penyusunan hps/oe - Bagian Bina Program

advertisement
PENYUSUNAN
Hara Perkiraan Sendiri (HPS/OE)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Disampaikan oleh :
IGN. SURANTO
(Procurement Specialist)
7/18/2017
5
BAHASAN MENGENAI
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
1.
PENGERTIAN
2.
APA GUNANYA HPS/OE
3.
PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE
4.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN
HPS/OE
5.
TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS/OE
6.
HPS PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA
7.
HPS PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA
8.
HPS PENGADAAN JASA KONSULTANSI
6
1. PENGERTIAN HPS
HPS/OE adalah perhitungan biaya atas
pekerjaan barang/jasa sesuai dengan syaratsyarat yang ditentukan dalam dokumen
pemilihan penyedia barang/jasa, dikalkulasikan
secara keahliaan dan berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan. HPS/OE dibuat
dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK)
7
REFERENSI PENGERTIAN PERKIRAAN BIAYA


National Estimating Society-USA mendefinisikan
“perkiraan biaya” sebagai seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan besarnya biaya yang
diperlukan dalam suatu kegiatan dengan mendasarkan
atas informasi yang tersedia pada saat itu.
Hal ini berarti bahwa dalam menyusun perkiraan biaya
perlu dilakukan pengkajian atas biaya kegiatan terdahulu
sebagai masukan, serta melihat masa depan,
memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas hal-hal
yang akan atau mungkin terjadi.
MASTER
Ketentuan Umum HPS
HPS disusun dan ditetapkan oleh PPK,
kecuali untuk kontes/sayembara
ULP/pejabat pengadaan mengumumkan
nilai total HPS
Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia,
sedangkan rinciannya bersifat rahasia
HPS disusun paling lama 28 hari kerja
sebelum batas akhir pemasukan penawaran
HPS bukan sebagai dasar untuk
menentukan besaran kerugian Negara
Riwayat HPS harus didokumentasikan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
9
Diumumkan
nilai total HPS
Disusun dan
ditetapkan
Konsep
Dokumen
HPS
Tim Pendukung
PPK
Pejabat Pembuat
Komitmen
ULP/Pejabat
Pengadaan
Dokumen HPS
SAH
Sah jika:ditandatangani oleh:
 Pejabat Pembuat
Komitmen (sebagai yg
menetapkan).
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
10
Penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh
berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya Pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
a. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh BPS;
b. Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi
terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. Daftar biaya/tarif B/J yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;
d. biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
f. hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan
instansi lain maupun pihak lain;
g. perkiraan perhitungan biaya oleh konsultan perencana (engineer’s
estimate);
h. norma indeks; dan/atau
i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan
HPS telah memperhitungkan PPn dan ( overhead + Profit yang wajar maks 15 %)
HPS TIDAK BOLEH memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan PPh
penyedia barang/jasa
2. GUNANYA HPS/O’E
1. Untuk menilai kewajaran harga penawaran yang
disampaikan pihak penyedia (evaluasi harga)
dan sebagai batas penawaran tertinggi kecuali
pekerjaan jasa konsultansi
2. Sebagai dasar bagi penetapan nilai nominal
jaminan penawaran (1-3% dari HPS)
3. Untuk menetapkan tambahan nilai jaminan
pelaksanaan, bilamana penawaran kurang dari
80% dari OE, dinaikan menjadi 80% HPS
12
Lanjutan…
4. Sebagai acuan menetapkan harga satuan
timpang yang nilainya lebih besar dari
110% dari HPS
Contoh : Pengadaan Komputer
No.
Jenis Barang
1 Komputer
2 Printer
3 Scanner
4 CD Writter
Volume
10
4
2
5
Harga
Jumlah
HPS
% Penawaran
Penawaran
Harga
Jumlah
terhadap HPS
4.800.000
48.000.000 5.000.000
50.000.000
96
4.700.000
18.800.000 4.000.000
16.000.000
118
1.450.000
2.900.000 1.500.000
3.000.000
97
2.500.000
12.500.000 3.250.000
16.250.000
77
82.200.000
85.250.000
96
klarifikasi tidak dimaksudkan untuk
mencari/menawarkan/ mengijinkan perubahan
harga/substansi penawaran 13
Lanjutan…
5. Sebagai patokan dalam hal seluruh penawaran di atas
pagu anggaran
Dalam hal terjadi seleksi gagal karena seluruh penawaran di atas
pagu, maka HPS/OE dapat dilakukan dua hal berkut :
(i) perubahan spesifikasi teknis, atau (ii) dilakukan revisi PO/LK
6. Sebagai acuan bila ada indikasi kuat KKN
7. Sebagai bahan perhitungan penyesuaian
harga/eskalasi
8. Sebagai acuan dalam negosiasi harga pada proses
penunjukan/pemilihan langsung/pengadaan jasa
14
konsultansi
3
 Alat untuk menilai kewajaran penawaran harga termasuk rinciannya
 Dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah
 Dasar untuk menetapkan besaran Jaminan Pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% nilai total HPS
HPS bukan sebagai dasar untuk
menentukan besaran kerugian negara.
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
MENETAPKAN HPS
ULP/PEJABAT PENGADAAN
MENGUMUMKAN NILAI TOTAL HPS
Rp
PENYEDIA
BARANG/ JASA
Harga optimal/ wajar
Memperhitungkan semua komponen biaya
Perhitungkan keuntungan penyedia +
overhead (maks 15%)
TIDAK “MARK-UP”
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
15
3. PERLAKUAN TERHADAP HPS/OE
1. Setiap pengadaan harus dibuat HPS/OE
2. HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggung-jawabkan, disusun oleh panitia/pejabat
pengadaan, disahkan pengguna barang/jasa
3. Nilai total HPS tidak bersifat rahasia (dicantumkan
pengumuman pelaksanaan pengadaan) sebagai upaya
transparansi dan menjadi bahan pertimbangan penyedia
dalam memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh
4. Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk
mencegah pencontohan dalam metoda pelaksanaan
pekerjaan dan
16
Lanjutan…
5. HPS memperhitungkan PPN, overhead &
profit (paling tingggi 15% ),
6. Tidak boleh memperhitungkan PPh, biaya
lain-lain, biaya tidak terduga.
7. Dilarang penerapan sistim koridor, misalnya
Penawaran memenuhi syarat > 80% HPS
dan < 100% HPS
17
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENYUSUNAN HPS/OE
a) Ketentuan Umum
1) Setiap pengadaan wajib dibuat HPS/OE
2) HPS, disusun oleh panitia/pejabat pengadaan,
disahkan pengguna barang/jasa
3) Nilai total HPS tidak bersifat rahasia sebagai upaya
transparansi dan menjadi bahan pertimbangan
penyedia dalam memperkirakan keuntungan yang
akan diperoleh
4) Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan
untuk mencegah keseragaman dalam metoda
pelaksanaan pekerjaan
5) Ketentuan HPS pada Perpres-54 Th 2010 Pasal 11
dan Pada Lampiran II/III/IV/V butir A,3
b) FUNGSI HPS/OE
1. Menilai kewajaran total harga dari penawaran yang
disampaikan penyedia barang/jasa beserta rinciannya.
2. Menetapkan besarnya nilai jaminan penawaran dari
penyedia barang/jasa.
3. Menetapkan tambahan nilai jaminan pelaksanaan bagi
penawaran yang dinilai terlalu rendah (kurang dari 80 %
dari nilai OE).
4. Tidak dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan
penawaran .
MASTER
c)RUANG LINGKUP HPS
1) Untuk Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya meliputi :
kuantitas dan spesifikasi teknis
2) Untuk Barang meliputi : jenis, jumlah, spesifikasi
teknis barang, dan distribusi
3) Untuk Jasa Konsultan meliputi : kuantitas, dan
kualifikasi tenaga ahli dan pendukung yang
dibutuhkan (pendidikan dan pengalaman), serta lama
penugasan yang keseluruhannya dituangkan dalam
TOR/KAK
MASTER
5. TEKNIK / PROSEDUR PEMBUATAN HPS
a) Pemilihan jenis HPS menurut bidang
Pengadaan :
1) Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
1) Jasa Konsultansi
1) Barang/Jasa Lainnya
b) BAGAN ALIR PENYUSUNAN HPS (NON KONSULTANSI)
SASARAN PAKET PEKERJAAN
(Judul Pagu/DED/EE/RAB)
DITUANGKAN DALAM BOQ)
CARA 2
Kuantitas
Pekerjaan
CARA 1
Harga
Satuan
Dasar
SPESIFIKASI
Kebutuhan
Bahan
Produksi
Bahan
Biaya
Biaya
Bahan
Peralatan
Perhitungan Biaya
B Umum &
Biaya
Untung
Upah
Pelaksanaan
Di Lapangan
Kebutuhan
Peralatan
Perhitungan
Waktu
DATA
HARGA
Optimasi
Ruang Lingkup
Penyesuaian
Penggunaan
Peralatan
HARGA
SATUAN
TIDAK
BIAYA
TOTAL
?
