Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Pengantar Saudara-Saudara sebangsa dan se-kerajaan sorga, senang sekali kita dapat berjumpa kembali dalam Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta tahun 2013. Tema perayaan kita tahun ini adalah: Tema: Dipulihkan Untuk Memulihkan. Sub Tema: Pemulihan Manusia Sebagai Citra Allah Dalam Keluarga, Gereja, Masyarakat, Dan Alam Sekitar Melalui tema ini diharapkan seluruh anggota jemaat mengalami pemulihan sebagai citra Allah serta berperan dalam dalam pemulihan keluarga, Gereja, masyarakat dan alam sekitar. Panduan ini berisi : 1. Bahan khotbah untuk digunakan ibadah minggu maupun ibadah hari raya. Bahan khotbah sengaja disajikan dalam bentuk khotbah jadi, namun demikian sangat diharapkan setiap pengkhotbah dapat melengkapinya dengan contoh-contoh dan penerapan serta menyesuaikan khotbah ini dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masing-masing jemaat. 2. Bahan Renungan keluarga/kelompok. Bahan ini bisa digunakan untuk renungan di masing-masing keluarga atau bagi yang tidak terbiasa melakukan renungan keluarga, bisa dilakukan dalam kelompok atau blok. Pertanyaan-pertanyaan disertakan untuk didiskusikan dalam kelompok tersebut. Lagu-lagu bisa dipilih sendiri sesuai dengan keberadaan masingmasing kelompok/blok. 3. Aksi Puasa Paskah (APP). Konsep puasa Paskah masih sama dengan panduan tahun-tahun sebelumnya. Amplop Aksi Puasa Paskah dibagikan kepada jemaat dalam ibadah pembukaan tanggal 22 Februari 2013 dan dikumpulkan pada ibadah Paskah tanggal6 April 2013 Sedangkan penggunaan hasil APP diatur sebagai berikut: 50% dikelola oleh jemaat setempat untuk memberikan beasiswa kepada anggota jemaat yang membutuhkan atau yang berprestasi, 25% dikelola oleh Klasis untuk program beasiswa secara klasikal dan 25% dikirimkan ke kantor sinode GKSBS. Adapun jadwal kegiatan MPP 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan dilakukan pada hari Rabu Abu, tanggal 13 Februari 2013, dengan menggunakan panduan khotbah Rabu Abu. Pada ibadah pembukaan dibagikan amplop Aksi Puasa Paskah (APP). 2. Sarasehan dilaksanakan pada minggu-minggu awal MPPP dengan jadwal ditetapkan dan disesuaikan oleh jemaat masing-masing. Panduan MPPP 2013 Page 1 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 3. Renungan dilaksanakan satu minggu sekali bisa dalam keluarga atau dalam kelompok/blok. Lagu-lagu untuk renungan silahkan dipilih sendiri. 4. Ibadah Jumat Agung dilaksanakan tanggal 29 Maret 2013, pada ibadah ini sebaiknya dilayankan Perjamuan Kudus. 5. Ibadah Paskah dilaksanakan tanggal 31 Maret 2013, bila memungkinkan akan sangat baik dilaksanak pada pukul 4 atau 5 pagi. Bagi jemaat yang tidak melaksanakan Perjamuan Kudus pada hari Jumat Agung bisa melaksanakan Perjamuan Kudus pada Hari Raya Paskah. Pada ibadah ini juga dikumpulkan persembahan Aksi Puasa Paskah (APP). 6. Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kesorga dilaksanakan tanggal 9 Mei 2013. Bila memungkinkan ibadah bisa dilakukan di alam terbuka atau didalam ruangan yang didekorasi sedemikian rupa sehingga dapat menolong umat menghayati peristiwa kenaikan Yesus. 7. Hari Raya Pentakosta, sekaligus penutupan MPPP 2012 dilasanakan pada tanggal 19 Mei 2012. Akan baik jika setelah ibadah dilakukan jamuan kasih sesuai dengan kemampuan masing-masing jemaat. Pada ibadah ini juga bisa dilakukan pengumpulan persembahan unduh-unduh. Untuk itu sebaiknya diberitakan terlebih dahulu kepada seluruh anggota jemaat, supaya semua jemaat terlibat. Kami mengucapkan terimakasih kepada para penulis; Pdt. Joko Nawanto (JN), Pdt. Yohanes Eko Prasetyo (YEP), Pdt. Candra Istiono (CI), Pdt. Kurniawan Diwanto Wijaya (KDW), CPdt. Andri Saragih (ASA), Pdt. Heri Surawan (HS), Pdt. Bambang Nugroho Hadi (BNH), Pdt. Yohanes Fajar Handoyo (YFH), Pdt. Theofilus Agus Rohadi (TAR) dan Pdt. A.T. Hariyanto (ATH). Kiranya pelayanan Bapak/Ibu/Saudara menjadi berkat bagi banyak orang di sinode GKSBS ini. Akhirnya terima kasih atas dukungan semua pihak, kiranya panduan ini menjadi berkat bagi kita sekalian. Metro, Febuari 2013 Salam & Doa MPS GKSBS. Panduan MPPP 2013 Page 2 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN SARASEHAN MPP 2013 Tema: Dipulihkan Untuk Memulihkan. Sub Tema: Pemulihan Manusia Sebagai Citra Allah Dalam Keluarga, Gereja, Masyarakat, Dan Alam Sekitar Pendahuluan Dipulihkan, memulihkan dan pemulihan adalah tiga istilah yang sering kita dengar. Istilah itu tidak hanya muncul dalam kaitannya dengan hal-hal rohani, melainkan muncul dalam kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Baik kehidupan pribadi, keluarga, gereja, masyarakat maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata itu juga sering muncul dalam doa-doa kita. “Tuhan, pulihkanlah negri kami” Dalam kamus bahasa Indonesia, dipulihkan berarti dibuat menjadi pulih, dikembalikan pada keadaannya semula. Memulihkan berati menjadikan pulih atau menjadikan suatu keadaan kembali (baik, sehat) seperti semula: sedangkan pemulihan adalah proses, cara, perbuatan memulihkan. Dipulihkan yang dimaksudkan disini adalah dikembalikan pada keadaan semula, yaitu suci, kudus, tak bercacat dan tak bercela, sebagaimana keadaan manusia sebelum jatuh dalam dosa. Proses itu dilakukan melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Melalui Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta tahun ini, jemaat diajak untuk meneguhkan keyakinan bahwa setiap orang percaya telah dipulihkan oleh Kristus Yesus, sang Domba Paskah. Dan setiap orang yang telah dipulihkan hendaknya terlibat dalam proses memulihkan sesamanya. Manusia diciptakan menurut gambar Allah Kejadian 1:26 mencatat bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Hal ini berarti bahwa manusia memiliki hubungan istimewa dengan Allah dan mewakili Allah dIbumi dengan kuasa atas makluk-makluk lainnya. “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung diudara dan atas segala binatang yang merayap dibumi” (ayat 28). Keistimewaan manusia dibandingkan dengan makluk ciptaan Allah lainnya juga nampak dalam kalimat “Maka Allah melihat segala yang dijadikannya itu sungguh amat baik”. Sungguh amat baik dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Hubungan istimewa yang harmonis antara Allah, manusia dan maklukmakluk lainnya diperagakan dalam opera kehidupan di taman Eden. Betapa indahnya suasana taman eden pada waktu itu. Sebuah taman yang ditumbuhi oleh berbagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya. Dengan sebuah sungai yang mengalir dari eden untuk membasahi tanaman itu. Ditaman yang indah itulah Tuhan Allah menempatkan manusia, untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Dalam taman itu manusia bisa bertatap muka dan bercakap-cakap langsung dengan Allah. Panduan MPPP 2013 Page 3 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Manusia kehilangan gambar Allah. Kehidupan yang sempurna di taman Eden menjadi rusak ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Akibat dosa manusia (Adam dan Hawa) tersebut, bukan saja mengakibatkan diusirnya manusia dari taman Eden, melainkan juga mengakibatkan terputusnya hubungan manusia dengan Allah. Juga rusaknya hubungan manusia dengan sesamanya, saling mengkambinghitamkan, saling menyalahkan, dan tumbuhnya ketidak-percayaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Bahkan anak mereka, Kain, membunuh Habel, Saudaranya. Citra Allah yang penuh kasih, pemaaf, pengampun, dan baik hati seolah-olah lenyap tak berbekas pada diri manusia. Kerusakan itu juga diikuti dengan munculnya kecenderungan pada diri manusia untuk berbuat dosa. Sampaisampai Paulus berkata “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” (Roma 7:19) Allah memulihkan manusia. Sekalipun manusia telah jatuh dan berlumuran dosa, tetapi Allah tetap mengasihi manusia. Karena Allah sangat mengasihi dunia ini, maka Ia mengabil inisiatif untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Ia karuniakan Anakknya yang tunggal lahir kedunia, berkarya dan mati di kayu salib. Kematiannya memberi peluang kepada setiap manusia berdosa untuk dipulihkan hubungannya dengan Allah. Sehingga barang siapa yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Paskah menghasilkan pemulihan bagi manusia berdosa. Setiap orang yang percaya dan menerima domba Paskah itu sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya, dIbuat menjadi pulih, atau dikembalikan pada keadaannya semula, suci, kudus, tiada bercacat dan tiada bercela. Tentunya disertai dengan tanggung jawab untuk menjaga kesucian dan kekudusannya tersebut sampai Tuhan Yesus datang kedua kali. Dampak pemulihan manusia bagi sesamanya. Pemulihan manusia hendaknya berdampak pada pemulihan hubungan manusia dengan sesama dan alam. Betapa tidak adilnya kita, jika karena dosa kita, sesama ciptaan dan alam semesta turut menderita, tetapi pemulihan kita tidak berdampak pada pemulihan sesama dan alam semesta. a. Pemulihan dengan sesama dalam keluarga. Tidak dapat dipungkiri, arus kemajuan zaman bisa menenggelamkan setiap orang yang tidak siap menghadapinya. KesIbukan kita dengan TV, Internet, HP, BB, FB dll telah menggantikan kebersamaan kita dengan anggota keluarga, yang akhirnya berdampak pada relasi (hubungan) antar anggota keluarga. Bisa saja terjadi ketidak-harmonisan dalam relasi antara suamiistri, orang tua-anak, dan anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain. maraknya kenakalan anak-anak dan remaja, perselingkuhan bahkan perceraian. Kenyataan ini hendaknya memotivasi kita untuk menrenungkan kembali, apakah aku sudah dipulihkan? Apa dampak pemulihan pribadiku dengan pemulihan keluargaku? Apakah setiap Panduan MPPP 2013 Page 4 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 anggota keluargaku sudah dipulihkan? Apa dampak pemulihan anggota keluargaku bagi anggota keluarga yang lain? b. Pemulihan dengan sesama dalam gereja dan masyarakat. Idealnya, pemulihan orang percaya dan keluarganya juga berdampak pada pemulihan jemaat. Bila di dalam sebuah jemaat, seluruh orang percaya dan keluarganya telah dipulihkan, dan mereka yang telah dipulihkan itu membawa pemulihan bagi orang percaya dan keluarga-keluarga Kristen lainnya, maka jemaat itu juga mengalami pemulihan. Demikian juga bila setiap orang/keluarga sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang siasia. Sebaliknya dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri dan tiap-tiap orang tidak hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga, hidup bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, maka kesatuan dan kemajuan jemaat akan terwujud. Hal yang sama hendaknya terjadi ditengah-tengah masyarakat. Kehadiran orang percaya dan keluarganya akan menjadi berkat, garam, terang dan pemulihan bagi masyarakat disekitarnya. Kehadiran orang yang telah dipulihkan akan menjadi alat bagi Kristus memulihkan masyarakat. c. Pemulihan dengan alam sekitar. Salah satu akibat dosa manusia adalah rusaknya hubungan manusia dengan alam sekitar. “...., maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuhtumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:17-19). Makin lama tanah semakin berkurang kesuburannya, semakin berkurang hasilnya. Bukan hanya itu, pelaksanaan mandat mengelola alam dilakukan manusia secara tidak bertanggung jawab telah mengakibatkan banyak bencana. Bila kejatuhan manusia ke dalam dosa berdampak pada rusaknya alam, maka pemulihan manusia dari dosa hendaknya berdampak pula pada pemulihan alam sekitar. Penutup Mungkinkah manusia memulihkan sesamanya? Roh kudus memampukan kita memulihkan sesama. Bukankah Yesus sudah mengatakan bahwa Roh Kudus akan turun ke atasmu? (Kis 1:8). Roh Kudus yang telah turun ke atas setiap orang percaya, akan memampukan orang percaya itu berperan memulihkan sesama dan alam sekitarnya. Selamat merayakan Paskah dan Pentakosta, selamat dipulihkan dan memulihkan, demi kemuliaan Allah Tritunggal. (Ath.) *** Panduan MPPP 2013 Page 5 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 PANDUAN AKTIVITAS MPPP 2013 1. Aksi Puasa Paskah KUTIPAN KEPUTUSAN MAJELIS PEKERJA SINODE GKSBS TENTANG BENTUK ATAU CARA BERPUASA YANG DIANJURKAN DI LINGKUNGAN SINODE GKSBS Setelah memperhatikan masukan-masukan dari Jemaat, baik melalui umpan balik tertulis maupun lisan (informal) tentang cara berpuasa, khususnya mengenai perlunya penyeragaman atau tidak, dengan mempertimbangkan: a. Bahwa penyeragaman bentuk puasa akan mempermudah cara anggota dalam melaksanakan dan tidak menimbulkan “kebingungan”. b. Bahwa penyeragaman bentuk puasa juga dapat berarti pemaksaan yang bisa mematikan kreatifitas yang selama ini menjadi ciri khas GKSBS. Maka Majelis Pekerja Sinode GKSBS dalam Rapat VIII (Reguler) MPS GKSBS, 3-5 Pebruari 2004 memutuskan: a. Puasa dimulai pada hari: Rabu Abu. b. Bentuk Puasa yang dianjurkan selama Masa Penghayatan Paskah adalah demikian: N o BENTUK PENERAPAN 1 Matiraga 2 Pantang /Tarak Pada siang hari tidak mengkonsumsi apapun juga secara total. Makan atau kegiatan konsumsi lainnya hanya dilakukan sekali pada waktu malam (bersamaan dengan jam makan malam). Menu yang dimakan adalah menu keseharian. Prinsipnya adalah mencegah untuk tidak mengkonsumsi atau mengurangi volume/jumlah atau kualitas dari apa-apa yang biasanya dikonsumsi. Misalnya, yang biasa merokok menghentikan kebiasaannya merokok. Yang biasa makan 3 kali dirobah menjadi 2 kali. Yang biasa uang belanjanya Rp. 2.000,- dikurangi menjadi Rp. 1.000,- saja. Yang biasa jajan (untuk anak-anak) Rp. 1.000,- dikurangi menjadi Rp. 500,-. Yang biasanya sehari menyewa VCD senilai Rp. 6.000,- dikurangi atau ditiadakan sama sekali. Dan sebagainya. c. Apapun bentuk yang dipilih PUASA yang dianjurkan haruslah mempunyai dampak menguntungkan orang lain (sesama) d. Puasa yang dianjurkan memiliki substansi BUKAN sebagai tindakan menyiksa diri. Melainkan mengendalikan diri demi terbaginya hidup bagi sesama. e. Persembahan dari program PUASA digunakan secara pasti untuk membantu pembiayaan sekolah bagi anak-anak orang lain yang ditetapkan dalam program MPS GKSBS. Panduan MPPP 2013 Page 6 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 2. Aksi Pemulihan Alam Gotong Royong (kebersihan, keindahan, keamanan) Gereja dan lingkungan sekitarnya. Pengelolaan dan pembuatan sampah rumah tangga menjadi bahan-bahan daur ulang (pupuk organic, dll) Penanaman bibit pohon yang dibawa dari dan oleh setiap keluarga jemaat, dapat berupa: tanaman buah, tanaman hias, tanaman pelindung, tanaman pagar dan sebagainya. Gotong royong ini juga dapat mengambil sasaran sarana umum di masyarakat sekitar Gereja. 3. Aksi Donor Darah/ Pengobatan Gratis Kerjasama dengan pihak PMI dan Puskesmas/ Lembaga Kesehatan setempat dalam Aksi Donor Darah/ Pengobatan Gratis untuk anggota jemaat dan masyarakat. 4. Pengumpulan Persembahan Unduh-Unduh Persembahan unduh-unduh adalah persembahan hasil panen. Bagi petani, nelayan, pengrajin bisa mewujudkan persembahan ini dengan hasil panen, hasil tangkapan dan hasil kerajinan masing-masing. Sedangkan bagi pegawai, wira usahawan dan karyawan bisa mewujudkannya dengan uang, bisa juga dengan barang-barang yang dibeli dari gajinya. Hasil panen yang sudah dipersembahkan selanjutnya akan dilelang dalam jemaat tersebut. Hasil persembahan unduh-unduh yang berupa uang dan barang yang sudah dilelang bisa dialokasikan untuk meningkatkan harkat dan martabat hidup anggota jemaat atau anggota masyarakat. Misalnya, membantu biaya studi bagai anak-anak yang membutuhkan, membantu modal usaha bagi anggota jemaat/ masyarakat yang miskin, membiayai pelatihan-pelatihan peningkatan ekonomi jemaat, membiayai pembinaanpembinaan pemuda atau wanita, dll. 5. Makan Bersama Dalam penutupan MPPP juga bisa diadakan makan bersama. Prosesnya adalah setiap keluarga membawa makanan hasil buatannya sendiri untuk dikumpulkan dan dimakan bersama-sama seusai ibadah penutupan. 6. Lomba menata/ mendekorasi ruang ibadah Lomba menata ruang ibadah untuk acara penutupan MPPP dengan menggunakan bahan-bahan hasil panen atau hasil kerajinan anggota jemaat. Bila dalam satu jemaat terdapat beberapa kelompok ibadah, lomba dapat dilakukan per kelompok ibadah, bila tidak memiliki kelompok tetapi memiliki ruang ibadah anak, pemuda remaja dan dewasa maka lomba dapat dilakukan per kategorial (anak, pemuda remaja dan dewasa). Sedangkan bila tidak memiliki kelompok dan ruang ibadah kategorial tersendiri, maka lomba dialihkan menjadi gotongroyong mendekorasi ruang ibadah. Panduan MPPP 2013 Page 7 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH RABU ABU DAN PEMBUKAAN MPPP 2013 Tanggal 13 Februari 2013 Bacaan Khotbah : Yesaya 58:1-12 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Yesaya 58:1-12; Mazmur 51:1-17 2 Korintus 5:20b-6:10; Matius 6:1-6, 16-21 “Puasa Yang Dikehendaki Tuhan” Tujuan : 1. Jemaat memahami dan mengerti puasa yang dikehendaki Tuhan 2. Jemaat mempraktekan puasa seperti yang Tuhan harapkan. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Pada saat ini, kita melakukan ibadah Rabu Abu. Dalam tradisi Alkitab Abu sering dipakai secara simbolik ditaruh di atas kepala atau dijadikan tempat tidur yang menunjukkan pada sikap perendahan diri, intropeksi, perkabungan, pertobatan, pendekatan diri kepada Tuhan, yang artinya manusia tidaklah lebih daripada debu di hadapan Allah. Contoh tokoh Alkitab yang merendahkan diri dengan menggunkan abu adalah Ester ,Yunus dan Ayub. Dalam kalender gerejawi Rabu Abu adalah permulaan masa Pra-Paskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kebangkitan Kristus dan penebusan dosa. Masa Pra-Paskah di lingkungan gereja kita, gereja GKSBS biasanya dibarengi dengan masa puasa atau berpantang. Hal ini sudah dilakukan beberapa tahun terakhir ini sesuai dengan keputusan Rapat MPS VIII, tanggal 35 Februari 2004, yang menjadi pertanyaan kita adalah, apakah puasa kita sudah benar? Bagaimana puasa yang benar, yang sesuai dengan kehendak Tuhan? Apakah cukup dengan tidak makan atau minum?, atau Apakah hanya dengan berdiam diri dan mengendalikan diri saja? Atau bagaimana? Kita akan belajar dan merenungkan kembali melalui kitab Yesaya 58:1-12 Jemaat yang dikasihi Tuhan. Ketika kita membaca kitab Yesaya 58:1-12, kita bisa mengerti bahwa Allah menegur bangsa Israel yang sudah berada di Yerusalem setelah cukup lama berada di Babel sebagai bangsa yang dIbuang. Teguran Allah ini berkaitan dengan praktek kesalehan palsu yang dibangun oleh umat Israel terutama yang berhubungan dengan puasa. Dalam ayat 1 dijelaskan bagaimana Yesaya diperintahkan Tuhan untuk menyerukan dengan lantang dan tidak perlu ditahan, memberitahukan tentang pelanggaran dan dosa-dosa bangsa Israel. Disadari atau tidak ternyata bangsa Israel telah melakukan kesalahan. Walaupun setiap hari bangsa Israel mencari Tuhan, dan suka mengenal jalan Tuhan, seperti bangsa- bangsa yang benar yang tidak meninggalkan _ociahukum Tuhan, ternyata mereka telah berbuat dosa. Hal itu terjadi karena bangsa Israel terjebak pada peraturan-peraturan agama yang bersifat formal, mereka beribadah kepada Tuhan, membawa kurban persembahan sesuai yang ditentukan dan berpuasa pada hari raya keagamaan. Bahkan mereka mengenakan kain karung yang kasar, yang dIbuat dari bulu kambing dan Panduan MPPP 2013 Page 8 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 mengosok tubuh mereka dengan abu sebagai tanda bahwa mereka telah menyesal atas dosa-dosa mereka. Namun semuanya itu tidak mempunyai arti apa-apa ketika tidak membawa kebaikan terhadap _ocial. Hal ini _ocial ketika bangsa Israel bertanya kepada Allah,” Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya Juga?” Mereka berpuasa tetapi tidak dihiraukan oleh Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Mengapa Allah tidak menghiraukan puasa yang dilakukan oleh umat Isreal? Jawaban Allah terdapat dalam ayat 3b-4” dalam Alkitab bahasa seharihari (BIS) dikatakan,”Sesungguhnya, sementara kamu berpuasa, kamu mencari keuntungan sendiri dan memeras orang-orang upahanmu, sementara kamu berpuasa kamu berbantah dan berkelahi dan bertindak dengan kekerasan, sangkamu cara kamu berpuasa menggerakan Aku untuk mendengarkan doadoamu? Di sini kita bisa memahami, bahwa bangsa Isreal mempunyai anggapan bahwa berpuasa tidak ada kaitannya dengan perilaku hidup, mereka memisahkan antara berpuasa dengan tindakan nyata, sehingga berpuasa menjadi sebuah kegiatan formalitas keagamaan belaka, hal ini dinyatakan di ayat 5 “ Apabila kamu berpuasa kamu menyiksa dirimu, kamu menundukkan kepalamu seperti Gelagah (daun rumput), kamu membentangkan kain karung dan menaburkan abu, dan berbaring di atasnya, itukah yang kau sebut puasa?sangkamu Aku senang dengan perbuatanmu Itu?” Dengan model puasa seperti ini, yang seharusnya Allah menjadi dekat, justru Allah tidak menjadi dekat bahkan tidak mau mendengar doa-doa mereka. Puasa umat Israel menjadi puasa yang gagal. Allah seolah-olah menjadi pribadi yang jauh dan bisu. Relasi antara umat dengan Allah belum Pulih. Saudara yang dikasihi Tuhan, Lalu bagaimana puasa yang dikehendaki Tuhan, sehingga relasi umat dengan Allah menjadi pulih? Sehingga menjadikan doa-doa mereka didengar oleh Allah? Berpuasa yang dikendaki Tuhan adalah berpuasa yang tidak hanya berdiam diri saja tetapi dengan melakukan tindakan, yaitu dengan melakukan pembaharuan _ocial dan mengasihi _ocial (ayat 6-7). Pembaharuan _ocial dilakukan dengan membuka belenggu-belenggu kelaliman (penindasan), melepaskan tali-tali kuk dan membebaskan orang-orang yang teraniaya, memuaskan hati yang tertindas, yang berarti mau memperlakukan _ocial dengan adil dan jujur. Mau berlaku adil, melawan ketidak adilan berarti mau prihatin dan ikut merasakan penderitaan yang dialami orang lain, dan ini menjadi salah satu bagian dari puasa yaitu ikut merasakan penderitaan _ocial. Sedangkan mengasihi orang lain dapat dilakukan dengan cara, berbagi makanan bagi orang-orang yang lapar, peduli kepada orang miskin, memberikan pakaian kepada yang telanjang, tidak menyembunyikan diri terhadap Saudara yang minta pertolongan, tidak berbuat semena-mena dengan menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan tidak memfitnah. Selain itu _ocia berpuasa yang benar ialah _ocial kepada orang yang lapar, memberikan sesuatu yang diinginkan oleh diri sendiri, dalam arti mau menahan diri terhadap sesuatu yang diingini untuk diberikan kepada orang yang menderita.(ayat 10) Dari sini kita bisa mengetahui, bahwa Puasa bukan hanya berhubungan dengan Allah saja tetapi juga dengan _ocial. Puasa yang benar adalah bagaimana Panduan MPPP 2013 Page 9 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 relasi dengan Allah dipulihkan, dan melalui pemulihan yang terjadi dengan Allah, berdampak pada pemulihan hubungan terhadap sesama. Tanpa itu semua puasa dianggap nihil/ tidak ada artinya, karena puasa menuntut seseorang untuk bisa rendah hati bukan hanya dihadapan Allah tetapi juga di hadapan sesama. Dalam kotbah Tuhan Yesus di atas bukit juga mengingatkan, supaya umat tidak melakukan kewajiban agama sebagai ajang pamer kesalehan, termasuk di dalamnya menyangkut puasa yang menjadi salah satu disiplin rohani, dan dalam ajaran Tuhan tentang puasa tidak bisa dilepaskan dengan doa dan pemberian sedekah, ketiganya saling berkaitan. Dengan sedekah ini puasa menjadi bermakna, karena di dalam sedekah ada tindakan solider terhadap Saudara yang menderita. Jemaat yang dikasihi Tuhan. Lalu apa yang akan didapatkan umat Israel bila melakukan puasa dengan benar? Ketika umat Israel mau melakukan puasa dengan benar seturut dengan kehendakNya, maka Tuhan berjanji kepada mereka, bahwa mereka akan menjadi terang seperti fajar dan keberadaan mereka akan segera dipulihkan. Bangsa Israel menjadi terang dalam arti Tuhan akan menerangi dan menolong kehidupan umat, seperti Tuhan menerangi kehidupan umat Israel ketika berada di padang gurun. Dengan terang yang mereka miliki, terang mereka akan terbit di dalam gelap yang artinya mereka akan hidup sesuai dengan “terang” kebenaran dan keadilan Allah, sehingga lenyaplah tempat-tempat yang penuh kejahatan dan ketidakadilan Disamping itu mereka akan dipimpin oleh kebenaran, dan kemulyaan Allah selalu mengiringi mereka. Selain itu ketika mereka melakukan puasa dengan benar, maka dalam doa-doa yang dipanjatkan umat kepada Allah selalu dijawab dan Allah selalu siap menolong umatNya kapan saja. Tuhan akan senantiasa menuntun dan memberi kepuasan hati walaupun berada di tanah yang kering, Allah akan memperbaharui kekuatan, sehingga keberadaan mereka menjadi baik seperti taman yang senantiasa diairi, seperti mata air yang tidak mengecewakan. Selain itu melalui puasa yang benar, mereka juga akan dipakai untuk membangun negeri mereka yang sudah menjadi reruntuhan selama berabad-abad, akibat penyerangan kerajaan asing. Membangun dan memperbaiki daerah mereka, baik tembok yang berlubang ataupun jalan, sehingga tempat mereka menjadi dapat dihuni kembali. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Hari ini kita melakukan kebaktian Rabu abu sebagai awal masa PraPaskah, selama masa Pra-Paskah ini kita akan melakukan sebuah refleksi dengan tindakan merendahkan diri di hadapan Allah dan sesama sebagai tanda pertobatan. Perendahan diri dan pertobatan dilakukan dengan cara berpuasa. Kita bersyukur bila gereja GKSBS sudah menetapkan masa Pra-Paskah sebagai bulan puasa, puasa yang dilakukan dengan metode yang berbeda-beda sesuai dengan konteks dan kemampuan. Melalui perenungan Yesaya kali ini, kita diingatkan kembali supaya puasa kita tidak hanya terjebak kepada kegiatan formalitas keagaaman, tidak hanya sekedar tidak makan dan minum, menyiksa diri sendiri, ataupun berpuasa dengan diam diri tanpa melakukan apa-apa. Melalui Yesaya kita diajar supaya ketika berpuasa kita tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi mau memikirkan keberadaan orang lain, mau mengampuni orang lain, mau berdamai dengan orang lain yang memsuhi kita, mau Panduan MPPP 2013 Page 10 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 melakukan sebuah tindakan sosial, bertindak benar, menolong orang yang kesusahan. Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Pada kegiatan masa Pra-Paskah, gereja kita GKSBS mempunyai kebiasaan baik yang bisa kita ulangi lagi. Sebuah aksi puasa yang dilakukan dengan mengumpulkan sedikit dari apa yang seharusnya kita nikmati, kita sisihkan untuk kita bagikan kepada Saudara kita yang membutuhkan. Sehingga puasa kita menjadi lebih bermanfaat baik bagi diri maupun bagi orang lain. Untuk itu mari kita gunakan masa Pra-Paskah ini sebagai masa untuk merefleksikan puasa kita selama in, apakah sudah sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan atau belum? . Bila sudah mari kita tingkatkan lagi, bila belum mari kita perbaiki sesuai yang dikehendaki Tuhan. Selamat menghayati kesengsaraan Tuhan, selamat berpuasa, Tuhan memberkati. (JN) Nats Pembimbing Berita Anugrah Persembahan Pujian: 1. PKJ: 79 2. PKJ: 41 3. PKJ: 187 4. PKJ: 80 5. PKJ: 145 6. PKJ: 185 : Yoel 2: 12-17 : II Korintus 5:20b - 21 : Matius 6:1 – 4 / KJ: 161 /KJ: 155 /KJ: 157 /KJ: 158 /KJ: 363 /KJ: 400 *** Panduan MPPP 2013 Page 11 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PRA PASKAH I Tanggal 17 Februari 2013 Bacaan: Lukas 4: 1 – 13 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Ulangan 26:1-11;Mazmur 91:1-2, 9-16: Roma 10:8b-13; Injil Lukas 4:1-13 Waspadalah! Iblis Belum Menyerah Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apakah ada diantara Bapak, Ibu dan Saudara yang belum pernah mengalami godaan? Kalau seandainya ada, tentulah angkanya pasti kecil! Dalam ukuran yang paling kecil dan sederhana kita tentu pernah tergoda. Misalnya: Ketika ada saklar lampu listrik rusak di suatu tempat dimana dan diberi tulisan “Rusak Jangan dipencet”, biasanya apa reaksi kita? Lalu apa yang terjadi? Biasanya justru kita tergoda untuk mencoba memencetnya bukan? Padahal sudah jelas saklas rusak. Ini contoh sederhana dan pasti masih ada banyak lagi contoh godaan yang lainnya. Hari ini adalah minggu pertama Pra-Paskah atau kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus. Minggu Pra-Paskah dalam tradisi gereja dan juga oleh GKSBS dirayakan tujuh minggu sebelum Paskah, kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengenang, merenungkan dan menghayati penderitaan dan kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus dalam menebus dosa manusia. Salah satu kegiatan yang biasanya dilakukan dalam masa Pra Paskah adalah berpuasa. Berpuasa dilakukan dengan maksud untuk mawas diri dan melakukan pertobatan guna mewujudkan hidup baru di dalam Kristus. Bacaan kotbah kita pada minggu Pra-Paskah Pertama ini mengisahkan perjalanan Yesus sebelum memulai pelayanan-Nya, Tuhan Yesus dicobai oleh Iblis. Iblis dengan segala kecerdikannya memberikan berbagai tawaran dalam usahanya menjerat Yesus. Iblis cerdik dan paham bahwa ketika Yesus berpuasa, tidak makan selama empat puluh hari pastilah lapar dan tubuhnya mengalami kelemahan. Dan dalam kelemahan itu, iblis berpikir bahwa ada kesempatan menjerat Yesus dengan strategi pencobaan yang diaturnya. Manusia yang sedang lapar tentulah membutuhkan berbagai hal yang sangat penting dan mendesak. Maka ia mulai melakukan serangan dengan Pencobaan Pertamanya, "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu-batu ini menjadi roti..." Demikian kata iblis. Jenis godaan yang sangat tepat. Sedang lapar dan ditawari untuk menjadikan batu menjadi roti: Roti adalah jawaban bagi siapapun yang sedang lapar. Tetapi Yesus yang merasa lapar setelah berpuasa selama empat puluh hari itu bisa menguasasi diri dan mengatasi pencobaan pertama dengan sukses, dengan tenang Ia menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja”. Mengagumkan! Di tengah padang gersang tanpa ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada makanan, sebuah godaan yang sangat istimewa dan pasti Yesus bisa melakukannya, ternyata ditepis tegas, walaupun dengan itu, kelaparan yang dialamiNya tidak menjadi semakin kecil. Pencobaan pertama ini mendorong Yesus untuk mempergunakan kedudukanNya sebagai Anak Allah untuk melakukan suatu perbuatan kekuasaan dengan maksud meredakan laparNya. Pencobaan ini diarahkan kepada ketaatan Yesus terhadap Allah dan mencakup bahwa kepada keinginan-keinginan keinginan-keinginanNya adalah lebih penting dari pada watak yang tahan uji. Panduan MPPP 2013 Page 12 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Setelah gagal dengan strategi yang pertama iblis menggunakan jurus berikutnya, Pencobaan yang kedua. Di atas puncak gunung yang begitu tinggi, tentu panorama alam sekitar terbentang sangat indah, Yesus dicobai iblis untuk diserahi kekuasaan dan kemuliaan, dengan segala keindahan alam, dan ke atas pangkuannya diletakkan mahkota kerajaan, asalkan Yesus tunduk menyembah iblis. "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu." Tuhan Yesus tidak terkecoh oleh tawaran Iblis. Ia berkata, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Kalau hanya menundukan kepala saja di hadapan iblis, atau berlutut di hadapannya seraya mengungkapkan beberapa kata pengakuan kosong, rasanya kok tidaklah sulit. Namun Yesus sekali lagi bersikeras dan menghentak iblis dengan tegas. Iblis belum berhasil! Dan akhirnya Pencobaan ketiga dipersiapkan oleh iblis, ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah. Lalu iblis menyuruh Yesus menjatuhkan diri seperti pemain akrobat atau pemecah rekor dunia. Suruhan iblis ketiga ini tidak disertai janjian upah. Rupanya iblis mulai menyadari bahwa Yesus tidak tergoda dengan berbagai materi yang ditawarkannya baik ketika Ia mengalami situasi lemah dan lapar dan membutuhkan makanan ataupun ketika ditawari hal yang lebih wah yaitu kekuasaan dan kemuliaan. Kali ini sepertinya iblis mau menjebak dengan jasa firman untuk kepentingan sendiri. "Jika Engkau Anak Allah, Jatuhkanlah diriMu, karena ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Dan Yesus sekali lagi menolak dan menghardik Iblis. Kata-kataNya mematikan langkah iblis. "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Jika Yesus tergoda melakukan perbuatan tersebut sepertinya akan mengalami ppularitas karena akan disaksikan oleh malaikat-malaikat yang menopang bila Ia menjatuhkan diri. Dan sebenarnya yang dikehendaki iblis adalah Ia melakukan ketidakpercayaan tentang siapa diriNya yang adalah Allah. Tiga kali pencobaan, sebanyak itu pula iblis gagal. Namun dasar iblis, ia tidak menyerah. sesudah iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. Iblis tetap berusaha mencari kesempatan kapan dapat mengalahkan atau paling tidak menjebak Yesus untuk mau mengalah, menyembah dan tunduk kepadanya. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan, Disadari atau tidak, kita dalam keseharian memungkinkan mengalami situasi pencobaan seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus. Yang Pertama: Godaan Pemuasan Diri. Yesus digoda iblis untuk dapat memuaskan kebutuhan diriNya pada saat membutuhkan makanan. Dalam pengertian yang lebih luas seperti jaman ini, tawaran dan godaan ini juga terjadi pada kita. Pemuasan diri akan menjadikan kita memiliki kecenderungan untuk memuaskan diri dengan memiliki barang-barang material sebanyak, seindah dan semahal mungkin. Iklan dan promosi tak berhenti mempengaruhi baik melalui televise dan promosi ke rumah-rumah, dan setiap hari muncul keinginankeinginan baru. Semakin kita terlibat dalam kecenderungan ini, semakin kita sadar, bahwa kita semakin terseret ke dalam arus nafsu memiliki, ketimbang Panduan MPPP 2013 Page 13 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 rasa puas dengan apa adanya. Semakin banyak memiliki, semakin banyak muncul nafsu untuk memiliki lebih. Rasanya tak ada jalan kembali. Rasa "lapar" model ini berkembang sangat cepat menjadi "kerakusan". Kita terjebak kepada keinginan dan bukan pemenuhan kebutuhan. Kita dijadikan budak pemuasan nafsu keinginan. Dan ini berasal dari iblis bukan dari Allah. Yang Kedua: Godaan Kekuasaan. Di dalam kehidupan sehari-hari, di mana sistem kehidupan terus mengarah kepada kebebasan dengan pengaruhnya yang sangat besar. Manusia dipengaruhi oleh situasi disekililingnya yang berusaha saling menguasai, dan menuntut untuk dilayani. Lalu manusia dibikin buta serta lumpuh di hadapan godaan kuasa, pengaruh dan uang, kata-kata Yesus dari padang gurun ini seperti rambu-rambu yang sangat penting. Yesus memberikan kepada kita orang Kristen jalan kebenaran, bagaimana kita mengatasi godaan ini. "Hanya kepada Allah saja kalian berbakti. Hanya Dialah yang kalian sembah!" Yang lain-lain berada di bawah KuasaNya. Yang ketiga: Godaan Popularitas. Kita sebagai orang percaya tidak terbebas dengan keinginan untuk melakukan tindakan yang kadangkala bertentangan sebagai anak Allah. Kita mengetahui firman Tuhan dan kadang dengan sengaja dan menggunakan firman Tuhan untuk kepentingan sendiri. Kita menghakimi, menyalahkan dan menghukum orang lain dengan menggunakan fiman Tuhan. Dan upaya yang sepertinya benar itu sering dIbungkus oleh niat agar semakin dikenal oleh orang lain akan status kita sebagai anak Allah. Tidak disangkal, bahwa perkembangan dunia akhir-akhir ini membawa pengaruh yang tidak sehat. Manusia semakin berani mengambil resiko. Orang ingin menuai sebuah kepuasan atau sebuah target, di mana mereka secara tahu, sadar dan mau mempertaruhkan hidup sendiri. Hidup ini terlalu indah untuk ditambalsulam dengan resiko. Dengan itu juga kita secara terang-tenangan menolak berpartisipasi dalam karya keselamatan bersama Allah bagi dunia. Kenyataan manusia menjadi lengkap, ketika ia berada dalam kategori "tak sempurna, haus akan keselamatan". Dengan itu ia menyadari, betapa keberadaannya di atas bumi ibarat seekor domba di tengah serigala. Bukankah roh itu kuat, tapi daging senantiasa lemah? Dan berapa sering kita terperangkap dalam perhelatan serius antara yang rohani dan badani, sampai kita mengambil sebuah keputusan moral? Berapa sering kita hilang akal dan tidak menemukan kata-kata ampuh sebagai ungkapan ketegasan niat dalam hati, bahwa kita ingin berbuat ini dan menolak itu, atau menolak ini dan berbuat itu? Selama kita masih hidup, kita tidak akan pernah bebas dari godaan. Di atas puncak kehidupan ketika memiliki pengalaman-pengalaman sukses dan menggembirakan, kita malah semakin tergoda untuk tak mau turun dari puncak. Sebanyak kita ditantang godaan, sebanyak itu pula kita butuh jawaban. Jawaban pertama-tama ada dalam kata-kata. Sebagaimana kata adalah simbol atau luapan niat dalam hati kata-kata kita di dahapan berbagai macam godaan, mestinya merupakan bahasa dari kedalaman hati. Ia adalah bahasa iman kita akan Allah sendiri yang tengah berkarya dalam berbagai macam situasi. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan, Hari ini Yesus memberikan kita orientasi untuk menang dalam godaan: "Manusia bukan hidup dari roti saja, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah. Hanya di hadapan Allah kalian menyembah dan hanya Panduan MPPP 2013 Page 14 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 kepadaNyalah kalian berbakti. Janganlah mencobai Tuhan Allahmu!" Kata-kata ini singkat, kedengaran sederhana, namun syarat makna dan kekuatan. Dan kata-kata ini hanya bisa berdayaguna, kalau kata-kata ini adalah ungkapan kedalaman iman dan niat dalam hati dipraktekkan dalam membangun kehidupan yang semakin lebih baik. Kehidupan yang tidak terjebak kepada keinginan-keinginan untuk memuaskan diri. Iblis belum menyerah, hadapilah tantangan dan godaannya dengan penuh percaya kepada firmanNya. Ia adalah Allah yang setia yang akan menyertai dan memampukan Saudara menghadapi seluruh tantangan dan godaan kehidupan yang berasal dari ketidakbenaran, Selamat menjalani Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta, Tuhan menyertai dan memberkati. Amin. (YEP) Nats Pembimbing : Mazmur 91 : 1 – 2 Berita Anugerah : Roma 10 : 9 – 11 Nats Persembahan : Mazmur 130 : 5 – 7 Nyanyian : KJ 15 : 1 – 3 KJ 415: 1 – 2 KJ 305 : 1 – 3 KJ 436 : 1 – 2 KJ 363 : 1 – KJ 445 : 1 – 2 *** Panduan MPPP 2013 Page 15 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Bahan Renungan Minggu Pra-Paskah I Bacaan: Roma 10: 8b – 13 Percaya Dibenarkan, Mengaku Diselamatkan Dalam suratnya kepada Jemaat di Roma, Rasul Paulus mengisahkan sejarah hubungan antara Tuhan Allah dengan Israel dan dengan bangsa-bangsa yang lain secara luar biasa. Dalam bagian awal suratnya, Paulus menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi adalah sama-sama akan mendapatkan murka Allah. Mereka akan dimurkai karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Bnd. Roma 3:23). Namun dalam bagian berikutnya justeru mereka yang mengejar kebenaran, yang diangkat menjadi umat pilihan, mereka diberi janji-janji, merekalah yang akan mendapat murka. Sedangkan bangsa-bangsa lain, yang tidak mengejar kebenaran, dibenarkan oleh Allah (Bnd. Roma 9:30-10:21). Mengapa hal ini bisa terjadi? Pertama, karena Tuhan yang berdaulat telah menentukan bahwa hanya orang yang percaya akan menerima janjiNya. Kedua, karena Israel hanya siap menerima suatu pembenaran yang berdasarkan perbuatan mereka dan bukan pembenaran yang berdasarkan anugerah yaitu pembenaran melalui iman. Jadi sekalipun mereka sungguh giat untuk Allah, tetapi mereka giat dengan arah yang tidak tepat. Usaha mereka membawa mereka semakin jauh dari kebenaran. Manusia dibenarkan bukan karena perbuatannya, melainkan karena pengakuannya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Ini hendak mengajarkan bahwa manusia harus percaya bahwa Yesus adalah Tuhan Allah, penggenapan yang diilhamkan dalam seluruh Perjanjian Lama. Kemudian percaya dalam hati akan karya Allah yang telah membangkitkanNya. Setiap orang kristen tentu dengan mudah mengaku dan percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan telah dibangkitkan dari antara orang mati. Namun apakah sesederhana itu kehidupan beriman kristen? Rasul Paulus mengatakan: “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”. Pembenaran mempunyai hanya satu syarat saja, yaitu iman dalam hati. Perbuatan seperti amal, kehadiran di gereja, ketaatan pada hukum Taurat, baptisan, ataupun pengakuan dengan mulut tidak dikemukakan sebagai syarat untuk dibenarkan. Lalu dimanakah pentingnya pengakuan? Hal mengaku Yesus sebagai Tuhan tidak dianggap sebagai suatu perbuatan yang berat. Namun diberbagai tempat pada jaman Rasul Paulus dan sesudahnya, perbuatan yang gampang ini dapat mendatangkan hukuman yang berat, yaitu hukuman mati. Orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus di wilayah-wilayah tertentu pasti akan diasingkan dari masyarakat, dan bahkan mungkin mereka dIbunuh, kalau mereka mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan. Artinya pengakuan ternyata penting sebagai bukti bahwa di dalah Panduan MPPP 2013 Page 16 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 hati seseorang memiliki keyakinan kepada Yesus. Pengakuan idealnya adalah wujud dari apa yang diyakini di dalam hati seorang kristen. Bagaimana dengan kita, sudahkan memiliki pemahaman yang benar akan pengakuan dan kepercayaan kepada Yesus Kristus? Ataukah kita masih memiliki keraguan dalam hati sehingga pengakuan kita adalah wujud keraguan atau malah kebohongan yang dIbungkus dengan rapi dibingkai dengan aktifitas kerohanian seolah-olah kita adalah umat yang yang sudah dibenarkan dan diselamatkan? (YEP) Panduan MPPP 2013 Page 17 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PRAPASKAH II Tanggal 24 Februari 2013 Bacaan: Kejadian 15: 1-18 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Kejadian 15:1-12, 17-18; Mazmur 27 Filipi 3:17-4:1; Lukas 13:31-35 atau 9:28-36 JANGAN GALAU ALLAH PERISAIMU Tujuan : Anggota Jemaat tidak putus asa di dalam menghadapi pergumulan hidupnya, karena Allah akan memulihkan umatNYa. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Selama manusia hidup, barangkali yang namanya masalah tak pernah ada habisnya. Dalam hidup pribadi, kita mempunyai masalah kesehatan, kepribadian, kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, dan sebagainya. Dalam keluarga, kita memiliki masalah dalam komunikasi dengan anggota keluarga, masa depan dan pendidikan anak-anak, harapan orang tua yang berlebihan, dan sebagainya. Dalam rumah tangga, ada masalah antar pasangan. Dalam bergereja, kita memiliki masalah tentang SDM yang terbatas, pergumulan dalam jemaat, fasilitas yang belum memadai, dan sebagainya. Dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat kita memiliki setumpuk permasalahan, musibah demi musibah, banjir, longsor, kecelakaan, perseteruan antar golongan, dan sebagainya. Ketika menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan ini, kita bisa mengambil sikap-sikap tertentu. Menjadi orang yang apatis (tidak peduli/masa bodoh), acuh tak acuh, menyerah, atau optimis. Melalui Firman Tuhan saat ini kita akan belajar dari Abram bagaimana ia menghadapi pergumulan hidupnya dan memperoleh jalan keluar yang terbaik. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Setelah berperang melawan raja-raja (pasal 14) Abram merasa susah dan takut. Oleh karena itu Allah meyakinkan Abram bahwa Allah adalah perisai, dan berpegang pada perisai itu akan beroleh upah yang sangat besar. Abram menanggapi kata-kata yang menguatkan ini dengan pesimis. Mengingat dia tidak mempunyai keturunan dan karena tidak ada ahli waris, sehingga ia menganjurkan untuk mengadopsi salah seorang hambanya menjadi ahli waris. Allah menolak usul itu, serta berjanji bahwa Abram akan memperoleh anak lakilaki dari istrinya Sara yang usianya sudah tua dan memiliki keturunan yang sangat banyak. Menanggapi hal yang disampaikan oleh Allah bagaimana sikap Abram? Dalam ayat 6 dikatakan “Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran”. Untuk pertama kalinya iman dan kebenaran disebut bersama-sama dalam Alkitab. Jadi “percaya” berarti yakin bahwa yang dikatakan Tuhan benar-benar akan terjadi. Oleh karena itu Abram melakukan yang Allah perintahkan. Hatinya terarah kepada Allah dalam kepercayaan, ketaatan dan penyerahan yang tetap. Allah melihat sikap hati Abram tersebut dan memperhitungkannya sebagai kebenaran. Abram menerima Allah sebagai perisai dan upahnya bukan hanya keturunannya yang banyak (ayat 5), tetapi juga akan diberikan suatu negeri untuk menjadi miliknya (ayat 7). Di dalam ketaatannya, Abram bertanya kepada Panduan MPPP 2013 Page 18 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Tuhan dari mana ia tahu bahwa ia akan memiliki semua itu. Allah pun menjawab dengan memerintahkan Abram untuk mempersembahkan korban berupa seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati. Hewan-hewan korban itu dipotong dua kecuali burung-burung. Memotong dua menggambarkan upacara kuno dalam membut perjanjian. Orang yang membuat kesepakatan berjalan diantara kedua potongan sebagai ungkapan kesetiaan kepada perjanjian. Allah berfirman bahwa keturunannya akan menjadi tawanan dan dianiaya selama empat ratus tahun lamanya. Namun di balik penderitaan yang akan dialami, Allah tetap mengasihi mereka dan membebaskan mereka. Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram. Allah sendiri yang menentukan janji dan kewajiban-kewajiban perjanjian itu. Abram hanya perlu menerimanya dengan iman yang taat. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Abram pun memiliki pergumulan di dalam kehidupannya yang berkaitan dengan masalah keturunan. Usia Abram dan Sara yang sudah tua yang menurut perhitungan sudah tidak mungkin lagi mempunyai anak. Abram pun galau (resah dan gelisah) menghadapi pergumulan hidupnya sehingga ia mengambil keputusan untuk mewariskan kepada hambanya. Namun ditengah pergumulan hidupnya kasih Allah selalu menyertainya. Dari peristiwa ini ada beberapa hal yang menjadi pembelajaran bagi kita : 1. Allah hadir dan memulihkan Abram dari kegalauan hatinya dengan meneguhkan janjiNya, bahwa Allah telah menuntun Abram sejak dari UrKasdim. 2. Allah memperhitungkan kesetiaan Abram dengan menjanjikan keturunan yang banyak dan memberikan suatu negeri. 3. Allah sendiri yang menentukan janji dan kewajiban-kewajiban perjanjian itu. Abram hanya perlu menerimanya dengan iman yang taat. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Lalu bagaimana dengan kita saat ini,. ketika menghadapi berbagai permasalahan dan pergumulan dalam kehidupan kita, baik masalah pribadi, keluarga, gereja dan bermasyarakat? Apakah kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus masih bersikap apatis (tidak peduli/masa bodoh), acuh tak acuh, menyerah, terbiasa, kebal, atau optimis? Melalui Abram kita belajar untuk tetap optimis dalam menghadapi berbagai permasalahan dan pergumulan dalam kehidupan ini serta meyakini penyertaan Tuhan. Keyakinan itu terjadi karena : 1. Allah sendiri akan hadir dan memulihkan keadaan kita, karena Allah sendiri yang akan menuntun hidup kita. 2. Allah membutuhkan kesetiaan kita, karena dengan kesetiaan Allah akan memberikan berkat-berkatnya bagi kehidupan kita. 3. Allah sudah terlebih dahulu memberikan dan menentukan janji keselamatan bagi kita, yang kita perlukan hanya menerima dengan iman yang taat Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Dalam minggu Pra-Paskah yang kedua ini marilah kita sebagai umat kepunyaan Allah senantiasa bersikap optimis, karena sebagai umat Allah Panduan MPPP 2013 Page 19 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 panggilan hidup kita bukan untuk lari dari kenyataan atau menyepelekan pergumulan hidup yang ada, melainkan untuk menuntaskan setiap pergumulan yang menimpa hidup kita dengan sikap percaya dan taat kepada Allah. Tidak putus asa dalam menghadapi pergumulan, selalu optimis karena Tuhan akan memulihkan kita dengan karya penyelamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus dengan senantiasa berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa-doa kita, mendengarkan perkataanNya dengan tekun membaca Alkitab dan hatinya hanya terarah kepada Allah dalam kepercayaan yakin dan setia dIbuktikan dengan ketaatan dan penyerahan yang tetap. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita. (CI) Nats Pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Pujian Panduan MPPP 2013 : : : : Filipi 3:17-4:1 Lukas 9:35 Mazmur 27:6 1. KJ : 2 2. KJ : 23 3. KJ : 40 4. KJ : 49 5. KJ : 370 6. KJ : 289 7. KJ : 408 Page 20 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN RENUNGAN MINGGU PRA PASKAH II Bacaan : Mazmur 27: 1-14 NANTIKAN TUHAN DENGAN TEGUH DAN KUAT Di dalam Firman Tuhan saat ini, Pemazmur mengakui dan menggambarkan Tuhan sebagai “terangku” dan “benteng keselamatanku”. Kata terang disejajarkan dengan hidup. Mendapat terang Tuhan berarti mendapatkan perlindungan dan hidup. Keberadaan Tuhan yang bertindak sebagai pelindung dibahasakan dengan “benteng keselamatanku”. Ungkapan ini menyiratkan bahwa di dalam hidup ini banyak tantangan dan bahaya yang sewaktu-waktu bisa membuat orang bisa jatuh atau terpeleset. Namun bagi orang yang hidupnya di dalam Tuhan, ia akan tetap terlindung sekalipun terkepung dan dihimpit oleh bahaya setiap waktu. Hadirat Allah memberikan keselamatan dan melindungi umatNya. Ia bukanlah Allah yang sekedar ada dan tidak menyentuh kehidupan nyata tetapi Ia adalah Allah yang selalu hadir dan memberi keselamatan bagi yang datang kepadaNya. 1. Kesadaran bahwa Allah adalah sumber keselamatan dalam hidup membuat pemazmur untuk selalu mencari wajah Tuhan, mendekat dan bersekutu dengan Tuhan. “ Aku hendak diam dirumah Tuhan seumur hidupku (ayat 4). Karena di dalam rumah Tuhan ada kemurahan Allah dan menikmati hidup dekat dengan Allah yang menjadi sumber perlindungan. Hal tersebut membuat pemazmur mempersembahkan korban dengan sorak sorai dan memuji Tuhan selalu. 2. Pemazmur senantiasa berseru kepada Tuhan yang dIbuktikan dengan ketaatan bahwa hanya Tuhan sumber pertolongan keselamatan. Ditengah kesesakkan pemazmur memohon agar Tuhan tidak menyembunyikan, menolak, membuang dan meninggalkannya. Tetapi menunjukkan jalan dan menuntunnya. Hal tersebut dIbuktikan dengan kesungguhan bahwa Tuhan akan memberikan kebaikan baginya. 3. Agar kasih Tuhan nyata maka harus senantiasa menantikan Tuhan, dengan hati yang teguh dan kuat yang dIbuktikan dengan kesetiaan. Kasih Tuhan menjadi nyata di dalam kehidupan manusia dan perlindungannya akan selalu ada di dalam kehidupan manusia. Nantikan Tuhan dengan teguh dan kuat. (CI). *** Panduan MPPP 2013 Page 21 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PRA PASKAH III Tanggal 03 Maret 2013 Bahan bacaan: 1 Korintus 10: 1-13 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Yesaya 55:1-9; Mazmur 63:11Korintus 10:1-13; Injil Lukas 13:1-9 Hiduplah Setia Pada Tuhan Tujuan :Jemaat makin menyadari keberadaannya sebagai umat Allah dan memberikan hidup untuk setia kepada Tuhan. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Memahami satu kata “setia”, sungguh banyak makna dan juga contoh-contoh konkrit perilaku dan perbuatan yang menunjuk pada kata “setia”. Misalnya : dalam keluarga bagaimana pasangan suami-isteri hidup dalam komitmen bersama sampai akhir hayat mereka, singkatnya tidak berganti-gantu pasangan; dalam bekerja/pekerjaan seseorang ia tidak akan merasa bosan atau berganti-ganti pekerjaan. Setia itu adalah tetap kepada yang satu dan tidak berpaling kepada yang lain. Misalnya menyembah kepada satu Allah dan tidak kepada yang lain. Perikop yang kita baca saat ini pun demikian, rasul Paulus menggali contoh-contoh pengalaman hidup bangsa Israel, untuk menunjukkan kepada jemaat di Korintus tentang apa yang dikehendaki oleh Allah terhadap umat-Nya. Memasuki minggu Pra Paskah III, kita diajak untuk memahami kembali bagaimana peran dan karya Allah dalam kehidupan manusia dan bagaimana Allah yang setia itu dapat dirasakan dan dihayati kembali. Dalam terang tema permenungan atau kotbah saat ini “Hiduplah Setia Pada Tuhan”, sebab Allah setia (ay.13). Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Diawali dengan sebuah cerita masa lalu tentang bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari tanah perbudakan Mesir menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan. Cerita bagaimana bangsa Israel di padang gurun yang mengalami secara langsung penyertaan dari Allah. Cerita tentang bangsa Israel yang mengalami 2 hal luar biasa dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian, yaitu : yang pertama, menjadi pengikut Musa yang beroleh perlindungan awan dan melewati laut. Awan adalah tiang awan yang menyertai mereka. Rasul Paulus memahami bahwa awan dimaknai sebagai alat memberikan perlindungan dari terik matahari. Peristiwa melewati laut merupakan kejadian spektakuler ketika TUHAN mengeringkan Laut Teberau sehingga bangsa Israel dapat berjalan melewati daratan yang kering. Begitu hebatnya kejadian ini, sampai-sampai bangsa-bangsa lain pun menjadi gentar terhadap bangsa Israel. Yang kedua, Mereka semua makan makanan yang sama dan mereka semua minum minuman yang sama. Peristiwa Allah memberi makan umatNya dengan Manna, dan air yang keluar dari batu karang di Masa dan Meriba. Ini merupakan contoh konkrit tentang bagaimana orang-orang yang dulu pernah memiliki pengalaman rohani bersama Tuhan dalam kesuksesan juga bisa gagal mencapai garis akhir – masuk ke tanah Kanaan. Tindakan bangsa Israel yang makan daging persembahan berhala di kuil yang diungkapkan pada pasal sebelumnya bukan hanya berpotensi membinasakan kepercayaan Saudara seiman lain yang tidak berpengetahuan, tetapi juga bisa membuat mereka sendiri gagal mencapai garis akhir. Perbuatan yang lahir dari manusia punya hati untuk menginginkan hal-hal yang jahat. Ini merupakan noda-noda ketidak-setiaan bangsa Israel. Bangsa Israel tidak dapat mencapai garis akhir dengan mulus atau kesetiaan. Panduan MPPP 2013 Page 22 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Yang terjadi, garis akhir dapat diraih dengan hati yang tidak setia. Dan berbanding dengan pasal sebelumnya, Rasul Paulus sudah menggambarkan kehidupan rohani manusia seperti seorang atlet yang harus menguasai diri dan berusaha sekeras mungkin untuk mencapai garis akhir, dicontohkan dalam diri Rasul Paulus sendiri, bahkan mendisiplin diri sedemikian rupa supaya ia pada akhirnya tidak didiskualifikasi/ mengalami kegagalan (9:25-27). Rasul Paulus mengungkapkan ini sebagai peringatan bagi jemaat Korintus. Peringatan bagi jemaat Korintus, bahwa jemaat memiliki keistimewaan yang sama, yaitu beroleh anugerah dan berkat dari Allah yang Maha Kuasa. Mengingatkan bahwa Allah yang telah memberkati dan menyertai bangsa Israel dalam pengalamannya, juga memberkati dan menyertai jemaat Korintus dengan pengalamannya. Rasul Paulus menekankan keistimewaan yang sama antara jemaat Korintus dan bangsa Israel, yaitu beroleh makan makan rohani yang sama, minum minuman rohani yang sama dalam Kristus. Allah yang dulu menyertai dan memberkati bangsa Israel dengan Manna dan air dari batu karang, Dialah juga Allah yang memberkati dan menyertai jemaat Korintus bahkan kita yang percaya saat ini, dalam Kristus. Sebab Kristus adalah Allah yang mewujud dalam diri manusia Yesus yang mengurbankan diri demi menyelamatkan dunia. Nasehat rasul Paulus untuk jemaat di Korintus dengan mengambil hal positif dari perjalanan panjang bangsa Israel adalah bukti/wujud kesetiaan kepada Tuhan. Yang pertama, janganlah melakukan perbuatan yang jahat seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel. Pengalaman rohani yang spektakuler yang dialami bangsa Israel di padang gurun, yaitu pembebasan yang dasyat dari tangan Mesir dan perlindungan TUHAN yang ajaib serta pemeliharaan TUHAN yang luar biasa. Walaupun semua orang Israel memiliki pengalaman rohani yang sama, tetapi sebagian besar dari mereka justru tidak berhasil mencapai garis akhir. Sebab, yang dilakukan dan yang ada dalam pikiran orang-orang dalam bangsa ini adalah yang jahat yaitu dengan tidak setia pada sang Pembebas. Kunci dari tidak melakukan perbuatan yang jahat adalah hati yang baik dan benar tertuju kepada Tuhan. Hati yang mau dan rela untuk melakukan yang baik. Hati yang mau rendah dan mengaku bahwa Tuhan adalah yang empunya kuasa. Ketika dorongan yang lahir dari hati yang baik, maka perbuatan yang muncul atau terwujud pun akan baik. Begitu pula sebaliknya, ketika hati ini jahat, maka yang dilahirkannya pun jahat. Yang kedua, Jangan menjadi penyembah-penyembah berhala. Sebab berhala adalah tuhan yang lain selain Allah yang telah membebaskan, Allah yang menyertai perjalanan bangsa ini dengan tiang awan dan tiang api-Nya. Berhala merupakan godaan bagi kesetiaan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini selain dari Tuhan dapat menjadi berhala, atau sesembahan bagi manusia. Bahkan di dunia modern saat ini, pekerjaan, uang, atau manusia lain juga dapat menjadi berhala di kala manusia cenderung mengutamakan hal-hal tersebut daripada mengutamakan Tuhan dalam kehidupannya. Ingatlah bahwa Allah cemburu kepada manusia yang menyembah berhala. Yang ketiga, jangan melakukan percabulan. Sangat jelas hal ini melanggar salah satu firman dalam sepuluh firman Tuhan yang tertulis dalam hukum Taurat. Jika ini terjadi, inilah bibit dari sikap dan perilaku tidak setia. Tidak setia kepada pasangan khususnya. Bukan dirinya sendiri yang menjadi rusak/bobrok moralnya tetapi juga melibatkan orang lain yang menjadi korban. Nampak terlihat ketika satu keluarga, entah suami atau istri melakukan percabulan, maka ketika tidak ada pertobatan, rusaklah semuanya, hubungan suami istri, Panduan MPPP 2013 Page 23 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 orangtua dan anak, keluarga menjadi hancur, mungkin juga anak-anak menjadi liar, dll. Maka, peringatan bagi jemaat di Korintus dan juga kita saat ini. Yang keempat, jangan mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Kuasa