JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : 382

advertisement
JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : 382 – 389
ISSN 2252-5416
HUBUNGAN EKSPRESI GATA-3 DENGAN DERAJAT HISTOPATOLOGI
KARSINOMA PAYUDARA INVASIF DUKTAL
The Corellation Between The Expression of GATA-3 and The Histopatological Degree of
Invasive Ductal Carcinoma Mammae
Anastasia Gandeng, Husni Cangara, Djumadi Achmad, Gunawan Arsyadi
Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
(E-mail: [email protected])
ABSTRAK
Kanker payudara hingga saat ini masih merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat
kanker di Indonesia. Ada beberapa faktor resiko utama terjadinya kanker payudara pada wanita
diantaranya yaitu faktor hormonal dan genetik. GATA-3 merupakan faktor transkripsi yang terletak
pada kromosom 10p15 dan berfungsi dalam proliferasi dan diferensiasi normal sel-sel luminal
kelenjar mammae. GATA-3 secara tidak langsung berhubungan dengan ekspresi Estrogen Reseptor
sehingga GATA-3 dapat dipakai sebagai faktor prediksi respon hormonal terapi pada karsinoma
mammae. Tujuan penelitian ini untuk menilai hubungan ekspresi GATA-3 dengan derajat
histopatologi karsinoma payudara invasif duktal yang belum metastase ke kelenjar limfe dan yang
sudah metastase ke kelenjar limfe. Dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk menilai ekspresi
GATA-3 pada 81 sediaan karsinoma payudara invasif duktal (diferensiasi baik 22, diferensiasi
sedang 42, diferensiasi buruk 17). Diperoleh sampel terbanyak pada rentang umur 44-53 tahun
(42%), dengan derajat diferensiasi yang paling banyak adalah diferensiasi sedang (51,9%). Pada
pewarnaan imunohistokimia GATA-3 terlihat ekspresinya pada inti sel luminal kelenjar mammae.
Terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi GATA-3 dengan setiap derajat diferensiasi
karsinoma payudara invasif duktal tetapi tidak ditemukan perbedaan skor positifitas GATA-3
berdasarkan status metastasis ke kelenjar limfe. Disimpulkan bahwa down regulasi dan ekspresi
GATA-3 berhubungan dengan progresifitas kanker payudara, dimana semakin rendah skor ekspresi
GATA-3 maka semakin buruk derajat diferensiasi karsinoma payudara invasif duktal, tidak ada
hubungan dengan metastasis.
Kata kunci: GATA-3, Karsinoma Payudara Invasif Duktal, Imunohistokimia
ABSTRACT
Breast cancer is still a leading cause of death from cancer in women in Indonesia. There are several
major risk factors for breast cancer in women among the hormonal and genetic factors. GATA-3 is a
transcription factor that is located on chromosome 10p15 and function in the proliferation and
differentiation of normal luminal cells of the mammary gland. GATA-3 is not directly related to the
expression of Estrogen Receptor that GATA-3 can be used as a predictive factor of response to
hormonal therapy in breast carcinoma. The purpose of this study to assess the association of GATA3 expression with histopathological degree of invasive ductal breast carcinoma who have metastasis
to lymph nodes and who had metastases to the lymph nodes. Immunohistochemical examination to
assess the expression of GATA-3 in 81 invasive ductal breast carcinoma preparation (22 samples are
well differentiated, 42 samples are moderate differentiated, and 17 samples are poorly
differentiated). Most samples obtained at the age range 44-53 years (42%), with the degree of
differentiation is at most moderate differentiation (51.9%). In immunohistochemical staining GATA3 expressed in the nucleus of the luminal mammary gland. There is a significant correlation between
the expression of GATA-3 with any degree of differentiation of invasive ductal breast carcinoma but
382
GATA-3, Karsinoma Payudara Invasif Duktal, Imunohistokimia
ISSN 2252-5416
there is no difference of GATA-3 score based on the status of metastasis to the lymph nodes. It was
concluded that the down regulation and expression of GATA-3 associated with the progression of
breast cancer, where the lower the score of GATA-3 expression, the worse the degree of
differentiation of invasive ductal breast carcinoma, no correlation with metastasis.