OK
OK
SELESAI
WAKTU
PELAKSANAAN
?
TIDAK
5
Mengecek besarnya pagu
dana dari DIPA/PO
Menjumlahkan semua
biaya untuk seluruh mata
pembayaran.
Menghitung PPN
Mempelajari Dokumen
Perencanaan Umum
(DIPA/DPA, KAK dan
RAB)
Menghitung jumlah biaya
untuk` setiap mata
pembayaran
Menentukan Besarnya
HPS
Mengecek Harga Satuan
yang berlaku di pasar
Menghitung/
menetapkan harga
satuan
Catatan: Jika HPS lebih besar dari Pagu Dana, maka dapat dilakukan
1. Perubahan spesifikasi teknis
2. Revisi PO/LK.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
23
3
Mengecek besarnya
pagu dana dari DIPA/PO
Menghitung jumlah biaya
untuk setiap mata
pembayaran
Menjumlahkan semua
biaya untuk seluruh
mata pembayaran.
Mempelajari dokumen
Perencanaan Umum
Menghitung/
menetapkan harga
satuan
Menghitung PPN
Mengecek Harga satuan
dasar untuk bahan,
upah dan alat
Hitung analisa harga
untuk setiap mata
pembayaran (pay-item)
Menentukan Besarnya
HPS
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
24
5
Mengecek besarnya pagu
dana dari DIPA/PO
Menjumlahkan semua
biaya untuk seluruh item
pembayaran.
Menghitung PPN
Mempelajari Dokumen
Perencanaan Umum
a.l : KAK dan RAB
Menghitung jumlah biaya
untuk setiap item
pengeluaran
Menentukan Besarnya
HPS
Menghitung Komponen Biaya
(Biaya Langsung
Personil/Remuneration) dan
Biaya Langsung Non
Personil (Direct
Reimbursable Cost).
Menghitung Harga satuan
untuk biaya Tenaga Ahli
per-satuan waktu tertentu
Catatan:
Biaya langsung non-personil tidak melebihi 40% dari biaya total , KECUALI
untuk pekerjaan yang bersifat khusus
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
25
ANALISIS SASARAN PAKET / PAGU ANGGARAN
1. Teliti dana pagu anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/ RKAP/dokumen lain yg dipersamakan.
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas
maksimal untuk perhitungan HPS/OE.
 Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,
terutama yang terkait dengan instruksi kepada
penyedia jasa, syarat umum/khusus kontrak,
gambar, spesifikasi teknis, serta hasil peninjauan
kondisi lapangan;
 Dibuat Daftar Kuantitas dan Harga berisi ko;om
Mata Pembayaran, Satuan, Volume, Harga Satuan,
FORMAT BOQ / HARGA PERKIRAAN SENDIRI
Pekerjaan ………. .
MATA PEMBAYARAN
1.
SATUAN
PERSIAPAN
a.
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
4.
a.
b.
JUMLAH
PPN (10%)
TOTAL
PEMBULATAN
27
VOLUME
HARGA
SATUAN
HARGA
2.
Untuk pekerjaan dengan kontrak harga satuan, volume pekerjaan
yang dibuat dalam HPS/OE sama dengan volume pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam Bill of Quantity (BQ) dokumen pemilihan
penyedia jasa.
 Sementara khusus untuk pekerjaan dengan kontrak lump sum
kecuali volume dapat diputuskan tetap menggunakan atau
tidak menggunakan sepenuhnya volume pekerjaan, metode
pekerjaan yang digunakan dalam perhitungan penawaran
3. Perhitungkan harga satuan dasar dari bahan, upah, dan alat yang
bersandarkan harga pasar setempat hingga di job-site (biaya
angkutan turut diperhitungkan).
 Kalau harga pasar setempat tidak diperoleh, gunakan data
harga yang termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya dengan
memperhitungkan kemungkinan perubahan harganya
berdasarkan indeks dari Badan Pusat Statistik (BPS);
4. Hitung analisa harga untuk setiap pembayaran (pay-item) dengan
formula/rumus yang sudah digunakan dalam perhitungan untuk
mendapatkan RAB sebagai berikut ;
Analisa harga satuan
Pekerjaan ………. Satuan ……..
KOMPONEN
SATUAN
BAHAN
1.
2.
ALAT
1.
2.
UPAH
1.
2.
JUMLAH
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
HARGA SATUAN
PEMBULATAN
30
VOLUME
HSD (RP)
HARGA (RP)
5. Tetapkan harga satuan : analisa harga + 15 % (keuntungan dan
bieya umum.
OVERHEAD :
◦ OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR PUSAT YANG BUKAN
BAGIAN DARI BIAYA PENGADAAN UNTUK SETIAP MATA
PEMBAYARAN;
◦ MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN & AUDITING;
◦ PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
◦ BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
◦ DAN LAIN SEBAGAINYA
 PROFIT :
◦ TERMASUK RESIKO PEKERJAAN

6. Hitung jumlah biaya pada setiap masa pembayaran : jumlah
volume dikalikan harga satuan;
7. Jumlahkan semua biaya untuk seluruh masa pembayaran dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan;
8. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 % jumlah
biaya untuk seluruh mata pembayaran;
9. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam
HPS/OE = Jumlah biaya seluruh mata pembayaran +
PPN 10 %
10. tidak memperhitungkan biaya tak terduga, lainlaindan (PPh)
11. nilai total HPS tidak rahasia didokumentasikan
secara baik.
12. tidak dapat digunakan sebagai perhitungan kerugian
negara.
MENGHITUNG AHS (bila diperlukan)
a. MASUKAN
b. PROSES
c. KELUARAN
d. HARGA SATUAN
MATA PEMBAYARAN
POLA PIKIR PEMBUATAN ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
MASUK-AN
Bahan
Harga Satuan Dasar Bahan (Bahan Dasar) Berupa data
otentik yang tersedia
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Dasar
3. Harga Satuan Dasar Alat
4. Kapasitas Alat
5. Faktor Efisiensi Produksi Alat
6. Faktor Kehilangan Material
- Proses : 1. Biaya Kerja Alat
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan (Agregat
Kasar dan
Halus)
Alat
Masukan : 1. Asumsi
2. Jenis Alat
3. Kapasitas Alat
4. Masukan biaya Pasti
a. Umur Ekonomis Alat
b. Jam Kerja Alat per Tahun
c. Harga Pokok Alat
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemel.;
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Dasar Tenaga
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
a. Proses : 1. Biaya Pass
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
a. Kekuatan : Harga Satuan Dasar Alat
Upah Tenaga
Hari Orang Standa (HO atau MD)
Jam Orang Standar ( JO atau MH) Berupa data otentik
yang tersedia
Resume : Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
Biaya Umum & Keuntungan



Biaya Umum
Keuntungan
Resume : Biaya Umum + Keuntungan (Max. 10 %)
Sesuai Surat Edaran Menteri PU Nomor :
………………………..
PROSES
KELUARAN
Saluran Mata pembayaran
Bahan
Harga Satuan Setiap
Mata Pembayaran
Asumsi
Faktor-faktor
Komposisi Campuran Dalam Spec.
