Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 STRUKTUR DAN FUNGSI EKSOPOLISAKARIDA DALAM SIMBIOSIS LEGUM-RHIZOBIUM Cecep Hidayat Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung [email protected] Abstrak Rhizobia memproduksi eksopolisakarida (EPS) untuk pembentukan nodul pemfiksasi nitrogen pada tipe nodul-legum indeterminate. EPS berperan dalam invasi dan perkembangan nodul, pelepasan bakteri dari benang infeksi, perkembangan bakteroid, dan penekanan terhadap respons pertahanan tanaman dan perlindungan terhadap senyawa anti microbial tanaman. Sintesis dikontrol oleh gen-gen exo, exs, exp, atau pss yang terdapat pada megaplasmid rhizobia atau kromosom Eksopolisakarida rhizobia merupakan heteropolisakarida spesifik spesies yang mengandung polimer gula yang dapat disubstitusi dengan sisa non-karbohidrat dan terdiri dari unit ulangan tujuh sampai sembilan sisa heksosa. Succinoglycan (EPS I) dan galactoglucan (EPS II) merupakan EPS rhizobia yang memiliki struktur dan sintesis berbeda. Succinoglycan tersusun dari unit berulang octasaccharida yang berisi satu galaktosa dan sisa tujuh glukosa dan digabungkan oleh ikatan β-1,3, β-1,4 dan 18 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 β-1, 6 glycosidic dan . Galactoglucan merupakan polimer unit berulang disakarida dengan ikatan α-1,3 dan β-1,3 glycosidic EPS I disintesis pada kondisi normal, sedangkan EPS II disintesis pada saat kekurangan P atau terjadi mutasi pengatur gen mucR atau expR. EPS I dan II disekresikan kedalam fraksi utama dengan dua sub unit polimerisasi berbeda, yaitu : 1) yang memiliki berat molekul tinggi (HMW) dan 2) yang memiliki berat molekul rendah (LMW). Pada mutan defisien EPS pembengkokan rambut akar dan pembentukan benang infeksi dapat terus berjalan dengan bantuan penambahan LMW EPS dan koinokulasi. Keberhasilan koinokulasi bergantung pada kemampuan strain rhizobia dalam menghasilkan EPS identik dan struktur kimia yang sama, serta memiliki jumlah pasangan EPS- Nod+ dan EPS+Nod- sama. Kata kunci : EPS, succinoglycan, galactoglucan, koinokulasi, rhizobium 19 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 tropis seperti kedelai dan kacang- Pendahuluan Pada terbatas, kondisi bakteri nitrogen gram-negative kacangan lain membentuk nodul determinate berbentuk bola dan tanah Rhizobium, Bradyrhizobium, mersitem Sinorhizobium, Mesorhizobium, dan Perkembangan nodul memerlukan Azorhizobium membentuk simbiosis sintesis dan persepsi sinyal molekul dengan tanaman leguminosae dalam seperti lipochito oligosakarida yang bentuk disebut faktor Nod yang berperan nodul akar . Nodul akar adalah organ yang berisi sel tanaman terinfeksi bakteroid yang tidak persisten. dalam induksi pembentukan nodul. Faktor Nod berperan dalam menyumbang tanaman dengan N- deformasi akar rambut (Had+, Hac+), terfiksasi. Nodul yang terbentuk pembentukan benang infeksi ( Thr+) pada tanaman inang terdiri dari dua dan aktivasi pembelahan sel korteks. tipe, Polisakarida permukaan dari bakteri yaitu indeterminate. determinate Tanaman dan legum beriklim sedang seperti semanggi, juga krusial bagi keberhasilan simbiosis dengan tanaman legume. pea, atau alfalfa membentuk nodul Kebanyakan rhizobia indeterminate dengan ciri nodul memproduksi beragam polisakarida, silindris yang dan mersistem bertanggung terdapat persisten jawab apical diduga berperan dalam yang interaksi tanaman-bakteri (Gonzalez terhadap dan Marketon, 2003). Biosintesis pertumbuhan nodul. Tanaman legum eksopolisakarida (EPS) oleh 20 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 rhizobia ISSN 1979-8911 diperlukan untuk sekelompok gen-gen yang disebut pemfiksasi exo, exs, exp, atau pss yang terdapat nodul-legum pada megaplasmid rhizobia atau Leucaena, kromosom. Sementara produksi EPS Medicago, Pisum, Trifolium, dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor- Vicia spp. EPS terlibat dalam invasi faktor dan perkembangan nodul, pelepasan nitrogen, dan sulfur. pembentukan nodul nitrogen pada tipe indeterminate sperti bakteri dari benang perkembangan