perlindungan hak-hak ketenagakerjaan

advertisement
PERLINDUNGAN HAK-HAK
KETENAGAKERJAAN
Pekerja Rumahan Dan Pekerja Rumah Tangga
Irma Chaniago, SE.
Anggota Komisi IX DPR RI
F. NasDem
Landasan Yuridis :

Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Dasar RI Tahun
1945.
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusian”

Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap wanita.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan kerja.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang
HAM

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
ketenagakerjaan.
Definisi pekerja rumahan dan
pekerja rumah tangga

Adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang, di rumahnya atau di tempat
pilihannya, yang bukan tempat dari pemberi
kerja; untuk mendapatkan upah; yang
menghasilkan suatu produk atau jasa.

Pekerja rumah tangga adalah orang yang
bekerja di dalam lingkup rumah tangga
majikannya.
Siapa saja yang tergolong pekerja
rumahan dan pekerja rumah tangga?




Pekerja mandiri dan anggota keluarga yang
membantunya, yang terlibat dalam produksi barang
dan jasa, di rumahnya, untuk kebutuhan pasar
pekerja yang bekerja berdasarkan pesanan
masyarakat maupun perusahaan
Tukang kebun, driver keluarga, baby sitter, PRT
Pekerja yang melakukan pekerjaan di rumahnya
maupun di rumah majikannya untuk mendapatkan
upah, yang menghasilkan barang atau jasa seperti
yang dikehendaki oleh pemberi kerja terlepas dari
siapa yang menyediakan peralatan, beserta
anggota keluarga yang membantu pekerjaan
tersebut.
Persoalan Pekerja Rumahan
dan pekerja rumah tangga :

Tak ada perjanjian kerja tertulis/ kontrak

Tak ada posisi tawar

Upah di bawah UMK

Jam kerja yang seringkali panjang

Tidak ada jaminan pekerjaan atau pendapatan yang tak tentu

Tidak ada jaminan sosial dan jaminan kerja

Tidak ada perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja

Tidak ada perlindungan maternal (kehamilan, melahirkan dan menyusui)

Tidak ada mekanisme untuk penyelesaian perselisihan

Keterlibatan pekerja anak

Terjadinya kekerasan fisik, seksual, dan eksploitasi

Tidak ada tunjangan hari tua
Kelemahan-kelemahan hasil produksi/ jasa
pekerja rumahan dan rumah tangga

Pada hasil kerja produksi rumahan tidak ada kontrol
langsung terhadap hasil produksi oleh pemberi kerja
(produksi berdasarkan instruksi bukan supervisi)

Hasil produksi tidak dikontrol dengan standar ISO atau
standar mutu lainnya

Publik dan pemberi order tidak mendapat jaminan
halal atau higienis (produk makanan)

Majikan tidak mendapatkan jaminan kualifikasi
keterampilan pekerja rumah tangga secara tertulis

Tidak adanya kontrak kerja yang melindungi hak-hak
kedua belah pihak terkait hasil kerja, jaminan kerja,
keamanan serta jaminan sosial
Peran Anggota Legislatif
Tugas pokok anggota DPR RI
1.
2.
3.
Anggaran
Legilasi
Pengawasan
Ad 1. bersama-sama dengan pemerintah menyusun
anggaran
Ad 2. menerima usulan RUU, menyusun dan
menetapkan menjadi undang-undang
Ad 3. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
anggaran, pelaksanaan undang-undang, dan
jalannya roda pemerintahan
Solusi …
1.
2.
Komisi
IX
menyepakati
RUU
tentang
Perlindungan Pekerja Rumah Tangga sebagai
RUU Prioritas yang akan dibawa dalam
Prolegnas, dan terus mendorong BaLeg dan
pemerintah
untuk
segera
mengundangundangkan atau mengeluarkan peraturan
pemerintah (PerMen dan PerDa)
Komisi IX bersama-sama dengan kementerian
tenaga kerja, kementerian kesehatan, dan
pemerintah daerah merumuskan kebijakankebijakan yang dapat secara efektif dan
proporsional sebagai perlindungan sosial
terhadap pekerja rumah tangga dan pekerja
rumahan dalam bentuk regulasi
Catatan:
1. Pada 13 Januari 2015, Ketua dan Anggota Komisi IX DPR RI
menerima Jaringan Advokasi Rumah Tangga (JALA PRT) dan
Tim yang menyampaikan usul tentang RUU PRT.
2. Anggota Komisi IX menyepakati RUU tentang Perlindungan
Pekerja Rumah Tangga sebagai RUU Prioritas yang akan
dibawa dalam Prolegnas.
3. Ketua dan Anggota Komisi IX DPR RI memberikan masukan
agar Jaringan Advokasi juga melakukan Advokasi kepada
seluruh stakeholder termasuk fraksi-fraksi di DPR RI.
4. Merumuskan RUU tentang tenaga kerja Indonesia menjadi
Undang-Undang bersama dengan Alat Kelengkapan Dewan
terkait.
Download