bahaya merokok untuk usia remaja

advertisement
ARTIKEL KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK UNTUK USIA REMAJA
SONI HERSONI. S.Sos.,S.Kep.,Ners
Mahasiswa Pasca Sarjana Keperawatan
STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi
Pendahuluan
Merokok pertama kali berasal dari suku bangsa Indian di Amerika, namun suku
Indian dulu kegiatan merokok adalah untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.
Setelah abad ke 16, saat para penjelajah Eropa menemukan benua Amerika, mereka mulai
mencoba untuk menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau itu ke Eropa sehingga
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa, namun di Eropa orang
merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Setelah abad ke 17 para pedagang Spanyol
mulai masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Para ahli kesehatan dunia melalui banyak riset dan penelitian terbukti bahwa rokok sangat
berbahaya bagi kesehatan tubuh selain menimbulkan ketergantungan juga menimbulkan
bayak penyakit, diantaranya adalah penyakit kanker, penyakit pernapasan, penyakit jantung,
penyakit
pencernaan,
efek
buruk
bagi
kelahiran,
emfisema
dll.
Mereka yang mencoba pertama kali merokok biasanya akan merasakan batuk-batuk karena
asap yang masuk paru-paru, dan karena merokok membuat efek ketergantungan seseorang
akan susah untuk lepas dari kebiasaan merokok, walaupun mereka tahu akan bahaya dan
resiko terkena berbagai macam penyakit, seperti yang tertulis di setiap dus pembungkus
rokok " Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin", Dan sekarang generasi muda/ pelajar sudah tidak ragu-ragu lagi
mencoba merokok, walaupun dengan sembunyi-sembunyi bahkan anak SD sudah banyak
yang mencoba-coba untuk merokok. Tidak heran jumlah orang yang ketergantungan
merokok menjadi meningkat pesat, bahkan mereka yang sudah ketergantungan lebih
mementingkan merokok dari pada mengkonsumsi makanan sehat atau hal-hal lainnya.
Setiap tanggal 31 Mei seluruh dunia mengkampanyekan hari tanpa asap rokok atau World
No Tobacco Day di bawah naungan badan kesehatan dunia(WHO).
Bahan kimia yang terkandung dalam rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam rokok:
1. Nikotin, mempunyai efek candu meskipun membuat perokok merasa rileks, namun
mengandung efek ketagihan selain itu dapat merusak jaringan otak, mengeraskan
dinding arteri dan menyebabkan darah cepat membeku.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Tar, mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, dan 60 bahan kimia di antaranya
bersifat karsinogenik yang memicu bertumbuhnya sel kanker.
Arsenik, bahan yang digunakan untuk racun tikus.
Asetilena, senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna.
Sianida, senyawa kimia dari kelompok cyano.
Benzene, senyawa kimia organik yang mudah terbakar
Cadmium, sebuah logam beracun radioaktif.
Metanol, jenis alkohol sederhana (metil alkohol).
Formaldehida, cairan yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
Amonia, sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap kendaraan,
yang mempunyai efek mengikat oksigen dalam tubuh sehingga berakibat memicu
terjadinya penyakit jantung
Hidrogen sianida, zat pembuat plastik dan pestisida, zat ini digunakan juga sebagai
fumigan untuk bahan membunuh semut.
Menurut Murtiyani ( 2011 ) masa remaja merupakan masa yang rentan bagi seseorang
untuk terlibat dalam prilaku menyimpang seperti rokok. Seorang remaja memilih
untuk merokok erat kaitannya denganbelum matangnya mental seorang remaja.
Seorang remajasudah tidak tidak lagi di katakan sebagai kanak-kanak, namun masih
belim cukup matang untuk dikatakan dewasa sehingga masih sering gagal untuk
memepertimbangkan dampak dari perilakunya sendiri. Remaja juga sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda
coba-coba. Yang kadang kala berdampak negatif bagi dirinya dan orang lain seperti
merokok. Namun remaja sering mengabaikan dampaknya karena remaja masih dalam
rangka mencari identitas diri dan tidak ragu lagi untuk mencoba sesuatu yang baru
mesti berbahaya dalam rangka meningkatkan status sosial di lingkungan pergaulan.
Berbahaya Rokok
Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya
bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga memicu
terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau juga
kanker lain, seperti kanker
nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung
kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan
penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan,
dan impotensi.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang
sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau
yang tidak sempurna. Asap rokok mengandung sejumlah zat yang berbahaya seperti
benzen, nikotin, nitrosamin, senyawa amin, aromatik, naftalen, ammonia, oksidan
sianida, karbon monoksida benzapirin, dan lain-lain. Partikel ini akan mengendap di
saluran napas dan sangat berbahaya bagi tubuh. Endapan asap rokok juga mudah
melekat di benda- benda di ruangan dan bisa bertahan sampai lebih dari 3 tahun,
dengan tetap berbahaya.