Tuhan atas alam semesta, atas segala ciptaan-Nya, bukan untuk ditandingi atau disaingi. Bahkan bukan untuk mencobai seberapa hebatnya Tuhan. Bahwa, kuasa Tuhan Allah itu seharusnya hanya untuk diakui, diyakini dan diimani. Sehingga manusia ini dapat dan hanya mengandalkan Tuhan dalam segala perkara di kehidupannya. Yang kelima, jangan bersungut-sungut. Sungut-sungut, tidak mendatangkan damai sejahtera, yang hadir dalam sungut-sungut itu adalah kemarahan, makian, hinaan dan rasa penyesalan yang tidak ada henti. Bersungut-sungut bukan sesuatu yang boleh atau tidak boleh dilakukan, ketika kita menyadari kehidupan kita manusia sebagai citra Allah, sesungguhnya yang lahir bukan bersungut-sungut tetapi bersyukur. Mengapa? Manusia sebagai citra Allah, adalah karunia dari Tuhan, sebuah pemberian atau anugerah dari Allah yang dilihat dari sifatnya itu adalah gratis. Tidak perlu repot-repot atau bersusah payah untuk menggapainya. Sudah diberikan, sudah dihadiahkan. Maka bersyukurlah kita manusia sebagai citra Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Ungkapan yang sangat keras ini dimaksudkan untuk memperingatkan jemaat Korintus juga kepada kita saat ini. Dalam taraf tertentu, bahkan sudah mengalami kejadian serupa. Banyak di antara kita yang melakukan dosa dan banyak yang menjadi menderika karena penyakit, kelemahan, bahkan kematian (11:30). Jadi, kita tidak boleh merasa diri kuat dengan berbagai karunia dan pengetahuan rohani kita, karena mereka justru bisa jatuh (10:12). Jangan merasa hebat, merasa kuat, jangan takabur oleh kasih karunia dari Allah. Memang benar, bahwa Allah memberi jaminan bahwa Dia tidak akan pernah membiarkan manusia jatuh dalam pencobaan/godaan. Namun, sering tidaknya pencobaan dan jalan keluarnya akan terjadi secara unik pada tiap-tiap orang dan tidak akan melampaui kemampuannya. Manusia tahu adanya jalan keluar dan menggunakan jalan keluar itu pun berbeda, antara manusia yang satu dengan yang lain. Jika seseorang mengabaikan Firman Allah, dia tidak dapat mengetahui jalan keluar yang tersedia karena dia tidak tahu bagaimana Allah bekerja. Terlepas dari digunakannya atau tidak jalan keluar tersebut, orang percaya tidak pernah dapat menuntut dengan benar bahwa godaan yang dialaminya begitu besar sehingga dia harus mengalah terhadapnya. Karena godaan yang dialami seseorang tidak sama namun juga tidak berbeda dengan yang dialami oleh orang lain, maka orang Kristen dapat saling belajar, antara yang satu dengan yang lain. Misalnya seseorang yang mengetahui bahwa orang Kristen lain dapat mengatasi masalah yang menyangkut ketamakan, hal ini memberi keyakinan bahwa seseorang dapat mencoba dengan caranya sendiri untuk mampu mengatasi masalah ketamakan itu dalam hidupnya. Orang Kristen yang bertumbuh dalam satu segi kehidupan rohaninya mempunyai tanggung jawab untuk membantu orang Kristen lainnya yang belum bertumbuh di segi tersebut. Dalam hal ini, orang Kristen dapat memperbaiki (atau “membangun”) satu dengan yang lain dalam iman (Efesus 4:15-16) Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Marilah ketika saat ini kita menyadari bahwa kita adalah umat pilihan Allah, dalam tanda baptisan yang telah kita terima. Kita yang menerima anugerah Allah dalam kasih-Nya sebab Allah setia, penyertaan-Nya pun tetap dalam kehidupan Panduan MPPP 2013 Page 24 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 kita, maka hidup setia kepada Allah adalah sebuah tuntutan yang jelas dan tepat dalam kehidupan kita. Bahwa perjalanan kehidupan kita mengalami berbagai-bagai pencobaan, yang sesungguhnya tidak melebihi kekuatan kita. Dengan contoh pengalaman dari bangsa Israel, kita diajak untuk kembali memahami dan menyadari kita adalah manusia sebagai citra Allah. Dengan berbuat baik dan benar, menyembah Allah yang benar, menjadi orang yang bersih dari percabulan, dan dalam hidup yang senantiasa bersyukur kepada Tuhan, membawa pemulihan diri sebagai citra Allah dalam kehidupan berkeluarga, bergereja dan bermasyarakat. Dan seiring dengan pemulihan diri ini, tugas tanggungjawab kita adalah memulihkan segala makhluk dan ciptaan yang ada di sekitar kita. Maka tujukanlah hidup kita dalam kesetiaan kepada Allah yang telah memberkati kita. Amin. (KDW) Liturgi : Nats Pembimbing : 1 Korintus 9:26-27 Berita Anugerah : Efesus 2:8-10 Petunjuk Hidup Baru : 1 Korintus 5:7-8 Nats Persembahan : Mazmur 63:2-4 Lagu-Lagu : 1. KJ no 19 PKJ no. 3 2. KJ no 158 PKJ no. 81 3. KJ no 32 PKJ no. 37 4. KJ no 160 PKJ no. 194 5. KJ no 288 PKJ no. 147 6. KJ no 161 PKJ no. 178 *** Panduan MPPP 2013 Page 25 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Renungan Minggu Pra Paskah III Bahan bacaan: Lukas 13:1-9 HIDUPLAH DENGAN MEMBERI BUAH “Tidak ada kesempatan yang kedua” atau “Kesempatan itu datang hanya satu kali”. Ini adalah sebuah ungkapan yang terkadang kita dengar. Namun, benarkah demikian? Yesus Kristus, dalam bacaan ini dua kali mengatakan, “Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." Bukan tidak memiliki maksud, atau tidak bermakna. Yesus Kristus justru memberikan secara leluasa kesempatan untuk berubah lebih baik. Kesempatan untuk memperbaiki diri, karakter, kepribadian juga dalam tingkah laku atau perbuatan. Kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih berguna, lebih bermanfaat, dan lebih berbuat kebaikan dan kebenaran. Yesus Kristus mengatakan tentang pertobatan. Mengajak manusia untuk bertobat dari dosa-dosa yang telah dilakukan agar tidak mendapatkan binasa dengan cara-cara yang dinyatakan oleh tradisi di Galilea. Pun melalui perumpamaan tentang buah pohon ara, secara jelas mengajak kepada manusia untuk mempergunakan kesempatan dan waktu yang ada untuk memberi “buah”. Dengan arti yang lain, bagaimana kehidupan manusia itu ada gunanya, ada manfaatnya bagi orang lain dan bukan bagi dirinya sendiri. Karena secara jelas juga dinampakkan, bagi pohon ara yang tidak berbuah akan ditebang dan mati. Namun, kemurahan hati pemilik dan atas permohonan pengurus kebun anggur tersebut, pohon ara diberi waktu satu tahun kembali untuk menghasilkan buahnya, dan jika tidak akan ditebang. Apa yang dapat kita ketahui tentang pemberian kelonggaran setahun lagi buat Pohon Ara itu? Pohon ara, akan berbuah perdana/pertama setelah usia 3 tahun. Dalam perumpamaan ini, diungkapkan pemilik kebun melihat apakah pohon ara ini berbuah setelah menunggu tiga tahun lagi, yang artinya bahwa usia pohon ara ini sudah 6 tahun. Dan ketika si pengurus kebun itu meminta tambahan waktu satu tahun lagi. Secara keseluruhan, jumlah tahunnya sekarang menjadi "7" yang, seperti anda ketahui, merupakan lambang kesempurnaan di dalam Alkitab. Angka tujuh tahun di dalam perumpamaan ini mengungkapkan kesabaran Allah yang sempurna. Ia sudah berkenan untuk menunggu sampai tujuh tahun penuh. KesabaranNya sudah ditunjukkan sampai pada batas terjauh yang dapat diberikan. Namun tak dapat lebih dari itu. Sangat tidak bertanggungjawab jika pohon itu dibiarkan bertumbuh tanpa hasil dan tanpa batas waktu seperti yang disebutkan di dalam ayat 7, pohon itu sudah memanfaatkan tanah kebun selama tiga tahun dengan percuma: "Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma?" Pohon itu menghisap kesuburan tanah dan mengurangi jatah gizi bagi pohon lainnya yang berbuah di kebun itu. Jadi, membiarkannya tumbuh tanpa hasil dan tanpa batas waktu memang tidak benar. Ia harus ditebang. Namun ia bersedia menunggu dan berkata, "Baiklah, aku akan memberi waktu setahun lagi. Waktunya ditambah setahun lagi." Jadi genaplah jumlah waktu itu menjadi "7", suatu ungkapan dari kesabaran Allah yang sempurna. Penting juga untuk kita perhatikan bahwa menurut para ahli pertanian, pohon ara menyerap sangat banyak sumber makanan dari dalam tanah. Dengan demikian, kita tidak dapat membiarkan sebatang pohon bertumbuh terlalu lama jika memang tidak menghasilkan apa-apa karena ia akan merebut sebagian besar jatah makanan buat tanaman lainnya. Pohon ara adalah pohon yang cukup besar dan kuat dan membutuhkan banyak sumber gizi. Inilah poin utama dari perumpamaan ini, yaitu bahwa pohon ini hanya tahu mengambil dan tidak memberikan apa-apa. Ia menghisap segalanya, seperti kebanyakan orang yang menghisap atau menyerap segalanya namun tidak pernah memberi apa-apa. Panduan MPPP 2013 Page 26 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Peringatan yang diberikan perumpamaan ini adalah: Jika kita termasuk orang Kristen yang semacam ini, kita hanya mengumpulkan dan menerima saja segala kekayaan rohani tanpa pernah menghasilkan apa-apa, waspadalah, karena toleransi dari Allah ada batasnya. Marilah kita hidup dengan memberikan buah yang baik, yang berguna. Menjadi pribadi yang memberkati orang-orang yang ada di dekatnya, contoh: keluarga, gereja dan masyarakat. Karena ada masa/waktu di mana kita tidak bisa memberikan buah yang terbaik, di kala kita sudah tidak berdaya atau mati. “Mumpung” masih diberikan kesempatan dan waktu untuk yang baik, mari kita gunakan sebaikbaiknya dengan penuh tanggung jawab, baik dalam keluarga, gereja dan masyarakat. Amin. (KDW) Panduan MPPP 2013 Page 27 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PRA PASKA IV Tanggal 10 Maret 2013 Bacaan 2 Korintus 5: 16-21 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Yosua 5:9-12 ; Mazmur 32 2Korintus 5:16-21; Lukas 15:1-3, 11b-32 “JADILAH DUTA KRISTUS ” Tujuan: 1. Warga Jemaat menyadari bahwa dirinya adalah Duta Kristus 2. Warga Jemaat dapat meneladani Kristus yang berhasil menjadi Duta Allah dan meneladani Rasul Paulus yang berhasil menjadi Duta Kristus 3. Dengan teladan Kristus dan Rasul Paulus, warga jemaat diharapkan dapat menjadi duta Kristus yang setia. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus... Dalam Minggu Pra-Paskah IV ini, kita diajak untuk menghayati kembali bahwa kita adalah Duta Kristus. Kita pasti sudah sering mendengar kata Duta. Atau apakah diantara kita yang ada disini pernah menjadi Duta??? Duta adalah orang yang diutus untuk melakukan tugas khusus atau suatu misi tertentu atau biasa disebut dengan utusan. Contohnya adalah Duta besar yang adalah utusan atau perwakilan Presiden di negara lain (yang diberi wewenang untuk melindungi warga negaranya yang berada di negara tersebut). Duta atau utusan harus menyadari bahwa ia adalah wakil dari yang mengutus, sehingga ia harus memberikan yang terbaik dan melaksanakan misi dengan sungguhsungguh. Sedangkan Duta Kristus berarti orang yang diutus untuk melakukan tugas atau misi bagi Kristus.. pertanyaannya, siapa yang mau menjadi Duta Kristus??? Apakah ada diantara kita yang menjawab dalam hati demikian ..”Ini aku.. utuslah aku Tuhan??” Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus... ayat 20 “Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus...”, menegaskan bahwa Paulus adalah Duta Kristus atau utusan Kristus bagi dunia ini yang menjadi salah satu wakil Kristus didunia ini yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyampaikan berita pendamaian dari Allah kepada manusia. Sebagai seorang duta Paulus harus rela menanggung berbagai konsekuensi dari tugas yang di embannya, tantangan, hambatan dan penderitaan adalah bagian dari konsekuensi seorang duta atau utusan. 2 Korintus 11:23-33 memberikan gambaran berbagai macam tantangan yang harus ditanggung oleh Paulus sebagai seorang Duta Kristus, misalnya: “Sering dipenjara, Didera di luar batas, Kerap kali dalam bahaya maut, Disesah dan didera serta dilempari batu, Tiga kali mengalami karam kapal, Diancam bahaya penyamun, Diancam bahaya dari orang-orang Yahudi dan non Yahudi, Diancam bahaya dari Saudara-Saudara palsu, Banyak berjerih lelah dan bekerja berat, Kerap kali kurang tidur, lapar, dahaga dan puasa, Kedinginan dan tanpa pakaian”. Namun semua ini tidak membuat Paulus menyerah dan patah semangat, Paulus tetap berjuang sampai akhir. Panduan MPPP 2013 Page 28 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. Seorang Duta atau Utusan harus mempunyai hubungan yang baik dengan yang mengutus dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai orang yang diutus, sehingga seorang duta harus menjaga nama baik yang mengutusnya. Sebelum melakukan tugasnya sebagai seorang Duta atau utusan, Paulus telah terlebih dahulu berdamai dengan Allah awalnya Paulus telah merasakan bagaimana hidup diluar Kristus dan tidak berdamai dengan Allah (bisa diceritakan pengalaman Paulus sebelum ia bertobat, ia adalah termasuk orang yang sangat membenci pengikut Yesus dan ia bergabung dengan orang-orang yang menindas pengikut Yesus Kis 8:1-3). Sehingga bukan hanya kata-kata Paulus yang tersampaikan tetapi dirinya sendiri sudah terlebih dahulu merasakan karya itu. Inilah yang terjadi pada Paulus (ayat 16b “Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian"). Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus... Paulus yang telah merasakan sendiri bagaimana ia berdamai dengan Allah dan setelah itu ia memiliki perubahan dalam hidupnya. Perubahan itu membuat ia bisa menghayati dengan baik tugasnya sebagai seorang duta Kristus. Perubahan kehidupan Paulus karena perjumpaan dengan Kristus ini akan menjadi kesaksian yang hidup dalam dirinya. Akan sangat lucu bila Paulus menasihatkan orang untuk berdamai dengan Allah tetapi ia sendiri belum berdamai dan tidak mengalami sendiri apa yang ia beritakan. Salah satu contoh perubahan dalam kehidupan Paulus setelah ia didamaikan dengan Allah adalah cara pandangnya terhadap orang-orang non Yahudi. Semula ia sangat anti dengan orang non Yahudi, tetapi kemudian Paulus menyadari bahwa semua manusia sama di hadapan Tuhan. Sehingga kasih dan anugerah dari Allah juga berlaku untuk semua manusia. Keselamatan dari Allah juga berlaku untuk semua manusia. Perubahan sikap Paulus ini tentu sangat membantu tugasnya sebagai Duta Kristus. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. Paulus sangat menyadari keberadaan dirinya sebagai seorang duta atau utusan yang harus bekerja untuk Kristus. Kesadaran ini menjadi sangat penting karena akan sangat mempengaruhi sikap dan kehidupannya. Penghayatan Paulus ini memberikan gambaran bahwa ia dengan sangat sadar mengakui bahwa dirinya adalah duta atau utusan Kristus. Apa yang ia kerjakan dalam kehidupan nya tidak bisa dilepaskan dari relasinya dengan Kristus yang mengutusnya. la tidak bisa berbuat dan bertindak sekehendak hatinya sehingga bisa merusak misinya sebagai seorang duta. Sebagai seorang duta bagi Kristus, Paulus sadar bahwa ia diutus Allah untuk menyampaikan berita pendamaian dari Allah. Paulus harus menyampaikan ini kepada banyak orang. Paulus bukanlah juru damai itu sendiri melainkan Kristuslah sang juru damai itu. Jadi yang menjadi perhatian utama dalam misinya bukanlah dirinya tetapi berita atau pesan tentang kasih Allah kepada manusia. Salah satu tugas Paulus sebagai Duta atau utusan adalah menyampaikan nasihat atau pesan, kita bisa melihatnya pada ayat 20c "berilah dirimu didamaikan dengan Allah.". Paulus memberitakan berita pendamaian kepada semua orang, yaitu bahwa Allah mendamaikan manusia dengan diri-Nya melalui perantaraan Kristus dan melalui Panduan MPPP 2013 Page 29 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 itu pemulihan hubungan antara manusia dan Allah dapat terwujud. Hal ini dapat kita lihat pada Ayat 18 “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami” Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. ayat 19a “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus...” menjelaskan pada kita bahwa Yesus Kristus merupakan Duta Allah untuk memulihkan hubungan atau mendamaikan manusia dengan Allah yang juga mengalami tantangan dan penderitaan (bisa diingatkan tentang penderitaan Yesus yang harus mati dikayu salib). Yesus Kristus adalah teladan bagi kita sebagai seorang duta atau utusan. Tantangan dan hambatan akan menghadang didepan kita, dan hal ini membutuhkan kesediaan diri kita untuk terus setia serta terus berjuang dan bertahan walaupun tantangan menghadang di depan kita. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. Ayat 17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”, ayati ini mengatakan kepada kita bahwa bagi siapa yang telah menerima Kristus dalam hidupnya ia adalah manusia baru, umat pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya. Sebagai ciptaan baru atau manusia baru maka dalam hidup kita, kiranya kita berbelas kasihan, murah hati, rendah hati, lemah-lembut dan sabar. Menjadi ciptaan baru berarti juga adanya perubahan sikap dan perilaku hidup yang awalnya diluar Kristus menjadi hidup di dalam Kristus dan mengarahkan hidupnya pada teladan Kristus. (bandingkan dengan Kolose 3) Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. Dalam menyambut hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (minggu pra Paskah) bacaan kita pada saat ini mengajak kita untuk menyadari keberadaan diri kita sebagai duta Kristus yang harus meneladani Kristus yang adalah Duta Allah, juga meneladani Rasul Paulus yang telah berhasil menjadi Duta Kristus. Kita adalah duta-duta Kristus yang harus menyuarakan berita pendamaian dan pemulihan kepada semua orang dan memberitakan bahwa melalui karya Tuhan Yesus Kristus di dunia ini maka pemulihan itu telah terjadi. Kita harus terus memberitakan bahwa Yesus Kristus adalah juru selamat yang telah berkorban bagi manusia sebagai jalan terwujudnya misi Allah yaitu pemulihan hubungan antara manusia dan Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. Sebagai seorang Duta Kristus atau utusan Kristus kita mempunyai beberapa tugas yaitu : Menjadi wakil Kristus di dunia ini, yang melakukan misi Kristus yaitu menyampaikan berita atau bersaksi pada semua orang tentang pendamaian Allah pada manusia dan membawa manusia berdosa untuk didamaikan dengan Allah Senatiasa membawa damai, menghadirkan damai dan memuliakan Allah dalam segala situasi yang kita hadapi. Melayani kristus dengan talenta-talenta yang telah diberikan kepada kita. Panduan MPPP 2013 Page 30 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.. Kita mungkin bertanya dalam hati, bagaimana cara kita menjalankan tugas kita sebagai Duta Kristus?? Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk dapat menjalankan Tugas sebagai Duta Kristus adalah : Mempunyai hubungan yang baik dan dekat dengan Kristus yang telah mengutus kita, dengan cara rajin berdoa, rajin mengikuti ibadah dan rajin mengikuti persekutuan Menjaga Tutur kata dan perbuatan kita sebagai Duta atau utusan Kristus Membangun relasi yang baik dengan orang lain. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus.. Selamat menghayati minggu Pra Paskah IV ini dan Selamat menjadi Duta Kristus untuk terus memberitakan pendamaian dan pemulihan hubungan manusia dan Allah.. Tuhan senantiasa menolong dan memampukan kita untuk dapat menjadi duta Kristus yang setia...Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.. Amin. (ASA) Daftar Ayat dan Nyanyian: 1. Nats Pembimbing : Yesaya 6:8 2. Berita Anugerah : 2 Timotius 2:1-4 3. Nats persembahan : Amsal 11:24-25 4. KJ 4 : 1-2 5. KJ 362 : 1-2 6. KJ 387 : 1-3 7. PKJ 177:1-3 8. PKJ 147.... 9. KJ 413 :1-3 Panduan MPPP 2013 Page 31 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Renungan masa Pra-Paskah IV Bahan Mazmur 32:12 “BERSUKACITA DALAM TUHAN” Apa yang Saudara-Saudara bayangkan ketika mendengar kata Bersukacita??? Tentunya sebuah perasaan yang menggambarkan kegembiraan, kebahagiaan, penuh gelak tawa, hati tentram, tidur yang benar-benar nyenyak, sehat, dan lain-lain, apapun yang anda pikirkan dari kata ini tentu segala yang menyenangkan. Hidup bersukacita itu impian setiap orang, tidak satupun orang yang memimpikan hidup dalam kesedihan, kesusahan atau kemarahan. Namun, bila kita renungkan, saat ini semakin lama sukacita sepertinya semakin mahal. Gagal panen, di PHK, Kecelakaan, kemiskinan, hubungan yang tidak harmonis antara mertua dan menantu, istri dan suami, orang tua dan anak, jodoh yang tak kunjung datang dan konflik yang terjadi di gereja atau bahkan antar gereja serta masalah sosial lainnya, permasalahan-permasalahan ini membuat sukacita itu pun semakin menjauh dan sulit kita jangkau lagi. Di saat lelah seperti hari ini saya juga sempat berpikir betapa nikmatnya apabila saya bisa tetap tersenyum atau bahkan tertawa meski pekerjaan yang harus diselesaikan masih banyak, bisakah?? Tentu saja bisa, kenapa tidak?? "Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur! Ayat bacaan hari ini jelas menyatakan bahwa kita sebagai orang-orang benar dan jujur haruslah senantiasa bersukacita dalam Tuhan. Persekutuan kita dengan Tuhan itulah sukacita itu, dan bukan pada keadaan kita di dunia yang serba berkecukupan serta tidak mengalami permasalahan, tetapi bersukacita karena kita dekat dengan Tuhan, karena hubungan kita dengan Tuhan baik dan karena dosa kita telah diampuni dan kita telah dipulihkan. Dalam persekutuan yang erat dengan Tuhan, kita pun tidak akan gampang goyah menghadapi masalah apapun. Ada sukacita dari Tuhan yang akan terus mengalir dan mengalir mengisi setiap relung hati kita. Seringkali kita sulit menemukan sukacita ketika kita sedang terbeban. Paulus pun menyerukan hal yang sama: "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (Filipi4:4). Perenungannya bagi kita sekarang adalah bagaimana kita terus dapat mempertahankan sukacita itu??? Ada beberapa cara untuk mempertahankan sukacita dalam hidup kita yaitu: Senantiasa meyakini bahwa Sukacita ada karena penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Hal itu akan membuat hidup kita bersukacita dan menjadikan kita tenang menghadapi segala pergumulan hidup kita. Bukankah kuasa Tuhan lebih dari segalanya? Adakah hal yang terlalu sulit bagi Tuhan? Sama sekali tidak ada. Artinya, jika kita menyadari bahwa Tuhan menyertai hidup kita dan bersama kita, tidak ada masalah yang tidak bisa kita lewati. Senantiasa meyakini bahwa Sukacita ada karena kasih setia dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Seringkali kita tidak menyadari akan kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Kita begitu mudah menyalahkan Tuhan dan menuduh Tuhan pilih kasih, tidak adil, ketika pertolonganNya tidak kunjung turun sesuai jangka waktu yang kita tetapkan sendiri. Apakah dengan hadirnya masalah itu artinya Tuhan tidak baik? Tentu saja tidak. Ada banyak alasan mengapa kita harus tetap melalui lembaran-lembaran berat dalam kehidupan kita. Bisa jadi lewat itu Tuhan ingin melatih kita, bisa jadi itu untuk memberi pelajaran bagi kita, bisa jadi pula akibat dosa kita sendiri. Tetapi yang pasti Tuhan itu baik.. Yesus datang ke bumi untuk menyelamatkan umat manusia, menebus kita dalam kasih dan belas kasihanNya yang sungguh luar biasa. Kebaikan Allah haruslah selalu kita sadari dan yakini agar kita mendapatkan sukacita yang hebat daripada-Nya. Panduan MPPP 2013 Page 32 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Senantiasa meyakini bahwa keselamatan yang Tuhan beri adalah sumber Sukacita kita. Ketika Tuhan sudah memberi jaminan keselamatan kekal lewat Yesus Kristus kepada kita. Bukankah itu seharusnya membuat kita bersukacita? Dunia hanyalah tempat persinggahan kita sementara. Mau seberat apapun sebuah masalah, jaminan keselamatan yang sifatnya kekal itu seharusnya mampu membuat kita tetap bisa bersukacita meski sedang berada dalam situasi sulit. Tuhan Yesus turun ke bumi, mendamaikan hubungan kita dengan Allah, memulihkan hubungan kita dengan Allah dan juga menyelamatkan hidup kita. Tidakkah hal itu seharusnya mampu membuat kita bersukacita? (ASA) Panduan MPPP 2013 Page 33 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PRA-PASKAH V Tanggal 17 Maret 2013 Bacaan Filipi 3: 4 – 14 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Yesaya 43:16-21 ; Mazmur 126 Filipi 3:4b-14; Yohanes 12:1-8 PENGENALAN AKAN KRISTUS MEMULIHKAN MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH Saudara-Saudara yang terkasih, Pernahkah kita membanggakan sesuatu yang kita miliki didalam hidup ini? Atau adakah sesuatu yang pernah sangat kita banggakan? Dalam batas-batas tertentu memiliki kebanggaan dan membanggakan sesuatu adalah wajar dan tidak salah. Namun, tatkala kebanggaan itu berlebihan maka pasti pula akan dapat berubah menjadi kesombongan. Saudara-Saudara yang terkasih, Berbicara tentang kebanggaan dan kesombongan? Seharusnya: Paulus-lah orangnya! Bagaimana tidak? Latar belakang kehidupan Paulus sebelum bertobat memang layak dibanggakan. Sesungguhnya secara manusiwi dan duniawi ia patut memegahkan diri. Secara alami ia adalah seorang Ibrani asli, disunat hari ke-8, dari suku Benyamin dan ia sangat pandai, terbukti diusianya yang masih muda, ia sudah menjadi ahli Taurat, ia duduk dibawah guru besar Gamaliel, ini berarti ia masuk dalam golongan Farisi yang jaman itu sangat dihormati. Tidak heran dengan keberadaannya itu Saulus juga mempunyai semangat yang menggebu-gebu atau lebih tepatnya ambisi pribadi yang kuat untuk membinasakan setiap orang pengikut Jalan Tuhan. Saulus merasa dengan tindakannya itu ia telah melakukan perbuatan benar dan saleh. Namun, setelah mengalami pertobatan melalui perjumpaannya dengan Yesus; Saulus menemukan titik balik yang mengubah cara pandang hidupnya. Dengan jelas ia menyatakan: ”Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Fil. 3:8). Cara pandang yang berubah itulah yang selanjutnya membuat tujuan dan kerinduan terbesar dalam hidup Saulus juga berubah total. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Fil.3:10) Kata “mengenal Dia” itu berarti mengacu kepada pengenalan akan siapa Yesus Kristus; seperti ketika Rasul Paulus berkata: “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus,”. Jadi dalam hal ini bukan berarti Rasul Paulus belum sama sekali mengenal Kristus, tetapi lebih menekankan pada apa yang dirasakan Rasul Paulus bahwa Paulus belum merasa puas dalam pengenalannya akan Kristus. Ia senantiasa ingin lebih dan lebih lagi dalam mengenal Kristus. Ungkapan ‘mengenal Dia’ dipakai untuk menyatakan hubungan (persekutuan) yang sangat erat – karib, yang dirindukan untuk dimiliki sekarang didalam hidup ini, dengan Kristus. Ayat-ayat ini memperlihatkan isi hati rasul Paulus dan hakikat kekristenan yang sesungguhnya. Mengenal Kristus secara pribadi berarti mengetahui dan memahami cara pandang, sifat, dan tabiat Kristus seperti yang dinyatakan dalam Firman-Nya. Pengenalan yang sebenarnya akan Kristus meliputi mendengarkan FirmanNya dan melakukan, hidup dalam penyertaan Roh-Nya, menanggapi semua karya dan tindakanNya dengan iman, kebenaran dan ketaatan; serta menyatu dengan segala hasrat dan maksud tindakanNya untuk melakukan kehendak Allah. Ketika berjumpa dengan Kristus dan semakin mengenal-Nya Paulus seolah-olah menemukan harta paling Panduan MPPP 2013 Page 34 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 berharga yang sesungguhnya ia cari dalam hidupnya. Dalam cara pandangnya yang baru; semua prestasi, kesuksesan, latar belakang asal usul, keluarga, pendidikan yang dulu dibanggakan sekarang ternyata dianggapnya sampah yang tidak berguna. Saudara-Saudara yang terkasih, Mengapa perjumpaan dengan Kristus dan pengenalan akan Kristus menjadi titik balik yang mengubah arah hidup rasul Paulus? Dia yang dahulu bersemangat menganiaya jemaat menjadi pemberita Injil Yesus Kristus. Dahulu sangat membanggakan hal-hal lahiriah yang dapat diraihnya, kini meneladan kepada Yesus Kristus yang rendah hati bahkan mau menderita dalam memberitakan Kabar Keselamatan untuk bangsa-bangsa. Melalui kerinduannya untuk semakin mengenal Kristus maka watak dan sifat-sifat hidup dan kepribadiannya semakin diubah serupa dengan Kristus. Sehingga, dalam hidupnya yang baru wajah kemanusiaannya dipulihkan untuk memancarkan citra dan kemuliaan Allah. Tidak hanya kepada rasul Paulus, Tuhan Allah menghendaki untuk memulihkan wajah kemanusiaan manusia sebagai citra Allah; tetapi kepada semua manusia. Pada zaman sekarang ini banyak sikap hidup dan perilaku manusia yang tidak mencerminkan dirinya sebagai citra Allah. Bahkan wajah kemanusiaan seringkali tercoreng-moreng karena ketidakadilan; perilaku kejam dan penindasan, kekerasan, intimidasi, terorisme, anarkisme dan berbagai macam bentuk kejahatan. Manusia menganggap sebagai suatu hal yang wajar ketika memperlakukan sesamanya secara tidak manusiawi dan merendahkan martabatnya. Demi keuntungan pribadi dan kebanggaan semu, baik karena status sosial, jabatan, kekuasaan dan uang segala perilaku manipulatip yang merugikan banyak orang dihalalkan bahkan melembaga dalam kehidupan masyarakat. Apakah solusinya untuk dapat memulihkan wajah manusia yang sudah tidak manusiawi itu? Apakah melalui pendidikan agama yang ditambah jamnya di sekolahsekolah? Apakah melalui pendidikan karakter? Tentu, semuanya itu dimungkinkan; tapi apakah dapat mengatasi masalah. Saudara-Saudara yang terkasih, Satu hal penting yang dIbutuhkan manusia untuk menjadi lebih manusiawi adalah kesadaran diri tentang identitas sebagai manusia. Kesadaran diri akan identitasnya sebagai manusia membuat seseorang akan selalu sadar untuk dapat memperlakukan orang lain dalam segala perbedaannya tetap sebagai sesamanya manusia. Hati nuraninya menjadi peka untuk dapat melihat perilakunya sendiri maupun perilaku orang lain yang memperlakukan sesamanya secara tidak manusiawi. Lalu, persoalannya bagaimana agar manusia dapat selalu memiliki kesadaran identitas dirinya sebagai manusia? Kembali lagi, manusia hanya dapat menemukan tentang keberadaannya dan siapa dirinya secara otentik ketika mengalami perjumpaan dengan Allah dan mengenal Allah. Apakah tandanya bahwa seseorang mengenal Allah? Dalam surat 1 Yohanes 2: 3 sangat jelas dikatakan: “dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintahNya”. Ketika Paulus belum mengalami perjumpaan dengan Allah dan mengenal Yesus Kristus; dengan cara pandang yang lama ia dapat membanggakan segala prestasi, kesuksesan, kebesaran dan kejayaan latar belakang kehidupannya. Demikian dengan semangatnya yang berkobar-kobar ia sangat berambisi untuk menyiksa, membunuh, membinasakan dan memenjarakan para pengikut Kristus/jalan Tuhan. Bisa jadi dalam pemahaman Paulus kala itu; para pengikut Kristus dianggap bukan sesamanya manusia karena berbeda dan dianggap sebagai sekte dari agama Yahudi sehingga patut diperlakukan tidak manusiawi, dirampas hak-haknya bahkan dibinasakan. Perjumpaan dengan Yesus dan pengenalan akan Kristus telah mengubah segalanya. Dengan cara pandang baru sebagai manusia yang memperoleh anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus, Paulus menemukan kembali citranya sebagai manusia ciptaan Allah. Dirinya dengan segala sesuatu yang dahulu dimiliki dan dibanggakan ternyata bukanlah apa-apa di Mata Tuhan. Semuanya sia-sia dan Panduan MPPP 2013 Page 35 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 dianggap sampah. Ia menemukan harta paling berharga dalam hidupnya yaitu Kristus; yang telah menyelamatkan martabat dan citra dirinya sebagai manusia ciptaan Allah. Demi harta yang berharga itu Paulus rela mengambil bagian dalam penderitaan Kristus, menjadi serupa dalam kematian-Nya agar dipersekutukan dalam kebangkitannya. Mengenal Allah merupakan proses yang tidak pernah berakhir selama kehidupan masih berlangsung dan kita harus terus mengejarnya hingga mencapai pengenalan yang benar tentang Allah. Seiring dengan proses pengenalan tersebut, Allah akan terusmenerus mengubah dan memperbaiki citra diri kita sebagai umat yang telah ditebus dan diselamatkannya. Tuhan menolong dan memberkati! Amin (HS) Nats Pembimbing : Mazmur 126 : 1-3 Berita Anugerah : Yesaya 43 : 18 -20 Persembahan : Mazmur 126 : 4 - 6 Kidung Jemaat: Pelengkap Kidung Jemaat: 1. No. 161: 1, 2, 4 1. No. 79: 1 – 2 2. No. 155: 1,2 2. No. 76: 1 – 4 3. No. 144a: 1,3 3. No. 80: 1 – 4 4. No. 179: 1,3,4 4. No. 81: 1 – 4 5. No. 169: 1 – secukupnya 5. No. 145: 1 - Secukupnya 6. No. 408: 1,2 6. No. 153: 1 – 3 Panduan MPPP 2013 Page 36 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Bahan Renungan Minggu Pra-Paskah V Bacaan Yohanes 12: 1 – 8 MASIH ADA KESEMPATAN UNTUK MEMBERI YANG TERBAIK; LAKUKANLAH! Petenis Amerika diera tahun 80-an, Jimmy Connors, adalah seorang jago tenis yang tak suka melewatkan kesempatan untuk melakukan yang terbaik di lapangan. Di segala kesempatan, ia selalu mengayunkan pukulan terbaiknya. Bahkan, jika posisi lawan sudah terkecoh dan bola tinggal dipukul ringan melampaui jala, ia tetap mengayun sekuat tenaga memberikan pukulan telak, smash terbaiknya. Mungkin bagi yang lain itu dianggap tidak perlu. Akan tetapi, ia memang selalu ingin memberikan pukulan terbaiknya. Maria dari Betania melakukan hal serupa bagi Tuhan. Dampak dari pergaulannya yang karib-akrab dengan Yesus, ia sangat tahu bahwa ia tidak banyak waktu lagi untuk ada bersama Tuhan. Saat kematian-Nya sudah semakin dekat. Maka, kesempatan yang masih ada tidak boleh disia-siakan. Ia pun melakukan hal terbaik yang bisa dilakukannya. Yakni meminyaki kaki Yesus dengan "minyak narwastu murni yang mahal harganya" dan "menyekanya dengan rambutnya". Yudas menganggap itu adalah pemborosan dan tidak perlu, bahkan berlebihan. Namun, tekad Maria sudah bulat. Selagi ada kesempatan, maka kasih kepada Tuhan harus dinyatakan. Bahkan, dinyatakan dengan cara dan kualitas yang terbaik. Kasih sejati memang melampaui standar rata-rata. Selalu siap memberikan yang terbaik dari diri kita. Unik, istimewa, hangat, dan dikenang selamanya. Seperti tindakan Maria dari Betania. Senantiasa dikenang dimasa Pra-Paskah. Sudahkah Anda dan saya memberikan yang terbaik sebagai bukti kasih kita: kepada orang tua, kekasih, suami, istri, anak-anak, sahabat ... dan terlebih lagi untuk Tuhan? Belum terlambat untuk memulainya; lakukanlah! Bila dari apa yang ada pada-Nya sudah Tuhan berikan semuanya untuk kita; lalu apakah yang patut kita tahan dari segala sesuatu yang sementara kita miliki untuk dipersembahkan bagi-Nya? (HS) *** Panduan MPPP 2013 Page 37 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PRA-PASKAH VI Tanggal 24 Maret 2013 Bacaan Yesaya 50: 4-9a Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Mazmur 118:1-2, 19-29; Lukas 19:28-40 Yesaya 50:4-9a ; Mazmur 31:9-16 Filipi 2:5-11; Lukas 22:14-23:56; 23:1-49 MEMILIKI LIDAH DAN TELINGA SEORANG MURID Tujuan : 1. Agar jemaat menjadi murid Tuhan yang memberi semangat melalui perkataan 2. Agar jemaat memiliki telinga yang peka dengan cara menjalin komunikasi dengan Allah. 3. Mendorong jemaat untuk setia pada tugas panggilan. 4. Mendorong jemaat untuk meyakini bahwa Tuhan selalu menolong Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Ada beberapa pepatah tentang kekuatan dan dampak perkataan kita. Salah satu Pepatah mengatakan, “Hidup dan Mati Dikuasai Lidah!”. Pepatah yang lain mengatakan, “Mulutmu Harimaumu !” Apa maksudnya ? Mungkin ada yang tidak setuju dengan pepatah ini. Bukankah hidup dan mati dikuasai oleh Tuhan ? Benar. Hidup dan mati kita memang dikuasai oleh Tuhan. Bunyi pepatah ini bermaksud untuk menggambarkan begitu pentingnya perkataan kita. Perkataan kita dapat membawa kita kepada penderitaan maupun kebahagiaan kita maupun orang lain. Bukankah ada orang yang mengalami kesengsaraan, terlukai hatinya karena fitnah, cemooh dan pembunuhan karakter yang dilakukan melalui perkataan lisan sesamanya ? Ada juga yang merasa kehilangan harga diri karena perkataan tertulis melalui media massa? Jelaslah bahwa perkataan dapat menjadi senjata yang melukai perasaan orang lain. Pada lain pihak, perkataan yang positif dapat juga menjadi alat untuk memotivasi dan memulihkan semangat mereka yang patah. Orang bijaksana mengatakan, “perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang” (Amsal 16:24). Saudara-saudariku di dalam Tuhan, Kesaksian Nabi Yesaya pada perikop yang kita baca ini dilatarbelakangi keyakinan, bahwa Tuhan saja yang menjamah lidahnya sehingga ia mampu dan berani untuk mengucapkan kata-kata motivasional kepada orang lain. Tanpa jamahan tangan Tuhan, maka perkataan-perkataan indah seperti emas pun tidak memiliki kuasa dahsyat bagi proses perubahan hati dan pembangunan karakter orang lain. Kesadaran Nabi ini muncul tatkala dirinya mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam sebuah penglihatan. Tuhan mengutus Yesaya muda untuk menjadi utusanNya. Ada seorang Serafim (malaikat) terbang mendapatkan Yesaya, di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Lalu serafim itu menyentuhkannya kepada mulut Yesaya serta berkata,”Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.” (Yesaya 6:6-8). Pengalaman iman nabi Yesaya ini Panduan MPPP 2013 Page 38 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 paling tidak memberikan pemahaman kepada Yesaya tentang lima hal yang dinyatakannya dalam perikop yang kita baca ini: Pertama, hal menjadi murid Tuhan. Untuk efektif menjadi utusanNya yang berdampak diperlukan jamahan Tuhan yang menghapus kesalahan dan mengampuni segala dosanya. Begitu penting mendapatkan pengampunan dosa dari Tuhan dan mengalami perdamaian dengan Allah. Mengapa Allah mengampuni Yesaya ? Karena Allah mau menjadikan Yesaya sebagai muridNya. Yesaya harus terus belajar dari Tuhan dan mempercayaiNya. Maka Yesaya bersaksi, Tuhanlah yang memberikan kepadanya lidah seorang murid (Yesaya 50:4). Relasi Tuhan dengan Yesaya adalah relasi Guru-murid. Tuhan adalah Guru dan Yesaya adalah murid. Guru mengajar dengan kreatif dan murid selalu belajar dari Gurunya. Murid harus memiliki kebutuhan belajar dan kehausan spiritual untuk mengerti hikmat yang diajarkan oleh Allah, Sang Guru Hikmat. Kedua, hal tugas pokok murid Tuhan. Allah berkenan menjadikan manusia sebagai juru bicaraNya. Tugas Yesaya adalah memberi semangat baru kepada sesamanya melalui perkataan. Bukan dimaksudkan bahwa ia disuruh Tuhan untuk berkata-kata manis atau nggombal,... Bukan demikian. Tugas Yesaya adalah untuk memberi semangat pengharapan di dalam Tuhan. Yesaya harus mendorong orang untuk percaya dan bersandar kepada Allah. “Biarlah ia percaya kepada nama Tuhan dan bersandar kepada Allahnya. (Yesaya 50:10)” Saudaraku, di dalam Tuhan pasti ada jalan keluar. Kemurahan, kasih dan hikmat Tuhan adalah jawaban. Jesus is Answer. Ingatlah, bahwa kita diutus bukan untuk menyelesaikan masalah orang lain tetapi kita diutus agar orang lain datang kepada Tuhan. Apapun persoalan hidup manusia, Tuhan selalu menyediakan jawaban. Jadilah motivator bagi orang lain agar mereka sendiri datang kepada Tuhan. Ketiga, hal pentingnya memiliki telinga yang peka. Dalam pelaksanaan tugasnya, hubungan dengan Allah harus terus dijaga. Cara menjaganya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan Tuhan. Tuhan akan mempertajam telinga Yesaya sehingga pengajaran Allah dapat dimengerti dengan benar. “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid (Yesaya 50:4b).” Dalam kehidupan kita, sering kali permasalahan membuat telinga rohani kita tidak lagi mampu untuk mendengarkan suara Tuhan. KesIbukan dan rutinitas, penderitaan dan problematika hidup membuat kita tidak dapat fokus kepada pengajaran Tuhan. Waktunya untuk memperbaiki relasi dengan Tuhan. Semakin sIbuk dan semakin berat beban kita, semakin kita memerlukan Tuhan. Mari memastikan bahwa hubungan kita dengan Tuhan terjalin baik. Anda sIbuk dalam kerja? Anda sIbuk dalam pelayanan? Itu tidak sepenting terjaganya relasi dengan Tuhan. Milikilah telinga yang peka. Keempat, hal menjaga komitmen. Yesaya bersaksi bahwa ia berhasil melalui penderitaan hidup tanpa mengorbankan kesetiaan dan komitmennya kepada Tuhan. “Aku memberikan punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi (Yesaya 50:6).” Panduan MPPP 2013 Page 39 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Penderitaan dialami Yesaya tetapi Yesaya tetap pada komitmennya untuk menjadi seorang murid Tuhan yang baik, taat dan setia. Saudaraku, hal pentingnya menjaga komitmen, bukankah sudah banyak contoh kejatuhan keluarga disebabkan ketidakmampuan menjaga hal ini? Untuk muda-mudi yang pada masa mudanya suka memiliki idaman lain, hati-hatilah.... Saudara harus mulai belajar untuk setia pada komitmen dengan kekasih anda. Kebiasaan yang buruk akan mudah terbawa ketika Saudara/saudari nanti berkeluarga. Belajarlah setia. Komitmen begitu penting dijaga karena komitmen menjaga setiap orang untuk fokus kepada tugas dan cita-cita yang mulia. Pada masa pra paskah ini kita belajar dari keteguhan komitmen Yesaya dan bahkan diingatkan juga pada keteguhan Tuhan Yesus yang meskipun mengalami penderitaan dan kesengsaraan, dapat melaluinya dengan baik sambil menjaga ketaatannya kepada kehendak BapaNya. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Tuhan tidak melepaskan kita sendiri. Tuhan berjanji menyertai kita. Maka hal kelima yang Yesaya saksikan dalam perikop kita ini adalah : tentang pertolongan Allah yang nyata. Allah sungguh-sungguh bersedia menolong kita dalam tugas kita di tengah-tengah dunia. Yakinilah pertolongan Tuhan ! Yesaya bersaksi, “Tetapi Tuhan Allah menolong aku, sebab itu aku tidak akan mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Siapakah lawanku berperkara? Biarlah ia mendekat kepadaku! Sesungguhnya, Tuhan Allah menolong aku. (bdk Yesaya 50:7-9a)” Tak kurang contoh pribadi yang gagal mempercayai Tuhan. Sebabnya adalah karena mereka tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan. Sakit penyakit yang tak kunjung sembuh, kesulitan mencari pasangan hidup, susah mendapatkan pekerjaan, keinginan naik pangkat dalam pekerjaan, rasa kuatir dalam menapaki hidup sering kali menjadi perangkap bagi orang Kristen yang tidak sabar menantikan pertolongan Tuhan. Mereka jatuh ke dalam dosa dan lupa pada komitmen mereka sebagai murid Tuhan. Dengan lari kepada dukun, menyangkal iman mereka atau bersandar kepada jalan mereka sendiri, mereka tidak bergantung kepada Tuhan. Apa hasilnya? Damai sejahtera hilang dalam hati mereka. Hidup mereka semakin tanpa arah. Sukacita tak lagi mereka rasakan. Mereka mungkin bisa tertawa tapi tanpa sukacita. Ada pula yang persoalan mereka semakin parah. Sakit juga tak sembuh, pangkat juga tak didapat, pasangan hidup yang tak seiman menjadi persoalan baru. Masih adakah harapan ??? Jawabannya : segera perbaiki relasi Saudara dengan Tuhan. Datang dan mohon ampunlah kepada Tuhan. Serahkan hidup Saudara kepada pimpinanNya. Belajarlah lagi dari awal untuk menjadi muridNya yang setia. Tuhan pasti menolong Saudara. Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Dengan demikian, pesan firman Tuhan hari ini kepada kita adalah sebagai berikut : 1. Jadilah murid Tuhan yang memberi semangat melalui perkataan 2. Milikilah telinga yang peka dengan cara menjalin komunikasi dengan Allah. Panduan MPPP 2013 Page 40 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 3. Setia pada tugas panggilan. 4. Yakini selalu bahwa Tuhan menolong Saudara. Selamat menghayati masa pra paskah. Milikilah komitmen sebagai murid Tuhan. Jadilah pribadi yang setia. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (BNH) Nas Pembimbing : Yeremia 29:11-13 Berita Anugerah : Yeremia 17:7-8 Persembahan : Filipi 4:19-20 Nyanyian: 1.PKJ 258:1-2 2. KJ 392:1,3 3. PKJ 165:1-3 4. PKJ 183:1-2 5. KJ 450:16. PKJ 185:1,5 *** Panduan MPPP 2013 Page 41 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Bahan Renungan Minggu Pra Paska VI Bacaan Filipi 2:5-11 Meningkatkan Kecerdasan Kenotic (Kemampuan Menyangkal Diri). Saudara-saudariku di dalam Kristus, Rasul Paulus menasehati jemaat di Filipi, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus !” Pertanyaan kita adalah, apakah yang dimaksudkan rasul Paulus dalam hal ini? Apakah yang dipikirkan oleh Tuhan Yesus ? Apakah yang dirasakan oleh Tuhan Yesus Kristus? Paulus menekankan pentingnya meneladan Kristus. Umat Kristen harus menjadi Imitatio Christie, “Tiruan Kristus”, atau “Kristus-Kristus kecil” dalam dunia ini. Murid Kristus berarti perjuangan untuk menjadi seperti Kristus Sang Guru. Meneladan Kristus dalam Filipi 2:5-11 meliputi 3 hal utama yang berkaitan dengan tugas orang Kristen untuk meningkatkan kecerdasan kenotic mereka. Kecerdasan kenotic adalah kecerdasan atau kemampuan untuk menyangkal diri sendiri, menyangkal sifat mementingkan diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti mengupayakan dengan sungguh disiplin rohani untuk mengosongkan diri dan mengambil (menambahkan) sifat/sesuatu yang lain untuk mengisi dirinya. Tuhan Yesus walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Saudara-saudariku di dalam Tuhan, Meneladan Kristus ditempuh dengan cara meningkatkan kecerdasan kenotic/ kemampuan menyangkal diri dalam kehidupan kita dan menjadikannya gaya hidup. 3 (tiga) hal utama yang harus ditempuh dalam rangka meningkatkan kecerdasan kenotic / kemampuan menyangkal diri sebagaimana diteladankan oleh Yesus Kristus sebagai berikut : 1. Kurangi (melepaskan dan membuang) Mengosongkan diri. Tuhan Yesus telah mengosongkan diriNya dari: kemuliaan-Nya, kedaulatan-Nya, hak prerogatif keilahian-Nya, atrIbut keilahian-Nya: mahatahu, mahahadir, mahakuasa dan kesetaraan-Nya dengan Allah 2. Tambahkan Tuhan Yesus mengambil rupa seorang hamba, Tuhan Yesus menjadi sama dengan manusia. Menjadi manusia adalah identitasnya yang baru, bukan kepura-puraan atau sekedar memakai baju 3. Pertahankan Tuhan Yesus mempertahankan : kekudusanNya, kasih Nya, kebenaranNya sepanjang hidupNya di dunia sebagai manusia. Panduan MPPP 2013 Page 42 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Dengan demikian, meneladan Kristus dan meningkatkan kecerdasan Kenotic / kemampuan menyangkal diri harus selalu kita upayakan setiap hari. Apa yang harus kita tanggalkan/kosongkan ? Sifat egois kita, keinginan kita untuk lebih dimengerti, dikasihi, dicintai, dihIbur, dilayani. Pada pihak lain kita harus menambahkan sifat-sifat positif antara lain: kerelaan mengampuni, kerendahan hati, kearifan menimbang, kematangan bersikap, kesetiaan, hidup yang kudus, ketekunan dalam pelayanan, kesetiaan dalam iman, dsb. Kita harus mempertahankan setiap hari kualitas hidup di atas. Selamat bertumbuh dalam kecerdasan kenotic.... Selamat meningkatkan kecerdasan menyangkal diri, Tuhan memberkati.(BNH) Panduan MPPP 2013 Page 43 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH JUMAT AGUNG Tanggal 29 Maret 2013 Bacaan Lukas 23: 32-47 Warna Liturgi Ungu Bacaan Leksionari: Yesaya 52:13-53:12; Mazmur 22 Ibrani 10:16-25; 4:14-16 Yohanes 18:1-19:42 KEPUTUSAN BIJAK SEORANG PENJAHAT Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus, Syair lagu Kidung Jemaat No 35 telah dinyanyikan sejak tahun 1771, dan baru dinyanyikan dalam bahasa Indonesia sejak tahun 1977 atau 200 tahun kemuudian. Beginilah syairnya : (Pengkotbah membacakan syair KJ 35:1-2) Tercurah darah Tuhanku di bukit Golgota, Yang mau bertobat ditebus, terhapus dosanya. Terhapus dosanya, terhapus dosanya. Yang mau bertobat ditebus, terhapus dosanya. Penyamun yang di sisiNya dibri anugerah Pun aku yang penuh cela dibasuh darahNya Dibasuh darahNya, dibasuh darahNya Pun aku yang penuh cela dibasuh darahNya. Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Hari Jumat Agung, pada pukul 12 sampai pukul 3 sore, kegelapan meliputi seluruh daerah bukit Golgota itu. Pada jam 3, berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi lama sabakhtani....?????” yang berarti : Allahku, Allahku,... mengapa Engkau meninggalkan Aku???” Suasana sunyi senyap..... Dan peristiwa supranatural terjadi. Di Yerusalem, di Bait Allah..... tirai bait suci terbelah dua dari atas ke bawah. Terjadilah gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah.... dan kubur-kubur orang saleh terbuka (Matius 27: 51-52). Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring : “Ya Bapa,...... ke dalam tanganMu,.... Kuserahkan nyawaKu...” Inilah harga dari dosa-dosa umat manusia. Yesus mati menjadi Penebus dosa sehingga manusia memperoleh jalan kelepasan dari hukuman maut. Saudara-Saudara,..... Ada seseorang yang saat itu meneteskan air mata. Air mata bahagia. Ia mengetahui secara persis dari setiap peristiwa yang dialami oleh Yesus. Ia mendengar dengan sangat jelas setiap ucapan yang keluar dari mulut Yesus. Rasa sakit dari tubuhnya yang luka tidak begitu terasa, karena kebahagiaan tiada tara saat itu, mampu membuatnya lupa segala pedih-perih dari tubuhnya. Ia bersukacita karena telah mengambil satu keputusan paling besar yang pernah diambil selama hidupnya. Dia adalah penjahat yang disalibkan di sebelah kanan Yesus..... Kira-kira,....... beginilah kisahnya. Hari itu, ia mendengar kabar bahwa bersama dengan penyalibannya akan juga disalibkan seorang yang sangat terkenal : Yesus Sang Pembuat Mukjizat. Ia telah mendengar tentang Nabi itu melalui berita dari mulut ke mulut. Banyak orang menceritakan tentangnya. Kini, ia dan seorang penjahat lain digiring oleh tentara Romawi bersama-sama dengan Yesus. Maka tibalah mereka di tempat yang bernama Golgota. Ia dan Panduan MPPP 2013 Page 44 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 penjahat yang lain disalibkan, dan di tengah-tengah mereka ada Yesus yang juga disalibkan. Jarak antara dirinya dengan Yesus tidak begitu jauh. Sementara jeritan keluar dari mulut mereka berdua, ia mendengar suara Yesus berdoa: “Ya Bapa, ampunilah mereka..... sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat....!!!” Pikirannya masih cukup sadar untuk mendengar dengan jelas, doa Yesus itu. Ia heran, bagaimana mungkin ada orang yang dianiaya tetapi mendoakan penganiayanya??? Sementara itu,...... Para prajurit Romawi membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Yesus, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" (Luk 23:34b-37). Tetapi, anehnya,.... Yesus memandang mereka dengan penuh kasih. Juga tatkala temannya sesama penjahat menghujat Dia, “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami !!” Maka dengan tersengal kelelahan akibat darah yang mengucur deras, penjahat di sebelah kanan Yesus itu menegur temannya, “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita. Tetapi Orang Ini tidak berbuat sesuatu yang salah !” Ia memang mulai takut menghadapi kematian yang akan diterimanya. Ia tidak tahu pasti siapakah Yesus itu. Tapi perkataan Yesus menandakan bahwa Dia adalah orang suci. Ia tidak mengenal Yesus, tapi cinta kasih yang terpancar dari perkataan Yesus, membuktikan bahwa diriNya lebih dari sekedar nabi. Maka, kemudian ia menghadapkan wajahnya kepada Yesus dan memohon, “Yesus,..... ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja....!!” Dan Ia melihat Yesus tersenyum kepadanya. Sambil menatap dirinya, ia mendengar Yesus berkata dengan penuh kepastian, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam firdaus......” Entah mengapa..... kelegaan dan sukacita melingkupi dan menguasai dirinya. Beban berat terangkat darinya. Derita salib tidak mampu merampas sejahtera itu darinya. Ia akan bersama-sama dengan Yesus selama-lamanya. Kematian akan dihadapinya dengan gagah. Ia akan ada di dalam firdaus. Yesus..... Orang Suci itu telah menjamin, bahwa di mana Yesus berada, dirinya akan berada. Saudara-saudariku di dalam Tuhan,... Maka, ketika jam 12 kegelapan meliputi daerah Golgota dan sekitarnya hingga jam 3 sore. Dan ketika gempa bumi melanda......... dan ketika Yesus dengan suara nyaring berseru : “Ya Bapa, ke dalam tanganMu, Kuserahkan nyawaKu....!!” Ketika itu, ..... penjahat yang telah diampuni dosanya itu tidak pernah menyesal atas apa yang telah menjadi keputusannya. Ia menangis..... tangis bahagia.... Ia meneteskan air mata ..... air mata suka cita. Di dalam hatinya, ia berkata : “Sungguh, Orang ini adalah Anak Allah !! Sungguh, Orang ini adalah Orang benar !!” Panduan MPPP 2013 Page 45 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Yesus mati. Tetapi pejahat yang telah diampuni dosanya itu masih hidup. Ia menyongsong kematiannya dengan gagah. Dan ketika tentara Romawi mengayunkan besi untuk meremukkan kakinya, hatinya berkata : “Yesus,.... sekaranglah waktunya... Aku siap bersama-sama denganMu di dalam firdaus....” Jumat Agung itu Yesus telah menebus dosa seorang penjahat yang ada di sebelah kananNya. Jumat Agung itu, Yesus telah menebus dosa-dosa kita. Dosa Saudara dan dosa saya. Tubuh dan darahNya telah diberikan untuk keselamatan kita. Cinta kasihNya bukan hanya setengah mati, tetapi sampai mati. Kiranya kasihNya yang tak berkesudahan melingkupi dan memenuhi hati Saudara. Kiranya kasih dan pengorbananNya cukup menginsafkan Saudara dan saya, sehingga berani dengan lantang berkata : “Sungguh, Yesus ini adalah Orang Benar.... Sungguh, Yesus ini adalah Anak Allah..!! Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Sebelum saya menutup kotbah ini, saya ingin membacakan syair lagu KJ 35 :4-5, sebagai berikut : Sejak kupandang salibMu dengan iman teguh kasihMulah kupuji trus seumur hidupku Seumur hidupku, seumur hidupku kasihMulah kupuji trus seumur hidupku Dan jika nanti lidahku tak lagi bergerak Tetap kupuji kasihMu di sorgaMu kelak Di sorgaMu kelak, di sorgaMu kelak Tetap kupuji kasihMu, di sorgaMu kelak. Semoga, kasih Yesus Kristus senantiasa menggenangi jiwa kita dan mendorong kita untuk tidak ragu-ragu menyembah Dia, Sang Penebus dosa. Selamat merayakan Hari Jumat Agung. Tuhan memberkati dan mengasihi Saudara. Amin. (BNH) Nas Pembimbing : Yohanes 14:6 Berita Anugerah : Yohanes 15:9-14 Nyanyian : 1. KJ 161:1,2,4 2. KJ 158:1-3 3. KJ 166:1-3 4. KJ 36:1-4 5. KJ 389:1-4 6. KJ 341:1-2 *** Panduan MPPP 2013 Page 46 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PASKAH Tanggal 31 Maret 2013 Bacaan Yesaya 65:17-25 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 10:34-43 atau Yesaya 65:17-25; Mazmur 118:1-2, 14-24 Kisah Para Rasul 10:34-43 atau 1Korintus 15:19-26 Yoh. 20:1-18; Lukas 24:1-12 PASKAH: PEMULIHAN HIDUP YANG DIKEHENDAKI ALLAH Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Berada dalam situasi yang kacau, tatanan hidup yang rusak dan banyak sekali terjadi kerusuhan di berbagai tempat, apakah yang menjadi pengharapan kita bersama? Pastilah kita semua menuntut terjadinya sebuah perubahan! Saat ini bangsa dan sesama kita sedang mengalami penderitaan akibat kekacauan dan ketidakpastian dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Karena itu jumlah orang miskin di Indonesia berdasarkan catatan statistik pada bulan Oktober tahun 2012 telah mencapai angka 47,84 juta orang. Itupun jumlah pengangguran belum dapat dihitung secara pasti, tetapi jumlahnya telah mencapai 1/4 jumlah penduduk Indonesia. Di bidang keamanan dan politik, kita juga belum memiliki jaminan yang pasti. Teror bom terjadi di berbagai tempat dengan menelan ratusan korban yang tidak bersalah. Konflik antar kelompok masyarakat muncul di berbagai tempat. Dalam situasi yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan ini, yang kita rindukan hanya satu, yaitu sebuah perubahan. Dalam Yesaya 65:17,18, kita mendengar karya Allah yang menjanjikan adanya sebuah perubahan semesta yang akan memberikan suatu kehidupan yang penuh kegirangan dan sorak-sorak, yaitu: “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan”. Inilah jawaban bagi kita semua yang merindukan suatu perubahan berupa “langit dan bumi yang baru”. Tetapi apakah mungkin bisa terjadi perubahan dalam kehidupan ini berupa terciptanya “langit dan bumi yang baru” itu? Apakah janji Allah tersebut masih begitu jauh, sehingga hidup kita di dalam dunia saat ini hanya berupa harapan-harapan yang tidak pernah menjadi kenyataan? Lalu apa artinya sebuah harapan tanpa suatu kenyataan? Bukankah harapan tanpa kenyataan hanya akan melahirkan rasa putus-asa dan kekecewaan yang lebih dalam? Saudara-Saudara terkasih di dalam Kristus, Daripada kita mengharapkan kehidupan ini dapat mengalami perubahan yang signifikan, bukankah sebaiknya kita melakukan sesuatu agar harapan untuk terciptanya ”langit dan bumi yang baru” dapat segera menjadi suatu kenyataan? Kita tidak dapat mengharapkan orang lain, sesama, masyarakat dan bangsa kita dapat berubah dan memiliki kesadaran untuk menjadi tangan Allah yang menciptakan ”langit dan bumi yang baru”. Tetapi sebagai orang Kristen dengan pertolongan Tuhan, kita yakin dapat melakukan tugas panggilan dan peran untuk menjadi tangan Allah yang menciptakan ”langit dan bumi yang baru”. Khususnya, bagaimana peran kita selaku orang Kristen dan gereja untuk mengatasi permasalahan langka dan terbatasnya lapangan pekerjaan, sehingga banyak orang dan sesama kita yang dapat bekerja, sehingga mereka dapat hidup secara layak? Saudara-Saudara kekasih Kristus, Panduan MPPP 2013 Page 47 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Menurut sosiolog Max Weber, gereja Protestan pernah memberi sumbangan yang luar biasa dan menentukan bagi dunia. Dalam bukunya yang berjudul ”Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme”, Gereja Protestan pernah menentukan perjalanan sejarah khususnya peradaban dunia Barat. Sebagaimana diketahui bahwa semula peradaban Timur yang menguasai seluruh dunia, tetapi kemudian kebudayaan Timur menjadi mandeg dan tidak memiliki pengaruh lagi. Sebaliknya dunia Barat yang semula sangat terbelakang, tiba-tiba dengan pesat mampu berkembang begitu rupa sehingga akhirnya dunia Barat menguasai dunia. Pertanyaannya, mengapa dunia Barat dapat menguasai kehidupan dunia? Jawabnya adalah karena dunia Barat dipengaruhi dan dikuasai oleh alam pemikiran agama Kristen, khususnya pengaruh dari pemikiran teologia reformasi Martin Luther dan Yohanes Calvin pada abad XVI. Sebelum muncul teologia reformasi dari Martin Luther dan Calvin, kekristenan sebenarnya sudah dikenal dan berpengaruh dalam dunia Barat. Tetapi waktu itu kekristenan belum dapat mengubah perjalanan sejarah khususnya tentang dunia kerja. Sebab dunia kekristenan sebelum gerakan reformasi masih cenderung dan terarah hanya kepada kehidupan biara dan asketis. Karena itu sebelum gerakan