Uploaded by Elen Makapuas

Tugas Yunindri Tumiwuda (Hemoroid)

advertisement
MAKALAH
HEMOROID
DISUSUN OLEH :
NAMA
: YUNINDRI E. TUMIWUDA
NIM
: 1614201080
KELAS
: A2
SEMESTER : VI
DOSEN MATA KULIAH : STEVANUS TIMAH, SKM., M.Kes
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang hemoroid ini dengan baik,begitu
banyak upaya yang telah dilakukan dalam menyelesaikan makalah ini, saya mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah membimbing dan yang telah memberikan
kami materi kuliah dengan baik.
Saya pun berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pencarian
materi makalah ini,saya pun menyadari ada begitu banyak kekurangan yang mungkin ada
dalam makalah ini oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan agar
kedepannya saya boleh menjadi lebih baik lagi.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
terlebih dalam kita menuntut ilmu.
Manado, 21 Mei 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PEMBAHASAN
MANFAAT PENULISAN
BAB II TINJAUAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah
saluran buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau
dalam istilah medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu
segmen atau lebih pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak
disertai pendarahan, namun keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan.
Umumnya perdarahan terjadi waktu buang air besar atau sesudahnya. Darah
yang keluar biasanya merah muda segar dan bisa hanya menetes saja tetapi kadang juga
sampai menyemprot. Hemoroid (wasir) hampir sama bentuknya dengan varises
penyakit yang biasanya terdapat daerah kaki dikarenakan terlalu lama berdiri. Bedanya,
hemoroid terdapat pada anus. Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen
atau lebih vena hemoroidalis di daerah anorectal
Hemoroid atau “wasir” merupakan vena varikosa pada kanalis ani dan dibagi
menjadi 2 jenis yaitu, hemoroid interna dan eksterna.Hemoroid interna merupakan
varises vena hemoroidalis superior dan media, sedangkan hemoroid eksterna
merupakan varises vena hemoroidalis inferior.Sesuai istilah yang digunakan, hemoroid
eksterna timbul disebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul disebelah
atas (atau disebelah proksimal) sfingter.Kedua jenis hemoroid ini sangat sering
dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk yang berusia lebih dari 25
tahun.Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan
perasaan yang sangat tidak nyaman.Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.Telah diajukan beberapa
faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah bahaya heomorid bagi manusia
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui bahaya penyakit hemoroid bagi manusia
2. Mengetahui tanda dan gejala penyakit hemoroid
3. Mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit hemoroid
D. MANFAAT PENULISAN
-
Bagi mahasiswa,makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan tentang
penyakit hemoroid
-
Bagi masyarakat,makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam mengetahui
apa itu penyakit hemoroid ,tanda dan gejala bahkan pengobatan
-
Bagi pemerintah,nakalah ini dapat bermanfaat untuk bisa menjadi acuan dalam
penanganan penyakit hemoroid di perkotaan dan di pedesaan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. DEFINISI
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal.Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena
hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan beberapa unsur berupa
pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar anorektal (Felix, 2006).
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah
anus yang berasal dari plexus hemoroidalis.Hemoroid ekterna adalah pelebaran vena
berada dibawah kulit (subkutan) dibawah atau luar linea dentate.Hemoaroid interna
adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa (submokosa) diatas atau didalam
linea dentate. (Sudoyo Aru, dkk 2009)
Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah
saluran buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau
dalam istilah medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu
segmen atau lebih pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak
disertai pendarahan, namun keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan.
2. KLASIFIKASI
1) Haemoroid interna
Adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan di
tutupi oleh mukosa. Haemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam
jaringan sub mukosa pada rectum sebelah bawah.

Hemoroid interna diklasifikasikan lagi berdasarkan perkembangannya :
Tingkat 1 : biasanya asimtomatik dan tidak dapat dilihat, jarang terjadi perdarahan,
benjolan dapat masuk kembali dengan spontan.
