280 • • BEBERAPA CATATAN TERHADAP PERADILAN TATA USAHA NEGARA • _ _ _ _ _ _ _ _ _ Oleh: Wicipto Setiadi, S.H. _ _ _ _ _ _ __ Pada tanggal 20 Desember 1986, DPR telah menyetujui secara aldama· si RUU Peradilan Tata Usaha Negara menjadi Undang-undang. RUU ini diajukan oleh pemerintah dengan Amanat Presiden N om or R.04jPU /IY /1986, tertanggal16 April 1986. Lahirnya peradilan tata usaha negara, yang diharapkan melindungi hak rakyat yang dilanggar penguasa, memang sudah diimpikan sejal< puluhan tahun yang lalu. Pada tahun 1949, • RUU tentang Peradilan Tata Usaha Negara . sudah pernah digodok, tetapi tidak ada penyele:;aian lebih lanjut, hanya dituangkan melalui berbagai seminar dan lokakarya. Kemudian harapan tersebut dimuat dalam UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, yang menentukan peradilan tata usaha negara sebagai peradilan keempat, sesudah peradilan umum , peradilan militer dan peradilan agama. Melalui pidato kenegaraannya, Presiden Soeharto pada al 16 Agustus 1978 mengingatkan lagi tentang hak rakyat untuk menggugat pemerintah lewat peradilan tata usaha negara, yang antara lain menyatakan , " Akan diusahakan terbentuknya pengadilan administrasi , yang dapat menampung dan menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan pelanggar- an-pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat/aparatur negara, maupun untuk memberikan kepastian hukum bagi setiap pegawai negeri" . Pada tanggal13 Mei 1982, pemerintah juga pernah mengajukan RUU Peradilan Tata Usaha Negara kepada DPR , tetapi pembahasannya tidak· dapat diselesaikan karena telah habisnya masa bakti keanggotaan DPR period~ 19771982. Dengan lahirnya UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka hal ini merupakan suatu langkah maju yang konkret dalam mengisi era hukum dalam konteks pembangunan nasional. Peradilan tata usaha negara dalam era pembangunan harus menempatkan kepentingan rakyat dan hak asasi warga negara, oleh karena itu ketentuan-ketentuannya harus bertumpu pada kepentingan rakyat itu sendiri dengan mengingat keseimbangan, keselara san dan keserasian antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat, an tara hak-hak perorangan dengan hak-hak masyarakat yang berhubungan dengan tindakan badan atau pejabat tat a usaha negara, termasuk orang atau badan hukum perdata. • Untuk mencapai keseimbangan, keselarasan , dan keserasian tersebu t , periu peningkatan kesadaran hukum, tidak hanya dari masyarakat saja,. etapi juga dari aparat penegak hukum (pemerin• • 281 Perodilan Tata Usaha Neflaro tah) agar makin menghargai harkat . dan martabat masyarakat. Menteri Kehakiman, Ismail Saleh, S.H., atas nama pemerintah dalam sambutan akhirnya menyatakan bahwa dengan disetujuinya RUU tentang Peradilan Tata Usaha Negara menjadi UU oleh DPR, maka persetujuan tersebut merupakan peristiwa hukum dan peristiwa politik yang sangat penting dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Merupakan peristiwa hukum karena peradilan tat a usaha negara merupakan salah satu tonggak yang sangat esensial untuk mewujudkan makna negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Merupakan peristiwa politik karena pada dasarnya tiap UU merupakan hasil dari suatu keputusan . politik, dan keputusan politik yang diambil kali .ini merupakan keputusan politik yang sangat fundamental bagi kehidupan ketatanegaraan di Indonesia, karena UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara memberikan landasan pada badan yudikatif untuk menilai tindakan badan eksekutif serta mengatur mengenai perlindungan hukum kepada anggota masyarakat. UU Peradilan Tata Usaha Negara menjamin pelaksanaan Iungsi pengawasan beljalan lebih baik dan melalui peradilan tata usaha negara akan ditegakkan keadilan, kebenaran dan kepastian hukum, sehingga