reformasi, pola kekristenan terarah kepada surga, bukan kepada dunia ini. Setelah gerakan reformasi, kekristenan sebenarnya tetap mempertahankan sikap asketis/bertarak, yaitu sikap yang tekun, hidup takut akan Tuhan, disiplin rohani dan kekuatan rohani untuk menahan godaan dunia. Tetapi sikap asketis tersebut kemudian diikuti dengan perubahan sikap yang mendasar yaitu tanggungjawab terhadap dunia dengan mengedepankan prestasi, sikap berjuang untuk tidak puas dengan satu kemajuan demi mencapai kesuksesan. Teologi dan etika dari gerakan reformasi tersebut memberi pengaruh yang luar biasa karena akhirnya dapat menjadi sistem nilai dalam kehidupan masyarakat dan bangsa-bangsa di dunia ini. Menurut Max Weber, sistem nilai dari Protestanisme tersebut kelak mempengaruhi pola pemikiran bangsa Jepang dan Korea. Muncul pertanyaan yang menggelitik kita yaitu mengapa sistem nilai Protestanisme tersebut tidak dapat mempengaruhi Indonesia? Bukankah cukup banyak orang Kristen Protestan di Indonesia ini? Saudara-Saudara terkasih, ketika teologi dan etika Protestanisme menjadi sistem nilai, sebenarnyalah ia dapat diadopsi oleh siapapun. Dalam hal ini budaya Jepang dan Korea terbukti telah memiliki kemampuan untuk menyerap sistem nilai dari etika Protestanisme tersebut. Sedang bangsa Indonesia belum mampu untuk menyerap sistem nilai etika Protestanisme. Kita selaku orang Kristen hanya mampu mengenal dan memiliki teologi Protestanisme, tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita masih hidup dalam sistem nilai - sistem yang ”bukan kristiani”. Kita telah memiliki dan mengenal teologi Kristen Protestanisme, tetapi sistem nilai kita sebenarnya sistem nilai atau pola hidup feodalisme. Yang mana dalam sistem feodalisme, manusia lebih mengedepankan prestise dari pada prestasi. Itu sebabnya di Indonesia masih banyak orang begitu gandrung dengan berbagai gelar kebangsawanan dan gelar suatu status sosial tertentu. Orang masih merasa terhormat ketika bekerja di kantor daripada di bengkel atau pertanian dan peternakan. Kita melihat masih banyak orang berlomba untuk menjadi pegawai negeri, tetapi jarang yang mau membuka usaha, wiraswasta, dan mau mandiri. Karena itu kalau mereka gagal menjadi pegawai negeri atau bekerja di kantor, banyak orang di negara kita ini memilih untuk menganggur alias tidak bekerja. Janji Allah untuk menciptakan perubahan berupa ”langit dan bumi yang baru” akan dapat menjadi kenyataan apabila kita bersedia menjadi alat yang dipakai Allah untuk menciptakan kehidupan ini menjadi lebih baik. Untuk itu kita harus bersedia menanggalkan semua bentuk ”gengsi” untuk melakukan suatu pekerjaan. Tuhan Yesus sebagai manusia telah melakukan pekerjaan sebagai tukang kayu selama lebih kurang 30 tahun lamanya. Tuhan Yesus tidak pernah merasa kehilangan ”gengsiNya” karena Dia menjadi seorang tukang kayu di desa Nazaret. Sikap Tuhan Yesus tersebut tidaklah cocok dan sangat bertolak-belakang dengan jiwa feodalisme atau mental ”priyayi” yaitu Panduan MPPP 2013 Page 48 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 sikap hidup yang merasa diri sebagai keluarga ”bangsawan” yang lebih menuntut prestise ketimbang prestasi. Dalam situasi negara kita, tidak mungkin semua di antara kita dapat bekerja di kantor-kantor atau perusahaan. Kita semua dipanggil untuk menciptakan suatu usaha dan lapangan pekerjaan yang riel dengan berani bekerja ”keras” asal dilakukan dengan iman yang tulus dan roh yang penuh dengan sukacita. Saudara-Saudara kekasih Kristus, Pola hidup feodalisme atau priyayi seringkali merusak mental kita. Sebab jiwa dari feodalisme atau priyayi adalah berusaha seringan mungkin untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Karena itu tidak mengherankan di negara kita berkembang korupsi, karena korupsi merupakan pekerjaan yang mudah dilakukan tetapi dapat memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya. Yang juga tidak kalah jahatnya selain korupsi adalah kebiasaan berjudi. Dengan judi, orang tidak perlu bekerja keras karena mereka cukup bertaruh dengan harapan untuk memperoleh uang yang sebanyak-banyaknya. Kita bisa melihat akibat-akibat yang ditimbulkan karena salah satu anggota keluarganya memiliki kebiasaan mencari uang di meja judi. Jadi korupsi dan judi merupakan penyakit sosial yang harus diberantas, karena meluasnya korupsi dan judi menciptakan ”langit dan bumi yang lama”, yaitu kehidupan yang tidak memiliki harapan dan masa depan yang lebih pasti. Saudara-Saudara terkasih, Prinsip asketisme sebagai salah satu nilai-nilai GKSBS, yaitu pola hidup atau spiritualitas bertarak sebagai prinsip iman Kristen yang meneladani Tuhan Yesus, perlu terus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan prinsip asketisme atau spiritualitas bertarak memampukan kita untuk tidak mudah hidup berfoya-foya dan berpesta-pora. Sebaliknya dengan prinsip asketisme ini akan memampukan kita untuk hidup berhemat, tetapi bukan sikap yang kikir; dan memampukan kita untuk tidak berperilaku konsumtif. Di tengah kehidupan modern saat ini, kita sering tergoda untuk membeli dan membelanjakan barang-barang yang melampui kekuatan ekonomis kita. Selain itu, sikap asketisme memampukan kita untuk bersikap lebih rendah hati. Dalam hal ini kita dimampukan untuk berlaku ramah kepada semua orang, dan tidak mudah tergoda untuk memegahkan diri dan memamerkan kekayaan di hadapan orang lain. Saudara-Saudara terkasih, Pada waktu itu Roh Protestanisme telah mampu memberi dampak yang positif kepada dunia ini, tetapi juga menimbulkan efek negatif, yaitu mendorong terciptanya paham kapitalisme. Dimana roh kapitalisme cenderung mendorong upaya penumpukan kekayaan dalam jumlah yang luar biasa besar dengan akibat mematikan atau menghancurkan usaha kecil yang dimiliki oleh rakyat. Roh kapitalisme hanya mendorong usaha pencarian profit atau keuntungan, tanpa memikirkan nasib atau masa depan dari orang-orang yang lemah, tidak berpendidikan dan sederhana. Pengembangan roh kapitalisme secara luas dapat menghambat atau menghalangi karya Allah untuk menciptakan langit dan bumi yang baru. Karena itu Allah menjadi penentang atau lawan terhadap roh kapitalisme yang secara sengaja mengabaikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, Allah tidak akan menyatakan berkatNya kepada mereka yang hanya kaya secara duniawi, tetapi mereka miskin secara rohaniah. Sebaliknya Allah justru sering menyatakan berkatNya kepada mereka yang miskin secara duniawi, tetapi mereka hidup kaya secara rohaniah. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan, Firman Tuhan yang berkata, ”orang-orang pilihanKu akan menikmati pekerjaan tangan mereka” (Yes. 65:22c) pada hakikatnya menunjuk kepada manifestasi atau Panduan MPPP 2013 Page 49 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 perwujudan dari berkat Allah kepada umatNya. Bukti dari berkat Allah tersebut dapat terlihat dari suasana nyata dalam kehidupan keluarga dan pekerjaan kita. Apabila dengan berkat Tuhan tersebut membuat kita dapat hidup rukun, damai, saling bekerja sama dan saling mengasihi maka pastilah itulah berkat dari Tuhan. Tetapi sebaliknya dengan penghasilan, kekayaan dan kelimpahan yang kita terima itu hanya menimbulkan percekcokan, ketegangan, kemarahan, kebencian, dendam dan suasana yang tanpa syalom dengan anggota keluarga atau sesama, maka pastilah yang kita miliki tersebut bukanlah sebagai berkat dari Allah. Karena itu berbahagialah setiap orang yang hidup takut akan Tuhan, sehingga mereka dapat menikmati pekerjaan tangannya dengan hidup dalam damai-sejahtera dengan anggota keluarga dan sesamanya. Dengan demikian makna berkat Tuhan dalam bentuk penciptaan langit dan bumi yang baru dapat menjadi suatu kenyataan dalam kehidupan kita saat ini. Jadi bersediakah Saudara, untuk menjadi agen-agen perubahan yang dipakai oleh Allah di tengah-tengah dunia ini, yaitu untuk bersama-sama dengan Allah sebagai mitraNya ”menciptakan langit dan bumi yang baru” yaitu menghadirkan berkat Allah dalam semua aspek kehidupan? Selamat merayakan hidup yang diubahkan, selamat merayakan paskah yang mengubahkan hidup. Amin!! (YFH) Nats Pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Nyanyian pujian Panduan MPPP 2013 : Mazmur 118:24,25 : 1 Korintus 15:55-58 : Lukas 6:38 : KJ. 194:1-3 PKJ. 90:1,2 KJ. 188:1-3 KJ. 59:1,2 PKJ. 178:1,2 PKJ. 65:1-3 KJ. 202:1-4 PKJ. 179:1,2 Page 50 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PASKAH II Tanggal 7 April 2013 Bacaan Yohanes 20:19-29 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 5:27-32 ; Mazmur 118:14-29 atau Mazmur 150 Wahyu 1:4-8; Injil atau Evangelium Yohanes 20:19-31 “DIPULIHKAN UNTUK DIUTUS” Tujuan: 1. Jemaat dikuatkan oleh oleh kebangkitan Yesus . 2. Jemaat mau diutus untuk memberitakan kebangkitan Yesus. Jemaat yang dikasihi Tuhan Siapa di antara kita yang belum pernah merasakan takut?, pasti tidak ada!, Setiap orang pasti pernah merasakan takut, misalnya: Takut akan hantu, takut dihukum, takut salah, takut ular, takut jatuh. Ketakutan seseorang terkadang dapat menghambat potensi yang dimilikinya, sehingga tidak menjadi berkembang, contohnya: karena takut salah menjadikan seseorang tidak berani mencoba, karena takut menikah maka tidak jadi menikah, karena takut ketinggian maka tidak jadi naik, karena takut dijahati orang lalu tidak mau pergi ke mana-mana. Karena ketakutan maka bersembunyi di dalam rumah. Perasaan takut juga membuat seseorang menjadi tidak percaya diri atau ragu-ragu dalam bertindak. Untuk itu dalam hal mengembangkan potensi diri, kita harus menghilangkan perasaan takut itu, misalnya: Kalau mau menjadi tentara jangan takut perang, kalau mau menjadi dokter jangan takut darah, dan kalau mau menjadi pembalap jangan takut jatuh. Demikian juga dengan Tuhan Yesus, untuk bisa mengutus para muridnya, Tuhan harus menyakinkan muridNya lebih dulu, dengan menghilangkan perasaan takut yang mereka alami. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dalam perikop bacaan kita saat ini dijelaskan, bahwa para murid pada hari pertama Minggu itu, mereka berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci, karena takut terhadap orang-orang Yahudi. Murid-murid Tuhan Yesus mengalami perasaan ketakutan adalah wajar, mengingat gurunya yaitu Yesus yang telah ditangkap dan dianiaya serta dIbunuh oleh orang-orang Yahudi dengan cara disalibkan. Para murid trauma dan takut bahwa hal itu mungkin bisa terjadi menimpa mereka karena mereka adalah pengikut-pengikut Yesus. Mereka takut ditangkap dan dianiaya seperti gurunya. Walaupun para murid sudah mendengar bahwa Yesus telah bangkit dari Maria Magdalena, tetapi mereka belum yakin benar kalau Yesus telah bangkit, yang mereka tahu adalah mayat Yesus telah hilang dicuri orang, sehingga ketakutan masih nampak dalam benak mereka. Ketakutan membuat mereka tidak mengalami suka cita dan damai sejahtera. Pada saat mereka berkumpul dengan perasaan ketakutan tiba-tiba Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka dan memberi salam dengan berkata” Damai sejahtera bagi kamu,” kehadiran Yesus tentu mengejutkan mereka, Yesus yang hadir menembus batas-batas dinding dengan pintu-pintu yang terkunci, kehadiran Yesus yang ajaib mungkin menjadikan mereka ragu Panduan MPPP 2013 Page 51 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 dan membuat tanda tanya besar bagi mereka, tetapi Yesus sebenarnya tahu keraguan mereka. Dengan memberi jawab melalui bukti tangan dan lambung yang berlubang yang ditunjukkan kepada mereka, para murid menjadi yakin bahwa yang datang di tengah-tengah mereka adalah benar-benar Yesus. Ketika para murid melihat dan yakin bahwa Yesus hadir di tengah-tengah mereka, mereka menjadi bersuka cita. Kehadiran Yesus membawa damai sejahtera di mana situasi ketakutan berubah menjadi kegembiraan. Salam damai sejahtera yang diucapkan Yesus diberikan dalam rangka untuk menjawab kegelisahan dan ketakutan para murid, dan dengan kehadiran Yesus yang telah bangkit menjadikan para murid menjadi tenang, tidak takut dan berani. Ditengah-tengah sukacita yang besar, karena melihat Tuhan yang bangkit, Tuhan Yesus mengulangi lagi salamnya untuk yang kedua kalinya dan berkata” Damai Sejahtera bagi kamu” hal ini mau menunjukkan bahwa damai sejahtera itu berasal dan diberikan oleh Tuhan, Damai sejahtera yang menunjuk kepada pengampunan dosa yang dilakukan oleh Allah dalam Yesus Kristus melalui jalan salib dan kuasa kebangkitanNya. Kebangkitan Yesus membuat para murid mengalami damai sejahtera. Setelah keyakinan mereka tumbuh kembali menjadi kuat dan tidak takut lagi, maka Tuhan Yesus mengutus mereka dan berkata“ seperti Bapa telah mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” ( ayat 21). Para murid diutus oleh Tuhan untuk melakukan yang Allah kehendaki, Seperti Allah telah mengutus Yesus untuk melakukan Misi dan mewujudkan Visi Allah yaitu keselamatan dunia dan kerajaan Allah demikian juga para murid diutus untuk memberitakan Yesus yang telah bangkit dan menang atas maut. Dalam pengutusanNya kepada para murid, Tuhan tidak sekadar mengutus, tetapi juga memperlengkapi mereka. Tuhan memperlengkapi dengan memberikan Roh kudus yang ditiupkan kepada para murid sebelum mereka berangkat menjalankan tugasnya. Dalam pengutusanNya, Tuhan juga memberikan otoritas kepada para murid, untuk menyatakan kepada seseorang apakah dosanya diampuni atau masih tetap ada. Walaupun pengampunan dosa itu berasal dari Allah sendiri, tetapi para murid bisa menyatakan bahwa dosa orang bisa diampuni atau tidak yang didasarkan pada karya Tuhan Yesus dan melalui kuasa Roh kudus yang ada di dalam diri para murid. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Penampakan Tuhan yang telah bangkit menjadikan para murid menjadi yakin bahwa Yesus adalah Mesias Anak Allah. Dengan kebangkitan Tuhan yang telah terjadi pada diri Yesus membuat para murid berani memberitakan kepada orang lain. Hal itu nampak ketika para murid tidak bersembunyi dalam rumah dengan pintu yang terkunci karena takut, tetapi mereka sudah mulai mau bersaksi menceritakan tentang Yesus yang bangkit, salah satunya kepada Tomas, seorang murid Tuhan yang tidak bersama-sama dengan mereka ketika Tuhan menampakkan diriNya. Walaupun Tomas ragu bahkan tidak percaya terhadap pemberitaan para murid, tetapi para murid sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya, yaitu memberitakan karya keslamatan Allah, memberitakan Yesus yang menang. Pemberitaan Yesus yang telah bangkit dimulai dari orang-orang yang dekat dan dikenal oleh mereka. Thomas yang tidak percaya dengan pemberitaan para murid bahwa Tuhan telah bangkit, akhirnya di sapa dan diyakinkan oleh Tuhan sendiri. Setelah satu Minggu mereka berkumpul kembali dan Tomas ada bersama mereka. Pada saat Panduan MPPP 2013 Page 52 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 itulah Tuhan datang dengan menampakan diri kepada para murid secara khusus menampakan diri kepada Thomas. Tuhan tahu apa yang menjadi keinginan Tomas. Ia menunjukkan lubang paku pada tangannya dan juga lambung yang lubang karean ditikam, Tuhan meminta supaya Tomas mengulurkan tangannya dan mencucukkan jarinya ke lambungNya. Ketika Tomas melihat sendiri ia menjadi percaya. keyakinan Tomas pulih ketika ia membuktikan dan melihat sendiri bahwa Tuhan telah bangkit. Keyakinan Tomas ini akhirnya membuahkan pengakuan iman bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Dan pengakuan ini menjadi pengakuan Iman Gereja hingga sekarang ini bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah. Pengakuan Tomas akan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat berdasar pada bukti yang ia temukan, bahwa Tomas telah melihat Tuhan, tetapi menurut Yesus kepercayaan seperti itu kepercayaan kurang mulia. Dalam pandangan Yesus kepercayaan yang didasarkan pada pemberitaan dianggap lebih baik, sehingga Yesus mengatakan” berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya”. Kepercayaan yang seperti inilah yang akhirnya mendukung adanya gereja hingga saat ini. Karena beriman adalah percaya walaupun ia tidak melihat, tetapi tetap berserah akan pengharapan kepada yang ia percaya. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Melalui pengalaman iman para murid, yang telah berjumpa dengan Tuhan yang telah bangkit, kita bisa belajar banyak. Dalam kehidupan kita sebagai jemaat terkadang kita mengalami situasi yang tidak menyenangkan, pergumulan berat, yang membuat kita kalut, resah, cemas, galau ataupun takut. Dengan kuasa kebangkitan Tuhan, sebenarnya kita tidak perlu putus asa atau takut menghadapi persoalan tersebut , karena kebangkitan Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan kita hidup. Tuhan yang berkuasa atas kematian adalah Tuhan yang bisa diandalkan. Sehingga melalui beriman kepada Tuhan yang telah bangkit hidup kita diarahkan kepada pengharapan, melalui pengharapan, iman kita dikuatkan, dengan iman yang kuat kita siap menghadapi dan menyelesaikan persolan hidup seturut kehendak Tuhan. Tuhan kita bangkit, Tuhan kita hidup, yang mampu memberikan damai sejahtera bagi anak-anakNya. Dengan terang kebangkitan Tuhan, maka iman kepercayaan kita dibangun dan menjadi kuat. untuk itu kita juga dipanggil dan diutus oleh Allah untuk melakukan kehendak Allah, yaitu dengan memberitakan Yesus yang telah bangkit dan menguatkan Saudara Saudara kita yang lain. Ketika kita melakukan misi Allah, memberitakan Yesus yang telah bangkit dengan menguatkan yang lemah, menyembuhkan yang terluka, dan seterusnya, kita tidak perlu takut dan bimbang karena Tuhan pasti akan memperlengkapi kita dengan kuasa Roh kudus, sehingga kita juga dimampukan untuk mengerjakan tugas panggilan kita. Melakukan pengutusan Allah, dengan menguatkan dan menolong orang lain, harus dimulai dari orang-orang yang dekat dengan kita, tidak perlu jauh-jauh, terkadang dalam kehidupan kita, kita sering memikirkan orang lain, yang mungkin jauh dari kita, padahal dalam keluarga kita, di gereja kita dan di sekitar kita ada Saudara-Saudara yang perlu dikuatkan dan dibantu, hal-hal tersebut sering diabaikan. Seperti para murid Yesus mau menyakinkan Tomas orang yang dekat dengan mereka karena Tomas adalah bagian murid Yesus. Sebagai orang-orang yang telah dipulihkan tugas dan tanggung jawab kita mau diutus untuk bisa memulihkan orang lain, tetapi hal yang perlu kita ingat Panduan MPPP 2013 Page 53 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 adalah kita hanya sebagai alat, dan Allah sendiri melalui Roh Kudusnya yang akan mengerjakan kepada mereka, gambaran Tomas yang diyakinkan oleh para murid, dan akhirnya Tuhan sendirilah yang bekerja, sehingga Tomas menjadi yakin dan percaya. Dalam pemberitaan- pemberitaan Injil, tugas kita adalah mengabarkan tentang Tuhan, yang bisa dilakukan dengan banyak metode dalam rangka Injil kerajaan Allah di dalam Yesus. Tetapi perlu kita ingat bahwa kita hanya sebagai alat yang dipakai oleh Allah, untuk itu kita harus rendah hati dan menyerahkan segala sesuatu yang telah kita lakukan kepada Tuhan karena Tuhan sendirilah yang akan mengerjakannya. Untuk itu bagi kita yang memiliki iman yang kuat, kita dipanggil untuk memulihkan iman yang lemah, agar menjadi kuat. Dan setiap orang yang sudah dikuatkan, dipanggil dan diutus untuk menguatkan dan menolong orang lain supaya mengenal Tuhan yang telah bangkit dan menjadi percaya. Sehingga banyak orang yang mendapatkan hidup karena iman kepadaNya kepada Tuhan. Untuk itu Jangan takut dan yakinlah bahwa Allah akan menyertai melalui Roh KudusNya, Amin. (JN) Pembimbing : Mazmur 118:14-27 Berita Anugerah : Wahyu 1:4 - 6 Persembahan : Mazmur 118:28-29 KJ: 21 / PKJ: 5 KJ:194 / PKJ: 91 KJ:202 / PKJ:188 KJ:341 / PKJ:183 KJ:387 / PKJ:149 KJ:340 / PKJ:185 Panduan MPPP 2013 Page 54 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Bahan Renungan Minggu Paskah II Kisah Para Rasul 5:27-32 Taat kepada Allah versus kepada manusia. Bapak, Ibu, Saudara, yang dikasihi Tuhan. Pada jaman ini di dunia kerja banyak orang yang lebih takut pada atasan dari pada takut akan Tuhan. Dengan alasan takut dipecat dari kerjanya, takut tidak naik pangkat dan seterusnya. Sehingga yang sering terjadi walaupun terjadi perang batin di dalam hati, seseorang melakukan perbuatan yang tidak semestinya di hadapan Tuhan. Misalnya membuat laporan fiktif (direkayasa) tentang dana bantuan yang telah disalurkan, yang tidak sesuai dengan kenyataan karena dikorupsi oleh atasannya. Dengan demikian akan terlihat bahwa seseorang menjadi lebih taat kepada manusia daripada kepada Allah. Dampak dari perilaku seperti ini, walaupun terkesan menguntungkan beberapa pihak, tetapi yang terjadi menghancurkan semuannya. Contoh ketika terjadi korupsi, perusahaan menjadi bangkrut yang rugi adalah semuanya. Tidak demikian dengan para rasul, para rasul lebih taat dan tunduk kepada Allah dari pada kepada manusia. Karena ketaatannya kepada Allah ia mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah, walaupun mereka harus menanggung resiko dengan dimasukan ke dalam penjara oleh para Imam Besar dan pengikutnya yaitu dari mazab saduki. Tetapi karena penyertaan dan kuasa Tuhan, para rasul itu dapat keluar dengan cara yang ajaib. Setelah keluar dari penjara mereka berada di bait Allah, berada di bait Allah kembali memberitakan dan mengajarkan tentang Yesus yang telah bangkit, para rasul tidak jera. ketika para rasul itu berada di bait Allah mengajar, pengawal bait Allah dan orang-orangnya kembali menangkap mereka dan menyerahkan mereka kepada mahkamah Agama untuk di hakimi. Di Mahkamah Agama rasul-rasul itu di tanyai dan ditegur oleh Imam Besar, dengan berkata” Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam itu ( nama Yesus), namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaran itu, dan kamu hendak menanggungkan darah itu atas kami”. Ada dua versi perintah yang bertentangan yang dihadapi oleh para rasul, di satu pihak, Mahkamah Agama sebagai lembaga agama pada waktu itu melarang dengan keras Petrus dan rekannya untuk memberitakan Yesus, sedangkan dipihak yang lain, Allah menghendaki supaya nama Yesus diberitakan agar banyak orang yang diselamatkan. Lalu mana yang akan dilakukan oleh Petrus dan rasul lainnya. Petrus dengan tegas menyatakan dan mengajak, bahwa mereka harus taat kepada Allah dari pada taat kepada manusia. Di depan pejabat Mahkamah Agama itupun Petrus juga menggunakan kesempatan untuk memberitakan Yesus, yang tersalib, mati dan bangkit, supaya bangsa Israel bertobat dan menerima pengampunan dosa. Ketaatan Petrus untuk memberitakan Yesus, didasarkan pada kuasa Allah yang telah membangkitkan Yesus dari kematian, di sini Petrus menjadi saksi mata tentang Yesus telah bangkit dari kematian. Maka Petrus lebih condong lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Sehingga melalui pemberitaan Injil ini, Petrus yang dipakai sebagai alat telah dkaruniakan bersama dengan Roh kudus kepada setiap orang yang taat kepada Allah dalam rangka membangun kehidupan iman sesamanya. Dalam terang kebangkitan Yesus, Petrus menjadi seorang yang lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Demikian juga dengan kita, ketika kita menghayati akan Tuhan Yang hidup yang bangkit dari kematian, yang menyelamatkan kita, akan menolong kita untuk berani hidup dalam ketaatan kepada Allah. Hidup dalam ketaatan pada Allah, walaupun penuh resiko tetapi mengandung janji keslamatan, keselamatan untuk diri sendiri, keselamatan keluarga, dan keselamatan orang lain. Dengan ketaatan Panduan MPPP 2013 Page 55 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 kepada Tuhan, maka hidup kita akan menjadi alat kesaksian bagi orang lain, karena dengan taat maka hidup kita penuh dengan kebenaran Allah, sehingga kita juga akan lebih berani menceritakan Yesus yang telah bangkit kepada orang lain. Taat kepada orang lain itu tidak salah, selama perintah yang kita taati sesuai dengan perintah Tuhan. Untuk itu melalui renungan ini kami mengajak, mari kita prioritaskan ketaatan kita kepada Allah, kita harus berani tegas untuk menolak dan berkata tidak, ketika ada perintah-perintah manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Ketika hidup kita senantiasa dalam ketaatan maka hidup kita di arahkan kepada kebenaran, sehingga hidup kita menjadi bermartabat dan menjadi berkat. Amin. (JN) Panduan MPPP 2013 Page 56 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 KHOTBAH MINGGU PASKA III Tanggal 14 April 2013 Bacaan: Mazmur 30 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 9:1-6, 7-20 ; Mazmur 30 Wahyu 5:11-14; Yohanes 21:1-19 BERSYUKUR UNTUK KEBAIKAN TUHAN Tujuan: 1. Warga jemaat bersyukur kepada Allah atas pemulihan yang terjadi dalam hidupnya 2. Ucapan syukur warga jemaat menjadi berkat bagi orang lain Syalom…… Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Semua orang yang hidup di dunia ini tidak akan terlepas dari yang namanya pergumulan. Masing-masing orang tentu memiliki pergumulan yang berbeda, tergantung dari apa bentuk pergumulan yang sedang di hadapi. Pergumulan juga dapat berbeda di lihat dari bobot, waktu terjadinya, siapa yang menghadapinya, dan sangat banyak hal yang sebenarnya dapat mempengaruhi perbedaan suatu pergumulan tersebut. Mungkin ada di antara kita yang merasa bahwa pergumulan hidupnya terasa paling berat dibandingkan dengan orang lain. Kita sering melihat ketika ada seseorang bercerita tetang pergumulan hidupnya, dan orang lain mendengarkanya, mungkin orang yang mendengarkan pergumulan orang lain itu akan berkata:” Ah… itu belum seberapa, dibandingkan pergumulan saya”, dan mulai ia menceritakan pergumulan hidupnya. Hari ini kita akan mencoba ikut menghayati dan merasakan pergumulan seorang hamba Tuhan, bahkan kita akan mengambil hikmah dari pergumulannya. Mazmur pasal 30 ini merupakan ungkapan pujian dari Raja Daud, sekalipun ia seorang raja, ia tidak luput juga dari berbegai persoalan dan pergumulan hidup. Kedudukannya sebagai raja yang di kelilingin dengan hal-hal yang baik tidak menjamin bahwa hidupnya akan berjalan mulus-mulus saja. Hal ini sekaligus menjadi contoh bagai kita bahwa pergumulan dan kesulitan itu dapat datang pada siapa saja, kapan saja tanpa memandang kedudukan dan jabatan seseorang. Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, pada hari ini kita akan bersama-sama merenungkan firman Tuhan yang telah kita baca dari kitab Mazmur 30: 1- 13, kitab yang kita baca ini berdasarkan isinya dapat kita golongkan sebagai kitab pengucapan syukur pribadi atau perorangan. Bisa saja kita katakan bahwa kitab ini adalah ungkapan ucapan syukur raja Daud sebagai seorang yang sedang menghadapi kebahagian setelah ia mengalami pergumulan yang berat. Pada akhirnya Mazmur ini di pakai dalam setiap ulang tahun pentahbisan bait suci. Kitab ini diawali dengan ungkapan syukur dari pemazmur itu sendiri yang mengatakan dalam ayat ke-2 Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Seperti kebanyakan dari kita bahwa ungkapan syukur biasanya muncul atas dasar hal-hal yang baik telah terjadi dalam hidup kita. Raja Daud sebagai seorang yang gemar memuji Tuhan, juga memiliki alas an-alasan tertentu ketika mengucap syukur kepada Allah. Pujian syukur raja Daud biasanya dia ungkapkan karena dia menyakini bahwa Allah adalah Allah yang baik dan Panduan MPPP 2013 Page 57 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 senantiasa memberikan kebaikan kepada dirinya. Bahkan dalam ayat yang ke- 7 mengatakan; Dalam kesenanganku aku berkata: "Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!" ia mengambarkan dirinya memiliki iman yang sangat kokoh, ia sangat menyakini bahwa Allah menempatkan dirinya di tempat yang tinggi. Dalam kondisi yang aman dan baik seperti ini ia merasa mampu untuk menghadapi segalanya, dan pujian syukur dapat ia lontarkan dengan mudah. Namun apa yang terjadi, secara tiba-tiba peristiwa yang mengejutkan terjadi atas dirinya, raja Daud merasa bahwa Allah telah menyembunyikan wajah-Nya kepadanya. Sebab situasi yang baik dan aman yang edang ia rasakan, secara tibatiba telah berubah total. Dari bacaan awal kitab Mazmur ini, kita dapat menemukan sang pemazmur mengalami sakit yang luar biasa, ia mengambarkan penyakitnya ini seolah-olah akan merengut nyawanya ( ayat 2-4 ). Hari-hari yang ceria kemudian berubah menjadi kelam, Allah yang baik terasa menjadi Allah yang sedang murka, sepanjang malam yang biasanya teduh menjadi malam-malam yang penuh dengan tangisan, hari-hari yang baik telah menjadi ratapan. Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus Mazmur atau pujian yang kita baca ini sebenarnya tulisan dari seorang yang pernah mengalami sakit yang parah, bahkan sakitnya itu hampir membawanya kepada kematiannya. Dalam kondisi seperti inilah ia bentul-betul merasa tidak berdaya sama sekali. Ditengah pergumulan yang sedang ia hadapi ini, sebagaimana dikatakan dalam ayat 3 dan 9, dia berteriak minta tolong dan berseru kepada TUHAN. Dengan sungguh-sungguh dia berdoa, memohon kesembuhan dari Tuhan. Dia sangat menyadari siapa dirinya, ia debu yang tidak memiliki daya apa-apa. Bahkan dalam pergumulannya itu, ia merasa bahwa ia tidak ada artinya sekalipun ia mati. TUHAN yang selama ini ia puji dan ia sembah akhirnya menjawab permohonannya, betapa senang hati raja Daud ketika Tuhan mendengarkan permohonannya. Begitu menakjubkan karya Allah baginya, lalu hidupnya dipulihkan seperti sebelum ia mengalami penderitaannya. Atas pertolongan TUHAN itulah, ada beberapa respon yang ia lakukan : Yang pertamama: Atas jawaban Tuhan sehingga ia mengalami kesembuhan dari sakitnya raja Daud kemudian memanjatkan nyanyian syukur, memuji dan memuliakan nama TUHAN. Pemulihan dari TUHAN itu telah mengubah ratapan Daud menjadi tarian penuh sukacita. Raja Daud menggambarkan pemulihann penderitaannya sebagai tangisan malam yang pasti akan berlalu oleh pagi hari yang penuh sorak-sorai. Jadi Mazmur pasal 30 ini juga sebuah kesaksian dari Daud atas besarnya kasih karunia TUHAN bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Tuhan tetap berkarya, memperbaiki, menyelamatkan orang-orang yang mau datang bermohon kepadaNya. Tidak seorang pun yang ditolak oleh Tuhan (ay 3; band Ratapan 3:22) Yang Kedua: dalam Mazmur 30:5 Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Rasa syukur kepada Allah, mendorong raja Daud untuk mengajak semua orang untuk memuliankan Allah. Kebahagian yang ia rasakan kemudian tidak ia nikmati sendiri, namun kebahagian itu ia bagikan kepada orang lain. Ia mengajak orang lain untuk menaikan syukur atas pergumulannya yang telah di jawab oleh Allah. Yang Ketiga: Mazmur 30:6 Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar soraksorai. Panduan MPPP 2013 Page 58 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Kesembuhan dan kelepasannya dari pergumulan yang berat, menjadi pengalaman hidup yang berharga bagi raja Daud. Pengalaman itu pula yang kemudian menjadi berkat bagi orang lain, dengan pengalaman itu kemudian raja Daud menguatkan orang-orang yang sedang dalam pergumulan. Raja Daud menyakikan semua orang yang sedang dalam pergumulan bahwa pasti akan segera tiba masanya mereka yang bergumul akan mendapatkan kelepasan. Yang ke empat: kitab mazmur yang kit abaca ini di tutup dengan tekad yang sangatbaik dari raja Daud ketika ia mendapatkan kasih karunia dari Allah bahwa dalam hidupnya ia akanterus memuji Tuhan selama-lamanya (ayat 13 ) Jemaat yang di Kasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Pengalaman raja Daud ini mungkin saja dapat terjadi dalam hidup kita sekarang ini, bahkan mungkin hari-hari ini ada di antara kita yang sedang bergumul dengan pergumulan yang sangat berat. Kita merasa bahwa semuanya baik-baik saja, seluruh hidup kita telah kita serahkan kepada Allah, bahkan iman kita telah dibangun dengan baik yang seolah-olah tidak akan pernah goyah dengan apapun juga. Namun secara tiba-tiba, kita di kejutkan dengan suatu peristiwa yang mungkin memberatkan hidup kita. Pergumulan yang menghimpit kita bisa saja diakibatkan oleh sakit penyakit, perekonomian yang semakin melorot, persoalanpersoalan sosial di sekitar kita. Apa lagi kalau peristiwa-peristiwa itu terjadi secara serta merta dalam kehidupan kita ini. Jika hari ini kita sedang menghadapi pergumulan yang berat, kabar sukacitanya adalah Allah senantiasa mau mendengar pergumulan dan seruan setiap orang yang meminta tolong kepada-Nya, bukan hanya sekedar mendengar, yang pasti Ia akan menolong orang-orang yang mengasihi-Nya. Jangan menyerah! Mungkin hari ini, kita tidak sanggup melihat keadaan yang sedang. Segala sesuatu mungkin tidak tampak baik dalam pandangan kita, tetapi kabar baiknya adalah jika kita tetap mengharapkan akan belas kasihan Tuhan, maka belas kasihan Tuhan akan memampukan kita untuk mengatasi masalah yang ada, tidak peduli apa pun keadaannya. Mari kita belajar dari pengalaman dan kesaksian hidup dari pemazmur yaitu raja Daud. 1. Dalam menghadapi pergumulan hidupnya ia tidak lari kepada siapa-siapa namun ia datang, berseru kepada Allah. Sikap seperti ini perlu diteladani bahwa pengharapan kepada Allah kiranya tidak berubah, bahkan dalam situasi dan kondisi yang sangat tidak memungkinkan sekalipun. Oleh karena itu kita juga perlu melakukan hal yang sama, ketika berhadapan dengan pergumulan dan persoalan yang berat, mari kita datang kepada Allah, berseru kepada-Nya sebab Ia pasti mendengar, dan mengerti akan setiap pergumulan kita. Dalam setiap pergumulan jangan lari dari Tuhan, namun semakin medekat kepada Allah. 2. Menaikan persembahan Pujian Syukur, ketika pergumulan kita di jawab oleh Allah, dan pembebasan Allah terjadi dalam hidup kita, maka yang harus dilakukan adalah menaikan pujian dan pemyembahan kepada Allah dalam bentuk ucapan syukur. Ketika kita merasakan sukacita maka akan baik kalau kebaikan Tuhan itu kita bagikan kepada orang lain agar mereka juga merasakan kabaikan Allah serta bersam-sama dengan kita memuliakan Allah yang baik itu. 3. Komitmen orang yang meraskan kebaikan Allah, pengalaman raja Daud sesudah ia terbebas dari pergumulan hidupnya maka ia akan memuliakan Allah untuk selama-lamanaya. Demikian juga dengan kita semua setelah menghadapi pergumulan dan Allah membebaskan kita, marilah kita senantiasa mengucap syukur kepada Allah atas segala kebaikannya. Janganlah kita jemu-jemu untuk Panduan MPPP 2013 Page 59 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 senantiasa memuliakan Tuhan dalam hidup kita, karena dalam kondisi seperti apapun Allah adalah Allah yang tetap baik kepada umatnya. Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus Baru saja kita merayakan Paskah, Paskah adalah peristiwa agung dimana Allah menyapa umatnya dengan memberikan kelepasan dan pembebasan akibat belengu dosa dan kuasa maut. Kita semua adalah orang-orang yang pernah terhitung sebagai bagian dari kehidupan yang penuh dalam kegelapan dan kengerian kematian kekal akibat dosa, karena setiap dosa memiliki upah kematian Setiap orang yang menjadi hamba dosa, maka ia akan mengalai kehidupan yang kelam dalam sengsara siksaan akhir zaman. Oleh kasih karunia-Nya, Kristus telah mati untuk menebus kebinasaan kita dan memberikan kita hidup yang sejati, bahkan ketika kita masih menjadi musuh Allah (Roma 5:8-10). Ungkapkanlah syukur kita kepada-Nya dengan memberitakan kebaikan-Nya kepada orang lain. Nyatakan akibat kebaikan-Nya itu pada diri kita semua, agar mereka melihat kesaksian yang hidup dalam diri kita. Kiranya uangkapn syukur kita akan menjadi berkat bagi orang lain, ungkapan syukur kita adalah ungkapan syukur yang dapat memulihkan keadaan orang lain yang sedang dalam pergumulan, kiranya Tuhan Yesus memberkati. (TAR) Nats Permbimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Pujian 1. PKJ 4:1-2 2. PKJ 7:1-3 3. PKJ 37:1-2 4. PKJ 165:1-3 5. PKJ 149:16. PKJ 231:1-2 : Wahyu 7:9-10 : Wahyu 7:15-17 : Mazmur 118:28-29 *** Panduan MPPP 2013 Page 60 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Bahan Renungan Minggu Paskah III Bahan: Kis 9: 1-6 PERJUMPAAN DENGAN KRISTUS YANG MENGUBAHKAN Pertobatan Paulus adalah peristiwa yang menarik untuk di gumuli dan direnungkan agar setiap orang Kristen di zaman sekarang ini dapat memaknai arti perjumpaan dengan Allah. Belajar dari pengalaman para rasul dalam zaman Kisah rasul ketika hari Pentakosta, mereka mengalami perjumpaan dengan Allah melalui tutunya Roh kudus (Kis 2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya). Kalau kita melihat dari latar belakang ke dua belas rasul yang menerima penyatan Roh kudus tersebut, sebenarnya mereka orang-orang dari kalangan pada umumnya. Tetapi setelah perjumpaan dengan Roh kudus itu, mereka mengalami perubahan yang cukup besar, dariseorang yang takut menjadi orang yang berani bersaksi tentang jalan kebenaran, dari tidak memiliki kelebihan apa-apa disertai Allah dengan tanda mujizat. Kesemuanya itu pada akhirnya mereka pakai untuk pewartaan Injil. Demikin juga dengan kehidupan Rasul Paulus yang dulunya disebut dengan Saulus. Paulus adalah orang yang bangga dengan kebangsaanya sebagai orang Yahudi, ia lahir di kota Tarsus, pada usia 13- 15 tahun ia di kirim ke Yerusalem untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dalam hal hukum taurat dan tradisi Yahudi. Di kalangan orang Kristen mula-mula Saulus telah menanamkan rasa ketakutan oleh karena peranya memasukan orang-orang yang menyebut dirinya sebagai pengikut Kristus kedalam penjara. Paulus sangat bersemangat sekali untuk pergi ke Damsyik guna mengancam dan membunuh para murid-murid Tuhan. Untuk mendukung kegiatannya itu ia meminta dukungan iman besar yang ada, guna meminta legalitas dan dukungan. Dengan kata lain segala kemampuan yang ada dipakai untuk menghambat dan merusak pekerja Tuhan. Namun ketika ia berjumpa dengan Tuhan dalam perjalanannya untuk melakukan niatnya tersebut, semuanya berubah total karena kemudian rencana Tuhan yang terjadi dalam hidupnya (Kis 9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.)". Semua kehebatan yang dia miliki tidak ada artinya, semangatnya untuk membunuh para murid Tuhan tidak berdaya ketika menghadapi kemulyaan Tuhan. Perjumpaannya dengan Tuhan Yesus Kristus merupakan titik tolak perubahan dalam dirinya. Paulus benar-benar mengalami perubahan yang total dari jalan hidup yang ia jalani, bahkan kalau kita membaca dalam kisah kehidupanya sampai akhir, kita menjumpai bagaimana ia melayani dalam pekerjaan Tuhan dengan sangat luar biasa, perasaan, harta, dan jiwanya ia pakai untuk memberitakan Injil. Perkembagan gereja mula-mula yang semakin pesat dengan ditandai semakin banyaknya jiwa-jiwa yang tepanggil untuk menjadi murid Tuhan, tidak terlepas dari peran rasul-rasul termasuk rasul Paulus, yang kesemuannya telah mengalamai perjumpaan dengan Allah dan mengalami perubahan hidup dari perjumpaan tersebut. Belajar dari pengalaman Paulus ini serta pengalman para rasul sebelum Paulus, sudah kah kita mengalami perjumpaan dengan Allah ? yang kemudian melalui perjumpaan itu telah mengubahkan seluruh kehidupan kita. Apakah kita telah merasakan dan mengalami ketidak berdayaan kita telah di ubahkan Allah dalam perjumpaan kita dengan Allah sendiri. Karena perjumpaan dengan Allah telah mengubahkan banyak orang yang tidak berdaya menjadi orang yang diberdayakan di dalam Tuhan. Apakah perjumpaan kita selama ini dengan Tuhan telah mampu menyadarkan dan mendorong kita, agar segala yang kita miliki baik hidup, keahlian, Panduan MPPP 2013 Page 61 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 pendidikan, kekayaan dan lain sebagainya yang ada dalam diri kita di gunakan untuk kemulyaan Tuhan. Dalam rangka pekan paskah ini marilah kita betu-betul mencari Tuhan, biarlah kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan sehingga hidup kita mengalami perubahan yang secara total. Keyakinan bahwa Allah sanggup mengubah seluruh hidup kita, untuk dapat di pakai sebagai alat kemulyaan Tuhan, kirannya mondorong kita untuk terus menerus mengalami perjumpaan dengan Allah. Tidak ada yang mustahil bagi Allah untuk mengubah hidup kita, meskipun kita memiliki latar belakang yang seperti apapun. Seperti pengalaman Paulus dan para rasul yang lain yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, lalu memulai segala sesuatunya dari Tuhan untuk memberikan dampak pada kehidupan ini, kirannya Tuhan Yesus memberkati. (TAR) Panduan MPPP 2013 Page 62 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PASKAH IV Tanggal 21 April 2013 Bacaan Yohanes 10: 22 – 30 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 9:36-43; Mazmur 23 Wahyu 7:9-17; Yohanes 10:22-30 “Jangan Menjadi Domba Binal” Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Apakah selama menjadi orang kristen Saudara pernah merasa tidak puas dengan kehidupan beriman Saudara? Merasa ragu dengan berbagai ajaran iman yang diterima, sehingga Saudara berusaha sedemikian rupa mencari pengalaman-pengalaman baru. Kadang pindah-pindah gereja, pindah KKR dari satu tempat ke tempat lainnya, pindah-pindah pengajaran yang sepertinya memuaskan dan lain sebagainya. Dan ketika pada akhirnya Saudara tahu bahwa ternyata harapan Saudara akan pemuasan diri tersebut tidak tercapai, apakah Saudara terus bertahan dengan keyakinan itu atau kemudian sadar bahwa telah melakukan kesalahan kemudian berubah? Karena seringkali pengharapan kita adalah sebuah tata nilai kita terhadap sesuatu. Orang Yahudi memiliki pengajaran yang berkaitan dengan pengharapan akan Mesias yang akan menolong mereka.Mereka begitu teguh dengan apa yang diyakininya. Begitu yakinnya mereka sehingga hati mereka tertutup terhadap kebenaran yang seungguhnya tentang kemesiasanYesus. Ketertutupan hati membuahkan kepicikan dan kecenderungan untuk percaya pada keyakinan sendiri. Orang lain selalu dipahami berdasarkan kebutuhan dan keyakinan sempitnya. Inilah yang terjadi terhadap orang-orang Yahudi. Ketika umat Yahudi merayakan hari Perayaan Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem sebagai peringatan bagaimana Allah telah menolong bangsa Yahudi membebaskan negeri mereka dari kekuasaan raja Siria yang menindas. Pada suatu kesempatan mereka mengelilingi Yesus dan mengajukan pertanyaan kepada Yesus, "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Kalau kita perhatikan sebenarnya ini adalah pertanyaan yang menunjukkan betapa piciknya mereka memahami Yesus. Mereka mendekati dan memahami Yesus berdasarkan kebutuhan dan kepentingan mereka sendiri. Orang-orang Yahudi memahami Yesus sebagai Mesias politik, seseorang yang akan membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan bangsa Romawi dan yang akan memulihkan kerajaan nenek moyang mereka yang diyakini akan dipulihkan oleh keturunan Daud. Dengan pertanyaan ini menandakan bahwa dikalangan orang Yahudi sedang mengalami kegalauan tentang masa depan kehidupan mereka sebagai bangsa. Mereka merindukan pemimpin yang akan memulihkan kejayaan masa lalu. Penantian demi penantian belum ada kepastian. Ketika Yesus memulai pelayananNya dan para muridNya menyebutnya sebagai Mesias, orang-orang Yahudi mulai tergoda untuk memastikannya. Namun pemahaman mereka tidak seperti apa yang sebenarnya menjadi maksud kedatangan dan pelayanan Yesus Kristus. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Mengapa orang Yahudi dan pemimpinnya begitu sulit mengenal Yesus? Setidaknya ada dua alasan mengapa hal itu terjadi. Panduan MPPP 2013 Page 63 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Pertama: Mereka tidak percaya. Kalau diperhatikan sebenarnya mereka telah melihat segala apa yang dilakukan oleh Yesus, baik pengajaranNya maupun kesaksian hidupNya selama melayani. Tetapi permasalahannya mereka masih belum mau percaya dan belum mau mengenal "siapa Dia yang sesungguhnya”. Yesus berkata: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku” Jawaban Yesus atas pertanyaan kemesiasanNya yang begitu jelas pasti juga tidak memuaskan mereka. Dalam berbagai kesempatan perjumpaan dengan Yesus, orang Yahudi, khusunya para pemimpin mereka, cenderung menolak dan berkonflik dengan Yesus. Mereka merasa tahu dan merasa satu-satunya pemilik kuasa terhadap hukum Taurat. Seolah-olah Yesus tidak layak untuk menjadi Mesias bagi mereka. Kesembongan ini menutup hati mereka untuk percaya dan lebih mengenal siapa Yesus. Kedua: Mereka bukan kawanan dombaNya. Pantaslah kalau orang-orang Yahudi sulit mengenal dan percaya kepada Yesus. Dalam ayat 14 dikatakan Yesus: “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku” Yesus mengumpamakan dirinya sebagai seorang gembala. Dan seorang gembala yang baik tentulah akan paham dan tahu siapa domba-domba gembalaanNya. Demikian sebaliknya, domba yang baik akan mengetahui siapa dan apa yang dilakukan gembalanya. Namun orangorang Yahudi, mereka tidak mengenal siapa sesungguhnya Yesus, atau tepatnya tidak mau tahu Yesus yang sesungguhnya. Mereka hanya mau memahami sesuai dengan kemauan dan tujuan serta kepentingannya sendiri. Mereka ibarat domba yang tidak mengenal suara Gembalanya dan pastilah mereka bukan kawanan dombaNya. Karena demikian Yesus menegaskan: “tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku”. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Kalau Yesus dengan tegas mengatakan bahwa mereka, orang-orang Yahudi yang datang dan bertaanya kepadaNya adalah bukan kawanan DombaNya, lalu gambaran kawanan domba yang seperti apa yang menjadi milikNya? Setidaknya ada tiga hal yang menggambaran tentang domba Kristus. Pertama: Domba Mendengar Suara Gembalanya. Seekor domba karena kurun waktu yang cukup lama bersama digembalakan oleh seorang penggembala tentu akan mengenal suara khasnya. Panggilan, hardikan, dan ajakannya tentulah akan direspon dengan baik. Dan seorang gembala yang bukan penggembalanya pasti tidak akan dikenal dan diturutinya. Demikian juga dengan setiap orang percaya. Ia pastilah akan mengenal, mengerti dan mengikuti apa yang disuarakan oleh Yesus Kristus bagaikan seekor domba kepada gembalanya. Kedua: Domba dikenal oleh Sang Gembala, seorang gembala yang baik akan sangat mengenal domba-dombanya bahkan mungkin sampai kepada hal-hal yang terkecil yang menjadi ciri dan khas domba itu. Bukan hal yang mustahil dalam kawanan domba ada yang berbeda, misalkan ada domba yang sering keluar dari kawanan, sering membuat rIbut dengan kawanan yang lain dan sebagainya. Sang Gembala pasti mengenalnya. Ketiga: Domba Mendapat Perlindungan. Gembala yang baik mengetahui berapa jumlah kawanan dombanya, ia akan menghitung dan akan mencari bila ada anggota kawanan yang tercecer dan akan melindungi kawanan domba gembalaannya dari segala ancaman dan bahaya. Bahkan mungkin Panduan MPPP 2013 Page 64 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 nyawanya akan dipertaruhkan agar kawanan dombanya tidak terancam kehidupannya. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Umat kristen sering mengidentikkan dirinya sebagai domba dan Yesus adalah Gembalanya. Namun apakah setiap orang kristen adalah kawanan dombaNya? Seharusnya ya! Namun demikian kita harus jujur bahwa di dalam kehidupan sebagai orang kristen kadangkala kita seperti syair nyanyian dalam Kidung Jemaat 240 bait yang kedua, ……. “Yesus cari akan daku domba binal yang sesat” ada praktik hidup yang tidak bersesuaian dengan kehendak Yesus Kristus Sang Gembala. Sebagai domba, seharusnya kita adalah pribadi yang mau bersandar dengan taat kepada Yesus Sang Gembala. Seekor domba yang baik akan mendengar suara dan menuruti kehendak gembalanya bukan penggembala lain yang tidak dikenalnya. Demikian juga sebagai umat kristen yang percaya kepada Yesus Kristus. Tentunya umat kristen harusnya mendengar apa yang dikehendaki oleh Yesus Kristus dan melakukan seluruh perintahNya. Kita adalah kawanan domba kepunyaanNya, milik Yesus Sang Gembala. Seperti Nyanyian Mazmur 23: “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghIbur aku”. Jangan menjadi domba yang binal, atau dalam bahasa Jawanya lenjeh, nel-nelan yang kesukaannya melakukan hal-hal yang nyleneh, ingin tampil beda tetapi norak dan cari perhatian dan bertentangan dengan kehendak Sang Gembala. Apabila kebinalan tersebut tidak terkendali memungkinkan kita menjadi domba yang sesat. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Dalam Masa Pra Paskah ini kita kembali menghayati kasih Tuhan yang telah berkorban, memberi hidup yang kekal dan senantiasa memberi perlindungan dari setiap ancaman kehidupan. Kita harus terus belajar setia untuk mendengar apa yang diajarkanNya dan melakukan apa yang dikehendaki. Sadari bahwa kita adalah Kawanan Domba Allah, Kita Mengenal gembala Kita dan Sang Gembala akan senantiasa menyertai dan melindungi kita. Tuhan Yesus Sang Gembala memberkati Saudara. Amin. (YEP) Nats Pembimbing : Mazmur 23 Berita Anugerah : Wahyu 7 : 15 – 17 Nats Persembahan : 1 Petrus 5 : 8 Nyanyian : KJ 161 :1–2 KJ 445 :1–2 KJ 344 :1–3 KJ 240a : 1 – 2 KJ 450 :1– KJ 407 :1–2 Panduan MPPP 2013 Page 65 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Renungan Minggu Pra-Paskah IV Bacaan: Kis.9: 36 – 43 Hidup Berbuat Kebaikan, Mati Meninggalkan Perubahan Ketika dalam perjalanannya memberitakan Injil di Lida, Rasul Petrus mendapat kabar bahwa salah seorang muridnya yang bernama Tabita meninggal, Tabita adalah nama lain dari Dorkas. Setelah mengetahui kabar tersebut, segera ia datang ke rumah keluarga yang berduka. Banyak orang merasa kehilangan Dorkas. karena Ia dikenal sebagai seorang yang sangat baik dan memiliki kemurahan hati, selalu terbeban melihat penderitaan orang lain, “Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.” (Kisah 9:36b) Saat tiba di rumah tersebut, Rasul Petrus melihat orang-orang telah memandikan Dorkas dan membaringkan mayatnya di ruang atas. Saat hendak mendoakan wanita itu, Petrus meminta orang-orang yang ada dalam kamar tersebut untuk keluar. Ini dilakukan Petrus karena ia tahu bahwa tidak semua orang yang berkumpul di tempat itu percaya atau beriman kepada Yesus. Kemudian Petrus berdoa dan membangunkan Dorkas, “Tabita, bangunlah!” Secara manusia, adalah mustahil bahwa orang yang meninggal akan hidup kembali. Namun akhirnya wanita itu pun bangkit! Petrus memiliki keyakinan penuh kepada Kristus. Petrus memperkatakan firman bukan menurut kehendak dan pikirannya sendiri, juga bukan asal berbicara, tetapi semua didasari oleh imannya. Apalagi dia juga pernah menyaksikan secara langsung bagaimana Tuhan Yesus membangkitkan anak Yairus yang sudah meninggal (Luk 8:51), inilah yang juga membangkitkan keberanian dalam dirinya untuk mempraktekkan iman! Melalui pelayanan Petrus ini semua orang menjadi terbuka ‘mata rohaninya’ dan banyak dari mereka menjadi percaya kepada Tuhan. Melalui kisah ini kita dapat merenungkan beberapa hal. Pertama: Keteladanan hidup Tabita. Ketika ia masih hidup, Tabita banyak melakukan kebaikan dengan memberi perbuatan yang baik dan bersedekah kepada orang lain. Perbuatan ini tentunya sangat dirasakan oleh orang-orang disekitar kehidupan Tabita. Dan ketika ia meninggal ada orang-orang yang menunjukkan karyanya yaitu baju dan pakaian yang dIbuat selama hidupnya dan menjadi kenangan bagi mereka yang menerima. Tabita menjadi berarti dan bermanfaat bagi mereka. Kedua: Melalui peristiwa “hidup kembali” dari kematiannya banyak orang yang menjadi percaya kepada Tuhan. Peristiwa hidup kembali yang dialami Tabita menjadi alat kesaksian bahwa Tuhan menyatakan kuasanya melalui Rasul Petrus dan Tabita. Lalu bagaimana dengan kita? Catatan apa yang akan kita bagikan bagi kehidupan, baik semasa kita hidup dan suatu saat setelah kita mengalami kematian? Bila suatu saat kita mati, perbuatan apa dari kita yang akan dibicarakan orang? Bahwa kita adalah orang baik yang suka menolong? Bahwa kita adalah orang yang jujur? Bahwa kita adalah orang yang rajin yang selalu bekerja dengan giat? Bahwa kita adalah orang yang sabar? Bahwa kita adalah orang yang rendah hati? Atau sebaliknya bahwa kita adalah orang yang egois, suka berdusta, malas, suka marah, suka memfitnah, sombong, kikir, dsb? Panduan MPPP 2013 Page 66 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Maukah kita menggunakan kesempatan mengisi kehidupan seperti Tabita? Selamat menjalani kehidupan, selamat merangkai catatan untuk dikenang dan membawa perubahan. Tuhan Yesus Kristus menyertai senantiasa. (YEP) *** Panduan MPPP 2013 Page 67 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PASKA V Tanggal 28 April 2013 Bacaan Kisah Para Rasul 11: 1-18 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 11:1-18 ; Mazmur 148 Wahyu 21:1-6; Yohanes 13:31-35 KESELAMATAN BAGI SEGALA BANGSA Tujuan: Anggota Jemaat dapat menghayati makna kebangkitan Kristus dengan cara pandang bahwa keselamatan adalah untuk segala bangsa. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Seperti manusia lahir hanya satu kali, demikian pula orang Kristen yang mengalami kelahiran baru. Itulah saat seseorang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Seringkali kelahiran baru ditandai dan diteguhkan dengan baptisan yang memeteraikan orang tersebut sebagai milik Kristus yang mengalami hidup baru. Salah satu tanda dari pembaruan yang terjadi, yakni perubahan cara pandang. Sebagai milik Kristus harus semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus juga dalam karakternya. Pertumbuhan seorang Kristen merupakan perubahan dari sifat-sifat manusia lama menjadi manusia baru yakni menyerupai sifat-sifat Kristus. Ia tidak lagi memandang dan menghayati segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri namun mampu memandang dan menghayati hidup dari sudut pandang Kristus. Yang berarti mampu memahami dan menerima orang lain. Melalui Firman Tuhan saat ini kita belajar bagaimana mengubah cara pandang dan memiliki cara pandang seperti Kristus. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Hal yang sama pun dialami oleh Petrus, saat ia harus mempertanggungjawabkan baptisan Kornelius kepada rasul-rasul yang ada di Yudea. Ketika Petrus kembali ke Yerusalem orang-orang dari golongan bersunat berselisih pendapat dengan dia. Karena dalam hukum Taurat melarang orang Yahudi bergaul dengan orang bukan Yahudi atau makan makanan yang telah mereka sentuh. Mereka terkejut, karena Petrus melakukan hal itu dan menganggap bahwa Petrus sudah tidak tahir. Petrus menjelaskan kepada para rasul bahwa cara pandang mereka tidak benar. “Akan tetapi untuk kedua kalinya suara dari sorga berkata kepadaku: Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram!” Semua yang dilakukannya untuk membaptis keluarga Kornelius adalah karena karya Roh Kudus dan tidak boleh bimbang. Ia pun menyampaikan bahwa karya Roh Kudus pun turun kepada orang-orang bukan Yahudi. Hal tersebut semakin dipertegas Petrus di dalam ayat 17 “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?" Ketika Petrus selesai menjelaskan tentang karya Roh Kudus yang begitu luar biasa bagi bangsa lain, hal tersebut mengubah cara pandang rasul-rasul, sebagaimana tertulis dalam ayat 18 “Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: Panduan MPPP 2013 Page 68 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 "Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup." Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Melalui peristiwa pertanggungjawaban Petrus atas baptisan keluarga Kornelius, telah mengubah cara pandang para rasul selama ini, mereka kembali diingatkan bahwa kehadiran Yesus kedunia untuk semua bangsa. Ia tidak lagi membedakan orang berdasarkan batasan-batasan tertentu. Allah mengasihi semua orang, tanpa kecuali bahkan keselamatan bagi semua orang yang mau percaya kepadaNya. Ada beberapa hal penting yang menjadi pembelajaran bagi kita yaitu: 1. Keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi saja, tetapi juga untuk bangsa lain. 2. Pertobatan adalah peran Roh Kudus 3. Jangan membatasi karya Roh Kudus. Yang hasilnya membuat rasul-rasul yang mendengarkan menjadi tenang dan memuliakan Allah “ Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” Luar biasa karya penyelamatan dari Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Lalu bagaimana dengan kita selama ini, apakah selama ini kita memahami karya keselamatan hanya untuk kita saja, sehingga karya keselamatan menjadi milik sendiri? Firman Tuhan saat ini mengajak agar kita memiliki cara pandang seperti Petrus yang semula memahami bahwa kasih Allah dan keselamatan hanya untuk bangsanya sendiri, menjadi berubah bahwa keselamatan untuk segala Bangsa yang mau percaya kepadaNya. Memang ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena kecendurangan manusia menerima sesama yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Namun sebagai pengikut Kristus kita perlu bertumbuh dalam karakter Kristus. Saudara-Saudara yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Di minggu Paskah ke-5, marilah kita senantiasa berjuang mengubah cara pandang kita bahwa: 1. Keselamatan juga untuk segala bangsa, kita harus memberitakan karya Allah yang luar biasa ini dan barangsiapa percaya kepada Yesus akan mendapat pengampunan dosa. 2. Pertobatan bisa terjadi hanya karya Roh Kudus. 