Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan Muhartono1, Meti Destriyana2 Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 1 Abstrak Konstipasi, mulas, dan hemoroid adalah keluhan gastrointestinal yang umum terjadi selama kehamilan. Prevalensi konstipasi adalah 11% sampai 38% dari wanita hamil. Meskipun prevalensi yang tepat dari hemoroid selama kehamilan tidak diketahui, gejala hemoroid pada wanita hamil lebih tinggi dari pada wanita yang tidak hamil. Hemoroid adalah pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar. Hemoroid merupakan salah satu penyulit saat kehamilan akibat penekanan intra-abdomen dan perubahan hormonal. Kehamilan adalah suatu kondisi yang memerlukan perhatian khusus dalam pengobatan penyakit termasuk hemoroid. Pada beberapa penelitan dan sumber lain mengatakan bahwa diet tinggi serat merupakan suatu cara yang aman untuk menurunkan resiko konstipasi, sehingga dapat mencegah munculnya gejala hemoroid yang dapat mengganggu kenyamanan wanita hamil. Serat makanan yang baik untuk mencegah dan mengurangi gejala hemoroid adalah serat tidak larut air, yaitu yang mengandung selulosa dan lignin. Serat ini banyak terkandung dalam gandum, sayuran, dan buah yang sebaiknya dikonsumsi sebanyak 25-30 g/hari, serta mengonsumsi air putih sebanyak 2-3 liter per hari. Kata Kunci: diet, hemoroid, pregnancy, tinggi serat High-Fibre Diet in Hemorrhoid Prevention on Pregnancy Abstract Constipation, heartburn, and hemorrhoids are common gastrointestinal complaints during pregnancy. The prevalence of constipation in pregnancy is reported to be between 11% and 38%. Although the exact prevalence of hemorrhoids during pregnancy is unknown, the prevalence of symptomatic haemorrhoids is higher in pregnant than in non-pregnant women. Hemorrhoids are sub mucosal swelling in the anal canal that contain venous plexus, a small artery, and dilated areola tissue. Hemorrhoid is one complication during pregnancy due to intra-abdominal pressure and hormonal changes. Pregnancy is a condition that requires special attention in the treatment of diseases including hemorrhoids. In some research and other sources said, that a fiber dietary is a secure way to reduce the risk of constipation, so it can prevent the emergence of symptoms of hemorrhoids that can interfere with the comfort of pregnant women. Fibre foods good at preventing and reducing the symptoms of hemorrhoids is water-insoluble fibre, which is containing cellulose and lignin. These fibres are found mainly in whole wheat, vegetables, and fruit that should be consumed as many as 25-30 g/day, and consuming 2-3 liters of water per day. Key words: diet, high-fibre, hemorrhoid, pregnancy Korespondensi: Meti Destriyana, alamat Griya Gedong Meneng Indah Blok C9 No.12A, Gedung Meneng, Rajabasa, Bandarlampung, 35145, HP 081271966485, e-mail [email protected] Pendahuluan Keluhan gastrointestinal yang umum dirasakan selama masa kehamilan berupa konstipasi, mulas, dan hemoroid.1 Angka kejadian konstipasi adalah 11% sampai 38%.2 Meskipun prevalensi yang tepat dari hemoroid selama kehamilan tidak diketahui, gejala hemoroid pada wanita hamil lebih tinggi dari pada wanita yang tidak hamil.3,4 Dalam populasi wanita hamil di Serbia dan Montenegro, hemoroid muncul pada 85% wanita selama kehamilan kedua dan ketiga. Hemoroid juga merupakan keluhan yang sering muncul pada wanita dalam masa nifas dan menjadi lebih umum dengan peningkatan usia dan paritas.5 Konstipasi adalah kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan dalam mengeluarkan feses dari tubuhnya.6 Kontipasi yang menetap dapat menjadi faktor peredisposisi terjadinya hemoroid, terutama pada wanita hamil. Hemoroid merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.7 Kehamilan merupakan masa kritis tumbuh-kembang manusia yang singkat, bagian dari periode Window of Opportunity yang mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Disamping untuk dirinya, wanita hamil juga harus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi untuk janin yang dikandung. Pertambahan Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |81 Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan berat badan yang cukup sebelum melahirkan akan mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan atau kelahiran.8 Penggunaan obat-obatan maupun tindakan invasif pada masa kehamilan akan berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dan janin. Sejauh ini, diet pada kehamilan merupakan suatu tindakan preventif yang mampu mengurangi gejala bahkan mencegah terjadinya hemoroid pada kehamilan. Penulis mengasumsikan bahwa diet terbaik untuk mencegah hemoroid adalah dengan menerapkan diet tinggi serat. Beranjak dari hal tersebutlah, penulis berkeinginan mengkaji lebih dalam terkait diet tinggi serat dalam upaya pencegahan hemoroid pada kehamilan.5,9 Isi Angka kejadian hemoroid yang tepat selama kehamilan tidak diketahui, tetapi gejala hemoroid pada wanita hamil lebih tinggi dari pada wanita yang tidak hamil. Dalam populasi wanita hamil di Serbia dan Montenegro, hemoroid muncul pada 85% wanita selama kehamilan kedua dan ketiga.5 Kehamilan dan persalinan pervaginam merupakan predisposisi perempuan untuk menderita hemoroid karena perubahan hormonal dan peningkatan tekanan intraabdomen. Diperkirakan bahwa 25% sampai 35% dari wanita hamil dipengaruhi oleh kondisi ini. Pada populasi tertentu, hemoroid mempengaruhi kehamilan di trimester ketiga sampai dengan 85%.9 Kehamilan adalah penyebab paling umum dari gejala hemoroid. Hal ini mungkin disebabkan oleh kongesti vena sekunder menuju portal vena mengalami obstruksi akibat rahim yang membesar.10 Wanita hamil sering mengalami konstipasi. Ini disebabkan adanya penurunan gerak peristaltik pada saluran cerna sehingga menjadi lebih lambat dari biasanya. Gerak usus melambat ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron pada wanita hamil. Selain itu, konstipasi bisa terjadi karena pola makan yang kurang baik, seperti rendahnya asupan makanan berserat, meningkatnya makanan yang mengandung tinggi lemak dan sedikit minum.8 Penilaian objektif untuk konstipasi adalah kondisi dimana (1) kurang dari 3x buang air per minggu sewaktu seseorang makan dengan diet tinggi residu; (2) lebih dari tiga hari Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |82 tanpa buang air besar; (3) berat feses dalam satu hari kurang dari 35 g. Di sisi lain, berat normal feses mendekati 100-200 g/hari dan frekuensi normal mungkin berkisar 1x setiap tiga hari sampai 3x per hari. Diet yang direkomendasikan adalah yang mengandung sejumlah makanan berserat dalam bentuk buah-buahan, sayuran, roti gandum dan sereal dalam jumlah besar, sehingga feses lebih lunak dan relatif mudah untuk lewat.11,12 Penyebab paling umum dari konstipasi pada orang sehat termasuk kurangnya respon terhadap dorongan untuk buang air besar yang terjadi secara berulang, kurangnya serat dalam diet, asupan cairan tidak mencukupi, tidak aktif, dan penggunaan kronis obat pencahar.11 Konstipasi atau sembelit diobati dengan pemberian makanan cukup serat, cairan, dan latihan dalam rutinitas sehari-hari serta mengindahkan dorongan untuk buang air besar.7,11 Konstipasi menetap yang terjadi pada seseorang sehingga mencapai tahap kronis dapat menganggu fungsi kerja tubuh serta menimbulkan berbagai gangguan, seperti insomnia, bahu terasa pegal, sakit kepala, alergi, dan sebagainya.6 Anal canal memiliki lumen yang dilapisi oleh bantalan dari jaringan mukosa yang terdapat plexus vena yang diperdarahi oleh arteriovenosus. Usaha pengeluaran feses yang keras secara berulang serta mengedan akan meningkatkan tekanan terhadap bantalan tersebut yang mengakibatkan terjadinya prolapsus. Prolapsus akan mengganggu aliran balik vena. Bantalan semakin membesar