penekanan sperti fosfat, infeksi, bakteroid, terhadap pertahanan lingkungan dan respons tanaman dan Struktur dan Fungsi Eksopolisakarida Rhizobia perlindungan terhadap senyawa anti microbial tanaman. Rhizobia adalah bacteria gram-negatif dengan cytoplasmic Eksopolisakarida rhizobia dan membrane luar yang melingkuni polimer ruang merupakan periplasmic. Komposisi heteropolisakarida spesifik spesies permukaan luar ini tersusun dari yang mengandung gula yang dapat polisakarida, yang terbagi dalam tiga disubstitusi non- kelompok, yaitu : 1) lipopolisakarida karbohidrat. Sintesis unit ulangan (LPS), polisakarida kapsul (CPS), eksopolisakarida, dan polimerisasi permukaan dengan dan sel sisa modifikasi, ekspor dikontrol ke polisakarida Polisakarida acidic permukaan (EPS). rhizobia oleh 21 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 mengikat lektin yang dikeluarkan dan tanaman inang (Hirsch, 1999). karbohidrat Eksopolisakarida umumnya bahan seperti non succinate, rhizoba pyruvate atau acetate dan acidic merupakan heteropolisakarida yang alami yang terkait dengan kehadiran terdiri asam uronic, pyruvate ketals dan dari Senyawa unit-unit ini berulang. disekresikan ke lingkungan (EPS) atau tinggal pada permukaan polisakarida Keragaman succinate. EPS rhizobia yang banyak bakteri sebagai dikenal adalah succinoglycan (EPS kapsul (CPS). I) yang dihasilkan oleh beberapa EPS strain S. meliloti. Succinoglycan struktur kimia dalam hal komposisi gula dan tersusun keterkaitan dengan sub unit tunggal, octasaccharida ukuran unit ulangan dan tingkat galaktosa dan sisa tujuh glukosa dan polimerisasi ditemukan digabungkan oleh ikatan β-1,3, β-1,4 diantara unit yang dan β-1, 6 glycosidic. rhizobia. EPS dari berulang berisi satu S meliloti merupakan juga menghasilkan eksopolisakarida heteropolimer komplek dengan berat lain yaitu galactoglucan (EPS II). molekul tinggi dan unit ulangan EPS II hanya disintesis di bawah berkisar dari tujuh sampai sembilan kondisi sisa heksosa. Pengikat glycosidic apabila terjadi mutasi salah satu dapat berupa alpha, beta linear, atau pengatur gen mucR atau expR percabangan dengan rantai samping (Skorupska kekurangan et al fosfat , atau 2006). 22 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Strukturnya berbeda dengan EPS I, berfungsi sebagai sinyal spesifik yaitu unit sebagaimana sinyal pembentukan berulang disakarida dengan ikatan α- nodul nodRm1. Fraysse et al (2003) 1,3 dan β-1,3 glycosidic. EPS I dan dengan mengamati mutan exo Y II disekresikan kedalam fraksi utama menyimpulkan succinoglycan tidak dengan diperlukan merupakan polimer dua sub unit polimerisasi S. meliloti untuk berbeda, yaitu: 1) yang memiliki mengkolonisasi pembengkokan berat molekul tinggi (HMW), berisi rambut akar atau untuk menginduksi ratusan sampai ribuan unit ulangan, benang infeksi, namun diperlukan dan 2) yang memiliki berat molekul untuk pemanjangan benang infeksi rendah (LMW) yang mencerminkan pada sel nodul. monomer, dimer dan timer pada EPS I. Louch dan Miller (2001) menemukan adanya LMW EPS pada Pengaturan Biosintesis dan B. japonicum. Bentuk LMW EPS Koinokulasi Eksopolisakarida yang diproduksi S. meliloti dapat Gen exo,exs, dan pss yang membentuk nodul alfalfa, namun terdapat perlu studi lebih lanjut apakah LMW kromosom EPS ini mampu membentuk nodul mengatur biosintesis pada Menurut eksopolisakarida. Biosintesis LMW eksopolisakarida tanaman kedelai. Battisti et succinoglycan al (1992) kemungkinan beberapa berkelompok atau langkah dalam megaplasmid terdiri proses dari dan 23 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 tergantung pada aktivitas kompleks memproduksi protein yang berlokasi di membrane berlebihan. Sintesis bagian dalam (IM) dan bagian luar dipengaruhi secara (EM). peningkatan defisiensi ammonia pengaturan system Prekursor, nukleotida gula- ditransfer polisakarida atau difosfo ke tepatnya rantai melalui succinoglycan EPS kuat I oleh ke pengkodean oleh exoR dan exoS. akseptor tempat aktivitas spesifik ExoR rupanya terlibat langsung