yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik
untuk dibaca (Dalman, 2012:125). Yang tergolong karangan semi ilmiah,
antara lain: artikel, editorial, opini, feuture, reportase (Dalman, 2012: 6).
c) Karangan nonilmiah
Merupakan yang tidak mengikuti kriteria penyajian fakta sert tidak
mengikuti metodologi penulisan yang benar (Kusmana, 2010: 16). Yang
tergolong ke dalam nonilmiah antara lain: anekdot, dongeng, hikayat,
cerpen, novel, roman, dan naskah drama (Dalman, 2012: 6).
24
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari
cerpen. Pada umumnya setiap novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan
kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari dengan menitikberatkan pada
sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel dalam bahasa Indonesia
dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan
jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak (Haryanta, 2012: 181).
Novel sering dianggap bersinonim dengan fiksi (Jathee, 2013: 121).
Novel termasuk karya non ilmiah bukan ilmiah karena novel tidak benarbenar terjadi dalam kehidupan nyata. Tetapi, novel dapat dikaji secara ilmiah
apabila dalam novel tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan yang diteliti
dengan menggunakan kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Nurgiyantoro dalam
Jathee (2013: 121), Novel dapat mengemukakan sesuatu yang lebih bebas,
menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih
banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.
3. Jenis-jenis Novel
Terdapat beberapa jenis novel dalam sastra. Jenis novel mencerminkan
keragaman tema dan kreativitas dari sastrawan yang tak lain adalah pengarang
novel. Nurgiyantoro (2012: 16) membedakan novel menjadi novel serius dan
novel popular, sebagai berikut:
a.
Novel Populer
Berbicara tentang sastra populer, Kayam dalam Nurgiyantoro
(2012:18) menyebutkan bahwa sastra populer adalah perekam kehidupan
25
dan tak banyak memperbincangkan kembali kehidupan dalam serba
kemungkinan. Sastra
populer
menyajikan kembali
rekaan-rekaan
kehidupan itu dengan harapan pembaca akan mengenal kembali
pengalaman-pengalamannya sehingga merasa terhibur karena seseorang
telah menceritakan pengalamannya dan bukan penafsiran tentang emosi
itu. Oleh karena itu, sastra populer yang baik banyak mengundang
pembaca untuk mengidentifikasikan dirinya.
Nurgiyantoro (2012: 18), juga menjelaskan bahwa novel populer
adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya,
khususnya pembaca dikalangan remaja. Novel jenis ini menampilkan
masalah yang aktual pada saat novel itu muncul. Pada umumnya, novel
populer bersifat artifisial, hanya bersifat sementara, cepet ketinggalan
zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanyasekali lagi seiring
dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa
sesudahnya. Di sisi lain, novel populer lebih mudah dibaca dan lebih
mudah dinikmati karena semata-mata menyampaikan cerita (Stanton
dalam Nurgiyantoro 2005: 18-19).
b.
Novel Serius
Novel serius atau yang lebih dikenal dengan sebutan novel sastra
merupakan jenis karya sastra yang dianggap pantas dibicarakan dalam
sejarah sastra yang bermunculan cenderung mengacu pada novel serius.
Novel serius harus sanggup memberikan segala sesuatu yang serba
26
mungkin, hal itu yang disebut makna sastra yang sastra. Novel serius
yang bertujuan untuk memberikan hiburan kepada pembaca, juga
mempunyai tujuan memberikan pengalaman yang berharga dan mengajak
pembaca untuk meresapi lebih sungguh-sungguh tentang masalah yang
dikemukakan.
Berbeda dengan novel populer yang selalu mengikuti selera pasar,
novel sastra tidak bersifat mengabdi pada pembaca. Novel sastra
cenderung menampilkan tema-tema yang lebih serius. Teks sastra sering
mengemukakan sesuatu secara implisit sehingga hal ini bisa dianggap
menyibukkan pembaca. Nurgiyantoro (2012:18). Kecenderungan yang
muncul pada novel serius memicu sedikitnya pembaca yang berminat
pada novel sastra ini. Meskipun demikian, hal ini tidak menyebabkan
popularitas novel serius menurun. Justru novel ini mampu bertahan dari
waktu ke waktu. Misalnya, roman Romeo Juliet karya William
Shakespeare atau karya Sutan Takdir, Armin Pane, Sanusi Pane yang
memunculkan polemik yang muncul pada dekade 30-an yang hingga saat
ini masih dianggap relevan dan belum ketinggalan zaman (Nurgiyantoro,
2012: 21).
Berdasarkan dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa novel
serius adalah novel yang mengungkapkan sesuatu ciri khas yang baru
daripada novel-novel yang telah dianggap biasa.
27
Lukas dan Faruk (1994:18-19), menjelaskan bahwa novel terdiri dari tiga
jenis, yaitu novel idealis abstrak, novel romantisme keputusan, dan novel
pendidikan, sebagai berikut:
a.
Novel idealisme abstrak
Novel yang menampilkan tokoh yang masih ingin bersatu dengan
dunia, novel itu masih memperlihatkan suatu idealisme. Akan tetapi
karena persepsi tokoh itu tentang dunia bersifat subjektif, didasarkan pada
kesadaran yang sempit, idealismenya menjadi abstrak.
b.
Novel romantisme keputusan
Novel menampilkan kesadaran hero yang terlampau luas. Kesadaran
lebih luas dari pada dunia sehingga menjadi berdiri sendiri dan terpisah
dari dunia. Itulah sebabnya sang hero cenderung fasif dan cerita
berkembang menjadi analisis psikologis semata-mata.
c.
Novel pendidikan
Novel yang berada di antara kedua jenis tersebut. Novel ini, sang
hero di satu pihak mempunyai interioritas, tetapi di lain pihak juga ingin
bersatu dengan dunia, karena ada interaksi antara dirinya dengan dunia,
hero itu mengalami kegagalan. Oleh karena mempunyai interioritas, ia
menyadari sebab kegagalan itu (Faruk, 1994).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka novel dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu novel idealis abstrak, novel romantisme
keputusan, dan novel pendidikan.
28
4. Unsur-unsur Novel
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur (yang secara langsung) turut serta
membangun cerita, kepaduan antara berbagai unsur intrinsik inilah yang
membuat sebuah novel berwujud (Haryanta, 2012: 280). Nurgiyantoro
(2012: 23), mendefinisikan unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur
yang membangun karya sastra itu sendirimu novel terdiri dari peristiwa,
cerita, plot, penokohan, tema, alur, latar, sudut pandang penceritaan, atau
gaya bahasa dan lain-lain (Haryanta, 2012: 280).
1) Tema
Istilah tema menurut Scharbach berasal dari bahasa Latin yang
berarti “tempat meletakkan suatu perangkat”, karena tema adalah ide
yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal
tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya
(Aminuddin, 1991: 91). Aziez (2010: 75), mengemukakan bahwa tema
merupakan gagasan utama yang dikembangkan dalam plot.
Wiyanto (2012: 214), berpendapat bahwa tema adalah pokok
pembicaraan yang mendasari cerita. Sumber gagasan atau ide cerita
yang dikembangkan menjadi sebuah karangan yang digunakan
pengarang dalam menyusun cerita (Haryanta, 2012: 270). Stanton
dalam Nurgiyantoro (2012: 87), mengemukakan sejumlah kriteria yang
29
dapat diikuti untuk menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel
yaitu sebagai berikut:
a)
Penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan tiap
detil cerita yang menonjol.
b) Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifaat
bertentangan dengan tiap detil cerita.
c)
Penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri
pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung
maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan.
d) Penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri pada
bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan
dalam cerita.
Tema disini biasanya adalah dasar atau inti dari sebuah cerita.
Biasanya, tema ini masih dikelompokkan lagi menjadi lima bagian
yaitu tema ketuhanan, tema sosial, tema organik, tema jasmaniyah, dan
tema egoik, sebagai berikut:
a)
Tema ketuhanan, biasanya berkaitan dengan sisi religi atau
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hubungan seseorang
dengan Tuhan.
b) Tema sosial, menyangkut berbaagai hal diluar masalah pribadi,
seperti politik, pendidikan, dan masih banyak lagi.
30
c)
Tema organik berhubungan dengan moral atau kondisi psikis
seseorang, seperti hubungan pria dan wanita, persahabatan, dan
masih banyak lagi.
d) Tema jasmaniah, cenderung berkaitan dengan sisi jasmani
seseorang.
e)
Tema
egoik,
menyangkut
reaksi-reaksi
seseorang
dalam
menyikapi atau menentang pengaruh sosial (Nugroho, 2014:193194).
Tema membantu untuk menghubungkan antara setting plot yang
satu dengan yang lainnya, sehingga dihasilkan setting cerita yang
menghubungkan kisah awal dan akhir cerita (Setiati, 2008: 89).
Nurgiyantoro dalam Jathee (2013: 121), Segi tema, novel dapat
menawarkan lebih dari satu tema. Tokoh-tokoh dalam novel biasanya
juga ditampilkan secara lebih lengkap, misal berhubungan dengan ciriciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, sifat, dan kebiasaan.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang tema di atas yang
dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide
yang mendasari suatu cerita dalam karya fiksi yang diciptakannya.
2) Penokohan (perwatakan)
Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga
peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh.
Sedangkan cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut
31
penokohan (Aminuddin, 1991: 79). Nugroho ( 2014: 195),
mengemukakan Penokohan adalah penggambaran watak (karakter)
dari setiap tokoh yang dihadirkan dalam sebuah karangan fiksi.
Menurut Wiyanto (2012: 216), Tokoh cerita satu dan yang lainnya
tentu tidak sama. Sebab, masing-masing tokoh itu mempunyai watak.
Pemberian watak pada tokoh itu dinamakan perwatakan.
Para tokoh dalam sebuah novel yang baik itu yang menarik,
menimbulkan rasa ingin tahu, konsisten, menyakinkan, kompleks, dan
realistis (Aziez, 2010: 61). Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita
memiliki peranan yang berbeda-beda. Penokohan ini bisa di bagi
menjadi beberapa kategori, yaitu:
a)
Berdasarkan pembagian karakter yang memiliki peranan atau
tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua
yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan, sebagai berikut:
(1) Tokoh utama adalah seorang tokoh yang memiliki peranan
penting dalam suatu cerita
(2) Tokoh tambahan adalah tokoh yang memiliki peranan tidak
penting karena munculnya hanya melengkapi, melayani,
mendukung pelaku utama (Aminuddin, 1991: 79-80).
b) Berdasarkan sifatnya, penokohan ini dibagi menjadi tiga yaitu:
tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh netral, sebagai
berikut:
32
(1) Tokoh protagonis, tokoh yang menampilkan sesuatu sesuai
dengan pandangan pandangan kita, harapan-harapan kita,
pembaca.
(2) Tokoh antagonis, tokoh yang memiliki watak tidak disenangi
pembaca karena memiliki watak yang tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan pembaca
(3) Tokoh Netral, tokoh yang bereksistensi demi cerita itu sendiri
(Haryanta, 2012: 274-275).
(4) Tokoh skeptic, tokoh dengan karakter memusuhi tokoh-tokoh
dengan karakter baik.
(5) Tokoh
sidekick,
tokoh
yang
dimunculkan
sebagai
penyeimbang munculnya tokoh skeptic.
(6) Tokoh contagonist, tokoh pendukung dengan karakter yang
bersebrangan dengan tokoh protagonis.
(7) Tokoh guardian, tokoh ini berperan sebagai pelindung
pemeran utama.
(8) Tokoh reason, tokoh dengan karakter tenang dan selalu
berpikiran logis.
(9) Tokoh emotion, tokoh yang tidak bisa mengendalikan
perasaannya dan berpikir tenang.
33
c)
Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh si tokoh, penokohan bisa
dikategorikan menjadi dua bagian yaitu: tokoh sederhana dan
tokoh bulat, sebagai berikut:
(1) Single Character (Tokoh sederhana), yaitu tokoh yang
sederhana dan hanya memiliki satu karakter saja.
(2) Multiple Character (Tokoh bulat), yaitu tokoh yang memiliki
karakter lebih dari satu. Sebagai contoh adalah tokoh
Robinhood, dimana memiliki kepribadian ganda sebagai
seorang dermawan dan juga pencuri.
d) Berdasarkan perkembangan kepribadian tokoh, penokohan dibagi
menjadi dua macam yaitu: tokoh dinamis dan tokoh statis, sebagai
berikut:
(1) Tokoh dinamis, yaitu tokoh yang mengalami perkembangan
dalam hal kepribadiannya.
(2) Tokoh statis, yaitu tokoh yang mempunyai kepribadian tetap,
tidak berkembang dari awal hingga akhir cerita (Nugroho.
2014: 197).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang penokohan di atas yang
dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penokohan
adalah menggambarkan karakter dari setiap tokoh yang dihadirkan
dalam sebuah karangan fiksi.
3) Alur (Plot)
34
Alur adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai
efek tertentu (pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan temporal
atau waktu dan oleh hubungan kausal atau sebab akibat (Haryanta,
2012: 12). Wiyanto (2012: 14), mengemukakan alur adalah rangkaian
peristiwa
yang
sambung-menyambung
dalam
sebuah
cerita
berdasarkan logika sebab akibat. Aziez (2010: 68) mendefinisikan alur
adalah suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan terorganisasi.
Istilah alur sama dengan istilah plot maupun struktur cerita. Tahapan
peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian
peristiwa yang berbagai macam (Aminuddin, 1991: 83).
Sebuah cerita terdapat berbagai peristiwa. Akan tetapi, peristiwaperistiwa dalam cerita itu tidak berdiri sendiri, melainkan berkaitan
antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Rangkaian peristiwa
itulah yang membentuk plot atau alur cerita (Wiyanto, 2012: 214).
Pada dasarnya, jalinan peristiwa tersebut terdiri dari atas tiga hal yaitu:
(a). perkenalan (introducing), (b). ermasalahan (konflik), dan (c).
penyelesaian konflik (ending) (Nugroho, 2014: 194).
Loban dkk. dalam Aminuddin (1991: 84), menggambarkan
tahapan alur cerita seperti halnya gelombang. Gelombang itu berawal
dari a) eksposisi, b) komplikasi atau intrik-intrik awal yang akan
berkembang menjadi konflik hingga menjadi konflik, c) klimaks,
Revelasi atau penyingkatan tabir suatu problema, dan d) Denouement
35
atau penyelesaian yang membahagiakan, yang dibedakan dengan
catastrophe, yakni penyelesaian yangg menyedihkan; dan solution,
yakni penyelesaian yang masih bersifat terbuka karena pembaca
sendirilah yang dipersilahkan menyelesaikan lewat daya imajinasinya
(Aminuddin, 1991: 83-84). Sedangkan untuk pemisahannya, terbagi
menjadi tiga, yaitu: alur maju, alur mundur, dan alur campuran,
sebagai berikut:
a)
Alur maju yaitu apabila peristiwa-peristiwa dalam cerita
berurutan, baik berurutan waktu maupun berurutan kejadiannya.
b) Alur mundur yaitu apabila peristiwa terakhir didahulukan
kemudian bergerak ke peristiwa-peristiwa sebelumnya.
c)
Alur campuran yaitu apabila susunan peristiwanya ada yang maju
dan ada yang mundur (Wiyanto, 2012: 215-216).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang alur di atas yang
dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa alur adalah
rangkaian peristiwa yang berurutan dalam sebuah cerita berdasarkan
logika sebab akibat.
4) Sudut pandang (Titik Pandang)
Sudut pandang adalah cara dan pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi
kepada pembaca (Hariyanta, 2012: 256). Jathee (2013: 73),
36
berpendapat bahwa sudut pandang (point of view) dalam karya fiksi
mempersoalkan: siapa yang menceritakan, atau: dari posisi mana
(siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat. Boleh dibilang, sudut
pandang merupakan sarana cerita yang akan berpengaruh terhadap
penyajian cerita. Tanggapan pembaca terhadap sebuah karya fiksi pun
dipengaruhi sudut pandang. Wiyanto (2012: 217), mendefinisikan
sudut pandang adalah posisi pencerita (pengarang) terhadap kisah yang
diceritakannya. Terdapat beberapa macam sudut pandang, yaitu
sebagai berikut:
a)
Sudut pandang orang pertama
(1) Sudut pandang orang pertama sentral
Tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung
terlibat di dalam cerita. Kata ganti yang digunakannya adalah
kata ganti orang pertama (saya, aku, kita).
(2) Sudut pandang orang pertama sebagi pembantu
Sudut pandang ini menampilkan “aku” hanya sebagai
pembantu yang mengantarkan tokoh yang menjadi tumpuan
cerita (Wiyanto, 2012: 217-218).
b) Sudut pandang orang kedua
Sudut pandang ini, penulis menempatkan pembaca sebagai
karakter utama. Penulis sebagai narator, menjelaskan apa saja
yang dilakukan, dirasakan, dan dipikirkan karakter utama
37
sekaligus pembaca. Sudut pandang ini menggunakan kata ganti
orang kedua “kamu, kau, anda atau dikau.” (Sambu, 2013: 78)
c)
Sudut pandang orang ketiga
(1) Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang
tahu segalanya. Kata ganti yang digunakannya adalah kata
ganti orang ketiga (dia, mereka, atau menyebutkan nama
pelaku).
(2) Sudut pandang orang ketiga terbatas
Pengarang sebagai pengamat yang terbatas hak ceritanya. Ia
hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang
menjadi tumpuan cerita. (Wiyanto, 2012: 217).
d) Sudut pandang campuran
Penulis menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke
tokoh lainnya dengan sudut pandang yang berbeda-beda. “aku”,
“kamu”, “kami”, “mereka”, dan atau “dia” (Sambu, 2013: 83).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang sudut pandang di
atas yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
sudut pandang adalah menjelaskan apa saja yang dilakukan,
dirasakan, dan dipikirkan karakter utama sekaligus pembaca.
Sudut pandang ini menggunakan kata ganti.
5) Latar atau Setting
38
Peristiwa-peristiwa yang yang dialami tokoh-tokoh cerita terjadi
di tempat tertentu, waktu tertentu, dan dalam suasana tertentu
terjadinya peristiwa dalam cerita (Wiyanto, 2012: 216). Latar
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan ruang, waktu, dan situasi
sosial terjadinya peristiwa dalam cerita. Nurgiyantoro (2012: 227),
berpendapat bahwa unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur
pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Berpijak pada
pendapat tersebut, penganalisisan latar dalam penelitian ini dibagi
menjadi tiga unsur yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat
menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi.
Latar atau setting adalah keterangan mengenai waktu, ruang, dan
suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra (Haryanta, 2012: 150).
Latar atau setting berkaitan dengan elemen-elemen yang memberikan
kesan abstrak tentang lingkungan, baik tempat maupun waktu, di mana
para tokoh menjalankan perannya. Latar ini biasanya diwujudkan
dengan menciptakan kondisi-kondisi yang melengkapi cerita. Baik
dalam dimensi waktu maupun tempatnya, suatu latar bisa diciptakan
dari tempat dan waktu imajiner ataupun faktual (Aziez, 2010: 74).
Peristiwa-peristiwa dalam cerita fiksi juga selalu dilatarbelakangi
oleh tempat, waktu, maupun situasi tertentu. Setting bukan hanya
39
berfungsi sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu
cerita menjadi logis tetapi juga memiliki fungsi psikologis sehingga
setting
mampu
menuansakan
makna
tertentu
serta
mampu
menciptakan suasana-suasana tertentu yang menggerakkan emosi atau
aspek kejiwaan pembacanya (Aminuddin, 1991: 67). Latar atau setting
mencakup tiga hal, yaitu a) Setting tempat adalah tempat peristiwa itu
terjadi, b) Setting waktu adalah kapan peristiwa itu terjadi, dan c)
Setting susana adalah terjadi dalam suasana apa?
Suasana ada dua macam yaitu: suasana batin dan suasana lahir.
Suasana batin yaitu perasaan bahagia, sedih, tegang, cemas, marah,
dan sebagainya yang dialami oleh para pelaku. Sedangkan yang
termasuk suasana lahir ialah sepi (tak ada gerak), sunyi (tak ada suara),
senyap (tak ada suara dan gerak) (Wiyanto, 2012: 216-217).
Nurgiayantoro dalam Jathee (2014: 121-122), keadaan latar dapat
dilukiskan secara lebih rinci sehingga dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas, konkret, dan pasti.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa latar
adalah peristiwa yang dialami para tokoh yang berkaitan tentang
waktu, tempat, situasi sosial yang menciptakan kondisi-kondisi untuk
melengkapi cerita.
6) Gaya Bahasa
40
Istilah gaya diangkat dari istilah style yang berasal dari bahasa
Latin stilus dan mengandung arti leksikal “alat untuk menulis”, dalam
karya sastra istilah gaya mengandung pengertian Cara seorang
pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media
bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna
dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi
pembaca (Aminuddin, 1991: 72). Gaya bahasa adalah cara khas dalam
menyampaikan pikiran dan perasaan. Gaya bahasa dapat menimbulkan
perasaan tertentu, dapat menimbulkan reaksi tertentu, dan dapat
menimbulkan tanggapan pikiran pembaca (Wiyanto, 2012: 218).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang gaya bahasa di atas yang
dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa
adalah cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan
menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu
menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya
intelektual dan emosi pembaca.
7) Amanat
Karya sastra selain berfugsi sebagai hiburan bagi pembacanya,
juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain,
pengarang selain ingin menghibur pembaca (penikmat) juga ingin
mengajari pembaca. Ajaran yang ingin disampaikan itu dinamakan
amanat. Wiyanto (2012: 218-219), mendefinisikan amanat adalah
41
unsur
pendidikan,
terutama
pendidikan
moral,
yang
ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang
ditulisnya. Unsur pendidikan ini tentu saja tidak disampaikan secara
langsung. Pembaca karya sastra baru dapat mengetahui unsur
pendidikannya setelah membaca seluruhnya.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang amanat di atas, dapat
disimpulkan bahwa amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca lewat karya sastra yang ditulisnya.
b. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah usur-unsur yang berada di luar karya sastra,
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem
organisme karya sastra (Haryanta, 2012: 280). Wiyanto, 2012:213),
mendefinisikan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa
yang ikut mempengaruhi keberadaan prosa. Unsur itu meliputi faktor
sosial, ekonomi, politik, budaya, agama, latarbelakang kehidupan
pengarang, dan tata nilai yang dianut masyarakat prosa itu ditulis
Terdiri dari keadaan subjektivitas individu pengarang atau unsur
biografi pengarang, unsur psikologi, baik psikologi, baik psikologi
pembaca maupun penerapan psikologi dalam karya, keadaan lingkungan
hidup suatu bangsa dan lain-lain. Meskipun demikian, unsur ekstrinsik
cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh
karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai
42
sesuatu yang penting (Nurgiyantoro, 2012: 24). Keadaan di lingkungan
pengarang seperti ekonomi politik, dan sosial juga akan berpengaruh
terhadap karya sastra, dan itu merupakan unsur ekstrinsik pula
(Nurgiyantoro, 2012: 24).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang unsur ekstrinsik di atas dapat
disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik adalah usur-unsur yang berada di luar
karya sastra, namun secara tidak langsung mempengaruhi prosa.