Koefisien Bahan
Harga Satuan Dasar Bahan
Volume Pekerjaan
Alat







Jenis Alat Yang Dipewrlukan
Kapasitas Alat
Faktor Produksi Alat
Waktu Siklus Kerja Alat (Cycle Time)
Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu
Koefisien Alat
Harga Satuan Komponen Alat/Satuan
Waktu
Harga Pekerjaan
Setiap Mata
Pembayaran
Upah Tenaga Kerja
Harga Total Seluruh
Mata Pembayaran
Jenis Tenaga Yang Diperlukan
Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang Diperlukan
Koefisien Tenaha Kerja
Harga Satuan Dasar Alat
PPN 10%
Biaya Umum & Laba
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
(EE/OE)
Biaya Umum + Keuntungan ( Maksimum 10 % )
34
BAHAN
(Contoh)
Harga Satuan Bahan Dasar
Berupa data otentik yang tersedia
Harga Satuan Bahan Olahan
- Masukan : 1. Jarak Quarry
2. Harga Satuan Bahan Baku
3. Harga Satuan Dasar Alat
4. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
5. Kapasitas Alat
6. Faktor Efisiensi Produk Alat
7. Faktor Kehilangan Material
- Proses
: 1. Biaya Kerja Alat
2. Kebutuhan Bahan Dasar
3. Perhitungan Tenaga Kerja yang diperlukan
4. Proses Pencampuran
- Keluaran : Harga Satuan Dasar Bahan
(misal agregat kasar & agregat halus)
ALAT
- Masukan
- Proses
- Keluaran
:
1.
2.
3.
4.
(Contoh)
Asumsi
Jenis Alat
Kapasitas Alat
Masukan Biaya Pasti :
a. Umur Ekonomis Alat
b. Jam Kerja Alat per tahun
c. Harga Pokok Alat
d. Nilai Sisa Alat
e. Tingkat Suku Bunga Pinjaman
5. Masukan Biaya Operasi & Pemeliharaan
a. Tenaga Mesin (HP)
b. Harga Satuan Tenaga
c. Harga Satuan Dasar Bahan Bakar
d. Harga Satuan Dasar Minyak Pelumas
: 1. Biaya Pasti
2. Biaya Operasi & Pemeliharaan
: Harga Satuan Dasar Alat
TENAGA KERJA
(Contoh)
Hari Orang Standar (HO atau MD)
Jam Orang Standar (JO atau MH)
Berupa data otentik yang tersedia
Resume :
Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
Biaya Umum
Keuntungan
Resume :
Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE maks.15%)
Sesuai
surat Lampiran
Juknis Keppres
Tahun
2003
Perhitungan
HPS IIsesuai
PerpresNo.18
54 Th
2011
b.
PROSES
• HARGA SATUAN DASAR “BAHAN”
(Asumsi, Faktor-faktor, Komposisi dalam Spec, Koefisien Bahan, Harga Satuan
Dasar Bahan)

HARGA SATUAN DASAR “ALAT”
(Jenis Alat Yang Dipewrlukan, Kapasitas Alat, Faktor Produksi Alat, Waktu Siklus Kerja
Alat , Hasil Produksi Alat / Satuan Waktu, Koefisien Alat, Harga Satuan, Komponen
Alat/Satuan Waktu)
• HARGA SATUAN DASAR “TENAGA KERJA”
(Jenis Tenaga Yang Diperlukan, Perkiraan Jumlah Tenaga Kerja Yang
Diperlukan, Koefisien Tenaha Kerja, Harga Satuan Dasar Alat)
OVERHEAD & PROFIT
(Biaya Umum + Keuntungan, Maksimum 15 % )
c.
KELUARAN
 HARGA SATUAN
SETIAP ITEM
 HARGA PEKERJAAN
SETIAP ITEM
 HARGA TOTAL SELURUH ITEM
 HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
d. HARGA MATA PEMBAYARAN
ESTIMASI BIAYA
Harga Satuan
Setiap Mata Pembayaran
Kuantitas
Pekerjaan
Harga Pekerjaan
Setiap Mata Pembayaran
Harga Total
Seluruh Mata Pembayaran
PPN
(10%)
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item
pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi teknis dari pekerjaan/barang yang akan
dilaksanakan.
2) Bila hal ini terjadi , maka perubahan spesifikasi teknis dapat
berupa menurunkan dan atau peningkatan
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah dilakukan
perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai nilai HPS/OE
lebih besar dari pagu anggaran tersedia.
MASTER
5. Prosedur Penyusunan HPS/OE atas
Pekerjaan Barang/Jasa Lainnya
1. Teliti besaran dana dari pagu anggaran yang
tersedia dalam DIPA/PO/DASK/ RKAP/dokumen
lain yang dipersamakan.
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas maksimal
untuk perhitungan HPS/OE.
 Nilai HPS/OE diupayakan lebih kecil dari Pagu
Anggaran;
2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia barang/jasa,
terutama yang terkait dengan instruksi kepada
penyedia barang/jasa lainnya, syarat umum/ khusus
kontrak, dan spesifikasi teknis.
 Berdasarkan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa, kemudia dapatkan informasi
mengenai merk barang atau jenis jasa lainnya yang
sesuai dengan spesifikasi dimaksud dan harganya.
3. Hitung harga satuan dasar dari barang/jasa lainnya,
dengan mengacu pada rata-rata harga barang/jasa
lainnya dari seluruh barang/jasa lainnya yang
memenuhi spesifikasi teknis, yang didasarkan pada
data harga pasar setempat.

Kalau harga pasar setempat tidak diperoleh, gunakan data
harga yang termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya dengan
memperhitungkan kemungkinan perubahan harganya
berdasarkan indeks dari Badan Pusat Statistik (BPS);
4. Hitung harga satuan : harga satuan dasar + 10 % (laba
penyedia jasa).
5. Hitung jumlah biaya untuk setiap item barang/jasa lainnya
yaitu: jumlah volume barang/jasa lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk seluruh item barang/jasa lainnya
yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 % jumlah biaya
untuk seluruh item barang/jasa lainnya
8. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam HPS/OE =
Jumlah biaya seluruh masa pembayaran + PPN 10 %
HPS BARANG
 Teliti besaran dana dari pagu anggaran yang
tersedia dalam DIPA/dokumen lain yang
dipersamakan.
PENDANAAN
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas
maksimal untuk perhitungan HPS/OE.
 Oleh karenanya nilai HPS/OE lebih kecil dari
Pagu Anggaran.
(laba penyedia jasa).
HPS BARANG
 DOKUMEN
PENGADAAN BARANG
Mempelajari dan meneliti dokumen
pengadaan terutama :
◦ instruksi kepada penawar,
◦ syarat-syarat kontrak,
◦ spesiflkasi teknis dan
◦ gambar-gambar termasuk meneliti barang
yang akan dibeli apakah barang fabrikasi,
barang fabrikasi yang akan dipasang
(install) dan uji coba atau barang yang
dibuat sendiri.
HPS BARANG
HARGA PASAR
Meneliti harga-harga pasar dari
barang yang dapat memenuhi
spesifikasi teknis sesuai ketentuan
di dalam dokumen pengadaan.
HPS BARANG
KANDUNGAN
LOKAL
Meneliti jumlah kandungan lokal barang dari
barang yang memenuhi spesifikasi teknis
sesuai dokumen pengadaan, dan selanjutnya
di dalam penyusunan OE
mempertimbangkan barang yang jumlah
kandungan lokalnya lebih tinggi.
HPS BARANG
ANGKUTAN &
ASURANSI
Meneliti tarif biaya angkutan dan
biaya asuransi.
HPS BARANG
Pengadaan barang yang akan dipasang
dan atau yang dirakit sendiri terlebih
dahulu diteliti harga satuan dasar :
◦ bahan/material,
BARANG
RAKITAN
◦ peralatan di pasaran
◦ tenaga kerja dan
◦ upah
selanjutnya dihitung harga satuan
barang.
TEKNIS PERHITUNGAN
HPS BARANG
1.
2.
3.
4.
5.
Menetapkan harga satuan : data harga satuan atau analisa harga
satuan berdasarkan harga dasar dengan memperhitungkan
keuntungan dan biaya umum
Dihitung jumlah biaya untuk setiap item barang, yaitu jumlah
volume barang x harga satuan
Dijumlah semua biaya untuk seluruh item barang yang akan
diadakan.
Dihitung PPN yaitu 10% x jumlah semua biaya untuk seluruh item
barang.
Total harga pekerjaan HPS/OE ialah jumlah biaya seluruh item
barang + PPN 10%
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item
pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi tekni dari Barang yang akan
dilaksanakan.
2) Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan
maupun peningkatan.
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah
dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai
nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia.
MASTER
6. Prosedur Penyusunan HPS/OE atas Pekerjaan
Jasa Konsultansi
Untuk jasa konsultansi lebih berfokus pada biaya personel,
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Prosedur awal, sama dengan prosedur
sebelumnya, dan merupakan prosedur dasar,
bahwa pengecekan besaran dana dari pagu
anggaran yang tersedia dalam
DIPA/PO/DASK/RKAP/dokumen lain yang
dipersamakan.
2. Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa,
terutama hal-hal yang terkait dengan
instruksi kepada penyedia jasa,
 Kerangka Acuan Kerja/Terms of
References, sehingga dapat diketahui
kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan,
data/fasilitas pelaksanaan jasa yang
diperlukan da sistem pelaporannya.
3.
Komponen biaya secara garis besar terdiri dari dua
komponen, yaitu
• biaya langsung personil (renumeration) dan
• biaya langsung non personil (direct reimbursable cost),
• PPN 10%
dengan komposisi biaya langsung non personil yang
diperkenankan maksimal sebesar 40 % dari total biaya
pekerjaan.
Dikecualikan dari ketentuan dimaksud adalah pekerjaan
konsultansi tertentu : pemetaan udara, survei lapangan,
pengukuran, dan penyelidikan tanah, dan lain-lain sesuai
metoda pelaksanaannya.
Bila suatu pekerjaan dilakukan oleh konsultan perorangan
(individual consultant) maka biaya langsung personil konsultan
perorangan tersebut tidak boleh dibebankan biaya overhead dan
keuntungan/laba;
4.
Harga satuan biaya langsung personil per satuan waktu,
pada dasarnya disesuaikan dengan harga pasar yang
berlaku.


Bilamana harga pasar tidak tersedia, dapat
menggunakan harga satuan pada kontrak sejenis
dengan tetap mempertimbangkan terjadinya
perubahan harga berdasarkan indeks dari BPS;
Bila diperlukan , dapat digunakan perhitungan
eskalasi harga dari harga yang dihasilkan
berdasarkan tambahan pengalaman yang layak
dalam pelaksanaan pekerjaan
5.
Dari juklak tersebut perhitungan biaya langsung personil (BLP)
menggunakan formula sebagai berikut :
BLP = GD + BBS + BBU + TP + K
GD = Gaji Dasar
BBS = Beban Biaya Sosial
BBU = Beban Biaya Umum
TP = Tunj. Penugasan
K = Laba
Apabila penugasan konsultan dihitung dalam satuan selain
bulan (month), maka konversi maksimum biaya langsung
personil per satuan waktu adalah sebagai berikut:
SBOM = SBOB : 4,1
SBOH = (SBOB : 22) x 1,1
SBOJ = (SBOH : 8) x 1,3
Dimana :
•
SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan
•
SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu
•
SBOH = Satuan Biaya Orang Hari
•
(Person Day Rate)
SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam
(Person Hour Rate)
(Person Month Rate)
(Person Week Rate)
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 1203/D.II/03/2000 : SE-38/A/2000
BLP = GD + BBS + BBU + TP + K
Komponen BLP
Undangan
Nasional
1 x GD
(0,3 s.d 0,4) x GD
Internasional
1 x GD
(0,3 s.d 0,6) x GD
Beban Biaya Umum - BBU
(Overhead Cost)
(0,5 s.d 1,3) x GD
(0,7 s.d 1,4) x GD
Tunjangan Penugasan – TP
(0,1 s.d 0,3) x GD
(0,1 s.d 0,3) x GD
0,1 x (GD+BBS+BBU)
0,1 x (GD+BBS+BBU)
(2,2 s.d 3,1) x GD
(2,4 s.d 3,6) x GD
Gaji Dasar – GD (Basic Salary )
Beban Biaya Sosial- BBS (Social
Charge)
Keuntungan
TOTAL Biaya Langsung Personil
HARGA PERKIRAAN LAYANAN JASA KONSULTANSI
a.
BIAYA LANGSUNG PERSONIL (REMUNERATION)
•
•
•
•
•
BIAYA TENAGA AHLI, ASISTEN TA, TENAGA PENDUKUNG
OH, OB
BERDASARKAN KEAHLIAN DAN PENGALAMAN TA
GAJI KONTRAK TERAKHIR YANG TELAH DIAUDIT (AUDITED PAY ROLL)
TERMASUK BBS), (BBU), DAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM 10%
BEBAN BIAYA SOSIAL (BBS)
DIBAYARKAN KEPADA TA TETAP
(PERMANEN):
 tunjangan hari libur
 cuti tahunan
 cuti sakit
 tunjangan pengobatan
 tunjangan transportasi
 tunjangan pensiun
 asuransi tenaga kerja
 tunjangan sosial lainnya
BEBAN BIAYA UMUM (BBU) TUNJANGAN HARI
LIBUR
 Biaya manajemen dan administrasi kantor
 Gaji tenaga adm, juru ketik, pesuruh,
pengemudi, dsb
 Biaya jasa hukum, auditor, dsb
 Biaya kantor/ruang kerja
 Biaya listrik, air, telpon, dsb
 Biaya karena kekosongan kerja
 Biaya depresiasi
 Bunga modal
 Biaya penelitian dan pengembangan
 Bu lainnya.
KEUNTUNGAN (K)
 keuntungan perusahaan
 deviden/bonus
 dana cadangan dan investasi
 pajak perusahaan
TUNJANGAN PEKERJAAN (TP):
tunjangan khusus untuk tenaga ahli penugasan
tertentu
ha-hal lain:
b.
Biaya Langsung Non Personil
(direct reimbursable cost), seperti :
- biaya pelaporan,
- komunikasi,
- perjalanan,
- biaya sewa kantor dan fasilitas kerja,
- biaya pengurusan surat ijin,
- biaya sewa kendaraan dll
tidak melebihi 40% (empat puluh persen) dari total biaya,
kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat
khusus, seperti:
pemetaan udara, survei lapangan, pengukuran, penyelidikan
tanah, dan lain-lain.
6. Hitung jumlah biaya setiap item pengeluaran,
baik
untuk biaya langsung personil (BLP) maupun
biaya
langsung non personil (BLNP), dengan cara
sebagai
berikut :
BLP = Jml Personil x Lama Penugasan x Imbalan per satuan waktu
BLNP = Jumlah volume pekerjaan x harga satuan
Jumlah personil = tenaga ahli/tenaga pendukung
sesuai dengan pendidikan/pengalamannya.
Data yang dipakai untuk menyusun HPS berdasarkan pada data
harga setempat yang diperoleh berdasarkan hasil survey
menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan
mempertimbangkan informasi yang meliputi:
• informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
BPS
• informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh
asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat
dipertanggungjawabkan;
• biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan
mempertimbangkan faktor perubahan biaya;
• inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs
tengah Bank Indonesia;
• hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang
dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;
perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan
• perencana (engineer’s estimate);
• norma indeks; dan/atau
• informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
SEBAGAI REFERENSI
Biaya Langsung Personil (BLP) berdasarkan SEB Bappenas dan
Departemen Keuangan No 604/D.VI/02/1998 : SE-35/A/21/0298
UNDANGAN NASIONAL
PENDIDIKAN S1
UNDANGAN NASIONAL
PENDIDIKAN S2/S3
KELOMPOK
AHLI
TAHUN
PENGALAMAN
RUPIAH
(PER BULAN)
KELOMPOK
AHLI
TAHUN
PENGALAMAN
RUPIAH
(PER BULAN)
AHLI MUDA
1-4
4,400,000 - 5,200,000
AHLI
1-4
5,200,000 - 6,100,000
AHLI
5-8
5,500,000 - 7,100,000
AHLI UTAMA
5-8
6,500,000 - 7,800,000
AHLI UTAMA
9 - 12
7,500,000 - 9,000,000
9 - 12
8,200,000 - 9,800,000
13 - 16
9,500,000 - 11,100,000
13 - 16
10,400,000 - 13,100,000
17 - 20
11,700,000 - 12,900,000
17 - 20
14,300,000 - 18,600,000
AHLI KEPALA
AHLI KEPALA
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item
pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi teknis (KAK)dari pekerjaan Jasa
Konsultansi yang akan dilaksanakan.
2) Bila hal perubahan terjadi pada tenaga ahli jasa konsultansi, maka
perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan (downgrade) kualifikasi tenaga ahlinya (konsultan pendidikan S2
menjadi S1 atau pendidikannya tetap sama namun persyaratan
pengalamannya diturunkan.
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah dilakukan
perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai nilai HPS/OE
lebih besar dari pagu anggaran tersedia.
MASTER
7. Prosedur Penyusunan HPS/OE atas
Pekerjaan Konstruksi
1.