Bahaya Merokok Pasif
Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok
pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru
dari Rumah
Sakit Royal Taruma mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya
yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya
beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun
yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok
dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun
konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup
asap rokok yang ia hembuskan. “Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi
perokok pasif maka dengan sendirinya risiko perokok aktif jauh lebih besar daripada
perokok pasif,” ujar dr.Budhi Antariksa.
Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan perokok wanita berisiko 25
persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda
terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok
pria. Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih
kecil dari pria.
Bahaya merokok pada wanita antara lain: Merusak kulit, mengganggu sistem
reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri, menurunkan
kesuburan, meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan kanker paruparu, menganggu pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran ASI,
keguguran, hingga kematian janin.
Bahaya Merokok Bagi Remaja
Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang serius
karena masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak hanya menyebabkan
masalah kesehatan pada tingkat fisik namun juga emosionalnya.Para ahli
mengungkapkan risiko kesehatan merokok pada remaja jauh lebih buruk dibanding
dengan orang dewasa yang merokok.
Berikut ini beberapa masalah yang bisa muncul jika remaja merokok yang bisa
terlihat dari penampilannya :
1. Mengganggu performa di sekolah
Remaja yang merokok akan mengalami penurunan dalam nilai olahraganya karena
tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum merokok.Jika ikut
ekstrakulikuler musik akan membuatnya tidak maksimal saat main musik, serta
menurunkan kemampuan memori otaknya dalam belajar yang bisa mempengaruhi
nilai-nilai pelajarannya.
2. Perkembangan paru-paru terganggu
Tubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok pada
periode ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya.Terlebih jika remaja
merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk yang terus
menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-kali.
3. Lebih sulit sembuh saat sakit
Ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali sehat
seperti semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh.Rokok ini
juga memicu masalah jantung di usia muda serta mengurangi kekuatan tulang.
4. Kecanduan
Remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi kecanduan terhadap
nikotin yang membuatnya lebih sulit untuk berhenti.Saat ia memutuskan untuk
berhenti merokok, mka gejala penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah dan
masalah mentalnya bisa berdampak negatif pada kinerja sekolah serta perilakunya.
5. Terlihat lebih tua dari usianya
Orang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan lebih cepat,
ia akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering sehingga penampilannya
akan lebih tua dibanding usianya.Selain itu rokok juga membuat remaja memiliki
jerawat atau masalah kulit lainnya, serta gigi yang kuning.
Bahaya merokok bagi pelajar diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paruparu dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga
kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua
sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini.
Jangan menganggap merokok bisa membantu menghilangkan stress saat ujian. Bukti
medis menunjukkan bahwa merokok tidak menenangkan. Ini hanya efek sementara
nikotin yang memberikan rasa tenang sesaat. Setelah itu jika sudah selesai merokok
stress akan kembali lagi.
Kesimpulan
Bahaya merokok bagi pelajar diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paruparu dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga
kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua
sebelum waktunya atau biasa disebut penuaan dini.
Jangan menganggap merokok bisa membantu menghilangkan stress saat ujian. Bukti
medis menunjukkan bahwa merokok tidak menenangkan. Ini hanya efek sementara
nikotin yang memberikan rasa tenang sesaat. Setelah itu jika sudah selesai merokok
stress akan kembali lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia A. (2009).
Gambaran Perilaku Merokok pada Laki-laki. Skripsi yang
tidak diterbitkan, Fakultas
Psikologi Universita Sumatera Utara.
Atkinson RL, Atkinson RC, Hilgard ER. (1983). Pengantar Psikologi 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Baumrind D. (1966). Effects of authoritative parental control on child behavior. Child
Development, 37, 887-907.
Eliasa EI. (2011). Karakter Sebagai Saripati Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Inti Media Yogyakarta.
Fagan. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Hasnida dan Kemala I. (2005). Hubungan Antara Stres dan Perilaku Merokok pada
Remaja Laki-Laki. Psikologia, 1 (2), 105-111.
Karyadi. (2008). Hubungan Pola Asuh Keluarga Terhadap Perilaku Merokok pada
Remaja Laki-laki di Desa Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun
2007. Muhammadiyah Surakarta.
Rohman A. (2012). Hubungan Antara Tingkat Stres dan Status Sosial Ekonomi Orang
Tua dengan Perilaku Merokok pada Remaja.http://psikologi.or.id [diunduh pada
tanggal 26 Februari 2012]
Download