PENDAHULUAN Menghitung isomer senyawa organik telah dilakukan sejak 1857 dan orang pertama yang melakukannya adalah Arthur Cayley. Ia menghitung jumlah isomer alkana hingga C13H28 tetapi hasil perhitungannya hanya tepat hingga C11H24 (Trinastjic 1992). Orang pertama yang menghitung isomer senyawa organik dengan komputer adalah Joshua Lederberg. Ia adalah seorang ahli biologi antariksa dan sering kali harus menentukan struktur senyawa dari luar angkasa. Ia menginginkan sebuah sistem yang dapat membantunya melakukan hal tersebut. Untuk membuat sistem impiannya, Lederberg bekerja sama dengan kimiawan Carl Djerassi, programer Edward Feigenbaum dan pakar kecerdasan buatan Bruce Buchanan. Tahun 1968 mereka berhasil menyelesaikan sistem tersebut dan menamainya DENDRAL (Lindsay et al. 1980). Cara kerja DENDRAL adalah sebagai berikut: pertama DENDRAL mengolah rumus empiris dan data pengamatan, seperti spektrum massa senyawa yang diteliti, untuk mendapatkan rumus molekulnya. Rumus molekul tersebut digunakan oleh generator untuk membuat struktur molekul yang mungkin. Struktur molekul yang dihasilkan dinyatakan dengan kode struktur. Setelah itu DENDRAL menganalisis setiap kode struktur yang dihasilkan dan membanding hasilnya dengan data pengamatan. Kode struktur yang sesuai dengan data pengamatan ditampilkan sebagai hasil proses tersebut (Lindsay et al. 1980). DENDRAL versi pertama hanya memiliki generator asiklik sehingga hanya menghasilkan struktur tanpa cincin. Untuk mengatasi kelemahan tersebut Masinter membuat generator siklik yang disebut CONGEN (Lindsay et al. 1993). CONGEN dibuat dengan memodifikasi algoritma generator asiklik, akibatnya kedua generator tersebut memiliki kelemahan yang sama yakni memerlukan waktu proses yang panjang. (Ballard 2003). Tahun 2003 Ballard menghitung isomer alkana dengan membuat generator struktur untuk homolog tersebut. Perangkat lunak tersebut menghasilkan 7200 isomer alkana per detik tetapi menghasilkan perulangan kode struktur mulai C19H40 (Ballard 2003). Aringheiri menulis beberapa perangkat lunak untuk menghitung jumlah isomer alkana. Cara kerja perangkat lunak tersebut adalah dengan menghitung jumlah kode struktur yang dihasilkan. Perangkat lunak yang mereka buat berhasil menghitung jumlah isomer alkana hingga C27H56 dan yang paling cepat adalah perangkat lunak yang menggunakan algoritma Kvasnička-Pospichal (KP) (Aringhieri et al. 2003). Penelitian ini bertujuan mendaftarkan kode struktur dan menghitung jumlah isomer senyawa alkana dan senyawa yang memiliki rumus molekul CnH2n+2, CnH2n+2O, CnH2n, CnH2nO, CnH2nO2, dan CnH2n-2 dengan algoritma KP. Kode struktur akan dinyatakan dalam kode simplified molecular input line entry specification (SMILES). Kode ini dipilih karena sudah didukung oleh banyak perangkat lunak, namun belum ada perangkat lunak berdiri sendiri yang dapat mengkonversi kode SMILES menjadi nama IUPAC. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga dibuat perangkat lunak untuk mengkonversi kode SMILES menjadi nama International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) agar kode yang dihasilkan bisa dimengerti. TINJAUAN PUSTAKA Alkana dan Beberapa Senyawa Satu Gugus Fungsi Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh sehingga hanya memiliki ikatan sigma dan rumus molekulnya adalah CnH2n+2. Alkena dan alkuna adalah hidrokarbon yang setidaknya memiliki satu ikatan rangkap dua atau tiga (Carey 2004). Karena ada ikatan rangkap tersebut maka alkena dan alkuna yang memiliki satu gugus fungsi akan memiliki rumus molekul CnH2n dan CnH2n-2. Alkil merupakan gugus alkana yang kehilangan satu atom hidrogen sehingga rumus molekulnya menjadi CnH2n+1 (Carey 2004). Gugus alkil biasanya dilambangkan dengan huruf R (McMurry 2000). Alkohol dan eter dapat dianggap sebagai turunan air dengan mengganti satu atau dua atom hidrogen dengan gugus alkil. Keduanya bersifat polar dan larut dalam air tetapi kelarutan eter lebih rendah (Pine et al. 1988). Alkohol dan eter yang memiliki satu gugus fungsi akan memiliki rumus molekul CnH2n+2O. Aldehida dan keton merupakan senyawa karbonil. Aldehida memiliki gugus karbonil yang selalu berada di urutan pertama sedangkan gugus karbonil keton tidak pernah berada di ujung rantai utama. Oleh karena itu