Teliti dana pagu anggaran yang tersedia dalam DIPA/PO/DASK/
RKAP/dokumen lain yang dipersamakan.
 Besaran pagu anggaran ini merupakan batas maksimal untuk
perhitungan HPS/OE.
 Pelajari dokumen pemilihan penyedia jasa, terutama yang
terkait dengan instruksi kepada penyedia jasa, syarat
umum/khusus kontrak, gambar, spesifikasi teknis, serta hasil
peninjauan kondisi lapangan;
 Dibuat Daftar Kuantitas dan Harga berisi ko;om Mata
Pembayaran, Satuan, Volume, Harga Satuan, Harga/Biaya, dan
baris Sub Total, PPN dan Total HPS sebagai berikut :
 Pilih cara 1 atau 2 pada uraian prosedur penyusunan HPS
2. Pelajari dokumen paket pemilihan penyedia pekerjaan
konstruksi, terutama yang terkait dengan instruksi
kepada penyedia , syarat umum/ khusus kontrak, dan
spesifikasi teknis.
 Berdasarkan spesifikasi teknis yang telah
ditetapkan dalam dokumen pemilihan , kemudia
dapatkan informasi mengenai spesifikasi dimaksud
dan yang terkait dengan harganya.
3. Hitung harga satuan dasar , dengan mengacu pada ratarata data harga yang didapat dari seluruh mata
pembayaran yang memenuhi spesifikasi teknis, yang
didasarkan pada data harga pasar setempat.

Kalau harga pasar setempat tidak diperoleh, gunakan data
harga yang termuat dalam SPK/kontrak sebelumnya dengan
memperhitungkan kemungkinan perubahan harganya
berdasarkan indeks dari Badan Pusat Statistik (BPS);
4. Hitung harga satuan : harga satuan dasar + 10 % (laba
penyedia jasa).
5. Hitung jumlah biaya untuk setiap item barang/jasa lainnya
yaitu: jumlah volume barang/jasa lainnya x harga satuan
6. Jumlah semua biaya untuk seluruh item barang/jasa lainnya
yang diadakan
7. Hitung Pajak Pertambahan Nilai (PPN): 10 % jumlah biaya
untuk seluruh item barang/jasa lainnya
8. Total harga pekerjaan yang dituangkan dalam HPS/OE =
Jumlah biaya seluruh masa pembayaran + PPN 10 %
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Proyek / Bagpro
:
No. Paket Kontrak
:
Nama Paket
:
Prop / Kab / Kodya
:
No. Mata
(Contoh)
Uraian
Pembayaran
a
b
Satuan
Perkiraan
Harga
Jumlah
Kuantitas
Satuan
(Rupiah)
Harga-Harga
(Rupiah)
e
f = (d x e)
c
d
DIVISI 1. UMUM
1.2
Mobilisasi
LS
1.0
438,310,000
1.8 (1)
Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas
LS
1.0
22,626,056
22,626,056
1.8 (2)
Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara
LS
1.0
121,795,484
121,795,484
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 1 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
438,310,000
582,731,540
DIVISI 2. DRAINASE
2.1
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
M3
10,000.0
16,258.75
162,587,500
2.2
Pasangan Batu dengan Mortar
M3
598.0
363,058.22
217,108,816
2.3 (1)
Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam < 45 cm
M1
23.0
177,997.17
4,093,935
2.3 (2)
Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 45-<75 cm
M1
23.0
252,705.21
5,812,220
2.3 (3)
Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75-<95 cm
M1
23.0
398,363.27
9,162,355
2.3 (4)
Gorong-Gorong Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 95-120 cm
M1
23.0
524,402.92
12,061,267
2.3 (5)
Gorong-Gorong Beton Tanpa Tulang Diameter Dalam 20-30 Cm
M1
235.0
71,433.66
16,786,910
2.3 (6)
Gorong-Gorong Pipa Baja Bergelombang
Ton
2.3
9,893,851.45
22,755,858
2.4 (1)
Timbunan Porus atau Bahan Penyaring
M3
24.0
178,265.33
4,278,368
2.4 (2)
Anyaman Filter Plastik
M2
24.0
16,857.50
404,580
2.4 (3)
Pipa Berlubang Banyak Untuk Pek. Drainase di Bawah Permukaan
M1
24.0
24,532.41
588,778
Jumlah Harga Pekerjaan DIVISI 2 (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan)
455,640,587
(Contoh)
Cumm
% Thd.
No. Mata
Total
Pembayaran
Uraian
Satuan
d
e
Perkiraan
Harga
Jumlah
% for
Kuantitas
Satuan
Harga-Harga
Major
(Rupiah)
(Rupiah)
Items
g
h
i
Biaya
a
c
0.1472
7.6 (18)
Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. s/d 600 mm
Buah
Buah
f
4.0
10,573,063
42,292,250
0.2034
7.6 (19)
Pengujian Pembebanan Statis Pada Tiang dgn. Dia. > 600 mm
4.0
14,609,305
58,437,222
26.1327
5.1 (2)
Lapis Pondasi Agregat Kelas B
M3
26,750.0
280,650
7,507,398,200
15.2901
5.1 (1)
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
M3
16,050.0
273,679
4,392,552,765
7.7870
6.3 (5)
Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) t = 5 cm
M2
74,900.0
29,867
2,237,038,300
9.3947
6.3 (6)
Lapis Pengikat Aspal Beton (AC-BC) t = 5 cm
M3
3,745.0
720,672
2,698,916,003
5.6424
4.2 (1)
Lapis Pondasi Agregat Kelas A
M3
5,936.0
273,072
1,620,954,680
2.2249
3.1 (1)
Galian Biasa
M3
31,890.0
20,043
639,158,833
1.6678
7.2 (1) a
8.0
59,892,502
479,140,018
1.6710
6.5 (1)
Campuran Aspal Dingin Untuk Pelapisan Kembali
M3
651.0
737,418
480,058,949
7.5152
3.2 (2)
Timbunan Pilihan
M3
10,000.0
215,896
2,158,956,700
1.7387
8.4 (1)
Marka Jalan Thermoplastic
M2
4,400.0
113,523
499,499,836
1.7252
6.3 (4)
Asphalt Treated Base (ATB)
M3
634.0
781,708
495,602,612
0.8556
7.3 (1)
Baja Tulangan U24 Polos
Kg
43,750.0
5,618
245,798,423
1.5257
1.2
Mobilisasi
LS
1.0
438,310,000
438,310,000
0.6257
7.6 (9) a
Pengadaan Tiang Pnc. Beton Bertulang Pracetak Ukuran 40x40cm
M3
76.0
2,365,231
179,757,542
0.7557
2.2
Pasangan Batu dengan Mortar
M3
598.0
363,058
217,108,816
0.5660
2.1
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
M3
10,000.0
16,259
162,587,500
0.4710
7.6 (10) a
Pengadaan Tiang Pnc. Beton Pratekan Pracetak Ukuran Dia.40cm
M3
76.0
1,780,272
135,300,657
0.7734
7.10 (1)
Pasangan Batu Kosong Yang Diisi Adukan
M3
710.0
312,924
222,176,352
0.5659
8.1 (5)
Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
M3
200.0
812,834
162,566,856
0.5243
6.1 (2)
Lapis Perekat
Liter
46,850.0
3,215
150,634,931
0.5224
6.3 (3)
Lataston (HRS)
M2
6,330.0
23,711
150,089,237
0.4240
1.8 (2)
Pemasangan dan Pemeliharaan Jembatan Sementara
LS
1.0
121,795,484
121,795,484
0.5565
6.2 (1)
Agregat Penutup BURTU
M2
34,800.0
4,594
159,883,032
0.2860
7.6 (8)
Pengadaan Tiang Pancang Baja
Kg
7,600.0
10,809
82,150,908
0.4154
7.1 (6)
Beton K175
M3
200.0
596,615
119,322,964
0.3417
6.3 (1)
Latasir (SS) Kelas A
M2
6,310.0
15,559
98,174,892
0.5009
8.1 (1)
Lapis Pondasi agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor
M3
500.0
287,787
143,893,720
0.3424
7.1 (5)
Beton K250
M3
150.0
655,766
98,364,899
0.2853
6.3 (2)
Latasir (SS) Kelas B
M2
6,320.0
12,969
81,964,017
Unit Pracetak Gelagar Tipe I Bentang ...31.60.... meter
Buah
REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN
Proyek / Bagpro
No. Paket Kontrak
Nama Paket
Prop / Kab / Kodya
:
:
(Contoh)
:
:
No. Divisi
Uraian
Jumlah Harga
Pekerjaan
(Rupiah)
1
Umum
2
Drainase
3
Pekerjaan Tanah
3,167,917,967
4
Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
1,787,997,295
5
Pekerasan Non Aspal
6
Perkerasan Aspal
6,852,461,415
7
Struktur
2,465,995,206
8
Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
1,046,643,138
9
Pekerjaan Harian
188,739,021
Pekerjaan Pemeliharaan Rutin
105,485,011
10
(A)
Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan )
(B)
Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A)
(C)
JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B)
Terbilang :
582,731,540
455,640,587
12,074,420,321
28,728,031,501
2,872,803,150
31,600,834,651
……………………………………………………………………………………....................................