Keywords: GATA-3, Ductal Invasive Breast Carcinoma, Immunohistochemistry
itu faktor ketidakseimbangan hormon
antara lain kelebihan hormon estrogen
progesteron sangat berperan penting
dalam terjadinya kanker payudara
(Lester, 2010).
GATA-3 merupakan bagian dari
keluarga faktor transkripsi GATA dan
merupakan salah satu dari ke 6 faktor
transkripsi yang terikat pada urutan DNA
dan akan mengatur proses diferensiasi
selama perkembangan embriogenik.
GATA-3 terletak pada kromosom 10p15
(Ciocca et al., 2008). GATA-3 berperan
dalam proliferasi normal dan diferensiasi
sel-sel epitel luminal kelenjar mammae.
Pada mammae normal, GATA-3 dengan
pewarnaan
Imunohistokimia
akan
terekspresi pada inti sel luminal (Chou et
al., 2010; Kouros-Mehr et al., 2006;
Parikh et al., 2005; Yan et al., 2010).
Pada kanker payudara ekspresi GATA-3
akan terlihat, tetapi ekspresi ini akan
hilang pada karsinoma mammae dengan
diferensiasi buruk, sehingga GATA-3
dapat dipakai sebagai faktor prediksi
prognosis
karsinoma
payudara
(Albergaria Andre, 2009; Kouros-Mehr
et al., 2006; Watson and Khaled, 2008;
Zheng and Blobel, 2011).
Banyak
penelitian
yang
membandingkan ekspresi GATA-3 pada
tumor payudara namun sepanjang
pengetahuan peneliti, penelitian ekspresi
GATA-3 dengan menggunakan sampel
dari Makassar belum pernah dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai
GATA-3 dengan derajat histopatologi
karsinoma payudara invasif duktal yang
belum metastasis ke kelenjar limfe dan
yang sudah metastasis ke kelenjar limfe.
Dengan mengetahui status GATA-3 dari
suatu jaringan kanker payudara invasif
duktal yang dihubungkan dengan derajat
histopatologi serta terjadinya metastasis
PENDAHULUAN
Kanker payudara hingga saat ini
masih
menempati
urutan
teratas
penyebab kanker pada wanita dengan
angka kematian yang masih tinggi di
dunia. Data dari American Cancer
Society tahun 2011, menyatakan bahwa
terdapat 230.480 (30%) kasus baru
kanker payudara pada wanita di USA
dengan estimasi jumlah kematian sekitar
39.970 (15%). Angka ini menjadikan
kanker payudara sebagai penyebab
kematian wanita terbanyak (American
Cancer Society, 2011). Data dari
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) tahun
2007, bahwa 2896 (15,97%) kasus baru
kanker payudara dan menempati urutan
teratas. Di Bagian Patologi Anatomi FKUNHAS sendiri, sepanjang tahun 2011
terdapat 444 kasus kanker payudara atau
sekitar 26,4% kasus dari keseluruhan lesi
pada payudara.
Berdasarkan studi epidemiologik
dan
penelitian
klinis-laboratorium
didapatkan beberapa faktor resiko yang
memegang peranan penting terjadinya
kanker payudara pada wanita. Faktorfaktor tersebut diantaranya adalah usia
menarke, usia menopause, hormon
(endogen dan eksogen), riwayat keluarga
(genetik), paritas, laktasi, obesitas,
aktivitas fisik, diet, alkohol, merokok,
lingkungan, dan riwayat biopsi atau
pemeriksaan mamma lainnya (Lester,
2010, Rosai, 2011).
Hingga saat ini penyebab pasti
kanker payudara belum diketahui.
Kurang lebih 50% kanker pada manusia
disebabkan oleh adanya mutasi pada gen
p53 termasuk pada kanker payudara.
