Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada

advertisement
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
Meti Destriyana1, Muhartono2
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
1
Abstrak
Konstipasi, mulas, dan hemoroid adalah keluhan gastrointestinal yang umum terjadi selama kehamilan. Prevalensi
konstipasi adalah 11% sampai 38% dari wanita hamil. Meskipun prevalensi yang tepat dari hemoroid selama kehamilan
tidak diketahui, gejala hemoroid pada wanita hamil lebih tinggi dari pada wanita yang tidak hamil. Hemoroid adalah
pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang
melebar. Hemoroid merupakan salah satu penyulit saat kehamilan akibat penekanan intra-abdomen dan perubahan
hormonal. Kehamilan adalah suatu kondisi yang memerlukan perhatian khusus dalam pengobatan penyakit termasuk
hemoroid. Pada beberapa penelitan dan sumber lain mengatakan bahwa diet tinggi serat merupakan suatu cara yang aman
untuk menurunkan resiko konstipasi, sehingga dapat mencegah munculnya gejala hemoroid yang dapat mengganggu
kenyamanan wanita hamil. Serat makanan yang baik untuk mencegah dan mengurangi gejala hemoroid adalah serat tidak
larut air, yaitu yang mengandung selulosa dan lignin. Serat ini banyak terkandung dalam gandum, sayuran, dan buah yang
sebaiknya dikonsumsi sebanyak 25-30 g/hari, serta mengonsumsi air putih sebanyak 2-3 liter per hari.
Kata Kunci: diet, hemoroid, pregnancy, tinggi serat
High-Fibre Diet in Hemorrhoid Prevention on Pregnancy
Abstract
Constipation, heartburn, and hemorrhoids are common gastrointestinal complaints during pregnancy. The prevalence of
constipation in pregnancy is reported to be between 11% and 38%. Although the exact prevalence of hemorrhoids during
pregnancy is unknown, the prevalence of symptomatic haemorrhoids is higher in pregnant than in non-pregnant women.
Hemorrhoids are sub mucosal swelling in the anal canal that contain venous plexus, a small artery, and dilated areola tissue.
Hemorrhoid is one complication during pregnancy due to intra-abdominal pressure and hormonal changes. Pregnancy is a
condition that requires special attention in the treatment of diseases including hemorrhoids. In some research and other
sources said, that a fiber dietary is a secure way to reduce the risk of constipation, so it can prevent the emergence of
symptoms of hemorrhoids that can interfere with the comfort of pregnant women. Fibre foods good at preventing and
reducing the symptoms of hemorrhoids is water-insoluble fibre, which is containing cellulose and lignin. These fibres are
found mainly in whole wheat, vegetables, and fruit that should be consumed as many as 25-30 g/day, and consuming 2-3
liters of water per day.
Key words: diet, high-fibre, hemorrhoid, pregnancy
Korespondensi: Meti Destriyana, alamat Griya Gedong Meneng Indah Blok C9 No.12A, Gedung Meneng, Rajabasa,
Bandarlampung, 35145, HP 081271966485, e-mail [email protected]
Pendahuluan
Keluhan gastrointestinal yang umum
dirasakan selama masa kehamilan berupa
konstipasi, mulas, dan hemoroid.1 Angka
kejadian konstipasi adalah 11% sampai 38%.2
Meskipun prevalensi yang tepat dari hemoroid
selama kehamilan tidak diketahui, gejala
hemoroid pada wanita hamil lebih tinggi dari
pada wanita yang tidak hamil.3,4 Dalam
populasi wanita hamil di Serbia dan
Montenegro, hemoroid muncul pada 85%
wanita selama kehamilan kedua dan ketiga.
