BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PACITAN 2.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan jawa dan memiliki karakteristik wilayah yang sebagian besar (85% dari luas wilayah) berupa perbukitan serta merupakan kawasan ekokarst. Adapun wilayah administrasi Kabupaten Pacitan setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka di Kabupaten Pacitan telah terjadi pengembangan wilayah terutama di desa yang mana terjadi pemekaran desa berjumlah 7 (tujuh) desa. Hal ini mengakibatkan perubahan wilayah administrasi Kabupaten Pacitan dari sebelumnya 12 Kecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa menjadi 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa (total 171 Desa/Kelurahan) dengan letak geografis berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur timur dan 7º 55’ - 8º 17’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas administrasi dari Kabupaten Pacitan: - sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek - sebelah Selatan : Samudera Indonesia - sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) - sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta administrasi Kabupaten Pacitan (Peta 2.1). Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan No. Kecamatan Luas Kecamatan Disticts Areas Jumlah Desa (km2) 1 Donorojo 12 109,09 2 Punung 13 108,81 3 Pringkuku 13 132,93 4 Pacitan 25 77,11 5 Kebonagung 19 124,85 6 Arjosari 17 117,06 7 Nawangan 9 124,06 8 Bandar 8 117,34 9 Tegalombo 11 149,26 10 Tulakan 16 161,61 No. Kecamatan Luas Kecamatan Disticts Areas Jumlah Desa (km2) 11 Ngadirojo 18 95,91 12 Sudimoro 10 71,86 171 1.389,89 Total Sumber : Pacitan Dalam Angka 2009 2.2 KONDISI FISIK GEOGRAFIS 2.2.1 MORFOLOGI LAHAN Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian besar (49%) merupakan wilayah agak bergunung sampai bergunung dengan kemiringan lahan >40, dan lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah datar-berombak (lereng 0-8%) yang menempati wilayah 17%, lahan bergelombang (8-15%) menempati wilayah ± 2,5%, lahan agak berbukit (lereng 26-40%) yang menempati wilayah ± 28%. Dataran datar hingga berombak dapat dijumpai di beberapa wilayah, yakni di dataran aluvium Sungai Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium muara Sungai lorog. Lahan bergelombang dapat dijumpai di daerah Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku, serta di berbagai kecamatan lain dalam luasan sempit (spot-spot). Lahan agak berbukit hingga berbukit menyebar merata di tiap kecamatan. Namun yang paling luas adalah di Pringkuku, Tegalombo, dan Tulakan. Sedangkan lahan agak bergelombang hingga bergunung (>40%) banyak dijumpai di Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Tulakan luasan masing-masing bentuk wilayah dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan KEMIRINGAN KECAMATAN LUAS TOTAL KAW. DG KEMIRINGAN > E (41-60) F (>60) % 40% ARJOSARI 2.948 6.223 9.171 78,34 BANDAR 2.996 2.217 5.213 44,42 DONOROJO 1.543 2.342 3.885 35,61 KEBONAGUNG 3.602 1.331 4.933 39,51 NAWANGAN 4.150 3.360 7.510 60,54 NGADIROJO 2.471 3.555 6.026 62,83 PACITAN 1.318 1.264 2.582 33,49 PRINGKUKU 2.166 1.168 3.334 25,08 KEMIRINGAN KECAMATAN LUAS TOTAL KAW. DG KEMIRINGAN > E (41-60) F (>60) % 40% PUNUNG 1.114 2.786 3.900 35,84 SUDIMORO 2.384 1.576 3.960 55,11 TEGALOMBO 3.971 6.597 10.568 70,80 TULAKAN 4.965 2.486 7.451 46,10 33.628 34.905 68.533 49,31 TOTAL Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan 2009-2028 Keterangan: E(41-60) = Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41-60% F (>60) = Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60% 2.2.2 GEOLOGI Kondisi geologi wilayah Pacitan umumnya berupa vulkanik dan kars. Sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut, dengan material-material hasil letusannya berbentuk padat batu gamping serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua bahan vulkanik itu membentuk pegunungan (otogenesa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. Di