Sekitar 50% perempuan dengan kanker
payudara
herediter
memperlihatkan
mutasi gen BRCA1 dan sepertiga lainnya
mengalami mutasi di gen BRCA2. Selain
383
Anastasia Gandeng
ISSN 2252-5416
diharapkan dapat menjadi landasan yang
kuat bagi para klinisi, serta pemahaman
mengenai biologi seluler tentang peran
GATA-3 ini dapat dimanfaatkan untuk
prediksi prognosis dan terapi.
coklat yang ada pada sel sebagai berikut:
skor 0 jika inti sel tidak terwarnai coklat,
skor +1 jika intensitas lemah, skor +2
jika intensitas sedang, skor +3 jika
intensitas kuat. Skor terakhir didapat
dengan cara mengalikan persentase dan
intensitas ekspresi GATA-3 pada inti sel
sehingga didapatkan rentangan skor 0-30.
Kemudian skor 0-3 dinyatakan negatif
dan skor 4-30 dinyatakan positif.
BAHAN DAN METODE
Sampel
Penelitian ini dilakukan di
laboratorium bagian Patologi Anatomi,
Universitas Hasanuddin, Makassar dari
Maret hingga Agustus 2012. Penelitian
ini menggunakan 81 sampel jaringan dari
pasien karsinoma payudara invasif duktal
dari kurun waktu Januari hingga
Desember 2011. Sampel dalam bentuk
slide H.E di evaluasi ulang oleh 2 orang
patolog, dan sampel yang memenuhi
syarat akan di buatkan preparat baru
untuk diwarnai dengan imunohistokimia
GATA-3.
Statistik
Metode analisis statistik yang
dipakai adalah uji Kruskal-Wallis untuk
melihat perbedaan antara skor ekspresi
GATA-3
dengan
setiap
derajat
diferensiasi karsinoma payudara invasif
duktal, uji Spearman Rank’s Correlation
untuk melihat hubungan atau korelasi
antara skor GATA-3 dengan derajat
histopatologi karsinoma payudara invasif
duktal, uji Mann-Whitney untuk melihat
perbedaan antara skor ekspresi GATA-3
pada sampel atau kelompok yang belum
metastase dan yang sudah metastasis ke
kelenjar limfe aksilla dan uji Chi-Square
untuk melihat perbedaan ekspresi GATA3 berdasarkan derajat diferensiasi
karsinoma payudara invasif duktal. Nilai
p<0,05 dianggap signifikan.
Imunohistokimia
Pewarnaan
imunohistokimia
menggunakan metode standar avidinbiotin peroksidase complex (ABC)
dengan antibodi monoklonal GATA-3
(Santa Cruz, California, USA).Ekspresi
GATA-3 dinyatakan dalam estimasi
semikuantitatif dengan sistem skoring
dengan menilai persentase sel yang
terwarnai coklat dengan rincian: skor 0
jika tidak ada inti sel yang terwarnai, skor
1 jika 1-10% inti sel terwarnai, skor 2
jika 11-20% terwarnai, skor 3 jika 2130% terwarnai, skor 4 jika 31-40%
terwarnai, skor 5 jika 41-50% terwarnai,
skor 6 jika 51-60% terwarnai, skor 7 jika
61-70% terwarnai, skor 8 jika 71-80%
terwarnai, skor 9 jika 81-90% terwarnai,
dan skor 10 jika 91-100% terwarnai.
Kemudian dinilai juga intensitas warna
HASIL
Dari hasil penelitian pada Tabel 1
didapatkan rentang umur sampel berkisar
antara 24 sampai 75 tahun saat
didiagnosis sebagai penderita karsinoma
payudara invasif duktal dengan frekuensi
terbanyak pada kelompok umur 44 tahun
sampai 53 tahun sebanyak 34 sampel
(42%) sedangkan pada kelompok umur
74 tahun sampai 83 tahun yang paling
sedikit sebanyak 3 sampel (3,7%).