Hemoroid juga merupakan keluhan yang sering
muncul pada wanita dalam masa nifas dan
menjadi lebih umum dengan peningkatan usia
dan paritas.5
Konstipasi adalah kondisi dimana
seseorang mengalami kesulitan dalam
mengeluarkan feses dari tubuhnya.6 Kontipasi
yang menetap dapat menjadi faktor
peredisposisi terjadinya hemoroid, terutama
pada wanita hamil. Hemoroid merupakan
pembengkakan submukosa pada lubang anus
yang mengandung pleksus vena, arteri kecil,
dan jaringan areola yang melebar.7
Kehamilan merupakan masa kritis
tumbuh-kembang manusia yang singkat,
bagian dari periode Window of Opportunity
yang mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Disamping untuk dirinya, wanita hamil juga
harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi
untuk janin yang dikandung. Pertambahan
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |81
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
berat badan yang cukup sebelum melahirkan
akan mengurangi risiko komplikasi selama
kehamilan atau kelahiran.8
Penggunaan
obat-obatan
maupun
tindakan invasif pada masa kehamilan akan
berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dan
janin. Sejauh ini, diet pada kehamilan
merupakan suatu tindakan preventif yang
mampu mengurangi gejala bahkan mencegah
terjadinya hemoroid pada kehamilan. Penulis
mengasumsikan bahwa diet terbaik untuk
mencegah
hemoroid
adalah
dengan
menerapkan diet tinggi serat. Beranjak dari hal
tersebutlah, penulis berkeinginan mengkaji
lebih dalam terkait diet tinggi serat dalam
upaya
pencegahan
hemoroid
pada
kehamilan.5,9
Isi
Angka kejadian hemoroid yang tepat
selama kehamilan tidak diketahui, tetapi gejala
hemoroid pada wanita hamil lebih tinggi dari
pada wanita yang tidak hamil. Dalam populasi
wanita hamil di Serbia dan Montenegro,
hemoroid muncul pada 85% wanita selama
kehamilan kedua dan ketiga.5
Kehamilan dan persalinan pervaginam
merupakan predisposisi perempuan untuk
menderita hemoroid karena perubahan
hormonal dan peningkatan tekanan intraabdomen. Diperkirakan bahwa 25% sampai
35% dari wanita hamil dipengaruhi oleh kondisi
ini. Pada populasi tertentu, hemoroid
mempengaruhi kehamilan di trimester ketiga
sampai dengan 85%.9 Kehamilan adalah
penyebab paling umum dari gejala hemoroid.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kongesti vena
sekunder menuju portal vena mengalami
obstruksi akibat rahim yang membesar.10
Wanita hamil sering mengalami konstipasi. Ini
disebabkan adanya penurunan gerak peristaltik
pada saluran cerna sehingga menjadi lebih
lambat dari biasanya. Gerak usus melambat ini
disebabkan oleh peningkatan kadar hormon
progesteron pada wanita hamil. Selain itu,
konstipasi bisa terjadi karena pola makan yang
kurang baik, seperti rendahnya asupan
makanan berserat, meningkatnya makanan
yang mengandung tinggi lemak dan sedikit
minum.8
Penilaian objektif untuk konstipasi
adalah kondisi dimana (1) kurang dari 3x buang
air per minggu sewaktu seseorang makan
dengan diet tinggi residu; (2) lebih dari tiga hari
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |82
tanpa buang air besar; (3) berat feses dalam
satu hari kurang dari 35 g. Di sisi lain, berat
normal feses mendekati 100-200 g/hari dan
frekuensi normal mungkin berkisar 1x setiap
tiga hari sampai 3x per hari. Diet yang
direkomendasikan adalah yang mengandung
sejumlah makanan berserat dalam bentuk
buah-buahan, sayuran, roti gandum dan sereal
dalam jumlah besar, sehingga feses lebih lunak
dan relatif mudah untuk lewat.11,12
Penyebab paling umum dari konstipasi
pada orang sehat termasuk kurangnya respon
terhadap dorongan untuk buang air besar yang
terjadi secara berulang, kurangnya serat dalam
diet, asupan cairan tidak mencukupi, tidak
aktif, dan penggunaan kronis obat pencahar.11
Konstipasi atau sembelit diobati dengan
pemberian makanan cukup serat, cairan, dan
latihan dalam rutinitas sehari-hari serta
mengindahkan dorongan untuk buang air
besar.7,11 Konstipasi menetap yang terjadi pada
seseorang sehingga mencapai tahap kronis
dapat menganggu fungsi kerja tubuh serta
menimbulkan berbagai gangguan, seperti
insomnia, bahu terasa pegal, sakit kepala,
alergi, dan sebagainya.6
Anal canal memiliki lumen yang dilapisi
oleh bantalan dari jaringan mukosa yang
terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh
arteriovenosus. Usaha pengeluaran feses yang
keras secara berulang serta mengedan akan
meningkatkan tekanan terhadap bantalan
tersebut yang mengakibatkan terjadinya
prolapsus. Prolapsus akan mengganggu aliran
balik vena. Bantalan semakin membesar
dikarenakan mengedan, konsumsi serat yang
tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air
besar, serta kondisi seperti kehamilan yang
meningkatkan tekanan intra abdominal.
