g. bur ni telong, nanggroe aceh darussalam

advertisement
G. BUR NI TELONG, NANGGROE ACEH DARUSSALAM
KETERANGAN UMUM
Nama Lain
: Gunung Tutong, Boer Moetelong, G. Telong
Lokasi
A. Geografis Puncak
: 4o38'47" - 4o88'32" Lintang Utara dan 96o44'42" 96o55'03" Bujur Timur
B. Administratif
: Kabupaten Aceh Tengah, Nanggroe Aceh
Darussalam (Jantop TNI - AD Jakarta, 1977)
Ketinggian
: 2624 m dpl
Kota Terdekat
: Takengon (lk. 17 km selatan G. Bur Ni Telong)
Tipe Gunungapi
: Strato
Lokasi Pos PGA
: Desa Kuet Lintang, Kecamatan Bukit, Kab. Bener
Meriah- NAD pada posisi 04° 41’ 40,8” LU dan 96°
51’ 44,2” dengan ketinggian 1353 m dpl
PENDAHULUAN
Cara Mencapai Puncak
G. Bur Ni Telong dapat dicapai dengan pesawat udara dari Jakarta – Medan Banda Aceh, dari Kota Banda Aceh perjalanan dilanjutkan dengan jalan darat ke Kota
Takengon dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Pos PGA Bur Ni Telong terletak di Desa
Kute Lintang, Kecamatan Bukit , berjarak sekitar 14 km dari Kota Takengon. Puncak G
Bur Ni Telong dapat dicapai dari dua arah yaitu dari lereng tenggara via Kampung Sentral
dan dari lereng Baratdaya via Bandar Lampahan. Umumnya orang melakukan penadakian
melalui lereng baratdaya, dari Desa Bandar Lampahan dibutuhkan waktu sekitar 3 - 4 jam
untuk mencapai puncak G. Bur Ni Telong.
SEJARAH LETUSAN
Berdasarkan data yang ada, G. Bur Ni Telong pernah meningkat kegiatannya atau
meletus pada :
1837
1839
1856
1919
1924
Akhir September terjadi beberapa letusan dan gempa bumi yang menyebabkan banyak
kerusakan (Wichmann, 1904).
Neuman van Padang (1951) menganggap sebagai letusan normal kawah pusat.
Wichmann (1904), letusan terjadi tanggal 12 - 13 Januari dengan abu letusan mencapai P. We
14 April , letusan dari kawah pusat (Neuman van Padang , 1951) material yang dimuntahkannya
berupa abu dan batu.
Neuman van Padang (1951) menulis bahwa di bulan Desember terjadi letusan normal dari
kawah pusat.
7 Desember, Nampak 5 buah tiang asap tanpa diikuti satu letusan (Neuman van Padang ,1951)
GEOLOGI
Morfologi
Morfologi G. Bur Ni Telong berkembang ke arah selatan, tenggara dan baratdaya,
sedangkan ke arah selatan sedikit terhalang oleh adanya bukit-bukit kecil di bagaian
lerengnya. Hal ini karena ke arah utara dan timur pertumbuhann tubuh Bur Ni Telong
terhalang oleh komplek G. Geurodong, Leui Kucak dan G. Panji. Pola aliran sungainyanya
juga sangat dipengaruhi oleh morfologi yang membentuknya, sebagian dari aliran sungai
yang berada di sekitar puncak menunjukan suatu daerah tangkapan berpola aliran radier
dan semi dendritik, namun ke arah hilir berubah menjadi pararel.
Daerah puncak Bur Ni Telong mempunyai morfologi berrelief kasar terdiri dari sisa sisa kerucut dan kubah lava yang sebagian terhancurkan oleh erupsi pada waktu lampau
sehingga bila dilihat dari kejauhan nampak bergerigi. Daerah puncak dan lereng atas ini
mempunyai sudut lereng yang terjal, dan berdasarkan titik aktivitas saat ini kearah G. Bur
Ni Telong terbuka ke arah baratdaaya. Adapun bekas kawah yang terdapat di sebelah
tenggara saat ini tidak menunjukan aktivitasnya.