384
GATA-3, Karsinoma Payudara Invasif Duktal, Imunohistokimia
ISSN 2252-5416
Tabel 1. Karakteristik sampel penelitian
Karakteristik Sampel
Nilai
%
Umur saat diagnosis
 24-33 tahun
 34-43 tahun
 44-53 tahun
 54-63 tahun
 64-73 tahun
 74-83 tahun
5
18
34
15
6
3
6,2
22,2
42,0
18,0
7,4
3,7
Derajat Diferensiasi
 Baik
 Sedang
 Buruk
22
42
17
27,2
51,9
21,0
Metastasis
 Tidak metastasis
 Metastasis
37
44
45,7
54,3
Skor ekspresi GATA-3
 Negatif
 Positif
24
57
29,6
70,4
Sebaran diferensiasi keganasan
secara histologik menunjukkan derajat
histopatologi dengan diferensiasi baik
sebanyak 22 sampel (27,2%), diferensiasi
sedang dengan frekwensi terbanyak yaitu
42 sampel (51,9%) dan diferensiasi buruk
17 sampel (21%). Pada penilaian
metastasis ke kelenjar limfe aksilla
diperoleh 37 sampel (45,7%) yang
menunjukkan tidak metastasis dan
sebanyak
44
sampel
(54,3%)
menunjukkan metastasis ke kelenjar
limfe.
Hasil pemeriksaan imunohisto
kimia menunjukkan ekspresi GATA-3
yang negatif 24 sampel (29,6%) (Gambar
A dan D) dan 57 sampel (70,4%) yang
positif (Gambar B dan C). Dari uji
statistik didapatkan mean skor ekspresi
GATA-3 tertinggi pada diferensiasi baik
(21.27), mean skor pada diferensiasi
sedang (9.57) dan mean skor terendah
adalah diferensiasi buruk (4.35). Nilai
median skor ekspresi GATA-3 tertinggi
pada diferensiasi baik (25.50), nilai
median skor pada diferensiasi sedang
(9.00) dan median skor terendah pada
diferensiasi buruk (2.00). Nilai minimum
pada diferensiasi baik, diferensiasi
sedang dan diferensiasi buruk adalah
sama yaitu 0.00. Dari sampel penelitian
didapatkan nilai maksimum skor GATA3 pada diferensiasi baik (30.00), nilai
maksimum skor pada diferensiasi sedang
(24.00) dan maksimum skor terendah
pada
diferensiasi
buruk
(16.00).
Berdasarkan
uji
Kruskal-Wallis
didapatkan
p=0,000 (p<0,05) yang
berarti terdapat perbedaan bermakna
antara skor ekspresi GATA-3 dengan
setiap derajat diferensiasi karsinoma
payudara invasif duktal. (Tabel 2).
385
Anastasia Gandeng
ISSN 2252-5416
Untuk melihat hubungan atau
korelasi antara skor GATA-3 dengan
derajat diferensiasi karsinoma payudara
invasif duktal dilakukan uji Spearman
Rank’s Correlation dan didapatkan hasil
yang signifikan p=0,000 (p<0,05) dengan
koefisien asosiasi -0,575 yang berarti
bahwa terdapat hubungan antara derajat
diferensiasi dengan skor GATA-3 di
mana semakin baik derajat diferensiasi
maka semakin tinggi skor imuno ekspresi
GATA-3 dan semakin buruk derajat
diferensiasi maka semakin rendah skor
GATA-3.
Dengan
uji
Mann-Whitney
didapatkan nilai p=0,061 (p>0,05) yang
berarti tidak ada perbedaan bermakna
antara skor ekspresi GATA-3 pada
sampel atau kelompok kanker yang
Tabel 2.
belum metastasis dan yang sudah
metastasis ke kelenjar limfe aksilla.
(Tabel 3).
Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa pada
kelompok atau sampel diferensiasi baik
terdapat 3 sampel (13,6%) yang negatif
dari 22 sampel, pada kelompok
diferensiasi sedang terdapat 11 sampel
(26,2%) yang negatif dari 42 sampel dan
diferensiasi buruk terdapat 10 sampel
(58,8%) yang negatif dari 17 sampel.