Perdarahan yang timbul dari pembesaran
hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa
lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh
darah di bawahnya.13
Hemoroid merupakan pembengkakan
submukosa
pada
lubang
anus
yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan
jaringan areola yang melebar.7 Hemoroid
bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis,
tetapi bersifat lebih kompleks, yakni
melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh
darah, jaringan lunak, dan otot di sekitar
anorektal.13
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu hemoroid eksternal dan internal.
Hemoroid eksternal muncul dari vena
hemoroid letak rendah di bawah garis dentata
dan ditutupi dengan epitel skuamosa dari
lubang anus atau daerah perianal. Sedangkan,
hemoroid internal adalah bantalan subepitelial
vaskular yang terdiri dari jaringan ikat, serabut
otot polos, dan hubungan arteriovenosa antar
cabang terminal arteri rektal superior dan vena
rektum.14
13
Tabel 1. Derajat Hemoroid Internal
Derajat
Berdarah
Menonjol
Reposisi
I
+
-
-
II
+
+
Spontan
III
+
+
Manual
IV
+
Tetap
Tidak
dapat
Hemoroid dapat terjadi sebagai akibat
dari kegiatan yang meningkatkan tekanan
vena, sehingga mengalami distensi dan
pembengkakan.
Pembengkakan
lapisan
pembuluh kaki.15 Konstipasi, duduk lama,
kehamilan, obesitas, dan diet rendah serat
semua dapat berkontribusi. Seiring waktu,
pembesaran
bantalan
vena
dapat
menghasilkan perdarahan atau tonjolan.14
Hemoroid terjadi ketika vena hemoroid
eksternal menjadi mekar (membesar dan
bengkak) yang menyebabkan rasa gatal,
terbakar, bengkak menyakitkan pada anus,
dyschezia (nyeri saat buang air), dan
perdarahan.5,9 Nyeri buang air besar dan
perdarahan yang sering adalah tanda-tanda
awal terjadinya hemoroid. Hemoroid harus
diobati untuk mencegah komplikasi yang lebih
serius, termasuk peradangan, trombosis, dan
prolaps.9
Hemoroid dengan gejala adalah umum
akibat dari perubahan hormonal dan
mengedan
yang
berhubungan
dengan
konstipasi. Hemoroid harus dikelola konservatif
menggunakan obat pencahar dan serat
makanan.16 Sampai saat ini, masih belum ada
cukup bukti untuk menilai efektivitas dan
keamanan dari intervensi baik farmakologis
maupun non-farmakologis untuk mengobati
konstipasi pada kehamilan dikarenakan
keterbatasan data (studi masih dalam skup
kecil dan tidak adanya meta-analisis).17 Koren
et al (2008)9 mengatakan bahwa tidak ada agen
anti hemoroidal topikal yang dinilai aman pada
kehamilan. Namun, dalam suatu studi, Avsar
(2010)7 mengatakan bahwa obat pencahar
(laksatif) lebih efektif dalam menurunkan
konstipasi dibandingkan agen pengurai atau
bulk forming laxative. Akan tetapi, laksatif
tetap memberikan efek samping berupa diare
dan
ketidaknyamanan
abdomen.5,17
Hemoroidektomi harus ditunda sampai janin
layak (viabel). Bedah insisi jaringan dengan
gejala pada tahap ini dapat dilakukan dengan
aman di bawah anastesi lokal (lidokain 1%).10,16
Pengobatan ini terutama memiliki efek
samping untuk sebagian besar pasien (wanita
hamil). Sebagian besar kondisi dapat diobati
dengan meningkatkan kadar serat dalam diet,
pemberian pelunak feses, meningkatkan
asupan cairan, dan pelatihan dalam kebiasaan
toilet. Pada kebanyakan wanita, sebagian besar
gejala akan hilang spontan segera setelah
melahirkan.9
Konstipasi dapat diatasi dan dicegah
dengan menerapkan pola makan bergizi
