PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak mentah terdiri atas senyawa hidrokarbon rantai jenuh, aromatik, resin, dan aspaltan (Harayama et al. 1999). Hidrokarbon rantai jenuh tidak mempunyai rantai ganda. Hidrokarbon jenis ini dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya menjadi n-alkana (parafin), isoalkana dan sikloalkana (naften). Dari beberapa senyawa tersebut, n-alkana alifatik merupakan kelompok hidrokarbon terbesar yang ada di minyak mentah maupun hasil penyulingan, yaitu berkisar antara 20-50% (Head et al. 2006). Dalam pemakaiannya, senyawa nalkana terkandung dalam bensin, kerosin dan minyak pelumas. Toksisitas n-alkana bergantung pada panjang rantainya (Gill dan Ratledge 1972). Hanya n-alkana berantai pendek saja yang secara langsung bersifat toksik. Senyawa ini mampu melarutkan lemak sel dan membran (Sikkema et al. 1995). Adapun n-alkana rantai panjang mampu membentuk genangan dan selaput minyak di perairan (Leahy dan Colwell 1990), dan dalam waktu yang lama akan membentuk gumpalan yang dikenal dengan nama tarr ball. Mikroba yang mempunyai kemampuan mendegradasi minyak telah berhasil diisolasi (Kasai et al. 2002; Okazaki et al. 2006), serta mekanisme degradasinya telah dipelajari secara intensif (Van Hamme et al. 2003; Harayama et al. 2004). Namun mikroba tersebut diisolasi dari daerah subtropis, dengan keadaan geografis dan suhu yang berbeda, sedangkan mikroba pendegradasi minyak dari perairan daerah tropis belum ada laporannya. Selain itu, dengan wilayah laut Indonesia yang mencapai 2/3 luas negara, kegiatan pengungkapan biodiversitas mikroba laut pendegradasi minyak menjadi sangat penting. Sejak tahun 2005, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan National Institute of Technology and Evaluation (NITE)- Jepang melaksanakan penelitian bersama dalam proyek bioremediasi minyak. Pada proyek ini perairan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta dijadikan sebagai model penerapan teknik biostimulasi. Biostimulasi merupakan cara remediasi dengan pemberian nutrien tertentu untuk merangsang aktivitas mikroba asli daerah tercemar dalam mendegradasi polutan. Teknik ini memiliki efisiensi tinggi dan ramah lingkungan 2 (Harayama et al. 2004). Kerjasama penelitian tersebut lebih difokuskan pada aplikasi dan analisis komunitas mikroba pendegradasi minyak serta dampaknya terhadap lingkungan. Untuk mendukung hal itu, perlu dilakukan kajian dasar untuk menganalisis mikroba yang mempunyai kemampuan mendegradasi komponen minyak, seperti senyawa alkana dan poliaromatik hidrokarbon (PAH). Walaupun kandungan PAH di minyak mentah (sekitar 25%) lebih kecil dibanding alkana, namun senyawa ini memiliki tingkat toksisitas yang tinggi (Van Hamme et al. 2003). Dengan demikian kedua senyawa ini merupakan komponen penting dari minyak yang mempunyai efek negatif bagi lingkungan. Hasil eksplorasi LIPI-NITE telah memperoleh koleksi bakteri dari Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Bakteri tersebut diisolasi dengan menggunakan substrat minyak mentah (Yopi et al. 2006a). Namun bakteri-bakteri tersebut belum diketahui kemampuan spesifiknya dalam mendegradasi senyawa alkana dan PAH-sebagai komponen utama minyak. Dari koleksi bakteri tersebut diharapkan dapat diperoleh bakteri pendegradasi alkana dan PAH sekaligus. Untuk itu perlu diketahui kemampuan degradasi pada senyawa alkana dan PAH dari koleksi bakteri Pulau Pari. Laporan Van Hamme et al. (2003) menyebutkan bahwa beberapa bakteri mempunyai kemampuan mendegradasi alkana dan PAH sekaligus, seperti Pseudomonas putida dan Rhodococcus sp. Kemampuan bakteri mendegradasi senyawa alkana dan PAH melibatkan beberapa gen. Pada penelitian ini, analisis molekuler difokuskan pada gen yang berperan dalam degradasi alkana. Beberapa laporan menyebutkan bahwa kemampuan degradasi alkana diatur oleh operon gen alkBFGHJKL dan alkST (van Beilen et al. 1994; 2003; Dinamarca et al. 2003). Gen alkB mengkode protein AlkB (alkana monooksigenase), yaitu suatu enzim kunci yang berperan penting dalam degradasi alkana (Harayama et al. 1999; van Bailen et al. 1994; Shanklin dan Whittle 2003). Deteksi keberadaan gen alkB dengan menggunakan metode hibridisasi pada berbagai organisme dalam komunitas mikroba telah dilakukan (Sotzsky et al. 1994; Whyte et al. 1995; Vomberg dan Klinner 2000). Namun metode ini membutuhkan waktu relatif lebih lama dibandingkan dengan menggunakan PCR. 3 Deteksi dengan menggunakan metode PCR juga dapat dilakukan pada bakteri yang dapat dikulturkan (Smits et al. 1999; Vomberg dan Klinner 2000; van Beilen et al. 2002; Kloos et al. 2006). Dari laporan yang ada, ternyata terdapat variasi yang tinggi pada urutan sekuen alkB bakteri dari kelompok taksonomi berbeda (Smits et al. 1999; van Beilen et al. 2003). Keragaman gen alkB dari bakteri laut Indonesia tentunya menjadi menarik untuk dikaji. Selain itu, saat ini gen alkB juga digunakan sebagai penanda untuk memonitor keberadaan cemaran minyak di suatu lingkungan (van Beilen et al. 2003). Pada penelitian ini dilakukan analisis sebagian gen 16S rDNA, seleksi dan karakterisasi bakteri pendegradasi alkana dari perairan laut Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Selanjutnya dari bakteri terseleksi dilakukan deteksi gen alkB yang berperan dalam degradasi senyawa alkana dengan menggunakan metode PCR. Analisis keragaman gen alkB dilakukan dengan melakukan kloning sebagian gen ini ke dalam Escherichia coli JM109. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam penyusunan bank data mikroba pendegradasi hidrokarbon minyak, serta biomonitoring pencemarannya di perairan laut Indonesia. Selain itu, bakteri pendegradasi hidrokarbon alkana dapat diaplikasikan dalam bioremediasi minyak dan penghasil biosurfaktan. Adapun penggunaan enzim alkana monooksigenase nantinya dapat digunakan sebagai biokatalis dalam biotransformasi senyawasenyawa hidrokarbon menjadi senyawa yang bernilai ekonomi tinggi, seperti degradasi sikloalkana menjadi asam adipat (Harayama et al. 1999). Asam adipat merupakan salah satu bahan utama yang digunakan untuk menyintesis nilon 6,6,suatu bahan yang sangat penting hasil dari industri poliamida. Nilon 6,6 banyak digunakan sebagai bahan kain, cat, ban, film, resin, dan monofilamen (Moreau et al. 1993). Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keragaman bakteri dan karakternya dalam mendegradasi komponen minyak khususnya alkana, dan (2) membuktikan keragaman gen alkB dari bakteri yang berasal dari perairan laut Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.