Pada kelompok diferensiasi baik terdapat
19 sampel (86,4%) yang positif dari 22
sampel, pada kelompok diferensiasi
sedang terdapat 31 sampel (38,3%) yang
positif dari 42 sampel dan pada kelompok
diferensiasi buruk terdapat 7 sampel
(41,2%) yang positif dari 17 sampel.
Perbedaan skor GATA-3 berdasarkan derajat diferensiasi karsinoma payudara
invasif ductal
Derajat Diferensiasi
Skor GATA-3
N
Mean
Median
Standar Deviasi
Minimum
Maksimum
Diferensiasi Baik
Diferensiasi Sedang
22
21,27
25,50
10,35
0,00
30,00
42
9,57
9,00
7,45
0,00
24,00
Diferensiasi
Buruk
17
4,35
2,00
5,59
0,00
16,00
Uji Kruskal-Wallis p = 0,000 (p<0,05)
Tabel 3.
Perbedaan skor GATA-3 berdasarkan status metastasis ke kelenjar limfe.
Skor
N
Mean
Median
Standar Deviasi
Minimum
Maksimum
Uji Mann-Whitney
Metastasis
Tidak Metastasis
37
14,43
15,00
11,55
0,00
30,00
p=0,061 (p>0,05)
386
Metastasis
44
9,31
7,00
8,10
0,00
30,00
GATA-3, Karsinoma Payudara Invasif Duktal, Imunohistokimia
Tabel 4.
Perbedaan ekspresi GATA-3 berdasarkan derajat histopatologi karsinoma
payudara invasif duktal.
Nilai
Diferensiasi Baik
3 (13,6%)
19 (86,4%)
Negatif
Positif
Jumlah
22 (100%)
Uji Chi-Square
df=2
Tabel 5.
ISSN 2252-5416
Derajat Diferensiasi
Diferensiasi Sedang Diferensiasi Buruk
11 (26,2%)
10 (58,8%)
31 (73,8%)
7 (41,2%)
42 (100%)
p =0,007 (p<0,05)
17 (100%)
Jumlah
24 (29,6%)
57 (70,4%)
81 (100,0%)
Perbedaan ekspresi GATA-3 dengan status metastasis ke kelenjar limfe.
Metastasis
Tidak Metastasis
Metastasis
Nilai
Negatif
Positif
Jumlah
Uji Chi-Square
11 (29,7%)
26 (70,3%)
df = 1
Jumlah
13 (29,5%)
31 (70,5%)
24 (29,6%)
57 (70,4%)
37 (100%)
44 (100%)
p = 0,986 (p>0,05)
81 (100,0%)
Untuk mengetahui perbedaan
ekspresi GATA-3 pada ketiga kelompok
di atas, maka dilakukan uji Chi-Square
dan didapatkan p=0,007 (p<0,05) yang
berarti terdapat perbedaan bermakna
antara ekspresi GATA-3 berdasarkan
derajat diferensiasi karsinoma payudara
invasif duktal dimana semakin buruk
derajat diferensiasinya maka ekspresi
GATA-3 semakin berkurang.
Dari penelitian ini juga didapatkan
pada kelompok yang tidak metastasis
terdapat 11 sampel (29,7%) yang negatif
dari 37 sampel dan pada kelompok
metastasis terdapat 13 sampel (29,5%)
yang negatif dari 44 sampel. Pada
kelompok tidak metastasis terdapat 26
sampel (70,3%) yang positif dari 37
sampel dan pada kelompok metastasis
terdapat 31 sampel (70,5%) yang positif
dari 44 sampel.
Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan
p=0,986 (p>0,05) yang berarti tidak
terdapat perbedaan bermakna antara
ekspresi GATA-3 pada kelompok yang
sudah metastasis dengan yang belum
metastasis ke kelenjar limfe. (Tabel 5).
PEMBAHASAN
Penelitian ini memperlihatkan
adanya perbedaan bermakna dan
hubungan antara skor ekspresi GATA-3
dengan derajat diferensiasi karsinoma
payudara invasif duktal dimana semakin
baik derajat diferensiasi maka semakin
tinggi skor imuno ekspresi GATA-3 dan
semakin buruk derajat diferensiasi maka
semakin rendah skor GATA-3.