seimbang dengan mengonsumsi lebih banyak
makanan berserat tinggi.7,8 Serat dalam
makanan merupakan bahan tanaman yang
tidak dapat dicerna oleh enzim di dalam
saluran pencernaan manusia karena serat
nabati memiliki sifat tahan terhadap enzim
pencernaan manusia, sehingga sewaktu
melewati usus kecil, serat ini tidak akan dicerna
dan diserap sama sekali, sehingga serat masih
dalam keadaan utuh ketika memasuki usus
besar. Serat memiliki beberapa manfaat bagi
tubuh, antara lain melindungi usus besar
(kolon) dari gangguan pencernaan (konstipasi,
diare, juga kanker kolon) serta mencegah
gangguan proses metabolisme, sehingga
terhindar dari obesitas, diabetes melitus,
penyakit jantung koroner, dan nefrolithiasis.6
Komposisi kimia serat makanan dibagi
menjadi 3 komponen utama, yaitu (1) selulosa
adalah polisakarida yang dihasilkan oleh
sitoplasma yang membentuk dinding sel. (2)
pektin, gum, musilago, adalah polisakarida
nonselulosa. (3) lignin adalah serat yang
memberikan bentuk, struktur, dan kekuatan
khas pada kayu tanaman. 6
Serat makanan terbagi menjadi dua
jenis, yaitu (1) serat yang tidak larut air, adalah
serat yang berbentuk selulosa dan lignin yang
banyak terdapat dalam dedak beras, gandum,
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |83
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
sayuran, dan buah-buahan. Namun, serat ini
mampu berikatan dengan air sehingga
menguntungkan bagi tubuh karena dapat
mempengaruhi peningkatan ukuran, berat, dan
melunakkan
feses
sehingga
mudah
dikeluarkan. Selain itu, serat ini dapat
mencegah terjadinya konstipasi, obstipasi,
hemoroid, dan divertikulosis. (2) serat larut air,
yaitu pektin, gum, dan musilago yang banyak
terdapat dalam kacang-kacangan, padi-padian
atau gandum, biji-bijian, sayuran, dan buahbuahan. Serat golongan ini dapat mengikat
asam empedu sehingga menurunkan risiko,
mencegah atau meringankan penyakit jantung
koroner dan dislipidemia. Serat dapat
mencegah kanker kolon dengan mengikat dan
mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam
usus.6,18
Tujuan diet serat tinggi adalah untuk
memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang
tinggi serat sehingga dapat merangsang
peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
Syarat-syarat diet serat tinggi mencakup
beberapa poin, yaitu (1) energi cukup sesuai
dengan umur, gender, dan aktivitas. (2) protein
cukup, yaitu 10-15%. (3) lemak cukup, yaitu
10-25%. (4) karbohidrat cukup, yaitu sisa dari
kebutuhan energi total. (5) vitamin dan mineral
tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara
kekuatan otot saluran cerna. (6) cairan tinggi,
yaitu
2-2,5
liter
untuk
membantu
memperlancar defekasi. Pemberian minum
sebelum makan akan membantu merangsang
peristaltik usus. (7) serat tinggi, yaitu 30-50
g/hari terutama serat tidak larut air yang
berasal dari beras tumbuk, beras merah, roti
gandum, sayuran, dan buah. Asupan serat
berlebihan dapat menimbulkan gas yang
berlebihan dan diare, serta mengganggu
penyerapan mineral seperti magnesium, zat
besi, dan kalsium. WHO menganjurkan asupan
serat 25-30 g/hari.12,18
8
Tabel 2. Bahan Makanan Tinggi Serat yang Dianjurkan
Golongan Makanan
Sumber Makanan
Karbohidrat
Beras tumbuk/merah, gandum, roti
gandum
Protein nabati
Kacang beserta kulitnya (kacang
kedelai, kacang tanah, kacang hijau,
dan hasil olahan kacang lainnya
seperti tempe.