Tingkat 2 : gejala perdarahannya berwarna merah segar pada saat defekasi (buang
air besar) benjolan dapat dilihat disekitar pinggir anus dan dapat kembali dengan
spontan.
Tingkat 3 : prolapsus hemoroid, terjadi setelah defekasi dan jarang terjadi perdarahan,
prolapsus dapat kembali dengan dibantu.
Tingkat 4 : terjadi prolaps dan sulit kembali dengan spontan.
2) Haemoroid eksterna
Merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus haemoroid inferior terdapat di
sebelah distal garis mukokutan didalam jaringan di bawah epitel anus. Tapi hemoroid
eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah:
-
Sering rasa sakit dan nyeri
-
Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung - ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih
dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
3. ETIOLOGI
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis
yang disebabkan oleh faktor – faktor resiko / pencetus, seperti :
1. Mengedan pada BAB yang sulit
2. Pola BAB yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk, terlalu lam
duduk dijamban sambil membaca, merokok)
3. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud, tumor abdomen)
4. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8. Hubungan seks peranal
9. Kurang minum air, dan kurang makan makanan yang bererat (sayur & buah)
10. Kurang olahraga / imobilisasi
4. MANIFESTASI KLINIS
1. Hemoroid internal
a. Prolaps dan keluarnya mukus.
b. Perdarahan.
c. Rasa tak nyaman.
d. Gatal.
2. Hemoroid eksternal
a. Rasa terbakar.
b. Nyeri ( jika mengalami trombosis).
c. Gatal.
5. ANATOMI FISIOLOGI
Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rectum dan terbentang dari
colon sigmoid sampai anus, colon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan berbentuk
lekukan huruf S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri waktu colon sigmoid bersatu
dengan rectum. Satu inci dari rectum dinamakan kanalis ani dan dilindungi oleh sfingter
eksternus dan internus. Panjang rectum dan kanalis ani sekitar 15 cm.
gambar 1.1 : usus besar-rectum
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri sesuai
dengan suplai darah yang diterimanya. Arteri mesentrika superior memperdarahi
belahan bagian kanan yaitu sekum, colon asendens dan dua pertiga proksimal colon
tranversum, dan arteria mesentrika inferior memperdarahi belahan kiri yaitu sepertiga
distal colon transversum, colon desendens, sigmoid dan bagian proksimal rectum.
Suplai darah tambahan untuk rectum adalah melalui arteria sakralis media dan arteria
hemoroidalis inferior dan media yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta
abdominalis.
gambar 1.2 : arteri - arteri pada rectum
Alir balik vena dari colon dan rectum superior melalui vena mesentrika superior
dan inferior dan vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari sistem portal yang
mengalirkan darah ke hati. Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah
ke vena iliaka dan merupakan bagian dari sirkulasi sistematik. Terdapat anastomosis
antara vena hemoroidalis superior, media dan inferior, sehingga peningkatan tekanan
portal dapat mengakibatkan aliran darah balik ke dalam vena-vena ini.
gambar 1.3 : vena-vena pada rectum
Terdapat dua jenis peristaltik propulsif: (1)kontraksi lamban dan tidak teratur,
berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan, menyumbat beberapa haustra;
(2) peristaltik massa, merupakan kontraksi yang melibatkan segmen colon. Gerakan
peristaltik ini menggerakkan massa feces ke depan, akhirnya merangsang defekasi.
Kejadian ini timbul dua sampai tiga kali sehari dan dirangsang oleh reflek gastrokolik
setelah
makan
pertama
masuk
pada
hari
itu.