Stratigrafi
Batuan tertua di daerah ini adalah berupa batuan sedimen, yang sebagian besar
telah terubah menjadi kwarsit, batu tanduk dan meta gamping yang merupakan batuan
dasar (basement) dari batuan vulkanik.
G. Bur Ni Telong merupakan gunungapi termuda yang terdapat di dalam suatu
komplek gunungapi tua yang terdiri dari G. Salah Nama, G. Geureudong dan G. Pepanji.
Penyebaran produk letusan G. Bur Ni Telong sebagian besar ke arah selatan, tenggara
dan baratdaya, terdiri dari aliran piroklastik (awan panas), jatuah piroklastik dan lava.
Sebagian besar lava tersingkap di daerah puncak dan di lereng barat dan selatan bagian
atas dengan komposisi andesitik dasitik. Pada umumnya lava di bagian lereng bersifat
andesitik sedangkan di daerah puncak (kawah) umumnya dasitik (Suhadi dkk, 1994).
Aliran piroklastik mempunyai sebaran yang cukup luas di sekitar lereng terutama di bagian
baratdaya, adapun jatuhan piroklastik tersingkap di lereng selatan dan baratdaya
umumnya menumpang diatas aliran piroklastika.
Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di sekitar G. Bur Ni Telong sangat berhubungan
dengan struktur regional yang berkembang di P Sumatera yaitu Sesar Semangko. Sesar
Semangko ini mempunyai arah relatif baratlaut - tenggara, struktur geologi yang terdapat
di G. Bur Ni Telong dan sekitarnya berupa kaldera, kawah dan sesar.
Peta Geologi G. Bur Ni Telong, Nanggro Aceh Darusalam
GEOFISIKA
Seismik
Pemantauan kegiatan G. Bur Ni Telong menggunakan Seismograf Kinemetrics
model PS-2 dengan sistim RTS. Gempa – gempa yang terkam didominasi oleh gempa
tektonik, sedangkan gempa vulkanik sangat jarang terjadi. Data seismogram dari tanggal
28 Februari 2007 – 11 Maret 2007 terekam gempa tektonik 87 kali sedangkan gempa
vulkanik nihil.
Gempa Tektonik Jauh di G. Bur Ni Telong
Jumlah Gempa
18
15
12
9
6
3
10/03/07
Tanggal
08/03/07
06/03/07
04/03/07
02/03/07
28/02/07
0
Jumlah harian gempa Tektonik Jauh di sekitar G. Bur Ni Telong
dari 28 Februari 2007 s/d 11 Maret 2007
GEOKIMIA
Kimia Batuan
Petrografi. Dari beberapa conto batuan yang diperiksa secara petrografi
memberikan gambaran batuan G. Bur Ni Telong umumnya berkomposisi andesitik, yang
bertekstur porfiritik dan vitrofirik. Fenokris umumnya terdiri dari plagioklas, amphibole
(hornblenda) dan mineral opak (magnetit). Orto piroksen dan clinopiroksen hadir dalam
jumlah sedikit, terdapat mineral amphibole terubah menjadi biotit. Dengan hadirnya
mineral biotit ini walaupun dalam jumlah yang relatif kecil, menunjukkan batuan G. Bur Ni
Telong dan sekitarnya meningkat ke asam.
Hasil analisis kimia dari conto lava-lava G. Bur Ni Telong umumnya mempunyai
kisaran silica antara 54,05 - 59,88 %, tidak dijumpai lava-lava yang kaya akan MgO,
kandungan TiO2 umumnya kurang dari 1 wt %, khas untuk lava-lava busur kepulauan.
Berdasarkan variasi Si O2 dengan dengan K2O (Le Maitre , 1989), lava-lava G. Bur Ni
Telong dan kerucut sekitarnya dengan kandungan silica 54 - 57 wt% diklasifikasikan
sebagai andesitik basaltic, sedangkan yang mempunyai kandungan silica 57 - 59,88 wt%
diklasifikasikan sebagai andesit. Umumnya lava-lava daerah ini mempunyai kadungan K
yang tinggi (high K > 2 wt%).