Sayuran
Daun singkong, daun kacang
panjang, daun pepaya, brokoli,
jagung muda, oyong, pare, kacang
panjang, buncis, dan ketimun.
Buah-buahan
Jeruk (dengan selaputnya), nanas,
mangga, salak, pisang, pepaya,
sirsak. Buah beserta kulitnya (apel,
anggur, belimbing, pir, dan jambu
biji).
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |84
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
19
2
3
4
Tabel 3 Makanan, kadar serat, dan URT
Serat per
Golongan
Nama bahan
100 gram
Serealia
Gandum /
20,1
beras hitam
Serealia
Beras tumbuk
3,8
Umbi berpati
Ubi jalar
4
Kacang
hijau
7,5
Kacang-kacangan
5
Kacang-kacangan
Kacang ercis
28,6
10 sdm
6
Kacang-kacangan
Kacang merah
26,3
10 sdm
7
Kacang-kacangan
Kacang tunis
29,5
10 sdm
8
Tempe
4,2
4 ptg sdg
9
10
11
Kacang-kacangan
Sayuran
Sayuran
Sayuran
8,2
1,5
3
1 mangkuk
1 mangkuk
1 mangkuk
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Sayuran
Sayuran
Sayuran
Sayuran
Sayuran
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Daun kelor
Daun katuk
Daun singkong /
Talas
Kangkung
Kulit melinjo
Rebung
Rumput laut
Terung belanda
Apel malang
Jeruk banjar
Jambu biji putih
Mangga manalagi
Nanas palembang
Markisa
2
5
9,7
2,2
5,1
0,8
5,4
4,5
11,8
1,6
11,4
1 mangkuk
1 mangkuk
1 mangkuk
1 mangkuk
1 mangkuk
1 ½ buah
2 buah
1 buah bsr
1 buah kcl
¼ buah
23
24
Buah
Buah
Pisang kepok
Sowa
5,7
45
2 buah
No
1
Prinsip gizi seimbang pada wanita hamil
menurut PGS (Pedoman Gizi Seimbang) oleh
Astuti et al (2010)8 sebagai berikut:
a. Variasi makanan. Karbohidrat sebanyak
45-65% total energi karbohidrat (265
g/hari) sebaiknya berasal dari makanan
pokok dan makanan ringan, khususnya
bersumber dari karbohidrat jenis pati dan
serat seperti nasi, roti, mi, bihun, jagung,
sagu, sukun, pisang (plaintain), singkong,
ubi jalar, talas, dan umbi lain. Protein
sebanyak 67 g/hari, khususnya bersumber
dari makanan kaya protein hewani adalah
telur, ikan, daging, unggas, susu, dan hasil
olahannya. Lemak sebanyak 20 g terbagi 4
porsi/hari, terutama bersumber dari
lemak tak jenuh ganda, seperti omega-3
berasal dari ikan laut dalam (tongkol,
cakalang, tenggiri, sarden, salmon) dan
omega-6 berasal dari minyak kedelai,
minyak jagung, dan minyak bunga
matahari. Vitamin dan Mineral seperti
URT
1 piring
1 piring
1 potong
10 sdm
-
vitamin B6, vitamin C, vitamin D, zat besi,
yodium, zat seng, dan kalsium.
b. Pola hidup bersih. Yaitu menjaga
kebersihan, pemberian imunisasi, tidak
merokok/narkoba/mengonsumsi
minuman beralkohol.
c. Aktivitas fisik. Yaitu senam hamil, jalan
santai, dan berenang yang diikuti
konsumsi air minum.
d. Pemantauan berat badan ideal.