bagian selatan sepanjang pantai kondisi geologinya berupa satuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 3 satuan wilayah morfologi, yaitu: a. Morfologi Perbukitan Morfologi perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup 80% luas daerah. Satuan morfologi ini menempati daerah dengan kemiringan terjal, dengan bukitbukit dan gunung-gunung kecil menjulang hingga 800 meter di atas muka air laut. Satuan ini disusun oleh batuan gunungapi dan batuan sedimen. Morfologi berbentuk tonjolan yang terdapat di beberapa tempat merupakan batuan terobosan yang bersusunan andesit, basal, diorit dan dasit. Sungai-sungai besar yang mengalir di daerah ini antara lain S. Grindulu, S. Lanang, S. Pagutan, S. Lorog, dan S. Panggul. Kelurusannya lebih banyak dipengaruhi oleh sesar dan kekar daripada kedudukan lapisan batuan. Derajat pelapukan pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai tebal lebih dari 10 meter. Peta 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Pacitan b. Morfologi Karst Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping, yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu gamping, aliran sungai bawah tanah, dolina, dan uvala. Bukit-bukit kecil berjulang antara 20-50 meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk bukitnya yang beragam seperti kerucut, kerucut terpancung, meja, tabung, dan sebagainya dipengaruhi oleh ragam batugamping penyusunnya. Sungai besar yang memotong satuan ini adalah S. Basoko yang kelurusannya dipengaruhi oleh sistem retakan. c. Morfologi Dataran Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran sungai-sungai besar. Setempat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di sekitar S. Lorog. 2.2.3 JENIS TANAH Jenis tanah di wilayah Kabupaten Pacitan sangat beragam, di Kabupaten Pacitan dijumpai 8 (delapan) jenis tanah, Yakni regosol, aluvial, koluvial, podsolik, kambisol, mediteran, rendzina, dan litosol. Jenis-Jenis tanah yang di jumpai di Pacitan sebagaimana tabel 2.3 Tabel 2.3 Jenis Tanah Kabupaten Pacitan No Tata Nama PPT (1983) Soil Taxonomy USDA (2000) Luas Ha % 1 Aluvial Tropaquept 5.980,43 4,30 2 Koluvial Dystrandept 20.623,37 14,84 3 Mediteran Tropaquept 32.155,33 23,14 4 Kambisol Dystrandept 24.872,25 17,.90 5 Podsolik Tropudult 514,82 0,37 6 Oksisol Haplorthox 4.061,49 2,92 7 Rendzina Millisols 15.548,70 11,19 8 Litosol Dystropept 35.168,19 25,30 9 Regosol Tropopsament 62,57 0,05 138.987,16 100,00 Total Sumber : ... Berdasarkan tabel di atas, Litosol, mediteran, dan kambisol merupakan jenis tanah yang dominan di Pacitan. Ketiga jenis tanah ini umumnya menempati wilayah berbukit hingga bergunung. Jenis tanah lainnya yang juga cukup luas terdapat di wilayah ini adalah koluvial dan rendzina. Koluvial banyak dijumpai di daerah dataran kaki bukit dengan lereng datar. Jenis tanah lainnya, yakni aluvial, oksisol, podsolik, dan regosol hanya dijumpai dalam luasan yang sempit dan spot-spot. Aluvial banyak dijumpai di dataran aluvium Sungai Grindulu dan Sungai Lorog. Sedangkan oksisol hanya dijumpai dalam luasan yang sangat kecil berasosiasi dengan podsolik di daerah agak berbukit hingga berbukit di wilayah Tulakan. Regosol dijumpai di daerah pesisir pantai Teluk Pacitan. 2.2.4 Hidrologi Secara hidorlogis wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 5 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Grindulu, DAS Baksoko, DAS Lorog, DAS Pagotan, dan DAS Bawur. Daerah Aliran Sungai Grindulu memiliki topografi datar hingga bergunung dengan elevasi tertinggi 1.100 m di atas permukaan air laut (Gunung Gembes) dan mempunyai wilayah paling besar yaitu meliputi 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tulakan, Punung, Pringkuku, Tegalombo, Nawangan, dan Bandar. Luas DAS kurang lebih 1.500 km2 dengan panjang kurang lebih 52 km. Dominasi penguasaan lahan tegalan oleh penduduk setempat telah berdampak pada perkembangan kondisi tanah permukaan lahan