Dari penelitian ini didapatkan
kelompok umur terbanyak adalah 44-53
tahun sebanyak 34 sampel (42,0%). Hal
ini sesuai dengan beberapa data
penelitian yang mengatakan insidens
kanker payudara jarang sebelum umur 20
tahun dan meningkat pada usia 35 tahun
sampai
menopause
selanjutnya
meningkat secara lambat sampai akhir
hidup (Lester, 2010; Rosen,2010).
Hasil penelitian menunjukkan pada
sampel diferensiasi baik lebih banyak
ditemukan ekspresi GATA-3 positif
sedangkan pada sampel diferensiasi
buruk lebih banyak yang tidak
mengekspresikan GATA-3. GATA-3
adalah promotor gen FoxA1 yang
merupakan promotor untuk ERα yang
387
Anastasia Gandeng
ISSN 2252-5416
fungsinya mengatur sinyal2 estrogen
pada sel-sel kelenjar mammae dan
berinteraksi pada Estrogen Reseptor
(Eeckhoute et al., 2007; Garcia-Closas et
al., 2007; Mehra et al., 2005). Jadi jika
GATA-3 masih tinggi maka diperkirakan
ERα juga hadir dalam jumlah banyak.
Seperti diketahui bahwa estrogen
berperan dalam proses proliferasi dan
diferensiasi sel epitel luminal kelenjar
mammae. Dengan demikian jumlah ERα
yang tinggi menyebabkan sel epitel
luminal lebih berproliferasi dengan
derajat diferensiasi yang makin tinggi
(menyerupai kelenjar mammae yang
matur). Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang mengatakan bahwa
pada kanker payudara invasif duktal
diferensiasi baik ekspresi GATA-3 akan
terlihat, tetapi ekspresi ini akan hilang
pada kanker payudara invasif duktal
diferensiasi buruk, sehingga penelitian ini
merekomendasikan
GATA-3
dapat
dipakai sebagai prediksi prognosis
karsinoma mammae dan sebagai faktor
prediksi respon terapi hormonal pada
karsinoma mammae (Albergaria Andre,
2009; Kouros-Mehr et al., 2006; Mehra
et al., 2005; Zeng and Blobel, 2011).
Pada
penelitian
ini
tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna
antara skor ekspresi GATA-3 pada
sampel atau kelompok yang belum
metastasis dan yang sudah metastasis ke
kelenjar limfe aksilla. Hal ini berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang
mengatakan jika GATA-3 negatif
meningkatkan potensi untuk metastasis
jauh (Edwin and Yijun, 2011; Eeckhoute
et al., 2007; Fang et al., 2008). Hasil
yang sama juga ditemukan pada analisis
perbedaan ekspresi GATA-3 dengan
status metastasis ke kelenjar limfe.
Dimana didapatkan hasil yang bertolak
belakang dengan penelitian sebelumnya
yang menyatakan terdapat perbedaan
ekspresi GATA-3 pada yang belum
metastasis dan yang sudah metastasis ke
kelenjar limfe aksilla (Edwin and Yijun,
2011; Eeckhoute et al., 2007; Fang et al.,
2008). Hal ini disebabkan karena untuk
proses metastasis banyak faktor lain yang
diperlukan seperti VEGF, MMP, PDGF,
TGF-β GATA-3 sedangkan GATA-3
lebih berhubungan dengan Estrogen
Reseptor yang berperan untuk proses
proliferasi dan diferensiasi epitel luminal
kelenjar mammae, kemungkinan lain
juga sampel yang didapatkan hanya
sedikit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat perbedaan bermakna
antara ekspresi GATA-3 pada masingmasing kelompok derajat diferensiasi,
dimana
semakin
baik
derajat
diferensiasinya maka ekspresi GATA-3
semakin tinggi dan semakin buruk derajat
diferensiasinya maka ekspresi GATA-3
semakin berkurang, sehingga dapat
direkomendasikan bahwa GATA-3 dapat
dipakai sebagai prediksi prognosis
karsinoma mammae. Tidak terdapat
adanya perbedaan skor dan ekspresi
GATA-3 antara kelompok yang belum
metastasis dengan yang sudah metastasis
ke kelenjar limfe aksilla.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui lebih dalam
mengenai mekanisme biologik ekspresi
GATA-3 dalam karsinogenesis kanker
payudara dan peran GATA-3 sebagai
promotor ER dalam karsinogenesis
kanker payudara. GATA-3 dapat dipakai
untuk menentukan prognosis lesi
karsinoma payudara invasif duktal dan
dalam kaitannya dengan respon terapi
hormonal.