Dengan diagram Irvine & Baragar (1971), batuan batuan G. Bur Ni Telong
diklasifikasikan sebagai Calc-Alkaline.
No Conto / (%wt)
Unsur
TL-03
TL-07
TL-05
TL-06
TL-09
TL-12
TL-13
TL-17
TL-19
SiO2
54,05
54,87
58,87
54,91
58,65
59,82
59,47
55,89
57,56
Al2O3
18,97
18,78
18,34
18,83
18,76
18,30
18,02
20,40
19,64
Fe2O3
0,8
0,71
0,62
0,70
0,57
0,60
0,56
0,64
0,64
FeO
7,16
6,40
5,59
6,28
5,09
5,38
4,98
5,79
5,71
CaO
6,56
6,76
6,22
6,57
5,47
5,72
5,70
5,68
5,44
MgO
3,85
2,71
2,13
2,58
2,13
2,58
2,46
3,89
1,94
Na2O
3,74
3,91
3,84
3,71
3,92
3,68
3,6
3,24
2,98
K2O
1,91
2,67
2,43
2,52
2,63
2,5
2,32
2,08
1,69
MnO
0,20
0.20
0,14
0,14
0,15
0,16
0,14
0,15
0,17
TiO2
0,5
0,44
0,47
0,51
0,43
0,37
0,45
0,55
0,41
P2O5
0,36
0,34
0,27
0,38
0,21
0,29
0,22
0,41
0,48
H2O
0,22
0,17
0,11
0,26
0,18
0,12
0,05
0,30
0,47
HD
1,65
1,95
0,92
0,53
1,75
0,40
1,91
0,96
2,81
Data Hasil Analisis Kimia G. Bur Ni Telong dan sekitarnya.
Diagram Le Maitre (1989) yang memperlihatkan hubungan SiO2 dengan K2O (wt%).
MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI
Untuk memantau kegiatan G. Peut Sagoue secara terus menerus, maka sejak 18
Agustus 1998 dibangun Pos Pengamatan Gunungapi di Desa Mane, Kecamatan Mane
yang mulai dioperasikan pada 15 Oktober 1998. Kegiatan G. Bur Ni Telong dipantau
secara menerus baik secara visual dan kegempaan dari Pos Pengamatan G. Bur Ni
Telong.
Visual
Pemeriksaan di sekitar puncak G Bur Ni Telong pada bulan Februari 2007, di dekat
pucak G. Bur Ni Telong, tedapat tembusan fumarola pada posisi 04° 46’ 07,4” BT dan
096° 49’12,9” LU, ketinggian 2538 m dpl, asap putih tipis, tekanan lemah, desis tidak
terdengar, bau belerang tercium lemah, suhu 39,5°C.
Di daerah Uning Bertih atau sebelah barat daya G. Bur Ni Telong atau pada posisi 04° 44’
00,1” BT dan 096° 48’15,0” LU ketinggian 1386 m dpl terdapat tembusan fumarola, asap
putih tipis, suara desis lemah, bau belerang tercium lemah, suhu 38,5°C.
Sebelah tenggara G. Bur Ni Telong pada posisi 04° 43’ 40,4” LU dan 096° 48’ 00,0”
BT ketinggian 1220 m dpl di kampong Simpang Baliq, terdapat dua buah mata air panas
yang saling berdampingan dengan jarak satau sama lain ±50m, warna air putih jernih,
tinggi bualan 10cm – 20cm. Hasil pengukuran suhu air panas dengan menggunakan
thermocouple HANNA terbaca 51,4°C - 52,2°C.
Seismik
Instalasi sistim pemantauan kegempaan G. Bur Ni Telong dimulai pada tanggal 24
Juli 1991, seismograf yang dipasang adalah tipe PS-2 buatan Kinemetrics, Amerika.
Seismometer di tempatkan di lereng selatan - tenggara G. Bur Ni Telong pada posisi 04°
45’ 55,4” LU dan 96° 49’ 58,2” dengan ketinggian 1929 m dpl. Data dari lapangan
dipancarkan ke pos PGA G. Bur Ni Telong dengan sistim telemetri. Seperti pos PGA
lainnya, kondisi kegiatan gunungapi ini dilaporkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi di Bandung melalui radio SSB.
KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI
Pada umumnya penafsiran bahaya letusan gunungapi berdasarkan pada catatan
kegiatan yang tercatat dalam waktu sejarah yang dapat dijumpai dalam literature atau
laporan para peneliti terdahulu. Bila data dalam waktu sejarah maupun pra sejarah
memadai, frekwensi letusan masa lampau dapat ditentukan, maka frekwensi dan
intensitas letusan yang akan dating dan kemungkinan kawasan yang akan terlanda produk
letusan gunung api tersebut dapat diperkirakan.
Meskipun kegiatan G. Bur Ni Telong saat ini hanya menempakan fumarola yang
berasap tipis dan lemah , namun bukan berarti bahwa gunung tersebut tidaak berbahaya
dan tidak akan meletus kembali. Untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
bahaya yang ditimbulkannya perlu dipersiapkan peta kawasan rawan bencananya.
Kawasan rawan bencana G. Bur Ni Telong dapat dibagi dalam dua tingkatan yaitu :
1. Kawasan Rawan Bencana II
2. Kawasan Rawan Bencana I
Kawasan Rawan Bencana II
Kawasan rawan bencana II adalah kawasa yang berpotensi terlanda awan panas,
aliran lava, lontaran atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan Lumpur (panas),
aliran lahar dan gas beracun. Kawasn rawan bencana II ini dibedakan menjadi dua yaitu,
a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran masa berupa awan panas, aliran lava dan
aliran lahar
b. Kawasan rawan bencana terhadap material lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu
(pijar), hujan abu lebat dan hujan lumpur (panas).
G. Bur Ni Telong diperkirakan tidak akan menghasilkan guguran batu (pijar), hujan
Lumpur (panas) maupun gas beracun, karena ketiga jenis produk gunungapi ini sering
tergantung pada karakteristik gunungapi tersebut, yang mana berdasarkan sejarah
letusannya ketiga jenis produk tersebut tidak tercatat.
Kawasan Rawan Bencana I
Kawasan rawan bencana I adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir
dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava.
Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kawasan rawan bencana terhadap aliran ma berupa lahar/banjir dan kemungkinan
perluasan awan panas dan aliran lava. Kawasan ini terletak di dekat lembah atau
bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.
b. Kawasan rawan bencana terhadap jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan
arah tiupan angin dan kemungkinan dapat terkene lontaran abtu (pijar).
Peta Kawasan Rawan Bencana G. Bur Ni Telong
DAFTAR PUSTAKA
Farisy, S., & Uriliyanto, Y., 199I, Laporan Pemetaan Geologi Gunungapi Tinjau
G. Bur Ni Telong dan Penyelidikan Kemungkinan Bahaya Serta
Penananggulangannya, Aceh Tengah, Departemen Pertambangan dan
Energi, Kantor Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
Hadisantono, R.D. & Supena A.D., 1996, Laporan Pemetaan Kawasan Rawan
Bencana Gunungapi Bur Ni Telong, Aceh Tengah. Direktorat Vulkanologi.
Kusumadinata. K.,1979,
Vulkanologi.
Data
Dasar
Gunungapi
Indonesia,
Direktorat
Mawardi. R & Sinulingga IK. 1994, Laporan Penyelidikan Petrokimia G. Bur Ni
Telong, Aceh Tengah, Direktorat Vulkanologi.
Musmar ,K., 1986, Laporan Peninjauan Gunungapi Bur Ni Telong, Kecamatan
Timang Gajah, Aceh Tengah, Departemen Pertambangan dan Energi,
Kantor Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Aceh.
Suhadi. Dkk, 1994, Laporan Pemetaan Geologi G. Bur Ni Telong dan sekitarnya,
Kabupaten Aceh Tengah. Direktorat Vulkanologi.
Suantika, G., 1993, Laporan Pengamatan Kegiatan dan Perbaikan Seismograf
di G. Bur Ni Telong, Direktorat Vulkanologi.
Download