Propulasi feces ke rectum mengakibatkan distensi dinding rectum dan
merangsang reflek defekasi. Defekasi dikendalikan oleh sfingter ani eksterna dan
interna. Sfingter interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom, dan sfingter eksterna
berada di bawah kontrol volunter. Reflek defekasi terintegrasi pada segmen sakralis
kedua dan keempat dari medula spinalis. Serabut-serabut parasimpatis mencapai
rectum melalui saraf splangnikus panggul dan bertanggung jawab atas kontraksi rectum
dan relaksasi sfingter interna. Pada waktu rectum yang mengalami distensi
berkontraksi, otot levator ani berelaksasi, sehingga menyebabkan sudut dan anulus
anorektal menghilang. Otot-otot sfingter interna dan eksterna berelaksasi pada waktu
anus tertarik atas melebihi tinggi massa feces. Defekasi dipercepat dengan adanya
peningkatan tekanan intra-abdomen yang terjadi akibat kontraksi volunter. Otot-otot
dada dengan glotis ditutup, dan kontraksi secara terus menerus dari otot-otot abdomen
(manuver atau peregangan valsava). Defekasi dapat dihambat oleh kontraksi volunter
otot-otot sfingter eksterna dan levator ani. Dinding rectum secara bertahap akan relaks,
dan keinginan untuk berdefekasi menghilang.
6. PATOFISIOLOGI
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal
dan vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal. Arteriola regio
anorektal menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran
(varices) vena anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan
tekanan intra abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices)
akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap
pembuluh darah hemoroidalis. Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter
anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering
menyebabkan pendarahan dalam feces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila
dalam
waktu
yang
lama
bisa
menyebabkan
anemia
defisiensi
besi.
Hemoroid eksterna terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan,
jarang menyebabkan perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur. Jika ada darah beku
(trombus) dalam hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri hebat.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi penyakit ini adalah :
1. Perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila
hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang
lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan
anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang
keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada
penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila
hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi (inkarserata / terjepit) akan mudah terjadi
infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
2. Abses : abses bisa terjadi bisa saat perawatan luka post op bisa jadi alat yang digunakan
kurang steril.
3. Fistula para anal, dan
4. Inkarserasi : isi usus yang terjebak pada rectum sehingga tidak bisa defekasi dan
terjadinya konstipasi.
5. Terjadi thrombosis, karena hemoroid keluar sehingga lama - lama darah akan membeku
dan terjadi trombosis.
8. PEMERIKSAAN MEDIS
Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rectal touche (colok dubur).Pada
pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab
tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.Hemoroid dapat
diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan
menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang
lebar.Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma
rectum.
a. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.Penderita dalam posisi
litotomi.Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang.Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita
diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan
atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan
keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus
diperhatikan.
b. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
c. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai periksaan penunjang.
9. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan
bedah.
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid
yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki
defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan
minum perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel
Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan,
pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi
jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara
merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan
perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan.Eksudat/sisa
tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan
dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam,
yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin
tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai
antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil,
Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan
digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume
tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan
kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax,
dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri,
atau kerusakan kulit di daerah anus.Jenis sediaan misalnya Anusol,
Boraginol N/S dan Faktu.Sediaan yang mengandung kortikosteroid
digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus.Contoh obat
misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis.Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal
dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah.
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2
tablet selama 3 hari.Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap
gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
2. Penatalaksanaan bedah
a. Prosedur ligasi pita-karet
Prosedur ligasi pita-karet dengan cara melihat hemoroid melalui anoscop dan bagian
proksimal diatas garis mukokutan di pegang dengan alat. Kemudian pita karet kecil
diselipkan diatas hemoroid yang dapat mengakibatkan bagian distal jaringan pada pita
karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Tindakan ini memuaskan pada
beberapa pasien, namun pasien yang lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri
dan menyebabkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
b.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Metode ini dengan cara mengangkat hemoroid dengan jalan membekukan jaringan
hemoroid selama beberapa waktu tertentu sampai waktu tertentu. Tindakan ini sangat
kecil sekali menimbulkan nyeri. Prosedur ini tidak terpakai luas karena menyebakan
keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuh.
c.