5. Tujuan Novel
a. Menghibur. Bagi mereka yang menikmati novel, akan merasa terhibur atas
sajian keindahan yang ada tersebut. Novel dapat dijadikan sebagai media
informasi, edukasi, dakwah, dan sebagainya, namun semua itu harus
disajikan dengan cara yang menghibur (Sambu, 2013: 9)
b. Menyebarkan pengetahuan. Adanya novel, maka pemikiran yang dimiliki
oleh orang lain bisa diketahui masyarakat. Sehingga masyarakat yang
membaca novel bisa mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat.
c. Peningkatan Konsentrasi. Membaca karya novel berbeda dengan membaca
sebuah cerpen atau dongeng, dan tempat untuk membaca novel juga
disesuaikan dengan kondisinya dan hening, sebab membaca novel
membutuhkan konsentrasi yang tinggi, si pembaca sendiri dipastikan akan
menyelami kata demi kata, kalimat demi kalimat untuk diresapi dan akan
dicari bagaimana sifat para tokoh-tokohnya.
43
d. Meningkatkan memori otak. Ketika membaca karya novel, maka
didalamnya terdapat berbagai macam karakter, perwatakan, latar belakang,
ambisi, nuansa dan sejarah sehingga akan menemukan jalan ceritanya.
Otak ini akan selalu mengingat disetiap sudut cerita, perwatakan tokoh,
sungguh luar biasa otak kita yang bisa mengingat apa yang kita baca
dengan memori jangka pendeknya, serta dapat menstabilkan suasana hati.
e. Meningkatkan
kreativitas.
Membaca
lebih
banyak
karya
novel
mengakibatkan dapat membuka diri kita terhadap informasi-informasi yang
baru serta lengkap, pembaca akan memperoleh ide-ide yang cemerlang
yang lebih kreatif. Karena bagi pembaca karya novel, seuasi membaca
novel biasanya (bagi yang berminat dan ingin menyusun novel) maka
sedikit akan meniru atau mengubah cerita-cerita di dalam novel yang dia
baca dan pada akhirnya akan menciptakan karya novel yang baru oleh si
pembaca.
f. Memberikan pengalaman emosional yang kuat kepada pembaca. Teknik
menulis fiksi dengan baik, sekaligus bisa menyuguhkan pengalaman
emosional yang kuat pada pembaca penting bagi seorang penulis novel.
(Sambu, 2013: 12).
g. Memberikan pengalaman untuk berkarya. Novel dapat memberikan
pengalaman untuk berkarya karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan
pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni.
44
h. Merubah perwatakan si pembaca. Isi dari karya novel tersebut
menceritakan kehidupan para tokoh-tokoh dengan sikap, sifat serta karakter
yang dibuat berbeda oleh penulisnya, ada yang antagonis atau protagonist,
indikasinya adalah bahwa sebuah novel bisa merubah dan memindahkan
perwatakan kita yang antagonis ke protagonist atau sebaliknya. Apabila
karya novel menyuguhkan cerita yang bagus maka si pembaca akan
merasakan apa yang dialami oleh seorang tokoh dalam cerita tersebut
secara biologis.
6. Peran novel dalam membangun karakter
Menurut Haryadi Sastra dapat dilihat dari berbagai aspek. Dari aspek isi,
jelas bahwa karya sastra sebagai karya imajinatif tidak lepas dari realitas.
Karya sastra merupakan cermin zaman. Berbagai hal yang terjadi pada suatu
waktu, baik positif maupun negatif direspon oleh pengarang. Dalam proses
penciptaannya, pengarang akan melihat fenomena-fenomena yang terjadi di
masyarakat itu secara kritis, kemudian mereka mengungkapkannya dalam
bentuk yang imajinatif.
Fungsi sastra adalah dulce et utile, artinya indah dan bermanfaat. Dari
aspek gubahan, sastra disusun dalam bentuk, yang apik dan menarik sehingga
membuat orang senang membaca, mendengar, melihat, dan menikmatinya.
Sementara itu, dari aspek isi ternyata karya sastra sangat bermanfaat. Terdapat
nilai-nilai pendidikan moral yang berguna untuk menanamkan pendidikan
karakter.
45
Pembelajaran sastra diarahkan pada tumbuhnya sikap apresiatif terhadap
karya sastra, yaitu sikap menghargai karya sastra. Dalam pembelajaran sastra
ditanamkan tentang pengetahuan karya sastra (kognitif), ditumbuhkan
kecintaan terhadap karya sastra (afektif) , dan dilatih keterampilan
menghasilkan karya sastra (psikomotor). Kegiatan apresiatif sastra dilakukan
melalui kegiatan 1) reseptif seperti membaca dan mendengarkan karya sastra,
menonton pementasan karya sastra, 2)
produktif, seperti mengarang,
bercerita, dan mementaskan karya sastra, 3) dokumentatif, misalnya
mengumpulkan puisi, cerpen, membuat kliping tentang infomasi kegiatan
sastra.
Pada kegiatan apresiasi sastra pikiran, perasaan, dan kemampuan
motorik dilatih dan dikembangkan. Melalui kegiatan semacam itu pikiran
menjadi kritis, perasaan menjadi peka dan halus, memampuan motorik
terlatih. Semua itu merupakan modal dasar yang sangat berarti dalam
pengembangan pendidikan karakter (Haryadi, 1994).
B. Nilai-nilai Kedisiplinan
1. Nilai
a. Pengertian Nilai
Nilai artinya harga, angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal yang
penting atau berguna bagi kemanusiaan (Haryanta, 2012: 178). Nilai adalah
sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan
46
(Poerwadarminto, 1999: 667). Thoha (1996: 61) mengartikan nilai sebagai
berikut:
“Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia idea, nilai bukan benda
konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang
menuntut pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki.”
Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang
lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan
aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya.
Maksudnya kualitas yang membangkitkan respon penghargaan. Nilai itu
praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara
obyektif di dalam masyarakat (Muhaimin, 1993:109-110).
Manusia
menganggap
sesuatu
bernilai
karena
ia
merasa
memerlukannya atau menghargainya. Dengan akal dan budinya manusia
menilai dunia dan alam sekiranya untuk memperoleh kepuasan diri baik
dalam
arti
memperoleh
apa
yang
diperlukannya,
apa
yang
menguntungkannya, atau apa yang menimbulkan kepuasan batinnya.
Wujud atau bentuk kebudayaan sebagai pendukung nilai hidup/ kehidupan
itu paling sedikit ada tiga macam, yaitu sebagai suatu komplieks dari ideide, pemikiran-pemikiran, gagasan, niali-nilai, norma-norma ,peraturanperaturana dan sebagainya yang semua itu mencerminkan alam pikiran
yang
memancarkan
nilai-
nilai
pendukungnya ( Muslich, 2011: 19).
47
yang
diyakini
oleh
masyarakat
Berbagai pengertian serta pemikiran tentang nilai diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada
sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk berguna bagi kehidupan manusia.
b. Macam-macam Nilai
Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yang menyebabkan
terhadap bermacam-macam nilai, antara lain:
1) Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham
Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: Nilai biologis, nilai cinta
kasih, dan nilai harga diri. Kelima nilai tersebut berkembang sesuai
dengan tuntunan kebutuhan.
2) Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan
mengembangkan nilai dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
(a) Nilai yang statik, seperti kognisi, emosi, dan psikomotor
(b) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi
berkuasa (Thoha, 1996: 63).
Adapun macam-macam nilai menurut Spranger antara lain sebagai
berikut:
1) Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang
mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja
terutama atas dasar pertimbangan rasional. Nilai keilmuan ini
dipertentangkan dengan nilai agama.
48
(2) Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa
sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran agama.
(3) Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang
mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar
pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial sebagai akibat dari
perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini dikontraskan dengan nilai seni.
(4) Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang
mendasar perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar
pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepas dari
berbagai pertimbangan material.
(5) Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang
mendasari
perbuatan
seseorang
terhadap
orang
lain
tanpa
menghiraukan akibat yang mungkin timbul terhadap dirinya sendiri,
baik itu berupa keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Nilai
solidaritas ini dikontraskan dengan nilai kuasa.
(6) Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang
mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar
pertimbangan baik buruknya untuk kepentingan dirinya atau
kelompoknya.
Berbagai macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang
dominan pada masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni
49
dan nilai agama. Nilai yang dominan pada masyarakat modern ialah nilai
keilmuan, nilai kuasa dan nilai ekonomi. Sebagai konsekuensi dari proses
pembangunan
yang
berlangsung
secara
terus-menerus,
yang
memungkinkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut. Pergeseran nilai
keilmuan dan nilai ekonomi akan cenderung lebih cepat dibandingkan
dengan nilai-nilai lainnya jika menggunakan model dinamik-interaktif. Ini
merupakan konsekuensi dari kebijakan pembangunan yang memberikan
prioritas ada pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh cepatnya
perkembangan ilmu dan teknologi (Ali, 2010).
2. Kedisiplinan
a.
Pengertian Kedisiplinan
Istilah disiplin berasal dari bahasa inggris “discipline” yang
mengandung beberapa arti. Diantaranya ialah pengendalian diri,
membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta
kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku (Rahman,
2013: 64). Kedisiplinan berasal dari kata disiplin berawalan ke- dan
berakhiran
–an, yang berarti “tata tertib ketaatan kepada peraturan”;
“latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya
selalu mentaati tata tertib”; kontrol terhadap kelakuan, baik oleh
kekuasaan luar ataupun oleh individu itu sendiri (Purwadarminto, 1982:
254).
50
Arikunto (1993: 114), mengatakan disiplin merupakan suatu yang
berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk
aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-orang yang
bersangkutan maupun berasal dari luar.
Djamarah (2002: 12),
mendefinisikan disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur
tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Sedangkan disiplin timbul dari
dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.
Dengan demikian disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuahan)
kepada peraturan tata tertib dan sebagainya.
Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai- nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Karena sudah
menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan
lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya
akan membebani dirinya bilamana tidak berbuat sebagaimana lazimnya (
Prijodarminto,1994).
Sukadji (2000), mengatakan bahwa kedisiplinan dapat diartikan
sebagai serangkaian aktivitas atau latihan yang dirancang karena
dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu.
Budiono (2006), berpendapat bahwa kedisiplinan merupakan sikap atau
perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau
ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya
51
kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi
berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang
lebih baik.
Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Ia
merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak
mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara
perfect, dan tidak ada dalam pikirannya kecuali hasil terbaik dari
pekerjaan yang dilakukannya (Asmani, 2009: 88), Disiplin yang muncul
karena kesadaran disebabkan faktor sesorang dengan sadar bahwa hanya
dengan disiplinlah akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan, dengan
disiplinlah menghilangkan kekecewaan orang lain, dengan disiplinlah
orang lain mengaguminya, dan sebagainya (Djamarah, 2002: 12).
Ketika membangun tradisi disiplin yang baik, guru adalah figur
panutan peserta didik. Kedisiplinan menjadi suatu keniscahayaan baginya
untuk elahirkan anak- anak cerdas dan berprestasi (Asmani, 2009: 102).
Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman- pedoman yang
baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mungkin mempunyai cara
belajar yang baik. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja
secara teratur (Liang, 1977: 51).
Berdisiplin selain akan membuat seseorang mahasiswa memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Watak yang baik dalam diri
seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Hanya dengan
52
menggabungkan pengetahuan yang sempurna dan watak yang baik di dala
m dirinya, barulah seseorang mahasiswa kelak dapat menjadi warga yang
banyak berguna bagi masyarakat dan negara (Liang, 1977: 51).
Arikunto (1993 :114), di dalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua
istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara
berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang
menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada
kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena
didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian
dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada
kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong
kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
kedisiplinan adalah suatu sikapdan perilaku yang mencerminkan ketaatan
dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang
berlaku,baik tertulis maupun yang tidak tertulis.
b. Macam-macam Kedisiplinan
Macam-macam kedisiplinan yaitu disiplin dalam menggunakan waktu,
dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai berikut:
1) Disiplin dalam Menggunakan Waktu
53
Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena
waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu dengan baik.
2) Disiplin dalam Beribadah
Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam
kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat
dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk
Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT (Asmani, 2009: 94-95).
3) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka
pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga
bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan
hidup.
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan
belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu
kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun
dan erosi disiplin.
54
Adapun macam-macam disiplin berdasarkan ruang ligkup berlakunya
ketentuan atau peraturan yang harus dipatuhi, dapat dibedakan sebagai berikut
:
1) Disiplin diri
Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu apabila
peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi diri
seseorang. Misalnya, disiplin belajar, disiplin bekerja, dan disiplin
beribadah.
2) Disiplin sosial
Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturanperaturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masarakat. Misalnya,
disiplin lalu lintas, dan disiplin menghadiri rapat.
3)
Disiplin nasional
Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau ketentuanketentuan itu merupakan tata laku bangsa atau norma kehidupan
berbangsa dan bernegara yang harus dipatuhi oleh seluruh rakyat.
Misalnya, disiplin membayar pajak dan disiplin mengikuti upacara
bendera (Mas‟udi, 2000: 88-89).
c. Tujuan Kedisiplinan
Rimm (2003: 47), mngemukakan bahwa tujuan disiplin adalah
mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal- hal yang baik yang
merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung
55
kepada disiplin diri. Diharapakan, kelak disiplin diri akan membuat hidup
mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.
Bernard dalam Shochib (98: 3), menyatakan bahwa tujuan disiplin diri
adalah mengupayakan pengembangan minat anak dan mengembangkan anak
menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga
negara yang baik. Nizar ( 2009: 22), disiplin bisa membentuk kejiwaan pada
anak untuk memahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang
tepat untuk melaksanakan peraturan, kapan pula harus mengesampingkan.
Hurlock (1978: 82), mengatakan bahwa tujuan seluruh disiplin ialah
membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peranperan yang ditetapkan kelompok budaya, tetap individu itu diidentifikasikan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
disiplin adalah untuk mengembangkan anak terhadap kemampuan yang
dimiliki, serta untuk memahami setiap perbuatan baik atau buruk yang
dilakukannya akan di tanggung sendiri konsekuensinya.
d. Fungsi Kedisiplinan
Hurlock (1978: 97), menyatakan bahwa disiplin mempunyai dua fungsi
yaitu fungsi disiplin bermanfaat dan Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat
sebagai berikut
a. Fungsi disiplin yang bermanfaat adalah sebagai berikut:
1) Mengajarkan siswa bahwa setiap perilaku akan diikuti hukuman dan
pujian.
56
2) Mengajarkan kepada siswa mengenai tingkatan penyesuaian yang
wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan kepada individu.
3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengendalian dan pengarahan
diri sehingga memberi pengajaran dalam mengembangkan hati nurani
mereka untuk dapat membimbing tindakan mereka.
b. Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat adalah sebagai berikut.
1) Untuk menakut-nakuti siswa setiap tindakan dan perilaku yang mereka
lakukan
2) Sebagai pelampiasan agresi seseorang dalam mendisiplinkan orang
lain.
Tu‟u (2004:38-44), menyatakan bahwa fungsi disiplin antara lain:
a. Menata kehidupan bersama
Disiplin mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu
atau dalam masyarakat. Hubungan atara satu dengan yang lainnya akan
menjadi baik dan lancar dengan adanya disiplin.
b. Membangun kepribadian
Lingkungan yang berdisiplin baik akan sangat berpengaruh pada
kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh
kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang,
tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
57
Kepribadian yang tertib, teratur, taat, dan patuh perlu dibiasakan serta
dilatih.
d. Mencipta lingkungan kondusif
Peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik,
memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan
yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi
disiplin mempunyai manfaat yaitu mengajarkan bahwa setiap perilaku selalu
diikuti oleh hukuman maupun pujian. Selain disiplin memberi manfaat untuk
mengembangkan pengendalian diri, serta berfungsi membangun serta melatih
kepribadian seseorang.
e. Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan
Hurlock (1978: 84-92), menjelaskan bahwa disiplin diharapkan mampu
mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang
ditetapkan oleh kelompok sosial tertentu, sehingga dalam setiap kelompok
sosial harus mempunyai empat unsur pokok disiplin, yaitu:
1)
Peraturan sebagai pedoman perilaku,
2)
Konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam peraturan tersebut dan
dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya,
3)
Hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan
4)
Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan
yang berlaku
58
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa unsurunsur disiplin ini berfungsi membentuk kedisiplinan siswa melalui peraturan,
hukuman, penghargaan, dan konsistensi yang dibentuk dalam kelompok sosial
tertentu seperti di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat. Keempat unsur
disiplin tersebut sangat penting untuk diterapkan dalam kelompok sosial, salah
satunya dengan memulainya terlebih dahulu di rumah dengan adanya
penerapan kedisiplinan melalui empat unsur di atas dapat membantu pendidik
dalam menanamkan sikap disiplin terhadap aegala hal dalam kehidupan
sehari-hari.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya
kinerja
akademik atau hasil
belajarnya. Permasalahan-
permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya
berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern
yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin adalah
sebagai berikut:
1) Kesadaran diri,
Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi
kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadi motif
sangat kuat bagi terbentuknya disiplin.
2) Pengikut dan ketaatan
59
Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang
mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya
kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang
kuat.
3) Alat pendidikan
Sebagai alat untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan
membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan
diajarkan.
4) Hukuman
Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah
sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan (Tu‟u,
2004:48-49).
60
BAB III
BIOGRAFI
A. Biografi Pengarang
1.
Riwayat Hidup Pengarang
Akmal Nasery Basral merupakan seorang wartawan dan sastrawan
Indonesia. Akmal Nasery Basral lahir di Jakarta, 28 April 1968 dari
pasangan Basral Sutan Ma‟ruf dan Asmaniar yang berasal dari Minangkabau
(Anak Sejuta Bintang, 2012: 405). Akmal lahir dari pasangan Basral Sutan
Ma‟ruf (ayah) dan Asmaniar (ibu) yang berasal dari Minangkabau. Dari
pernikahannya dengan Sylvia, Akmal dikaruniai tiga orang putri: Jihan,
Aurora, dan Ayla. Saat ini tinggal di Cibubur, Bekasi.
Akmal Nasery Basral menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA
Negeri
8
Jakarta,
Akmal
melanjutkan
pendidikannya
di
Jurusan
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2.
Aktivitas Pengarang
Akmal Nasery Basral sebelum dikenal sebagai sastrawan, Akmal
merupakan wartawan media cetak. Di dunia jurnalistik, ia memulai kariernya
sejak tahun 1994. Sudah beragam media cetak yang dimasukinya, di
61
antaranya bekerja untuk majalah berita mingguan Gatra (1994-1998),
Gamma (1999), sebelum bekerja di majalah Tempo (2004-sekarang). Akmal
juga pendiri dan pemimpin redaksi majalah tren digital @-ha (2000-2001).
Pada tahun 2002 Akmal sempat mendirikan dan menjadi pemimpin
redaksi majalah musik MTV Trax. Namun, pada tahun 2010, Akmal
meninggalkan dunia jurnalistik dan memfokuskan pikirannya pada dunia
sastra, bahkan lebih jauh ia juga berkiprah di dunia perfilman dan musik.
Akmal Nasery Basral sebagai sastrawan termasuk terlambat menerbitkan
karya, baru pada usia 37 tahun. Akmal Nasery Basral di luar minatnya pada
bidang jurnalistik dan sastra, juga dikenal sebagai pengamat musik dan film
Indonesia. Akmal juga termasuk anggota awal tim sosialisasi Anugerah
Musik Indonesia. Ketika sosialisasi terhadap penghargaan utama bagi insan
musik Indonesia ini dilakukan pada 1997, kalangan jurnalis diwakili oleh
Akmal dan Bens Leo. Pada pergelaran AMI ke-10 (2006), Akmal ditunjuk
sebagai ketua Tim Kategorisasi yang memformat ulang seluruh kategorisasi
penghargaan. Di bidang perfilman Akmal menjadi satu dari lima juri inti
Festival Film Jakarta ke-2 (2007), bersama Alberthiene Endah, Ami Wahyu,
Mayong Suryo Laksono, dan Yan Widjaya.
Akmal juga beraktifitas di akademi literasi dan penerbitan indonesia
(ALINEA) IKAPI pusat, sebagai pengajar mata kuliah penulisan fiksi, dan
dapat dihubungi melalui email: [email protected] atau twitter:
@akmal_n_basral.
62
3.
Hasil Karya Pengarang
Akmal Nasery Basral sebagai seorang sastrawan telah menghasilkan
beberapa karya sastra di antaranya:
a. Cerita Pendek
1) Ada Seseorang di Kepalaku yang Bukan Aku (2006) yang termasuk
dalam longlist Khatulistiwa Literay Award 2007.
2) Legenda Bandar Angin (2006) pada kumpulan cerpen yang berkisah
tentang kehidupan anak seorang mantan tahanan politik di Pulau Buru,
Maluku, itu dinobatkan sebagai cerpen terbaik harian Pikiran Rakyat
(Jawa Barat).
b. Novel
1) Novel Imperia (2005)
Imperia adalah nama sebuah patung wanita setinggi 7-8 meter
yang terletak Kontstanz, sebuah kota kecil di Jerman. Patung ini
bukanlah patung pemimpin negeri atau pahlawan nasional Jerman,
melainkan patung seorang pelacur Italia yang hidup pada abad ke 14
yang sedang menengadahkan keduabelah tangannya dimana pada
masing-masing tangannya terdapat sebuah patung kecil yaitu patung
Raja Sigmund di telapak kanan, dan Paus Martinus V di telapak
kirinya.
63
Novel ini dimulai dengan kejadian dibunuhnya seorang pengacara
muda terkenal Rangga Tohjaya secara mengenaskan oleh seorang
pembunuh bayaran. Tak lama kemudian mayatnya ditemukan oleh
penduduk setempat dengan luka tertembus peluru Quick Shock, peluru
yang mematikan
Novel ini juga bercerita tentang seorang wartawati muda (Wikan)
yang baru saja diterima di sebuah majalah berita mingguan. Tugas
pertama Wikan adalah meliput peluncuran album baru seorang Diva
dunia musik yang bernama Melanie Capricia (MC). Bermula dari
wawancara biasa menyangkut peluncuran album terbaru MC, tugas
Wikan bertambah berat karena harus memburu MC yang menjadi
tersangka utama terbunuhnya Rangga Tohjaya yang pernah menangani
MC dalam kasus plagiarisme terbesar dalam sejarah industri musik
Indonesia.
Nilai-nilai yang dominan diusung novel pop yang sarat dengan
literatur. Nama Imperia sebuah nama patung di kota kecil bernama
Konstanz-Jerman.
2) Novel Nagabonar Jadi 2 (2007)
Novel ini dibuka dengan menggambarkan perkebun kelapa sawit
Nagabonar
yang
menghasilkan,
sehingga
Nagabonar
mampu
menyekolahkan anaknya (Bonaga) ke Inggris. Bonaga anak semata
wayangnya kini menjadi pengusaha sukses itu akan menjemput
64
Nagabonar menuju Jakarta. Muncullah masalah ketika Bonaga
mengutarakan
maksud
mengajak
ayahnya
ke
Jakarta
untuk
menyampaikan keinginan untuk membangun resort mewah di tanah
perkebunan kelapa sawit milik Nagabonar. Padahal di perkebunan
tersebut ada makam tiga orang yang paling disayang Nagabonar,
yakni; Emak Nagabonar, Kirana (istri Nagabonar) dan Bujang (sahabat
Nagabonar). Tentu saja hal ini ditolak oleh Nagabonar. Inilah yang
menjadi konflik utama dalam kisah Nagabonar jadi 2.