rakyat pencari keadilan merasa mendapatkan pengayoman. • • tidak termasuk dalam lingkungan peradilan tata usaha negara . Kompetensi peradilan tata usaha negara terbatas hanya pada keputusan (beschikking) yang dikeluarkan oleh pejabat atau badan tata usaha negara, artinya keputusan yang dikeluarkan oleh pejabat atau badan tata usaha negar a dapat dinilai oleh peradilan tat a usaha negara. Sedangkan perbuatan mengeluarkan peraturan dan melakukan perbuatan materiel tidak termasuk wewenang peradilill1 tata usaha negara. Keputusan yang dapat dinilai atau digugat pun hanya terbatas pada keputusan pejabat atau badan tata usaha negara yang tertulis yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Sedangkan keputusan yang tidak tertulis bukan merupakan objek sengketa peradilan tata usaha negara. Keputusan itu memang diharuskan tertulis, namun yang disyaratkan tertulis bukanlah bentuk formalnya, seperti surat keputusan pengangkatan pegawai dan sebagainya. Persyaratan harus tertulis itu adalah untuk kemudahan segi pembuktian. Dengan adanya persyaratan tertulis ini, maka sebuah memo atau nota dapat merupakan objek gugatan apabila sudah jelas badan atau pejabat tata usaha negara mana yang mengeiuarkannya; maksud dan isi tulisan itu; tulisan itu ditujukan kepada siapa dan apa yang ditetapkan di dalamnya. • Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negala Pada dasarnya semua perbuatan pejabat atau badan tata usaha negara dapat dinilai oleh pengadilan, walaupun pengadilan yang menilaimungkin Oua . Pandangan Terhadap Peradilan Tata Usaha Negara Apakah bangsa Indonesia sudah siap untuk menyelenggarakan peradilan tata usaha negara? Pertanyaan ini perlu dikemukakan karena sudah bukan merupakan rahasia lagi bahwa JUlli 1987 • " 282 HUlwm dan Pemban/IUnan " selama ini tidak sedikit oknum-oknum pejabat pemerintah (tata usaha negara) yang dalam menjalankan tugasnya menyimpang dari mekanisme tata usaha negara. (administrasi) yang seharusnya dipatuhi. Terjadinya penyimpanganpenyimpangan itu an tara lain disebabkan karena kesengajaan dari oknum tersebut, rrlisalnya karena terdorong oleh kepentingan pribadi atau golongan dan sebagainya, juga karena kurang pengetahuannya di bidang penyelenggaraan tata usaha negara tersebut. Setelah RUU tentang Peradilan Tata Usaha Negara disetujui menjadi UU oleh DPR, maka sebagai akibatnya akan timbul dua pandangan terhadap peradilan tata usaha negara . Pertama, dengan adanya peradilan tata usaha negara, di negara kita akan teIjadi suatu stagnasi atau kegiatan negara (tata usaha negara) akan menjadi mandeg, karena betapa banyak oknum-oknum pejabat pemerintah (tata usaha negara) yang melakukan penyimpangan-penyimpangan akan dma dapkan ke peradilan tata usaha negara, sehingga akan berakibat terganggu11ya kelancaran penyelenggaraan tata usaha negara, yang dengan sendirinya akan pula kelancaran pelaksanaan pembangunan. Dapatlah dibayangkan, betapa banyak kasus-kasus tata usaha negara yang teIjadi di negara kita ini, lebm-Iebm apabila peradilan tata usaha negara diterapkan secara konsekuen. Pandangan ini merupa\.<.an pandangan yang negatif terhadap peradilan tata usaha negara, karen a pandangan ini pada dasarnya dapat dikatakan tidak menghendaki lahirnya peradilan tata usaha negara. Kedua, dengan adanya peradilan tata usaha negara , negara, akan menjadi cerah karena semua masalah atau sengketa mengenai tata usaha nega"ra bisa diselesaikan dengan tuntas, sehingga akan terciptalah aparatur pemerintah yang bersm dan berwibawa sebagaimana kita idam-idamkan bersama. Pembentukan peradilan tata usaha negara, selain merupakan salah satu penerapan dari dasar-dasar atau prinsip-prinsip negara hukum, juga akan mempunyai akibat yangpositif, yaitu akan mendorong aparatur pemerintah (tata usaha negara) untuk