1047 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013 MODEL

advertisement
1047
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013
MODEL ARUS TELUK HURUN, PROVINSI LAMPUNG
Rezki Antoni Suhaimi, Muhammad Chaidir Undu, dan Makmur
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau
Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Model dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi dinamika perairan secara spasial dan temporal,
karena model merupakan suatu prototipe atau peniruan dari keadaan alam yang sebenarnya. Salah satu
software untuk mensimulasi suatu model adalah software SMS (Surface-water Modeling System) yang
digunakan untuk memodelkan arus, pasang surut (pasut), gelombang pada permukaan.Daerah yang dijadikan
lokasi kajian adalah Perairan Teluk Hurun, Provinsi Lampung. Data kedalamanlokasi penelitian diukur
sebanyak 77 titik,dan kemudian diinterpolasi dengan menggunakan ARCGIS 9.3. Data pasut diperolehdari
data peramalan pasut Dishidros TNI AL. Data kedalamandan pasut kemudian menjadiinput model pada
ADCIRC-SMS 8.1. Hasil analisa menunjukkan bahwa Teluk Hurun termasuk kedalam teluk yang dangkal yang
mempunyai tipe pasut campuran cenderung berganda. Dari hasil model menggambarkan bahwa masa air
akan bergerak menuju teluk ketika kondisi pasang dan sebaliknya akan bergerak ke luar teluk pada saat
kondisi surut. Hasil model arus memperlihatkan bahwa nilai arus yang didapat berada pada kisaran 0.001
m/s sampai 0.072 m/s.
KATA KUNCI: arus, Model, SMS 8.1, Teluk Harun, Lampung
PENDAHULUAN
Area laut di kawasanpesisir merupakan parameteryang sangat dinamis dan cepat mengalami
perubahan. Arus, gelombang dan pasang surut(pasut) merupakan beberapa parameterperairan yang
dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan wilayah pesisir dan laut. Pergerakan arus
mengakibatkan terjadinya transpot sedimen yang berpengaruh pada terbentuknya pendangkalan di
suatu daerah pantai. Gelombang yang sampai di pantai akan pecah dan melepaskan energi dapat
mengikis batuan dasar pantai, mengaduk material sedimen dan menyebarkan material sedimen
sepanjang pantai (Knauss,1979). Pasut yang terjadi di perairan dekat pantai menimbulkanarus yang
bergerak bolak balik menuju pantai dan sebaliknya, yang akhirnya dapat menggerakkan partikel
sedimen di sekitar pantai. Arus yang kuat akan memperluas sebaran sedimen tersuspensi dan unsur
hara (Lihan et al., 2008).
Penelitian mengenai pemodelan arus air laut di Indonesia telah banyak dilaporkan, sebagai contoh,
pemodelan arus di perairan Teluk Lampung (Koropitan et al. 2006). Namun demikian, penelitian
yang dilaksanakan oleh Koropitan et al. mencakup perairan yang sangat luas sehingga hasilnya tidak
detail untuk melihat kondisi perairan di Teluk Lampung. Teluk Hurun yang terletak di
ProvinsiLampung,merupakan lokasi kegiatan budidaya perikanan meliputi budidaya ikan dalam
keramba jaring apung, kerang mutiara, tambak udang intensif serta hatcheri.Pola pergerakan arus
berperan penting dalam penyebaran limbah yang dilepaskan oleh kegiatan budidaya tersebut.Arus
sangat mempengaruhi pergerakan air, sehingga nutrien ataupun polutan dapat berpindah mengikuti
pola pergerakan arus. Arus yang terlalu kuat dapat menyebabkan rusaknya instalasi budidaya, sehingga
tidak akan didapat hasil yang maksimal dalam kegiatan budidaya (Suhaimi, 2012).
Model dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi dinamika perairan secara spasial dan
temporal karena model merupakan suatu prototipe atau peniruan dari keadaan alam yang sebenarnya.