Konflik lain adalah, kisah cinta Bonaga dan Monita. Mereka
saling mencintai, namun karena latar belakang Bonaga yang
dibesarkan
tanpa
kasih
sayang
seorang
ibu
inilah
yang
mengakibatnkan Bonaga kesulitan menyatakan cintanya kepada
Monita, Padahal Monita sangat menunggu kepastian cinta serta
harapan-harapan yang diberikan oleh Bonaga kepadanya.
Nilai-nilai dominan adalah nilai nasionalisme yang ditanamkan
dalam kepribadian rakyat Indonesia.
3) Sang Pencerah (2010)
Novel ini secara umum berusaha menyajikan kehidupan seharihari KH Ahmad Dahlan. Sisi manusia biasanya diungkap mulai dari
hal-hal yang terbilang kecil hingga sederet dilema hidup yang
menekan batinnya. Selain itu, novel ini juga berkisah mengenai
pemikiran-pemikiran KH Ahmad Dahlan yang memang dikenal
65
sebagai pembaharu dan pendobrak tradisi. Pemikiran terdalam ini yang
mengilhami judul buku ini, Sang pencerah. Ada banyak fragmen cerita
di dalam buku ini. Termasuk saat KH Ahmad Dahlan masih kanakkanak hingga ia hidup sebagai manusia dewasa. Meski berbalut label
novel, namun beberapa orang beranggapan bahwa buku ini serupa
dengan biografi KH Ahmad Dahlan sebab ia memuat kejadiankejadian, kisah hidup dari sang pencerah ini. Itu artinya, meski Anda
membaca novel namun kejadian yang dituliskan di dalamnya adalah
nyata. Meski memang susah menakar sejarah dalah ranah fiksi, namun
apa yang ditulis dalam novel ini tidak melenceng dari tatanan sejarah.
Setting yang digunakan dalam novel ini juga cukup menarik sebab
berlatarkan Yogyakarta pada masa kekuasaan Hamengkubuwono VII.
Muhammad Darwis, tokoh utama dalam cerita ini, adalah nama
sebenarnya dari KH Ahmad Dahlan. Ia lahir dan tumbuh dari keluarga
biasa dan menjadi seseorang yang luar biasa. Ia menjadi pionir yang
menggagas pemikiran bahwa islam itu mudah dan membebaskan.
Bukan agama yang menyulitkan seperti yang dianut di Jawa kuno saat
itu. Spirit keagamaan tokoh Darwis ini berpadu manis dengan jiwa
nasionalisme yang ada di dalam dadanya.
Nilai-nilai yang diusung adalah biografisme
perjuangan Kiyai
Haji Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah. Di sisi lain,
novel ini dapat memberikan pencerahan mental spiritual pembaca.
66
Oleh karena itu, wajar jika dipandang oleh pengamat sastra dan
religius sebagai karya master piece.
4) Presiden Prawiranegara (2011)
Novel ini menceritakan tentang Syafarudin Prawiranegara atau
sering disebut juga “kuding” dia mempunyai seorang istri yaitu Lily
dan empat orang anak. Pada saat Pak syaf dijemput oleh Bung Hatta di
kediamanya. Lalu lily heran “tak biasanya Bung hatta seperti ini”
lilypun sebagai istri tak rela bahawa suaminya akan meninggalkan
keluarganya beberapa saat, walaupun itu demi Negara. Sambil
memberesakn pakaian suaminya lily terus bergumam, dengan sedikit
rasa kesal kudingpun bicara “ kondisi negeri ini memang masih gawat,
Bu”. Lalu lily menyodorkan pertanyaan kembali pada kuding,
bukannya pemberontakan Madiun sudah bisa diatasi sejak bulan lalu.
Pertanyaanpun terus dilontarkan oleh lily kepada kuding seolah-olah
lily ingin menyatakan bahwa paling tidak saat ini sang suami bisa
beristirahat sementara waktu dirumahnya. Kuding adalah seseorang
yang berpendirian tegas. Ditambah dengan sifatnya yang mandiri tak
mau membebani orang lain dan tak ingin dipengaruhi oleh orang lain.
Selepas kepergian kuding ke sumatra “icha” anak perempuan
pertama kuding selalu menanyakan kabar ayahnya kepada ibunya,
tetapi ibunya tak tahu kapan pastinya kuding pulang. Malammalampun berlalu sangat cepat tanpa kehadiran seorang ayah di
67
keluarga itu membuat anak-anak semakin dekat dengan ibunya. Pada
suatu hari lily pulang dari pasar dengan banyak sekali membawa buah
sukun. Lily adalah seorang ibu yang luar biasa yang siap melakukan
apa pun, termasuk mengesampikan gengsinya sebagai istri mentri,
hanya semata-mata untuk mendapat tambahan rejeki yang halal untuk
keperluan anak-anaknya.
Di suatu kota tepatnya di Pariaman ada seorang pemuda yaitu “
kamil koto” tapi sering di sebut kamil. Dia sangat dikenal karena
kenakalannya mengambil barang milik orang lain. Pada suatu hari dia
mengambil jam kesayangann Ajo Sidi orang yang sangat di takuti di
daerah itu. Namun nasib buruk menimpah kamil, anak buah Ajo Sidi
mengetahui bahwa kamil lah yang mengambil jam itu. Lalu kamil
dihajar habis-habisan oleh anak buah Ajo Sidi. Pada saat pingsan
kamil diselamatkan oleh Residen Rasyid, memang pada saat itu kamil
sedang beruntung setelah bertemu dengan Residen dia juga bertemu
atau melihat wanita idamannya yaitu “Zahara”. Dan itulah awal
mulanya kamil jatuh cinta dan ikut dengan Residen Rasyid.
Presiden Bung Karno pernah berbicara jikalau presiden dan wakil
presiden tertangkap atau terbunuh maka Mr. syafaruddin harus
membuat pemerintahan darurat republik Indonesia (PDRI) itulah
mandat dari presiden.Tapi ketik presiden dan wakil presiden terkena
tahanan rumah pesan itu tidak sampai ke pak syaf karena kawat radio
68
sudah diblokade oleh belanda. Namun pada saat di halaban pak syaf
dengan inisiatifnya mengusulkan pemerintahan darurat republik
Indonesia (PDRI) dan itu di setujui oleh kawan-kawannya dan
langsung membuat kabinet yang langsung di ketuai oleh ketua PDRI
sendiri Mr. Syafaruddin Prawiranegara dan wakilnya Mr. Teuku
Mohammad Hassan. Dengan berjalannya PDRI ini Indonesia masih
bisa berjuang dan merdeka.
Nilai-nilai yang diusung dalam novel tersebut mengungkapkan
kisah 207 hari Syafruddin Prawiranegara memimpin Indonesia.
5) Batas (2011)
Novel ini menceritakan tentang Jaleswari, dengan ambisi dan
kepercayaan diri yang penuh, mengajukan diri untuk mengambil
tanggung-jawab memperbaiki kinerja program CSR bidang pendidikan
yang terputus tanpa kejelasan. Dia menyanggupi masuk ke daerah
perbatasan di pedalaman Kalimantan dan menjanjikan dalam dua
minggu ketidak-jelasan itu dapat diatasi.
Ternyata suatu kehendak belum tentu sejalan dengan kenyataan.
Daerah
perbatasan
di
pedalaman
Kalimantan
memiliki
pola
kehidupannya sendiri. Mereka memiliki titik-pandang yang berbeda
dalam memaknai arti garis perbatasan. Konflik bathin terjadi ketika dia
terperangkap pada masalah kemanusiaan yang jauh lebih menarik dan
menyentuh perasaan dibanding data perusahaan yang sangat teoritis
69
dan terasa kering karena pada hakekatnya masalah rasa sangat relatif
dan memiliki kebenaran yang berbeda.
Jaleswari berada dalam tapal batas pilihan. Karisma hutan dan
pola hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya
memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat
istiadat setempat. Jaleswari sangat memahami Adeus seorang guru
yang dipercaya menjalankan program pendidikan, kini menjadi pribadi
pendiam dan apatis, karena sistem pendidikan yang diinginkan
perusahaan di Jakarta, tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.
Masyarakat lebih memilih untuk jadi tenaga kerja yang dijanjikan jadi
kaya oleh penjual jasa bernama Otik. Salah satu korbannya adalah
Ubuh, pekerja TKI yang melarikan diri dari negeri tetangga. Oleh
masyarakat Dayak disana, Ubuh tak hanya beroleh perlindungan
namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya
berangsur pulih dari trauma.
Tragedi kemanusiaan ini, merubah pemikiran Jaleswari. Semua
peristiwa terjadi di depan matanya. Jiwanya goncang dan Panglima
Dayak, kepala suku menuntunnya memahami "Bahasa Hutan" yang
mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak dan
sebaliknya malah menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan
lingkungan kehidupannya. Langkah Jaleswari sangat membantu Arif
70
sebagai instrumen negara yang dalam penyamaran dan ditugaskan di
wilayah perbatasan.
Nilai-nilai yang diusung dalam novel batas karya Akmal Nasery
Basral bahwa novel ini mengangkat pendidikan serta kehidupan
masyarakat Dayak yang ada di perbatasan. Novel ini memberikan
pengetahuan tentang penyimpangan-penyimpangan sosial diantaranya:
Korupsi, kriminalitas, dan mental disorder (kekalutan, kekacauan,
gangguan mental).
6) Novel Anak Sejuta Bintang (2012)
Novel Anak Sejuta Bintang juga menjadi best seller, novel ini
menceritakan tentang kisah masa kecil Aburizal Bakrie. Novel ini yang
menjadi bahan penelitian ini.
7) Novel Napoleon dari Tanah Rencong (2014)
Novel ini tentang kisah DI/TII Aceh di era 50-an, dan sebuah
cerpen dalam bahasa inggris berjudul "swans of the rising sun" yang
diterbitkan oleh project sunshine for japan, sebuah lembaga
international nirlaba yang berpusat di Universitas Dortmund di Jerman,
dan membuat antologi cerpen dari para penulis di 25 negara, akmal
ditunjuk oleh panitia sebagai satu-satunya penulis yang mewakili
indonesia.
71
Novel Biografisme tentang ulama-sastrawan Buya Hamka
berjudul Tadarus Cinta Buya Pujangga yang diterbitkan di salamadani
(2014).
Nilai-nilai yang di usung mengenai kehidupan Hasan Saleh (19211992), seorang pemimpin pemberontakan DI/TII Aceh yang pecah
tahun 1953. Kisah tokoh kunci dalam perjuangan sosial di Aceh ini
sangat inspiratif dan sarat akan nilai patriotisme. novel ini memberi
gambaran jelas mengapa Aceh memiliki tempat istimewa di Indonesia.
c. Simfoni Untuk Negeri: Twilite Orchestra dan Magenta Orchestra (nonfiksi).
Simfoni untuk Negeri ini terdiri dari sepuluh bab yang
membicarakan soal musik orkestra dengan Twilite Orchestra dan
Magenta Orchestra sebagai dua tokoh utamanya, baik dari segi sejarah,
ragam jenis, maupun koneksi antara musik dengan perkembangan
karakter suatu bangsa.
Rilis pers yang diterima Rolling Stone, terbitnya Simfoni untuk
Negeri didasari rasa cinta yang begitu dalam terhadap musik dan
Indonesia, yang sekaligus merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap
kemajuan dan keunggulan karya seni anak bangsa di dunia musik.
Buku ini pertama kali diprakarsai oleh istri Indra Bakrie sendiri,
Gabby Bakrie, dan ditulis oleh wartawan dan sastrawan, Akmal
72
Nasery Basral, yang sebelumnya dikenal atas buku Imperia, Sang
Pencerah, dan Presiden Prawiranegara.
Tujuan dari buku ini adalah untuk menghayati, menggali, dan
mendokumentasikan nilai-nilai yang terkandung dalam musik orkestra,
kemudian mencoba mewariskannya kepada generasi penerus agar
musik orkestra meluas hingga seluruh lapisan masyarakat pencinta
seni, khususnya seni musik.
B. Biografi Novel
1. Unsur Intrinsik Novel Anak Sejuta Bintang
Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Anak Sejuta Bintang
antara lain sebagai berikut:
a. Tema
Tema yang diambil dalam novel Anak Sejuta Bintang yaitu peran serta
orang tua dalam tumbuh kembang anak. Kemudian juga kasih sayang
orang tua yang mengiringi perkembangan kehidupan seorang anak dalam
membentuk karakter kepribadian yang baik, agar mempunyai kehidupan
yang lebih baik. Di mana kedisiplinan yang diterapkan oleh keluarga
tersebut.
b. Penokohan
73
Tokoh dalam novel Anak Sejuta Bintang yang menonjol antara lain:
Ical, Bakrie Roosniah, dianalisis dalam penelitian ini adalah Ical. Berikut
tokoh-tokoh utama dalam novel Anak Sejuta Bintang yaitu:
1)
Ical (Aburizal Bakrie)
Tokoh Ical dalam novel Anak Sejuta Bintang digambarkan sebagai
anak yang ceria, dermawan suka menolong, pintar, baik, penurut,
berani, punya inisiatif, disiplin, berbakti kepada kedua orang tuanya.
Selama di SD, hampir selalu jadi juara kelas, tapi ketika di kelas 6 Ical
dikelas mendapat juara 2.
“HARI PERTAMA masuk sekolah. Ical bangun lebih cepat dari
biasanya. “(Basral, 2012: 95).
“Sewaktu Mama ke kamar mengambil uang receh, Ical malah
mengambil buah apel dan anggur di lemari es dan membagikan
buah-buahan mahal itu kepada anak-anak yang kampung.”ujar
Roosinah (Basral, 2012: 272).
“…Ical kembali menjsdi juara kelas. Setelah tiga tahun berturutturut menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari “Anak Sejuta
Bintang”…(Basral, 2012: 310).
“Lima tahun kejayaan sebagai juara pertama….”
“dan di tempa kedua…” Ibu Ari
“Aburizal Bakrie” (Basral, 2012: 387).
“Bintang yang paling terang dalam kehidupan Ical adalah papa dan
mama. Karena cahaya cinta papa dan mama sehingga Ical bisa
menemukan cahaya bintang-bintang lainnya” (Basral, 2012: 399).
2) Bakrie (Ayah Ical)
Tokoh Bakrie dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah sosok ayah
yang demokratis, bijak, yang selalu memberikan keteladanan dengan
74
mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada anak-anaknya tentang
kedisiplinan, kerja keras, kejujuran, saling tolong-menolong, saling
memberi.
“Segala yang datang dari Allah, tutur Bakrie lagi,”niscaya kembali
ke dalam dekapan cinta-Nya.” (Basral, 2012: 60).
“Bakrie sangat menjunjung tinggi bentuk keluarga besar, sama
sekali tidak keberatan ketika beberapa kerabatnya menunjukkan
isyarat butuh tumpangan hidup di Jakarta.” ” (Basral, 2012:62).
“Memberi sesuatu yang kita senangi kepada orang lain itu selalu
membuat hati kita bahagia. Rezeki kita pasti akan bertambah jika
kita bisa lebih ikhlas” (Basral, 2012: 132).
“Anak laki2 itu harus sering diajak ngobrol supaya terbiasa
mengemukakan pendapat ... Kalau tidak, mereka akan terbiasa
menggunakan tangan untuk menyampaikan keinginan.” (Basral,
2012: 149).
“Belum lagi guru-gurumu di sekolah yang menjadi bintang
penerangmu sehari-hari. Mereka bintang yang menemani kamu
menemukan sesuatu, dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari
yang tidak mengerti menjadi mengerti”
“ jangan lupakan guru mengajimu, Ustazah Rohmie…” (Basral,
2012: 396).
3) Roosinah
Tokoh Roosinah dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah sosok ibu
teladan yang selalu memberikan kedamaian dengan berbagai bentuk
kepada keluarga kecilnya. Sosok yang sangat hangat, disiplin, tegas,
serta penyayang.
“Ya Allah, gumam Roosinah bersimbah air mata. Seluruh
persendiannya lemas dan ngilu…
“Sembuhkanlah anak-anakku.Ya Allah” (Basral, 2012:63).
75
“Niatmu baik, mau melindungi adik. Tapi lain kali hati-hati…
(Baral, 2012: 88).
“Selisih nilaimu dan Ingga tipis sekali, Cal, hanya beda satu angka,”
ujar Roosinah bermaksud menunjukkan bahwa ia dengan ketatnya
persaingan itu.
…“Betul, Cal,” imbuh Roosinah. “Mama tidak kecewa.” (Basral,
2012: 388-389).
“…Karena pasti hal itu akan membuat Mama bahagia, Bhwa
seluruh disiplin dan ketegasan yang Mama ajarkan selama ini sudah
mulai menunjukkan hasil” (Basral, 2012: 399).
4) Cik Nani (Ibu Guru di SD)
Tokoh Cik Nani dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah sosok
guru yang mengajar di sekolah, Cik Nani memiliki karakter pendidik
yang sesuai dengan UU Sisdiknas Tahun 2013 dan PP Nomor 19
Tahun 2005 sebagai seorang pendidik yang dianggap mampu
mewujudkan tujuan pendidikan nasional diantaranya yaitu: memiliki
kompetensi pedagogik (menguasai kelas, kreatif dan
inovatif), kompetensi profesional (berwawasan luas), kompetensi
kepribadian (penuh kasih sayang, bijaksana dan adil), kompetensi
sosial (peduli dan
responsive), mendidik murid-muridnya dengan
tegas, kedisiplinan, menanamkan kejujuran.
“Hari ini, guru mereka sangat tegas, disiplin, dan tidak main-main.
Setiap kesalahan akan mendapatkan hukuman (Basral, 2012:169).
“Ada yang berani kedepan?”...
“Sebelum pulang. Cik Nanik akan meminta kalian melihat baikbaik dua buah foto itu (Basral, 2012, 173).
76
Terdapat juga dalam novel tersebut merupakan tokoh tambahan, tokoh
protagonis, tokoh sederhana, dan tokoh statis.
c.
Alur
Alur yang digunakan dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah alur
maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus (Haryanta, 2012:
13). Artinya cerita yang disajikan di dalam novel tersebut disusun secara
runtut dari tahap awal hingga tahap akhir atau berdasarkan urutan
peristiwa.
Pada tahun 1950, Ical di usianya sekitar tiga tahun lebih mempunyai
seorang adik lagi selain Odi. Disaat yang bersamaan juga, Bakrie dan
Roosniah merencanakan untuk membeli vila di Cipanas. Musibah
menimpa keluarga tersebut. Kebahagiaan yang sedang dialami oleh
keluarga Bakrie tidak berujung lama. Anak ketiga mereka yang diberi
nama August Alamsjah meninggal setelah beberapa saat lahir.
Pada awal November 1951. Roosniah kembali melahirkan seorang
anak yang diberi nama Nirwan Dermawan Bakrie. Di tahun yang sama
Ical memasuki Taman Kanak-Kanak Perwari. Pada tahun 1952, Ical
masuk Sekolah Rakyat Perwari. Semasa sekolah di SR Perwari banyak
kenangan yang memberikan pelajararan bagi Ical. Ketika ia belajar
bermain bola kasti, Ical juga bermain sepak bola melawan anak-anak
Gang Ampiun dengan skor telak 1-7, Ical juga belajar Judo sesuai dengan
77
saran ayahnya, agar nantinya Ical mampu menyelamatkan dirinya jika
mendapat perlakuan tidak baik dari preman yang mulai banyak
bermunculan di Jakarta.
Pada 17 Agustus 1956 Ical dan kawan-kawan menjadi tim aubade
pada upacara kemerdekaan. Mereka akan menyanyikan lagu-lagu
perjuangan di hadapan Presiden Soekarno. Sepulang dari upacara
tersebut, Ical ingin memiliki seragam layaknya Presiden Soekarno. Dan
diam-diam merencanakan upacara di ciparay dekat vila keluarganya. Ical
bekerja sama dengan sopir ayahnya dan penjaga vilanya. Mereka
mengumpulkan anak-anak yang ada di Ciparay untuk mengikuti upacara
tersebut. Upacara tersebut berlangsung dengan hikmat, disaksikan oleh
masyarakat sekitar, serta Bakrie dan Roosniah yang secara diam-diam
menyaksikan upacara tersebut.
Mulai dari kelas satu hingga kelas lima Ical selalu mendapat
peringkat pertama. Namun di perjuangan akhirnya Ical tidak mampu
mempertahankan peringkatnya, ia menduduki peringkat kedua setelah
sahabatnya Ingga, mengambil posisinya menjadi lulusan terbaik. Ical
sangat sedih mengetahui hal itu.
d.
Sudut Pandang
Novel Anak Sejuta Bintang menggunakan sudut pandang orang
ketiga tunggal. Penulis menempatkan dirinya sebagai narator yang berada
78
di luar cerita, atau tidak terlibat dalam cerita. Pada sudut pandang ini,
narator menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut namanya.
“Ical yang mendapat kabar akan diajak ayahnya menonton Cap Lak
Meh, langsung gelisah seharian karena terlalu gembira. Tiap sebentar
ia
melihat kepintu, bertanya,” Papa kok belum pulang, Ma?”
(Basral, 2012: 35).
e.
Latar atau Setting
Latar tempat pada novel Anak Sejuta Bintang Berpijak pada pendapat
Nurgiyantoro (2007:227), penganalisisan latar dalam penelitian ini dibagi
menjadi tiga unsur yaitu latar tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat
dalam novel Anak Sejuta Bintang sebagian besar berada di Jakarta dan
Cipanas.
“Setiba di Jakarta, selama tiga hari pertama, kondisi tubuh Ical dan
Odi tak menunjukkan adanya penurunan stamina. Memasuki malam
keempat, keduanya batuk-batuk lagi, meski tidak sekeras dan
sesering sebelumnya. Selain itu, pada malam keempat, Odi sempat
sekali menunjukkan sesak napas. Malam kelima sesak napas Odi
hilang. Kali ini, justru Ical yang napas. Roosinah memutuskan
memanggil Dokter Ghulam lagi untuk melakukan pemeriksaan. Tak
ada saran agar menjalani rawat inap di rumah sakit. Selain lebih
sering lagi menghirup udara segar pengunungan.”
“Sejak itu, hampir setiap pekan Bakrie memboyong keluarganya
bermalam di Cipanas.”(Basral, 2012: 90-91).
“Cahaya Matahari pagi mulai memeluik Cipanas…” kampung
Ciparay di belakang vila belum terlihat dengan jelas (Basral, 2012:
84).
Latar waktu dalam novel Anak Sejuta Bintang kurang lebih terjadi
selama delapan tahun, karena penceritaan waktu dalam nonel ini paling
79
dominan adalah latar tahun. Latar waktu tersebut dimulai sekitar tahun
1950-an sampai tahun 1958.
“Kapan mulai sekolah, Ma?” tanya Ical sambil mencoba sebuah
sepatu kulit yang menarik perhatiannya.“Nanti, sesudah tahun
baru.” “Tahun barunya kapan?” “1952.”(Basral, 2012: 95).
Latar sosial dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery
Basral mempunyai latar sosial gabungan dari dua kebudayaan yaitu Batak
dan Lampung. Hal ini dikarenakan, Ahmad Bakrie ayah Ical berdarah
Lampung, sedangkan Roosniah ibu Ical berdarah Batak, yang lahir di
Pangkalan Berandan, Sumatra Utara. Walaupun berbeda daerah, akan
tetapi keluarga Bakrie sama-sama berdarah Sumatra.
“Wah, akhirnya ada juga teman dari Batak,” ujar Roosinah…(Basral,
2012: 121).
f.