dikarenakan mengedan, konsumsi serat yang tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar, serta kondisi seperti kehamilan yang meningkatkan tekanan intra abdominal. Perdarahan yang timbul dari pembesaran hemoroid disebabkan oleh trauma mukosa lokal atau inflamasi yang merusak pembuluh darah di bawahnya.13 Hemoroid merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.7 Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks, yakni melibatkan beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak, dan otot di sekitar anorektal.13 Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan Hemoroid diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu hemoroid eksternal dan internal. Hemoroid eksternal muncul dari vena hemoroid letak rendah di bawah garis dentata dan ditutupi dengan epitel skuamosa dari lubang anus atau daerah perianal. Sedangkan, hemoroid internal adalah bantalan subepitelial vaskular yang terdiri dari jaringan ikat, serabut otot polos, dan hubungan arteriovenosa antar cabang terminal arteri rektal superior dan vena rektum.14 Tabel 1. Derajat Hemoroid Internal13 Derajat Berdarah Menonjol Reposisi I + - - II + + Spontan III + + Manual IV + Tetap Tidak dapat Hemoroid dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan yang meningkatkan tekanan vena, sehingga mengalami distensi dan pembengkakan. Pembengkakan lapisan pembuluh kaki.15 Konstipasi, duduk lama, kehamilan, obesitas, dan diet rendah serat semua dapat berkontribusi. Seiring waktu, pembesaran bantalan vena dapat menghasilkan perdarahan atau tonjolan.14 Hemoroid terjadi ketika vena hemoroid eksternal menjadi mekar (membesar dan bengkak) yang menyebabkan rasa gatal, terbakar, bengkak menyakitkan pada anus, dyschezia (nyeri saat buang air), dan perdarahan.5,9 Nyeri buang air besar dan perdarahan yang sering adalah tanda-tanda awal terjadinya hemoroid. Hemoroid harus diobati untuk mencegah komplikasi yang lebih serius, termasuk peradangan, trombosis, dan prolaps.9 Hemoroid dengan gejala adalah umum akibat dari perubahan hormonal dan mengedan yang berhubungan dengan konstipasi. Hemoroid harus dikelola konservatif menggunakan obat pencahar dan serat makanan.16 Sampai saat ini, masih belum ada cukup bukti untuk menilai efektivitas dan keamanan dari intervensi baik farmakologis maupun non-farmakologis untuk mengobati konstipasi pada kehamilan dikarenakan keterbatasan data (studi masih dalam skup kecil dan tidak adanya meta-analisis).17 Koren et al (2008)9 mengatakan bahwa tidak ada agen anti hemoroidal topikal yang dinilai aman pada kehamilan. Namun, dalam suatu studi, Avsar (2010)7 mengatakan bahwa obat pencahar (laksatif) lebih efektif dalam menurunkan konstipasi dibandingkan agen pengurai atau bulk forming laxative. Akan tetapi, laksatif tetap memberikan efek samping berupa diare dan ketidaknyamanan abdomen.5,17 Hemoroidektomi harus ditunda sampai janin layak (viabel). Bedah insisi jaringan dengan gejala pada tahap ini dapat dilakukan dengan aman di bawah anastesi lokal (lidokain 1%).10,16 Pengobatan ini terutama memiliki efek samping untuk sebagian besar pasien (wanita hamil). Sebagian besar kondisi dapat diobati dengan meningkatkan kadar serat dalam diet, pemberian pelunak feses, meningkatkan asupan cairan, dan pelatihan dalam kebiasaan toilet. Pada kebanyakan wanita, sebagian besar gejala akan hilang spontan segera setelah melahirkan.9 Konstipasi dapat diatasi dan dicegah dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang dengan mengonsumsi lebih banyak makanan berserat tinggi.7,8 Serat dalam makanan merupakan bahan tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim di dalam saluran pencernaan manusia karena serat nabati memiliki sifat tahan terhadap enzim pencernaan manusia, sehingga sewaktu melewati usus kecil, serat ini tidak akan dicerna dan diserap sama sekali, sehingga serat masih dalam keadaan utuh ketika