Laser Nd: YAG
Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid
eksternal. Tindakan ini cepat menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi
komplikasi pada periode pasca operatif.
d. Hemoroidektomi
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan
sisa yang terlibat dalam proses ini. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil
dimasukkan melaui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Untuk Terapi setelah operasi dapat dilakukan dengan cara suppositoria yang
mengandung anestesi, antibiotika, analgetik dan astrigent. Tiga hari post operasi
diberikan diit rendah sisa untuk menahan BAB. Jika sebelum tiga hari ingin BAB,
tampon dibuka dan berikan rendaman PK hangat (37oC) dengan perbandingan 1:4000
selama 15-20 menit. Setelah BAB, lalu dipasang lagi tampon baru. Jika setelah tiga hari
post operasi pasien belum BAB diberi laxantia. Berikan rendaman duduk dengan
larutan PK hangat (37oC), perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit sampai dengan 12
minggu
post
operasi.
Pada penatalaksanaan hemoroid tingkat IV dapat dilakukan dengan istirahat baring dan
juga operasi. Bila ada peradangan diobati dahulu.
10. PENCEGAHAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1.
Jalankan pola hidup sehat
2.
Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3.
Makan makanan berserat
4.
Hindari terlalu banyak duduk
5.
Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6.
Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7.
Minum air yang cukup
8.
Jangan menahan kencing dan berak
9.
Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10.
Jangan mengejan berlebihan
11.
Duduk berendam pada air hangat
12.
Minum obat sesuai anjuran dokter
BAB III
PEMBAHASAN
1. Apakah bahaya hemoroid bagi manusia
Seperti yang kita ketahui hemoroid adalah penyakit daerah anus (ujung bawah saluran
buang air besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau dalam
istilah medisnya disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen
atau lebih pembuluh balik di daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai
pendarahan, namun keluhan utama penyakit ini adalah perdarahan.
Jika meskipun kasus ini jarang terjadi, ada potensi hemorid yang dibiarkan begitu saja
dalam wakut yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi
besi adalah kondisi penurunan jumlah sel darah merah akibat kekurangan asupan zat
besi. Zat besi dibutuhkan tubuh manusia untuk membentuk komponen sel darah merah
yang dikenal sebagai hemoglobin. Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan
tubuh untuk mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh.
Hemoglobin juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh ke
paru-paru.
Banyak orang yang berpikir jika hemoroid hanya menyebabkan pembengkakan pada
area anus, padahal, akan terjadi penumpukan darah pada area pembengkakan hemoroid
ini dan bisa memicu pembekuan darah yang pada akhirnya membuat jaringan di sekitar
anus menjadi mati.
Memang, banyak penderita hemoroid yang membiarkan begitu saja kondisi ini tanpa
penanganan medis yang tepat dan tidak pernah mengalami keluhan apapun. Namun,
penderita hemoroid haruslah menjaga gaya hidup dan pola makannya dengan baik agar
tidak muncul masalah layaknya pendarahan saat buang air besar, pembengkakan yang
membuat wasir menonjol keluar, hingga rasa sakit dan tidak nyaman saat kita duduk.
2. Apa tanda dan gejala penyakit hemoroid
a.
Tanda
1) Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang keras.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces.
Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya
akan zat asam, jumlahnya bervariasi.
2) Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya
timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
b.
Gejala
1) Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.
2) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi
spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan
akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
3) Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri
hemoroid yang mengalami prolap menetap.
4) Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan
mucus.
3.
Pencegahan dan pengobatan penyakit hemoroid
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter
PENGOBATAN
1. Penatalaksanaan Medis
b.
Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum perbaikan
pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP)
yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku
defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan
kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali
sehari.
Dengan
perendaman
ini,
eksudat/sisa
tinja
yang
lengket
dapat
dibersihkan.Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal
bila dibiarkan.
c.
Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
5.
Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja
(stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain
psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal
dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini
bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus.
Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar
(ex.: laxadine, dulcolax, dll).
6.
Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus.Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan
Faktu.Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang
daerah hemoroid atau anus.Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
7.
Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid
yang dindingnya tipis.Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan
paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.
8.
Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet
selama 3 hari.Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi,
kongesti, edema, dan prolaps.