……………………………………………………………………………………....................................
..............., ................. 20...
Menyetujui / Mengesahkan
Proyek / Bagpro ......................
Pinpro / Pinbagpro,
Panitia Pelelangan
Ketua,
□
□
□
□
□
□
□
□
□
□
□
□
□
□
□
SATUAN MATA PEMBAYARAN
BAHAN
Faktor Kembang Susut dan Faktor Kehilangan
Kuantitas (diperoleh dari Spesifikasi)
Harga Satuan Dasar Bahan
ALAT
Jenis
Kapasitas
Faktor Produksi
Waktu Siklus Kerja (Cycle Time)
Hasil Produksi/Satuan Waktu
Kuantitas Jam Kerja
Harga Satuan Dasar Alat
TENAGA KERJA
Kualifikasi
Jumlah
Kuantitas Jam Kerja
Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja
BIAYA UMUM & KEUNTUNGAN
Biaya Umum & Keuntungan (OE/EE mak simum 15%)
1. KOMPONEN BAHAN
• DIPEROLEH DARI SPESIFIKASI :
– LANGSUNG : DAPAT DIAMBIL DARI TABEL ATAU DIHITUNG
DARI FORMULA YANG TERSEDIA DALAM SPESIFIKASI
– TIDAK LANGSUNG : HARUS DIHITUNG DARI GRADASI ATAU
KETENTUAN LAIN YANG DISYARATKAN DALAM SPESIFIKASI
DENGAN SUATU ASUMSI
2. Komponen Alat
1) Biaya Pasti
2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan
3) Rumus Umum Kapasitas Produksi
3. OVERHEAD & PROFIT
• OVERHEAD :
– OPERASIONAL & PENGELUARAN KANTOR PUSAT YANG BUKAN
BAGIAN DARI BIAYA PENGADAAN UNTUK SETIAP MATA
PEMBAYARAN;
– MANAJEMEN, AKUTANSI, PELATIHAN & AUDITING;
– PERIJINAN, REGISTRASI DAN LAINNYA
– BIAYA PERIKLANAN, HUMAS & PROMOSI
– DAN LAIN SEBAGAINYA
• PROFIT :
– TERMASUK RESIKO PEKERJAAN
(Contoh)
ESTIMASI BIAYA
Harga Satuan
Setiap Mata Pembayaran
Kuantitas
Pekerjaan
Harga Pekerjaan
Setiap Mata Pembayaran
Harga Total
Seluruh Mata Pembayaran
PPN
(10%)
Perkiraan (Estimasi)
Biaya Proyek
PENYESUAIAN (OPTIMASI)
ATAS HASIL PERHITUNGAN HPS/OE
Berdasarkan data paling mutakhir/baru dari suatu item
pekerjaan/barang dipasar setempat hasil HPS/OE yang
dihitung lebih besar dari pagu anggaran tersedia, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengubah spesifikasi tekni dari pekerjaan Pekerjaan
Konstruksi yang akan dilaksanakan.
2) Bila perubahan spesifikasi teknis dapat berupa menurunkan
maupun peningkatan.
3) Revisi Anggaran atas kegitan dilakukan, bila setelah
dilakukan perubahan spesifikasi teknis masih mempunyai
nilai HPS/OE lebih besar dari pagu anggaran tersedia.
MASTER
MATERI TAMBAHAN
(hanya sebagai referensi)
PERHITUNGAN HARGA SATUAN PERALATAN
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
PERHITUNGAN
HARGA SATUAN
PERALATAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
SUMBER : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENGEMBAGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KRITERIA PERALATAN
• Uraikan jenis peralatan yang dipakai dalam kodenya,
umpamanya wheel loader (E 15), dump truck (F 08),
P. tyre roller (E 18), alat bantu, dll peralatan sesuai
spesifikasi peralatan Jalan Kabupaten.
• Tentukan satuan waktu bekerja alat, umpamanya
jam, lumpsum.
• Tentukan kuantitas atau koefisien alat dalam
desimal, umpamanya 0,0005; 1.000 dll.
• Hitung harga satuan masing-masing jenis alat
memproduksi satu satuan jenis Pekerjaan.
• Hitung harga masing-masing jenis alat sesuai
kuantitas atau koefisien pemakaian dikaliakan harga
satuan.
• Jumlahkan harga komponen alat-alat.
HARGA DASAR SATUAN PERALATAN
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga satuan
Peralatan adalah :
• Kondisi Alat 90 s/d 100% (baru)
Kondisi peralatan 90% s/d 100%,berlaku untuk
peralatan yang baik dan keadaan siap pakai, dengan
kemampuan minimal 70%, sudah dipakai tetapi belum
melebihi 1 (satu) tahun/ 1000 jam kerja. (belum
pernah di-overhoul)
• Peralatan kondisi 70 s/d 89 % , ialah peralatan yang
baik lama dalam keadaan siap pakai operasi dengan
kemampuan minimal 70% (sesuai ketentuan pabrik).
• Peralatan kondisi 60 s/d 69 % ialah peralatan dengan
keadaan rusak ringan operasi yang masih layak
dioperasikan dengan kemampuan minimal adalah 60%
sesuai ketentuan pabrik. Peralatan tersebut adalah
yang sudah lebih dari 2 tahun/3000 jam kerja.
FAKTOR PRODUKSI PERALATAN
1.
2.
3.
4.
Faktor Peralatan
–
Untuk peralatan yang baik baru ……………
= 1,00
–
Untuk peralatan yang baik lama …….……..
= 0,90
–
Untuk peralatan yang rusak ringan operasi …. = 0,80
Faktor Operator
–
Untuk Operator kelas I …………………. = 1,00
–
Untuk Operator kelas II …………………. = 0,80
–
Untuk Operator kelas III
…………………. = 0,70
Faktor Material (bahan)
Faktor Material mencakup :
–
Berat / Volume material (lampiran 1)
–
Faktor Kohesip :

non kohesip
= 0,60 – 1,00

kohesip
= 0,75 – 1,10
–
Konversi volume material (lampiran 2).
5.
6.
6.
Faktor Menejemen dan sifat manusia
Faktor menejemen dan sifat manusia dengan keadaan :
 Sempurna
= 60/60 = 1,00
 Baik
= 55/60 = 0,92
 Sedang
= 50/60 = 0,82
 Buruk
= 45/60 = 0,75
Faktor Cuaca
Faktor cuaca dengan keadaan :
 baik
= 1,00
 sedang
= 0,80
Faktor Perlengkapan (Attachment)
Faktor attachment untuk jenis dan tipe peralatan
Faktor Kondisi Lapangan :
 Berat
= 0,70
 Sedang
= 0,80
 Ringan
= 1,00
MENGHITUNG BIAYA SEWA PERALATAN
• Harga alat dalam contoh analisis tersebut mengacu
kepada Buku Panduan Analisa harga Satuan Ditjen Bina
Marga, Dep. PU, No. 028/T/BM/1995.
• Biaya pemakaian suatu alat dapat dirinci ke dalam dua
komponen biaya utama :
– Biya Pemilikan
(Biaya Pasti = ‘Initial Cost’ atau ‘ Capital
Cost’)
– Biaya Operasi dan Biaya Pemeliharaan
(‘Direct Operational and Maintenance Cost’)
HARGA SEWA ALAT/JAM
BIAYA PEMILIKAN
(PENGEMBALIAN ) MODAL
DAN BUNGA)
BIAYA OPERASI DAN
PEMELIHARAAN/JAM
Biaya Pemilikan (Biaya Pasti = ‘Initial Cost’
atau ‘Capital Cost’)
(B – C) x D + F
G=
W
G = Biaya pemilikan (biaya pasti) per jam
B = Harga alat setempat
C = Nilai sisa (‘Salvage Value’sebesar 10% ), yaitu nilai/harga dari
peralatan yang bersangkutan setelah umur ekonomisnya
berakhir
D = Faktor pengembalian modal dan factor angsuran, biasa disebut C.R.F.
dan dapat dihitung dengan rumus
F = Biaya asuransi, pajak dan lain-lain per tahun diambil sebesar 2 permil
dari ‘initial cost’ atau 2 permil dari nilai sisa alat.