memasuki usus besar. Serat memiliki beberapa manfaat bagi tubuh, antara lain melindungi usus besar (kolon) dari gangguan pencernaan (konstipasi, diare, juga kanker kolon) serta mencegah gangguan proses metabolisme, sehingga terhindar dari obesitas, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan nefrolithiasis.6 Komposisi kimia serat makanan dibagi menjadi 3 komponen utama, yaitu (1) selulosa adalah polisakarida yang dihasilkan oleh sitoplasma yang membentuk dinding sel. (2) pektin, gum, musilago, adalah polisakarida nonselulosa. (3) lignin adalah serat yang memberikan bentuk, struktur, dan kekuatan khas pada kayu tanaman. 6 Serat makanan terbagi menjadi dua jenis, yaitu (1) serat yang tidak larut air, adalah serat yang berbentuk selulosa dan lignin yang banyak terdapat dalam dedak beras, gandum, Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |83 Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan sayuran, dan buah-buahan. Namun, serat ini mampu berikatan dengan air sehingga menguntungkan bagi tubuh karena dapat mempengaruhi peningkatan ukuran, berat, dan melunakkan feses sehingga mudah dikeluarkan. Selain itu, serat ini dapat mencegah terjadinya konstipasi, obstipasi, hemoroid, dan divertikulosis. (2) serat larut air, yaitu pektin, gum, dan musilago yang banyak terdapat dalam kacang-kacangan, padi-padian atau gandum, biji-bijian, sayuran, dan buahbuahan. Serat golongan ini dapat mengikat asam empedu sehingga menurunkan risiko, mencegah atau meringankan penyakit jantung koroner dan dislipidemia. Serat dapat mencegah kanker kolon dengan mengikat dan mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam usus.6,18 Tujuan diet serat tinggi adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal. Syarat-syarat diet serat tinggi mencakup beberapa poin, yaitu (1) energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan aktivitas. (2) protein cukup, yaitu 10-15%. (3) lemak cukup, yaitu 10-25%. (4) karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total. (5) vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna. (6) cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan membantu merangsang peristaltik usus. (7) serat tinggi, yaitu 30-50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal dari beras tumbuk, beras merah, roti gandum, sayuran, dan buah. Asupan serat berlebihan dapat menimbulkan gas yang berlebihan dan diare, serta mengganggu penyerapan mineral seperti magnesium, zat besi, dan kalsium. WHO menganjurkan asupan serat 25-30 g/hari.12,18 Tabel 2. Bahan Makanan Tinggi Serat yang Dianjurkan8 Golongan Makanan Sumber Makanan Karbohidrat Beras tumbuk/merah, gandum, roti gandum Protein nabati Kacang beserta kulitnya (kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan hasil olahan kacang lainnya seperti tempe. Sayuran Daun singkong, daun kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang panjang, buncis, dan ketimun. Buah-buahan Jeruk (dengan selaputnya), nanas, mangga, salak, pisang, pepaya, sirsak. Buah beserta kulitnya (apel, anggur, belimbing, pir, dan jambu biji). Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |84 Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan 2 3 4 Tabel 3 Makanan, kadar serat, dan URT19 Serat per Golongan Nama bahan 100 gram Serealia Gandum / 20,1 beras hitam Serealia Beras tumbuk 3,8 Umbi berpati Ubi jalar 4 Kacang hijau 7,5 Kacang-kacangan 5 Kacang-kacangan Kacang ercis 28,6 10 sdm 6 Kacang-kacangan Kacang merah 26,3 10 sdm 7 Kacang-kacangan Kacang tunis 29,5 10 sdm 8 Tempe 4,2 4 ptg sdg 9 10 11 Kacang-kacangan Sayuran Sayuran Sayuran 8,2 1,5 3 1 mangkuk 1 mangkuk 1 mangkuk 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Sayuran Sayuran Sayuran Sayuran Sayuran Buah Buah Buah Buah Buah Buah Daun kelor Daun katuk Daun singkong / Talas Kangkung Kulit melinjo Rebung Rumput laut Terung belanda Apel malang Jeruk banjar Jambu biji putih