2. Penatalaksanaan bedah
a. Prosedur ligasi pita-karet
Prosedur ligasi pita-karet dengan cara melihat hemoroid melalui anoscop dan bagian
proksimal diatas garis mukokutan di pegang dengan alat. Kemudian pita karet kecil
diselipkan diatas hemoroid yang dapat mengakibatkan bagian distal jaringan pada pita
karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Tindakan ini memuaskan pada
beberapa pasien, namun pasien yang lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri
dan menyebabkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.
b.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Metode ini dengan cara mengangkat hemoroid dengan jalan membekukan jaringan
hemoroid selama beberapa waktu tertentu sampai waktu tertentu. Tindakan ini sangat
kecil sekali menimbulkan nyeri. Prosedur ini tidak terpakai luas karena menyebakan
keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuh.
c.
Laser Nd: YAG
Metode ini telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama hemoroid
eksternal. Tindakan ini cepat menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi
komplikasi pada periode pasca operatif.
d. Hemoroidektomi
Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan
sisa yang terlibat dalam proses ini. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil
dimasukkan melaui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Untuk Terapi setelah operasi dapat dilakukan dengan cara suppositoria yang
mengandung anestesi, antibiotika, analgetik dan astrigent. Tiga hari post operasi
diberikan diit rendah sisa untuk menahan BAB. Jika sebelum tiga hari ingin BAB,
tampon dibuka dan berikan rendaman PK hangat (37oC) dengan perbandingan 1:4000
selama 15-20 menit. Setelah BAB, lalu dipasang lagi tampon baru. Jika setelah tiga hari
post operasi pasien belum BAB diberi laxantia. Berikan rendaman duduk dengan
larutan PK hangat (37oC), perbandingan 1:4000 selama 15-20 menit sampai dengan 12
minggu
post
operasi.
Pada penatalaksanaan hemoroid tingkat IV dapat dilakukan dengan istirahat baring dan
juga operasi. Bila ada peradangan diobati dahulu.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
-
Hemoroid bisa membahayakan diri manusia karena dapat menimbulkan
perdarahan, meskipun kasus ini jarang terjadi, ada potensi hemorid yang dibiarkan
begitu saja dalam wakut yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi
-
Tanda dan gejala hemoroid ada beragam seperti : berdarah saat defekasi,terasa nyeri
ketika defekasi bahkan ketika duduk,terasa panas dan perih disekitar anus dan terasa
gatal
-
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah Jalankan pola hidup sehat,Olah raga secara
teratur (ex.: berjalan),Makan makanan berserat,Hindari terlalu banyak duduk,Jangan
merokok, minum minuman keras, narkoba, dll. Hindari hubunga seks yang tidak
wajar,Minum air yang cukup,Jangan menahan kencing dan berak,Jangan menggaruk
dubur secara berlebihan,Jangan mengejan berlebihan,Duduk berendam pada air
hangat,Minum obat sesuai anjuran dokter
Pengobatan yang dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi seperti perbanyak
minum air puti, perbanyak makan buah dan sayur yang berserat. Terapi farmakologi
dengan obat yag diresepkan dokter danadapau dengan dilakukan bedah.
2. SARAN
-
Mahasiswa : kiranya dapat belajar tentang hemoroid dan dapat berusaha hidup sehat
sesuai yang dipelajari
-
Masyarakat : agar seluruh masyarakat lebih memperhatikan kesehatan lebih lagi
tentang penyakit hemoroid yang sering disepelehkan,
-
Pemerintah : diharapkan pemerintah turut mengambil dalam pencegahan hemoroid
ataupun dengan pengobatan dengan dilakukannya sosialisasi atau kampanye
tentang bahaya
penyakit hemoroid bagi masyarakat agar masyarakat dapat
mengerti bahkan dapat berupaya hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
1. Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
2. Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta:
EGC.
3. https://www.academia.edu/30381005/makalahhemoroid.doc
4. https://www.academia.edu/36768763/makalahhemoroidlengkap
5. https://www.academia.edu/9811019/laporanpendahuluanhemoroid
Download