Konstipasi dapat diatasi dan dicegah
dengan menerapkan pola makan bergizi
seimbang dengan mengonsumsi lebih banyak
makanan berserat tinggi, seperti sayur sayuran, buah, roti gandum utuh, dan umbi umbian. Buah yang banyak mengandung serat
dan air, seperti pepaya, jeruk, mangga, melon,
semangka. Setidaknya setiap kali makan ada 1
porsi sayur dan 1 porsi buah. Wanita hamil
dianjurkan untuk minum air kira-kira 3 liter per
hari, terutama bila mengalami muntahmuntah.8
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |85
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
Penambahan serat makanan dalam
bentuk biskuit berbasis jagung atau dedak
gandum mungkin lebih efektif untuk
meningkatkan frekuensi buang air besar dalam
2 minggu pada wanita hamil yang mengalami
konstipasi.5 Meningkatkan asupan serat
berguna untuk mengahaluskan gerakan
peristaltik usus, menghilangkan konstipasi,
dengan demikian dapat mengurangi aktivitas
mengedan. Suplementasi serat telah terbukti
dapat mengurangi episode perdarahan dan
ketidaknyamanan pada pasien dengan
hemoroid internal, tanpa meningkatkan derajat
prolapsus. Suplemen Serat dapat meredakan
gejala hemoroid non-prolapsing, tetapi bisa
memakan waktu enam minggu untuk
perbaikan yang signifikan. Diet tinggi serat
dianjurkan pada pasien dengan gejala
hemoroid dan harus dimulai dengan dokter
umum. edukasi gaya hidup untuk menghindari
mengedan dan membaca di toilet harus
ditekankan.20
Ringkasan
Hemoroid merupakan komplikasi yang
umum terjadi pada masa kehamilan,
persalinan serta nifas. Hemoroid semakin
meningkat seiring pertambahan usia dan
paritas. Gejala hemoroid sering mengganggu
kenyamanan wanita hamil, seperti rasa gatal,
terbakar, bengkak menyakitkan pada anus,
dyschezia (nyeri saat buang air), dan
perdarahan. Maka dari itu, diperlukan langkah
preventif untuk mencegah dan memperbaiki
kondisi hemoroid pada kehamilan.
Pengobatan pada hemoroid sangat
banyak, dimulai dari non-medikamentosa,
medikamentosa serta hemoroidektomi. Akan
tetapi pada wanita hamil relatif tidak aman
untuk
tindakan
invasif
seperti
hemoroidektomi, sehingga harus menunggu
hingga bayi dilahirkan. Sedangkan, penggunaan
laksatif maupun agen pengurai memberikan
efek samping yang berarti kepada wanita
hamil, seperti nyeri abdominal dan diare. Maka
dari itu, diet tinggi serat menjadi pilihan terbaik
dalam memperbaiki metabolisme wanita
hamil, sehingga dapat mencegah terjadinya
konstipasi dan mengurangi resiko kekambuhan
hemoroid pada kehamilan akibat peningkatan
tekanan pada usus oleh uterus yang
membesar.
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |86
Serat makanan yang dapat membantu
dalam mencegah hemoroid adalah serat tidak
larut air, yaitu terdiri dari lignin dan selulosa
yang banyak terdapat dalam dedak beras,
gandum,
sayuran,
dan
buah-buahan.
Banyaknya serat yang dianjurkan adalah
25-30 mg/hari. Selain itu, perlu diperhatikan
pula diet gizi seimbang pada wanita hamil serta
konsumsi air putih 2-3 liter per hari.