3. Jangan membatasi karya Roh Kudus hanya dari sudut pandang manusia saja, karena jika Allah berkehendak tidak ada yang mustahil baginya. Sebagai para murid Yesus yang telah menyaksikan kebangkitanNya, kita hendaknya mengalami perubahan hidup yang sangat nyata, yakni menjadi saksi-saksiNya yang setia dan mewartakan berita keselamatan. Tuhan Yesus memberkati. Amin. (CI) Panduan MPPP 2013 Page 69 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Nats Pembimbing : Mazmur 148 : 1-6 Berita Anugerah : Yohanes 13 : 34-35 Nats Persembahan : Amsal 3 : 9-10 Pujian : PKJ 7 PKJ 55 PKJ 128 PKJ 15 PKJ 131 PKJ 146 PKJ 178 *** Panduan MPPP 2013 Page 70 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 RENUNGAN MINGGU PASKAH V Bacaan: Mazmur 148: 1-14 PUJILAH TUHAN Memuji Tuhan adalah hal biasa yang sering dilakukan oleh umat Kristiani. Di dalam puji-puijian terdapat makna yang indah karena dengan memuji Tuhan dapat menghIbur hati yang sedih, dapat menguatkan yang berada dalam keadaan tidak berdaya dan juga merupakan ungkapan syukur akan kasih Allah di dalam kehidupannya Di dalam Mazmur 148 merupakan ajakan kepada semua yang tercipta untuk memuji Tuhan. Ayat 1-4 ajakan pemazmur untuk memuji Tuhan kepada semua yang ada di langit diatas bumi untuk turut memuji Allah. Mengapa dalam ayat 5-6 mengatakan semua bisa tercipta hanyalah karena perintah Allah, Allahlah yang membangun emua dan menjaganya sampai selama-lamanya dan Allahpun memberikan perturan yangtidak dapat dilanggar Ayat 7-12 ajakan pemazmur kepada semua yang tercipta yang ada di bumi. Karena Tuhan mengasihi sermua ciptaannya untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu layaklah bahwa hanya Tuhan yang patut dipuji sebab hanya nama Tuhanlah yang rtinggi luhur dan keagunganNya mengatasi bumi dan langit. Kita harus sungguh-sungguh menaikkan puji-pujian kita kepada Tuhan, karena Tuhan telah meninggikan tanduk umatNya. Tanduk adalah lambang kekuasaan. Marilah kita senantiasa memuji Tuhan dalam segala keadaan dengan senantiasa menjalankan ketetapan/peraturan-peraturan Tuhan. Tuhanlah yang telah meninggikan kita itu bukan hasil usaha kita tapi karena anugerah Tuhan, sehingga kita menjadi mahkluk yang bermartabat. Marilah kita hidup saling menghargai semua ciptaan, menjaga dan merawat yang sudah Tuhan berikan kepada kita. (CI) *** Panduan MPPP 2013 Page 71 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH MINGGU PASKAH VI Tanggal 5 Mei 2013 Bacaan Yohanes 14:21-31 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 16:9-15 Mazmur 67 Wahyu 21:10, 22-22:5; Yohanes 14:23-29 atau 5:1-9 ROH KUDUS MEMAMPUKANKU MENGASIHI YESUS Tujuan: 1. Agar jemaat makin dikuatkan untuk mengasihi Yesus. 2. Jemaat dimampukan untuk berjuang mengalahkan keinginan daging setiap hari. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Memasuki minggu paskah VI ini, kita telah banyak belajar dan memahami tentang kasih Allah yang nyata kepada kita manusia. Penghayatan dan perayaan Paskah yang kita lakukan ini kiranya menumbuhkan kasih dalam hati kita untuk senantiasa hidup mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Peristiwa Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga bukan demi kepentingan diri sendiri. Melainkan kepentingan Bapa yang mengasihi umat-Nya. Kepentingan Bapa yang telah mengutus-Nya datang ke dalam dunia. Namun, kepentingan Bapa inilah yang merupakan wujud kasih yang sempurna dalam kehidupan manusia. Manusia diselamatkan dari segala dosa dan maut. Manusia sebagai citra Allah, yang semula telah rusak karena ulah manusia sendiri, telah dipulihkan dalam karya Yesus Kristus di kayu salib. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Ketika kita telah menyelami kasih Allah yang nyata dalam kehidupan kita, injil Yohanes yang kita baca saat ini, mengajak dan meneguhkan kita : perkataan langsung dari Yesus Kristus : "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (14:23). Mengasihi Aku, kata Yesus. Ungkapan yang mudah diucapkan, dikatakan maupun diproklamasikan dengan kalimat :“Aku mengasihi Yesus”. Namun ketika kembali dipertanyakan : apa buktinya? Terkadang menjadi sulit untuk dijawab dan dilakukan. Mengapa? Karena memang sangat mudah untuk mengatakan aku mengasihi Yesus, atau aku mau mengasihi Tuhan, namun ketika harus menerima dan melakukan konsekuensi atau tanggung jawab atas pernyataan tersebut, banyak orang /manusia menjadi tidak mau menerimanya. Dalam hal ini, injil Yohanes mengajak kita, bagaimana sih mengasihi Aku kata Yesus. Caranya adalah dengan menuruti firman-Ku. Menuruti firman Tuhan, adalah bagaimana manusia dalam dirinya dengan hati setia, taat dan patuh akan firman Tuhan. Melakukan apa yang Tuhan kehendaki bukan perkara yang mudah. Membutuhkan perjuangan yang berat dan keras. Tetapi bukan hal yang membuat pesimis atau hal yang mustahil untuk dilakukan. Menuruti firman Tuhan ini hanya membutuhkan keseriusan mau membuka hati menerima dengan tulus/legawa bahwa dirinya /kita adalah manusia ciptaan Allah. Manusia yang adalah hamba yang harus melakukan /mengemban tugas tanggung jawabnya. Menjadi manusia yang baik dan benar ketika apa yang Panduan MPPP 2013 Page 72 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 menjadi perkataan Tuhan Yesus itu kita laksanakan/terapkan dalam kehidupan kita. Singkatnya bagaimana firman Tuhan mendarah daging dalam hidup kita. Ketika secara benar, firman Tuhan itu mendarah daging dalam hidup kita, janji Yesus adalah Bapa-Ku akan mengasihi dia. Hal yang sangat indah, bukan sebagai upah karena telah menuruti firman-Nya. Tetapi bagaimana kita dalam mengasihi Tuhan dengan menuruti firman-Nya dapat menjadi sempurna dan menjadi mudah karena Bapa sudah, sedang dan akan mengasihi kita. Arti hidup menjadi orang percaya kepada Kristus tidak hanya berhenti pada pengakuan "aku percaya". Kristus menjelaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya harus pula mentaati segala perkataan-Nya. Taat pada perkataan Kristus menunjukkan ciri orang percaya segala abad. Demi mempertahankan ketaatan dan kesetiaan umat, Kristus sendiri mengutus Roh Kebenaran yang akan mengajarkan dan mengarahkan orang percaya semakin mengenal dan mengasihi Dia. Melalui pekerjaan Roh Kebenaran orang percaya menikmati persekutuan dengan Bapa dan Putra. Terbukti, dari kata Kami datang dan tinggal diam bersama-sama dengan dia. Menunjukkan ada hubungan timbal balik yang sejajar, bukan top down atau atas bawah, tetapi sebuah keselarasan yang sederajat. Ketika Allah berkehendak atas hidup manusia agar manusia mengasihi-Nya, peran dan karya-Nya juga ditampakkan dengan datang dan tinggal diam bersama-sama. Inilah wujud nyata dari Imanuel, Allah menyertai kita. Maka berbahagialah dan bersyukurlah kita yang mau mengasihi Yesus dengan menuruti firman-Nya Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Kalau kita lupa akan firman atau janji Tuhan, kita harus kembali kepada dipimpin oleh Roh, supaya kita ingat kembali dan jadi kuat. Orang-orang yang lupa adalah sama seperti bangsa Israel, yang makan makanan rohani yang sama dan minum minuman rohani yang sama, tetapi mereka ditewaskan di padang gurun (1 Kor. 10:3-5). Membaca ini daging kita langsung berkata, “Aku tidak mungkin termasuk bagian yang ditewaskan itu.” Daging ingin selalu kita menjadi bagian yang baik-baik. Kita harus mengerti tentang hidup dipimpin oleh Roh. Kalau kita mendengar ‘dipimpin oleh Roh’ kita cenderung mengartikan, “Oh berarti aku harus jadi orang yang baik dan manis.” Bukan seperti demikian. Kita harus mengerti bahwa di dalam diri kita ada daging yang “brengsek”/tidak baik/tidak penurut (meskipun kita sudah bertobat lahir baru) dan itu hanya bisa dikalahkan oleh Roh. Daging akan ada selama kita hidup, tapi kita bisa menang atas daging. Kita harus menang atas daging tiap-tiap hari! Inilah perjuangan kita. Kita tidak hanya diam, tetapi berperang melawan keiinginan daging. Bagaimana? Caranya adalah hidup dan dipimpin oleh Roh. Jika kita mau dipimpin oleh Roh, kita harus mengasihi Dia, menuruti segala yang difirmankanNya serta melakukannya, maka Bapa dan Yesus Kristus dalam Roh akan diam bersama-sama dalam diri kita. Dalam hal inilah Damai sejahtera sejati menjadi dirasakan dalam diri kita. Fakta menunjukkan bahwa bagi banyak orang, kedudukan, kekuasaan, dan kekayaan merupakan faktor penentu keadaan damai sejahtera sebuah keluarga maupun perorangan. Bila keadaan ini terus berlanjut, tak dapat disangkal bahwa sumber damai sejahtera yang sesungguhnya, yaitu yang berasal dari Allah, semakin kabur makna dan kehadirannya. Padahal firman Tuhan Panduan MPPP 2013 Page 73 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 mengingatkan bahwa damai sejahtera ini tidak dapat diperoleh di luar Kristus. Damai sejahtera inilah yang dapat melenyapkan kegelisahan dan kegentaran hati. Dan, damai sejahtera ini pula yang diharapkan menjadi motor penggerak Kristen, untuk menyaksikan damai kepada sekitarnya. Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Pada hari-hari terakhir ini, ada suatu kebutuhan besar yang sedang dikejar oleh dunia ini, yaitu damai ketenangan. Kita melihat bahwa banyak orang yang bekerja keras untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Ada orang yang mengejar titel atau suatu predikat tertentu agar memuaskan ambisi mereka. Banyak yang berambisi terhadap kekuasaan dan status sosial mereka. Memang hal ini tidak salah jika dilakukan dalam batas-batas kewajaran. Tetapi, pada kenyataannya adalah banyak orang menjadi frustrasi setelah ambisinya tercapai. Mengapa? Karena mereka tidak mendapatkan damai dan ketenangan bagi jiwa mereka. Ada orang yang mengejar damai dan ketenangan lewat ekstasi, free sex, minuman keras, atau wanita cantik atau pria ganteng. Namun semuanya ini hanyalah ketenangan semu. Firman Tuhan berkata bahwa sumber damai dan ketenangan hanya ada pada Tuhan Yesus. Untuk itu, betapa kita harus bersyukur atasnya. Sebab sang damai yang bernama Yesus hidup di dalam kita. Yesus menyertai kita, untuk menguatkan dan menghIbur kita saat kita lemah dan susah. Damai yang diberikan oleh Yesus kepada kita tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Bukan yang semu atau sesaat. Bukan sebagai pemuas nafsu manusia, tetapi damai yang kekal, damai yang sejati. Yang dapat dirasakan secara utuh dikala kita berada di dalam Yesus dan mengasihi-Nya. Karena itu, mari hai umat Tuhan, beryukurlah atas kekayaan Ilahi yang dilimpahkan dalam hidup kita. Jangan mau terjebak dengan metode dunia, karena semua dicari oleh bangsa bangsa yang tidak mengenal Allah. Sedangkan kita telah menerimanya di dalam hidup kita. Marilah, dengan syukur kita bersama-sama untuk senantiasa mengasihi Yesus dengan menuruti firman-Nya. Mereka yang taat, yang mengasihi Dia, akan dikasihi oleh Allah Bapa, dengan cara yang tidak terbatas pada teori. Allah Bapa dan Tuhan Yesus akan datang kepada mereka yang menuruti firman-Nya, serta mereka akan diam bersama-sama dengan orang itu. Diam bersama-sama merujuk pada ketaatan bukan kepada kasih karunia. Berkat tinggal diam bersama-sama dengan seseorang diberikan khusus, diberikan secara khusus kepada orang yang taat. Tinggal diam bersama sama dapat dimengerti bila merujuk pada peran Roh Kebenaran yang datang dan diam bersama-sama dengan seseorang. Maka, ketika Roh Kudus datang dan diam dalam diri kita, apa yang kita lakukan? Turuti saja, taati saja, bukan dengan argumen atau berbantah. Yesus Kristus kok dilawan… tetapi kasihi dengan hati dan seluruh hidup kita. Maka Allah Bapa, dan Tuhan Yesus Kristus dalam Roh Kudus akan diam bersama-sama dengan kita. Amin. (KDW) Panduan MPPP 2013 Page 74 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Liturgi : Nats Pembimbing : 1 Yohanes 1:5-6 Berita Anugerah : Kolose 3:2-3 Petunjuk Hidup Baru : Efesus 4:30-32 Nats Persembahan : Mazmur 67:2-4 Lagu-Lagu : 1. KJ 188 2. KJ 194 3. KJ 197 4. KJ 205 5. KJ 214 6. KJ 163 PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ PKJ 267 89 88 91 279 149 *** Panduan MPPP 2013 Page 75 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Renungan Minggu Paskah VI Bacaan: Wahyu 21:10-22:5 HIDUP DALAM PEMULIHAN ANAK DOMBA Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selamalamanya. (Wahyu 22:3-4) Rasa takut, gentar, kuatir atau pun cemas itu adalah hal yang manusiawi. Bahwa manusia manapun yang masih hidup di dunia ini tidak terlepas dengan mudah dengan perasaan-perasaan itu. Takut mati. Gentar menghadapi situasi yang sulit. Kuatir akan masa depan anak-anak atau keluarga. Kecemasan yang timbul karena kondisi sakit yang telah lama tidak kunjung sembuh. Manusia sehebat apapun, sekuat apapun, tidak mudah untuk menghindar atau menghadapi hal-hal tersebut. Artinya membutuhkan perjuangan yang keras dan berat. Penglihatan Rasul Yohanes dalam kitab wahyu ini, mengajak kita untuk kembali ingat akan pengharapan dalam Tuhan. Pengharapan atau berharap hanya kepada Allah. Mengapa? Ada janji yang diberikan kepada kita manusia yang mau percaya dan yakin serta berharap hanya kepada Allah. Janji yang diberikan kepada manusia yang telah dicatat dalam buku kehidupan Anak Domba Allah, ialah manusia yang mau dengan hati untuk dekat kepada Yesus. Hati yang mau mengasihi-Nya serta percaya penuh dalam imannya kepada Yesus Kristus. Peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, sebagai karya agung Allah dalam kehidupan manusia ini saat ini kita terima dengan penuh syukur dan kerinduan hati untuk memuji, mengagungkan serta menyembah kepada Allah. Ketika sepenuh hati kita serahkan kepada Allah dalam Yesus Kristus, janji-Nya dalam kehendak-Nya “Maka tidak akan ada lagi laknat”. Tidak akan ada penghukuman, yang ada hanyalah orang-orang yang disebut “hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka”. Sebab itu yang juga dinyatakan oleh Yesus Kristus dalam kotbah-Nya di bukit : “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka yang akan melihat Allah”. Dan bukan hanya itu saja, “Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selamalamanya”. Inilah janji dan kehendak Allah atas hidup manusia pada akhirnya. Namun ketika sejenak kita menoleh kepada kehidupan kita, masih banyak hal yang merintangi kita untuk menyambut kasih karunia ini sempurna dalam kehidupan kita. Masih ada ketakutan hinggap dalam hati, masih ada kekuatiran dan kecemasan. Bahasa kaum muda saat ini mengatakan dengan “galau”. Marilah dengan perenungan ini, kita kembali merenungkan dan memahami kehendak yang baik dari Allah ini dengan segala kehidupan kita yang tidak benar dan tidak baik kita ubah untuk hidup seturut kehendak Allah. Hidup yang Panduan MPPP 2013 Page 76 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 bersyukur kepada Allah yang dinyatakan dengan sungguh dalam kehidupan seharihari yaitu dengan berbuat baik, jujur, adil dan penuh kasih kepada sesama. Dalam keluarga, lahir tutur kata yang memberikan damai bagi yang mendengarkan, hingga perasaan bahwa dirinya berharga dan penting bagi keluarga dan seluruh anggota keluarga bisa dirasakan. Biarkanlah Allah dalam Kristus Yesus yang menjadi raja dalam hidup kita dan memerintah kita selama-lamanya. Amin. (KDW) Panduan MPPP 2013 Page 77 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 BAHAN KHOTBAH KENAIKAN TUHAN YESUS KE SORGA Tanggal 9 Mei 2013 Bacaan Mamur 93 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 1:1-11 ; Mazmur 47 atau Mazmur 93; Efesus 1:15-23 ; Lukas 24:44-53 MENYEMBAH ALLAH SEBAGAI RAJA Tujuan: 1. Warga jemaat hanya menyembah Allah saja sebagai Tuhan dan Raja 2. Warga jemaat memahami bahwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga merupakan bukti bahwa Ia Raja atas segalanya Jemaat yang di kasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Dalam Mazmur 93 kita akan belajar pokok-pokok iman yang dimiliki oleh umat Israel tentang Tuhan sebagai Raja. Umat Israel dalam keyakinan bahwa Tuhan sebagai Raja bukan hanya berkuasa atas manusia melainkan seluruh ciptaan yang ada. Pengakuan iman yang seperti ini ingin menunjukan dengan jelas kepada seluruh umat di muka bumi bahwa hanya Tuhan, Allah Israel, yang adalah Raja, dan bukan para dewa yang ada di sekitar mereka. Dengan belajar dari pengalaman iman bahkan memiliki pokok-pokok iman yang tepat seperti yang dimiliki bangsa Israel, kita berharap bahwa itu akan menolong kita semua untuk memiliki sikap penyembahan dan penghormatan yang tepat dan benar kepada Allah kita. Setiap manusia menyadari bahwa di luar dirinya sendiri masih ada oknum lain yang lebih berkuasa dibandingkan dirinya. Manusia pada umumnya mengakuai bahwa ada kekuatan besar yang melebihi kekuataanya yang terkadang tidak bisa diselami dengan pikiran manusia itu sendiri. Dalam perkembangan kehidupan ini, pada akhirnya manusia mencoba menterjemahkan secara nyata apa itu oknum dan kekuatan diluar dirinya. Sayangnya banyak manusia di zaman sekarang ini yang kemudian menyimpulkan bahwa bumi, laut, gunung, lembah, jurang, memiliki penguasanya masing-masing. Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab yang sedang kita gumuli ini. Nas alkitab Mazmur pasal 93 ini memaparkan kekuasaan Allah sebagai Raja, yang mengatasi alam semesta ini, Mazmur ini juga berbicara tentang kerajaan-Nya di dunia ini dan kekekalnya kerajaan-Nya. Khusus pada ayat 1-2 (Mazmur 93:1 TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; 93:2 takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.) menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja, Dia adalah penguasa sejak dahulu sebelum zaman purbakala bahkan sebelum alam semesta ini diciptakan. Dengan demikian, Tuhan jugalah yang berdaulat mengatur alam semesta serta kehidupan semua mahkluk di bumi. Jemaat yang di kasihi oleh Tuhan Yesus Kristus Bagi umat Israel Tuhan adalah Raja, dalam kedudukannya sebagai Raja tidak ada bandingannya dibandingkan dengan raja-raja di manapun. Gambaran ‘berpakaian kemegahan’ dalam padangan orang Israel adalah cirikhas bagi Panduan MPPP 2013 Page 78 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 seorang raja dan pakaian ini juga termasuk bagian dari kepribadian seorang raja. Sedangkan ungkapan ‘berikat pinggang’ sering digunakan sebagai tanda siap untuk melakukan segala bekerja. Karena itu umat Israel menghayati bahwa Allah adalah Raja yang siap menjadi pahlawan dalam sejarah hidup mereka, yang tentunya bisa diandalkan. Ungkapan ‘tahtaNya tegak sejak dahulu kala’ menegaskan bahwa bangsa Israel meyakini Tuhan menjadi Raja bukan karena jabatan/kuasa yang dikaruniakan kepadaNya, melainkan kuasa itu melekat pada diriNya sejak semula, dari kekal menuju kekal. Kekuasan yang seperti ini jelas tidak dimiliki oleh raja-raja dunia ini, karena kekuasan raja di dunia ini bisanya di dapat oleh karena warisan tahta dari leluhurnya. Sungai, air besar, dan pecahan ombak laut menunjukkan berbagai kekuatan yang mencoba melawan Allah, tetapi ‘lebih hebat TUHAN di tempat tinggi’. Tidak ada yang sanggup melawan kekuatanNya. Sebagai Raja, kuasa Tuhan melebihi kekuatan lautan yang bergelora dan melampaui kecepatan suara yang dahsyat dan menggelegar. Sungai, air dan ombak yang bergelora adalah simbul dari kekuasaan dan kekuatan dunia yang terkadang berusaha melawan kekuatan Allah. Namun dalam kenyataannya bahwa Allah tetap lebih berkuasa di tempatnya yang maha tinggi. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diyakini oleh manusia sebagai kekuatan alam semesta yang tidak dapat dikendalikan manusia, ternyata ada dalam genggaman tangan Tuhan. Pemazmur juga menuliskan sifat kekudusan Tuhan, sebagai Raja didalam pemerintahannya (ayat 5). Dan bukan hanya itu saja, bangsa Israel mempercayai bahwa peraturan Tuhan itu teguh, bisa dipercaya, diandalkan sebagai pegangan hidup, karena itu Tuhan layak dan harus mendapat penghormatan tertinggi dalam Bait KudusNya. Dalam tulisannya ini pemazmur ingin mendorong kita untuk mengakui Allah sebagai raja didalam seluruh kehidupan kita. Selain itu pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh umat adalah menempatkan dirinya sebagai hambaNya, ini merupakan pernyataan kesediaan kita untuk memuliakan Tuhan yang jauh lebih hebat, lebih megah, dan lebih kuat daripada apa pun yang ada di bumi ini. Allah sebagai Raja harus kita tempatkan sebagai raja atas hidup kita dan kita juga harus menempatkan diri kita sebagai hamba-hamba kerajaan Allah. Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa kuasa Allah atas alam semesta telah dinyatakan. Dia adalah satu-satunya Allah yang hidup. Oleh karena itu, kita tidak perlu mencari sesembahan lain di luar diri-Nya. Kita harus tunduk kepada-Nya dan taat pada perintah-Nya saja! Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus Bagaimana dengan kita sekarang ini, kita semua mau menempatkan Allah dalam hidup kita, sebagai Allah yang seperti apa? pemazmur telah mengungkapkan kepada kita bahwa bangsa Israel memahami Allahnya sebagai Allah adalah Raja yang berkuasa atas seluruh hidup mereka. Dengan mempelajari kitab Mazmur ini ada beberapa pokok iman yang perlu diteladani oleh kita dalam rangka menyembah Allah: 1. Allah sebagai raja yang bertindak. Kita semua perlu menanamkan dalam diri kita bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang agung, namun demikian Ia adalah Raja yang mau bertindak dan melakukan pekerjaan untuk mendatangkan kebaikan kepada semua orang yang mengasihi-Nya. Allah sebagai Raja bukan haya berdiam diri melainkan Allah yang terus menerus Panduan MPPP 2013 Page 79 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 memelihara jalan kehidupan ini. Setiap karyanya adalah tindakan yng sempurna dan tidak akan tergoyahkan. 2. Allah sebagai raja yang Berkuasa, pemahaman bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang lebih berkuasa dari allah-allah yang ada didunia ini, perlu terus-menerus ditanamkan dalam diri kita agar keyakinan dan iman kita tidak akan terpengaruh, sehingga akan membawa kita pada penyembahan allah yang keliru di dunia ini. Disadari atau tidak, diyakini atau tidak yakini bahwa ada di sekitar kita penyembahan-penyembahan yang dilakukan oleh orang kepada sesuatu yang tidak berkuasa atas hidup manusia. Kalau kita memiliki pemahanan yang benar akan Allah yang berkuasa, maka kita tidak akan mencari sesembahan lain diluar Allah kita. 3. Allah yang memiliki peraturan yang teguh. Pemahaman ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah adalah Allah yang tidak pernah berubah dalam keputusan dan peraturannya. Keyakinan yang perlu kita bangun dalam hal ini adalah; ketertundukan dan ketaatan kepada peraturan Allah tersebut. Peraturan Allah adalah perturan yang tidak berubah dari dulu sekarang hingga selama-lamanya, maka dalam pemazmur di katakana bahwa peraturan Allah itu teguh untuk selamanya. Pada hari ini kita sedang dalam ibadah peringatan kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke- Sorga. Allah yang kita sembah dalam duni perjanjian Lama yang diuangkapkan oleh Permazmur adalah Allah yang juga kita yakini sebagai raja yang berkuasa atas alam semesta. Tuhan Allah dalam perjanjian lama, juga kita kenal sebagai Tuhan Allah dalam perjanjian baru yang kita sebut dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Kenaikan Tuhan Yesus Kristus Ke-sorga merupakan ungkapan nyata bahwa Yesus adalah Raja. Ke-Raja-an Yesus dapat kita lihat atas kuasanya mengatasi alam semesta ini, baik dalam pelayanannya maupun kenaikannya dengan cara yang ajaib melalaui udara dan menembus awan-awan. Sebagai Allah Yesus juga turut bekerja untuk keutuhan ciptaan melalui karya penebusanya, dan apa yang dijanjikan dan di firman-nya selalu digenapai dalam kehidupan orang percaya saat ini. Sebagai seorang Raja Yesus telah menunjukan kemampuan bahwa ia mampu mengatasi kuasa yang terbesar didunia ini yaitu kuasa kematian, dengan demikian Yesus menunjukan kepada kita smeua bahwa ia layak disebut sebagai raja yang mengatas segala kuasa di muka bbumi ini. Kenaikannya kesorga merupakan bukti nyata bahwa kuasa roh dunia ini telah di taklukan dalam kekuasaanya seperti yang ada dalam ungkapan Efesus 6: 12 “ roh-roh jahat di udara” udara merupakan kekuasaan roh-roh jahat. Jemaat yang di kasihi Tuhan Yesus Kristus, dalam rangka hari kenaikan Tuhan Yesus ini marilah kita sebagai umat Allah senantiasa menyembah dan mumuliakanya. Janganlah kita setelah memiliki Allah yang sedemikian rupa masih berusaha untuk mencari allah lain yang sebenarnya tidak berkusa atas alam semetsa dan tidak layak ditempatkan sebagai raja. Kiranya Tuhan Yesus kirstus senantiasa menjadia raja yang bekuasa atas seluruh kehidupan kita. (TAR) Panduan MPPP 2013 Page 80 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Nats Pembimbing : Mazmur 47:6-7 Berita Anugerah : 2 Timotius 1:9 Nats Persembahan : Mazmur 50:14-15 Pujian 1. KJ 4:1,2,6 2. KJ 298:1-3 3. KJ 383:1-3 4. KJ 246:1-3 5. KJ 450:16. KJ 406:1-2 *** Panduan MPPP 2013 Page 81 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Renungan Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga Bahan Mazmur: 47 ALLAH ADALAH RAJA Mazmur pasal 47 merupakan ungkapan pujian bagi Allah dalam keadaanya sebagai Raja Ungkapan ini lahir karena kesaksian umat Israel sendiri. Dalam pengalaman iman umat Isarel, Allah merupakan sosok yang luar biasa sehingga Dia di sebut sebagai yang maha tinggi dan dasyat (47:3 Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.). Penyebutan Allah Israel sebagai raja bukan dimulai oleh Israel sendiri, melainkan oleh Allah sendiri. Allah berkenan memakai gelar itu untuk menyatakan kehadiran dan kedaulatan-Nya atas Israel di tengah-tengah percaturan kehidupan dunia pada masa Perjanjian Lama. Mazmur ini tidak berhenti hanya pada pujian bagi Raja Israel, tetapi meneruskannya dengan memanggil semua bangsa lainnya untuk me-Raja-kan Dia, karena sesungguhnya Tuhan adalah Raja atas seluruh bumi (ayat 3, 8, 9). Sekarang ini, pengakuan itu belum datang dari mulut bangsa-bangsa di luar Israel. Akan tetapi, sesuai dengan janji Allah kepada Abraham, semua bangsa akan diberkati melalui Israel. Bagaimanakah sikap bangsa-bangsa seharusnya terhadap Allah, yang adalah Raja? Dengan pengakuan dan penghormatan serta ketaatan mutlak Pengakuan bahwa Allahlah satu-satunya yang berhak mengatur hidup bangsa-bangsa. Ajakan pemazmur terhadap semua bangsa untuk memiliki pengakuan bahwa Allah sebagai Raja adalah pertama: semua bangsa harus membuang ibadah kepada dewa-dewi mereka, karena hanya Allah saja yang patut untuk di sembah dan diagungkan. Kedua, semua bangsa harus tunduk kepada Allah sebagai Raja mereka, oleh karena kebesaran, dan kedasyatannya, bahkah Allah telah menundukan kuasa bangsa-bangsa di bahwah kuasa-Nya sendiri. Ketiga, semua raja bangsa-bangsa harus tunduk kepada Raja diraja mereka (Mazmur 47:10 Para pemuka bangsa-bangsa berkumpul sebagai umat Allah Abraham. Sebab Allah yang empunya perisai-perisai bumi; Ia sangat dimuliakan). Pemazmur di sini mengajak semua bangsa di dunia mengakui kerajaan Allah atas Israel, tetapi juga melalui Israel atas bangsa-bangsa lain. Pada saat Israel ditetapkan sebagai sebuah bangsa, TUHAN raja Israel sendiri telah menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah Israel (ayat 4). Israel sendiri mendapatkan tanah pusaka sebagai milik yang patut dibanggakan (ayat 5). Pada saat itulah Allah memproklamasikan diri sebagai Raja mereka. Yang kemudian menjadi perenungan bagi kita semua adalah, Allah, sebagai Pencipta, adalah Allah semua bangsa-bangsa. Tersirat di sini bahwa si pemazmur menyadari dan mengakui bahwa pada waktunya semua bangsa-bangsa akan terhisab dalam perjanjian anugerah Allah dan Abraham Kata berikut ini sering dipakai dan kita mendengarnya dalam konteks yang sangat tidak lazim. Tindakan penebusan Allah, yang dinyatakan lewat penyelamatan-Nya atas Israel yang diperbudak Mesir, adalah akibat dari tindakan Allah mewujudkan ke-Raja-an-Nya. Dialah yang menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa umat-Nya agar mereka mengakui bahwa Dialah Raja atas segala raja di muka dunia ini (ayat 4, 9). Panduan MPPP 2013 Page 82 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Di dalam Perjanjian Baru, Ke-Raja-an Allah dinyatakan secara sempurna lewat Tuhan Yesus. Dialah Raja bukan dalam konteks bangsa-bangsa, tetapi dalam hati setiap orang percaya. Dia adalah Pencipta dan Pemilik, bahkan Penebus hidup kita. Karya penebusan Kristus menjelaskan kepada kita bahwa Dialah satu-satunya yang berhak atas titel Raja. Tugas kita yang sudah menjadi anggota Keraja-an-Nya adalah memproklamasikan Injil Kerajaan Allah, kepada seluruh mahluk yang ada di muka bumi ini. Sebab ketika Injil diberitakan dan disambut, kuasa Ke-Raja-an Allah sedang dinyatakan (Filipi 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa). Oleh karena itu, mari kita renungkan bersama apakah Yesus Kristus sudah kita tempatkan sebagai raja dalam kehidupan kita. (TAR) Panduan MPPP 2013 Page 83 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 KHOTBAH MINGGU PASKAH VII Tanggal 12 Mei 2013 Bacaan Yohanes 17: 20 – 26 Warna Liturgi Putih Bacaan Leksionari: Kisah Para Rasul 16:16-34; Mazmur 97 Wahyu 22:12-21; Yohanes 17:20-26 MEMBERITAKAN KESELAMATAN DAN MEMBANGUN KEHIDUPAN Saat ini kita telah memasuki Minggu Paskah VII, sehingga Minggu depan selaku gereja Tuhan kita akan merayakan hari raya Pentakosta. Secara prinsipial teologis, selama minggu Paskah (Paskah I sampai VII) semua perikop bacaan dan khotbah berpusat kepada karya kebangkitan Kristus sebagaimana yang telah dialami oleh para murid. Tetapi perikop Injil di Minggu Paskah VII ini agak berbeda. Kita tahu bahwa perikop dari Yoh. 17: 20-26 bukanlah suatu perikop yang menyaksikan karya Kristus yang bangkit. Justru perikop tersebut sepertinya mengajak kita mundur kembali ke masa sebelum Kristus wafat dan