glycosyltransferase. Pada dalam merespons nitrogen, sebab undecaprenol sintesis EPS I pada mutan exoR difosfat bertindak sebagai akseptor tidak bergantung pada kehadiran (Skorupska et al, 2006). ammonia dalam medium. Sintesis Biosintesis eksopolisakarida EPS I dalam jumlah besar terjadi di pada Rhizobium merupakan proses bawah kondisi normal, sementara komplek yang diatur di tingkat produksi EPS II terjadi pada saat transkripsi dan pasca translasi serta kekurangan dipengaruhi oleh berbagai faktor pengatur gen expR atau mucR. lingkungan. Kedua gen ini mengatur biosintesis heteropolysakarida Pada succinoglycan kromosom biosintesis gen exoR dan fosfat galactoglucan atau secara mutasi negative. pengatur Mutan expR mensintesis simbiotik exoS secara aktif HMW dan LMW EPS mengurangi pembentukannya dan II, sedangkan sebaliknya mutan exoR dan exoS menghasilkan mutan mucR simbiotik inaktif 24 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 HMW EPS II. Protenin ISSN 1979-8911 expR yang berakibat pada penghambatan merupakan anggota keluarga protein pemanjangan benang infeksi dan LuxR, dimana kebanyakan bertindak kolonisasi nodul. sebagai reseptor N-acylhomoserine Produksi EPS oleh rhizobia lactones (AHLs) dan termasuk pada yang bersimbiosis dengan tanaman pengatur transkripsi yang terlibat legume seperti Vicia, Medicago, dalam ekspresi gen. Pisum atau Trifolium, diperlukan Pengikatan bakteri oleh akar untuk pembengkokan rambut akar, tanaman legume dibedakan dalam pembentukan dua tahap. Pengikatan tahap awal pelepasan bakteri , perkembangan berjalan setelah adanya pengenalan bakteroid dan efektifitas nodulasi. lektin rambut akar oleh spesifik Pembengkokan rambut akar dan krabohidrat dari pembentukan benang infeksi bisa rhizobia. EPS akan meningkatkan berlangsung pada mutan defisien pengikatan bakteri ke bagian ujung EPS dengan penambahan sejumlah rambut akar yang tumbuh dan kecil fraksi LMW EPS. Kemudian, penting untuk infeksi epidermis koinokulasi rambut akar. Defisiensi selulosa strain menurunkan penggumpalan strain mempertahankan Exo sehingga infeksi berlangung. nodul. Nodulasi defisiensi mutan Defisiensi Exo dari Rhizobium sp. NGR234, S. kenaikan permukaan EPS menyebabkan penggumpalan bakteri benang mutan isogenic Exo infeksi, dengan Nod-Exo+ dapat proses invasi meliloti, atau R. leguminosarum 25 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 dapat diperbaiki oleh koinokulasi diperbaiki dengan koinokulasi dengan isogenic non nodulasi tetapi dengan Rhizobium strain NGR memproduksi EPS. Laus et al (2005) 234 sebagai turunan ANU 280 menyatakan koinokulasi akar V. atau strain ANU 265. Nodul sativa dengan RBL 5833 heterologous dan berbeda memperlihatkan jumlah nodul hanya terbentuk pada akar yang dikoinokulasi dengan tertinggi berturut-turut RBL 5045, R.leguminosarum ANU dan 845+5833, 899+5833. dan CIAT Pembentukan benang infeksi dapat diperbaiki sepenuhnya ANU LPR 845 5045 yang menghasilkan EPS identik, dan R tropici CIAT 899 yang melalui koinokulasi dengan strain menghasilkan EPS identik Uraian tersebut tetua LPR 5045- plasmid Sym, R leguminosarum bv. Trifolii ANU 845, dan R. tropici CIAT 899. sebagian. menunjukkan kebutuhan Koinokulasi akar dengan S.meliloti structural EPS rhizobia untuk RCR 2011, S. meliloti GM 1766, mencapai keberhasilan dan A. tumefaciens LBA 4301 simbiosis. Struktur EPS juga menghasilkan benang infeksi yang gagal . Pembentukan benang infeksi juga tidak yang menentukan infeksi spesifik tanaman inang. dapat 26 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Van Workum et al (1998) persentase tanaman bernodul melakukan koinokulasi dengan dan rata-rata jumlah nodul lebih RBL sebagai strain kecil dibandingkan dengan yang Nod-, untuk diinokulasi dengan strain RBL optimal 5522. Koinokulasi akan lebih EPS- Nod+ dan EPS+ Nod-. berhasil bila terdapat jumlah Hasilnya menunjukkan mutan pasangan pssDIII akan diperbaiki secara EPS+Nod- sama. Koinokulasi efektif memperlihatkan isoenic 5522 EPS+ mendapatkan rasio apabila pasangan EPS- Nod+ hasil dan sama koinokulasi