Simpulan
Diet gizi seimbang dan tinggi serat
merupakan langkah preventif dan mengurangi
gejala hemoroid yang paling aman pada
kehamilan. Serat makanan yang dianjurkan
untuk mencegah konstipasi adalah serat tidak
larut air, seperti gandum, sayuran, dan buah
dalam jumlah 25-30 g/hari.
Daftar Pustaka
1. Thukral C, Wolf JL. Therapy Insight: Drugs
for gastrointestinal disorders in pregnant
women. Nat Clin Pract Gastroenterol
2.
3.
Hepatol. 2006; 3:256-66.
Jewell DJ, Young G. Interventions for
treating constipation in pregnancy.
Cochrane Database Syst Rev. 2001; 2:
1142.
Hannah ME, Whyte H, Hannah WJ.
Maternal outcomes at 2 years after
planned cesarean section versus planned
vaginal birth for breech presentation at
term: the international randomized term
breech trial. Am J Obstet Gynecol. 2004;
191:917-927.
4.
5.
6.
7.
8.
Lelong N, Romito P, Saurel-Cubizolles MJ.
Women's health after childbirth: a
longitudinal study in france and italy.
BJOG. 2000; 107:1202-9.
Vazquez JC. Constipation, haemorrhoids,
and heartburn in pregnancy. BMJ Clinical
Evidence. 2010; 2010:1411.
Putra SR. Pengantar ilmu gizi dan diet.
Jogjakarta: D-MEDIKA; 2013.
Avsar AF, Keskin HL. Haemorrhoids during
pregnancy. Journal of Obstetrics and
Gynaecology. 2010; 30(3):231-7.
Astuti MP, Hilmansyah H, Imam S,
Kurniasih D. Sehat & bugar berkat gizi
seimbang. Jakarta: PT Gramedia; 2010.
Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan
9. Koren G, Nava-Ocampo AA, Staroselsky A,
Vohra S. Hemorrhoids in pregnancy.
Fevrier. 2008; 54:189-90.
10. Cherney AH, Pernoll ML, editors. Current
Obstetric & gynecologic diagnosis &
treatment. 8th ed. United States of
America: Lange Medical Book; 1994.
11. Fagen C. Nutrition during pregnancy and
16.
17.
lactation. Dalam: Escott-Stump S, Mahan
LK, editor. Krause’s food, nutrition, and
diet therapy. 10th ed. United States of
12.
13.
14.
15.
America: Elsvier Science; 2000. hlm. 1803.
Roth RA. Nutrition & diet therapy 10thed.
New York: Delmar Cengage Learning;
2011.
Mustofa S, Kurniawaty E. Manajemen
gangguan saluran cerna panduan bagi
dokter umum. Bandarlampung: Anugrah
Utama Raharja; 2013.
McPhe SJ, Papadakis MA, editors. Current
medical diagnosis & treatment. 52th ed.
United States of America: McGraw Hill
Medical; 2013.
Ratih I. Hamil sehat, bayi sehat panduan
18.
19.
20.
lengkap kehamilan, persalinan, pascapersalinan
dan
perawatan
bayi.
Yogyakarta: Luna Publisher; 2010.
Hulme-Moir M, Bartolo DC. Hemorrhoids.
Gastroenterol Clin North Am. 2001;
30:183-97.
Rungsiprakarn
P,
Laopaiboon
M,
Sangkomkamhang U, Lumbiganon P, Pratt
J. Interventions for treating constipation in
pregnancy [Internet]. London: The
Cochrane Database Of Systematic
Reviews; 2015 [diperbarui 2015 Sep 4;
diakses tanggal 27 Oktober 2015] Tersedia
dari:
http://www.cochrane.org/CD011448/PRE
G_interventions-treating-constipationpregnancy
Almatsier S. Penutun diet. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama; 2004.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Tabel
komposisi pangan indonesia (TKPI).
Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo; 2009.
Nisar PJ, Scholefield JH. Managing
haemorrhoids. BMJ Publishing Group Ltd.
2003; 327: 847–51.
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |87
Download