Model simulasi merupakan alternatif menarik yang dapat digunakan untuk mengungkapkan prosesproses yang sulit diukur (Droogers et al., 2000). Model merupakan bentuk pemisalan, persamaanpersamaan, dan cara-cara untuk melukiskan suatu sistem (Linsley et al., 1986). Model simulasi
umumnya berupa rumus-rumus matematika untuk menirukan proses yang terjadi di alam yang
Model arus Teluk Hurun, Provinsi Lampung ... (Rezki Antoni Suhaimi)
1048
didasarkan pada asumsi-asumsi. Tingkat kemiripan rumus tersebut ditentukan oleh tingkat kebenaran
dalam mengambil anggapan/asumsi dari proses alam yang terjadi di alam.
Salah satu software yang dapat digunakan untuk memodelkan arus, pasut, gelombang pada
permukaan adalah SMS (Surface-water Modeling System). SMS adalah piranti yang komprehensif untuk
satu, dua maupun tiga dimensi pemodelan hidrodinamika. SMS mempergunakan model matematik
hidrodinamika sebagai basis pemrogramannya. Model matematik hidrodinamika merupakan simulasi
numerik suatu aliran yang didasarkan pada formulasi persamaan-persamaan matematis yang
menggambarkan prinsip hidrodinamika, atau yang menggambarkan fenomena fisik aliran dan
penyelesaian persamaan-persamaan tersebut secara numerik.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan menganalisis model kecepatan arus dan tipe pasut
di Teluk Harun, Lampung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi
dalam analisis penyebaran masa air dan nutrient terlarut di Teluk Hurun.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Teluk Hurun,Lampung (Gambar 1).Data yang dikumpulkan meliputi
data primer dan data sekunder. Data primer berupa data kedalaman perairan. Pengukuran kedalaman
dilakukan dengan menggunakan GPSmap 178C sounder. Data kedalaman yang diperoleh selanjutnya
dikalibrasi menggunakan data pasut. Data kedalaman selanjutnya diinterpolasi menggunakan metode
krigging sehingga diperoleh gradien kedalaman untuk perairan Teluk Hurun. Data sekunder yang
dikumpulkan berupa Peta Rupa Bumi Indonesia tahun 2011, Citra AlosAVNIR tanggal 6 September
2010 dan data pasutdari Dishidros TNI AL tahun 2011.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian dan sebaran titik sampling kedalaman
(titik dengan warna hitam) dan lokasi kajian ()
Data kedalaman diperoleh dari 77 titik pengukurandi Teluk Hurun (Gambar 1). Data tersebut
kemudian dikoreksi dengan MSL (Mean Sea Level) sehingga diperoleh kedalaman air yang sebenarnya
disetiap titik pengukuran. Peta ini selanjutnya dibuatkankontur kedalamanmenggunakan scatter module
secara manual. Peta kontur yang dihasilkan kemudian menjadi input pembuatan model arus pasut di
Teluk Hurun.
Model arus dimodelkan dengan menggunakan ADCIRC-SMS 8.1. ADCIRC(Advanced Circulation Multi
Dimensional Hydrodynamic Model) mendasarkan pembuatan model arus laut dengan basis data pasang
surut dan kontur kedalaman. Persamaan dasar hidrodinamika dalam menentukan arus pasut terdiri
1049
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013
persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Persamaan ini mengasumsikan shear stress
horizontal dianggap kecil sehingga diabaikan, suku konvektif pada persamaan momentum diabaikan,
karena dalam arus pasut nilainya sangat kecil. Dalam persamaan momentum, pergerakan fluida
ditimbulkan oleh suku gradient tekanan dan suku gesekan dasar.Hasil running model arus (diproses
selama 5 hari) diperairan Teluk Hurun selanjutnya dibuat lay-out vektor arus dengan menggunakan
program ARC GIS 9.3.
HASIL DAN BAHASAN
Berdasarkan hasil pengukuran dan interpolasi kontur kedalaman perairan di Teluk Hurun, diketahui
bahwa teluk ini memiliki kedalaman yang bervariasi dengan rata-rata 6,54 m (Gambar 2). Berdasarkan
data kedalaman, Teluk Hurun dikategorikan sebagai teluk yang dangkal. Hasil interpolasi kedalaman
dari penelitian ini senada dengan hasil Wiryawan et al. (1999), yang menyatakan Teluk Lampung
mempunyai kedalaman rata-rata 25-30 m, yang kemudian mendangkal hingga 20 m untuk daerah
yang dekat dengan pantai seperti pada mulut teluk.