Mangga manalagi Nanas palembang Markisa 2 5 9,7 2,2 5,1 0,8 5,4 4,5 11,8 1,6 11,4 1 mangkuk 1 mangkuk 1 mangkuk 1 mangkuk 1 mangkuk 1 ½ buah 2 buah 1 buah bsr 1 buah kcl ¼ buah 23 24 Buah Buah Pisang kepok Sowa 5,7 45 2 buah No 1 Prinsip gizi seimbang pada wanita hamil menurut PGS (Pedoman Gizi Seimbang) oleh Astuti et al (2010)8 sebagai berikut: a. Variasi makanan. Karbohidrat sebanyak 45-65% total energi karbohidrat (265 g/hari) sebaiknya berasal dari makanan pokok dan makanan ringan, khususnya bersumber dari karbohidrat jenis pati dan serat seperti nasi, roti, mi, bihun, jagung, sagu, sukun, pisang (plaintain), singkong, ubi jalar, talas, dan umbi lain. Protein sebanyak 67 g/hari, khususnya bersumber dari makanan kaya protein hewani adalah telur, ikan, daging, unggas, susu, dan hasil olahannya. Lemak sebanyak 20 g terbagi 4 porsi/hari, terutama bersumber dari lemak tak jenuh ganda, seperti omega-3 berasal dari ikan laut dalam (tongkol, cakalang, tenggiri, sarden, salmon) dan omega-6 berasal dari minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak bunga matahari. Vitamin dan Mineral seperti URT 1 piring 1 piring 1 potong 10 sdm - vitamin B6, vitamin C, vitamin D, zat besi, yodium, zat seng, dan kalsium. b. Pola hidup bersih. Yaitu menjaga kebersihan, pemberian imunisasi, tidak merokok/narkoba/mengonsumsi minuman beralkohol. c. Aktivitas fisik. Yaitu senam hamil, jalan santai, dan berenang yang diikuti konsumsi air minum. d. Pemantauan berat badan ideal. Konstipasi dapat diatasi dan dicegah dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang dengan mengonsumsi lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti sayur sayuran, buah, roti gandum utuh, dan umbi umbian. Buah yang banyak mengandung serat dan air, seperti pepaya, jeruk, mangga, melon, semangka. Setidaknya setiap kali makan ada 1 porsi sayur dan 1 porsi buah. Wanita hamil dianjurkan untuk minum air kira-kira 3 liter per hari, terutama bila mengalami muntahmuntah.8 Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |85 Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan Penambahan serat makanan dalam bentuk biskuit berbasis jagung atau dedak gandum mungkin lebih efektif untuk meningkatkan frekuensi buang air besar dalam 2 minggu pada wanita hamil yang mengalami konstipasi.5 Meningkatkan asupan serat berguna untuk mengahaluskan gerakan peristaltik usus, menghilangkan konstipasi, dengan demikian dapat mengurangi aktivitas mengedan. Suplementasi serat telah terbukti dapat mengurangi episode perdarahan dan ketidaknyamanan pada pasien dengan hemoroid internal, tanpa meningkatkan derajat prolapsus. Suplemen Serat dapat meredakan gejala hemoroid non-prolapsing, tetapi bisa memakan waktu enam minggu untuk perbaikan yang signifikan. Diet tinggi serat dianjurkan pada pasien dengan gejala hemoroid dan harus dimulai dengan dokter umum. edukasi gaya hidup untuk menghindari mengedan dan membaca di toilet harus ditekankan.20 Ringkasan Hemoroid merupakan komplikasi yang umum terjadi pada masa kehamilan, persalinan serta nifas. Hemoroid semakin meningkat seiring pertambahan usia dan paritas. Gejala hemoroid sering mengganggu kenyamanan wanita hamil, seperti rasa gatal, terbakar, bengkak menyakitkan pada anus, dyschezia (nyeri saat buang air), dan perdarahan. Maka dari itu, diperlukan langkah preventif untuk mencegah dan memperbaiki kondisi hemoroid pada kehamilan. Pengobatan pada hemoroid sangat banyak, dimulai dari non-medikamentosa, medikamentosa serta hemoroidektomi. Akan tetapi pada wanita hamil relatif tidak aman untuk tindakan invasif seperti hemoroidektomi, sehingga harus menunggu hingga bayi dilahirkan. Sedangkan, penggunaan laksatif maupun agen pengurai memberikan efek samping yang berarti kepada wanita hamil, seperti nyeri abdominal dan diare. Maka dari itu, diet tinggi serat menjadi pilihan terbaik dalam memperbaiki metabolisme wanita hamil, sehingga dapat mencegah terjadinya konstipasi dan mengurangi resiko kekambuhan hemoroid pada kehamilan akibat peningkatan tekanan pada usus oleh uterus yang membesar. Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |86 Serat makanan yang dapat membantu dalam mencegah hemoroid adalah serat tidak larut air, yaitu terdiri dari lignin dan selulosa yang banyak terdapat dalam dedak beras, gandum, sayuran, dan buah-buahan. Banyaknya serat yang dianjurkan adalah 25-30 mg/hari. Selain itu, perlu diperhatikan pula diet gizi seimbang pada wanita hamil serta konsumsi air putih 2-3 liter per hari. Simpulan Diet gizi seimbang dan tinggi serat merupakan langkah preventif dan mengurangi gejala hemoroid yang paling aman pada kehamilan. Serat makanan yang dianjurkan untuk mencegah konstipasi adalah serat tidak larut air, seperti gandum, sayuran, dan buah dalam jumlah 25-30 g/hari. Daftar Pustaka 1. Thukral C, Wolf JL. Therapy Insight: Drugs for gastrointestinal disorders in pregnant women. Nat Clin Pract Gastroenterol 2. 3. Hepatol. 2006; 3:256-66. Jewell DJ, Young G. Interventions for treating constipation in pregnancy. Cochrane Database Syst Rev. 2001; 2: 1142. Hannah ME, Whyte H, Hannah WJ. Maternal outcomes at 2 years after planned cesarean section versus planned vaginal birth for breech presentation at term: the international randomized term breech trial. Am J Obstet Gynecol. 2004; 191:917-927. 4. 5. 6. 7. 8. Lelong N, Romito P, Saurel-Cubizolles MJ. Women's health after childbirth: a longitudinal study in france and italy. BJOG. 2000; 107:1202-9. Vazquez JC. Constipation, haemorrhoids, and heartburn in pregnancy. BMJ Clinical Evidence. 2010; 2010:1411. Putra SR. Pengantar ilmu gizi dan diet. Jogjakarta: D-MEDIKA; 2013. Avsar AF, Keskin HL. Haemorrhoids during pregnancy. Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2010; 30(3):231-7. Astuti MP, Hilmansyah H, Imam S, Kurniasih D. Sehat & bugar berkat gizi seimbang. Jakarta: PT Gramedia; 2010. Meti Destriyana dan Muhartono | Diet Tinggi Serat dalam Upaya Pencegahan Hemoroid pada Kehamilan 9. Koren G, Nava-Ocampo AA, Staroselsky A, Vohra S. Hemorrhoids in pregnancy. Fevrier. 2008; 54:189-90. 10. Cherney AH, Pernoll ML, editors. Current Obstetric & gynecologic diagnosis & treatment. 8th ed. United States of America: Lange Medical Book; 1994. 11. Fagen C. Nutrition during pregnancy and 16. 17. lactation. Dalam: Escott-Stump S, Mahan LK, editor. Krause’s food, nutrition, and diet therapy. 10th ed. United States of 12. 13. 14. 15. America: Elsvier Science; 2000. hlm. 1803. Roth RA. Nutrition & diet therapy 10thed. New York: Delmar Cengage Learning; 2011. Mustofa S, Kurniawaty E. Manajemen gangguan saluran cerna panduan bagi dokter umum. Bandarlampung: Anugrah Utama Raharja; 2013. McPhe SJ, Papadakis MA, editors. Current medical diagnosis & treatment. 52th ed. United States of America: McGraw Hill Medical; 2013. Ratih I. Hamil sehat, bayi sehat panduan 18. 19. 20. lengkap kehamilan, persalinan, pascapersalinan dan perawatan bayi. Yogyakarta: Luna Publisher; 2010. Hulme-Moir M, Bartolo DC. Hemorrhoids. Gastroenterol Clin North Am. 2001; 30:183-97. Rungsiprakarn P, Laopaiboon M, Sangkomkamhang U, Lumbiganon P, Pratt J. Interventions for treating constipation in pregnancy [Internet]. London: The Cochrane Database Of Systematic Reviews; 2015 [diperbarui 2015 Sep 4; diakses tanggal 27 Oktober 2015] Tersedia dari: http://www.cochrane.org/CD011448/PRE G_interventions-treating-constipationpregnancy Almatsier S. Penutun diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2004. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Tabel komposisi pangan indonesia (TKPI). Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo; 2009. Nisar PJ, Scholefield JH. Managing haemorrhoids. BMJ Publishing Group Ltd. 2003; 327: 847–51. Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |87