Analisa Sekuritas dan Manajemen Portfolio VALUATION : PRICE MULTIPLES VALUATION UNIVERSITAS PARAMADINA Program Magister Bisnis & Keuangan Islam Else Fernanda, SE.MSc Pendahuluan Price Multiples adalah rasio dari harga pasar saham terhadap beberapa jenis ukuran kinerja saham, seperti laba, penjualan, atau nilai buku per saham Indikator Momentum menghubungkan harga saham atau nilai fundamentalnya (seperti laba) dengan time series dari nilainya di masa lalu atau dengan nilai yang diharapkan di masa datang. Metode Perbandingan Metode Perbandingan : Menggunakan price multiple untuk mengevaluasi apakah suatu saham dinilai “relatively fairly valued”, “relatively undervalued”, atau “relatively overvalued” terhadap rasio multiple yang menjadi rujukannya. Alternatif rujukan dari rasio multiple dapat merupakan rasio multiple dari saham perusahaan lain yang paling mirip karakteristiknya, rata-rata perusahaan serupa atau industri. Justified price multiple Justified price multiple sebuah saham adalah estimasi nilai wajar dari price multiple. Kita dapat melakukan estimasi menggunakan metode yang berbasis pada proyeksi fundamental. Justified price multiple kadang juga disebut sebagai warranted price multiple atau the intrinsic price multiple. Trailing dan leading P/E Dua jenis P/E adalah trailing P/E dan leading P/E. Trailing P/E (kadang disebut sebagai current P/E) sebuah saham adalah harga pasar saham saat ini dibagi dengan laba per saham tahun terakhir. EPS dengan perhitungan di atas merujuk kepada apa yang disebut sebagai trailing twelve months (TTM) EPS. Trailing P/E adalah price–earnings ratio yang diumumkan pada surat kabar finansial. Leading P/E (juga disebut sebagai forward P/E atau the prospective P/E) dihitung dengan membagi harga pasar saham saat ini dengan proyeksi laba per saham tahun depan. Permasalahan dengan trailing P/E’s Ketika menghitung P/E ratio menggunakan trailing earning, kita mesti berhati-hati dalam menentukan angka EPS. Permasalahannya mencakup: Komponen nonrecurring dari laba yang berbedabeda antar perusahaan; Komponen transitoris dari laba karena faktor musiman (siklus bisnis atau industri); Perbedaan dalam metode Akuntansi. Siklikalitas dari P/E Karena efek musiman (siklikal), laba empat kuarter terbaru mungkin tidak mencerminkan secara akurat laba rata-rata atau jangka panjang, terutama untuk bisnis-bisnis musiman dengan sensitivitas tinggi terhadap pengaruh siklus bisnis dan industri. Secara empiris, P/E untuk perusahaan siklikal sering gampang sekali berubah terhadap siklus tanpa ada perubahan dalam prospek bisnis: P/E tinggi ketika EPS berada pada dasar siklus dan P/E rendah pada puncak siklus. Kondisi ini disebut juga Molodovsky effect. Dinamakan dari Nicholas Molodovsky yang menulis tentang ini di tahun 1950an. Normalisasi P/E EPS yang dinormalkan dapat digunakan untuk membuat normal P/E. Dua metode untuk menormalkan EPS adalah sbb: Method of historical average EPS. EPS normal dihitung sebagai rata-rata EPS dari siklus penuh lengkap terakhir. Method of average ROE. EPS normal dihitung sebagai return on equity rata-rata siklus lengkap terakhir, dikali dengan nilai buku per saham saat ini. Metode mana yang lebih disukai? Metode pertama adalah salah satu pendekatan statistik yang memungkinkan untuk memecahkan masalah laba siklikal. Namun bagaimanapun, metode ini tidak memperhitungkan perubahan dalam size bisnis. Alternatif kedua, dengan menggunakan nilai buku per saham, lebih akurat merefleksikan pengaruh perubahan size bisnis terhadap EPS. Karena alasa ini, method of average ROE kadang-kadang lebih disukai. Justified P/E in a DCF model DCF valuation model dapat digunakan untuk membuat estimasi justified P/E saham. Dengan berbasis pada Gordon Growth Model (Asumsi pertumbuhan stabil) maka Leading P/E adalah: D1 rg (1 b )E 1 P0 rg Po (1 b) E1 r g P0 Trailing P/E adalah: D (1 g ) P0 0 rg (1 b )E 0 (1 g ) P0 rg Po (1 b)(1 g ) E0 rg 1-b = Payout Ratio Contoh Justified P/E Data Untuk PT A2Z Group, proyeksi payout rate jangka panjang 50%, long-term growth rate 5%, dan required rate of return 9%. Berapakah justified leading P/E dan trailing P/E? Leading justified P/E adalah: P0 1 b 1 0.50 12.5 E1 r g 0.09 0.05 Trailing justified P/E adalah: P0 (1 b)(1 g ) (1 0.5)(1 0.05) 13.125 E0 rg 0.09 0.05 Benchmark P/E Pilihan untuk nilai perbandingan P/E di dalam dunia praktek mencakup: P/E dari perusahaan yang paling mirip dengan perusahaan itu. Nilai rata-rata atau median P/E perusahaan peer group dalam industri. Nilai rata-rata atau median P/E sektor atau industri. P/E dari indeks ekuitas Rata-rata historis P/E saham. Karena menggunakan perata-rataan maka kesalahan penilaian lebih jarang ketika kita menggunakan indeks dan grup saham dibandingkan menggunakan saham individu. Pendekatan Price to Book Pada P/E ratio, EPS berasal dari laporan rugi laba. Sedangkan, pada P/B ratio, nilai buku persaham, berasal dari neraca. Secara intuitif, nilai buku persaham merepresentasikan nilai investasi yang dimiliki pesaham dalam suatu perusahaan. Rasionalisasi penggunaan P/B ratio Karena nilai buku adalah jumlah kumulatif neraca, nilai buku umumnya positif bahkan ketika EPS negatif. Kita dapat menggunakan P/B sekalipun ketika EPS negatif, sedangkan P/E berdasarkan EPS negatif tidak akan bermakna. Karena nilai buku per saham yang lebih stabil dari EPS, P/B mungkin lebih berarti dibandingkan P/E saat EPS secara tidak normal terlalu tinggi atau rendah. Sebagai ukuran dari nilai aktiva bersih per saham, nilai buku per saham telah dilihat sebagai alat valuasi yang tepat terutama untuk perusahaan dengan asset likuid mayoritas seperti bank, asuransi dan institusi investasi. Book value juga digunakan dalam valuasi perusahaan yang diharapkan tidak akan “going concern”. Menurut hasil riset empiris, perbedaan dalam P/B ratio mungkin berhubungan dengan perbedaan dalam rata-rata kinerja return jangka panjang Kelemahan P/B ratios Aset lainnya selain yang diakui dalam akuntansi dapat merupakan faktor penting. Misalnya, dalam banyak perusahaan faktor manusia adalah lebih penting daripada modal fisik sebagai faktor operasi. Efek Akuntansi terhadap nilai buku dapat menjadikannya sebagai alat ukur investasi yang tidak akurat. Sebagai contoh, nilai buku saham dapat mencatat nilai investasi dibawah nilai sebenarnya sebagai akibat dari ekspansi investasi dalam penelitian dan pengembangan (R & D). Pengeluaran seperti itu baru akan menyebabkan pendapatan setelah bertahun-tahun dan secara prinsip akan meningkatkan aset. Justified P/B ratio Kita dapat menggunakan proyeksi fundamental untuk mengestimasi justified P/B ratio. Contoh, asumsi menggunakan Gordon growth model dimana g = b ROE adalah sustainable growth rate, maka justified P/B ratio (B0) adalah: D (1 g ) P0 0 rg (1 b)ROExB0 x (1 g ) P0 rg Po (1 b)(1 g )ROE B0 rg Contoh, suatu bisnis memiliki ROE 12%, required rate of return 10%, dan expected growth rate 7%, Payout ratio 40% maka justified P/B adalah (0.4x1.07x0.12)/(0.10 0.07) = 1.32 Alasan Penggunaan Price/Sales ratio Penjualan secara umum tidak terlalu sensitif atas distorsi atau manipulasi dibandingkan variabel fundamental lain seperti EPS or book value. Penjualan positif meskipun ketika EPS negatif. Dengan demikian, kita dapat menggunakan P/S ketika EPS negatif, sementara P/E dengan EPS negatif adalah tidak memiliki arti. Karena penjualan secara umum lebih stabil dibandingkan EPS, P/S secara umum juga lebih stabil dibanding P/E. P/S mungkin lebih memiliki arti dibandingkan P/E ketika EPS abnormal. P/S telah dipandang metode yang pas untuk valuasi sahamsaham perusahaan “mature”, musiman, dan laba rendah. Perbedaan pada P/S ratios mungkin terkait dengan perbedaan rata-rata laba jangka panjang. Kelemahan P/S ratios Suatu bisnis mungkin menunjukkan pertumbuhan tinggi dalam penjualan, meski bisnis itu tidak beroperasi dengan menguntungkan seperti terlihat pada laba dan arus kas dari operasi. Untuk mendapatkan nilai suatu bisnis harus menghasilkan laba dan kas. P/S ratio tidak merefleksikan perbedaan dalam struktur pembiayaan antar perusahaan. Justified P/S ratio Seperti rasio multiple lainnya , P/S multiple dapat dihubungkan dengan metode DCF. Dalam hal asumsi Gordon growth model, kita dapat memformulasikan P/S ratio sebagai D (1 g ) P0 0 rg (1 b)NPMxS0 (1 g ) P0 rg Po (1 b)(1 g )NPM S0 rg 1- b = dividend payout ratio NPM = Net Profit Margin