Gambar 2. Peta kontur kedalamandi Teluk Hurun, Lampung Selatan
Gambar 3 menunjukan data pasut hasil model SMS 8.1 di Teluk Hurun. Dari gambar tersebut
menunjukkan bahwa perairan Teluk Hurun memiliki tipe pasut campuran cenderung ganda (24 jam
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi permukaan air pada saat pasang dan surut
Gambar 3. Grafik pemodelan tinggi muka air di Teluk Hurun, Lampung.
Model arus Teluk Hurun, Provinsi Lampung ... (Rezki Antoni Suhaimi)
1050
pertama tidak sama dengan pasang dan surut kedua). Tipe pasut yang diperoleh pada penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pariwono (1999).Hal ini menunjukkan bahwa
pengukuran tipe pasang berdasarkan SMS dalam penelitian ini memiliki tingkat akurasi yang sama
dengan metode pengukuran tipe pasutsebelumnya.
Berdasarkan hasil pemodelan kecepatan arus (Gambar 4), diketahui bahwa kecepatan arus (selama
5 hari proses pemodelan) yang diperoleh cukup bervariasi. dengan kisaran nilai 0,001 m/s-0,07 m/s.
Hasil pengukuran inilebih lambat bila dibandingkan dengan kecepatan arus yang dilaporkan oleh
Riyadi & Yunisa (2007) di Teluk Hurun yaitu berkisar 0,05-0,48 m/s dan Pariwono (1999) di Teluk
Lampung yaitu berkisar 0,01-0,45 m/s. Perbedaan nilai yang diperoleh dalam penelitian ini disebabkan
karena perbedaan posisi pengambilan titik pengukuran arus. Riyadi & Yunisa (2007) mengukur
kecepatan arus dilakukan di bagian dalam teluk (dasar dan permukaan) yang cenderung berarus
kuat. Sebaliknya dalam penelitian ini, titik pengukuran dilakukan di mulut teluk yang berbatasan
dengan rakit budidaya tiram mutiara yang diduga mereduksi kecepatan arus.
Gambar 4. Grafik pemodelan kecepatan arus di Teluk Hurun, Lampung
Arus yang diperoleh dalam penelitian ini dikategorikan sebagai arus pasut, karena arus yang
terjadi dominan dipengaruhi oleh pasut. Arus pasang (flood current) terjadi ketika permukaan air laut
naik dalam satu arah dan arus surut (ebb current) terjadi pada arah yang berlawanan pada saat
permukaan air menurun (Pond & Pickard, 1983; Gross, 1990). Arah dan kecepatan arus yang terjadi
juga mempunyai pola yang hampir sama dengan pola pasang surut (Gambar 3 dan 4). Pola ini juga
menjadi salah satu ciri yang menegaskan bila arus pasut merupakan arus yang dominan di Teluk
Hurun (Thurmann, 2007).
Pada saat air pasang, pergerakan arus didominasi bergerak menuju ke arah teluk. Aliran arus
bagian utara Teluk Hurun cenderung lebih cepat, hal ini disebabkan karena adanya penyempitan
garis pantai yang membentuk sebuah teluk kecil di dalam Teluk Hurun (Gambar 5). Sementara di
mulut Teluk Hurun, aliran air cenderung mengarah ke luar teluk. Hal ini dikarenakan volume air di
dalam teluk mulai penuh oleh air pasang, sehingga sebagian masa air bergerak menuju luar teluk.
Pada saat surut, arah arus bergerak dari dalam menuju luar teluk dengan kecepatan yang lebih
besar dibandingkan pada saat pasang tertinggi (Gambar 6). Aliran arus ini sering dikenal dengan
arus surut. Untuk daerah yang berbentuk teluk, aliran arus akan bergerak menuju ke luar teluk dan
mengikuti kontur kedalaman, dan akan semakin melambat hingga menuju kondisi surut (Bowden,
1980; Csanady, 1982). Pada kondisi surut terendah, kecepatan arus pasut di Teluk Hurun mulai
melemah dengan aliran yang didominasi oleh aliran ke arah luar teluk (Gambar 7). Sebaliknya, ketika
mulai pasang, kecepatan arus pasut meningkat kembali dengan arah menuju menuju ke dalam teluk.