= 0,002 x B atau = 0,02 x C
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
Ix(1+I)A
D ( C.R.F ) = ----------------------- dimana
(1+I)A–1
D
i
A
= Faktor pengembalian modal
= Bunga tiap tahun
= Umur pemakian dalam tahun atau umur
ekonomis
peralatan (‘Economic Life Years’) dalam
tahun yang lamanya
tergantung dari tingkat
penggunaan dan standar dari pabrik
pembuatannya.
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
• Bertugas berat (memungkinkan bekerja secara
terus menerus sepanjang tahun) dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 250 hari/tahun,
– W = 8 x 250 x 1 = 2.000
jam/tahun
• Bagi peralatan yang bertugas sedang
dianggap bekerja 8 jam/hari dan 200
hari/tahun,
– W = 8 x 200 x 1 = 1.600 jam/tahun
• Bagi peralatan yang bertugas ringan dianggap
bekerja 8 jam/hari dan 150 hari/tahun, maka
– W = 8 x 150 x 1 = 1.200 jam/tahun
Biaya Operasi Peralatan
•
Bahan Bakar (H), Oli, Pelumas (I) dan ‘Filter’ ( FL )
– H (dalam liter) = 12,50 % x HP/jam, untuk
alat yang bertugas ringan
– H (dalam liter) = 17,50 % x HP/jam, untuk
alat yang bertugas berat
– I (dalam liter) = 1 % x HP/jam, untuk
peralatan sederhana, termasuk pelumas
dan grease
– I(dalam liter) = 2 % x HP/jam, untuk
peralatan cukup kompleks, termasuk
pelumas dan grease.
Biaya Perawatan dan Pemeliharaan
( Woorkshop (J) )
Biaya perawatan dan perbaikan peralatan (termasuk
penggantian ban) yang harus disediakan, dihitung
sebesar 60% dari biaya pengembalian modal. Hal ini
ditunjukan sebagai berikut :
Biaya Perawatan
Perbaikan Per Jam
Biaya Pengembalian Modal x 0,6
=
Waktu Operasi (Jam Dalam Tahun)
Tabel II.4. DAFTAR HARGA SEWA PERALATAN
(BUKAN NILAI SEKARANG)
INFORMASI UMUM ATURAN
SEWA
1.
2.
3.
4.
Jam kerja efektif dalam 1 hari 7.0 jam
Asuransi, Pajak, dsb. untuk Peralatan = 0.002 x
Harga Pokok Alat
Tingkat Suku Bunga Investasi Alat =20.00 %
Biaya Umum dan Keuntungan
= 10.00 % x Biaya Langsung
DEPRESIASI ALAT BERAT
Depresiasi terdiri dari tiga macam :
(BUKAN NILAI SEKARANG)
1. Straight Line Method / Garis Lurus
2. Declining Balance Method / Sum of the year method
3. Double Declining Balance Method
STRAIGHT LINE METHOD
• Harga alat berat
Rp. 330 juta
• Nilai sisa 10 %
Rp. 30 juta
• Umur alat berat = 5 tahun = 10,000 jam kerja
Rp.300 juta – Rp. 30 juta
DEPRESIASI = ----------------------------------- = Rp. 54 juta/
tahun
5 tahun
Rp. 300 juta – Rp. 30 juta
------------------------------------- = Rp.
27.000 / jam
10.000
DECLINING BALANCE METHOD /
SUM OF THE YEAR METHOD
•
•
•
•
•
•
•
Harga alat berat Rp. 300 juta.
Umur alat berat 5 tahun : 1+2+3+4+5 = 15
Depresiasi tahun ke 1 = 5/15 x (Nilai alat – Nilai
Depresiasi tahun ke 2 = 4/15 x (Nilai alat – Nilai
Depresiasi tahun ke 3 = 3/15 x (Nilai alat – Nilai
Depresiasi tahun ke 4 = 2/15 x (Nilai alat – Nilai
Depresiasi tahun ke 5 = 1/15 x (Nilai alat – Nilai
sisa)
sisa)
sisa)
sisa)
sisa)
=
=
=
=
=
Rp.90 juta.
Rp.72 juta
Rp.54 juta.
Rp. 56 juta.
Rp.18 juta.
FAKTOR DEPRESIASI NILAI ALAT
Akhir tahun
ke
1
0
1
2
3
4
5
Faktor Depresiasi
2
0
5/15
4/15
3/15
2/15
1/15
Depresiasi akhir tahun ke
Rp….. juta
3
0
90
72
54
36
18
Nilai buku
Rp….. Juta
4
300
180
108
54
18
0
DOUBLE DECLINING BALANCE METHOD
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Harga alat berat Rp. 300 juta
Umur alat berat = 5 tahun
Depresiasi rata-rata tiap tahun = 20 %
Faktor depresiasi = 2 x 20 % = 40 %
Depresiasi tahun ke-1
= 40 % x Rp. 300 juta
120 juta
Nilai sisa / Nilai buku= Rp.300 juta – Rp.120 juta
Depresiasi tahun ke-2
= 40 % x Rp. 180 juta
72 juta
Nilai sisa / Nilai buku= Rp.180 juta – Rp.72 juta
108 juta
Depresiasi tahun ke-3
= 40 % x Rp. 180 juta
43,2 juta
Nila sisa / Nilai buku = Rp.180 juta – Rp.43.2 juta
Depresiasi tahun ke-4
= 40 % x Rp.64,8 juta
25,9 juta
Nilai sisa / Nilai buku= Rp.64,8 juta – Rp. 25,9 juta
Depresiasi tahun ke-5 = 40 % x Rp. 38,9 juta
= Rp.
= Rp.
180 juta
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
64,8 juta
= Rp.
= Rp.
= Rp.
38,9 juta
15,6 juta
Produktivitas per jam
V x E x 60
Q = -----------------jam,
W
500 x 0.83 x 60
Q = -----------------jam
10
=
= 2,490
M3 /
M3 /
Atau koef per m3 memerlukan waktu 1/Q = 0,4025 jam
Untuk pekerjaan pasangan batu dengan adukan yang dikerjakan secara
mekanis, produksi adukan yang dihasilkan oleh concrete mixer : Q = 2,490
m3 / jam atau untuk 1 m3 adukan yang dihasilkan oleh conrete mixer
diperlukan waktu selama 1 / Q = 0,4025 jam, maka koefisien alat adalah :
0,4025
KOEFISIEN ALAT
• Koefisien alat adalah faktor yang menunjukkan
lamanya pelaksanaan pekerjaan untuk menghasilkan
satu satuan volume yang diproduksi alat tersebut.
• Jenis Pekerjaan : Pasangan Batu dengan Adukan (
Mekanik ) Analisa E1 – 22. Peralatan diperlukan :
•
•
•
•
•
–
–
–
–
Concrete mixer
Kapasitas alat V= 5001
Faktor efisiensi E = 0,83
Waktu siklus WS, terdiri dari :
Memuat T 1 = 3,00 menit
Mengaduk T 2 = 4,00 menit
Menuang T 3 = 1,00 menit
Tunggu dll
= 2,00 menit
WS = T1 + T2 + T3 + T4 =10..00 menit
• PRODUKSI PERALATAN
–
–
–
–
–
–
Q = PRODUKSI PER JAM
Q = KAPASITAS ALAT PER SIKLUS
N = JUMLAH SIKLUS
N = 60/ws
E = EFISIENSI KERJA TOTAL
WS = WAKTU SIKLUS DALAM MENIT
• EFISIENSI PRODUKSI
–
–
–
–
FAKTOR
FAKTOR
FAKTOR
FAKTOR
BUCKET (SHOVEL & LOADER)
BUCKET (EXCAVATOR)
POSISI (EXCAVATOR)
SUDU (BULDOZER)
WAKTU SIKLUS
• WAKTU YANG DIBUTUHKAN MULAI DARI GERAKAN
AWAL SAMPAI PADA GERAKAN MULAI KEMBALI.