DAFTAR PUSTAKA
Albergaria Andre, P. J., et al., (2009).
Expression of Foxa1 And Gata-3 in
Breast Cancer: The Prognostic
Significance in Hormone ReceptorNegative Tumours. Breast-CancerResearch., 11, 1-15.
American Cancer Society, Cancer Facts
And Figures 2011, Inc, Surveilance
Research (2011) Cancer Facts And
Figures 2011 : 1-60.
Chou, J., Provot, S. & Werb, Z. (2010).
Gata3 In Development And Cancer
388
GATA-3, Karsinoma Payudara Invasif Duktal, Imunohistokimia
Differentiation: Cells GATA Have
It! Cellular Physiology, 222, 42-49.
Ciocca, V., et al. (2008). The
Significance Of Gata3 Expression In
Breast Cancer: A 10-Year Follow
Up Study. Human Pathology, 40,
489-495.
Eeckhoute, J., et al. (2007). Positive
Cross-Regulatory Loop Ties Gata-3
to Estrogen Receptor Expression In
Breast Cancer. Cancer Research,
67, 6477-6483.
Garcia-Closas, et al. (2007). Common
Genetic Variation In Gata-Binding
Protein
3
And
Differential
Susceptibility To Breast Cancer By
Estrogen Reseptor Tumor Status.
Cancer Epidemiology Biomarkers &
Prevention, 16, 2269-2275
Kouros-Mehr, et al. (2006). Gata-3
Maintains The Differentiation Of
The Luminal Cell Fate In The
Mammary Gland. Cell, 127, 10411055.
Lester, S. C. (2010). The Breast. In
Kumar, V. (Ed.) Pathologic Basis Of
Disease. 8th Ed. Philadelphia,
Saunders Elsevier,1083-1090.
Mehra, R., Varambally, S. & Lei, D.
(2005). Identification Of Gata3 As A
Breast Cancer Prognostic Marker
By Global Gene Expression MetaAnalysis. Cancer Research, 65,
11259-11264.
ISSN 2252-5416
Parikh, P., et al. (2005). GATA-3
Expression As A Predictor Of
Hormone Response In Breast
Cancer. J Am Coll Surg, 2004, 705710.
Rosai, J. (2011) Breast. In Rosai, J. (Ed.)
Rosai and Ackerman's Surgical
Pathology. 10th ed. China, Mosby
Elsevier.
Rosen, P. P. (2009) Rosen's Breast
Pathology. In Jonathan W. Pine, J.
(Ed) Invasive Duct Carcinoma:
Assesment
of
Prognosis,
Morphologic Prognostic Markers,
and Tumor Growth Rate 3th ed.
Philadelphia,
Wolters
Kluwer
Health.
Watson, C. J. & Khaled, W. T. (2008)
Mammary Development In The
Embryo And Adult: A Journey of
Morphogenesis And Commitment.
Development, 135, 995-1003.
Yan, W., et al. (2010). Gata3 Inhibits
Breast Cancer Metastasis Through
The
Reversal
Of
EpithelialMesenchymal Transition. Biological
Chemistry, 285, 14042-14051.
Zheng, R. & Blobel, G. A. (2011). Gata
Transcription Factors And Cancer.
Genes And Cancer, 1, 1178-1188.
389
Download