Arus ini akan terus bergerak menuju dalam teluk selama pasang dan kecepatannya akan menurun
hingga mencapai pasang tertinggi (Gambar 8).
1051
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013
Gambar 5. Peta pola arus pasut saat pasang tertinggi di perairan Teluk
Hurun
Gambar 6. Peta pola arus pasutsaat pasang menuju surut di perairan Teluk
Hurun
Model arus Teluk Hurun, Provinsi Lampung ... (Rezki Antoni Suhaimi)
Gambar 7. Peta pola arus pasutsaat surut terendah di perairan Teluk
Hurun
Gambar 8. Peta pola arus pasutsaat surut menuju pasang di perairan Teluk
Hurun
1052
1053
Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2013
KESIMPULAN
Perairan Teluk Hurun mempunyai tipe pasut campuran cenderung semi diurnal. Model arus untuk
daerah perairan Teluk Hurun menunjukkan bahwa arus yang terjadi adalah arus pasang-surut, dengan
pola pergerakannya mengikuti kondisi pasang-surut yang terjadi di perairan.Kecepatan arus hasil
pemodelan menunjukkan nilai berkisar antara 0.001 m/s-0.072 m/s, dengan karakteristik saat pasang
arus dominan bergerak ke dalam teluk dan saat surut arah arus akan cenderung ke luar teluk.
DAFTAR ACUAN
Agung Riyadi dan Merty Yunisa. 2007,”Pola Arus di Perairan Teluk Hurun Lampung Selatan. Jurnal
Hidrosfir Indonesia,Vol. 2, No. 2,halaman 71-78.
Bowden K.F. 1980. Phsycal Oceanography of Estuaries. Englewood Ltd.
Csanady G.T. 1982. Circulation in The Coastal Ocean. Reidel.
DroogersP., Bastiaanssen W.G.M., Beyazgul M., Kayam Y., Kite G.W., and Murray-Rust. 2000. Distributed
Agro-hydrological Modelling of an Irrigation System in Western Turkey. Agricultural Water
Management, Vol.43, No. 2,page 183-202.
Gross M. 1990. Oceanography sixth edition”, Prentice-Hall.Inc.
KnaussJ, A. 1979, Introductionto Physical Oceanography, Prentice-Hall.Inc.
Koropitan A.F., Hadi S., & Radjawane I.M. 2006. Three-dimensional simulation of tidal current in
Lampung Bay: diagnostic numeral experiments. Remote Sensing and Earth Sciences, Vol.3, page
41-50.
Kowalik Z., and Murty, T.S. 1993 Numerical Modeling of Ocean Dynamics. World Scientific.
Lihan T. and Saitoh. 2008, Satellite-measured temporal and spatial variability of the Tokachi River
plume Estuarine. Coastal and Shelf Science, Vol.78, No.2, page 237-249.
Linsley R.K., Ray K., Kohler M.A., and Paulhus H., 1986. Hidrology for Engineers. Mc-Graw-Hill Inc.
Pariwono J.I. 1999. Kondisi Oseanografi Perairan Lampung. Proyek Pesisir Publication, Technical Report
(TE-99/12-I) Coastal Resources Center, University of Rhode Island.
Pond S.,and G.L Pickard. 1983. Introductory dynamical Oceanography. Pergamon Press.
Suhaimi R.A., Makmur dan Mustafa A. 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Rumput laut
(Kappaphycus Alvarezii) Di Kawasan Pesisir Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Prosiding
Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, halaman 827-840.
Thurmann, H.V., 2007. Introductory Oceanography. Bell and Howell Company.
Wiryawan B., Bill M., Handoko AS., Ali K.B., Marizal A. dan Hermawati P., 1999. Atlas Sumberdaya
Pesisir Lampung. Kerjasama Daerah Propinsi lampung dengan Proyek Pesisir Lampung.
Download