bangkit. Sebab dari latar-belakang perikop Yoh. 17, kita dapat melihat bagaimana pergumulan Tuhan Yesus di taman Getsemani. Itu sebabnya di Yoh. 18 menyaksikan kisah Tuhan Yesus ditangkap dan kemudian diadili oleh Hanas, Kayafas dan Pilatus. Di tengah-tengah penderitaan dan kesedihanNya, Tuhan Yesus menaikkan doa kepada BapaNya di sorga. Tetapi yang sangat menarik, doa Tuhan Yesus justru mengungkapkan doa yang secara khusus ditujukan untuk kepentingan para murid dan gerejaNya. Sebaliknya, dalam doaNya sama sekali tidak kita jumpai doa dari Tuhan Yesus yang berisi untuk kepentingan diriNya agar Dia selamat dari penderitaan dan hukuman salib. Walaupun saat itu Tuhan Yesus berada dalam kondisi yang sangat sedih untuk menghadapi saat-saat kematianNya. Tuhan Yesus berdoa: “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadaMu, ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita”. (Yoh. 17:11) Doa Tuhan Yesus di taman Getsemani menekankan tentang pemeliharaan Allah bagi umat percaya dan juga panggilan keesaan umat percaya dalam relasi keesaan Allah dengan Yesus Kristus. Dalam Injil-Injil sinopsis seperti Injil Matius, Markus dan Lukas menguraikan doa Tuhan Yesus yang relatif singkat dengan inti doa sikap penyerahan Kristus yang total kepada kehendak Allah. Walaupun Kristus Anak Allah, Dia tidak mohon untuk dilepaskan dari cawan kematian. Dia menyerahkan kepada ketentuan kehendak Allah agar karya keselamatan Allah terwujud. Sehingga Tuhan Yesus berkata dalam doaNya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Mat. 26:39). Tepatnya dalam doa di taman Getsemani menurut Injil Yohanes dan Injil Matius adalah Tuhan Yesus mengungkapkan relasiNya yang sangat khusus dan intim dengan Allah, sehingga Dia menyatakan penyerahan diriNya yang total kepada rencana BapaNya. Sehingga hasil yang menonjol dari penyerahan diri Kristus kepada kehendak BapaNya adalah doa Tuhan Yesus untuk kesatuan para murid dan umat percaya yang akan berjuang dan melayani di tengah-tengah dunia ini. Panduan MPPP 2013 Page 84 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Saudara-Saudara yang terkasih, Kecenderungan umat manusia pada umumnya ketika dia sedang mengalami kesedihan dan penderitaan yang sangat hebat adalah pertama-tama dia memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Sehingga manakala dia berdoa, maka isi doanya adalah agar Tuhan berkenan segera melepaskan dan memberi pertolongan kepada dirinya. Tetapi tidak demikian halnya dengan doa Tuhan Yesus. Di tengah-tengah penderitaan dan ketakutanNya dalam menghadapi kematian, Tuhan Yesus justru mendoakan secara khusus para murid dan orang-orang yang percaya kepadaNya agar mereka dilindungi oleh Allah. Sebab itu Tuhan Yesus memohon agar semua orang yang percaya kepadaNya dilindungi Allah dengan namaNya yang kudus. Dalam Yohanes 17:15 Tuhan Yesus berdoa, demikian: “Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat”. Perlindungan yang dimohonkan oleh Tuhan Yesus kepada BapaNya di sorga adalah agar para murid dan orang-orang percaya kepadaNya dilindungi dari kuasa yang jahat. Dalam hal ini Tuhan Yesus tidak meminta kepada Allah agar semua orang yang percaya kepadaNya dilindungi oleh Allah dengan cara mengambil mereka dari dunia ini. Sama sekali tidak! Tuhan Yesus tidak pernah memberi pengajaran atau doa agar orang-orang yang percaya kepadaNya dilindungi oleh Allah dengan cara melarikan diri dari kenyataan kehidupan ini. Justru sebaliknya orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dipanggil untuk diutus masuk ke dalam dunia. Karena itu di Yoh. 17:18, Tuhan Yesus menaikkan doa, yaitu: “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia”. Esensi teologi hidup Kristus untuk umat percaya bukanlah teologi “pelarian diri”, tetapi “teologi pengutusan”. Di tengah-tengah dunia ini umat percaya bukan mencari perlindungan dengan mengabaikan realitas, tetapi sebaliknya umat percaya diutus untuk memberitakan keselamatan dan membangun kehidupan. Semua orang percaya tanpa terkecuali dipanggil dan diutus untuk melakukan karya keselamatan Allah di tengah-tengah dunia ini. Apabila di Yoh. 17:9-19 Tuhan Yesus mendoakan setiap orang yang percaya kepadaNya agar mereka dilindungi dari yang jahat dan dikuduskan oleh firman kebenaran; maka di Yoh. 17:20 Tuhan Yesus juga mendoakan orang-orang yang belum percaya kepadaNya. Tuhan Yesus berkata: “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka”. Jadi sebenarnya isi doa Tuhan Yesus di Yoh. 17:20 merupakan doa yang menjadi dasar misiologi gereja. Karena umat percaya yang percaya kepadaNya adalah milik Allah (Yoh. 17:9-10), maka mereka diutus untuk memberitakan karya keselamatan Kristus kepada seluruh umat manusia. Jadi di Yoh. 17:20 Tuhan Yesus mendoakan secara khusus umat manusia yang sebelumnya tidak percaya, tetapi kemudian karena pemberitaan gereja mereka diberi karunia untuk percaya kepadaNya. Sebab hakikat iman kepada Kristus pada prinsipnya adalah karunia atau anugerah Allah belaka. Jadi tujuan dari doa Tuhan Yesus tersebut adalah mereka yang sebelumnya belum percaya dan akhirnya percaya kepadaNya adalah agar mereka dapat memperoleh kemuliaan dalam persekutuan kasih dengan Allah dan Kristus (Yoh. 17:21-22). Dari isi doa Tuhan Yesus tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus menghendaki agar umat yang percaya kepadaNya dan mereka yang belum percaya pada akhirnya dapat bersatu untuk mewujudkan keselamatan dan kemuliaan dalam persekutuan kasih Allah. Tuhan Yesus menghendaki terwujudnya keesaan seluruh umat percaya agar mereka makin efektif melakukan tugas Panduan MPPP 2013 Page 85 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 pengutusan ke dalam dunia, sehingga akhirnya dunia yaitu umat manusia mau percaya dan menerima Kristus selaku Juru-selamatnya. Saudara-Saudara yang terkasih, Seringkali makna pemberitaan Injil dipahami secara verbal saja. Sehingga tugas pengutusan ke dalam dunia sering hanya ditekankan pada pola “penginjilan yang verbalistis”(kata-kata) belaka. Dalam bentuk ini penginjilan menjadi sekedar penyebaran doktrin-doktrin tertentu. Padahal dalam praktek hidup, pola pemberitaan Injil yang paling menyentuh hati dan memotivasi banyak orang ke arah pertobatan ketika kehidupan Kristus kita nyatakan dalam perbuatan atau tindakan nyata. Itu sebabnya tujuan akhir dari doa Tuhan Yesus di Yoh. 17 adalah: “dan Aku telah memberitahukan namaMu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka” (Yoh. 17:26). Dalam hal ini tujuan dari doa Tuhan Yesus adalah agar para murid dan orang-orang percaya pada akhirnya ditandai oleh kasih yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Jadi pemberitaan Injil yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di sini adalah pemberitaan yang mengkomunikasikan tindakan kasih Allah dalam kehidupan nyata, sehingga mereka dapat mengalami karya Allah yang menyelamatkan itu. Iman Kristen pada prinsipnya tidak mempertentangkan antara iman dan perbuatan. Sebab iman yang hidup dan terus bertumbuh dalam persekutuan dengan kasih Kristus pastilah akan dinyatakan dalam perbuatan. Sebaliknya iman yang mati dan tidak sehat pastilah hanya mampu dinyatakan secara verbal belaka, tetapi mereka gagal dalam perbuatan nyata. Pemberitaan Injil dengan perbuatan nyata atau keteladanan memiliki pengaruh yang sangat kuat dibandingkan pemberitaan Injil yang verbalistis, karena keteladanan selalu terpancar melalui integritas diri. Sebagaimana dipahami bahwa keteladanan merupakan manifestasi dari spiritualitas diri yang solid sehingga apa yang dipikirkan secara positif itulah pula yang dilakukan secara konkret dalam tindakan. Dalam sikap integritas diri tidak terbuka sedikitpun celah berupa konflikkonflik batin, sehingga kepribadian kita senantiasa selaras dan lebih cenderung mengalami perasaan damai-sejahtera. Sebaliknya sikap yang jauh dari sikap integritas atau kondisi “disintegritas” ditandai oleh konflik-konflik batin, perasaan gelisah, sikap bingung, mudah terombang-ambing, tidak memiliki pendirian yang tetap, antara perkataan dan tindakan tidak sinkron, dan sebagainya. Dengan kondisi mental yang demikian, seorang yang tidak memiliki integritas akan gagal menyatakan otoritas kasih Kristus yang membebaskan. Integritas diri yang baik akan menghasilkan suatu kesiapan diri untuk menerima otoritas Kristus, sehingga apa yang dikatakan atau dilakukannya selaku hamba-hamba Kristus akan membawa dampak yang konstruktif bagi orang-orang di sekitarnya. Lebih jauh lagi, integritas diri yang dilandasi oleh otoritas kasih Kristus umumnya memampukan kita untuk menarik banyak orang untuk mengikuti keteladanan yang sudah dibangun. Sehingga sesama di sekitar kita juga bersedia mengikuti sikap iman kita kepada Kristus. Saudara-Saudara yang terkasih, Jika demikian janji Kristus bahwa mereka yang percaya kepadaNya akan menerima kemuliaan perlu dipahami secara tepat. Kemuliaan yang dimaksudkan bukanlah untuk kemuliaan diri mereka sendiri, tetapi agar semua orang yang percaya kepada Kristus diangkat martabatnya dalam kemuliaan Allah. Esensi dari martabat manusia yang paling mulia dan berkenan kepada Allah manakala seluruh umat manusia memberlakukan kasih. Karena itu kehidupan setiap orang percaya harus ditandai oleh kasih yang mau peduli dengan keselamatan sesamanya yang menderita dan mereka yang berada dalam belenggu Panduan MPPP 2013 Page 86 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 kuasa dosa. Sikap melarikan diri dari tanggungjawab dan cari selamat untuk diri sendiri bukan hanya dianggap sikap yang kurang etis, tetapi lebih dari pada itu dianggap oleh Allah sebagai suatu dosa. Setiap orang yang percaya kepada Kristus diutus untuk memaknai konteks hidupnya dengan kuasa kasih Allah yang telah dinyatakan di dalam pengorbanan Kristus. Sebab makna terdalam dari pemberitaan Injil adalah mengkomunikasikan kasih Allah secara nyata dan dilandasi oleh sikap yang bertanggungjawab sehingga orang-orang di sekitarnya dapat mengalami anugerah keselamatan dari Kristus. Bagaimanakah sikap Saudara setelah mendengar firman Tuhan ini? Apakah kita bersedia untuk memaknai konteks hidup dan lingkungan di sekitar kita dengan kuasa kasih Kristus? Di tengah-tengah sesama kita yang sekarang banyak menderita, marilah kita makin peduli dengan menjadi tangan-tangan Kristus yang terulur untuk menyalurkan air kehidupan secara cuma-cuma. Dan dengan doa dari Tuhan Yesus, maka pastilah kita selaku umatNya akan dilindungi dari kuasa yang jahat, sehingga pada akhirnya nama Allah di dalam Kristus makin dipermuliakan. Amin. (HS) Nats Pembimbing : Mazmur 97: 1 - 5 Berita Anugerah : Wahyu 22: 14 - 17 Persembahan : Filipi4 : 18 - 20 Kidung Jemaat: 1. No 454: 1, 2, 2. No. 10: 1,2,3 3. No. 38: 1-3 4. No. 254: 1-4 5. No. 289: 1-secukupnya 6. No. 406: 1-3 Pelengkap Kidung Jemaat: 1. No. 91 2. No. 92 3. No. 126 4. No. 131 5. No. 146 6. No. 185 *** Panduan MPPP 2013 Page 87 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Renungan Minggu Paskah VII Bacaan: Kisah Para Rasul 16: 16 – 34 Membawa Sesama Untuk Berjumpa Dengan Kristus Dalam Kisah Para Rasul 16:22-23 menuliskan tentang bagaimana rasul Paulus dan Silas berkali-kali dianiayai lalu dimasukkan ke dalam penjara dengan cara kaki mereka dipasung. Tetapi dalam peristiwa tersebut, ternyata Tuhan tidak membiarkan hambaNya terpasung. Tuhan menyelamatkan mereka dengan caraNya yang unik. Sebab setelah rasul Paulus dan Silas berdoa dan memuji Tuhan, terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga pintu dan belenggu yang mengikat mereka dapat terlepas. Kepala penjara yang bertanggungjawab dalam penahanan rasul Paulus dan Silas sangat ketakutan sebab dia menyangka para tahanannya telah melarikan diri. Karena itu kepala penjara tersebut menghunus pedangnya untuk membunuh diri. Tetapi rasul Paulus berseru kepadanya: “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!” (Kis. 16:28). Kepala penjara itu sangat tersentuh hatinya melihat kebaikan hati rasul Paulus dan Silas, sehingga dia tersungkur di depan kaki mereka, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” (Kis. 16: 30). Rasul Paulus dan Silas menjawab dengan menyampaikan ajakan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, yaitu: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (Kis. 16:31). Akhirnya kepala penjara dan seisi rumahnya menjadi percaya dan mereka semua kemudian dibaptiskan. Kisah pertobatan kepala penjara dan seluruh anggota keluarganya dalam Kisah Para Rasul 16:29-34 tidak akan terjadi manakala rasul Paulus dan Silas waktu itu memilih melarikan diri pada waktu terjadi gempa bumi dan belenggu yang mengikat kaki mereka dapat terlepas. Sebenarnya rasul Paulus dan Silas saat terjadi gempa bumi yang mana pintu serta belenggu mereka terlepas, mereka mempunyai banyak kesempatan untuk melarikan diri. Tetapi mereka sengaja tidak mau melarikan diri. Mereka tetap peka dengan permasalahan tanggungjawab yang diemban oleh kepala penjara kota Filipi. Sehingga sikap rasul Paulus dan Silas yang mencerminkan kemurahan hati Allah tersebut dapat menyentuh hati kepala penjara sehingga akhirnya dia bersama seluruh anggota keluarganya mau percaya kepada Kristus. Bukankah sikap rasul Paulus dan Silas tersebut juga mencerminkan sikap dari Tuhan Yesus sendiri? Dalam rangka memaknai kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan hadirnya Roh Kudus dalam peristiwa Pentakosta kita semua diteguhkan dalam keyakinan bahwa kita pun diutus untuk senantiasa menyatakan kasih dan kebaikan Panduan MPPP 2013 Page 88 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Kristus bagi semua orang sehingga banyak orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus dan diselamatkan. Amin! (HS) *** Panduan MPPP 2013 Page 89 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 KHOTBAH HARI PENTAKOSTA DAN PENUTUPAN MPPP 2013 TANGGAL 19 Mei2013 Yohanes 14:8-17, 25-27 Warna Liturgi Merah Bacaan Leksionari: Pembacaan Pertama Kisah Para Rasul 2:1-21 atau Kejadian 11:1-9 ; Mazmur 104:24-34, 35b Pembacaan Kedua Roma 8:14:-17 atau Kisah Para Rasul 2:1-21 Yohanes 14:8-17, (25-27) ROH KUDUS, TOLONG DONG . . . SAYA NGGAK DONG !! Saudara-Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Ada sebuah ilustrasi yang menggambarkan tentang kesalapahaman didalam memahami orang lain. Ceritanya demikian: Ada seorang janda yang baru saja ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal karena sakit, diminta untuk tinggal serumah dengan putera tunggalnya yang sudah beristeri. Setelah menjalani hidup bersama beberapa tahun lamanya, terjadi perubahan sikap dalam diri sang menantu terhadap Ibu mertua itu. Banyak hal telah membuat menantu perempuan itu menjadi semakin membenci Ibu mertuanya, sampai dia berencana akan menyingkirkannya. Suatu hari, meskipun sebenarnya dia itu seorang anak Tuhan, dengan diam-diam menantu perempuan itu pergi membeli racun hama di toko. Setelah mendapatkan racun itu, dengan memberanikan diri sang menantu segera melakukan rencana jahatnya. Akan tetapi setelah melaksanakan niatnya, saat itu juga dia merasa berdosa, dan timbul ketakutan kalau-kalau Tuhan Yesus akan mengganjarnya dengan hukuman yang berat. Maka sikap sang menantu terhadap Ibu mertuanya berubah 180 derajat, dia menjadi sangat ramah, hangat dan menunjukkan kasih sayang yang sangat besar. Sambil berprilaku sebaik itu, hatinya tetap dikuasai ketakutan kalau-kalau maut segera menjemput Ibu mertuanya. Tapi agaknya racun hama itu tidak berreaksi, atau kuasa Tuhan Yesus telah menetralkan racun itu. Sang Ibu mertua kelihatan semakin sehat serta hidupnya semakin bahagia saja. Jalinan kasih di antara kedua wanita itu menjadi semakin manis dan kuat, juga semakin saling menyenangkan hati mereka berdua! Dengan demikian tahu-tahu tembok pemisah yang selama ini ada di antara mereka berdua sudah hancur karena kasih Kristus, dan selanjutnya mereka bisa hidup dalam damai sejahtera yang indah! Saudara-Saudara kekasih Kristus, Kalau kita perhatikan bacaan fiman Tuhan tadi, mungkin agak aneh bagi kita ketika seseorang telah berjalan bersama-sama dalam waktu yang cukup lama namun tidak mengenal siapa sesungguhnya selama ini yang sudah berjalan bersamanya. Hal ini dialami oleh para murid setelah Yesus menyampaikan sebuah pesan bahwa Ia akan meninggalkan mereka dan mereka akan mencariNya terus........ “Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.” (13:33). Sebelum Yesus menjelaskan tentang keberadaanNya yang bukan dari dunia ini dan akan segera kembali ke tempat dimana seharusnya Ia berada, dengan gagahnya Petrus menjawab, “"Tuhan, Panduan MPPP 2013 Page 90 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" (ayat 37). Tuhan Yesus disini bukan tidak mengetahui siapa dan bagaimana Petrus, tetapi Ia memberi keleluasaan kepada Petrus untuk menyatakan sikap imannya, dan menegaskan bahwa Petrus akan menyangkalNya sebelum ayam berkokok tiga kali. Maka Yesus perlu untuk menjelaskan agar para murid tidak merasa gelisah dan mempercayai dari mana Yesus berasal, bahwa Ia harus kembali ke rumah BapaNya untuk menyiapkan tempat bagi setiap orang yang mau percaya dan menerimaNya. Namun hal inipun dipertanyakan oleh Tomas sehingga Yesus menegaskan kepada para murid bahwa hanya melalui Dialah, umat manusia akan mengalami perjumpaan dengan Bapa yang adalah sumber damai sejahtera yang sejati (14:6). Penegasan Yesus ini menimbulkan tanya dalam diri Filipus, lalu Filipus minta untuk ditunjukkan siapa sebenarnya yang dimaksudkan sebagai Bapa oleh Yesus. Mendengar pertanyaan Filipus yang dikira sudah mengenal, memahami, mengetahui siapa diriNya, Yesus berkata kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Disini wajar kalau kemudian Yesus menegur Filipus atas ketidakmengertiannya. Sebenarya ada banyak kesempatan bagi Filipus dan murid yang lain untuk mengenal dengan baik siapa Yesus sesungguhnya, yaitu sebagai penyataan Bapa. Di dalam mengikuti pelayanan yang dilakukan oleh Yesus, mereka telah menyaksikan secara langsung dengan mata kepala mereka sendiri semua yang telah dikerjakan Yesus. Orang buta bisa melihat, orang lumpuh dapat berjalan, orang mati dibangkitkan kembali, dan masih banyak mujizat lain yang dilakukan Yesus. Namun ternyata hal itu belum cukup bagi mereka untuk memahami keberadaan Yesus, Guru mereka. Padahal mereka seharusnya dapat mengetahui bahwa Ia (Yesus) memiliki kekuasaan yang luar bisa, dimana hal itu hanya datang dari Allah. Pekerjaan-pekerjaan yang sudah dilakukan oleh Yesus itu yang nantinya akan dilanjutkan oleh para murid setelah Yesus kembali ke sorga, bahkan pekerjaanpekerjaan yang lebih besar lagi. Yaitu bahwa mereka harus menyaksikan ke seluruh penjuru dunia, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria bahkan sampai ke ujung bumi. Dan untuk itulah Yesus menjanjikan seorang penolong yang akan memapukan para murid melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Lebih dalam lagi, kemudian Yesus menjelaskan kepada mereka untuk mempercayai hubungan yang begitu intim antara Dia dengan BapaNya. Dan bahwa Yesus saat itu sedang melaksanakan apa yang dikehendaki BapaNya, maka Ia harus mentaati semua yang telah menjadi kehendak Bapa dalam kehidupanNya di dunia. Di sini para murid diajarkan untuk memiliki hubungan yang intim dengan Bapa melalui Yesus sehingga dalam diri mereka akan muncul ketaatan kepada Bapa. Saudara-Saudara kekasih Kristus, Ketika seseorang mau hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, maka seluruh kehidupannya akan dijamin oleh Tuhan (ayat 12-13). Satu hal yang perlu dipahami dalam hidup beriman kita, bahwa sebetulnya tidak ada titik netral. Seperti sebuah neraca yang bergerak miring ke kiri atau ke kanan, kita semua diperhadapkan dengan pilihan: Hidup dalam ketaatan kepada Tuhan atau hidup tidak taat kepada Tuhan. Nah, disinilah Roh Kudus diimani sebagai Allah yang berkuasa memampukan setiap orang percaya untuk hidup dalam ketaatan sebagai anak-anak Allah. Panduan MPPP 2013 Page 91 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Bagi Yesus, disini ada hubungan yang sangat erat antara kasih kepada Allah dengan ketaatan melakukan kehendaknya (Yoh. 14:15,21,23,24). Pada ayat 15 Yesus berkata, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Kalau kita perhatikan kata menuruti pada ayat ini, kata ini berasal dari bahasa Yunani “tereteste”, yang berarti : Melakukan segala sesuatu yang diperintahkan dengan sepenuh hati sampai tuntas. Melakukan persis seperti yang diminta dengan tekun, sabar, dan sukacita. Selanjutnya di dalam Yohanes 14:16, Roh Kudus berperan sebagai “penolong”, yang berasal dari bahasa Yunani: parakletos. Parakletos adalah Pribadi yang berjalan bersama untuk membimbing dan menguatkan pribadi yang ditemaninya. Jadi Roh Kudus yang adalah Parakletos, Ia berjalan bersama kita untuk menguatkan, menghIbur, dan memperlengkapi kita agar dapat hidup dalam ketaatan kepada Bapa dan melanjutkan karya Kristus di dunia ini. Oleh sebab itu hari Pentakosta yang kita rayakan saat ini juga mengingatkan kita akan peran Roh Kudus dalam diri orang percaya yaitu: mempersatukan semua orang percaya, membaharui semua orang percaya dan memampukan orang percaya untuk bersaksi bagi Kristus. Saudara-Saudara kekasih Kristus, Bagaimana ciri-ciri orang yang hidup dalam penyertaan Roh Kudus? 1. Lebih mementingkan persatuan daripada perpecahan. Roh Kudus membebaskan kita dari belenggu fanatisme yang sempit dan keliru. Hidup dalam Roh Kudus berarti bersedia menerima dan menghargai perbedaan dan kemudian menciptakan sinergi bagi kehidupan bersama dan bagi pembangunan jemaat di mana kita berada. 2. Hidup dalam damai sejahtera Damai Sejahtera (Yunani : Eirene) artinya : sebuah perasaan tenang dalam hati di tengah berbagai macam tantangan kehidupan yang tengah dialaminya karena adanya keyakinan bahwa hidup dan mati adalah di tangan Tuhan. Ia tidak bergumul sendirian, tetapi ada Allah yang bergumul dengannya. Bagi Yesus, damai sejahtera bukanlah sebuah keadaan tanpa masalah, tanpa kesukaran, tanpa sakit-penyakit, dan sebagainya; tetapi sebuah ketenangan hati yang bersumber dari Allah karena kita dimampukan untuk mengatasi semua tantangan kehidupan kita. 3. Menuntaskan pertandingan hidup beriman kita sampai garis akhir kehidupan kita. Pedoman kita dalam pertandingan hidup ini adalah Yesus Kristus (Yohanes 14:25). Ketika Yesus menjadi dasar dan motivasi kita dalam melakukan berbagai pekerjaan dalam hidup ini, maka Ia di dalam karya Roh Kudus akan menuntun memampukan kita sampai pada akhir hidup kita. 4. Menjadikan hidup kita sebagai pujian bagi Tuhan (Mazmur 104:33) Kita perlu menjadikan setiap pengalaman hidup beriman kita sebagai sarana untuk semakin membawa kita kepada ketaatan hidup kepada Kristus sehingga hidup dan kehidupan kita merupakan sebuah pujian bagi Allah seumur hidup kita (Mazmur 104:34) Kita bersaksi kepada sesama ketika menjalani hidup dengan penuh gairah dan ketaatan bersama dengan Tuhan. Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah (sikap dan tindakan) yang sepadan dan tidak puas hanya dengan simbol dan status sebagai seorang Kristen. Panduan MPPP 2013 Page 92 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Saudara-Saudara kekasih Kristus, Karya Roh Kudus dalam kehidupan kita merupakan manifestasi dari Roh Kristus yang telah diutus oleh Allah. Karena itu apa yang dilakukan oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita bertujuan untuk membawa kita kepada anugerah keselamatan yang telah disediakan oleh Kristus. Apabila kuasa Kristus yang dinyatakan oleh Roh Kudus bekerja dalam kehidupan umat percaya, maka mereka dimampukan untuk bersaksi tentang kebenaran yang membebaskan. Mereka juga dimampukan untuk mengalami sukacita yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini, sehingga mereka mampu mengalami makna hidup yang otentik di tengah-tengah realitas kehidupan yang sering kejam dan jahat. Saudara-Saudara, Jika demikian, bagaimanakah dengan kehidupan Saudara sekarang? Apakah Saudara belum menjadi berkat dan membawa damai dalam kehidupan bersama, sebaiknya kita memeriksa diri kita: Sudahkah kita hidup di bawah pimpinan Roh Kudus? Ataukah hidup Saudara masih berfokus pada keinginan-keinginan diri sehingga hidup Saudara belum bisa menjadi saksi Kristus yang membawa damai. Berbahagialah, jika Roh Kudus tetap memampukan Saudara untuk mengalami hidup yang bermakna dan penuh sukacita. Selamat merayakan Pentakosta....... Selamat menghayati Roh Kudus yang sedang mengerjakan kehendak Bapa di dalam diri Saudara semua. Tuhan Yesus memberkati. Amin! (YFH) Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Nyanyian Panduan MPPP 2013 : : : : Mazmur 104:33-34 Roma 8:14-17 Roma 12:1 1. KJ. 242 : 1-4 2. PKJ.168 : 1-3 3. KJ. 237 : 1-2 4. PKJ. 15 5. KJ. 240a : 1-3 6. KJ. 337 : 1-3 7. KJ. 425 : 1,3 Page 93 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Ranungan Hari Pentakosta Bacaan Alkitab: Kisah Rasul 10:34-43, Mazmur 118:1-2, 14-24, Yohanes 20:1-18; dan Lukas 24:1-12. Pentakosta dan Perayaan Unduh-unduh Sebuah gunungan sayuran dan buah-buahan dipikul oleh empat orang memasuki ruangan tempat kebaktian di sebuah Gereja. Dibelakangannya, dua orang dengan mengenakan ikat kepala putih sama seperti pembawa gunungan, tampak memikul satu tandan kelapa kuning. Berbagai hasil budidaya pertanian itu menandai kebaktian peringatan Pentakosta dan persembahan unduh-unduh. Persembahan unduh-unduh dapat diartikan sebagai ungkapan syukur dari warga jemaat atas hasil panen pertanian yang melimpah. Sementara anggota jemaat lain yang bukan petani, memberikan persembahan berupa uang tunai yang dikemas dalam amplop. Gubungan sayuran dan buah-buahan itu kemudian diletakan didepan altar gereja. Di tempat itu, juga sudah ada sebuah gubug ala petani di tengah sawah beratap daun anyaman daun kelapa. Isinya-pun juga lengkap dengan berbagai jenis sayuran dan buah-buahan, serta hasil tanaman palawija. Sesaat kemudian, Bapak Pendeta memulai kebaktian syukur pentakosta sekaligus perayaan unduh-unduh. Diawali dengan sebuah pujian ‘Kami Puji dengan Riang’ dan ‘Hai Mari Sembah’, Seorang Diaken mengawali dengan kata pembuka yang mendasari tentang makna Pentakosta. “Dalam bilik kekinian yang individualis, ada desakan untuk menerima universalitas RohMu yang membahana. Dalam bilik kesinian yang terbelenggu oleh lokalitas pragmatis, ada tantangan kuat untuk berandai-andai menjelajahi daerah-daerah misi yang belum pernah dikunjungi,” demikian ucap Ibu Diaken itu. Sebelum kotbah yang disampaikan, beberapa anggota majelis gereja secara bergantian membacakan nats leksionari Alkitab dari Kisah Rasul 10:34-43, Mazmur 118:1-2, 14-24, dan ditutup pembacaan oleh pendeta dari Injil Yohanes 20:1-18; dan Lukas 24:1-12. Mengawali kotbahnya, Bapak Pendeta memaparkan ilustrasi soal munculnya kerinduan masyarakat terhadap tokoh Bapak Pembangunan Soeharto dan sang penyambung lidah rakyat, Soekarno. Ada pendapat masyarakat yang menuliskannya dalam sebuah kalimat, ‘Piye-piye, Enak Jamanku to’ disertai gambar Soeharto, presiden RI ke-dua. Disisi lain, ada pula masyarakat yang mengagungkan ketokohan Soekarno. “Fenomena ini tentu bertanda bahwa masih ada pergumulan di kalangan masyarakat atas kedua tokoh itu. Soekarno dan Soeharto dinilai mampu mempengaruhi, menginspirasi dan bahkan mendorong masyarakat untuk selalu mengingatnya,” tandas Pak Pendeta. Lalu bagaimana dengan Roh Kudus, tanya Pak Pendeta. Turunnya Roh Kudus yang setiap tahun diperingati melalui Pentakosta, apakah mampu menggerakan, menginspirasi dan mendorong kehidupan manusia menjadi lebih baik. ”Apakah Roh Kudus mampu memperbaharuhi hidup kita? Ataukah dibiarkan begitu saja?” Ada empat hal Roh Kudus yang berkarya didalam orang-orang percaya dan menggerakan gereja. Pertama, roh kudus melakukan pemulihan bagi kita. Kedua Roh Kudus memberikan bimbingan kepada orang percaya yang tidak mungkin dipahami oleh akal manusia. Kemudian, Roh Kudus memberikan karunia pelayanan kepada umat manusia yang percaya. Dan keempat, Roh Kudus membawa hidup dalam kekudusan. ”Memang terkadang untuk mencari orang-orang yang tergerak dalam pelayanan di gereja, cukup sulit. Padahal, setiap orang percaya hidupnya telah dikuasai Roh Kudus.” Panduan MPPP 2013 Page 94 Panduan Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2013 Dibagian lain, diungkapkan juga bahwa, di sejumlah tempat keberadaan gerejagereja dihambat oleh orang-orang tertentu. ”Namun, kita yakin Roh Kudus mampu menggerakannya sehingga gereja-gereja Tuhan mampu tetap berdiri,” ujar Pak Pendeta dengan mantap. Usai kebaktian diadakan pembagian bingkisan hasil pertanian berupa buahbuahan seperti jeruk, pisang, salak, kesemek dan bengkoang, yang dikemas dalam kantong kecil. Bingkisan itu juga dibagikan secara cuma-cuma kepada para abang becak dan pengemis yang berada di depan gedung gereja, sebagai wujud kepedulian gereja kepada sesama. Amin! (YFH) ---ooo000ooo--- Panduan MPPP 2013 Page 95