BULDOZER
WS=
P
D
F
R
………….. + ………… + Z
EXCAVATOR HIDROLIS
WS
:
– WAKTU GALI
– WAKTU PUTAR 2 x
– WAKTU BUANG
DUMP TRUCK
•
•
•
•
•
WAKTU
WAKTU
WAKTU
WAKTU
WAKTU
MUAT
ANGKUT
BUANG
KEMBALI
TUNGGU DAN TUNDA
MOBILISASI ALAT
PERHITUNGAN JUMLAH [n] ALAT MOBILISASI
• Mobilisasi ke-lokasi
– Fasilitas angkutan yang ada.
– Fasilitas Jalan yang di-lalui.
– Mana yang lebih murah menggunakan.fasilitas
angkutan lainnya
• Asumsi Perhitungan Mobilisasi untuk Peralatan.
– Jumlah Alat yang akan di-pakai di-Proyek
– Jenis Peralatan yang diperlukan.disesuaikan dg
item Pekerjaan.
– Kapasitas Peralatan yang cocok dg setuasi
medan.
Perencanaan beberapa lokasi Proyek yang direncanakan
diantaranya :








Perencanaan Peralatan di-Lokasi pekerjaan yang
punya no-Pembayaran.
Perencanaan Peralataan Utama Di Quaray.
Perencanaan Peralatan Pendukung alat Utama di
Quaray
Perencanaan Peralatan Pemeliharaan.
Perencanaan Peralatan untuk Pengaspalan
Perencanaan Peralatan untuk Konstruksi Jembatan.
Perencanaan Peralatan Utama di Base Camp.
Perencanaan Peralatan Pendukung di Base Camp
Perhitungan Jumlah Peralatan
• Dalam kontrak pelaksanaan suatu proyek
jalan, umumnya telah ditentukan jangka
waktu pelaksanaaan untuk setiap jenis
pekerjaan serta volume pekerjaan yang
harus diselesaikan.
• Dari koefisien alat yang telah dihitung
sebelumnya dapat ditentukan jumlah alat
yang diperlukan untuk setiap jenis
pekerjaan dari suatu proyek jalan
berdasarkan suatu kontrak tertentu.
TABEL II.7. PERHITUNGAN JUMLAH PERALATAN
No
1
A.
1.
2.
3.
4.
Jenis Pekerjaan
2
Dump truck (E08)
Pek. Tanah
2.1
3.1 (1)
3.1 (1)
Base :
5.1 (1)
Aspal
6.1 (1)
6.1 (2)
6.1 (2)
6.1 (3)
6.1 (3)
6.1 (5)
Pek. Lainnya
Waktu (dari jadwal pelaksanaan)
Jumlah jam
efektif
Jum
lah
Bula
n
3
Jumlah
hari
efektif
4
Per
hari
Total
Volume
pekerjaan
(dalam
satuan
pekerjaan
)
Target
produksi
pekerjaan
(dlm
satuan
pekerjaan)
5
6=4x5
7
8 = 7:6
Koef. Alat
per jenis
pek (dari
analisa)
9
Kebutuhan Alat
Total
per
Perjenis
Pekerjaa kelompo
k
n (Unit)
pekerjaa
n
10=8x9
11=E10
Pembula
tan
Jumlah
12
6
6
6
152
150
150
7
7
7
1.064
1.050
1.050
20.000
88.000
44.000
18.797
83.810
41.905
0.0840
0.0840
0.0880
1.579
7.040
3.688
12.07
13 unit
14
343
7
2.401
40.000
16.660
0.2720
4.531
4.531
5 unit
14
14
12
12
12
14
274
274
223
223
240
274
7
7
7
7
7
7
1.918
1.918
1.561
1.561
1.680
1.918
210.000
280.000
176.000
316.000
344.000
22.000
109.489
145.985
112.748
202.343
204.762
11.470
0.0020
0.0020
0.0174
0.0020
0.0114
0.3870
0.219
0.292
1.962
0.405
2.334
4.439
9.651
10 unit
Jumlah
35 unit
RUMUS RUMUS UMUM :
Jumlah Volume
Jumlah Alat =
Kapasitas alat x Target Waktu
•
•
•
•
•
Untuk setiap satu jenis Alat.
Jumlah hari Effektip
Jumlah Volume
Kapasitas Alat per/jam
Penjumlahan dari setiap jenis alat dalam
perhitungan merupakan keperluan alat yang
dikehendaki dalam setiap nomor pekerjaan
PERHITUNGAN JUMLAH TRUK UNTUK PEKERJAAN DIPLAN
• Kapasitas AMPdalam ton/jam,adalah 90,5 ton/batch.
• [waktu penuangan per batch=0.5 menit ] Jarak antara
AMP ke lokasi proyek=30 km.
• Kapasitas Dump Truck = 10 ton.
• Kecepatan rata-rata = 30 km/jam.
• Travel Time =
30 km
= 36 menit
50 km/jam
• Loading Time = 10 menit
• Dumping & manuver =8 menit
• Cycle Time = 10 + [2x36]+8=90 menit [1,5 jam]
• Jumlah truck = 60 ton /jam x 1,5 jam = 9 buah.
10 ton
Kapasitas AMP x Cycle Time
Jumlah Truck =
Kapasitas Truck.
• Dengan scedulle Peralatan jangan ada yang Idle
(nganggur )
• Apabila masih kedodoran, tidak masuk target volume
yang berkaitan dengan alat,maka sangat perlu ada
tambahan alat lagi atau di-lemburkan.
• Disarankan jenis alat yang operasinya menggunakan
track ( rantai ) sebaiknya untuk perpindahan alat dari
lokasi asal kelokasi lain diangkut dg Trailer)
• Disarankan pemakaian operator dan mekanik
menggunakan : operator kelas 1, apabila kita
menggunakan sembarangan akan mengakibatkan
biaya maintenance yang mahal dan membuangbuang waktu.
Produksi Aggregat (Stone crusher)
• Diperlukan ukuran
10-20mm 40.000
ton/tahun
• 1 tahun = 200 hari
= 1.600 jam
• Teoritis 25 ton/jam
diambil kapasitas Primer
50ton/jam
• 10-20mm = 12%;
• 0-10mm = 12%;
• >20mm
= 76%
• Produk I = 6 ton/jam
• Feeder ke II 76%=40ton/jam
dipilih kapasitas secondary
40ton/jam
• Asumsi setting 85% discharge
20mm produksinya 0-10=35%;
10-20mm=50%; >20mm=15%
• Produk II 10-20mm =19ton/jam
• Total = I+ II
•
= 6Ton +19Ton
•
=25ton/jam
• Pilihan
Primer=50TPH;
Secondary=40 TPH
DUMP TRUCK
• Asumsi
Kapasitas 5 ton;
kecepatan=15km/jam;
waktu muat+bongkar=5menit;
jarak = 2 km
• Satu cycle
=4km/15km/jam+5menit
= 21 menit
• Produksi DT
= 60menit/21menit x
5ton
= 14 ton/jam
• Untuk memenuhi
kebutuhan 50 ton/jam
diperlukan
DumpTruck = 50 /14
= 3,6 unit
dibulatkan menjadi
4 Unit Dump Truck
Wheel Loader
• Kapasitas Loader 1,5m3
•
Jarak stock pile 25m; kecepatan
rata-rata 5 km/jam;
•
bongkar muat 1 menit
• Cycle time
•
= 0.050km/5km+1menit
= 1,6 menit
•
• Produksi Loader
= 60 menitx1,5m3/1,6menit •
•
= 56,25 m3/jam
•
•
Faktor eff diambil = 0,6;
berat jenis = 1,85
Produksi Loader
=56,25x0,6x1,85=62ton/jam
Diperlukan Loader 1 Unit untuk
mengisi crusher
Untuk quarry 1 unit Loader
Primer Jaw crusher 50 tph
Secondary cone crusher 40tph
Dump truck 5 ton 4 unit
Loader 1,5m3 sebanyak 2 unit
URAIAN ANALISA HARGA SATUAN
I. ASUMSI
II. URUTAN KERJA
III. PEMAKAIAN
–
–
–
BAHAN
ALAT
TENAGA KERJA
 KOEFISIEN BAHAN
 KOEFISIEN ALAT
 KOEFISIEN TENAGA
Download