meningkatkan profesinya dan bekeIja lebm berhati-hati, karena mereka akan sadar bahwa penyimpangan-penyimpangan yang duakukannya akan dipertanggungjawabkan di muka Pengadilan Tata Usaha Negara. , Langkah-Iangkah Persiapan Pemerintah Karena negara kita adalah negara hukum, maka betapapun juga keberadaan peradilan tata usaha negara sangat diperlukan . Peradilan tata usaha negara merupakan lingkungan peradilan baru , yang pembentukannya memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dari pemerintah. Oleh karena itu pembentukan pengadilan di lingkungan peradilan tat a usaha negara tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap. Dalam rangka persiapan tersebut, maka UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara diterapkan secara bertahap dalam waktu selambat-Iambatnya lima tahun sejak UU tersebut diundangkan. Untuk itu, sebaiknya mulai sekarang pemerintah perlu mempersiapkan scmua sarana yang diperlukan untuk penyeleng'garaan peradilan tata usaha negara, baik yang menyangkut prasarana materiel maupun personalnya. • • Perudilan Tata Usaha Negara Langkah yang paling utama perlu dilakukan oleh pemerintah ada1ah usaha penertiban da1am bidang administrasi secara terus-menerus, karena dengan tindakan penertiban tersebut diharapkan dapat diciptakan suatu administrative behaviour di lingkungan aparatur pemerintah serta iklim yang tidak merangsang untuk melakukan penyimpangan. Dengan 1angkah tersebut diharapkan agar setiap badan atau pejabat tata usaha negara bertindak secara objektif, tidak sewenangwenang, tidak menyalahgunakan wewenang dan melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Dengan demikian langkah penertiban di bidang administrasi dan tindakan korektif dari pemerintah sendiri merupakan usaha untuk mencegah dilakukannya penyimpangan yang akan menjadi objek sengketa di depan peradilan tata usaha negara. Langkah persiapan lainnya ada1ah diadakan pendidikan atau penataran ca1on-calon hakim tara usaha negara, karenapara hakim Pengadilan Tata Usaha Negara selain perlu memperdalam ilmu hukum pada umumnya, mereka juga perlu mempe1ajari bidang administrasi negara, misalnya yang menyangkut bidang kepegawaian, perburuhan, perdagangan, perindustrian, keagrariaan, perpajak~n dan sebagainya. Pendidikan mental, termasuk kejujuran dan disip1in, secara khusus juga perlu diberikan, karena meskipun para calon hakim te1ah siap dengan p"nge- 283 tahuan yang berkaitan dengan fungsinya, tetapi mentalnya kurang dapat dipertanggungjawabkan, maka terjadinya penyimpangan-penyimpangan tetap akan sulit dihindari. Selain itu, perlu juga dipersiapkan tenaga-tenaga ahli yang sesuai dengan kasus yang diperiksa, misalnya ahli perpajakan dan sebagainya, sebagai Hakim Ad Hoc, karena dalam UU tent.ang Peradilan Tata Usaha Negara dikenal adanya sistem Hakim Ad Hoc. Langkah persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah diadakan penyuluhan mengenai UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Sesuai dengan fungsi peradilan tata usaha negara, maka dengan diadakan penyu1uhan mengenai UU tentang Peradilan Tata Usaha Negara, rakyat pencari keadilan akan tahu ten tang hak-haknya, tahu tentang kompetensi peradilan tata usaha negara. Yang penting un tuk diketahui oleh rakyat ialah bahwa kompetensi peradilan tata usaha negara sangat tel'batas, yaitu hanya keputusan tertulis dari pejabat atau badan tata usaha negara yang bisa digugat , jangan sampai rakyat beranggapan dengan adanya peradilan tata usaha negara semua rnasalah tata usaha negara akan terse1esaikan. Mudah-mudahan dengan 1ahirnya peradilan tata usaha negara ini, secara bertahap, perlahan-1ahan tapi pasti, akan tercipta aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa sebagaimana yang kita idam-idamkan bersarna . • • JUlli 1987