DAS Grindulu yaitu 61,29% merupakan tanah dengan solum sangat tipis dan dijumpai singkapan batuan induk litosol. Kondisi demikian mengakibatkan mudah terkikisnya lapisan top soil yang berdampak pada tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi di DAS Grindulu. Hail perhitungan erosi secara kasar dengan memperhatikan karakteristik tanah, pola penggunaan lahan dan pengelolaan lahan serta kondisi topografi menunjukkan bahwa tingkat erosi di DAS Gridulu sangat tinggi setiap tahun paling tidak akan terangkut tanah kurang lebih 60 ton ha/tahun (maks yang dapat ditolerir 12,5 ton/ha/th). Disamping aliran permukaan, di Kecamatan Pringkuku dan Donorojo terdapat aliran bawah permukaan (sungai bawah tanah) yang mengalir melalui sistem loronng gua atau saluran bawah tanah yang rumit, dan berkembang pada batugamping (karst) fasies terumbu, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan debit dari sumber sungai bawah tanah ini mencapai 176,70 l/det. Tabel 2.... Inventarisasi Sungai Kabupaten Pacitan No 1 2 3 4 5 Nama Sungai Grindulu Lorog Baksoko Pagutan Bawur Panjang (km) 70,00 51,77 25,34 33,73 12,27 Lebar (m) Permukaan Dasar 97,00 64,67 74,00 49,33 42,00 28,00 26,00 17,33 24,00 16,00 Kedalaman (m) 10,78 8,22 4,67 5,78 5,33 Debit (m3/det) Maks. Min. 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Kebonagung Asem Gandok Tinatar Ponggok Teleng Tengi Cangkring Pradah Brungkah 18,43 28,22 11,74 13,87 5,59 8,31 17,26 31,17 25,41 32,00 44,00 59,00 23,00 25,00 62,00 67,00 35,00 65,00 21,33 29,33 39,33 15,33 16,67 41,33 44,67 23,33 43,33 7,11 4,89 6,56 5,11 5,56 6,89 7,44 3,89 7,22 Sumber : Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kabupaten Pacitan tahun 2011 Peta Daerah Aliran Sungai. 2.2.5 IKLIM Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim Tropika basah dengan 2 musim yaitu musim hujan (bulan Oktober-April) dan musim kemarau (bulan April-Oktober). Berdasarkan pencatatan selama 24 tahun terakhir curah hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanan maksimum rata-rata 416 mm yang terjadi pada bulan Januari dan curah hujan bulanan minimum rata-rata 53 mm yang terjadi pada bulan Agustus. Suhu rata-rata 270C sedangkan kecepatan angin antara 30-50 km/jam. Analisis terhadap data iklim sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan pembangunan, baik di bidang teknik sipil maupun pertanian. Untuk keperluan analisis data iklim di wilayah Kabupaten Pacitan, maka telah dikumpulkan data curah hujan dan hari hujan dari 12 Stasiun Pengamat Hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan dan data unsur iklim lainnya (temperatur udara, kelembapan udara, penyinaran matahari, dan kecepatan angin) dari stasiun iklim Pringkuku dan stasiun iklim Tulakan. a. Curah Hujan dan Hari Hujan Berdasarkan data curah hujan yang berhasil dihimpun Kabupaten Pacitan dari 12 stasiun pengamat hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 2.023 mm/tahun (Tegalombo) sampai 2.746 mm/tahun (Purwosari), dengan rata-rata hari hujan tahunan berkisar antara 98 hari/tahun hingga 134 hari/tahun. Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan basah(>200 mm) berlangsung antara Oktober sampai Maret. Sedangkan bulan kering (<100 mm) umumnya berlangsung pada bulan Mei sampai September. b. Temperatur Udara, Kelembapan Udara, Penyinaran Matahari, dan Kecepatan Angin. Temperatur udara rata-rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku adalah 27,70C, dengan temperatur maksimum 300C. Sedangkan temperatur udara rata-rata bulanan di Stasiun iklim Tulakan adalah 26,40C, dengan temperatur maksimum 31,30C. Kelembapan udara rata-rata daerah ini tergolong tinggi. Kelembapan udara ratarata bulanan di stasiun Pringkuku adalah 97,7%, sedangkan di Tulakan 92,9%. Kecepatan angin rata-rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku 52 km/hari, sedangkan di stasiun iklim Tulakan 63,2 km/hari. Penyinaran matahari tergolong sedang dan rendah. Rata-rata penyinaran