hadir dalam jumlah seperti yang ditunjukan oleh berlebih. Koinokulasi dengan R. ANU 843 dan ANU 453 yang leguminosarum Trifolii mendapatkan Nod+ dan Nod- dari ANU 843, yang mensintesis R. etli CE 3, yang menghasilkan EPS EPS dengan struktur kimia sama. dengan bv. unit octasakarida ulangan sama Fraysse et al (2003) mengemukakan, penemuan menarik menunjukkan hasil berbeda. pada era 1990-an yaitu adanya Meskipun strain ini mampu memperbaiki kemampuan nodulasi dari mutan pssDIII, perbedaan persepsi EPS berdasarkan ontogeny nodul (determinate dan indeterminate), memerlukan 27 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 eksopolisakarida ISSN 1979-8911 Acidic sel koteks akar baru, sementara pada EPS tampak berperan penting dalam tipe nodul determinate, bacteria simbiosis menyebar melalui pembelahan dari dengan berbeda. pemfiksasi tanaman nitrogen legume yang sel yang terinfeksi. memiliki tipe nodul indeterminate seperti S. meliloti/alfalfa, Rhizobium leguminosarum bv. Viciae/Vicia sativa dan bv. Trifoliu/trifolium ssp. NGR 234/Leucaena. Namun peran acidic EPS dalam simbiosis tidak berlaku untuk tipe nodul determinate S. fredii/Glycine max, leguminosarum R. bv. Phaseoli/Phaseolus. Perbedaan tersebut terjadi karena LPSs dapat menyempurnakan defisiensi pada pembentukan determinate. adalah indeterminate EPS nodul Kemungkinan lain pada nodul bacteria tipe harus menyebar melalui cara penetrasi Kesimpulan benang infeksi secara kontinu pada 28 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 1. Nodulasi tipe nodul- legume struktur kimia yang sama, serta indeterminate memerlukan EPS memiliki jumlah pasangan EPS- yang diproduksi rhizobia. Nod+ dan EPS+Nod- sama. 2. Succinoglycan (EPS galactoglucan I) (EPS dan II) merupakan EPS rhizobia yang memiliki struktur dan sintesis berbeda. EPS I disintesis pada kondisi normal, sedangkan EPS II disintesis pada saat kekurangan P atau terjadi mutasi pengatur gen mucR atau expR. 3. Pembengkokan rambut akar dan pembentukan benang infeksi pada mutan defisien EPS dapat diperbaiki dengan penambahan sedikit LMW EPS dan koinokulasi . 4. Keberhasilan bergantung strain koinokulasi pada rhizobia kemampuan dalam menghasilkan EPS identik dan DAFTAR PUSTAKA 29 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 symbiosis Eur. J. Biochem. Battisti, Laurie, Jimmie C. 270 : 1365–1380 Lara, and John A. Leigh. 1992. Specific Gonzalez , Juan E. and Melanie oligosaccharide form of M. the Quorum Rhizobium meliloti Marketon. 2003. Sensing in exopolysaccharide Nitrogen-Fixing Rhizobia. promotes nodule invasion Microbiology in alfalfa. Proc. Natl. Acad. Molecular Sci. USA Vol. 89 : 5625- Reviews: 574–592 and Biology 5629. Hirsch, M. Ann. 1999. Role Fraysse , Nicolas., Franc¸ ois of lectins (and rhizobial Couderc and Ve´ re´ na exopolysaccharides) in Poinsot. legum nodulation. Current 2003. Surface polysaccharide Opinion in Plant Biology involvement in establishing the 2:320–326 rhizobium–legume 30 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Laus, Marc C., Anton A. N. USDA 110. Applied and van Brussel, and Jan W. Envirenmental Kijne. Microbiology Vol. 67, No. 2005. Exopolysaccharide Structure Is 2 : 1011–1014 Not a . Determinant of Host-Plant Specificity in Nodulation of Vicia sativa Roots. Skorupska, Anna., Janczarek, Monika Małgorzata MPMI Vol. 18, No. 11, Marczak, Andrzej Mazur 2005, and Jarosław Król. 2006. pp. 1123–1129. DOI: 10.1094/MPMI -18- Rhizobial 1123. exopolysaccharides: genetic Louch, Heather A and Karen J. control symbiotic and functions. Miller. 2001. Synthesis of Microbial Cell Factories a 2006, 5:1-19. Low-Molecular-Weight Form of Exopolysaccharide by Bradyrhizobium japonicum van Workum , Wilbert A. T., Sophie van Slageren, 31 Edisi Juli 2013 Volume VII No. 1 ISSN 1979-8911 Anton A. N. van Brussel, and Jan W. Kijne. 1998. Role of Exopolysaccharides of Rhizobium leguminosarum bv. viciae as Host PlantSpecific Required Molecules for Infection Thread Formation During Nodulation of Vicia sativa. MPMI Vol. 11, No. 12 :1233–1241. 32