Amanat
Amanat dalam novel Anak Sejuta Bintang karya Akmal Nasery
Basral adalah bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh
kekayaan dan status. Namun, pola pikir yang benar dan tepat.
Kedisiplinan, kerja keras, ketekunan dan ketelitian serta keuletan hidup.
Berbakti kepada orang tua serta persahabatan.
2.
Keunggulan Novel Anak Sejuta Bintang
Novel Anak Sejuta Bintang sangat baik dalam memberikan
gambaran kehidupan masa kecil Aburizal Bakrie. Novel ini sangat
memberikan inspirasi bagi pembaca. Penggambaran keluarga yang
80
harmonis, sosok ayah yang selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan
dengan pesan-pesan yang disampaikan pada anaknya, sosok ibu yang
selalu memberikan kedamaian dengan berbagai bentuk pengertiannya,
serta sosok anak yang selalu bersemangat mengerjakan sesuatu dengan
penuh keyakinan membuat novel ini sangat menarik.
Novel ini memberikan gambaran betapa besar pengaruh keluarga
dalam perkembangan anak. Pola asuh orang tua dengan mengedepankan
potensi Tuhan, alam, keluarga, dan lingkungan sangat membantu dalam
tumbuh kembang anak. Penanaman nilai-nilai kehidupan pada anak
melalui pendekatan musyawarah yang tidak terkesan menggurui,
membuat anak dapat menerimanya dengan baik digambarkan dengan
jelas dalam novel ini. Novel ini juga menggambarkan bagaimana sosok
Ical menjadi anak yang senang berbagi dan menolong teman-temannya,
hal itu Ical terapkan dari ajaran orang tuanya. Kisah ini patut menjadi
contoh bagi para orang tua untuk mendidik anak-anaknya.
C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang
Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang pada penelitian
ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib
dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis
81
yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap nilai-nilai kedisiplinan yang
terkandung dalam novel Anak Sejuta Bintang antara lain sebagai berilkut:
1.
Disiplin dalam Menggunakan Waktu
Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena
waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu dengan baik.
“Papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai Papa selalu bagus.
Akhirnya, Atuk terus mengizinkan Papa untuk terus berjualan.”
“Caranya bagaimana?”“Jualannya?”. “Bukan, bagi waktu, Pa…”
“Harus disiplin. Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari
gambir, waktu jualan kue, waktu main…”(Basral, 2012: 147).
“Akhirnya jerit kegembiraan Ical ketika langkah ayahnya terdengar
di depan pintu. “Hore Papa pulang…”. O, ya, Papa ganti baju dulu,”
kata Bakrie. Beberapa saat kemudian, Bakrie yang sudah memakai
pakaian santai segera berpamitan pada istrinya.” (Basral, 2012: 36).
“Mulainya saja pukul sembilan, pasti selesainya bisa tengah malam.
Bagaimana bisa ditonton anak umur tiga tahun?” sergah Bakrie.
“Ayo, kita cari tontonan lain.” (Basral, 2012: 51).
“Tibalah akhir pekan itu. Hari masih pagi ketika Bakrie membawa
istri dan kedua anaknya berlibur di Cipanas, dekat istana presiden.”
(Basral, 2012: 68).
“HARI PERTAMA masuk sekolah. Ical bangun lebih cepat dari
biasanya. “(Basral, 2012: 95).
“Dulu mereka berpikir barang-barang itu tak berguna. Tapi Papa
berpikiran lain. Karena sekolah dimulai jam delapan, maka sejak
enam Papa sudah mencari kemiri dan gambir yang jatuh, lalu Papa
kumpulkan. Papa melakukan itu sekitar satu jam setiap hari…
“(Basral, 2012: 145).
“LONCENG TANDA istirahat berbunyi. Cik Nani meletakkan
arang kayu di tangannya ke atas meja, menepuk-nepukkan kedua
82
telapak tangan sehingga sisa-sisa arang terlepas, “Kalian boleh buka
bawaan bekal makanan… (Basral, 2012: 168).
“…Ical kembali menjsdi juara kelas. Setelah tiga tahun berturutturut menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari “Anak Sejuta
Bintang”…(Basral, 2012: 310).
2.
Disiplin dalam Beribadah
Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam
kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat
dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin,
sebagai contoh firman Allah SWT.
“HARI MENJELANG sore. Sekitar pukul tiga. “Cal, bangun.
Kamu harus belajar ngaji. Ustadznya sudah ada di luar.” (Basral,
2012: 192).
“TIGA HARI kemudian, Ical harus belajar mengaji lagi.” (Basral,
2012: 194).
“Sejak sore itu, Rohmie resmi menjadi guru ngaji Ical. Vina sepupu
Ical yang seumuran, ikut belajar bersama. Begitupun dengan Odi.
Bahkan, agar terlihat lebih banyak, Tatik ikut belajar mengaji”
(Basral, 2012: 195).
“Ramadhan tinggal sepekanlagi, Uztadzah Rohmie dengan sopan
menyarankan agar Ical segera dilatih menjalankan puasa
pertama,,,”(Basral, 2012: 261).
“MALAM PERTAMA Ramadhan. Tarawih malam pertama
memang selalu disesaki jamaah, Ical mengikuti rangkaian tarawih
dengan khidmat”(Basral,2012: 264).
“… Di depan masing-masing terletak kitab Al- Qur‟an… “Jangan
tidur dulu, kita tadarus… “Ical ambil iair wudhu dulu Pa…”(Basral,
2012: 265).
83
“…Besok malam kita tadarus lagi,” ujar Bakrie.” Odi… tiap
malam, Pa”?...”Betul…”selama bulan Ramadhan kita harus banyak
beribadah…”(Basral, 2012: 266).
“Seperti biasa, Bakrie bangkit dari tempat tidur… Subuh memang
selalu waktu yang tepat untuk mengguyur tubuh … Bakrie
mengemasi sajadah…” (Basral, 2012: 349).
3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka
pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah :
a) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya,
banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
b) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan
dan aturan serta ingin sebebas-bebasnya
c) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
d) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
e) Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan
belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu
kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan
santun dan erosi disiplin.
84
“Sebelum pulang, Cik Nani akan meminta kalian melihat baik-baik
dua buah foto itu,” katanya sambil menunjuk kedua foto yang
bergantung pada tembok di belakang dinding.”Yang ini foto
Presiden Soekarno, atau biasa disebut Bung Karno. Satunya lagi,
bapak dengan kaca mata besar itu, adalah Wakil Presiden
Mohammad Hatta. Mengerti?” (Basral, 2012: 175).
“17 Agustus 1956… Bakrie dan Roosinah tidak ingin berada
terlalu dekat dari sisi lapangan… Bakrie sungguh-sungguh ingin
menyaksikan apa yang akan dilakukan oleh Ical. Disana, Ical, sudah
berdiri dengan gagah lengkap dengan gagah lengkap dengan busana
kebesaran, putih-putih, peci hitam, kepala dalam posisi tegap…
kemudian terdengarlah suara Ical membahana, tegas, berat,
berwibawa…. „Merdeka‟… Saudara-saudara. Mari bekerja lebih
giat. Berikan segala yang kita miliki untuk Ibu Pertiwi. Sekian
pidato saya hari ini” (Basrsl, 2012: 356).
BAB IV
ANALISIS DATA
85
Nilai-nilai kedisiplinan yang terkandung dalam novel Anak Sejuta Bintang
karya Akmal Nasey Basral banyak ditunjukkan dalam bentuk deskripsi cerita, dialog
antar tokoh, dan juga respon para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Novel pada
umumnya terdiri dari paragraf dan kalimat yang merupakan hasil dari ide-ide serta
karya imajinasi yang dituangkan oleh pengarang. Interpretasi yang timbul akan
berbeda-beda
karena berbedanya
kemampuan
pembaca. Pesan yang akan
disampaikan pengarang dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah. Untuk melihat
pesan dibalik deskripsi cerita maka penulis menyampaikannya dalam bentuk
potongan paragraf atau kalimat.
Adapun penjabaran nilai-nilai kedisplinanan dalam novel Anak Sejuta Bintang
akan penulis jabarkan sebagai berikut:
A. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Novel Anak Sejuta Bintang
Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang pada penelitian
ini adalah proses mengubah perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan
patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan
pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan oleh peneliti dalam novel Anak Sejuta Bintang terdapat beberapa nilainilai kedisiplinan sebagai berikut:
1. Disiplin dalam Menggunakan Waktu
86
Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu
amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu dengan baik.
“Papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai Papa selalu bagus.
Akhirnya, Atuk terus mengizinkan Papa untuk terus berjualan.” “Caranya
bagaimana?”“Jualannya?”. “Bukan, bagi waktu, Pa…” “Harus disiplin.
Semua ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan
kue, waktu main…”(Basral, 2012: 147).
“Akhirnya jerit kegembiraan Ical ketika langkah ayahnya terdengar di
depan pintu. “Hore Papa pulang…”. O, ya, Papa ganti baju dulu,” kata
Bakrie. Beberapa saat kemudian, Bakrie yang sudah memakai pakaian
santai segera berpamitan pada istrinya.” (Basral, 2012: 36).
“Mulainya saja pukul sembilan, pasti selesainya bisa tengah malam.
Bagaimana bisa ditonton anak umur tiga tahun?” sergah Bakrie. “Ayo,
kita cari tontonan lain.” (Basral, 2012: 51).
“Tibalah akhir pekan itu. Hari masih pagi ketika Bakrie membawa istri
dan kedua anaknya berlibur di Cipanas, dekat istana presiden.” (Basral,
2012: 68).
“HARI PERTAMA masuk sekolah. Ical bangun lebih cepat dari biasanya.
“(Basral, 2012: 95).
“Dulu mereka berpikir barang-barang itu tak berguna. Tapi Papa
berpikiran lain. Karena sekolah dimulai jam delapan, maka sejak enam
Papa sudah mencari kemiri dan gambir yang jatuh, lalu Papa kumpulkan.
Papa melakukan itu sekitar satu jam setiap hari… “(Basral, 2012: 145).
“LONCENG TANDA istirahat berbunyi. Cik Nani meletakkan arang
kayu di tangannya ke atas meja, menepuk-nepukkan kedua telapak tangan
sehingga sisa-sisa arang terlepas, “Kalian boleh buka bawaan bekal
makanan… (Basral, 2012: 168).
“…Ical kembali menjsdi juara kelas. Setelah tiga tahun berturut-turut
menjadi yang terbaik di kelas, Ical mulai digelari “Anak Sejuta
Bintang”…(Basral, 2012: 310).
2. Disiplin dalam Beribadah
87
Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam
kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturanperatuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat
dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin,
sebagai contoh firman Allah SWT.
“HARI MENJELANG sore. Sekitar pukul tiga. “Cal, bangun. Kamu
harus belajar ngaji. Ustadznya sudah ada di luar.” (Basral, 2012: 192).
“TIGA HARI kemudian, Ical harus belajar mengaji lagi.” (Basral, 2012:
194).
“Sejak sore itu, Rohmie resmi menjadi guru ngaji Ical. Vina sepupu Ical
yang seumuran, ikut belajar bersama. Begitupun dengan Odi. Bahkan,
agar terlihat lebih banyak, Tatik ikut belajar mengaji” (Basral, 2012:
195).
“Ramadhan tinggal sepekanlagi, Uztadzah Rohmie dengan sopan
menyarankan agar Ical segera dilatih menjalankan puasa
pertama,,,”(Basral, 2012: 261).
“MALAM PERTAMA Ramadhan. Tarawih malam pertama memang
selalu disesaki jamaah, Ical mengikuti rangkaian tarawih dengan
khidmat”(Basral,2012: 264).
“… Di depan masing-masing terletak kitab Al- Qur‟an… “Jangan tidur
dulu, kita tadarus… “Ical ambil iair wudhu dulu Pa…”(Basral, 2012:
265).
“…Besok malam kita tadarus lagi,” ujar Bakrie.” Odi… tiap malam,
Pa”?...”Betul…”selama bulan Ramadhan kita harus banyak
beribadah…”(Basral, 2012: 266).
“Seperti biasa, Bakrie bangkit dari tempat tidur… Subuh memang selalu
waktu yang tepat untuk mengguyur tubuh … Bakrie mengemasi
sajadah…” (Basral, 2012: 349).
3. Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
88
Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian
tujuan
pendidikan
akan
terhambat,
diantara
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya adalah :
a) Faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya,
banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup
b) Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan
aturan serta ingin sebebas-bebasnya
c) Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
d) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun
e) Longgarnya peraturan yang ada
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan
belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai
pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang
memadai.
“Sebelum pulang, Cik Nani akan meminta kalian melihat baik-baik dua
buah foto itu,” katanya sambil menunjuk kedua foto yang bergantung
pada tembok di belakang dinding.”Yang ini foto Presiden Soekarno, atau
biasa disebut Bung Karno. Satunya lagi, bapak dengan kaca mata besar
itu, adalah Wakil Presiden Mohammad Hatta. Mengerti?” (Basral, 2012:
175).
“17 Agustus 1956… Bakrie dan Roosinah tidak ingin berada terlalu
dekat dari sisi lapangan… Bakrie sungguh-sungguh ingin menyaksikan
apa yang akan dilakukan oleh Ical. Disana, Ical, sudah berdiri dengan
gagah lengkap dengan gagah lengkap dengan busana kebesaran, putihputih, peci hitam, kepala dalam posisi tegap… kemudian terdengarlah
suara Ical membahana, tegas, berat, berwibawa…. „Merdeka‟… Saudara89
saudara. Mari bekerja lebih giat. Berikan segala yang kita miliki untuk
Ibu Pertiwi. Sekian pidato saya hari ini” (Basrsl, 2012: 356).
B. Nilai-nilai Kedisiplinan menurut Para Tokoh
Disiplin atau tetib adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu.
Pandangan ini disiplin sebagia suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu.
Menurut pandangan ini displin sebagai sikap yang taat terhadap sesuatu. Menurut
pandangan ini disiplin sebagia sikap yang taat terhadap sesuatu aturan yang
menjadi kesepakatan atau telah menjadi ketentuan (Depdiknas, 2007).
Ekosiswoyo dan Rachman (2000), mendefinisikan kedisiplinan hakikatnya
adalah
sekumpulan
tingkah
laku
individu
maupun
masyarakat
yang
mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Prijodarminto
(1994), mengemukakan bahwa kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilainilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Karena
sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi
atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan
membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat sebagaimana lazimnya.
Sukadji (2000), mengatakan bahwa kedisiplinan dapat diartikan sebagai
serangkaian aktivitas atau latihan yang dirancang karena dianggap perlu
dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu. Budiono (2006),
90
berpendapat bahwa kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang
menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan
juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang sama, teratur
dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan
perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik.
Santoso (2004) menyatakan bahwa kedisiplinan adalah sesuatu yang teratur,
misalnya disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan berarti bekerja secara teratur.
Kedisiplinan berkenaan dengan kepatuhan dan ketaatan seseorang atau kelompok
orang terhadap norma-norma dan peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Kedisiplinan dibentuk serta berkembang
melalui latihan dan pendidikan sehingga terbentuk kesadaran dan keyakinan
dalam dirinya untuk berbuat tanpa paksaan.
Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Ia merupakan
simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal malas,
orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect, dan tidak ada dalam
pikirannya kecuali hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya.
Nilai-nilai kedisplinan menurut para tokoh adalah proses mengubah perilaku
kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan
dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam
sekitarnya.
C. Nilai-nilai Kedisiplinan dalam Belajar
1.
Kedisiplinan dalam Belajar
91
a. Pengertian Disiplin Belajar
Baharuddin (2010: 162), mendefinisikan bahwa belajar merupakan
aktvitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam
dirinya
melalui
pelatihan-pelatihan
atau
pengalaman-pengalaman.
Howard L. Kingsleny dalam Baharuddin (2010: 163), mendefinisikan
belajar proses ketika tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
praktik dan latihan.
Djamarah (2002: 10), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang kita
lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu
pengetahuan. Bahwa dalam belajar, kita tidak bisa melepaskan diri dari
beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar.
Banyak orang yang belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan
hasil apa-apa, hanya kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain
karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak
tahu bagaimana berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah
pengaturan waktu dalam belajar. Istirahat yang kurang cukup, dan kurang
tidur .
Belajar disiplin sangat diperlukan. Disiplin dapat melahirkan
semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam
kehampaan (Djamarah, 2002: 13). Berikut adalah pendapat disiplin
menurut para ahli:
1) James Drever
92
Disiplin sisi psikologis, adalah kemampuan mengendalikan
perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal
yang telah di atur dari luar atau norma yang sudah ada. Dengan kata
lain, disiplin dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang yang
muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah
ditetapkan.
2) Pratt Fairshild
Disiplin dari sisi sosiologi, terdiri dari dua bagian, yaitu disiplin
dari dalam diri dan juga disiplin sosial. Keduanya saling berhubungan
satu sama lain, sehingga seseorang yang mempunyai sikap disiplin
merupakan orang-orang yang dapat mengarahkan perilaku dan
perbuatannya berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku tertentu
yang diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing.
Pengaturan tingkah laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur
pendidikan dan pembelajaran.
3) John Macquarrie
Disiplin dari segi etika, adalah suatu kemauan dan perbuatan
seseorang dalam mematuhi seluruh peraturan yang telah terangkai
dengan tujuan tertentu.
4) Suharsimi Arikunto
Disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian
diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud
93
dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun berasal
dari luar (Arikunto, 1993: 114).
5) Syaiful Bahri Djamarah
Menddefinisikan bahwa disiplin adalah suatu tata tertib yang
dapat Mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Sedangkan
disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati
tata tertib tersebut. Maka disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan
(kepatuahan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya (Djamarah,
2002: 12).
6) Rachman dalam Tu‟u ( 2004: 32)
Disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap mental
individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan
ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan
kesadaran yang muncul dari dalam hatinya
Sehingga Muhibbin Syah (1997), berpendapat bahwa belajar
adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif. Penjelasan di atas menunjukkan adanya dua
pandangan mengenai belajar, pertama menekankan pada pelatihan fisik.
Kedua menekankan pada pelatihan pembentukan aspek psikis. Dan dapat
digaris bawahi bahwa perubahan hasil tersebut bukan disebabkan oleh
obat-obatan, hasil pertumbuhan atau kematangan, melainkan perubahan
94
tersebut terjadi akibat latihan dan pengalaman, misalnya perubahan
pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku serta keterampilan.
Apabila kedua istilah itu disatukan, dengan pertimbangan batasan
masing-masing, maka disiplin belajar dapat dipandang sebagai kadar
karakteristik dan keadaan serba teraturnya upaya seseorang dalam proses
merubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan dan kemampuan individu serta merubah aspek-aspek lainnya
yang ada dalam individu yang sedang belajar. Sehingga dengan kata lain
disiplin belajar adalah pengendalian sikap mental yang mengarah pada
upaya menaati peraturan dan tata tertib yang ada dalam prses merubah
kognitif, afektif dan psikomotor.
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, kadang-kadang siswa
berprilaku tidak disiplin, sehingga mendatangkan masalah bagi guru dan
teman-temannya. Padahal guru tidak mengharapkan berhadapan dengan
masalah-masalah ketidakdisiplinan selama berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Sejalan dengan masalah disiplin. Sutisna (1983),
menjelaskan disiplin merupakan aspek esensial bagi semua kegiatan
kelompok yang terorganisasi dalam arti, disiplin itu merupakan aspek
yang penting atau urgen,
1) Disiplin mengatur dan mengarahkan pada pencapaian tujuan belajar.
Disiplin merupakan suatu sikap mental yang didasarkan atas
kesadaran dan keikhlasan seseorang untuk mematuhi peraturan. Sikap itu
95
akan mengarahkan dan mengatur segala aktivitas serta motivasi yang
ditimbulkan kearah yang memungkinkan pencapaian tujuan secara
efektif.
Menurut
pendapat
Hasan
Langgulung
Kalau
motivasi
bergandengan dengan disiplin, itu berarti sudah tepat. Sebab yang
pertama bergerak dengan cepat dan kuat, sedangkan yang kedua mengatur
dan memelihara agar motivasi mempunyai arah dan tujuan tertentu. Jadi
kegiatan belajar itu tidak cukup dengan aktivitas dan motivasi saja,
melainkansiswa harus mengikuti secara layak tata perilaku yang
diharapkan, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
2) Disiplin Merupakan Asas dalam Cara Belajar
Asas dalam belajar yang baik ialah disiplin. Disiplin untuk
melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar, barulah
seseorang mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat malasmalasan, keinginan mencari gampangnya saja, seseganan untuk bersusah
payah memusatkan pikiran, kebiasaan untuk melamun dan gangguangangguan lainnya selalu menghinggapi kebanyakan siswa. Gangguan itu
hanya bisa diatasi kalau siswa mempunyai disiplin.
Belajar setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau
seorang siswa mempunyai disiplin untuk menaati rencana kerja yang
tertentu. Godaan-godaan yang dimaksud menangguhkan usaha belajar
samapai sudah dekat waktu ujian, hanya bisa dapat dihalau ia mendisiplin
dirinya.
96
Uraian di atas menunjukkan bahwa dengan disiplin seseorang akan
dapat menghindari gangguan-gangguan dalam melaksanakan rencana
belajar dengan teratur. Dan dengan disiplin pula seseorang akan terbiasa
melakukan kegiatan belajar secara terarah pada pencapaian tujuan.
3) Disiplin Membentuk Keteraturan
Disiplin akan menciptakan kemauan seseorang untuk belajar secara
teratur, dalam arti kemampuan bekerja secara teratur dapat disebabkan
oleh kebiasaan disiplin seseorang dalam bekerjanya. Jika dikaitkan
dengan masalah-masalah perbuatan belajar dan juga perbuatan-perbuatan
lainnya memerlukan aktivitas yang teratur, dilaksanakan setahap demi
setahap sehingga pada akhirnya apa yang dicita-citakan dapat terwujud.
Sikap itu juga akan mengarahkan dan mengatur segala bentuk aktivitas
secara motivasi yang ditimbulkan ke arah pencapaian tujuan secara
efektif.
4) Disiplin Membentuk Watak yang Baik
Disiplin selai membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik juga merupakan proses ke arah pembentukan watak
yang baik, dan watak yang baik pada seseorang akan menciptakan suatu
pribadi yang luhur yang diridhai oleh Allah SWT dan sangat diperlukan
di masyarakat. Disiplin selain membuat siswa memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan proses ke arah
pembentukan watak yang baik.
97
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa disiplin penting
bagi berlangsungnya kegiatan belajar. Jenis disiplin yang harus dimiliki
siswa adalah disiplin diri. Sudut pandang sosiologis dan psikologis
disiplin diri adalah suatu proses perubahan atau proses belajar individu
secara progresif untuk mengembangkan kebiasaan penguasaan diri serta
mengakui tanggung jawab pribadi terhadap masyarakat.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari
menurunnya
kinerja
akademik atau hasil
belajarnya. Permasalahan-
permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya
berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern
yang berasal dari luar yaitu:
1) Teladan
Teladan yang ditunjukkan guru-guru, kepala sekolah maupun atasan
sangat berpengaruh terhadap disiplin para siswa. Dalam disiplin belajar,
siswa akan lebih mudah meniru apa yang mereka lihat sebagai teladan
daripada dengan apa yang mereka dengar.
2) Lingkungan berdisiplin
Seseorang yang berada di lingkungan berdisiplin tinggi akan
membuatnya mempunyai disiplin tinggi pula. Salah satu ciri manusia
adalah kemampuannya beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan
potensi adaptasi ini, ia dapat mempertahankan hidupnya.
98
3) Latihan Disiplin
Seseorang dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan kebiasaan.
Artinya melakukan disiplin secara berulang-ulang dan membiasakannya
dalam praktik kehidupan sehari-hari akan membentuk disiplin dalam diri
siswa (Tu‟u, 2004:49-50).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
disiplin di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah
serangkaian perilaku seseorang yang menunjukan ketaatan dan kepatuhan
terhadap peraturan, tata tertib serta norma kehidupan yang didorong oleh
kesadaran dalam dirinya guna melaksanakan tujuan belajar yang
diinginkan.
2. Nilai-nilai kedisiplinan Belajar
Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar pada penelitian ini adalah proses
mengubah perilaku kebiasaan individu anak dalam proses belajar menjadi
tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna bagi
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
D. Implikasi Nilai-nilai Kedisiplinan terhadap Proses Belajar
Pada saat ini dibuat daftar ketidakdisiplinan, hampir di setiap bidang
kehidupan ini, tidak terlalu sulit untuk menunjukkan perilaku tidak disiplin.
Fakta di masyarakat tampaknya belum menunjukkan kalau disiplin sebagai
budaya. Budaya yang justru berkembang adalah budaya melanggar aturan. Masih
banyak disekolah- sekolah bahwa peserta didik yang tidak disiplin. Hal ini dapat
99
di lihat dari prilaku peserta didik antara lain rendahnya kualitaskarakter
kedisiplinan seperti adanya pelanggaran tata tertib sekolah seperti belum
menyelesaikan tugas PR dengan tepat waktu, melunasi pembayaran sumbangan
pendidikan sekolah (SPP) yang terlambat.
Era globalisasi pada saat ini, memberikan banyak kemudahan tetapi juga
memberikan dampak negatif kepada manusia. Sehingga kedisiplinan sebagai
fondasi paling utama untuk memiliki karakter sebagai pribadi yang lebih baik
agar tercapainya kesuksesan. Karena kedisiplinan sebagai suatu sikap dan
perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata
tertib, norma-norma yang berlaku di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Membangun kesadaran hidup disiplin patut digalakkan semua pihak. Orang tua
sebagai figur utama untuk memberikan contoh sikap disiplin bagi anak-anaknya.
Guru sebagai figur teladan bagi murid-muridnya diharuskan memberikan contoh
yang baik dalam pergerakan disiplin.
Novel Anak Sejuta Bintang ini merupakan salah satu cara penyampaian
penanamam nilai-nilai kedisiplinan sejak dini kepada anak-anak. Kedisiplinan
itulah kiranya yang dapat menerangkan resep keberhasilan dari Pria kelahiran
Jakarta, 15 November 1946 ini. Banyak kiranya manusia di dunia yang memiliki
talenta, kompetensi, namun tidak memiliki disiplin. Disiplin menjadi distingsi
yang menjadi penerang antara keberhasilan dan kegagalan. Bahkan menurut
sebuah buku manajemen, diperlukan 10.000 jam latihan secara intens untuk
menjadi seorang yang ahli. Hal tersebut tentu saja berkorelasi dengan disiplin.
100
Aburizal terbukti dengan keberhasilannya dalam mengelola perusahaan dari
berbagai varian produk, kiprah di kementerian, dalam berkeluarga, ataupun
memimpin nakhoda Partai Golkar menuju pencapaiannya.
Novel Anak Sejuta Bintang selain untuk menyampaikan bagaimana cara
mendidik anak,
menanamkan
kedisiplinan
kepada
anak,
namun
juga
menghadirkan tokoh-tokoh yang mempunyai karakter kepribadian yang patut
diteladani. Karena kedisiplinan merupakan simbol dari stamina yang powerful,
kerja keras yang tidak mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian
target secara perfect untuk mendapatkan hasil terbaik dari pekerjaan yang
dilakukannya. Kedisiplinan seorang anak merupakan fondasi sebagai generasi
penerus bangsa selanjutnya. Sehingga sebagai generasi penerus bangsa
selanjutnya haruslah memiiki karakter pribadi yang selalu menerapkan
kedisiplinan dalam hal apapun.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dalam penelitian ini, maka
terdapat implikasi atau hubungan saling keterkaitan antara nilai-nilai kedisiplinan
terhadap proses belajar yaitu:
1.
Mengembangkan pendidikan penyadaran. Artinya peserta didik disadarkan
tentang peranan, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai pribadi yang
harus menjalani kehidupannya. Dengan disiplin hidp akan jauh lebih teratur
dan terarah.
2.
Mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan manfaat disiplin bagi
kehidupan pribadi serta manfaatnya untuk orang lain.
101
3.
Latihan pembiasaan. Tidak perlu menggunakan kekerasan namun tetap
tegas. Karena dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah.
4.
Sosialisasi tentang pentingnya disiplin serta manfaatnya bagi diri pribadi
peserta didik/warga belajar dan orang yang disekitar mereka
5.
Melalui
kegiatan
Membangun
yang
dapat
karakter/kepribadian
membangun
karakter/kepribadian.
dalam
ini
hal
adalah
dengan
membangkitkan sikap percaya diri dalam diri sesorang agar lebih paham
tentang dirinya sendiri. Ia diberikan penjelasan ataupu si fasilitator
menggali dan mengungkap kelebihan ataupun semua potensi yang terdapat
dalam diri peserta didik/warga belajar tersebut.
102
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil analisis dalam penelitian novel Anak Sejuta Bintang mengenai nilainilai kedisiplinan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Nilai-nilai kedisiplinan dalam novel Anak Sejuta Bintang adalah novel
edukasi. Novel ini mempunyai nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu yaitu disiplin dalam menggunakan waktu, dalam belajar,
dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.
Nilai-nilai kedisiplinan menurut para tokoh adalah proses mengubah
perilaku kebiasaan individu anak menjadi tertib dan patuh terhadap berbagai
peraturan dan ketentuan yang berguna bagi kehidupan pribadi, masyarakat,
dan alam sekitarnya. Karena disiplin adalah dasar perilaku seseorang yang
sangat berpengaruh besar terhadap segala hal, baik urusan pribadi maupun
kepentingan bersama. Untuk mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi
dalam mengerjakan sesuatu, dibutuhkan latihan dengan kesadaran dari dalam
diri akan pentingnya sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan bukan
hanya pada saat berkerja, tetapi juga dalam berperilaku sehari-hari.
3.
Nilai-nilai kedisiplinan dalam belajar pada penelitian ini adalah proses
mengubah perilaku kebiasaan individu anak dalam proses belajar menjadi
104
tertib dan patuh terhadap berbagai peraturan dan ketentuan yang berguna
bagi kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
4.
Implikasi atau hubungan saling keterkaitan antara nilai-nilai kedisiplinan
terhadap proses belajar yaitu mengembangkan pemahaman yang berkaitan
dengan manfaat disiplin bagi kehidupan pribadi serta manfaatnya untuk
orang lain, latihan pembiasaan, sosialisasi tentang pentingnya disiplin serta
manfaatnya bagi diri pribadi peserta didik/warga belajar dan orang yang
disekita mereka, serta dapat membangun karakter/kepribadian. Kedisiplinan
sebagai fondasi paling utama untuk memiliki karakter sebagai peserta didik
agar tercapainya kesuksesan.
B. Saran
Penelitian yang menggunakan studi literatur dengan pembahasan novel
hendaknya pemilihan novel benar-benar diteliti dengan seksama. Penelitian novel
disesuaikan dengan apa yang akan diteliti. Hal itu bertujuan untuk memudahkan
dalam penelitian. Dalam skripsi ini penulis mencoba untuk menghubungi penulis
novel Akmal Nasery Basral tetapi sama sekali tidak ada balasan. Saran bagi
teman-teman yang menggunakan metode wawancara berkenaan dengan kajian
novel hendaknya untuk menghubungi jauh-jauh hari dan mencari akses yang
sebanyak-banyaknya.
105
LAMPIRAN SINOPSIS ANAK SEJUTA BINTANG
Buku
: Anak Sejuta Bintang perjalanan penuh cahaya
Pengarang
: Akmal Nasery Basral
Jenis Novel
: Fiksi Biografis
Penerbit
: Ekpose
Cetakan
: I Januari 2012
Jumlah Halaman
: 405 halaman
Harga Buku
: Rp.63.000,00
Sinopsis
:
1. Barongsai di Emma Laan
Bagian ini menceritakan Ical yang masih berumur tiga tahun lebih, tahun
1950 bulan Februari. Pada masa itu di Jakarta terdapat barongsai yang memadati
jalan. Semua orang akan memenuhi sisi kanan kiri jalan untuk melihat barongsai.
Jalan tersebut dinamakan Emma Laan. Kepala barongsai adalah singa dalam
legenda Tiongkok, di belakang barongsai tampak barisan cungge, tandu berhias
kertas dan kain warna-warni, yang dipenuhi anak kecil berbusana bagai tokohtokoh dalam dongeng, seperti Panglima Perang Sie Jin Kui.
106
2.
Elegy Angpau Kosong
Roosniah bertemu dengan pimpinan rombongan barongsai yang Koh Ie Soen
Tjiang, orang Tionghoa. Beliau menemani rombongan barongsai ke Glodok
untuk ikut perayaan Cap Go Meh. Di setiap jalan, barongsai ini mengambil
angpau yang diberikan dari orang yang berada di tepi jalan, tapi kadang ada yang
iseng yakni memberi angpau kosong.
3.
Malam Cap Lak Meh
Bagian ini menceritakan Bakrie, Ical dan Hasan Gudang menghadiri Cap
Lak Meh di lapangan Meester Cornelis. Hasan Gudang adalah karyawan yang
menjaga gudang perusahaan Bakrie. Dalam acara tersebut, Bakrie bertemu
dengan Ie Soen Tjiang, mereka berdialog dan ini cuplikan pembicaraan mereka:
“Nah, sebelah kiri itu liong yang saya bantu, Pak.” kata Ie Soen Tjiang.
“Hebat”! puji Bakrie dengan tulus. ”Selain pengusaha kayu yang berhasil, pak
Soeen Tjiang juga terjun ke dunia seni.”
“Bukan begitu, pak Bakeli. Habis, siapa lagi yan mau bantu kita punya seni
budaya kalau bukan kita olang, Pak?
“O, ya owe mau usul. Bagaimana kalau lumah saya yang Bapak sewa itu
dibeli saja. Sepertinya bawa hokkie bagi bapak sekeluarga.”
“Wah, mohon maaf, pak Semoga bapak tidak kecewa,” jawab Bakrie dengan
suara pelan, nyaris berbisik, takut orang-orang di sekitarnya mendengar apa yang
ia bicarakan. “Saat ini saya belum mampu. Setahun lalu saya nyaris bangkrut
total.”
“Ah, bangkelut?” seru I Soen Tjiang menampakkan mimik tak percaya.
Bakrie mengangguk,” Tahun ini saya baru mulai merangkak lagi dari bawah.
Dan itu tidak mudah, Pak. Apalagi kebutuhan keluarga makin bertambah. Kedua
anak saya masih kecil. Ditambah ibunya Ical sedang hamil tua. Jangankan beli
rumah, buat beli susu saja susahnya minta ampun, Pak. Bahkan Ical dan adiknya
kadang-kadang minum air tajin. Karena itu saya baru bisa menyewa rumah Pak
Soen Tjiang, belum berpikir untuk
membelinya.
“Sama sekali nggak kelihatan kalau bapak pelnah bangkelut.” “Itu karena
saya dan istri tidak ingin orang lain tahu, pak,” jawab Bakrie sambil menghela
napas dalam-dalam. ”Padahal kalau diungkapkan dengan air mata, sudah tidak
ada lagi air mata yang bisa menetes dari pelupuk mata kami saking beratnya
beban hidup kami. Belum lagi utang yang menumpuk dimana-mana.” “Tapi saya
sudah bertekad, apa pun yang terjadi, saya harus bangkit dan lebih berhasil lagi
dari sebelumnya, Pak
“Jangan-jangan lumah saya yang bawa ciong bagi Pak Bakeli…”
“Tenang, pak. Meski tak sedikit orang yang memercayai hal seperti itu,
saya tidak berpikiran bahwa ada rumah yang bawa ciong atau hokkie”. “Bagi
saya, semua tergantung pada ikhtiar orang yang ada di rumah itu dan kehendak
107
Tuhan. Saya malah bersyukur tinggal di rumah pak Soen Tjiang, yang
belakangan saya tahu ternyata menyewakan banyak rumah lainnya di
Emma Laan. Kenyataan itu menambah semangat saya untuk bekerja lebih giat,
biar bisa sukses seperti Bapak.”
“Amin,” saya pesen pak, kalau nanti pak Bakeli sukses lagi, bahkan jadi olang
gedean, jangan lupa bantu olang-olang itu. Sebab olang-olang itu yang bikin
pikilan dan hati kita jadi adem, pak.”
“Insyaallah, pak. Nanti kalau saya punya kesempatan itu, pesan bapak
akan saya lakukan.” “Anak ini masih kecil tapi sudah hebat, ucap Ie Sen Tjiang.”
Anak yang mentalnya kuat sejak kecil, mau jadi apa saja pasti sukses. Tapi,
bialpun pintel setinggi langit kalau mentalnya goyang mulu kayak gempa bumi,
olang sepelti itu bakal nyusahin.”
Dalam acara Cap Go Meh tersebut, Ical membeli onde-onde.“Hah! Filosofi
onde-onde?” “Iya, pak. Onde-onde ini dibuat dari beras ketan dicampur selai
buah, wijen, dan lain-lain. Disatukan dalam bentuk bulat. Maknanya, supaya satu
keluarga yang terdiri dari beberapa orang juga selalu bulat dan menyatu,
layaknya onde-onde.
4.
Air mata Roosniah
Manusia bisa merancang apa saja tentang masa depannya, tapi yang
menentukan adalah kuasa lain, kuasa Tuhan Yang Maha segala. Kelahiran anak
ketiga Bakrie, August Alamsah meninggal.” Yang tabah Ma. Kita hanya bisa
berencana.” Roosniah tertegun. Mengangguk pasrah “Segala yang datang dari
Allah,” tutur Bakrie lagi, niscaya kembali ke dalam dekapan cinta-Nya.” Setelah
kejadian tersebut, Ical dan Odi sakit batuk, badannya panas. Mereka asma.
5.
Dongeng yang Tak Selesai
Bakrie mengajak liburan keluarga ke Cipanas, di dekat istana Presiden.
Tujuannya untuk memberikan udara segar pada kedua anaknya. Sampai di villa
milik Bakrie, Ical melihat anak seusianya yang membawa nampan. Mereka
adalah anak-anak perkampungan Ciparay. Anak-anak ini membantu orang tua
menjajakan penganan seperti pisang goreng, ketela rebus, talas bogor.
“Ketika mereka sedang asyik tertawa, sekonyong-konyong Ical berdiri dan
berteriak sambil menunjuk ke beranda,” itu orang yang lenyap tadi!” “Eh, si
Milun!” seru Nasah dengan mimik agak marah. “sini!”
“Ada apa mang?”tanya Milun kepada Nasah. Kamu tahu apa
salahmu?Milun menggelengkan kepalanya. “Kamu sudah bikin geger Pak Bakrie
sekeluarga karena ketakutan.” “Maap, Maang,”ujar Milun dengan wajah nyaris
menangis.
“Minta maap sana ke Pak Bakrie dan ibu!” kata Nasah masih terlihat jengkel.
Baru saja Milun hendak berdiri, Roosniah berkata, sudahlah, Mang Nasah, Milun
bilang tadi ia sakit perut, bukan mau menakut-nakuti kami.”
108
Akhirnya keluarga Bakrie membeli jajanan yang dibawa Milun. Pesta
singkong goreng dan teh panas itu terjadi secara mendadak. Bakrie melarang
istrinya membuka makanan kaleng yang mereka bawa dari Jakarta.
“Milun, tegur Bakrie,” jangan berkecil hati. Tidak ada seseorang pun yang
tiba-tiba saja menjadi kaya raya. Semua butuh perjuangan, keuletan, dan
ketekunan. Jangan patah semangat, siapa tahu kelak kamu temukan resep
membikin kue yang enak lalu kamu titipkan ke tempat-tempat yang ramai
dikunjungi orang. “Setiap ada keinginan untuk maju, Allah pasti
membantu,”tambah Bakrie.
Malam harinya Bakrie menceritakanlegenda orion kepada kedua anaknya,
tetapi belum sampai selesai anak-anakmya sudah tertidur pulas. Pagi harinya
Bakrie mengajak sekeluarga melihat istana. Sebelum ke istana mereka
menyantap sarapan pagi bubur.
6.
Sang pemberani
Bagian ini Ical mulai didaftarkan sekolah dan kabar yang menyenangkan
yaitu Roosniah melahirkan seorang bayi lelaki yang diberi nama Nirwan
Dermawan Bakrie. Kelahiran Nirwan membuat Ical dan Odi sangat senang dan
membuat mereka kadang akur kadang bertengkar.
“Ical!” seru Roosniah satu kali ketika melihat Odi kembali menangis.
“Jangan terlalu kasar! Ingat, Odi itu adikmu!”
“Iwan anak laki-laki, Ma,” Ical tak mau disalahkan.” Anak laki-laki main sama
anak laki-laki.”
“Terus Odi main sama siapa?” “Boneka”. Roosniah sangat kesal. Namun,
dia coba mengendalikan diri sekuat tenaga. Dia menghembuskan napas panjang.”
Ical dengar mama!, Odi memang anak perempuan yang suka main boneka, tapi
tidak berarti anak lelaki seperti kau tidak boleh main boneka. Tapi Ical juga tidak
boleh melarang Odi memegang dan mencium Iwan.”
Tahun ajaran baru suda tiba. Roosniah membelikan sepatu baru untuk Ical.
Saat tiba mulai sekolah, Ical sarapan pagi dengan telur mata sapi. “Makan dulu,
Cal, nanti dingin.” Pinta Roosniah. Ical memandangi telur mata
sapi di piringnya agak lama. Ia menggelengkan kepala. “tidak! telurnya
aneh” suaranya nyaris tidak terlalu keras, tapi cukup nyaring terdengar di meja
makan yang sedang hening. “aneh?” tanya Roosniah
Mentah, katanya. “O, ini bukan mentah, nak, ini sengaja digoreng setengah
matang. Kadang-kadang kuning telur mata sapi, tidak semuanya keras dan
matang. Bakrie memberikan isyarat anggukan kepala kepada istrinya.
“Tati”…coba bikin telur mata sapi lagi, tapi semuanya harus matang. Jangan ada
yang seperti ini,” kata Roosniah menyodorkan piring berisi telur mata sapi milik
Ical.”eh, jangan diambil, buat papa,” sahut Bakrie melirik anaknya.”bisa ya
Cal?”. Ical diam saja, tak mengerti maksud ayahnya yang langsung menelan
suapan pertama dengan mencampur nasi goreng dengan kuning telur yang
dikeluhkan Ical.” Hmm., enaaak! Mulut Bakrie berdecap-decap. Mama harus
109
coba,” lanjutnya sambil menyorongkan satu sendok nasi goreng. “Mama
masih…”kata Roosniahmembatalkan kalimatnya begitu melihat kedipan mata
suaminya, sehingga dia membuka mulut dan menerima suapan itu.”Woow enak
sekai!” Apalagi telur mata sapinya benar-benar gurih.
7.
Balada murid-murid perwari
Disini diceritakan teman-temannya Ical yakni Ingga adalah putra direktur
BNI, Mr Abdul Karim. Maher putra dari Hamid Algadrie, tokoh PSI dan pendiri
partai Arab Indonesia. Adian anak tunggal Borail Harahap.
Sepulang sekolah, Roosniah bertemu dengan ibunya Ingga, “Nyonya
Karim”. “Bakrie,” jawab Roosniah sembari mengulurkan tangan dengan mata
berbinar-binar. Nyonya karim menyambut uluran tangan Roosniah dengan
menjabatnya dengan erat dan hangat. Ketika ibu-ibu sedang asyik berkenalan dan
bertukar sapa. Ical dan keempat temannya terlihat sedang serius bercengkerama.
Mereka tertawa serempak. Mendengar celetukan Ingga, tiba-tiba dua hal melintas
di benak Ical. Andeng-andeng dan Wiwik. Seloroh dan keberanian Wiwik
mempertanyakan tahi lalat berukuran besar di pipi Cik Sul masih memengaruhi
pikirannya. Sebenarnya, jauh di kedalaman hati, ia juga hendak menanyakan hal
yang sama. Tetapi ia ragu-ragu, atau mungkin juga takut. Ya takut Cik Sul
tersinggung.Dan karena itulah ia mengagumi keberanian Wiwik.
“Teman-teman Ical mengajak Ical bermain bersama tetapi ia menolak
dengan alasan dia punya adik bayi laki-laki. Temannya Ical, Adian mengejek Ical
“mainnya masih sama bayi” Ical tidak senang dengan perkataan Adian. Orang
tua ikut meleraikan percakapan mereka.
“Adian tidak punya adik, bu Bakrie. Barangkali itu sebabnya ia kurang
mengerti perasaan seorang kakak.”
“Oh, kalo begitu, kapan-kapan Adian datang saja ke rumah Ical. Jadi, kamu
juga bisa bermain-main dengan adik Ical yang perempuan atau laki-laki.
Bolehkan Cal?” ujar Roosniah sambil menatap anaknya.” Roosniah berpamitan.
Di mobil Roosniah mencoba bertanya pada Ical mengenai perkara yang
barusan terjadi. “Di stasiun ini, sebelum kamu lahir, papamu pernah menjemput
Om Hasjim Ning yang punya pabrik mobil itu. Mengapa ayahmu akrab dengan
Om Hasjim?” Ical menggeleng. “Menjaga hubungan pertemanan, itu yang
dilakukan oleh papamu.” “Kalau temannya jahat?‟ jangan dibalas.”
8.
Nostalgia menggala
Pagi-pagi di rumah Ical sudah kedatangan tamu, Om Soesilo.”Ical berjalan
menuju ruang tamu dan segera duduk di pangkuan Bakrie. Ical terus menatap
pemuda berseragam tentara yang duduk di depannya. Ia mendongak seolah
bertanya siapa gerangan pemuda bersenyum hangat itu. Bakrie memeluk Ical
seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan putranya, dan berkata dengan suara
pelan. “Ayo, salaman sama Om Sosilo. Om ini hebat nak, mau sekolah ke
Belanda. Semula Ical merasa ragu dan agak takut, tapi melihat anggukan kepala
110
ayahnya, ia segera turun dari pangkuan dan mengulurkan tangan dengan mata
terus menatap seragam yang membalut tubuh pemuda itu. “Ical sudah sekolah?”
tanyanya. Ical mengangguk.”Sudah Om.”
“Kelas berapa?” Ical segera mengangkat jemari kanan, ujung ibu jari dan
telunjuk bertautan seolah membentuk huruf “o”. hebat!” “om juga hebat sudah
besar masih sekolah, kata Ical. Soesilo tertawa mendengar tutur Ical. Yang hebat
itu papa Ical masih muda sudah punya perusahaan besar. Bakrie tertawa kecil.
Kata mertua saya,‟ keuletan dan ketekunan pak Bakrie adalah teladan yang patut
dicontoh anak muda seperti saya. “saya juga masih muda,” kata Bakrie,”belum
empat puluh tahun.” Betul pak, semula saya pikir usia bapak diatas empat
puluhan, jawab Soesilo sembari tersenyum,” ternyata masih sangat muda.
“Berapa lama di Belanda?” rencananya mengikuti pendidikan kavaleri
selama satu tahun di breda, pak.” Pangkatmu sekarang?” “letnan satu.” “umur?
jalan dua puluh lima tahun, Pak.”
Bagus Soes. Kau tahu Mertuamu itu sayang sekali padamu dan banyak
cerita soal kepintaranmu. Sekarang setelah melihat kau yang gagah, pintar, dan
hebat ini, saya yakin kau nanti akan jadi jenderal.” Amin. Sudah siap berangkat?
Sudah Pak. Mohon doa bapak agar segala rencana saya disana dapat berjalan
dengan mulus. Bakrie mengangguk. “Sekarang, apa yang aku bisa bantu?” tanya
Bakrie.
“O, tidak usah repot-repot, Pak.”
“Sudah punya jas?”
Sepertinya…,” ujar Soesilo mencari akal untuk menjawab sehalus mungkin.
Sudah atau belum?” desak Bakrie. “ Kalau sudah punya , bagus. Kalau belum
punya, kau harus punya. Menetap di Belanda tak cukup dengan seragam militer.
Kau harus punya jas bagus untuk dipakai pada acara-acara resmi.” Belum punya,
Pak,” sahut Soesilo malu-malu.
“Tidak punya jas itu bukan punya dosa besar, Soes. Saya punya jas yang bagus
untukmu.” Soesilo semakin salah tingkah. “aduh, saya jadi tidak enak, Pak. Saya
ke sini buat silaturahmi dan mohon doaPak Bakrie, seperti saran mertua saya.”
“Tidak apa-apa. Tolong-menolong itu sama pentingnya dengan keuletan dan
ketekunan, Soes. Tolong menolong tanpa pandang bulu, asal-muasal, atau
hubungan kekerabatan.”
Bakrie masuk ke kamar dan tak lama berselang keluar sembari menenteng
sebuah jas terbungkus semacam plastik. Alangkah girang hati Soesilo. Rasanya,
sayalah perwira muda pertama yang punya jas mewah, „kata Soesilo.
Bakrie masuk ke kamar dan tak lama berselang keluar sembari menenteng
sebuah jas terbungkus semacam plastik. Alangkah girang hati Soesilo.
Rasanya, sayalah perwira muda pertama yang punya jas mewah, „kata Soesilo.
Bakrie tersenyum,” terkadang rezeki datang dengan cara tak terduga, letnan.”
“Itu jas kesukaan papa, kan?” tanya Roosniah tidak lama setelah Soesilo pergi.
Bakrie mengangguk.” Kenapa, Ma?”
„Ya, tidak apa-apa,” jawab Roosniah.
111
“ Memberi sesuatu yang kita senangi kepada orang lain itu selalu membuat hati
kita bahagia. Rezeki kita pasti akan bertambah jika kita bisa lebih ikhlas,‟ kata
Bakrie sambil mengusap-usap rambut Ical yang juga memandanginya dengan
tatapan tak mengerti. Roosniah mengangguk. Dia sangat memahami jalan pikiran
suaminya.
“Nanti papa pakai jas yang mana?” tanya Ical.
Bakrie terkesima mendengar pertanyaan anaknya. Ia tersenyum, “memberi tidak
berarti kita kehilangan, nak.”
Ical merengut, “Hmm…, bukan jawaban yang tepat”
“Bekerja lebih giat, dapat uang, terus beli jas baru,” jawab Bakrie
Ical menggeleng-gelengkan kepala dan merenung sejenak. Tapi benar kanakkanaknya belum sanggup mencerna nasihat itu.
Sudah sebulan murid-murid TK Perwari belajar di garasi rumah kepala
kepolisian Negara. Ical sudah semakin akrab dengan teman-temannya sekelas,
Ingga, Al, Rizal, Adian dan Maher. Mereka mempunyai sifat sendiri-sendiri.
Rizal terlihat aktif di kelas, Al, Ingga, Ical murid penurut, jarang berulah, jarang
mengusik teman-teman lain. Adian dan Maher sering mendapat panggilan mesra
dari Cik Sul karena terlalu aktif di kelas. Mereka rajin mondar-mandir atau
menggangu teman lainnya. Celetukan mereka juga sering terdengar. Tak heran
jika teguran Cik Sul “Maher, coba dengarkan atau Adian duduk kembali di
kursimu.
Cik sul memberikan pengumuman bahwa kelas akan pindah lagi di rumah
kediaman Mr Lukman Wiriadinata. Anak-anak kembali protes karena ruang
kelasnya di garasi lagi. ”Dari garasi ke garasi,” seru Rizal. Cik sul memahami
jalan pikiran anak-anaknya, mencoba menjelaskan bahwa gedung baru yang
bertingkat belum jadi. Rizal menyahut,”ini sekolah hebat, sekolah anak orang
kaya.” Kata siapa?” kata Wiwik. “Murid-muridnya diantar pakai mobil, jawab
Rizal, tapi kelasnya di garasi…”ada yang tahu mengapa kelas kita selalu di
garasi?” tanya Cik Sul. Kelas mendadak senyap, tak ada yang bersuara, tak ada
yang mengacungkan tangan. Tatapan Cik Sul seolah ancaman yang membuat
murid-murid gentar dan takut salah jawaban. Sekolah kita ini adalah milik
perguruan, perwari namanya. Karena belum punya gedung sekolah sendiri,
beberapa orang yang selama ini mendukung perwari menawarkan rumah mereka
untuk ditempati sebagai ruang kelas. Tapi kalian tidak usah kecil hati. Ilmulah
yang paling utama, bukan tempat. Paham?” meskipun belajar di garasi, selama
kalian tetap semangat dan menikmatinya, kalian tetap bisa belajar dengan baik.
Kelak, begitu masuk SR, kalian akan merasakan manfaatnya. Mengerti?‟
Menempati kelas baru ada siswa baru pula, yaitu Bibot. Pelajaran dimulai dengan
menyanyi lagu sepedaku karya Pak Kasur.
Kring-kring-kring ada speda
Spedaku roda tiga
Kudapat dari ayah
Karea rajin bekerja
112
Tuk-tuk-tuk ada spatu
Spatuku kulit lmbu
Kudapat dari ibu
Karena rajin membantu.
Cik Sul yang selama ini sudah mengenal karakter para murid.”Ical ke
depan, pimpin teman-teman menyanyikan lagu ini.‟ Selama ini Cik Sul selalu
memperhatikan sikap Ical yang kurang bersemangat dalam permainan kata
bernyanyi. Ical lebih suka berhitung atau permainan yang berkaitan dengan
angka-angka. Ical juga tak pernah berinisiatif untuk maju ke depan kelas.
Walaupun kawan-kawannya sudah berebut maju, Ical masih duduk tenang di
kursinya. Ical kali ini diluar dugaan guru, Ical bangkit dan berjalan penuh
percaya diri. Begitu lagu usai Ical menoleh ke arah pintu. Ia tersenyum pada
ibunya. Tidak suka bukan berarti tidak bisa.
Setelah istirahat, Cik Sul mengumumkan anak-anak mendapat sumbangan
susu bubuk yang sudah siap minum. “kalian berbaris rapi. Masing-masing akan
mendapatkan satu gelas untuk langsung diminum, bukan dibawa pulang. Selama
ini tak pernah ada yang tahu rahasia kecil bahwa Adian yang terlihat pemberani
di sekolah, sebetulnya sangat penakut terhadap segelas susu. Yang tahu rahasia
itu hanya Lukman, paman kecilnya. Di rumah hal ini tidak menjadi masalah
karena orang tuanya tidak marah tetapi berbeda jika di sekolah dia khawatir
kalau Cik Sul marah dan teman yang lain meledek. Adian meminta Lukman
untuk tidak jauh-jauh dari dirinya. Ketika gelas susu dibagikan, Adian langsung
memberikan susu kepada Lukman. Hal ini diketahui oleh Bibot, “kalau kau mau
nanti aku kasih.” Bibot menggeleng. Ia tak membenci susu tetapi kalau boleh
memilih lebih baik tidak dibagi. Namun karena tak punya nyali seperti Adian dia
menerima dengan pasrah dan lekas meminumnya. Lukman khusyuk berdoa,”Ya
Allah semoga susu sering dibagikan. Doa Lukman membuat jengkel Adian.
Dengan banyak donatur maka murid perwari sering minum susu. Akibatnya
badan Lukman semakin gendut sedangkan badan Adian semakin ciut. Wiwik
juga tidak suka susu, tetapi dia berbeda dengan Adian yang selalu menyerahkan
jatah susunya kepada Lukman. Dia bertindak lebih berani dengan langsung
membuang isi gelas ke sebuah pot tempat bunga-bunga ditanam. Bunga tersebut
dirubungi semut karena rasa manis akibat sering disiram susu. “Wik, apa kau
tidak takut kena marah kalau ketauan Cik Sul?, tanya Adian. Wiwik menggeleng,
daripada aku minum lalu muntah dan harus masuk rumah sakit, pasti Cik Sul
akan merasa bersalah. Mendengar jawaban itu, Adian mengangguk setuju. Suatu
ketika dia mengikuti Wiwik, tetapi apes, dia ketauan oleh Cik Sul. “Kenapa susu
itu kau buang Adian?, tanya Cik Sul. Biar semut-semut di pot tambah gemuk,
Cik Sul. Katanya disambut gelak tawa anak-anak. Cik Sul pun berusaha sekuat
tenaga agar tidak terpingkal-pingkal. Sebab kalau terjadi, bisa-bisa makin banyak
murid yang meniru perbuatan Adian. Cik Sul berdehem keras untuk
mengingatkan keinginan tertawa yang sudah terkumpul di kerongkongan. Ical
bantu encik mengambil pot. “kalau begitu,‟kamu ambil pot lalu cari seekor semut
113
gemuk dan seekor semut yang kurus. ”Adian tunjukkan mana semut kurus tadi
yang kau kasih minum susu! Tadi ada Cik, mungkin karena kekenyangan, semut
itu pulang duluan. Kali ini Cik Sul tak bisa menahan geli. ”Kamu benar-benar tak
pernah kehabisan akal, ya?”
Bakrie bertanya pada Ical mengenai sekolah Ical.” Papa dengar kelasmu
pindah lagi?” iya, jawab Ical yang sedang merapikan mainan. “tapi sering dikasih
susu. “oh, bagus itu, biar badanmu kuat. Kamu sekarang enak, sekolah tidak
capek. Pergi pulang naik mobil. Dulu papa jalan kaki jauh sekali. Sebelum
sekolah harus jualan dulu, seperti Millun di vila Cipanas itu. Kenapa pa?” Tanya
Ical. “waktu itu jalan menuju ke sekolah papa melewati hutan dan disamping
kanan kiri jalan banyak pohon kemiri, gambir, atau kelapa yang jatuh. Karena
sekolah dimulai jam delapan, maka sejak jam enam papa sudah mencari dan
mengumpulkan buah yang jatuh tersebut. Papa simpan di rumah setelah
terkumpul banyak papa jual ke pasar. Papa banyak uang dong…tidak juga, tak
banyak yang mau beli hasil pungutan. Tapi papa senang karena bisa
mendapatkan uang sendiri. Papa lakukan seumuran kamu sekarang, Cal. “uang
hasil jualan itu buat apa pa?” “buat modal beli roti di Teluk Betung. Percuma
dong papa menabung? Bakrie tersenyum, kalau dagangan laris, uang papa
bertambah. “jadi papa beli roti di Teluk Betung, lalu dijual lagi disana?‟ tidak.
biasanya papa titipkan ke sopir bis tujuan Menggala atau Kalianda. Untungnya
kecil,hanya satu sen tapi ada rasa puas yang sangat besar karena para sopir
melihat papa bukan sebagai anak kecil lagi. “mereka tidak membohongi papa?”
O tidak, mereka jujur. Mereka bayar semua. “Atuk tidak marah?‟ “Mengapa atuk
harus marah?” karena papa dagang melulu, jarang belajar. Awalnya atuk tidak
senang, atuk bilang papa tidak perlu melakukan itu karena takut nilai sekolah
papa jadi hancur. Tapi papa bisa membagi waktu dengan baik, nilai papa selalu
bagus. Akhirnya atuk mengizinkan papa untuk terus berjualan. “caranya
bagaimana, pa?” jualannya?” bukan, bagi waktu, pa…” harus disiplin. Semua
ada jadwalnya. Waktu belajar, waktu cari gambir, waktu jualan kue, waku
main…”hah, papa masih sempat main?‟ seru Ical terkejut. O jelas, kalau
sendirian terus, dari mana bisa punya teman?‟ kamu kenal Om Soehoed, itu
teman papa dari kecil. Kami, papa dan Om Soehod dikenal paling hebat di kelas.
Kami berdua murid kesayangan tuan guru Hussar. “Ical belum bisa. Susah!”
kalau kamu berusaha dan rajin berlatih, pasti bisa. Roosniah muncul, aduh ini
ayah dan anak kalau sudah mengobrol berdua, lupa segalanya. “Anak laki-laki itu
harus sering diajak ngobrol supaya terbiasa mengemukakan pendapat,” ujar
Bakrie. “kalau tidak mereka akan terbiasa menggunakan tangan untuk
menyampaikan pendapat.
9.
Selamat tinggal kelas garasi
Episode ini, Ical berulang tahun. Banyak teman yang hadir dan bahkan Cik
Sul turut hadir pula. Cik Sul memberikan pengumuman bahwa bulan desember
114
anak-anak sudah selesai sekolah di TK Perwari dan mulai masuk ke Sekolah
Rakyat. Seperti biasa akan digelar pesta perpisahan.
Pesta perpisahan dihadiri oleh murid-murid TK dan SR Perwari di
Schouwburg gedung kesenian Jakara. Ibu Sumargono kepala SD Perwari
berpidato bahwa anak-anak akan menempati gedung baru tingkat, sekolah paling
megah di Jakarta.
Sepulang acara perpisahan Bakrie mengajak keluarganya ke pasar Senen.
Mereka mengunjungi toko peci ternama milik Idris Halim, Si Raja peci. Setelah
menemukan peci pilihannya, Bakrie segera mencari peci yang cocok untuk Ical,
tapi Ical menolak, “buat apa beli peci, pa?” dan benda lain yang sangat Ical
dambakan yaitu sepeda. “nak bentar lagi kamu masuk sekolah rakyat. Nanti
kamu butuh peci untuk shalat atau mengaji, bujuk Roosniah “Ma, teman-teman
Ical sudah punya sepeda. Semuanya, kecuali aku.”
Akhirnya Ical membeli sepeda dan peci.
Tiba di took tjong &co, ical tertegun melihat banyak sepeda dengan berbagai
model dan warna yang memikat hati. “pilihlah sepeda yang sesuai dengan
kebutuhanmu,”jad wab Bakrie. “maksud papa?”
“jangan memilih sesuatu hanya karena kamu suka. Boleh jadi kamu
senang, tapi kalau sepeda itu terlalu besar tetap saja tidak berguna. Akhirya ical
memilih Raleigh.
Setelah itu bakrie mengajak makan di padangsche buffet karena merasa
lapar. Roosniah merasa masih kenyang dan hanya ingin makan es krim. “makan
es krim enaknya sama odi, pa,” kta Ical.” Nanti odi ngambek kalau idak diajak.
Pulang saja pa. icalmau main sepeda. “makan di rumah saja, “sahut Roosniah
setuju.”tidak apa-apa kan pa?
“tidak apa-apa,”jawab bakrie
Ical mulai masuk SD Perwari. Pertama kali masuk kelas satu, anak-anak
harus membuat barisan dan dipimpin oleh cik nani. Mereka masuk satu persatu
ke dalam kelas dengan rapi dan menyanyikan naik kerta api. Pertama masuk
sekolah, Ical ditegur oleh Cik Nani, hal itu disebabkan karena Ical asyik
mengobrol dengan temannya, Rizal. Saat diabsen Ical tidak mendengarkan
sehingga ketika dipangil dia tidak tahu. “sekali lagi kalian bicara dalam kelas dan
tak mendengarkan kata-kata Encik, kalian akan dihukum berdiri di depan kelas
dengan satu kaki. Mau?” tidak Cik, jawab Ical dan Rizal serempak.
Setelah mengabsen, Cik Nani mengharapkan anak-anak untuk berdiri
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tiba-tiba “Aduh, jerit seorang perempuan
karena tidak bisa bangkit dari tempat duduknya.”Kenapa krisni?” Tanya Cik
Nani sambil mendekat kearah meja Krisni. Ada yang mengkat rambut saya di
bangku Cik.
“Danu?”Lembu?”Cik Nani menatap dengan tajam anak-anak yang ada di
belakang Krisni. bukan Cik jawab Danu dan Lembu. Kalau bukan kalian,
mengapa rambut Krisni bisa tersangkut begini?” Tanya Cik Nani.
115
Lembu menyeringai, nyangkut sendiri, Cik,”kalian berdua ke depan berdiri kaki
kiri diangkat, tangan kiri kalian angkat melintasi kepala dan memegang
telinga kanan. Setelah usai menyanyi, “Sekarang kalian boleh kembali ke
bangku masing-masing. Tetapi kalau kalian melakukan lagi, hukuman bisa lebih
berat lagi.” “Mengerti?” mengerti Cik
Anak-anak yang lain juga mengerti bahwa hari ini guru mereka sangat
tegas, disiplin, dan tidak main-main. Setiap kesalahan akan mendapat hukuman.
Istirahat tiba, anak-anak dipersilakan untuk memakan bekal yang dibawa. Ical
dan teman-temanya makan di bawah pohon beringin.” Siapa sih tadi yang
mengikaat rambut krisni di kursi?” ksihan dia kesakitan. Anu dan Lembu hanya
senyum simpul. Yang penting tidak celaka. “jadi kamu yang ngikat. Tanya
wiwik. Yang penting tidak celaka. “jadi kamu yang ngikat. Tanya wiwik.
Berdua?‟”sndirian?” . loh kenapa danu tadi mau ikut dihukum?‟ tnya ical.”
Kasihan lembu cal. Dihukum berdua saja kami harus angkat satu kaki. Kalau
lembu dihukum sndirian. Berarti du kakinya harus diangkat, jatuh dong?” semua
teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal.
Wiwik iku. Kalau lembu dihukum sndirian. Berarti du kakinya harus
diangkat, jatuh dong?” semua teman-temannya tertawa terpingkal-pingkal. Tibatiba Wiwik menunjuk ke arah blakang pohon beringin membritahukan ical
bahwa dibelakang pohon ada orang.” Lihat dua anak kecil itu nggak?” ical
melihat dua anak laki-laki sumuran odi sedang mengintip ke halaman sekolah.
Wajah mereka dekil, tangan memegang kawar pagar. “kelihatannya mereka
lapar, kita kasih makan saja. Ujar Ical. Sebelum berlanjut, bel tanda masuk
berbunyi.
10. Romansa bola kasti
Agenda sekolah hari itu adalah bermain kasti. Ical merasa kesakitan karena
ada bagian tubuh yang terkena lemparan bola kasti. Saat pulang Ical mengelus
perutnya yang masih sakit. Jayadi, sopir Ical yang bertelanjang kaki itu sudah
menunggu didepan pagar sekolah dan menyampaikan bahwa ibunya tidak bisa
ikut menjemput, Ical merasa lega karena setidaknya bisa menyembunyikan sisa
perih di perutnyadari tatapan ibunya yang penuh tanda tanyanya. Kenapa den?”
Tanya Jayadi. “Tadi kena gebog bola waktu main kasti bang, kata Ical. Tapi
jangan kasih tahu mama ya,
Hari menjelang sore, sekitar pukul tiga Ical dibangunkan dari tidur untuk
belajar mengaji. “Kamu harus belajar mengaji. Ustadnya udah ada di luar.”
Belajar apa?” Tanya Ical. Belajar membaca Al-Quran. Berhubung tidak bangun,
akhirnya Tati melaporkan kepada Roosniah yang segera masuk kamar. “Cal
bangun, sambil menepuk lembut pipi Ical. Guru ngajimu itu disuruh papa.”
Kamu bangun dulu, jangan malas-malasan. Segera ambil wudhu, pakai sarung
dan nanti keluar ngaji.
“Iya, ma.”
116
Guru ngaji Ical bernama Rojak. Setelah Ical memperhatikan, ternyata selain
membawa Al-Quran tipis, Ustad Rojak juga membawa sebatang lidi panjang.
Ical memberikan isyarat agar ibunya menanyakan untuk apa lidi itu dibawa.
“Lidi itu untuk apa, ustad?‟ Tanya Roosniah. “Oh, ini kebiasan aye, bu. Kalo ade
murid yang males, biasenya aye jepret tangannya. Setelah dijepret, murid jadi
rajin. Begiu males lagi, aye jepret lagi. Rajin lagi… Giliran males
lagi…‟makanye aye dipanggil Ustad Jepret. Ical merasa ketakutan dan akhirnya
itu menjadi pertemuan pertama sekaligus terakhir Ical dengan Ustad Jepret.
Tiga hari kemudian Ical harus belajar mengaji. Ia menolak bujukan ibunya.
”Gurunya beda, bukan Ustad Jepret lagi,” kata Roosniah. Ical mau dan menemui
Ustadzah Rohime. “Ustadzah Rohime ini Ustadzah jepret juga?‟tanya Roosniah.
Ustazah rohime keheranan. “tu kayak ustad jepret yang suka ngajar anakanak
mengaji
pakai
sebatang
lidi
buat
mukul
anak-anak?”
Astaghfirullahhal‟adzim, itu sih orang dulu yang ngajar ngaji kayak gitu.
Kalau saya sih kagak. Pan sekarang jaman modern, bu.” Sejak itu rohime
resmi menjadi guru ngaji Ical.
Di sekolah ical semaki dekat dengan teman-temanya, terutama rizal, ingga,
dan al. ketiganya memiliki karakter yang berbeda. Diantara keigaa itu, rizal yang
paaling banyak bicara. Ia juga terkenl sangat mementingkan kebersihan. Setiaap
pagi, setiba ddi sekolah waangi sbun suaah bisaa tercium dari kejaauhan. Teman
sebangku ical ini sangat ramah kepada siapa saja. Ingga tidak terlalu banyak
bicara, cenderung santai, dan jenis raang yang tidak berantakan. Sedangkan al
paling pendiam dan sukaa memperhatikaan segala sesuatu dengan cermat. Rizal,
Ingga, Ical, dan Al adalah murid-murid yang pintar. Karena keakraban mereka
disebut empat sekawan.
Keluarga Bakrie akan pindah rumah. Di rumah yang baru itu Ical bermain
sepeda dengan Taty dan Odi. Mereka dikejar oleh anjing dan terjadi kecelakaan.
Mereka jatuh dari sepeda. Ada orang yang menolong. Anjingnya sudah pergi,
pria itu mengangkat sepeda yang menimpa Ical. Pria itu ternyata penjaga rumah
Mr Smit orang Amerika. Pria itu bernama Hamdi dan Herman. Kedua orang itu
mengantar Ical ke rumah. “Ya Allah kenapa Cal?‟ kami dikejar anjing lalu
terjatuh. Kaki Icalterjepit jari-jari sepeda, bapak ini menolong, kata Tetty seraya
menunjuk Herman. “Astaghfirullahal‟azim… “Lukanya agak dalam, ujar
Herman. Sebaiknya langsung dibawa ke dokter. Bu, takut infeksi. “Terima kasih
atas bantuan bapak, ujar Roosniah. Sama-sama bu, kami permisi dulu, keduanya
berpamitan. Sekali lagi terima kasih Pak Herman, Pak Hamdi. Keesokan harinya
kecelakaan Ical beredar di SR Perwari. Teman-teman kelasnya datang
membesuk.
11. Akhirnya Al pergi.
Ical masuk sekolah dan saat itu ada permainan kasti dia dan Al tidak ikut
karena Al terserang flu. Mereka mengobrol gimana kakimu Cal?” kalau aku
dokter aku akan megobati kakimu sampai sembuh. Terimaksih Al, kamu
117
memang sahabat yang baik. Kamu juga. Sayang kita harus berpisah, tapi kalau
nanti papa kerja di Jakarta lagi, atau papamu pindah ke Medan bisa aja kita
ketemu lagi.
“Cal…” Lembu melambaikan tangannya, sini ada apa?‟ kamu harus lihat,
Cal hebat. Nih lihat, ujar Lembu sambil menyodorkan sebilah logam pipih pisau.
Untuk apa kau bawa itu, tanya Kushariyanto. Aku bukan bawa pisau, aku bikin
pisau ini. Untuk apa? tanya Kushariyanto. Jaga diri. “Awas ada guru, dengan
lihai Lembu memapah Ical. Jaga diri buat apa?‟ ada preman di dekat rumahku
yang suka mengadu ayam dan mabuk-mabukan. Beberapa
hari lalu preman itu menodong dan merampas uangku. “kau tidak lari?‟
tidak, jawab Lembu. Berteriak minta tolong? preman itu menodongkan pisau ke
perutku percuma aku lapor ke polisi, mana ada yang percaya sam seumuran kita.
Terus apa gunanya pisau itu? Kau mau berkelahi?‟kalau perlu preman itu mati.
Nanti kau ditangkap polisi dan dimasukkan penjara. Tidak apa-apa banyak
pejuang yang masuk penjara karena bunuh orang. Tapi yang mereka bunuh itu
musuh. Preman itu juga musuh. Aku yakin sebelumnya sudah banyak yang ia
todong, tapi tidak ada yang berani melawan pembicaraan sudah berakhir karena
Ical dijemput bang Jayadi, sopir keluarga Ical.”Aku pulang dulu, kata Ical cepat
sembuh. Di rumah Ical menceritakan kejadian Lembu terhadap orang tuanya.
“Kamu jangan ikut-ikutan. Nanti kalau ada apa-apa dan kamu terbawa-bawa
semua jadi repot. Ical mengangguk, iya pa Ical gak ikut-ikutan kok.
Melihat kondisi Jakarta yang tidak aman akhirnya Bakrie menginginkan
Ical untuk ikut bela diri. Kapan Ical mulai latihan?” “yeah masih lama, kata Ical
kecewa. Ical maunya sekarang. Cal!” ujar Roosniah dengan lembut dan tegas.
Latihan bela diri itu butuh tulang dan otot yang kuat. Iya ma tapi janji ya pa?‟
Insya Allah. Insya Allah yang pasti dong paa, Bakrie menatap Ical dengan
lembut. ”Kita tidak boleh memastikan sesuatu, Cal nabi Muhammad mengajari
kita mengatakaan Insya Allah. Artinya? Jika Allah mengizinkan. Sebagai
manusia, kita hanya bisa merencanakan yang bisa memastikan semuanya cuma
Allah. Tapi Insyaa Allah yang pasti kan pa? Pengumuman pembagian rapot. Cik
nani mengumumkan bahwa juara pertama adalah Ical. “sudah aku tebak, kata Al.
kamu yang bakal jadi juara, cal selamat. Terimakasih Al, aku senang tapi juga
sedih karena kamu pindah.
12. Kabar sedih dari Maher
Sepulang dari liburan selama dua hari di villa Cipanas, Bakrie berencana
mengajak keluarga untuk makan malam di Des Indes. “des indes?” tanya
Roosniah iya, kenapa?” itu hotel mahal, pa. kata roosniah. Ada angin apa tibatiba papa mengajak kami makan di hotel mewah? Papa dapat proyek baru?”
“Bukan ma, anggap saja syukuran atas hasil cemerlang yang diraih Ical,”kata
Bakrie.
Perjalanan pulang ke rumah, “coba lihat!” kata Bakrie sambil menepikan
mobil dan menunjuk sebuah kanal. “perhatikan betapa masih banyak orang yang
118
hidup serba kekurangan.” “ibu-ibu itu mandi, pa?” tanya Odi. Iya. “air kali itu
kotor, pa kok mereka mau?” tanya Ical. Mereka tidak takut sakit?”
“Kalau ditanya apakah mereka mau atau tidak, pastilah mereka tidak mau
mandi di kanal, Cal. Masalahnya, tidak semua orang Jakarta punya rumah
dengan kamar mandi yang sehat. “Mereka menangkap apa sih pa?”papa kurang
tahu. Nah coba lihat yang itu, kata Bakrie menunjuk seorang anak yang
mengangkat tangannya “Kelihatannya ia mengikat kaki binatang dengan tali dan
memainkannya seperti yoyo.
“Kata ustazah Rohime, kita tidak boleh menyakiti binatang,” ujar Ical.
“nanti di akhirat, binatang itu dibikin tuhan jadi raksasa, terus orang yang suka
adu binatang justru yang jadi orang-orang yang diadu sama binatang raksasa itu.
Benar gak pa?”
“Mungkin saja. Tapi maksud ustazah Rohime itu adalah bahwa binatang itu
makhluk Allah juga. Jadi tidak boleh disakiti seenaknya. Saat makan malam Ical
bertemu dengan Maher, anak Hamid Algadrie. Saat itu Maher dan keluarga.
Bakrie makan malam disitu. Maher langsung menemui Ical begitu menghampiri
pak Hamid. “Ada apa Her?” “Lembu meninggal.” Ical terperanjat. “meninggal?
”kapan? “dua hari lalu, menjelang maghrib, ditabrak kereta.” Lembu sedang
membuat beberapa pisau paku sebagai persiapan menghadapi preman-preman.
Preman itu harus dihentikan, kata Lembu. Ical pikir Lembu ada benarnya, jika
tak ada yang berani melawan, preman itu terus merajalela. Dan sebelum Lembu
berhasil memenuhi harapannya, maut sudah merenggut nyawanya.
13. Terperangkap piutang
1954, tahun ajaran baru telah tiba. Ibu Sumargono, memberikan wejangan
kepada peserta upacara. Anak-anak kelas dua diampu oleh Cik Darmasti. Sebagai
pembuka ajaran baru, akan diadakan pertandingan sepak bola antarkelas. “Lawan
kita siapa Cik?” “Lawan kalian adalah anak-anak kelas empat.” “gak adil, masak
anak-anak kelas dua lawan anak kelas empat. Gerutu Maher. “Dengar, seperti
yang encik bilang tadi, pertandingan antarkelas ini hanya untuk mempererat
kekeluargaan antarsiswa Perwari. Kalau kalian kalah, itu hal biasa. Lumrah,
karena kalian lebih kecil. Tapi kalau kalian menang, itu luar biasa.” Sekarang
kalian pilih, mau jadi biasa-biasa saja atau luar biasa?” luar biasa, cik…”bagus
itu baru murid perwari. Murid perwari harus punya semangat untuk jadi orangorang luar biasa. “Untuk jadi orang luar biasa, tak bisa dengan persiapan biasa,
untuk jadi luar biasa harus dengan persiapan luar biasa. Karena persiapan biasa
hanya bagi orang-orang biasa. Sedangkan kalian ingin menjadi orang luar biasa.
“Kalau sudah latihan, ternyata masih kalah, bagaimana itu cik?,”Tanya
Bibot. Ya, namanya juga usaha, dengan persiapan yang bagus, kalaupun nanti
hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kita masih tetap puas
karena kita sudah berusaha.” Hasil latihan sepakbola tim kelas dua menang
dengan skor 4-2.
119
Saat istirahat anak-anak bermain kelereng baik perempuan maupun lakilaki. Damiyanti Rooseno, murid baru pindahan SR Cilacap merasa heran karena
kelereng merupakan permainan laki-laki tetapi perempuan pun bisa ikut main.
Teman-teman Ical semuanya kalah dalam bermain kelereng. sendiri yang
menang. Kawan-kawan Ical dengan wajah memelas meminjam kelereng milik
Ical agar bisa bermain lagi. Tak tega mendengar rengekan mereka Ical
memberikan kelereng tersebut kepada kawan-kawannya. kelereng itu?”
“Kasihan mereka, lagi pula ini dengan teman sendiri. Tidak apa-apa, kata
Ical. “aneh.”gumam Danu. “apa yang aneh?” cara berpikirmu,” ujar Danu.
“terlalu baik pada orang lain.”siapa bilang?, protes ical. Membantu teman itu
bukan hal yang aneh. Tapi harus!.
Suatu ketika Ical kalah dan meminjan seperti teman-teman lakukan.tetapi
tak ada satu pun orang yang meminjaminya. Saat kemrahan ical sudah di ubbunubun, Ical menendangi kelereng. Danu berusaha untuk meneangkan ical”
sekarang kau tahu cara orang lain berpikir?
14. Petaka tujuh Satu
Kemenangan sepak bola Tim kelas 2 menjadi perbincangan semua warga
sekolah. Ibu Sumargono berencana untuk mencarikan tandingan lawan untuk
anak-anak perwari. Akhirnya pertandingan akan dimulai antara SR Perwari dan
Gang Ampiun. Mental anak Perwari ambrol melihat anak-anak Gang Ampiun
karena melihat tubuh yang kuat. Alhasil Perwari dipukul mundur dengan skor 71. Kemenganan diraih oleh Perwari.
Kekalahan tersebut bagi SR Perwari sangat menyakitkan. Mereka hilang
percaya diri. Semuanya terpukul. Ibu kepala sekolah berusaha untuk
menyemangati mereka,tetap saja mereka tak bisa melupakan kegagalan itu. Cik
Darmasti berusaha menghibur mereka, “Kekalahan bukan akhir segalanya. Ada
banyak hal yang bisa kalian pelajari dari sepak bola, sepak bola lebih dari
sekadar menjebol jala lawan. Kalian harus tahu kapan saat yang tepat untuk
menyerang, kapan masanya bertahan dan menyusun serangan.
Guru meminta menyanyi untuk menghibur kekalahan pertandingan sepak
bola. Cik Darmasti mempersilakan anak yang mau maju menyanyi. Siapa lagi
kalau bukan Kushariyanto. Dia memang suka menyanyi, ia juga berani tampil
ketika murid lain sibuk menghindar. Tetapi, sebenarnya ia juga sangat pemalu
dan mudah gugup. Kabarnya seperti yang pernah ia sampaikan kepada teman
sebangkuya. Ia rajin ke depan karena hasrat besar untuk melawan kegugupan itu.
Sebenarnya suaranya merdu dan enak didengar. Tapi bukan itu yang membuat Ia
kerap ditertawai. Selain penggugup, juga karena ia tak pernah menyanyikan lagu
selain hela-hela rotane dan selalu memilin-milin jemari. Seperti biasa walaupun
diejek oleh teman-temannya, ia tak menjawab apa-apa dan tak bereaksi apa-apa
selain muka yang merah. Ia berusaha untuk menahan diri, menyabar-nyabarkan
hati, dan mengelus-elus dada.
120
15. Sensei Ferry
Hanya orang besar yang bisa menerima kekalahan dan menjadikannya
cermin yang memantul-mantulkan kemenangan, kata Cik Darmasti. Hari itu Ical
latihn judo bersama ayahya. Ical protes kepada ayahnya, “apa hebatnya, pa?
terlalu lambat. Ical membayangkan kalau judoku seperti barongsai yang pernah
ia lihat. Barongsai yang bisa melayang terbang, memukul menendang dengan
cekatan,dsb.
“Nanti kau akan tahu, bahwa Sensei Ferry itu orang yang cerdas. Ingat,
tanpa kecerdasan, apa pun bela diriyang dimiliki seseorang bisa sangat
berbahaya. Tetapi di tangan orang yang berpengetahuan dan berbudi tinggi, bela
diri bukan lagi cara menyerang dan menyakiti orang lain, melainkan untuk
mengenali diri sendiri dan Tuhan yang meminjamkan kekuatan kepada kita. Itu
sebabnya, menjelang selesai latihan, judoku melakukan mokuso, penghormatan
kepada Tuhan.
16. Manis-manis alpukat
Pelajaran telah usai dan tiba-tiba Wiwik berteriak lantang meminta temantemannya untuk menulis nama, alamat, dan nomor telepon. “buat apa?” Tanya
Ingga. “tak kenl maka tak sayang” jawab Wiwik. Kemudin ibu Sumargono
masuk bersama anak baru. Anak baru tersebut membuat semua anak perempuan
terkesima karena ketampanannya. Terutama Wiwik. Anak baru tersebut bernama
Ade Kadiman putra Raden Kadiman.Wiwik berubah menjadi lebih feminis
semenjak kedatangan Ade Kadiman.
Pelajaran matematika diampu oleh Cik Darmasti. Beliau meminta Ical
untuk mengerjakan soal matematika di depan papan tulis. Ical maju dan tidak
perlu banyak waktu untuk mengerjakan tugas tersebut dan segera kembali di
kursi. Cik Darmasti yang menunduk, mengira Ical tidak bisa. Jangan mudah
menyerah Cal. Kalau kau tidak sama sekali, coba pikirkan bagaimana caranya.
Anak-anak langsung tertawa. Kenapa kalian tertawa. Itu Cik jawabannya sudah
ada di papan tulis. Cik darmasti mengecek jawaban Ical. Jawabanmu benar Ical.
17. Gara-gara anak kampong
Ustazah Rohime meminta ibunya Ical agar Ical segera dilatih menjalankan
puasa pertama. Dua hari menjelang ramadhan Ical diajak keliling Jakarta. Ical
meliht banyak anak yang mandi di bantaran sungai. Kita harus keramas juga pa?
tanya Ical. Keramas bukan kewajiban menjelang puasa melainkan simbol
membersihkan diri dari ujung kepala sampai ujung kaki, sebelum memasuki
bulan suci. Berarti boleh tidak keramas dong… kata Ical lagi. “tidak apa-apa
selama kamu yakin rambutmu bersih. Tapi kalau
kamu tidak yakin lebih baik keramas supaya badan dan pikiranmu lebih segar.
Artinya, yang harus diutamakan itu keyakinan, baru kebersihannya.
Malam pertama ramadhan. Masjid luber hingga ke halaman. Tarawih
malam pertama perlahan-lahan akan menyusut seiring dengan bertambahnya
121
bilangan ramadhan. Ical mengikuti seluruh rangkaian tarawih dengan khidmat.
Tak banyak bicara, tak banyak bertanya. Padahal banyak hal yang ingin dia
tanyakan kepada ayahnya. Tapi ia mencoba menahan diri. Ia tidak ingin
mengganggu ketakziman orang lain beribadah. Ia juga tak mau mengusik
keseriusan ayahnya. Sabar itu ibadah. Selain ibadah shalat tarawih, ia juga
sedang berusaha menjalani ibadah lain yaitu belajar bersabar.
Ical pulang dari masjid dan mengucapkan salam serta mencium tangan
ibunya. Kemudian segera berlari ke kamar tidurnya. Ical panggil ayahnya. Ada
apa pa?‟ Bakrie tersenyum dengan lembut, jangan tidur dulu, kita tadarus. Ical
ambil wudhu dulu. Sambil bergegas ke kamar mandi. Ritual tadarus itu usai.
Bakrie mengusap kepala kedua anaknya. Dia bangga anak-anaknya sudah bisa
mengaji. “besok malam kita tadarus lagi, ujar Bakrie. Odi menatap ayahnya, Tiap
malam pa?‟ betul, kata Bakrie. Selama bulan ramadhan kita harus banyak
ibadah. Bagaimana dengan bulan yang lain pa, Tanya Odi. Bulan lain juga harus
banyak beribadah, bulan ini spesial bulan khusus, jadi harus lebih banyak. Betul
pa, tukas Odi, guru ngaji juga bilang begitu kita harus rajin ibadah. Sebelas bulan
itu untuk cari duit, satu bulan itu
buat ibadah.
18. Satu jam bersama piet hitam
Keluarga Bakrie diundang sebuah radio. Ical ditanya tentang liburan yang
disuka.”udaranya dingin di Cipanas, kalau malam langitnya bagus, banyak
bintang.” “wah pasti sangat indah. Tapi bagaimana kalau dari bintang-bintang itu
muncul Zwrte Pietyang sedang mencari anak-anak nakal yang kemudian akan
dikurung olehnya selama liburan?”apakah Ical tidak takut?” “tidak om karena
tidak nakal? Iya om Ical rajin belajar dan ngaji.
Tahun ajaran baru, di kelas dua Ical mendapat juara pertama, juara kedua
adalah Ingga. Naik kelas tiga, diampu oleh Cik Setiani. Seperti biasa, kelas
diawali dengan menyanyi. “siapa yang berani maju pertama kali. Kushariyanto
mengacungkan tangan. Dia maju, sebelum dia menyanyi. Guru menanyai
Kushariyanto “kamu mau menyanyikan lagu apa, Kus?” Wiwik langsung
menjawab. Serempak anak-anak tertawa. “ssst, diam!lihat!, suara Dami yang
melengking tinggi menghentikan tawa mereka. Kushariyanto menangis tersedusedu sambil berlari keluar elas. Cik Stiani belari mengejar. “Cik Setiani
datang,”desis Adian sambil berlari ke tempat duduknya. Seluruh murid langsung
merapikan tempat duduknya. Cik Setiani muncul tak ada raut senyum, tak raut
marah, suaranya tetap lembut, tetap terdengar semakin menakutkan. Dewi
arkowati ikut encik ke ruangan guru.
Ajaran baru ada murid baru bernama Raymond. Saat ibu Sumargono
kembali berencana menggelar pertandingan persahabaatan antara sr perwari
melawan kesbelasan anak-anak gang ampiun, Raymond terpilih untuk ikut
bertanding. Baanyak pihak yang menolakprtandingan tersebut karena dulu kalah
7-1. Tetapi keputusan kepala sekolah sudah bulat. Tak ada kamus menyerah atau
122
putus asa dalam hidup sumargono. Baginya pengalaman selalu adalah guru yang
terbaik. Jika kesebelasan kita terbiasa menang, kita tidak akan pernah siap
menerima kekalahan. Begitu alasannya, dulu tahun lalu.
Dengan melawan tim yang lebih tangguh, pemain kita akan belajar lebih banyak,
begitu alasannya hari ini, tahun ini. Pada akhir pertandingan kiper tim SR
Perwari yang sepanjang pertandingan bekerja keras terpaksa memungut bola
yang bersarang gawangnya sebanyak tiga kali. Ical dimainkan sebentar oleh
pelatih, ia bermain cukup bagus. Aku masih harus banyak belajar, tekad Ical di
dalam hati. Akhirnya skor akhir dalah 1-3. SR perwari kalah, tetapi tidak begitu
memalukan bila dibanding dengan tahun lalu 1-7. Hasil tahun ini lebih baik,
artinya ada kemajuan.
Saat perkemahan dilakukan, Raymond berkata:”kepanduan disini terlalu
banyak nyanyi-nyanyi, bukan melatih kepandaian lapangan seperti di Belanda.
Adian dan Danu tersinggung mendengar celetukan Raymond, tapi mereka
berusaha menahan diri. Rizal heran melihat ulah Raymond yang selalu
membanding-bandingkan Indonesia dengan Belanda, Ia ingin menyanggah
pendapat Raymond, tapi Ia memilih menutup mulut.
“kepanduan itu bukan ajang bagi murid untuk bersenang-senang, melainkan
untuk menolong orang. “persiapan payah”‟ masak hal semacam ini sekecil ini
saja panitia lupa, jangan-jangn mereka dulu tidak pernah jadi pandu. Pantas di
sepak bola juga kalah telak! Bisanya cuma ngomong!” kalau tak ada saya,
percuma perwari disebut sekolah top. Sama anak kampung saja kalah. Bikin
malu!” Adian mulai panas muak melihat kepongahan Raymond. “anak-anak
cengeng, pulang saja netek lagi ke ibu kalian!” kata Raymond lagi. Amarah
Adian tak berbendung lagi, Ia lalu melompat merenggut kerah baju Raymond.
“sekali lagi kau ngomong…” apa?” jawab Raymond, “kau mau bertarung?”.
Danu berusaha untuk melerai keduanya. Lukman dan Ade Kadiman menarik
Adian sedangkan Ical dan Ingga menarik Raymond. Danu maju. ”Sudah baikan
lagi!” “kalau Encik tahu, kita semua bisa dihukum1” tukas Rizal. “kita cuma
kemping semalam, jangan sampai acara berantakan.” “Kau mengancam aku?”
Raymond memutar-mutar tinju kirinya di depan wajah Ical. Sambil lebih
mendekatkan kepalannya sehingga oleh Adian terlihat seperti menoyor wajah
Ical. Kemarahan Adian tak bisaditahan lagi. Ical menarik Adian dengan keras.
Adian! Kau mau dikeluarkan dari sekolah?” “ia duluan yang nowel kau! Kenapa
tidak kau banting dengan jurus judomu?” sudah Adian. Belajar bela diri bukan
berarti harus memukul kawan!” Adian meludah ke tanah. Ray bukan kawan, Cal.
Ia lawan.
Setelah makan malam, Adian tak tahan mencurahkan kemarahan ketika
mendapat giliran mencuci piring bersama Ical dan Rizal. Harusnya tadi belanda
hitam itu kau hajar, Cal!” aku bukan petinju, Ia tidak menyerangku duluan. Aku
lihat ia menyentuh wajahmu.” Ical tersenyum,” tidak!‟ “aku lihat sendiri.” Kau
tidak marah?” “Ray sengaja memancing kita untuk marah.” “ah, kau penakut,
123
Cal buat apa belajar judo kalau tidak dipakai. “nanti aku coba bicara dengan
Ray.” “gila!”
Setelah acara selesai, Ical menatap bintang. Langit ragunan tidak kalah
dengan langit di Cipanas. “orion memang bagus.” Ujar sebuah suara di
sampingnya. Membuat Ical terkejut. “eh, Ray,‟ sahut Ical. “kau sedang menatap
orion?” bukan, aku sedang menatap lintang.” Raymond terdiam, lintang?” ya
orang barat seperti kamu waktu di Belanda menyebut orion. Kami menyebutnya
lintag waluku. “lain ladang lain belalang.”artinya?”lain tempat lain nama”.
Guruku di Belanda sudah mengajari nama-nama bintang, mengenali nama
delapan puluh delapan konstelasi.”
“Kumpulan bintang, aku heran kenapa disini tidak ada pelajaran bagaimana
melihat bintang. Bagaimana Indonesia mau maju?” “disini bukan konsetelasi
Ray, tapi rasi bintang, nah, apa hubungan antara kemajuan Indonesia dengan
konstelasi mu itu?”ah, sudahlah,‟ ujar Raymond. Aku mau minta maaf atas
kelakuanku tadi. Ical tertawa. “kenapa minta maaf kepadaku?” Karena dari
kelakuanku tadi ke kamu, Adian jadi marah, Cal.” Kamu sudah minta maaf
kepada Adian.”nggak akan. Anak itu sombong. Sok jago.”waktu melawan anakanak Gang Ampiun, ia jarang bagi bola meskipun aku sudah di depan dan berada
dalam posoisi yang menguntungkan. Kalau Adian tidak egois, mungkin kita tidak
kalah telak.” “Aku nggak perhatikan itu. Aku gak tahu.” “karena kamu nggak
bisa main bola secara benar. Telinga Ical mendadak terasa panas. Berkali-kali
Raymond mengeluarkan pernyataan yang sangat tak sedap didengar,
memerahkan daun telinga. Sabarlah. “maaf, bukan aku menghina,” ujar
Raymond, kalian semua main bola dengan ini sambil menunjuk kaki. Bukan
dengan ini sambil menunjuk kepala. “Kenapa setiap bicara kau selalu menghina
Ray?” aku tidak menghina, Cal,” aku bicara terus terang. Itu beda.” Tapi terus
terangmu, caramu bikin orang tersinggung. “Yang tersinggung itu yang harus
belajar lagi.
19. P.Ramlee dari Bengkulu
Liburan ke Singapura betul-betul berkesan bagi Ical. Penduduknya sangat
dhisiplin. Kedisiplinan itu tak semata diterapkan pada hal-hal besar, tapi juga
dalam hal-hal kecil, yang bagi warga Jakarta sering dianggap remeh, semisal
membuang sampah. Ical masih ingat, seorang bocah yang mengantogi plastik
pembungkus makanan karena di dekatnya tak ada tong sampah, sebelum
kemudian membuang plastik itu ke tempat sampah. Kisah-kisah pedagang
Tionghoa, seperti diceritakan oleh ayahnya selama di Singapura. Bagai kitab
terbuka yang memaparkan betapa hidup lebih dari sekadar kerja Keras dan
semangat pantang menyerah. Manusia butuh ilmu dan pengalaman, butuh doa
dan harapan. Dan kekayaan seseorang taklah ditakar dari seberapa banyak harta
yang dimilikinya, tapi dari seberapa kekayaan itu bagi kehidupan keluarga dan
orang-orang di sekitarnya. Perjalanan ke singapura bukan semata riwayat
membanggakan, sebab tak semua anak seusianya mampu ke luar negeri.,
124
melainkan pengalaman berharga yang membuat mata ical semakin terbuka. Ical
teringat pesan ayhnya,” orang yang tidak berpendidikan hidupnya hanya akan
sibuk untuk mengejar-ngejar uang. Setelah tiga tahun berturut-turut menjadi yang
terbaik di kelas, Ical mulai digelari Anak Sejuta Bintang. Kelas 4 diasuh oleh Cik
Suwarti,dan seperti biasa ada murid baru bernama Rudolf Sigarlaki dan
Zulkarnain Hazairin.
Tradisi guru di SR Perwari setiap ajaran baru pasti ada menyanyi, siapa
yang mau menyumbangkan lagu? anak-anak serempak menjawab Kushariyanto,
yang mempunyai nama menjawab, yang lain saja Cik. Dia tak berani, ia tidak
mau pengalaman lalu terulang kembali, dipermalukan Wiwik.
“Saya saja Cik, kata Ucok. Tak pernah terjadi sebelumnya seorang “Saya
saja Cik, kata Ucok. Tak pernah terjadi sebelumnya seorang murid baru berani
tampil. Biasanya murid baru lebih memilih diam.”Nah ini yang encik senang,”
ujar Cik Suwarti.”Sebagai murid perwari, kalian tak usah malu-malu. Ucok
punya nyali besar. Ayo tunjukkan kepada teman-teman barumu bagaimana
seharusnya anak Indonesia yang pemberani dan penuh percaya diri. Ucok tampil
sebagai pahlawan. Dia menjadi pusat perhatian teman-teman yang lain. Ucok
mengajak teman-temannya untuk bermain kuda-kudaan. Teman-temannya
diminta untuk menunggangi dia. Suasana semakin ramai, sehingga mengundang
guru untuk datang, guru-guru mengira ada pertengkaran atau perkelahian. Ucok
mendapat hukuman dari guru, berdiri di depan kelas dengan posisi satu kaki
terangkat sementara satu tangan menyilang di atas kepala memegang telinga di
sisi yang lain.
Ucok suka dengan penyanyi P.Ramlee. Dia memotomg rambutnya seperti
P.Ramlee. Tukang cukur bertanya, kalian dari SR mana tadi?‟ “perwari! wajah
Raymond yang riang berubah galak. Tanya sekali lagi, aku ikat nanti di rel kereta
depan sekolah. Pemberang kali kau ni, MOmon?” ujar ucok “orang tanya baikbaik malah kau hardik. Sudah tua orang tu, mungkin seusia pakcikmu. Itu sama
saja kau hardik bapakmu sendiri. Kualat kau, kalau sudah dipanggang tuhan di
kerak jahanam, baru nyesel minta ampun kau!”. Anak-anak terdiam. Selama ini
tak ada yang berani menegur Raymond, murid yang merasa paling tahu, sekeras
itu. Ucok pula satu-satunya yang tak memanggil anak itu dengan panggilan Ray,
tapi Momon. Raymond pun tak marah.
Pertandingan antar gang ampiun dan perwari digelar, dengan skor3-2
perwari kalah. Peran Ucok yamg sangt besar, membuat ia didaulat menjadi ketua
tim sepak bola yang baru.
20. Bernyanyi di depan bung karno
Anak-anak mempersiapkan pertunjukan untuk menyanyikan di depan bung
karno 17 Agustus. Sejarah berulang Ical tetap menjadi juara kelas. Ada kabar
yang sangat menggemparkan, Ucok tidak naik kelas. Tak ada seorang pun yang
menyangka, mengingat Ucok adalah putra seorang mentri. Mustahil rasanya anak
pejabat tinggi negara tidak naik kelas. Lebih tak masuk akal lagi bagi mereka ada
125
sekolah yang berani bersikap tegas, termasuk kepada jagoan sepak bolanya
sendiri. Di mata Ical, Ucok bukanlah siswa yang malas belajar, meskipun tidak
termasuk pelajar yang cerdas. Tetapi, Ucok memang beda. Kecewa dan sedih tak
membayang sedikit pun di wajah Ucok. Seperti biasa, Ia bersikap wajar seolah
tak terjadi apa, seolah tinggal kelas bukanlah peristiwa memalukan baginya.
Menjelang pulang anak-anak berkumpul, mereka ingin tahu bagaimana sikap
seseorang menteri jika anaknya tidak naik. “Ayahku tak marah, hanya
menanyakan apakah aku masih sanggup sekolah atu tidak. Jawabanmu? tanya
Rizal. Ucok menjawab dengan tegas, “sanggup” “tapi”, ujar Danu. Dari mana
ayahmu tahu kau tidak naik kelas?
Bukankah rapor baru dibagikan hari ini?” Ucok mennjawab, “Cemmana pula,
aku sudah punya firasat taka akn naik, jadi aku ceritakan lebih dulu kepada
ayahku supaya tak kecewa belakangan, “bagaimana tanggapan beliau? Tanya
wiwik. beliau bilang kalau aku masih sanggup seklah, ikuti peratuan sekolah.
Kalu sudah taksanggup tak usah sekolah. Ayahmu tidak…, ujar raymond masih
tak pecaya pada penjelasan ucok yang terdengar sagat sederhana. Maksudku
ayahmu tidak menggunakan pengaruhnya agar sekolah ini tetap menaikkanmu?”
ucok tertawa kecil. “ kautak kenal ayahku, momon. Orang-prang bilang ia sngat
tegas dalmpekerjaan, padahal mereka tak sepenuhnya benar karena di tengah
keluarga, ayahku jauh lebih tegas. Banyak yang meragukan penjelasan ucok, tapi
mereka tak mau bertanya lebih jauh karena khawatir ucok tersinggung atau sakit
hati.
21. Upacara di Ciparay
Ical mempunyai rencana besar yaitu mengumpulkan anak-anak Ciparay.
Dia meminta bantuan Om Hasan gudang untuk mengumpulkan Milun dan anakanak kampung Ciparay. Ical meminta tolonng ibunya untuk menjahitkan
sepasang seragam. Ibunya heran karena tak mengerti tujuan Ical tetapi Roosniah
salut pada semangat anaknya yang merelakan celengan demi membeli kain dril
berwarna putih. Sebenarnya Roosniah ingin bertanya untuk apa pakaian seragam
itu tetapi dia tak ingin membuyarkan kebahagiaan anak sulung.
22. Tragedi demi Tragedi
Al yang sewaktu kelas 1 pindah ke Medan, kelas 5 dia jadi murid SR
Perwari lagi. “ waktu itu kau yang jadi juara kelas Cal…”kebetulan , Al, tukas
Ical kata Ingga sejak itu kau tak pernah bisa ia kalahkan, kebetulan… Kebetulan
itu terjadi cuma sekali Cal,” sela Al, “Kalau terjadi berkali-kali, itu bukan
kebetulan namanya. Kau memang selalu berusaha menjadi yang terbaik.”Kalau
itu memang betul. Aku ingin menjadi yang terbaik di segala hal. Baik pelajaran
yang mengandalkan otak, maupun olahraga yang mengutamakan fisik.”
Kelas 5 ini ada murid baru bernama Susanto, yang banyak digemari
perempuan. Kelas 5 ada latihan renang di Zwembad Ijkman di dekat CBZ.
Setelah tiga tahun berturut-turut tim sepak bola SR Perwari melawan tim anak126
anak Gang Ampiun dan tidak pernah menang. Akhirnya seluruh tim dan guru
menyadari mereka tak perlu mempermalukan diri untuk keempat kalinya.
Menyadari keterbatasan diri jauh lebih baik ketimbang memelihara harapan yang
terlalu tinggi. Mereka memutuskan untuk melakukan pertandingan persahabatan
dengan sesama SR saja. Mereka meyakini bahwa ketidakberhasilan seseorang di
satu bidang bukan berarti orang tersebut pasti akan gagal juga di bidang lain.
Permainan kasti berlangsung dengan pertengkaran antara Susanto dengan
Raymond. Adian mencoba membela Raymond. Pertengkaran tersebut dilerai
oleh Danu. Danu berlari mencoba memisahkan, tetapi Adian yang sedang marah
membentak. “mundur, Nu. Jangan ikut-ikutan. “biarkan mereka satu lawan satu,
ujar Danu yang menarik tangan Raymond. Kalau kau mau mengeroyok Susanto,
aku menghentikanmu, ancamnya dalam posisi judo. Ical terkejut melihat Danu
memiliki kemampuan judo yng selama ini tak pernah diungkapkan kepada
teman-temannya. Raymond marah “brengsek, ternyata kau malah membela
Susanto,” ujar Raymond sambil pasang kuda-kuda bertinju “kupikir kau
temanku.” “aku tidak membela Susanto, aku tidak mau Ia diperlakukan tidak
adil.”
23. Jangan berdiri di tempat gelap
Memasuki kelas 6 dipandu oleh Ibu Ari, sang kepala sekolah sekaligus
menjadi wali kelas mereka. Ujian akhir sudah berlangsung. Saatnya
pengumuman. Wajah Ical sangat gembira karena akan memberikan hadiah yang
sangat berharga bagi orang tuanya. Selama ini Ical sangat bahagia bisa
memberikan kebanggaan kepada orang tuanya, dengan prestasi gemilang selalu
menempati peringkat pertama selama lima tahun berturut-turut.
“Dan sekarang saya akan umumkan nama murid yang memperoleh nilai
tertinggi sekaligus menempati peringkat pertama, ujar Ibu Ari.
“Degup jantung Ical semakin cepat.” Ananda yang berbahagia itu adalah
…” Abu Rizal Bakrie!seru Danu dan Raymond dari pojok ruangan. “Ibu Ari
tersenyum, saya ulang sekali lagi, ananda yang berhasil mendapatkan nilai
tertinggi dan meraih peringkat pertama adalah Lingga Kusuma Karim.
Anak-anak kelas 6 langsung bertatapan satu sama lain. Seolah tak percaya
lagi pada pendengaran mereka. Ingga sendiri sampai ternganga. Benarkah semua
terjadi? “Dikedalaman hati Ical sedang berlangsung pertarungan batin.”Dan di
tempat kedua, Ibu Ari mengedarkan pandangan dan menemukan wajah
Ical.”Aburizal Bakrie”.
“Cal namamu dipanggil!”bisik Roosniah dengan mata berbinar bahagia.
Bakrie menepuk-nepuk bahu Ical dengan bangga.”Hebat kamu Cal!” Rasarasanya Ical ingin hilang seketika atau melenyapkan diri atau apa saja yang bisa
membuatnya jauh dari tatapan keheranan teman-temannya. Ia ingin berlari. Lima
tahun kejayaan sebagai juara pertama mendadak tak berbekas apa-apa.
Dalam perjalanan pulang Ical tidak banyak bicara, ia merenung dan
mencoba mengingat-ingat peristiwa apakah gerangan yang membuat dia gagal
mempertahankan kejayaan lima tahun.
127
Sebelum berpisah dengan Ingga, Ical sudah mengucapkan selamat dengan
hati yang sangat tulus, yang tampak masih belum percaya dengan hasil
mengejutkan, yang membuat Ical kecewa luarbiasa adalah karena ia tergelincir di
saat-saat akhir.
“Selisih nilaimu dan Ingga tipis sekali, Cal, hanya beda satu angka,
“ujar Roosniah bermaksud menunjukkan bahwa ia bangga dengan ketatnya
persaingan itu.
Ya hanya beda satu angka! Jerit Ical di dalam hati. Tapi mengapa bukan dirinya
yang berhasil mendapatkan satu angka lebih besar dari Ingga? Bakrie melirik Ical
yang sedang melamun. “posisi kedua dalam ujian akhir itu sama sekali bukan hal
yang jelek.” Lanjut Bakrie karena mengerti penyebab kegundahan putra
sulungnya.
Paling menyedihkan ialah karena ia gagal pada langkah terakhir, langkah
yang paling menentukan. Ical merasakan kelelahan memberati mata dan pikiran.
Ia bersaha mengusir kesedihan di dalam hati, tapi ia seperti seorang tabib yang
tak bisa menyembuhkan penyakit sendiri. “Ical minta maaf karena telah
mengecewakan papa dan mama.” Katanya dengan mata berkaca-kaca.
“Siapa bilang papa dan mama kecewa?” sahut Bakrie. “papa tahu kamu
sudah belajar keras, mma sering menceriakan keuletan dan ketekunanmu. Kamu
sudah beruaha sekuat daya, itulah yang sesungguhnya membanggakan hati
papa.” “Betul Cal,” imbuh Roosniah.”Mama tidak kecewa.” Ingat nak, ada
kekuatan di luar diri kita yang lebih menentukan,”kata Bakrie
“Sekarang papa mau tanya. Ical mau hadiah lulus liburan kemana?” Ical tak
menjawab. Setiba di rumah Ical mengurung diri di dalam kamar. Ical baru
keluar setelah malam tiba.
Ical renungi peristiwa menyedihkan yang baru saja terjadi. Bertahun-tahun
sejak kelas1 hingga kelas 5 Ia berhasil mempertahankan posisi sebagai
murid dengan nilai tertinggi di SR Perwari. Namun pada tahun terakhir yang
paling menentukan Ical justru kehilangan, sungguh Icaltak pernah
mempersiapkan dirinya untuk menghadapi takdir aneh yang tak pernah ia
bayangkan sebelumnya: menjadi orang kedua. Tidak ada kesalahan, katanya ada
diri sendiri, kau sudah mengerjakan
segalanya dengan benar. Ical merasa telah belajar dengan pola teratur,
dhisiplin menjaga stamina, hingga latihan mengerjakan soal yang ia karang
sendiri tetapi semua itu belumlah cukup. Ia kalah, ia takluk, justru di akhir
perburuan. “Tidak semua yang kita inginkan bisa kita raih” Ical diajak keluarga
berlibur ke Cipanas. Setelah shalat berjamaah Ical diajak menghirup udara segar
di villa Cipanas. “sewaktu kamu berumur dua tahun, Cal perusahaan Bakrie dan
Brothers bangkrut. Habis. Uang tak ada, utang segunung. Semua orang
menganggap perusahaan ini sudah tidak ada. Mati. Papa juga sempat berpikiran
seperti itu.”
“Tapi kemudian papa berpikir kalau papa yang berpikir perusahaan ini
akan mati, maka perusahaan ini pasti akan mati betulan. Jadi papa mulai lagi
128
semuanya dari nol besar. Berat sekali tapi Alhamdulillah sekarang kamu lihat
sendiri papa bisa menghidupi keluarga kita.”
“Papa tidak melarang kamu sedih karena hasil ujian. Sedih itu lumrah.
Tetapi sedih yang secukupnya saja. Menjadi juara dua itu bukan hal yang buruk.
Kalau diibaratkan perusahaan, kondisi keuanganmu tidak minus seperti papa
bangkrut.”
“Jangan samapai kesedihan itu membuat Ical jauh dari adik-adik,
mengurung diri. Ical harus mennjukkan bahwa sabagai anak tertua, sebagai
kakak sulung, ical bias menjadi contoh ketegaran bagi adik-adik. Ical sudah tahu
arti nama Aburizal?
“Nama itu gabungan dari Abu dan Rizal. Kata Abu itu dalam bahasa Arab
berarti bapak, yang maksudnya sebagi pelindung, pemimpin. Sedangkan Rizal
dalam bahasa Arab artinya laki-laki.” Papa juga mengambil dari nama pahlawan
Filipina, Jose Rizal, yang sangat pemberani itu.
“Jadi dengan namamu itu, papa dan mama ingin Ical menjadi pemimpin
yang pemberani, pemimpin yang berjiwa pelindung, tak akan membiarkan
dirinya dikuasai kesedihan trus menerus. Bukan kesedihan yang menguasai
dirinya, tapi dirinya yang harus bisa menguasai kesedihan. Sedih itu boleh,
manusiawi, tapi jangan terlalu lama. Kalau kita anggap suasana gembira itu
seperti siang hari yang cerah dan terang, maka kesedihan adalah suasana gelap.
Kita tak boleh terlalu lama berada dalam gelap, Cal. Kamu tahu mengapa?”
“Karena kalau kita berdiri terlalu lama di dalam gelap, bayangan kita pun
akan pergi meninggalkan kita.” Belum lagi guru-gurumu di sekolah yang
menjadi bintang penerangmu sehari-hari. Mereka dalah bintang yang menemani
kamu menemukan sesuatu dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti.‟ Jangan lupakan guru ngajimu, karena kerja kerasnya
kamu bisa memahami betapa indahnya cahaya ilahi jika sudah menerangi hati.
129
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV Sinar Baru.
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Muhammad dkk. 2010. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Dididik).
http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-nilai-dan-macammacam-nilai.html (online) diakses 21 juli 2015).
Arifin, E Zaenal. 2000. Dasar-dasar Pennulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: PT Puri
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma‟mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogakarta:
DIVA Press.
Aziez, Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.
Baharuddin. 2010: Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: AR-RUZZ
MEDIA.
Basral, Akmal Nasery. 2012. Anak Sejuta Bintang perjalanan panjang penuh cahaya.
Bandung: Expose.
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Daradjat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Semarang: PT. Toha Putra.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
130
, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Fannani, Zainudin. 1 November 1991. Hakikat Disiplin. Buletin An-Nada, hlm. 1
Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra, http://nesaci.com/jenis-dan-pengertiannovel (Online) diakses 8 Juni 2015).
Fathoni, Abdurrahmat. 2011. Metodologi penelitian & teknik penyusunan skripsi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Gie, The Liang. 1977. Cara Belajar yang Menyenangkan (Sebuah Buku Pegangan
untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Haryadi. 1994. Sastra Melayu. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Haryanta, Agung Tri, 2012: Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: PT
Aksarra Sinergi Media.
Hurlock, Elizabeth B. 1991. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Jathee, Imperial. 2013. 13 Poin Menulis Cerita Pendek. Yogyakarta: ANDI.
. 2014. Gampang Menjadi Penulis Fiksi Cyber di Kolom Fiksiana
Kompasiana. Yogyakarta: ANDI
Kusmana, Suherti. 2010. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Rosda Karya.
Lewis, Ramon. 2004. The Discipline Dilemma (Dilema Kedisiplinan; kontrol,
manajemen, pengaruh). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.
Yogyakarta: Trustmedia.
Maurice J. Elias, Steven E. Tobias, dan Brian S. Friedlander; penerjemah, Ary
Nilandari. 2004. Cara- cara efektif mengasah EQ remaja: mengasuh dengan
cinta, canda, dan disiplin. Bandung: Kaifa.
Mardalis. 1995. Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Jakarta : Bumi
Aksara.
131
Mas‟udi, Asy. 2000. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, (http://gardapengetahuan.blogspot.com/2013/10/pengertian-disiplin-belajar.html, diakses
21 Juli 2015).
Muhaimin, Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis
Dan Karangka Dasar Operasionalnya), Semarang: Tringenga Karya.
Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Muhibbin, Syah. 1997 Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek
Profesional.
. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: menjawab tantangan krisis
multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong,Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nizar, Imam Ahmad Ibnu. 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak
Dini. Jogjakarta: DIVA Press
Nugroho, Ipnu Rinto. 2014. Menjadi Penulis Kreatif.\. Yogyakarta: Notebook.
Nurgiantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN SALATIGA. 2008
Prijodarminto, Soegeng. 1994, Disiplin : kiat menuju sukses (Online),
(http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/2114584-faktor-yang
mempengaruhi-disiplin-belajar/#ixzz1Lkl9U3lf, diakses 21 Juli 2015).
Poerwodarminto. 1982. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rachman, Maman. 1991. Disiplin Siswa Di Sekolah. (http://id.shvoong.com/socialsciences/psychology/2114584-faktor-yang-mempengaruhi-disiplinbelajar/#ixzz1LZTeAZef, diakses 21 Juli 2015).
132
Rahman, Masykur Arif. 2013. Kesalahan-kesalahan guru saat mengajar. Jogjakarta:
Laksana.
Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan
Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik dan menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sambu, Gari Rakai. 2013. Langkah awal menjadi penulis fiksi. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Tarigan, Henri Guntur.1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung:
Angkasa.
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tulus Tu‟u, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Grasindo,
Jakarta.
Wiyanto, Asul. 2012. Kitab Bahasa untuk SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Umum.
Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher.
Zuchdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Yogyakarta: UNY Press.
https://aersmile159.wordpress.com/e-learning/pengertian-dan-hakikat-disiplin-belajar
https://evolia.wordpress.com/2007/05/12/nagabonar-jadi-2/
http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-sang-pencerah.html
http://tafakur-virgo.blogspot.com/2012/02/analisis-presiden-prawiranegara
133
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Siti Haniah
Nim
: 111-11-117
Tempat / Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 21 April 1993
Alamat
: Candiwesi RT 02 RW 04, Kel. Bugel, Kec. Sidorejo,
Salatiga
Nama Ayah
: Muhammad Munir
Nama Ibu
: Fatonah
Nama Adik
: Nur Azizah
Agama
: Islam
Pendidikan
: 1. Raudhatul Athfal Masyithoh LULUS Tahun 1999
2. SD BUGEL 01 Salatiga LULUS Tahun 2005
3. SMP N 5 Salatiga LULUS Tahun 2008
4. MAN SURUH LULUS Tahun 2011
Salatiga, 23 September 2015
Penulis
134
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Sinopsis Novel Anak Sejuta Bintang
Lampiran
2
Nota Pembimbing
Lampiran
3
Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran
4
Daftar Nilai SKK
Lampiran
5
Riwayat Hidup Penulis
135
136
137
138
139
140
141
Download