matahari bulanan di stasiun iklim Pringkuku 47,4%, sedangkan di stasiun iklim Tulakan tercatat 32,7%. Rata-rata radiasi matahari di stasiun iklim Pringkuku 439,1 cal/cm2/hari, sedangkan di stasiun iklim Tulakan 356,2 cal/cm2/hari. 2.2.6 PENGGUNAAN LAHAN Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan dikelompokkan ke dalam: hutan lebat, hutan belukar, hutan buatan, kebun campuran, tegalan, sawah, permukiman, tanah, danau, dan sungai (tabel 2.4). ` Tabek 2.4 Luas Penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan Pola Penggunaan Arjosari Bandar Donorojo Kebonagung Nawangan Ngadiojo Pacitan Pringkuku Punung Sudimoro Tegalombo Tulakan Lahan Hutan Lebat Luas Kabupaten Kecamatan 29 0 0 0 0 0 7 97 0 439 0 0 HA 573,37 Hutan Belukar Hutan Buatan Kebun Rakyat Kebun Campuran Tegalan Sawah Permukiman Tanah Sungai Danau Jumlah 2.2.7 WILAYAH PEKA BENCANA ALAM DAN WILAYAH KRITIS Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menjadikan kawasan Indonesia ini memliki kondisi geologi yang sangat kompleks. Selain menjadikan wilayah Indonesia ini kaya akan sumberdaya alam, kandungan logam, mineral, minyak bumi, gas dan bahan tambang lainnya merupakan salah satu konsekuensi logis kekompleksan kondisi geologi di Indonesia yang menjadikan daerah-daerah memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam. Daerah rawan bencana alam gempa bumi dan tsunami Indonesia hampir semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya tinggi. Selain itu keberadaan sirkum mediteran yang merupakan salah satu baris pegunungan di bumi dimana diantaranya mempunyai karakteristik sebagai gunung aktif. Hal ini merupakan potensial terjadinya bencana alam vulkanis. Bahaya gempa tektonik dan vulkanik ini mempunyai dampak pada pantai selatan Jawa yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana gelombang tsunami. Jalur gempa tektonik yang pada akhirnya akan menimbulkan tsunami memanjang dari pegunungan Himalaya, India Selatan, Sri Langka, Maladewa berlanjut ke selatan Pulau Sumatera membelok ke timur di sepanjang pantai selatan Jawa hingga Laut Banda, lalu membelok ke utara melalui Sulawesi, Filipina, dan Jepang. Daerah Jawa Selatan khususnya Cilacap, Kebumen, Wonogiri hingga Pacitan yang berada di atas lempeng India-Auastralia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Kondisi lempeng Jawa Selatan % 0,41 yang rapat dan tertekan itu sewaktu-waktu bisa patah sehingga menimbulkan gempa. 2.2.7.1 Gempa Bumi Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas lempeng India-Australia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat tekanan dari lempeng EropaAsia. Berdasarkan hal tersebut maka seluruh wilayah Kabupaten Pacitan termasuk kedalam kawasan rawan gempa bumi. 2.2.7.2 Kawasan Rawan Tanah Longsor/Gerakan Tanah Adapun kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah di Kabupaten Pacitan merupakan daerah yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 40% dan kawasan yang memiliki jenis tanah Redzina dan litosol. Pada kawasan yang memiliki kriteria tersebut penggunaan lahan sedapat mungkin berupa hutan lindung/hutan rakyat. 2.2.7.3 Kawasan Rawan Gelombang Pasang Tsunami Adapun kecamatan yang merupakan kawasan rawan bencana tsunami dan perlu diatur penggunaan lahannya adalah seluruh wilayah pantai di bagian selatan Kabupaten Pacitan yang memiliki kemiringan landai dan juga wilayah-wilayah yang dilalui oleh sungai-sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. 2.2.7.4 Kawasan Rawan Banjir Titik-titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan sangat erat kaitannya dengan keberadaan sungai - sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah sebagian wilayah Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Kebonagung. 2.3 KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan mengetahui karakteristik kependudukan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan fasilitas dan kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang telah ditetapkan. Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi penduduk dan karakteristik sosial budaya. 2.3.1 JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan selama sepuluh tahun terakhir (2001-2010) mengalami penurunan, yaitu 543.252 jiwa pada tahun 2001 menjadi 540.881 jiwa pada tahun 2010. Berikut ini adalah data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Pacitan dari tahun 2001-2010 (tabel 2.5) Tabek 2.5 Jumlah Penduduk, Rata-rata Penduduk per Desa, dan Kepadatan Penduduk Selama 10 Tahun Terakhir No Tahun Jumlah Desa Jumlah Rata-rata Penduduk Kepadatan Penduduk per Desa Penduduk 1 2001 164 543.252 3.312,51 390,86 2 2002 164 545.409 3.325,66 392,42 3 2003 164 547.308 3.337,24 393,78 4 2004 164 549.069 3.347,98 395,05 5 2005 164 551.759 3.364,38 396,99 6 2006 164 551.155 3.360,70 396,55 7 2007 171 555.262 3.247 400 8 2008 171 557.029 3.257 401 9 2009 171 558.644 3.267 402 10 2010 171 540.881 3.163 390 Sumber : Kabupaten Pacitan dalam Angka Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk Tahun 2000, maka terjadi pertambahan penduduk sebanyak 15.123 jiwa atau pertumbuhan rata-rata penduduk sebesar 0,67% per tahun. Sehingga walaupun jumlah penduduk semakin bertambah dari tahun ke tahun, namun pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan menurun. Melambatnya pertumbuhan penduduk ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah migrasi penduduk ke daerah lain. Kondisi ini akan mempengaruhi rencana pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan. 2.3.2 PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK Distribusi penduduk Kabupaten Pacitan dapat dikatakan tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Tegal Timur dengan 74.623 jiwa (29,80%), sedangkan Kecamatan Margadana merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 51.830 jiwa (20,98%). Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Pacitan pada Tahun 2008 adalah 8,756 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kelurahan Kejambon Kecamatan Tegal Timur dengan tingkat kepadatan sebesar 14.036 jiwa/km2, 2.3.1 PERTUMBUHAN PENDUDUK 2.5 Sosial Budaya 2.5.1. Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Pacitan TK SLTP Kecamatan Neger i No Perguru an Tinggi SD Swast a Negeri Swa sta Negeri MTs Swa sta Neger i SLTA Swast a MA Swast a Ne ger i SMK Swast a Neger i Swas ta 0 1 1 1 Donorojo 19 32 4 2 Punung 29 31 3 3 Pringkuku 1 21 28 3 1 4 Pacitan 1 33 34 5 3 1 2 5 Kebonagung 32 34 2 2 1 5 6 Arjosari 19 36 3 1 6 7 Nawangan 18 32 4 1 3 8 Bandar 24 30 4 2 4 9 Tegalombo 15 D 40 3 3 4 1 2 1 4 4 3 1 2 2 5 2 1 2 0 1 2 5 1 1 1 0 1 1 10 Tulakan 1 46 49 11 Ngadirojo 1 33 44 12 Sudimoro 8 23 297 413 Total 4 4 1 5 45 Sumber : Dinas Pendidikan Pacitan 2011 1 Ne ger i 1 1 21 3 1 0 1 1 3 34 Ne ge ri Sw ast a - - 1 0 2 9 1 1 2 3 3 1 1 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 12 8 13 2.5.2 Penduduk Miskin Sewaktu buku Putih ini di susun jumlah keluarga miskin di Kabupaten Pacitan hasil keluaran BPS tahun 2011 belum bisa di kelurakan secara resmi, maka dari itu pokja maka data PPls tahun 2008. 2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH Bagan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN PROGRAM EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG KESEHATAN KELUARGA BIDANG PELAYANAN KESEHATAN SEKSI SEKSI KESEHATAN ANAK,REMAJA DAN USIA LANJUT SEKSI KESEHATAN IBU, BAYI DAN REPRODUKSI SEKSI GIZI UPT PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR SEKSI REGULASI KESEHATAN DAN SARANA SEKSI OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN BIDANG PROMOSI KESEHATAN DAN UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT SEKSI PENCEGAHAN DAN PENGAMATAN PENYAKIT SEKSI PEMBERANTASAN PENYAKIT SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN UPT GUDANG FARMASI UPT LABORATORIUM KESEHATAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKSI DATA DAN INFORMASI KESEHATAN SEKSI UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT SEKSI SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Bagan Organisasi Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Pacitan KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN PROGRAM EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG CIPTA KARYA BIDANG TATA RUANG SUB BAGIAN KEUANGAN PROGRAM SEKSI TATA BANGUNAN SEKSI TATA RUANG KAWASAN KHUSUS DAN PERDESAAN SEKSI TATA PERUMAHAN SEKSI TATA RUANG PERKOTAAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN SEKSI KEBERSIHAN SEKSI PERTAMANAN SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN AIR BERSIH SEKSI PENERANGAN JALAN UMUM Bagan Organisasi Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kabupaten Pacita KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM DAN PROGRAM EVALUASI DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN PROGRAM BIDANG BINA MARGA BIDANG PERALATAN BIDANG PENGAIRAN SEKSI PEMBANGUNAN JARINGAN PENGAIRAN SEKSI PERALATAN DAN PERBEKALAN SEKSI PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN SEKSI PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN SEKSI OPERASIONAL SEKSI SUMBER DAYA AIR SEKSI PENGENDALIAN OPERASIONAL JALAN DAN JEMABATAN Bagan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan KEPALA KANTOR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN SEKSI PENGEMBANGAN KAPASITAS LINGKUNGAN SEKSI PENGENDALIAN DAN EVALUASI LINGKUNGAN Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pacitan KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN PROGRAM , EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG EKONOMI BIDANG SOSIAL BUDAYA BIDANG FISIK DAN PRASARANA SUB BIDANG PENDIDIKAN,KEBUDAYAA N DAN TENAGA KERJA SUB BIDANG KOPERASI USAHA KECIL,MENENGAH,INDUST RI, PERDAGANGAN DAN PARIWISATA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB BIDANG PERHUBUNGAN,PENG AIRAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL SUB BIDANG PERMUKIMAN,TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG PEMERINTAHAN,KESEHAT AN DN KESEJAHTERAAN SOSIAL SUB BIDANG PERTANIAN DAN KELAUTAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BIDANG PROMOSI DAN INFORMASI SUB BIDANG PENGEMBANGAN DAN PENGENDALIAN Bagan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Keluarga Berencana KEPALA BADAN SEKRETARIAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM , EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUB BIDANG PENEGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PEDESAAAN SUB BIDANG PENGEMBANGAN KONSERVASI DAN REHABILITASI LINGKUNGAN BIDANG SOSIAL BUDAYA DAN USAHA EKONOMI MASYARAKAT SUB BIDANG SOSIAL BUDAYA SUB BIDANG PEMBANGUNAN DAN USAHA EKONOMI MASYARAKAT SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG PEMERINTAHAN DESA DDAN KELURAHAN SUB BIDANGPEMBERDAYAAN PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN SUB BIDANG KEUANGAN DAN ASET DESA DAN KELURAHAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG KELEMBAGAAN SUB BIDANG PENGUATAN KELEMBAGAAN SUB BIDANG PERAN SERTA MASYARAKAT Bagan Organisasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN PROGRAM , EVALUASI DAN PELAPORAN BIDANG MANAJEMEN LALULINTAS DAN ANGKUTAN SEKSI MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS SEKSI ANGKUTAN BARANG DAN ORANG SEKSI PENGENDALIA N DAN OPERASI BIDANG SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG POS,TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SEKSI PELABUHAN, TERMINAL DAN PARKIR SEKSI PENGUJIAN KENDARAAN DAN PERBENGKELAN SEKSI PEMBINAAN KESELAMATAN TRANSPORTASI SEKSI PENGEMBANGAN POS DAN TELEKOMUNIKASI SEKSI PEMBERDAYAAN TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA SEKSI KELEMBAGAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TELEMATIKA Bagan Organisasi Badan Pelayanan Perizinan Kabupaten Pacitan KEPALA KANTOR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI INFORMASI DAN PENDAFTRAN SEKSI PEMROSESAN DAN PENERBITAN SEKSI PENGENDALIAN DAN EVALUASI